Seperak zine #11

Page 1

#11

Silakan PERBANYAK SEMAUNYA Tanpa MENGUBAH SEMUANYA

Juli 2013

Sketsa Perlawanan Rakyat

16+


Redakstreet

#11 — 2013

Ahoy

teman-teman apa kabaaar...? sudah lama sekali ya kita tak bersua, ahaha mungkin kalian juga sudah bosan­menunggu... Nah, ulasan Seperak zine edisi kali ini, kami hanya ingin mengingatkan tentang “Krisis Energi” yang luput dari perhatian dalam kehidupan kita. Oya ada juga sedikit cerita dari perjalanan redaksi bersama masyarakat petani ogan ilir, menuju sebuah kota di Jawa untuk menghadiri sebuah acara yang diselenggarakan oleh para petani. Juga pengalaman seru bisa singgah di ke­diaman seorang teman petani lahan pantai, kami sangat menikmati suasana sore hari, dipesisir pantai selatan. Hembusan angin selatan bertiup kuat menyisir pantai, dan permukaan air laut menghasilkan ­ombak menderu, ber­gulung, dan bergemuruh. Seraya membisikan kegelisahan­nya yang h ­ arus diceri­ takan. Bias angin menerpa­daun dan menggoyahkan ranting­pohon cabai para petani pesisir. Sekilas tampak damai terasa, memandang dan merasakan suasana yang ada di sana. Namun semua itu tidaklah seperti apa yang di­bayangkan, karena pasir yang menghamapar disepanjang pesisir akan ditambang. Semua akan hilang dan musnah, ke­se­ rakahan, ketamakan, dan kehancuran akan menimpa apa yang telah dibangun masyarkat petani selama puluhan t­ ahun.

2

#11 — 2013

Untuk melanggengkan ke­ kuasaan feodal untuk ratusan ­t ahun kedepan kesultananan kraton Jogjakarta melalui korpo­ rasi pertambangan (JMI) akan membangun sebuah pertam­ bangan pasir besi yang besar di sepanjang pesisir pantai selatan. Atas nama pembangunan dan penghilang­a n kantung2 kemiskin­an, masyarakat miskin pesisir pantai kearifan lokal juga akan hilang tergusur oleh ke­ rakusan dan keserakahan. Sampai sejauh ini masyarakat petani pesisir masih terus mengepalkan tangan dan menyatakan perlawanan terhadap intervensi feodalis, korporasi tambang dan otoritas-otoritas yang ingin merebut lahan pantai dan juga lahan pertanian mereka.­

Sampai sejauh ini masyarakat membangun sebuah forum yang dinyatakan bersama de­n gan ­m asyarakat­ per­t anian di daerah lain, juga dukungan, serta so­lidaritas de­ngan masyarakat inter­national. Semua itu takkan terlupakan, serasa ingin kembali kesana, menikmati suasana khas desa pesisir yang sederhana, juga hidangan lezat dari seorang istri kawan yang tinggal di sana... Juga tak lupa kami ucapkan terima­k asih kepada pembaca dan semua ­teman-­teman yang sudah ber­kontribusi langsung maupun yang tidak langsung. Selamat membaca… Salam, Peluk hangat untuk solidaritas. [RED]


#11 — 2013

3


4

#11 — 2013


Bagaimana rasanya, ketika di tengah jalan “Motor besar atau Mobil mewahmu” kehabisan bahan bakar? Atau, apa yang ada dipikirkanmu ketika “mp4 player, laptop/tablet pc, dan Smartphone canggih seri terbarumu” Lowbat? Lalu apa yang kamu lakukan jika energi yang kamu gunakan semakin mahal? dan satu lagi... apa yang bisa kamu perbuat jika sumber energi yang kamu butuhkan... habis tak tersisa, musnah tinggal debu...

AH

Sial..! Rasa kecewa dan rasa ingin men­ dapatkan kembali sumber energi yang baru pastinya, demi kebutuhan masing-masing. Kecangihan dan kemewahan semua itu takkan berarti tanpa energi, Ya! Itulah mengapa kalian kecewa, karna kalian masih membutuhkan dan bergantung pada energi untuk kelagsungan hidup

sehari-hari. Seperti contoh diatas itu merupakan suatu kebutuhan energi skala kecil, coba pikir gimana kalau untuk kebuthan yang sekala besar...? Apakah mereka, kalian, atau kita (para pengguna energi yang setia) pernah memikirkan hal yang sama, yaitu cadangan kebutuhan energi untuk jangka panjang untuk generasi yang akan datang?

#11 — 2013

5


Konsumsi Energi Eh tau ga...?! ternyata, 35% dari total penduduk Indonesia atau 61,6 juta jiwa masih bertahan hi­dup tanpa pelayanan listrik. Ketika monster globalisasi telah merajalela ke seluruh pelosok dunia dan sejak tahun 1945 indonesia sudah lama merdeka, tapi sampe sekarang Indonesia belum juga sangup mencukupi kebutuhan energi sendiri. BBM juga sama gilanya, dengan kenaikan harganya. Plis deh... “kalo beli minyak tanah di warung, masa minyak tanah ame bensin harganya lebih mahal minyak tanah.” ucap ibu-ibu pencinta minyak tanah usai mengantri minyak tanah di salah satu agen minyak di jakarta. Seiring dengan kenaikan harga dan biasanya kelangkaan BBM di berbagai daerah yang kian marak. Ditambah lagi dengan tarif bulanan PLN yang dirasakan semakin mencekik dan meresahkan dimana angkanya pun semakin ‘misterius’. Kebutuhan energi listrik me­­ mang dirasakan vital bagi masyarakat. Energi listrik merupakan bentuk energi yang paling cocok dengan pem­bangunan modern. Ber­dasar­kan satu kajian, ada elastisitas positif antara pemakaian energi listrik per kapita dengan Gross Domestic Product (GDP) per kapita. Pembangunan modern suatu negara tidak dapat lepas dari konsumsi listrik. Di sisi lain, pengadaan energi listrik bukan tanpa masalah. Energi fosil khususnya minyak bumi, merupakan sumber energi utama dan sumber devisa negara. Krisis BBM baru-baru ini menunjuk-

6

#11 — 2013

kan cadangan energi fosil yang dimiliki Indonesia terbatas jumlahnya. Cadangan sumber energi fosil seperti minyak dan batu bara yang banyak digunakan pembangkit listrik kelak akan habis. Kebutuhan bensin pada 2025 diperkirakan akan meningkat 5 kali lipat dari tahun 2002 menjadi 48 juta kiloliter dan kebutuhan solar akan meningkat 4,3 kali lipat menjadi 56 juta kiloliter. Terjadinya Pemborosan Gile benerrrr... Indonesia me­ rupakan negara yang terboros dalam pemakaian listrik di ASEAN. Data ASEAN Centre for Energy (ACE) juga menyebutkan, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi paling besar untuk melakukan peng­hematan tenaga listrik akibat tingkat pem-

borosan energi listrik yang relatif tinggi selama ini. Pasokan listrik di Indonesia sendiri kini dalam status siaga karena cadangan­yang tersisa tidak banyak tersedia.­ Tingkat pemborosan energi yang tinggi ini memperparah pasokan tenaga listrik di Tanah Air yang kritis. Khususnya untuk pasokan di Pulau Jawa-Bali dan Madura, di mana kapasitas cadangan listrik yang tersisa hanya 330 megawatt. Negara-negara ASEAN lainnya sudah menerapkan gerakan penghematan energi secara konsisten. Dengan demikian, warga secara individu mau­pun lembaga sudah memiliki komitmen untuk melakukan peng­hematan pada penggunaan listrik. Bahkan Thailand memiliki peraturan yang mewajibkan setiap perusahaan


merekrut manajer energi. Hal itu bertujuan agar perusahaan tidak melakukan pemborosan energi. Di Indonesia upaya setiap perusahaan untuk mengurangi biaya produksi selalu berorientasi pada pengurangan tenaga kerja. Sangat jarang ada perusahaan yang langsung melakukan evaluasi terhadap penggunaan energi listrik. Padahal, peningkatan efisiensi sebesar 1% dalam pemanfaatan energi listrik langsung memberikan dampak pada peningkatan keuntungan bagi perusahaan. Contoh pemborosan terbesar di perkantoran atau bangunan publik dan juga di Mall, adalah penggunaan mesin penyejuk udara (AC) dan lampu yang tetap dihidupkan meski tak diperlukan lagi. Padahal, porsi konsumsi listrik AC dan lampu relatif besar, yakni di atas 45% dan 30%. Sebenarnya pemborosan itu terjadi bukan hanya di ruma­han... Tapi ­k ena­p a, yang disarankan untuk berhemat energi malah yang individual atau rumahan. Justru seha­r usnya konsumsi energi pada lembaga pemerintah dan industri

skala besar juga harus lebih diperhatikan. Tapi juga banyak faktor penyebab terjadinya pemborosan Energi sengaja atau tidak disengaja yang kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti: - Menyetrika pakaian sedikitsedikit, berulang-ulang kali menyalakan setrika. (karna alat tersebut bisa menyedot energi yang sangat besar untuk mencapai panas/suhu yang diinginkan).

- Penggunaan kertas tisu (itu fungsinya masih bisa digantikan dengan sapu tangan atau serbet yang bisa dicuci dan dipakai berulangkali). - Tidak menggunakan kertas di kedua sisinya. - Penggunaan baterai yang tidak dapat di isi ulang.

#11 — 2013

7


- lupa memasang timer oto­ matis/ matikan Televisi sebelum tidur. - ngecas HP sebelum tidur itu juga sangat tidak dianjurkan. Walaupun HP kamu menggunakan baterai li-ion (baterai jenis ini mampu ­hentikan suplai listrik secara otomatis ketika baterai sudah penuh) tapi bukan berarti kamu bisa menghemat energi secara otomatis juga.. Hal itu percuma kalau soket listrik masih terhubung ke HP, jika itu dibiarkan terus menerus, maka akan memperpendek durasi baterai, yang ditandai dengan pengecasan lebih lama, dengan pemakaian yang sebentar atau cepat habis.

8

#11 — 2013

Selain itu juga bisa menyebabkan kebakaran bro. - Penggunaan kloset bertangki penyiram (biasanya menyiramkan air lebih banyak dari tokai yang kita produksi). - Sikap manja, bergantung dengan perangkat elektonik, selagi bisa dilakukan secara manual apa salahnya. Misalkan, kalo ga gerah-gerah amat, mbok ya pakai kipas ­anyaman saja, kan lebih nyaman ga masuk angin, dari pada pake kipas angin atau AC. - Pemakaian sumpit bambu sekali pakai (biasanya di restoran atau penjual mi yang menyediakan sumpit tersebut jika kita memesan makanan untuk dibawa pulang).

- Menggunakan gayung ketika mandi (ternyata pemakaian air menggunakan pancuran 50% lebih hemat, dibanding mandi dengan gayung). - Membuka jendela mobil pada saat kecepatan tinggi (karna laju kendaraan akan terhambat jika jendela dalam keadaan terbuka, mesin pun akan bekerja ekstra dan membutuhkan lebih banyak bahan bakar dan juga mengeluarkan banyak emisi). - Membiarkan semua kebocoran, air, listrik, maupun gas. - Tidak jeli untuk memilih ken­ daraan yang tepat guna, ke­ mana pun arah dan tujuannya. Meng­g unakan mobil kurang dari tiga orang ; Menggunakan sepeda motor secara berkelompok untuk menempuh perjalanan jarak jauh (hayo siapa yang suka touring ;p) ; Malas, Gengsi, Malu bersepeda untuk jarak yang terjangkau. (sejatinya berjalan kaki juga ga kalah sehat kok). - Dan masih banyak lagi.... Penghematan energi sa­ngat bergantung pada perilaku dan kesadaran manusianya. Sekitar 80% keberhasilan kegiatan konservasi energi ditentukan oleh faktor manusia, sedangkan 20% lagi bergantung pada teknologi dan peralatan. Ah tapi percuma, gerakan hemat ener­gi di Indonesia masih payah, karena kesadaran individu­ juga jauh lebih payah dan belum ada tuh.. orang yang dihukum kerena memboroskan Energi. ~ [BDC] dari berbagai sumber


#11 — 2013

9


10

#11 — 2013


#11 — 2013

11


Industri Makanan & Minuman

Paling Boros Energi Jakarta - Hasil audit Nedo (New Energy and Industrial Technology Development Organization), sebuah organisasi pengembangan energi alternatif dan teknologi industri asal Jepang, menyimpulkan bahwa tiga industri manufaktur di Indonesia terbukti paling boros dalam penggunaan energi. Ketiga industri dalam negeri yang boros dalam penggunaan energi tersebut adalah industri makanan dan minuman, industri semen, serta industri baja. Nedo yang melansir hasil auditnya pada Maret 2007 menyampaikan industri makanan dan minuman di Indonesia menempati peringkat pertama terboros dalam penggunaan energi. Hal itu didasarkan dari hasil audit dimana untuk menghasilkan pendapatan penjualan sebesar Rp 108,4 triliun, industri makanan dan minuman Indonesia membutuhkan sebanyak 7,7 juta kilo liter BBM atau 16 % dari total konsumsi energi industri yang mencapai 47,48 juta kilo liter BBM pada 2006. “Sebagai perbandingan, di Jepang konsumsi energi untuk satu ton gula membutuhkan sekitar 105 liter BBM, sementara di Indonesia sebesar 157 liter BBM,� kata Takahiko Yamamoto, Direktur Eksekutif Nedo yang dikonfirmasi usai acara Sosialisasi Efisiensi Energi di sektor Industri, di Departemen Perindustrian, Jakarta, Selasa (13/3). Menurut Yamamoto, dari hasil audit pada 132 pabrik industri makanan dan minuman di Indonesia, tingkat pemborosan energi itu umumnya terjadi pada sektor industri pengolahan makanan dan minuman seperti pabrik gula, susu dan minuman. Industri-industri tersebut banyak menghabiskan energi untuk proses pembakaran, pendinginan serta pembekuan. Kondisi serupa juga terjadi pada industri semen dan baja nasional yang masuk kategori paling boros energi. Survei Nedo terhadap empat pabrik

12

#11 — 2013

semen dalam negeri, yakni PT Semen Baturaja (Sumsel), PT Semen Padang, PT Semen Gresik, dan PT Semen Tonasa (Sulsel), rata-rata mengkonsumsi BBM dan listrik hampir 4 miliar joule per ton semen per tahun. “Jumlah tersebut lebih tinggi hampir 17 % dari penggunaan energi dan listrik di seluruh pabrik semen Jepang yang hanya membutuhkan sebesar 3,4 miliar joule per ton semen per tahun,� kata Yamamoto. Staf Ahli Menteri Bidang Penguatan Struktur Industri Departemen Perindustrian Achdiat Atmawinata yang dikonfirmasi mengakui bahwa industri semen nasional memang belum efektif melakukan proses pengeringan semen, pendinginan klinker dan generator pengelolaan limbah sehingga terjadi pemborosan energi tersebut. Di sektor industri baja, pemborosan energi menurut Achdiat dapat diketahui dari hasil audit NEDO yang menyebutkan dengan kapasitas produksi sekitar 3 juta ton per tahun, industri baja nasional menghabiskan 8% dari total konsumsi energi sebesar 47,48 juta kilo liter BBM per tahun. (moh. ridwan) Sinar Harapan


rumah Anda pasti ada lemari es atau kulkas. Apakah Anda ­tahu bahwa kulkas adalah per­ alatan yang paling banyak menyedot energi listrik di rumah? Rata-rata kulkas dibuka orang 22 kali per harinya. Itu berarti 8,000 kali setahun! Ketika pintu kulkas dibuka, udara dingin yang Anda rasakan keluar bertukar tempat dengan udara hangat yang masuk. Bagian dalam kulkas menjadi lebih hangat dan memerlukan listrik tambahan untuk mendinginkannya lagi. Ada tombol putar di dalam kulkas untuk menyesuaikan temperatur. Tetapi banyak orang tidak menggunakan alat kontrol ini dengan benar. Kulkas akhir­ nya lebih dingin daripada yang seharusnya. Ketika kulkas penuh berisi makanan, listrik yang diguna­ kannya akan berkurang, karena udara dingin terperangkap dalam makanan. Karena itu, sebaiknya anda memilih kulkas dengan ukuran yang sesuai de­ ngan kebutuhan keluarga. Kulkas besar tetapi kosong, hanya akan memboroskan energi. Santoso, green radio

#11 — 2013

13


14

#11 — 2013


ASAL CERITA AJA

M

atahari sudah tegak lurus di atas kepala; terik, gerah dan bikin malas untuk keluar. Begitu pun dengan Ace yang masih asyik terbuai mimpi berkencan dengan Taeyeon, salah satu personil Girls’ Generation, girlband kesohoran asal Korea yang baru saja datang ke Jakarta September lalu. Satu-satunya hal

yang membuat Ace merasa perlu bangun dari mimpi­nya hanyalah pemenuhan kebutuhan biologis yang cuma bisa dipuaskan oleh Mbak Endang, CEO sekaligus penjaga Warteg Idola. Sebenarnya sih bukan Mbak Endang yang mampu memuaskan hasrat biologis Ace, melainkan semur jengkol plus tahu kuah beserta sedikit sambal ala Warteg Idola.

“Eh, Mas Ace, baru kelihatan”, sapa Mbak Endang renyah, serenyah tempe goreng garapannya. “Iya, Mbak. Sibuk. Biasa, lagi banyak orderan di kantor” balas Ace dengan senyum satu sennya. “Yang biasa ada?” Lanjutnya lagi. “Oh, ada, ada.” “Ya ‘udah, bungkus. Sama es teh manis ya sekalian.”

#11 — 2013

15


ASAL CERITA AJA Usai transaksi dengan Mbak E­ ndang dan membawa dua ten­ tengan kresek hitam (masing­masing untuk nasi dan es teh manis), Ace tergoda dengan Mang Ubay penjual gorengan yang menimbulkan gairah ber­gorengannya lewat cireng, bakwan, tempe dan risol. Jadilah, tentengan kresek hitam Ace bartambah berupa sekompi gorengan.

kadang ke mal sih, itu juga sekali sebulan dan setelah tanggal satu. Kalaupun ada yang istimewa adalah tumpuk­an kantong plastik di sudut kamarnya yang melebihi tumpukan cucian kotornya. Ace memang ‘hobi’ mengoleksi kantong plastik. Mulai kantong plastik warteg, mini market, apotik, toko sepatu, pokoknya segala jenis kantong plastik, apalagi yang

gunakan untuk membungkusi daging kurban untuk didistribuskan ke warga satu RW. Senin pagi. Mendung cende­ rung hujan dan berpotensi ke­ galauan. Bu Bos datang lebih pagi dan segera berpesan pada Ace. “Ce, kamu periksa selokan belakang, ya. Mau musim hujan nih, takutnya mampet.” “Iya, Bu.”

Seharian berlalu menuju malam. Usai jam kerja Ace berkunjung lagi ke Warteg Idola untuk pemenuhan biologis malam. Karena malam ini di tivi ada film eksyen yang dibintangi aktor laga kesayangannya, Chuck Noris, Ace pun membungkus makanannya dan menu bertambah dengan ayam goreng tepung sebelah warteg. Tak jauh berbeda dengan tadi siang, Ace membawa kresek berisi makanan yang kali ini jumlahnya cuma dua kantong. Tiada yang istimewa dalam hari-harinya. Sebagai office boy (OB) yang tinggal di kantor, ke­ seharian Ace hanya seputaran kantor dan warteg. Kadang-

gambarnya menarik. Maklum, Ace bercita-cita menjadi desainer grafis tapi tak kesampaian karena orang tuanya tak punya cukup uang untuk menguliahinya. Selagi Chuck Norris masih beraksi di tivi Ace mengalihkan perhatian ke tumpukan kantong plastiknya. Diambilnya satu persatu, dipisahkan berdasarkan warna, ukuran dan brand, dilipat dengan rapi. Chuck Norris pun kehilangan pesonanya sebab Ace kini lebih tertarik menggarap koloni kantong plastik yang tanpa sadar telah dikumpulkannya sejak enam bulan belakangan. Kalau dihitung-hitung jumlah plastik yang dikumpulkan Ace bisa di­

“Oh ya, bikinin saya kopi dulu dong. Makasih, ya.” Usai membuat kopi untuk Bu Bos Ace menuju selokan belakang dengan“alat tempurnya”. Sekedip­ an mata kemuadian hujan turun tiada berkabar. Ace buru-buru masuk ke dalam dan mengenakan jas hujan. Belum lima menit air di selokan meluap, sesampah menggenangi aliran air: styrofoam bekas Hoka Hoka Bento, kantong plastik ­McDonald, botol plastik ­CocaCola dan berbagai kantong plastik “branded” lainnya diselingi sampah-sampah non kantong plastik seperti gelas Starbuck dan lainnya. Belum juga usai kesusah-

16

#11 — 2013


payahan Ace mengumpulkan sampah-sampah indutrialis penyebab mampetnya selokan, ada sepuntung rokok putih mengalir ke arahnya dan ikut bergabung dengan kawanan sampah di hadapannya, disusul bongkahan bungkus nasi berisi sisa-sisa nasi uduk terbuka menganga dan tampak masih lengkap dengan tempe orek dan bihun. “Pret!!!” Gumamnya dalam hati. Sudah seminggu hujan meng­ guyur, dan seminggu itu pula Ace kerja ekstra membenahi sampah-sampah plastik yang menggenang. Pukul delapan malam. Ace ­baru selesai bebenah dan te­ngah

bersantai di sofa lobi kantor sambil memperhatikan gerimis, sekalian menunggu lantai kering usai dipel. Dengan lemas Ace kemudian ke kamarnya dan, ia harus bilang WOW! Nggak di luar, nggak di dalam, ada air menggenang a­ kibat mampat!

Kali ini lokasinya di kolong tangga yang menyerupai kamar­ nya Harry Potter dan memang jarang terjamah siapapun kecuali Ace—jelaaasss, cuma OB yang menjamah semua sisi kantor. Di lapak yang penuh tumpukan kardus dan benda remeh-temeh Ace menemukan plastik-plastik yang menumpuk tak karuan, basah karena air yang menggenang dan menjijikan. Yang tak kalah menjijikan ternyata di bawah plastik-plastik tersebut ada gombal putih yang sudah kekuningan, dan banyak flek hitam karena jamur akibat lembab. Jadi deh, malam ini Ace dapat PR tambahan dan segera tertidur pulas usai berperang dengan plastik-plastik.

Tengah malam Ace terbangun karena mimpi dikejar-kejar monster plastik. Kontan Ace menengok plastik-plastik koleksinya dan mengajaknya ‘bicara’ sambil sewot. Semenit berlalu plastikplastik itu bungkam. 5 menit kemudian tak bergeming. 10 menit

ke depan masih bisu. 30 menit berikutnya Ace memutuskan, “Gue harus berbuat sesuatu!” Berbekal kemampuan matematikanya yang tak bisa diandalkan kalau mau lulus SPMB, saat itu juga menjelang fajar menyingsing Ace mengambil buku catatan di ruang Bu Bos dan membuat kalkulasi: berapa banyak kantong plastik koleksinya dan berapa ratarata perhari ada plastik baru masuk, baik rutin seperti dari warteg atau tidak; berapa banyak plastikplastik masuk yang terbuang siasia; berapa banyak plastik yang akhirnya menjadi sampah dan menyebabkan kemampatan; apa saja yang bisa dilakukan terhadap plastik-plastik tersebut dan optimalisasi fungsi kantong plastik. Dengan cekatan bak pak kusir yang sedang mengendarai kuda, Ace merancang sebuah grand design hasil pemikirannya yang kelak membuatnya dicap “aneh” oleh orang-orang. Hari berikutnya, tepat jam makan siang, seperti biasa Ace melenggang ke tempat hangout favoritnya, Warteg Idola. “Eh, Mas Ace. Bungkus apa makan di sini?” Tanya Mbak Endang ramah seperti biasa. “Bungkus aja, Mbak. Kaya’ ­biasa.” Baru selesai Mbak Endang mengikatkan karet gelang ke nasi pesanan Ace dan hendak mengambil selembar kantong plastik, sekonyong-konyong Ace menyela setengah berteriak. “Nggak usah diplastikin, Mbak!”

#11 — 2013

17


ASAL CERITA AJA Suaranya yang agak tinggi seketika saja menarik perhatian para pengunjung warteg yang sebagian karyawan-karyawan kantor tetangga. Senada dengan para karyawan yang kemudian heran, Mbak Endang bertanya penuh kepo. “Lho, kenapa nggak diplastikin, Mas Ace?” “Nggak apa-apa, Mbak. Nggak usah diplastikin.” “Yang bener nih, Mas?” “Bener, Mbak. Nggak usah diplastikin.” “Diplastikin, deh. Biar gak tumpah bawanya.” Lanjut Mbak Endang sepertiga bercanda. “Nggak apa-apa, Mbak. Deket ini, kok.” “Yang bener, Mas Ace?” Mbak Endag kepo-nya makin nambah. “Bener, Mbak. Nggak apa-apa.” Heran campur bingung setengah mati hadir di wajah Mbak Endang. Pun dengan para pengunjung yang tampak syok bak melihat Ace keluar dari Rolls Royce dan tak habis pikir deng­an perilaku pegawai dengan strata terendah di kantor yang sebenarnya tidak bercita-cita menjadi OB. Ace berlalu seperempat bangga, seperempat pede se­ per­empat malu dan seperempat gugup. Esoknya Ace menerapkan kembali metode “bungkus tanpa plastik.” Kali ini agak kerepotan dia, karena ada dua orang yang menitip bungkus. Mbak Endang makin keheranan. “Ntar bawanya repot, Mas, tiga-tiganya,” hatur Mbak Endang iba.

18

#11 — 2013

“Nggak apa-apa, Mbak. Masih bisa, kok bawa tiga-tiganya nggak diplastikin.” Setelah membayar Ace buruburu beranjak, dan ketika di depan pintu kantor ia tersandung kulit pisang (klise amat sih), entah bekas siapa; tiga bungkus nasi yang dibawanya tumpah. Orang-orang sekitar hanya memperhatikannya tanpa sedikiptun membantu. Dengan sigap siaga–tentu saja karena malu— Ace membersihkan nasi-nasi yang tumpah dan membuang ke tempat sampah. Ace segera kembali ke Warteg Idola

memesan makanan yang sama sambil menghitung uang yang ada di saku celananya. “Eh, Mas Ace. Bungkus lagi, mas.” Sambung Mbak Endang ceria. “Iya, Mbak. Bungkus tiga, sama kaya tadi, ya? Nggak udah diplastikin.” Usai transaksi Ace mabur dan sama seperti tadi, tidak diplastikin! Sambil lalu Mbak Endang menatap penuh keheranan serta terbetik sebuah pertanyaan, “Kenapa Mas Ace nggak mau diplastikin, ya?”


Tiba di kantor Ace segera ke kamar dan memelototi kantong plastik koleksinya. Seakan ingin marah tapi tak tahu marah ke siapa. Tengah serius dalam tatapan sekonyong-konyong muncul seberkas sinar di kepala Ace; jawaban akan masalah yang baru saja dihadapinya. “Goblok! Padahal gue punya banyak kantong Plastik di sini. Kenapa nggak diberdayakan aja! Pake repot-repot nggak mau diplastikin segala. Ck, ah!!!” Ace membawa turun semua kantong plastik di kamarnya saat itu juga. Disimpannya rapi-rapi ke dalam lemari di pantry dan menulis pengumuman pada selembar kertas “KUMPULKAN SEMUA KANTONG PLASTIK DI SINI! ~Ace~” Esok siangnya Ace kembali ke Warteg Idola dengan pesanan bungkus nasi lebih banyak dari kemarin. “Nggak pake Plastik lagi, Mas?” Tanya Mbak Endang sedikit ngece seusai menyelesaikan pesanan tujuh bungkus nasi.

“Nggak usah,” balas Ace coolcalm-confident, lalu. “Nih!” Ace mengeluarkan kantong plastik ukuran besar dari kantong celana­ nya. “Mulai besok, saya bawa kantong plastik sendiri,” lanjutnya terkekeh-kekeh. Melihat tingakh polah pria single ini Mbak Endang hanya tersenyum geli tanpa kehilangan rasa kepo-nya. “Wah, Mas Ace. Sekarang bawa kantong Plastik sendiri. Hehe… Emang kenapa, Mas” “Iya, Mbak. Kebanyakan Plastik, kantor saya sering kebanjiran. Pada nyampah. Lagian kan kalo saya bawa plastik sendiri, Mbak Warteg bisa hemat. Hehehe…” Jawabannya yang tenang dan meyakinkan pun diiringi tawa Mbak Endang yang siang itu lebih gurih dari rawon buatannya sendiri. Mbak Endang pun memberikan bonus sepotong tempe goreng tepung sebagai penghormatan. Begitulah seterusnya. Sejak hari itu Ace selalu mebawa kantong Plastik sendiri tiap bungkus

makanan di warteg yang diterapkan juga ketika belanja ke mini market, pasar tradisional hingga saat membeli Bread Talk maupun JCO pesanan Bu Bos. Tentu saja, gaya hidup “diet plastik” ini menuai tatapan dan pandangan aneh dari para pramuniaga yang melayaninya yang dinilai tak wajar dan ‘menyalahkan’ prosedur berbelanja. Meski masih menumpuk, kolek­ si kantong Plastik Ace tidak sudah lebih bermanfaat. Kantong-kantong plastik tersebut selalu dipakai ulang. Meski tiada seorang pun kagum dan peduli dengan ‘gaya baru’-nya ini, Ace tetap merasa keren dan enggan jemu menyebarkan kesadaran diet kantong plastiknya ke rekan-rekan di kantor. Kalaupun ada yang “ngeh” dengan kelakuannya sekarang hanyalah Mbak Endang yang senantiasa bertanya –meski sudah ratusan kali dijawab— mengapa Ace selalu membawa kantong plastik sendiri. *Ya elah, Mbak Warteg. Ace kan single. Ya “sendiri”, dong :D [Amet]

#11 — 2013

19


20

#11 — 2013


#11 — 2013

21


#11 — 2013

Sebelum kamu bingung dan bertanya-tanya ­kepada ­teman mu “Apa itu GRIDLOCK..?” Mari kita intip arsip lama, sebuah ­artikel menarik dari di internet ­d iposting tanggal 30 May 2011 | 09:43 wib, berjudul ­Tahun 2014: Macet Total ­Sejak ­Pintu Pagar Anda; “Data ­resmi melansir, kendaraan di Jakarta bertambah lebih­dari 1000 unit setiap hari, terdiri dari 240 mobil dan 890 motor. Di akhir tahun 2011, d i­p e r k i r a k a n ­ken­da­­raan yang melintas di ­J a­k ar­­t a sudah men­­ca­pai 12 juta unit. Jika dalam keadaan diam satu unit kenda­ra­ an roda dua butuh ruang sebesar 2m2 dan mobil butuh

22

Dealer produsen kendaraan bermotor, “untuk target sebulan, 1 orang Sales itu harus menjual 10-15 unit. Lain lagi de­ngan Surveyor dari leasing, kalau S­ urveyor itu lebih sadis targetnya.. bisa 40-50 unit per bulan. Tapi itu terakhir gue kerja ya.. tahun 2011, tau deh kalau sekarang 2013, ­biasanya sih tiap tahun target perbulannya bisa naik...” katanya begitu. Nah menurut sum­ber lain, kali ini orang yang masih berprofesi seba­ gai Surveyor di salah satu leasing yang mencover beberapa Dealer di Jakarta. “Untuk mencapai target b i a s a nya S a l e s kasih DP murah & Surveyor memper­


nilah potret keberhasilan dan kesejahteraan industri otomotif (Produsen) dan mitra­ nya perusahaan bembiayaan kendaraan bermotor (Leasing) atas angka penjualannya yang meningkat. Dampaknya kemacetan juga meningkat ya toh.. Dengan mengatasnamakan lapangan pekerjaan, produsen & leasing kendaraan bermotor memang ditakdirkan bekerja keras untuk memikirkan kualitas produksi & target penjual­an demi pengahasilan & kesejahteraanya saja... lalu apa pernah produsen & leasing memikirkan dampaknya...? Lihat saja realita di lapangan.. penyebab utamanya adalah begitu mudahnya memperoleh kredit kendaraan motor. Lalu kenapa bisa semudah itu? Menurut narasumber, seorang yang pernah berprofesi sebagai Sales dari

I

- copas & edit dikit dari metro.kompasiana.com

8m2, maka akan dibutuh­kan ruang sebanyak 41,4 juta m2. Itu dalam ke­ adaan diam. Jumlah ini sama dengan luas jalan yang ter­ sedia saat ini. Jika seluruh kendaraan itu s­ erentak turun ke jalan, ­seluruh ruang jalan akan p ­ enuh, tanpa ruang gerak sama sekali. Si­ tuasi ini dinamakan Gridlock, kemacetan total, di mana kita tidak bisa memastikan awal dan akhir kemacetan. Tanpa bisa diurai. Dan ini akan terjadi di seluruh jalan di Jakarta.”

#11 — 2013

23

m u d a h p ro s e s ACC kepada calon (peminjam kredit) yang mau ngambil motor”. So.. bayangkan saja, ada berapa ba­nyak orang yang berprofesi sebagai Sales dan Surveyor kendaraan bermotor di jakarta? lalu kalikan dengan target ­b ulanannya... itu baru ­motor cuy.. belom mobil... dah hitung saja sendiri ya... Namun hal itu dibantah oleh seorang yang karyawati di salah satu perusahaan produsen motor, katanya “sejak tahun 2012 sudah ada peraturan yang bertujuan ­untuk membatasi pembelian, dengan mengharuskan DP kredit ken­daraan bermotor itu minimal 20%..” dan katanya angka penjualan tahun 2012 menurun disebabkan peraturan itu. Tapi bukannya kemacetan yang sekarang itu terjadi dari akumulasi daya beli dan gencarnya promosi jauh dari beberapa tahun sebelumnya? Faktor lainnya adalah panjang jalan yang tidak bertambah... tapi percuma juga mau ditambah sepanjang dan selebar apapun jalannya, kemacetan akan tetap terjadi, selama laju produksi dan perilaku konsumtif dari masyarakat terus meningkat. Lalu mengapa tidak dibuat trotoar yang lebih lebar dan jalur sepeda yang lebih banyak, serta transportasi masal yang baik, aman dan murah? [BDC]


24

#11 — 2013


#11 — 2013

25


26

#11 — 2013

Terimakasih untuk Keith McHenry -Pencetus Food Not Bombs (FNB), yang sudah mampir & berbagi banyak hal tentang Food Not Bombs, bersama kawan-kawan Food Not Bombs (Ponti) di Jakarta, 2 Maret 2013 lalu.


abtu malam derap-derap ­kaki melangkah menuju suatu tempat, sebuah pertemuan tepatnya. Pertemuan kecil yang mempunyai impian dan ideide besar. Hangar bingar kendara­ an yang lewat dan dentum­an lagu cadas beraroma politi­c al HC/ PUNX kadang berjalan berjalan bersama mereka yang membentuk lingkaran diskusi sosial/politik. Saat per­temuan pertama awalnya saya akan mendapat respon dari me­reka-mereka, tetapi diluar dugaan, ternyata mereka sangat senang dan antusias bersuara, bertanya, dan mendengarkan ketika diskusi sedang mulai. ‘ooh shit! What the fuck; its not what

S

im thinking, am I dreaming?’ kalau saya memang bermimpi biarkan seleksi alam yang akan menampar dan membangunkan saya dari mimpi ini. Pertemuan pertama tidak ba­ nyak yang dibicarakan, hanya saja saya membuat list kontak person, perkenalan, dan membicarakan banyak hal dari permasalahan sosial, negara, dan system, D.I.Y yang disesuaikan dengan budaya lokal, sampai kapitalisme. Itu juga dalam bahasa yang ringan, sedikit canda/tawa, dan yaaa…sedikit mabuk juga lha pastinya. Latar belakang kami hampir semua sama, pekerja. Walaupun ada beberapa dari kami yang masih

sekolah. Ada yang bekerja se­bagai penjaga toko, percetakan sablon, dll. Kalau saya coba bertanya kenapa sih mereka mau ikut dalam ruang diskusi ini? Beberapa dari mereka sebenarnya ingin aksi dimana wacana anti kapitalisme itu tidak hanya menjadi slogan, terikan, dan tanpa sikap yang jelas. Intinya sih mereka! Seribu kata tiada aksi. Kami pernah coba gerak untuk mencairkan otak tidak hanya diskusi wacana melulu. Tidak sebesar protes, demonstrasi, atau pun penghancuran property capital (wuih!!) tapi kami berusaha untuk mencoba gerak dan aksi kecil2xan walaupun berupa aksi vandalis berupa stencilan pylox di jalan pada waktu malam. hehe…­untuk targetan kolektif ini kedepan menurut saya hanyalah se­makin kuat/solid. Gak perlu banyak orang k alo Cuma hangat2x tai lancung, survive, bisa kenal dgn banyak orang dari kolektif-­kolektif lain selain dari komunitas HC/PUNX untuk bermain di k­ olektif kami, lebih asyik lagi diskusi bersama. Oh iya bagi mereka yang pernah berkata kalau kami soksokan politik sutra lha. Untuk apa kalian bicarakan. Saya dan mereka gak sok-sokan kok! Kita hanya ingin membuat perubahan dengan mereka yang percaya dan yakin untuk membangun hidup yang lebih baik, lebih adil dan penuh cinta/kasih. Tulisan ini didedikasikan untuk mereka yang berdiskusi, diskusi, dan diskusi diantara tembok pembatas… “cukup berdiskusi dan mulailah beraksi!” Liberate! [BRB]

#11 — 2013

27


tengah kecamuk konflik yang kian mencuat, peran alat negara yang kian mengeksistensikan diri sebagai abdi negara yang melindungi segenap tumpah darah, ternyata menjadikan sebagian penduduk negeri kaya ini justru mengepalkan t­ angan dengan slogan perlawanan terhadap perlakuan negara. Setelah semua sejarah yang melebur menjadi sebuah ­tujuan yang menggantung jutaan ­harapan, telah kandas dalam p ­ olitik “dagang sapi”. Para ­minoritas itu pun larut ber­lenggang dalam kubangan korupsi, kesewenangan, perampasan serta pembohongan besar besaran. Kerumunan bernama ­aktivis pun telah menjelma sebagai elit elit yang lincah bermain di ranah politik.  Macam Andi Arief yang ­justru ­dicari cari oleh masyarakat ­k orban banjir di Jakarta kemarin.­ Pelaku terbentuknya sejarah ­Reformasi tersebut tiba tiba menghilang bussss... bagai asap yang hilang dipapas angin. Mungkin hanya beberapa jiwa saja yang masih bersetia dengan perjuangan. Sesetia korporasi dengan dengan keuntungan. Sesetia Bakrie Group yang meraup untung besar dari jiwa jiwa tenggelam dalam lumpur hitam Lapindo.

Di

28

#11 — 2013

Konflik berkepanjangan pun kian membara di tanah Kabupaten Ogan Ilir. Puluhan ribu tanah diklaim oleh Negara sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak 1981 silam. Pihak perusahaan gula (PTPN VII unit Cinta Manis) terus mengembangkan kepak sayap keutungannya yang konon justru mengalir ke kantong kantong besi milik keluarga Cendana. Serentak dengan keutungan yang didapat perusahaan, ribuan petani terus meratapi apa yang telah negara rampas dari mereka. Tanah. Eksitensi yang lebih condong kesombongan negara  akhirnya meletus di 4 Desember 2009. Sedikitnya sembilan masyarakat dari Desa Rengas tertembak oleh kawanan Brigade Mobil (Brimob) yang menyelinap di sela sela pohon tebu yang mulai mengering. Salah satu korban, Muklis harus terus mengingat kejadian brutalnya negara tersebut dengan cacatnya jari manis di sebelah kiri serta di lengan kiri. Tim medis saat itu memutuskan untuk menjahit lengan kirinya karena tertembus peluru. Luka robek yang cukup besar harus ditebusnya dengan tanda jahitan tak rapi yang melingkar. Sedangkan jari manisnya, mengalami pemendekan “Saya bersyukur jari saya


tidak diamputasi. Saat itu jari ini hampir putus sudah sedikit lagi putus,” ungkap Muklis sambil memberikan jarinya untuk diraba. Muklis mengaku akan terus mengenang masa perjuangan itu.  “Selamanya bertani sampai mati, petani tidak punya tanah bukan petani itu namanya,” tegas Muklis lagi. Penembakan yang telah terjadi itu pun tidak menggetarkan bara perlawanan terhadap perusahan gula tersebut. Pada akhirnya, perjuangan berbuah manis. 1800 hektar tanah berhasil diserahkan (direbut kembali) perusahaan kepada petani Desa Rengas. Tiga tahun paska bentrokan terjadi. Bara perjuangan ternyata terbang menghinggapi jiwa­jiwa petani di desa tetangga. Sebanyak 22 desa mulai bergerak merebut kembali tanah mereka.  Perlahan intimidasi mulai mengakrabi para soko guru negara ini. Puncaknya, 27 Juli 2012, empat warga Desa Limbang Jaya menjadi korban penembakan oleh Satuan Brimob. Risman harus merelakan lengan kirinya membusuk dan diamputasi. Farida terkena timah panas di bagian bahu kanan, serta Sudirman yang terkena juga di bagian tangan. Dan akhirnya, keluarga

Darmawan harus menelan pil pahit. Anaknya Angga Prima yang berusia 12 tahun tewas karena ditembak di bagian kepala bagian kanan yang juga memutuskan telinga kanan bocah kelas 7 SMP ini. Ini satu dari sekian banyak konflik yang berhasil memerahkan (darah) tanah tanah di setiap sudut negeri ini. Kebrutalan elit dan kaum minoritas semakin menjadi. Semangat perjuangan itu pudar seiring dengan terus menggeliatnya seruan seruan demokrasi dan hak manusia yang harus dilindungi tanpa toleransi. Seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Daerah Operasi Militer (DOM) yang saling baku hantam bertahun tahun, habis disapu dengan doa masyarakat Aceh melalui Tshunami 2004 lalu. Sebagai catatan, Badan Pertanahan Negara (BPN Sumsel) telah menerangkan,hanya 6512,214  hektar tanah milik PTPN yang memiliki Hak Guna Usaha (HGU) dari 20 ribu lebih tanah yang di garap oleh perusahaan tersebut.  Bayangkan!!! Bukti konret yang telah dipaparkan itu pun tidak menyurutkan rakusnya para elit negara untuk terus meraup keuntungan dengan memakan kebahagian orang banyak. [Ami] #11 — 2013

29


Cerita & Ilustrasi: Aji Prasetyo

30

#11 — 2013


Ketika saya mendapat kabar tentang acara pertemuan masyarakat petani di Jawa Tengah. Sementara itu teman-teman di Tangerang berinisiatif menggalang dana untuk membantu keuangan agar kongres petani bisa berjalan lancar. Beberapa hari kemudian teman-teman petani di Ogan IlirSumatera Selatan, merespon kabar itu, mereka akan menghadiri acara itu. Inilah catatan perjalanan acara tersebut. Lebak bulus-Jakarta, 06 Februari 2013, 16.26 WIB. Dalam perjalanan menuju Giwangan-Jogjakarta bersama teman-teman Ogan Ilir untuk pertemuan kongres petani. Kami berlima berangkat di sore hari yang diguyur hujan lebat. Saya berharap perjalanan lancar dan tidak ada kendala apapun sehingga kami dapat selamat sampai tujuan.

Menjelang malam bus sempat berhenti di peristirahatan agar penumpang bisa buang air kecil, makan, merokok, atau sekedar beristirahat. Sementara, sepanjang perjalanan aku hanya tidur di dalam bus ber-AC itu dan terkadang bangun untuk minum air. Giwangan, Jogjakarta, Hari pertama, 06.15 WIB. Pagi yang cerah, selamat datang di Jogjakarta. Tidak ada halangan dalam perjalanan, hanya saja banyak sekali truk-truk distribusi antar kota antar propinsi yang berlalu lalang untuk membawa hasil produksi yang akan dipasarkan ke seluruh Jawa. Tampaknya permintaan barang dan jasa juga meningkat seiring dengan perkembangan peradaban yang semakin pesat di pulau Jawa ini. Sesampainya di Jogja, saya sempat stay di rumah seorang teman dari Komunitas Kretek sambil menunggu sore tiba, karena kami akan segera menuju ke tempat pertemuan (kongres).

#11 — 2013

31


Saat ini partisipan yang datang untuk menghadiri pertemuan petani hanya beberapa saja, di antaranya adalah seorang teman dari Bandung dan petani tembakau dari Sumedang. Di tempat pertemuan, kami akan bertemu dengan teman-teman lain yang datang dari berbagai daerah. Bantul, Hari kedua, 17.30 WIB. Setelah perjalanan beberapa menit akhirnya saya dan rombongan lain dari Rumah Kretek sampai di tempat pertemuan. Beberapa orang sudah sampai di tempat pertemuan itu, di antaranya adalah seorang teman lama, masyarakat petani Kulon Progo (KP), Petani tembakau Sumedang, teman dari Bandung, teman dari Porong-Sidoarjo, delegasi petani Takalar (Sulawesi), dan segera akan datang teman-teman dari Blora, Pati, Jepara, Kebumen, dan lain sebagainya. Hujan mengguyur deras malam ini, semoga teman-teman lain segera tiba di lokasi dengan selamat. Hari ketiga, 10.00 WIB.

Pertemuan sudah dimulai ketika saya sedang sarapan di luar tempat pertemuan bersama kawan. Pertemuan baru dimulai menjelang siang, kemudian acara sempat tertunda dan dihentikan karena ada pihak TNI dan kepolisian yang mencoba mengintai dan mengorek informasi tentang kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung saat itu. Lalu setelah pihak petani dan teman-teman mencoba bernegosiaisi dan melengkapi surat-surat yang menerangkan kegiatan apa yang sedang berlangsung, akhirnya acara diteruskan kembali. Acara dimulai dengan kisah dan permasalahan yang dialami teman-teman petani di daerah masing-masing tempat tinggal mereka.

32

#11 — 2013

Tabel di bawah ini menjelaskan persoalan– persoalan yang terjadi di daerah mereka: Paris (Parangtritis) Penggusuran karena terbitnya perda no. 5 yang mengatur masyarakat yang tinggal di sekitar pantai parangtritis. Kebumen Konflik agraria yang terjadi antara masyarakat kebumen dan TNI. Masyarakat merasa tertipu atas tanah garapan yang dijadikan proyek pertambangan pasir besi dengan alasan isu keamanan nasional. Ogan ilir (sumatera selatan) Ditanggal 27 juli 2012 terjadi penembakan yang dilakukan brimob polda Sumsel karena kehadiran PTPN di tahun 1980 dengan panen pertamanya di tahun 1984. Setelah itu PTPN melakukan perluasan lahan produksi dengan cara memonopoli harga tanah sehingga merugikan petani lokal. Di tahun 2008/2009, masyarakat melawan dengan cara me-reclaim tanah alat produksi komunal untuk warga. Sumedang (2005-2006) Konflik petani kopi dan PERHUTANI, sampai akhirnya sekarang petani bisa menanam di hutan PERHUTANI di lahan PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat). Lumajang Permasalahan dengan pertambangan pasir besi, terjadi konflik masyarakat Lumajang dengan preman lokal bayaran.


Porong Sidoarjo

Jepara (Balong) Konflik masyarakat Jepara (Balong) dengan rencana pembangunan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Adanya perlawanan dikarenakan kebohongan publik dan kepentingan pihak lain dalam pemanfaatan lahan yang juga mengandung pasir besi. Jepara (FORNEL)

Masyarakat porong sidoarjo yang kehilang­ an r­ ua­ng hidup karena pen­cemaran lingkungan. Parahnya lagi pemerintah daerah ­tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelesaikan permasalah­an ini karena keputusan akhir ada di­tangan pemerintah pusat. Proses ganti rugi menjadi jual-beli, dan “harus menjual tanahnya ke Bakrie group”.

Konflik masyarakat nelayan Jepara dengan para penangkap ikan yang menggunakan pukat harimau. Dan juga terjadi penambangan pasir besi yang tadinya liar sampai sekarang mendapatkan izin. Hingga kriminalisasi terhadap petani yang melawan (selama 15 bulan yang ditangkap sebanyak 15 orang). Pati (Sukolilo)

Kulon Progo

Konflik antara masyarakat petani Kulon Progo dengan proyek pertambangan pasir besi, PT. JMI, dan keluarga besar sultan Jogjakarta. Info terakhir (saat tulisan ini dibuat) pihak tambang dan sekutunya sudah didukung oleh ormas keagamaan. Masyarakat pesisir berpikir saat ini hukum bukanlah payung atau tempat mencari keadilan. Masyarakat pesisir membangun sebuah organisasi non formal Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) yang solid dan tidak tercemar oleh kepentingan pihak lain.

Masyarakat Gunung Khendeng berkonflik dengan korporasi PT. Semen Gresik. Setelah melalui proses-proses hukum, menggugat ke PTUN, dan naik banding ke MA, akhirnya PT. Semen Gresik ditolak dan kalah walaupun mendapat dukungan dari Pemda. Dan hari ini mereka pun merumuskan programprogram kerja, membentuk beberapa team untuk muwujudkan satu visi. Akhirnya pertemuan diakhiri pukul 11 malam dan menyisakan PR yang akan dibahas di hari berikutnya.

#11 — 2013

33


Biasanya kalau sebuah gerakan sudah diarahkan, hal itu bisa “melemah­k anâ€? ide-ide kreatif baru dalam masyarakat progresif itu sendiri. Keadaan yang politis seperti ini juga bisa menciptakan elite politik, atau bahkan yang sangat buruk terjadi pengkultusan individu terhadap elite atau bahkan seorang tokoh terkemuka. Setelah diskusi yang panjang dan dengan keputusan bahwa kendali tetap di dalam genggaman tangan masyarakat, masyarakat petani diberikan pengetahuan/informasi tentang penggunaan iptek (multimedia).

Hari keempat, 08.00 WIB.

Teman-teman panitia dan petani di kongres mengutus beberapa orang (delegasi) yang berkunjung ke penjara untuk memberikan dukungan semangat kepada kawan kami, Pak Tukijo yang mendekam di penjara atas tuduhan yang diberikan kepada beliau. Sayangnya saya tidak tahu bagaimana suasana penjara dan keadaan beliau, karena saya tidak ikut serta dalam rombongan yang menjenguk Pak Tukijo. Hari yang sama antara pukul 11.00 - 17.30 WIB.

Masyarakat petani berdiskusi alot tentang prinsip kemandirian/otonom. Diskusi ini sangat menarik, karena masyarakat petani dibenturkan pada kenyataan dimana saat gerakan perlawanan petani harus mandiri secara penuh, dalam artian tidak lagi bergantung kepada suatu lembaga donor international, LSM, organisasi sosial-politik bentukan borjuis, atau partai politik sekalipun. Ini ide hebat yang sangat baru, biasanya sebuah gerakan perlawanan harus selalu berada dalam satu komando, bersifat sentralis, dan cendrung disteer (diarahkan).

34

#11 — 2013

Pertemuan hari ini ditutup di malam hari. Kebetulan saya tidak mengikuti study masyarakat petani tentang informasi IPTEK/multimedia. Karena topik diskusi sebelumnya terlalu lama, jadi saya meninggalkan ruangan diskusi untuk istirahat sejenak. Pertemuan kongres berlangsung hingga malam hari sampai jam 12an. Hari kelima, 09.30 WIB.

Hari terakhir pertemuan kongres, pertemuan melanjutkan pembahasan program kerja yang


terpotong kemarin. Di siang hari pembahasan mengenai program kerja pun selesai dan dipotong dengan istirahat. Setelah istirahat panitia dan masyarakat petani mengundang banyak orang dari luar kongres, seperti akademisi, pers/media, dan juga masyarakat biasa. Acara selanjutnya press realese, pembacaan deklarasi perjuangan bersama, dan juga sesi tanya jawab karena terdapat hal baru yang ditawarkan kepada publik, akademisi, dan teman-teman aktivis di luar lingkaran petani, yaitu mengenai sebuah gerakan akar rumput yang mandiri. Menjelang petang kongres akhirnya selesai dan teman-teman petani pun mulai berangkat pulang menuju ke daerah dan basis mereka masing-masing. Yogjakarta, Hari yang sama, 17.30 WIB. Setelah kongres selesai, saya dan teman-teman segera bergegas ke rumah salah satu teman untuk stay sementara, karena esok hari kami harus segera meluncur ke Kulon Progo agar teman-teman dari Ogan Ilir bisa belajar dari teman di KP mengenai pertanian di atas lahan pasir. Hari keenam, 15.30 WIB.

Setelah perjalanan yang lumayan jauh dari rumah teman, sekarang waktunya bersenang-

senang dan belajar di lahan pasir pantai Kulon Progo. Di tempat ini, teman-teman Ogan Ilir bersemangat sekali karena keingintahuan mereka tentang lahan pasir pantai dan tanaman apa saja yang bisa ditanam di atasnya. Ternyata hampir semua jenis tanaman bisa ditanam di lahan pantai ini, bahkan saya melihat padi ditanam di lahan itu. Setelah rasa keingintahuan mereka terbayar dengan realitas di lapangan, akhirnya kami pun segera pergi ke bibir pantai untuk bersenang-senang; bermain air laut dan menikmati awan mendung di pinggir pantai. Hari ketujuh sampai Hari terakhir.

Setelah kami ngobrol-ngobrol dan stay 1 malam di pemukiman masyarakat petani di pesisir pantai, kami pun berpamitan dan segera bergegas kembali ke pusat kota. Kebetulan ada seorang teman kami berdomisili di kota itu, kami pun bermalam di tempatnya. Banyak waktu kami gunakan untuk berdiskusi, berjejaring, dan sampai akhirnya kami pun bisa bersenang-senang, menikmati waktu yang tersisa dikota itu. Kami sempat ke Malioboro, dan berjalan-jalan di tengah kota Yogjakarta. Hari menjelang petang, kami pun harus segera pergi ke stasiun kereta untuk naik kereta yang membawa kami pulang ke Jakarta. [BRB]

#11 — 2013

35


36

#11 — 2013


- Sejenak Mengenang Masa Kanak Jenguklah kembali masa kanak-kanak dalam malam jiwa Damai berseri penuh tawa Jikapun bermusuhan paling cuma satu atau dua hari saja Sungguh konyol perang panjang politik orang-orang dewasa Ziarahilah kembali masa kanak-kanak kita Tuhan menyuratkan bahwa Ia juga memberikan kemampuan bermain selain bekerja Tangguh bermain sampai lupa makan melebihi ketangguhan para martir dan patriot Begitu malu kita orang dewasa yang terkadang berpikir “Besok makan siapa?� Resapilah kembali masa kanak-kanak yang kita lihat Begitu polos dan jujur telanjang Bahkan sangat jujur dalam mengungkapkan dusta Tak sampai hati untuk marah terhadap kebohongannya karena kejujurannya membuat kita tertawa Masa kanak-kanak begitu bahagia! Tak peduli ras, agama dan golongan! Aku rasa, aku harus lebih mencintai anak-anak daripada diriku Karena mereka adalah diriku di masa yang akan datang. [Teguh Triatmoko] http://www.facebook.com/teguh8triatmoko?fref=ts #11 — 2013

37


P

agi ini rintikrintik hujan masih berjatuhan. Aku bangun pagi jam 08.30 langsung mencuci piring membantu ibu yang sudah pergi belanja untuk makan sekeluarga. Tidurkupun sangat nyenyak semalam, setelah pulang dari rumah Kakak Ika mengambil beberapa zine untuk suplemen bacaan dan inspirasi baru hehehe.. indahnya hidup ini sangat menyenangkan tidak kerja. Bagun pagi, mendengarkan kicau burung dan mengerjakan pekerjaan yang belum selesai. Bikin komik, buat tulisan, dan mengerjakan rangkuman untuk artikal tulisan. Dibalik indahnya hidup yang menyenangkan ini saya tergugah dengan tulisan neoliberalisme yang serasa terus merongrong disetiap sisi kehidupan. Membawa terror yang mengancam kesejahteraan banyak orang, dan lingkungan.

38

#11 — 2013

Neoliberalisme apa tuh? Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi ekonomipolitik yang mengurangi atau menolak campur tangan pemerintah dalam ekonomi domestik. Paham ini memfokuskan pada metode pasar bebas.


Dalam kebijakan luar negerinya, neoliberalisme erat kaitannya degan pembukaan pasar luar negeri melalui cara-cara politismenggunakan tekanan ekonomi, diplomasi, dan/atau intervensi militer. pembukaan pasar merujuk pada perdagangan bebas neoliberalisme, secara umum berkaitan dengan tekanan politik multilateral melalui berbagai karakter pengelolaan perdagangan seperti WTO dan Bank Dumia. Ini mengakibatkan berkurangnya wewenang pemerintah sampai titik minimum. Neoliberalisme berusaha keras untuk menolak atau mengurangi kebijakan hak-hak buruk seperti upah minimum dan hak-hak daya tawar kolektif lainnya. Neoliberalisme bertolak belakang dengan sosialisme., proteksionisme dan environmentalism secara domestic tidak langsung berlawanan secara prinsip dengan proteksionisme, tetapi terkadang menggunakan ini sebagai alat tawar untuk membujuk Negara lain agar membuka pasarnya. Neoliberalisme sering menjadi rintagan bagi perdagangan adil dan gerakan lainnya yang mendung hak-hak buruh dan keadilan sosial yang seharusnya menjadi proriotas terbesar dalam hubungan internasional dan ekonomi. Pandangan kaum libertarian. Bagi Jhon Locke filsafat abat 18, kaum liberal ini adalah orang-orang yang memiliki hak untuk hidup, merdeka, dan sejahtera, bebas berkerja, bebes mengambil kesempatan untuk ’hancur’, bebas hidup tanpa tempat tinggal, bebas hidup tanpa tempat pekerjaan. Kapitalisme membanggakan hidup yang seperti ini sebagai hakikat dari penciptaannya. Pada awalnya kapitalisme dianggap menyimbolkan kemajuaan

pesat eksistensimasyarakat berdasarkan seluruh capaian yang telah berhasil diraih. Masyarakat prakapitalisme adalah masyarakat feodal yang penduduknya ditindas. Dan dalam perjalanannya kapitalisme selalu menyesuaikan dan menjaga kebebasan tersebut.Misalnya masalah upah pekerja, menurut konsepsi kapitalis, semua keputusan pemerintah atau tuntutan publik adalah tidak relevan, kemudian paham yang sudah terbentukbagi kaum liberal adalah kebebasan, berarti : ada sejumlah orang yang akan menang dan sejumlah orang yang akan kalah. Kemenangan dan kekelahan ini terjadi karena persaingan. Kekalahan liberalisme. Sejak kekalahan Wall Street (dikenal dengan depresi hebat tahun 1930) hingga awal 1970-an wacana Negara industri maju masih ‘dikuasai’ wacana politik sosial demokrat dengan argument kesejahteraan. Kaum elit politik dan pengusaha (kelas menengah keatas, Borjuis nasionalis dan proletar terdidik) memegang teguh pemahaman bahwa salah satu bagian penting dari tugas pemerintah adalah menjamin kesejahteraan warga Negara dari bayi sampai meninggal dunia. Rakyat berhak mendapat tempat tinggal layak, mendapat pendidikan, mendapat pengobatan dan berhak mendapat fasilitas-fasilitas sosial lainnya segala kebutuhan untukbertahan hidup. Kebangkitan neoliberalisme Perubahan kemudian terjadi seiring krisis minyak dunia tahun 1973, akibat reaksi Amerika Serikat terhadap Israel dalam perang Yom Kippur, dimana mayoritas negara-negara penghasil minyak timur tengah melakukan melakukan embargo terhadap AS dan Sekutu-sekutunya, serta melipat gandakan harga minyak dunia, yang kemudian membuat para elit politik di negara-negara sekutu Amerika Serikat berselisih paham sehubungan dengan angka pertumbuhan ekonomi, beban bisnis dan beban biaya-biaya sosial demokrat (biaya fasilitas-fasilitas negara untuk rakyatnya) pada situasi inilah ide-ide libertarian sebagai wacana dominan, tidak hanya ditingkat nasional dalam negeri tapi juga ditingkat global di IMF dan World Bank. [BRB]

#11 — 2013

39


ari menunjukkan jam 16.00 WIB. Pelabuhan Domestik ­Tanjung­pinang sudah m ­ ulai beransur sepi dan hanya tinggal beberapa ­keberangkatan lagi ke Batam. ­S uasana mencekam. Suasana seperti medan tempur yang tiada a­ mpun membabat habis kolonial kejam St. ­P aulus. Bukan main kejam! Setiap ­penumpang ferry adalah uang dan bonus bagi ­penjual tiket di ­Pelabuhan ­domestik khususnya di ­Kepulauan Riau. Atau lebih tepatnya aku menyebut itu sebagai “Wisata Urat”. Mungkin kita tertanya-­tanya, apa itu wisata urat? Baik disini aku akan jelaskan kenapa aku menyebutnya wisata urat, adalah teriakan membabi buta sang Penjual tiket. Harapannya adalah bagai­mana keluarga di rumah te­ tap makan dan bagaimana perut sendiri bisa berisi.  “bang ­batam bang, sini bang 10 m ­ enit lagi berangkat bang! baang!! baaang!!! baaaang!!!! baaaaang!!!!!” teriak wanita berusia 30an meneriaki penumpang yang masuk. ”Sakit hati kau? padan muka kau ga ada yang beli!! makanya, ngaca kau, ngaca!!!” ejek wanita penjual tiket seberang konter wanita yang pertama tadi. ”Eem.. Sudah lama kerja jual tiket kak?” tanya aku.  “sudah dik, dah hampir 6 ­tahun kakak disini. Bagi kakak kerja yang paling susah dan ­paling jaha-

H

40

#11 — 2013

nam adalah penjual tiket domestik tanjungpinang ­inilah” dengan perasaan m ­ engeluh d ­ ia berbagi cerita.  “jangan begitu kak, semua kerja susah kak, semua kerja ada resikonya. Ya bagaimana kita menyikapinya ajalah” c­ eletuk aku biar sedikit memberi ­semangat kepada kakak penjual tiket ini. ”memang dik, tapi yang ­paling ­jahanam kerja jual tiket nilah. ­Tengok tu monyet-monyet (penjual tiket konter seberang) terusterus mengejek kakak, p ­ adahal kalau baik-baik, kakak pun tak maki-maki” dari wajah kakak itu memang marah dan kesal ter­ hadap penjual tiket seberang dengan alasan terus-terus di ejek dan di tarik calon penumpang untuk tidak disitu. Beban mental dari jam 7 pagi sampai ke jam 17.30 sore adalah tekanan yang luar biasa dalam kehidupan penjual tiket domestik ini. Mereka harus mendapatkan calon ­p enumpang yang membeli tiket mereka agar mereka juga mendapat gaji

dari penjualan itu. Aku juga kurang pasti b ­ era­p a persen yang mereka­dapat dari setiap penjualan tiket. ”Ya ­gini­lah mas disini, udah tidak anggap pusing lagi saya” bercerita tukang beca disamping saya.   “loh loh loh... Kenapa memangnya pak?” tanya aku penasaran. “gini toh mas, disini ini saya dari jam 6 pagi sampai 6 sore mangkal disini. Jadi yang saya ­dengar cuma ini, ini radio saya dan kawan2 penarik beca yang lain. Ya kadang-kadang saya tidak perasan­ada suarasuara jeritan mereka” cerita bapak penarik beca itu dengan serius. “memangnya ada yang sampai berkelahi pak?”   “Jangankan berkelahi, yang ancam-ancam mau bunuhan juga ada, cuma iya itu hanya sebatas ngomong aja. Mereka juga ngerti mas, mereka gitu cuma cari makan. Kalau sampai berbunuh, ya makan apa keluarga mereka. Mereka itu se-


benarnya baik kalau di luar jam kerja, cuma di jam kerja ya harus begitu. Nama juga tuntutan hidup mas”, “hahaha..oklah pak, saya duluan ya, ayah saya sudah sampai tu” aku berpamitan” pakai beca ga? ayo saya antarin” beliau menawarkan jasa. “oh terima kasih pak, saya bawa motor kok. Ok pak saya duluan ya” “ya mas” sahut beliau.  Nah.. Kesimpulannya adalah sekuat apapun dugaan, sekeras apapun pekerjaan, pasti ada titik dimana kita boleh masuk didalamnya untuk menjadikan ianya lebih mudah. Ambil contoh, si penjual tiket setiap hari menjerit-jerit hanya untuk bagaimana tiketnya bisa laku dan dia mendapatkan bonus dari situ. Tapi jika sekali calon penumpang­ membeli tiket di situ, itu adalah satu masukan besar buat si

­ enjual tiket. Karena yang pasti p calon penumpang akan terus membeli tiket di tempat dia. Jadi setiap hari pasti ada bonus, hanya saja ramai atau tidaknya. Dan ­begitu juga penarik beca. Walaupun ­tidak ­setiap menit atau jam mereka­dapat ­penumpang, tapi jika mereka­ dapat satu, ­penumpang akan jadi langganan­ tetap. Nah ­seperti itulah.. Jadi aku punya wacana yang sedikit di luar akal fikiran­kita semua. Aku ­i ngin membuat WISATA­ URAT.. Dimana­ ini memiliki­ ­potensi w ­ isata yang ­cukup baik buat kota­ ­Tanjungpinang ini. ­Wisatawan ­asing boleh saja belajar budaya kita yang terkadang jarang di ekspos media. Boleh menjadikan ajang kompetisi JERIT MENJERIT DENGAN URAT TERKERAS pada setiap tahunnya.

Jadi para ­penjual tiket masih di hargai dan punya penghargaan dari apa yang ­selama ini mereka kerjakan. Bagi aku mereka adalah ­p ahlawan yang hebat bagi ­ke­luarga mereka. Pahlawan yang tiada segan silu untuk m ­ enjeritjerit, mengejek, ­menangis, ber­ kelahi dan lain lain lagi ­hanya dengan alasan untuk tetap h ­ idup dan berjuang agar k­ eluarga ­ter­utma anak-anak ­mereka tetap terisi perutnya.  Untuk­se­orang ayah atau ibu yang ber­profesi ­sebagai ­penjual tiket ferry domestik, k­ alian adalah pahlawan­yang hebat!!   salam sayang peluk hangat serta solidaritas.  [Abdul Gapur Amri / Tanjungpinang]

#11 — 2013

41


Penjahat Berseragam

Song Hellcopter

#1 Kerjanya menghancurkan dengan kekerasan E G E E G E A# A G Membuat orang susah hilang pekerjaan E G E E G E A# Tapi bagi mereka suatu kewajiban E G E E G E A# A G Yang harus dilakukan perintah atasan E G E E G E A# REFF: B Penjahat berseragam‌ (growl) G A G A B Penjahat berseragam‌(scream) E G F# G A G F# G E #2 Cari kesalahan melanggar aturan E G E E G E A# A G Yang salah dibenarkan jadi kebiasaan E G E E G E A# Inikah keadilan yang sedang diterapkan E G E E G E A# A G Diatas muka bumi penuh kebusukan E G E E G E A# Intro: E G F# G A Back to #2 Contact : Donny T.A.I Hp.: 0852 73954310

Palembang, Sumatera Selatan.

42

#11 — 2013

G F# G E

Link Download: http://hellcopter-plg.blogspot.com/ http://www.reverbnation.com/hellcopter


IYA TAPI MINYAK TANAHNYA MAHAL GOBLOK

pabandi.files.wordpress

#11 — 2013

43



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.