Bayern Dihantui Kartu Kuning
DIGITAL NE WS PA PER
hal
2
Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com
surya.co.id
edisi pagi
| RABU, 01 MEI 2013 | Terbit 2 halaman
Para Presiden Amerika Latin Terlalu Gemar Twitter BUENOS AIRES — Ketika sejuta warga Argentina yang marah membanjiri jalanan awal bulan ini untuk memprotes pemerintahannya, Presiden Cristina Fernandez memutuskan untuk menulis satu pesan di Twitter. Lalu ia menulis pesan lainnya. Dan yang lainnya. “Ya, saya sedikit keras kepala, dan saya juta tua. Tapi pada akhirnya, kita beruntung bisa sampai ke usia tua, ya?” tulis salah satu pesannya. Ia juga berkicau tentang keindahan lukisan dinding abad 19 di istananya, serta manfaat dari program negara untuk melek aksara. Pada hari itu, Fernandez mengirim 61 pesan di Twitter dalam periode sembilan jam – sangat produktif bahkan untuk standar Amerika Latin, dimana para presiden dan politisi terkemuka lainnya telah merangkul media sosial dengan semangat yang tidak ditemui di tempat lain. Kecintaan mereka akan Twitter, terutama, telah membuat jutaan orang dapat mengintip pembuatan kebijakan, dan seringkali pikiran-pikiran terintim dari para pemimpin mereka. Namun hal itu juga memicu debat mengenai apakah mereka terlalu banyak “berbagi” -- membuat politik lebih terpolarisasi, konfrontasi menjadi lebih personal, dan berpotensi membuat para pemimpin itu sendiri terlihat canggung ketika mereka menulis mengenai perbincangan dengan orang asing di kamar mandi, misalnya, seperti yang dilakukan Fernandez bulan ini.
“Setiap orang yang menggunakan Twitter tahu bahwa terkadang Anda menulis sesuatu dan menekan tombol ‘kirim’ tanpa berpikir terlebih dulu. Itu hal yang berbahaya dalam politik, dan kita telah melihat banyak contoh untuk itu,” ujar Alan Clutterbuck, ketua Fundacion RAP, sebuah kelompok yang berbasis di Buenos Aires yang bertujuan memperbaiki wacana politik. “Kita harus meletakkan para pemimpin politik kita dalam standar yang berbeda,” ujarnya. “Anda membaca pesan yang bertuliskan ‘Saya makan roti lapis,’ dan Anda berpikir: ‘Siapa yang peduli?’”
Memiliki kekayaan tradisi pidato yang berbunga-bunga, Amerika Latin menghasilkan Fidel Castro dari Kuba dan pidato lima jamnya yang terkenal. Jadi tidak mengejutkan jika beberapa dari pemimpin modernnya telah merangkul sarana baru untuk mengekspresikan diri, namun juga kesulitan menuliskan pikirannya secara singkat dalam 140 karakter atau kurang. Para politisi telah saling menghina sejak sebelum zaman Twitter, namun teknologi telah membuat hinaan sampai lebih cepat dari sebelumnya. Di Venezuela, misalnya, Presiden yang baru terpilih Nicolas Maduro menyebut
oposisinya dalam kampanye presiden yang baru lalu “fasis”, sementara kandidat Henrique Capriles menggunakan Twitter untuk menulis: “Presiden yang sekarang tidak sah!” Pemimpin dunia lainnya juga telah merangkul Twitter, tapi tidak dengan kegemaran yang sama dan seringkali dituliskan oleh stafnya. Presiden AS Barack Obama, misalnya, sudah sebulan tidak menulis sendiri di Twitter, yang ditandai dengan “bo” di akhir pesan. Sebaliknya di Amerika Latin, para presiden yang paling sering “berkicau” – Fernandez, Maduro, Juan Manuel Santos dari Kolombia dan Enrique
Obama Punya Foolower Terbanyak Lebih dari 125 kepala negara dan 139 politisi penting dunia lainnya menggunakan Twitter, meski hanya sekitar 30 di antara mereka melakukan tweet-nya sendiri. Twitter memang populer tidak saja bagi masyarakat
kebanyakan, namun juga bagi para politisi. Banyak politisi dunia telah lama memanfaatkan Twitter sebagai media komunikasi yang terbuka antara pemimpin dengan rakyatnya. Lebih dari 125 kepala negara dan 139
join facebook.com/suryaonline
politisi penting dunia lainnya menggunakan Twitter, meski hanya sekitar 30 di antara mereka melakukan tweetnya sendiri. Presiden Barack Obama misalnya, sesaat setelah kemenangannya, dia menyam-
paikan ucapan terima kasih kepada para pendukungnya justru lewat Twitter, bukan melalui jumpa pers resmi. “Ini semua terjadi berkat Anda, Terima kasih,” ujar Obama melalui akun Twitter @BarackObama yang kini mempunyai
Pena Nieto dari Meksiko – menulis sebagian besar pesannya oleh mereka sendiri. Tapi tidak semua ikut tren ini. Presiden dari negara terbesar di wilayah ini, Dilma Rousseff dari Brazil, berhenti menulis di Twitter setelah ia terpilih pada 2010. “Ia merasa itu buang-buang waktu,” ujar salah satu stafnya. Namun bagi yang lain, menulis di Twitter telah menjadi bagian identitas mereka. “(Twitter) memungkinkan komunikasi langsung, tanpa perantara,” ujar mantan presiden Kolombia, Alvaro Uribe. (Reuters/Brian Winter/VOA)
lebih dari 30 juta pengikut (followers). Sesaat kemudian Obama juga muncul di Twitter foto dirinya memeluk first lady Michelle Obama. “Four more years,” demikian tweet Obama merespons hasil penghitungan suara yang menunjukkan keunggulannya atas Mitt Romney. Berselang tiga jam kemudian, tweet Obama di retweet sebanyak 472 ribu kali dan difavoritkan sebanyak 100 ribu orang.(*) follow @portalsurya
2
RABU, 01 MEI 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com
Bayern Dihantui Kartu Kuning Tergantung Kondisi Messi
SURABAYA, SURYA-Dalam sejarah Liga Champions, belum pernah ada tim yang bisa menang setelah tertinggal 0-4 pada pertandingan pertama. Bisakah Bayern München memastikan tidak ada keajaiban yang terjadi? Dalam laga Bundesliga Sabtu lalu (27/4), Bayern München menurunkan 10 pemain berbeda dari susunan saat mengalahkan Barcelona di Liga Champions. Hasilnya, Bayern tetap menang dan memecahkan rekor perolehan poin di Bundesliga. Jelang pertandingan kedua di stadion Camp Nou, media-media Jerman sepertinya hampir yakin klub FC Hollywood tidak akan kesulitan melenggang ke babak final di stadion Wembley Inggris. Analisa para pakar, tidak lagi mengenai strategi menghadapi Barca, melainkan banyaknya pemain Bayern yang terancam tidak bisa diturunkan di babak final karena akumulasi perolehan kartu kuning. Ada enam pemain inti Bayern yang tidak boleh terkena kartu kuning dalam pertandingan di Camp Nou kalau masih mau bermain di final.
Mereka adalah kapten Philipp Lahm, Bastian Schweinsteiger, Javi Martinez, Dante, Mario Gomez dan Luiz Gustavo. Pelatih Jupp Heynckes sudah menegaskan tidak akan “mempedulikan” pemain yang terancam. “Kami hanya harus bermain dengan sangat disiplin.” Wasit yang akan menentukan nasib para pemain Bayern adalah Damir Skomina dari Slovenia. Bayern memiliki pengalaman positif dengan pria berusia 36 tahun tersebut. Skomina juga memimpin pertandingan babak penyisihan grup Liga Champions 2009, saat Bayern menang 3-0 di kandang Maccabi Haifa. Sementara itu, legenda Bayern München Franz Beckenbauer memperingatkan klubnya untuk tidak terburu-buru memikirkan babak final. Kepada harian Jerman Bild, der Kaiser mengatakan “Barca akan melakukan segala cara untuk menggoyahkan strategi Bayern. Barca akan mencoba memaksa Bayern berduel satu lawan satu. Para pemain Bayern tidak boleh terjerumus dalam pertarungan individu.”
Individu yang menjadi andalan Barcelona tetap lah Lionel Messi. Walau mendapat sebutan “tim terbaik dalam sejarah” dan sistem umpan pendek yang sulit dilawan, dalam urusan mencetak gol Barca bergantung pada Messi. Messi harus pulih agar Barca bisa bangkit kembali Sepanjang karirnya di Barca, Messi sudah mencetak 311 gol, meraih empat penghargaan Ballons d’Or, tiga gelar Liga Champions dan empat gelar juara La Liga. “Semua orang tahu ‘comeback’ lawan Bayern tidak mungkin terjadi tanpa penampilan sensasional Messi. Tanpa dirinya, Barca tidak akan pernah sampai ke babak semifinal dalam kompetisi ini,” demikian menurut radio Spanyol RAC-1, Selasa (30/04/13). Lionel Messi dikabarkan sudah pulih sepenuhnya dan Barcelona “dijamin” tidak akan bermain seburuk saat di kandang München. Kemampuan Barca untuk bangkit kembali, sudah dibuktikan pada babak perempat final lawan AC Milan. Tertinggal 0:2 di pertandingan pertama, Barca mengamuk dan menang 4:0 di Camp Nou. Namun, dalam sejarah Liga Champions belum pernah ada klub yang melaju ke babak berikutnya setelah tertinggal 0-4 pada pertandingan pertama.(*)
Nasha Abigail Jadi “Anak” Barry Prima SURABAYA, SURYA-Bagi aktris remaja Nasha Abigail yang masih hijau di dunia perfilman Indonesia, beradu peran dengan aktor senior Barry Prima merupakan pengalaman luar biasa. “Waw! Pokoknya waw!” kata gadis kelahiran 27 Juni 1999 itu di Meet and Greet “Pintu Harmonika” di Jakarta, Minggu. “Barry Prima jadi papaku, di sini konflik keluarganya sama papa,” kata remaja yang pernah berakting di “Perempuan Berkalung Sorban”. Abigail terkesan dengan Barry yang tidak segan membantunya memahami dialog agar dapat berakting dengan maksimal. Di film “Pintu Harmonika”, Abigail berperan sebagai remaja SMP yang menjadi tukang bully di sekolahnya. Namun, tingkah lakunya berbeda 180 derajat di rumah. Lewat join facebook.com/suryaonline
film ini, dia ingin menyebarkan pesan moral seputar bullying yang kerap terjadi di pergaulan sekolah. “Aku ingin mengajak orang untuk tidak melakukan bullying,” pesan murid kelas 3 SMP itu. Film “Pintu Harmonika” dibesut tiga sutradara, yaitu Ilya Sigma, Luna Maya, dan Sigi Wimala.
Abigail bermain dalam cerita yang disutradarai Luna Maya. “ Seru disutradarain Luna, dia baik banget dari reading skenario sampe selesai syuting,” katanya. Film berisi tiga cerita dengan genre drama, komedi, dan thriller itu akan tayang pada 23 Mei mendatang.(Ant)
follow @portalsurya