E-paper Surya Edisi 10 Februari 2012

Page 1

Harga Langganan: Rp 29.000 / bulan Berlangganan/Pengaduan/Sirkulasi: (031) 8479 555

Rp 1.000

ALAMAT REDAKSI/IKLAN: JL. RUNGKUT INDUSTRI III NO. 68 & 70 SIER SURABAYA (031) 8419 000

JUMAT, 10 FEBRUARI 2012 NO. 138 TAHUN XXVI, TERBIT 20 HALAMAN

surya.co.id

Sopir Sumber Minta Dikasihani ■ Sumber Kencono Kecelakaan Lagi ■ Masuk Sungai 20 Meter, 2 Tewas MAGETAN, SURYA - Harianto (42), sopir bus Sumber Kencono (SK) yang masuk ke sungai setelah tabrakan dengan mobil sedan dan menewaskan dua orang di Magetan, Kamis (9/2), mengaku anti-ngebut. Bapak lima anak warga Desa Goseng, Kecamatan Megaluh, Jombang ini berharap tidak menjadi tersangka. Menurutnya, tidak semua kecelakaan yang melibatkan Sumber Kencono karena sopirnya ugal-ugalan. “Saat itu perseneling baru masuk gigi

empat, karena sebelumnya saya berhenti menaikkan penumpang. Mungkin kecepatannya antara 40 km – 50 km. Saya meski sopir bus SK tapi tidak pernah ngebut,” ■ KE HALAMAN 7

Awas Leher Belakang Anda Dielus Monyet

antara/siswowidodo

BUS TERBALIK - Warga melihat bus Sumber Kencono yang terbalik di bawah Jembatan Glodok, Magetan, Kamis (9/2). Bus itu bertabrakan dengan sedan di ujung jembatan dan mengakibatkan dua orang tewas serta belasan luka.

Pengemudi Sedan Diduga Mabuk PENGEMUDI mobil sedan Honda Civic LX yang terlibat tabrakan dengan bus Sumber Kencono menjalani tes urine dan darah. Kapolres Magetan AKBP Agus Santosa, mengatakan, tes urine dan darah yang dilakukan terhadap Lilik Purwanto, warga Perum PG Purwodadie Glodog, Karangrejo, Magetan, itu untuk membuktikan kandungan alkohol dalam diri yang bersangkutan. “Memang ada informasi jika pengemudi sedan dalam keadaan mabuk saat kecelakaan. Karena itu, kami melakukan tes urine dan darah kepada yang bersangkutan untuk memastikan,” ujar

SIDOARJO, SURYA Serangan monyet semakin meresahkan warga Sidoarjo. Sampai Kamis (9/2), ada sekitar 14 warga yang dilukai kera itu. Korban terakhir adalah M Yusuf, 43, warga Dusun Beringin Wetan RT 5/RT 6, Desa Beringin Bendo, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Kamis (9/2) sekitar pukul 13.00 WIB. Rabu (8/2), kera mencakar dan menggigit warga Desa Krembangan. Sedangkan di Desa Tanjungsari, Kecamatan Taman, kera yang diduga jenis beruk itu melukai dua warga.

■ KE HALAMAN 7

Polisi Cari Penelepon Briptu Dodik

■ KE HALAMAN 7

surya/rudi mulya

BERBURU KERA - Petugas BKSDA menyiapkan sumpit berisi suntikan bius untuk melumpuhkan kera yang meneror warga, Kamis (9/2).

Ribuan Rumah Jadi Rongsokan

■ Motif Konflik Keluarga Meragukan

SURABAYA, SURYA - Krisna tak dapat memendam rasa kecewanya. Impiannya punya rumah tipe 36 sirna, meski sudah membayar uang muka Rp 26 juta, berikut pelunasan biaya perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB). “Sudah kredit, nggak juga dibangun,” kata Krisna soal calon rumahnya di kawasan Sedati, Sidoarjo itu, kepada Surya, Kamis (9/2). Krisna sudah menuntut pengembalian uang muka dan pembatalan akad kredit tapi sampai

sekarang belum ada realisasi. Kisah Krisna menjadi bukti adanya ketidakberesan dalam kebijakan perumahan di dalam negeri. Warga bernasib seperti Krisna akan bertambah jika tak ada fasilitas pembiayaan yang mendukung masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, ada dukungan pemerintah terhadap pembiayaan rumah tipe 36 dan di bawahnya. ■ KE HALAMAN 7

Kiat Hakim Ad-Hoc Atasi Gaji Kecil

Ada Yang Nyambi Jadi Buruh Pabrik

surya/imam taufiq

KENANGAN - Foto (alm) Briptu Dodik Setiawan semasa hidup. BANYUWANGI, SURYA Jenazah Briptu Dodik Setiawan, anggota Polsek KP3 Tanjungwangi, Ketapang, Banyuwangi sudah dimakamkan di pemakaman umum Dusun Tegalsari Lor, Desa Purwoasri, Kecamatan Tegaldelimo, Banyuwangi, Kamis (9/2) siang. Namun, mengapa pria 32 tahun ini memilih mengakhiri hidup, masih misterius. Salah satu yang sedang dicari oleh penyidik Polda Jatim adalah siapa penelepon terakhir Dodik, sebelum ia masuk ke ruang

grafis: surya/yusuf

OLLA RAMLAN

Kompak Pilih Pengusaha

P

UNYA teman sesama presenter memang menguntungkan ketika akan ada perhelatan. Masing-masing akan menjadi pembawa acara ketika temannya menikah. Olla Ramlan dan Ayu Dewi yang sama-sama presenter, ternyata kompak juga untuk urusan pernikahan. Olla dan Ayu juga sama-sama menggunakan upacara

■ KE HALAMAN 7

■ KE HALAMAN 7

Hakim sering dianggap wakil Tuhan di bumi. Keputusannya menentukan nasib seseorang. Karenanya, ia dituntut menjunjung tinggi rasa keadilan. Namun, bagaimana nasib mereka sendiri?

S

EBULAN terakhir, para hakim ad-hoc di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) dan Pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) Surabaya bergejolak. Penyebabnya, tunjangan kehormatan (TK) mereka

surya/musahadah

PROTES - Para hakim ad hoc Pengadilan Tipikor Surabaya (selain yang tengah) saat menyidangkan perkara korupsi di PN Surabaya. dipotong 15 persen untuk pajak penghasilan (PPh 21). Sebelumnya, para hakim yang pengangkatannya diusulkan serikat pekerja dan organisasi pengusaha ini menerima TK Rp 5,5 juta per bulan,

namun kini hanya Rp 4.675.000 per bulan. Nasib sama juga menimpa hakim ad-hoc tipikor. Sebelumnya mereka menerima TK Rp 13 juta per bulan, kini ■ KE HALAMAN 7

kompas/banar fil ardi

join facebook.com/suryaonline

follow @portalsurya


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.