Soeara massa 3 agustus

Page 1

s

assa show up the facts!

Selamat Datang Mahasiswa Baru di Universitas Jenderal Soedirman

WWW.SOEARAMASSA.COM

Edisi 36


2

3B (Belajar,Berorganisasi,Berjuang) Oleh : Biko Nabih Fikri Zufar Divisi Pendidikan Front Mahasiswa Ranting Unsoed

M

usim awal semester sudah sebentar lagi. Kampus akan semerbak dengan musim mahasiswa baru. Mereka yang datang berbondong-bondong diterima di setiap kampus mulai sumringah dengan menanggalkan baju seragamnya yang telah penuh sesak dengan coretan kelulusan. Dibalik kegirangan itu banyak yang perlu diketahui. Menjadi mahasiswa tak seindah dan tak semudah yang ada dalam cerita FTV ataupun sinetron. Realitas yang ada, coba tengok berapa banyak jumlah kawankawanmu yang bisa megakses Pendidikan Tinggi?. Pasti tidak sebanyak kawan waktu SMA, SMP bahkan SD. Coba lihat data di BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2014, ternyata pendidikan tinggi paling rendah diakses oleh rakyat Indonesia. Ini nih datanya.

Usia dan Jenjang Pendidikan

Partisipasi

7 -12 (SD) 13-15 (SMP) 16-18 (SMA) 19-24 (Pendidikan Tinggi)

98,36% 90,68% 63,38% 19,97%

Tabel Tingkat Partisipasi Sekolah Rakyat Indonesia tahun 2014

Sempitnya akses pendidikan tinggi dilihat dengan semakin mahalnya biaya pendidikan melalui UKT (Uang Kuliah Tunggal) dari tahun 2012 hingga kini. UKT itu sistem pembayaran kuliah satu pintu yang setiap tahunnya semakin mahal. Dasar hukum UKT adalah lewat Permendikbud No 73 tahun 2014 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal. Dari tahun 2012 hingga kini UKT terus mendapatkan protes dari mahasiswa karena sangat memberatkan 'kantong' orang tua mahasiswa bahkan membatasi pemuda lainnya untuk kuliah. Anehnya dari kebijakan UKT, masih dijumpai banyak masalah misalnya pungutan liar(ex: BiayaKKN, KKL dsb) bahkan UKT tahun 2014 di UNSOED dinilai cacat hukum.


2

Mahalnya biaya kuliah juga membuktikan bahwa negara kini semakin tidak bertanggung jawab pada rakyatnya. Tanggung jawab Negara tercantum jelas dalam UUD 1945 pasal 31 yang berisi bahwa pendidikan adalah hak bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun tanggung jawab negara kini dilimpahkan kepada rakyat dengan membayar UKT yang semakin mahal setiap tahunnya. Inilah bentuk komersilnya jasa pendidikan tinggi. Keadaan seperti inilah yang membuat kawan-kawanmu di desa ataupun di sekitar rumah tempat tinggalmu bahkan warga sekitar kampus tidak bisa mengakses kuliah. Belum lagi Pemerintah lewat peraturannya, kini membatasi masa studi mahasiswa menjadi lima tahun[1]. Waktu yang semakin dibatasi tersebut, memaksa mahasiswa untuk berpikir ulang kembali untuk berorganisasi, karena takut kalau kegiatan organisasi akan mengganggu kuliah. Akhirnya mahasiswa hanya disibukan untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Bahkan tidak ada waktu untuk peduli dengan masyarakat sekitar kampus ataupun kos yang mungkin mayoritasnya tidak mampu kuliah bahkan pengangguran. Lantas apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa setelah ia paham akan masalah diatas?. Jawabanya simpel, yaitu 3B (Belajar, Berorganisasi, dan Berjuang). Mahasiswa haruslah terus Belajar teori yang maju. Mahasiswa haruslah berorganisasi, dengan berorganisasi maka semakin banyak kawan. Semakin banyak kawan, maka semakin banyak tenaga dan pikiran untuk terus berjuang merebut hak-hak demokratik kita. Kemudian teruslah Berjuang, yaitu berjuang untuk mewujudkan pendidikan yang ilmiah, demokratis dan mengabdi pada rakyat. Namun apakah mahasiswa bisa berjuang sendirian? JawabannyaTIDAK. Mahasiswa bukanlah agent of change, agent of control ataupun iron stock,mahasiswa hanyalah irisan kecil dari Rakyat Indonesia yang jumlahnya 250 juta jiwa. Maka kita haruslah terus beriringan dengan perjuangan rakyat yaitu tani dan buruh. Pemuda mahasiswa jangan berdiam diri dalam kebimbangan, individualis, keegoisan atau bahkan kesombongan intelektual. Mahasiswa haruslah berpikir kritis dan selalu mengedepankan teori yang maju. Teori yang maju haruslah berjalan beriringan dengan praktek yang maju pula, kedua prinsip itulah untuk bisa menyelesaikan permasalahan rakyat. Tetaplah rendah hati dan selamat datang di dunia mahasiswa yang berbeda dengan masa berseragam abu-abu. Janganlah takut untuk berorganisasi percayalah kita mampu maksimal untuk kuliah dan berorganisasi .Selamat datang di UNSOED (Universitas Soeka Doeit) Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! [1], Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 49 Tahun 2014 Pasal 17 disebutkan bahwa masa studi bagi mahasiswa untuk program sarjana (S1) dan diploma 4 (D4) maksimal 5 tahun


4

Pendidikan Adalah Ancaman Sebuah puisi oleh

Tigis Kuryasyahputra

Divisi Kesekretariatan Front Mahasiswa Ranting Unsoed

Tidak demokratis! Jelas terlihat dari pendidikan yang tidak dapat di akses semua kalangan. Walaupun gembar-gembor ramai soal pendidikan gratis. Tapi itu bukan kenyataan. Seorang kawan yang ingin belajar. Dia bingung, dia resah, dia menangis bertemu hambatan. Darinya terdegar kabar. Tak bisa kuliah karena orangtua yang kewalahan. Bapaknya mati ditengah semangat tinggi belajar. Ibunya menangis saat ayahnya terkapar. Uang, uang, uang yang diperlukan untuk membayar. Ternyata tinggal selembar. Apa yang harus dia lakukan? Atau apa yang harus kita lakukan? Jangan diam! Teriakan soal ketidak-demokratis-an dunia pendidikan! Dia, kawan kita, dihambat oleh syarat. Padahal keluarganya sekarat. Negara? Apa yang kita dapat? Ternyata negara tidak berpihak pada rakyat. Jelas sudah sulitnya untuk berpendidikan. Haruskah berdarah-darah padahal sudah banyak korban. Korban dari negara yang baik dalam kesan. Ternyata kita terancam. Jangan diam!


Diterbitkan oleh

Dept. Pendidikan & Propaganda Front Mahasiswa Nasional Ranting Unsoed Penanggung Jawab

Marsha Azka Logistik

Cendikia Nur Kholiq Layout Designer

Naufal Halim Distributor Seto Dwi Anggoro Contact Person 0812 8329 8665

Social e-mail : fmn.pwt@gmail.com Line : @hzr4457t @FMN_Purwokerto

Alamat redaksi Jl. Riyanto gg. Anggrek no. 20 Sumampir,Purwokerto Utara

www.soearamassa.com


Apa itu FRONT MAHASISWA NASIONAL (FMN)? FMN adalah Organisasi Massa Mahasiswa berskala Nasional yang berjuang di ranah pendidikan. FMN memandang bahwa pendidikan di Indonesia tengah mengalami Komersialisasi, Liberalisasi dan Privatisasi Pendidikan. Pendidikan telah diperjual belikan sehingga massa rakyat harus menanggung biaya pendidikan yang begitu tinggi untuk mengaksesnya. Oleh sebab itu, FMN bercita-cita untuk Mewujudkan Pendidikan yang ILMIAH, DEMOKRATIS, dan MENGABDI PADA RAKYAT Lantas, bagaimanakah pendidikan yang Ilmiah, Demokratis dan Mengabdi Pada Rakyat? Pendikan yang ILMIAH berarti pendidikan harus mengajarkan kondisi objektif (kenyataan) mayoritas massa rakyat Indonesia. DEMOKRATIS artinya pendidikan harus bisa diakses oleh semua kalangan. MENGABDI PADA RAKYAT menunjukkan bahwa pendidikan seharusnya memiliki orientasi Pengabdian Pada Rakyat atau Serve î “e People.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.