Tanaman Sayuran dan Buah Semusim
BY SYAHRUL MUWAASAT Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada
KABUPATEN PEKALONGAN 2020
Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Hortikultura Tanaman Sayur dan Buah Semusim Kabupaten Pekalongan
01
Latar belakang, Landasan hukum,
Tujuan, Ruang lingkup
04
Kondisi wilayah, Administratif & Geografis, Kondisi Fisik, Kondisi Sosial Ekonomi
09
Metode pengumpulan data, Pengolahan data, Analisis keterkaitan ekonomi wilayah, Kerangka berpikir
12
Analisis kesesuaian lahan, Neraca fisik, Neraca moneter, Keterkaitan dengan ekonomi wilayah
21
Kesimpulan dan rekomendasi, Daftar pustaka
Sumber : pexels.com
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 01
Pembangunan yang terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, seringkali kurang memperhatikan keseimbangan alam serta eksploitasi secara berlebihan. Hal ini tentu saja dapat mengancam ketahanan dan keberlanjutan sumber daya alam. Oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian terhadap eksploitasi sumber daya alam. Salah satunya dengan cara penyusunan neraca sumber daya alam. Gambaran ketersediaan sumber daya alam, volume, tingkat penggunaan dan pengambilannya, baik dalam bentuk neraca fisik maupun neraca moneter terangkum dalam neraca sumber daya alam (Bappenas, 2012). Hasil perhitungan tersebut menjadi salah satu pertimbangan dalam pembuatan suatu kebijakan atau program pengoptimalan sumber daya alam suatu wilayah. Kabupaten Pekalongan yang termasuk bagian provinsi Jawa Tengah menempatkan sektor pertanian sebagai salah satu yang terbesar setelah industri pengolahan. Namun konversi lahan sering dialihfungsikan menjadi guna lahan permukiman. Maka dari itu, peranan neraca sumber daya alam sangat penting dalam upaya pengendalian pengembangan wilayah yang komprehensif dan berkelanjutan.
Sumber : pexels.com
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 02
Tujuan dari penyusunan analisis Neraca Sumber Daya Alam adalah : Landasan hukum yang digunakan untuk acuan dalam penyusunan NSDA Pertanian
1.
pertanian hortikultura sayur dan buah
Hortikultura Sayur dan Buah Semusim Kabupaten Pekalongan adalah : 1.
2.
5.
2.
Mengetahui ketersediaan cadangan lahan dan produksi potensi sumber
No. 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman
daya pertanian hortikultura sayur dan
Kriteria Teknis Kawasan Budidaya
buah semusim di Kabupaten
Peraturan Menteri Pertanian
Pekalongan 3.
Mengetahui nilai kontribusi pertanian
tentang Kriteria Teknis Kawasan
hortikultura sayur dan buah semusim di
peruntukan Pertanian
Kabupaten Pekalongan
SK Mentan No
4.
Mengetahui cadangan moneter
7/Permentan/OT.142/2/2012 tentang
pertanian hortikultura sayur dan buah
Pedoman Teknis Kriteria Dan
semusim di Kabupaten Pekalongan dan
Persaratan Kawasa, Lahan, dan Lahan
keterkaitannya dengan perkembangan
Cadangan Pertanian Pangan
perekonomian Kabupaten Pekalongan
Berkelanjutan 4.
semusim di Kabupaten Pekalongan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.41/Permentan/OT.140/9/2009
3.
Mengetahui potensi sumber daya
5.
Mengetahui komoditas unggulan yang
SNI 19-6728-3-2015 tentang
dapat digunakan sebagai pertimbangan
Penyusunan Neraca Spasial Sumber
atau rekomendasi program peningkatan
Daya Alam
perekonomian Kabupaten Pekalongan
Permentan No 79 tahun 2013 Tentang Pedoman Kesesuaian Lahan Pada Komoditas Tanaman Pangan
6.
Perda RTRW Kabupaten Pekalongan
7.
Perda RPJMD Kabupaten Pekalongan
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 03
Ruang lingkup penelitian dalam analisis Neraca Sumber Daya Alam pertanian hortikultura sayur dan buah semusim di Kabupaten Pekalongan, meliputi : 1.Ruang Lingkup Substantial Ruang lingkup substantial mencakup perhitungan eksisting dan potensi lahan dan produksi pertanian hortikultura sayur dan buah semusim. Jenis tanaman yang masuk dalam kategori sayur dan buah semusim. Lahan yang dihitung berupa lahan sawah tadah hujan, tegalan, lahan terbuka, dan kebun. 2.. Ruang Lingkup Areal Area amatan dalam perhitungan neraca sumber daya alam ini adalah seluruh wilayah Kabupaten Pekalongan 3.Ruang Lingkup Temporal Penyusuna analisis ini menggunakan data-data terkait pertanian hortikultura sayur dan buah semusim di Kabupaten Pekalongan tahun 2019
Sumber : pexels.com
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 05
Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu dari 35 kabupaten atau kota di Jawa Tengah yang terletak antara 6°,00'– 7°,23' Lintang Selatan dan antara 109°,00'- 109°,78' Bujur Timur. Ibukota Kabupaten Pekalongan adalah Kajen. Batas-batas wilayah Kabupaten Pekalongan adalah sebagai berikut : Utara
: Laut jawa, kota Pekalongan
Timur
: Kabupaten Batang, Kota Pekalongan
Selatan
: Kabupaten Banjarnegara
Barat
: Kabupaten Pemalang
Kabupaten Pekalongan memiliki luas wilayah sebesar 836,13 km2 yang terdiri dari 19 kecamatan, 272 desa, dan 13 kelurahan.
Sumber : Analisis Studio Pekalongan 1
PAGE 06
TUTUPAN LAHAN
CURAH HUJAN
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
KELERENGAN
JENIS TANAH
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 07
SOSIAL KEPENDUDUKAN Jumlah penduduk Kabupaten Pekalongan pada tahun 2019 sebanyak 897,711 jiwa yang tersebar di 19 Kecamatan. Jumlah penduduk paling banyak pada tahun 2019 berada di Kecamatan Kedungwuni sebanyak 100.938 jiwa dan paling sedikit berada di Kecamatan Lebakbarang sebanyak 10.661 jiwa. Kec. Lebakbarang memiliki sedikit penduduk karena kecamatan ini didominasi oleh kawasan hutan lindung, sehingga area permukimannya terbatas. Sedangkan Kec. Lebakbarang memiliki jumlah penduduk terbanyak karena memiliki luas area permukiman terbanyak, selain itu letaknya yang berdekatan dengan Kota Pekalongan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kab. Pekalongan memiliki tren yang meningkat, namun masih berada di bawah rata-rata Prov. Jawa Tengah dan Indonesia. Pencapaian IPM Prov. Jawa Tengah dan Indonesia masuk ke dalam kategori tinggi dalam hal pembangunan manusia.
Indeks Pembangunan Manusia Kab. Pekalongan
Jawa Tengah
Indonesia
80
60
40
20
0 2015
2016
2017
Sumber : Analisis Studio Pekalongan 1
2018
2019
PAGE 08
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
EKONOMI Kondisi ekonomi Kabupaten Pekalongan dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan. Melihat dari besarnya kontribusi lapangan usaha pada PDRB Kab. Pekalongan selama lima tahun tidak terjadi banyak pergeseran, selain sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi yang terbesar ketiga pada tahun 2019. Sektor yang memiliki proporsi paling besar adalah sektor industri pengolahan (31.49%), sektor perdagangan besar dan eceran (14.93%), dan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (14.62%).
Sumber : Analisis Studio Pekalongan 1
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 10
Metode pengumpulan data pada analisis ini menggunakan data sekunder karena kondisi pandemic Covid-19 yang tidak memungkinkan untuk mengumpulan data secara primer. Data sekunder yang digunakan berupa data kualitatif dan kuantitatif berasal dari organisasi pemerintah daerah yaitu
Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Pekalongan. Selain itu pencarian data
sekunder juga dilakukan melalui situs-situs resmi pemerintahan seperti Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Badan Pusat Statistik, dan beberapa dinas terkait.
Metode pengolahan data dalam analisis NSDA Perkebunan Hortikultura Sayuran dan Buah-buahan semusim dilakukan dalam dua tahap yaitu : a. Pengolahan Data Eksisting
Dalam pengolahan data eksisting, data jumlah luas lahan dan produksi dari Lahan Perkebunan dimanfaatkan untuk menghitung produktivitas lahan baik secara fisik maupun moneter. b. Analisis Potensi dan Cadangan Untuk menganalisis potensi dan cadangan dari SDA Perkebunan hortikultura diperlukan kriteria=kriteria terkait kesesuaian lahan perkebunan yangdapat menentukan potensi lahan pekebunan seluruhnya dan dapat menghitung cadangan lahan tersisa. Cadangan lahan dapat menghasilkan jumlah produksi cadangan baik fisik maupun moneter dari SDA perkebunan
hortikultura di Kabupaten Pekalongan.
Aktiva (Potensi Lahan Hortikultura)
Pasiva (Lahan Hortikultura Eksisting)
Fisik Cadangan Lahan Pertanian Moneter
Analisis Keterkaitan NSDA terhadap perekonomian Kabupaten Pekalongan berfungsi untuk menjelaskan kondisi perekonomian wilayah. Dilakukan dengan identifikasi komoditas unggulan, kontribusi terhadap PDRB ADHK, serta subsektor unggulan.
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 11
Peta Jenis Tanah Peta Kelerengan
Data BPS
Peta Curah Hujan
Analisis Kesesuaian Lahan Hortikultura
Peta Hidrogeologi
Luas Lahan Aktiva
Luas Lahan Pasiva
Peta Tutupan Lahan Peta Rawan Bencana
Luas Lahan Cadangan
Harga Berlaku
Analisis Neraca Moneter
Analisis Neraca Fisik
Cadangan Produksi
Cadangan Lahan
Produktivitas Analisis Kontribusi NSDA terhadap PDRB
Kontribusi Terhadap Sektor
Kontribusi Terhadap PDRB Total
Output Kesimpulan dan Rekomendasi
Input Proses
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 13
Keterangan Sangat tidak sesuai Tidak sesuai Sedang Sesuai Sangat sesuai
PAGE 14
No.
1
2
3
4
5
6
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
Kriteria Kesesuaian Lahan Perkebunan Hortikultura Kriteria Subkriteria Aluvial kelabu Latosol coklat Jenis tanah Mediteran merah tua Grumosol hitam Regosol <8% 8-15% Kelerengan 15-25% 25-45% >45% 0-13.6 13.6-20,7 Curah hujan 20,7-27,7 27,7-34,8 >34,8 Akuifer produktif dengan penyebaran luas Akuifer produktfifitas sedang Hidrogeologi Akuifer kecil setempat Daerah payau Daerah air tanah langka Lahan pertaninan (Sawah, tegalan, kebun) Tanah kering (Tanah kosong, Perkebunan, dll) Semak Tutupan Lahan Kawasan perkotaan (Permukiman, industri,dll), kawasan tambang dan tambak Jaringan air, badan air, Hutan, pasir pantai, tambak Iya Rawan bencana Tidak TOTAL
Skor 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 4 3 2
Bobot
15
20
10
15
20
1 0 0 4
20 100
Analisis kesesuaian lahan potensial untuk hortikultura dilakukan untuk mengetahui lahanlahan cadangan yang dapat dikonversi menjadi lahan perkebunan hortikultura. Analisis dilakukan dengan cara menentukan kriteria-kriteria kesesuiaan lahan untuk perkebunan hortikultura. Kriteria-kriteria ini yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dari potensi lahan perkebunan hortikulutra di Kabupaten Pekalongan. Kriteria-kriteria yang ada kemudian di overlay menggunakan fungsi weighted overlay dan disesuaikan dengan tingkat kesesuaian lahannya sehingga didapat luas potensi lahan perkebunan hortikultura yang kemudian disebut lahan aktiva sebesar 17.841 ha.
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 15
Lahan Aktiva = 17.841 ha
Hasil Overlay Kesesuaian Lahan Perkebunan Hortikultura Tanaman Sayuran dan Buah Semusim
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 16
Analisis neraca fisik dilakukan untuk memperkirakan cadangan sektor perkebunan hortikultura dari lahan CADANGAN LAHAN Cadangan lahan dihitung dengan mengurangi luas lahan potensial (aktiva) dengan eksisting (pasiva). Untuk mencari luas tanam, menggunakan standar musim panen dari Statistik Harga Produsen Pertanian Jawa Tengah 2019. Jenis Tanaman
Luas Panen (ha)
Standar Musim Panen
Luas Tanam (ha)
a
b
c=a/b
Sayuran Bawang Daun
423
3
141.00
Bawang Merah
5
3
1.67
Bawang Putih
10
3
3.33
Bayam
12
10
1.20
Bunci
5
2
2.50
Cabai Besar
57
3
19.00
Cabai Rawit
34
3
11.33
Jamur
1,655
3
551.67
Kacang panjang
70
4
17.50
Kangkung
18
4
4.50
Kentang
658
3
219.33
Ketimun
49
4
12.25
Kubis
46
3
15.33
Labu siam
1
4
0.25
Lobak
21
6
3.50
Petsai
14
4
3.50
Terung
26
9
2.89
Tomat
20
4
5.00
Wortel
41
4
10.25
Semangka
12
5
2.40
TOTAL
3,268
-
1028.41
Luas Potensial (aktiva) (ha)
luas Tanam (ha)
Luas Cadangan (ha)
Buah-buahan
a
b
c=a-b
17,841
1,028
16,813
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 17
MONETER PRODUKSI Produksi sayur dan buah semusim Kabupaten Pekalongan 2019 sebesar 2.856.890 kw. Untuk menghitung neraca moneter, dibutuhkan data harga yang berlaku setiap jenis tanaman. Harga ini didapatkan dari Statistik Produsen Pertanian Jawa Tengah 2019. Dari data tersebut didapatkan moneter produksi saat ini sebesar 2.891.036.678.880 rupiah.
Jenis Tanaman
Produksi (kw)
Harga (Rp/kw)
Moneter Produksi
Sayuran Bawang Daun
487,720
745,163
363,430,898,360
Bawang Merah
2,510
1,547,600
3,884,476,000
Bawang Putih
6,190
2,093,364
12,957,923,160
Bayam
12,000
254,188
3,050,256,000
Buncis
750
551,496
413,622,000
Cabai Besar
38,290
1,942,725
74,386,940,250
Cabai Rawit
18,410
1,496,487
27,550,325,670
Jamur
371,950
3,212,234
1,194,790,436,300
Kacang panjang
34,360
542,293
18,633,187,480
Kangkung
80,150
248,214
19,894,352,100
Kentang
1,269,940
827,701
1,051,130,607,940
Ketimun
74,120
326,739
24,217,894,680
Kubis
127,250
368,782
46,927,509,500
330
2,501,432
825,472,560
Lobak
24,950
207,511
5,177,399,450
Petsai
3,330
212,954
709,136,820
Terung
35,550
296,636
10,545,409,800
Tomat
68,650
404,633
27,778,055,450
Wortel
118,850
641,624
76,257,012,400
425,764
10,597,265,960
Labu siam
Buah-buahan Semangka TOTAL
24,890 2,856,890
2,891,036,678,880
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 18
MONETER PRODUKTIVITAS Setelah ditemukan harga rata-rata sayur dan buah semusim, maka didapatkan moneter produktivitas sebesar 2,891,036,679 rupiah/ha. Jenis Komoditas A Sayur dan Buah Semusim
Moneter Produksi
Luas Tanam (ha)
Moneter Produktivitas
b 2,973,158,181,880
c 1,028
d=b/c 2,891,036,679
POTENSI PRODUKSI TAMBAHAN Kabupaten Pekalongan mampu menambah jumlah produksi sebesar 45,779,341 kw Apabila memanfaatkan cadangan lahan dengan optimal.
Jenis Komoditas a Sayur dan Buah Semusim
Total Produksi (kw) b
Luas Tanam (ha) c
Luas Cadangan (ha) d
2,800,190
1,028
16,813.05
e=b/c
Produktivitas Cadangan f=d*e
2,723
45,779,341
Produktivitas
CADANGAN MONETER Moneter cadangan ini dihitung dengan mengalikan monter produktivitas dengan luas cadangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Pekalongan memiliki cadangan moneter
sebesar 48,607,138,406,879 rupiah. Jika Kabupaten Pekalongan mengelola hortikultra sayur dan buah semusim dengan maksimal, maka pendapatan dari pertanian hortikultura sayur dan buah semusim menjadi sebesar 51,580,296,588,759 rupiah. Jenis Komoditas a Sayur dan Buah Semusim
Produktivitas Moneter
Luas Cadangan (ha)
Cadangan Moneter
b 2,891,036,679
c 16,813
d=b*c 48,607,138,406,879
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 19
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN Sektor unggulan adalah sektor andalan yang paling menguntungkan untuk diusahakan dan dikembangkan pada suatu daerah (Depkimpraswil, 2003). Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sendiri merupakan sektor unggulan ke-4 di Kabupaten Pekalongan. Hal tersebut dibuktikan dari akumulasi perhitungan sektor unggulan menggunakan metode Location Quotient (A), Shift-Share (B), dan Tipologi Klassen (C) yang dilakukan oleh kelompok Studio Pekalongan 1. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
A 4 4 1 2 1 1 2 1 2 3 1 1 1 4 2 4 4
B 1 4 3 3 1 4 4 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2
C 3 4 2 3 1 2 3 1 3 2 1 1 2 3 4 4 3
Total 8 12 6 8 3 7 9 4 7 7 5 4 5 10 8 10 9
Peringkat 4 1 6 4 9 5 3 8 5 5 7 8 7 2 4 2 3
KONTRIBUSI TERHADAP PDRB KABUPATEN PEKALONGAN Pertanian, Kehutanan, Perikanan menempati posisi ke 4 dalam sektor unggulan penyumbang PDRB Kabupaten Pekalongan. Dalam sektor tersebut terdapat bagian lebih rinci atau disebut sub sektor. Salah satu yang menjadi sub sektor pertanian adalah perkebunan hortikultura. Perkebunan hortikultura ini dibagi menjadi sayur buah semusim, sayur buah tahunan, tanaman hias, dan biofarmaka.
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 20
Lapangan Usaha
2019
Kontribusi Terhadap Sektor Terhadap PDRB
Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan
3,767,420,000,000
-
16.48%
a. Hortikultura Sayur Buah Semusim
2,973,158,181,880
78.92%
13.01%
22,857,060,000,000
-
-
PDRB Kab Pekalongan ADHK
Pada tahun 2019, Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Pekalongan sebesar 16,48%. Sedangkan hortikultura sayur dan buah semusim berkontrbusi terhadap PDRB Kabupaten Pekalongan sebesar 13.01%. Moneter Produksi
Cadangan Moneter
Moneter Maksimum
2,973,158,181,880
48,607,138,406,879
51,580,296,588,759
Kontribusi terhadap PDRB Eksisting Rencana 13.01% 225.66%
Apabila Kabupaten Pekalongan memanfaatkan seluruh potensi lahan yang ada, maka kontribusi subsektor hortikultura sayur dan buah semusim menjadi 225.66%. Untuk kenaikan ini dapat didiukung dengan inventasi teknologi pengolahan didukung dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk pengelolaan perkebunan hortikultura sayur dan buah semusim untuk meningkatkan produktivitas lahan. Jenis Tanaman
KOMODITAS UNGGULAN Untuk perhitungan komoditas unggulan pada hortikultura sayur dan buah semusim digunakan metode Location Quotient berdasarkan ketersediaan data yang ada. Pada metode ini membandingkan produksi, baik tiap jenis maupun keseluruhan, tanaman sayur dan buah semusim Kabupaten Pekalongan
dengan Provinsi Jawa Tengah. Dari perhitungan metode tersebut diperoleh bahwa jenis tanaman Bawang Daun, Kacang panjang, kangkung, kentang, dan Tomat merupakan sektor basis di Kabupaten Pekalongan.
Sayuran Bawang Daun 4.43 Bawang Merah 0.01 Bawang Putih 0.21 Bayam 1.31 Buncis 0.03 Cabai Besar 0.28 Cabai Rawit 0.15 Jamur 0.93 Kacang panjang 1.70 Kangkung 3.51 Kentang 5.25 Ketimun 2.90 Kubis 0.56 labu siam 0.01 Lobak 8.30 Petsai 0.04 Terung 0.99 Tomat 1.01 Wortel 0.89 Buah-buahan Semangka 0.41
LQ Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Basis Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis
PAGE 22
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis neraca sumberdaya alam pertanian hortikultura sayuran dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Pekalongan masih memiliki cadangan lahan untuk sayur buah semusim sebesar 16,813 hektar dari 17,841 hektar lahan yang sesuai. Dari perhitungan cadangan lahan yang dimiliki, didapatkan cadangan moneter sebesar 48,607,138,406,879 rupiah. Jika sayur dan buah semusim diproduksi secara maksimal. Dilihat dari segi kontribusi ekonomi dan sektor unggulan dalam perekonomian Kabupaten Pekalongan, sektor pertanian menempati peringkat ke 4 dan merupakan salah satu unggulan penghasil PDRB Kabupaten Pekalongan. REKOMENDASI Kabupaten Pekalongan sebaiknya lebih memperhatikan sektor pertanian sebagai sektor unggulan yang memiliki kontribusi besar terhadap PDRB Kabupaten Pekalongan. Inovasi teknologi pertanian, pemberian modal, pelatihan pengelolaan pertanian serta pemanfaatan lahan potensial perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Hal ini mengingat cadangan yang potensial jika dikembangkan sangat berpengaruh besar terhadap PDRB Kabupaten Pekalongan. Selain itu dalam pelaksanaannya, pemerintah sebagai pengatur kebijakan perlu menjaga kestabilan harga pasar sayu dan buah semusim. Upaya pengendalian konversi lahan pertanian menjadi non pertanian juga harus dilakukan dan ditindak tegas bagi pelanggarnya agar lahan potensial yang cukup besar tersebut tidak disalahgunakan.
NSDA HORTIKULTURA KABUPATEN PEKALONGAN
PAGE 23
Analisis Kelompok Studio Kabupaten Pekalongan 2020 Anonim. 2012. NSDA dan Pembangunan Berkelanjutan. Deputi Bappenas Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Jakarta Kabupaten Pekalongan Dalam Angka 2020 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya Peraturan Menteri Pertanian No.41/Permentan/OT.140/9/2009 tentang Kriteria Teknis Kawasan peruntukan Pertanian Permentan nomor 79 tahun 2013 tentang Pedoman Kesesuaian Lahan Pada Komoditas Tanaman Pangan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan Kabupaten PekalonganTahun 2011-2031 Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan No. 8 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dareah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016-2021
SK Mentan nomor 7/Permentan/OT.142/2/2012 tentang Pedoman Teknis Kriteria Dan Persaratan Kawasan, Lahan, dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan SK Mentan nomor 837/kpts/um/11/80 SNI 19-6728-3-2015 tentang Penyusunan Neraca Spasial Sumber Daya Alam Statistik Harga Produsen Pertanian Jawa Tengah 2019
Statistik Hortikultura Indonesia 2019
Kabupaten Pekalongan 2020
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2020