4 KAMIS 22 JANUARI 2015
DigiMag Digital Magazine
K
EBANGGAAN dan kebahagiaan terpancar dari wajah para penulis buku Antologi PGSD Kita. Buku itu merupakan kumpulan hasil karya mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Surabaya (PGSD Unesa) yang telah diseleksi secara ketat untuk kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku. “Peluncuran ditandai dengan pembubuhan tanda tangan dosen serta pengumuman tiga kontributor terbaik,” kata Edo Tresnanto, panitia Seminar Nasional 2015 yang menjadi acara utama saat peluncuran buku. Rasanya terbayar sudah saat-saat memeras otak untuk membuat tulisan. Apalagi tulisan yang dikumpulkan tidak semua dapat diterbitkan. Tim kecil harus menyeleksi hasil tulisan dengan ketat sehingga didapat antologi yang patut dipamerkan. Menjadi guru di masa sekarang tidak mudah. Guru harus selalu belajar agar ilmu yang didapat selalu baru. Guru juga dituntut untuk dekat dengan dunia literasi. “Salah satunya dengan menulis dan menerbitkannya menjadi buku sehingga informasi yang disampaikan dapat dinikmati banyak orang,” tutur Zulfatul Khoirina yang bangga atas peluncuran buku itu. Peluncuran buku menjadi salah satu agenda dalam Seminar Nasional 2015
M
ENJADI panitia acara di kampus selalu menyenangkan. Tentu saja, itu baru bisa dirasakan ketika seluruh acara berlangsung lancar. Membuat acara berskala nasional menjadi tantangan tersendiri bagi Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Surabaya (HMJ PGSD Unesa). Ini tantangan lebih besar datang. Seminar Nasional 2015 yang bertema Memantapkan Profesionalitas Pendidik di Tengah Implementasi Kurikulum Pendidikan Indonesia membuat panitia belajar banyak. Bukan hanya tentang materi seminar, terlebih tentang kerja sama. Tidak mudah lho menyiapkan seminar nasional. Selain karena jangkauannya lebih luas, mencari pembicara yang mampu memberikan informasi yang diperlukan juga cukup sulit. Menurut Muchtar Latif, salah satu panitia, seminar yang diadakan Selasa (20/1) itu harus sudah dimulai beberapa bulan lalu. Kekompakan panitia benar-benar diuji karena panjangnya waktu persiapan. Setiap seksi (sie) berfokus pada tugas yang sudah disepakati. Pasti tidak mudah karena semua juga harus tetap berkuliah dengan tugas banyak. Sie acara harus menyusun konsep acara sejak awal. Mereka juga mencari pengisi acara, menyiapkan hadiah, serta memantapkan rundown acara. Tidak kalah seru adalah tugas sie humas. Mereka bertugas mencari pemateri, membantu pendistribusian surat menyurat, mencari sponsor, serta menjadi fasilitator dari para pemateri dan pengisi acara.
join facebook.com/suryaonline
yang diadakan PGSD Unesa di kampus Lidah Wetan Surabaya. Itu sejalan dengan materi dengan tema seminar nasional, yaitu Memantapkan Profesionalitas Pendidik di Tengah Implementasi Kurikulum Pendidikan Indonesia. Akhmad Gimun sebagai Guru Berprestasi Kota Surabaya tahun 2013 dan 2014 dengan tegas menyatakan masa depan Indonesia di tangan guru profesional. Guru profesional memiliki karakteristik baik yaitu dilihat dari segi mental, akademis, kompetensi pedagogik, profesional, sosial, kebribadian, dan visi/cita-cita. Setiyo Iswoyo, trainer kurikulum SD tingkat nasional, juga mengingatkan, pembelajaran berbasis multiple intelligences untuk meningkatkan profesionalitas guru. Ia menyampaikan, setiap anak dilahirkan dengan potensi yang berbeda. “Sebagai pendidik yang bijaksana kita harus memahami bagaimana mengembangkan potensi yang ada dalam diri masing-masing peserta didik baik yang normal maupun berkebutuhan khusus,” kata Setiyo. Semua itu diperkuat oleh Muhammad Nuh yang memberikan materi tentang pengembangan profesionalisme pendidik dan Kurikulum 2013. “Antara pendidik dan kurikulum itu saling berkaitan dalam menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas untuk mewujudkan generasi bangsa yang unggul,” kata Nuh. (ayu hartini)
Yang juga harus bekerja di awal adalah sie sekretariat karena mereka menyiapkan seluruh surat yang diperlukan untuk kelancaran acara. Selain itu mereka membuat sertifikat, stiker, dan menjadi pusat mekanisme pendaftaran peserta. Nah, yang tidak kalah sibuk adalah sie konsumsi. Mencari konsumsi pantas dengan jumlah cukup menjadi tantangan tersendiri. Selain itu ada bagian dekorasi dan dokumentasi, keamanan, serta perlengkapan. Masingmasing bagian menyiapkan backdrop, banner, pamflet, dekorasi tempat untuk kegiatan, dan pendokumentasian ketika kegiatan berlangsung. Seluruh perlengkapan harus siap digunakan dan acara berlangsung tertib dan lancar. Gampangkah? Sama sekali tidak. Kegiatan persiapan dan gladi bersih berakhir pukul 17.00 WIB. Selesaikah? Belum. Itu masih dilanjutkan dengan persiapan di kampus PGSD, lalu rapat briefing panitia pada malam harinya mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan seminar nasional. Ketika selesai seluruh persiapan, hari sudah larut malam. Daripada pulang dan esok pagi kembali ke kampus, semua bersepakat untuk menginap saja di kampus. Meski tidak senyaman kamar di rumah, tidur di kampus menjadi bagian dari kekompakan. Semua saling menjaga agar kondisi tetap fit dan bisa menyiapkan diri lebih awal. “Menginap bersama-sama di kampus adalah tradisi HMJ setiap menjelang program kerja besar. Itu juga untuk membangun kekompakan dan rasa solidaritas antaranggota,” kata M Irfan Ferdiansyah, salah satu panitia. (ayu hartini)
surya.co.id | surabaya.tribunnews.com
M
ENDAPAT tamu selalu menyenangkan. Rabu (21/1) PGSD FIP Unesa kedatangan tamu istimewa yaitu rombongan mahasiswa PGSD Universitas Prof Dr Hamka Jakarta yang mengadakan studi banding di kampus PGSD di Lidah Wetan Surabaya. Rombongan disambut oleh Dekan FIP, I Nyoman Sudarka. Selanjutnya, rombongan mahasiswa tamu diajak berkeliling melihat gedung kampus PGSD di dampingi dosen dan pengurus HMJ. Dosen dan pengurus HMJ menjelaskan penggunaan setiap ruangan dan kegiatan-kegiatan yang aktif dilakukan oleh mahasiswa PGSD FIP Unesa. Mendapat tamu berarti mendapat teman baru. Jaringan semakin luas dan itu diperlukan untuk saling menguatkan dan membagi informasi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa. Sebagai kampus pendidikan, PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Unesa banyak mengadakan kegiatan untuk menunjang dan mengasah potensi mahasiswa. Hal itu ditunjukkan salah satunya dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler. Ekskul itu tidak hanya untuk mengolah keterampilan, tetapi juga untuk membangun karakter baik yang diperlukan untuk berbaur di masyarakat. Ekskul yang te-o-pe itu adalah tari, fashion, karawitan, futsal, dan voli. Setiap minggu juga diadakan kegiatan aerobik dan pelatihan baris berbaris bagi mahasiswa semester awal. Bukan hanya berlatih, seluruh ekskul itu akan unjuk kebolehan dalam acara besar PGSD. Saat ini mahasiswa sedang menyiapkan diri untuk Dies Natalis ke-7 PGSD yang acara puncaknya akan dilaksanaan pada 15 Februari 2015 mendatang. Dies Natalis PGSD biasanya dilaksanakan selama beberapa hari berturut-turut dengan mengadakan lomba seperti futsal, voli, karaoke, hias tumpeng, kelas kreatif, dan sebagainya. Acara puncaknya diadakan secara meriah dengan jalan sehat beserta bazar kemudian penampilan dari mahasiswa dan dosen PGSD dengan tari, dance, band, fashion, dan lain-lain. Sebagai bekal berorganisasi, sejak pertama masuk PGSD, mahasiswa sudah dibiasakan
menjadi bagian dari organisasi kampus. Senin (18/1), HMJ PGSD mengadakan pelantikan pengurus KPU-J PGSD (Komisi Pemilihan Umum Jurusan PGSD) yang diketuai oleh Basuki mahasiswa PGSD angkatan 2013. KPU akan menyiapkan segala keperluan untuk pemilihan umum ketua dan wakil ketua HMJ PGSD periode selanjutnya hingga dilantik. Mereka juga menyiapkan jajaran pengurus HMJ yang telah dipilih melalui seleksi ketat. Menurut Basuki, tes itu antara lain tes proposal, tes tulis, dan tes wawancara. Pengurus HMJ harus pandai menempatkan diri. Secara akademik mereka juga harus menunjukkan prestasi. Dalam organisasi, mahasiswa diajak belajar berkomunikasi. Salah satunya ketika harus berkomunikasi dengan dosen atau tamu-tamu, seperti ketika menerima rombongan dari PGSD Universitas Prof Dr Hamka Jakarta, kemarin. (ayu hartini)
follow @portalsurya