Seperak zine #9

Page 1

PERBANYAK SEMAUNYA TANPA MERUBAH SEMUANYA

JULI 2007

#9

untuk rakyat

Rp. 5000,-

+VCD

Sketsa Perlawanan Rakyat

APA KABAR BUMI?


H

ai!! Kaum Retjeh…Maaf baru terbit lagi. Setelah sekitar 2 tahun lebih masa resesi akhirnya kami ber­usaha exsist kembali. Kami harap rasa keingintahuan, men­ cari, dan membaca para kaum Retjeh t­idak berkurang walau­ pun setelah 2 t­ahun kita tidak sua. Dalam k­ olom editorial ini kami ingin memberitahu kenapa SEPERAK hilang dari pereda­ ran, dari masalah yang paling besar sampai yang sekecil mungkin, dari yang gak diketa­ hui sampai menjadi tahu. Pertama, dari acara MARAK music peduli. Dimana setelah itu selesai keuntungan dari acara itu digunakan untuk biaya pengobatan dan di berikan ke korban tsunami di Aceh. Kami juga sempat pindah sekre,mendapatkan tempat numpang di sebuah usaha rental­computer, print, termasuk setting, dan design. Gak lama berjalan akhirnya usaha tersebut collapse, dan berbuntut ­konflik antara kawan kami dan si pemilik usaha, yang berdampak si pemilik usaha menyabotase computer kawan kami. Sial!!! Kedua, akibat aksi sabotase sepihak menyebabkan kumpu­ lan image2x (gambar2x), dan file2x yang ada dikomputer kami hilang tanpa bekas, ber­ sih, plong. Aaah Brengsek!! Jadi mohon maaf untuk edisi ke Sembilan artikel Marxism VS Anarkism tidak bisa dilanjut­ kan akibat ­ h ilangnya file2x ­tulisan, kutipan, saduran buku, dan rangkuman dari berbagai sumber. Ketiga, sumber pen­da­ patan kami yang selama ini diperoleh dari ha­ sil produksi kaos untuk biaya produksi

2

#9, JULI ‘07

Redakstreet ­SEPERAK zine, ­ancoooour... Karena masalah klasik, yaitu kredit macet dan sistem pema­ saran by hand yang amburadul. Aaaah apes deh!! Untuk ini kami tidak menyalahkan siapapun walaupun akhir­nya kami bisa naik cetak­ ­edisi #8.­ Yang ke empat, manage­ ment yang bobrok, dan bera­ gam kepentingan individu karna tuntutan hidup. Satu demi satu, kami menghilang dari pereda­ ran, dan lupa akan tugasnya masing2x.. Mungkin masa2x terse­ but bisa dibilang Demoralisasi akibat benturan dan hantaman kiri-kanan, atas-bawah, depanbelakang. Dan godaan impian nikmatnya hidup seperti yang dialami salah satu dari kami. Dimana ia mencoba me­ minang seorang wanita karier yang market oriented,­super gaul, glamour, konsumtif abies, dan Hedonisme sejati. Yang melahirkan sebuah kegagalan yang sangat fatal, karena pola pikir dan perbedaan pandangan hidup dari kedua pihak. Saya kira ini semua penjela­ san yang sa­ngat detail dari meja redaksi kami. Untuk edisi #9 kali ini walau­ pun telat terbit dan dengan ­durasi waktu yang sangat panjang, dari waktu pengambilan gam­ bar akhir­n ya kami bisa terbit dan

mendistribusikan ke lapak. Kali ini kami mengangkat isu pema­ nasan global dimana protokol Kyoto dan negara2x maju ga­ gal dalam mengura­ngi jumlah emisi gas buang. Karena Jepang sendiri telah menjadi negara industri maju yang kurang memperhatikan emisi gas buangnya, ditambah oleh sedikit isu aksi langsung. Yang dikemas sejadinya dan apa adanya, dalam format vcd. Untuk pertama kalinya kami memberi sesuatu yang lebih dari porsi biasanya, seb­ agai bentuk perlawan terhadap dominasi­ media2x­ raksasa yang adiktif dan merajalela. Kami hanya ingin menunjukan bahwa kita juga bisa melawan dominasi mereka. yaitu dengan cara kita sendiri, lalu kita lakukan sen­diri, dalam seman­ gat D.I.Y Selamat men­ coba, monggo dicicipi....

KONTAK: tera_la_belle@yahoo.com, hai2har@yahoo.com 085695384468, 085691960377, 08568220559, 08561348967, 085692278796

#9, JULI ‘07

HMMMM... KAN LEBIH BAIK TERLAMBAT DARI PADA TIDAK SAMA SEKALI. TAPI LEBIH BAIK LAGI JANGAN SAMPE TERLAMBAT


Nasib LINGKUNGAN

DAN

PEMANASAN GLOBAL

Dari tahun ke tahun banyak kerusakkan yang terjadi d ­ ibumi. ­Hal tersebut­­terjadi karena ulah kita sendiri yang ­disadari atau ­tidak, dapat m ­ enyebabkan ­kerusakan pada alam. Mulai dari pencemaran l­ingkungan seperti polusi ,efek gas rumah kaca,penggunaan freon di negara berkembang,pembuangan Co (­ karbon) karena ­bahan bakar, masalah sampah, dan penebangan hutan. Belakangan ini pencemaran­­lingkungan dampaknya semakin mendunia, yaitu pemanasan global. #9, MAY JULI ‘07 #9, ‘07

3


P

emanasan global terjadi karena efek rumah kaca yaitu; disaat matahari sedang memancarkan panas sinarnya ia membawa berbagai macam kandungan termasuk radiasi sinar, dan gelombang elektro magnet yang sangat ber­ bahaya. Kemudian lapisan ozon menjadi tabir pelindung dan me­ nyerap mengurangi kadar yang dibawa dari sinar matahari. Karena lapisan ozon telah rusak karena pencemaran ling­ kungan, karena kandungan ma­ terial pencemar, menyebabkan material sinar yang seharusnya dipantulkan ke angkasa terha­ lang oleh material pencemar dan

bertambah parah kadar radiasi oleh cahaya yg datang dan ti­ dak diserap oleh ozon. Terjadilah pro­ses peningkatan suhu bumi secara alamiah. Yang berdam­ pak pada musnahnya mikro or­ ganisme penunjang, mencairnya lapisan es dikutub yang berdam­ pak pada meningginya batas air laut, musnahnya ekosistem dan habitat kehidupan karena peru­ bahan suhu yang ekstrem. Manusia merupakan pe­ nyum­bang terbesar akibat ke­ rusakan bumi. Rusaknya atau hilangnya hutan yang terjadi karena manusia ternyata juga berdampak mengapa bumi kita semakin panas, karena hutan kita sebagai paru-paru dunia

juga sebagai peredam tingginya suhu bumi selain laut , kutub, dan hutan-hutan lain di bumi. Sudah seharusnya manusia menjaga dan merawat alam sekitar agar keseimbangan alam dapat ter­ jaga sehingga siklus ekologi akan terus berproses dibumi. Dan su­ dah sepantasnya alam mendapat perlakuan yang layak. Dari tahun ke tahun semakin banyak saja bagian habitat/ekosistem yang musnah karena dampak pema­ nasan global. Kalau tidak ada kesadaran menjaga lingkungan dan mengu­ rangi pencemaran tidak dipung­ kiri lagi anak cucu kita tidak akan selamat dari bencana ekologis yang paling logis. N’cex anti kocek

BENCANA EKOLOGIS YANG SANGAT LOGIS DARI ULAH MANUSIA YANG AMAT SANGAT EGOIS

4

#9, JULI ‘07


#9, JULI ‘07

5


HAHA!

ihi HihiH

!

!

HA

HU

! HA HA

HEHE!

H

HA HA! A ! HAHAHA!

#9, JULI ‘07

!

6

ELAK A K R

!

A

BUKAN

HA

H

BL APA USUNG R

HA

A!

HAH

A

HA

HA HA IH E!

H

! A H

HUWEHEHE!


MASA ORANG TUANYA AJA S I H YANG PAKE HELEM...

ANAKNYA JUGA DONG...!

PERHATIKAN & UTAMAKAN KESELAMATAN ANAK DI JALAN #9, JULI ‘07

7


MASALAH KEMISKINAN? Coba Deh...

PENDIDIKAN MURAH,

K

BUKAN MURAHAN

emiskinan adalah suatu keadaan, di­ hubungkan dengan kebutuhan, kesuli­ tan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Sebagian orang paham istilah ini secara sub­ jektif, komparatif, sudut moral, evaluatif dan sebagai sejarah penderitaan umat manusia. Jumlah rakyat miskin di Indonesia menurut BPS (lihat tabel 01). No

Bulan

Tahun

%

1.

Februari

2005

35,10%

2.

Maret

2006

39,05% Tabel 01

Dari tabel diatas terdapat peningkatan sebesar 3,95 juta dalam tahun 2005-2006 bahkan WorldBank mengatakan mencapai 109 juta jiwa! Benar-benar angka yang tinggi untuk Negara yang berlimpah SDA, tingkat ekonomi dan masyara­ katnya yang saat ini telah mencapai 200 juta jiwa. Pemerintah dalam menanggulanginya memberikan suatu program BLT, raskin dan JPS hasilnya belum memuaskan hanya meringankan. Jumlah angka

8

#9, JULI ‘07

yang 109 juta jiwa belum berkurang secara signifi­ kan. (apa sich.. signifikan?) Bagaimana caranya menanggulangi kemiski­ nan?..Dengan cara membuat program peningkatan kesejahteraan fisik maupun non fisik. Maksudnya pemberantasan kemiskinan difokuskan pada pro­ gram yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang berpihak pada si miskin dan pembangunan sosial yang berorientasi pada kese­ jahteraan masyarakat, dalam konteks ini, non fisik adalah penghormatan, perlindungan dan pemenu­ han hak-hak dasar masyarakat miskin. Salah satu hak dasar tersebut adalah hak atas pendidikan, hak atas pendidikan adalah hak yang dimiliki setiap manusia yang hidup di dunia ini, hak atas ekonomi tertera di­ dalam konvensi internasional tentang hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak atas pendidikan mewakili landasan yang kuat dari tingkat internasional dan nasional, di Indonesia sedikit sekali modal yang di­ tanam untuk mengembangkan sumber daya manu­ sia, alasannya; menanam modal pada sumber daya


manusia lama memperoleh hasil. Efektifitas alokasi anggaran pemerintah dalam bentuk BOS (Bantuan Operasional Sekolah) masih diragukan untuk me­ ningkatkan partisipasi masyarakat miskin dalam sektor pendidikan, dilihat dari alokasi, anggaran pendidikan mengalami peningkatan setiap tahun­ nya dan belum dapat mendukung mengapa?..(lihat tabel 02). No

Anggaran

%

1.

Biaya pegawai

83 %

2.

Belanja barang

13 %

3.

Pemeliharaan

2,1 %

4.

Perjalanan

0,6 %

5.

Subsidi

0,17 % Tabel 02

Sebagian besar anggaran dialokasikan un­ tuk biaya penyelenggaraan pemerintah. Pada ta­ hun 2005 mencapai 12%. Dalam pasal 49 ayat 1 UU No. 20/2003 tentang sistem diknas mengatur dana pendidikan dan biaya pendidikan kedinasan dialo­ kasikan minimal 20% dari APBD. Ketidakmampuan pemerintah dalam memenuhi target 20% karena ada keterbatasan anggaran. Seberat apapun kon­ disi keuangan Negara seharusnya pemerintah tetap mengutamakan masalah pendidikan, sebab pendidikan memiliki korelasi yang signifikan dalam penanggulangan kemiskinan. Penelitian Univ. Of Sussex menyimpulkan pemenuhan atas pendidikan ini penting karena diyakini akan mampu mengu­ rangi angka kemiskinan melalui multiplier effectnya dalam meningkatkan pendapatan, keterampilan dan produktifitas si miskin. Mahbub Ul Haq, ekonom asal Pakistan melalui bukunya “The Poverty Curtain“ menyimpulkan hal yang sama dengan penelitian di atas, dalam bukunya ia mengambil contoh Cina, ia menjelaskan tenaga kerja negeri Cina yang melim­ pah ruah telah diubah dari beban negara menjadi keunggulan yang kompetitif melalui penanaman modal dalam SDM (pendidikan) dan penyebar­ luasan keterampilan teknik dan kejuruan untuk tenaga kerjanya dan pendidikan dasar pada rak­ yatnya. Penanggulangan kemiskinan harus diikuti dengan kebijakan peningkatan mutu pendidikan

dan ke­terampilan masyarakat, pendidikan tersebut harus bermutu, terjangkau dan tanpa diskriminasi gender. Riset dan Focus Group Discussion (FGD) melakukan riset lapangan dan literatur, bertujuan memperoleh fakta, data dan informasi tentang hara­ pan si miskin terhadap program-program pengen­ tasan kemiskinan, latar belakang riset adalah pen­ ingkatan jumlah angka kemiskinan setiap tahunnya. Hasil riset; mayoritas responden menyatakan sangat membutuhkan program raskin (36%) dan BLT (25%), riset literatur dilakukan dengan mencari data dari sejumlah instansi yang pernah melakukan riset ten­ tang kemiskinan, hasilnya terkait dengan masalah pendidikan: 1. Masyarakat sekitar tambang rata-rata me­ miliki tingkat/mutu pendidikan rendah dan terjadi kesenjangan antara pekerja asing maupun lokal terutama masalah gaji. 2. Rakyat miskin lebih membutuhkan pen­ didikan yang tepat guna. 3. Rakyat miskin membutuhkan cara penga­ jaran yang non-skolastik atau tidak formal, modern, sederhana administrasinya, dan dilakukan dalam wadah komunitas ter­ tentu. Hasil FGD menunjukkan program wajib bela­ jar 9 tahun belum benar-benar gratis 100%, sebab rakyat masih terbebani biaya sekolah anak sekitar 50%-70%, biaya itu untuk buku, seragam dan lainlain. Partisipasi perempuan dalam dunia pendidikan sudah cukup bagus Tapi didaerah terpencil belum, karena dalam masyarakat pedesaan pendidikan lebih diprioritas­ kan kepada kaum pria apabila ada keterbatasan dana. Masa depan akan lebih baik bila pendidikan berjalan dengan sistem, kurikulum, kualitas dan pendidikan yang baik. Melalui pendidikan 9 tahun gratis 100%, kemiskinan yang melanda ratusan juta penduduk Indonesia akan terkikis dalam waktu yang relatif singkat. Bekerakyatbiasa, jang biasa adja lagie.

#9, JULI ‘07

9


PENDIDIKAN TIDAK BUTUH PELAJARAN!

10

#9, JULI ‘07

STOP KEKERASAN dalam PENDIDIKAN!


P.O. BOX 6371 JKSGU JAKARTA 12063 INDONESIA WWW.MYSPACE.COM/DSBTG 081511055475/02193865753


sementara itu jauh di pelosok kutub utara... pinguin mempersiapkan dan akan mengerahkan seluruh kekuatannya, untuk meneror negara-negara industri yang menyebabkan es dikutub mencair lebih cepat...

AAARRRRGH...! WAHAI MANUSIA...足 hentikan!!! produksi gas rumah kaca... Aku menyaksikan... dengan mata kepalaKU sendiri, efek perubahan iklim.

12

Yaitu berkurang es dan mencairny cepat di musim pan global juga menye 足perubahan 足ling 足m engancam ke termasuk k


Kami tidak meminta simpati, kaMI berupaya menunjukkan kepada setiap­ negara di dunia agar sadar pentingnya ­­b ahu-membahu untuk memperlambat terjadinya perubahan iklim.

gnya lapisan ya salju lebih nas. Pemanasan ebabkan dampak gkungan yang ehidupan... kaumku!

Itulah alasan kami datang, yaitu untuk memberitahu semua orang bahwa perubahan iklim telah terjadi di Arctic dan segera berdampak ke wilayah lainnya.

Cepat atau lambat, jika dibiarkan, dampak pemanasan global akan dirasakan seluruh penghuni bumi...! CAMKAN ITU!!!

#9, JULI ‘07

13


S

KAMI ADA

ebuah catatan tentang keberadaan kami. suatu aksi tandingan dari apa yang disebut kemapanan tatanan sosial normal. Apakah kami, dan kenapa ada? Apa yang memben­ tuk kami?... Kami ada… Ini bukan suatu aksi pamer, sok2an, gaya2­an, be­ lagu2an, atau pun trend mode. Kami ada…karena sebuah kes­ adaran individu yang bergerak menuju suatu aksi langsung yang bulat. Kami ada… Karena kesada­ ran kami yang telah mengkristal, membenci suatu tatanan global kapitalisme. Kami ada… Tanpa pe­ mimpin dan dipimpin, tanpa struktur hirarki dan organisasi, karena kami memimpin diri sendiri. Kami ada… Karena sadar, berteriak, membangun jaringan, berbudaya, aksi langsung, mela­

14

#9, JULI ‘07

wan, menghancurkan, mem­ bangun kembali, dan mencipta tatanan baru… Itu adalah suatu proses cepat atau lambat. Kami ada… Merasakan lelah, panas, haus, berkeringat, dan penuh keyakinan. Dan bukan organisasi/serikat pekerja, partai, atau pun suatu bentuk paksaan. Kami ada… Ini adalah suatu bentuk memupuk militansi, menyamakan visi-misi, komuni­ kasi dan pandangan, dengan membentuk anggota-anggota perlawanan. Kami ada... Ini merupakan suatu budaya baru tanpa Bos/ tuan, ijon-ijon/tengkulak, lin­ tah darat, penindasan negara, kesenjangan gender, hak-hak dasar sipil yang dikuasai oleh ko­ rporasi ekonomi nasional/multi nasional, dan tanpa neoliberal­ isme. Kami ada… Tetap ada karena dukungan kalian, pekerja

seni dan budaya, para penyebar pamflet, para penerbit jurnal, zine, newsletter, funzine dan agen-agen pendistribusian me­ dia kami. Kami ada…Karena ke­ beradaan kami kekal dan tidak akan berhenti, walaupun kami mati. Suatu bentuk arus energi perlawanan yang bisa diciptakan tapi tidak bisa dimusnahkan. Kami ada... Tidak ada jarak yang membatasi kami. Dan meru­ pakan dorongan gejolak pandan­ gan kritis jiwa muda menatap keadaan hasil reduksi tatanan global yang ada. Kami ada… Ini hanya per­ mulaan proses, bentuk lain dari perjuangan anti neoliberalisme yang panjang dan berliku-liku. Kami ada… Kami ada… Kami ada… Kontribusi besar dari mereka yang ada: Bali, Salatiga, Jogyakarta, Semarang, Bandung, Serang dan Jakarta.


w

a

w

a

n

c

a

r

a

Aksi MAY DAY 2007

Pesan dan kesan: kenapa wacana ini lebih banyak dipa­ hami oleh teman-teman sekitar komunitas punk, sangat disa­ yangkan.

Didot Klasta, (Jaringan Otonomi Kota, Salatiga)

Gimana mnrt anda tntng aksi May Day hari ini? Sejauh ini lancar, bagus. Per­ siapannya kita dukung, cukup menarik karena tiap-tiap indi­ vidu berkooperatif masing-mas­ ing, gak ada pimpinan. Di Salatiga ada aksi juga? Di Salatiga kemungkinan aksi gak ada, disana untuk aksi moral seperti hari buruh ini, hanya bela­ san orang, beda dengan aksi yang menyangkut isu dan kemudian ditanggapi berbagai organisasi atau elemen. Pesan dan kesan: kok dalam aksi moral ini dari jakarta hanya sedikit? Kenapa? persiapan antar komunitas di Jakarta kurang?

Deni, (Gerah Manah,

Unauthorized Food:UNNES FNB Collective, Semarang)

Gimana mnrt anda tentang aksi May Day hari ini? Lumayan, karena hasil kerja kita, yang dengan planning 5 bulan ini sempet pending, ­biasa masalah komunikasi dan hubungan, peringatan May Day ini diharapkan menjadi sebuah wacana baru untuk hubungan antar komunitas. Di Semarang ada aksi juga? Di Semarang tidak ada aksi, pernah ada aksi di Semarang tahun 2003/2004 hanya sekitar belasan orang.

Asep Sunandar dan Deri (APOKALIPS, Bandung) Gimana menurut anda tntng aksi May Day hari ini? Asep: Kurang pamflet! Selebih­nya baik-baik aja, massa banyak maupun dikit kita nggak berpengaruh. Deri: Sejauh ini lumayan, kaena kita baru melakukan aksi sesama komunitas antar kota. Di Bandung ada aksi juga? Bandung ada aksi juga, pen­ ting sekali aksi seperti ini. Pesan dan kesan: ??? Dodi, (Pekerja, Bali) Gimana mnrt anda tntng aksi May Day hari ini? Bagus untuk wacana anti otoritarian, walaupun masih ada kelemahan & kekurangan, termasuk komunikasi antar ko­ munitas. #9, JULI ‘07

15


bergabung dalam moment beri­ kutnya yang betul-betul kita per­ siapkan nanti. Pesan dan kesan: salam merdeka! Bebas ber-expresi, ini semua buat kawan-kawan bukan suatu hal yang dianggap biasa sa­ ja. Oh iya kalo mau demo jangan lupa bangun pagi. Apakah Bali ada aksi juga? Di Bali ada aksi hari Ini, yang sadar hanya sepuluh orang. Yang perlu diperbaiki adalah komuni­ kasi serta organisir antar komu­ nitas dan dalam komunitas itu sendiri, di Bali belum banyak wa­ cana seperti ini, untuk movement punk di Bali sangat nihil, hanya ada punk2an trend. Pesan dan kesan: Banyak bergaul, karena kalo kita sadar dari hati dan bergaul mungkin kita bisa melakukan tanpa pak­

saan/menyamakan menurut diri kita sendiri. Acong/onyenho, (Yogyakarta)

Gimana menurut anda tentang aksi May Day hari ini? Untuk awal seperti ini, temanteman sudah bisa berkumpul un­ tuk komunikasi dan suatu bentuk aksi awal untuk aksi berikutnya. Dengan membentuk gerakan simultan untuk aksi berikutnya, untuk anak-anak street art bisa

Andi, (Komunitas Kandang Babi, Serang) Gimana mnrt anda tntng aksi May Day hari ini? Bagus, tapi masih ada yang kurang, pada saat rapat semalam katanya akan ada bentuk baca puisi, tapi di lapangan gak ada, kemungkinan karena waktu ter­ batas sehingga pembacaan state­ ment tidak ada. Pesan dan kesan: saling berhubungan dong, sehingga jari­ngan kita bisa diperkuat lagi.

Evaluasi aksi 1 May 2007 Target: Mengangkat isu May Day dari sudut pan­ dang yang lain diantara komunitas yang sudah ada/eksis. Sudut pandang keberhasilan tercapainya target karena kita mengadakan aksi ini untuk promosi suatu aksi yang berikutnya, dari jumlah massa yang diharapkan belum mencapai target (100org dari perkiraan tapi hanya kurang lebih 50org). Kekurangan: 1. Kinerja yang kurang koordinator,pendist ribusian (pamflet/selebaran) dilapangan tidak sesuai dengan sasarannya. 2. Diantara koordinasi antar kota gak sinkron dengan koordinator lapangan.

16

#9, JULI ‘07

Evaluasi Hari Buruh 1 Mei 2007 dari sudut pandang SEPERAK. Kurang massa, kurang sosialisasi tentang ak­ si yang akan dilaksanakan, dan pendistribusian selebaran yang tidak beraturan. Bagus dalam hal membangun wadah pergerakan karena jar­ ingan meluas antar kota dan propinsi.(kaya bus aja he..he..he). Selebihnya terjalin komunikasi dan benang merah karena tidak ditutup suatu kemungkinan akan ada aksi yang lebih besar. Kekurangannya ditutupi dan kelebihannya dikembangkan. Tak ada gading yang tak retak. redaksi Jalanan SEPERAK foto-foto IMC jakarta.indymedia.org


#9, JULI ‘07

17


dan SCENE PUNK TANAH AIR

P

unk Im Dischungel (Punk Not Dead), begitulah judul film dokumenter karya Andreas Greiger yang telah ditayangkan televisi Jerman pada 5 April yang lalu. Menurut seorang kawan, beberapa scene punk Jakarta muncul dalam film do­ kumenter itu. Sayangnya publik di Indonesia belum bisa menyaksikan film dokumenter yang membesut scene punk di Jakarta dan beberapa scene punk di Jogjakarta. Pada saat proses shooting, Komunitas Taringbabi pun menjadi nara sumber. Para awak televisi Jer­ man itu datang pada suatu siang di bulan Desember. Mereka membuat film dokumen­ter tentang scene punk di Indonesia bersamaan dengan lawatan konser band punk lawas asal Jerman, Culster Bomb Unit (CBU) di Jakarta dan Jogjakarta. Dan menurut Andi, panggilan akrab An­ dreas Greiger, bahwa CBU mendapat sponsor dari televisi Jerman selama lawatannya di Indonesia. Hal itu digambarkan dalam sebuah adegan ketika gitaris CBU awalnya enggan ke Jakarta karena,”Fuck I have no money, ­I have no time!...” Beberapa ”pentolan” scene punk di Jakarta begitu antusias, bahkan nampak membantu para kru televisi selama shooting --dari mengangkat tripod dan mem­ bawakan perbekalan mereka ketika

18

#9, JULI ‘07

usai gig CBU di Bulungan, Jakarta Selatan. Dalam proses shooting di Jakarta, sang film maker mengam­ bil gambar kegiatan Taringbabi sehari-hari, dari memasak di dapur, membuat sablon dan cukil-kayu, bergaul dengan masyarakat di kampung Setu Babakan. Beberapa pemain (player) band Marjinal mengungkapkan pengalaman mereka sebagai punker. Prob­ lem mereka yang awalnya tidak mendapat restu dari orangtua. Tetapi berkat komunikasi yang ter­ us menerus dan hangat, akhirnya orangtua mengerti jalan hidup anak-anaknya. Secara kebetulan, Andi pun banyak bertanya pada seorang ayah yang putranya aktif di komunitas Taringbabi. Sang ayah biasa mampir untuk main catur

dengan teman-teman anaknya. Dari impresi di Taringbabi, menurut Andi, punk di Indonesia sangat jauh berbeda dengan punk di Eropa khususnya Jerman. Punk di Indonesia bisa diterima oleh masyarakat, tidak seperti punk di Eropa yang kini sedang stagnan, hidup dengan eksklusivitas, tidak lagi memainkan live band (hanya punk generasi tua yang masih nge­ band), lebih gandrung pada dunia digital yang menjadi ruang bermain musik-musik punk. Berselang beberapa minggu, datang kru televisi RCTI yang me­ minta kepada komunitas Taring­ babi sebagai narasumber karena mereka mendapat masukan dari sebuah scene punk di Bandung, agar menemui Taringbabi untuk melihat sisi lain dari kehidupan


punk. Lagi-lagi kami menerima para awak televisi RCTI dengan apa adanya. Mereka mengambil gambar kegiatan sehari-hari di Taringbabi: memasak, nyablon, membuat cukil-kayu, dan bertanya pada masyarakat kampung Setu Babakan. Ketika reporter RCTI menan­ yakan keberadaan street-punk, Mike dengan lugas berkata, Kawan-kawan yang hidup di jalanan telah mem­ buat pilihan dalam hidupnya. Dan kita sangat menghormati pilihan itu. Taringbabi selalu mendukung street-punk dan tidak pernah sekali pun mengambil jarak. Taringbabi adalah bagian dari kawan-kawan street-punk. Ketika ditayangkan, muncu­ lah istilah ”Punk idealis” dan ”Punk Jalanan”. Semua istilah itu adalah datang dari redaksi RCTI yang ingin menyuguhkan kontras sehingga mudah dicerna masyarakat. Dan hal itu telah melalui kaidah dan etika jurnalistik. Acara RCTI yang bertajuk ”Urban”itu lalu disambut dengan kehebohan. Sebagian besar mendukung kawan-kawan di­Taring­babi/Marjinal yang memberi informasi yang tepat kepada khalayak luas tentang dunia punk. Masyarakat pun terbuka matanya, sehingga tidak menganggap punk adalah semacam ”penyakit sos­ ial” seperti yang digam­ barkan media televisi lewat acara reality show ”Punk: 7 Hari Menuju

Tobat” atau iklan obat flu yang menggambarkan punk sebagai penyebar virus. Tetapi beberapa orang dalam scene, yang bahkan mengatas­ namakan 12 scene punk Jakarta, menyebarkan SMS dan selebaran yang menganggap negatif apa yang telah dilakukan Taringbabi/Marjinal. Mereka mengibarkan bendera a­ ntimedia. ”Band Punk kok Masuk Tivi” demikian kata-kata yang meremeh­ kan bahkan memprovokasi kawankawan di seluruh penjuru Tanah-Air. Alaaammaak! Mengapa mereka begitu manis ketika televisi dari Jerman datang, bahkan berlagak menjadi kru begitu rupa. Mengapa mereka tidak memprotes CBU yang disponsori televisi. Mengapa mer­ eka tidak memprotes band-band punk dari mancanegara yang konser di Jakarta yang jelas-jelas diliput televisi dan dibiayai sponsor? Begitu banyak kontradiksi di dalam dunia underground. Mengapa mereka mem­ berlakukan larangan-la­ rangan yang keras terhadap band-band Indonesia, tidak boleh masuk televisi atau bekerjasama dengan pihakpihak lain. Mengapa be­ gitu banyak

aturan dan aturan dalam scene punk. Mengapa harus ada pem­ besar-pembesar dalam scene punk yang memberi fatwa: melarang ini dan itu, membolehkan ini dan itu. Menghadapi segala gem­ puran provokasi yang anti dialog, Taringbabi mengambil sikap tegas bahwa Taringbabi menyatakan ber­ sedia bekerjasama dengan pihak mana pun, atau media mana pun selama media itu tidak memblejeti kebebasan kita, dan pihak-pihak itu tidak menindas kita. Apa yang dina­ makan dengan D.I.Y (Do It Yourself) yang sejarahnya diadopsi dari scene punk di Eropa harus diadaptasik­ an dalam kehidupan sosial di sini (lokalitas). Segala bentuk transfor­ masi dari sono yang diberlakukan dengan kaku sama halnya dengan menyebarkan penindasan di bumi pertiwi tercinta ini. Bukankah punk adalah ma­ nusia yang mengedepankan kebe­ basan, kesetaraan dan perdamaian? Masih banyak hal yang perlu dikaji atau dipikirkan. Kita jangan hanya sekadar percaya pada mitos-mitos yang dibangun dari benua sono, di London atau di mana pun. Lihatlah kondisi lokal kita. Kita jangan hanya menjadi bebek. Untuk yang ingin mengetahui liputan tentang scene-punk, lihatlah Elshinta TV pada jam 7 malam, wa­ lau siaran percobaan tetapi menyuguhkan tayangan yang sehat dan bergizi. Posted by KORAN MARJINAL Wednesday, April 11, 2007 4:08 AM http://koran-marjinal.blogspot.com #9, JULI ‘07

19


asal jeplak!

Komentar Mereka mengenai

Penampakan “

Jalu, (AGONY SHIT, Bintaro street crew)

Sayang idealis mereka udah kemakan media. Konsep DIY dikomunitas punk udah luntur karena media, mereka udah putus dalam konsep movement punk, tapi untuk persahabatan mereka masih diakui.

Pesan dan kesan:

kuatkan idealis punk, jangan membedakan dengan street punk.

Suzzzud, (Alfa Street

Skateboarding ASS, KISAH NYATA)

Yah mereka sebenarnya gak salah juga sih, karena mereka disana menyampaikan makna kalo punk itu ada, dan mereka gak mau dipandang sebelah mata karena dari komunitas mereka masih ada hal positifnya, salahnya mereka muncul di TV media, sedangkan masih banyak media DIY, yang masih sanggup mengangkat mereka.

Pesan dan kesan:

GO D.I.Y AND SEE YOU IN HELL STREET GIG SHIT, PEACE LOVE AND GAUR!

Kuro, (THE TOT Crew Rawa belong)

Menurut gue bodo amat! Diedie gue-gue, kalo menurut die bener ya udah jalanin, tapi say­ ang kenapa gak percaya media kita (komunitas sendiri), sangat disayangkan.

Pesan dan kesan:

Jangan kaya’ mereka.

Panjul, (Kebon Mangga Bayoran)

Kalo menurut orang bedabeda, gue sih biasa aja tuh. Men­ dukung, karena setiap orang

20

#9, JULI ‘07

berpikir beda-beda. Bagus juga sih buat pelajaran, yang menurut gue benar. Contoh baiknya mer­ eka mandiri untuk keberadaan­ nya dan memberikan kita hal-hal positif, gue rasa itu saja.

Pesan dan kesan:

supaya maju dan sukses

Arie Idiot, (THE IDIOT)

Jangan terlalu dibesar- besar­ kan, janganlah kita berpatron pa­ da satu band. Jangan kita berpikir untuk menjadikan mereka suatu acuan, samakan saja mereka den­ gan Brandals, Up stairs & SID. Kita nggak akan nemuin suatu titik progress, biarkan mengalir apa adanya agar tidak ada pengkul­ tusan individu.

Pesan dan kesan:

jadi diri sendiri aja, karena mental orang-orang Indonesia kebanyakan beranggapan kalo dirinya masih dimiliki orang atau belum jadi diri sendiri.

Lubis, (FISSTICUF 86)

“NO COMMENT!”

Pesan dan kesan:

tetap bertahan di komunitas tercinta PUNK, karena punk bu­ kan lah manusia-manusia pecun­ dang yang gampang menyerah terhadap keadaan. VIVA LA D.I.Y!

Panic, (SEPTICTANK)

Mengenai dia masuk media, itu sih hak mereka, karena mer­ eka juga memiliki suatu alasan dan dapat dijelaskan. Kalo dibi­ lang netral ngga’, kontra juga ngga’ apalagi pro, selama itu ngga’ merusak dan memajukan komunitas, ngga’ masalah. Kalo mereka mau ngangkat masalah punk kenapa Cuma mengang­ kat komunitas marjinal aja, yang disesalkan komunitas kita kan

” di Media Layar Kaca

juga punya media, kenapa gak pake media komunitas aja (dulu mereka punya Combro). Selebi­ hnya, buat anak marjinal adalah hak asasi mereka, selama ngga’ merugikan komunitas.

Pesan dan kesan:

komunitas disatukan ato kum­ pul-kumpul lagi, kita samakan konsep, visi dan misi gimana punk & movementnya kedepan. Hilangkan diskriminasi antar ko­ munitas, antar band dan saling mendukung satu sama lain.

Seal, (SOSIAL-SOSIAL, Anti Musik)

Ketika media bekerja sama dengan kita, itu adalah awal dari sebuah kehancuran. Disaat lo mengagung-agungkan DIY, wa­ lau apapun alasannya mereka sudah salah kaprah sehingga membunuh diri sendiri.

Pesan dan kesan:

kita udah mandiri secara be­ sar, karena DIY. Kita orang terdi­ dik, sudah selayaknya kita punya media sendiri, baik elektronik maupun cetak yang tidak kalah dengan media besar.

Acong, (Pengusaha kecil, Mencong)

Gua akuin punk di Indonesia eksis karena media, karena pen­ getahuan masih pada kurang, yang ada hanya tahu “costum”nya doang, gua menolak media ter­ masuk TV karena banyak aturan, yang dia gak tahu, kemudian di­ perbanyak/disebarluaskan trus jadi mode karena ekonomi dan pendidikan.

Pesan dan kesan:

jangan meniru mereka, kalo perlu mereka punya media-me­ dia indie.


ah... sumpeh loch...?

#9, JULI ‘07

21


UTJUP

to disarmed their weapon of mass destruction

Beks & Git

they fighting for a new world and order in Iraq... destroy the evil empire of Saddam...

and give them our good democracy

the media are liar...the fact is? war for oil and just make chaos in middle east

re-group and DIRECT

ACTION!!!

only one

SOLUTION


T E R P E J ASAL

hey jackson? masih krisis jati diri...!? sadarlah dan jadilah

diri sendiri

#9, JULI ‘07

23


CERIYATI DERITA SEORANG TKI “Konvensi internasional tentang perlindungan Hak semua Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya.” -Pasal 7-


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.