[A42] Dirgantara - Dikta

Page 1

Address Phone E-mail

Dirgantara - Dikta pt. 1 written by Author


INT. LOBBY 42 - DAY Lorong bernuansa putih gading dan abu-abu, tempat 4 tenant menjual hal-hal yang esensial untuk kebutuhan penghuni apartemen. Dari arah pintu lobby, seorang wanita muda berumur 20 tahun masuk setelah menempelkan access card, Tara namanya TARA Sore Pak Surya Sore, Tar

PAK SURYA

Setelah menyapa Pak Surya, Tara berjalan menuju minimarket yang berada di sebelah lift-lift, membuka pintu dan menyapa seorang ibu paruh baya. Sore, Bu

TARA

BU AYU Pak, Tara udah sampe nih, cepetan Bu Ayu memanggil suaminya yang berada di Gudang BU AYU (CONT'D) Maaf ya Tar dimajuin jadwalnya, Bondan anak Ibu yang kedua mau mampir. TARA Gapapa, Bu, Tara juga udah selesai kuliahnya BU AYU Nanti tutupnya jam 10 juga gapapa Siap Bu

TARA

Pak Gandi datang dari arah pintu gudang dengan membawa tasnya dan tas Bu Ayu. PAK GANDI Bondan mau mampir, Tar, tumbenan kan itu anak BU AYU Udah Ibu bilangin, hayu cepet ah, nanti Bondannya keburu dateng


2. PAK GANDI Pulang duluan ya, Tar TARA Iya Pak, Bu, hati-hati dijalan Setelah keduanya keluar dari minimarket, Tara menaruh tas ranselnya dibalik counter Kassa dan memakai rompi seragam minimarket berwarna kuning biru. Tara memulai shift kerja paruh waktunya dengan mengecek rakrak yang terlihat kosong, lemari es yang minumannya mulai menipis dan rak makanan siap saji. Lalu setelahnya Tara menulis detail barang yang dikeluarkannya di stock board yang berlokasi di gudang. Tara berdiri menatap rak makanan siap saji dari suatu merek yang terkenal. TARA (CONT'D) (menghela nafas) Jam 9 masih lama ya, udah laper banget perut gue Tara lalu kembali ke counter Kassa, mengeluarkan laptop dan buku kuliahnya berniat mengerjakan tugas. Pintu Gayu Mart terbuka dan salah satu penghuni apartment masuk. Tara hampir mengenal semua penghuni apartment walau tidak benar-benar mengetahui namanya, tapi Tara tau ini penghuni atau bukan. TARA (CONT'D) Selamat datang di Gayu Mart, selamat berbelanja Penghuni lantai 15 ini berputar-putar mencari barang yang dicari, karena Gayu Mart ini memiliki luas yang cukup untuk menampung berbagai rak berisi makanan, cemilan, frozen food, keperluan rumah tangga, perkakas, sampai ATK. Jadi wajar jika rata-rata orang butuh 15 menit untuk memutuskan beli apa. Pintu Gayu Mart terbuka kembali, tapi kali ini Pak Surya yang muncul. PAK SURYA Pak Gandi pulang duluan kenapa Tar? TARA Mas Bondan mampir katanya, Pak PAK SURYA Oalah, si super sibuk itu ya


3. Tara hanya mengangguk CUT TO: Permisi

DIKTA

Sumber suara tersebut berasal dari kantor Satpam yang berada tepat di depan pintu masuk, Pak Surya melirik ke arah kantornya PAK SURYA Yaudah saya balik lagi Tar, ada yang mau pindahan Ya Pak

TARA

INT. KANTOR SATPAM - DAY Pak Surya menghampiri seorang pria muda yang berdiri di depan kantornya lalu tersenyum PAK SURYA Iya ada apa ya? DIKTA Pak Surya ya? Saya Dikta, penghuni unit 1208, saya diberitau Pak Beni penghuni sebelumnya untuk lapor pada Pak Surya PAK SURYA Benar, silahkan masuk dulu, ada beberapa dokumen yang harus Mas Dikta isi Pak Surya mengajak Dikta masuk ke kantornya yang berukuran 4x4, kantor satpam terapih dan modern, yang membuat Dikta juga terkagum PAK SURYA (CONT'D) Silahkan duduk, Mas Dika duduk di sofa berukuran 3 seat yang bersebrangan dengan kursi 1 seat yang diduduki Pak Surya PAK SURYA (CONT'D) Kalau boleh saya tau, Mas Dikta ini beli atau sewa unit Pak Beni? DIKTA Saya sewa Pak dua tahun


4. PAK SURYA Baik, Mas, saya ada formulir data diri untuk Mas Dikta isi, untuk keperluan emergency dan data simpenan Dikta mengangguk dan menerima tablet yang diberikan Pak Surya, disanalah ia mengisi data diri secara lengkap. Oke Pak

DIKTA

PAK SURYA Kalau boleh saya tau lagi, Mas Dikta akan tinggal bersama siapa? DIKTA Saya tinggal sendiri, Pak PAK SURYA Saya sambil jelaskan beberapa fasilitas dan informasi umum ya Mas, mungkin penting untuk Mas Dikta DIKTA Boleh Pak, saya berterimakasih PAK SURYA Setiap penghuni memiliki access card untuk lobby dan lift, jika access card hilang maka penghuni wajib melaporkan kehilangannya ke kantor satpam untuk dibuatkan kembali karena setiap access card memiliki kode unik sesuai pemiliknya. Lalu untuk kiriman paket, akan ditampung disini dan dikabari melalui telepon. Lalu, untuk satpam saya shift pagi dan nanti jam 7 malam, satpamnya bernama Udin Pak Surya menjelaskan lebih banyak lagi informasi tentang apartemen sambil Dikta mengisi data diri di tablet. Sudah Pak

DIKTA

PAK SURYA Saya izin baca-baca dulu ya Mas Pak Surya membaca data diri yang diisi Dikta, lalu menangkap informasi kalau Dikta masih berkuliah.


5. PAK SURYA (CONT'D) Mas Dikta kuliah di U***** juga? Iya Pak

DIKTA

PAK SURYA Part-time di Gayu Mart disitu tuh, juga mahasiswi disana, Mas, kalau ga salah semester lima DIKTA Ohh gitu Pak PAK SURYA Baik, Mas, dirasa sudah cukup data dirinya, saya izin menukar access card yang diberikan Pak Beni, Mas, saya tukar dengan yang baru Pak Surya berdiri dan mengambil access card baru di lemari kayu dan menulis sesuatu disana. Lalu kembali menyerahkan access card yang sudah selesai diproses. PAK SURYA (CONT'D) Oh iya, Mas, saya juga penghuni apart lantai 10, kalau butuh bantuan saya diluar jam shift saya, boleh kabari aja DIKTA Baik, Pak, kalau sudah selesai, saya izin pamit, saya perlu beberes unit PAK SURYA Silahkan, Mas, selamat berbenah INT. LORONG LOBBY 42 - DAY Dikta berjalan ke luar kantor satpam dan menuju lift yang letaknya di sebelah Gayu Mart, Dikta melirik ke dalam Gayu Mart tempat Tara sedang melayani seorang pembeli. Wajah Tara terlihat asing baginya. Dikta masuk ke lift yang sudah datang, lalu memencet tombol lantai 12.


6. INT. UNIT DIKTA - DAY Dikta memasuki unit apartemen tiga kamar tidur yang luas keseluruhannya mencapai 90m2, apartemen yang luas untuk dirinya sendiri. Apalagi unitnya saat ini kosong dan bersih tanpa cela. Dikta menelpon Bundanya Bun...

DIKTA

BUNDA (V.O.) Gimana sayang udah sampai? DIKTA Apartnya luas banget loh, Bun, Bunda ga kira-kira milihnya BUNDA (V.O.) Sekalian sayang, susah loh nemu apart yang nyewain dua tahun DIKTA Tapi engga tiga kamar tidur juga, Bun, dua kamar kosong diisi apa dong? BUNDA (V.O.) Kamu kan suka nonton film, satu lagi isi buat bioskop mini lah, sisanya gym kek atau apa DIKTA Padahal aku gapapa loh, tinggal sama Om Fikri BUNDA (V.O.) Om Fikri udah mau nikah, nanti tinggal dirumahnya sama istrinya, masa kamu masih mau disana? DIKTA Nikahnya masih tahun depan, Bun BUNDA (V.O.) Ya pokoknya engga enak kalau numpang di Om Fikri DIKTA Bunda kesini dong, jangan kerja terus disana


7. BUNDA (V.O.) Bunda pasti kesana kok, sekarang kamu pake aja dulu cc Bunda buat isi apart ya DIKTA Iya Bunda, eh udah dulu ya Bun, kurir barang kayanya bentar lagi sampe BUNDA (V.O.) Yaudah, hati-hati ya, love you son DIKTA Love you too, Bun Setelah menutup telepon Bunda, benar saja kurir barang yang mengangkut barang Dikta dari apartemen Om Fikri datang. DIKTA (CONT'D) Halo, Mas, Siap saya kebawah sekarang Dikta kembali keluar dari unitnya dan sedikit berlari ke pintu lift. INT. GAYU MART - DAY Tara sedang fokus dengan laptop dan bukunya dibalik counter kassa, untungnya malam itu keadaan sedang sepi. Tara humming lagu backyard boy - Claire Rosinkranz I CAN FEEL YOUR EYES STARE AND I'M NOT GONNA LIE I GET A LITTLE BIT SCARED MY HEART IS ON WINGS I'M LIVING IN DREAMS Pintu Gayu terbuka dan sosok yang belum pernah dikenal Tara muncul, melihat luasnya Gayu, pria tersebut terdiam sejenak DIKTA Mba, maaf ada pembersih kaca sama kanebonya gak? TARA Ada, Mas, di rak kedua dari ujung, di bagian bawah Dikta langsung berjalan menuju rak yang dimaksud, dan menemukan yang dicarinya beserta kanebo, Dikta langsung membawanya ke kassa


8. Tara menscanning barang yang dibeli Dikta TARA (CONT'D) Semuanya jadi 42.000 Dikta menyerahkan uang pas, dan meminta tidak usah di plastik TARA (CONT'D) Terimakasih telah berbelanja Tara melanjutnya humming lagu yang sama dan kembali mengerjakan tugasnya di laptop. Baru 15 menit setelah kunjungan terakhirnya, Dikta balik lagi ke Gayu TARA (CONT'D) Selamat datang di Gayu, selamat berbe-DIKTA Mba, jual paku sama palu gak? TARA Ada, Mas, di rak paling pojok, di dalam lemari akrilik Dikta dengan cepat menuju rak yang dituju, tidak sulit menemukan barang yang dicarinya. Dan membawanya ke kassa TARA (CONT'D) Sarung tangan kainnya engga sekalian, Mas? Safety first DIKTA Ah iya juga, di? TARA Di rak yang sama, Mas Dikta kembali ke rak yang tadi, ia jadi teringat untuk membeli keset kaki untuk kamar mandinya. Tanpa saling bicara, Tara menscan barang yang dibeli Dikta dan lagi-lagi Dikta tidak meminta pake kresek dan menenteng palu dan keset ditangannya. TARA (V.O.) Seriusan palunya bakal ditenteng TARA Beneran engga mau di kresek, Mas? Iya gausah

DIKTA


9. TARA Tapi ngeri loh Mas, kalau tetangga unit tiba-tiba bawa palu kaya mau mukulin orang Dikta melihat palu ditangannya, benda dengan berat 2kg itu memang tidak seharusnya ditenteng dengan tangan kosong DIKTA Iya ya, saya masukin kantong jaket aja deh Tara tidak menyangka dengan jawaban Dikta, tapi tidak ingin meralatnya lagi. Dikta membayar dengan kartu kredit dan pergi. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam, Tara sudah berdiri di depan rak makanan siap saji sejak pukul 8:50 menanti jam 9 malam. TARA (nada bingung) Hmm makan apa ya, ayam geprek atau katsu ya? Hmm Pintu Gayu Mart kembali terbuka, sosok pria itu datang kembali. Tara berjalan menuju kassa DIKTA Ada yang kelupaan hehe Tara hanya mengangguk, menanti apakah Dikta akan bertanya lagi DIKTA (CONT'D) Jual sapu, pel, ember gitu ga Mba? TARA Ada Mas, di rak pojok, saya anter sekalian Tara berjalan mendahului Dikta ke rak yang dimaksud, tempat berbagai perkakas kebersihan berada. TARA (CONT'D) Sapu, Pel, ember, sabun lantainya sebelah sana... Dikta mengambil semuanya satu buah DIKTA Ada lagi ga ya, Mba?


10. TARA Masnya baru pindah ya, hmm kalau boleh saya saranin... Tara berjalan di depan Dikta menuju rak alat kebersihan TARA (CONT'D) Kamper kamar mandi, pembersih toilet, ada parfumnya kamar mandi juga loh, Mas (Tara menunjuk ke rak) Sama capstok? DIKTA Saya ambil semua deh TARA Oke, saya bantu bawain ya, Mas Tara mengambil beberapa barang dari rak yang ditunjuknya tadi, membawakan ke kassa untuk dibayar. Dikta hanya mengikuti dari belakang. Tara sibuk menscan barang sementara Dikta melirik ke arah lain. TARA (CONT'D) Mas saran saya kalau mau sekedar lap sink atau dinding kamar mandi, pake tissue aja, biar sekali buang Dikta mengangguk-angguk TARA (CONT'D) Oiya, sabun cuci tangan, udah ada Mas? Belum

DIKTA

TARA Kalau mau sekalian, ada di rak dekat pampers Oke

DIKTA

Dikta berjalan ke rak yang dimaksud, sebelum kembali ke kassa, Dikta mengambil beberapa minuman dingin di lemari es, dan dua rice box di rak makanan siap saji. Lalu kembali ke kassa DIKTA (CONT'D) Rice box nya enakan rasa apa, Mba?


11. TARA Semuanya enak, Mas, ayam geprek paling enak Dikta hanya mengangguk dan menanti barang-barangnya di scan TARA (CONT'D) Untuk makanannya... saya satuin ke keranjang belanja gapapa? Saya pinjemin dulu keranjang Gayu tapi nanti dibalikin Mas DIKTA Ohh iya gapapa TARA Saya dukung Mas untuk mengurangi sampah plastik Dikta hanya tersenyum simpul pada Tara yang sibuk TARA (CONT'D) Totalnya 246.000, diskon makanan siap sajinya 50% diatas jam 9 malam Tara menyusun barang belanjaan Dikta ke dalam ember yang dibelinya, lalu sisanya ke dalam keranjang Gayu. Dikta memberikan kartu kreditnya DIKTA Ini sama ini engga usah Dikta memisahkan rice box ayam geprek dan 2 jenis minuman dingin DIKTA (CONT'D) Yang ini buat Mba TARA Hah? Gausah Mas, gapapa DIKTA Ucapan terimakasih TARA Saya iklas membantu kok, Mas DIKTA Saya juga iklas berterimakasih Tara akhirnya kalah dan menerima rice box dan minuman dari Dikta.


12. TARA Terimakasih, Mas DIKTA Kita seumuran, loh, btw, nama gue Dikta, penghuni lantai 12 Untuk beberapa detik, Tara kebingungan mencerna informasi dari Dikta TARA Terimakasih telah berbelanja di Gayu Mart, Dikta Dikta keluar dari Gayu, meninggalkan rasa bingung dan rasa berterimakasihnya berupa rice box yang daritadi Tara idamkan. TARA (CONT'D) Rezeki emang engga kemana, gratis makan malem deh, YEAAYY yEYEYE YUHU (berteriak kegirangan) Dikta tersenyum geli melihat Tara dari depan lift yang ditunggunya Seperti kata Bu Ayu, hari ini Tara bisa menutup Gayu pukul 10 malam, sejam lebih awal dari biasanya, artinya Tara bisa sampai kosan lebih cepat. INT. INFORMA INTERIOR STORE - DAY Dikta berjalan-jalan sendirian di Mall, agendanya hari ini adalah mengisi unit apartemennya yang kosong sudah seminggu dan Bundanya menyuruh segera mengisi unit. Dikta memasuki sebuah interior store PRAMUNIAGA 1 Selamat datang Kakak, ada yang bisa dibantu? DIKTA Saya mau cari-cari interior PRAMUNIAGA 1 Baik, akan dibantu rekan saya ya, mohon tunggu sebentar Pramuniaga 1 masuk ke dalam store dan memanggil seseorang yang sedang menghadap ke belakang


13. TARA Selamat datang di Info***, perkenalkan saya Dirgantara-Mata keduanya bertemu dan saling tersenyum TARA (CONT'D) Perkenalkan saya Dirgantara yang akan membantu Kakak, mari~ Mereka berjalan memasuki store tersebut DIKTA Lo kerja disini juga? TARA Iya, mostly weekend doang. Tara berbalik berhadapan dengan Dikta TARA (CONT'D) Kak Dikta sedang mencari apa kalau boleh tau? DIKTA Oh inget juga ya nama gue TARA Dikta, lantai 12. Oh iya rice box yang waktu itu thank you ya DIKTA You're welcome, glad you help me back then TARA Sure, my pleasure. Boleh kita lanjut Kak Dikta? Kak Dikta sedang cari apa ya? DIKTA Hmm semuanya sih, sofa, coffee table, mini bar TARA Mulai dari living room dulu ya Kak, kesebelah sini Tara membawa Dikta ke area living room yang penuh dengan sofa dan seperangkat interior lain. DIKTA Nama lo bagus, Dirgantara


14. TARA Terimakasih Tara berhenti di salah satu sofa yang sedang populer TARA (CONT'D) Sofa ini salah satu best seller musim ini, cocoknya dengan coffee table berwanra kayu mahoni yang ini, Kak. Sofa nya tersedia dalam beberapa warna Dikta menyentuh-nyentuh sofa yang ditunjukan Tara TARA (CONT'D) Kalau boleh tau, dinding living room Kak Dikta warna apa ya? DIKTA Warna krim nude, jadi tuh letak living room gue deket balkon, warna kusen pintu balkonnya putih TARA Untuk jenis bahan, prefer kulit, kulit imitasi, fabric atau kombinasi? DIKTA Cocoknya untuk gue apa ya? TARA Kalau serumah sama anak kecil atau orangtua, kulit imitasi pilihan terbaik DIKTA Gue tinggal sendiri TARA Kalau gitu, bahan fabric paling rekomen, warna dan pilihan jenis lebih immortal untuk anak muda Dikta mengangguk-angguk. DIKTA Warna nya apa? TARA Ada tema khusus untuk living room?


15. DIKTA Belum ada, tapi kalau ada rekomendasi boleh banget Tara tersenyum karena suatu ide tema ruangan terlintas di otaknya, mungkin Dikta akan akan suka idenya Dikta dan Tara berputar-putar mengelilingi toko dengan asik, Tara yang sibuk menjelaskan detail barang dan Dikta yang memerhatikan dengan seksama, sekali-kali bertanya tentang selera Tara. TARA Sebelumnya kalau saya boleh tau, kenapa Kak Dikta prefer meja bar ya daripada meja makan reguler? DIKTA Ya karena gue tinggal sendiri, dan lebih butuh extra space di dekat dapur daripada bikin dining room khusus. Lebih compact aja TARA Untuk koleksi lengkapnya di display tidak banyak, bisa tunjukan lengkapnya online, barangnya ada di kami. Boleh ikut saya?

meja bar tapi saya di katalog gudang

Dikta mengikuti Tara mendekati counter konsultasi, dimana Tara dengan lihai menunjukan katalog online dari tablet ditangannya, mereka duduk berhadapan saling berbagi layar tablet. TARA (CONT'D) Kalau tujuannya extra space, kami punya pilihan lain yaitu kitchen cart dengan set 2 stools, ada merek Galya, Reno, Rocky, comes with organize space dan ukurannya engga sebesar meja bar yang rata-rata diatas 150cm DIKTA Ohh menarik juga, menurut lo lebih cocok yang mana?


16. TARA (nada excited) Kitchen cart merek Rocky yang ini, banyak kabinetnya dan ukurannya 120cm cocok untuk yang tinggal sendirian, dan ini permukaannya granit anti panas dan anti dingin DIKTA Oke, gue pilih yang itu TARA Untuk stools nya? DIKTA Pilihin yang cocok aja Tara tersenyum senang karena target bulanannya bisa saja terpenuhi dengan pembelanjaan Dikta. Dikta dan Tara sudah berkeliling selama dua jam tanpa henti, setelah semua keperluan Dikta terpenuhi, Tara dan Dikta menuju counter kassa untuk melanjutkan pembayaran, Tara masih tetap menunggu sampai transaksinya selesai. DIKTA (CONT'D) Lo lagi-lagi bantuin gue TARA Engga nyangka ya ketemu disini DIKTA Kita bahkan belum pernah ketemu di kampus, loh TARA Oh jadi serius soal kita seumuran itu? DIKTA Satu kampus malahan, Dirgantara, gue dikasih tau Pak Surya TARA Oalah, Pak Surya, kebetulan banget PRAMUNIAGA 2 Permisi Kak Dikta, transaksi dengan kartu kredit telah selesai, saya ingin konfirmasi alamat pengiriman Oh iya iya

DIKTA


17. Dikta mengurus proses pengirimannya bersama pihak Kasir, Tara berdiri disebelahnya menanti transaksi selesai. DIKTA (CONT'D) Udah beres nih, lo beres jam berapa, Ra? TARA Jam 4, langsung ke Gayu DIKTA Oke deh, gue duluan ya? Gue masih ada yang harus dibeli TARA Terimakasih ya Kak Dikta sekali lagi DIKTA Oke, see you at home Tara melihat Dikta keluar dari store PRAMUNIAGA 2 Tar, kenal ya lo sama cust tadi? TARA Temen kampus katanya, belanja berapa tadi? Ada ya 2 digit? PRAMUNIAGA 2 Enak banget lo, target langsung abis Tara terkekeh senang, target bulanannya telah tuntas dengan bantuan Dikta. EXT. KAMPUS - DAY Dikta meluangkan waktu tengah hari untuk jalan-jalan sekitaran kampus, padahal hari itu sedang tidak ada kelas, tapi tujuannya ke kampus hari itu adalah mencari tau kenalannya Dirgantara itu mahasiswa fakultas apa, takut-takut Pak Surya berbohong. Dari gedung fakultasnya, yaitu FEB, Dikta berjalan melewati 2 gedung besar tempat fakultas Hukum dan Teknik, Dikta berjalan secara pelan memasang telinga dan matanya dengan tajam menangkap semua orang yang dilihatnya.


18. Dikta kembali berdiri dengan random di depan gedung fakultas FISIP, ini fakultas ketiga yang dikunjunginya, suasana disana ramai jadi Dikta mendekat ke pintu masuknya bermaksud lebih teliti menari Dirgantara. Tar!!

ORANG 1

Dikta menengok ke sumber suara yang ada dibelakangnya ORANG 1 (CONT'D) Tari! Tungguin Tar Dikta mengulum bibirnya, bukan orang yang dicarinya. ISABEL (berdiri dibelakang Dikta) Kak Dikta! DIKTA (terkaget dengan kehadiran Isabel) Astaga, Isabel, kaget ISABEL Lagi ngapain disini? Bukannya engga ada rapat BEM? Dikta menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Isabel adalah rekan satu organisasi BEM dari FISIP. DIKTA Engga kok, engga ada ISABEL Terus... Mau ngajak makan siang ya? Yuk Kak, gue lagi ngidam sushi di--

Emm

DIKTA (kebingungan)

Tiba-tiba mata Dikta menangkap sosok perempuan berkuncir kuda dan tas ransel birunya baru keluar dari pintu masuk gedung FISIP. DIKTA (CONT'D) Sorry, lain kali Bel Dikta berlari menghampiri Tara yang sedang berjalan menunduk memainkan handphonenya, Dikta berhenti tepat di depan Tara sehingga mereka bertubrukan karena Tara yang tidak melihat kedepan.


19. TARA (menunduk) Sorry

Hei

DIKTA (melambaikan tangan dengan ceria)

Tara menatap orang yang menabraknya DIKTA (CONT'D) Ohh, lo anak FISIP ya~ TARA Oh, Dikta, hai. Lagi apa lo disini? DIKTA Lo mau makan siang bareng gue? Tara menutup mulutnya yang menganga, lalu menggeleng sedikit menyadarkan diri dari lamunan TARA Sorry tapi gue ada kerjaan, jadi tutor anak SMP sih DIKTA Lo kerja di tiga tempat? TARA Empat sebenernya sama asdos, anyway, gue buru-buru banget, udah pesen ojol DIKTA Ow okay, maybe later TARA Thank you for the offer Tara berjalan cepat melewati Dikta yang tadi ada dihadapannya, lalu berjalan ke pintu gerbang utama. Dikta menghela nafas dan melihat Isabel masih di tempat yang sama memerhatikannya sedaritadi. Dikta tersenyum pada Isabel DIKTA Bel, makan siang? Isabel hanya menatapnya tanpa senyuman, dan mengangguk dengan malas, perasaan Isabel tersakiti karena Dikta yang tadi mengabaikannya dan malah kembali padanya.


20. Ojol yang Tara pesan ternyata belum sampai titik temu, jadi Tara masih menunggu di gerbang utama, lalu matanya menangkap Dikta dan Isabel dalam satu mobil yang baru saja keluar dari gerbang utama. TARA (nada lemah) Rich boy and everyone's pride, what a perfect fit Tara menatap mobil itu yang semakin menjauh sampai tak terlihat lagi EXT. TERAS RUMAH RIZAL - DAY IBU RIZAL Mba Tara terimakasih ya mau datang lebih awal hari ini TARA Gapapa, Bu, Rizal sama tementemennya bentar lagi ujian, harus ada extra waktu IBU RIZAL Abis ini lanjut kerja lagi, ya Mba? TARA Iya Bu, saya buru-buru IBU RIZAL Eh bentar atuh, dianter kakaknya Rizal, A- Aa Gilang TARA Ga usah Bu, gapapa, bisa pesen ojol IBU RIZAL Tunggu tak panggil dulu, A Gilang Tara tidak bisa menghentikan Ibunya Rizal untuk memanggil anak sulungnya, yang kelas 3 SMA. Hayu, Kak

GILANG

TARA Sorry ya Lang, padahal gue udah nolak mau naik ojol aja GILANG Gapapa, Kak, aku juga ga keberatan


21. EXT. JALANAN - DAY Gilang dan Tara naik motor matic Gilang diantar menuju Apartemen 42, selama diperjalanan keduanya terdiam dan sibuk mendengarkan kendaraan lain, tangan Tara meraih ujung jaket Gilang. GILANG Kak, kuliah di U*** enak ga? TARA Enak, kok, kamu ada minat? GILANG Kakak, jurusan apa? TARA Komunikasi, fakultas FISIP. Kamu anak IPS kan? Boleh tuh dicoba GILANG Aku gatau mau jadi apa Tara terdiam setelah mendengar jawaban Gilang, persis dengan yang dirasakannya dulu. TARA Tenang aja, nanti juga kamu tau sendiri, maunya jadi apa. Kalau engga kamu yang milih, ya keadaan yang memaksa EXT. LOBBY APARTEMEN 42 - DAY Motor Gilang memasuki gerbang Apartemen 42, dan akan berhenti di depan pintu lobby. Tara segera turun dari motor dan mengucapkan terimakasih pada Gilang dan berbalik hendak masuk lobby tapi Gilang memanggilnya lagi GILANG Kak... Helmnya TARA Eh sorry lupa, Lang Dengan malu Tara kembali mendekat pada motor Gilang dan berusaha membuka helmnya yang terkunci, terkunci rapat sampai dirinya kesulitan untuk membuka GILANG Sini, Kak, sama aku


22. Gilang mengulurkan tangannya tanpa turun dari motor untuk membuka kunci helm Tara dan mengangkatnya. TARA Makasih ya, Lang, salam untuk Ibu GILANG Gilang pulang ya Kak Tara mengangguk dan menunggu motor Gilang keluar dari gerbang Apartemen 42, disaat yang sama Dikta muncul dari arah parkiran mobil menuju lobby. Ra

DIKTA

Tara menunggu Dikta berjalan mendekatinya TARA Sorry ya tadi beneran buru-buru, Ta Its okay

DIKTA

Dikta menempelkan access card dan masuk bersama Tara DIKTA (CONT'D) Tadi itu anak SMP yang lu tutor-in? TARA Engga engga, itu kakaknya DIKTA Pantesan, gue kira anak SMP jaman sekarang tinggi-tinggi Mereka berjalan menuju Gayu DIKTA (CONT'D) Eh, by the way, gue serius pengen traktir lo makan. Bunda gue muji selera lo, katanya konsep unit gue artsy, walaupun Bunda gue picky sebenernya. So, i think i should treat you something TARA Ehh, no need loh Ta, i'm just following the room catalog and it is my job to make our customer satisfied


23. DIKTA Not only satisfied, i'm a happy customer. Just say yes, please Tara terdiam sejenak, menimbang-nimbang apakah layak atau tidak. BU AYU Tar, udah sampe? TARA Iya Bu (Lalu mengangguk) Oke boleh DIKTA Tell me whenever you free, Mrs. Bussy TARA Ahh oke oke Mereka berpisah di depan Gayu Mart, dengan Dikta berbalik menuju lift yang sudah terbuka. INT. GAYU MART - DAY Tara masuk ke Gayu Mart dimana Bu Ayu dan Pak Gandi sudah menunggunya dengan tatapan penuh curiga PAK GANDI Akrab banget sama penghuni baru BU AYU Cakep loh Tar TARA Aduh Pak, Bu, temen kampus loh PAK GANDI Kata Pak Surya doi tinggal sendiri? BU AYU Kaya dong ya, Tar? TARA Ya keliatannya gimana sih, Bu, orang tinggalnya aja di 42, apartemen elit Tara meninggalkan Bu Ayu dan Pak Gandi yang masih di depan pintu masuk terkekeh asik sendiri


24. Sepertinggalan Bu Ayu dan Pak Gandi, Tara langsung sibuk bekerja mengecek stock roti dan makanan siap saji, untuk segera diganti dengan stock baru keesokan harinya, lalu Tara menuliskan stock di stock board yang berada di gudang. Agenda rutin dalam seminggu Tara adalah membersihkan lemari pendingin tempat minuman kemasan, Tara harus mengeluarkan stock minuman dan mengeluarkan tray minuman dan mengelap juga menyusun ulang berdasarkan lama penyimpanan. Pintu Gayu Mart terbuka, Tara segera berdiri dan menghampiri kassa TARA (CONT'D) Selamat datang di Gayu Mart, selamat berbelanja EXT. LOBBY APARTEMEN 42 - NIGHT Tara menurunkan rolling door Gayu Mart tepat jam 23:00, ditangannya terdapat keresek berisi makanan siang saji yang dibelinya untuk sarapan besok pagi. Tara menyapa Pak Asep satpam shift malam dan keluar dari lobby apartemen 42 dengan langkah lelah. EXT. JALANAN - NIGHT Tara berjalan dan terus berjalan menuju halte bis kota yang akan membawanya ke kosannya yang jaraknya menempuh 1 jam perjalanan, bis kota di malam hari bukanlah transportasi yang aman tapi harga yang murah harus jadi pilihan. Turun dari bis kota, Tara masih harus berjalan kembali ke dalam gang yang cukup 1 mobil sepanjang 500 meter, lalu setelah ada gedung posyandu Tara memasuki gang sempit yang cukup 1 orang berjalan. Begitu sampai kamar kosnya, Tara menaruh tas nya yang berat dan belum bisa istirahat, melainkan harus membersihkan kamarnya, mencuci baju dan menyiapkan bahan kuliah besok. TARA (menghela nafas) Mau ngeluh capek aja ga kuat Tara tertidur di kasurnya yang menempel dilantai.


25. INT. UNIT DIKTA - DAY Dikta membuka matanya yang berat karena suara alarm yang semakin kencang, dilihatnya jam di layar handphonennya dan terbelalak karena ia bangun kesiangan! DIKTA Astaga! Matkul Bu Ana Dikta berlari menuju kamar mandi dan menggosok giginya juga membasahi rambutnya agar tidak terlalu lepek, juga mengganti piyamanya dengan kemeja baru lalu menyambar kunci mobilnya buru-buru. Matkul Bu Ana mulai pukul 08:00 dan Dikta baru meninggalkan unit pukul 07:35. EXT. PARKIRAN KAMPUS - DAY Waktu Dikta kurang dari 10 menit lagi tapi kondisi parkiran mobil fakultasnya sudah penuh, terpaksa Dikta harus menumpang parkir di fakultas lain, tapi sudah 2 gedung fakultas terlewati belum ada parkiran kosong. DIKTA Ya Tuhan 5 menit lagi Dikta semakin resah dan keringet dingin, untunglah di depan fakultas FISIP ada parkiran kosong jadi Dikta dengan tancap gas mobilnya. Dikta turun dari mobilnya dan berlari ke arah gedung fakultasnya. DIKTA (CONT'D) Eh, Tar, Tara (Berhenti berlari) Tara yang sedang berjalan menuju gedung FISIP pun berhenti saat dipanggil Dikta. Dikta berlari menghampirinya DIKTA (CONT'D) Ada kelas pagi juga, ya? TARA Iya nih, lo juga? DIKTA Iya sih, ini gue udah telat TARA Yaudah lari Dikta


26. DIKTA Oh iya, bye, talk to you later (Berlari ke lawan arah) Tara hanya tersenyum dan mengangguk melihat Dikta berlari secepat kilat. Tara juga kembali berlari ke pintu masuk, kelasnya juga dimulai 2 menit lagi. INT. KELAS DIKTA - DAY Dikta berhasil sampai ke kelasnya satu detik lebih dulu dari Bu Ana yang berasal dari ruang dosen, Dikta berjalan lunglai saat merasa aman BU ANA Pradikta! Biasakan bangun lebih pagi lagi Dikta hanya menyengir dan meminta maaf pada Bu Ana, lalu duduk di sebelah Aldo, temannya. ALDO Buset dah, beruntung banget lo dua detik lebih cepet DIKTA (ngos-ngosan) EXT. PARKIRAN KAMPUS - DAY Setelah menyelesaikan matkul Bu Ana yang memakan waktu hampir tiga jam, Dikta kembali ke parkiran gedung FISIP tempat mobilnya diparkir. DIKTA Kalau siang ini ketemu lagi, fix jodoh sih Gumam Dikta saat dirinya berdiri di depan mobil, memperhatikan orang-orang berjalan, matanya lagi-lagi dengan fokus mencari sosok yang membuatnya percaya pada kebetulan yang tidak pernah terduga Matanya sibuk mencari tapi waktu tidak berhenti, sudah 45 menit Dikta menunggu di depan mobilnya tapi mungkin siang ini bukan jodohnya. (Handphone Dikta bergetar) ALDO (V.O.) Woy dimana lo? Abis kelas main pergi pergi aje, maksi?


27. DIKTA Gue parkir di FISIP tadi, gue mau maksi sama temen dah ALDO (V.O.) Udah buruan ke A&W, anak-anak udah pada ngumpul ISABEL (V.O.) Kak Dikta, buruan kesini Dikta mengenal suara Isabel disebrang telponnya, Dikta melihat ke arah gedung FISIP lagi, mungkin hari ini bukan hari yang tepat DIKTA Yaudah gue kesana, tungguin Dikta menutup telponnya dan masuk ke mobilnya karena menyerah telah menunggu sampai matahari diatas kepalanya. INT. MOBIL DIKTA - DAY Dikta memutar perjalanannya keluar dari kampus dengan melewati gedung fakultas FEB lagi, saat akan memutari gedung FEB, Dikta melihat Tara dan tas birunya berdiri di dekat gedung FEB. Dikta langsung memberhentikan mobilnya mendadak membuat kendaraan dibelakangnya me-klakson mobilnya Ra, Tara?

DIKTA

Tara yang melihat kearah Dikta dan mobilnya DIKTA (CONT'D) Cepet masuk! Tara melihat kendaraan dibelakang mobil Dikta mulai marahmarah dan men-klakson mobil Dikta yang membuat jalanan macet. Tanpa ragu Tara masuk ke mobil Dikta dan mobilnya berjalan melerai macet yang ditimbulkannya TARA Lo darimana tadi? Kok arah sana? DIKTA Gue parkir di gedung FISIP, penuh TARA Ah makanya tadi pagi ketemu


28. DIKTA Lo ngapain di FEB? Eh lo ga lagi nungguin orang kan? TARA Gue nungguin lo, kok Dikta terdiam sejenak, ujung bibirnya naik dengan tanpa sadar DIKTA Kenapa lo nyariin gue? TARA Tawaran makan siang waktu itu, masih berlaku? DIKTA Masih, dong, lo mau makan dimana? Lo deh yang tentuin tempatnya Tara tersenyum ke arah Dikta TARA Kebetulan gue tau chinese food yang enak dan murah, mau gak? DIKTA Oh ya? Boleh TARA Oke, ke arah Sentosa Keduanya terdiam dengan canggung, Tara memutar otak mencari topik obrolan DIKTA Tadi nungguin gue lama? TARA Engga kok, gue baru keluar dari kelas juga DIKTA Ohya... gue diem di parkiran FISIP dari sejam yang lalu, loh TARA Ketemu temen? DIKTA Iya, tapi malah ketemu di gedung FEB hehehe. Eh kok lo tau gue anak FEB?


29. TARA Oh... gue denger dari temennya Isabel, lo kenal Isabel ya? DIKTA Temen di BEM-U, lo sekelas sama Isabel? TARA Beberapa kelas doang, tapi we barely never talk to each other, she's everyone's friend though. DIKTA Yeah, she's a happy virus di BEM-U juga. Tapi kenapa ya dia manggil gue Kakak mulu? TARA Bukannya Isabel emang kelahiran dibawah kita? Dulu gue pernah ngurus sesuatu bareng di Rektorat DIKTA Ah gitu ya. Astaga gue jadi inget harus ngabarin temen gue Dikta tampak melirik ke handphonenya yang ditaruh di console box, handphone berwanra hitam dengan wallpaper hitam polos. DIKTA (CONT'D) Gue tadi udah janji makan bareng temen gue, boleh tolong telponin pake hp gue ga, ra? TARA Oh, ini ya, gue ganggu ya berarti? DIKTA Engga engga, gapapa kok. Makan sama mereka mah sering. Telpon pake whatsapp, cari kontak Aldo Tara mengambil handphone Dikta dan mencari-cari aplikasi whatsapp di layar, lalu saat membukanya yang pertama terlihat ada room chat dengan nama kontak 'Isabel FISIP', tapi Tara mencoba mengabaikannya TARA Aldo bangke? Iya itu

DIKTA


30. TARA Kenapa namain kontaknya gitu sih, gue telpon ya ini. DIKTA Emang bangke orangnya, loudspeaker aja ra Bunyi deringan telepon tersambung tidak lama, terdengar suara perempuan yang mengangkat telepon Aldo. DIKTA (CONT'D) Do? Sorry Do ISABEL (V.O.) Kak Dikta dimana? Kita kita masih nungguin, loh DIKTA Eh Isabel ya? Sorry Bel, gue ada janji sama temen, engga bisa kesana ISABEL (V.O.) Ya ampun Kak, ini kita udah pada nungguin, gak bisa janji sama temennya nanti aja? DIKTA Engga Bel, penting. Sorry ya tolong sampein ke Aldo Dikta mengangguk memberi isyarat pada Tara untuk menutup teleponnya, Tara segera menutup telepon tadi sesuai suruhan. TARA Sorry, Ta, gue dadakan ngajak makan siangnya, gue gatau kalau lo aja janji DIKTA Its Okay Tara, engga masalah Dikta masih konsentrasi melihat ke jalanan DIKTA (CONT'D) Oh iya, lo ketik nomor lo boleh ga? Kita engga punya nomor masingmasing TARA Ah iya, boleh boleh DIKTA Kalau gue chat, boleh?


31. Tara dalam diamnya tersenyum TARA Anytime. Ini gue save namanya Tara ya DIKTA Oke, thank you Setelahnya Tara menyimpan kembali hp Dikta di console box.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.