Kagawa Bikin Hattrick Pertama Asia
DIGITAL NE WS PA PER
hal
2
Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com
surya.co.id
| SENIN, 4 MARET 2013 | Terbit 2 halaman
edisi pagi
Swiss Gelar Referendum Batasi Bayaran Bos SURABAYA, SURYA-Swiss menggelar referendum dalam upaya mencari aturan hukum baru terkait besarnya bayaran seorang bos perusahaan serta pesangon saat yang bersangkutan keluar. Jika disetujui referendum ini akan memberi batasan pada gaji tinggi para eksekutif serta menjadi acuan larangan pesangon selangit jika para bos ini keluar atau menempati posisi eksekutif baru di satu perusahaan. Menurut wartawan BBC di Swiss, referendum ini dilakukan karena publik marah setelah eksekutif puncak sejumlah perusahaan terusmenerus mengantongi bayaran tinggi meski perusahaannya, termasuk eksekutif di raksasa perbankan UBS, menderita kerugian besar serta ribuan orang juga kehilangan pekerjaan akibat diberhentikan dari pabrikan obat ternama, Novartis. Referendum sering dilangsungkan di Swiss karena negara itu menganut sistem demokrasi langsung, bahkan kadangkala sampai beberapa kali dalam setahun. Kali ini referendum ini di-
Daniel Vasella namai Inisiatif Minder, diambil dari nama pemrakarsanya yakni pengusaha Thomas Minder, setelah petisi yang diaju-
kannya mendapat dukungan dari 100.000 suara sehingga referendum harus digelar. Meski sebelumnya Swiss
termasuk negara yang relatif kebal krisis ekonomi di daratan Eropa, kini publik setempat disebut-sebut
murka karena tingkat gaji dan fasilitas terhadap para manajer perusahaan top dianggap sampai pada level ‘keterlaluan’. Sejauh ini polling menunjukkan refendum akan mendapat dukungan luas hingga berhasil lolos. Termasuk dalam daftar eksekutif yang menjadi sorotan karena bayaran selangit adalah Daniel Vasella, mantan bos perusahaan obat Novartis, yang mendapat bayaran hingga 15 juta franc Swiss (sekitar Rp154 miliar) tahun 2011. Valla juga direncanakan menerima pesangon perpisahan sebesar 72 juta franc Swiss (Rp 738 miliar) yang akan dibayarkan dalam kurun lima tahun jika dia tidak bekerja untuk pesaing Novartis setelah keluar pada bulan Februari lalu. Jika referndum ini disetujui rakyat Swiss maka selanjutnya fasilitas pesangon pada eksekutif perusahaan harus disetujui lebih dulu oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Penanggung jawab perusahaan yang membandel bisa dikenai hukuman penjara selama tiga tahun dan denda sampai dengan enam tahun gaji mereka.(BBC)
EROPA Sudah Mendahului
SEBELUMNYA, Uni Eropa (UE) sepakat membatasi bonus eksekutif perbankan. Upaya ini dilakukan untuk meredam ekses-ekses sektor perbankan dan korporasi. Delegasi Parlemen Eropa dan negara-negara anggota UE telah mencapai kesepakatan awal mengenai kebijakan pembatasan bonus bankir, yang kelak tidak boleh melampaui gaji tetap. Upah fleksibel dapat naik hingga dua kali lipat gaji, tetapi hanya dengan persetujuan terbuka dari pemegang saham. Inisiatif ini merupakan bagian kebijakan lebih luas
untuk menyokong landasan finansial yang kuat di sektor perbankan. Caranya, dengan mengurangi insentif terhadap aktivitas berisiko yang diduga turut memperdalam krisis finansial 2008. Batasan bonus ini akan berlaku untuk semua bank Eropa, termasuk yang beroperasi di benua lain. Cabang-cabang bank asing yang berlokasi di UE juga terkena dampaknya, kata pejabat yang mewakili Parlemen Eropa dan negara anggota. Namun kebijakan ini akan kembali ditelaah dalam beberapa tahun mendatang, lanjut mereka. Anggota Parlemen Eropa
join facebook.com/suryaonline
menyambut baik kesepakatan awal ini. Lembaga tersebut adalah pencetus kebijakan pemangkasan bonus, dan giat menentang upaya-upaya yang menggugurkan rencana ini. “Bila saya melihat reaksi pelaku industri perbankan, ini tentu akan berdampak pada mereka. Ini juga akan berdampak terhadap jumlah renumerasi secara keseluruhan,” kata Philippe Lamberts, anggota Partai Hijau dari Belgia. Ia adalah salah satu juru runding utama untuk Parlemen Eropa. “Saya pikir (kebijakan) ini akan melukai mereka (pelaku perbankan),” katanya.(WSJ) follow @portalsurya