gAME INDONESIA MENDUNIA
DIGITAL NE WS PA PER
hal
Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com
surya.co.id
2 | SENIN, 15
APRIL 2013 | Terbit 2 halaman
edisi pagi
Ambisi Baru Rusia di Ruang angkasa Selidiki Bulan dan Mars
SURYA, SURABAYA-Presiden Vladimir Putin, mengungkapkan ambisi baru Rusia dalam program ruang angkasa. Untuk pertama kalinya pasca perang dingin, negara itu mengungkapkan keinginan mengejar ketinggalan dalam teknologi ruang angkasa. Bicara melalui hubungan video dengan para awak Stasiun Ruang Angkasa Internasional, Putin hari Jumat (12/4/2013) mengatakan bahwa fasilitas yang diberi nama Vostochny Cosmodrome di masa depan akan dipakai Rusia untuk meluncurkan para astronotnya untuk menjelajah ruang angkasa. Presiden Rusia itu mengatakan, fasilitas tersebut akan terbuka juga bagi Amerika dan Eropa. Pernyataan ini disampaikan Putin dalam rangkaian acara memperingati kesuksesan kosmonot Yuri Gagarin sebagai manusia pertama yang berhasil ke ruang angkasa pada tahun 1961. Sebuah proyek ambisius pada masa itu, yang menggambarkan sengitnya perlombaan program luar angkasa era perang dingin. Ambisi Baru
Dengan latar peluncuran roket berapi-api, Putin juga menga-
takan bahwa ia ingin Vostochny Cosmodrome membantu mengejar ketinggalan Rusia dari kekuatan lain dalam mengeksplorasi orbit di luar bumi. “Kami tertinggal di belakang dunia dalam beberapa hal,” kata Putin dalam sebuah tur tempat peluncuran masa depan di timur Siberia dekat perbatasan China. Rusia menginginkan Vostochny, tempat yang diharapkan bakal menghasilkan sebuah generasi baru roket yang mampu membawa beban lebih berat ke ruang angkasa. Sambil memberi selamat kepada para Astronot atas apa yang dikenal di Rusia sebagai Hari Eksplorasi Ruang Angkasa, Putin mengatakan: ”Ini bukan sekedar salam biasa, ini adalah salam dari tempat pembangunan masa depan kita.” Ia mengatakan bahwa peluncuran pertama dari Vostochny akan dilakukan pada 2015 sementara peluncuran penerbangan berawak pertama akan dilakukan pada tahun 2018. Situs yang terletak di dekat pantai Pasifik Rusia dipilih agar para kosmonot bisa mendarat di air setelah misi mereka. “Saya sangat berharap bahwa itu akan dipergunakan tak hanya oleh para ahli kami, tapi juga kolega
join facebook.com/suryaonline
dari Amerika Serikat, Eropa dan Negara-negara lain,” kata dia. “Ruang angkasa adalah bidang aktivitas yang membuat kita melupakan semua masalah dalam hubungan internasional,” kata Putin, yang selama ini menghadapi kritik dari Amerika dan Eropa atas masalah hak asasi manusia sejak ia kembali ke Kremlin Mei tahun lalu. Ruang Angkasa yang Lebih Jauh Putin yang punya ambisi mengembalikan kejayaan Moskow di era Uni Soviet, mengatakan bahwa Rusia akan mengeluarkan biaya hingga 52 juta dollar untuk eksplorasi ruang angkasa hingga tahun 2020. “Sudah jelas bahwa pada abad21 Rusia harus menjaga statusnya sebagai kekuatan ruang angkasa terkemuka,“ kata Putin. Uni Soviet berhasil melompati Amerika dalam perlombaan ruang angkasa saat berhasil meluncurkan satelit Sputnik pada tahun 1957, proyek percobaan ke bulan pada 1959 dan kesuksesan Gagarin sebagai manusia pertama yang selama 108 menit berhasil mengorbit di luar angkasa. Namun kemudian, Rusia absen dari ruang angkasa untuk lebih dari 20 tahun.(rtr/afp/ ap/de.dw)
RUSIA akan melanjutkan penelitian panjangnya untuk menjelajahi bulan dengan mengirimkan pesawat tanpa awak pada 2015. Pesawat itu bernama Luna-Glob akan membawa roket pertama yang diluncurkan di pusat fasilitas baru milik badan luar angkasa Rusia. Pusat fasilitas baru ini akan mengurangi ketergantungan Rusia dari penggunaan Baykonur Cosmodrome di wilayah Kazakhstan. Luna-Glob akan terdiri dari modul orbital dan satelit yang akan mendarat di bulan dan akan membawa kembali informasi tentang sampel yang diperlukan dari permukaan bulan. Sebelum pecah menjadi Rusia dan negara lainnya, Uni Soviet mengalahkan AS dalam persaingan menjadi negara pertama yang mengirimkan satelit ke bulan pada 1959 di masa perang dingin. Tetapi AS lalu mengalahkan Uni Soviet dalam mengirimkan manusia pertama ke bulan pada 1969. Terakhir kalinya Uni Soviet sukses meluncurkan pesawat tanpa awak ke bulan pada 1970-an. Namun, Rusia mengalami kemunduran dalam program luar angkasa dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kegagalan peluncuran satelit Bungled dan Mars Probe pada 2011. Dilansir Reuters, Kementrian Pertahanan Rusia mengatakan, jika sukses diluncurkan, pesawat tanpa awak itu akan mengirimkan satelit ke orbit bulan. Perdana Menteri Dmitry Medvedev menyetujui rencana peluncuran itu bulan lalu dengan menghabiskan US$70 triliun untuk pengembangan industri luar angkasa pada 2013 hingga 2020. Tujuannya antara lain untuk membangun berbagai proyek eksplorasi bulan dan Planet Mars.
follow @portalsurya