SPEKTRUM edisi Agustus 2016

Page 1

Edisi Agustus 2016

Kritis, Dinamis, dan Intelektual

Temilnas 2016 Nasib FK Berakreditas C di Tengah Badai Moratorium

Pendirian Fakultas Kedokteran Baru dan Pemerataan Dokter Indonesia


SPEKTRUM | DARI REDAKSI

redaksi Pimpinan Umum Dina Hisan Nabyla Pimpinan Redaksi A ina Maulidyna Staff Redaksi Annisa Septiningrum Siti Ayu Anisa Gultom Aliska Arumsari Pramesti Darojah Haris Alwa i Staff Artistik Ammar Afdhaluddin Bunga Ayu Ghifara Faradis Karmilah MH Reza Tri Sutrisno

BPN-ISMKI

Greetings!

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah karena berkat izin-Nya kami diberikan kesempatan untuk menyelesaikan SPEKTRUM Edisi Agustus 2016: Pendirian Fakultas Kedokteran Baru dan Pemerataan Dokter di Indonesia.

Kami berharap agar tema kali dapat bermanfaat dan menginspirasi temanteman untuk berkontribusi memajukan pendidikan kedokteran di Indonesia. Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian majalah ini Infokom HIMA KU, divisi SPEKTRUM BPNISMKI, dan seluruh mahasiswa kedokteran Indonesia yang telah berperan aktif dalam ‘Call For Paper’.

Direktur Utama Ida Bagus Ari Sudewa Direktur Utama Terpilih Shidqi Arga Sekretaris Umum Niluh Ayu Mutiara A Bendahara Umum Tri Hastuti Kepala Divisi Internal Ririn A. Ibrahim Kepala Divisi Eksternal M. Adzanta Al Afghani Kepala Divisi Danus Dea Pristy Kepala Divisi Litbang Arif innanda Auliya A Kepala Divisi Spektrum Dyahati Wahyurini

Last but not least, terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada Infokom HIMA KU dan mohon maaf apabila ada kekurangan. Kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran dari teman-teman.

Divisi SPEKTRUM

Contents:

Koordinator Penerbitan Dyahaati Wahyurini Staff Divisi Spektrum Anindia Reina Yolanda Ahmad Farishal Asyifa Hilda Hapsari Dinda tri Annisa Dita Ayu Pertiwi Hasyyati Imanina Jan Christian Kenny Akbari Jamal Musyarrafah Jamil Nia Triana Putri Oktavina Dwie F. Restu Dewi Lestari Regina Astra Kirana

Enjoy reading!

Dari Redaksi Apa Kata Mereka Laporan Utama Laporan Khusus Opini Pro il Dokter Info Penyakit Herbal Recent Update ISMKI Pro il Mahasiswa Introduce Us Info Lokal Pengembangan Diri Hiburan dan Seni

2 3 4 7 9 11 13 14 16 18 24 26 28 30 32

Agustus 2016

2


SPEKTRUM | APA KATA MEREKA

Akhir-akhir ini publik telah dihebohkan dengan keluarnya moratorium FK baru. Setiap keputusan pasti ada pro dan kontra, termasuk tentang masalah ini. Fakultas Kedokteran di Indonesia sudah termasuk cukup begitu pula dengan jumlah dokter yang ada. Peningkatan kuantitas akan baik apabila diiringi dengan perbaikan kualitas, lalu menurut pendapat pembaca seberapa pentingnyakah pendirian fakultas kedokteran baru? Dan sudah meratakah penyebaran dokter di Indonesia? Zakiya Rafwiani FK Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara 2013 Sebenarnya sah-sah saja jika memang ada yang berniat dan mengajukan untuk pendirian fakultas kedokteran baru di Indonesia. Tetapi, jika dilihat dari jumlah fakultas kedokteran yang ada di Indonesia, menurut saya sudah terlalu banyak jumlahnya. Itu pun belum semuanya terakreditasi, bahkan ada beberapa yg dipertanyakan legalitasnya. Dengan banyaknya fakultas kedokteran, pasti akan banyak lulusan dokter. Tetapi, kalau jumlah fakultasnya banyak namun belum jelas kualitasnya, lulusannya pun dipertanyakan. Jadi sebaiknya menurut saya fakultas kedokteran yang sudah ada saja yang kualitasnya ditingkatkan supaya lulusan dokter yang dihasilkan berkualitas.

Eldo Taufila FK Universitas Gajah Mada 2013 Mengenai pendirian FK baru, saya kurang setuju. Sebaiknya fakultas kedokteran yang akan didirikan dimoratorium dulu dan fakultas kedokteran yang sudah ada dibenahi. Lagipula jumlah dokter di Indonesia sudah banyak, namun penyebarannya yang kurang merata. Yang kita khawatirkan, bila tidak dipastikan kualitasnya, fakultas kedokteran yang didirikan nantinya hanya menjadi mesin pencari keuntungan. Bila kualitas tidak jelas, kemungkinan akan banyak calon dokter yang tertumpuk karena tidak lulus UKMPPD.

Muhammad Irfan FK Universitas Andalas 2013 Saya kurang setuju jika FK baru didirikan lagi. Soalnya menurut saya FK di Indonesia sebenarnya sudah cukup banyak dan cukup adekuat untuk menghasilkan lulusan yang siap disebar ke seluruh Indonesia untuk memberi pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat termasuk yang di daerah perifer. Oleh karena itu, lebih baik fakultas kedokteran yang sudah ada sekarang di tingkatkan kualitasnya, bukan malah meningkatkan kuantitasnya.

Sri Nurwajada Amir FK Universitas Cendrawasih 2015 Saya tidak setuju mengenai pendirian fakultas kedokteran baru di Indonesia. Alasannya masih banyak fakultas kedokteran yang memiliki akreditasi C. Selain itu, pembukaan Fk baru membuat semangat dan potensi bersaing calon mahasiswa kedokteran berkurang karena calon mahasiswa kedokteran merasa jumlah fakultas kedokteran baru masih banyak sehingga potensi yang dimiliki tidak terlalu dimaksimalkan pada tes-tes masuk perguruan tinggi, contohnya di SBMPTN. Seharusnya fakultas kedokteran yang sudah ada diperbaiki terlebih dahulu, dimaksimalkan fasilitasnya yang masih kurang karena masih ada fakultas kedokteran yang fasilitasnya kurang memadai, misalnya fk yg ada di daerah terpencil. Jadi, fk yang sudah ada harus digencarkan perbaikan kualitasnya.

Agustus 2016

3


SPEKTRUM | LAPORAN UTAMA

Mencari Solusi Pemerataan Dokter, Apakah Harus dengan Pendirian FK Baru? Restu Dewi Lestari FK Universitas Muhammadiyah Semarang, 2013 Jan Christian FK Universitas Udayana, 2013 Pendirian FK baru M a s y a r a k a t d i n e g a r a m a n a p u n mendambakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, perfectional serta mengutamakan rasa kemanusiaan. Untuk mencapai kondisi ideal sebuah pelayanan kesehatan di butuhkan dana yang besar. Indonesia tengah berusaha menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi rakyatnya. Rasio anggaran kesehatan persatu penduduk pertahun adalah Rp. 70.416 . Pesatnya populasi penduduk diikuti dengan naiknya jumlah dokter di Indonesia. Hal ini diikuti juga dengan semakin meningkatkan Fakultas Kedokteran setiap tahun dan jumlah dokter dari tahun ketahun akan terus meningkat. Menurut Konsil Kedokteran Indonesia banyak fakultas kedokteran di Indonesia berdiri tanpa memperhatikan kualitas. Pendirian hanya didasari oleh keinginan menggenjot pro it dan biasanya hanya terjadi pada intitusi swasta. Di Indonesia sendiri terdapat 75 fakultas kedokteran namun yang memiliki akreditasi A hanya ada 17 FK, sisanya 28 FK terakreditasi B dan 30 FK akreditasi C. ini berarti menunjukan bahwa kualitas dari Fakultas Kedokteran di Indonesia sangat kurang. Karena itu dperlukan pemberlakuan moratorium pendirian FK. Moratorium FK sebenarnya merupakan wacana yang belum terjalan. Pada tahun 2015 silam, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), sebagai pihak yang mengesahkan Standar Pendidikan K e d o k t e r a n t e l a h m e l a y a n g k a n s u r a t permintaannya kepada Kementerian Riset, T e k n o l o g i , d a n P e n d i d i k a n T i n g g i (Kemenristekdikti) untuk memberlakukan moratorium FK.

Isu moratorium FK ini kembali mencuat s e te l a h M e n te r i R i s e t , Te k n o l o g i , d a n Pendidikan (Prof. Mohamad Nasir, PhD) memberikan SK izin Pengelolaan Pendidikan Kedokteran mengenai pendirian 8 FK baru di Indonesia termasuk salah satunya Universitas Bosawa. Dari 8 FK baru tersebut hanya 3 FK yang layak dari penilaian tim evaluasi FK. Peristiwa ini mencederai upaya perbaikan sistem kedokteran dan berpotensi menambah masalah dikemudian hari. Penambahan FK baru bukan merupakan solusi bagi pendidikan di Indonesia sehinga hal ini memicu aksi sikap dari Mahasiswa Kedokteran Indonesia. Berikut ini sikap Mahasiswa Kedokteran Indonesia: 1. Menuntut Menristekdikti, Prof Mohamad

N a s i r P h D u n t u k m e n c a b u t S K i z i n Pengelolaan Pendidikan Kedokteran kepada Universitas Bosowa dan menjelaskan kepada mahasiswa kedokteran alasan penerbiran SK tersebut. 2. Mendesak menristekdikti memberlakukan

Moratorium Pendirian Fakultas Kedokteran hingga seluruh Fakultas Kedokteran minimal berakreditasi B. 3. Menuntut Kementrian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi untuk serius mengelola dan membina seluruh institusi pendidikan kedokteran yang telah berdiri saat ini. 4. Meminta Konsil Kedokteran Indonesia

( K K I ) , A s o s i a s i I n t i t u s i Pe n d i d i k a n Kedokteran Indonesia (AIPKI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan seluruh stakeholder kesehatan untuk berkoordinasi menjaga dunia pendidikan kedokteran Indonesia yang kita cintai. Agustus 2016

4


SPEKTRUM | LAPORAN UTAMA

Memberlakukan Moratorium Pendirian Fakultas Kedokteran hingga seluruh Fakultas Kedokteran minimal berakreditasi B dan 50% FK akreditasi C berkurang atau akreditasi meningkat dan FK dengan tingkat kelulusan U K M P P D d i b a w a h 5 0 % b e r k u r a n g setengahnya. Upaya yang dijanjikan oleh Kemeristekdikti sehingga dapat mencapai hal tersebut adalah dengan membentuk beberapa tim pembinaan FK yang memang sudah bekerja dari beberapa waktu yang lalu. Salah satu contohnya adalah menertibkan penerimaan jumlah mahasiswa baru di tiap institusi yang sesuai dengan akreditasi FK tersebut. Menurut berita yang dilansir kompas (20/6/2016), Untungnya hingga saat ini pemerintah memberikan keputusan untuk menghentikan sementara atau moratorium pembukaan FK baru. Kebijakan tersebut di sambut oleh Konsil Kedokteran Indonesia, hal ini diharapkan diterapkannya moratorium FK secara konsisten dapat memperbaiki mutu pendidikan kedokteran Indonesia. Ketua Konsil Kedokteran Indonesia Bambang Supriyanto, menyatakan, kebijakan tersebut harus segera di sosialisasikan kepada asosiasi profesi dan pihak terkait. Menurut prof. Mohamad Nasir bahwa monitoring program pendidikan dokter itu jadi komitmen kemristek dan dikti dengan o r g a n i s a s i p r o f e s i s e j a k 2 0 1 6 u n t u k membenahi fakultas kedokteran. Minggu (19/6) dijakarta, Prof. Mohamad Nasir Menuturkan, “Kita ingin Fakultas kedokteran yang akreditasinya C mutunya meningkat, minimal 50 persennya naik menjadi B�. Kebijakan moratorium FK oleh kemristek dan dikti ini juga disambut positif oleh Sekertaris Jenderal Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Firza Mirza Pratama . Namun ISMKI akan tetap mengawal penerapan moratorium ini karena khawatirnya Menristek dan Dikti tidak konsisten terhadap kebijakan ini. Untuk memenuhi kebutuhan dokter, pemerintah memberikan pengecualian terhadap daerah tertentu untuk pembukaan program studi pendidikan dokter dan profesi kedokteran pada wilayah tersebut sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dengan harapan pembenahan terhadap

p ro g ra m p e n d i d i k a n ke s o k t e ra n ya n g terakreditasi C dapat terselesikan pada tahun 2016. Bambang Supriyanto selaku Ketua Konsil Kedokteran Indonesia juga menuturkan bahwa pengecualian tersebut memberikan peluang untuk menristek dikti untuk membuka FK baru yang substandard dan tidak sesuai dengan rekomendasi tim evaluasi FK. Beliau juga mempertanyakan mengapa tak semua terkait termasuk asosiasi profesi bisa mendapatkan surat itu. Pemerataan Dokter di Indonesia Profesi dokter merupakan salah satu profesi favorit yang diinginkan oleh banyak orang, meskipun demikian jumlah dokter di Indonesia masih belum mencapai jumlah yang d i h a r a p k a n . H i n g g a p a d a J u l i 2 0 1 6 , berdasarkan data yang dimiliki oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), dokter di Indonesia berjumlah 111.841 dokter umum dan 30.992 dokter spesialis. Jumlah penduduk di Indonesia yang berjumlah lebih dari 250 juta jiwa, menurut data terakhir diperoleh bahwa penduduk Indonesia telah mencapai 254,9 juta jiwa. Menurut perbandingan tersebut , diperoleh bahwa 1 dokter di Indonesia harus melayani 2.279 orang. Berdasarkan standar layanan Jaminan Kesehatan Nasional, satu orang dokter maksimal melayani 2.500 orang. Sebenarnya, jumlah tersebut terlalu banyak jika dibandingkan dengan luar negeri yang rasionya mencapai 1:1.000 dan bahkan bisa lebih sedikit. Jumlah dokter di Indonesia terlihat telah memenuhi standar Jaminan Kesehatan Nasional, namun sayangnya jumlah tersebut didapat apabila digunakan data statistik secara keseluruhan. Hal yang terjadi di lapangan, jumlah tersebut tidak sesuai dengan harapan karena penyebaran dokter yang tidak merata di Indonesia. Penyebaran dokter yang tidak merata ini disebabkan banyaknya dokter yang memilih untuk berada di kota-kota besar. Data yang dibuat dari Badan PPSDM Kesehatan, mengatakan bahwa persebaran dokter yang diharapkan ada dalam rasio 41:100.000. Provinsi yang berada di atas rasio tersebut hanyalah 11 provinsi dengan Jakarta memiliki rasio terbaik, yaitu 164,5:100.000. Sisa provinsi yang ada di Indonesia memiliki rasio dibawah 41:100.000, dengan provinsi Sulawesi Barat Agustus 2016

5


SPEKTRUM | LAPORAN UTAMA

yang memiliki rasio 9,6:100.000. Melihat hal tersebut, berarti sekitar dua per tiga provinsi di Indonesia belum memiliki jumlah dokter yang sesuai dengan standar Jaminan Kesehatan Nasional, bahkan di provinsi Sulawesi Barat 1 orang dokter harus melayani 10.417 orang. Kementerian kesehatan juga berusaha menanggulangi penyebaran dokter yang tidak merata. Pada tahun 2013, menteri kesehatan pada saat itu, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH p e r n a h m e n e ra n gka n p e r i h a l m a s a l a h penyebaran yang tidak merata ini, dalam Undang-undang No 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran mengamanatkan solusi dalam pemenuhan jumlah dan distribusi dokter dan dokter spesialis di Tanah Air. Solusi yang diamanatan adalah a irmasi daerah yang kekurangan tenaga dokter atau dokter spesialis dengan : 1. Pemberian beasiswa 2. Pendidikan kedokteran di rumah sakit

atau wahana pendidikan kedokteran; dan

3. Memberikan komitmen kuat pada

p e n i n g k a t a n d e r a j a t k e s e h a t a n masyarakat di seluruh Indonesia bagi terwujudnya bangsa yang maju, mandiri dan berdaya saing. Banyak hal yang menjadi penyebab penyebaran dokter yang tidak merata, salah satunya adalah fasilitas dan pendapatan yang tentunya berbeda akan daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, terlebih pada tempat yang terisolasi. Kepastian akan insentif serta karir yang seringkali menjadi pertimbangan bagi dokter dalam memilih tempat untuk mengaplikasikan ilmu mereka. Rasio dokter dan penduduk yang tidak seimbang ini memicu p e m e r i n t a h u n t u k m e l a k u k a n h a l penanggulangan, terlebih dengan kenaikan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal lain yang turut menjadi perhatian adalah tempat-tempat pendidikan bagi mereka yang akan menjadi seorang dokter. Universitas yang membuka fakultas kedokteran juga diminta untuk menjaga kualitasnya agar tetap, bahkan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

3. Pelaksanaan internsip

Selain ketiga hal tersebut, dr. Nafsiah juga meminta kepada Fakultas Kedokteran di Indonesia agar menanamkan sejak dini kepada para mahasiswa, agar : 1. Terpanggil melayani masyarakat yang

memerlukan dokter di berbagai pelosok Tanah Air 2. Bangga dan ikhlas memberikan layanan

terbaik kepada masyarakat– dimana pun mereka berada dan siapa pun mereka

fakultas kedokteran

Agustus 2016

6


SPEKTRUM | LAPORAN KHUSUS

Nasib FK Berakreditas C di Tengah Badai Moratorium

Dinda Tri Annisa FK Universitas Islam Sumatera Utara, 2013 Dita Ayu Pertiwi FK Universitas Palangkaraya, 2014

Dunia Pendidikan Kedokteran di Indonesia sedang berada dalam sorotan khalayak ramai. Pemberitaan hangat terkait isu yang muncul ke permukaan mengenai pendidikan kedokteran dan komersialisasi yang membuatnya terkesan eksklusif menjadi center yang menarik perhatian. Tuntutan terkait pelaksanaan Moratorium Fakultas Kedokteran yang melibatkan berbagai pihak dalam upaya pencapaiannya. Moratorium pendirian FK sudah menjadi isu yang dikawal oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran (ISMKI) dari 3 tahun yg lalu. Bahkan pada kepengurusan 2015-2016, ISMKI menggelar MTE tentang Akreditasi FK di LKMM Nasional ISMKI 2015 FK Universitas Udayana. Namun, belum 2 bulan pasca MTE, berita tentang FK Bosowa tiba-tiba muncul dan membuat gaduh. Pak Menteri berkata bahwa yang diserahkan baru draft SK, dan beliau akan mengumumkan moratorium FK di bulan Januari sekalian mengumumkan universitas yang diberi izin mendirikan FK, dimana terdapat 35 Universitas mendaftarkan diri untuk mendirikan FK selama Januari-Maret 2015. Namun pada kenyataannya Januari pun terlewati tanpa adanya pengumuman oleh Menristekdikti RI. Pada akhir Maret lalu kita dibuat geger oleh Menristekdikti dengan adanya izin pendirian 8 FK baru di Indonesia tanpa mengumumkan Moratorium FK melalui press conference. Press conference ini seharusnya dilaksanakan di Januari namun selalu meminta tenggang waktu kemunduran. Dari 8 FK tersebut, 5 FK ada di Jawa, 3 lainnya berada diluar pulau Jawa. Dari 8 FK tersebut, ada universitas yg tidak masuk daftar 35 universitas, tetapi diberikan izin oleh

Menristekdikti. Tanpa daftar, tanpa visitasi, dan tiba-tiba diberikan izin, semacam sulap atau sihir spontan. Pada 2 April, ISMKI bersama KKI, IDI, AIPKI, dan ARSPI melakukan press conference terkait pendirian 8 FK baru. Kemenristekdikti RI tidak memenuhi undangan. ISMKI sejak awal April juga telah mengirimkan surat pengajuan audiensi ke Kemenristekdikti RI untuk membicarakan hal ini. Sampai detik ini, surat itu tidak direspon. KKI, IDI, AIPKI sudah sering mengupayakan pertemuan, namun sejak pemberian izin, Kemenristekdikti menjadi sulit untuk ditemui. Berbagai upaya dilakukan untuk m e n d u d u k a n s t a k e h o l d e r t e r u t a m a Menristekdikti RI melalui Diskusi Publik Moratorium FK. Sudah diupayakan sejak akhir April untuk menghadirkan narasumber Menristekdikti langsung, tapi selalu menemui kendala. Dari mulai pejabat tinggi terkait, hingga seruan aksi kesatuan mahasiswa yang menjadi solusi setelah berbagai diskusi yang dilakukan tak memperlihatkan hasil yang pasti. Mungkin masih teringat di memori kita pada aksi yang melibatkan 106 mahasiswa kedokteran Indonesia pada tanggal 3 juni 2016 lalu dan bertempat di gedung Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) yang berlokasi di DKI Jakarta. 106 mahasiswa Kedokteran Indonesia dari UI, UIN, Ukrida, Yarsi, UMJ, UPN, Trisakti, Untan, Unib, UA, UWKS yang tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) turun aksi dengan tertib ke Kemenristekdikti RI. Aksi diawali dengan long march dari Pintu 9 GBK Senayan, sampai di depan Kemenristekdikti RI. Para mahasiswa Agustus 2016

7


SPEKTRUM | LAPORAN KHUSUS

melakukan orasi sebelum memulai aksi. Akhirnya, seperiti yang telah kita ketahui, kabar bahagia terkait tuntutan yang diajukan menemui lampu hijau. Jumat 17 Juni 2016 tepat 2 minggu setelah aksi, VPI dan t e m a n - t e m a n W i l a y a h 2 m e n d a t a n g i Kemenristekdikti menagih janji Menristekdikti terkait Surat Edaran Moratorium FK. Setelah berbagai upaya dikerahkan akhirnya terbitlah surat edaran moratorium seperti yang dituntutkan. Namun tertinggal satu pertanyaan besar, apakah perjuangan sudah selesai ? Dibalik lika – liku dan hiruk pikuk badai moratorium yang tengah berlangsung, tentu tidak kita lupakan bahwa berbagai pihak dilibatkan dalam masalah ini. Dan berbagai faktor disebutkan mengapa pengeluaran edaran terkait moratorium ini menjadi suatu hal yang dirasa urgensinya. Salah satu alasannya adalah mengenai Pembenahan Pendidikan Kedokteran di Indonesia. Mengulas kembali berbagai alasan urgensinya moratorium tak lepas dari pembicaraan tentang kuantitas fakultas kedokteran di Indonesia. Kenyataan bahwa kuantitas tidak dibarengi bersama kualitas disebabkan masih banyaknya jumlah FK berakreditas C yang tersebar di seluruh Indonesia dan kurang mendapat perhatian. Berada di daerah terpencil, bertahun tahun dan membuat banyak lulusan namun tak kunjung menjadi sorotan untuk dilakukan perbaikan. Hal ini terjadi karena oknum-oknum lebih mengutamakan pembukaan baru dibanding memperbaiki yang sudah ada. Lalu, pada akhirnya terjadi penambahan kuantitas dan kualitas lagi – lagi menjadi tanda tanya besarnya. Tidak hanya itu, pada tahun- tahun sebelumnya ketidaktahuan atau mungkin pembiaran yang sengaja dilakukan terhadap kuota penerimaan mahasiswa baru, menjadi momok menakutkan bagi kualitas dokter ke depanya. Penerimaan mahasiswa baru yang tidak di sesuaikan dengan akreditas yang d i m i l i k i , m e n y e b a b k a n s e m a k i n membeludaknya lulusan dokter yang tidak dibarengi dengan kualitas. Namun, semenjak di keluarkannya implementasi kebijakan kuota mahasiswa baru FK pada tahun 2014/2015, FK dengan akreditasi C tak lagi bisa menerima mahasiswa baru sesuka hati. Dalam surat keputusan tersebut telah di jelaskan kuota penerimaan mahasiswa baru berdasarkan akreditasi dan juga berdasarkan hasil kelulusan Uji Kompetensi Dokter Indonesia. D e n g a n d i k e l u a r k a n n y a e d a r a n moratorium yang mencakup janji pembenahan dari pejabat terkait, serta pemberian batasan

kuota penerimaan mahasiswa terhadap berbagai fakultas kedokteran di Indonesia yang sudah terdata menjadi sebuah janji yang amat ditunggu dari pemerintah. Apalagi bagi fakultas kedokteran yang berakreditas C, hal ini menjadi sebuah momentum untuk memperbaiki kualitas hingga tercapai kenaikan akreditasi. Selain itu, bagi dunia kesehatan di Indonesia, perbaikan kualitas ini tentunya akan lebih m e n j a m i n ke a m a n a n da la m p e laya n a n kesehatan masyarakat di Indonesia. Berbagai kasus dugaan malpraktik, salah diagnose, salah tindakan yang menjadi gerbang maut para dokter dalam menjalankan profesinya dan selalu dikaitkan dengan kuantitas lulusan fakultas kedokteran yang tidak dibarengi bersama kualitas. Namun, berbicara kualitas akan menjadi suatu omong kosong bila tak ada pergerakan yang nyata. Tolak ukur kualitas yang paling terlihat adalah dari segi akreditas itu sendiri. Badai moratorium mungkin telah selesai setelah ditanda tangani dan dikeluarkannya edaran terkait hal tersebut. Namun perjuangan b e l u m s e l e s a i . M a s a d e p a n t e n t a n g ke te rc a p a i a n p e n i n g ka t a n p e n d i d i ka n kedokteran masih menjadi sebuah janji yang perlu dikawal pemenuhannya. Selanjutnya. n a s i b k b e ra k re d i t a s C a ka n m e n j a d i pembuktian dari janji yang diutarakan tersebut. Peran stakeholder dalam pembenahan dan pendampingan fakultas kedokteran sangat diperlukan, khususnya bagi yang masih berakreditasi C dan yang belum mendapat akreditasi.

Agustus 2016

8


SPEKTRUM | OPINI

Agustus 2016

9


SPEKTRUM | OPINI

Agustus 2016

10


SPEKTRUM | PROFIL DOKTER

Oleh: Faradis Karmilah MH & Aliska Arumsari

Nama dr. Martha Ardiaria, M.Si.Med Tempat, tanggal lahir Semarang, 7 Maret 1981 Alamat Srondol Sari Blok C/14 Semarang Telepon (024) 76928010 Pendidikan SD Kanisius Ungaran SMP Negeri 3 Semarang SMA Negeri 3 Semarang S-1 Pendidikan Dokter Universitas Indonesia S-2 Biomedik Universitas Diponegoro Profesi Dokter umum Dosen Ilmu Gizi FK UNDIP

Agustus 2016

11


SPEKTRUM | PROFIL DOKTER

Anda pernah membayangkan bagaimana sibuknya menjadi dokter dan dosen? Belum lagi ditambah kesibukan sebagai seorang istri dan seorang ibu? Di tambah lagi sibuk melestarikan budaya Indonesia? Pasti sibuk sekali,bukan? Pastinya! Akan tetapi semua itu bisa dijalani dengan baik oleh seorang dr.Martha Ardiaria. Dokter yang akrab disapa 'Dokter Ria' ini merupakan sosok yang sangat inspiratif dan patut dicontoh. Bagaimana tidak, di samping kesibukannya yang menumpuk dan begitu banyaknya budaya barat yang masuk ke Indonesia, beliau masih tetap mencintai budaya Indonesia dan melestarikannya melalui tari tradisional. Dunia yang beliau miliki bukan hanya sekedar mengobati pasien atau membagikan ilmu kepada generasi muda penerus dunia kesehatan kita saja. Namun, sedari kecil dokter Ria telah menjatuhkan hatinya pada dunia seni khususnya tari. Saat SD beliau sempat mengikuti sanggar Bu Asri Kampung Nggendong di Semarang. Selanjutnya, di jenjang pendidikan berikutnya, beliau juga sempat menjuarai tari tingkat kecamatan. Saat menjadi mahasiswi pun dokter Ria masih tetap melanjutkan kecintaannya terhadap seni tari. Meski dengan setumpuk tugas-tugas kedokteran, beliau masih menyempatkan untuk mendaftarkan diri di Sanggar Tirta Sari Jakarta. Karena rasa cintanya pada tari, beliau pun sering menjadi pengisi acara-acara di hotel, kafe, bahkan pernikahan. Saat kuliah, beliau sering menjadi penari Bali. Setelah berhasil mendapatkan gelar dokter dan menjadi dosen, beliau pun masih mencintai seni tari. Sepulangnya ke Semarang, melalui Profesor Edi Dharmana, beliau berkenalan dengan Ngesti Pandhawa dan menemukan panggilan jiwa seninya yang lain.Tepatnya pada

tahun 2009, beliau bergabung dalam pementasan wayang orang disana. Namun, baru benar-benar aktif di antara tahun 2012-2014. Semenjak itulah beliau telah benar-benar berhasil jatuh cinta pada tarian klasik Jawa. Pada tahun 2012, menari telah membawanya menjadi Duta Seni Fakultas Kedokteran Undip ke Belanda. Waktu itu beliau bersama staff dan mahasiswa lain turut serta dalam acara PMI (Pasar Malam Indonesia) di Den Haag. Dari sekian banyak pementasan, ada satu hal yang tak terlupakan. Beliau sempat ikut serta dalam pementasan Wayang Orang Seribu Bintang (WOSBI) di RRI Solo dan mendapatkan peran sebagai Dewi Durga. Peran tersebut menuntut beliau untuk memanjat. Adegan itu menantangnya untuk melawan phobia ketinggian. Namun, lagi-lagi karena cintanya beliau berhasil menaklukan ketakutan dan berhasil bertahan selama sekitaran lima menit. Sungguh, sosok yang sangat luar biasa. Sangat 'Indonesia'. Hal inilah yang patut dicontoh oleh para pemuda Indonesia. Tidak hanya memikirkan cita-cita untuk Indonesia, tetapi juga cinta untuk Indonesia. "Wanita Indonesia, bukan cuma modal cantik fisik-pintar pun tak cukup-menjadi diri sendiri dan berguna adalah hal yang luar biasa. Jangan lupa punya cita-cita dan cinta untuk Indonesia."listhia

Sumber : http://www.kompasiana.com/listhiahr/martha-ardiaria-bukansekadar-tentang-dokter-dosen-dan-penarijawa_555317cdb67e619b0c130988 https://facebook.com/martha.ardiaria

Agustus 2016

12


SPEKTRUM | INFO PENYAKIT

KAJIAN ILMIAH TEMATIK BAPIN-ISMKI

HARI TANPA TEMBAKAU SEDUNIA (HTTS)

TIDAK 13

Agustus 2016


SPEKTRUM | HERBAL MEDICINE

Khasiat Umbi Bawang Merah

Ni Made Pramita Widya Suksmarini FK Universitas Udayana, 2016 Siapa yang tidak kenal dengan bawang merah atau Alium ascalonicum L.? Umbi berwarna merah yang satu ini telah dikenal oleh masyarakat sejak 3.500 tahun yang lalu. Pada masa Mesir Kuno, para pekerja pembangunan piramida mendapatkan kekuatan ekstra dengan rajin mengonsumsi bawang merah dan lobak. Pada zaman Romawi Kuno, para gladiator memiliki kepercayaan bahwa dengan menggosok-gosokkan bawang merah ke seluruh tubuh sebelum bertanding, maka kondisi badan mereka akan semakin prima.

Agustus 2016

14


SPEKTRUM | HERBAL MEDICINE

Gambar umbi bawang merah

Bawang merah sangat populer karena sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Umbi dari tanaman bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu, baik untuk masakan rumah tangga, restoran maupun industri makanan. Namun, selain untuk menambah cita rasa makanan, bawang merah memiliki berbagai zat yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit. Bawang merah memiliki sifat antibiotik yang membantu dan mengurangi penyakit yang disebabkan oleh kontaminasi mikroba, seperti Salmonella, Subtilis bacillus, dan E.coli. “ Ra t u s a n p e n e l i t i a n i l m i a h ya n g diterbitkan menunjukkan bahwa bawang merah mampu mencegah kerusakan saraf dan sistem jantung serta peredaran darah, meningkatkan kekebalan tubuh, melawan pertumbuhan tumor, membantu meningkatkan fungsi hormon, dan lain-lain,� kata Chris Kilham, pemburu obat alami dan pengajar etnobotani di University of Massachusetts Amherst, Amerika Serikat. Chris juga menjelaskan fenomena French Paradox yaitu fakta bahwa hanya sedikit orang Perancis yang menderita penyakit jantung koroner meskipun banyak dari mereka

mengonsumsi makanan yang kaya lemak jenuh. Alasannya, bahwa bawang merah banyak digunakan dalam masakan Perancis. Para peneliti di India pernah melakukan penelitian terhadap bawang merah yang telah direbus maupun bawang merah yang masih utuh seberat 25-200 gram. Responden kemudian mengonsumsi bawang tersebut. Hasilnya, semakin banyak bawang merah yang dikonsumsi, maka semakin besar pula jumlah gula darah yang berkurang pada responden. Ini berarti tidak ada perbedaan khasiat antara bawang merah mentah dan bawang merah yang sudah direbus. Menurut Chris, bawang merah memang terbukti mampu memodi ikasi gula darah dalam membantu memerangi diabetes tipe 2. Khasiat bawang merah terhadap diabetes terletak pada metabolisme sel hati. Mereka yang mengonsumsi bawang merah memiliki proses metabolisme hati yang membaik. Sehingga proses pelepasan insulin menjadi semakin lancar dan jumlah gula darah menjadi terkontrol. Agustus 2016

15


SPEKTRUM | RECENT UPDATE

Temu Ilmiah Nasional atau dikenal dengan Temilnas adalah salah satu program kerja BAPIN ISMKI. Tahun ini Temilnas di adakan di Universitas Islam Malang (UNISMA). Acara yang diselenggarakan pada tanggal 28 – 31 Juli 2016 ini mengusung tema “Herbal M e d i c i n e f o r A l l e r g y, I n f e c t i o n s , a n d D e ge n e ra t ive D i s e a s e � . M e n u r u t ke t u a pelaksana Temilnas, Roziq Siroq Ramadhan, tema ini dipilih karena sesuai degan salah satu visi misi FK UNISMA, selain itu Roziq dan teman teman yakin bahwa masih banyak peluang untuk mengembangkan tanaman herbal sebagai sarana pencegahan dan pengobatan alergi, infeksi dan degenerative. Lomba yang diadadakan dalam Temilnas meliput lomba internasional yaitu Literature Review dan Research Paper Congress, sedangkan lomba nasionalnya meliputi Penelitian multi center, public campaign, dan poster publik. Kegiatan temilnas dimulai dengan acara welcoming party pada tanggal 28 Juli 2016. Pukul 19.00 WIB. Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi dan pelantikan anggota muda BAPIN ISMKI.

Temilnas 2016 BAPIN ISMKI dan FK UNISMA

Hari kedua, perlombaan tahap 1 dimulai. Terlihat antusias tinggi di setiap cabang lomba, para peserta berlomba-lomba menampilkan yang terbaik. Setelah selesai tahap presentasi, selanjutnya peserta diajak berkeliling ke 6 stase pada workshop yang telah disiapkan oleh p a n i t i a . M a l a m h a r i nya , p a ra d e l e ga s i perlombaan dipersilahkan beristirahat. PHN BAPIN melanjutkan acaranya yaitu tenderisasi Temilnas 2017. Calon pemegang tender adalah U M J d a n U N D I P, k e d u a i n s t i t u s i i n i menampilkan presentasi dan diberikan tanggapan oleh para audience. Lima puluh o ra n g P H N BA P I N I S M K I m e l a n j u t k a n agendanya yaitu LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) yang disampaikan oleh seluruh ketua divisi dan ketua BAPIN ISMKI. Malam kedua ditutup dengan kegiatan upgrading PHN BAPIN oleh ketua BAPIN ISMKI, Adhika Rahman. Upgrading PHN yang terdiri dari beberapa agenda seperti sharing, games, dan motivasi ini membuat rasa kekeluargaan di antara para PHN BAPIN menjadi lebih erat dan kuat. Sabtu, 30 Juli 2016, kegiatan Temilnas diawali dengan International Symposium yang menghadirkan 6 pembicara. Selain adanya Agustus 2016

16


SPEKTRUM | RECENT UPDATE

symposium, diadakan juga lomba tahap 2 untuk merebutkan kursi sang pemenang. Hari ini ditutup dengan suatu farewell party yang dilaksanakan di Hotel Horizon Ultima Malang. Moment yang ditunggu telah tiba,yaitu pengumuman pemenang kompetisi Temilnas 2016. Universitas Dipenogoro berhasil meraih penghargaan sebagai juara umum dalam Temilnas 2016. Berdasarkan data terlampir maka predikat juara umum berhasil diraih oleh UNDIP. Hari terakhir kegiatan Temilnas diisi dengan City Tour. Materia Medica merupakan tempat pertama yang dikunjungi, tempat ini berisi aplikasi langsung dari workshop, symposium, dan seluruh rangkaian acara yang bertemakan herbal ini. Disini para delegasi bisa melihat langsung apa saja tanaman herbal yang sering dibicarakan selama ini, tempat proses ekstraksi beserta simplisianya, dan juga ada klinik dan pasar herbal. Rute selanjutnya adalah museum angkut, salah satu tempat wisata yang menjadi icon kota Malang. Tak terasa Temilnas 2016 yang telah dipersiapkan sejak Agustus 2015 dan dilakukan oleh lebih dari 140 panitia ini telah usai. Terlihat kepuasaan dalam wajah para delegasi. “Semoga dengan adanya kegiatan ini, masyarakat bisa lebih memperhatikan tanaman herbal yang ada disekitar, dan bisa meningkatkan antusias mahasiswa fakultas kedokteran untuk terus bekarya. Untuk Temilnas tahun depan, semoga akan selalu sukses dan terus bermanfaat, sampai bertemu pada Temilnas 2017 di Universitas Muhammadiyah Jakarta” ucap Roziq sambil menutup ceritanya.

Literatur Review Juara 1: Universitas Kristen Atmajaya “The Use of Curcuma longa as Clothing's Dyes for Antimicrobial Purpose” Juara 2: Universitas Indonesia “The Potential of Garlic (Allium sativum) Extract as an Alternative Treatment of Susceptible and DrugResistant Tuberculosis” Juara 3: Universitas Brawijaya “Antimicrobial Activity and Synergstic Antibacterial Effect of Curcumin Re-sensitize Resistant Strain of Bacteria” Research Paper Congress Juara 1: Universitas Dipenegoro “Curcumin Inhibit Dengue Virus Growth in A549 Human Cells Line” Juara 2: Universitas Dipenegoro “Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Extract and Black Cumin (Nigella sativa) Extract to Reduce LDL Cholesterol Level : Study in Dyslipidemia Sprague dawley Rats” Juara 3: Universitas Dipenegoro “Muntingia calabura Leaves Extract, a Potensial Gastroprotective Agent Against Gastric Mucosal Damage due to Exposure of Soft Drink and Alcohol in Wistar Rat” Public Campaign Jalur Reguler Juara 1: Universitas Diponegoro “Hindari Adinda Bersama Nigella” Juara 2: Universitas Diponegoro “Jaga Hati dengan Temulawak ” Juara 3: Universitas Sebelas Maret “Kuning pada Kunyit untuk Mencegah Alergi” Juara Favorit: Universitas Sebelas Maret “Kuning pada Kunyit untuk Mencegah Alergi” Public Campaign Jalur Khusus Juara 1: Universitas Dipenegoro “5 Jari Lindungi Diri dari Kanker Rahim” Juara Favorit : Universitas Diponegoro “Siap SIAGA! Agar Kehamilan Terjaga” Poster Publik Juara 1: Universitas Gadjah Mada “Lansia Produktif (Cegah pikun dengan herbal dalam negeri)” Juara 2: Universitas Hasanudin “Kopi Diwaktu yang Tepat ” Juara 3: Universitas Dipenegoro “Jamu Yu Mini” Juara Favorit: Universitas Dipenegoro “Jamu Yu Mini” Penelitian Multi Center Juara 1: Universitas Dipenegoro “Hubungan Penggunaan Obat Herbal sebagai Obat Komplementer dengan Kualitas Hidup dan Kejadian Komplikasi Penderita DMT 2” Juara 2 : Universitas Jember “Pengaruh Penyuluhan Permainan “Komandan H” Berbasis Elektronik Terhadap Pengetahuan dan Ketertarikan Anak Sekolah Dasar tentang Terapi Herbal Diare di Indonesia ” Juara 3 : Universitas Dipenegoro “Pengaruh Konsumsi Obat Herbal dalam Tatalaksana Nyeri pada OA terhadap Kualitas Hidup Lansia”

Agustus 2016

17


SPEKTRUM | ISMKI

Oleh: HPS ISMKI Wilayah 1

ewasa ini, penyakit semakin banyak dan beberapa obat – obatan sudah ada yang resisten terhadap penyakit. Lulusan dokter sangat dituntut untuk tahu dan paham serta kompeten dalam mendiagnosa dan menangani sebuah penyakit. Apalagi sekarang dicanangkan program pendidikan spesialis yang baru, yaitu Dokter Layanan Primer (DLP), di mana seorang dokter dituntut untuk dapat menangani masalah penyakit kedokteran keluarga, dan sebagainya. Dokter yang baik dan profesional akan bertindak sesuai dengan tujuh area kompetensi dokter dan Standar Kompetensi Dokter

Indonesia (SKDI). Tentunya hal ini berkaitan dengan apa yang telah diberikan kampus kepada dokter ketika menjadi mahasiswa kedokteran. Lulusan dokter yang kompeten yang dihasilkan oleh suatu Fakultas Kedokteran (FK), salah satu faktor pendukungnya ialah kualitas yang dimiliki FK tersebut. Jika kita berbicara mengenai kualitas suatu FK, pasti kita akan mengaitkannya dengan akreditasi. Menurut Konsil Kedokteran Indonesia, pada tahun 2015 terdapat 17 FK dengan akreditasi A, 28 FK dengan Akreditasi B, dan 30 FK dengan akreditasi C walaupun di tahun 2016 ini ada beberapa FK yang akreditasinya meningkat. Agustus 2016

18


SPEKTRUM | ISMKI

Tapi mari kita lihat apa yang terjadi pada FK dengan akreditasi B dan C. Kenapa jumlahnya masih banyak? Tentunya menjadi suatu pertanyaan besar bagi kita. Dan dapatkah FK dengan akreditasi C meluluskan dokter yang berkompeten? Jawabannya, pasti bisa dan harusnya bisa, jika FK dengan akreditasi B dan C tersebut berjalan sesuai standar yang ada, yaitu SKDI tahun 2012 dan meningkatkan mutunya di bidang pendidikan dan kesehatan. Menurut SKDI tahun 2012, ada tujuh area kompetensi dokter, yaitu :

Profesionalitas yang luhur Mawas diri dan pengembangan diri Komunikasi efektif

menciptakan dokter yang sesuai dengan SKDI untuk mensukseskan Indonesia yang lebih sehat. Dapat dibayangkan jika FK dengan akreditasi C saja masih banyak namun FK baru terus bermunculan, apakah akan tercipta kemajuan kesehatan di Indonesia ? Mengapa Kemenristek Dikti seolah kurang peka terhadap FK yang masih akreditasinya B dan C? Ada 30 FK dengan akreditasi C dan 28 FK dengan akreditasi B. Kenapa tidak meningkatkan mutu pendidikan FK yang sudah ada? Padahal FK dengan akreditasi C sangat butuh masukan dan bimbingan dari Kemenristek Dikti untuk menaikkan dan mendukung mutu pendidikannya. Apalagi ada beberapa FK dengan umur yang sudah tua tetapi akreditasinya belum meningkat. Beberapa masalah yang dihadapi, seperti tingkat kelulusan dokter, rasio dosen, fasilitas, dan sarana prasarana pembelajaran di kampus yang kurang, dan lain sebagainya.

Pengelolaan informasi Landasan ilmiah ilmu kedokteran Keterampilan klinis Pengelolaan masalah kesehatan Hal – hal di atas telah diatur dalam SKDI dan menjadi pondasi kompetensi seorang dokter. Tetapi ironinya, pembukaan FK yang baru saat ini mungkin akan menimbulkan masalah. Dampak dan masalahnya adalah FK yang baru membutuhkan waktu panjang untuk mencapai akreditasi A sehingga akan semakin banyak FK dengan akreditasi C. Jika semakin banyak FK dengan akreditasi C dikhawatirkan mutu pendidikan tidak bisa maju, sedangkan yang diharapkan tentunya mutu pendidikan kedokteran yang lebih baik dan dapat

Kami (HPS ISMKI Wilayah 1) sangat menyambut baik kebijakan keputusan Menteri Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir, tentang Moratorium Fakultas Kedokteran yang tertera pada surat edaran tanggal 14 Juni 2016, yaitu menetapkan penghentian sementara pengajuan pembukaan FK yang baru. Kami sangat mengharapkan, semoga penerapannya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tapi tetap pada hakikatnya mahasiswa adalah kaum intelektual dan agent of change. Kita harus tetap peka dan mengawal setiap kebijakan yang dikeluarkan dari pemegang kepentingan terutama di bidang kesehatan.

FK

Agustus 2016

19


SPEKTRUM | ISMKI

ISMKI Wilayah 2

BELAJAR, BERLOMBA, DAN MENGABDI UNTUK

mengikuti ujian pilihan ganda kembali, dan OSCE. Final round meliputi SOCA-PH (presentasi kasus) dan Lomba Cepat Tepat (LCT). Pada hari terakhir diadakan simposium nasional dengan materi mengenai Cardiovascular Diseases Based on True Cases yang diikuti oleh peserta RMO maupun mahasiswa-mahasiswa lain. Akhir simposium, juara RMO tahun ini diumumkan, dimana juara umum jatuh kepada Universitas Pelita Harapan (UPH).

MASYARAKAT ISMKI Wilayah 2 sebagai organisasi wadah pemersatu mahasiswa kedokteran melalui programnya mendukung tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Salah satunya melalui tenderisasi. Bulan Mei hingga Juni ini merupakan bulan yang padat di Wilayah 2. Terdapat 4 kegiatan tenderisasi yang dijalankan silih berganti tiap minggunya Keempat kegiatan tersebut adalah ISMKI Project 1 di FK Unika Atma Jaya, School of CE Heroes di Universitas Swadaya Gunung Jati, School of Kastrat di Universitas Jenderal Achmad Yani, dan Regional Medical Olympiad di UIN Syarif Hidayatullah. Terdapat 2 kegiatan perdana dari keempat ini, yaitu School of CE Heroes dan Regional Medical Olympiad. Berikut ulasan singkat kegiatan-kegiatan tersebut : Regional Medical Olympiad (Oleh: Anthony, Regional Coordinator ICT) Kegiatan ini merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa untuk dapat berkompetisi secara sehat dan meningkatkan kemampuan mereka saat menjadi dokter nanti. RMO merupakan sebuah olimpiade mahasiswa kedokteran tingkat regional yang mengacu kepada Indonesian International Medical Olympiad (IMO) dan didukung oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Wilayah 2. Terdapat 3 bidang yang dilombakan pada R M O ka l i i n i , ya i t u M u s ku l o s ke l e t a l , K a rd i o re s p i ra s i d a n G a s t ro i n te s t i n a l . Perlombaan sendiri dibagi menjadi 3 tahap dimulai dengan seleksi melalui pilihan ganda dan praktikum terkait, selanjutnya semifinalis

School of CE Heroes (SoCH) (Oleh: Agil, Regional Coordinator Community Empowerment) Kegiatan ini merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa peduli sosial dan pengabdian masyarakat dalam meningkatkan mutu dan kualitas mereka. Pengetahuan mengenai bagaimana mengolah dan membina desa masih dirasa kurang oleh institusi di Wilayah 2. Untuk itu, SoCH dapat menjadi solusi bagi permasalahan tersebut. Hari pertama dimulai dengan pemberian materi-materi mengenai pengabdian masyarakat. Pemateri dalam kegiatan ini, antara lain dr. Trevino Aristaskus P, M.S, Ph.D (Ketua Umum Perhimpunan Kedokteran Komunitas Indonesia), dr. Panji Fortuna MPH (PhD Candidate Harvard School of Public Health, Departemen IKM UNPAD), Egi Abdul Wahid (Program Management Coordinator CISDI) dan Yoga Mirza S.Ked (Sekretaris Jendral ISMKI). Materi pada SoCH kali ini fokus pada manajemen desa binaan dan pada hari kedua dilanjutkan dengan kegiatan sosial berupa pengobatan gratis dan penyuluhan di desa binaan milik FK UNSWAGATI. Diharapkan SoCH dapat meningkatkan kembali semangat pengabdian mahasiswa kedokteran dan rutin diadakan setiap tahunnya. Agustus 2016

20


SPEKTRUM | ISMKI

School of CE Heroes (SoCH) (Oleh: Agil, Regional Coordinator Community Empowerment) Kegiatan ini merupakan salah satu wadah

School of Kastrat (SoK) (Oleh: Anthony, Regional Coordinator ICT) School of Kastrat merupakan kegiatan yang diadakan dibawah bidang Health Policy Studies dan bertujuan untuk memberikan pencerdasan kepada mahasiswa kedokteran mengenai halhal yang sedang up to date dan acara ini sudah ke-5 kalinya diadakan. SoK bertujuan untuk mengajarkan mahasiswa bagaimana memperjuangkan hak dan suara mahasiswa sebagai social control yang kuat dan berimbang. Tahun ini tema yang diangkat merupakan Non-Communicable Diseases dengan subtema Tobacco Control. Acara berlangsung selama 3 hari dari 27-29 Mei. Pemateri dalam acara ini, antara lain dr. HR Dedi Kuswenda, M.Kes (Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Kesehatan) dan dr. Prijo Sidipratomo, Sp.Rad(K) (Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau Indonesia). Selain seminar, acara dilanjutkan dengan diskusi terbuka dan aksi. Dengan adanya pelatihan School of Kastrat, mari kita bersama-sama menumbuhkan dan melatih kemampuan berpikir kritis dan kepekaan kita untuk Indonesia yang lebih baik.

ISMKI Project 1 (ISPRO 1) (Oleh: Regina, Vice Regional Secretary ISMKI Region 2) ISMKI PROJECT 1 (ISPRO 1) merupakan acara yang mempertemukan dan mempererat

tali silaturahmi ISMKI Wilayah 2 dengan 17 institusi di Wilayah 2. Acara ini dilaksanakan di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya pada tanggal 14 Mei 2016, dengan tema Non- Communicable Disease, di mana nama kegiatannya ialah Standing Together Acting toward NCD in Diversity (STAND). ISPRO 1 dimulai dengan kegiatan MedEx yang diikuti oleh pelajar SMA yang bertujuan agar mereka mengenal dan mengetahui ke-17 institusi yang ada di ISMKI wilayah 2 dan agar setiap siswa/i SMA berminat melanjutkan studi di fakultas kedokteran. Selain itu ada Sharing IFMSA yang diikuti oleh para delegasi, di mana pada sharing class ini berisikan pemaparan kegiatan dari IFMSA yang disampaikan oleh M. Ricky Nur Karim dan Vidya Dewi Sutanto yang sangat menginspirasi dan menceritakan keuntungan dan pengalaman mereka selama mengikuti kegiatan IFMSA. ISPRO 1 tahun 2016 berbeda dari ISPRO 1 sebelumnya karena kali ini di ISPRO 1 diadakan Bidang Meeting dan Bidang Training ISMKI Wilayah 2 yang bertujuan agar masing-masing institusi bisa sharing pengalaman dan mengetahui perkembangan dari masingmasing bidang di institusi yang lain. Setelah pembukaan, para delegasi dan peserta mengikuti Bidang Meeting yang akan membahas masing-masing kegiatan institusi yang akan dilakukan dan perkembangan dari masing-masing institusi. Tak terasa satu hari yang dilalui oleh semua delegasi dan PHW membuat setiap pribadi menjadi lebih akrab dan mendapatkan ilmu serta pengalaman yang dapat dibagikan kepada teman di institusi masing-masing dan menjadi jembatan komunikasi dan silaturahmi agar masing-masing delegasi dapat sharing pengalaman dan saling bertanya apabila mendapatkan kesulitan dan membutuhkan saran. Untuk informasi lebih lengkap dapat dilihat di VLOG ISPRO 1 di link bit.ly/ISPRO-1 dan bit.ly/VLOGispro-1. Itulah beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni ini. Setelah ini masih banyak kegiatan lain seperti School of Design, Training for Trainers, School of LD dan ISMKI Project 2.

Agustus 2016

21


SPEKTRUM | ISMKI

Rakorwil adalah rapat kerja yang diadakan pada tengah kepengurusan ISMKI Wilayah 3 yang dimana dilaksanakan di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Jogjakarta pada tanggal 3-5 Juni 2016 untuk laporan pertanggung jawaban setengah tahun kepengurusan ISMKI Wilayah 3 yang sudah lewat dan untuk mempersiapkan setengah tahun kepengurusan yang akan datang di hadapan 14 institusi di ISMKI Wilayah 3. Kegiatan Rakorwil yang diadakan di UKDW dibuka dengan acara opening party dan dilanjutkan dengan SCO session oleh masingmasing bidang di ISMKI Wilayah 3. Setelah rangkaian acara pembuka yang telah dilaksanakan hingga mendekati pergantian hari acarapun dilanjutkan dengan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) tengah tahun dari bidang ICT, FP, CE, dan HPS. Rangkaian hari pertamapun selesai dengan istirahat malam. Hari kedua diawali dengan melakukan bakti sosial dengan mengadakan pengobatan gratis di panti jompo sebelum melanjutkan LPJ tengah tahun ISMKI Wilayah 3. Setelah bakti sosial, LPJ ISMKI Wilayah 3 pun dilanjutkan oleh bidang MEP, LD, Litbang, Sekbend, Wasekwil, Sekwil

dan diakhiri dengan MPA ISMKI Wilayah 3. Acara dilanjutkan dengan acara bebas hingga malam kemudian dilanjutkan dengan farewell party yang sangat menarik karena mengusung tema pesta topeng. Pada saat farewell party ini juga diumumkan Universitas Diponegoro sebagai Universitas terbaik dan Ranbebasa Bijak Buana dari FK UKDW sebagai presiden BEM terbaik ISMKI Wilayah 3. Hari ketiga merupakan hari terakhir dalam rangkaian kegitan Rakorwil yang dimana diakhiri dengan kegitan city tour dan outbond dari panitia dengan rangkaian acara yang menyenangkan seperti melukis tanah liat dan menangkap bebek di sawah. Setelah rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan selama 3 hari, Rakorwil ISMKI Wilayah 3 selesai dengan diakhiri para delegasi pulang ke tujuan masingmasing dengan kenangan dan pengalaman yang takkan terlupakan. Rakorwil ISMKI Wilayah 3 telah selesai dilaksanakan, ISMKI Wilayah 3 mengucapkan terimakasih kepada BEM FK UKDW dan PANITIA RAKORWIL 3 ISMKI atas acaranya yang sangat luar biasa on time dan menarik.

Agustus 2016

22


SPEKTRUM | ISMKI

ISMKI Wilayah 4

Masalah Perilaku dan Kebiasaan Merokok Masyarakat terhadap Peraturan Kawasan Merokok

Menurut WHO, merokok akan menciptakan beban ganda, yaitu menganggu kesehatan dan pemenuhan kebutuhan hidup sehingga lebih banyak biaya yang harus dikeluarkan. Selain itu, dari penelitian telah diketahui bahwa orang yang berperan sebagai perokok pasif (yang menghirup asap rokok) memiliki risiko yang lebih besar mengalami gangguan kesehatan akibat rokok daripada orang yang berperan sebagai perokok aktif (orang yang merokok), maka akan sangat membahayakan masyarakat yang berada pada lingkungan sekitar perokok aktif, terutama apabila terdapat anak-anak yang kemungkinan akan mengalami gangguan pertumbuhan maupun kesehatan akibat menghirup asap rokok. Kondisi tersebut sangat sulit untuk dihindari maupun ditanggulangi sebab berhubungan dengan kebiasaan dan perilaku m a sya ra ka t ya n g s u l i t u n t u k d i u b a h . Pemerintahpun tidak lepas tangan begitu saja, terlihat dari dibuatnya kebijakan-kebijakan s e p e r t i p e n g a d a a n a r e a b e b a s r o k o k , pembuatan tempat bagi perokok (tempat untuk merokok), hingga pembuatan peraturan tentang larangan merokok di tempat umum beserta sanksinya. Namun, kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat untuk tetap merokok yang akhirnya menjadi kebiasaan. Pada dasarnya perilaku dan kebiasaan masyarakat sangat sulit untuk diukur, namun dapat dilihat dan diamati. Perilaku tersebut merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak kita sadari bahwa interaksi-interaksi yang terjadi tersebut sangat kompleks sehingga terkadang kita tidak sempat untuk memikirkan kenapa perilaku tersebut dilakukan oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. Menurut Notoatmojo (1985) yang menyebabkan seseorang berperilaku karena adanya empat alasan pokok, yaitu: 1. Pemikiran dan Perasaan (Thought and Feeling) Hal ini meliputi Pengetahuan, Kepercayaan, Sikap, dan Nilai. Dengan penyampaian informasi yang baik kepada sasaran maka akan terbentuk pengetahuan yang baik yang k e m u d i a n d i i k u t i d e n g a n p e n e n t u a n kepercayaan, sikap dan nilai yang memiliki sifat

positif terhadap suatu kebijakan. Sama halnya dengan penyebarluasan informasi tentang kawasan dilarang merokok, diperlukan sosialisasi yang baik hingga masyarakat memiliki kesadaran dan sikap yang dapat membantu keberhasilan kebijakan yang dibuat. 2. Orang penting sebagai Referensi Bila seseorang penting, maka apa yang dilakukan cenderung untuk di ikuti oleh orang lain. Dari hal inilah masyarakat sering berpendapat bahwa “orang lain saja boleh merokok di kawasan tersebut (kawasan dilarang merokok), lalu kenapa saya tidak ?�, sehingga terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku, terlebih lagi jika orang yang dijadikan referensi tersebut merupakan orang yang memiliki jabatan di pemerintahan. 3. Sumber Daya (Resources) Sumber daya meliputi sarana, dana, waktu, tenaga, pelayanan, keterampilan dan bahan. Dalam konteks ini, sumber daya dapat berupa ketersediaan rokok yang dengan sangat mudah dijangkau (diakses) oleh siapapun, sehingga memungkinkan setiap orang untuk merokok dimana pun dan kapanpun . 4. Budaya (Culture) Pada dasarnya semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia dapat menjadi suatu kebiasaan yang kemudian dapat menjadi budaya. Terkadang pelanggaran yang dilakukan juga akan menjadi budaya melanggar akibat terbiasanya melakukan pelanggaran. Manusia c e n d e r u n g m e n g u l a n g i p e r i l a k u ya n g dianggapnya aman untuk dilakukan, seperti contoh orang yang merokok pada kawasan dilarang merokok, karena orang tersebut tidak merasa ada yang perlu ditakuti (tidak ada sangsi yang menghukumnya pada saat itu juga), maka orang tersebut cenderung akan mengulangi perbuatannya tersebut di lain waktu (merokok pada kawasan dilarang merokok). Dari alasan-alasan pokok tersebut, kita dapat mengetahui seberapa besar kepatuhan seseorang terhadap peraturan-peraturan dilarang merokok. Oleh karena itu perlu dilakukan penerapan kebijakan yang didukung dengan pengawasan dan penanggulangan terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat selaku sasaran kebijakan maupun peraturanperaturan. (Kastrat Bem Fk Unizar 2015-2016). Agustus 2016

23


SPEKTRUM | PROFIL MAHASISWA

Prestasi Segudang Organisasi Tak Ketinggalan

Oleh: Pramesti Darojah & Siti Ayu Anisa Gultom

Nama : Andika Agus Budiarto TTL : Lamongan , 6 Agustus 1994 Alamat Asal : Desa Badurame Dusun Gorame, Lamongan Alamat Sekarang : Jalan Baskoro No 69 Tembalang , Semarang Nomor Telepon : 085851438645 Riwayat Pendidikan : TK Pembangunan 1 SD N 1 Badurame SMP N 1 Turi SMA N 1 Lamongan IPK : 3.98 Prestasi : 1. Juara 2 Video Edukasi Scienti ic Athmosphere 9 FK Unud 2. Juara 1 poster Publik Liga Medika FK UI 3. Penerima Dana Hibah Penelitian UNDIP tahun 2015 4. Penerima Dana PKM Karsa Cipta dan Penelitian Eksata Dikti 2015 5. Finalis Public Campaign dan Research Paper Competition Temilnas 2016 Riwayat Organisasi : 1. Kepala bidang RISET BEM FK Undip 2015 2. Kepala Divisi Penelitian Multi Center dan Kajian Ilmiah BAPIN ISMKI 2016 3. Staff Community Outreach AMSA Undip 2015 4. Staff Divis Eksterna KSM FK Undip 2014-2015 5. Staff Diklat Assyifa Medical Team 2015 6. Anggota di Gita Kawiswara FK Undip 7. Anggota Voca Medica FK Undip 8. Anggota Sobat Bumi Regional Semarang 2016 9. Staff Divisi Palapa BAPIN ISMKI 2015 Moto Hidup : If you think can you can but if you think you can't you can't

Agustus 2016

24


SPEKTRUM | PROFIL MAHASISWA

Memiliki segudang prestasi adalah dambaan setiap mahasiswa. Tak terkecuali bagi seorang mahasiswa FK Undip ini, Andika Agus Budiarto. Ada yang menarik dari sosok Andika ini, selain memiliki banyak prestasi ternyata dia j u g a s a n g a t a k t i f d i o r g a n i s a s i . N a h , penasaran,kan, dengan sosok Andika Agus Budiarto ini? Yuk, simak wawancara kami dengan Andika. Menurut Kak Andika menjadi seorang mahasiswa harus menjadi yang bagaimana ? Sebagai seorang mahasiswa seharusnya bisa menerapkan apa yang ada dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat. A p a m o t i v a s i K a k a k u n t u k t e r u s berprestasi? Ingin menjadi pribadi yang bisa bermanfaat bagi orang lain dan membanggakan orang tua. Apa motivasi Kakak ikut organisasi tapi tidak melalaikan prestasi? Saya ingin menambah pengalaman yang tidak saya dapatkan dalam proses perkuliahan, seperti bagaimana cara berkomunikasi dan menjalin relasi dengan orang lain, bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik, bagaimana cara berkerja sama, bagimana cara menjadi mahasiswa yang bertanggung jawab dan lainnya. A p a k a h K a k a k p e r n a h m e n g a l a m i kegagalan? Pernah, waktu SMA dulu pernah sempat mengalami penurunan dalam prestasi akademik. Selain itu saya juga pernah gagal lolos di beberapa perlombaan yang akan saya ikuti di bidang olimpiade dan penelitian. Apa yang membuat Kakak bangkit lagi ? Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Kegagalan tersebut bukan berarti membuat saya terpuruk, akan tetapi saya harus bangkit dari kegagalan tersebut. Yang membuat saya bangkit adalah dukungan dari orang tua, guru dan sahabat. Selain itu juga tekad dari saya sendiri. Kegagalan ini juga membuat saya belajar untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Bagaimana cara membagi waktu antara organisasi dan belajar hingga tetap berprestasi? Cara membagi waktu antara organisasi dan belajar adalah dengan membuat daftar prioritas. Dari daftar tersebut saya menentukan mana yang menjadi prioritas utama dan mana yang bukan, selain itu juga sebisa mungkin menjadwal dengan baik semua kegiatan – kegiatan baik kegiatan akademik maupun non akademik sehingga dapat memanfaatkan waktu yang sangat singkat ini. Apa saja Tips dan trik dari Kakak agar menjadi mahasiswa berprestasi? Mengulang atau review ulang materi kuliah ; Mengasah skill dengan mengikuti UKM yang sesuai skill kita; Menjalin relasi dengan berbagai kalangan seperti dosen, atau siapa saja misalnya teman yang bukan hanya dari satu jurusan tapi jurusan lain, kemudian sharing tentang ilmu masing – masing ; Bisa menerima kritik dan saran maupun masukan yang diberikan orang lain kepada kita. Bagaimana dengan orang tua Kak Andika mengenai prestasi dan organisasi yang diikuti ? Orang tua saya sangat bangga atas prestasi yang saya dapatkan dan mendukung semua aktivitas yang saya lakukan. Yang penting kegiatan tersebut masih bermanfaat bagi saya dan tidak lupa selalu mengingatkan saya untuk tidak meninggalkan kewajiban utama saya yaitu belajar. Pe s a n d a n ke s a n K a k A n d i k a u n t u k mahasiswa kedokteran ? Pesan : buat calon teman sejawat saya dari kedokteran yang ada di seluruh Indonesia, tetap semangat dan terus belajar untuk menjadi dokter yang hebat dan bisa mewujudkan Indonesia sehat. Kesan : Untuk menjadi seorang dokter memang butuh perjuangan. Untuk itu saya tetap semangat dan terus mencoba menjadi calon dokter yang baik demi keselamatan calon pasien saya nantinya dan demi mewujudkan Indonesia sehat.

Agustus 2016

25


SPEKTRUM | INTRODUCE US

Infokom HIMAKU

Universitas Diponegoro Apa itu Infokom HIMAKU? Infokom adalah salah satu bidang di Himpunan Mahasiswa Kedokteran Umum FK Undip yang bekerja sebagai wadah pencitraan HIMA KU kepada internal dan eksternal kampus dan sebagai polisi poster, pamphlet, brosur, dan sejenisnya yang ada di lingkungan PSPD Undip

Apa Visi dan Misi Infokom HIMAKU 2016? VISI Membentuk citra HIMA KU yang lebih dekat dan bersahabat MISI Menjadikan Sosial Media Infokom menjadi wadah pencitraan HIMA KU utama Menjadikan citra HIMA KU menjadi lebih dekat dan bersahabat dengan update yang mengena dan tepat sasaran Membuat rangkuman dokumentasi perjalanan HIMA KU Memberikan informasi yang dapat berguna bagi Mahasiswa PSPD maupun eksternal baik secara digital maupun tertulis

Agustus 2016

26


SPEKTRUM | INTRODUCE US

Trus, kerjanya ngapain aja? Infokom HIMAKU 2016 punya beberapa proker, yaitu Ÿ Majalah Commed. Commed ada 2 versi yaitu cetak dan digital. Commed cetak diperuntukkan

spesial untuk mahasiswa baru PSPD Undip, sedangkan yang digital diunggah tiap 3 bulan sekali di akun issuu Infokom HIMAKU Undip Ÿ Media Sosial. Infokom HIMAKU Undip menjalankan beberapa media sosial HIMAKU seperti

instagram, twitter, facebook, youtube, dan ask.fm Ÿ Mading. Majalah dinding ini diisi oleh poster-poster event luar yang telah diseleksi oleh

Infokom dan juga bentuk cetak dari Commed Digital Ÿ Website. Update Website dilakukan insidental apabila HIMA KU akan mengadakan sebuah

acara yang membutuhkan pendaftaran. Selain itu, website akan di update dengan artikelartikel terutama kajian-kajian yang akan dibuat oleh bidang Kajian Strategi Ÿ Buku Tahunan. Seperti Buku Tahunan di zaman sekolah, Buku Tahunan HIMAKU berisi arsip

database staff HIMAKU yang juga berfungsi sebagai bahan untuk mengenalkan HIMAKU Ÿ Video Pro il. Memiliki fungsi yang sama dengan Buku Tahunan hanya dibuat versi gambar

bergerak.

Kepengurusan Infokom HIMAKU 2016

Ketua Bidang: Dina Hisan Nabyla (2014) Staf Ahli: A ina Maulidyna (2014) Annisa Septiningrum (2014) Sitiayu Anisa Gultom (2014) Staf: Faradis Karmilah (2014) Ammar Afdhaluddin (2015) Bunga Ayu Giffara (2015) Reza Tri Sutrisno (2015) Pramesti Darojah (2015) Haris Alwa i (2015)

Agustus 2016

27


SPEKTRUM | INFO LOKAL

Agustus 2016

28


SPEKTRUM | INFO LOKAL

Agustus 2016

29


SPEKTRUM | PENGEMBANGAN DIRI

Agustus 2016

30


SPEKTRUM | PENGEMBANGAN DIRI

Agustus 2016

31


SPEKTRUM | HIBURAN DAN SENI

u Musyaraffah Jamil, FK Universitas Hasanuddin, 2014

Saat Salju Pertama, Aku menutup mata perlahan sambil menghirup udara musim dingin. Tadi malam, saat baru saja keluar dari bandara Incheon, salju pertama menyambutku, juga harum musim dingin yang kusuka. Hanya saja kali ini berbeda. Kali ini, tidak ada Ryu Jin. Laki-laki itu –ah sudahlah. Ada banyak yang belum kusampaikan. Waktu enam bulan magang bersama, bahkan tidak cukup untuk memberikan jawaban sederhana untuk pernyataannya yang juga tidak kalah sederhana. Kurasa, aku yang dulu, agak sedikit... Berjam-jam di pesawat tidak sedikitpun memberikan rasa lelah untukku. Bukan artinya aku sama sekali tidak lelah, hanya saja adrenalin-ku terus mengalir dan membawaku ke sini. Namsan tower, tempat yang paling romantis menurut versiku. Tempat banyak pasangan memulai hidup baru mereka. Tempat banyak pasangan berjanji hidup bersama. Itu salah satu alasannya. Yang lain? Tentu saja, karena deretan gembok-gembok –yang jumlahnya tidak bisa kuhitung, saling mengait bertuliskan nama pasangan masing-masing, saling berharap akan selamanya bersama, bahagia. Agak bodoh memang, tapi bukannya cinta itu memang bodoh?

Aku tertawa memikirkan itu. Lihatlah! Betapa aku memang tidak bisa lepas dari bayangan Ryu Jin. Sederetan anak tangga di sana sedang menantiku. Setapak demi setapak, dan senyumku kembali mengembang saat kulihat pintu masuk restoran tempatku menyelesaikan magang beberapa bulan lalu. Langkah kakiku yang akan menaiki lift langsung menuju ke puncak menara, akhirnya berbelok otomatis. Bayangan diriku memakai apron putih sedang berlari dari kamar ganti pekerja menuju dapur, kembali membuatku tersenyum. Ada banyak kenangan disini. Aku juga masih ingat, betapa bodohnya aku, memakai keju yang salah untuk menu dessert pelanggan VIP kami. Juga yang salah memakai wine dalam campuran saus steak, dan jangan lupakan kebodohanku karena tidak bisa membedakan kamar ganti laki-laki dan wanita. Gembok, ribuan gembok mulai menyapa saat aku melangkahkan kaki ke arah luar menara Namsan. Ini juga bagian yang kusuka. Orang-orang mengunci hati mereka di dalam gembok berharap untuk bisa bersama Agustus 2016

32


SPEKTRUM | HIBURAN DAN SENI

selamanya. Aku berjalan menuju hamparan gembok di ujung sana, saat kusadari lantai di sini licin karena salju semalam artinya harus ekstra hati-hati kalau memang tidak mau jatuh. Di sana, aku teringat bagaimana pertemuan pertamaku dengan Ryu Jin. Saat dengan bodohnya aku yang berlari menuju hamparan gembok-gembok ini malah terpeleset dengan sol sepatuku yang memang agak licin, saat itu, Ryu Jin datang dan menahan tubuhku. Lengannya mengait bahuku erat, sementara tangan yang satunya memegang pinggangku tidak kalah eratnya. Tidak ada yang khusus, kecuali mata Ryu Jin yang menenangkan. Setelahnya, dia hanyalah teman kerja yang profesional, dan juga teman yang baik. Di sini, kurasa tempat ini, tempat aku hampir terjatuh dulu. Akan seperti takdir jika Ryu Jin muncil di sini atau paling tidak bisa bertemu dengan Ryu Jin sebelum visa dari pemerintah imigrasi Korea Selatan habis beberapa hari lagi. Ada banyak hal yang harus kusampaikan. Terima kasih sudah menyelamatkan ku dari malu saat itu, juga terima kasih karena selalu membereskan masalah yang kuperbuat, dan terima kasih untuk pernah menyukaiku.

Seandainya aku bertemu dengan Ryu Jin sekarang –atau seminggu ini, aku tidak akan melewatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan itu. Aku akan membuang rasa malu sialan itu dan akan menjawab perasaan Ryu Jin. Bahwa aku juga punya perasaan yang sama. Bahwa aku juga menyukai-nya. Bahwa aku juga ingin bersamanya. Aku menengadah saat kurasakan salju kembali turun. Salju kali ini, jauh lebih banyak dari yang semalam, jika tidak ingin mati kedinginan, aku harus bergegas kembali ke dalam menara dan menghangatkan diri di sana. Aku sudah terjatuh kalau saja seseorang tidak menarik lenganku dan mengaitkan punggungku di lengannya. Entah karena suhu yang bertambah dingin, atau karena aku dan orang asing ini terlalu dekat, jantungku mulai berdetak sedikit lebih cepat. Aku memicingkan mata karena salju dan saat aku mulai mengenal wajah orang asing ini –bukan melebih-lebihkan, aku benar-benar akan menangis melihat wajah yang kurindukan itu. Dia menyunggingkan senyuman bodoh khasnya. Sebuah senyuman yang diam-diam selalu muncul di kepalaku. “Ryu Jin,,,,�

Agustus 2016

33


SPEKTRUM | HIBURAN DAN SENI

Sri Yuliani Umasugi, FK Universitas Gadjah Mada, 2011

Adalah mudah untuk lupa. Tentang ini semua dari siapa Dan untuk siapa Bahwa Allah adalah permulaan, isi dan penghabisan dari semuanya Dan kebaikan bukanlah perbuatan mengada-ngada melainkan hasil rasionalitas yang seadil-adilnya Adalah mudah untuk lupa Bahwa dalam keacuhan banyak hati telah (tidak) sengaja disayat Maka waktu yang Ia karuniakan untuk mengingat menjadi sesuatu yang berharga “Semuanya sedari awal adalah untuk-Nya, milik-Nya� Diusahakan oleh hamba yang Ia sayangi melebihi kasih sayang hamba itu terhadap diri dan sesamanya Juga setiap langkah itu, setiap detak jantung yang kita dengarkan, setiap baris tulisan yang kita goreskan Ada Allah didalamnya Ah, tentu diri bukan ahlinya dalam berdakwah Jadi baik pun masih sangat jauh jaraknya Karena itulah waktu mengingat-Nya dan arti hidup ini Ia jadikan penenang Hujan dalam penantian “Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang� Hanya dengan mengintegrasikan kasih sayang-Nya yang tak terhingga dengan rasionalitas hidup akan bermakna Bukankah itu alasan manusia diberi akal? Mengintegrasikan. Bahkan cinta-Nya pun adalah rasionalitas yang terintegrasi dalam semua lini. Ia sang Maha Cinta. Yang mencintai hambanya dalam tidur dan bangunnya, sakit dan sehatnya, tawa dan tangisnya. Maka Ramadhan ini menjadi jelas : Sekali lagi kita berusaha, mendekat, memahami, mengingat Adalah Allah diatas segalanya.

Agustus 2016

34


MEET

US Pekan Jurnalistik Nasional 2016 Sponsorred By:


www.spektrumonline.bpn-ismki.org www.bpn-ismki.org


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.