Spirit Bisnis September 2010

Page 1

Harga Rp. 5.000

Terbit Bulanan Edisi ke VII Bulan September 2010 www.spirit-bisnis.com

5

Dari Dagang Ikan Basah, Punya Pesawat Carteran

12

Kriuk dan Nyus-nya Usaha Jamur

Ramadan

Raup Untung Bisnis Musiman Goa Cemara,

Eksotisme di balik Rerimbunan Cemara Udang

Kalyanaa

Dres Kasual Batik Yang

COLORfUL


2

Edisi Bulan September 2010

Tajuk 08175425xxx aslmkm. saran tuk spirt bisnis: jmlah halamany di tmbah donk! n slalu hdirkan smangat bagi calon pembisnis n pmbsnis baru, trms...!

Inspiring -- 5 Gagal Bangkit Lagi!!! Dari Dagang Ikan Basah, Punya Pesawat Carteran Culinary -- 6 GUDEG PERMATA, Rasa dan Harga Selalu Pas Yanti Restaurant Sensasi Gurameh Crispy Peluang Usaha -- 7 Kalyanaa Dres Kasual Batik Yang Colourful Warung Snack Pagi Flamboyan Hanya Bermodal Tempat, Untung Terus

08990807xxx Spirit bisnis, ayo sebarkan iklim wirausaha di kalangan kampus, perbanyak artikel dan testimoni sukses...

Lifestyle -- 8 Tampil Gaya dengan Bahan Alami Melancong -- 9 Goa Cemara Eksotisme di balik Rerimbunan Cemara Udang Pemandangan Laguna nan Mempesona

salam hangat untuk Spirit Bisnis...dari pembaca spiritbisnis online. teguh wirahadi. gassss81@yahoo.com

085729965xxx Ganyang Malaysia nggak usah jadi TKI, jadi wirausaha aja

Pemimpin Umum: Rachmad Ali Penasehat/dewan pakar : Prof Dr Mudrajat Kuncoro Haryadi Suyuti Robby Kusumaharta Dr Moerdiyanto Nur Achmad Affandi Drs Safarudin Alwi MSi Pemimpin Perusahaan: Feri Adi Kuncoro P. Wakil Pemimpin Perusahaan: Sriyono Pemimpin Redaksi: H. Herwoto Redaktur Pelaksana: Sri Astuti Staff Redaksi: Suryo, Hari, Utik, Ruli Sekretaris Redaksi: Titie, Lia Yulianti Litbang: Joko Istiyanto, M.Eng Design & Artistik: Danang W, S. Widodo Sirkulasi & Pemasaran: Komo Iklan & Promosi: Deni Mustika Account Executive : Inneke Dorry, G. Setiabudi Keuangan: Syabri Produksi: Kustanto Dwi Widodo Biro Hukum: Ramdlon Naning, SH Marketing Office: Jl. Balirejo 12A MujaMuju, Yogyakarta 55165. Telp: (0274) 548677, 741 9295, 081227491336 Penerbit: PT. Media Danagung Press Jl. Solo Km. 11 Yogyakarta Telepon: (0274) 7113095 Fax: (0274) 497670 Email: redaksi@spirit-bisnis.com Email iklan: iklan@spirit-bisnis.com Wartawan Spirit Bisnis dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita. Wartawan Spirit Bisnis dilengkapi kartu pers selama bertugas.

Redaksi menerima gagasan, tulisan, informasi, foto, dan juga karikatur yang terkait dengan visi Bisnis & Kewirausahaan, akan diberi imbalan sepantasnya Isi diluar tanggungjawab percetakan Danagung Press

Redaksi -- 2 Tajuk Laporan Khusus -- 3-4 Ramadan Raup Untung Bisnis Musiman

02749590xxx kl bs ad prfl pngsha lngkp dgn email,web,n no hp,agr kta sbg mhs yg ingn mlai usha bsa searing2 lgsg,utk bs dpt ilmu ny mba,trmakash

08156860xxx Rubrik tanya jawab wirausaha tolong disediakan biar ada interaksi antar pembca dengan pakar

Daftar Isi

B

ulan Ramadan menjadi momen bagi para pelaku usaha musiman yang cukup menjanjikan. Peluang ini bahkan sebenarnya sudah dimulai saat menjelang Ramadan dan makin ramai saat Ramadan hingga usai Ramadan. Lihat saja berkah bagi pedagang bunga tabur yang didorong oleh tradisi nyekar dari masyarakat sebelum bulan Ramadan. Lihat pula hingar bingar masyarakat mulai dari pelajar, mahasiswa hingga ibu rumah tangga yang membuka usaha makanan berbuka puasa, seperti kolak, cocktail, hingga aneka snack. Seragam dan banyak pemain, identik dengan bisnis musiman. Usahanya yang hanya temporer juga menjadi ciri khas lainnya. Namun meski temporer, tak sedikit yang merencanakannya dengan matang. Mengemasnya dengan packaging yang berbeda, tempat yang strategis, hingga cara penjualan yang unik dan lain sebagainya. Harapannya tentu tetap meraih untung yang sebanyak-banyaknya. Lantaran setelah musim berakhir, bisnis pun bisa jadi berakhir. Bak kesempatan yang terus bergulir. Dari bisnis makanan berbuka puasa dan catering, jelang penghujung bulan Ramadan bisnis yang mulai tergerak adalah, bisnis parsel hingga kue lebaran. Realitanya tidak hanya bisnis seputaran makanan yang melonjak, ataupun pusat

perbelanjaan busana muslim saja yang meraup untung, libur lebaran pun menjadi musim panen pelaku bisnis berkelanjutan khususnya yang bergerak di sektor jasa akomodasi ataupun transportasi. Travel agent, biro perjalanan, hingga hotel dan restaurant. Maklum, selain tradisi mudik tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan momen libur lebaran untuk berwisata ke berbagai daerah tujuan wisata. Yogya yang notabene menjadi salah satu destinasi wisata unggulan pun praktis turut meraih berkahnya. Bicara pariwisata, maka multiplier effect terhadap sektor-sektor lain pula yang akhirnya dirasakan. Ramadan memang tidak hanya mendatangkan berkah bagi pelaku bisnis musiman. Tapi juga bisnis yang sudah eksis ataupun pelaku bisnis musiman yang mencoba menjadikan Ramadan sebagai ajang menapak bisnis berkelanjutan. Tentunya bisnis-bisnis yang memang berpeluang untuk tetap eksis, meski bukan saat Ramadan. Misalnya saja bisnis busana muslim dan perlengkapan ibadah. Maklum bisnis ini relatif bisa untuk jangka panjang, sementara saat Ramadan pun keuntungannya bisa berlipat-lipat. Seperti yang disampaikan oleh Asst Manager Khasanah Busana Muslim Al Fath Yudhiyanto. Ia menuturkan saat Ramadan, penjualan bisa naik 300 persen. Dimulai dari kenaikan yang terjadi sebelum puasa, hingga 7-10 hari setelah lebaran. Selain itu, bisnis catering pun cenderung memiliki potensi jangka panjang.

Spirit -- 10 Dari Es Cendol ke Restoran Geluti Patung Primitif, Omzet Rp 50 Juta/Bulan Seputar Kadin -- 11 Pemberdayaan Ekonomi Peran Kadin Harus Lebih Nyata Untuk Puluhan Petani Lele Kadin Gelar Diklat Kewirausahaan Peluang Usaha -- 12 Berencana Bangun Pabrik Representatif Korban Gempa Itu Sukses di Gulajoss Kriuk dan Nnyusnya Usaha Jamur Keuangan -- 13 Hati-Hati Menghitung Pinjaman agar Tidak Menjadi Buntung Kredit Perbankan DIY Tumbuh 10,9 Persen News Seremonial -- 14 Jogja Fashion Week 2010 “The Recent Future� Pos Tambah Agen Soft Opening Whiz Hotel Jogjakarta Lima Tahun, 60 Hotel di Indonesia Honda Luncurkan Safety F1RST Penukaran Uang Receh Bisa di BI Atau di 16 BPR Galery -- 15 Iklan -- 16


Edisi Bulan September 2010

3

Ramadan Raup Untung Bisnis Musiman Ada fenomena menarik yang muncul saat Ramadan. Lihat saja, hampir di setiap sudut strategis bermunculan para pedagang musiman. Mulai dari pedagang yang menjajakan kolak, es kelapa muda, ataupun cocktail, aneka makanan ringan hingga hidangan untuk berbuka ataupun sahur. Bahkan tidak sedikit pula yang masuk dalam komunitas pasar tiban tahunan. Ya, lantaran pasar ini hanya muncul setahun sekali saat Ramadan. Aktivitas ini seperti yang terlihat di Pasar Sore Ramadan yang terletak di Kompleks Masjid Kauman di wilayah Kelurahan Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta.

M

eski sifatnya musiman, namun keuntungan yang ditawarkan memang cukup menjanjikan. Maklum, Pasar Sore Ramadan Kauman ibarat telah memiliki trade mark sebagai pusat jajanan saat Ramadan di Jogja. Peluang bisnis ini pula yang akhirnya menarik minat pedagang-pedagang lain untuk bersaing mengisi periuk nasinya di tempat ini.

Potensialnya pasar ini, terlihat dari jumlah pedagang di kios ataupun los yang terus bertambah. Tidak sedikit pula yang lantaran tidak dapat jatah kios ataupun los, yang akhirnya berjualan di area sekitarnya. Bayangkan, 15 tahun yang lalu, di tempat ini hanya terdapat 2-3 orang pedagang. Namun kini gang sepanjang 200 meter ini telah di-

Pasar Sore Ramadhan Kauman

penuhi oleh pedagang. Jumlahnya sekarang tak kurang dari 50-an pedagang. “Setiap pedagang dikenai biaya sewa sebesar Rp 100.000 untuk berjualan selama Ramadan,” tutur ipung selaku Panitia Pasar Sore Ramadan Kauman. Selama Ramadan, omzet pedagang pun rata cukup bagus di kisaran Rp 1 juta. “Kita sudah dari tahun 1995. Omzet biasanya akan mengalami kenaikan di pertengahan bulan Ramadan hingga menjelang Lebaran,” tutur Ipung. Hal ini seperti disampaikan oleh Mbah Hartono. Salah seorang penjual aneka lauk pauk di Pasar Sore Ramadan Kauman ini mengaku aneka lauk pauk yang ia jual ratarata selalu habis diserbu pembeli. Beberapa diantaranya produk yang dijual ada yang buatan sendiri, namun tidak sedikit pula yang titipan. “Untungnya lumayan. Mayoritas yang dagang di sini adalah masyarakat setempat. Tapi yang dari luar Kauman juga ada,” ungkap Mbah Hartono.

Ramadan, sepertinya tidak hanya menarik minat para pedagang musiman. Peluang bisnis yang muncul pun tak jarang dimanfaatkan oleh para pengusaha ataupun pebisnis untuk raup untung. Seperti halnya yang dilakukan oleh para pengusaha busana muslim ataupun perlengkapan ibadah. Maklum, Ramadan ibaratnya adalah musim panen. Omzet bisnis dimoment inipun bisa naik lebih dari 300 persen. Hal ini seperti disampaikan oleh Asisten Manager Khasanah Muslim Al Fath Yudhiyanto kepada Spirit Bisnis, kemarin. Menurut Yudhi, bisnis busana muslim ibarat mengalami panen selama 40 hari dari sebelum hingga setelah Ramadan. Karakteristik barang yang diminati pun berbeda. Di awal Ramadan, costumer cenderung mencari perlengkapan ibadah seperti mukena, peci, sajadah, ataupun sarung. Memasuki pertengahan Ramadan, produk bergeser ke busana muslim dan asesorisnya. Kondisi ini berlangsung hingga sekitar seminggu setelah Lebaran.

Suasana Ramadhan di Jalan Patangpuluhan

Peningkatan volume bisnis, juga dirasakan Margaria Grup. Usaha yang dikomandani Hj Dyah Suminar dengan berbagai unit usaha, mulai dari pakaian batik, pakaian muslim hingga salon dan perawatan ini cenderung naik di bulan puasa ini. “Kita juga merasakan geliat usaha meningkat di beberapa moment khusus termasuk Ramadan ini. Margaria Group sendiri

berusaha mengikuti pergerakan tersebut sehingga konsumen mendapatkan banyak pilihan akan produk yang diinginkan, termasuk fashion,” papar Dyah Suminar kepada Spirit Bisnis baru-baru ini. Diakui oleh Dyah Suminar, nuansa Ramadan pun semakin hidup. Di sisi lain, masyarakat juga tidak mau melewatkan peristiwa tahunan dengan mengoptimalkan ibadah sebulan penuh tersebut. Di dunia bisnis fashion, kata Dyah, tampaknya dianggap menarik di banyak kalangan. Karenanya, ‘pemain baru’ bermunculan dan tentu saja kondisi tertentu menjadi kompetitor. “Tetapi kita bukanlah mengganggap se bagai pihak yang harus dimusuhi dalam konteks persaingan bisnis. Khusus pada bisnis batik semakin masyarakat mendapatkan edukasi tentang batik maka semakin batik menjadi bagian dari fashion masyarakat setempat, batik semakin variatif, kreatif, menghidupkan industri dalam negeri dan budaya bangsa makin dilestarikan,” tegasnya.

Dari yang tua sampai mahasiswa ak ketinggalan mencari jajanan untuk berbuka puasa

Sedangkan untuk gerai muslim, lanjut Dyah Suminar, penambahan produk apapun tentu karena ingin mengajak masyarakat bergaya hidup Islami. Bertambahnya omzet, otomatis akan meningkatkan kemampuan Margaria Group memberikan lebih banyak pilihan, kenyamanan dan solusi bagi kebutuhan fashion dan ibadah bagi kaum muslim. “Produk untuk muslim tidak dibatasi untuk dibeli bagi orang muslim saja tetapi kita ikut mendorong masyarakat bagaimana berelasi dalam keragaman agama, termasuk saling memberi dan berbagi,” katanya. Terkait dengan Lebaran tahun ini, Dyah Suminar menargetkan penjualan naik dari sebelumnya. Dia menyebut angka kenaikan untuk tahun ini berkisar 10 hingga 20 persen.

Selain kuliner, geliat pasar di dunia fashion juga meningkat dikarenakan kebutuhan menjelang Hari raya

Bersambung ke halaman 4 Laporan Khusus..


Edisi Bulan September 2010

Sambungan halaman 3 Laporan Khusus..

“Minimal bertahan seperti tahun sebelumnya,” imbuhnya. Margaria Group juga terus melakukan kreasi dan inovasi, strategi untuk selalu bertahan di seluruh aspek, pelayanan, kenyamanan, produk yang berkarakter serta fasilitas bisa menjawab kebutuhan konsumen. Contoh menyediakan produk mukena praktis dan simpel, batik dengan motif tertentu, mengupayakan layanan terbaik dan memberikan jawaban atas kebutuhan konsumen seperti VIP member, fasilitas musholla dan ruang tunggu yang nyaman. Sementara Ketua Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Sleman (ASPIKA) Agus Lidwines Noviantono melihat puasa ini selalu identik dengan meningkatnya pertumbuhan pebisnis makananminuman dadakan. “Kita lihat di jalan-jalan menjelang buka puasa yang dadakan menjadi pengusaha makanan. Termasuk mahasiswa yang ada di Jogjakarta. Sentra-sentra kampus menjadi ajang jualan makanan, seperti di Lembah UGM, Jalan Kaliurang, Kampus UII yang di atas dan lainnya,” papar Agus.

Terkait dengan Lebaran tahun ini, Dyah Suminar menargetkan penjualan naik dari sebelumnya. Dia menyebut angka kenaikan untuk tahun ini berkisar 10 hingga 20 persen.

“Bisnis musiman lain yang

turut mengalami tren kenaikan, selain makanan dan busana muslim adalah catering, parsel, kue lebaran, hingga penyewaan mobil”

“Indonesia cukup besar dan menjadi pasar yang empuk bagi sebagai produk. Sayangnya, pemerintah tidak membantu pelaku UKM dalam negeri dan membiarkan begitu saja, produk asing mengalahkan produk milik bangsa sendiri,” katanya. Ketua Kelompok Kajian Ekonomi Bank Indonesia Cabang Yogyakarta Dwi Suslamanto mengatakan Ramadan memang tidak hanya mengindikasikan pada peningkatan pergerakan sektor riil khususnya di segmen mikro, akan tetapi juga perbankan. Ramadan hingga Lebaran biasanya selalu diikuti dengan tren kenaikan penyerapan pembiayaan masyarakat. “Yang paling tinggi biasanya tetap adalah konsumsi. Tapi jangan salah, meski jenisnya masuk dalam kategori kredit konsumsi, akan tetapi tidak sedikit yang menjadikannya sebagai modal usaha kecil-kecilan itu tadi,” ungkap Dwi Suslamanto dalam sebuah kesempatan.

Pemilik Wahyu-Austin Pastry and Culinary ini menambahkan, berkah puasa memang cukup besar. Menurutnya, usaha makanan dan minuman baik secara pendapatan dan pelakunya cenderung meningkat. Sayangnya, lanjut Agus, kenaikan ini selalu diiringi dengan kenaikan harga bahan baku dari makanan dan minuman yang dijual. “Selisih keuntungan jadi tidak bisa banyak. Bagi pemain lama, mungkin mereka bisa menyiasati dan menghitung sungguh-sungguh dan bisa memprediksikan kenaikan bahan makanan yang dijualnya,” katanya. Namun bagi ‘pendatang baru’, Agus melihat banyak yang tidak bisa menghitung secara benar sehingga keuntungan yang diterima tidak bisa besar. “Kalau hitungan keuntungan, kenaikan sampai 30 persen sudah bagus seiring dengan membanjirnya persaingan itu,” katanya.

Persaingan yang terjadi di jualan makanan-minuman tidak hanya bersifat lokal. Makanan-minuman dari luar negeri juga membanjiri pasar Indonesia dan ini seharusnya konsern tersendiri bagi pemerintah.

Bisnis musiman lain yang turut mengalami tren kenaikan, selain makanan dan busana muslim adalah catering, parsel, kue lebaran, hingga penyewaan mobil. Sementara dengan posisi Jogja sebagai destinasi wisata, libur Lebaran pun ditandai dengan peningkatan omzet bisnis jasa akomodasi, oleh-oleh, dan lain sebagainya. (tik/rep/hari)

Karakteristik Usaha Musiman * Tren melonjak hanya sementara. * Kontrol stok produk, jangan sampai kurang namun jangan juga berlebihan. * Perhitungkan dengan baik, bahwa bisnis yang dipilih harus langsung balik modal dan menciptakan laba. * Memasarkan sejak sebulan sebelumnya. * Bersiap dengan banyaknya pesaing berbisnis serupa. * Pastikan ketersediaan SDM

4


5

Edisi Bulan September 2010

Gagal, Bangkit Lagi!!! “Semangat ”Never Give Up!”, yakni semangat pantang menyerah yang timbul dari dalam insan-insan luar biasa yang sadar potensi. Sebab, di balik kegagalan, pastilah ada pembelajaran. Di balik halangan dan rintangan menghadang, pastilah ada peluang yang menantang untuk dimenangkan.“

Ditulis oleh : Andrie Wongso Motivator no. 1 di Indonesia www.andriewongso.com

P

ada suatu sore hari, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan, dan frustasi yang menggantung. Dia hanya berjalan dengan langkah gontai ke sana kemari tanpa arti, seperti tak tahu apa yang dilakukannya. Sementara di taman itu banyak orang menikmati keindahan pepohonan yang sesekali diiringi kicauan burung, si pemuda hanya tertunduk lesu. Setelah sekian lama, ia kemudian terduduk di sebuah kursi taman dan menghela napas panjang.

Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit atau dia akan membuat kembali sarangnya di tempat lain?

Saat itu, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pohon tempat dia duduk sambil melamun. Dengan perasaan iseng dan kesal, diambilnya sebatang ranting yang jatuh tak jauh dari tempatnya duduk. Seperti hendak melepaskan tak karuan yang melandanya, si pemuda segera mengarahkan ranting tersebut untuk merusak sarang si laba-laba. Akibatnya, benang-benang sarang dari laba-laba yang sudah seperempat jadi itu pun rusak berantakan.

Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat penuh memperbaiki dan membuat sarang baru, pemuda yang dari tadi memperhatikan ulah laba-laba kembali timbul rasa isengnya. Maka, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk kali kedua.

Setelah puas dengan kelakuannya, si pemuda memperhatikan ulah si laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan labalaba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya?

Pertanyaan itu tidak membutuhkan jawaban untuk waktu yang lama. Karena si laba-laba kembali ke tempatnya semula dan mulai mengulangi kegiatan yang sama. Laba-laba merayap-merajut-melompat, dan dengan lincah ia menyusun helai benang yang dipintalnya dengan penuh ketekunan. Semakin lama, semakin lebar dan ia pun hampir menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.

Setelah kembali hancur, pemuda kembali ingin tahu, apa yang akan dilakukan si laba-laba. Ternyata, tak disangka-sangka oleh si pemuda, untuk ketiga kalinya laba-laba mengulangi kegiatannya. Ia kembali memulai dari awal – dengan bersemangat merayap-merajut-melompat dan menyusun setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya. Dengan tekun laba-laba kembali memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.

Demi melihat dan mengamati ulah laba-laba yang mau membangun sarang yang telah hancur untuk kali ketiga, sang pemuda mendadak sontak tersadarkan. Tidak peduli berapa kali sarang laba-laba dirusak dan dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. Semangat binatang yang begitu kecil, namun giat bekerja tanpa mengenal lelah, menimbulkan perasaan malu pada diri pemuda. Ia seperti mendapatkan pencerahan. Karena sesungguhnya, si pemuda yang tadinya merasa hati dan perasaannya gundah, rupanya baru saja mengalami satu kali kegagalan! Karena itu, melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati, “Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi! Berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang, seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap kehancuran!” Segera, si pemuda bangkit, dan bertekad kuat untuk bekerja lebih giat lagi. Bila perlu, dia akan memulai dari awal lagi, tanpa putus asa. Pembaca yang luar biasa! Mengalami kegagalan bukan berarti kita harus menye rah, apalagi putus asa. Sebab, sebenarnya dengan kegagalan itu berarti kita harus introspeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin... Melalui ke gagalanlah kita bisa mengevaluasi setiap langkah yang telah kita lakukan. Deng an begitu, kita akan tahu hal apa saja yang perlu diperbaiki dan tahu di mana saja kesalahan yang telah kita perbuat untuk tidak mengulanginya. Hal itu akan mendasari langkah kita ke depan menjadi lebih baik. Kegagalan harusnya mulai kita pandang dari sudut yang berbeda. Kita gagal bukan berarti kita tidak sukses, melainkan kita belum sukses. Seperti kata pepatah yang sering kita dengar: kegagalan adalah bagian kecil dari proses sebuah kesuksesan atau kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Banyak tokoh dunia yang kita kenal, semua pasti pernah mengalami proses kegagalan. Tak hanya sekali, bahkan berkali-kali. Tak hanya itu, saat berada di puncak kesuksesan pun, tak jarang mereka terpeleset dan bahkan kembali jatuh ke jurang. Namun, bagi mereka yang memiliki kekayaan mental, rasa sakit dan jatuh itu hanya akan dirasakan sebagai masa belajar dan mengasah diri untuk kembali menggapai prestasi. Itulah kekuatan sesungguhnya dari semangat ”Never Give Up!”, yakni semangat pantang menyerah yang timbul dari dalam insan-insan luar biasa yang sadar potensi. Sebab, di balik kegagalan, pastilah ada pembelajaran. Di balik halangan dan rintangan menghadang, pastilah ada peluang yang menantang untuk dimenangkan. Mari, jadikan semangat ”Never Give Up!” menjadi sumber kekuatan untuk terus menerjang tantangan, serta pedoman untuk berkarya, bertindak, dan berusaha demi mencapai sukses yang luar biasa!!!

“Kartini” Pangandaran itu hanya Tamatan SMP

Dari Dagang Ikan Basah, Punya Pesawat Carteran Mengaku asli Jawa, ia memang fasih berbahasa Jawa. Hanya saja karena bertahun-tahun membangun bisnis di kawasan Pangandaran, ia juga luwes berbahasa Sunda. Perjalanan kemudian, karena sering melayani pelanggan manca negara, bahkan mengemudikan sendiri pesawat terbangnya, iapun fasih pula berbahasa Inggris. Tetapi siapa sangka jika wanita berkulit gelap itu sekadar tamatan SMP dengan ke sehariannya berprofesi sebagai pedagang ikan laut. Itulah dia Susi Pudjiastuti.

B

erbekal Rp 750.000,- hasil menjual gelang, kalung, dan cincin miliknya, Susi mulai jadi pengepul ikan pada 1983. Waktu itu ia baru sanggup membeli 1 kg, besoknya 2 kg, lusa 5 kg. Begitu seterusnya. Dalam tempo setahun, ia berhasil memasuki pa sar Cilacap. Makin majunya usaha, menuntun Susi mulai menyewakan perahu untuk nelayan mencari ikan dan mobil untuk pengiriman. Kini ia punya ratusan perahu dan puluhan truk. Ia pun kemudian menjadi penyalur tetap hasil laut ke beberapa pabrik besar di Jakarta. Tiap hari, pukul 15.00, ia meluncur ke Jakarta untuk setor. Di tengah jalan, ia mampir ke Cikampek untuk mengambil katak. Setelah urusan bisnisnya usai, malam hari pun ia langsung balik ke Pangandaran. “Begitulah keseharian saya,” tuturnya. Harga ikan dan udang yang fresh sampai ke Jepang kurang dari 24 jam, bisa dua kali lipat lebih mahal. Itu sebabnya ia tak segan-

segan membeli pesawat terbang Cessna agar ikan atau udang yang diekspor bisa tiba kurang dari 24 jam. Ia tahu, semakin murni ikan itu dari bahan pengawet, semakin banyak diburu penggemarnya. Maka ia pun membuat pabrik pe ngolahan ikan tanpa bahan kimia. Bermetamorfosa Maka pabrik ikannya pun dibangun mirip mal, dengan investasi lumayan besar. Jangan tanya teori kepadanya, sebab ia pasti akan menggeleng. Jadi ketika ditanya apa resep suksesnya, ia tak mampu menjawab. “Menurut saya ilmu ekonomi itu alamiah. Kalau orang mau berdagang, ya sediakan barang yang bagus, kasih harga yang bagus, begitu saja.” Ia memang tidak belajar secara akademis. ”Saya hanya berijazah SMP, kalau ngelamar kerja jadi apa?” ujarnya merendah. Namun dari jejaknya, terlihat jelas bahwa ia justru mengamalkan berbagai ilmu manajemen yang banyak diteorikan oleh para pakar manajemen.

Dianggap gila Pesawat Cessna yang semula hanya dipakai untuk mendukung ekspor hasil lautnya ternyata mampu menggugah semangat wirausahanya untuk masuk ke bisnis baru, pesawat carteran. Tahun ini ia bakal memiliki 14 pesawat kecil yang terbang ke daerah-daerah pelosok, termasuk Aceh dan Papua. Keputusannya keluar dari sekolah saat masih berusia 17 tahun memang sangat disesalkan orangtuanya. Namun, berkat keuletan dan kerja kerasnya, kini Susi Pudjiastuti memiliki 50 pesawat dan pabrik pengolahan ikan yang berkualitas untuk melayani kebutuhan ekspor. Susi adalah presiden direktur PT ASI Pudjiastuti yang bergerak di bidang perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation, operator pe nerbangan Susi Air. Dari 50 pesawat milik wanita kelahiran 15 Januari 1965 itu, antara lain, Grand Caravan 208B, Piaggio Avanti II, Pilatus Porter, dan Diamond DA 42. Sebagian besar pesawat itu dioperasikan di luar Jawa seperti Papua dan Kalimantan. Susi tak mematok harga sewa pesawat secara khusus, tetapi ratarata USD 400-USD 500 per jam. ”Kadang ada yang mau USD 600USD 700 per jam. Perusahaan mi nyak mau bayar USD 1.000 karena beda-beda level service yang dituntut. Untuk keperluan terbang, semua piranti disediakan Susi Air. Pesawat, pilot, maupun bahan bakar. Jadi, itu harga nett mereka tinggal bayar,” tegasnya. ”Kami mulai bersinggungan dengan dunia penerbangan tahun 2000, tapi nggak laku. Kami diketawain oleh

orang bank dan dianggap gila. Mau beli pesawat USD 2 juta, bagaimana hanya dengan ikan dan udang bisa bayar!” ujarnya menirukan ledekan yang diterimanya. Baru pada 2004, Bank Mandiri percaya dan memberi pinjaman USD 4,7 juta (sekitar Rp 47 miliar) untuk membangun landasan serta membeli dua pesawat Cessna Grand Caravan. Perkembangan bisnis sewa pesawat terus melangit. Utang dari Bank Mandiri sekitar Rp 47 miliar sekarang tinggal 20 persennya. ”Sebentar lagi juga lunas!” sambungnya optimis. Sedangkan utang di BRI, sebagian baru mulai cicil. Kalau ditotal, semua utang dari perbankan, lebih dari Rp 2 triliun. Urusan mengangsur tak begitu dipusingkan, karena Susi tak hanya menebar jaring di laut, mengepakkan sayap di bisnis pesawat dan menebar jaring di laut. Sekarang, dia merambah bisnis perkebunan.

”Perikanan kami sempat hampir limbung akibat tsunami Pengandaran 2005. Hampir dua tahun nggak ada kerja perikanan,” tuturnya. Untuk penerbangan rute Jawa seperti Jakarta-Pangandaran, Bandung-Pangandaran, dan Jakarta-Cilacap, diakuinya masih merugi. Sebab, sering terjadi hanya ada 3-4 penumpang. Dengan harga tiket rata-rata Rp 500.000,-, tidak cukup untuk membeli bahan bakar. ”Sebulan rute Jawa bisa rugi Rp 300 juta-Rp 400 juta. Tapi, kan tertutupi dari yang luar Jawa. Lagian, itu juga berguna untuk angkut perikanan kami,” ujarnya. Susi memang mengutamakan bisnis ikan segarnya. Dengan pesawat, tinggal landas, bisa mengangkut 1,1 ton ikan atau lobster segar. Pembelinya dari Hongkong dan Jepang setiap hari menunggu di Jakarta. ”Bisnis ikan serta lobster tetap kami utamakan, dan bisnis penerbangan terus kami kembangkan!” ungkapnya mengunci perjumpaan dengan Spirit Bisnis. □ oethomo


Edisi Bulan September 2010

6

GUDEG PERMATA,

Rasa dan Harga Selalu Pas masakan gudeg dan sambal buatan Bu Pujo. Pembeli dan langganan hasil gethok tular (dari mulut ke mulut) tersebut mulai bertambah banyak sehingga usaha gudeg Bu Pujo pun semakin dikenal.

sambal krecek dan cita rasa gudeg. Sambalnya cukup pedas sehingga orang Sumatra pun menyukainya. Rasa gudegnya tidak terlalu manis seperti kebanyakan gudeg Jogja. Bagi orang Jogja atau luar Jawa yang tidak suka masakan manis, mereka merasa cocok dengan Gudeg Permata.

Bagi anda yang ingin bersantap nikmat, Gudeng Permata barangkali bisa menjadi salah satu pilihan. Bukan hanya yang belum pernah menjajal menu gudeg, bahkan yang sudah terbiasa pun, Gudeg Permata layak untuk dicoba. Bukan saja soal rasa yang pas di lidah, tapi Gudeg Permata juga dikenal pas di kantong. Sehingga menu khas Jogja satu ini, relatif bisa diterima banyak kalangan, entah itu warga Jogja sendiri, ataupun warga luar kota yang sedang di Jogja.

G

udeg Bu Pujo atau dikenal dengan Gudeg Permata, karena lokasinya berada di sisi barat areal Gedung Bioskop Permata. Begitu terkenalnya Gudeg Permata sehingga banyak orang ‘gede’ yang menjadi langganan atau menyempatkan mampir untuk mencicipi Gudeg Permata. Sebut saja Sri Sultan HB X, almarhum Sri Paku Alam VIII, Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto, Andi Mallarangeng yan kini menjadi Menpora, serta kalangan artis termasuk Rano Karno.

Ketika Bu Pujo masih ada, Sultan HB X sering memesan nasi Gudeg Permata. Jika Sri Sultan HB X atau keluarga kraton datang memesan, biasanya pembeli yang lain tahu diri. Demikian pula jika almarhum Sri Paku Alam VIII atau keluarganya memesan maka pembeli yang lain bersedia menunggu hingga giliran mereka tiba. Menu andalan Gudeg Permata sejak dulu hingga sekarang masih tetap sama, yaitu

Saat ini, Bu Pujo sendiri sudah meninggal sehingga Gudeg Permata diteruskan oleh Wati, putri ketiga almarhum. Meskipun Bu Pujo sudah meninggal, namun rasa Gudeg Permata tidak berubah karena Wati mewarisi resep-resep jitu gudeg dari Bu Pujo. Wati memang dipercaya untuk meneruskan ‘Dinasti Gudeg Permata’ yang dirintis sang ibu. Konon, Bu Pujo memulai usaha sebelum tahun 1951. Awalnya, ia membantu sang ibu, Marto Surip (almarhum) berjualan gudeg di Pasar Ketandan (utara Pasar Beringharjo). Sebelum ibunya (Marto Surip) meninggal, Bu Pujo berusaha berdikari dengan membuka usaha gudeg di Gedung Bioskop Luxor (kini bernama Gedung Bioskop Permata) sekitar tahun 1951. “Dapat tempat di sana juga atas izin pemilik Gedung Bioskop Luxor,” jelas Pak Pujo. Saat itu pembeli maupun langganannya belum banyak, suasananya pun masih sepi. Sebelum krisis ekonomi tahun 1998, sebenarnya banyak penonton Bioskop Permata yang makan gudeg setelah nonton film yang diputar pada pukul 19.00 dan 21.00 WIB. Lama-kelamaan, banyak orang yang suka dengan

Yanti Restaurant

Sensasi Gurameh Crispy Sariyanti mengatakan sejak beberapa waktu terakhir, bisnis kuliner di Yogyakarta memang relatif cukup bagus. Pihaknya optimis gurameh crispy yang ada di Yanti Restaurant mampu menarik minat customer. Tersebih dengan cita rasa dan penyajian yang menarik. Yanti mengatakan sebenarnya bumbu-bumbunya hanya rempah-rempah biasa seperti merica dan bawang dan aneka tepung yang dijadikan satu kemudian diloah seperti membuat biasa. Yang membedakan hanya cara penggorengannya yang dibuat sedemikian rupa agar ikan gurameh tidak terlalu gosong dan tepung krispinya menyatu dengan daging ikan yang digoreng. Terutama campuran tepung panirnya yang membuat gurameh tersebut terasa crispy sekali.

I

ngin menikmati sensasi kuliner gurameh yang berbeda? Sempatkan datang ke Yanti Restaurant. Di tempat ini para penikmat kuliner bakal mendapatkan sajian kuliner khas berupa gurameh crispy. Kriuk, renyah dan lezaat. Lokasinya yang berada di area persawahan memberikan kesan dan nuansa yang berbeda. Pemilik Yanti Restaurant, Sariyanti, mengatakan bahwa gurameh crispy ini adalah bagian dari inovasi yang dilakukan oleh manajemen restoran. Pihaknya melihat, sejauh ini sambutan customer pun relatif cukup bagus. “Sebenarnya gurameh crispy ini saya buat sejak tahun 2002 lalu yang dilatarbelakangi oleh menu-menu dari ikan gurameh yang hanya diolah dengan digoreng dan dibakar saja, maka teman-teman saya pada waktu itu meminta saya untuk menyajikan olahan ikan gurameh yang lainnya,” ujar Sariyanti.

“Gurameh crisphy ini cocok sekali dimakan hangat-hangat dengan saos khas bu yanti,” katanya. Mengenai harga, Yanti mentakan tergantung ukuran ikan gurameh yang dipesan karena restoran ini hanya menyediakan ikan gurameh ukuran sedang dan besar yang dipatokdari harga Rp.75 ribu hingga Rp150 ribu tergantung dari pesanan pembeli yang sudah termasuk saos sambalnya. Rata-rata diambil ukuran sedang di restoran, ikan bisa pesan besar ikan guramehnya. Masakan lainnya yang juga diandalkan oleh Yanti Restaurant yang buka mulai pukul 08.00-21.00 ini dengan menu crispynya yang lain dapat dirasakan mulai dari ayam crispy hingga gurameh steak, gurameh lombok hijau, oseng-oseng daun pepaya, sayur asem, karedok, aneka sup dan lain-lain juga disajikan sangatlah lezat dan nikmat. (Tik)

Masa keemasan gudeg Bu Pujo yang kini terkenal dengan trade mark Gudeg Permata terjadi sebelum krisis ekonomi. Keuntungan dari hasil jualan gudeg juga sudah bisa dinikmati. Terbukti, almarhum bisa menyekolahkan dua dari tiga putrinya di perguruan tinggi, memperbaiki rumah, bahkan menyisihkan sebagian uang untuk menabung. Setiap hari, kecuali Minggu, Gudeg Permata buka mulai pukul 21.00 hingga 01.00 dini hari. Menurut Wati, resep sukses Gudeg Permata selain menu gudeg yang khas Bu Pujo, ia juga sangat memperhatikan cara men-service pembeli dan langganan. Masa ‘panen’ rizki biasanya terjadi selama bulan Ramadhan, sehari setelah lebaran, dan tahun baru. Setiap hari, hanya dalam waktu lima jam, yaitu mulai pukul 21.00 hingga 01.00., bisnis gudegnya mampu menghabiskan 25 ayam kampung dan 200 telur itik. Dari situ bisa dibayangkan betapa banyaknya pembeli yang antre. Sedangkan kapasitas tempat duduk lesehan yang tersedia mampu menampung sekitar 100 orang. Setiap hari, rata-rata Gudeg Permata melayani hingga 200 orang pembeli. Bahkan jika malam Minggu, pembelinya bisa lebih dari 200 orang. (sw)


Edisi Bulan September 2010

Ia juga mengaku mendapat banyak ilmu, sejak berkecimpung dalam usaha ini.

Kalyanaa

Dres Kasual Batik Yang

Colourful bentuk formal, untuk yang kasual dengan motif cerah belum begitu banyak pilihannya.

Membuat busana bukan harus pekerjaan desainer, pecinta fashion pun dapat membuat busana kreasi sendiri.

meski dunia usaha masihlah asing bagi dirinya. Kemudian dres kasual padu padan kain bermotif dengan batik cerah karyanya ini ia beri label Kalyanaa.

S

eperti yang dilakukan oleh Novi Ristyanie, dalam kesehariannya Novi adalah karyawan swasta yang bergerak di media lifestyle di Jogjakarta. Dunia fashion tak asing baginya, sebab di medianya ia memegang rubrik fashion. Banyaknya referensi fashion, membuat ia tertantang untuk berkreasi sendiri. Dan di waktu luang ia manfaatkan dengan membuat dres kasual desain sendiri dari berbagai bahan bermotif kemudian diaplikasikan dengan kain batik motif dan warna cerah. Awalnya untuk koleksi pribadi, namun melihat adanya peluang pasar yang terbuka yakni wanita muda dan dewasa, ia pun mencoba untuk menjualnya,

Kontak Novi Ristyanie HP 081578821701 http://www.kalyaanaindonesia. blogspot.com/

“Awalnya saya hobi memadupadankan kain-kain bermotif, lalu berkembang dengan mengaplikasikannya dengan batik dan jadilah dres kasual seperti yang saya harapkan. Selain itu saya juga ingin melihat cewek-cewek tampil kasual dan ceria dengan dres batik berwarna cerah,” alasannya memulai usaha ini. Novi memilih bahan batik sebagai daya tarik penjualan, karena menurutnya peminat batik dengan motif cerah terbilang cukup banyak. Selama ini batik yang ada di pasaran, modelnya masih dalam

Warung Snack Pagi Flamboyan

Hanya Bermodal Tempat, Untung Terus sehingga susah membagi waktu dan capek juga. Akhirnya saya putuskan untuk menerima titipan kue saja.” Usaha penitipan kuenya eksis hingga sekarang. Hal ini dikarenakan usaha seperti ini minim sekali resiko, sebab penjual seperti ibu Ida ini hanya menerima penitipan kue, jika ada kue yang tak laku dikembalikan lagi kepada pembuatnya.Lalu mengenai keuntungan, Ia dapat mengambil keuntungan sekitar 100 rupiah dari harga dasar setiap kue yang dijual. Berikut 10 % dari pemesanan snack yang ia terima.

U

saha sarapan pagi merupakan alternatif usaha yang menguntungkan dan ‘aman’. Bahkan ada pula yang tak perlu mengeluarkan modal uang. Seperti yang dilakukan oleh ibu Ida Rosida (45 tahun), pemilik Warung Snack Pagi Flamboyan ini hanya perlu modal tempat dan kepercayaan antara ia selaku penjual dengan pembuat kue yang menitipkan dagangannya. Model kerja samanya pun cenderung ke arah konsinyasi. Pemilik snack menitipkan makanan dan Ida Rosida pun tinggal membayar dagangan yang laku. Sementara yang tidak laku, akan kembali kepada pembuatnya. Ada sekitar 100 macam kue yang dititipkan kepadanya setiap hari. Usaha penitipan kue ini ia rintis sejak tahun 2005 lalu hingga sekarang . Awalnya memang bukan langsung penitipan kue, namun menjual bubur areh, gudeg, ketan, gudangan terlebih dahulu. Tepatnya 13 Juli 2002 ia membuka usaha sarapan pagi dengan pertimbangan di sekitar perumahannya masih jarang penjual yang menyediakan sarapan pagi. Hanya ada beberapa bakul gudeg yang berkeliling. Ditambah lagi lokasi rumahnya yang strategis, yakni berada di pojok jalan besar. Sehingga mudah untuk dilihat dan dijangkau. Tiga tahun berjalan, jumlah kue yang dititipkan semakin banyak. Lambat laun Ida tak lagi sempat membaut bubur dan produk yang ia buat sebelumnya. Sehingga ia pun memutuskan untuk hanya menerima penitipan kue saja. “Saya kemudian berhenti membuat bubur dan sebagainya, karena harus bangun pagi untuk memasak sementara yang nitip juga datangnya pagi, jadi bersamaan

“Biasanya yang menjadi masalah adalah tempat atau kotak kuenya yang sering tertukar, karena tidak diberi tanda atau nama oleh pembuat kuenya. Kalau soal hitung-hitungannya nyaris tidak ada masalah. Sebab mereka memberikan catatan jumlah kue dan harga dasarnya,” papar Ida yang dulunya pernah bekerja sebagai karyawan di berbagai toko di Jogja. Para penitip kuekebanyakan berasal dari sekitar perumahan Perumnas, namun ada beberapa dari wilayah yang jauh seperti Janti dan Nologaten. Dalam menjalankan usaha ini, Ibu ida hanya dibantu oleh seorang adik iparnya. Warung snack pagi ini buka Senin-Sabtu dari jam 05.30 -11.00. Selebihnya pada jam 11 siang hingga selesai, Ibu Ida hanya melayani para penitip yang mengambil barang dagangan dan uang mereka. (RIV)

Analisa Usaha Modal Awal = nol rupiah Memanfaatkan ruang kosong di rumah. Menyediakan property pendukung seper meja untuk menggelar dagangan Keuntungan : Mengambil keuntungan rata-rata Rp 100 dari kue yang dijual plus 10 persen dari pemesanan kue Strategi Usaha : 1. Menerapkan kerjasama konsinyasi 2. Memanfaatkan lokasi strategis 3. Menghadirkan banyak alterna f pilihan produk 4. Pelayanan yang ramah dan cepat Biaya Operasional : Gaji karyawan 1 orang Rp. 500.000,00 Kontak : Warung Snack Pagi Flamboyan Jl. Flamboyan No 378, Perumnas Condong catur, Depok Sleman, Yogyakarta

7

“Tak hanya kain bermotif yang kadang tabrakkan dengan motif batiknya, saya juga menambahkan aksen renda di dres yang saya buat. Sehingga modelnya semakin ‘berwarna’. Dan dres kasual seperti ini menunjang penampilan wanita untuk tampil gaya nan ceria dalam keseharian mereka. Dan tentu saja bangga mengenakan batik,” ujarnya bangga. Bagi Novi menjalani usaha ini sangat menyenangkan, sebab selain hobi ternyata karyanya bisa membuat orang untuk tampil lebih gaya.

“Sebelumnya saya belum begitu paham tentang usaha(penjualan). Dengan menjajal usaha ini saya jadi bisa belajar banyak tentang hal itu, dimana prosesnya saya kerjakan sendiri dari awal hingga akhir, hanya pengerjaannya saya dibantu oleh penjahit di dekat rumah saya.” Untuk penjualannya, Novi hanya memanfaatkan media online untuk berjualan, seperti situs jejaring (FB, blogspot), menitipkan produknya di sebuah store yang menampung produk kreativitas anak muda Jogja. Dan hasilnya cukup memuaskan, dimana produk miliknya sudah mulai banyak dilirik oleh pangsa pasar wanita muda. Meski baru kali pertama menjajal usaha (jangka waktu enam bulan) dan masih dalam skala kecil (limited, sebulan sekitar 20 pieces), namun wanita lulusan Komunikasi Universitas Atmajaya 2009 ini tetap optimis untuk ke depannya. Selain mendapat apresiasi yang baik dari pembeli, modal usaha yang ia jalankan terbilang kecil namun mampu menuai keuntungan atau margin sekitar 30-50 %. (riv)

Analisa Usaha Modal awal : kain mo f dan ba k Rp. 500.000,Biaya produksi perbulan 20 baju, kain untuk satu baju @Rp.50-60 ribu Rp. 1.200.000,Ongkos jahit 20 baju @40-70ribu Rp. 1.500.000Omzet Margin yang didapat sekitar 30-50 % Kendala : Belum banyak kendala yang berar , hanya kendala waktu, karena pelaku usaha ini masih ada pekerjaan tetap (office hour), jadi waktu untuk berkreasi dengan kain-kain ba k ini masih terbatas. Kelebihan Usaha : 1. Tidak membutuhkan modal yang besar 2. Tidak membutuhkan sewa tempat 3. Pangsa pasar wanita yang terbuka lebar (muda&dewasa) 4. Bahan baku yang mudah didapatkan (ba k, kain mo f) 5. Banyaknya penjahit busana wanita (sehingga dak tergantung dengan satu penjahit saja) Strategi usaha : 1. Memanfaatkan situs jejaring FB dan blogspot sebagai sarana pemasaran 2. Konsiyansi dengan outlet 3. Promosi di komunitas sendiri (kantor, kampus, teman)


Edisi Bulan September 2010

8

Tampil Gaya dengan Bahan Alami Istilah Green living memang sudah tidak asing lagi bagi kita, bukan? Banyak cara untuk mulai sadar dan peduli akan lingkungan yang hijau melalui kampanye-kampanye yang sudah pernah ada. Dan nampaknya sudah banyak orang yang peduli terhadap pentingnya menjaga lingkungan agar tetap hijau. Mulai dari hal-hal kecil dalam kehidupan kita, seperti membawa tas ukuran besar dari rumah ketika berbelanja di supermarket. Sehingga membantu mengurangi penggunaan tas berbahan plastik.

Dalam urusan penampilan pun terutama bagi wanita, tak luput dari program peduli lingkungan. Hmm, sebentar mungkin hal ini membuat anda bertanya-tanya “kok bisa, bagaimana caranya?”. Jawabannya adalah dengan menggunakan aksesoris penunjang penampilan seperti tas, clucth dari bahan alami. Bahan alami yang biasanya digunakan untuk tas seperti Pandan, Enceng Gondok, Purun, Rotan, Mendong, Jerami. Di kota Yogyakarta sendiri banyak produsen tas berbahan alami, salah satunya adalah Lunar Cipta Kreasi, perusahaan yang lebih dikenal dengan produk furnitur dan perabotan rumah ini memang menggunakan bahan alami yang ramah lingkungan dan berkesinambungan(daur ulang) di setiap produknya.

“Untuk produk tas, hampir seluruhnya merupakan perpaduan antara serat alami dan kulit. Memanfaatkan kekayaan flora lokal yang berlimpah seperti Purun, Gajih, Agel, Rotan dan Pandan. Seluruhnya dikerjakan secara handmade dan juga menggunakan bahan-bahan non toxic yang tidak berbahaya dalam pewarnaan dan finishing-nya,” jelas Naraswari mewakili Lunar. Selanjutnya adalah padu-padan yang pas antara bahan alami dengan design yang mengikuti trend membuat tas maupun clucth terlihat chic. Meski dibuat dari bahan alami, namun tetaplah gaya. Jadi tampil gaya, tidak harus merusak alam, bukan? (riv) Foto : Tas & Clucth Koleksi Lunar Cipta Kreasi, Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 10,2 No 45, Yogyakarta


Edisi Bulan September 2010

B

anyak obyek wisata nan eksotis yang belum banyak terekspose di Yogyakarta. Salah satunya adalah goa cemara. Rerimbunan yang terbentuk dari ribuan pohon cemara udang, membentuk layaknya sebuah goa nan hijau. Berjalan di sela-selanya pun memberikan sensasi rasa yang berbeda. Sejuk dan begitu nyaman. Di tempat ini terdapat sekitar 7000 pohon cemara yang ditanam di area seluas 20 hektar. Menariknya, penanaman pohon cemara ini dikelola oleh masyarakat setempat. Berawal dari sebuah niatan untuk membuat pemecah angin. Maklum, angin darat dan angin pantai yang bertiup cukup kencang hingga masyarakat kesulitan untuk bercocok tanam. Selain itu untuk mencegah pengikisan gumuk pasir yang ada. Ada sejumlah rute perjalanan menyusuri goa cemara hingga akhirnya sampai di bibir pantai Patihan. Hmm, sangat menyenangkan dan menjadi pemandangan baru yang cantik dan menarik. Ketua Kelompok Tani Raharjo Dusun Patihan Gadingsari Bantul Sumartono mengatakan dari tahun 2001 di tempat ini gencar ditanami cemara udang. Karena jarak yang dekat dan dahan yang saling bertautan akhirnya terbentuk layaknya sebuah goa sehingga kawasan ini pun dinamakan Goa Cemara.

9

yang ingin berkunjung seperti camping ground, kawasan bermain anak-anak, kuliner khas warga sekitar, dan kawasan hutan itu sendiri. “Sampai saat ini kami belum menarik retribusi dari para pengunjung dan hanya sebatas parkir saja. Tapi untuk camping kami kenakan tarif Rp 20 ribu Rp 25 ribu per orang selama 3 hari 2 malam,” katanya. Sumartono mengatakan dari awal dibuat hingga sekarang diakuinya sudah ada peningkatan kunjungan wisatawan mulai dari 50 ribu pengunjung kini menjadi 260 ribu pengunjung baik lokal maupun mancanegera. “Hanya saja, kami masih perlu mempromosikan kawasan ini sehingga ke depannya menjadi objek wisata pilihan para wisatawan,” ujarnya. Selain wisatawan yang datang dapat menikmati keindahan hutan cemara, wisatawan juga dapat menikmati sajian tarian khas Patihan berupa Reog, Tari Topeng, Wayang kulit atau orang, Jathilan, dan kesenian lainnya.

“Tidak dinyana, kini hutan cemara pun terbentuk dengan indahnya. Ide pun berlanjut untuk kemudian menjadikannya sebagai kawasan objek wisata dengan pesona keindahan di dalamnya,” tukas Sumartono. Lebih lanjut ia mengatakan seiring dengan perjalanan waktu, kini kawasan ini siap menjadi salah satu objek wisata andalan Bantul selain objek wisata yang lain. Segala fasilitas tambahan siap memanjakan para wisatawan

Goa Cemara,

Eksotisme di balik Rerimbunan Cemara Udang Semilir angin pantai Glagah Indah Kulon Progo sejenak menggugah rasa. Begitu sejuk dengan aroma khas pantai. Debur ombak serta pemandangan alam yang mempesona pun tersuguhkan di depan mata hingga sayang untuk dilewatkan. Rasakan, saat mata kita bebas menatap pertemuan kaki langit dengan garis pantai, lengkap dengan pemandangan yang ada di sekelilingnya.

Pemandangan Laguna nan Mempesona

S

aat memasuki gapura selamat datang di obyek wisata Pantai Glagah Indah Kulon Progo, salah satu lokasi yang cukup menarik adalah laguna dengan aliran air yang menuju ke arah muara. Bagi yang ingin naik perahu motor berkeliling sungai kecil yang terbentuk, fasilitas pun tersedia. Cukup dengan Rp 3.000 per orang, maka masyarakat ataupun wisatawan pun bisa menikmati sensasi berbeda di atas perahu mesin yang dikelola masyarakat setempat. Wow, menyenangkan. Satu rute perjalanan membutuhkan waktu sekitar setengah jam. Bagian Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo Anom Sudarinto AMd saat mendampingi wartawan serta jajaran dinas pariwisata DIY bertandang ke lokasi pantai yang cantik itu mengatakan, di Pantai Glagah, selain berkeliling sungai dengan perahu, di kawasan pantai yang kerap dijadikan area perkemahan pelajar ataupun organisasi kemasyarakatan ini, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan lain berupa kawasan agrowisata, pemandangan pantai yang menantang di area proyek pemecah gelombang hingga kuliner seafood yang nikmat dan mantap. Tidak ketinggalan adalah minuman khas hasil olahan buah naga yang dikelola oleh Kusuma Wanadri.

Anom mengatakan bahwa Glagah Indah adalah salah satu kekayaan wisata pantai Kulon Progo yang sampai saat ini masih menjadi unggulan. Satu yangtidak bisa lepas dari kawasan pantai Glagah Indah adalah area motor cross yang berada di sisi timur, beberapa ratus meter dari gapura selamat datang. Bagi para penyuka olah raga balap, kawasan motor cross di Glagah Indah ini memang sudah cukup punya nama. “Kunjungan wisatawannya dari tahun ke tahun cukup bagus. Glagah memang memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan wisata alam pantai lain di Kulon Progo. Tidak jarang kitapun berusaha mendongkrak angka kunjungan melalui program undian berhadiah maupun pentas musim dan kesenian,” ungkap Anom. Sementara untuk menikmati keseluruhan keindahan pemandangan pantai Glagah, anda bisa melaju melintasi dua alternatif jalan. Perta-

ma, berjalan ke selatan melewati jalan Bantul dan berbelok ke kanan menuju jalur Bantul - Purworejo setelah sampai di Palbapang. Kedua, berjalan ke barat melewati lintasan jalan Yogyakarta - Wates - Purworejo dan berbelok ke kiri setelah menjumpai plang menuju Pantai Glagah. Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi untuk lebih mudah mengaksesnya. (Tik)


10

Edisi Bulan September 2010

Joget Sang Milyuner Dawet,

Dari Es Cendol ke Restoran

khas Sunda yang diberi nama Baraya Sunda. Pengembangan usaha dari cendol ke rumah makan ini, tak lain untuk mengejawantahkan idealisme Agus lainnya, yakni untuk berbagi dan membantu mereka yang membutuhkan uluran tangan.

“Dulu gaji saya sebagai dosen dan konsultan hanya Rp 1,8 juta perbulan. Kini, pendapatan saya mencapai 10-15 kali lipatnya,” ucap Agus dengan penuh syukur.

Lewat pengembangan usaha ini, Agus, bukan saja ingin menyediakan lapangan kerja yang lebih luas untuk penganggur, tapi juga ingin membantu para pemilik tempat dan pemilik modal yang ingin menggeluti usaha rumah makan Sunda.

P

”Konsep yang saya kembangkan adalah kerjama atau kemitraan. Yang punya tempat dan modal tapi belum memiliki kemampuan dan pengalaman membuka restoran, kita yang membantu mengembangkannya dengan sistem bagi hasil. Prinsipnya adalah semua untung,” katanya.

erjalanan hidup, memang tak bisa diramal. Pun bagi Agus Kusmayadi kelahiran Bandung 15 September 1967. Agus, demikian ayah dua putra ini biasa disapa, menamatkan pendidikan sarjananya di Jurusan Sosiologi Fisipol UGM tahun 1995. Berpenampilan sederhana dan suka ngomong ce plas ceplos apa adanya menjadi keseharian Agus. Bahkan, bergaul lebih akrab dengannya, makin menyimpul bila sosok satu ini memang termasuk orang yang tidak suka kemapanan tapi jauh dari idealisme. Keputusannya untuk keluar dari pekerjaan sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi di Bogor bisa jadi salah satu buktinya. Terlebih, ketika Agus keluar, bukannya lantas bekerja di tempat lain yang bisa dianggap “lebih baik”. Sebaliknya, Agus diluar dugaan justru memilih banting stir menjadi seorang penjual dawet. Sungguh perubahan drastis yang amat sulit dilakukan orang kebanyakan. Ini termasuk kisah yang unik, dan barangkali masih jarang terjadi di negara ini. Kebanyakan orang pilih kerja enak, berdasi dan duduk di kursi yang empuk. Agus bukannya tidak berusaha menyesuaikan diri dengan kehidupan dosen. Ia sudah berusaha, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan idealismenya. Bagi Agus, kalau seseorang sudah memilih jadi dosen, seharusnya dia bersih dan mengutamakan pengabdian kepada mahasiswa. “Tetapi, di tempat saya mengajar para dosennya rebutan proyek. Mereka mengutamakan mencari uang,” beber Agus. Agus tidak suka dengan keadaan yang “mendua” itu. Agus memberontak. “Kalau memang ingin cari uang, marilah berwiraswasta,” ajak Agus pada koleganya. Sebelum jualan dawet, sebenarnya Agus sudah mencoba berbagai macam usaha, seperti buka warung makan, jualan pakaian, buka kios koran dan majalah, dagang sayuran, jualan makanan-makanan kecil, dan pernah juga

mendirikan sebuah lembaga pendidikan, tetapi ini semua mengalami kegagalan. Setelah mencoba berbagai usaha, akhirnya kini Agus sukses dengan berjualan dawet. Dengan berjualan dawet ini, kini keuntungan Agus perhari sudah mencapai satu juta lebih. “Dulu gaji saya sebagai dosen dan konsultan hanya Rp 1,8 juta perbulan. Kini, pendapatan saya mencapai 10-15 kali lipatnya,” ucap Agus dengan penuh syukur.

puasa 1997 dengan menggunakan VW Combi di depan Wisma Kagama UGM. Agus memberi nama ”Si Geboy” untuk dawetnya. Kata Geboy berasal dari bahasa Sunda. Nama ini sengaja dipilih Agus untuk memberi kesan lucu dan mudah diingat. Setelah dawetnya memperoleh sambutan pembeli, Agus mulai membuka tiga outlet, yaitu di Toko Progo Yogya, Toko Makmur Jaya, dan Alfa Gudang Rabat Yogya.

Ketika pertama kali berjualan dawet di Yogya, Agus merasa minder. Rasa percaya dirinya runtuh ketika melihat teman-temannya sukses di lembaga pemerintahan. Apalagi keluarga mertuanya yang asli Yogyakarta tidak setuju Agus menjadi penjual dawet. Bagi mertua dan keluarganya, menjadi penjual dawet dianggap memalukan. “Untung istri dan anak saya mendukung. Dengan dukungan ini, perlahan-lahan kepercayaan diri saya mulai tumbuh lagi,” beber Agus.

Lewat perjalanan yang penuh perjuangan, kini Agus memiliki delapan outlet dawet di Yogyakarta. Lima outlet yang terakhir adalah: Toko Roti Merdeka, Toko Mirota Gamping, Toko Indogrosir, Depan PLN Banteng, dan Geboy mobil di Jalan Kaliurang. Untuk mengurusi semua proses produksi dan penjualan dawetnya, kini Agus dibantu oleh 30 karyawan. ”Semua karyawan, saya gaji per bulan menurut UMR, dan di samping itu mereka masih mendapat asuransi kesehatan secara gratis,” masih kata Agus.

Modal pertama Agus hanya tiga ratus ribu rupiah, itu saja uang dari menjual tape recorder miliknya. Agus mulai jualan dawet pada bulan

Bahkan, dari dawet atau cendol, Agus sekarang juga mulai mengembangkan restoran

Agus telah melewati perjalanan panjang yang tidak mudah untuk mencapai taraf seperti sekarang. Kini, Agus telah menyediakan lapangan pekerjaan buat orang banyak. Agus telah memiliki armada yang terdiri atas tiga mobil pick up dan sepuluh sepeda motor. Agus bisa menjual dawet sebanyak 4.000 gelas per hari. Dan yang perlu kita acungi jempol untuk Agus, meskipun kini Agus sudah menjadi orang sukses, Agus tidak melupakan kaum miskin di sekitar tempat tinggalnya. Agus selalu mengeluarkan sebagian dari hartanya untuk masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Sebagian keuntungan dari usaha jualan dawet ini oleh Agus digunakan untuk membangun TPA ”Jannatul Muslimin”, yang dikelola oleh istrinya, Dyah Puspitasari, yang alumni Jurusan Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM. ”Saya ingin mencerdaskan anakanak di sekitar saya lewat TPA Jannatul Muslimin,” ujar bapak yang punya motto ”Hartanya orang miskin adalah Harga diri”. (sw)

Awalnya, karena Faktor Kepepet

Geluti Patung Primitif, Omzet Rp 50 Juta/Bulan Bayangkan, sebagai guru wiyata bakti, tahun 1995 hanya menerima gaji Rp 12.500,-/bulan. Dengan harapan nasib bisa berubah, dibuatlah patung-patung primitif yang kemudian dititipkan secara konsinyasi ke tokotoko sekitar Yogyakarta.

Kendati sudah tidak seramai tahun 2000-an, kerajinan patung primitif seakan tidak lekang dimakan waktu. Keberadaan patung primitif yang artistik dan antik, masih saja diburu pasar. Tidak hanya tingkat lokal seperti Bali, Jakarta, Semarang dan Papua tetapi pasar luar negeri masih banyak yang berminat menjadi pelanggannya. Di antara pasar ekspornya adalah Amerka Serikat, Afrika, Perancis, Polandia, Selandia Baru dan Australia. Salah satu perajin patung primitif yang hingga kini masih bertahan adalah Drs. Sudjit Daryanta. Meskipun awalnya ia sebatas mengikuti perajin tetangganya Desa Pucung, tetapi dialah yang masih eksis bahkan tercatat sebagai eksportir. Langkah itu ditempuh, justru awalnya karena kepepet menyiasati gajinya yang teramat minim.

Ternyata mengagetkan, pasar sangat meminatinya. Tiga bulan kemudian iapun terpaksa merekrtut sedikitnya 30 pemuda-pemudi Pucung, Pendowoharjo, Bantul. Jumlah tersebut bertambah hingga 60 tenaga kerja sekitar dua tahun berikutnya. Tahun 2000, perkembangan produknya “Maharani Handicraft” melejit luar biasa, terlebih ketika turis-turis kian berdatangan dan membelinya. Saat itulah Sudjit memulai babak baru, melangkah ke pasar ekspor. Alumni Jurusan Seni Fakultas Keguruaan, IKIP Yogyakarta tahun 1989 ini, dengan dibantu 100 karyawannya, terus mengembangkan kreasi. Dari awalnya bercorak seni jawa dan asmat, Sudjit membuat patung aborigin dan patung dari Timur Tengah. Bekal pendidikan formal itulah yang tampaknya membuat Sudjit memiliki kelebihan dibanding perajin tetangganya.

Berkat kreasi serta inovasi yang tak pernah henti, permintaan pasar internasional terus mengalir. Dari pasar Australia dan Amerika, Sudjit melebarkan pasar ekspornya ke Eropa. Hasilnya, 95% produksinya justru bertebaran di pasar internasional. Meski begitu Sudjit tetap hati-hati melangkah, paling tidak agar terhindar dari nasib gulung tikar seperti tetangga-tetangganya. Kehati-hatian itu misalnya, dengan memberlakukan pembayaran kontan setiap transaksi. Sialnya, 2002 bom Bali meletus yang ujungnya juga membuat Sudjit pontang-panting. Belum lagi ketika krisis global menyambar, yang sulit disiasati oleh umumnya perajin. Hampir seluruh transaksi ekspor di berbagai lini mati suri, tak terkecuali Sudjit. Kenyataan itu membuat Sudjit harus merumahkan 70 pegawainya. Tolak ACFTA Dengan sisa karyawan, dibantu istrinya yang ekonom Sudjit tak mau menyerah pada nasib. Ia berusaha berbenah dengan segala daya upaya, sampai akhirnya bisa bangkit lagi. Masih tetap dengan produk semula, kini Sudjit benar-benar telah bangkit, terbukti pasar Amerika Serikat, Polandia dan Austria masih memesannya secara rutin. Cukup melegakan, jika kini omzet ekspornya masih tercatat sekitar Rp 50 juta/bulan. Men-

jawab pertanyaan tentang pemberlakuan perdagangan bebas AC-FTA, guru SMK I Sewon, Bantul ini menyatakan menolak dengan tegas. Dalam pandangannya, produk China pada gilirannya bisa membunuh perajin lokal. Dicontohkannya, para pelanggan ekspornya kini mulai banyak yang melirik kerajinan produk China. Mereka juga menyadari kalau kualitas produk China tidak bagus, namun dengan harga yang jauh lebih murah, mereka tetap mendapatkan apa yang diinginkan. Ia berharap hendaknya pemerintah lebih peka terhadap para perajin lokal, bahkan kalau perlu membinanya. Pemerintah juga harus mampu memaksimalkan produk sendiri, mempermudah perajin untuk mendatangkan bahan baku serta mempercepat proses perizinan. Membuat kerajinan patung primitif sebenarnya bukan hal sulit, karena bahan bakunya sekadar kayu mahoni atau kayu lokal lainnya. Itu pun cukup limbah mebel yang harganya berkisar Rp 800.000/kubik. Bahan lain seperti ijuk, cat juga relatif gampang diperoleh. Ketika kemudian dibentuk, didesain, dan direkayasa sesuai dengan imajinasi dan kreasi, masing-masing produk bisa dijual dengan harga antara Rp 2.500,- hingga Rp 5 juta/buah. Angka fantastis, amat jaug dibanding gajinya sebagai guru. □ oethomo


Edisi Bulan September 2010

Pemberdayaan Ekonomi

Peran Kadin Harus Lebih Nyata

Peran Kadin secara institusional dalam menggerakkan ekonomi baik secara nasional ataupun daerah sangat diperlukan. Sebagai lembaga yang menaungi asosiasi pengusaha, peran Kadin sangat strategis untuk menjadikan para pengusaha dan industri menjadi tuan rumah di negara masing - masing dan di daerah.

K

etua Kadin DIY, Nur Achmad Affandi mengatakan, sejauh ini peran Kadin memang belum optimal. Di DIY hal ini terlihat dari masih relatif rendahnya kontribusi dari dana masyara-

kat terhadap pergerakan ekonomi. “Dana masyarakat yang terhimpun sebesar 19,8 triliun, hanya mampu menggerakkan ekonomi sebesar Rp 21 triliun. Mengandalkan dana masyarakat saja ternyata

tidak efektif untuk menggerakkan ekonomi daerah. Jawabannya kemudian adalah bagaimana peran Kadin,” kata Nur Achmad, disela-sela acara talk show bersama kandidat Ketua Umum Kadin Chris Kanter di Jogja. Menurut Nur Achmad, idealnya ketika penghimpunan dana masyarakat tinggi maka penyaluran kembali dana tersebut dalam bentuk kredit juga akan meningkat. Saat itulah, ekonomi akan bergerak dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Namun hal ini ternyata belum tercermin di DIY. Porsi atau kontribusi dari dana masyarakat yang terhimpun terhadap pergerakan ekonomi, ternyata sangat kecil. “Hal ini menjadi tantangan bersama, terutama kawan-kawan di Kadin untuk mengkaji dan mencari jalan keluar agar pergerakan ekonomi daerah bisa lebih laju,” katanya. Ketua Kadin yang pernah malang melintang di koperasi mahasiswa dan aktivis mahasiswa ini mengaku, hal utama yang mesti dilakukan kedepan dalam kaitan untuk mendroong pergerakan ekonomi, adalah sinergitas antar lembaga terkait. Komunikasi dan sinergi antara pemerintah dengan Kadin merupakan hal mutlak. Selain itu, Kadin juga harus ikut memberikan masukan dan langkah tepat dalam perumusan bagi dunia usaha di Jogja. Tidak untuk tahun ini saja tetapi juga harus direncanakan untuk tahun depan dan dalam jangka panjang. “Masukan-masukan dan kebersamaan dalam merancang tatanan ekonomi yang tepat dan mapan, akan lebih menjamin masa depan ekonomi yang lebih baik. Ini juga akan menggalan dukungan dari elemenelemen lain yang melihat jauh kedepan akan arti penting sinergi dan komunikasi antara pelaku dunia usaha dan pemerintah,” tandasnya. (sw)

Untuk Puluhan Petani Lele

K

Kadin Gelar Diklat Kewirausahaan

alau selama ini lebih banyak dikenal di kalangan industri menengah, maka Kadin Sleman mulai mempelopori langkah untuk turun kebawah melakukan pembinaan terhadap para pelaku usaha kecil. Langkah ini ditandai dengan digelarnya diklat kewirausahaan untuk puluhan peternak ikan lele di Sleman. “Kita prihatin, meski kebutuhan ikan lele mencapai sekitar 17 ton perhari, namun sampai saat ini hanya sekitar 4 ton yang bisa dipenuhi dari pasar lokal. Sisanya, dicukupi oleh pemasok lele dari luar daerah termasuk diantaranya dari Jatim,” kata Ketua Kadin Sleman Sutapa SH, dalam acara diklat yang diselenggarakan bekerjasama dengan SLM Omah Tani di Pemda Sleman awal bulan ini.

Pemenang Kuis Asah Otak Edisi Bulan Agustus 2010 HARTONO Tepus, Margorejo, Tempel, Sleman Yogyakarta 55552 Kepada pemenang diharapkan datang langsung ke kantor redaksi Spirit Bisnis, Kompleks Danagung Ramulti, Jalan Solo Km 11 Yogyakarta atau menghubungi ke nomor 7113095 dengan Titie atau Lia pada jam kerja.

Dikatakan Sutapa, suplai lele dari pasar lokal inipun, secara perlahan menurun. Kesulitan petani lele mendapatkan bibit unggul serta memperoleh pakan berkualitas menjadi penyebab. Akibatnya, produktivitas lele di Sleman terus merosot dan petani merugi. “Sudah dua bulan petani lele mengaku sulit mendapatkan benih. Kalaupun ada, maka benihnya tidak berkualitas sehingga pembesaran juga tidak optimal,” katanya. Sutapa mengatakan, langkah Kadin turun langsung membina para peternak ikan lele ini, dilakukan sebagai wujud kepedulian lembaga ini terhadap sektor-sektor yang strategis. Diharapkan, langkah ini akan memotivasi pihak-pihak lain ikut memperhatikan program-program pemberdayaan masyarakat.

Sulitnya mendapat benih lele dan pakan yang baik, kata Sutapa menunjukkan bahwa petani lele di Sleman tidak mendapat kesempatan untuk berkembang di wilayah sendiri. Padahal, pasaran lele di Jogja dan sekitarnya terus meningkat dan prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut. “Disinilah peran strategis pemerintah. Bagaimana mereka bisa membantu memastikan suplai bibit lele yang baik dan distribusi pakan yang juga baik. Kalau dari sisi peningkatan kapabilitas kita siap,” katanya. Sutapa SH menegaskan pelatihan ini diselenggarakan sebagai sumbang-sih Kadin terhadap dunia pertanian. Pelatihan kewirausahaan diharapkan bisa mendorong dan membuka wawasan petani lele, agar mereka bisa menekuni usaha ini secara profesional yang ujungujungnya adalah peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani. “Kita berharap, langkah ini bisa diimbangi oleh pemkab melalui UPTD terkait. Skill petani yang lebih mumpuni saja tidak cukup. Harus ada komitmen dari pemkab untuk memastikan mekanisme pasar juga bisa terjangkau oleh petani,” katanya. (Sw)

TEKA-TEKI SILANG EDISI SEPTEMBER 2010

Mendatar

1. Organisasi kepanduan 4. Rancangan khusus ruang rekaman 8. Papan nama 10. Bunyi air hujan yang jatuh 12. Tanduk babak 13. Menyambut meriah kedatangan tamu. 14. Bangunan bertingkat terbagi beberapa tempat tinggal. 17. Usungan. 19. Alat pencatat detk jantung. 20. Alamat surat 22. Menguraikan. 24. Usia 26. Sudilah 29. Pohon yang sama dengan rasa buahnya. 32. Maling. 34. Merangkai bunga. 35. Zodiac bergambar domba. 36. Seribu juta tahun. 50. Imbuhan. 53. Bersahaja. 55. Yang terlupa namanya. 56. Menyentuh untuk darah. 62. Tak enak badan karena kurang sehat.

Menurun

1. Tekan/pijit. 2. Bencana. 3. Sebuah akhiran. 5penganan dibuat dari banyak rencana. 6. Orang bekerja dalam mengelola sesuatu. 7. Biasa ditulisi atau untuk pembungkus. 8. Rencana. 9. Anyaman bilah bamboo untuk dinding rumah. 10. Sangat tumpul otaknya. 11. Air liur yang meleleh. 15. Tamasya. 16. Yang ditangkap indera penciuman. 18. Permohonan kepada Tuhan. 21. Gelar kesarjanaan wanita. 23 ukuran luas. 25. Lembaga tertinggi pemerintahan. 26. Paruh pada cerek. 27. Dasar hitung dengan basis dua. 28. Rujukan. 30. Ilmu yang berdasarkan kebenaran semata. 31. Kumis. 32. Sampar. 33. Indonesia air show. 37. Melafalkan huruf satu demi satu 38. Susut karena gesekan. 40. Komite olahraga internasional (singk Inggris). 41. Ultra high frequency. 43. Bangsawan melayu. 44. Lapisan kerring atau hangus yang melekat. 45. Surut ke belakang. 46. Akademi administrasi negara. 47. Berangkat. 48. Wakil. 51. Pohon yang getahnya beracun. 52. Antara atau sela. 54. Kapal penyeberangan khusus. 56. Mengambil milik orang dengan sembunyi. 58. Cantik dan menawan. 60. Gagasan.

11


Edisi Bulan September 2010

12

Berencana Bangun Pabrik Representatif

Korban Gempa Itu Sukses di Gulajoss Bencana gempa bumi 27 Mei 2006 bagi sebagian besar warga Bantul, Yogyakarta memang merupakan peristiwa tragis yang menghancurkan segalanya. Tapi tidak bagi pasangan suami istri Mujiyono (35) dan Nur Habibah (33) warga Kerto, Plered, Bantul. Baginya, musibah mengenaskan itu justru menjadi titik awal kebangkitan ekonomi keluarganya.

S

ebelum gempa mengguncang, Mujiyono adalah pedagang rempah-rempah, sementara istrinya pedagang sembako. Gempa jugalah yang membuat usahanya terhenti total karena seluruh dagangannya luluh lantak tertimbun tanah/bangunan. Pasangan muda itu tak bisa lagi memanfaatkan rempah-rempahnya yang tersisa. Mereka membuang begitu saja hasil kaisannya di pekarangan rumahnya, sementara yang tertimbun dibiarkan begitu saja. Mujiono hanya pasrah total sembari merenungkan nasib keluarganya ke depan. Beberapa bulan kemudian ketika musim hujan datang, ternyata rempahrempah dagangan Mujiono saling bertumbuhan. Meski tanpa dipupuk, kian hari justru kian subur, nyaris di seluruh pekarangan rumahnya. Sebagai alumnus jurusan Pengolahan Hasil Pertanian SMK I Pandak, tahun 1995, Mujiono mencoba mengkaitkan tumbuhan rempah itu dengan ilmu yang diperolehnya di bangku sekolah. Jahe, temu lawak dan kunir putih diolah di-

Rizky Arif Jamur Kontak : Muhammad Arif Junianto,SP (Arif) HP 081578147946 Telp. (0274) 543044 / 8300212 Jl. Balirejo No. 21B Muja Muju Umbulharjo, Yogyakarta www.kandangjamur.blogspot.com

campur dengan gula jawa. Mujiono semakin serius, ketika pada kesempatan terpisah beberapa LSM seperti IOM dan Oxfam juga mendorongnya. Ujicoba pun dilakukan dan berhasil, kemudian diikutsertakan dalam pameran di kantor kecamatan setempat. Pengunjung, bahkan istri camat memborongnya. Nah, bagai kerbau dicocok hidung, selepas itu Mujiono lantas memproduksi dalam jumlah lumayan banyak, dan dipasarkan. Sekitar enam bulan kemudian keberhasilan Mujiyono memikat donatur bernama Tahrir, yang kemudian memyumbangkan uangnya sebesar Rp 15 juta. Uang tersebut kemudian dijadikan modal pengembangan produk gula jawa rasa jahe (gujahe). Ternyata pula prospek pasarnya sangat bagus, bahkan hingga tahun kedua usahanya, Mujiono-Habibah kewalahan melayani pesanan. Dari ya hanya memproduksi sekitar lima kilogram perhari, langsung meningkat menjadi lima kuintal. Dari hanya satu rasa, yakni guja-

uhammad Arif Junianto, SP adalah seorang lulusan sarjana pertanian (agroteknologi) UPN Veteran tahun 1999. Ia memutuskan untuk memulai usaha sendiri daripada hanya pasrah menanti lowongan pekerjaan yang tak kunjung datang. Maka pada Mei 2009 ia dan istri memulai usaha jamur.

Langkah awal untuk mewujudkan usahanya dimulai dengan mencari referensi tentang usaha jamur melalui berbagai majalah dan penerbitan, membuka internet, serta berbekal kenekatan maka ia pun memulai usaha budidaya jamur tiram yang kemudian diberi nama Rizky Arif Jamur. Pria yang akrab di sapa Arif ini menceritakan, di awal usaha menghadapi persaingan pasar tidaklah mudah. Ia harus memutar otak untuk mencari solusi dari berbagai persoalan khususnya menyangkut penjualan. Namun keuletan dan kenekatannya semakin membuahkan hasil , dengan terus mengoptimalkan jamur yang ia hasilkan. Hingga saat ini, produk yang dihasilkan oleh Rizky Arif Jamur antara lain bibit jamur tiram (masih sebatas penjualan belum produksi

Gencar promosi Sukses menluncurkan gujahe, tidak lantas membuat Mujiyono dan istri berpuas diri. Ia terus berkreasi dan berinovasi dengan produk barunya, antara lain yang ia beri nama gulajoss. Kehadiran gulajoss yang merupakan produk turunan gujahe itu langsung diserap pasar. Tidak berbeda jauh dengan produk awalnya, gulajoss juga memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Sementara itu varian gulajoss ádalah teh mahkota dewa yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh, gulajoss asam urat, gulajoss kolesterol dan joss-joss lainnya dengan manfaat yang berlainan.

Kriuk dan Nnyusnya Usaha Jamur

M

“Ya, bosan menanti panggilan kerja, akhirnya tercetus ide untuk usaha sendiri. Kebetulan ada tawaran dari teman untuk berbisnis (budidaya) jamur dengan prospek yang sangat menjanjikan. Sekaligus menyalurkan hobi saja ketimbang menganggur,” aku Arif, ditemui Spirit Bisnis pertengahan Agustus.

he, kemudian dikembangkan dengan berbagai varian. Seperti gula jawa rasa beras kencur, kunir asem, temu lawak, gula tawon, jafeenas sampai rasa jafeemix (minuman jahe kopi dan mix). Produk gujahe itupun memiliki khasiat sendiri-sendiri, di antaranya sebagai obat masuk angin, pegal linu, batuk, kanker hingga pelangsing tubuh dan pelancar haid.

olahan berupa kripik jamur tiram yang dijual dalam kemasan curah, toples dan lain-lain.

sendiri-red), jamur segar dengan mengelola 15 petani dan mengelola 15 kumbung jamur berkapasitas total 10.000-15.000 baglog, serta jamur

Analisa Usaha Modal awal Bahan baku jamur Rp 2000 x 10.000 baglog. Kumbung jamur sekitar Rp 3 juta Tempat Ɵdak sewa (tanah sendiri) Biaya produksi : Sekali produksi rata-rata perhari 10-20 kilo jamur segar. Minyak goreng 18 liter Tepung terigu Rp. 24 kg Bumbu kripik Rp. 35 ribu 1 tabung gas ukuran 3 kg - Omzet (perbulan) - Penjualan kripik kamur kurang lebih 60 kg/ bulan dengan harga Rp 74.000/kg - Penjualan jamur segar sekitar 300 kg/bulan dengan harga Rp 9.000/kg Kendala Usaha : Produksi dan penjualan. Misal, banyak pesanan tetapi cuaca Ɵdak menentu menyebabkan jamur Ɵdak panen opƟmal.

Diluar dugaan, baru setahun menekuni usaha in, Arif tak lagi berharap pada panggilan pekerjaan. Trik dan lika-liku bisnis jamur yang mulai dikuasainya membuat Arif enggan untuk mencoba-coba peruntungan sebagai pencari pekerjaan. Usaha jamurnya sudah mulai dikenal dan sudah banyak menerima pemesanan dari dalam ataupun luar kota. Sementara itu kripik jamurnya pun sudah mulai diterima pasar, dan bahkan ikut menghias rak-rak makanan ringan di sejumla mini market termasuk di Pamela Swalayan, Mirota, dan beberapa pusat oleh-oleh di kawasan Jalan Adi Sucipto. (riv) Kelebihan usaha : - Tumbuh jamur sangat cepat seƟap hari bisa panen. - Tidak membutuhkan modal yang besar - Belum banyak persaingan. - Masyarakat sekarang lebih memilih sayur organik termasuk jamur. - Margin besar persaingan belum ketat. Strategi Usaha : -Penjualan bibit (menjalin hubungan baik dengan instansi dan memiliki koperasi yang menampung pemuda yang belum bekerja. sehingga mereka meng investasikan dana untuk budidaya jamur). Biasanya mereka mengambil seƟap pagi hari. - Penjualan jamur segar (bekerjasama dengan beberapa pewaralaba jamur crispy di Jogja dan dijual di pasar tradisional) - Menjual jamur yang sudah matang dalam bentuk kripik jamur, penjualannya melalui berbagai promo termasuk lewat internet ( tokobagus.com, kadangjamur.blogspot.com, jejaring sosial FB dan twiƩer, forum sosial kaskus.us).

Belum puas cengan capaiannya, ayah tiga anak itupun kembali meluncurkn produk barunya, yang bernama gula raja. Produk yang satu ini rasa temu lawak yang memiliki kemampuan mengobati hepatitis, radang hati, empedu juga penambah nafsu makan. Selain itu gula raja yang terbuat dari kunir putih dipercaya mampu mencegah kerusakan gen serta menghambat laju perkembangan sel kanker. Kesemua produknya pun telah terdaftar di Dinas Kesehatan Bantul. Dalam percakapan dengan Spirit Bisnis, Mujiono mengakui, salah satu keberhasilannya adalah faktor gencarnya promosi. Bersama istri tercintanya, Mujiono tak lelah keluar masuk pintu kantor-kantor instansi pemerintah dan swasta di Yogyakarta dan sekitarnya. Mereka juga tak kikir untuk menyisihkan dana promosi di media cetak maupun elektronik. Berkat upaya nan gigih itu, akhirnya pasangan Mujiono tidak lagi merenungi peristiwa gempa yang menghajarnya. Bendera usaha dengan label Karya Baru Mujiyono (KBM) telah dikibarkan tinggi-tinggi, setinggi cita-citanya. Selain dibantu 13 tenaga distributor berikut sales dalam jumlah lebih banyak, KBM juga melayani penjualan secara online lewat situs www.gujahe.indowork. co.id.Tak mengherankan jika sekarang pasarnya telah menembus berbagai belahan bumi pertiwi ini. Harga yang dipatok juga relatif murah, dari Rp 7.000,-/pak atau Rp 16.000,-/kg untuk gujahe, dan Rp 4.500,-/bungkus untuk gula raja dan Rp 15.000,-/pak untuk gulajoss. Dari usaha tersebut, pasangan Mujiono mampu meraup omzet Rp 60 juta/bulan. Pantas saja mereka telah mampu membeli mobil baru dan beberapa bidang tanah di lokasi berbeda. Itu belum akhir perjalanannya. Ke depan lokasi usahanya yang masih berdinding bambu beratap seng akan dikembangkan menjadi semacam pabrik represntatif. “Tapi itu rencana jangka panjang!” ungkapnya. Dikatakan demikian, karena untuk bisa mewujudkannya, paling tidak harus memiliki mesin packing yang harganya sekitar Rp 200 juta/unit. Mujiono memang tak ingin serta merta, meskipun investor PT. Siendo (Social Interprice Indonesia) telah menawarkan dana Rp 300 juta. oethomo


Edisi Bulan September 2010

Hati-Hati Menghitung Pinjaman agar Tidak Menjadi Buntung

Kredit Perbankan DIY Tumbuh 10,9 Persen

Ardito Bhinadi

(Konsultan Jasa Manajemen dan Pembiayaan Kredit) Pak Suto adalah pedagang peralatan rumahtangga keliling. Dia setiap hari keliling keluar masuk kampung membawa barang dagangannya dengan sepeda motor yang diberi keranjang. Dagangan Pak Suto karena harganya murah dan cara menawarkannya dengan baik menjadi laris. Setiap bulan keuntungan yang diperoleh dari menjajakan peralatan rumah tangga keliling kurang lebih sebesar dua juta rupiah.

S

emakin hari semakin banyak saja pembelinya, sehingga suatu saat Pak Suto berpikir untuk membeli mobil bak terbuka agar bisa mengangkut barang dagangan lebih banyak. Jika mempunyai mobil bak terbuka, maka pak Suto bisa membawa barang dagangan tiga kali lebih banyak. Pak Suto pun berpikir bahwa keuntungannya juga akan melonjak menjadi tiga kali lipat menjadi enam juta rupiah per bulan. Pada bulan berikutnya Pak Suto datang ke bank untuk pinjam uang sebanyak 40 juta rupiah untuk membeli mobil bak terbuka bekas. Setelah dihitung-hitung, angsuran per bulannya sebesar 1,5 juta rupiah. Sementara itu dalam perhitungan Pak Suto dengan mobil bak terbuka, keuntungan usahanya akan berlipat menjadi enam juta rupiah. Dalam perhitungan Pak Suto, laba bersihnya masih akan tetap lebih besar dari semula yaitu enam juta dikurangi 1,5 juta menjadi 4,5 juta rupiah per bulan. Akhirnya Pak Suto memutuskan pinjam ke bank untuk membeli mobil bak terbuka bekas. Setelah berhasil mendapatkan pinjaman ke bank, mulailah pak Suto dagang keliling peralatan rumahtangga dengan mobil bak terbuka. Pada tiga bulan pertama, ternyata Pak Suto cukup berat untuk mengangsur pinjaman sebesar 1,5 juta rupiah per bulannya. Pak Suto menentramkan dirinya bahwa ini baru awal-awal pengembangan usahanya, nanti jika sudah enam bulan akan meningkat pesat sebagaimana yang dibayangkannya. Setelah lewat enam bulan, ternyata Pak Suto juga masih merasakan berat untuk mengangsur pinjamannya. Apa yang terjadi dengan Pak Suto, mengapa dia merasa berat dengan kehidupannya sekarang ini. Dia mulai merasakan bahwa kehidupannya lebih

K baik ketika masih menjajakan barang dagangan dengan sepeda motor daripada dengan mobil bak terbuka. Kisah di atas sudah banyak terjadi, dimana banyak pengusaha UMKM yang ketika mendapatkan tambahan modal pinjaman, usahanya tidak berkembang menjadi lebih baik. Istilahnya, pinjamannya tidak menambah keberuntungan tapi kebuntungan. Apa yang salah dengan Pak Suto? Pak Suto lupa bahwa dalam dunia bisnis tidak dapat dihitung secara matematis. Satu ditambah satu tidak selalu sama dengan dua, adakalanya tetap satu atau bahkan berkurang, bisa sama dengan dua atau bahkan sama dengan empat. Semua itu tergantung dari strategi bisnis yang dijalannkannya. Ada yang dilupakan Pak Suto bahwa biaya operasionalnya akan bertambah besar setelah keliling menggunakan mobil bak terbuka. Kelalaian kedua adalah tidak selamanya kalo dirinya membawa barang dagangan tiga kali lipat dari biasanya maka keuntungannya juga akan tiga kali lipat. Ada batas kapasitas pembelian konsumen yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Karena tidak menambah jangkauan pasar kelilingnya, maka kapasitas konsumen Pak Suto menjadi terbatas. Kisah di atas memberikan pelajaran bahwa pinjaman modal usaha yang tidak dihitung secara cermat dan benar, hanya akan membebani usahanya. Bagaimana supaya pinjamannya tidak menjadi beban tetapi mampu meningkatkan kinerja usahanya? Sebelum memutuskan untuk meminjam, perlu dihitung terlebih dulu potensi pasar yang masih bisa diraih bukan hanya yang masih ada. Potensi pasar masih besar, tapi kemampuan untuk meraihnya tinggal sedikit karena akan kalah dengan pe-

Dr. H. Ardito Bhinadi, SE., M.Si Ketua Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) DIY Tahun 2005-sekarang. Telp. Kantor: 0274 9232901; Telp. Rumah: 0274 9232275 HP: 08156808642 E-mail: arditobhinadi@gmail.com Alamat Rumah: Perum Grasia C-6 Bendosari, Tegalrejo, Tamanmartani, Kalasan, Sleman.

saing, maka potensi pasar riil juga kecil. Setelah menghitung potensi pasar yang masih bisa diraih, dihitung dengan cermat berapa kebutuhan tambahan modal kerja untuk meraih potensi pasar tersebut. Berikutnya dihitung tambahan keuntungan yang akan diperoleh bila potensi pasar tersebut bisa diraih. Kemudian bandingkan antara tambahan keuntungan dengan beban angsuran pinjaman modal ke bank. Apabila tambahan keuntungan yang akan diraih masih lebih besar daripada beban angsuran, maka pinjaman modal ke bank menjadi pilihan yang tepat. Namun apabila beban angsuran lebih besar daripada tambahan keuntungan yang akan diraih, maka pinjaman modal ke bank hanya akan membebani usahanya. Beberapa kejadian lain yang sering dijumpai adalah mengajukan pinjaman lebih besar dari pada yang dibutuhkan. Kelebihannya kemudian digunakan untuk membeli barang-barang konsumtif, seperti handphone, sepeda motor dan peralatan rumah tangga lainnya. Tindakan-tindakan seperti ini hanya akan memberatkan sendiri para pelaku UMKM. Usahanya tidak berkembang, beban kehidupan semakin bertambah karena harus mengembalikan pinjaman. Hitunglah dengan cermat kebutuhan modal pinjaman supaya benar-benar bisa meningkatkan kinerja usahanya.

Agenda Even Bulan September 2010 Tanggal : 13 September Acara : Pentas Kethoprak Tempat : Taman Budaya Yogyakarta Tanggal : 22-26 September Acara : Gelar Teknologi tepat Guna XII Tempat : Jogja Expo Center Tanggal : 26 Septemberr Acara : Paduan Suara Mahasiswa Tempat : Taman Budaya Yogyakarta Tanggal : 2-6 Oktober Acara : Yogyakomtek Tempat : jogja Expo Center Tanggal :13-18 Oktober Acara : Jogja Book Fair 2010 Tempat : Jogja Expo Center Tanggal :14-18 Oktober Acara : Invesda Ekspo Tempat : Jogja Expo Center Tanggal : 18 Oktober Acara : Jogja Fair Disnakertrans DIY Tempat : Mandala Bhakti Wanitama

13

redit Perbankan DIY semester pertama tahun ini tumbuh signifikan mencapai 10,9 % (ytd). Kenaikan ini memang relatif mencolok, terlebih jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya tumbuh di kisaran 4,3% (ytd). Menariknya, pertumbuhan kredit didominasi oleh kredit investasi, disusul kemudian konsumsi dan modal kerja. Kredit investasi melonjak sampai 22,3 % (ytd) yakni dari posisi Rp 1,49 triliun pada bulan Desember 2009 menjadi Rp 1,8 triliun di bulan Juni 2010. Sementara kredit konsumsi naik 12,38 % (ytd) yakni dari posisi Rp 5,6 triliun di Desember menjadi Rp 6,3 triliun di posisi Juni 2010. Sementara kredit modal kerja hanya naik 5,36% (ytd) yakni dari Rp 4,6 triliun pada posisi Desember 2009 menjadi Rp 4,9 triliun pada posisi Juni 2010. Kepala Tim Peneliti Ekonomi Madya Bank Indonesia cabang Yogyakarta Djoko Raharto mengatakan secara umum, sektor perbankan DIY tahun ini tumbuh

cukup kondusif. Untuk tahun ini, BI menargetkan kredit perbankan di DIY bisa tumbuh di kisaran 2025%. Pihaknya optimis target ini bisa tercapai. Terlebih jika melihat indikasi perekonomian masyarakat yang semakin baik. Menurut Djoko, tingginya peningkatan kredit investasi terutama bersumber dari peningkatan investasi di sektor jasa dunia usaha dan jasa sosial masyarakat, konstruksi dan juga jasa industry sejalan membaiknya perekonomian di DIY. Sementara peningkatan kredit konsumsi lebih dipengaruhi oleh permintaan kredit yang meningkat, suku bunga kredit yang mulai turun. Hal ini juga didorong oleh pemasaran agresif dari bank mengingat resiko kredit konsumsi lebih terukur. “Khusus untuk kredit modal kerja, diperkirakan pada tiga bulan mendaatang akan meningkat. Terutama bertepatan dengan Ramadhan ataupun Idul Fitri,� tukas Djoko. Jika dilihat pertumbuhan per daerah, menurut Djoko hingga saat ini peningkatan kredit tertinggi terjadi di Kabupaten Gunungkidul. Kredit yang disalurkan oleh Bank Umum ke Kabupaten Gunungkidul naik 11,88 % (ytd) atau berada di angka Rp 741,4 miliar. Sementara kredit yang disalurkan oleh BPR, naik cukup fantastis yakni 22,99 persen menjadi Rp 122,9 miliar. “Ini memang fenomena menarik. Terlebih jika melihat ke belakang, seperti apa pertumbuhan ekonomi di Gunungkidul. Yang jelas ini mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi di Gunungkidul cukup bagus dan tentunya ini menjadi daya tarik perbankan untuk menggelontorkan pembiayaannya,� papar Djoko. (Tik)


Edisi Bulan September 2010

Jogja Fashion Week 2010 “The Recent Future” Fashion Show & Transaksi Dagang Fashion

U

ntuk kelima kalinya Jogja Fashion Week (JFW) akan diadakan pada tanggal 27-31 Oktober 2010. Event yang terbuka lebar bagi para desainer, produsen busana, pengrajin serta produk terkait skala industri maupun UKM ini mengambil lokasi di di Arjuna Hall, Jogja Expo Center, Yogyakarta bukan lagi di Kraton. Hal ini mengingat daya tampung JEC yang lebih luas, sehingga diharapkan transaksi dagang lebih leluasa dan nyaman. Mengambil tema The Recent Future, diharapkan JFW tahun ini mampu menghadirkan rancangan yang sesuai dengan kehidupan masyarakat Yogyakarta juga dapat menjembatani trend busana Yogyakarta dikancah Nasional maupun Internasional serta terus berkembang di masa mendatang. (riv)

Pos Tambah Agen

K

antor Pos Jogja mulai menggencarkan keberadaan agen-agen pos. Pekan lalu, BUMN ini menambah dua agen pos. Dengan penambahan ini, maka jaringan agen pos di bawah Pos Jogja menjadi 11 buah. Dua agen pos yang baru ini, adalah Gama Multi Usaha Mandiri (GMUM) UGM dan agen perseorangan Alen Jaya. Penandatanganan kerjasama antara PT Pos dengan dua agen ini dilakukan di Kantor Pos Besar Jogja, disaksikan

14

oleh Direktur Marketing Businnes dan Development Setyo Riyanto. Ikut hadir dalam acara ini Kadivre VI DIY-Jateng PT Pos Maman Suherman dan Kepala Pos Jogja Moch Arifin dan para kepala kantor pos di wilayah Jateng dan DIY. Usai penandatanganan kerjasama, Setyo Riyanto sekaligus juga meresmikan dioperasikannya mesin antrian untuk customer. Maman Suherman didampingi Moch Arifin mengatakan, keberadaan jaringan kantor pos dan kantor pos cabang selama ini dinilai belum mampu mendekati dan menyentuh kebutuhan masyarakat. Hal ini tak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan penduduk serta wilayah pemukiman. Untuk itu, strategi PT Pos antara lain dengan melakukan perubaan-perubahan manajemen, termasuk diantaranya mengaktifkan kembali agen pos kemitraan yang ditawarkan kepada perseorangan ataupun korporat atau institusi. Sementara Ichwan Sutardiyanto selaku Manager Pengembangan Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia, menambahkan, kerjasama dan pengembangan agen pos sebenanya bukan hal baru. Strategi ini sudah dilakukan PT Pos cukup lama. “Tapi kita melakukan revitalisasi strategi kemitraan ini. Mulai sekarang fee dari setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh agen pos, lebih menarik dan menjanjikan. Kita buat berjenjang hingga yan paling besar mencapai 20 persen dari nilai traksaksi. Sementara dari aspek distribusi, kalau dulu pengiriman barang dari agen ke kantor pos merupakan kewajiban pihak agen, maka sekarang untuk volume tertentu kita akan ambil ke agen. Jadi agen lebih mudah dan peluang marginnya juga lebih besar,” katanya. (sw)

Soft Opening Whiz Hotel Jogjakarta Lima Tahun, 60 Hotel di Indonesia

Lima tahun ke depan, PT Intiland Development Tbk (Intiland) menargetkan akan membuka 60 hotel di seluruh Indonesia. Sebagai awal, perusahaan ini sudah membangun satu hotel di Jogja yakni Whiz Hotel.

P

residen Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) PT Intiwihiz Internasional Moedjianto Soesilo Tjahjono mengatakan tahun depan pihak PT Intiwihiz Internasional yang berada di bawah PT Intiland Development Tbk (Intiland) merencanakan 10 hotel

K

jaringan Whiz baru di beberapa kota. Seperti Semarang, Surabaya, Jakarta dan lainnya. “Kami melihat bisnis perhotelan memiliki prospek yang potensial untuk berkembang di Indonesia. Bisnis perhotelan akan menjadi salah satu mesin bisnis dan kontributor pendapatan usaha perseroan di masa mendatang,” kata Moedjianto saat soft opening Whiz Hotel Jogjakarta yang ada di Kawasan Dagen pekan lalu. Whiz Hotel, kata Moedjianto menelan investasi hingga Rp 50 miliar termasuk harga tanah yang dipakai membangun hotel bintang dua plus ini. Moedjianto menganggarkan rata-rata pembangunan hotel di kota lain sama dengan yang di Jogjakarta dan pembiayaannya diperoleh dari berbagai sumber, baik investasi sendiri maupun pinjaman. Direktur PT Intiwihiz Internasional Anis Haryanto menegaskan hotel ini dibangun dengan enam lantai dan menyediakan 103 kamar dengan fasilitas memadai. Konsep minimalis menjadi pilihan PT Intiwihiz Internasional dan standar bangunan sudah disiapkan untuk menahan gempa. Direktur Operasinal PT Intiwihiz Internasional Ndang Mulyadi menegaskan soft opening hotel ini sangat tepat yakni menjelang liburan lebaran. “Pilihan Jogjakarta karena merupakan kota wisata dan pendidikan. Pasar wisatawan di Jogjakarta sangat potensial baik lokal maupun luar negeri. Karena itu, tingkat okupansi hotel ini diprediksikan akan di atas 75 persen,” tegasnya. Sedangkan Komisaris dan CEO PT Intiland Development Tbk Sinarto Dharmawan mengatakan pengembangan Whiz Hotels dilakukan melalui kajian intensif selama dua tahun sejak 2008. Hasil dari kajian dan riset, terbukti jaringan hotel sangat prospektif dan memiliki potensi yang besar seiring dengan kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang membaik. “Gejala terlihat dari pertumbuhan penumpang untuk penerbangan domestik maupun jumlah pemilik kendaraan pribadi di Indonesia. Di industri penerbangan tercatat ada 34 juta penumpang pesawat di 2006 dan tumbuh rata-rata 24 persen setiap tahunnya. Untuk penjualan mobil diperkirakan mencapai 600 ribu unit di tahun ini atau naik 23 persen,” papar Dharmawan. Khusus Jogjakarta, lanjut Dharmawan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jogjakarta ditargetkan mencapai 1,75 juta orang tahun 2010. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang sudah mencapai 1,2 juta orang. (hari)

K

Honda Luncurkan Safety F1RST

eselamatan dalam berkendara adalah segalanya. Untuk itulah, kepedulian tentang keamanan berkendara mesti menjadi milik setiap orang. Terkait dengan hal inilah, Honda Astra Motor, pekan lalu meluncurkan program safety F1RST yang merupakan wujud dukungan Honda untuk mendorong budaya berkendara aman atau keselamatan berkendara. Program ini dluncurkan secara serentak secara nasional, melibatkan 1300 jaringan Honda baik di wilayah main dealer maupun outlet-outlet penjualan mandiri Astra Motor. Di DIY, peluncuran program dipusatkan di kantor Honda Astra Motor Jalan Magelang, ditandai dengan pemukulan gong, pembacaan ikrar To be the Best Rider oleh perwakilan karyawan, kemudian dilanjutkan dengan pembagian pin Safety F1RST , pembagian helm dan jaket. Hadir dalam acara ini Wakil Direksi Aino Rofiq, Kasie Dikmas Polda DIY Kompol Sulasmi serta Service Departement Head Michael Zumanto. Zumanto mengatakan, peluncuran program ini dilatarbelakangi oleh keinginan Honda Astra untuk ikut mengkampanyekan program keamanan berkendara. Diharapkan dengan makin munculnya kesadaran mengenai safety riding, bisa menekan angka kecelakaan lalulintas khususnya yang melibatkan pengendara sepeda motor. “Data yang ada, tahun 2009 lalu setiap satu jam, dua orang meninggal karena kecelakaan. Dan sebagian besar kasus kecelakaan melibatkan pengendara sepeda motor,” katanya.(sw)

Penukaran Uang Receh Bisa di BI Atau di 16 BPR

ebiasaan masyarakat menukarkan uang baru menjelang Lebaran, kini tidak harus di Bank Indonesia (BI). BI Yogyakarta bersama 16 Bank Perkreditan Rarkyat (BPR) di DIY sudah menyiapkan layanan penukaran uang recehan baru baik untuk nasabah ataupun masyarakat umum. Salah satunya adalah BPR Danagung Ramulti yang ada di Kalasan, Sleman Yogyakarta. Kepala Seksi Operasional Kas Bank Indonesia Yogyakarta I Nyoman Darma Susila mengatakan untuk tahun ini tidak hanya Bank Indonesia yang melayani penukaran uang recehan baru, tetapi juga pihak Bank Perkreditan Rarkyat (BPR) yang ada di Jogjakarta. “Ada 16 BPR yang memberikan layanan tambahan bagi nasabah dan masyarakat umum. Inipun tidak ada tambahan biaya alias sama dengan yang dilakukan pihak Bank Indonesia,” kata Nyoman Darma di kantornya kemarin. Meski begitu, BI Jogjakarta tetap melayani penukaran setiap hari, dari Senin hingga Kamis mulai tanggal 2 Agustus dan akan berakhir pada 8 September mendatang. Hingga tanggal 16 Agustus lalu, BI sudah mengeluarkan uang sebanyak 27,2 miliar.

Diperkirakan sampai menjelang lebaran nanti uang yang dikeluarkan mencapai lebih dari Rp 181 miliar atau lebih dari lebaran tahun lalu. (hari) BPR Tempat Penukaran Pecahan Uang :

Sleman

-

BPR Berlian Bumi Artha Bank Pasar Sleman BPR Danagung Ramulti BPR Shinta Daya

-

BPR Artha Yogyakarta BPR Artha Agung BPR Panca Artha Monjali BPR Bhumi Karya Pala

Kota Jogja - BPR Arthajaya Baktimulia Bantul

- BPR Arga Tata - BPR Ambarketawang - BPR Kurnia Sewon

- BPR Nusamba Banguntapan - BPR Profidana

Gunungkidul - PD BPR Bank Daerah Gunungkidul Kulonprogo - PD BPR Bank Pasar Kulonprogo Sumber : Bank Indonesia Jogjakarta


Edisi Bulan September 2010

15

Nama Produk : Gordyn Unit Pembelian : panjang x lebar Minimum Order : Stok : Tersedia Produsen : Cahaya Utama Gordyn Alamat Produsen : Murangan VIII RT 14 RW 30, Triharjo, Sleman, Yogyakarta Telpon: 0274 864281 Email: -

Nama Produk : dhampar KENCONO Single Horse Candle Holder Unit Pembelian : doos Minimum Order : 10 pcs Stok : Produsen : dhamparKENCONO Alamat Produsen : Brongkol, Sidomulyo, Godean, Sleman, Telpon : 0274797290 Email : jokkerid@gmail.com

Usaha : Jambul ceramics Pemilik Usaha : Titik Utami E-mail : souvenir_jambulceramics@yahoo.com Telp : 0274 8341789/ 0274 8341789 Faks : 0274 370525 Alamat : Kasongan bangunjiwa kasihan bantul, yogyakarta Bantul 55184, Yogyakarta Indonesia

Nama Produk : Plismet Unit Pembelian : pcs Minimum Order : Stok : Tersedia Produsen : Lidi Emas Handycraft Alamat Produsen : Gamplong I 01/01, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Yogyakarta Telpon : 081328064031 Email : -

Usaha : Bunga Djeruk Craft Pemilik usaha : erdiyantono E-mail : bungadjeruk_craft@yahoo.co.id Nomor HP : +6285858771300 Nomor Telpon: +622746466778 Alamat : perum guwosari blok 8 jl. Nakula 1 no 43 pajangan bantul 55000, Yogyakarta Indonesia

Usaha : Omah Souvenir CEO : Dimas Haryo E-mail : info@omahsouvenir.com Web : http://www.omahsouvenir.com Hp : (+62) 81802646017/ (+62) 274 -8299182/ Alamat : Jalan Kaliurang Km 5,6 Gang Pandega Siwi no 11 Jogja 55281, Yogyakarta Indonesia

Nama Produk : Table Ranner Unit Pembelian : pcs Minimum Order : Stok : Tersedia Produsen : Lidi Emas Handycraft Alamat Produsen : Gamplong I 01/01, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Yogyakarta Telpon : 081328064031 Email : -

Usaha : Cira Craft Pemilik : Lisa Email : ciracraft@gmail.com Web : http://www.ciracraft. blogspot.com Alamat : Bintaran Wetan, Jl Wonosari, Km 12, Srimulyo, Piyungan Bantul 55000, Yogyakarta Nomor HP : 08157999979

Nama Produk : Miniatur Sepeda Unit Pembelian : buah Minimum Order : Stok : Tersedia Produsen : Walidi Craft Alamat Produsen : Jln. Gadjah Mada, Purwokinanti PA1/155, Yogyakarta, Yogyakarta Telpon : 0818271835 / 510709 Email : -

Usaha : Pro Natural 2000 Pemilik : Yuni Rivai E-mail : pronatural_jogja@ yahoo.co.id Nomor Telpon : 0274 3242491 Nomor Faks : 0274 622773 Alamat : Jl. Hos Cokroaminoto 215, Yogya 55244, Yogyakarta Indonesia

Nama Produk : Miniatur Andhong Unit Pembelian : buah Minimum Order : Stok : Tersedia Produsen : Walidi Craft Alamat Produsen : Jln. Gadjah Mada, Purwokinanti PA1/155, Yogyakarta, Yogyakarta Telpon : 0818271835 / 510709 Email : -

Usaha : Alhijaz Pemilik Usaha : Diah Lestari Asma’ Nomor Hp : 088216286009 Nomor Telp : 7411180 Email : ummu.harunmusa@gmail.com Alamat : Perum Griya Pringgading, Bantul, Yogyakarta



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.