Ade..., Papua Menunggumu 2014

Page 1

UNIT PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT 2014

Ade…, Papua Menunggumu

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU

i


Aku Papua Tanah Papua tanah yang kaya surga kecil jatuh ke bumi Seluas tanah sebanyak madu adalah harta harapan Tanah papua tanah leluhur Disana aku lahir Bersama angin bersama daun Aku di besarkan Hitam kulit keriting rambut aku papua Hitam kulit keriting rambut aku papua Biar nanti langit terbelah aku papua Oooh‌, Oooh‌, Tanah Papua tanah yang kaya surga kecil jatuh ke bumi Seluas tanah sebanyak madu adalah harta harapan Tanah papua tanah leluhur Disana aku lahir Bersama angin bersama daun Aku di besarkan Hitam kulit keriting rambut aku papua Hitam kulit keriting rambut aku papua Biar nanti langit terbelah aku papua

by Edo Kondologit

i

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU


PRAKATA / FOREWORD

P

endidikan bagi Orang Asli Papua (OAP) adalah bidang yang utama dan strategis untuk menanggulangi ketertinggalan Papua diberbagai bidang, demikian salah satu diagnosa Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B). Cara pelaksanaannya dalam penanganan pendidikan bagi OAP haruslah dengan cara yang Bambang Darmono, Kepala UP4B berbeda. Untuk itu, Program Afirmasi Pendidikan OAP telah digagas dan direalisasikan atas kerjasama UP4B bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, beberapa Kementerian, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kab/Kota.

Education for Papuans (OAP) is a key and strategic areas to overcome the backwardness of Papua in various fields, so one diagnosaUnit Acceleration of Development in Papua and West Papua (UP4B). How to implement it in the handling of education for OAP must be a different way. To that end, OAP Affirmations Program has been initiated and realized in cooperation UP4B with the Ministry of Education and Culture, several Ministries, Provincial Education Department and the Department of Education Kab/ Kota..

Program Afirmasi Pendidikan OAP telah dimulai pada tahun 2012. Ribuan putraputri asli Papua telah meninggalkan tanah Papua untuk menempuh pendidikan di luar Papua. Tiga angkatan mahasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) dari seluruh wakil masing-masing Kab/Kota se tanah Papua telah tersebar ke 39 PTN di luar Papua. Demikian juga dengan Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), dua angkatan siswa ADEM yang mewakili Kab/Kota telah diberangkatkan ke 6 Provinsi di Jawa dan Bali. Selain itu, Program Afirmasi Pendidikan Vokasi diberbagai kejuruan juga diselenggarakan. Bahkan Program Afirmasi STAN pendidikan Diploma satu (D-I) telah diwisuda.

Affirmations Education Program OAP was started in 2012. Thousands of students have left the ground Papuans of Papua to study outside of Papua. Three forces students Affirmations of Higher Education (ADIK) of all representatives of the respective districts / cities in Papua has spread to 39 state universities outside of Papua. Likewise, the affirmation of Secondary Education Program (ADEM), the two forces ADEM students representing Kab/Kota have been dispatched to the 6 provinces in Java and Bali. In addition, various Vocational Affirmations Education Program also held. Even Affirmations STAN Diploma Program one (DI) has graduated.

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

i


Keperpihakan, pengecualian dan pendampingan merupakan kunci keberhasilan Program Afirmasi Pendidikan bagi para siswa dan mahasiswa afirmasi Papua. Latar belakang kondisi infrastruktur dan penyelenggaraan pendidikan di Papua menjadi alasan utama diciptakannya Program Afirmasi. Selain itu, budaya Papua juga terdapat unsur yang menghambat pendidikan bagi putra-putrinya. Dengan Program Afirmasi Pendidikan yang sedang dijalani oleh putra-putri Asli Papua, diharapkan 5 - 10 tahun lagi akan nampak para alumni Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) dan Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) serta Program Afirmasi Pendidikan Vokasi telah lulus dan akan berkiprah di bidang masing-masing baik di Papua maupun di luar Papua.

Affirmation, exceptions and mentoring is key to the success of Affirmation Education Program for students and student affirmation of Papua. Background conditions of infrastructure and the provision of education in Papua was the main reason the creation of Affirmations Program. In addition, there are also elements of Papuan culture that hinder education for their children. With Affirmations Education Program being undertaken by the children of Papuan, expected 5 —10 years would seem alumni Affirmations Program of Higher Education (ADIK) and the Secondary Education Program Affirmations (ADEM) and the Vocational Education Program Affirmations have passed and will take part in the their respective fields both in Papua and outside Papua.

Sajian Buku “Ade..., Papua Menunggumu” ini dapat memberikan informasi secara nyata tentang apa yang sedang dijalankan oleh para siswa dan mahasiswa afirmasi Papua dalam menempuh pendidikannya. Diharapkan dapat juga memberikan gambaran yang utuh kepada mereka yang peduli demi kemajuan tanah Papua dan kemakmuran OAP.

Serving Book “Ade ..., Papua Waiting” can provide real information about what is being run by the students and the students in the Papua affirmations schooling. Expected to also give a complete picture to those who care for the progress and prosperity of the land of Papua OAP.

Jayapura, Oktober 2014 Kepala UP4B.

BAMBANG DARMONO

ii

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU


Ade..., Papua Menunggumu “Pendidikan untuk semua” merupakan untaian kata penting yang menginspirasi dan melatarbelakangi gagasan Program Afirmasi Pendidikan Orang Asli Papua (OAP). Ketimpangan bidang pendidikan di Papua (Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat) dibanding provinsi diluar Papua cukup mencolok. Indeks Pembangunan manusia (IPM) Papua (65,36) yang rendah di Indoneseia dibanding IPM provinsi lainnya (rata-rata nasional: 72,77). Rendahnya IPM di Papua terlihat nyata adanya kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Terapi atas kondisi dimaksud adalah memberikan akses pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan kepada OAP yang dikemas dalam affirmative action.

Upacara Bendera para Siswa di SD Hupatma, Kab. Nduga "Education for all" is an important string of words that inspire and underlying ideas Affirmation Education Program for Papuan (OAP). Inequality in education in Papua (Papua and West Papua Provinces) than outside the province of Papua is quite striking.

Human Development Index (HDI) Papua (65.36) is lower than the lowest even other provinces (national average: 72,77). The low HDI in Papua visible presence of poverty, ignorance and backwardness. Therapy for the condition in question is to provide access to education and improving the quality of education to the OAP are packed in affirmative action.

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU

1


Ungkapan education for all, juga secara eksplisit terkandung pada konstitusi kita. Dalam Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama dan gender berhak memperoleh pendidikan. Dalam regulasi terkait, yaitu pasal 5 ayat (1) Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga mengamanatkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Secara spesifik juga dinyatakan pada pasal 5 ayat (3) bahwa warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus. The phrase education for all, also explicitly contained in our constitution. In the Preamble of the 1945 Constitution stated that one of the goals of the Republic of Indonesia is the nation's intellectual life. Therefore, every Indonesian citizen, regardless of social status, race, ethnicity, religion and gender are entitled to education. In a related regulation, namely Article 5 paragraph (1) of the Act number 20 of 2003 on National Education System also mandates that every citizen has an equal right to obtain a quality education. Also specifically stated in Article 5 paragraph (3) that citizens in remote or underdeveloped and isolated indigenous peoples are entitled to special education services. Mandat bagi Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas bagi OAP diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2011 Tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Pasal 3 ayat (e) bidang pendidikan bahwa menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas bagi masa depan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Selain itu, Peraturan Presiden Nomor 66 tahun 2011 Tentang Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pasal 4 ayat (3) b menyatakan bahwa UP4B memiliki fungsi mendorong pembangunan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan dan peningkatan pelayanan bidang pendidikan.

2

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

Kondisi kelas sekolah dasar di Kab. Yahukimo

The mandate of the Unit for the Acceleration of Development in Papua and West Papua (UP4B) to achieve the goal of quality education for OAP mandated under Presidential Decree No. 65 of 2011 on the Acceleration of Development in Papua and West Papua Province of Article 3, paragraph (e) education that prepares the source qualified human resources for the future of the Province of Papua and West Papua. In addition, Presidential Decree No. 66 of 2011 About the Unit for the Acceleration of Development in Papua and West Papua Provinces Article 4 paragraph (3) b states that UP4B has a function to encourage the development of public welfare through the expansion and improvement of educational services.


Ketidaktersediaan sekolah yang memadai dan ketidakterjangkauan pembiayaan pendidikan merupakan dua faktor utama sebagai penghambat bidang pendidikan yang dihadapi OAP selama ini. Sekolah yang memadai/ berkualitas jarang ditemukan di Papua. Kondisi pendidikan di Papua secara umum adalah kondisi fisik bangunan sekolah/ kelas yang tidak layak, guru yang tidak memadai baik kualitas maupun kuantitas, peralatan belajar seperti buku, perpustakaan, laboratorium yang minim atau tidak dimiliki, kadang pilihan lokasi sekolah jauh dari pemukiman penduduk, serta penunjang pendidikan lainnya seperti perumahan guru, air bersih, sanitasi tidak tersedia.

Belajar mengajar di SD Negeri Paro Kabupaten Nduga

Kondisi Rumah Guru di Makbon, Kabupaten Sorong

Unavailability of adequate school funding and inaccessibility of education are the two main factors as a barrier to education faced during this OAP. Adequate school / quality rarely found in Papua. The state of education in Papua in general is the physical condition of school buildings / class unworthy, inadequate teacher quality and quantity, learning tools such as books, libraries, laboratories were minimal or not owned, sometimes the choice of location of the school away from the settlements, and educational support such as teacher housing, clean water, sanitation is not available.

Kondisi SD Inpres 07 di Makbon, Kabupaten Sorong ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

3


Siswa SD Sausafor, Kab. Tambrauw

4

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU


Keterjangkauan dari sisi pembiayaan pendidikan bagi OAP telah banyak disediakan fasilitas oleh Pemerintah melalui pembebasan segala pungutan sekolah terhadap biaya operasional sekolah. Berbagai bentuk beasiswa di semua tingkatan pendidikan dan lain-lain bentuk, namun faktanya penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah di wilayah Papua pada semua tingkatan (SD, SMP dan SMA) tidak berjalan sebagai mana mestinya. Disamping itu, kadang adat kebiasaan menjadi faktor penentu terabaikannya pendidikan karena tidak menempatkan pendidikan sebagai prioritas bagi anak-anak mereka.

Proses belajar di Kab. Lanny Jaya

Affordability of financing education for OAP has many facilities provided by the Government through the release of all school levies against school operating costs. Various forms of scholarship at all levels of education and other forms, but the fact that the provision of education in schools in Papua at all levels (elementary, middle and high school) is not running as it should. In addition, customs sometimes be the deciding factor for the neglect of education does not put education as a priority for their children.

Anak usia sekolah Papua belum tersentuh pendidikan di Kabupaten Lanny Jaya ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

5


Terapi atas kenyataan bahwa adanya hambatan keterbatasan tersedianya sekolah dan keterbatasan pembiayaan pendidikan di Papua adalah memfasilitasi akses ke dunia pendidikan yang bermutu tanpa membebani biaya bagi Orang Asli Papua (OAP) haruslah dibuka seluas-luasnya. Salah satunya adalah Program Afirmasi Pendidikan Orang Asli Papua yang digagas dan direalisasikan atas kerja sama UP4B, Kemdikbud dan Kementerian lainnya serta Dinas Pendidikan Provinsi Papua dan Papua Barat termasuk Dinas Pendidikan Kab/Kota. Untuk Papua, terdapat tiga jenis program afirmasi pendidikan khusus untuk OAP, yaitu : 1.

Program Afirmasi Pendidikan Menengah, yang dikenal dengan ADEM

2.

Program Afirmasi Pendidikan Tinggi, yang dikenal dengan ADIK.

3.

Program Afirmasi Pendidikan Vokasi/Kejuruan

Cita-cita generasi mendatang Papua Therapy on the fact that the barriers and limitations of the limited availability of funding school education in Papua is the world's access to quality education without burdening costs for Papuan (OAP) should be completely open. One of them is the affirmation Education Program Papua native who conceived and realized in cooperation UP4B, Kemdikbud and other Ministries and the Department of the Province of Papua and West Papua, including the Department of Education Kab/Kota. For Papua, there are three types of special education afirmation programming for OAP , namely: 1.

Affirmations Secondary Education Program, known as ADEM

2.

Affirmations Higher Education Program, known as ADIK.

3.

Affirmation Program Vocational Education / Vocational Arahan intsruktur kepada calon Siswa ADEM

6

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU


Program Afirmasi Pendidikan, baik untuk pendidikan menengah, pendidikan tinggi maupun pendidikan vokasi pada prinsipnya merupakan percepatan pembangunan di bidang pendidikan yang menerapkan model pendidikan dengan bantuan pendidikan secara penuh, termasuk pendanaan beasiswa dan biaya hidup, untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas

sebagai upaya pemerintah memberikan kesempatan dan pemihakan kepada putra-putri asli Papua. Dengan demikian, program afirmasi pendidikan untuk OAP tersebut bukanlah seperti program beasiswa pada umumnya. Namun, program tersebut mengandung unsur keberpihakan, pengecualian, dan pendampingan.

Affirmations Education Program, both for secondary education, higher education and vocational education, in principle, is the acceleration of development in the field of education to implement the model of education with the help of a full education, including funding scholarships and living expenses, to attend higher education and qualified as an effort the government provides opportunities and to side with the sons and daughters of Papuans. Thus, educational programs for OAP affirmation is not such a scholarship program in general. However, the program contains elements of bias, exclusion, and mentoring.

Diskusi Bunda ADEM dengan Siswa ADEM ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

7


8

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU


Sebaran Siswa ADEM

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU

9


Program ADEM Model Program ADEM adalah pendidikan untuk OAP lulusan pendidikan SMP/MTs yang kurang mampu secara ekonomi namun memiliki prestasi akademik yang baik untuk mewakili masing-masing Kab/Kota di Papua untuk melanjutkan jenjang pendidikan SMA/SMK/MA tersebar di Pulau Jawa dan Bali. Program ADEM dimaksudkan guna meningkatkan kualitas pendidikan putra-putri asli Papua sedini mungkin, akulturasi budaya serta semangat kebangsaan. Para peserta program ADEM memperoleh pendanaan baik biaya pendidikan maupun biaya hidup dari Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Ditjen Pendidikan Menengah Kemdikbud.

ADEM is a model educational program for graduate education OAP SMP / MTs are economically disadvantaged but have a good academic record to represent each Kab/Kota in Papua for continuing education SMA / SMK / MA in Java and Bali. ADEM program is intended to improve the quality of children's education Papuans as early as possible, acculturation and national spirit. The program participants both ADEM funding educational costs and living expenses of the Government through the Directorate of Special Education and Special Services, Directorate of Secondary Education Kemdikbud.

Test Potensi akademik siswa ADEM di LPMP Jayapura

10

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU


Program Implementation ADEM has entered its second year. Beginning in 2013, ADEM has dispatched 500 students representing 42 districts / municipalities to 169 SMA / SMK across 6 provinces of Java and Bali. They live / lived in boarding schools for schools that have a dorm or living in a boarding house near schools. Some students there who lived with the principal / teacher assistant, has even considered part of the family and was treated like a son.

Pelaksanaan Program ADEM telah memasuki tahun kedua. Dimulai pada tahun 2013, telah diberangkatkan 500 siswa ADEM mewakili 42 Kab/Kota ke 169 SMA/ SMK tersebar di 6 provinsi Jawa dan Bali. Mereka tinggal/menetap di asrama sekolah bagi sekolah yang memiliki asrama atau tinggal di pemondokan dekat sekolah. Beberapa siswa ada yang tinggal bersama kepala sekolah/guru pendamping, bahkan sudah dianggap bagian dari keluarga dan diperlakukan seperti anak sendiri. Pada tahun 2014, berulang kembali 500 siswa ADEM diberangkatkan dari tanah Papua ke SMA/SMK tujuan yaitu 6 provinsi di pulau Jawa dan Bali. Hiruk pikuk keberangkatan Siswa ADEM angkatan II melibatkan orangtua, sanak saudara saat di 5 Bandara Papua dan Papua Barat. Perpisahan Siswa ADEM dengan mama papa terasa memilukan. Hanya tekad dan semangat untuk maju melalui pendidikan di Jawa dan Bali, mereka bersama rela untuk berpisah dalam kurun waktu yang cukup lama. Doa orang tua mengiringi kepergian Siswa ADEM untuk menempuh pendidikan nun jauh di luar Papua.

Proses belajar mengajar Siswa ADEM angkatan I di SMA PGRI Kota Batu

In 2014, 500 students ADEM repeats dispatched from Papua to SMA / SMK goal of 6 provinces in Java and Bali. The bustle of departure class II Students ADEM involving parents, relatives while at 5 Airports Papua and West Papua. Students Farewell ADEM with mama papa was heartbreaking. Only the determination and passion to progress through education in Java and Bali, they were willing to part together in a fairly long period of time. Prayer parents accompany the departure of Students ADEM to study distant outside Papua.

Pemberangkatan Siswa ADEM dari LPMP jayapura ke Sekolah Tujuan

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

11


M am a.. . Pap a... berangkat ee “Bae-Bae jangan lupa sembayang” Siswa ADEM berpamitan dengan mama dan Papa

Saat Siswa ADEM menjelang pemberangkatan ke sekolah tujuan

Rombongan Siswa ADEM boarding di Bandara Sentani, Jayapura

12

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU

k i to ng


Rombongan siswa ADEM berada di pesawat Garuda

Rombongan siswa ADEM turun dari pesawat Garuda

Rombongan siswa ADEM sampai di bandara tujuan

Siswa ADEM sampai ke Bandara tujuan

Rombongan Siswa ADEM sampai di kota studi

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

13


14

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU


“Kitong Tunggu Kamorang Lulus” ADE…, PAPUA MENUNGGUMU

15


Proses belajar computer SMA Pelita Bangsa, Bandung

A year after the first batch of students ADEM has an education / vocational school in Java and Bali. Bitter-sweet, happy-sad, as it navigates the ups and downs of life, including education method, which is different from their hometown in Papua. Only students who have a passion to move forward and keep up the steel-minded as many as 444 students and all grade XI. While the weak -minded and do not have a fighting spirit as many as 56 students chose to return to Papua because of certain reasons such as not fit with the atmosphere / new environmental conditions, not at home / at home, there are even reasons that seem contrived.

16

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

Setahun sudah siswa ADEM angkatan I mengenyam pendidikan SMA/SMK di Jawa dan Bali. Manis-getir, senang-sedih, suka-duka dalam mengarungi kehidupan, termasuk metode pendidikan, yang berbeda dibanding kampung halaman mereka di Papua. Hanya siswa yang memiliki semangat untuk maju dan bermental baja yang tetap lanjut dan seluruhnya sebanyak 444 siswa naik kelas XI. Sementara yang bermental lemah dan tidak memiliki semangat juang sebanyak 56 siswa memilih pulang kembali ke Papua karena alasan tertentu seperti tidak cocok dengan suasana/kondisi lingkungan baru, tidak betah/kerasan, bahkan ada alasan yang terkesan dibuatbuat.

Siswa ADEM dan guru pendamping di SMA Immanual , Kota Batu


Seperti contoh, ada siswa yang minta pulang namun setelah beberapa minggu hidup di Papua, orang tua dan siswa tersebut datang ke Kantor UP4B merasa menyesal dan minta izin dengan cara memaksa untuk melanjutkan kembali ke sekolah SMA semula yaitu SMA Immanuel Batu Provinsi Jawa Timur. UP4B dengan kewenangan yang dimiliki, memfasilitasi permintaan orang tua dan siswa ADEM tersebut. UP4B menghubungi kepala sekolah SMA dimaksud, namun dengan tegas kepala sekolah menolak permintaan siswa ADEM tersebut dengan alasan bahwa sejak awal siswa tersebut telah diberi pengertian untuk tetap melanjutkan sekolahnya akan tetapi orang tuanya memaksa untuk kembali ke Papua. Selain itu, siswa yang tidak hadir di kelas dalam sebulan tidak mungkin bisa mengejar ketertinggalan pelajaran dibanding siswa lain, dan dipastikan siswa tersebut tidak akan naik kelas. Kasus seperti ini menggambarkan bahwa Program ADEM bukan program yang main-main. As an example, there are students who are asked to go home, but after a few weeks of living in Papua, parents and students came to the office UP4B feel sorry and asked for permission by way of forcing it to resume back to the original high school that Immanuel High School Batu in East Java province. UP4B with authority possessed, facilitating the demand of parents and students of the ADEM. UP4B contact the High School principal in question, but with firm principals refuse ADEM students on the grounds that since the beginning of the student has given understanding to continue school but her parents forced to return to Papua. In addition, students who do not attend class in a month may not be able to catch up with the lessons compared to other students, and the students certainly will not be the next grade. Cases like this illustrate that the program is not a program that ADEM kidding.

Pengibar bendera Siswa ADEM di SMKN 3 Kuningan ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

17


Program ADEM memiliki standar perlakuan terhadap siswa disesuaikan dengan kondisi. Apabila siswa sakit harus berobat di tempat studi. Jika tidak mempunyai motivasi belajar akan diberikan motivasi oleh motivator. Dalam hal terjadi ketertinggalan prestasi akademik akan diberi matrikulasi/ pendalaman pelajaran dari guru pendamping di SMA/SMK tersebut. Tidak diperkenankan siswa atau orang tua siswa menentukan sendiri apa yang dikehendaki untuk menempuh pendidikan pada Program ADEM. Seluruh mekanisme/sistem pendidikan Program ADEM telah disusun dan diatur serta dituangkan pada Buku Panduan ADEM.

Siswa ADEM SMA Plus Astahanas, Subang

18

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

ADEM program has a standard treatment of the students adapted to the conditions. If students are ill should be treated in the study. If they do not have the motivation to learn will be given by motivational motivator. In the event of dropping academic achievement will be matriculation / depth lesson from teacher assistant at the high school / vocational school. Not allowed students or parents decide for themselves what is desired to study the program ADEM. The whole mechanism / system ADEM education program has been prepared and arranged, and poured in Handbook ADEM.


Lain lagi yang terjadi pada salah seorang siswa ADEM. Setelah sebulan bersekolah diketahui bahwa yang bersangkutan ternyata telah berusia 30 tahun. Kepala sekolah merasa keberatan atas hal tersebut. Dilakukan diskusi agar anak tersebut dapat terus bersekolah dengan dalih atau logika bahwa tidak ada salahnya anak umur 30 tahun tetap bersekolah. Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 juga diamanatkan bahwa tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, kepala sekolah berdalih bahwa ada peraturan di sekolah yang mengatur mengenai umur siswa di SMK tersebut. Akhirnya disepakati bahwa anak tersebut dipindahkan untuk mengikuti Program Kejar Paket C setara SMA yang belajar secara rutin pada hari Senin sampai dengan Kamis. Sedangkan hari Jumat dan Sabtu diizinkan belajar di SMK tersebut untuk mengambil kursus Teknik Komputer Jaringan (TKJ) mengingat siswa bersangkutan memiliki semangat belajar yang tinggi. Another happened to one of his students ADEM. After a month of school is known that in question turns 30 years old. The school principal objected to it. Discussion so that the child can continue to attend school under the pretext or the logic that there is no harm in 30-year -olds in school. Under the 1945 Constitution also mandated that the purpose of the Republic of Indonesia is the nation's intellectual life. However, the principal argued that regulations governing school aged students in the vocational school. Finally it was agreed that the child was moved to follow the Program Packet equivalent C High School who studied regularly on Monday to Thursday. While Friday and Saturday were allowed to learn in vocational school to take a course in Computer Engineering Network (TKJ) given the student in question has a high learning spirit.

Daniel Sandegau (30 tahun) bersama pembina

Praktek Siswa ADEM membatik di SMAKINDO, Magelang ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

19


Beberapa permasalah pada siswa ADEM angkatan I memang mengemuka. Setelah diidentifikasi terdapat beberapa masalah utama, antara lain : 1. Sebagian besar siswa ADEM ingin ditempatkan pada sekolah yang sama dengan anak Papua lainnya atau satu suku 2.

Banyak siswa ADEM yang minta pindah ke sekolah temannya tanpa alasan yang jelas

3.

Mayoritas siswa ADEM kesulitan dalam mengikuti mata pelajaran matematika, sains, bahasa inggris, komputer dan bahasa daerah (muatan lokal).

4.

Mayoritas siswa ADEM berperilaku malas

5.

Sebagian siswa ADEM memiliki penyakit bawaan.

6.

Siswa ADEM sulit ikut serta dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), karena tidak dapat memenuhi syarat kelengkapan KTP dan KK

Some problems in the first batch of students ADEM is raised. Once identified, there are several major issues, among others: 1.

Most ADEM students want placed on the same school with the other children or the tribe of Papua

2.

Many sADEM tudents were asked to move to his school for no apparent reason

3.

The majority of ADEM students difficulty in following the subjects of mathematics, science, English, computer and language areas (local charge).

4.

The majority of ADEM students behave lazy

5.

Some ADEM students has a congenital disease.

6.

ADEM students difficult to participate in the National Health Insurance Program (JKN), because it can not meet the requirement of completeness KTP and KK . Siswa ADEM SMA Rehoboth, Bandung

20

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU


Praktek elektronik di SMKN 1 Batang Hasil diskusi dengan siswa ADEM yang telah naik kelas XI, sungguh menggembirakan. Mereka bangga, mulai timbul sikap disiplin, jauh lebih pintar, lebih terbuka, tegak menatap masa depan. Proses akulturasi dengan budaya dimana mereka tinggal sudah terjadi. Kepada mereka dijanjikan bahwa setelah lulus Program ADEM bisa melanjutkan (dengan tes) ke Perguruan Tinggi Negeri melalui Program ADIK. Setelah mengetahui adanya program lanjutan ke PTN, tampak mereka mencanangkan untuk melanjutkan pendidikan sampai sarjana.

Siswa ADEM di asrama SMA Stela Duce, Yogyakarta

ADEM discussions with students who have a grade XI, is truly uplifting. They are proud, nascent discipline, much smarter, more open, upright looking to the future. The process of acculturation to the culture in which they live has occurred. To them promised that after graduation ADEM program can continue (with tests) to State Universities through ADIK Program. Once aware of any follow-up program to the state universities, they proclaimed seem to continue to undergraduate education.

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

21


APA KATA MEREKA / WHAT DID THEY SAID “Saya memilih musik angklung dan futsal sebagai kegiatan di luar sekolah. Saya merasa teman-teman di sekolah telah menerima kami anak Papua dengan baik. Hubungan dengan teman-teman non Papua juga harmonis.”

Sudirman Mariay SMA BPI 2 Bandung

"I chose the angklung and futsal as an activity outside of school. I find friends at school have received our fine Papuan children. Relationship with non Papua friends also harmonious. "

“Hai..., Saya berterima kasih kepada UP4B dan Direktorat Pembinaan PKLK Kemdikbud karena Program ADEM ini sangat bagus. Saya senang dapat belajar bersama-sama dengan temanteman disini. Saya bercita-cita menjadi Insiyur Pertanian dan nantinya ikut membangun Papua.” "Hi ..., I thank UP4B and Development of PKLK Kemdikbud because ADEM is a very good program. I am glad to be able to learn together with my friends here. I aspire to be of Agricultural Engineers and later helped build Papua. "

22

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU

“Saya sering ditugaskan sebagai pengibar bendera pada upacara di sekolah. Saya sangat senang dan betah melanjutkan pendidikan di Kota Semarang. Saya bercita-cita menjadi guru agar bisa mengajar di Tanah Papua. Setelah lulus di SMAN 3 Semarang ini saya ingin melanjutkan pendidikan saya di Universitas Negeri Semarang (UNES).” "I was often assigned as flag raisers at a ceremony at the school. I am very happy and at home continuing education in the city of Semarang. I aspire to be a teacher in order to teach in Papua. After graduating in SMAN 3 Semarang I want to Judith Flora Irene Awom continue my education at SMAN 3 Semarang the State University of

“Saya sangat senang dengan kegiatan pramuka, kebetulan pramuka menjadi kegiatan ektra kurikuler wajib di sekolah ini sehingga saya bisa menyalurkan minat dan bakat saya disini”

Dea Margareta Laheba SMA 2 Semarapura, Klungkung

Since Kalarce Zeifan SMA Kristen Yahya Bandung

"I am very happy with the scouts, scout happens to be a compulsory extracurricular activities at this school so I can channel my interests and talents here"


“Lamongan terasa nyaman temanteman sekelas sangat bersahabat, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah karena telah mengirim kami ke Lamongan. Kami saat ini sangat membutuhkan bantuan beasiswa tambahan dari Pemda sehingga kami dapat mengikuti les tambahan.”

Sergius Yewen SMAN 2 Lamongan

"Lamongan feels comfortable classmates are very friendly, we are very grateful to the government for having sent us to Lamongan. We are currently in dire need of additional scholarship assistance from the local government so that we can follow additional courses. "

“Terimakasih kepada pemerintah, disini kami diberikan pendidikan yang sangat layak, kami juga dibantu oleh teman-teman disini, mengajari kami bagaimanan harus bersikap dan berbagai hal yang tidak kami dapatkan di Papua. Buat adik-adik yang akan mengikuti program Adem ini yakinlah kalian pasti betah disini.” “Thanks to the government , here Fransiska Waromi we are given a very decent SMAN 1 Kajayan Pasuruan education , we are also assisted by friends here , we teach bagaimanan should behave and the things that we did not get in Papua . Remove Younger siblings who will join the program this Adem rest assured

“Saya akan membuktikan bahwa orang Papua tidak semuanya bodoh, pembuktian itu bermula dari diri saya sendiri. Saya akan berupaya membuktikan kepada teman-teman yang lain bahwa kami tidak bisa lagi dipandang sebelah mata dan akan mengunguli teman-teman yang lain.” "I will prove that Papuans are not all stupid, the evidence stems from myself. I will attempt to prove to other friends that we can no longer be underestimated and will supreme other friends. "

Carolina Elvere SMAN 4 Malang

Timenus Gwijangge SMKN 1 Klungkung

“Saya sangat senang , karena disini sering diskusi sehingga wawasan saya bisa bertambah . Di Papua fasilitas pendidikan sangat sulit, di sini luar biasa. Karena Tuhan saya dapat mengikuti program ini dan terima kasih juga kepada pemerintah pusat dan daerah yang telah mengirim kami ke sekolah ini.”

"I am very happy, because this is often a discussion so that I can grow insight. In Papua educational facilities is very difficult, here is incredible. Because God I can join this program and thanks also to the central and local governments that have sent us to this school. "

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU

23


Melihat sambutan yang luar biasa dari orang tua siswa maupun tokoh masyarakat Papua atas program ADEM, dalam menghadapi pelaksanaan Program ADEM tahun ke 2 Direktorat Pembinaan PKLK, Ditjen Dikmen bersama UP4B menyusun rencana kerja yang matang untuk pelaksanaan semua tahapan. Mulai dari agenda sosialisasi, pendaftaran, pendataan, seleksi berkas, pembekalan, penempatan dan mobilisasi sampai pada serah terima siswa ADEM kepada masing-masing kepala sekolah tujuan telah dituangkan pada Petunjuk Teknis ADEM bagi Putraputri Asli Papua. Seeing the overwhelming response from parents and community leaders on programs Papua ADEM, in dealing with the implementation of the Programme second year Directorate Developmen PKLK, DG Dikmen together UP4B prepare a work plan for the implementation of all the mature stages. Start of socialization agenda, registration, data collection, file selection, supply, placement and mobilization until the handover ADEM students to each school principal objectives have been outlined in the Technical Instructions of ADEM for son or daughter Papuan.

Dukungan keluarga terhadap Siswa ADEM

24

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

Keluarga ikut mendampingi pembekalan Siswa ADEM Dengan kuota 500 siswa untuk Papua, seluruh tahapan dapat dilalui dengan baik. Hampir semua Kab/Kota merasa kurang kuota, kecuali 3 kab yaitu Kab Puncak jaya, Kab Mappi dan Kab Boven Digoel tidak berpartisipasi dalam Program ADEM. Namun kuotanya diambil oleh Kab lain yang antusias terhadap program tersebut. Keikutsertaan Kab/ Kota dalam berpartisipasi pada Program ADEM diperlukan komitment dari para pejabat yang berwewenang. Hanya mereka yang memiliki visioner akan tanggap pada kebutuhan SDM di tanah Papua pada masa mendatang. With a quota of 500 students to Papua, all stages can be passed very well. Almost all of the Kab/Kota feel less quota, except three Kabupaten namely Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Mappi and Kabupaten Boven Digoel not participate in the Program ADEM. However, the quota is taken by another Kabupaten enthusiastic about the program. The participation of Kab/Kota to participate in the program ADEM officials required the commitment of the authorities. Only those who have a visionary will be responsive to the needs of human resources in Papua in the future.


Pada tahapan pembekalan terasa beda dibanding tahun lalu. Saat penyelenggaraan pembekalan di setiap kluster, banyak orang tua yang betah menunggu anaknya baik diruangan maupun di luar ruang pembekalan. Mereka ikut antusias mendengarkan setiap narasumber memberikan materi serta keingintahuan mereka tentang bagaimana anaknya nanti hidup jauh dari keluarga, pola belajar di SMA/ SMK tujuan nanti dan lain sebagainya. Kondisi demikian ikut membesarkan hati para pemangku karena para orang tua siswa akan ikhlas melepas anaknya dengan penuh puja-puji menyertainya.

At the stage of equipping feels different than last year. When organizing debriefing in each cluster, many parents are at home waiting for her son either all subjects and outside the briefing room. They participate enthusiastically listened to each speaker deliver the material as well as their curiosity about how his children would live away from family, learning patterns in Direktur Pembinaan PKLK memberikan semangat kepada para high school / vocational goals calon Siswa ADEM 2014 later on and so forth. These conditions encourage serta doa yang selalu stakeholders involved because the parents would willingly take off his son with the praises and prayers be upon him.

Perubahan pola penempatan siswa ke sekolah tujuan pada setiap kluster yaitu Jayapura ke Provinsi Jatim dan Provinsi DI Jogyakarta, Biak ke Provinsi Semarang, Merauke ke Provinsi Bali, Manokwari ke Provinsi Jawa Barat dan Sorong ke Provinsi Banten membuat para siswa lebih nyaman karena banyak yang saling kenal diantara mereka. Disamping itu, hal ini memudahkan para pejabat/pegawai Prov/Kab/Kota nantinya yang akan melakukan monitoring terhadap para siswanya.

Changes in the pattern of placement of students into school purposes in each cluster from Jayapura to East Java province and DI Yogyakarta, from Biak to Central Java Province, from Merauke to Bali Province, from Manokwari to West Java Province, and from Sorong to Banten province to make the students more comfortable for many who knew each other among them. In addition, it is easier for the officials / employees Provinsi/Kab/Kota later that will do the monitoring of the students.

Para siswa ADEM angkatan ke 2 setelah penempatan ke sekolah tujuan relatif tidak banyak keluhan dibanding siswa ADEM angkatan ke 1. Kondisi ini karena mereka mengetahui banyak tentang cerita siswa angkatan ke 1 dan pola penempatan lebih baik dibanding sebelumnya. Semua itu membuat para pemangku dari Direktorat Pembinaan PKLK maupun UP4B serta Prov/Kab/Kota maupun para orang tua siswa merasa lega dan tenang serta akan memberikan harapan keberlangsungan Program ADEM dimasa mendatang.

The students ADEM cohort 2 after a school placement purposes relatively few complaints compared to students ADEM cohort 1. This condition is because they know a lot about the story to the first generation of students and placement patterns better than before. All that makes the stakeholders of the Directorate Development of PKLK and UP4B and Prov / Kab/Kota and the parents feel relieved and quiet and will give hope in the future sustainability of the ADEM program . ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

25


26

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU


Sebaran Mahasiswa ADIK

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU

27


Program ADIK Kesempatan bagi putra-putri OAP untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri (PTN) yang berkualitas telah terbuka lebar, sejak digagas dan diselenggarakan program ADIK pada tahun 2012. Para calon mahasiswa dapat memilih program studi sesuai minat dan bakat serta kebutuhan SDM di Papua. Program ADIK merupakan upaya untuk mengatasi kondisi geografi, pertumbuhan ekonomi, sosial ekonomi Papua yang tertinggal di banding Provinsi lain yang belum memperoleh akses pendidikan yang baik. Dengan Program ADIK, diharapkan mereka secara alamiah tumbuh dan berkembang untuk menyejahterakan mereka diberbagai aspek kehidupan. Diyakini bahwa pendidikan yang tinggi akan mengangkat derajat mereka dan dapat membantu untuk lebih mengenal dan menyerap nilai-nilai universal sekaligus menghindari pola berfikir sempit dan pragmatis.

Kepala UP4B memberi semangat Mahasiswa ADIK

Mendikbud diskusi tentang rogram ADIK

Diawali pada tahun 2012, para lulusan SMA/SMK/MA khusus untuk OAP dapat mendaftarkan diri melalui program ADIK untuk melanjutkan studi di 32 PTN di luar Papua. Dengan kuota 770 mahasiswa, setelah proses pembekalan yang berhasil untuk registrasi ke PTN hanya sebesar 569 mahasiswa. Pemerintah melalui Direktorat Belmawa, Ditjen Pendidikan Tinggi memberikan biaya bagi mereka baik untuk living cost maupun tuition fee. Sambutan dari OAP terhadap Program ADIK cukup menggembirakan. Ditahun pertama pelaksanaan Program ADIK Papua dapat dikatakan sukses. Namun, hambatan dalam proses belajar bagi mereka cukup besar.

28

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

Opportunity for the children to go to college OAP in public universities (PTN) has a quality wide open, since the program was initiated and organized ADIK in 2012. The students can choose courses according to their interests and talents and the needs of human resources in Papua. ADIK program is an effort to address the geographic, economic growth, socio-economic Papua appeal left in another province who have not gained access to a good education. With the ADIK program, they are expected to naturally grow and develop to their welfare for various aspects of life. It is believed that higher education will raise their status and may help to better understand and absorb the universal values while avoiding narrow and pragmatic ways of thinking.

Beginning in 2012, the graduate SMA / SMK / MA specifically for OAP may enroll through the ADIK program to continue their studies in 32 state universities outside of Papua. With a quota of 770 students, after successful provisioning process for registration to the state university of only 569 students. Belmawa Government through the Directorate, Directorate General of Higher Education gives them a good fee for the cost of living and tuition fees. Remarks from OAP against ADIK program was encouraging. First year of implementation of the ADIK Papua program can be a success . However, obstacles in the learning process for them is quite large.


Test masuk Program ADIK

Pada umumnya mahasiswa ADIK menghadapi 2 hambatan pada awal proses belajar yaitu hambatan akademik dan non akademik atau budaya/kebiasaan. Hambatan akademik dialami bagi mereka karena kebiasaan yang terbawa dari kondisi pendidikan di Papua seperti tidak disiplin, lambat memahami, kendala komunikasi. Tidak hadir kuliah atau terlambat masuk kuliah, dianggap biasa bagi mereka. Padahal kehadiran dalam kuliah/tatap muka memiliki persentase sebagai syarat ikut serta pada ujian semester atau memiliki porsi persentase nilai setiap mata kuliah yang diambil mahasiswa.

Test masuk program ADIK di UNCEN In general, students ADIK face two obstacles at the beginning of the learning process that is academic and non-academic barriers or culture / customs. Academic barriers experienced by those of habit carried over from the state of education in Papua as undisciplined, slow to understand, communication constraints. Is absent or late for college tuition, considered normal for them. Though attendance in lectures / face to face has a percentage as a condition of participating in the semester exams or have a percentage share of the value of each of the courses taken by students.

Mahasiswa ADIK dan pejabat UP4B di Unsyiah, Banda Aceh ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

29


Mahasiswa ADIK UNDIP, Semarang Lambat dalam memahami materi kuliah hampir dialami setiap mahasiswa ADIK. Kondisi seperti ini mudah dilihat di perkuliahan PTN karena mereka kuliah bersama-sama dengan mahasiswa dari berbagai wilayah Indonesia bahkan dari Mancanegara seperi Malaysia, Vietnam, Tahiland, India dan lain-lain. Kompetisi untuk meraih prestasi akademik sudah menjadi kebiasaan di setiap PTN, tanpa membeda-bedakan laki-laki, perempuan, bangsa, suku, agama, warna kulit atau rambut. Bagi OAP, tidak biasa dengan sifat kompetitif. Kebiasaan memperoleh sesuatu dengan mudah dan instan. Mahasiswa ADIK Papua perlu waktu untuk membiasakan diri dengan proses belajar mengajar dilingkungan PTN.

30

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

Slow in understanding the course material almost every ADIK students experienced. These conditions are easily seen in the course of their college state university because together with students from various parts of Indonesia and even from Abroad are like Malaysia, Vietnam, Tahiland, India and others. Competition for academic achievement has become a habit in every state university, without distinction of male, female, nation, race, religion, color of skin or hair. For OAP, unusual with a competitive nature. Habits get something easy and instant. ADIK Students need time to familiarize themselves with the teaching and learning processes within the public university..


Pemondokan mahasiswa ADIK Universitas Mulawarman

Pemondokan mahasiswa ADIK Universitas Samratulangi

Mahasiswa ADIK Universitas UNPAD, Bandung Commucation in oral means to fellow students or by using Indonesian lecturers occasionally still encountered obstacles in ADIK students. They are not familiar with Indonesian, good intonation, accent and others like others in general. Not to mention the rapid communication with the help of rmation technologies facilities. Almost certainly the majority of their technology illiterate (clueless). While the non-Papuan students are absolutely no

Mahasiswa ADIK Universitas, Jember

Komunikasi dalam pengertian oral sesama mahasiswa atau dengan dosen menggunakan bahasa Indonesia kadang masih ditemui kendala pada mahasiswa ADIK Papua. Mereka belum biasa dengan bahasa Indonesia, baik intonasi, aksen dan lain-lain seperti orang lain pada umumnya. Belum lagi komunikasi yang cepat dengan bantuan fasilitas IT. Hampir dipastikan mayoritas dari mereka gagap teknologi (gaptek). Sedangkan mahasiswa non Papua sama sekali tidak ada hambatan dengan fasilitas IT, bahkan merasa terbantu guna kelancaran mengejar prestasi akademik mereka. Dengan demikian, tidak disiplin, lambat memahami dan hambatan komunikasi merupakan kendala yang cukup serius bagi mayoritas mahasiswa ADIK Papua. Walaupun demikian, beberapa mahasiswa ADIK Papua mulai mencapai prestasi akademik yang baik, bahkan pada PTN-PTN tertentu ada yang mencapai IPK yang tinggi mengalahkan mahasiswa non Papua. barriers to information technologies facilities, in order to smooth even find it helpful to pursue their academic achievement. Thus, no discipline, slow to understand and communication barriers are a serious problem for the majority of ADIK students. However, some ADIK students begin achieving good academic performance, even in the Public Universities there are certain achieve high GPA student beat non-Papuans.

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

31


Mahasiswa ADIK UGM

Dilain sisi, hambatan non akademik bagi mahasiswa ADIK Papua juga cukup membuat repot dan menjadi masalah tersendiri seperti adaptasi lingkungan kurang cepat, kurang berbaur dengan masyarakat sekitar, kesulitan mengikuti peraturan setempat dan cenderung membentuk kelompok sendiri. Hambatan non akademik bagi mereka banyak dipengaruhi oleh kebiasaankebiasaan hidup mereka selama ini di Papua yang cenderung banyak berhubungan atau terkait dengan alam.

32

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

On the other hand, the non-academic barriers to ADIK students well enough to make a hassle and a problem in itself as environmental adaption less fast, less to blend with the surrounding community, the difficulty to follow local rules and tend to form their own group. Non-academic barriers to them are influenced by the habits of their lives so far in Papua, which tend to many related or associated with nature.


Mayoritas mereka terbiasa hidup dalam lingkungan bersama satu suku yang homogen serta tradisional. Mereka tak terbiasa berinteraksi dengan suku atau masyarakat lain ataupun lingkungan lain. Kebiasaan demikian membuat mereka cenderung sangat akrab dengan keluarga sedarah atau clan besar serta masyarakat satu suku mereka sendiri. Dengan kondisi tersebut membuat kesan bagi mereka adaptasi lingkungan kurang cepat sekaligus kurang terbiasa berbaur dengan masyarakat lain yang heterogen seperti di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi di dalam maupun di luar kampus.

The majority of them are accustomed to living in a shared environment a homogeneous tribe as well as traditional. They are not used to interacting with other people or tribe or other environments. Thereby making their habits tend to be very familiar with the family by blood or a large clan and society of their own tribe. Under these conditions make an impression for those less rapid adaptation to the environment at the same time are less accustomed to mingle with other heterogeneous society such as in Java, Sumatra, Bali and Sulawesi in the inside as well as outside the campus.

Mahasiswa ADIK di kampus UPI, Bandung

Mahasiswa ADIK Universitas Negeri Makassar

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

33


Mahasiswa ADIK Universitas Palangkaraya

Mahasiswa ADIK Universitas Sumatera Utara

Seperti biasa, pada suatu lingkungan tertentu memiliki aturan-aturan tertentu yang biasa dipatuhi oleh masyarakat lingkungan tersebut. Aturan-aturan tersebut biasa telah berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga menjadi nilai-nilai sosial yang hidup dalam masyarakat tersebut. Bagi para mahasiswa ADIK Papua yang biasa hidup dari lingkungan satu suku yang cederung homogen belum terbiasa mengalami transformasi dengan lingkungan baru yang memiliki nilai-nilai sosial yang cukup bahkan sangat berbeda. Kondisi demikian berakibat mereka mengalami kesulitan untuk mengikuti nilai-nilai baru di lingkungan baru. As usual, in a given environment has certain rules commonly followed by the environmental community. The rules of the ordinary has been going on for a long time, so into the social values that live in the community. For ADIK students who normally live in Papua of a tribal environment cederung homogeneous unfamiliar undergone a transformation with new environments that have social values are fairly even very different. These conditions result in them having difficulty to follow the new values in the new environment.

Mahasiswa ADIK UNRAM, Mataram

34

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU


Terdapat 3 hambatan nonakademik yaitu adaptasi lingkungan kurang cepat, kurang berbaur dengan masyarakat sekitar serta kesulitan mengikuti peraturan lingkungan. Hambatan tersebut berakibat para mahasiswa ADIK Papua pada satu kampus cenderung hidup secara esklusif yaitu hidup dengan membentuk kelompok sendiri. Dengan cara seperti itu mereka merasa lebih nyaman hidup dengan sesama, tanpa memikir dan menghadapi segala perbedaan-perbedaan yang mereka anggap merepotkan. There are 3 non-academic barriers that environmental adaptation is less quickly, less blend in with the surrounding community as well as the difficulty to follow environmental regulations. Such constraints result in Papua ADIK students on one campus tend to live in exclusive, namely alive by forming his own group. That way they feel more comfortable living with one another, without the thinker and the face of all the differences that they consider inconvenient.

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

35


Dengan berjalannya waktu, secara perlahan maupun cepat dipastikan mereka akan berubah. Faktor seperti talenta individu yang dimiliki kebanyakan OAP seperti olahraga, musik dan tari yang membutuh dilakukan/dipentaskan secara kolosal atau kelompok menjadi sarana untuk mempercepat terjadinya akulturasi budaya. Contoh nyata peranan mahasiswa ADIK Papua yang ikut dalam kelompok tari, musik atau sepakbola kampus dalam memenangkan suatu turnamen, mereka seakan menjadi bagian yang cukup penting dari kelompok di lingkungan tersebut. As time goes on, slowly or quickly confirmed they will change. Factors such as the individual talents possessed mostly OAP such as sports, music and dance that are in need performed / staged colossal or groups as a means to accelerate the acculturation. A concrete example is the role of ADIK students participate in group dance, music or college football in winning a tournament, they seemed to be a fairly important part of the group in the neighborhood.

Mahasiswa ADIK UNHAS memanfaatkan sepeda kampus

36

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU


Secara alami kuantitas mahasiswa ADIK Papua yang semula teregistrasi sebanyak 569 mahasiswa, mulai terjadi penurunan atau penyusutan yang tajam. Setahun kemudian yaitu pada tahun 2013 mahasiswa yang masih aktif sejumlah 444 mahasiswa. Terjadi penurunan mahasiswa sebanyak 22% pada tahun ke 2. Kondisi penurunan kuantitas diperkirakan akan tetap berlanjut pada tahun mendatang walaupun tidak setajam di awal-awal tahun dimulainya program ADIK. Naturally quantity ADIK students who initially registered as many as 569 students, began a decline or a sharp depreciation. A year later in 2013 a number of students who are still active 444 students. There was a decrease by 22% of students in year 2. Conditions that decrease the quantity expected to continue in the coming years, although not as sharp as in the early years of the commencement of the ADIK program.

Mahasiswa ADIK UNPAD

Para Rektor PTN berpendapat bahwa faktor utama kelemahan Program ADIK Papua adalah input akademik yang rendah. Dengan ditambah ilustrasi kondisi mahasiswa ADIK Papua yang memiliki hambatan akademik dan non akademik seperti diatas, diperlukan pendampingan bagi mahasiswa ADIK Papua secara intens. Faktor untuk meningkatkan input akademik yang baik, dilakukan seleksi masuk atau ujian tulis pada Program ADIK tahun depannya seperti halnya jalur masuk PTN lainnya. Pace Fona memberi arahan calon mahasiswa The Rectors of Public University found the main factor is the weakness of ADIK program low academic input. With illustrations plus Papua conditions ADIK students who have academic and non-academic barriers as above, the necessary assistance for ADIK students intense. Factors to improve both academic input, the selection of a written test of the ADIK Program next year as well as other Public Universities pathway.

Eskul Mahasiswa ADIK, Universitas Halueleo, Kendari

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

37


Program ADIK Papua cukup mendapatkan sambutan dari berbagai kalangan di tanah Papua. Masyarakat, para tokoh, mama-mama, para orang tua mahasiswa ADIK dan lain-lain meyakini bahwa Program ADIK secara nyata merupakan akses bagi anak Papua untuk melanjutkan ke PTN sebagai jembatan menuju masa depan Papua. Mereka mulai paham bahwa mendapat pendidikan yang baik dan tinggi jauh lebih penting dibanding pemberian uang secara langsung.

Walikota Sorong memberi arahan ke calon mahasiswa ADIK

38

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

ADIK Program quite get the welcome of various circles in Papua. Communities, leaders, for mothers, parents of ADIK students and others believe that the ADIK program is a real access for Papua to continue to state universities as a bridge to the future of Papua. They begin to understand that getting a good education and the high is much more important than giving money directly.


Tahun 2013 sebagai tahun ke 2 Program ADIK Papua, peminat mulai meningkat tajam. Sebanyak 2.695 siswa lulusan SMA/SMK/MA mendaftar masuk PTN melalui Program ADIK. Sedangkan kuota terbatas hanya sebesar 600 kursi. Hal ini merupakan pembelajaran bagi OAP untuk membiasakan dengan meraih sesuatu melalui kompetisi yang adil dan jujur. Kompetisi untuk memperebutkan 1 kursi PTN harus bersaing dengan 5 siswa sesama OAP. Hasilnya bisa dilihat bahwa input akademik yang meningkat. Keluhan mengurus para mahasiswa ADIK Papua oleh para rektor, pembantu rektor, pejabat/pegawai biro administrasi dan kemahasiswaan terhadap mahasiswa ADIK Papua mulai berkurang khususnya setelah hadirnya mahasiswa ADIK Papua angkatan 2013 di kampus-kampus PTN. In 2013 as a 2nd year ADIK program, enthusiasts began to rise sharply. A total of 2,695 students graduated from SMA / SMK / MA enroll in state universities through the ADIK program. While only a limited quota of 600 seats. This is a lesson for OAP to familiarize with grab something through a fair and honest competition. Competition for one seat state universities had to compete with five fellow students OAP. The result can be seen that the increased academic input. Complaints care of the ADIK students by the rectors, vice rectors, officers / employees of the bureau of administration and student to ADIK students began to decrease, especially after the presence of ADIK students force on state universities in 2013.

Penari Yospan mahasiswa ADIK Universitas Halueleo, Kendari ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

39


Dilanjutkan dengan mahasiswa ADIK Papua angkatan 2014, kualitasnya semakin membaik lagi. Mereka merupakan hasil kompetisi diantara siswa lulusan SMA/SMK/MA yang cukup ketat. Pendaftar Program ADIK sebanyak 3.869 siswa lulusan SMA/SMK/MA untuk memperebutkan kuota sebanyak 500 kursi di PTN. Kompetisi memperebutkan 1 kursi di PTN harus mengalahkan 7 siswa sesama OAP lainnya.Di Bulan Juli 2014, mereka telah registrasi ke masing-masing PTN pada program studi yang dituju. Beberapa PTN menyelenggarakan matrikulasi kepada mahasiswa OAP sebelum kalender semester ganjil mulai. Dua Mahasiswi ITB Followed by ADIK students force in 2014, the quality is getting better again. They are the result of competition among graduate students of SMA / SMK / MA are pretty tight. Registrant ADIK program as much as 3,869 students graduate SMA / SMK / MA to

compete for a quota of 500 seats in state universities. Competition for one seat in the state university students need to beat fellow other OAP. In 7 July 2014, they have registration to each state universities on the intended course of study. Some state universities organizes OAP matriculation to students before the calendar semester began.

Diskusi mahasiswa ADIK, UNHAS

40

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU


Mahasiswa ADIK UPI, Bandung Banyak kendala dan hambatan awal dimulai Program ADIK ditahun 2012. Tren positif ke arah yang lebih baik terlihat dari tahun ke tahun. Yang menarik, mulai tahun 2014 Program ADIK oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Kemdikbud dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia telah dijadikan sebagai jalur resmi masuk PTN, disamping jalur-jalur yang ada yaitu SNMPTN, SBMPTN dan MANDIRI. Selain itu, sistem Program ADIK juga telah di-adopt untuk daerah lain seperti daerah 3 T (Terpencil, Terluar dan Terdepan). Yang patut menggembirakan beberapa prestasi mahasiswa OAP juga mulai terukir dari beberapa PTN.

Many obstacles and barriers to the early start ADIK program year 2012. The positive trend towards a better look from year to year. Interestingly, the ADIK Program started in 2014 by the Directorate of Higher Education Kemdikbud and Rector Council of State Universities of Indonesia has officially serve as a pathway state universities, in addition to the existing pathways that SNMPTN, SBMPTN and Mandiri. In addition, the system also has the ADIK Program Adopt to other areas such as the area of 3 T (Remote, Outermost and Advanced). That should be encouraging some students achievement OAP also began etched from several state universities. ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

41


Selain itu, yang membanggakan adalah terdapat puluhan mahasiswa yang mendapat IPK diatas 3, bahkan ada mahasiswa ADIK Papua angkatan 2013 yang meraih prestasi akademik IP 4,00 pada semester pertama. Mahasiswi tersebut berasal dari kabupaten Raja Ampat bernama Esther Gabril Marindal yang saat ini menempuh studi di Universitas Ganesha Singaraja, prodi pendidikan teknik mesin. Beberapa mahasiswa lainnya yang meraih prestasi akademik sangat memuaskan selain Esther Gabril Marindal adalah sebagai berikut: 1.

2.

3.

4.

Several other students were very satisfactory academic achievement in addition to Esther Peter Gabriel Marindal are as follows: 1.

Montok Natalia Paragaye, civil engineering students of Semarang State University who earned a GPA of 3.2 can outperform students no Papua.

2.

Marthen S. Jensenem mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Brawijaya meraih IPK 3,5 unggul dibandingkan mahasiswa non Papua lainnya;

Marthen S. Jensenem UB medical school students achieve a 3.5 GPA superior to other non-Papuan students;

3.

Mariska E A Nerokou mahasiswi fakultas kesehatan masyarakat Universitas Hasanuddin meraih IP 3,59 unggul dibandingkan mahasiswa Papua lainnya.

Mariska EA Nerokou public health student at the University of Hasanuddin achieve superior IP 3.59 other Papuan students.

4.

Maria M Solagartia Kreey accounting department of economics student at the University of Trunojoyo achieve a GPA of 3.65 to be competitive and even superior to the nonPapuan students;

Montok Natalia Paragaye, mahasiswa teknik sipil Universitas Negeri Semarang yang meraih IPK 3,2 dapat mengungguli mahasiswa no Papua.

Maria M Solagartia Kreey mahasiswi fakultas ekonomi prodi akuntansi Universitas Trunojoyo meraih IPK 3,65 dapat bersaing bahkan unggul dari mahasiswa non Papua;

Mereka tidak semata-mata berasal dari daerah urban Papua saja, bahkan mahasiswa yang bernama Montok Natalia Paragaye berasal dari daerah pegunungan Kab Wamena. Terhadap mereka diharapkan leading diantara mahasiswa baik Papua maupun non Papua sampai akhir semester serta lulus dengan prestasi baik dan terbaik.

42

In addition, the plume is contained dozens of students who got GPA above 3, there are even ADIK students force 2013 4.00 academic achievement in the first half. The student came from Raja Ampat named Esther Gabriel Marindal who is currently studying at the University of Ganesha Singaraja, department of mechanical engineering education.

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

They are not solely derived from the urban areas of Papua course, even students with name Montok Natalia Paragaye comes from the mountainous regions of Kab. Wamena. Against their expected among students both leading Papuan and non-Papuan until the end of the semester and graduate with a good performance and best.


Munculnya program ADEM dan ADIK memang mendapat sambutan dari berbagai kalangan dalam mengemban pendidikan untuk semua. Pada kesempatan lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammd Nuh mengatakan bahwa program ADEM dan ADIK akan tetap dilanjutkan walau keberadaan UP4B tetap ada atau tidak. Sungguh membanggakan. Komitmen Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk memajukan Sumber daya manusia bagi putra-putri asli Papua patut diikuti oleh pihak Pemerintah Prov/ Kab/Kota. The emergence of ADEM and the ADIK program is received from various groups in carrying out education for all. On another occasion, the Minister of Education and Culture Mohammad Nuh said that ADEM and the ADIK program will be continued despite the presence of UP4B stay there or not. It boasts. The commitment of the Minister of Education and Culture to promote human resources for the children of Papuans should be followed by the Government of Provinsi/Kab/Kota.

Diskusi mahasiswa ADIK UNPAD ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

43


APA KATA MEREKA / WHAT DID THEY SAID

Sandra Fransina Sawi, Mahasiswi ADIK UNSYIAH

“Saya sangat senang berada di Banda Aceh karena Bapak-bapak pembimbing, bapak Dosen sangat baik kepada kami. Kami disini merasa seperti di kampung sendiri, toleransi beragamanya baik, pola hidup, gaya bahasa persis seperti di kampung halaman saya sehingga saya tidak merasa takut, tidak merasa sedih karena suasananya tidak jauh beda dengan kampung halaman saya. Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan UP4B”.

"I am very happy to be in Banda Aceh for gentlemen counselors, lecturers are very kind to us. We here feel like the village itself, both theists tolerance, lifestyle, style just like in my hometown so I do not feel afraid, do not feel sad because the atmosphere is not much different from my hometown. I am very grateful to the Central Government, Local Government and UP4B ".

“Saya sangat bersyukur karena dengan Program ADIK ini saya dapat membantu dan mengurangi beban orang tua saya. Saya sangat bersyukur karena diantara begitu banyak peserta yang ikut tes saya bisa lulus. Saya ingin Program ini bisa berlanjut terus untuk membantu anak-anak Papua melanjutkan pendidikan di luar Papua”. "I am very grateful for the ADIK Ketsya Venesia Kolomsusu program that can help and reduce Mahasiswi ADIK UNIMED, Medan the burden on my parents. I am very grateful that so many among the participants who took the test I can pass. I want this program to continue to help the children of Papua continue education outside of Papua ". “Sukses itu membutuhkan perjuangan. Banyak pengalaman yang saya dapatkan selama mengikuti Program ADIK ini. Program ADIK dari UP4B perlu terus dilanjutkan karena dengan program ini masyarakat papua punya kesempatan yang lebih besar untuk kuliah di luar Papua”.

“ Dengan Program Afirmasi ini Saya ingin berprestasi dan bisa pulang untuk memajukan Kabupaten saya, Kabupaten Nabire” "With this affirmation program I want to excel and be home to advance my Kabupaten Nabire"

Misael Yoani, Mahasiswa Universitas Mataram

44

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU

Priskilla Rilly C. Makay Mahasiswi ADIK Univ. Mataram

"Success is a struggle. A lot of experience I have gained during the ADIK program . ADIK program of UP4B need to continue with the program because the people of Papua have greater opportunities to study outside of Papua ".


“Program ADIK ini cukup baik namun untuk selanjutnya harus melalui seleksi yang ketat. Perlu adanya seleksi kepribadian agar tidak kaget dan mengundurkan diri di universitas tujuan. Saya aktif membuka bengkel dan aktif di sebuah institut untuk menambah pendapatan saya. Pada awalnya masyarakat bali kaget menerima kami karena berbeda dengan mereka. Namun lambat laun mereka bisa menerima kami dengan baik”. Esterina Gabriel Marindal, Mahasiswi ADIK Teknik Mesin Univ. Ganesha

“Saya bangga sebagai mahasiswa ADIK yang dapat di terima di Univ. Trunojoyo Fakultas Ekonomi, Akuntansi. Saya dapat meraih IP yang cukup tinggi 3,80 di semester 1 dan IP 3,5 pada semester ke 2. Mudah-mudahan semester selanjutnya dapat saya pertahankan dan segera lulus untuk membangun Papua.”

Maria M Solagarita Kreey Mahasiswi ADIK Akuntansi Universitas Trunojoyo Bangkalan, Madura

“I am proud to be a ADIK student that can be received at the Univ . Trunojoyo Faculty of Economics , Accounting . I can reach high enough IP 3.80 IP in the 1st half and 3.5 in the second half 2. Hopefully I can keep the subsequent semesters and soon graduated to building Papua .”

"The ADIK Program is good enough but for the next must go through a rigorous selection. It needs a personality so as not to shock the selection and resigned at the purposed university. I actively open a workshop and actively in an institute to supplement my income. At first the bali community was shocked to receive our because unlike them. But gradually they could take us well ".

“Kami diperlakukan di universitas ini dengan baik, registrasi dan bea siswa selalu tepat waktu. Sejauh ini tidak ada kendala yang kami alami. Saya bersyukur ditempatkan disini karena masyarakat disini sangat menerima kami. Masyarakat disini mau mengajarkan bahasa dayak kepada kami dan ini menjadi hal positif bagi kami. Dosen dan rektor sangat ramah kepada kami. Kami diperhatikan secara luar biasa sehingga walaupun kami jauh dari Kampung halaman, kami merasa seperti ada orang tua sendiri disini”. "We were treated well at this university , registration and scholarship are always on time . So far no problems were experienced. I am grateful placed here because the people here are very receptive to us . The community here would teach us Dayak language and this became a positive thing for us . Professors and rectors are very friendly to us . We considered it extraordinary that even though we were far away Theresia Puraro, from hometown , we feel like there are Mahasiswi ADIK Fakultas parents themselves here." Pertanian, Univ. Palangkaraya

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU

45


Program Afirmasi Pendidikan Vokasi/Kejuruan Guna memenuhi kebutuhan sumber daya manusia Papua, salah satu diagnosanya adalah mendorong untuk segara mencetak kader-kader berbagai profesi OAP pada masa mendatang. Di berbagai bidang dan spesialis tertentu sesuai kebutuhan sumber daya manusia Papua, mulai dilakukan percepatan pembangunan sumber daya manusia. Diharapkan, mereka OAP lulusan pendidikan vokasi yang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan serta keahlian profesional dapat mengisi posisi atau jabatan penting sesuai profesinya pada masa mendatang di seluruh tanah Papua. Ungkapan “Papua Menunggumu� adalah tepat sebagai inspirasi gagasan Program Afirmasi Pendidikan Vokasi. Berbagai regulasi untuk kepentingan Papua telah ditetapkan adanya pengecualian dan pemihakan bagi peran OAP di semua bidang. Mendorong dan mempersiapkan tenaga-tenaga ahli OAP diberbagai bidang sebagai suatu tuntutan bahkan suatu keharusan. Gagasan percepatan penciptaan tenaga-tenaga ahli OAP oleh UP4B bersama beberapa Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Prov/Kab/Kota tidak saja melalui bangku kuliah, bahkan sistem pemagangan suatu profesi di Kementerian/Lembaga juga dilakukan.

46

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

SDM berpengathuan teknologi informatika

In order to meet the human resource needs of Papua, one of diagnose as pushing for immediate printing cadres OAP various professions in the future. In many fields and certain specialist as needed human resources in Papua, began to be accelerated human resource development. Hopefully, they OAP vocational education graduates who have the knowledge and professional skills and expertise can fill important positions corresponding position or profession in the future in all the land of Papua.

The phrase "Papua Wait You" is just as inspiring ideas Affirmations Vocational Education Program. Various regulations have been established for the benefit of the exclusion of Papua and siding for OAP's role in all areas. Encourage and prepare experts in various fields as an OAP demands even a necessity. The idea of accelerating the creation of experts OAP by UP4B with several Ministries / Institutions and Provinsi/Kabupaten/ Kota not only through university, even a professional apprenticeship system in the Ministry / Agency also conducted.


Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) 205 calon mahasiswa OAP dari kuota 210 mahasiswa telah dikirim ke lima kampus STAN di Jakarta, Cimahi, Malang, Palembang dan Medan pada 2013 untuk menempuh pendidikan Diploma I bidang Keuangan Negara dengan spesialisasi Perbendaharaan Negara, konsentrasi Keuangan Daerah dan spesialisasi Pajak, konsentrasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Seluruh biaya pendidikan yaitu

tuition fee dan living cost bagi mahasiswa STAN ditanggung oleh Kementerian Keuangan. Pemerintah Daerah hanya membiayai transportasi keberangkatan ke kampus tujuan dan transportasi kembali ke daerah penempatan serta biaya asuransi kesehatan selama menempuh pendidikan.

Capacity building mahasiswa afirmasi STAN 205 prospective OAP students from the quota of 210 students have been sent to five campuses STAN Jakarta, Cimahi, Malang, Palembang and Medan in 2013 to study the first Diploma with specialization in Finance State Treasury, the concentration of the Regional Finance and Tax specialization, concentration and Land Tax Build-

ing (PBB). The entire cost of education is tuition fee and living cost for students STAN borne by the Ministry of Finance. Local Government only finance transportation to campus departure and destination transport back to the area as well as the placement of health insurance costs for education. ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

47


Para mahasiswa STAN tersebut mewakili 5 siswa OAP lulusan SMA/SMK/MA terbaik dari 42 Kab/Kota se tanah Papua hasil seleksi ujian tulis yang diselenggarakan STAN. Dua semester mereka telah menempuh kuliah. Satu mahasiswa pulang ke Papua yaitu Elsi E Yeimo asal Kab Nabire dan satu mahasiswa Rudolfus Sirlus asal Kab Fakfak meninggal dunia sehingga tersisa 203 mahasiswa OAP yang diharapkan dapat lulus untuk diwisuda pada bulan September 2014. Rencana penempatan mereka di Pemerintahan Daerah Kab/Kota sebagai pegawai dengan posisi sesuai profesionalisasi mereka telah dipersiapkan.

Mahasiswa STAN kabupaten Sarmi The students represent 5 STAN OAP graduate students of SMA / SMK / MA best of the 42 Kab/Kota in Papua result of selection written test held STAN. Two semesters they have been taking classes. One student returned to Papua, Elsie E Yeimo from Nabire, so the remaining 205 students are expected to pass the OAP to graduate in September 2014. Regional Plan for their placement in government of Kab/Kota as an employee with the position they have been prepared in accordance professionalization.

48

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

Outbond mahasiswa afirmasi STAN Medan


Bagi mahasiswa STAN OAP spesialisasi Perbendaharaan Negara, konsentrasi Keuangan Daerah diharapkan menjadi pegawai daerah handal yang dapat merencanakan, mengelola dan membuat laporan keuangan daerah yang transparan, akuntabel dan bertanggung jawab. Dengan demikian, diharapkan terwujudnya laporan keuangan Pemerintah Daerah di Papua yang semula mayoritas diclaimer menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP) bahkan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

For students STAN OAP specialization Treasury, Regional Finance concentration is expected to be a reliable employee area that can plan, manage and report on regional finances transparent, accountable and responsible. Thus, the expected realization of the financial statements of Local Government in Papua, which originally became majority diclaimer, an Fair With Exceptions (WDP) even unqualified (WTP). Demikian juga halnya dengan para mahasiswa STAN OAP spesialisasi Pajak, Kelas mahasiswa STAN konsentrasi PBB dituntut menjadi pegawai daerah yang profesional dalam mengelola PBB dengan sebaik mungkin yang semula dikelola Pemerintah Pusat telah diserahkan sepenuhnya menjadi bidang tugas kelolaan Pemerintah Daerah sesuai dengan esensinya bahwa PBB adalah local tax, sekaligus diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah Kab/Kota. Similarly, students STAN OAP Tax specialization, concentration required to be employees of the Land Tax Building professional areas in managing the Land Tax Building with the best possible previously managed the Central Government has been left entirely into the field of management tasks in accordance with the Local Government that the Land Tax Building is the essence of local tax, as well as expected can increase local revenue Kab/Kota. Ujian Mahasiswa afirmasi STAN ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

49


Wisuda mahasiswa lulusan afirmasi STAN

50

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU


Para wisudawan/I mahasiswa afirmasi STAN

Mahasiswa afirmasi STAN telah lulus dan diwisuda. Mereka diberi kesempatan untuk mengikuti test calon ASN (Aparatur Sipil Negara) dengan metode CAT. Selanjutnya, lulusan mahasiswa afirmasi STAN ditempatkan di masing-masing Provinsi/Kab/Kota sebagai tenaga professional di masing-masing bidangnya .

Students affirmation STAN has passed and graduated. They were given the opportunity to test for the ASN ((Aparatur Sipil Negara) candidates with CAT method. Furthermore, graduate students are placed in affirmation STAN each Province / Regency / City as professionals in their respective fields.

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

51


Sekolah Tinggi Penerbang Indonesia (STPI)

Tahun 2013, UP4B bersama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) dan Pemerintah Daerah Prov/Kab/Kota digagas Program Afirmasi Pendidikan Penerbang bagi OAP. Calon mahasiswa penerbang sebanyak 25 siswa telah diberangkatkan ke Jakarta sebagai hasil seleksi oleh BPSDM. Mereka menempuh masa matrikulasi selama 2 bulan. Hasil matrikulasi dengan beberapa tahapan ujian, telah dinyatakan lulus sebanyak sebanyak 22 siswa dengan rincian : 11 siswa sebagai calon penerbang dan 11 siswa calon non penerbang dan 3 siswa gagal melanjutkan studi untuk dipulangkan kembali ke Papua.

52

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

In 2013, together UP4B Human Resources Development Agency of Transportation (BPSDMP) and Local Government Provinsi/Kab/Kota to create Airmen Education Program Affirmations for OAP. Prospective students at 25 student pilots have been dispatched to the selection results by BPSDM Jakarta. They take the matriculation period for 2 months. Results matriculation exams with multiple stages, have passed as Mahasiswa afirmasi Penerbang many as 22 students with details: 11 students as prospective pilots and non-pilots 11 prospective students and three students failed to continue the study to be repatriated back to Papua.


Tidak seperti halnya persyaratan pendaftaran calon mahasiswa lainnya. Kualifikasi tertentu dipersyaratkan pada pendidikan calon penerbang seperti lulusan SMA/MA (IPA) dan SMK tertentu, nilai rata-rata rapor 7, tinggi badan laki-laki 165 cm dan perempuan 163 cm, tingkat kesehatan tertentu dan lain-lain. Pencapaian kualifikasi yang ketat mengakibatkan tidak banyak siswa yang memenuhi syarat. Biaya selama pendidikan seluruhnya ditanggung oleh Pemerintah melalui BPSDMP Perkuliahan afirmasi penerbang Unlike other registration requirements of prospective students. Certain qualifications required by prospective pilots education as a SMA / MA (IPA) and certain vocational schools, the average value of report cards 7, height, male 165 cm, female 163 cm, a certain level of health and others. Achievement rigorous qualification result many students are not eligible. The cost for education shall be entirely borne by the Government through BPSDMP

Praktek penerbang mahaiswa afrimasi

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

53


Pada tahun ke 2, sebanyak 75 siswa telah mendaftar untuk mengikuti seleksi penerbang yang diselenggarakan oleh BPSDMP. Telah dinyatakan lulus sebanyak 19 siswa yang diberangkatkan ke Jakarta pada bulan Agustus 2014 untuk matrikulasi dan ujian tahap II. Selanjutnya, mereka belajar di STPI Curug dan Banyuwangi. Dengan berlanjutnya Program Afirmasi Pendidikan Penerbang, diharapkan setiap tahun BPSDMP dapat mencetak penerbang OAP.

By. Google

Mahasiswa afirmasi penerbang In 2nd year, a total of 75 students have signed up to participate in the selection organized by BPSDMP aviators. Have passed as many as 19 students were dispatched to Jakarta in August 2014 and the matriculation exam for the second phase. Furthermore, they studied at STPI Curug and Banyuwangi. By continuing Education Program Affirmations Airmen, is expected every year BPSDMP can print fliers OAP. Rumbiak Charlie, mahasiswa afirmasi Penerbang

54

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU


Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS)

Tahun 2013 sebanyak 4 mahasiswa OAP lulus seleksi untuk menempuh Statistik D -IV. Tahun 2013 sebanyak 11 mahasiswa OAP juga lulus tes mengikuti kuliah di STIS dan tahun 2014 siswa OAP dipersiapkan lebih banyak lagi untuk mengikuti jejak seniornya untuk menjadi ahli statistik. Setelah lulus dari STIS, nantinya mereka mengemban sebagai pelaku profesional menjadi perencana dan peneliti untuk melakukan analisis di berbagai bidang. Kelak diharapkan BPS di tanah Papua atau bahkan di provinsi lain dapat dipimpin oleh OAP.

Kampus STIS In 2013 as many as four students OAP pass the selection to take Statistics D-IV. In 2013 as many as 11 students passed the test OAP also attending STIS and 2014 OAP students more prepared to follow the lead of the senior to be a statistician. After graduating from

STIS, they will be assumed as a professional actor planners and researchers to perform analysis in various fields. BPS is expected later in the Papua or even in other provinces can be led by the OAP.

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

55


Selama masa pendidikan, mereka tidak dikenakan biaya, justru mendapatkan tunjangan ikatan dinas. Bagi lulusan STIS, melalui proses tertentu mereka dapat diangkat menjadi pegawai negeri sipil Badan Pusat Statistik (BPS) yang dapat ditempatkan tersebar di seluruh Indonesia. Wajar saja kalau persyaratan ujian masuk STIS cukup ketat. Kompetisi yang ketat secara nyata kurang/tidak terlalu diminati oleh mayoritas OAP. Hanya kalangan tertentu yang minat atau berani berkompetisi. Perkuliahan mahaisiswa di STIS During the study period, they were not charged, even an allowance bond. For STIS graduates, through a specific process they can be appointed as civil servants Central Statistics Agency (BPS), which can be placed throughout Indonesia. Naturally if the requirements are quite strict entrance exam STIS. Intense competition significantly less / not too enthused by the majority of OAP. Only certain circles that interest or dare compete.

Perkuliahan mahaiswa di STIS

56

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU


Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN)

Tanah Papua yang banyak dikenal dengan kepemilikan hak ulayat adat, diperlukan pengelolaan yang spesifik atas tanah. Pemerintah perlu mencanangkan percepatan peningkatan sumber daya manusia bidang pertanahan. Dua tahun berturut-turut yaitu masing-masing tahun 2013 dan 2014 telah direkrut sebanyak 40 mahasiswa untuk kuliah STPN.

Mereka mendapat beasiswa dari pemerintah melalui Badan Pertanahan Nasional (BPN). Nantinya, para lulusan STPN dengan proses tertentu diangkat menjadi pegawai negeri sipil yang profesional bidang pertanahan. Perselisihan pertanahan di tanah Papua yang sering terjadi saat akan digunakan baik untuk kepentingan private maupun publik dapat lebih mudah ditangani oleh OAP sendiri yang profesional.

Kampus STPN

Papua is widely known to the ownership of customary land rights, required specific management on the ground. The government needs to declare the acceleration of the increase in the human resources area of land. Two consecutive years respectively in 2013 and 2014 as many as 40 students have been recruited for college STPN.

They received a scholarship from the government through the National Land Agency (BPN). Later, the STPN graduates with certain processes appointed civil servants are professional land sector. Disputes over land in Papua that often occurs when going to be used both for private and public interests can be more easily handled by its own professional OAP.

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

57


Akademi TNI

Menjadi taruna Akademi TNI bagi OAP telah disediakan kuota tersendiri sebanyak 90 taruna (termasuk Polri) untuk kurun waktu 2011 sampai dengan 2014. Keberpihakan terhadap OAP juga diberikan fasilitas Program Spotting yaitu dua bulan bagi siswa kelas III terpilih Seleksi fisik AKMIL dan satu tahun bagi siswa kelas II terpilih dibina lebih awal oleh Kodam, Korem, Kodim, Lanal dan Lanud. Tujuan diberikannya fasilitas tersebut, agar para siswa OAP lebih siap mengikuti seleksi tingkat daerah. Seleksi di Papua diselenggarakan di Jayapura, Timika, Biak, Sorong dan Merauke. Mabes TNI tidak memberikan kebijakan khusus kepada OAP untuk persyaratan menjadi taruna khususnya persyaratan akademik karena mereka nantinya akan menjadi perwira yang profesional. Dengan demikian para siswa OAP hanya diberikan fasilitas Program Spotting dan sub aspek jasmani yaitu postur tubuh yang dibedakan dengan daerah lain.

58

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

A cadet at the military academy for OAP has supplied its own quota of 90 cadets (including the Police) for the period 2011 to 2014. Alignments against OAP is also given that the facility Spotting twomonth program students of By. Google for class III was elected and one year for second grade students elected fostered earlier by the military command, Korem, military command naval base and airfield. The purpose of granting these facilities, so that students are better prepared to follow the OAP regional level selection. Selection held in Jayapura Papua, Timika Biak, Sorong and Merauke. TNI headquarters did not provide specific policy requirements to the OAP to become cadets in particular academic requirements because they will become professional officers. Thus, the students are given the facility OAP Spotting Programme and sub physical aspects posture that is distinguished from other regions.


Dengan kuota yang disediakan, untuk tahun 2011 s/d 2014 adalah sebanyak 90 taruna OAP dengan rincian kuota untuk Papua 50 taruna dan Papua Barat 40 taruna. Rincian masing-masing akademik adalah sebagai berikut Akmil 23 taruna, AAL 13 taruna, AAU 9 taruna dan AKPOL 45 taruna.

By. Google

Seleksi fisik AKMIL

With the quota provided, for 2011 s / d 2014 was as much as 90 cadets OAP with details of quota to 50 cadets Papua and West Papua 40 cadets . The details of each are as follows academic Akmil 23 cadets , 13 cadets AAL , AAU 9 Police Academy cadets and 45 cadets .

Seleksi fisik AAU

By. Google

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

59


Akademi Polisi (AKPOL) dan Profesi POLRI Kebijakan pemihakan kepada siswa OAP untuk menjadi taruna Akpol dan profesi polisi di semua tingkatan juga diberikan kesempatan. Kebijakan Spotting seperti halnya Akademi TNI juga diberikan. Ketatnya persyaratan merupakan hal lazim yang kelak dituntut untuk menjadi polisi yang profesional.

OAP policy of siding with the student to become a Police Academy cadets and police professions at all levels are also given the opportunity. Spotting policy as well as the military academy is also given. Strict requirements are prevalent which later required to become a professional police officer.

Selesi fisik AKPOL

Perkuliahan AKPOL

By. Google

By. Google

Rekruitmen Taruna POLRI, Perwira karir, Bintara dan Tamtama.

DATA POLISI

60

2011

2012

2013

2014

Jumlah

AKPOL

P 2

L 0

P 7

L 1

P 5

L 0

P 4

L 1

SIPPS

0

0

0

0

1

0

0

0

1

BINTARA

28

3

208

0

216

11

92

272

830

TAMTAMA

0

0

25

0

69

0

0

0

94

TOTAL

30

3

240

1

291

11

96

273

945

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

20


Politeknik Kesehatan (POLTEKKES) Dalam rangka peningkatan kompetensi dan kapasitas tenaga kesehatan di Papua, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan UP4B dan para Bupati/Walikota se tanah Papua mulai tahun 2014 dilaksanakan Program Tugas Belajar bagi tenaga kesehatan Bidan, Gizi dan Sanitarian yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Diploma III. Disediakan kuota sebanyak 200 mahasiswa yang didistribusikan 120 mahasiswa belajar di Poltekkes Jayapura, Poltekkes Sorong dan 80 mahasiswa belajar di Poltekkes Jogyakarta.

In order to increase the competence and capacity of health workers in Papua, the Ministry of Health in collaboration with UP4B and Bupati/Walikota ground Papua since 2014 implementing Task Learning program for health personnel Midwives, Nutrition and Sanitarian who work in hospitals and health centers to continue their education Diploma level. With quota of 200 students distributed 120 students studying in polytechnic Jayapura, Sorong and 80 polytechnic students studying in polytechnic Yogyakarta.

Seleksi tugas belajar tenaga kesehatan

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

61


Peminat/pendaftar atas program tersebut sebanyak 180 calon dibawah kuota yang disediakan, dengan rincian peserta dari Provinsi Papua sebanyak 155 siswa pendaftar dan Provinsi Papua Barat sejumlah 25 siswa pendaftar. Para peserta harus melalui seleksi yaitu seleksi administrasi, ujian tulis termasuk TPA dan tes kesehatan. Para peserta yang lulus akan diberikan pembekalan sebelum pemberangkatan menuju Poltekkes tempat mereka studi.

Enthusiasts / applicants for the program as many as 170 candidates under the quota is provided, with details of participants from as many as 155 students of Papua Province and West Papua registrant number of 25 student applicants. The participants have to go through the selection, namely the selection and administration, including landfill and a written test of medical tests. Participants who pass will be given a briefing before departure to the place of their polytechnic studies.

Seleksi tugas belajar tenaga kesehatan

Program tersebut memberikan kesempatan kepada para tenaga medis PNS di Papua lulusan Diploma I atau SMA/SMK untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan D III khusus bidang Kebidanan, Gizi dan Kesehatan Lingkungan. Seluruh biaya selama pendidikan ditanggung oleh Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDM Kes), Kementerian Kesehatan. Pemerintah Prov/Kab/Kota berkontribusi beberapa biaya seperti sosialisasi, seleksi, transportasi dan pembekalan. Diharapkan, setelah lulus dari Poltekkes, mereka menjadi PNS yang memiliki pengetahuan, kemampuan, ketrampilan serta sikap dan perilaku yang profesional bidang kesehatan, seperti fasilitas layanan kesehatan di rumah sakit, puskesmas atau puskesmas pembantu. = UP4B =

62

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

The program provides an opportunity for medical personnel in Papua D-I civil servants or SMA / SMK to continue to pursue special education D-III field Midwifery, Nutrition and Environmental Health. The entire cost of education borne by the Agency for Development and Empowerment of Human Resources for Health (HRH BPPSDM), Ministry of Health. Provinsi/Kab/Kota contribute some costs such as socialization, selection, transport, and provisioning. Hopefully, after graduating from the polytechnic, they become civil servants who have the knowledge, abilities, skills and attitudes and behavior of health professionals, such as health care facilities in hospitals, health centers or community health posts.


Tim Penyusun : Ketua Anggota

Foto Layout Cover

: Agus Santoso : Sjaichul Abad Thobby Wakarmamu Nasri Zulfirman Azis Imam Saroni Samsul Rizal Darmawan : Dokumentasi Tim Monitoring ADIK-ADEM UP4B : Roni TN : Mahasiswa ADIK Universitas Diponegoro

ADE‌, PAPUA MENUNGGUMU

63


1

Kantor Jayapura Jl. Prof. M. Yasmin SH No. 1A Angkasapura-Jaya, 99113 Tlp/Fax : (0967) 521619

Kantor Manokwari Jl. Diponegoro Kompleks Sarina No. 126 Manokwari—Papua Barat Tlp/Fax : (0986) 214877

ADE…, PAPUA MENUNGGUMU

Kantor Sekretariat Wakil Presiden Jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 10110 Tlp/Fax : (021) 348 0574

Gedung 1 BPPT Lantai 5 Jl. M.H Thamrin No. 8 Jakarta Pusat Tlp/Fax : (021) 398 36243


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.