Dimana Olahraga dan Iman Saling Berkaitan
Kesaksian Atlet
Kesaksian Atlet
MEB Keflezighi
Angela Hannah
Meskipun sebagian orang menganggap cederanya sebagai suatu kemunduran, juara lari maraton asal Eritrea, sebuah negara di sisi timur laut benua Afrika, Meb Keflezighi, memandangnya sebagai suatu kesempatan untuk menunjukkan kuasa Tuhan.
Atlet kayak Olimpiade Angela Hannah menemukan ketenangan dan penghiburan di dalam Kristus
Pada tahun 2008, Meb Keflezighi tidak dapat berjalan. Bergerak di ranjangnya pun ia membutuhkan bantuan dari orang-orang terdekat. Keterbatasan ini dideritanya akibat fraktur tulang panggul pada perlombaan Uji Coba Olimpiade Lari Mara-ton AS (U.S. Olympic Marathon Trials) sebelumnya di tahun yang sama. Beberapa tahun sesudahnya, di ajang Kejuaraan Lari Maraton AS (U.S. Marathon Championship), Meb Keflezighi, sang peraih medali perak di Olimpiade Athena dan peringkat keempat di Olimpiade London, awalnya diperkirakan tidak akan mampu menampilkan performa yang baik. Walau demikian, setelah 42,195 km, ia membuktikan betapa salahnya perkiraan itu dengan memecahkan rekor pribadi dan menyentuh garis finis dengan catatan waktu 2 jam, 9 menit, dan 15 detik; jauh meninggalkan rivalnya sang peraih gelar juara dunia lari maraton sebanyak empat kali berturut-turut Robert Cheruiyot di sepanjang 3,22 km terakhir. "Saya menjadi satu-satunya pelari yang memecahkan rekor pribadi saat itu," tutur Meb, yang ternyata memang berlari sam-bil bercakap-cakap dengan Tuhan di sepanjang 3,22 km terakhir. "Ini menunjukkan bahwa kuasa Tuhan memang merupa-kan bagian terbesar dari prestasi saya, dan semua orang dapat melihatnya di hari itu. Ini adalah kesaksian yang nyata tentang pekerjaan Tuhan."
Angela Hannah, atlet kayak Olimpiade asal Inggris, kini menyadari bahwa memercayai Tuhan sepenuhnya akan membuat hidupnya terpelihara di dalam damai sejahtera yang sejati dari Yesus. “Sepertinya banyak orang akan berkata kepada saya, ‘Memang sejak dulu Anda penganut agama Kristen, maka pantas saja Anda tidak tahu apa-apa tentang agama dan keyakinan lainnya,’” kata Hannah. “Tetapi, terlepas dari agama apa pun yang kita anut, kita hanyalah manusia. Saya sendiri juga mengalami saat-saat tidak bisa percaya kepada Tuhan, saat-saat marah kepada Tuhan dan sama sekali tidak ingin bergaul denganNya.” Angela pun mengenang kembali saat-saat di dalam hidupnya, ketika ia merasa jauh dari Tuhan, dan ia pun teringat akan rasa depresi berat yang waktu itu dialaminya. Sejak semakin bertumbuh di dalam perjalanan imannya kepada Kristus, Ange-la berkata bahwa Tuhan telah memberinya tujuan hidup, sehingga ia tidak lagi berfokus pada masalah-masalah duniawi yang dapat membawa pengaruh negatif kepada hidupnya. “Tuhan telah memberikan kemerdekaan kepada kita, dan kemerdekaan ini dapat kita nikmati sejauh kita tetap berusaha melakukan yang terbaik bagi Dia,” ujarnya. “Melakukan yang terbaik dari diri kita adalah selalu cukup. Dan itu artinya, saya dapat melanjutkan hidup dan menikmati hari-hari saya tanpa merasa tertekan lagi.”
Perenungan Pribadi
Perenungan Pribadi
Setelah mengalahkan cedera panggul, Meb Keflezighi mengembalikan segala kemuliaan kepada Tuhan, dan mengandalkan Dia untuk meraih prestasi-prestasinya yang selanjutnya.
Angela Hannah berusaha untuk memuliakan Tuhan dan menghargai talenta yang diberikanNya kepadanya, dengan melakukan yang terbaik dari dirinya, setiap hari.
Memberitakan Injil
Menaati Alkitab