Ilham Romli Ishaq PMD3023006 Kelas R Ir. Samsudin Raidi
Peningkatan Kualitas “Solo Is Solo Street Art Market Koridor Gatot Subroto Surakarta Sebagai Ruang Budaya Kota Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Batasan Penelitian
Metodologi
Street Market atau pasar jalanan bukan hanya tempat perdagangan komersial, tetapi juga merupakan sumber kehidupan sehari-hari yang kaya. Zukin (2012) menggambarkannya sebagai "ruang sosial di mana identitas budaya terbentuk, dipelajari, dan direproduksi." Pasar jalanan Kota Solo, awalnya Pasar Malam Ngarsopuro, diinisiasi oleh Walikota Joko Widodo pada 2008 untuk memfasilitasi ekonomi UMKM. Namun, setelah 15 tahun di bawah manajemen Dinas Koperasi Usaha Menengah Kecil Kota Surakarta, pasar ini dianggap tidak mendukung UMKM karena aturan yang ketat. Pada tahun 2017, Solo Is Solo dan Pemerintah Kota Solo menggelar Festival Mural di Koridor Gatot Subroto, melibatkan seniman mural untuk mempercantik visual koridor. Revitalisasi koridor dilakukan pada tahun 2021 setelah aksi mural menarik perhatian. Pada tahun 2022, Solo Is Solo melihat potensi pasar jalanan di koridor tersebut dan menciptakan Street Art Market sebagai alternatif ramah pelaku kreatif independen. Pasar ini bertujuan mengatasi masalah di Pasar Malam Ngarsopuro, memberikan wadah bagi pelaku kreatif, dan mendukung UMKM secara inklusif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan nilai kualitas dari Street Art Market itu sendiri, dengan meningkatkan nilai kualitas sebagai ruang budaya kota, beberapa aspek-aspek seperti sosial, komersial dan budaya. Berdasarkan hasil analisis data dan penemuan di lapangan, beberapa kriteria telah di temukan untuk meningkatkan Solo Is Solo Street Art Market untuk mempunyai nilai dan fungsi bagi pengunjung. Saran didasarkan pada kendala-kendala yang diidentifikasi dari penelitian, seperti kurangnya area duduk, penataan pedagang, kurangnya area parkir, dan lebar trotoar yang tidak sesuai.
Penelitian ini melibatkan pengumpulan data tentang pengaturan fisik, elemen-elemen ruang, aktivitas, dan pengalaman pengguna, Menurut Shamsuddin dkk. (2008), ada tiga faktor utama dalam pasar jalanan tradisional adalah penggunaan dan aktivitas, akses dan keterhubungan, serta kenyamanan dan persepsi. Kamarudin dkk. (2015) juga menjelaskan bahwa pasar jalanan memiliki tiga nilai yang mempengaruhi kualitasnya, yaitu nilai sosial di tentukan oleh hal-hal tertentu, yaitu fasilitas, dan suasana, lalu nilai komersial di tentukan oleh kualitas produk yang dijual, seberapa menarik produk tersebut, dan terakhir adalah nilai budaya, dipengaruhi oleh masyarakat lokal, aktivitas dan lokasi pasar jalanan itu sendiri. Faktor-faktor ini memandu evaluasi kualitas pasar jalanan sebagai tempat budaya perkotaan yang hidup. Dan persepsi dan umpan balik dari pengguna diperoleh melalui pemikiran mereka tentang Solo Is Solo Street Art Market juga dibutuhkan untuk memunculkan nilai-nilai yang harus di tingkatkan.
Kualitatif dan Kuantitatif, Kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi kondisi fisik objek, lalu kuantitatif untuk mengkaji persepsi pengunjung terhadap kualitas Street Art Market sebagai ruang budaya, sosial, dan komersial
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat membimbing peningkatan kualitas dan representasi dari Street Art Market itu sendiri serta pasar-pasar jalanan lain di Kota Surakarta.
Pembahasan
Kerangka Penelitian dan Perencanaan
Koridor Slamet Riyadi
U
Pasar jalanan ini digelar setiap hari Jum’at dan Sabtu malam hari, beroperasi pada 2 sisi ruang pejalan kaki yang di lengkapi kanopi peneduh yang berlokasi di Koridor Gatot Subroto, Koridor yang penuh mural yang indah, hasil karya seniman-seniman Kota Solo. Dimensi, material, dan kondisi dari ruang pejalan kaki ini hampir sama di sepanjang koridor. Koridor Gatot Subroto, sebagai penghubung vital dengan Koridor Slamet Riyadi, Diponegoro, dan Dr. Rajiman, memiliki nilai historis tinggi dengan sejarah yang kaya. Menurut R. Siti dkk (2020), koridor ini memiliki peran krusial sebagai jalur yang menghubungkan Pura Mangkunegaran dan pasar Singosaren, menciptakan hubungan yang erat antara dua elemen menarik tersebut. Konsep linkage menjelaskan keterkaitan penting dalam wilayah kota, menciptakan jejak fisik yang memperkuat daya tarik Solo Is Solo sebagai destinasi kunjungan.
Ngarsopuro Night Market Koridor Diponegoro
A
*
B
C
Panjang Street Art Market terlaksana
Koridor Gatot Subroto PAS A SING R/PLAS A OSA REN
* Legenda : Kepadatan Sedang Kepadatan Tinggi Kepadatan Sangat Tinggi
*
Entrance Titik Sentra Kuliner
Street Art Market sendiri kurang memiliki area duduk yang cukup. Ruang bagi pengunjung untuk duduk dan berhenti dapat berfungsi untuk mendorong orang berinteraksi sosial, menyaksikan dan mendengarkan orang lain, atau menikmati pemandangan, suara, dan aroma, bukan hanya interaksi sosial antara pedagang dan pengunjung. Dapat disimpulkan bahwa suasana hidup Solo Is Solo Street Art Market tidak hanya bergantung pada kegiatan komersialnya, tetapi juga pada kegiatan sosial. Secara tidak langsung, kegiatan komersial dan sosial di sana mencerminkan kegiatan budaya orang Indonesia, karena pasar malam dapat dianggap sebagai "panggung di mana drama kehidupan bersama terungkap" (Carr et.al, 1992:3).
Titik Pertunjukan/ Hiburan
Ide Gagasan
ISU DAN MASALAH
OBSERVASI LAPANGAN
STUDI LITERATUR
SURVEY KUISIONER
ANALISIS
PERANCANGAN
Solo Is Solo Street Art Market terbukti memiliki beberapa nilai-nilai atau hal yang mendukung Street Art Market ini adalah sebuah ruang di perkotaan atau tempat untuk berkumpul dan berinteraksi. Studi ini menyimpulkan Solo Is Solo Street Art Market memiliki nilai-nilai yang mendukung sebagai ruang budaya urban, namun, perlu ditingkatkan agar pengalaman pengunjjung lebih berkesan dan aman
BANGUNAN PERTOKOAN EXISTING
SEATING FACILITY
AMPHITEATRE MULTIFUNGSI SEBAGAI SEATING AREA
ZONA BANGUNAN
2,544 3,500
GAPURO
BST STOP
ZONA SIRKULASI PEDAGANG
MEJA ATAU KIOS PEDAGANG
PLANTER BOX
KONSTRUKSI KANOPY (EXT)
3,000
3,000
3,000
3,000
Denah Penataan Fasilitas Intervensi desain hanya menambah fasilitas untuk mewadahi aktivitas-aktivitas di Street Art Market, seperti aktifitas jual-beli, aktifitas interaksi antar pengunjung, dengan menambah seating area yang tersebar di sepanjang koridor.
Denah Penambahan Amphiteatre
Meja pedagang pun di tata menjadi dinamis,sisi kanan dan sisi kiri agar penglihatan pengunjung tidak terpaku pada satu sisi.
Denah Layout Bagian BANGUNAN PERTOKOAN
Sebelum
BANGUNAN PERTOKOAN
KANOPY
Sesudah
KANOPY RUANG PARKIR
RUANG MILIK BANG.
TROTOAR
JALAN
TROTOAR
RUANG MILIK BANG.
Potongan
Perspektif
Pada titik hiburan yang sering menjadi titik terpadat di Street Art Market ini, Amphiteater mini ditambahkan guna menampung penonton yang menonton, jika street art market tidak digelar, amphiteater ini dapat berfungsi menjadi seating area tambahan di sekitar koridor.