Film Berani Tentang Lesbianisme
DIGITAL NE WS PA PER
hal
Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com
surya.co.id
2 | RABU, 29 MEI 2013 | Terbit 2 halaman
edisi pagi
Profesor Penerima Gratifikasi Seks
Dinyatakan Bersalah
Darrine Ko (dua dari kanan)
SURABAYA, SURYA-Setelah proses persidangan yang menelan waktu hampir setengah tahun, skandal gratifikasi seks yang melibatkan seorang profesor hukum National University of Singapore (NUS) memasuki babak akhir. Dalam pembacaan dakwaan, Selasa (28/5/2013), Hakim Distrik Tan Siong Thye menyatakan Tey Tsun Hang bersalah melakukan tindak pidana korupsi. Profesor Hukum itu dinilai menerima gratifikasi dari mahasiswinya, Darrine Ko dalam bentuk seks, pulpen mahal, dan bersantap di restoran mahal. Sebagai imbalan dari semua pemberian itu, Tey menjamin akan memberikan nilai yang bagus kepada Darrine. Skandal “sex for grade” ini menghebohkan Singapura selama setahun terakhir. Tey pertama sekali diciduk aparat hukum sekitar Juli tahun lalu. Dalam proses persidangan, profesor yang ironisnya merupakan mantan hakim ini membantah keras seluruh tuduhan. Beliau menegaskan semua pemberian mahasiswinya itu didasarkan suka sama suka. Bahkan, dia mengaku jatuh cinta dengan Darrine. “Hubungan seks yang kami lakukan adalah karena kami saling mencintai,” sang profesor menegaskan. Sayangnya, hakim menilai semua join facebook.com/suryaonline
pembelaan Tey tidak beralasan. “Kenyataannya terdakwa mencoba memanfaatkan mahasiswinya untuk kepentingannya sendiri,” kata Hakim Tan yang sejak awal menilai terdakwa sudah berniat melakukan korupsi. “Terdakwa mengetahui dia melakukan sesuatu yang salah, namun memutuskan menutup mata, bahkan mencoba mengelabui Darrine untuk berhubungan seks, dan dia tidak pernah mencintai Darrine,” ujar Hakim Tan. Yang semakin memperberat masalah adalah profesor ini terlalu sering bohong dan berbelitbelit selama proses persidangan. Hakim akan menjatuhkan vonis pada Rabu (29/5/2013). Jika terbukti bersakag maka Tey terancam hukuman penjara maksimum 5 tahun dan denda 100.000 dolar Singapura.
hukum National University of Singapore Darrine rela menjual harga dirinya. Ia mau bercinta dengan profesor selama beberapa kali untuk memastikan meraih nilai tugas yang tinggi. Sebenarnya kejadian memalukan ini tak akan terungkap kalau sang mahasiswi tidak bercerita kepada temannya. Tapi karena temannya itu kemudian bercerita lagi ke orang lain, akhirnya polisi
Takut Nilai Jelek
Ketakutan akan nilai jelek membuat mahasiswi
u Tey Ts
n Han
pun ikut sibuk mengungkap kisah asusila yang terjadi pada 2011 itu. Kala itu mahasiswi berusia 23 tahun tersebut masih duduk di tingkat empat. Profesor memang tak meminta jatah hubungan intim karena mahasiswinyalah yang menawarkan. Ia ketakutan mendapatkan nilai tugas jelek, sehingga akan menurun- kan kesempatanya direkrut firma hukum terbaik. Lalu datanglah ide untuk tukar-menukar hubungan intim dengan nilai. Tampaknya itu jadi tawaran menarik, sehingga pasangan ini melakukannya lebih dari sekali hingga akhirnya ia lulus dan mendapat gelar sarjana hukum .(kompas/asiaone)
g
follow @portalsurya
2
RABU, 29 MEI 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com
Film Berani Tentang Lesbianisme Menang Cannes SURABAYA, SURYA-Film berisi penggambaran seksual kisah percintaan lesbian berjudul “Blue is the Warmest Colour” karya sutradara Prancis-Tunisia Abdellatif Kechiche, merebut hadiah utama Festival Film Cannes. Sutradara Hollywood yang menjadi ketua dewan juri, Steven Spielberg mengatakan bahwa kisah tentang cinta pertama seorang perempuan Prancis 15 tahun dengan seorang perempuan yang lebih tua, terpilih oleh para juri dengan suara bulat. Lewat langkah yang tidak biasa, Spielberg saat memberikan hadiah kepada Kechiche memanggil dua bintang film itu: Adele Exarchopoulos dan Lea Seydoux, untuk ikut bergabung di panggung untuk mendapatkan ucapan “bravo” dari para penonton. Untuk Para Revolusioner Arab Kechiche, 52, yang lahir di Tunisia, mendedikasikan hadiah dari festival terkenal dunia ini bagi para anak muda Prancis dan juga para revolusioner gerakan musim semi Arab. “Mereka juga memiliki aspirasi yang sama untuk hidup bebas, mengekspresikan diri mereka secara terbuka dan punya kebebasan penuh untuk mencintai,” kata dia, sambil menambahkan bahwa ia berharap bahwa film ini juga akan didistribusikan di Tunisia yang dikenal memiliki masyarakat konservatif. Spielberg mengatakan bahwa para juri internasional termasuk para pemenang Oscar seperti Ang Lee, Nicole Kidman dan Christoph Waltz tak ragu terkait adegan seksual eksplisit
yang ditampilkan, dan memuji “keberanian” tim yang membuat film itu. “Bagi saya, film itu adalah sebuah kisah cinta yang luar biasa dan fakta bahwa kisah cinta luar biasa itu membuat kami semua merasa istimewa, tidak malu -adalah sebuah kehormatan telah diundang untuk melihat kisah cinta dan patah hati yang dalam yang dimulai
join facebook.com/suryaonline
sejak awal, lewat sebuah cara yang indah di mana waktu seakan berhenti,” kata dia kepada para wartawan. “Kami benar-benar terpesona oleh kecemerlangan yang menakjubkan dari penampilan para aktris muda dan semua pemain, dan khususnya cara sutradara mengamati para pemainnya, cara dia membiarkan karakter-karakter itu hidup. Kami menemukan bahwa itu semua adalah sebuah cerita cinta yang mendalam.” Penghargaan ini datang bersamaan dengan hari digelarnya demonstrasi besar di Paris menentang sebuah aturan baru di Prancis yang membuat negara itu menjadi negara ke-14 yang melegalkan perkawinan sesama jenis. Ketika ditanya apakah film ini mempunyai sebuah pesan politik, aktris berusia 19 tahun Adele Exarchopoulos mengatakan bahwa film ini pertama-tama dan terutama adalah tentang cinta. “Jika itu menjadi sebuah
ode bagi toleransi, maka itu akan menjadi lebih memuaskan,“ tambah dia. Sineas Asia
Penerima penghargaan utama nomor dua, jatuh kepada film karya sutradara kakak beradik Joel dan Ethan Coen berjudul “Inside Llewyn Davis” yang menampilkan Carey Mulligan, Justin Timberlake dan pendatang baru Oscar Isaac yang berperan dalam film tentang kisah malang seorang penyanyi folk di New York pada tahun 1960-an. Film dua bersaudara Coen “Barton Fink” memenangkan Cannes pada tahun 1991 dan mereka juga sempat masuk nominasi pada tahun 2007 dengan “No Country for Old Men”. Amat Escalante dari Meksiko meraih gelar sutradara terbaik untuk film ultra-keras “Heli” tentang perang obat bius penuh darah di negaranya, Aktris Prancis Berenice Bejo meraih penghargaan sebagai aktris terbaik dalam perannya di film
“The Past” karya sutradara asal Iran pemenang Oscar Asghar Farhadi. Bejo mulai terkenal lewat film bisu Prancis terkenal berjudul “The Artist”. Salah satu aktor masa keemasan Hollywood tahun 1970am, Bruce Dern, 76, meraih penghargaan sebagai aktor terbaik atas penampilannya sebagai seorang ayah pecandu alkohol dalam film perjalanan di era resesi karya Alexander Payne berjudul “Nebraska”. Festival ini juga ditandai penghargaan bagi sineas asal Asia. Skenario terbaik diraih Jia Zhangke dari Cina “A Touch of Sin”, yang secara mengejutkan menampilkan tema tentang korupsi dan eksploitasi yang merajalela di negaranya. Sebuah film drama penuh emosi dari Jepang tentang dua anak laki-laki yang tertukar saat lahir, karya sutradara Hirokazu Koreeda berjudul “Like Father, Like Son”, meraih tempat ketiga sebagai film terbaik.(DW.DE) follow @portalsurya