Surya Digital 21 Nopember 2012

Page 1

Beckham Akan Keluar dari LA Galaxy

DIGITAL NE WS PA PER

hal

2

Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com

surya.co.id

| RABU, 21 NOVEMBER 2012 | Terbit 2 halaman

edisi pagi

Kubah Besi di Langit Israel SURABAYA, SURYA -Sistem pertahanan udara milik Israel sukses melindungi negeri itu dari serangan roket Hamas. Sejauh ini “Iron Dome” (kubah besi) memiliki kuota keberhasilan sebesar 90 persen. Kendati begitu wilayah perbatasan masih menyimpan ancaman Sejak beberapa hari lalu nama Amir Peretz kembali menjadi buah bibir di Tel Aviv. Bekas menteri pertahanan Israel di era Ehud Olmert itu sebenarnya bukan sosok yang populer. Namun politisi yang lahir di Maroko 60 tahun lalu itu bisa berharap menorehkan kisah yang lebih baik dalam sejarah Israel, ketimbang petualangan militernya di Libanon 2006 silam yang hingga kini masih mengundang cibiran dari penduduk sendiri. Peretz dianggap sebagai figur yang memperjuangkan sistem pertahanan udara “Iron Dome” yang berhasil melindungi negeri Yahudi itu dari hujan roket Hamas sepanjang akhir pekan terakhir. Sistem tersebut mampu melacak dan melumpuhkan rudal jarak pendek atau tembakan mortir dalam jarak hingga 70 kilometer. Selama eskalasi ketegangan beberapa hari lalu, “Iron Dome” berhasil

menghancurkan 222 roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza. Kuota keberhasilannya diklaim mencapai 90 persen. Mobilitas Menjamin Keberhasilan

Pada akhir pekan kemarin militer mulai menambahkan instalasi rudal anti udara itu di berbagai tempat. Pemerintah mengklaim, pihaknya membutuhkan sedikitnya 13 stasiun peluncuran untuk dapat melindungi seluruh kawasan Israel. Terakhir, “Iron Dome” dipasang di kawasan Hatikva, di dekat Tel Aviv. Harian “Haaretz” melaporkan, aksi tersebut segera mendapat sambutan oleh penduduk yang setelah adanya “Iron Dome”, “tidak takut” oleh serangan roket Hamas. Kendati begitu, minimnya jumlah stasiun peluncuran yang ada membuat kota-kota besar dan kawasan perbatasan masih menjadi sasaran empuk roketroket Hamas. Keunggulan “Iron Dome” terutama terletak pada mobilitasnya yang tinggi. Setiap unit terdiri atas radar yang mendeteksi ancaman, sebuah mesin kontrol yang mengukur posisi roket dan arah terbangnya serta tiga alat

join facebook.com/suryaonline

peluncur yang masing-masing dilengkapi dengan 20 rudal. Sistem ini dapat berpindah tempat dalam hitungan jam. Rudal yang digunakan menurut analis keamanan di IHS Jane’s, bernama Tamir yang memiliki panjang tiga meter dengan diameter 15 cm dan berat 90 kilogramm. Harian Jerusalem Post melaporkan, satu unit “Iron Dome” dapat melindungi kawasan seluas 150 kilometer persegi. Setiap unit dibanderol seharga 50 juta US-Dollar atau sekitar setengah triliun rupiah. Menurut laporan kantor berita Reuters, satu kali peluncuran roket membutuhkan biaya sekitar 25.000 US Dollar. Beberapa laporan bahkan menyebutkan angka 50.000 US Dollar. AS telah menghibahkan sekitar 200 juta dolar AS untuk pengembangan sistem Iron Dome. Sistem anti-rudal ini dikembangkan oleh Rafael Advanc Defense System sejak eskalasi konflik di sudut Timur Tengah meningkat pada 2007. Bertenaga baterai, sistem ini diklaim mampu melumpuhkan serangan roket udara. Pasalnya, alat ini memiliki sensor sensitif yang mampu mengenali dan melumpuhkan ancaman

roket jarak dekat dan jarak menengah. Setidaknya terdapat tiga bagian inti sistem anti-rudal yang dapat dipasang secara portable. Pertama adalah sistem radar yang memiliki jangkauan hingga radius 40 mil persegi. Jika radar menangkap adanya rudal, maka unit interceptor akan meluncurkan misil penangkal rudal yang sudah diprogram sedemikian rupa. Mereka mengklaim bisa meluncurkan rudal penangkal serangan dalam jumlah yang banyak untuk mengantisipasi serangan roket yang lebih besar. Selain itu, sistem Iron Dome mampu mengenali arah rudal yang datang. Jika rudal yang mengarah ke wilayah padat penduduk atau wilayah strategis, maka skema pencegatan segera dilakukan. Namun, bila roket mengarah pada wilayah yang tidak didiami penduduk, maka akan dibiarkan. Menghalau Rudal Iran

Pemerintah Israel mengalokasikan anggaran sebesar satu milyar US Dollar untuk pengembangan sistem tersebut. Amerika Serikat antara lain memberikan dukungan

finansial sebesar 70 juta US Dollar. Presiden Barack Obama pernah memuji sistem tersebut karena dianggap krusial untuk keamanan Israel. “Tidak ada satupun negara yang mentolelir hujan roket terhadap warganya sendiri,” kata Obama. Momok terbesar bagi Israel adalah roket Fajr 5 yang diklaim oleh Hamas telah berulangkali ditembakkan ke arah Tel Aviv. Roket yang dikembangkan Iran itu memiliki jangkauan 75 kilometer dan mampu membawa hulu ledak seberat 175 kilogramm. Fajr-5 adalah senjata termutakhir yang dimiliki Hamas saat ini. Israel mengklaim, sejak beberapa tahun terakhir Teheran memasok Hamas dan Gerakan Jihad Islam dengan belasan roket artileri yang lahir di Cina tersebut. Roketroket tersebut diselundupkan melalui terowongan rahasia di Mesir. Pemerintah Teheran sebaliknya menepis tuduhan membantu Hamas. “Kelompok perlawanan Palestina tidak membutuhkan bantuan dari luar,” kata Alaeddin Boroujerdi, Ketua Komisi urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasional di Parlemen. follow @portalsurya


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.