surya.co.id ALAMAT REDAKSI/IKLAN: JL. RUNGKUT INDUSTRI III NO. 68 & 70 SIER SURABAYA TELEPON (031) 8419000 www.surya.co.id
EDISI SORE NO. 31 TAHUN I
•
•
SELASA, 31 JANUARI 2012
TERBIT 2 HALAMAN
Gus Ipul Siap Damaikan Nyalla-Peni ■ La
Nyalla Pecat Peni
MALANG, SURYA - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf meminta agar konflik yang terjadi di tubuh PSSI jangan merembet dan melanda pada pengurus PSSI di wilayahnya. Hal itu dikatakan Gus Ipul, sapaan akrabnya di Malang, Selasa (31/1), menanggapi adanya konflik yang terjadi di tubuh PSSI Jatim antara Ketua PSSI Jatim nonaktif La Nyalla Mattalitti dengan Wali kota Malang, Peni Suparto yang ditunjuk sebagai “caretaker” menggantikan posisi La Nyalla. “Jangan sampai konflik yang awalnya terjadi di Jakarta merembet ke Jatim. Untuk itu, saya siap menjadi mediator kedua pengurus itu, sebab mereka berdua adalah saudara satu wilayah,” kata Gus Ipul yang kini nonaktif sebagai Ketua KONI Jatim itu. Gus Ipul mengaku, hingga kini pihaknya belum bertemu kedua orang itu, namun demikian dirinya berharap agar keduanya bisa bekerja sama dalam kepengurusan PSSI Jatim, serta tidak tambah memperkeruh suasana. Ia menjelaskan, apabila konflik PSSI Jatim terus diperkeruh menga kibatkan pecahnya pembinaan sepak bola di Jawa Timur. Oleh karena itu, Gus Ipul berencana bertemu dengan masingmasing orang yang berkonflik dalam masalah itu, sehingga bisa dipecahkan masalah keduanya. Sementara itu, konflik berawal ketika PSSI menunjuk Peni Suparto sebagai “caretaker” menggantikan posisi La Nyalla Mahmud Mattalitti yang sebelumnya menjabat Ketua Umum PSSI Jatim. Penunjukan itu, ditolak oleh 31 pengurus cabang dan 62 klub divisi satu hingga tiga dalam rapat konsolidasi Pengprov PSSI Jatim yang digelar di Surabaya, beberapa waktu lalu. Sedangkan penunjukan PSSI kepada Peni Suparto, dikarenakan kepengurusan Pengprov PSSI yang dipimpin La Nyalla dibekukan melalui Surat Keputusan PSSI Nomor: Skep/09/JAH/I/2012
tertanggal 24 Januari 2012, yang ditandatangani Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Dasar pembekuan, adalah ke putusan Komite Etik PSSI yang menyatakan La Nyalla Mahmud Mattalitti terbukti bersalah melakukan pelanggaran pasal 6, 9 dan 12 Kode Etik dan Fair Play PSSI. Di Surabaya, La Nyalla Matalitti mengaku membuat keputusan memecat Ketua Pengurus Cabang PSSI Kota Malang Peni Suparto. “Peni Suparto sudah saya pecat sebagai Ketua Pengcab PSSI Kota Malang. Sudah pasti dan keputusannya final,” ujar La Nyalla Matalitti kepada wartawan di Surabaya, Selasa. Ia mengatakan keputusan ini bahkan didukung oleh semua Ketua Pengcab PSSI seJatim, kecuali Surabaya. Bahkan, pria yang juga Ketua Kadin Jatim tersebut mengeluarkan keputusan sudah sejak Senin (3/1). La Nyalla menjelaskan, alasan utama memecat Peni Suparto karena menilai pria yang juga Wali kota Malang tersebut menerima keputusan PSSI Pusat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Pengprov Jatim. “Seharusnya Peni sudah mengerti. Tapi ia malah menerima penunjukan dan bereaksi aktif. Padahal, Peni sebagai Ketua Pengcab mestinya tidak menerimanya,” tutur La Nyalla. Akibat keputusannya, lanjut dia, Peni dinyatakan tidak berhak lagi mengurusi apapun di lingkungan PSSI Malang. Selanjutnya akan dipilih seorang Plt untuk menggantikan posisi Peni sebagai Ketua Pengcab PSSI Kota Malang. “Yang dipecat Peni seorang. Jadi sampai batas waktu yang belum ditentukan, kepengurusan akan dilanjutkan pengurus harian. Semua diserahkan dan tergantung keputusan pengurus yang akan segera menggelar konsolidasi menyikapi hal ini,” ucapnya. Di samping memecat Peni, PSSI Jatim juga telah mengeluarkan kepastian untuk membekukan kepengurusan Pengcab PSSI
istimewa
harus didamaikan - Dari kiri La Nyalla Matalitti, Saifullah Yusuf dan Peni Suparto Kota Surabaya yang selama ini dipimpin Cholid Ghoromah. “Sementara ini kendali Pengcab PSSI Surabaya dipercayakan ter hadap Haris Purwoko. Sama dengan Malang, nantinya akan
segera dilakukan pembahasan dan konsolidasi anggota PSSI di daerah,” kata La Nyalla. Konflik PSSI yang terjadi me mang sudah menyeret PSSI Jatim. La Nyalla selaku anggota
komite eksekutif PSSI sudah dipecat oleh PSSI pimpinan Djohar Arifin. Kemudian PSSI juga memberhentikan La Nyalla sebagai Ketua Pengprov PSSI Jatim.
Selanjutnya, PSSI memberikan mandat kepada Wali kota Malang Peni Suparto sebagai Plt dan melakukan konsolidasi agar segera dibentuk musyawarah luar biasa Pengprov PSSI Jatim. (ant)
Pengasuh Ponpes Ploso Meninggal KEDIRI, SURYA - Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kabupaten Kediri, Jawa Timur, KH Munif Djazuli wafat setelah sempat mendapatkan perawatan di Graha Amerta, Rumah Sakit dr Soetomo, Surabaya, Senin (31/1) malam. Pengurus pondok, Abdul Manan, saat dihubungi lewat telepon selulernya, mengatakan almarhum wafat sekitar pukul 22.50 WIB, karena sakit komplikasi yang dideritanya serta liver. “Beliau sudah lama sakit, karena kondisinya yang sudah parah, tadi malam wafat di rumah sakit. Sampai saat ini, jenazah juga masih di rumah sakit, dan rencananya segera dibawa ke Kediri,” katanya menjelaskan. KH Munif adalah salah satu pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Falah di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri yang merupakan pondok
khusus putri. Ia adalah putra ke lima dari pendiri Pondok Pesantren Al Falah, KH Djazuli Utsman. Ia juga masih bersaudara dengan sejumlah pengasuh lainnya di pondok tersebut adalah KH Zainuddin Djazuli (Gus Din), KH Nurul Huda (Gus Dah), serta Gus Sabut yang merupakan putra almarhum KH Hamim Dazuli atau Gus Miek. Menurut Abdul, kondisi kesehatan Gus Munif sudah mulai turun sejak pukul 19.00 WIB. Bahkan, dokter yang merawat pun juga sudah angkat tangan, karena kondisi kesehatannya kian memburuk, hingga akhirnya beliau wafat. Untuk saat ini, kata dia, para santri sudah diminta untuk membacakan doa-doa dan membaca Al Quran, yaitu Surat Al Fatihah. Mereka juga membacakan bacaan tahlil yang ditujukan kepada almarhum, agar arwahnya tenang.
Menyinggung tentang rencana pemakaman, Abdul mengatakan, akan dimakamkan di pemakaman keluarga di sekitar pondok. Rencananya, jenazah dimakamkan setelah shalat Dhuhur atau sekitar pukul 12.00 WIB. “Nanti pemakaman setelah shalat Dhuhur, sambil menunggu anggota keluarga lainnya,” ucapnya. Sejumlah santri di pondok juga sudah mempersiapkan rencana kedatangan jenazah. Namun, belum nampak ucapan ikut berbela sungkawa di sekitar lokasi pondok. Wafatnya KH Munif Djazuli adalah pukulan berat bagi keluarga, santri, maupun warga di Kabupaten Kediri dan kota lainnya di tanah air. Sebelumnya, pada pertengahan Januari 2012 ini, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, KH Imam Yahya Mahrus, juga wafat akibat komplikasi. (ant )
Ruben Minta Uang Ade Rp 300 Juta Dikembalikan
tribunnews/dany permana
PERGI SELAMANYA - Jenazah presenter yang juga komedian Ade Namnung disemayamkan di rumah duka Jalan Haji Ahmad RT06/RW04 No.1, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (31/1).
JAKARTA, SURYA - Meninggalnya komedian dan presenter Ade Namnung membawa keprihatinan rekan-rekannya sesama artis. Satu di antaranya adalah Ruben Onsu, presenter. Ruben Onsu, meminta mantan manajer almarhum Ade Namnung, Webi yang dikabarkan melarikan uang Ade sebesar Rp 300 juta datang melayat dan meminta maaf. “Kepada manajernya, tolong muncul sekarang! minta maaf, dan kembalikan uang Ade, Ade sedang butuh uang, apalagi Ade sudah tidak ada saat ini,” ujar Ruben yang
tak kuat menahan isak tangisnya, di kediamanan almarhum Ade Namnung, Selasa (31/1). Masalah uang ini menjadi masalah yang dipikirkan keluarga Ade, karena saat Ade terkapar karena stroke dan butuh banyak biaya, uang itu dilarikan manajernya. Ruben juga sangat menyesalkan tindakan mantan manajer Ade itu. “Kenapa masih begitu sama Ade, uangnya tidak sedikit, banyak ratusan juta. Lebih baik mengaku salah, tidak ada itikad baik dari mantan manajernya,” tegas Ruben.
Ade Namnung, komedian bertubuh gemuk itu meninggal dunia Selasa (31/1/2012) di RS Mitra Keluarga Cibubur, Jakarta Timur, sekitar pukul 11.45 WIB. Sebelum dimakamkan, jenazah Ade disemayamkan di rumah duka, Jalan Haji Ahmad RT06/RW04 No.1, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur. Puluhan tetangga sejak mendengar kabar itu kemudian memenuhi rumah duka. Mereka berkumpul di depan pagar ingin melihat jenazah untuk terakhir kalinya. Tak terhitung pula rekan-rekan Ade sesama artis ibu kota yang datang melayat. (Tribunnews)