0
MUKADIMAH
S
esungguhnya se gala puji adalah milik Allah. Kita me muji,
memohon
pe rtolongan
dan
meminta
ampunanNya. Kita berlindung kepada Allah dari
kejahatan dan ke burukan amal pe rbuatan kita. Siapa yang ditunjuki
Allah
maka
tidak
ada
yang
dapat
me nyesatkannya. Siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada yang dapat menunjukinya. Aku be r-saksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah semata, tidak ada se kutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. semoga shalawat, salam dan ke be rkahan dilimpahkan ke pada beliau, ke luarga, sahabat dan segenap orang yang mengikutinya. Amma ba'-du. Di antara hal yang me nyibukkan hati ke banyakan umat Islam adalah mencari rizki. Dan menurut pengamatan, se jumlah umat Islam memandang bahwa be rpe gang de ngan Islam akan mengurangi rizki me reka. Tidak hanya se batas itu, bahkan le bih parah dan me nye dihkan lagi bahwa ada se jumlah orang yang masih mau me njaga se bagian kewajiban syari'at Islam tetapi me re ka mengira bahwa jika ingin mendapatkan kemudahan dibidang materi dan kemapanan
2
Pendidikan Anak dalam Islam
e konomi he ndaknya menutup mata dari se bagian hukumhukum Islam, terutama yang be rkenaan dengan halal dan haram. Mereka itu lupa atau pura-pura lupa bahwa Sang Khaliq tidaklah mensyariatkan agamaNya hanya sebagai petun-juk bagi umat manusia dalam perkara-perkara akhirat dan kebahagiaan mereka di sana saja. Tetapi Allah me nsyariatkan agama ini juga untuk menunjuki manusia dalam urusan kehidupan dan kebahagiaan mereka di dunia. Bahkan do'a yang sering dipanjatkan Nabi kita , kekasih Tuhan Semes-ta Alam, yang dijadikanNya sebagai teladan bagi umat ma-nusia adalah: "Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami kebaik- an di dunia d an di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api Neraka." Allah dan RasulNya Islam tanpa
yang mulia tidak meninggalkan umat
pe tunjuk dalam ke gelapan,
berada
dalam
keraguan dalam usahanya mencari pe nghidupan. Tetapi se baliknya, se bab-se bab rizki itu telah diatur dan dijelaskan. Se andainya umat ini mau memahaminya, menyadarinya, be rpe gang te guh de ngannya serta me nggunakan se babse bab itu de ngan baik, niscaya Allah Yang Maha Pemberi Rizki
3
dan
memiliki
kekuatan
akan
memudahkannya
Pendidikan Anak dalam Islam
me ncapai jalan-jalan untuk me ndapatkan rizki dari se tiap arah, serta akan dibukakan untuknya ke berkahan dari langit dan bumi. Didorong oleh keinginan untuk mengingatkan dan me nge nalkan
saudara-saudara
sesama
muslim
tentang
be rbagai se bab di atas dan untuk meluruskan pe mahaman me re ka te n-tang hal ini serta untuk mengingatkan orang yang telah ter-sesat dari jalan yang lurus dalam berusaha me ncari rizki, maka saya berte kad de ngan memohon taufik dari Allah un-tuk mengumpulkan se bagian se bab-se bab untuk me ndapat-kan rizki terse but dalam buku ke cil ini. Buku ini saya beri judul "Mafaatiihur Rizqi fi Dhau'il Kitab was Sunnah" (yang kami terje mahkan me njadi: "Kuncikunci Rizki Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah").
Hal-Hal Yang Saya Perhatikan Dalam Makalah Ini Diantara hal-hal yang saya perhatikan –dengan karunia Allah– dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Rujukan utama dalam makalah ini adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah RasulNya yang mulia. 2. Saya menukil hadits-hadits dari maraji' (sumber) aslinya. Saya juga menyebutkan pandangan ulama
4
Pendidikan Anak dalam Islam
te ntang derajat hadits terse but (shahih, hasan, dha'if, dan lain se bagai-nya, pen.), kecuali apa yang saya nukil dari shahihain (Al-Bukhari dan Muslim). Se bab se ge nap umat Islam telah se pakat untuk menerima (keshahihannya). 3. Ke tika menggunakan dalil dari ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits, saya be rusaha mengambil faedah (pe nje -lasan) dari kitab-kitab tafsir dan kitab-kitab syarah (kete-rangan) hadits-hadits. 4. Saya
me maparkan
dengan
tentang
se bab-se bab
yang
apa
yang
dimaksud
disyari'atkan
dalam
mencari rizki dengan bantuan keterangan-keterangan –setelah me mo-hon pertolongan dari Allah – dari ucapan-ucapan para ulama, untuk menghilangkan keragu-raguan di dalamnya. 5. Saya
tidak
bermaksud
me mbicarakan
manfaat-
manfaat lain dari se bab-se bab yang Allah jadikan se lain ma-salah ke be tulan.
rizki. Kecuali dise butkan secara
Mudah-mudahan
Allah
memudahkan
saya untuk me mbicara-kan hal-hal terse but di masa yang akan datang.
5
Pendidikan Anak dalam Islam
6. Saya jelaskan be berapa kata asing yang ada di dalam hadits-hadits,
untuk
le bih
menye mpurnakan
manfaat, In-sya Allah. 7. Saya tuliskan be berapa maraji' (sumber) yang cukup untuk memudahkan siapa saja yang ingin kembali kepadanya.
8. Saya tidak bermaksud me nye butkan se bab-se bab rizki seluruhnya. Te tapi yang saya bahas adalah apa yang
dimudahkan
oleh
Allah
padaku
untu
mengumpulkannya.
6
Pendidikan Anak dalam Islam
Daftar Isi
Pasal Pertama : Istighfar dan Taubat Pasal Kedua : Taqwa Pasal Ketiga : Tawakkal kepada Allah Pasal Keempat : Beribadah sepenuhnya kepada Allah Pasal Kelima : Melanjutkan Haji dengan Umrah Pasal Keenam : Silaturrahim Pasal Ketujuh : Infak di Jalan Allah Pasal Kedelapan : Berinfak kepada Penuntut Ilmu Syari' Sepenuhnya Pasal Kesembilan : Berbuat baik kepada Orang-orang yang Lemah Pasal Kesepuluh : Hijrah di Jalan Allah Penutup : Terdiri dari Kesimpulan Bahasan dan Pesan
7
Pendidikan Anak dalam Islam
Ucapan Terima Kasih dan Do'a
I
nilah (karya se derhana itu), dan segala puji bagi Allah Yang Maha Esa, te mpat bergantung, yang semoga memberi nikmat kepada hambaNya yang lemah ini
be rupa
rahmat,
ampunan
dan
kemuliaan
untuk
me nyelesaikan pembahasan ini. Kami ucapkan te rimakasih se kaligus
panjatan
do'a
ke pada
saudaraku
Dr. Sayid
Muhammad Sadati Asy-Syinqithi. Saya banyak me ngambil manfaat dari beliau dalam penulisan makalah ini. Ucapan
terimakasih
serta
pe nghargaan
juga
kami
sampaikan ke pada para pe ngurus Maktab Ta'awuni lid Dakwah wal Irsyad (Kantor Urusan Kerjasama Dakwah dan Penyuluhan) Divisi Orang-orang Asing di Bathha', Riyadh yang be rada di bawah Koordinasi
De partemen Urusan
Agama Islam, Wakaf, Dakwah, dan Penyuluhan Kerajaan Saudi Arabia. Di mana, se belumnya makalah ini be rasal dari dua kali mate ri ceramah yang saya sampaikan di kantor tersebut. Do'a saya juga untuk putra saya tersayang Hammad Ilahi se rta anak-anak saya yang lain. Mere ka secara bersamasama saya me meriksa naskah yang telah disetting dari
8
Pendidikan Anak dalam Islam
buku ini. Mudah-mudahan
Allah melimpahkan
balasan
ke pada semuanya dengan se baik-baik balasan di dunia maupun di akhirat. Saya me mohon ke pada Allah yang me miliki ke agungan dan ke muliaan, semoga Ia menjadikan pe kerjaanku ini be narbe nar ikhlas karena mencari ridhaNya. Serta menjadikannya se bagai simpanan saya dan simpanan ke dua orang tua saya pada hari yang tidak be rmanfaat lagi harta dan anak-anak ke cuali yang datang ke pada Allah dengan hati yang bersih. Se bagaimana saya juga me mohon ke pada Rabb Yang Maha Hidup lagi terus menerus mengurus makhlukNya, se moga Ia me mberi taufik ke pada saya, juga ke pada saudara-saudara, anak-anak, karib-ke rabat saya serta sege nap umat Islam untuk be rpe gang dan mengambil manfaat dari se bab-se bab rizki yang disyari'atkan. Se moga pula Ia me mudahkan ke baikan bagi kita di dunia dan di akhirat. Se sungguhnya Dia Maha Me ndengar lagi Maha Me ngabulkan. Amin. Se moga shalawat,
salam dan
ke be rkahan
dilimpahkan
ke pada Nabi kita Muhammad , ke pada ke luarga, sahabat dan segenap pengikutnya. Dr.Fadhl Ilahi
9
Pendidikan Anak dalam Islam
Pasal Pertama :
ISTIGHFAR DAN TAUBAT
D
iantara
se bab te rpenting
diturunkannya
rizki
adalah is-tighfar (memohon ampunan) dan taubat kepada Allah Yang Maha Pengampun dan Maha
Me nutupi (ke salahan). Untuk itu, pe mbahasan me nge nai pasal ini kami bagi menjadi dua pembahasan: a. Hakikat istighfar dan taubat.
b. Dalil syar'i bahwa istighfar dan taubat termasuk kunci rizki.
A. Hakikat Istighfar dan Taubat Se bagian
be sar orang menyangka bahwa istighfar dan
taubat hanyalah cukup dengan lisan semata. Se bagian mere-ka mengucapkan, "Aku memohon ampunan kepada Allah d an bertaubat kepadaNya" Tetapi kalimat-kalimat di atas tidak membe kas di dalam hati, juga tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota
10 10
Pendidikan Anak dalam Islam
badan. Sesungguhnya istighfar dan taubat je nis ini adalah perbuatan orang-orang dusta. Para ulama – se moga Allah memberi balasan yang se -baikbaiknya ke pada mere ka telah menjelaskan hakikat istighfar dan taubat. Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani me nerangkan: "Dalam istilah syara',
taubat
adalah
meninggalkan
dosa
kare na
ke -
burukannya, me nye sali dosa yang telah dilakukan, berke inginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha me la-kukan apa yang bisa diulangi (diganti). Jika keempat hal itu telah terpenuhi
berarti syarat taubatnya telah
sempurna" Imam An-Nawawi de ngan redaksionalnya sendiri me nje laskan: "Para ulama berkata, 'Be rtaubat dari setiap dosa hu-kumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga. Pertama, he ndaknya ia menjauhi maksiat terse but. Kedua, ia harus me nyesali
pe r-buatan
(maksiat)nya.
Ketiga,
ia
harus
be rkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang, maka taubatnya tidak sah. Jika taubat itu be rkaitan de ngan manusia maka syaratnya ada empat. Ketiga syarat di atas dan keempat, hendaknya ia
11 11
Pendidikan Anak dalam Islam
me mbe baskan diri (me menuhi) hak orang terse but. Jika be r-bentuk harta be nda atau sejenisnya maka ia harus me ngem-balikannya. Jika be rupa had (hukuman) tuduhan atau seje -nisnya maka ia harus me mberinya kesempatan untuk me m-balasnya atau meminta maaf ke padanya. Jika be rupa ghibah (me nggunjing), maka ia harus me minta maaf." Adapun istighfar, se bagaimana diterangkan Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani adalah "Me minta (ampunan) dengan ucapan dan perbuatan. Dan firman Allah: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun." (Nuh:
10).
Tidaklah berarti bahwa mere ka dipe rintahkan me minta ampun hanya dengan lisan se mata, te tapi de ngan lisan dan pe rbuatan. Bahkan hingga dikatakan, me mohon ampun (istighfar) hanya dengan lisan saja tanpa disertai perbuatan adalah pekerjaan para pendusta. B. Dalil Syar'i Bahwa Istighfar dan Taubat Termasuk Kunci Rizki Be be rapa
nash
(te ks)
Al-Qur'an
dan
Al-Hadits
me -
nunjukkan bahwa istighfar dan taubat termasuk sebab-
12 12
Pendidikan Anak dalam Islam
se bab rizki de ngan karunia Allah . Di bawah ini be be rapa nash dimaksud: 1. Apa yang dise butkan Allah te ntang Nuh yang berkata kepada kaumnya : "Maka aku katakan kepada kepada
Tuhanmu',
mereka, 'Mohonlah ampun
sesungguhnya
Dia
ad alah
Maha
Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepad amu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak- anakmu dan mengad akan untukmu kebun-kebun dan mengad akan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai'." (Nuh:
10-12).
Ayat-ayat di atas me nerangkan cara me ndapatkan hal-hal berikut dengan istighfar. a. Ampunan Allah terhadap dosa-dosanya. Berdasarkan firmanNya: "Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun." b. Diturunkannya hujan yang le bat oleh Allah. Ibnu Abbas radhiallaahu anhu be rkata " " adalah (hujan) yang turun dengan deras. c. Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak. Dalam me nafsirkan ayat:Atha' be rkata: "Niscaya Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak kalian". d. Allah akan menjadikan untuknya kebun-kebun.
13 13
Pendidikan Anak dalam Islam
e. Allah akan menjadikan untuknya sungai-sungai. Imam Al-Qurthubi be rkata: "Dalam ayat ini, juga dise butkan dalam (surat Hud) adalah dalil yang me nunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu sarana me minta diturunkannya rizki dan hujan." Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya berkata: "Makna-nya, jika
kalian
be rtaubat
ke pada
Allah,
me minta
ampun
ke padaNya dan kalian se nantiasa me ntaatiNya niscaya Ia akan me mbanyakkan rizki kalian dan menurunkan air hujan serta ke be rkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian
berkah
dari
bumi,
menumbuhkan
tumbuh-
tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan untuk kalian, me m-banyakkan harta dan anak-anak untuk kalian,
menjadikan
be rmacam-macam me ngalirkan
ke bun-ke bun buah-buahan
sungai-sungai
di
yang untuk
antara
di
dalamnya
kalian
se rta
ke bun-ke bun itu
(untuk kalian)." Demikianlah, dan Amirul mukminin Umar bin Khaththab juga berpegang dengan apa yang terkandung dalam ayatayat ini ketika beliau memohon hujan dari Allah . Muthrif meriwayatkan dari Asy-Sya'bi: "Bahwasanya Umar keluar untuk memohon hujan bersama orang ba-nyak. Dan beliau tidak lebih dari mengucapkan istighfar (me mohon
14 14
Pendidikan Anak dalam Islam
ampun ke pada Allah) lalu be liau pulang. Maka sese orang be rtanya ke padanya, 'Aku tidak mende ngar Anda me mohon hujan'. Maka ia menjawab, 'Aku me mohon diturunkannya hujan de ngan majadih langit yang de ngannya diharapkan bakal turun air hujan. Lalu beliau membaca ayat: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia ad alah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat." Imam
Al-Hasan
Al-Bashri
(Nuh: 10-11).
juga me nganjurkan
istighfar
(me mohon ampun) ke pada se tiap orang yang me ngadukan ke padanya tentang ke gersangan, ke fakiran, se dikitnya ke turunan dan kekeringan kebun-kebun. Imam Al-Qurthubi me nye butkan dari Ibnu Shabih, bahwasanya ia be rkata: "Ada se orang laki-laki me ngadu ke pada Al-Hasan Al-Bashri te ntang ke gersangan (bumi) maka be liau be rkata ke padanya, "Beristighfarlah ke pada Allah!" Yang lain me ngadu ke padanya tentang kemiskinan maka be liau be rkata ke padanya, "Beristighfarlah ke pada Allah!" Yang lain lagi be rkata ke padanya, "Do'akanlah (aku) ke pada Allah, agar ia me mbe riku anak!" Maka beliau me ngatakan ke padanya, "Beristighfarlah ke pada Allah!" Dan yang lain lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya
15 15
Pendidikan Anak dalam Islam
maka beliau mengatakan (pula) ke padanya, "Beristighfarlah kepa-da Allah!" Dan kami me nganjurkan de mikian ke pada orang yang me ngalami hal yang sama. Dalam riwayat lain dise butkan: "Maka Ar-Rabi' bin Shabih be rkata ke padanya, 'Banyak orang yang me ngadukan be rmacam-macam (pe rkara) dan Anda me merintahkan mereka semua untuk beristighfar. Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, 'Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku se ndiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh: "Mohonlah ampun kepad a Tuhanmu, sesungguhnya Dia ad alah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak- anakmu d an mengad akan untukmu ke-bun-kebun dan
mengadakan
sungai." (Nuh:
(pula di dalamnya)
untukmu sungai-
10-12).
Allahu Akbar! Betapa agung, be sar dan banyak buah dari istighfar! Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hambaMu yang pandai be ristighfar. Dan karuniakanlah ke pada kami buahnya, di dunia maupun di akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Mende ngar dan Maha Me ngabulkan. Amin, wahai Yang Maha Hidup dan te rus menerus me ngurus MakhlukNya.
16 16
Pendidikan Anak dalam Islam
2. Ayat lain adalah firman Allah yang me nceritakan ten-tang seruan Hud kepada kaumnya agar be ristighfar. "Dan (Hud berkata), 'Hai kaumku, mohonlah ampun kepad a Tuhanmu
lalu
bertaubatlah
kepadaNya,
niscaya
Dia
menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu d an janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa'."
(Hud:52).
Al-Hafizh Ibnu katsir dalam me nafsirkan ayat yang mulia di atas
me nyatakan:
"Kemudian
Hud
meme rintahkan
kaumnya untuk be ristighfar yang de ngannya dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan,
ke mudian meme rintahkan
me re ka bertaubat untuk masa yang akan me reka hadapi. Barangsiapa memiliki sifat se pe rti ini, niscaya Allah akan me mudahkan
rizkinya,
melancarkan
urusannya
dan
menjaga keadaannya. Karena itu Allah berfirman: "Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atas-mu". Ya Allah, jadikanlah
kami te rmasuk orang-orang
yang
me miliki sifat taubat dan istighfar, dan mudahkanlah rizkirizki kami, lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah keadaan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mende ngar lagi Maha Me ngabulkan doa. Amin, wahai Dzat Yang Me miliki keagungan dan kemuliaan.
17 17
Pendidikan Anak dalam Islam
3. Ayat yang lain adalah firman Allah: "Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya.
(jika kamu mengerjakan yang
demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepad amu sampai kepad a waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat." (Hud:
3).
Pada ayat yang mulia di atas, terdapat janji dari Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Mene ntukan berupa ke nikmatan yang baik ke pada orang yang be ristighfar dan be rtaubat. Dan maksud dari firmanNya: "Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terusmenerus) kepad amu." Se bagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas adalah, "Ia akan menganugerahi
rizki dan
kelapangan kepada kalian". Se dangkan Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan: "Inilah buah dari istighfar dan taubat. Yakni Allah akan me mberi
kenikmatan
ke pada
kalian
dengan
berbagai
manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran hidup serta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang
18 18
Pendidikan Anak dalam Islam
dilakukanNya
terhadap
orang-orang
yang
dibinasakan
sebelum kalian. Dan janji Tuhan Yang Maha Mulia itu diutarakan dalam be ntuk pe mberian balasan se suai dengan syaratnya. Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi
be rkata: "Ayat yang
mulia terse but me nunjukkan bahwa beristighfar dan be rtaubat ke pada Allah dari dosa-dosa adalah se bab sehingga Allah menganugerahkan
ke nikmatan
yang baik ke pada
orang yang melakukannya sampai pada waktu yang ditentukan. Allah memberikan balasan (yang baik) atas istighfar dan taubat itu de ngan balasan be rdasarkan syarat yang dite-tapkan". 4. Dalil lain bahwa beristighfar dan taubat adalah di antara kunci-kunci rizki yaitu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullah bersabda: "Barangsiapa kepada
memperbanyak
Allah), niscaya
istighfar
Allah
(mohon
ampun
menjadikan untuk setiap
kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitan-nya kelapangan dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka". Dalam
hadits
terpercaya,
19 19
yang yang
mulia
ini,
berbicara
Nabi
yang
berdasarkan
jujur
dan
wahyu,
Pendidikan Anak dalam Islam
me ngabarkan te ntang tiga hasil yang dapat dipetik ole h orang yang me m-pe rbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Me mberi rizki, yang Me miliki ke kuatan akan me m-be rikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak diharapkan se rta tidak pe rnah terdetik dalam hatinya. Karena itu, ke pada orang yang mengharapkan rizki he ndaklah ia berse gera untuk me mperbanyak istighfar (me mohon ampun), baik de ngan ucapan maupun pe rbuatan. Dan he ndaknya se tiap muslim waspada, sekali lagi hendaknya waspada, dari melakukan istighfar hanya se batas de ngan lisan tanpa perbuatan. Se bab itu adalah pe kerjaan para pendusta.
20 20
Pendidikan Anak dalam Islam
Pasal Kedua :
TAQWA
T
ermasuk se bab turunnya rizki adala taqwa. Saya akan membicarakan masalah ini – dengan memohon taufik dari Allah– dalam dua bahasan:
a. Makna taqwa.
b. Dalil syar'i bahwa taqwa termasuk kunci rizki.
A. MAKNA TAQWA Para ulama telah menjelaskan apa yang dimaksud de ngan taqwa.
Di
antaranya,
Imam
Ar-Raghib
Al-Ashfahani
me nde finisikan: "Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya be rdosa, dan itu dengan me ninggalkan apa yang dilarang, menjadi se mpurna dengan me ninggalkan sebagian yang dihalalkan". Se dangkan Imam An-Nawawi me ndefinisikan taqwa de ngan "Mentaati perintah dan laranganNya." Maksudnya, menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Allah . Hal itu se bagaimana didefinisikan oleh Imam Al-Jurjani "Taqwa yaitu menjaga
21 21
Pendidikan Anak dalam Islam
diri dari pe kerjaan yang mengakibatkan siksa, baik de ngan melakukan perbuatan atau meninggalkannya." Karena
itu,
siapa
yang
tidak
menjaga
dirinya,
dari
pe rbuatan dosa, berarti dia bukanlah orang be rtaqwa. Maka orang yang melihat diharamkan te linganya
Allah, apa
dengan atau
yang
ke dua matanya apa yang
mende ngarkan
dimurkai
de ngan ke dua
Allah, atau
me ngambil
dengan ke dua tangan-nya apa yang tidak diridhai Allah, atau be rjalan ke te mpat yang dikutuk Allah, berarti tidak menjaga dirinya dari dosa. Jadi, orang yang membangkang perintah Allah se rta me lakukan apa yang dilarangNya, dia bukanlah termasuk orang-orang yang bertaqwa. Orang yang mence burkan diri ke dalam maksiat sehingga ia pantas mendapat murka dan siksa dari Allah, maka ia telah me ngeluarkan
dirinya
dari
barisan
orang-orang
yang
bertaqwa.
B. DALIL
SYAR'I
BAHWA TAQWA
TERMASUK
KUNCI
RIZKI Be be rapa nash yang menunjukkan bahwa taqwa terma-suk di antara sebab rizki, Di antaranya:
22 22
Pendidikan Anak dalam Islam
1. Firman Allah: "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengad akan jalan keluar baginya. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya."
(Ath-Thal aq: 2-
3).
Dalam ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa orang yang me realisasikan taqwa akan dibalas Allah de ngan dua hal. Pertama, "Allah akan mengad akan jalan keluar baginya." Artinya, Allah akan me nyelamatkannya –se bagaimana dikatakan
Ibnu
Abbas
Radhiallaahu
anhu
–
dari
se tiap
kesusahan dunia maupun akhirat. Kedua, "Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka." Artinya, Allah akan memberi-nya rizki yang tak pernah ia harapkan dan angankan. Al-Hafizh
Ibnu
Katsir
dalam
tafsirnya
mengatakan:
"Maknanya, barangsiapa yang be rtaqwa ke pada Allah de ngan melakukan apa yang diperintahkanNya dan me ninggalkan apa yang dilarangNya, niscaya Allah akan membe rinya jalan keluar serta rizki dari arah yang tidak disangkasangka, yakni dari arah yang tidak pe rnah terlintas dalam benaknya,"
23 23
Pendidikan Anak dalam Islam
Alangkah agung dan be sar buah taqwa itu! Abdullah bin Mas'ud
be rkata: "Sesungguhnya ayat terbe sar dalam hal
pemberian janji jalan keluar adalah: "Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya". 2. Ayat lainnya adalah firman Allah: "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah K ami akan melimpahkan kepada me-reka berkah d ari langit d an bumi, tetapi mereka mendus- takan (ayat- ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka di-sebabkan perbuatan mereka sendiri". (Al -A'raf:
96).
Dalam ayat yang mulia ini Allah menjelaskan, seandai-nya pe nduduk ne geri-ne geri me realisasikan dua hal, yakni iman dan taqwa, niscaya Allah akan melapangkan
ke baikan
(ke kayaan) untuk me reka dan me mudahkan mere ka mendapatkannya dari segala arah. Menafsirkan firman Allah: "Pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai berkah
dari
me ngatakan:
langit
d an
"Niscaya
bumi,
Kami
Abdullah
lapangkan
bin
ke baikan
Abbas (ke -
kayaan) untuk me reka dan Kami mudahkan bagi mere ka untuk mendapatkan dari segala arah."
24 24
Pendidikan Anak dalam Islam
Janji Allah yang terdapat dalam ayat yang mulia terse but te rhadap orang-orang beriman dan bertaqwa mengandung beberapa hal, di antaranya: a. Janji Allah untuk me mbuka
(ke berkahan) bagi mereka.
Imam Al-Baghawi be rkata, Ia be rarti mengerjakan se suatu se cara terus menerus. Atau se perti kata Imam Al-Khazin, "Tetapnya suatu kebaikan Tuhan atas sesuatu." Jadi, yang dapat disimpulkan dari makna kalimat " " adalah bahwa apa yang diberikan Allah dise babkan oleh keimanan dan ke taqwaan mere ka merupakan ke baikan yang terus me nerus, tidak ada ke burukan atau konse kuensi apa pun atas mereka sesudahnya. Tentang hal ini, Sayid Muhammad Rasyid Ridha berkata: "Adapun orang-orang beriman maka apa yang dibukakan untuk mere ka adalah be rupa be rkah dan kenikmatan. Dan untuk hal itu, mere ka senantiasa bersyukur ke pada Allah, ridha terhadapNya dan me ngharapkan karuniaNya. Lalu me re ka menggunakannya di jalan ke baikan, bukan jalan ke burukan, Se hingga
untuk balasan
perbaikan bagi
bukan
mere ka
untuk
dari
Allah
merusak. adalah
ditambahnya be rbagai ke nikmatan di dunia dan pahala yang baik di akhirat."
25 25
Pendidikan Anak dalam Islam
Syaikh
Ibnu
Asyur
me ngungkapkan
hal
itu
de ngan
ucapannya: adalah ke baikan yang murni yang tidak ada konse kue nsinya di akhirat. Dan ini adalah se baik-baik je nis nikmat." b. Kata berkah dise butkan dalam bentuk jama' se bagaimana firman Allah: "Pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai berkah." Ayat ini, se bagaimana dise butkan Syaikh Ibnu Asyur untuk menunjukan banyaknya berkah sesuai de ngan banyaknya sesuatu yang dibe rkahi. c. Allah berfirman: "Berbagai keberkahan dari langit dan bumi". Me nurut Imam Ar-Razi, maksudnya turunnya hujan,
adalah
ke berkahan
ke berkahan langit bumi
de ngan
dengan tumbuhnya
be rba-gai tanaman dan buah-buahan, banyaknya hewan te rnak dan ge mbalaan se rta dipe rolehnya keamanan dan keselamatan. Hal ini karena langit adalah laksana ayah, dan bumi laksana Ibu. Dari ke duanya diperoleh semua be ntuk manfaat
dan
ke baikan
be rdasarkan
penciptaan
dan
pengurusan Allah ." 3. Ayat lainnya adalah firman Allah:
26 26
Pendidikan Anak dalam Islam
"Dan
sekiranya
mereka
sungguh-sungguh
menjalankan
(hukum) Taurat, Injil dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepad a mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mend apat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan pertengah- an. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka".
(Al -
M a'i dah: 66).
Allah
mengabarkan tentang Ahli Kitab, 'Bahwa seandainya
me re ka me ngamalkan apa yang ada di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an –demikian se perti dikatakan oleh Abdullah bin Abbas dalam menafsirkan ayat terse but,– niscaya Allah me mperbanyak rizki yang diturunkan ke pada mere ka dari langit dan yang tumbuh untuk mereka dari bumi. Syaikh
Yahya
bin
Umar
Al-Andalusi
be rkata:
"Allah
me nghendaki –wallahu a'lam– bahwa seandainya mere ka me ngamalkan apa yang diturunkan di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an, niscaya mere ka memakan dari atas dan dari bawah kaki mere ka. Maknanya –wallahu'alam–,
niscaya
me re ka diberi kelapangan dan ke sempurnaan nikmat dunia," Dalam me nafsirkan ayat ini, Imam Al-Qurthubi mengatakan, "Dan sejenis dengan ayat ini adalah firman Allah:
27 27
Pendidikan Anak dalam Islam
"Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengad akan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (Ath-Thal aq:2-3). "Dan bahwasanya jika mereka tetap berjalan di atas ja-lan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rizki yang ba-nyak)."
(Al -Ji n:
16).
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah K ami akan melimpahkan kepada me-reka berbagai keberkahan dari langit dan bumi." (Al -A'raf:
96).
Se bagaimana dise butkan dalam ayat-ayat di atas, Allah me njadikan ketaqwaan di antara se bab-se bab rizki dan me n-janjikan
untuk
me nambahnya
bagi
orang
yang
bersyukur. Allah berfirman:
"Jika kalian bersyukur, niscaya Aku
tambahkan nikmat-Ku atasmu." ( Ibrahi m:
7).
Karena itu, setiap orang yang menginginkan keluasan rizki dan ke makmuran hidup, he ndaknya ia menjaga dirinya dari se gala dosa. He ndaknya ia menta'ati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Juga hendaknya ia me njaga diri dari yang me nye babkan be rhak me ndapat siksa, se perti melakukan ke mungkaran atau me ninggalkan kebaikan.
28 28
Pendidikan Anak dalam Islam
Pasal Ketiga :
BERTAWAKKAL KEPADA ALLAH
T
ermasuk di antara se bab diturunkannya rizki adalah be rtawakkal ke pada Allah tempat
bergantung.
Insya
dan Yang ke padaNya Allah
kita
akan
membicarakan hal ini melalui tiga hal: a. Yang dimaksud bertawakkal kepada Allah. b. Dalil
syar'i
bahwa
bertawakkal
kepada
Allah
termasuk di antara kunci-kunci rizki.
c. Apakah tawakkal itu berarti meninggalkan usaha?
A. Yang Dimaksud Bertawakkal kepada Allah Para
ulama –semoga
Allah me mbalas
mere ka de ngan
se baik-baik balasan– telah me njelaskan makna tawakkal. Di antaranya adalah Imam Al-Ghazali, be liau berkata: "Tawakkal adalah pe nyandaran hati hanya ke pada wakil (yang ditawakkali) semata."
29 29
Pendidikan Anak dalam Islam
Al-Allamah
Al-Manawi
berkata:
"Tawakkal
adalah
me -
nampakkan kelemahan serta pe nyandaran (diri) ke pada yang di tawakkali." Me njelaskan makna tawakkal ke pada Allah dengan se be narbe nar tawakkal, Al-Mulla Ali Al-Qori be rkata: "Hendaknya kalian ke tahui se cara yakin bahwa tidak ada yang be rbuat dalam alam wujud ini kecuali Allah, dan bahwa setiap yang ada,
baik
makhluk
pe larangan,
bahaya
maupun atau
rizki,
pe m-be rian
atau
manfaat,
kemiskinan
atau
ke kayaan, sakit atau se hat, hidup atau mati dan se gala hal yang dise but se bagai se suatu yang maujud (ada), semua-nya itu adalah dari Allah."
B.
Dalil
syar'i
Bahwa
Bertawakkal
kepada
Allah
Termasuk Kunci Rizki Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Al-Muba-rak, Ibnu
Hibban,
Al-Hakim,
Al-Qhudha'i
dan
Al-Baghawi
meriwayatkan dari Umar bin Khaththab bahwa Rasulullah bersabda: "Sungguh, seandainya kalian bertawakkal
kepada Allah
sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-
30 30
Pendidikan Anak dalam Islam
pagi d alam kead aan lapar, dan pulang sore hari d alam keadaan kenyang." Dalam hadits yang mulia ini, Rasulullah dengan
wahyu
menje laskan,
orang
yang ber-bicara
yang
be rtawakkal
ke pada Allah dengan se be nar-be nar tawakkal, niscaya dia akan diberi rizki ole h Allah se bagaimana burung-burung dibe riNya rizki. Betapa tidak de mikian, karena dia telah be rtawakkal ke pada Dzat Yang Maha Hidup, Yang tidak pe rnah mati. Karena itu, barangsiapa bertawakkal ke padaNya, niscaya Allah akan mencukupinya. Allah berfirman: "Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan
urusan
(yang
dikehendaki)Nya.
Se-
sungguhnya Allah telah mengad akan ketentuan bagi tiaptiap sesuatu."
(Ath-Thal aq: 3).
Me nafsirkan ayat terse but, Ar-Rabi' bin Khutsaim me ngatakan: "(Me ncukupkan) diri setiap yang membuat se mpit manusia".
C. Apakah Tawakkal itu Berarti Mening-galkan Usaha? Se bagian orang mukmin ada yang be rkata: "Jika orang yang bertawakkal
31 31
kepada Allah itu akan diberi rizki, maka
Pendidikan Anak dalam Islam
kenapa
kita
harus
pe nghidupan.
lelah,
Bukankah
be rusaha
dan
me ncari
kita cukup duduk-duduk
dan
bermalasan-malasan, lalu rizki kita datang dari langit?" Perkataan ini sungguh me nunjukkan ke bodohan orang yang me ngucapkan tentang hakikat tawakkal. Nabi kita yang mulia telah me nye rupakan orang yang bertawakkal dan dibe ri rizki itu de ngan burung yang pe rgi di pagi hari dan pulang pada sore hari, padahal burung itu tidak memiliki sandaran apapun, baik pe rdagangan, pe rtanian, pabrik atau pe ke rjaan terte ntu. Ia ke luar be rbe kal tawakkal ke pada Allah
Yang
be rgantung.
Maha
Esa
dan
Dan sungguh
Yang
para
ke padanya
tempat
ulama –semoga
Allah
me mbalas me reka de ngan se baik-baik ke baikan– telah me mperingatkan masa-lah ini. Di antaranya adalah Imam Ahmad, beliau be rkata: " Dalam hadits terse but tidak ada isyarat yang membole hkan untuk me ninggalkan usaha, se baliknya
justru
di
dalamnya
ada
isyarat
yang
me nunjukkan perlunya mencari rizki. Jadi maksud hadits te rse but, bahwa seandainya mereka berta-wakkal ke pada Allah dalam ke pergian, kedatangan dan usa-ha mere ka, dan me re ka me nge tahui ke baikan (rizki) itu di TanganNya, tentu me re ka
tidak
akan
pulang
ke cuali
dalam
keadaan
me ndapatkan harta dengan selamat, se bagaimana burungburung tersebut."
32 32
Pendidikan Anak dalam Islam
Imam Ahmad pernah ditanya te ntang se orang laki-laki yang hanya duduk di rumah atau masjid seraya be rkata, 'Aku tidak mau be kerja se dikit pun, sampai rizkiku datang se ndiri'. Maka be liau be rkata, Ia adalah laki-laki yang tidak mengenal ilmu. Sungguh Nabi bersabda: "Sesungguhnya
Allah
telah
menjadikan
rizkiku
melalui
panahku." Dan beliau bersabda: "Sekiranya kalian bertawakkal kepad a Allah dengan sebenar-benar
tawakkal,
sebagaimana
yang
niscaya Allah memberimu rizki
diberikanNya
kepada
burung-burung
berangkat pagi-pagi d alam keadaan lapar d an pulang sore hari dalam kead aan kenyang." Dalam
hadits
terse but
dikatakan,
burung-burung
itu
be rangkat pagi-pagi dan pulang sore hari dalam rangka men-cari rizki. Se lanjutnya Imam Ahmad be rkata: "Para Sahabat be rdagang dan be kerja dengan pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan kita". Syaikh Abu Hamid be rkata: "Barangkali ada yang me ngi-ra bahwa makna tawakkal adalah , me ninggalkan pe ke rjaan secara fisik, meninggalkan perencanaan dengan akal serta
33 33
Pendidikan Anak dalam Islam
me njatuhkan diri di atas tanah se perti sobe kan kain yang di-lemparkan, atau se perti daging di atas landasan tempat me -motong daging. Ini adalah sangkaan orang-orang bodoh. Se mua
itu
adalah
haram
me nurut
hukum
syari'at.
Se dangkan syari'at memuji orang yang bertawakkal. Lalu, bagaimana
mungkin
sesuatu
derajat
ketinggian
dalam
agama dapat di-peroleh de ngan hal-hal yang dilarang ole h agama pula? Hakikat yang sesungguhnya dalam hal ini dapat kita katakan, "Sesungguhnya pengaruh be rtawakkal itu tampak dalam gerak dan usaha hamba ketika be kerja untuk me ncapai tujuan-tujuannya". Imam Abul Qosim Al-Qusyairi
be rkata: "Ketahuilah se -
sungguhnya tawakkal itu letaknya di dalam hati. Adapun gerak se cara lahiriah hal itu tidak bertentangan dengan tawakkal yang ada di dalam hati setelah seorang hamba me yakini bahwa rizki itu datangnya dari Allah. Jika terdapat kesulitan, maka hal itu adalah karena taqdirNya, dan jika te rdapat ke mudahan maka hal itu karena ke mudahan dariNya." Di antara yang me nunjukkan bahwa tawakkal ke pada Allah tidaklah berarti meninggalkan
34 34
usaha adalah apa yang
Pendidikan Anak dalam Islam
diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Hakim dari Ja'far bin Amr bin Umayah dari ayahnya , ia berkata: "Seseorang berkata kepada N abi , Aku lepaskan unta-ku d an (lalu) aku bertawakkal?' Nabi bersabda: 'Ikatlah kemudian bertawakkallah'." Dan dalam riwayat Al-Qudha'i disebutkan: "Amr bin Umayah berkata: 'Aku bertanya,'Wahai R asulullah, Apakah
aku
ikat
d ahulu
(tunggangan)ku
lalu
aku
bertawakkal kepad a Allah, atau aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal?' Beliau menjawab, 'Ikatlah kendaran (unta)mu lalu bertawakkallah'." Ke simpulan dari pe mbahasan ini adalah bahwa tawakkal tidaklah berarti me ninggalkan usaha. Dan sungguh se tiap muslim wajib be rpayah-payah, bersungguh-sungguh
dan
be rusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak bole h me nyandarkan diri pada kelelahan, kerja ke ras dan usahanya, tetapi ia harus me yakini bahwa segala urusan adalah milik Allah, dan bahwa rizki itu hanyalah dari
35 35
Dia
semata.
Pendidikan Anak dalam Islam
Pasal Keempat :
BERIBADAH KEPADA ALLAH SEPENUHNYA
D
i
antara
kunci-kunci
rizki
adalah
beribadah
ke pada Allah se penuhnya. Saya akan membahas masalah
ini
–dengan
memohon
pertolongan
kepada Allah– dari dua hal: A.
Makna
be ribadah
ke pada
Allah
se penuhnya.
B. Dalil syar'i bahwa beribadah ke pada Allah se pe nuhnya adalah di antara kunci-kunci rizki.
A. Makna Beribadah Kepada Allah Sepenuhnya. He ndaknya sese orang tidak me ngira bahwa yang dimak-sud be ribadah se pe nuhnya adalah dengan me ninggalkan usaha untuk mendapatkan penghidupan dan duduk di masjid se panjang siang dan malam.
Tetapi
yang dimaksud –
wallahu a'lam– adalah hendaknya se orang hamba beribadah dengan hati dan jasadnya, khusyu' dan merendahkan diri di hadapan Allah Yang Maha Esa, menghadirkan (dalam hati) be tapa be sar keagungan Allah, be nar-be nar merasa bahwa ia sedang bermunajat kepada Allah Yang Maha Me nguasai
36 36
Pendidikan Anak dalam Islam
dan Maha Me nentukan. Yakni be ribadah se bagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits: "Hendaknya kamu beribad ah kepad a Allah seakan- akan kami
melihatNya.
Jika kamu
tid ak
melihatNya
maka
sesungguhnya Dia melihatmu." Janganlah
engkau
termasuk
orang-orang
yang (ke tika
be ribadah) jasad mere ka be rada di masjid, se dang hatinya berada di luar masjid. Me njelaskan
sabda
Rasulullah
:
"Beribadahlah sepenuhnya kepad aKu". Al-Mulla Ali Al-Qari be rkata,
"Maknanya,
se pe nuhnya
jadikanlah
(be rkonsentrasi)
hatimu
untuk
benar-be nar
be ribadah
ke pada
Tuhan-mu".
B. DALIL SYAR'I BAHWA BERIBADAH KEPADA ALLAH SEPENUHNYA TERMASUK KUNCI RIZKI Ada be be rapa nash yang menunjukkan bahwa beribadah se pe nuhnya ke pada Allah termasuk di antara kunci-kunci rizki. Beberapa nash tesebut di antaranya adalah: 1. Hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abu Hurairah , dari Nabi be liau bersabda:
37 37
Pendidikan Anak dalam Islam
"Sesungguhnya
Allah
berfirman,
'wahai
anak
Ad am!,
beribadahlah sepenuhnya kepad aKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ad a) di dalam dad a dengan kekayaan d an Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tid ak kalian lakukan, nis-caya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)'." Nabi dalam hadits te rse but me njelaskan, bahwasanya Allah me njanjikan
ke pada
orang
yang
beribadah
ke padaNya
se pe nuhnya dengan dua hadiah, se baliknya me ngancam bagi yang tidak beribadah ke padaNya se pe nuhnya de ngan dua siksa. Adapun dua hadiah itu adalah Allah mengisi hati orang yang be ribadah ke padaNya se pe nuhnya de ngan ke kayaan serta memenuhi ke butuhannya. Se dangkan dua siksa itu adalah Allah me menuhi ke dua tangan orang yang tidak be ribadah
ke padaNya
se pe nuhnya
de ngan
berbagai
kesibuk-an, dan ia tidak mampu me menuhi ke butuhannya, sehingga ia tetap membutuhkan kepada manusia. 2. Hadits riwayat Imam Al-Hakim dari Ma'qal bin Yasar ia berkata, Rasulullah bersabda: "Tuhan kalian berkata, 'Wahai anak Ad am, beribad ah-lah kepadaKu sepenuhnya, niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rizki. Wahai anak Adam, jangan jauhi Aku sehingga Aku penuhi
38 38
Pendidikan Anak dalam Islam
hatimu dengan kefakiran dan Aku penuhi kedua tangamu dengan kesibukan." Dalam hadits yang mulia ini, Nabi
yang mulia, yang
be rbicara be rdasarkan wahyu me ngabarkan tentang janji Allah, yang tak satu pun le bih memenuhi janji daripadaNya, be rupa dua jenis pahala bagi orang yang benar-be nar be ribadah ke pada Allah se pe nuhnya. Yaitu, Allah pasti meme nuhi
hatinya
de ngan ke kayaan
dengan rizki. Se bagaimana
dan ke dua tangannya
Nabi
juga memperingatkan
akan ancam-an Allah ke pada orang yang menjauhiNya dengan dua jenis siksa. Yaitu Allah pasti me menuhi hatinya dengan kefakiran dan kedua tangannya dengan kesibukan. Dan se mua mengetahui, siapa yang hatinya dikayakan ole h Yang Maha Me mbe ri ke kayaan, niscaya tidak akan dide kati ole h ke miskinan selama-lamanya. Dan siapa yang ke dua tangannya dipe nuhi rizki oleh Yang Maha Memberi rizki dan Maha Perkasa, niscaya ia tidak akan pe rnah pailit selamalamanya. Se baliknya, siapa yang hatinya dipenuhi de ngan kefakiran oleh Yang Maha Kuasa dan Maha Me nentukan, niscaya tak se orang pun mampu me mbuatnya kaya. Dan siapa yang disibukkan oleh Yang Maha Pe rkasa dan Maha Me maksa,
niscaya
tak
se orang
pun
yang
mampu
memberinya waktu luang.
39 39
Pendidikan Anak dalam Islam
Pasal Kelima :
MELANJUTKAN HAJI
DENGAN UMRAH ATAU SEBALIKNYA
D
i antara perbuatan yang dijadikan Allah termasuk kunci-kunci rizki yaitu melanjutkan haji dengan umrah atau sebaliknya. Pembicaraan masalah ini
–de ngan memohon pe rtolongan Allah– akan saya lakukan melalui dua poin bahasan: A. Yang dimaksud melanjutkan haji dengan umrah atau sebaliknya. B. Dalil syar'i bahwa melanjutkan haji dengan umrah atau sebaliknya termasuk pintu-pintu rizki.
A. Yang Dimaksud Melanjutkan Haji Dengan Umrah Atau Sebaliknya Syaikh Abul Hasan As-Sindi menjelaskan tentang mak-sud me lanjutkan haji dengan umrah atau se baliknya berkata: "Jadikanlah salah satunya mengikuti yang lain, di mana ia dilakukan sesudahnya. Artinya, jika kalian menunaikan haji maka tunaikanlah umrah. Dan jika kalian menunaikan
40 40
Pendidikan Anak dalam Islam
umrah
maka tunaikanlah haji, se bab ke duanya saling
mengikuti.
B. Dalil Syar'i Bahwa Melanjutkan Haji Dengan Umrah Atau Sebaliknya Termasuk Kunci Rizki Di antara hadits-hadits yang menunjukkan bahwa melanjutkan haji de ngan umrah atau se baliknya termasuk kuncikunci rizki adalah : 1.
Imam
Ahmad,
me riwayatkah
At-Tirmidzi,
dari
Abdullah
An-Nasa'i, bin
Ibnu
Mas'ud
Hibban berkata,
Rasulullah bersabda: "Lanjutkanlah haji dengan umrah, karena sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan d an dosa, sebagaimana api dapat menghilangkan kotoran besi, emas dan perak. Dan tid ak ada pahala haji yang mabrur itu melainkan Surga". Dalam hadits yang mulia terse but Nabi
yang terpe r-caya,
yakni berbicara dengan wahyu me njelaskan bahwa buah me lanjutkan haji de ngan umrah atau se baliknya adalah hilangnya kemiskinan dan dosa. Imam Ibnu Hibban me mberi judul hadits ini dalam kitab shahihnya dengan:
41 41
Pendidikan Anak dalam Islam
"Keterangan B ahwa Haji dan U mrah Menghilangkan Dosadosa dan Kemiskinan dari Setiap Muslim dengan Sebab Keduanya." Sedangkan Imam Ath-Thayyibi dalam menjelaskan sabda Nabi : "Sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan d an dosa-dosa", dia be rkata, "Kemampuan ke duanya untuk me nghilangkan
kemiskinan se perti ke mampuan amalan
ber-sedekah dalam menambah harta." 2. Hadits riwayat Imam An-Nasa'i dari Ibnu Abbas c, ia berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda: "Lanjutkanlah haji dengan umrah atau sebaliknya. Kare-na sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kemis-kinan dan dosa-dosa sebagaimana
api dapat menghi-langkan
kotoran besi." Maka orang-orang yang menginginkan untuk dihilangkan ke miskinan dan dosa-dosanya, he ndaknya ia segera melanjutkan hajinya dengan umrah atau sebaliknya.
42 42
Pendidikan Anak dalam Islam
Pasal Keenam :
SILATURRAHIM
D
i antara pintu-pintu rizki adalah silaturrahim. Pe mbi-caraan pertolongan
masalah ini –de ngan me mohon
Allah– akan
saya
bahas
melalui
empat poin berikut: A. Makna silaturrahim. B. Dalil syar'i bahwa silaturrahim termasuk di antara pintu-pintu rizki. C. Apa
saja
sarana
untuk
silaturrahim?
D. Tata cara silaturrahim dengan para ahli maksiat.
A. Makna Silaturrahim Makna "ar-rahim" adalah para kerabat de kat. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: "Ar-rahim" se cara umum adalah dimaksudkan untuk para kerabat de kat. Antara mere ka terdapat garis nasab (ke turunan), baik be rhak mewarisi atau tidak, dan sebagai mahram atau tidak." Me nurut pe ndapat lain, mere ka adalah maharim (para kerabat dekat yang haram dinikahi) saja.
43 43
Pendidikan Anak dalam Islam
Pendapat pertama le bih kuat, se bab me nurut batasan yang ke dua,
anak-anak
paman
dan anak-anak
bibi
bukan
kerabat de kat kare na tidak termasuk yang haram dinikahi, padahal tidak demikian." Silaturrahim, se bagaimana dikatakan oleh Al-Mulla Ali AlQari adalah kinayah (ungkapan/sindiran) te ntang be rbuat baik ke pada para karib kerabat de kat –baik menurut garis keturunan maupun
pe rkawinan–
berlemah le mbut dan
mengasihi mereka serta menjaga keadaan mereka.
B. Dalil Syar'i Bahwa Silaturrahim Termasuk Kunci Rizki Beberapa hadits dan atsar menunjukkan bahwa Allah menjadikan
silaturrahim
termasuk
di
antara
sebab
kelapang-an rizki. Di antara hadits-hadits dan atsar-atsar itu adalah: 1. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah , ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah bersabda: "Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya d an diakhirkan
ajalnya
(dipanjangkan
umurnya)
maka
hen-
daknyalah ia menyambung (tali) silaturrahim". 2. Dalil lain adalah hadits riwayat Imam Al-Bukhari dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah bersabda:
44 44
Pendidikan Anak dalam Islam
"Siapa yang
suka untuk dilapangkan
rizkinya dan di-
akhirkan usianya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia menyambung silaturrahim." Dalam hadits yang mulia di atas, Nabi me njelaskan bahwa silaturrahim me mbuahkan dua hal, ke lapangan rizki dan bertambahnya usia. Ini adalah tawaran te rbuka yang disampaikan oleh makhluk Allah yang paling be nar dan jujur, yang be rbicara berdasarkan wahyu, Nabi Muhammad . Maka barangsiapa me nginginkan dua buah di atas hendaknya ia me naburkan be nihnya, yaitu silaturrahim. De mikianlah, sehingga Imam AlBukhari memberi judul untuk ke dua hadits itu de ngan "Bab Orang Yang Dilapangkan Rizkinya dengan Silaturrahim." Artinya, dengan sebab silaturrahim. Imam Ibnu Hibban juga meriwayatkan hadits Anas bin Malik
dalam kitab shahihnya dan beliau me mberi judul
dengan: "Keterangan Te ntang Baiknya Kehidupan dan Banyaknya Berkah dalam Rizki Bagi Orang Yang Me nyambung Silaturrahim. 3. Dalil lain adalah hadits yang diriwayatkan ole h Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Abu Hurairah , dari Nabi beliau bersabda:
45 45
Pendidikan Anak dalam Islam
"Belajarlah tentang nasab-nasab kalian sehingga kalian bisa menyambung
silaturrahim.
silaturrahim ad alah (sebab
Karena ad anya)
sesungguhnya
kecintaan terhad ap
keluarga (kerabat dekat), (sebab) banyaknya harta d an bertambahnya usia." Dalam hadits yang mulia Ini Nabi
me njelaskan bahwa
silaturrahim ini membuahkan tiga hal, di antaranya adalah ia menjadi sebab banyaknya harta. 4. Dalil lain adalah hadits yang diriwayatkan ole h Imam Abdullah bin Ahmad, Al-Bazzar dan Ath-Thabrani dari Ali bin Abi Thalib dari Nabi , beliau bersabda: "Barangsiapa senang untuk dipanjangkan umurnya d an diluaskan rizkinya serta dihindarkan dari kematian yang buruk maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah d an menyambung silaturrahim." Dalam
hadits
yang
mulia
ini,
Nabi
yang jujur
dan
te rpe rcaya, menjelaskan tiga manfaat yang terealisir bagi orang yang memiliki dua sifat; be rtaqwa ke pada Allah dan me nyambung
silaturrahim.
Dan
salah
satu
dari
tiga
manfaat itu adalah keluasan rizki. 5. Dalil lain adalah riwayat Imam Al-Bukhari dari Abdullah bin Umar ia berkata:
46 46
Pendidikan Anak dalam Islam
"Barangsiapa bertaqwa kepada Tuhannya dan menyambung silaturrahim, niscaya
dipanjangkan
umurnya d an
dibanyakkan rizkinya dan dicintai oleh keluarganya." 6. De mikian be sarnya pe ngaruh silaturrahim dalam be rke mbangnya harta be nda dan me njauhkan ke miskinan, sam-pai-sampai silaturrahim,
ahli
harta
maksiat
pun,
mere ka bisa
dise babkan
be rkembang,
ole h
semakin
banyak jumlahnya dan mere ka jauh dari ke fakiran, karena karunia Allah . Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abu Bakrah
dari
Nabi bahwasanya beliau bersabda: "Sesungguhnya keta'atan yang paling disegerakan pahalanya ad alah silaturrahim. Bahkan hingga suatu keluar-ga yang ahli maskiat pun, harta mereka bisa berkembang d an jumlah
mereka
bertambah
banyak
jika
mereka saling
bersilaturrahim. Dan tidaklah ad a suatu keluarga yang saling
bersilaturrahim kemudian
mereka
membutuhkan
(kekurangan)."
C. APA SAJA SARANA UNTUK SILATURRAHIM? Se bagian orang menyempitkan makna silaturrahim hanya dalam masalah harta. Pembatasan ini tidaklah benar. Sebab
47 47
Pendidikan Anak dalam Islam
yang
dimaksud
silaturrahim
le bih
luas
dari
itu.
Silaturrahim adalah usaha untuk memberikan ke baikan ke pada
kerabat
de kat
serta
(upaya)
untuk
menolak
ke burukan dari me reka, baik de ngan harta atau de ngan lainnya. Imam Ibnu Abu Jamrah berkata: "Silaturrahim itu bisa dengan harta, de ngan memberikan ke butuhan mere ka, de ngan me nolak ke burukan dari mereka, de ngan wajah yang berseri-seri serta dengan do'a." Makna silaturrahim yang lengkap adalah memberikan apa saja yang mungkin diberikan dari se gala bentuk ke baik-an, se rta menolak apa saja yang mungkin bisa ditolak dari ke burukan sesuai dengan kemampuannya (ke pada kerabat dekat).
D. Tata Cara Silaturrahim dengan Para Ahli Maksiat Se bagian orang salah dalam memahami tata cara silaturrahim dengan para ahli maksiat. Me re ka mengira bahwa be rsilaturrahim dengan me reka berarti juga mencintai dan me nyayangi
mere ka, bersama-sama
duduk dalam satu
maje-lis dengan mereka, makan bersama-sama mere ka
48 48
Pendidikan Anak dalam Islam
se rta bersi-kap lembut dengan mere ka. Ini adalah tidak benar. Se mua memaklumi bahwa Islam tidak melarang be rbuat baik ke pada kerabat de kat yang suka berbuat maksiat, bahkan hingga kepada orang-orang kafir. Allah berfirman: "Allah tiad a melarang kamu untuk berbuat baik dan ber-laku adil terhadap orang-orang yang tiad a memerangi- mu karena agama d an tid ak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (Al-Mumtahanah: 8). De mikian pula se bagaimana dise butkan dalam hadits Asma' binti Abu Bakar c yang me nanyakan Rasullah
untuk
be rsilaturrahmi ke pada ibunya yang musyrik. Dalam hadits ini diantaranya disebutkan: "Aku bertanya, 'Sesungguhnya ibuku d atang d an ia sangat berharap, apakah aku harus menyambung (silaturrahim) dengan
ibuku?'
Beliau
menjawab,
'Ya,
sambunglah
(silaturrahim) dengan ibumu'." Tetapi, itu bukan be rarti harus saling me ncintai dan me nyayangi, duduk-duduk satu majelis dengan mere ka. Bersama-sama makan dengan mereka serta bersikap lembut de-
49 49
Pendidikan Anak dalam Islam
ngan orang-orang kafir dan ahli maksiat terse but. Allah be rfirman: "Kamu tid ak akan mendapati sesuatu kaum yang ber-iman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah d an R asulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak- anak atau saudara-sudara atau pun keluarga me-reka." (Al-Mujadilah: 22). Makna ayat yang mulia ini –se bagaimana dise butkan ole h Imam Ar-Razi– adalah bahwasanya tidak akan be rte mu antara iman dengan ke cintaan ke pada musuh-musuh Allah. Karena jika sese orang mencintai orang lain maka tidak mungkin ia akan mencintai musuh orang tersebut. Dan
be rdasarkan
ayat
ini,
Imam
Malik
menyatakan
bole hnya memusuhi kelompok Qadariyah dan tidak duduk satu majelis dengan mereka. Imam Al-Qurthubi mengomentari dasar hukum Imam Malik: "Saya
berkata,
'Termasuk
dalam
makna
kelompok
Qadariyah adalah se mua orang yang zhalim dan yang suka memusuhi'." Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia tersebut berkata: "Artinya, mereka tidak saling me n-cintai
50 50
Pendidikan Anak dalam Islam
dengan orang yang suka me nentang (Allah dan Rasul-Nya), bahkan meskipun mereka termasuk kerabat dekat." Se baliknya, silaturrahim
dengan
mere ka adalah dalam
upaya untuk menghalangi mere ka agar tidak me nde kat ke pada Neraka dan me njauhi dari Surga. kondisi mengisyaratkan te rse but
ada-lah
Tetapi,
bila
bahwa untuk me ncapai tujuan
de ngan
cara
me mutuskan
hubungan
dengan mere ka, maka pemutusan hubungan terse but – dalam
kondisi
de mi-kian–
dapat
dikate gorikan
se bagai
silaturrahim. Dalam hal ini, Imam Ibnu Abu Jamrah be rkata: "Jika me re ka itu orang-orang kafir atau suka berbuat dosa maka me mutuskan
hubungan
de ngan
mere ka
karena
Allah
adalah (bentuk) silaturrahim dengan mereka. Tapi de ngan syarat telah ada usaha untuk menasehati dan membe ritahu me re ka, dan mere ka masih terus membande l. Kemudian, hal itu (pe -mutusan silaturrahim) dilakukan karena mere ka tidak mau
menerima
ke be naran.
Meskipun
de mikian,
me re ka masih te-tap be rkewajiban me ndo'akan mere ka tanpa se pe ngetahuan mere ka agar me reka kembali ke jalan yang lurus.
51 51
Pendidikan Anak dalam Islam
Pasal Ketujuh :
BERINFAK DI JALAN ALLAH
D
i antara kunci-kunci rizki lain adalah berinfak di jalan Allah. Pe mbahasan masalah ini –dengan memohon taufik dari Allah– akan saya lakukan
melalui dua poin berikut: A. Yang dimaksud berinfak. B. Dalil syar'i bahwa berinfak di jalan Allah adalah termasuk kunci-kunci rizki.
A. Yang Dimaksud Berinfak Di tengah-tengah menafsirkan firman Allah: "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, niscaya Dia akan menggantinya".
(Saba': 39).
Syaikh Ibnu Asyur be rkata: "Yang dimaksud dengan infak di sini adalah infak yang dianjurkan dalam agama. Se pe rti be rinfak ke pada orang-orang fakir dan berinfak di jalan Allah untuk menolong agama."
52 52
Pendidikan Anak dalam Islam
B. Dalil Syar'i Bahwa Berinfak di Jalan Allah Adalah Termasuk Kunci Rizki Ada be be rapa nash dalam Al-Qur'anul Karim dan Al-Hadits Asy-Syarif yang menunjukkan bahwa orang yang be rinfak di jalan Allah akan diganti oleh Allah di dunia. Di samping, te ntunya apa yang dise diakan oleh Allah baginya dari pahala yang besar di akhirat. Di antara dalil-dalil itu adalah sebagai berikut: 1. Firman Allah: "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rizki yang se-baikbaiknya."
(Saba': 39).
Dalam menafsirkan ayat di atas, Al-Hafizh Ibnu Katsir be rkata: "Betapapun se dikit apa yang kamu infakkan dari apa yang dipe rintahkan Allah ke padamu dan apa yang dipe r-bole hkanNya,
niscaya
Dia
akan
me nggantinya
untukmu di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan gan-jaran, se bagaimana yang dise butkan dalam hadits‌" Imam Ar-Razi be rkata, "Firman Allah: 'Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya', adalah realisasi dari sabda Nabi : "Tidaklah para hamba
53 53
Pendidikan Anak dalam Islam
berada di pagi hari ‌. "
(Al -Hadi ts).
Yang de mikian itu karena
Allah adalah Penguasa, Maha Tinggi dan Maha Kaya. Maka jika
Dia berkata:
"Nafkahkanlah
dan
Aku yang akan
me nggantinya,' maka itu sama dengan janji yang pasti ia te pati.
Se bagaimana
jika
Dia
berkata:
"Le mparkanlah
barangmu ke dalam laut dan Aku yang menjaminnya." Maka, barangsiapa berinfak berarti dia telah meme nuhi syarat untuk me ndapatkan ganti. Se baliknya, siapa yang tidak be rinfak maka hartanya akan lenyap dan ia tidak be rhak me ndapatkan ganti. Hartanya akan hilang tanpa ganti, arti-nya lenyap begitu saja. Yang mengherankan, jika sese orang pe dagang mengeta-hui bahwa
se bagian
dari
hartanya
akan
binasa, ia akan
me njualnya dengan cara nasi'ah (pe mbayaran di be lakang), me skipun pe mbe linya termasuk orang miskin. Lalu ia be rkata, hal itu le bih baik daripada pelan-pelan harta itu binasa. Jika ia tidak menjualnya sampai harta itu binasa maka ia akan disalahkan. Dan jika ada orang mampu yang me njamin orang miskin itu, tetapi ia tidak menjualnya (kepada orang tersebut) maka ia disebut orang gila. Dan sungguh, hampir se tiap orang melakukan hal ini, te tapi masing-masing tidak me nyadari bahwa hal itu mende kati gila. Sesungguhnya harta kita semuanya pasti akan binasa.
54 54
Pendidikan Anak dalam Islam
Dan menafkahkan ke pada keluarga dan anak-anak adalah be rarti memberi pinjaman. Se muanya itu berada dalam jaminan
kuat,
yaitu
Allah
Yang
Maha
Tinggi.
Allah
be rfirman: "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Dia pasti manggantinya." Lalu Allah me mbe ri pinjaman ke pada se tiap orang, ada yang be rupa tanah, ke bun, pe nggilingan, tempat pe mandian untuk be robat atau manfaat tertentu. Se bab se tiap orang te ntu memiliki pe kerjaan atau tempat yang daripadanya ia me ndapatkan harta. Dan semua itu milik Allah. Di tangan manusia, harta itu adalah pinjaman. Jadi, se akan-akan barang-barang te rse but adalah jaminan yang dibe rikan Allah dari rizkiNya, agar orang terse but percaya pe nuh ke padaNya bahwa bila dia be rinfak, Allah pasti akan me nggantinya. Tetapi me skipun de mikian, ternyata ia tidak mau berinfak dan
membiarkan
hartanya
lenyap
be gitu
saja
tanpa
mendapat pahala dan disyukuri. Se lain itu, Allah me negaskan janjiNya dalam ayat ini ke pada orang yang berinfak untuk menggantinya dengan rizki (lain) me lalui tiga pene gasan. Dalam hal ini, Ibnu Asyur berkata: "Allah me negaskan janji te rse but de ngan kalimat bersyarat, dan de ngan me njadikan jawaban dari kali-mat be rsyarat itu dalam bentuk jumlah ismiyah dan dengan me ndahulukan
55 55
Pendidikan Anak dalam Islam
musnad ilaiah (sandaran) terhadap khabar fi'ilnya. De ngan de mikian, janji terse but dite gaskan de ngan tiga pe ne-gasan yang
menunjukkan
bahwa
Allah
be nar-be nar
akan
me realisasikan janji itu. Se kaligus me nunjukkan bahwa ber-infak adalah sesuatu yang dicintai Allah. Dan sungguh janji Allah adalah sesuatu yang te gas, ya-kin, pasti dan tidak ada keraguan untuk diwujudkannya, walaupun tanpa adanya pe negasan se pe rti di atas. Lalu, bagaimana
halnya
jika
janji
itu
dite gaskan
de ngan
tiga
penegasan? 2. Dalil lain adalah firman Allah: "Setan
menjanjikan
(menakut-nakuti)
kamu
dengan
ke-
miskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripad a-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui."
(Al -Baqarah: 268).
Me nafsirkan ayat mulia ini, Ibnu Abbas be rkata: "Dua hal dari Allah, dan dua hal dari setan. "Setan men- janjikan (menakut-nakuti) be rkata,
'Jangan
kamu dengan kamu
kemiskinan." Se tan
infakkan
hartamu,
itu
pe ganglah
untukmu sendiri kare na kamu me mbutuhkannya'. "Dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir)."
56 56
Pendidikan Anak dalam Islam
(Dan dua hal dari Allah adalah), "Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya," yakni atas maksiat yang kamu kerjakan, "dan karunia" berupa rizki. Al-Qadhi
Ibnu
Athiyah
me nafsirkan
ayat
ini
berkata:
"Maghfirah (ampunan Allah) adalah janji Allah bahwa Dia akan menutupi kesalahan se genap hambaNya di dunia dan di akhirat. Sedangkan al-fadhl (karunia) adalah rizki yang luas di dunia, serta pe mberian nikmat di akhirat, de ngan segala apa yang telah dijanjikan Allah . Imam Ibnu Qayim Al-Jauziyah dalam me nafsirkan ayat yang mulia ini be rkata: "De mikianlah, peringatan setan bah-wa orang yang menginfakkan hartanya, bisa mengalami ke fakiran bukanlah suatu be ntuk kasih sayang setan ke padanya, juga bukan suatu be ntuk nasihat baik untuknya. Ada-pun Allah, maka Ia menjanjikan ke pada hambaNya ampunan
dosa-dosa daripadaNya, serta karunia berupa
pe nggantian yang le bih baik daripada yang ia infakkan, dan ia dilipatgan-dakanNya baik di dunia saja atau di dunia dan di akhirat." 3. Dalil lain adalah hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah , Nabi memberitahukan kepadanya: "Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Wahai anak Adam, berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rizki) kepadaMu."
57 57
Pendidikan Anak dalam Islam
Allahu Akbar! Betapa be sar jaminan orang yang be rinfak di jalan Allah! Betapa mudah dan gampang jalan me ndapatkan rizki! Se orang hamba be rinfak di jalan Allah, lalu Dzat Yang di TanganNya ke pe milikan se gala sesuatu memberi-kan infak (rizki) ke padanya. Jika se orang hamba be rinfak se suai dengan
ke mampuannya
maka
Dzat
Yang
memiliki
pe rbe ndaharaan langit dan bumi serta ke rajaan se gala se suatu akan me mbe ri infak (rizki) ke padanya se suai de ngan keagungan, kemuliaan dan kekuasaanNya. Imam
An-Nawawi
berkata:
"Firman
Allah,
'Berinfaklah,
niscaya Aku berinfak (memberi rizki) kepadamu' adalah makna dari firman Allah dalam Al-Qur'an: "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Dia-lah yang akan menggantinya."
(Saba': 39).
Ayat ini me ngandung anjuran untuk be rinfak dalam be rbagai be ntuk ke baikan, serta be rita ge mbira bahwa semua itu akan diganti atas karunia Allah . 4. Dalil lain bahwa be rinfak di jalan Allah adalah di antara kunci-kunci rizki yaitu apa yang diriwayatkan ole h Imam AlBukhari dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda: "Tidaklah para hamba berad a di pagi hari kecuali di dalamnya terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya
58 58
Pendidikan Anak dalam Islam
berdo'a, 'Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak ganti (dari apa yang ia infakkan)'. Sedang yang lain berkata, 'Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menahan (hartanya) kebinasaan (hartanya)'." Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang mulia
menga-
barkan bahwa terdapat malaikat yang be rdo'a setiap hari ke pada orang yang be rinfak agar diberikan ganti oleh Allah. Maksudnya –se bagaimana yang dikatakan ole h Al-Mulla Ali Al-Qari– adalah ganti yang be sar. Yakni ganti yang baik, atau
ganti
di
dunia
dan
ganti
di
akhirat.
Hal
itu
berdasarkan firman Allah: "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Dia-lah yang akan menggantinya. Dan Dialah sebaik-baik Pemberi rizki." (Saba':
39).
Dan diketahui secara umum bahwa do'a malaikat adalah dikabulkan, se bab tidaklah me reka mendo'akan bagi sese orang melainkan dengan izinNya. Allah berfirman: "Dan mereka tiad a memberi syafa'at
melainkan kepad a
orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepadaNya."
(Al -Anbi ya': 28).
5. Dalil lain adalah apa yang diriwayatkan ole h Imam AlBaihaqi dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda:
59 59
Pendidikan Anak dalam Islam
"Berinfaklah wahai Bilal! Jangan takut dipersedikit (hartamu) oleh Dzat Yang Memiliki Arsy." Aduhai, alangkah kuat jaminan dan karunia Allah bagi orang yang be rinfak di jalanNya! Apakah Dzat Yang Me miliki Arsy akan menghinakan orang yang be rinfak di jalan-Nya, se hingga ia mati karena miskin dan tak punya apa-apa? Demi Allah, tidak akan demikian! Al-Mulla Ali-AlQari menjelaskan kata " ÇöÞúáÇó dalam
hadits
terse but
berkata,
"Maksudnya,
áÇð "
dijadikan
miskin dan tidak punya apa-apa". Artinya, "Apakah engkau takut akan disia-siakan ole h Dzat Yang Mengatur segala urusan dari langit ke bumi?" Dengan kata lain, "Apakah kamu takut untuk digagalkan cita-citamu dan dise dikitkan rizkimu oleh Dzat Yang rahmatNya meliputi penduduk langit dan bumi, orang-orang mukmin dan orang-orang kafir, burung-burung dan binatang melata?" 6. Berapa banyak bukti-bukti dalam kitab-kitab Sunnah (Hadits), Sirah (Perjalanan Hidup), Tarajum (Biografi), Tarikh (Sejarah), bahkan hingga dalam kenyataan-kenyataan yang kita
alami
saat
ini
yang
me nunjukkan
bahwa
Allah
mengganti rizki hambaNya yang berinfak di jalanNya.
60 60
Pendidikan Anak dalam Islam
Berikut ini kami ringkaskan satu bukti dalam masalah ini. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi beliau bersabda: "Ketika seorang laki-laki berada di suatu tanah lapang bumi ini, tiba-tiba ia mendengar suara dari awan, kebun si fulan!' Maka awan
'Sira-milah
itu berarak menjauh d an
menuangkan airnya di areal tanah yang penuh de-ngan batubatu hitam. Di sana ad a aliran air yang me-nampung air tersebut. Lalu orang itu mengikuti kemana air itu mengalir. Tiba-tiba ia (melihat) seorang
laki-laki yang
berdiri di
kebunnya. Ia mendorong air tersebut dengan skopnya (ke dalam kebunnya). Kemudian ia bertanya, 'Wahai hamba Allah! Siapa namamu?' Ia menjawab, 'Fulan', yakni nama yang didengar di awan. Ia balik bertanya, "Wahai hamba Allah, kenapa engkau menanyakan namaku?' Ia menjawab, 'Sesungguhnya
aku
mendengar
suara
di
awan
yang
menurunkan air ini. Suara itu berkata, 'Siramilah kebun si fulan! Dan itu ad alah namamu. Apa sesungguhnya yang engkau laku-kan?' Ia menjawab, "Jika itu yang engkau tanyakan, maka sesungguhnya aku memperhitungkan hasil yang didapat d ari kebun ini, lalu aku bersedekah dengan sepertiganya,
dan
aku makan beserta keluargaku seper-
tiganya lagi, kemudian aku kembalikan (untuk menanam lagi) sepertiganya'."
61 61
Pendidikan Anak dalam Islam
Dalam riwayat lain disebutkan: "Dan aku jadikan sepertiganya untuk orang-orang miskin d an peminta- minta
serta
ibnu
sabil
(orang
yang
d alam
perjalanan)." Imam An-Nawawi berkata: "Hadits itu me njelaskan ten-tang ke utamaan be rse de kah dan berbuat baik ke pada orangorang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Juga ke utamaan sese orang yang makan dari hasil kerjanya se ndiri, termasuk ke utamaan me mbe ri nafkah ke pada keluarga."
62 62
Pendidikan Anak dalam Islam
Pasal Kedelapan :
MEMBERI NAFKAH KEPADA ORANG YANG SEPENUHNYA MENUNTUT IL MU SYARI'AT (AGAMA)
T
ermasuk kunci-kunci rizki adalah me mbe ri nafkah ke -pada orang yang se pe nuhnya menuntut ilmu syari'at (agama). Dalil yang menunjukkan hal ini
adalah hadits riwayat At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Anas bin Malik bahwasanya ia berkata: "Dahulu ada dua orang saudara pad a masa R asulullah. Salah
seorang
(saud aranya)
d aripadanya
mendatangi
Nabi
d an
yang lain bekerja. Lalu saudaranya
yang
bekerja itu mengadu kepada Nabi
maka beliau bersabda:
Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia." Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang mulia menje-laskan ke pada orang yang mengadu ke padanya karena kesi-bukan saudaranya
dalam
menuntut
ilmu
agama,
sehingga
me mbiarkannya se ndirian mencari penghidupan (be ke rja), bahwa ia tidak se mestinya me ngungkit-ungkit nafkahnya ke-pada saudaranya, dengan anggapan bahwa rizki itu
63 63
Pendidikan Anak dalam Islam
datang
kare na
bahwasanya
dia
Allah
be kerja.
Padahal
me mbukakan
pintu
ia
tidak
rizki
tahu
untuknya
karena se bab nafkah yang ia be rikan ke pada suadaranya yang menuntut ilmu agama secara sepenuhnya. Al-Mulla Ali Al-Qari menjelaskan sabda Nabi : "Mudah-mud ahan engkau diberi rizki dengan sebab dia," yang me nggunakan shighat majhul (ungkapan kata ke rja pasif) itu berkata, 'Yakni, aku berharap atau aku ta-kutkan bahwa engkau se benarnya dibe ri rizki karena be rkah-nya. Dan bukan be rarti di diberi rizki karena pe kerjaanmu. Ole h se bab itu jangan e ngkau me ngungkit-ungkit pe kerjaan-mu kepadanya." Al-Alamah Ath-Thaibi be rkata: "Makna 'áóÚóáøó' (mudahmudahan)
dalam
sabda
mudahan
e ngkau),
bisa
be liau
'áóÚóáøóßó'
kembali
ke pada
(mudah-
Rasulullah
,
se hingga be r-fungsi untuk me mbe rikan ke pastian (bahwa dia me ndapat-kan rizki kare na be rkah saudaranya) dan me ne gur (bahwa pe ke rjaannya).
dia mendapatkan rizki bukan karena
Hal ini
se bagaimana
dise butkan
dalam
hadits: "Bukanlah kalian diberi rizki karena sebab orang-orang lemah di antara kalian?" Tetapi bisa pula kembali kepada
64 64
Pendidikan Anak dalam Islam
orang yang diajaknya bicara untuk mengajakanya be rfikir dan merenungkan, sehingga ia menjadi sadar." De mikianlah,
dan
se bagian
ulama telah
menye butkan
bahwa orang-orang yang me mpe lajari ilmu agama secara se pe nuhnya adalah termasuk kelompok orang yang disinggung dalam firman Allah: "(Berinfaklah) kepad a orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah, mereka tidak d apat (beru-saha) di muka bumi, orang yang tid ak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari me-minta- minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik
yang
kamu
nafkahkan
(di
jalan
Allah),
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui." (Al -Baqarah:
maka
273).
Imam Al-Ghazali be rkata: "Ia harus mencari orang yang te pat untuk me ndapatkan se dekahnya. Misalnya para ahli ilmu. Se bab hal itu merupakan bantuan baginya untuk (me mpe lajari) ilmunya. Ilmu adalah jenis ibadah yang paling mulia, jika niatnya benar. Ibnu Al-Mubarak senantiasa me ngkhususkan ke baikan (pe mberiannya) bagi para ahli ilmu. Ketika dikatakan ke pada be liau, "Mengapa tidak e ngkau be rikan pada orang se cara umum?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya aku tidak me ngetahui suatu kedudukan
65 65
Pendidikan Anak dalam Islam
se telah kenabian yang le bih utama daripada ke dudukan para ulama. ke butuhan
Jika hati (hidupnya),
para ulama
itu sibuk me ncari
niscaya ia tidak
bisa
memberi
pe rhatian se pe -nuhnya ke pada ilmu, serta tidak akan bisa be lajar (dengan baik). Karena itu, membuat mere ka bisa mempelajari ilmu secara sepenuhnya adalah lebih utama."
66 66
Pendidikan Anak dalam Islam
Pasal Kesembilan :
BERBUAT BAIK KEPADA ORANG-ORANG LEMAH
T
ermasuk di antara kunci-kunci rizki adalah berbuat baik ke pada orang-orang miskin. Nabi menjelaskan bahwa para hamba itu ditolong dan diberi rizki
disebabkan oleh orang-orang yang lemah di antara mereka. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Mush'ab bin Sa-'dan ia berkata, 'Bahwasanya Sa'dan
merasa dirinya memiliki
kelebihan daripada orang lain. Maka Rasulullah bersabda: "Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orangorang lemah di antara kalian?" Karena itu, siapa yang ingin ditolong Allah dan diberi rizki ole hNya
maka
he ndaknya ia
memuliakan
orang-orang
lemah dan berbuat baik kepada mere ka." Nabi yang mulia, juga menjelaskan bahwa keridhaan-nya dapat diperoleh dengan berbuat baik kepada orang-orang miskin. Imam Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, Hibban dan Al-Hakim meriwayatkan
67 67
An-Nasa'i, Ibnu
dari Abu Darda'
Pendidikan Anak dalam Islam
bahwasanya
ia
berkata,
aku
mende ngar
Rasulullah
bersabda: "Carilah (keridhaan)ku melalui orang-orang lemah di antara kalian. K arena sesungguhnya kalian diberi rizki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian." Me njelaskan
sabda
Nabi
di atas Al-Mulla
Ali Al-Qari
be rkata, "Carilah keridhaanku de ngan berbuat baik ke pada orang-orang miskin di antara kalian." Dan barangsiapa be rusaha mendapatkan keridhaan ke kasih Yang Maha Me mberi rizki dan Maha Me miliki ke kuatan dan ke pe rkasaan, Muhammad
dengan be rbuat ke pada
orang-orang miskin, niscaya Tuhannya akan menolongnya dari para musuh serta akan memberinya rizki.
68 68
Pendidikan Anak dalam Islam
Pasal Kesepuluh :
HIJRAH DI JALAN ALLAH
A
llah menjadikan hijrah di jalan Allah se bagai kunci di
antara
kunci-kunci
membicarakan
masalah
rizki. ini
Saya
–dengan
akan
memohon
taufik Allah– melalui dua poin berikut ini: a. Makna hijrah di jalan Allah
.
b. Dalil syar'i bahwa hijrah di jalan Allah termasuk kunci rizki.
A. MAKNA HIJRAH DI JALAN ALLAH Hijrah se bagaimana dikatakan oleh Imam Ar-Raghib AlAshfahani adalah keluar dari negeri kafir ke pada negeri iman,
se bagaimana
para
sahabat
yang
berhijrah
dari
Makkah ke Madinah. Dan hijrah di jalan Allah itu, se bagaimana dikatakan ole h Sayid Muhammad Rasyid Ridha harus dengan se be narbe narnya.
Artinya,
maksud orang
yang berhijrah
dari
ne geri-nya itu adalah untuk mendapatkan
ridha
dengan
merupakan
69 69
mene-gakkan
agamaNya
yang
ia
Allah
Pendidikan Anak dalam Islam
kewajiban baginya, dan merupakan sesuatu yang dicintai Allah, juga untuk me -nolong saudara-saudaranya
yang
beriman dari permusuhan orang-orang kafir.
B. Dalil Syar'i Bahwa Hijrah di Jalan Allah Termasuk Kunci Rizki Di antara dalil yang me nunjukkan bahwa berhijrah di jalan Allah
termasuk
Barangsiapa
kunci
berhijrah
di
rizki
adalah
jalan
Allah,
firman niscaya
Allah: mereka
mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas d an rizki yang banyak."
(An-N i sa': 100).
Dalam ayat yang mulia ini, Allah menjanjikan bahwa orang yang be rhijrah di jalan Allah akan mendapati dua hal: Pertama, ãõÑóÇÛóãðÇ ßóËöíúÑðÇ kedua, ÓóÚóÉð. Yang dimaksud ãõÑóÇÛóãðÇ se bagaimana dikatakan ole h Imam Ar-Razi adalah, barangsiapa be rhijrah di jalan Allah ke ne geri lain, niscaya akan me ndapati di negerinya yang baru itu ke baikan dan ke nikmatan yang menjadi se bab kehinaan dan ke kecewaan para musuhnya yang be rada di ne geri asal-nya. Se bab orang yang me misahkan diri dan pe rgi ke ne geri asing, sehingga mendapatkan ketentraman di sana, lalu berita itu sampai kepada negeri asalnya,
70 70
Pendidikan Anak dalam Islam
niscaya pe nduduk asli negeri itu akan malu atas buruknya mua'amalah ( pe rlakuan) yang mere ka berikan, sehingga dengan demikian mereka merasa hina.' Se dang yang dimaksud, ÓóÚóÉð (keluasan), yaitu keluasan rizki. Inilah yang dikatakan ole h Abdullah bin Abbas dalam me nafsirkan ayat ini. Juga dikatakan oleh Ar-Rabi', AdhDhakkak, Atha' dan mayoritas ulama. Qatadah berkata: "Maknanya,
ke luasan dari kesesatan
ke pada pe tunjuk dan dari kemiskinan ke pada banyaknya kekayaan." Imam Malik be rkata: "Keluasan yang dimaksud adalah keluasan negeri." Me ngomentari ketiga pe ndapat di atas, Imam Al-Qurthubi me ngatakan:
"Pendapat
Imam Malik le bih de kat pada
kefasihan ungkapan bahasa Arab. Se bab keluasan ne-geri dan banyaknya bangunan menunjukkan keluasan rizki. Juga
menunjukkan
kelapangan
dada
yang
siap
me nanggung ke sedihan dan pikiran serta hal-hal lain yang menunjukkan kemudahan." Pendapat mana saja yang kita ambil dari ke tiga pe ndapat di atas, yang jelas se muanya menunjukkan bahwa orang yang berhijrah di jalan Allah akan mendapatkan janji dari Allah
71 71
Pendidikan Anak dalam Islam
be rupa ke luasan rizki, baik de ngan ungkapan langsung maupun secara tidak langsung. Dan sungguh janji Allah Yang Maha Pe rkasa lagi Maha Me nentukan adalah suatu janji yang haq serta tidak pe rnah luput. Dan siapakah yang le bih mene pati janjinya daripada Allah? Sungguh dunia telah dan sampai se karang masih menyaksikan ke be naran janji ini. Dan saya kira, orang yang menge tahui sedikit te ntang sejarah Islam pun sudah tahu akan peristiwa hijrahnya para sahabat Rasulullah ke Madinah. Ke tika para sahabat meninggalkan rumah-rumah, harta be nda dan ke kayaan me reka untuk hijrah di jalan Allah , Allah serta merta me ngganti se muanya. Allah me mberikan ke pada
mere ka
kunci-kunci
ne geri
Syam, Persia dan
Yaman.
Allah be rikan ke pada mere ka ke kuasaan atas
istana-istana ne geri Syam yang merah, juga istana Mada'in yang putih. Ke pada mere ka juga dibukakan pintu-pintu Shan'a,
serta
ditundukkan
untuk
mereka
berbagai
simpanan kekayaan Kaisar dan Kisra. Imam Ar-Razi me njelaskan ke simpulan tafsir ayat yang mulia ini be rkata: "Walhasil, seakan-akan dikatakan, 'Wahai manusia! Jika kamu membenci hijrah dari tanah airmu hanya karena takut mendapatkan kesusahan dan ujian
72 72
Pendidikan Anak dalam Islam
dalam
pe r-jalananmu,
maka
Karena se sung-guhnya Allah
se kali-kali
jangan
takut!
akan membe rimu berbagai
nikmat yang agung dan pahala yang be sar dalam hijrahmu. Hal
yang
ke -mudian
menye babkan
ke hinaan
musuh-
musuhmu dan men-jadi sebab bagi kelapangan hidupmu."
73 73
Pendidikan Anak dalam Islam
PENUTUP
S
e gala puji bagi Allah yang telah menganugerahi hamba-Nya
yang
le mah
ini
sehingga
bisa
menyelesaikan tulisannya. Dan sungguh kepadaNya
senantiasa
diminta
ampunan,
ke-murahan
dan ijabah
(pengabulan). Dari tulisan ini dapat dirumuskan beberapa poin berikut ini: 1. Allah Yang Maha Agung dan Maha Perkasa menja-dikan beberapa sebab dan kunci untuk rizki, di antaranya: a. Istighfar (me mohon ampun ke pada Allah) dan taubat ke padaNya. Dan yang dimaksud adalah melakukan ke-duanya dengan perkataan dan perbuatan. b. Taqwa. Dan hakikatnya adalah menjaga diri dari yang menye babkan dosa atau mentaati pe rintahpe rintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya atau me njaga diri dari sesuatu yang menye babkan siksa,
baik
de ngan
mela-kukan
perbuatan
atau
meninggalkannya.
74 74
Pendidikan Anak dalam Islam
c. Tawakkal. Yaitu menampakkan ke lamahan hamba serta bersandar sepenuhnya kepada Allah semata. d. Beribadah
sepenuhnya
be rsungguh-sungguh
kepada
dalam
Allah
.
Yaitu
me ngkonse ntrasikan
hati ketika beribadah kepada Allah . e. Mengikuti
haji
me lakukan
dengan
salah
umrah.
satunya
lalu
Maksudnya,
melanjutkannya
dengan yang lain. f. Silaturrahim.
Yaitu
be rbuat
baik
ke pada
kerabat/keluarga dekat. g. Berinfak di jalan Allah . Yaitu berinfak untuk se suatu yang dicintai dan diridhai Allah . h. Memberi
nafkah kepada orang yang sepenuhnya
me-nuntut ilmu syar'i (agama). i.
Berbuat baik kepada orang-orang yang lemah.
j.
Berhijrah di jalan Allah . Yakni keluar dari negeri kafir ke ne geri iman untuk mencari keridhaan Allah se-suai dengan syar'iatNya.
2. Istighfar dan taubat itu wajib dengan pe rkataan dan pe rbuatan. Se bab be r-istighfar dan bertaubat dengan lisan saja tanpa
pe rbuatan, maka itu adalah
perilaku para
pendus-ta. Sebagaimana taqwa itu harus dengan menjaga
75 75
Pendidikan Anak dalam Islam
diri dari be rbuat maksiat ke pada Allah, mentaati pe rintahpe rintah-Nya serta me njauhi larangan-laranganNya. sungguh
pengakuan
semata,
itu
sama
se kali
Dan tidak
bermanfaat, baik di dunia maupun di akhirat. 3. Be rtawakkal dan be ribadah se penuhnya ke pada Allah tidaklah berarti meninggalkan usaha untuk me ncari pe nghidupan. 4. Silaturrahim itu tidak saja terbatas dalam hal harta, te tapi me nyambung (memberikan) apa yang mungkin diberikan dari ke baikan ke pada ke luarga dekat, serta menolak bahaya dari mere ka se suai de ngan ke mampuan. Dan silaturrahim dengan ahli maksiat tidaklah me nuntut adanya kecintaan, kasih sayang dan berpura-pura dengan me reka. Tetapi sialturrahim de ngan mere ka adalah berusaha me nghalangi mereka dari melakukan kemaksiatan. Ke mudian saya wasiatkan ke pada suadara-saudaraku di se ge nap pe njuru dunia untuk tetap be rpe gang te guh de ngan se bab-se bab rizki te rse but. Se bab ke baikan se gala-galanya adalah dengan berpegang teguh terhadap apa yang disyari'atkan
Sang
Pe ncipta
dan
ke burukkan
se gala-galanya
adalah dengan berpaling daripadanya. Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah d an seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu
76 76
Pendidikan Anak dalam Islam
yang memberi kehidupan kepad a kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia d an hatinya d an
sesungguhnya
kepad aNya-lah kamu akan
dikumpulkan." (Al -Anfal : 24). "Dan
barangsiapa
berpaling
dari
peringatanKu,
maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan K ami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.
Berkatalah
ia,
'Ya
Tuhanku,
mengapa
Engkau
menghimpunkan aku d alam kead aan buta, pad a-hal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?' Allah berfirman, 'Demikianlah, telah d atang kepad amu ayat- ayat K ami, maka kamu melupakannya d an begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan." (Thaha: Se moga shalawat,
124- 126).
salam dan
ke be rkahan
dilimpahkan
ke pada Nabi kita, ke pada se ge nap ke luarga, sahabat dan para pe ngikutnya. Kemudian akhir dari do'a kita adalah: "Alham-dulillahi Rabbil 'Alamin". (segala puji bagi Allah, Rabb se-mesta alam).
77 77
Pendidikan Anak dalam Islam
MARAJI' ( SUMBER BACAAN ) 1. Al-Ihsan fi Taqribi Shahih Ibni Hibban, Amir Ala'uddin AlFarisi, Mu'assasah Ar-Risalah, Beirut, cet. I 1408H., tahqiq Syaikh Syu'aib Al-Arna'uth. 2. Ahkamul Qur'an, Imam Abu Bakr Ibnul Arabi, Darul Ma'rifah Beirut, tanpa tahun, tahqiq Ustadz Ali Muhammad Al-Bajawi. 3. Ihya' Ulumid Din, Imam Abu Hamid Al-Ghazali, Darul Ma'rifah Beirut, tahun 1403H 4. Al-Adabul Mufrad, Imam Muhammad bin Isma'il AlBukhari, Alamul Kutub Be irut, cet. II 1405H, tartib dan kata pengantar Ustdaz Kamal Yusuf Al-Khut. 5. Adhwa'ul Bayan fi Idhahil Qur'an bil Qur'an, Al-Allamah Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi, dicetak atas dana Pangeran Ahmad bin Abdil Aziz Ali Su'ud, tahun 1403H. 6. Aisarut Tafasir, Syaikh Abu Bakar Al-Jaza'iri, cet. 1407 H. 7. Tahriru Alfadhit Tanbih/Lughatul Fiqh, Imam Muhyid-din An-Nawawi, Darul Qalam Damaskus, cet. I 1408 H, tahqiq Ustadz Abdul Ghani Ad-Daqr.
78 78
Pendidikan Anak dalam Islam
8. Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jami'it Tirmidzi, Syaikh Abdurrahman Al-Mubarak Furi, Darul Kutub Al-Ilmiah Beirut, cet. I 1410 H. 9. Tafsirul B aghawi/Ma'alimut Tanzil, Imam Abu Muhammad Al-Baghawi, Darul Ma'rifah Beirut, cet. I 1406 H, i'dad dan tahqiq Ustadz Khalid Abdurrahman Al-Ik dan Marwan Siwar. 10.Tafsirut Tahrir wat Tanwir, Ustadz Muhammad Thahir Ibni Asyur, Ad-Darut Tunisiyah lin Nasyr Tunis,cet. 1984M. 11. Tafsirul Khazin/Lubabut Ta'wil fi Ma'anit Tanzil, AlAllamah Ala'uddin Ali bin Muhammad yang terke nal dengan nama Al-Khazin, Darul Fikr Beirut, cet. 1399 H. 12. Tafsir Abis Su'ud/Irsyadul Aql As-Salim ila Maz ayal Qur'anil Karim, Al-Qadhi Abis Su'ud, Daru Ihya'it Turats Al-Arabi, tanpa tahun cetakan. 13. Tafsir Ath-Thabari/Jami'ul B ayan min Ta'wili Ayil Qur'an, Imam Abu Ja'far Ath-Thabari, Darul Ma'arif Mesir, tanpa tahun cetakan, tahqiq Syaikh Mahmud Muhammad Syakir dan Ahmad Muhammad Syakir.
79 79
Pendidikan Anak dalam Islam
14. Tafsir Al-Q asimi/ Mahasinut Ta'wil,
Al-Allamah
Mu-
hammad Jamaluddin Al-Qasimi, Darul Fikr Beirut, cet. III 1398 H, tahqiq Syaikh Muhammad Fu'ad Abdul Baqi. 15. Tafsir Al-Qurthubi/Al-Jami'li Ahkamil Qur'an, Imam Abu Abdillah Al-Qurthubi, Dar Ihya'it Turats Al-Arabi, tanpa tahun cetakan. 16. At-Tafsirul
Qayyim,
Imam Ibnul Qayyim, Darul Fikr
Be irut, cet. 1408 H, dikumpulkan oleh Syaikh Muhammad
Uwais
An-Nadawi,
tahqiq
Syaikh
Muhammad
Hamid Al-Faqi. 17. At-Tafsirul K abir/Mafatihul Ghaib, Imam Fakhruddin ArRazi, Darul Kutub Al-Ilmiah Teheran, cet. II, tanpa tahun cetakan. 18. Tafsir Ibni K atsir/Tafsirul Qur'anil Azhim, Al-Hafizh Ibnu Katsir, Darul Faiha' Damaskus dan Darussalam Riyadh, cet. I 1413 H, Pengantar Syaikh Abdul Qadir Al-Arna'uth. 19.Tafsir Ibni Mas'ud , i'dad Ustadz Muhammad Ah-mad Isawi, Mu'assasah Al-Malik Faishal Al-Khairiyah, cet. I 1405 H. 20.Tafsir Al-Manar, Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, Darul Ma'rifah Beirut, cet. II, tanpa tahun cetakan.
80 80
Pendidikan Anak dalam Islam
21. At-Talkhis (dice tak be rsama Al-Mustadrak Alash Shahihain), Al-Hafizh Adz-Dzahabi,
Darul Kitab Al-Arabi
Beirut, tanpa tahun cetakan. 22. Tanqihur Ruwat fi Takhriji Ahaditsil Misykat, Syaikh Ahmad Hasan Ad-Dahlawi, Al-Majlisul Ilmi As-Salafi Lahore, tanpa tahun cetakan. 23. Jami'ut Tirmidzi (dicetak be rsama Tuhfatul Ahwadzi), Imam Abu Isa Muhammad bin Isa, Darul Kutub AlIlmiah Beirut, cet. I 1410 H. 24.Hasyiatul Imam As-Sindi Ala Sunanin Nasa'i, Syaikh Abul Hasan As-Sindi, Darul Fikr Beirut, cet. 1348 H. 25.Ruhul Ma'ani, Al-Allamah Mahmud Al-Alusi, Dar Ihya'it Turats Al-Arabi Beirut, cet. IV 1405 H. 26.Zadul Masir fi Ilmit Tafsir, Imam Ibnul Jauzi, Al-Maktab Al-Islami Beirut, cet. I 1984 M. 27. Riyadhus Shalihin, Imam An-Nawawi, Mu'assasah ArRisalah Beirut, cet. V 1405 H, tahqiq Syaikh Syu'aib AlArna'uth. 28. Silsilatul Ahadits
Ash-Shahihah,
Syaikh
Muhammad
Nashruddin Al-Albani, Al-Maktabah Al-Islamiah Oman dan Ad-Darus Salafiah Kuwait, 1403 H.
81 81
Pendidikan Anak dalam Islam
29. Sunan Abu Daud (dicetak bersama Aunul Ma'bud), Imam Sulaiman bin Al-Asy'ats As-Sijistani, Darul Kutub AlIlmiah Beirut, cet. I 1410 H. 30. Sunan Ibni Majah, Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qazwaini Ibni Majah, Syirkah Ath-Thiba'ah AlArabiyah
As-Su'udiyah,
ce t. II 1404 H, tahqiq Dr.
Muhammad Musthafa Al-A'zhami. 31. Sunan An-Nasa'i (dice tak be rsama Syarh As-Suyuthi wa Hasyiah As-Sindi), Imam Abu Abdurrahman Ahmad bin Syu'aib An-Nasa'i, Darul Fikr Beirut, cet. I 1348 H. 32. Syarhus Sunnah, Imam Al-Baghawi, Al-Maktab Al-Islami Be irut, cet. I 1390 H, tahqiq Syaikh Syu'aib Al-Arna'uth dan Zuhair Asy-Syawish. 33. Syarh Nawawi
ala Shahih Muslim, Imam An-Nawawi,
Darul Fikr Beirut, 1401 H. 34. Shahihul Bukhari (dicetak be rsama Fathul B ari), Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Ar-Ri'asah Al-Ammah lil Idarat Al-Buhuts Al-Ilmiah wa Ifta' wad Dakwah wal Irsyad Riyadh, tanpa tahun cetakan. 35.Shahih Ibni Khuzaimah, Imam Abu Bakr Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah, Al-Maktab Al-Islami Beirut, tanpa
82 82
Pendidikan Anak dalam Islam
tahun cetakan, tahqiq Dr. Muhammad Musthafa AlA'zhami. 36. Shahih
Sunan
At-Tirmidzi,
Syaikh
Muhammad
Nashiruddin Al-Albani, Maktab At-Tarbiyah Al-Arabi lil Duwalil Khalij Riyadh, cet. I 1409 H. 37. Shahih Sunan Abu Daud, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Maktab At-Tarbiyah Al-Arabi li Duwalil Khalij Riyadh, cet. I 1409 H. 38. Shahih Sunan Ibni Majah, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Maktab At-Tarbiyah Al-Arabi li Duwalil Khalij, cet. III 1408 H. 39. Shahih Sunan An-N asa'i,
Syaikh
Muhammad Nashi-
ruddin Al-Albani, Maktab At-Tarbiyah Al-Arabi li Duwalil Khalij Riyadh, cet. I 1409 H. 40. Shahih Muslim, Imam Muslim bin Hajjaj Al-Qusyairi, ArRi'asah Al-Ammah lil Idarat Al-Buhuts Al-Ilmiah wal Ifta' wad Dakwah wal Irsyad Riyadh, cet. 1400 H, tahqiq Syaikh Muhammad Fu'ad Abdul Baqi. 41. Dha'ifu Sunan Abi Daud, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Al-Maktab Al-Islami Beirut, cet. I 1412 H.
83 83
Pendidikan Anak dalam Islam
42. Umdatul Q ari' Badruddin
Syarh
Al-Aini,
Shahihil
Darul
Bukhari, Al-Allamah
Fikr Beirut,
tanpa tahun
cetakan. 43. Aunul Ma'bud Syarh Sunan Abu Daud, Al-Allamah Abu Ath-Thayyib Al-Azhim Abadi,
Darul Kutub Al-Ilmiah
Beirut, cet. I 1410 H. 44. Fathul B ari Syarh Shahihil Bukhari, Al-Hafizh ibnu Hajar, Ar-Ri'asah Al-Ammah lil Idarat Al-Buhuts Al-Ilmiah wal Ifta' wad Dakwah wal Irsyad Riyadh, tanpa
tahun
cetakan. 45. Fathul Qadir, Imam Muhammad bin Ali Asy-Syaukani, Al-Maktabah
At-Tijariah
Makkah
Al-Mukarramah,
catatan kaki Ust. Sa'id Muhammad Al-Lahham, tanpa tahun cetakan. 46. Faidhul Q adir Syarh Al-Jami'ush Shaghir, Al-Allamah Muhammad yang dipanggil de ngan Abdur Ra'uf AlManawi, Darul Ma'rifah Beirut, tanpa tahun cetakan. 47. Al-Qamusul Abadi,
Muhith, Al-Allamah
Al-Mu'assasah
Majduddin
Al-Fairuz
Al-Arabiyah lith Thiba'ah wan
Nasyr Beirut, tanpa tahun cetakan. 48.Kitabut Ta'rifat, Al-Allamah Al-Jurjani, Maktabah Lubnan Beirut, 1985 M.
84 84
Pendidikan Anak dalam Islam
49. Kitab Az-Zuhd, Imam Abdullah Ibnu Mubarak, Darul Kutub Al-Ilmiah Beirut, tahqiq Syaikh Habibur Rahman Al-A'zhami, tanpa tahun cetakan. 50. Kitabus
Sunan
Al-Kubra,
Imam
Abu
Abdurrahman
Ahmad bin Syu'aib An-Nasa'i, Darul Kutub Al-Ilmiah Be irut, cet. I 1411 H, tahqiq Dr. Abdul Ghaffar Sulaiman Al-Bandari dan Sayid Karwi Hasan. 51. Kitabun N azhar wal Ahkam fi Jami'i Ahwalis Suuq, Imam Yahya bin Umar Al-Andalusi, Asy-Syirkah At-Tunisiah lit Tauzi', cet. 1975 M. 52. Al-Kasysyaf 'an Haqa'iqit Tanzil wa 'Uyunil Aqawil fi Wujuhit Ta'wil, Al-Allamah Abul Qasim Az-Zamahsyari, Darul Ma'rifah Beirut, tanpa tahun cetakan. 53. Kasyful Khafa' wa
Muzilul Ilbas, Syaikh Ismail bin
Muhammad Al-'Ajwali, Mu'assasah
Ar-Risalah Beirut,
cet. IV 1405 H, tashhih Ust. Ahmad Al-Qalasy. 54. Majma'uz
Zawa'id
wa
Manba'ul Fawa'id,
Al-Hafizh
Nuruddin Al-Haitsami, Darul Kitab Al-Arabi Beirut, cet. III, 1402 H. 55. Al-Muharrar Al-Wajiz fi Tafsiril Kitab Al-Aziz, Al-Qadhi Ibnu Athiyyah Al-Andalusi, tahqiq Al-Majlis Al-Ilmi bi Fas, tanpa penerbit dan tahun cetakan.
85 85
Pendidikan Anak dalam Islam
56. Al-Mustadrak Alash Shahihain, Imam Abu Abdillah AlHakim,
Darul
Kitab
Al-Arabi
Beirut,
tanpa
tahun
cetakan. 57. Al-Musnad, Imam Ahmad bin Hambal, Darul Ma'arif lith Thiba'ah wan Nasyr Mesir, ce t. III, tahqiq Syaikh Ahmad Muhammad
Syakir
(Al-Musnad,
Imam
Ahmad
bin
Hambal, Al-Maktab Al-Islami Beirut). 58. Musnad Asy-Syihab, Al-Qadhi Abu Abdillah Muhammad bin Salamah Al-Qadha'i, Mu'assasah Ar-Risalah Beirut, ce t. II 1407 H, tahqiq Syaikh Hamdi Abdul Majid AsSalafi. 59. Misykatul Mashabih, Syaikh Muhammad Abdullah AlHathib At-Tibrizi, Al-Maktab Al-Islami Beirut, cet. II 1399 H, tahqiq Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. 60. Al-Mufradat
fi
Gharibil
Qur'an,
Imam
Raghib
Al-
Ashfahani, Darul Ma'rifah Beirut, tahqiq Ust. Sayid Kailani, tanpa tahun cetakan. 61. Nuzhatun Nazhar fi Taudhihi Nukhbatil Fikar, Al-Hafizh Ibnu Hajar, Penerbit Qur'an Mahal Karachi, tanpa tahun cetakan.
86 86
Pendidikan Anak dalam Islam
62. An-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar, Imam Ibnul Atsir,
Al-Maktabah
Al-Islamiyah
Beirut,
tahqiq
Ust.
Thahir Ahmad Az-Zawi dan Dr. Muhammad Ath-Thanaji. 63.Hamisyul Ihsan fi Taqribi Shahih Ibni Hibban, Syaikh Syu'aib Al-Arna'uth, Mu'assasah Ar-Risalah Beirut, cet. I 1408 H. 64. Hamisyul Musnad, Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Darul Ma'arif lith Thiba'ah wan Nasyr Mesir, cet. III. 65. Hamisy
Misykatil
Mashabih,
Syaikh
Muhammad
Nashiruddin Al-Albani, Al-Maktab Al-Islami Beirut, cet. III 1399 H.
87 87
Pendidikan Anak dalam Islam