Studio Perencanaan Kawasan 2022
Discovering Jaboi :
COMMUNITY BASED TOURISM "Strategi Pengembangan Permukiman Kumuh Gampong Jaboi dengan Konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat"
Kelompok 6
Kawasan Studi : Jaboi, Sukayaja, Sabang. Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Syiah Kuala 2022
PLANNING
means
LOOKING AHEAD - Mahathir Mohamad
Read Me Online Scan this Barcode!
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
! s r e d a e Hi, R T'S MEE T E L
THE TEAM
6
DI
041
3 100100
411001006
2
00
8
RNAZIRAH U N
00
411001006
5
SY A
5
0
20
2
8
AHMADH R A FA
.
4110010
06
411001000
ENATE H.M T N PI
2
00
2
2
4110010
41100
FI RAHMAH L U
04
2 100
7
7
S M. BA YIR
00
2
2
411001000
NDA RIZKIA A N
00
NI
TIA RAHMA U E
00
00
2 904 1 1100100
H
M
0 100100
NIBRA SS FAH I R
2
041
1
20
LQIS RATU S A B
A IN
MAD RAFLI H A
KataPengantar Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat serta rahmat, tidak lupa hidayah dan petunjuk-nya sehingga dapat menyelesaikan laporan ini sebagai tugas mata kuliah Studio Perencanaan Kawasan dengan tepat waktu. Tak lupa pula shalawat serta salam kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah diutus oleh Allah dalam membawa ilmu pengetahuan pada kehidupan manusia. Laporan ini berjudul “Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Dengan Konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat”. Laporan ini kiranya tak akan selesai tanpa bantuan dari beberapa pihak yang terus mendorong penulis untuk menyelesaikannya. Terima kasih pula penulis haturkan kepada Bapak Zainuddin, S.T., M.Sc dan Ibu Dr.Sylvia Agustina, S.T., MUP yang senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis sepenuhnya sadar, penyusunan laporan ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa arahan, bimbingan dan petunjuk. Selanjutnya kepada Ibu Farisa Sabila, S.T., M.Sc. sebagai Koordinator Studio Perencanaan Kawasan, serta semua semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan laporan ini. Penulis berharap penyusunan laporan ini dapat bermanfaat sebagai referensi atau bahan bacaan bagi berbagai pihak. Laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan membutuhkan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kami sangat senang menerima saran dan kritik dari semua pihak. Banda Aceh, 8 Februari 2022
Penulis i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL
i ii iv vi
01. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan dan Sasaran Ruang Lingkup Kerangka Pikir
2 4 4 6 8
02. TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN Tinjauan Teori Tinjauan Kebijakan
11 24
03. METODOLOGI PERENCANAAN Kebutuhan Data Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data Teknik Pengolahan Data Desain Survey Rencana Kegiatan
26 29 30 30 31 32
04. GAMBARAN UMUM Batas Administrasi Kondisi Fisik Alam Kondisi Non-fisik Alam Kondisi Infrastruktur Kondisi Sarana Penggunaan Lahan Eksisting Kondisi Sistem RTH
ii
Doscovering Jaboi
34 35 38 39 44 49 50
Comunnity Based Tourism
DAFTAR ISI 05. ANALISIS PERENCANAAN KAWASAN Analisis Aktivitas Analisis Tapak Analisis Indikator Kumuh
55 63 69
06. KONSEP RENCANA PEMBANGUNAN Visi dan Misi Perencanaan Kawasan Konsep Dasar Perencanaan Kawasan Rencana Umum Konsep Zonasi Kawasan
84 86 89 104
iii
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iv
Peta Administrasi Jaboi Kondisi Jalan Disekitar Kondisi Jaringan Persampahan di Gampong Jaboi Kondisi Jaringan Listrik di Gampong Jaboi Kondisi Jaringan Air Bersih di Gampong Jaboi Kondisi Jaringan Telekomunikasi di Gampong Jaboi Kondisi Jaringan Drainase di Gampong Jaboi Jalan Halte Alat Penerangan Umum SD Negeri 28 di Gampong Jaboi SMP Negeri 8 Sabang Puskesmas Jaboi Praktik Bidan di Jaboi Kondisi Peribadatan Pada Eksisting Peta Penggunaan Lahan Gampong Jaboi Peta Penggunaan Lahan pada Perencanaan Kawasan Peta Persebaran Lokasi Wisata Diagram Hubungan Antar Ruang Peta Konstelasi Wilayah Peta Analisis Lingkungan Peta Topografi Kontur Peta Sistem Jaringan Jalan Peta Analisis Vegetasi Peta Zoning Kawasan Kondisi Jalan di Gampong Jaboi Kondisi Drainase di Gampong Jaboi Peta Kondisi Drainase Lingkungan Kondisi Jaringan Listrik di Gampong Jaboi Sistem Persampahan di Sekitar Lokasi Kawasan Sumber Mata Air di Gampong Jaboi Kondisi Sanitasi di Gampong Jaboi Peta Kondisi Sanitasi Peta Kondisi Keteraturan Bangunan
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
34 39 40 40 41 42 42 44 44 45 46 46 47 47 48 49 50 57 62 63 64 65 66 67 68 69 70 70 71 72 73 74 74 78
Rencana Jalan Wilayah Perencanaan Rencana Jalan Lingkungan Rencana Jalan Lokal Rencana Tempat Parkir Peta Rencana Sarana Peta Rencana Jaringan Jalan Peta Rencana Drainase Septik Tank Biofilter Peta Rencana Sanitasi Peta Rencana Jaringan Air Bersih Peta Rencana Jaringan Listrik Peta Zonasi Blok Bagian Konsep Desain Letak Perumahan dan Kaveling Bangunan Rumah Tipe 45 Rencana Desain Tampak Depan Rencana Tampak Samping Kiri Rencana Tampak Samping Kanan Rencana Tampak Belakang Rencana Blok 1 Rencana Blok 2 Rencana Blok 3 Rencana Masjid Rencana Musholla Rencana Klinik Rencana Homestay Rencana ATM Rencana Balai Nelayan Rencana Parkiran Rencana Taman Rencana Toko Souvernir Pos Satpam Tempat Penjemuran Pinang Rencana Perdagangan Rencana Pusat Wisata Kuliner Rencana PAUD
v
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
92 93 93 94 95 97 98 98 99 100 101 102 104 104 105 105 106 106 107 107 108 108 109 109 110 110 111 111 112 113 113 114 114 115 115
DAFTAR TABEL Checklist Data Primer Gampong Jaboi Checklist Data Sekunder Gampong Jaboi Checklist Data Sekunder Penelitian Terkait Desain Survei Rencana Kegiatan Persentase kelerengan Gampong Jaboi Kondisi Sarana Sosial Sarana Kesehatan Karakteristik Pengguna pada Wilayah Studi Ruang Eksisting Analisis Kebutuhan Ruang Deskripsi Status Kepemilikan Tabel Analisis Proteksi Kebakaran Tabel Klasifikasi Kepadatan Bangunan Indikator Bangunan Liar Klasifikasi Kepadatan Penduduk Tinggi Bangunan yang Direcanakan
vi
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
26 27 26 31 32 35 46 47 58 59 61 69 76 79 79 80 116
1
Pendahuluan
Latar Belakang Latar Belakang Semakin hari jumlah penduduk terus mengalami peningkatan. Akan tetapi, peningkatan jumlah penduduk ini kebanyakan tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan masyarakatnya, seperti kebutuhan akan lingkungan hunian yang layak, sarana dan prasarana lingkungan yang memadai dan lain-lain yang apabila dibiarkan terus- menerus terjadi dapat memunculkan permasalahan lingkungan salah satunya yaitu permukiman kumuh. Munculnya permukiman kumuh di suatu kota tentu saja akan berpengaruh terhadap struktur kota tersebut. Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Untuk mengidentifikasi kawasan permukiman kumuh dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria kekumuhan berdasarkan Permen PUPR No.14/ PRT/M/2018 Tahun 2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, pasal 18 ayat 2 yang menjelaskan bahwa kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat ditinjau dari bangunan gedung, jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase lingkungan, pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah, dan proteksi kebakaran. Gampong Jaboi merupakan desa yang berada di Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang. Gampong ini adalah salah satu gampong yang memiliki potensi wisata di Kota sabang seperti destinasi wisata Geothermal atau Gunung Api aktif , Pantai Batee Tamon, pemandian air panas dan lain- lain yang dapat memanjakan mata pengunjungnya, baik dari dalam maupun luar negeri. Akan tetapi, berdasarkan Keputusan Wali Kota Sabang Nomor 650/351/2020 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kota Sabang Tahun 2020-2024 menetapkan bahwa terdapat empat lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Kota Sabang dimana salah satu lokasinya itu berada di Gampong Jaboi. Berdasarkan kondisi Gampong Jaboi yang telah disampaikan diatas, kami mencoba untuk meninjau permukiman kumuh di Gampong Jaboi dengan melihat kriteria permukiman kumuh yang ada, serta menggali lebih lanjut potensi yang dimiliki oleh gampong ini dan merencanakan solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman di Gampong Jaboi ini agar kehidupan masyarakatnya dapat lebih baik lagi.
2
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism Doscovering Jaboi
Pariwisata merupakan salah satu model dalam strategi pembangunan yang semakin banyak digunakan. Pariwisata berbasis masyarakat merupakan konsep yang diyakini mampu menyejahterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan. Kriteria dalam pembangunan permukiman harus didasari partisipasi masyarakat sebagai aktor pembangunan merupakan konsep aktual yang penting. Pembangunan tempat-tempat wisata saat ini berada dalam paradigma pemberdayaan masyarakat, baik di kampung-kota seperti halnya di Gampong Jaboi ini. Partisipasi masyarakat perlu dikembangkan mulai dari pemahaman konsep, perencanaan, perancangan hingga pelaksanaannya. Artinya, keterlibatan masyarakat secara penuh dalam berbagai wujud sejak awal proses hingga pelaksanaan sekaligus terlibat dalam proses pemanfaatan dan pemeliharaannya. Perencanaan dengan judul “Strategi Pengembangan Permukiman Kumuh Dengan Konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat” di Gampong Jaboi diharapkan dapat membangun dan memajukan kawasan tersebut dengan memanfaatkan potensi lokal dan partisipasi masyarakat.
Comunnity BasedDoscovering Tourism Jaboi
3
Comunnity Based Tourism
Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi eksisting permukiman kumuh di Gampong Jaboi? 2. Bagaimana strategi penanganan permukiman kumuh Gampong Jaboi dengan konsep pariwisata berbasis masyarakat?
Tujuan Mengetahui kondisi eksisting permukiman kumuh di Gampong Jaboi. Mengetahui strategi penanganan permukiman kumuh Gampong Jaboi dengan konsep pariwisata berbasis masyarakat
Sasaran Menganalisis kondisi eksisting permukiman kumuh di Gampong Jaboi. Merencanakan strategi penanganan permukiman kumuh Gampong Jaboi dengan konsep pariwisata berbasis masyarakat.
4
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Based Based Tourism Tourism Comunnity
Ruang Ruang Lingkup Makro Ruang lingkup wilayah makro Studio Perencanaan Kawasan ini berada di salah satu dari tiga kecamatan yang ada di Kota Sabang, tepatnya di Kecamatan Sukajaya. Luas wilayah Kecamatan Sukajaya adalah 80 Km2 yang terbagi menjadi 10 desa.
W eh
6
Doscovering Jaboi
Doscovering Jaboi Comunnity Based Tourism
Lingkup Ruang Lingkup Mikro Ruang lingkup wilayah mikro Studio Perencanaan Kawasan ini berada di Gampong Jaboi, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang. Gampong Jaboi memiliki luas wilayah sebesar 490, 14 Ha. Untuk wilayah studinya berada di Jurong Tgk. Dijaboi dan Jurong Meunasah Tuha dengan luas wilayah studi 15 Ha.
Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi dalam penelitian ini terfokus pada kondisi eksisting permukiman kumuh di Gampong Jaboi dan strategi pengembangan permukiman kumuh Gampong Jaboi dengan konsep pariwisata berbasis masyarakat.
Comunnity Based Tourism Doscovering Jaboi 7
Comunnity Based Tourism
KERANGKA
CURRENT
Condition
A O
Gampong Jaboi memiliki kawasan perumahan kumuh berdasarkan SK Kumuh Sabang 2020
UR
ons i t c
Mengamati kondisi eksisting dan membuat strategi pengembangan permukiman kumuh di Gampong Jaboi
OUR
Goals Terwujudunya kawasan permukiman bebas kumuh
8
PIKIR
CURRENT
Condition
Gampong Jaboi memiliki potensi pariwisata yang cukup menarik. O
R
Acti U o
ns
Mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh Gampong Jaboi dengan partisipasi aktif dari masyarakat setempat (pariwisata berbasis masyarakat).
OUR
Goals Semakin berkembangnya potensi pariwisata Gampong Jaboi sehingga kualitas hidup masyarakatnya dan dapat lebih baik melestarikan lingkungan.
9
2
Tinjauan Teori dan Kebijakan
Tinjauan Teori
Pengertian Permukiman, Kumuh, Permukiman Kumuh
Pengertian Permukiman Pemukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya. Pemukiman berasal dari kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah perumahan dan kata human settlement yang artinya pemukiman. Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan rumah beserta prasarana dan sarana ligkungannya. Perumahan menitiberatkan pada fisik atau benda mati, yaitu houses dan land settlement. Sedangkan pemukiman memberikan kesan tentang pemukim atau kumpulan pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam lingkungan, sehingga pemukiman menitik beratkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik atau benda mati yaitu manusia (human). Dengan demikian perumahan dan pemukiman merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan sangat erat hubungannya, pada hakekatnya saling melengkapi. Menurut (Sanropie Djasio, 1992) permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian dan tempat kegiatan mendukung prikehidupan dan penghidupan. Perumahan dan permukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan erat dengan aktifitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan daerah. Permukiman adalah perumahan dengan segala isi dan kegiatan yang ada di dalamnya.
11
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Berarti permukiman memiliki arti lebih luas daripada perumahan yang hanya merupakan wadah fisiknya saja, sedangkan permukiman merupakan perpaduan antara wadah (alam, lindungan, dan jaringan) dan isinya (manusia yang hidup bermasyarakat dan berbudaya di dalamnya). Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan {Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, Bab I, Pasal 1 (5)}. Permukiman yang dimaksudkan dalam Undang-undang ini mempunyai lingkup tertentu yaitu kawasan yang didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana, sarana lingkungan, dan tempat kerja terbatas untuk mendukung perikehidupan dan penghidupan sehingga fungsi permukiman tersebut dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Comunnity Based Based Tourism Tourism Comunnity
Pengertian Permukiman Kumuh
Pengertian Kumuh Kumuh adalah kesan atau gambaran secara umum tentang sikap dan tingkah laku yang rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas menengah. Dengan kata lain, kumuh dapat diartikan sebagai tanda atau cap yang diberikan golongan atas yang sudah mapan kepada golongan bawah yang belum mapan. Menurut kamus ilmu-ilmu sosial kumuh diartikan sebagai suatu daerah yang kotor yang bangunan-bangunannya sangat tidak memenuhi syarat. Jadi daerah kumuh dapat diartikan sebagai daerah yang ditempati oleh penduduk dengan status ekonomi rendah dan bangunan - bangunan perumahannya tidak memenuhi syarat untuk disebut sebagai perumahan yang sehat. Kumuh merupakan lingkungan hunian yang legal tetapi kondisinya tidak layak huni atau tidak memnuhi persyaratan sebagai tempat permukiman (Utomo Is Hadri, 2000). Kumuh yaitu permukiman diatas lahan yang sah yang sudah sangat merosot (kumuh) baik perumahan maupun permukimannya (Herlianto, 1985). Dalam kamus sosiologi kumuh yaitu diartikan sebagai daerah penduduk yang berstatus ekonomi rendah dengan gedung-gedung yang tidak memenuhi syarat kesehatan. (Sukamto Soerjono, 1985).
12
Doscovering Jaboi
Diana Puspitasari dari Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim) Kota Depok mengatakan, definisi permukiman kumuh berdasarkan karakteristiknya adalah suatu lingkungan permukiman yang telah mengalami penurunan kualitas. Dengan kata lain memburuk baik secara fisik, sosial ekonomi maupun sosial budaya dan tidak memungkinkan dicapainya kehidupan yang layak bahkan cenderung membahayakan bagi penghuninya. Menurut Diana, ciri permukiman kumuh merupakan permukiman dengan tingkat hunian dan kepadatan bangunan yang sangat tinggi, bangunan tidak teratur, kualitas rumah yang sangat rendah. Selain itu tidak memadainya prasarana dan sarana dasar seperti air minum, jalan, air limbah dan sampah. Kawasan kumuh adalah kawasan dimana rumah dan kondisi hunian masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas sosial lainnya.
Comunnity Based Tourism
Ciri-ciri pemukiman kumuh yang diungkapkan oleh Prof. DR. Parsudi Suparlan
Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai.
1
Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta penggunaan ruangnya mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau miskin.
3
2
Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam penggunaan ruang-ruang yang ada di pemukiman kumuh sehingga mencerminkan adanya kesemrawutan tata ruang dan ketidakberdayaan ekonomi penghuninya.
Pemukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidup secara tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas, yaitu terwujud sebagai: a. Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, maka digolongkan sebagai hunian liar. b. Satuan komuniti tunggal yang merupakan bagian dari sebuah RT atau RW. c. Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah RT atau RW atau bahkan terwujud sebagai sebuah Kelurahan, dan bukan hunian liar.
Penghuni pemukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak homogen, warganya mempunyai mata pencaharian dan tingkat kepadatan yang beranekaragam, begitu juga asal muasalnya.
6
13
Sebagian besar penghuni pemukiman kumuh adalah mereka yang bekerja di sektor informal atau mempunyai mata pencaharian tambahan di sektor informil.
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
4
5
Berdasarkan salah satu ciri diatas, disebutkan bahwa permukiman kumuh memiliki ciri “Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta penggunaan ruangnya mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau miskin”. Penggunaan ruang tersebut berada pada suatu ruang yang tidak sesuai dengan fungsi aslinya sehingga berubah menjadi fungsi permukiman, seperti muncul pada daerah sempadan untuk kebutuhan Ruang Terbuka Hijau. Keadaan demikian menunjukan bahwa penghuninya yang kurang mampu untuk membeli atau menyewa rumah di daerah perkotaan dengan harga lahan/bangunan yang tinggi, sedangkan lahan kosong di daerah perkotaan sudah tidak ada. Permukiman tersebut muncul dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai, kondisi rumah yang kurang baik dengan kepadatan yang tinggi serta mengancam kondisi kesehatan penghuni. Dengan begitu, permukiman yang berada pada kawasan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), semapadan sungai, semapadan rel kereta api, dan sempadan situ/danau merupakan kawasan permukiman kumuh. Menurut Ditjen Bangda Depdagri, ciri-ciri permukiman atau daerah perkampungan kumuh dan miskin dipandang dari segi sosial ekonomi adalah sebagai berikut : 1. Sebagian besar penduduknya berpenghasilan dan berpendidikan rendah, serta memiliki sistem sosial yang rentan. 2. Sebagaian besar penduduknya berusaha atau bekerja di sektor informal Lingkungan permukiman, rumah, fasilitas dan prasarananya di bawah standar minimal sebagai tempat bermukim, misalnya memiliki: a. Kepadatan penduduk yang tinggi > 200 jiwa/km2 b. Kepadatan bangunan > 110 bangunan/Ha. c. Kondisi prasarana buruk (jalan, air bersih, sanitasi, drainase, dan persampahan). d. Kondisi fasilitas lingkungan terbatas dan buruk, terbangun < 20% dari luas persampahan. e. Kondisi bangunan rumah tidak permanen dan tidak memenuhi syarat minimal untuk tempat tinggal. f. Permukiman rawan terhadap banjir, kebakaran, penyakit dan keamanan. g. Kawasan permukiman dapat atau berpotensi menimbulkan ancaman (fisik dan non fisik ) bagi manusia dan lingkungannya.
14
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Indikator Permukiman Kumuh Indikator permukiman kumuh telah dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian, sedangkan permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan kriteria yang digunakan untuk menentukan kondisi kekumuhan pada perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Kriteria perumahan dan permukiman kumuh ditinjau dari : Bangunan gedung Jalan lingkungan Penyediaan air minum Drainase lingkungan Pengelolaan air limbah Pengelolaan persampahan Proteksi kebakaran Masing-masing aspek di atas memiliki tolak ukurnya masing masing. Berikut adalah detil tolak ukur kekumuhan masing-masing aspek.
1. Ketidakteraturan bangunan merupakan kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman dengan pertimbangan : Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), paling sedikit pengaturan bentuk, besaran, perletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata kualitas lingkungan dalam RTBL, paling sedikit pengaturan blok lingkungan, kapling, bangunan, ketinggian dan elevasi lantai, konsep identitas lingkungan, konsep orientasi lingkungan, dan wajah jalan.
a) Bangunan Gedung Kriteria kekumuhan ditinjau dari bangunan gedung mencakup ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan rencana tata ruang, dan kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat.
15
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
2. Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan rencana tata ruang merupakan kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman dengan : • Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang melebihi RDTR, dan /atau RTBL • Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang melebihi ketentuan dalam RDTR, dan/atau RTBL 3. Kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat merupakan kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis. Persyaratan teknis bangunan gedung diantaranya : • Pengendalian dampak lingkungan • Pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, di atas dan/atau di bawah air, di atas dan/atau di bawah prasarana/sarana umum • Keselamatan bangunan gedung • Kesehatan bangunan gedung • Kenyamanan bangunan gedung • Kemudahan bangunan gedung b) Jalan Lingkungan Kriterian kekumuhan ditinjau dari jalan lingkungan mencakup jaringan jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan perumahan atau permukiman dan kualitas permukiman jalan lingkungan buruk. c) Penyediaan Air Minum Kriteria kekumuhan ditinjau dari penyediaan air minum mencakup : 1. Ketersediaan akses aman air minum dimana masyarakat tidak dapat mengakses air minum yang memenuhi syarat kesehatan 2. Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu dimana kebutuhan air minum masyarakat dalam lingkungan perumahan atau permukiman tidak mencapai minimal sebanyak 60 liter/orang/hari. d) Drainase Lingkungan Kriteria kekumuhan ditinjau dari drainase lingkungan mencakup : 1. Drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air hujan sehingga menimbulkan genangan dimana jaringan drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air sehingga menimbulkan genangan dengan tinggi lebih dari 30 cm selama lebih dari 2 jam dan terjadi lebih dari 2 kali setahun. 2. Ketidaktersediaan drainase dimana saluran tersier dan/atau saluran lokal tidak tersedia. 3. Tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan dimana saluran lokal tidak terhubung dengan saluran pada hierarki di atasnya sehingga menyebabkan air tidak dapat mengalir dan menimbulkan genangan. 4. Tidak dipelihara sehingga terjadi akumulasi limbah padat dan cair di dalamnya dimana pemeliharaan saluran drainase tidak dilaksanakan baik berupa pemeliharaan rutin atau pemeliharaan berkala. 5. Kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk dimana kualitas konstruksi drainase buruk, karena berupa galian tanah tanpa material pelapis atau penutup atau telah terjadi kerusakan.
16
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
e) Pengelolaan Air Limbah Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan air limbah mencakup : 1. Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku dimana pengelolaan air limbah pada lingkungan perumahan atau permukiman tidak memiliki sistem yang memadai, yaitu terdiri dari kakus/kloset yang terhubung dengan tangki septik baik secara individual/domestik, komunal maupun terpusat. 2. Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis dimana kloset leher angsa tidak terhubung dengan tangki septik atau tidak tersedianya sistem pengolahan limbah setempat atau terpusat. f) Pengelolaan Persampahan Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan persampahan mencakup : Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis prasarana dan sarana persampahan pada lingkungan perumahan atau permukiman tidak memadai sebagai berikut ·Tempat sampah dengan pemilahan sampah pada skala domestik atau rumah tangga ·Tempat pengumpulan sampah (TPS) atau TPS 3R (reduce, reuse, recycle) pada skala lingkungan ·Gerobak sampah dan/atau truk sampah pada skala lingkungan ·Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) pada skala lingkungan. Sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis dimana pengelolaan persampahan pada lingkungan perumahan atau permukiman tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut : ·Pewadahan dan pemilahan domestic ·Pengumpulan lingkungan ·Pengangkutan lingkungan ·Pengolahan lingkungan Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan sehingga terjadi pencemaran lingkungan sekitar oleh sampah, baik sumber air bersih, tanah maupun jaringan drainase dimana pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan tidak dilaksanakan baik berupa pemeliharaan rutin atau pemeliharaan berkala. g) Proteksi Kebakaran Kriteria kekumuhan ditinjau dari proteksi kebakaran mencakup : ·Ketidaktersediaan prasarana proteksi kebakaran, dimana tidak tersedianya: - Pasokan air yang diperoleh dari sumber alam maupun buatan - Jalan lingkungan yang memudahkan masuk keluarnya kendaraan pemadam kebakaran - Sarana komunikasi untuk pemberitahuan terjadinya kebakaran - Data tentang sistem proteksi kebakaran lingkungan yang mudah diakses. Ketidaktersediaan sarana proteksi kebakaran, antara lain terdiri dari : - Alat Pemadam Api Ringan (APAR) - Kendaraan pemadam kebakaran - Mobil tangga sesuai kebutuhan - Peralatan pendukung lainnya.
17
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
h) Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan pengelompokan perumahan kumuh dan permukiman kumuh berdasarkan letak lokasi secara geografis. Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh terdiri dari : • Di atas air • Di tepi air • Di dataran rendah • Di perbukitan • Di daerah rawan bencana
Pengertian Pariwisata Beberapa definisi pariwisata menurut para ahli : A. Konstitusi Indonesia Pengertian pariwisata tercantum dalam konstitusi yaitu pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan pasal 1 butir 3 yaitu: “Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut”. B. The World Tourism Organization (UNWTO) Dilansir dari World Tourism Organization, pariwisata adalah fenomena sosial, budaya, dan ekonomi yang melibatkan perpindahan orang ke negara atau tempat di luar lingkungan biasanya untuk tujuan pribadi atau bisnis atau professional. C. Yoeti Oka A Yoeti dalam buku berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata (1991) menyebutkan bahwa pariwisata berasal dari kata pari dan wisata. Pari memiliki arti berkalikali atau berputar-putar, sedangkan wisata mempunyai arti perjalan atau berpergian. Sehingga pariwisata menurut Youti adalaj perjalanan yang dilakukan berkali-kali. D. Pendit S Nyoman Pendit S Nyoman dalam buku berjudul Ilmu Pariwisata (1994) menyebutkan bahwa pariwisata adalah kegiatan orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek, ketempat-tempat tujuan di luar tempat tinggalnya dan tempat bekerjanya, serta di luar kegiatan-kegiatan mereka, dan selama di tempat tujuan mempunyai berbagai maksud, termasuk kunjungan wisata.
18
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Indikator Pengembangan Pariwisata Dalam pengembangan pariwisata secara berkelanjutan ada beberapa indikator yang harus diperhatikan yaitu: A. Kesejahteraan tuan rumah Pariwisata harus bisa mengentaskan kemiskinan bagi masyarakat yang menjadi tuan rumahnya. Dengan kata lain pariwisata dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menyejahterakan masyarakat sekitarnya. B. Ekonomi Penghasilan dari pariwisata merupakan salah satu indikator dalam pengembangan pariwisata. Bagaimana keuntungan yang didapatkan pada hari biasa, keuntungan pada hari libur (seasonal), bagaimana gaji karyawan harus ikut diperhitungkan. Perlu diperhatikan bahwa biaya operasi dan pemeliharaan pariwisata harus lebih kecil dari keuntungan yang didapatkan. C. Perlindungan Aset Budaya Aset budaya adalah hal yang penting bagi manusia, sehingga keberadaanya harus dilindungi. Perlindungan asset budaya menjadi salah satu indkator pengembangan pariwisata yang haris diperhatikan. Jangan sampai asset budaya dirusak atau bahkan dicuri dari suatu kawasan wisata. D. Kelestarian alam Kelestarian alam adalah salah satu indikator pengembangan pariwisata. UNWTO dalam buku berjudul Indicators of Sustainable Development for Tourism Destinations: A Guidebook (2004) indikator kelestarian alam melingkupi penggunaan energi, penggunaan air, pengelolaan sampah dan limbah, emisi karbon, juga pengelolaan kebersihan lingkungan. E. Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Jaminan kesehatan dan keselamatan menjadi indikator penting dalam pariwisata. Suatu destinasi wisata harus dapat menghindari penyebaran virus penyakit, dan berbagaimacam kejahatan yang dapat menyerang turis, pekerja wisata, maupun masyarakat sekitar.
Konsep Pengembangan Pariwisata Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata. (Swarbrooke 1996;99) Terdapat beberapa jenis pengembangan, yaitu :
19
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
1. Keseluruhan dengan tujuan baru, membangun atraksi di situs yang tadinya tidak digunakansebagai atraksi. 2. Tujuan baru, membangun atraksi pada situs yang sebelumnya telah digunakan sebagai atraksi. 3. Pengembangan baru secara keseluruhan pada keberadaan atraksi yang dibangun untuk menarik pengunjung lebih banyak dan untuk membuat atraksi tersebut dapat mencapai pasar yang lebihluas, dengan meraih pangsa pasar yang baru. 4. Pengembangan baru pada keberadaan atraksi yang bertujuan untuk meningkatkan fasilitas pengunjung atau mengantisipasi meningkatnya pengeluaran sekunder oleh pengunjung. 5. Penciptaan kegiatan-kegiatan baru atau tahapan dari kegiatan yang berpindah dari satu tempatke tempat lain dimana kegiatan tersebut memerlukan modifikasi bangunan dan struktur. Dalam pengembangan pariwisata diperlukan aspek-aspek untuk mendukung pengembangan tersebut. Adapun aspek-aspek yang dimaksudkan adalah sebagai berikut : 1. Aspek Fisik menurut UU RI No. 23 Tahun 1997 dalam Marsongko (2001), lilngkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, 1. keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri-kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. 2. Aspek Daya Tarik Pariwisata dapat berkembang di suatu tempat pada dasarnya karena tempat tersebut memiliki daya tarik, yang mampu mendorong wisatawan untuk datang mengunjunginya. Murray (1993) di dalam Gunn (1979;50) menyebutkan “…a thing or feature which draws people by appealing to their desires, taste, etc. Especially an interesting or amusing exhibitionwhich ‘draws’ crowds”. Gunn (1979;48) juga berpendapat bahwa “attraction are the on-location places in region that not only provide the things for tourist to see and do but also offer the lure to travel”. Menurut Inskeep (1991;77) daya tarik dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : a. Natural attraction : berdasarkan pada bentukan lingkungan alami b. Cultural attraction:berdasarkan pada aktivitas manusia c. Special types of attraction : atraksi ini tidak berhubungan dengan kedua kategori diatas, tetapi merupakan atraksi buatan seperti theme park, circus, shopping. Yang termasuk dalam natural attraction diantaranya iklim, pemandangan, flora dan fauna serta keunikan alam lainnya. Sedangkan cultural attraction mencakup sejarah, arkeologi, religi dan kehidupan tradisional. Aspek Aksesibilitas, salah satu komponen infrastruktur yang penting dalam destinasi adalah aksesibilitas. Aksesibilitas menurut Bovy dan Lawson (1998;107),“… should be possible by public transport and bicycle trails, by pedesterian paths (from neighborhoods) and by cars (mainly families,with an average of three persons/car)”.Akses yang bersifat fisik maupun non fisik untuk menuju suatu destinasi merupakan hal penting dalam pengembangan pariwisata.
20
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Aspek fisik yang menyangkut jalan, kelengkapan fasilitas dalam radius tertentu, frekuensi transportasi umum dari terminal terdekat. Menurut Bovy dan Lawson (1998;202), jaringan jalan memiliki dua peran penting dalam kegiatan pariwisata, yaitu : a. Sebagai alat akses, transport , komunikasi antara pengunjung atau wisatawan dengan atraksi rekreasi atau fasilitas. b. Sebagai cara untuk melihat-lihat (sightseeing) dan menemukan suatu tempat yang membutuhkan perencanaan dalam penentuan pemandangan yang dapat dilihat selama perjalanan. Pada peran kedua, menunjukan aspek non fisik yang juga merupakan faktor penting dadapat berupa keamanan sepanjang jalan, danwaktu tempuh dari tempat asal menuju ke destinasi.Lebih lanjut Bovy dan Lawson (1998;203) membagi jalan untuk kepentingan wisatawan menjadi tiga kategori, yaitu : a. Jalan Utama yang menghubungkan wilayah destinasi utama dengan jaringan jalan nasional atau jalan utama di luar kawasan. b. Jalan Pengunjung, yaitu jalan sekunder yang biasanya beraspal (makadam) ataupun gravel yang menghubungkan dengan fasilitas wisata yang spesifik seperti resort , hotel yang terpisah,restoran atau atraksi rekreasi lainnya. c. Sirkuit Pengunjung, untuk kegiatan melihatlihat dengan pemandangan yang menarik disepanjang jalannya. Aspek Aktivitas dan Fasilitas dalam pengembangan sebuah objek wisata dibutuhkan adanya fasilitas yang berfungsi sebagai pelengkap dan untuk memenuhi berbagai kebutuhan wisatawan yang bermacam-macam.
21
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Menurut Bukart dan Medlik (1974;133), fasilitas bukanlah merupakan faktor utama yang dapat menstimulasi kedatangan wisatawan ke suatu destinasi wisata, tetapi ketiadaan fasilitas dapat menghalangi wisatawan dalam menikmati atraksi wisata. Pada intinya, fungsi fasilitas haruslah bersifat melayani dan mempermudah kegiatan atau aktivitas pengunjung/wisatawan yang dilakukan dalam rangka mendapat pengalaman rekreasi. Di samping itu, fasilitas dapat pula menjadi daya tarik wisata apabila penyajiannya disertai dengan keramahtamahan yang menyenangkan wisatawan, dimana keramahtamahan dapat mengangkat pemberian jasa menjadi suatu atraksi wisata. Bovy dan Lawson (1979;9)menyebutkan bahwa fasilitas adalah atraksi buatan manusia yang berbeda dari daya tarik wisata yang lebih cenderung berupa sumber daya. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya, dalam analisa sosial ekonomi membahas mengenai mata pencaharian penduduk,komposisi penduduk, angkatan kerja, latar belakang pendidikan masyarakat sekitar, dan penyebaran penduduk dalam suatu wilayah. Hal ini perlu dipertimbangkan karena dapat menjadi suatu tolak ukur mengenai apakah posisi pariwisata menjadi sektor unggulan dalamsuatu wilayah tertentu ataukah suatu sektor yang kurang menguntungkan dan kurang selarasdengan kondisi perekonomian yang ada.Selanjutnya adalah mengenai aspek sosial budaya, dimana aspek kebudayaan dapatdiangkat sebagai suatu topik pada suatu kawasan. Dennis L. Foster menjelaskan mengenaiPengaruh Kebudayaan (cultural influences) sebagai berikut : “Para pelaku perjalanan tidak membuat keputusan hanya berdasarkan pada informasi pemrosesan dan pengevaluasian.Mereka juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, masyarakat, dan gaya hidupnya. Kebudayaanitu cenderung seperti pakaian tradisional dan kepercayaan pada suatu masyarakat, religi, atau kelompok etnik
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) Salah satu bentuk perencanaan yang partisipatif dalam pembangunan pariwisata adalah dengan menerapkan Community Based Tourism (CBT) sebagai pendekatan pembangunan. Definisi CBT yaitu: 1.Bentuk pariwisata yang memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk mengontrol dan terlibat dalam manajemen dan pembangunan pariwisata, 2. Masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam usaha -usaha pariwisata juga mendapat keuntungan, 3. Menuntut pemberdayaan secara politis dan demokra -tisasi dan distribusi keuntungan kepada communitas yang kurang beruntung di pedesaan. Dengan demikian dalam pandangan Hausler, CBT merupakan suatu pendekatan pembangunan pariwisata yang menekankan pada masyarakat lokal (baik yang terlibat langsung dalam industri pariwisata maupun tidak) dalam bentuk memberikan kesempatan (akses) dalam manajemen dan pembangunan pariwista yang berujung pada pemberdayaan politis melalaui kehidupan yang lebih demikratis, termasuk dalam pembagian keuntungan dari kegitan pari wisata yang lebih adil bagi masyarakat lokal. Hauler menyampaikan gagasan tersebut sebagai wujud perhatian yang kritis pada pembangunan pariwisata yang seringkali men gabaikan hak masyarakat lokal di daerah tujuan wisata. Suansri (2003:14) mendefinisikan CBT sebagai pariwisata yang memperhitungkan aspek keberlanjutan lingkungan, sosial dan budaya. CBT merupakan alat pembangunan komunitas dan konservasi lingkungan. Atau dengan kata lain CBT merupakan alat untuk mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Dalam definisi yang disampaikan Suansri, gagasan untuk memunculkan tools berpadigma baru dalam pembangun-an pariwisata adalah sematamata untuk menjaga keberlangsungan pariwisata itu sendiri. Untuk itu ada beberapa prinsip dasar CBT yang disampaikan Suansri (2003:12) dalam gagasannya yaitu: 1. Mengakui, mendukung dan mengembang -kan kepemilikan komunitas dalam industri pariwisata, 2. Mengikutsertakan anggota komunitas dalam memulai setiap aspek, 3. Mengembangkan kebanggaan komunitas, 4. Mengembangkan kualitas hidup komunitas, 5. Menjamin keberlanjutan lingkungan, 6. Mempertahankan keunikan karakter dan budaya di area lokal, 7. Membantu berkembangnya pembel ajaran tentang per-tukaran budaya pada komunitas, 8. Menghargai perbedaan budaya dan martabat manusia. 9. Mendistribusikan keuntungan secara adil pada anggota komunitas, 10. Berperan dalam menentukan prosentase pendapatan (pendistribusian pendapatan) dalam proyek yang ada di komunitas.
22
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Sepuluh prinsip dasar tersebut harus menjadi tumpuan, arah dan prinsip dasar dari pembangunan pariwisata agar keber-lanjutannya terjamin. Meski dalam prinsip dasar yang disampaikan secara eksplisit Suansri lebih memfokus kan pada kepen-tingan masyarakat lokal, tetapi ide utama yang disampaikan Suansri dalam prinsip dasar tersebut adalah hubungan yang lebih seimbang atara wisatawan dan masyarakat lokal dalam industri pariwisata. Keseimbangan yang dimaksud antara lain da lam hal status kepemilikan komunitas, pembagian keuntungan yang adil, hubungan sosial budaya yang didasari sikap saling menghargai, dan upaya bersama untuk menjaga lingkungan.
23
Doscovering DoscoveringJaboi Jaboi
Comunnity ComunnityBased BasedTourism Tourism
Tinjauan Kebijakan PENETAPAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA SABANG 2020-2024
1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 98 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 tahun 2011 tentang perumahan dan Kawasan Permukiman, penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib dilakukan Pemerintah Daerah dengan melibatkan peran masyarakat; Bahwa berdasarkan Keputusan Wali Kota Sabang Nomor 650/60/2020 tentang Penetapan Lokasi Penanganan Kawasan Permukiman Prioritas di Kota Sabang, terdapat 7 (tujuh) Kawasan Penanganan Kawasan PermukimanPrioritas di Kota sabang; Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b perlu ditetapkan dalam suatu keputusan; Undang-undang Nomor 10 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kotapraja Sabang dengan Mengubah Undang-undang Nomor 7 drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2758); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 3. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan LembaranNegara Indonesia nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 55790; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2016 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5883); 5. Qanun Kota Sabang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sabang Tahun 2012-2032, (Lembaran Daerah Kota Sabang Tahun 2012 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Sabang Tahun 2012 nomor 6, Tambahan Lembaran daerah Kota Sabang Nomor 17 ); dan 6. Qanun Kota Sabang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (Lembaran Daerah Nomor 11 Tahun 2019).
24
Doscovering DoscoveringJaboi Jaboi
Comunnity ComunnityBased BasedTourism Tourism
3
Metodologi Penelitian
Kebutuhan
Kebutuhan data untuk penelitian ini terdiri dua jenis, yaitu
Data Primer Data primer adalah sumber data penelitian yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan tidak melalui media perantara (Sugiyono, 2008;193). Data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi dan wawancara.
Tabel 3. 1 Checklist Data Primer Gampong Jaboi
26
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Data
data primer dan data sekunder.
Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data penelitian yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2008:193). Data sekunder dapat juga diartikan sebagai data yang didapat dari studi dokumen yang sudah ada baik berupa dokumen yang sudah ditulis atau diceritakan orang lain. Tabel 3. 2 Checklist Data Sekunder Gampong Jaboi
27
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Tabel 3. 3 Checklist Data Sekunder Penelitian Terkait
28
Doscovering Jaboi Jaboi Doscovering
Comunnity Based Based Tourism Tourism Comunnity
Teknik Pengumpulan Data Observasi Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan kebenaran dari sebuah desain penelitian yang sedang dilakukan. Data yang didapatkan dari hasil observasi ini berupa data primer yang terdiri dari dokumentasi dan catatan terkait kondisi nyata dilokasi penelitian.
29
Doscovering Jaboi Jaboi Doscovering
Wawancara Menurut Sugiyono (2016: 317) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal- hal dari responden yang lebih mendalam tentang perilaku dan makna dari perilaku. Sedangkan menurut Esterberg dalam Sugiyono (2015:72) wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide dengan cara tanya jawab sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam topik tertentu.
Comunnity Based Based Tourism Tourism Comunnity
Studi Literatur Studi literatur adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen yang sudah ada sebelumnya untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dokumen yang digunakan dibedakan menjadi : Dokumen Primer: Dokumen primer merupakan dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa. Dokumen Sekunder: Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan laporan/cerita orang lain.
Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dekriptif empiris, dimana metode deskriptif sendiri memiliki definisi sebagai “metode yang menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu”, (Travers, 1978). Jika digabungkan maka penelitian deskriptif empiris adalah metode penelitian yang menggambarkan keadaaan yang sedang berjalan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala yang terjadi pada keadaan tersebut secara riil/nyata.
Teknik Pengolahan Data Persiapan
Editing
Tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui kelengkapan data yang terkumpul dari penelitian melalui observasi lapangan.
30
Doscovering Jaboi Jaboi Doscovering
Langkah ini dimaksudkan untuk memeriksa atau meneliti kembali data yang telah terkumpul.Tujuan editing ini yaitu untuk menghilangkan kesalahan-3kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.
Comunnity Based Based Tourism Tourism Comunnity
Tabulasi Data Langkah ini dilakukan untuk proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel, grafik, diagram yang sesuai dengan analisis yang dibutuhkan
Desain Survey Tabel 3. 4 Desain Survei
31
Doscovering Jaboi Jaboi Doscovering
Comunnity Based Based Tourism Tourism Comunnity
Rencana Kegiatan Tabel 3. 5 Rencana Kegiatan
32
Doscovering Jaboi Jaboi Doscovering
Comunnity Based Based Tourism Tourism Comunnity
4
Gambaran Umum
Batas Administrasi Kota Sabang terletak pada 5º46’28’’ Lintang Utara – 05º54’28’’ Lintang Utara dan 95º13’02’’ Bujur Timur - 95º22’36’’ Bujur Timur dan secara administrasi memiliki luas wilayah 15.300 Ha berdasarkan penetapan Kota Sabang (12.213,97 Ha hasil perhitungan GIS). Batas - batas wilayah Kota Sabang, adalah: Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Andaman, Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Andaman, dan Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka
Gambar 4. 1 Peta Administrasi Jaboi Ruang lingkup wilayah mikro Studio Perencanaan Kawasan ini berada di Gampong Jaboi, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang. Gampong Jaboi memiliki luas wilayah sebesar 490, 14 Ha. Untuk luas wilayah studinya yaitu 24 Ha. Batas wilayah Gampong Jaboi yaitu: Sebelah utara : berbatasan dengan Gampong Balohan Sebelah selatan : berbatasan dengan Gampong Brawang Sebelah barat : berbatasan dengan Gunung Leumo Matee Sebelah timur : berbatasan dengan lautan
34
DoscoveringJaboi Jaboi Doscovering
ComunnityBased BasedTourism Tourism Comunnity
Kondisi Fisik Alam Topografi Kota Sabang terletak pada ketinggian 28 m di atas permukaan air laut (dpl). Berdasarkan morfologinya, sekitar 48,17% dari total luas kawasan keseluruhan Kota Sabang didominasi oleh pergunungan. Sedangkan berdasarkan topografinya, Kota Sabang terdiri dari 1,01% dataran, 5,02% landai, 31,70% bergelombang, 48,17% bergunung, 14,10% sangat curam. Gampong Jaboi yang merupakan salah satu Gampong di Kota Sabang memiliki kondisi fisik alam yang sebagian besarnya adalah hutan lindung. Jalanan mendaki serta perumahan masyarakat memiliki jarak antara tiap rumahnya yang disebabkan oleh kondisi dari kemiringan lereng. Secara rinci kemiringan lereng di Gampong Jaboi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4. 1 Persentase Kelerengan Gampong Jaboi
Sumber : RTRW Kota Sabang Kemiringan lereng kota sabang dipengaruhi karena adanya struktur geologi. Kemiringan dibawah 15% berada di kawasan pesisir yang akan membentuk dataran pantai. Biasanya kawasan ini akan dimanfaatkan sebagai wilayah tempat tinggal dengan dilengkapi sarana dan prasarana pendukung. Kemiringan yang berada diantara 15-45% didominasikan oleh perbukitan yang tersusun dari batuan vulkanik. Sedangkan kemiringan diatas 45% yaitu berupa bagian lembah kelurusan.
35
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Klimatologi Gampong Jaboi yang terletak Kota Sabang berada disekitar garis khatulistiwa menyebabkan Gampong Jaboi beriklim tropis yang mengalami perubahan musim sebanyak dua kali di tiap tahunnya. Musim kemarau tiap tahunnya terjadi diantara bulan Maret sampai dengan Agustus, sedangkan musim penghujan terjadi di bulan September sampai dengan Februari. Tingkat curah hujan memiliki sedikit perbedaan antara wilayah pantai dengan wilayah perbukitan atau pegunungan dengan curah hujan tahunannya diatas 2000 mm. Tipe curah hujan diklasifikasikan sebagai kelas B (basah) dikarenakan curah hujannya relatif tinggi yang kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi kawasan didominasi oleh perbukitan atau pergunungan. Sama hal nya Gampong Jaboi yang berada di Kota Sabang, temperatur minimumnya adalah berkisar pada 20 °C dan suhu maksimumnya adalah berkisar 31°C. Untuk temperatur rata-rata adalah sekitar 26°C. Kelembaban udara rata-ratanya adalah 78,58%. Dengan keadaan Gampong Jaboi yang tidak memiliki perubahan iklim secara ekstrim, maka sangat mendukung untuk perkembangan Gampong Jaboi dalam bidang pertanian, industri dan wisata.
36
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Jenis Tanah Jenis tanah di Kota Sabang rata-rata adalah jenis Latosol. Sifat dari tanah ini yaitu solum atau bagian dari atas tanah sebagian besar telah mengalami pelapukan dengan struktur berupa butiran atau memiliki partikel kecil. Pada pelapisan atas dapat dibentuk lapisan membata dan kejenuhan bisa rendah terhadap erosi serta mineral liat didominasi oleh kaolonit. Latosol memiliki beberapa warna yaitu merah, coklat kemerahan, coklat kekuningan atau kuning. Hal ini tergantung dari susunan bahan induk, umur tanah dan elevasi. Adapun spesifikasi masing-masing tipe adalah sebagai berikut: - Latosol Merah Terbentuk pada fisiografi kipas vulkan dengan bentuk wilayah datar bahkan hampir berombak, bertekstur halus dengan drainase sedang sampai hampir terhambat berbahan induk tufa vulkan intermedier yang menunjukkan bahwa cadangan mineral cukup tinggi. Tanah ini terdapat di Gampong Aneuk Laot, Gampong Batee Shoek, Gampong Iboih dan Gampong Balohan. Latosol Coklat Kemerahan Terbentuk pada fisiografi kipas vulkan dengan bentuk wilayah datar sampai agak berombak, bertekstur halus, dengan drainase sedang sampai agak terhambat berbahan induk tufa vulkan intermedier yang menunjukkan bahwa cadangan mineral cukup tinggi. Jenis tanah ini terdapat di Gampong Krueng raya, Paya Seunara, Bate Shoek, Iboih, Paya, Keuneukai, Beurawang, Jaboi, Balohan, Cot Abeuk, Cot Ba’u, Ujong Kareng dan Ie Meulee.
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
- Latosol Coklat Latosol Coklat terbentuk dari bahan induk tufa vulkan intermedier pada fisiografi vulkan. Jenis tanah ini menyebar relatif disetiap gampong. - Asosiasi Latosol Coklat Terbentuk dari tufa vulkan pada intermedier. Jenis tanah ini terdapat di Gampong Paya Seunara, Gampong Batee Shoek, Gampong Paya, Gampong Keuneukai, Gampong Beurawang dan Gampong Jaboi. Dari beberapa tipe jenis Latosol diatas, Gampong Jaboi memiliki tipe jenis latosol coklat kemerahan, latosol coklat dan asosiasi latosol coklat. Sifat dari jenis-jenis tanah tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Tanah ini biasanya dimanfaatkan untuk menanam pohon kelapa dan cengkeh. Namun untuk tanah yang memiliki kemiringan sekitar 40%, biasanya hanya digunakan sebagai kawasan hutan lindung dan hutan wisata.
Geologi Pulau Weh merupakan pulau gunung api yang terdapat pada jalur volcanic arc di dalam sistem tektonik lempeng. Formasi bebatuan Pulau Weh dapat dibagi menjadi 3 satuan atau formasi, yaitu (dari tua ke muda): Formasi Gunung api Pulau Weh, berumur Pleistosen dan tersusun atas tuf, aglomerat, lava, dan kubah andesit. Formasi Seulimeum, berumur Pleistosen, tersusun atas batugamping koral berwarna coklat muda keputihan gelap, mengandung cangkang binatang karang. Satuan Aluvium, berumur Holosen, disusun oleh kekil, pasir dan lempung. Dari tiga jenis satuan atau formasi bebatuan Pulau Weh, Gampong Jaboi termasuk kedalam Formasi Gunung api Pulau Weh, yaitu dengan jenis batuan Lava, Kubah, dan Andesit seluas 318,88 hektar dan jenis batuan Tufa dan Aglomerat seluas 171,25 ha. Kondisi bebatuan tersebut mendukung pula struktur geologi yang ada termasuk patahan dan gerakan tanah lainnya.
Hidrogeologi Di Gampong Jaboi tepatmya di Jurong Meunasah Tuha terdapat potensi sumber air tanah yang bersumber dari mata air. Kapasitas debit dari mata air ini yaitu 5 LPS (Liter Per Second), namun sangat disayangkan sumber air tanah ini belum dimanfaatkan.
37
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Kondisi Non-Fisik Alam Aktivitas Warga Desa Jaboi memiliki penduduk sebanyak 556 jiwa yakni 1,81% dari 100% jumlah penduduk kota sabang, desa ini terletak di Kecamatan Sukajaya yang mana kecamatan ini sendiri merupakan kecamatan dengan jumlah pertumbuhan terbesar pada periode tahun 2004 – 2010 di kota sabang dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,35%. Aktivitas warga setempat kebanyakan berprofesi sebagai petani dan nelayan hal ini didukung dengan jenis tanah yang berada pada Kawasan tersebut yakni seperti jenis Andosol, Podsolik merah kuning dan yang lainnya, dan juga faktor pendukung lain yang tersedia pada desa jaboi ini ialah lokasi desa yang dekat dengan Gunung Merapi yang berdampak positif pada tingkat kesuburan tanah yang berada disekitarnya sehingga memudahkan para petani dalam bercocok tanam. Dan Desa Jaboi sendiri terletak tidak jauh dari bantaran pinggiran air laut yang memudahkan akses bagi para nelayan untuk melaut guna mencari ikan.
Adat dan Budaya Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam budaya begitu juga halnya pada kota sabang tentunya kota sabang juga memiliki adat dan budaya setempat dikutip dari laman ‘merdeka.com’ salah satu budaya yang berada pada kota sabang ialah Melaot. Melaot merupakan acara adat yang mengusung konsep kearifan lokal yang biasanya diselenggarakan di kampung nelayan Jurong Ulee Krueng di desa Balohan, Kecamatan Suka Jaya, Kota Sabang, Aceh. Acara adat ini dibuka dengan penampilan atraksi Tarek Pukat dan Tarian Tarek Pukat yang kemudian dilanjutkan dengan acara makan bersama dengan lauk kuah Beulangong, acara adat ini diselenggarakan setiap tahunnya dan memiliki makna bahwa para nelayan dilarang melaut (Melaot) selama 3 hari guna mencegah sumber daya makanan yang berasal dari lautan tidak habis diambil setiap harinya, acara puncak dari kegiatan adat setempat ialah makan bersama dipinggir pantai guna mempererat silaturahmi antara warga setempat baik kaum lamuda hingga kaum lansia sekalipun turut memeriahkan acara adat ini. Dapat kita simpulkan bahwa keeratan tali silaturahmi warga yang berada pada Kota Sabang maupun warga yang berada pada Desa Jaboi sekalipun masih sangatlah erat baik itu dilihat dari segi sosial, budaya dan adat setempat.
38
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Ekonomi Setempat Pada umumnya masyarakat setempat bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan guna mencari kebutuhan sehari hari namun tidak sebatas itu saja Desa Jaboi ini sendiri juga berpotensi sebagai Desa Wisata yang kiranya nanti dapat membantu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat, kategori wisata yang berpotensi untuk dikembangkan pada Desa ini ialah pemandian sumber air panas volcano yang bertepatan terletak di dekat kawasan Gunung Berapi.
Kondisi Infrastruktur Kondisi infrastruktur dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi, sektor publik dan sektor privat, sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik.
Kondisi Aksesibilitas Aksesibilitas adalah sebuah konsep yang mengkombinasi antara kondisi geografis yang mempengaruhi penggunaan lahan dengan transportasi yang melayani penggunaan lahan tersebut. Aksesibilitas menggambarkan tingkat kemudahan penggunaan lahan (land use) berada dan hubungan antar masing-masing penggunaan lahan, juga seberapa mudah atau sulit orang-orang menjangkau penggunaan lahan dengan jaringan transportasi. Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang memudahkan manusia/hewan/barang berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Kondisi jalan yang ada di Gampong Jaboi berupa aspal dengan keadaan yang cukup bagus pada jalan lokal dan terdapat kerusakan pada beberapa jalan lingkungan. Selain itu, belum terdapat sirkulasi khusus untuk pejalan kaki berupa pedestrian atau trotoar di tepi jalan. Gambar 4. 2 Kondisi Jalan Disekitar Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan, 2022
39
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Kondisi Persampahan Di Gampoi Jaboi sudah tersedia tempat sampah yang sudah dibedakan berdasarkan jenisnya, namun masyarakat setempat belum memiliki kesadaran untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya. Dan sudah tersedia juga bak sampah dimana masyarakat setempat membuang limbah rumah tangganya sebelum diangkut mobil pengangkut sampah yang artinya angkutan sampah melayani pengangkutan sampah di kawasan perencanaan.
Gambar 4. 3 Kondisi Jaringan Persampahan di Gampong Jaboi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan, 2022
Kondisi Jaringan Listrik Pada elemen perencanaan jaringan listrik yang harus disediakan adalah kebutuhan daya listrik dan jaringan listrik. Penyediaan kebutuhan daya listrik setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik dari PLN atau sumber lain dan setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 450 VA per jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total kebutuhan rumah tangga (SNI 03-1733-2004). Penyumbangan listrik di Gampong Jaboi sudah hampir seluruh masyarakat mendapatkan listrik walaupun belum 100%. Ada masyarakat yang kurang mampu tidak ada listrik mereka memanfaatkan listrik dari tetangga untuk penerangan. Gambar 4. 4 Kondisi Jaringan Listrik di Gampong Jaboi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan, 2022
40
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Kondisi Jaringan Air Bersih Air bersih adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu atau melalui proses penyehatan. Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/perundangan yang berlaku. Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air bersih yang harus disediakan adalah kebutuhan air bersih, jaringan air bersih, kran umum dan hidran kebakaran (SNI 03 - 1733 - 2004). Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok yang paling dibutuhkan oleh masyarakat disebabkan berfungsi sebagai penunjang segala aktifitas masyarakat. Sumber air di Gampong Jaboi berasal dari air sumur dan mata air Jaboi. Namun, tidak seluruh kawasan terfasilitasi air bersih yang bersumber dari mata air ini.
Gambar 4. 5 Kondisi Jaringan Air Bersih di Gampong Jaboi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan, 2022
41
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Kondisi Jaringan Telkomunikasi Jaringan telkomunikasi di Gampong Jaboi sudah sangat baik, dan sudah terdapat beberapa tower disekitaran Gampong Jaboi.
Kondisi Jaringan Drainase Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau bangunan resapan buatan, yang harus disediakan pada lingkungan perumahan (SNI 03-1733-2004). Drainase di Gampong Jaboi pada umumnya merupakan drainase terbuka, dimana drainse tersebut merupakan parit-parit yang berada di depan rumah warga dan di samping jalan, yang dindingnya berupa semen atau beton. Drainase pada lokasi sudah cukup baik namun masih terputus-putus sehingga masih ada jalan yang belum terdapat drainase dan juga ada beberapa drainase yang tersumbat setelah hujan karena kurang terawat.
42
Doscovering Jaboi
Doscovering Jaboi Comunnity Based Tourism
Gambar 4. 6 Kondisi Jaringan Telekomunikasi di Gampong Jaboi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan, 2022
Gambar 4. 7 Kondisi Jaringan Drainase di Gampong Jaboi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan ,2022
Comunnity BasedDoscovering Tourism Jaboi 43
Comunnity Based Tourism
Kondisi Sarana Kondisi Sarana Umum
Jalan
Halte
Jalan yang berada di sekitar kawasan sudah sangat bagus, sehingga memudahkan masyarakat dapat mengakses dengan keperluan bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya.
Halte ini berada di depan lapangan yang merupakan pusat aktivitas masyarakat. Halte ini cukup jauh dari lokasi perencanaan kawasan, namun begitu halte ini adalah satu-satunya yang ada di sekitar perencanaan kawasan. Halte ini digunakan oleh para pelajar maupun masyarakat setempat.
Gambar 4. 8 Jalan Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan ,2022
44
Doscovering Jaboi
Doscovering Jaboi Comunnity Based Tourism
Alat Penerangan Umum Alat Penerangan umum di sekitar kawasan sudah ada, namun kurang mendukung dikarenakan ketersediaan alat penerangan umum yang minim. Sehingga masyakarakat masih sulit mengakses jalan saat malam hari.
Gambar 4. 10 Alat Penerangan Umum Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan, 2022 Gambar 4. 9 Halte Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan, 2022
Comunnity Based Tourism Doscovering Jaboi
45
Comunnity Based Tourism
Kondisi Sarana Sosial Pendidikan Fasilitas pendidikan yang terdapat disekitar lokasi perencanaan kawasan dapat dilihat pada tabel di bawah: Tabel 4. 2 Kondisi Sarana Sosial
Gambar 4. 11 SD Negeri 28 di Gampong Jaboi
46
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Gambar 4. 12 SMP Negeri 8 Sabang
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Kesehatan Sarana kesehatan yang terdapat di Gampong Jaboi, Kecamatan Sukajaya berjumlah 3 (tiga) unit sarana kesehatan, dengan penjabaran sebagai berikut: Tabel 4. 3 Tabel Sarana Kesehatan
Gambar 4. 13 Puskesmas Jaboi
Gambar 4. 14 Praktik Bidan di Jaboi
Untuk sarana Kesehatan semua fasilitas mudah dijangkau dari sekitaran lokasi perencanaan kawasan dengan unit Puskesmas hanya berjarak ±1 Kilometer dari lokasi perencanaan kawasan.
47
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Peribadatan Sarana peribadatan yang terdapat di Gampong Jaboi berjumlah dua unit yaitu : Masjid Sabilul Muhtadin Masjid Sabilul Muhtadin berjarak ±600 meter dari lokasi kawasan perencanaan. Akses dari permukiman ke masjid tergolong baik, karena kondisi jalan sudah teraspal, namun tidak bisa digunakan untuk pejalan kaki karena tidak tersedianya pedestrian untuk pejalan kaki menuju Masjid Sabilul Muhtadin. Meunasah Jaboi Meunasah ini berjarak ±800 meter dari lokasi kawasan perencanaan, untuk akses yang dimiliki juga tergolong sangat baik, karena jalan yang sudah teraspal namun tidak bisa digunakan untuk pejalan kaki karena kondisi aksesibilitas yang terletak di jalan lokal utama pada jam tertentu akan sangat padat dan tidak tersedianya pedestrian untuk pejalan kaki
Gambar 4. 15 Kondisi Peribadatan Pada Eksisting
48
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Penggunaan Lahan Eksisting Penggunaan lahan atau penggunaan tanah menurut PP Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah, tepatnya pada Pasal 1 ayat (1) yaitu “Penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil”. Penggunaan lahan juga dapat diartikan sebagai pemanfaatan lahan yang memiliki kenampakan fisik dan dikaitkan dengan aktivitas manusia.
Gambar 4. 16 Peta Penggunaan Lahan Gampong Jaboi Sumber : Arcgis Berdasarkan gambar di atas bahwa land use atau penggunaan lahan di Gampong Jaboi bervariasi. Lahan yang terdapat di Gampong Jaboi memiliki berbagai macam fungsi, yaitu daerah terbangun, permukiman, kebun, pelabuhan, pertanian pangan kering, hutan, jalan, rawa, ruang terbuka hijau kota, kawasan lindung keagamaan, kawasan pantai berhutan bakau, tanah terbuka, dan pantai berpasir. Namun, secara garis besar dapat dilihat bahwa penggunaan lahan di Gampong Jaboi didominasi oleh hutan dan kebun, kemudian diikuti oleh ruang terbuka hijau kota.
49
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Gambar 4. 17 Peta Penggunaan Lahan pada Perencanaan Kawasan Sumber : Arcgis Dari lokasi perencanaan kawasan yang telah di-digitasi, dapat diketahui bahwa penggunaan lahan memiliki berbagai macam fungsi yaitu jalan, kawasan lindung keagamaan, kebun, permukiman, ruang terbuka hijau kota, pelabuhan, rawa dan tanah terbuka. Penggunaan lahan pada lokasi perencanaan kawasan ini didominasi oleh kebun dan permukiman.
Kondisi Sistem RTH Ruang terbuka menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area atau kawasan maupun dalam bentuk area memanjang atau jalur, dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka, pada dasarnya tanpa bangunan. Adanya ruang terbuka yang saling terintegrasi akan membentuk sistem yang dapat menciptakan potensi berkembangnya suatu wilayah. Ruang terbuka terbagi menjadi dua yaitu ruang terbuka hijau dan non hijau.
50
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area atau kawasan maupun dalam bentuk area memanjang atau jalur, dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka, pada dasarnya tanpa bangunan. Adanya ruang terbuka yang saling terintegrasi akan membentuk sistem yang dapat menciptakan potensi berkembangnya suatu wilayah. Ruang terbuka hijau menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 adalah ruang memanjang atau mengelompok yang ditumbuhi tanaman baik alami maupunbuatan (sengaja ditanam) dan sifatnya terbuka. Ruang terbuka hijau di Gampong Jaboi yaitu seluas 135,85 Ha didominasi oleh hutan.
Ruang Terbuka Non Hijau Ruang terbuka non hijau adalah ruang yang secara fisik tidak berbentuk bangunan gedung dan tidak didominasi oleh tumbuhnya tanaman. Ruang terbuka non hijau dapat berupa perkerasan, badan air ataupun bentuk lahan tertentu seperti hamparan pasir, gurun, kapur, dan lain sebagainya (Permen PU No.12/PRT/M 2009). Ruang terbuka non hijau di Gampong Jaboi yaitu seluas 23 Ha.
51
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
5
Analisis Perencanaan Kawasan
Analisis Aktivitas Analisis Karakteristik Aktivitas Aktivitas Utama Lokasi perencanaan kawasan dalam studi ini berada pada Jurong Tgk. Dijaboi dan Jurong Meunasah Tuha, Gampong Jaboi, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang. Luas wilayah perencanaan adalah 15 ha. Aktivitas utama dari kawasan ini adalah sebagai hunian/ perumahan dengan mayoritas pemiliknya itu mata pencahariannya adalah berkebun,nelayan, dan bertani. Berdasarkan Qanun Kota Sabang Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sabang Tahun 2012- 2032 pasal 38 ayat 2b terkait kawasan perumahan disampaikan bahwa Gampong Jaboi termasuk salah satu gampong dengan kategori kawasan perumahan berkepadatan sedang. Jenis hunian penduduk di gampong ini terdiri dari kelas menengah dengan mayoritas huniannya kategori rumah tunggal.
Aktivitas Penunjang Aktivitas penunjang pada lokasi perencanaan adalah sebagai pendukung kegiatan pada fungsi utama yaitu sebagai perumahan/ tempat tinggal. Berikut merupakan beberapa pengelompokkan aktivitas penunjang di lokasi perencanaan. Aktivitas Perdagangan dan Jasa. Dilokasi perencanaan, aktivitas perdagangan dan jasa ada namun masih belum begitu banyak. Aktivitas perdagangan dan jasanya berupa kios- kios kecil, warung dan toko yang dikelola oleh masyarakat setempat.
53
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Adanya aktivitas perdagangan dan jasa diperlukan agar masyarakat bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya dengan lebih mudah karena lokasinya yang tidak jauh dengan sekitar tempat tinggal mereka sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Karena pada hakikakatnya kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan jual beli untuk memenuhi kebutuhannya. Aktivitas perdagangan dan jasa ini juga untuk mendukung pariwisata yang ada disekitar lokasi perencanaan sehingga wisatawan dapat lebih mudah dan cepat dalam memenuhi kebutuhan mereka ketika berwisata dan dengan kemudahan ini diharapkan pengunjung destinasi wisata dapat lebih meningkat. Aktivitas Pendidikan Aktivitas pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat karena melalui aktivitas inilah tercipta generasi penerus bangsa . Untuk aktivitas pendidikan, Gampong Jaboi sudah memiliki 3 unit sarana pendidikan yang terdiri dari TK Negeri 3, SDN 28 dan SMPN 8 Sabang. Lokasi TK Negeri 3 berada di Jurong Meunasah Tuha. Akan tetapi, lokasi dari kedua unit sarana pendidikan lainnya bukan berada di Jurong Tgk. Jaboi atau Jurong Meunasah Tuha yang merupakan lokasi perencanaan pada studi ini, melainkan berada di jurong lain yang masih menjadi bagian dari Gampong Jaboi.
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Aktivitas Kesehatan Untuk menunjang kebutuhan masyarakat akan sarana kesehatan, di Gampong Jaboi terdapat 3 unit sarana kesehatan yang terdiri dari Puskesmas, Posyandu, dan Praktik Bidan. Akan tetapi, lokasi dari ketiga unit sarana kesehatan tersebut bukan berada di Jurong Tgk. Jaboi atau Jurong Meunasah Tuha yang merupakan lokasi perencanaan pada studi ini, melainkan berada di jurong lain yang masih menjadi bagian dari Gampong Jaboi. Aktivitas Peribadatan Aktivitas peribadatan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat karena ini menyangkut kebutuhan rohani setiap individu untuk melakukan ibadah dan mendekatkan diri pada sang pencipta. Berdasarkan hasil FGD (Focus Grup Discussion) dengan masyarakat Gampong Jaboi, diketahui bahwa seluruh penduduk Gampong Jaboi beragama Islam. Maka untuk menunjang kegiatan peribadatan masyarakat, Gampong Jaboi memiliki 2 sarana peribadatan yaitu Masjid Sabilul Muhtadin dan Meunasah Jaboi agar masyarakat dapat lebih mudah dalam melaksanakan ibadah. Kemudahan beribadah ini diharapkan tidak hanya bagi masyarakat setempat, tetapi juga bagi wisatawan yang mengunjungi objek wisata di Gampong Jaboi. Untuk Masjid Sabilul Muhtadin lokasinya berada di Jurong Meunasah Tuha yang merupakan lokasi perencanaan dalam studi ini, sedangkan untuk Meunasah Jaboi lokasinya bukan berada di Jurong Tgk. Jaboi atau Jurong Meunasah Tuha yang merupakan lokasi perencanaan pada studi ini, melainkan berada di jurong lain yang masih menjadi bagian dari Gampong Jaboi.
54
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Aktivitas Rekreasi dan Olahraga Untuk memenuhi kebutuhan jasmani setiap individu tentu dibutuhkan adanya fasilitas penunjang dalam rangka rekreasi dan olahraga. Fasilitas olahraga berfungsi untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani serta juga bisa sebagai tempat masyarakat saling berinteraksi.Gampong Jaboi sudah memiliki fasilitas olahraga berupa lapangan bola kaki. Untuk fasilitas penunjang rekreasi yang ada di lokasi perencanaan adalah Taman Pasi Jaboi sebagai taman yang digunakan untuk bermain dan berinteraksi bagi anak-anak dan masyarakat setempat. Lokasi Taman Pasi Jaboi ini berada di Jurong Tgk. Dijaboi.
Aktivitas Tambahan Aktivitas tambahan merupakan aktivitas pendukung kedua dari kegiatan aktivitas utama sebagai tempat tinggal atau hunian. Berikut aktivitas tambahan yang direncanakan pada lokasi perencanaan. Persampahan Persampahan adalah salah satu faktor penting dalam menangani masalah permukiman kumuh pada suatu kawasan, karena hal ini akan berkaitan dengan dengan kebersihan serta estetika kawasan tersebut. Di Gampong Jaboi didapati bahwa sudah ada bak sampah tetapi hanya ada satu dan lokasinya bukan di lokasi perencanaan pada studi ini yaitu Jurong Tgk. Dijaboi dan Jurong Meunasah Tuha melainkan di jurong lain yang masih menjadi bagian dari Gampong Jaboi.
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Maka kedepannya ketika dilakukan perencanaan kawasan dalam studi ini diharapkan turut mempertimbangkan kebutuhan akan bak sampah di beberapa titik pada lokasi perencanaan untuk mempermudah masyarakat menjangkaunya sehingga dapat mengurangi tumpukan sampah dan menjaga kelestarian lingkungan. Keamanan Untuk menunjang keamanan lingkungan sekitarnya, Gampong Jaboi memiliki dua Pos Kamling yang berfungsi sebagai posko untuk Hansip dan warga gampong yang mendapat giliran untuk keliling menjaga keamanan sehingga masyarakat dapat merasa lebih aman, nyaman dan tenang. Kedua Pos Kamling ini lokasinya bukan didalam lokasi perencanaan dalam studi ini yaitu Jurong Tgk.Dijaboi atau Jurong Meunasah Tuha melainkan di jurong lain yang masih merupakan bagian dari Gampong Jaboi. Mitigasi Bencana Berdasarkan RTRW Kota Sabang Tahun 20122032 pada pasal 36 terkait kawasan rawan bencana, Gampong Jaboi termasuk ke dalam daerah yang rawan bencana Tsunami. Untuk mengurangi risiko bencana dan timbulnya korban jiwa ketika terjadi bencana seperti Tsunami, Gampong Jaboi sudah memiliki beberapa jalur evakuasi termasuk di lokasi perencanaan. Untuk lokasi evakuasi bencana berdasarkan RTRW Kota Sabang Tahun 20122032 yang cepat terjangkau dan tinggi terdiri dari kantor gampong, Puskesmas, lapangan bola, masjid dan lain-lain. Air Bersih Kebutuhan air bersih adalah kebutuhan mendasar dalam kehidupan setiap manusia, karena hampir setiap aktivitas manusia akan membutuhkan adanya air bersih. Kebutuhan air bersih di Gampong Jaboi berasal penggalian sumur bor.
55
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Perkebunan Berdasarkan hasil FGD (Focus Grup Discussion) dengan Keuchik dan masyarakat Gampong Jaboi, didapatkan informasi bahwa salah satu mata pencaharian masyarakat gampong yang cukup dominan adalah berkebun. Salah satu komoditas yang banyak ditanam dikebun masyarakat adalah pohon pinang. Penjemuran buah pinang hasil kebun ini masih dilakukan secara tradisional yaitu dengan dijemur dipinggir jalan yang terkadang dapat mengganggu jalanan. Pariwisata Gampong Jaboi memiliki banyak objek wisata seperti Pantai Batee Tamon, Gunung berapi, Menara Mercusuar, Taman Pasi Jaboi dan lain-lain. Salah satu objek wisata yang termasuk dalam lokasi perencanaan adalah Taman Pasi Jaboi. Lokasi Taman Pasi Jaboi ini berada di Jurong Tgk. Dijaboi. Taman ini sudah memiliki beberapa fasilitas seperti permainan anak- anak, tetapi fasilitas penunjang lainnya belum begitu lengkap sehingga pengunjung taman ini belum terlalu ramai.
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Melihat banyaknya objek wisata yang ada di Gampong Jaboi, berikut merupakan klasifikasi komponen pariwisata 6A Gampong Jaboi: 1.Attraction (Atraksi/Daya Tarik) Gampong Jaboi memiliki banyak daya tarik wisata dari segi alamnya seperti Pantai Batee Tamon, Taman Pasi Jaboi, Menara mercusuar yang sangat indah pemandangan lautnya dan cocok bagi yang ingin menikmati senja dan berfoto disana. Selain Pantai, Gampong Jaboi juga memiliki objek wisata alam yang tidak dimiliki oleh gampong lain di Kota Sabang , yaitu Gunung Api Geothermal. 2. Accessibility (Aksesibilitas) Akses menuju ketempat objek wisata yang berada di Gampong Jaboi dapat dikatakan cukup baik, karena hampir semua jalan yang ada di gampong ini sudah di aspal hanya saja kita tetap perlu berhati-hati dikarenakan kondisi jalanan yang sedikit berkelok dan dekat dengan pepohonan besar. Dari segi transportasi untuk menuju ke objek wisata, belum ada transportasi publik maupun layanan transportasi online yang menuju ke objek wisata di Gampong Jaboi ,oleh karena itu biasanya wisatawan yang ingin berkunjung ke objek pariwisata yang ada di Gampong Jaboi biasanya menggunakan kendaraan pribadi. 3. Amenities (Fasilitas Pendukung) Fasilitas pendukung pariwisata yang terdapat di Gampong Jaboi masih minim seperti hanya terdapat warung dan kios kecil yang jumlahnya tidak begitu banyak, masjid, tempat makan sederhana dan lain-lain. Sedangkan untuk hotel atau penginapan, ATM, toko khusus souvenir belum ada di Gampong Jaboi. 4. Available Packages (Paket Wisata) Terdapat beragam paket wisata menuju Kota Sabang, dimana beberapa objek wisata yang ditawarkan untuk dikujungi itu berada di Gampong Jaboi. Akan tetapi, beberapa paket wisata yang memang terdapat di Gampong Jaboi seperti untuk snorkeling di Pantai Batee Tamon dan mengunjungi Gunung merapi tidak berjalan dengan baik karena fasilitas pendukung kegiatan tersebut belum begitu lengkap. 5. Activities (Aktivitas) Terdapat banyak aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan ketika berkunjung ke objek wisata yang ada di Gampong Jaboi, seperti menikmati senja dan memancing di pinggir Pantai Batee Tamon, melihat suasana gunung api secara langsung di Gunung Api Geothermal Gampong Jaboi, anak-anak bisa bermain di wahana permainan yang tersedia di Taman pasi Jaboi dan lain-lain. 6. Ancillary Services (Jasa Pelayanan/ Layanan Tambahan) Dari segi Ancillary Services , bentuk pelayanan atau dukungan kelompok atau organisasi yang ada terkait penyelengaraan kegiatan wisata di Gampong Jaboi, gampong ini sudah memiliki kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang dapat membantu para wisatawan untuk mendapatkan beragam informasi terkait objek wisata yang ada di Gampong Jaboi serta membantu untuk memandu wisatawan menuju ke objek wisata.
56
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Gambar 5.1 Peta Persebaran Lokasi Wisata Sumber: Arcgis
5 AKTIVITAS PENUNJANG Permukiman di Lokasi Perencanaan
Pendidikan
Perdagangan dan Jasa
3 Sarana Pendidikan (TK Negeri 3, SD Negeri 28, SMP Negeri 8 Sabang)
Warung dan toko. Diharapkan mampu memenuhi dan melayani kehidupan masyarakat dan mendukung pariwisata di sekitar lokasi perencanaan
Rekreasi dan Olahraga
Lapangan bola kaki dan taman pasi Jaboi.
Peribadatan
Kesehatan
3 Sarana Kesehatan (Puskesmas, Posyandu, Praktik Bidan) 57
Mushalla Gampong dan Mesjid Sabilul Muhtadin
Analisis Karakteristik Penggunaan Lahan Lokasi Kawasan yang direncanakan berupa permukiman yang berkonsep pariwisata berbasis masyarakat yang berada di Gampong Jaboi Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang. Perencanaan kawasan ini memiliki luas lahan sebesar 15 hektar atau setara 150.000 m2 . Dari 15 hektar tersebut, 70% digunakan sebagai kawasan terbangun dan 30% sisanya menjadi kawasan non terbangun. Tabel 5. 1 Karakteristik Pengguna pada Wilayah Perencanaan
Keterangan : (*) Berada di luar batasan wilayah perencanaan
58
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Dari tabel diatas, untuk rumah tipe 45 akan digunakan oleh masyarakat hunian menengah. Selanjutnya untuk aktivitas penunjang, aktivitas tambahan, jalur sirkulasi dan ruang terbuka hijau penggunanya juga penduduk setempat kecuali untuk pariwisata digunakan oleh penduduk setempat dan pengunjung.
Analisis Kebutuhan Ruang Ruang terbangun digunakan sebesar 38625,67 m2 sebagai aktivitas utama hunian, aktivitas penunjang berupa perdagangan dan jasa, peribadatan dan rekreasi dan olahraga, dan aktivitas tambahan berupa persampahan, keamanan, dan air bersih, mitigasi bencana, perkebunan, pariwisata dan sirkulasi. Sedangkan ruang non terbangun digunakan sebesar 111374,24 m2 sebagai aktivitas ruang terbuka hijau. Tabel. 5.2 Ruang eksisting
Keterangan : (*) Berada diluar batasan wilayah perencanaan
59
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Ruang yang direncanakan dalam perencanaan permukiman yang berkonsep pariwisata berbasis masyarakat seluas 15 hektar atau 150.000 m2 . Analisis kebutuhan ruang pada rencana tapak di wilayah studi didasarkan pada jenis ruang yang akan direncanakan dan jumlah pengguna aktivitas. Sebesar 60% dari lokasi tapak atau setara dengan 9 hektar atau 90.000 m2 difungsikan sebagai ruang terbangun. Sementara sisanya 40% atau setara dengan 6 hektar atau 60.000 m2 digunakan sebagai ruang non terbangun. Dalam menentukan luas minimum rata-rata perpetakan tanah didasarkan pada faktorfaktor kehidupan manusia (kegiatan), faktor alam dan peraturan bangunan. Luas lantai minimum per orang dapat diperhitungkan dengan rumusan: L per orang = U/TP Keterangan : L per orang : Luas lantai hunian per orang U : Kebutuhan udara segar/orang/jam dam satuan m3 Tp : Tinggi plafon, minimal dalam satuan m Berdasarkan kegiatan yang terjadi didalam rumah hunian, yaitu; tidur (ruang tidur), masak, makan (dapur), mandi (kamar mandi), duduk (ruang duduk/ruang tamu), kebutuhan udara segar per orang dewasa per jam 16-24 m³ dan per anak-anak per jam 8-12 m³, dengan pergantian udara dalam ruang sebanyak-banyaknya 2 kali per jam dan tinggi plafon ratarata 2,5 m, maka luas lantai per orang dapat dihitung sebagai berikut. L per orang dewasa = UTPL per orang dewasa = U dws/TP = 24 m/32,5 m = 9,6 m2 L per orang anak = U ankT/P = 12 m/32,5 m = 4,8 m2 Jadi bila 1 kk terkecil rata-rata terdiri dari 5 orang (ayah + ibu + 3 anak) maka kebutuhan luas lantai minimum dihitung sebagai berikut : Luas lantai utama : (2x9,6) + (3x4,8) m2 = 33,6 m2 Luas lantai pelayanan : 50% x 33,6 m2 = 16,8 m2 Total Luas Lantai : 51 m2 Jika koefisien dasar bangunan 50%, maka luas kaveling minimum untuk keluarga dengan anggota 5 orang : L kav minimum = 100/50 × 51 m2 = 100 m2
60
Doscovering Jaboi Jaboi Doscovering
Comunnity Based Based Tourism Tourism Comunnity
Tabel 5. 3 Analisis kebutuhan ruang
61
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Hubungan Antar Ruang Analisis terkait hubungan antar ruang adalah analisis untuk melihat hubungan antar kelompok kegiatan atau aktivitas yang dilakukan guna mengetahui ada atau tidaknya kaitan secara fungsional antar kelompok aktivitas. Hubungan antar kelompok ruang dapat dijabarkan sebagai berikut: Gambar 5.2 . Diagram Hubungan Antar Ruang Gampong Jaboi Sumber: Hasil analisis kelompok 6
Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa di Gampong Jaboi dengan aktivitas utamanya sebagai perumahan/ hunian memiliki kaitan yang erat dengan seluruh kelompok aktivitas lainnya, hal ini dikarenakan letak ruang hunian berada ditengah-tengah antara kelompok aktivitas lainnya dan kegiatan setiap individu tentu saja berawal dari hunian dan berakhir di hunian pula. Lokasi sarana dan prasarana yang mendukung kehidupan masyarakat Gampong Jaboi berada dekat dengan hunian masyarakatnya untuk mempermudah kehidupan sehari-hari mereka. Kemudian, dapat dilihat juga dari diagram diatas bahwa antara aktivitas pariwisata dengan perdagangan dan jasa memiliki hubungan yang erat baik dari segi kedekatan lokasi maupun efek dari kedekatan lokasi tersebut seperti apabila pengunjung objek wisata meningkat tentu akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat yang melakukan kegiatan perdagangan dan jasa didekat objek wisata tersebut. Untuk hubungan antar ruang yang tidak begitu erat, dapat dilihat dari tabel diatas yaitu hubungan antara pendidikan dan pariwisata dimana lokasi antara sarana pendidikan dan pariwisata tidak berdekatan dan hubungan antar ruangnya tidak langsung mempengaruhi satu sama lain.
62
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Analisis Tapak Analisis tapak akan mencakup analisis kondisi eksisting yang selanjutnya dapat membantu dalam proses penentuan arahan pengembangan wilayah yang akan dikembangkan. Analisis yang nantinya akan dijabarkan meliputi analisis konstelasi wilayah, lingkungan, topografi, transportasi (jaringan transport, jalan dan aksesibilitas), vegetasi dan zoning kawasan.
Analisis Konstelansi Kawasan wilayah perencanaan ini berada di Gampong Jaboi, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang. Gampong Jaboi memiliki luas wilayah sekitar 490, 14 Ha. Sedangkan luasan wilayah yang akan di teliti berkisar 24 Ha, dengan batas wilayah : Sebelah Barat : Paya, Batee Shoek Sebelah Timur : Laut Selat Malaka Sebelah Utara : Balohan, Paya Seunara Sebelah Selatan : Keunekai, Beurawang
Gambar 5. 3 Peta Konstelasi Wilayah Sumber: Arcgis
63
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Dapat dilihat pada peta bahwa keadaan disekitar wilayah perencanaan berbatasan langsung dengan gampong-gampong yang juga memiliki destinasi wisata dan fasilitas mobilisasi seperti Gampong Keuneukai, Beurawang dan Balohan. Hal ini tentu menjadi poin tambahan bagi wilayah perencanaan pasalnya wilayah yang direncanakan berada di titik tengah dan dikelilingi oleh prasarana-prasarana penunjang seperti Pelabuhan Balohan contohnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Jaboi sebanyak 878 jiwa dengan rata – rata penduduk per km2 sebanyak 179 jiwa, jaboi memiliki 4 jurong yakni lamkuta, meunasah baroe, teukudijaboi dan meunasah tuha. Setiap jurongnya dikepalai atau di pimpin oleh satu kepala Jurong agar supaya memudahkan pemerintah setempat dalam mengkoordinir masyarakatnya secara merata.
Analisis Lingkungan
Gambar 5. 4 Peta Analisis Lingkungan Sumber: Arcgis Seperti yang terlihat pada peta, kondisi lingkungan sekitaran kawasan perumahan yang berada pada Gampong Jaboi dapat tergolong pada kawasan perumahan privat dikarenakan jauh dari kebisingan dan bernuansa tenang, serta aksesibilitas yang berada di sekitaran perumahan sudah terkelilingi oleh jaringan jalan lokal seperti JL. Balohan – Beurawang, JL. Pasi dan JL. Transmigrasi. Pada kawasan perumahan juga terdapat Pos Kamling yang gunanya untuk menjaga keamanan desa dari tindakan kriminal yang mungkin terjadi
64
Doscovering Jaboi
contohnya pencurian, perusakan fasilitas umum seperti WC Umum dan segala tindakan yang dapat merugikan banyak orang lainnya. Pada sebuah kawasan perumahan tentunya terdapat sarana maupun prasarana sebagai fasilitas penunjang perumahan tersebut sehingga menurut hasil existing terdapat dua sarana ibadah pada daerah kawasan perencanaan yakni satu buah masjid sabilul muhtadin, tentu sarana ini dapat memudahkan masyarakat dalam melaksanakan ibadah secara berjamaah atau bersama – sama.
Comunnity Based Tourism
Analisis Topografi Dari peta di bawah ini dapat kita lihat bahwa, Gampong Jaboi memiliki tingkat topografi yang bervariasi dari tingkat yang terendah (10 mdpl) hingga tingkat tertinggi (530 mdpl), masyarakat pada Gampong Jaboi memilih bermukim disekitaran tempat yang memiliki topografi yang relatif rendah (50-200 m) dan sedang (200-350 m) agar dapat mempermudah segala aktifitas dan kegiatan masyarakat setempat. Topografi juga menjadi salah satu alasan penting yang patut diperkirakan secara matang dalam membangun kawasan permukiman dikarenakan segala aktifitas masyarakat nantinya akan dipengaruhi oleh bentuk dari topografi itu sendiri, semakin bagus topografi suatu kawasan maka akan bagus pula permukiman di atasnya.
Gambar 5. 5 Peta Ketinggian Wilayah Perencanaan Sumber: Arcgis Pada kawasan yang memiliki tingkat topografi yang rendah dan sedang tentu sangat cocok dijadikan sebagai kawasan permukiman dikarenakan bentuk lahan yang relatif tidak begitu terjal dan juga tidak terlampau landai, hal ini juga menjadi satu poin tambahan bagi wilayah yang akan direncanakan nantinya, ada pun bencana alam yang patut diwaspadai dan jika berlandaskan dengan tingkat topografi yang ada pada kawasan tersebut ialah bencana banjir dikarenakan jika air yang turun dan tidak dapat diserap oleh tanah dengan baik akibat banyaknya dilakukan pengkerasan pada tanah maka akan terbentuk sebuah genangan air yang nantinya lama kelamaan dapat merugikan masyarakat sekitarnya.
65
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Analisis Transportasi (Jaringan jalan, jaringan transportasi dan aksesibilitas)
Gambar 5. 6 Peta Sistem Jaringan Jalan Sumber: Arcgis Akses jaringan jalan Gampong Jaboi memiliki dua jenis jalan yang saling terhubung antar Jurong guna mempermudah aksesibilitas masyarakat setempat yakni dengan jenis jalan lokal (JL. Balohan – Beurawang) yang berukuran kurang lebih 6,5 meter dan jalan lingkungan yang berkisar kurang lebih 3,5 meter. Berdasarkan dari hasil obsevasi ditemukan bahwa jalan yang berada pada Gampong Jaboi sudah teraspal bagus dan masih terjaga dari kerusakan, serta jalan lokal di Jaboi sering digunakan oleh masyarakat luar Gampong Jaboi untuk akses keluar masuk dikarenakan Gampong Jaboi berada pada titik pertengahan antara Gampong Keunekai dan Gampong Balohan, dikarenakan jalan lokal juga sering dipakai sebagai jalan alternatif masyarakat dalam maupun luar Gampong Jaboi, tentu jalan lokal disini tidak kalah penting fungsinya dari jalan arteri primer maupun arteri sekunder yang menghubungkan keduanya. Pada kawasan wilayah yang akan direncanakan juga terdapat dua buah aliran sungai yakni sungai kecil dan sungai garis, yang mana sungai-sungai disini dulunya dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk mencuci pakaian namun setelah dilakukannya pengeboran pada Gunung Api Jaboi untuk mendapatkan sumber tenaga panas bumi atau Geothermal, sungai yang berada pada Gampong Jaboi pun mulai tercemar oleh limbah pabrik galian tersebut dan pada akhirnya warga setempat tidak dapat mencuci pakaian kembali di sungai-sungai yang ada seperti sedia kala.
66
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Analisis Vegetasi
Gambar 5. 6 Peta Tutupan Lahan Sumber: Arcgis Seperti yang terlihat pada peta, diperkirakan vegetasi yang ada pada Gampong Jaboi di dominasi dengan lahan kehijauan rendah berkisar antara 30-40% lahan dengan kehijauan rendah ini contohnya area rerumputan atau ruang terbuka yang mengartikan bahwa Gampong Jaboi masih kaya akan Ruang Terbuka Hijau(RTH). Pada lahan yang terbangun tidak sepenuhnya benar – benar terbangun melainkan masih memiliki space – space yang lumayan mumpuni bagi tanaman beserta pohon – pohon. Hanya sekitaran 5-10% saja lahan yang tidak bervegetasi, dikarenakan daerah vegetasi yang berada pada Gampong Jaboi di dominasi oleh lahan dengan kehijauan rendah tentu hal ini meningkatkan ke asri-an udara yang ada pada kawasan tersebut. Hal ini tentu menjadi poin tambahan juga bagi wilayah perencanaan dikarenakan tanah dengan kondisi kehijauan rendah tentu masih memiliki daya resapan yang tinggi sehingga meminimalisir genangan-genangan air bahkan bencana alam seperti banjir yang nantinya ditakutkan dapat terjadi pada wilayah yang akan direncanakan.
67
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Analisis Zoning Kawasan
Gambar 5. 7 Peta Zoning Kawasan Sumber: Arcgis Terlihat pada peta diatas bahwa Gampong Jaboi di dominasi oleh kawasan perumahan sedang yang menunjukan bahwa adanya permukiman masyarakat pada kawasan studi, dan permukiman masyarakat cenderung bermukim dekat dengan akses jalan lokal yang ada, guna memudahkan segala aktifitas sosial masyarakat. Tentunya tidak hanya kawasan permukiman sedang saja yang ada pada Gampong Jaboi ini, pada peta juga terlihat berbagai kawasan lainnya seperti kawasan keagamaan, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkebunan campuran dan kawasan perumahan jarang. Kawasan – kawasan ini pada umumnya biasa terdapat pada suatu kawasan permukiman yang tercipta atau terbentuk sendirinya dan di pengaruhi oleh kepemilikan lahan, topografi daratannya dan kondisi sosial masyarakatnya itu sendiri. Menurut SNI Tahun 2004 menyatakan bahwa klasifikasi kepadatan penduduk pada kawasan dengan kepadatan sedang yakni 151 – 200 Jiwa/Ha nya, sedangkan pada kawasan perencanaan terdapat kurang lebih 160 Jiwa/Ha nya, dapat disimpulakan bahwa kawasan perencanaan masih sesuai atau menaati praturan yang tertera pada Standar Nasional Indonesia.
68
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Analisis Indikator Kumuh pada Kawasan Perencanaan Status Kepemilikan Lahan Dalam penelitian ini status kepemilikan lahan di Jaboi dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, lahan milik pribadi (masyarakat), lahan sewa/kontrak dan lahan milik pihak lain. Adapun data mengenai status kepemilikan lahan responden dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 5. 3 Deskripsi Status Kepemilikan
Sumber: Kotaku, Baseline 2021 Berdasarkan Tabel dapat disimpulkan bahwa jumlah lahan milik pribadi (masyarakat)yang berada dalam wilayah penelitian sebanyak 96 orang dan jumlah lahan milik pihak lain sebanyak 5 orang. Sedangkan untuk kepemilikan lahan yang disewa/kontrak tidak ada.
Prasarana dan Sarana Analisis Jaringan Jalan Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang memudahkan orang berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Jalan atau Aksesbilitas menggambarkan tingkat kemudahan penggunaan lahan (land use) dan hubungan antar masing-masing penggunaan lahan, juga seberapa mudah atau sulit orang-orang menjangkau penggunaan lahan dengan jaringan transportasi. Gambar 5. 8 Kondisi Jalan di Gampong Jaboi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan, 2022
69
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Gampong Jaboi dikelilingi oleh jalan kabupaten, jalan kota dan juga jalan desa hal ini membuat aksesbilitas ke Gampong Jaboi mudah untuk dijangkau. Di Gampong Jaboi sendiri, jalan lokalnya sudah teraspal hanya saja ruas jalan tidak mempunyai sirkulasi khusus untuk pedestrian yang berfungsi untuk pejalan kaki atau trotoar tepi jalan. Hal ini menjadi menjadi salah satu program yang urgensi dan bisa segera ditangani.
Analisis Drainase Air hujan yang jatuh di suatu kawasan perlu dialirkan atau dibuang, caranya dengan pembuatan saluran yang dapat menampung air hujan yang mengalir di permukaan tanah tersebut. Sistem saluran di atas selanjutnya dialirkan ke sistem yang lebih besar. Sistem yang paling kecil juga dihubungkan denga saluran rumah tangga dan dan sistem saluran bangunan infrastruktur lainnya, sehingga apabila cukup banyak limbah cair yang berada dalam saluran tersebut perlu diolah ( treatment ). Seluruh proses tersebut di atas yang disebut dengan sistem drainase ( Kodoatie, 2003 ). Kondisi drainase di Gampong Jaboi belum berfungsi dengan baik dimana jaringan drainase tidak mampu mengalirkan limpasan air hal ini terjadi dikarenakan kondisi drainase yang tidak mengikuti kondisi kontur alam. Drainase di Gampong Jaboi masih banyak yang tidak terawat. Tidak terpeliharanya drainase lingkungan juga dapat mengakibatkan saluran drainase tersumbat. Kualitas konstruksi drainase di Gampong Jaboi tergolong bagus. Gambar 5. 9 Kondisi Drainase di Gampong Jaboi Gambar 5. 10 Peta Kondisi Drainase Lingkungan
70
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Analisis Kebutuhan Sistem Kelistrikan Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting dan sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama yang dibutuhkan dalam berbagai kegiatan. Dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan telah ditetapkan bahwa dalam usaha penyediaan tenaga listrik, kepada badan usaha milik negara diberi prioritas pertama untuk melakukan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum. Sedangkan untuk wilayah yang belum mendapatkan pelayanan tenaga listrik, Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya memberi kesempatan kepada badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, atau koperasi sebagai penyelenggara usaha penyediaan tenaga listrik terintegrasi. Dalam hal tidak ada badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, atau koperasi yang dapat menyediakan tenaga listrik di wilayah tersebut, Pemerintah wajib menugasi badan usaha milik negara untuk menyediakan tenaga listrik.
Gambar 5. 11 Kondisi Jaringan Listrik di Gampong Jaboi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan, 2022 Penyumbangan listrik di Gampong Jaboi sudah hampir seluruh masyarakat mendapatkan listrik walaupun belum 100%. Ada masyarakat yang kurang mampu tidak ada listrik mereka memanfaatkan listrik dari tetangga untuk penerangan. Penerangan tiap rumah di Gampong Jaboi sudah mendapatkan penerangan semua walaupun ada beberapa rumah yang melum ada listrik, tetapi masalah itu bisa diatasi. Dan juga pemerintah Gampong Jaboi sedang mengusulkan pemasangan kebel baru di daerah tersebut.
71
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Analisis Sistem Persampahan Berdasarkan UU No.18, Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah, menjelaskan mengenai sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang terbentuk padat, sedangkan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Pemerintah Sabang guna mengelola sampah, membuat suatu kebijakan yaitu Qanun No 6 tahun 2012 tentang pengelolaan kebersihan dan retribusi pelayanan yang dimana penjabaran mengenai tata cara pelaksanaan nya diatur dalam Qanun tersebut. Sistem pengelolaan di Kota Sabang diarahkan untuk penataan 3M (Mengurangi, Menggunakan kembali, dan Mendaur ulang). Pada dasarnya keberhasilan penanganan sampah terletak pada aspek pengangkutan. Pengangkutan perlu diupayakan karena lokasi sampah yang bersebaran membutuhkan perlakuan mulai dari pewadahan, pengumpulan, pemindahan dalam sebuah wadah yang lebih besar yang disebut Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) untuk selanjutnya diangkut menggunakan truk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Gambar 5. 12 Sistem Persampahan di Sekitar Lokasi Kawasan Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan, 2022 Foto sebelah kanan adalah foto tempat sampah yang sudah dibedakan berdasarkan jenisnya, namun masyarakat setempat belum memiliki kesadaran untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya. Sedangkan foto kiri adalah bak sampah dimana masyarakat setempat membuang limbah rumah tangganya sebelum diangkut mobil pengangkut sampah yang artinya angkutan sampah melayani pengangkutan sampah di kawasan perencanaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Gampong Jaboi dapat diketahui bahwa Gampong Jaboi mendapat layanan antar jemput sampah yang difasilitasi langsung oleh Pemerintah Sabang dengan TPAS berada di Gampong Cok Abeuk. Setiap rumah warga sudah memiliki ketersediaan tempat sampah sendiri. Sampah yang terdapat di bak sampah, diangkut oleh petugas secara berjadwal setiap minggu sekali. Selain dilakukan pembuangan dan pengangkutan sampah dilakukan juga pemanfaatan atau penggunaan kembali, daur ulang dan pengomposan sampah secara maksimal.
72
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Analisis Kebutuhan Sistem Air Bersih Air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama atau pokok manusia yang berfungsi sebagai pendukung segala aktifitas manusia seperti : memasak nasi, mandi, mencuci dan aktifitas lainnya. Air bersih yang digunakan sehari-hari harus memiliki kualitas yang baik untuk konsumsi sesuai dengan standar air minum di Indonesia yaitu PP No.82 Tahun 2001 dan KepMen No.907 Tahun 2002. Pentingnya air bersih bagi kehidupan manusia memungkinkan penyediaan menjadi terbatas bila pemanfaatannya tidak diatur dengan baik, sehingga harus dibuat suatu jaringan perpipaan yang tertata baik untuk mendistribusikan air bersih secara merata kesetiap konsumennya. Air bersih yang ada dari Gampong Jaboi merupakan air bersih yang bersumber dari mata air Gampong Jaboi. Namun, tidak seluruh kawasan terfasilitasi air bersih yang bersumber dari mata air ini. Beberapa rumah warga, tepatnya yang terletak pada jurong 4 memiliki kesulitan dalam mendapatkan air bersih. Selain dibutuhkannya tangki air yang dapat menampung air bersih, dibutuhkannya saluran pipa yang tersambung dari penampung air ke rumah-rumah penduduk.
Gambar 5. 13 Sumber Mata Air di Gampong Jaboi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan, 2022
73
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Analisis Kebutuhan Sistem Sanitasi Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas lingkungan, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku masyarakat. Kebersihan lingkungan yang semberawut akan menjadikan lingkungan itu akan tertinggal dan cenderung kumuh, yang mengakibatkan kondisi kesehatan masyarakat akan terganggu karena lingkungan perumahan merupakan suatu kawasan permukiman, tempat warga masyarakat tinggal dan menetap menghabiskan sebagian usianya, tempat berbagai aktifitas kehidupan dilaksanakan setiap hari. Oleh karena itu kebersihan lingkungan akan mempengaruhi aktivitas kehidupan masyarakat.
Gambar 5. 14 Kondisi Sanitasi di Gampong Jaboi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 6 Perencanaan Kawasan, 2022
Gambar 5. 15 Peta Kondisi Sanitasi di Gampong Jaboi
74
Doscovering Jaboi
Comunnity Based Tourism
Setiap rumah di Gampong jaboi sudah ada fasilitas mck. Mck tersebut sudah di fasilitasi oleh gampong dan pemerintah kota walaupun tidak satu rumah satu tetapi semua sudah mendapatkan fasilitas mck. Dan di gampong Jaboi ini sudah 0 BABS (Buang Air Besar Sembarangan).
Analisis Kebutuhan Sarana Umum dan Sosial Kebaradaan sarana lingkungan permukiman merupakan fasilitasfasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung dan pengembangan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Adapun kondisi dan kebutuhan sarana pada masyarakat Gampong Jaboi dengan masyarakat sebagai berikut: Sarana Pendidikan Fasilitas pendidikan yang terdapat di Gampong Jaboi berupa fasilitas TK Negeri 3, SD Negeri 28 Jaboi dan SMP Negeri 8 Sabang. Fasilitas tersebut tidak hanya dimanfaatkan oleh penduduk Gampong Jaboi namun juga beberapa Gampong yang berada dekat dengan Gampong Jaboi. Sarana Ruang Terbuka Hijau Pada lingkungan Gampong Jaboi memiliki RTH berupa taman aktif maupun makam. Taman aktif yang terdapat di Gampomg Jaboi tepatnya di Jl. Balongan yang bernama Taman Pasi. Di dalam taman Pasi terdapat playground, yang dapat dipergunakan untuk tempat melakukan interaksi sosial penghuni Gampong Jaboi dan juga terdapat tempat duduk untuk masyarakat yang sedang menunggu anak-anaknya bermain..Kondisi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Gampong Jaboi memiliki fasilitas sarana RTH untuk melakukan interaksi sosial. Sarana Sosial dan Budaya Sarana sosial yang terdapat pada Gampong Jaboi yakni balai Gampong dan balai adat , yang dipergunakan untuk menunjang aktivitas rutin masyarakat. Balai Gampong memiliki peranan sangat penting dalam masyarakat hingga saaat ini masih aktif dipergunakan.
75
Doscovering Jaboi
Balai Gampong dimanfaatkan warga masyarakat ketika pengadaan rapat, sedangkan balai adat digunakan untuk acaraacara adat yang berupa salah satunya kenduri laut yang dimana pada hari itu tidak ada yang boleh pergi melaut. Sarana Peribadatan Fasilitas peribadatan yang terdapat di Gampong Jaboi yakni Masjid Sabilul Muhtadin. Fasilitas peribadatan tersebut dimanfaatkan sebagain warga masyarakat untuk melakukan ibadah dan kegiatan rutin pengajian. Pemanfaatan Masjid tersebut dipergunakan untuk kegiatan keagamaan khususnya pada masyarakat Gampong Jaboi. Masyarakat Gampong Jaboi memiliki kegiatan berupa pengajian rutin dari malam senin sampai malam sabtu yang berupa pengajian orang tua, pengajian anak muda dan pada malam jumat yasinan di masjid.
Dari hasil rapat FGD kami dan pemerintah gampong Jaboi bahwa di Gampong ini terdapat klub bola yang bernama Chempala, dinamakan chempala sebab helikopter pertama yang turun di Jaboi adalah helikopter chempala. Dan pemerintah Gampong terutama pak geuchik gampong Jaboi mengharapkan bahwa adanya satu gedung serbaguna untuk olahraga yang didalamnya terdapat lapangan bola, tempat fitness dan sebagainya untuk menunjang kemampuam masyarakat terutama anak-anak muda yang ada di Gampong Jaboi.
Comunnity Based Tourism
Analisis Proteksi Kebakaran Tabel 5. 4 Tabel Analisis Proteksi Kebakaran
Sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis, sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak dan slang kebakaran, serta sistem pemadam kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR (alat pemadam api ringan) dan pemadam khusus. Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara dengan geusyik gampong jaboi, Pemerintah belum menyediakan prasarana proteksi kebakaran seperti mobil pemadam kebakaran di Kota Sabang, namun di Gampong Jaboi sudah ada proteksi kebakaran yang telah disediakan oleh warga gampong. Hal ini sangat efektif dilihat dari jarak Kota Sabang menuju Gampong Jaboi yaitu 4km yang akan memakan waktu cukup lama dikeadaan yang darurat.
76
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Kondisi Fisik Bangunan Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan adalah jumlah bangunan di atas satu luasan lahan tertentu, dinyatakan dengan bangunan/ha Menurut Peraturan Pemerintah Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No 02/PRT/M/2016komponen kepadatan bangunan meliputi : 1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar banguanan gedung yang dapat dibangun dengan luas lahan yang dikuasai. 2. Koefisien Lahan Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh lantai bangunan gedung yang dapat dibangun dengan luas lahan yang dikuasai.
Tabel 5.5 Tabel Klasifikasi Kepadatan Bangunan Sumber : Keputusan PU No.378/KPTS/1987, Lampiran No.22 Berdasarkan Peta RTRW kota Sabang bahwa gampong Jaboi yang termasuk dalam delinasi kawasan studi yaitu dua Jurong : Jurong Meunasah Tuha dan Jurong Tgk di Jaboi . Berdasarkan tabel diatas klasifikasi kepadatan bangunan Jurong Meunasah Tuha dan Jurong Tgk di Jaboi termasuk kedalam klasifikasi bangunan rendah dan jarang dengan kepadatan 11-40 bangunan/Ha. Kepadatan bangunan yang rendah dan jarang bisa dikategorikan lingkungan perumahan di gampong Jaboi belum padat atau pertumbuhan bangunan yang lamban. Tata Letak Bangunan Tata bangunan yang baik adalah tata bangunan yang memiliki tingkat koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien lantai bangunan (KLB) dan garis sempadan bangunan (GSB) yang tidak melebihi standar yang telah ditetapkan dan memiliki koefisien dasar hijau (KDH) sebagai area hijau atau resapan air. Faktor penentu besar GSB adalah letak lokasi bangunan itu sendiri. Rumah yang terletak di pinggir jalan, GSB-nya ditentukan berdasarkan fungsi dan kelas jalan.
77
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Gambar 5. 16 Peta Kondisi Keteraturan Bangunan Sumber: Arcgis Berdasarkan peta di atas dapat diketahui bangunan yang teratur memiliki ciri halamannya yang luas, tidak berbatasan langsung dengan jalan, serta memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan untuk bangunan yang tidak teratur memiliki ciri halamannya yang sempit, berbatasan langsung dengan jalan, dan sarana dan prasaranya masih kurang memadai.
78
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Tabel 5.6 Indikator Bangunan Liar
Pertambahan Bangunan Liar Pada peta Gambar 5.16 dapat kita lihat bahwa pada kawasan BWP masih terdapat beberapa bangunan liar yang tidak sesuai dengan ketentuan peruntukan lahan. Berdasarkan data dari Kotaku Sabang, beberapa bangunan tersebut dikategorikan sebagai bangunan liar karena tidak memenuhi beberapa indikator, adapun indikator tersebut adalah: Jarak Antar Bangunan Jarak antar bangunan dapat dihitung dari bidang terluar antara massa bangunan yang satu dengan massa bangunan lain. Hal ini perlu diperhatikan dalam membangun rumah karena jika jaraknya terlalu dekat dengan bangunan lain maka secara estetika tidak cantik untuk dipandang dan juga takunya juga menganggu aktifitas disamping. Bangunan yang terlalu rapat itu dapat terjadi di daerah yang memiliki kepadatan tinggi dan dikarenakan lahan yang tidak mencukupi makanya bangunan dibuat sangat rapat. Hal ini perlu diperhatikan dalam membangun rumah karena jika jaraknya terlalu dekat dengan bangunan lain maka secara estetika tidak cantik untuk dipandang dan juga takunya juga menganggu aktifitas disamping. Jarak antar bangunan pada kawasan BWP berkisar antara 1,5-20 m. Gampong Jaboi adalah gampong dengan kepadatan penduduk rendah berdasarkan Publikasi Sukajaya dalam Angka 2021, maka kondisi bangunan pada kawasan BWP di Gampong Jaboi khususnya bangunan rumah berbentuk rumah tunggal (detached).
79
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Kondisi Kependudukan Kepadatan Penduduk Klasifikasi tingkat kepadatan penduduk menuut SNI 03-1733-2004 di sajikan dalam table di bawah ini. Tabel 5. 7 Klasifikasi Kepadatan Penduduk
Sumber : SNI 03-1773-2004 Berdasarkan tabel diatas Gampong Jaboi kecamatan Sukajaya memeiliki kepadatan penduduk yang tidak padat dengan pencarian: Kepadatan = Jumlah Penduduk / Luas Kepadatan = 878 jiwa / 490,14 Ha Kepadatan = 1,79 jiwa/Ha Kepadatan = 0,0179 jiwa/ Km Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk di Gampong Jaboi dipengaruhi oleh beberapa faktor kelahiran, kematian, emigrasi, dan mitigasi. Pada tahun 2019 dan 2020 pertumbuhan penduduuk sedikit naik tetapi tidak signifikan, hal ini dibuktikan dalam data kecamatan sukajaya dalam angka dan dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut: Perhitungan Penduduk Alami Pa = Po + (L – M) Perhitungan Penduduk Total Pt = Po + (L – M) + ( I – O) Keterangan : Pt : Pertumbuhan Penduduk Total di akhir tahun Po : Jumlah Penduduk awal tahun L : Jumlah kelahiran dalam 1 Tahun M : Jumlah kematian dalam 1 tahun I : Jumlah Penduduk pendatang dalam 1 tahun O : Jumlah penduduk keluar dalam 1 tahun. Pada tahun 2020 Gampong Jaboi memiliki penduduk 834 Jiwa, Jumlah kelahiran sebanyak 10 Jiwa, kematian 4 jiwa, penduduk pendatang 21 jiwa, dan penduduk keluar 7 jiwa. Sehingga jumlah pertumbuhan penduduk Gampng Jaboi tahun 2020 berjumlah 854 jiwa.
80
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Pada tahun 2021 Gampong Jaboi memiliki penduduk 879 Jiwa, Jumlah kelahiran sebanyak 13 Jiwa, kematian 12 jiwa, penduduk pendatang 6 jiwa, dan penduduk keluar 9 jiwa. Sehingga jumlah pertumbuhan penduduk Gampng Jaboi tahun 2021 berjumlah 877 jiwa.
81
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
6
Konsep Rencana Pembangunan
a d i s i V
Perencanaan VISI "Terwujudnya kawasan perumahan bebas kumuh dan layak huni yang mendukung konsep pariwisata berbasis masyarakat"
84
n Misi
Kawasan
MISI
1
Mewujudkan perumahan dan kawasan permukiman yang bebas kumuh dan layak huni bagi masyarakat.
2
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menanggulangi kawasan kumuh melalui perencanaan sektor pariwisata gampong.
3
Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana, serta utilitas umum gampong untuk mendukung sektor pariwisata yang ada di gampong.
4
Meningkatkan partisipasi masyarakat, pemerintah gampong dan daerah , serta pihak swatsa dalam pengembangan wisata di Gampong Jaboi.
5
Pengembangan dan pemasaran pariwisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan lokal, nusantara dan mancanegara.
6
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan kegiatan pariwisata.
85
Konsep Dasar Perencanaan Kawasan Konsep dasar perencanaan kawasan pada lokasi perencanaan merupakan Konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat di Gampong Jaboi. Tujuan utama konsep perencanaan ini adalah untuk menangani permasalahan kumuh dan meningkatkan jumlah pengunjung destinasi wisata yang ada di Gampong Jaboi.
Profil, Potensi, dan Masalah PROFIL Kawasan studi dalam perencanaan ini berada di Gampong Jaboi. Gampong Jaboi merupakan salah satu Gampong yang berada di Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang. Gampong Jaboi memiliki luas wilayah sebesar 490,14 Ha yang terbagi menjadi 4 Jurong yaitu: Jurong Tgk. Dijaboi, Jurong Meunasah Tuha, Jurong Lamkuta dan Jurong Gampong Baro. Jumlah penduduk Gampong Jaboi yaitu 879 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk pertahun 2010-2020 yaitu 3,78%. Gampong ini terletak pada ketinggian 4 meter diatas permukaan laut.Berikut merupakan batas wilayah Gampong Jaboi: Sebelah utara : berbatasan dengan Gampong Balohan Sebelah selatan: berbatasan dengan Gampong Brawang Sebelah barat : berbatasan dengan Gunung Leumo Matee Sebelah timur : berbatasan dengan lautan
POTENSI Gampong Jaboi adalah salah satu gampong yang keberadaannya sangat kompleks karena memiliki daerah pegunungan dan juga pantai. Karena kondisi tersebut, gampong ini memiliki potensi yang dapat dikembangkan, seperti: Potensi tanah Potensi areal tanah yang subur cocok untuk segala jenis tanaman komoditas masyarakat; Potensi areal hutan lindung yang terjaga dan terawat dengan baik bisa dikembangkan menjadi daerah wisata alam dan area rekreasi keluarga.
86
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Potensi sarana dan prasarana Beberapa sarana prasarana gampong sudah tersedia dan kondisinya cukup baik salah satunya yaitu kondisi jalan gampong, adanya mesjid, lapangan olahraga, puskesmas dan lain-lain.
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Potensi geografis Letak Gampong Jaboi yang strategis dapat dikembangkan sebagai pusat perdagangan terutama untuk pemasaran hasilhasil pertanian, perikanan dan produk-produk usaha Home industry kecil dan menengah.
Potensi wisata Gampong Jaboi memiliki beragam objek wisata yang menarik seperti Pantai Batee Tamon, Menara Mercusuar, Taman Pasi Jaboi, Gunung Api Geothermal dan lainlain. Objek wisata yang paling unik dan tidak dimiliki oleh gampong lain di Kota Sabang yaitu Gunung Api Geothermal.
Potensi pantai dan laut Memberikan mata pencaharian bagi warga sekitar dibidang perikanan dan pengolahan hasil-hasil laut; Pengembangan daerah-daerah wisata bahari yang sangat menjanjikan bagi peningkatan pendapatan masyarakat juga dapat dilakukan di gampong ini karena keindahan bahari yang dimiliki cukup unik dan dapat memanjakan mata pengunjungnya.
MASALAH Rawan Terhadap Bencana Berdasarkan RTRW Kota Sabang Tahun 2012-2032 pada pasal 36 terkait kawasan rawan bencana, Gampong Jaboi termasuk ke dalam daerah yang rawan bencana Tsunami. Oleh karena itu, dalam perencanaannya harus mempertimbangkan sistem mitigasi bencana yang baik. Selain itu, tata guna lahan yang ada perlu diatur dengan sebaik mungkin agar mudah dilakukan evakuasi ketika terjadi bencana sehingga bisa meminimalisir korban jiwa dan kerugian lainya. Terbatasnya Jumlah Sarana dan Prasarana Jumlah sarana dan prasarana penunjang kehidupan yang tersedia di Gampong ini belum mampu melayani seluruh penduduk gampong, contohnya bak sampah gampong yang tersedia jumlahnya hanya satu. Selain itu, sarana prasarana untuk mendukung pariwisata yang ada di gampong juga masih minim seperti belum adanya toko souvenir, penginapan dan lain-lain.
Promosi Wisata yang belum maksimal Belum maksimalnya program-program promosi wisata yang ada pada Gampong Jaboi sehingga masih banyak wisatawan yang belum mengetahui dan mengunjungi keindahan objek wisata yang ada di gampong ini.
87
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Titik Lokasi Berbagai Perencanaan pada Wilayah Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan Kawasan Konsep Perencanaan Perumahan Berikut merupakan beberapa konsep perencanaan perumahan dalam penelitian ini: Penyediaan rumah tunggal tipe 45 dengan harga terjangkau yang luas kavling setiap rumahnya sebesar 12,15 x 8,15 m2. Rumah tipe 45 dipilih karena melihat jumlah anggota dalam 1 kepala keluarga yang ada di gampong rata-rata terdiri dari orang tua dengan 2-3 orang anak. Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung Konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat seperti penyediaan homestay dan pusat wisata kuliner disekitar Pantai Taman Pasi Jaboi. Penyedian fasilitas hydrant pemadam kebakaran, penyediaan jalan untuk akses masyarakat lokal maupun wisatawan yang berwisata ke Gampong Jaboi. Kondisi fisik bangunan yang dibangun nantinya juga direncanakan memiliki struktur yang kokoh dan tidak rentan terhadap bencana. Untuk menunjang kebutuhan fasilitas kesehatan masyarakat lokal dan wisatawan dilakukan dengan penyediaan klinik dan apotek. Untuk mendukung kegiatan pendidikan dilakukan dengan pembuatan paud, untuk mendukung kegiatan ekonomi dan sosial di wilayah penelitian dilakukan dengan pembuatan ATM, penambahan jumlah fasilitas perdagangan dan jasa berupa warung maupun toko terutama toko souvenir yang akan mendukung kegiatan pariwisata di Gampong Jaboi ini, fasilitas peribadatan berupa mushalla, fasilitas perkebunan berupa tempat penjemuran pinang, fasilitas nelayan dalam bentuk balai nelayan. Adanya fasilitas ini bertujuan untuk memberikan kemudahan baik bagi masyarakat gampong maupun wisatawan. Penyediaan RTH ( Ruang Terbuka Hijau) baik privat maupun publik sebagai tempat untuk melakukan berbagai kegiatan dan sebagai daerah resapan air dikawasan studi. Ruang terbuka hijau yang direncanakan berupa taman. Ruang terbuka hijau ini diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat gampong maupun wisatawan. Pada perumahan direncanakan adanya tempat sampah individu disetiap rumah sebagai tempat pembuangan sampah rumah tangga untuk diangkut oleh petugas pengangkut sampah sehingga kebersihan lingkungan lebih terjaga.
88
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Rencana Umum Rencana Peruntukan Lahan Perumahan Berdasarkan RTRW,SNI, dan Qanun peruntukan lahan makro untuk wilayah Gampong Jaboi, diperuntukkan sebagai permukiman, industri dan pariwisata sehingga tema yang diterapkan pada perencanaan tapak ini menggunakan konsep pariwisata berbasis masyarakat. Konsep perancangan struktur peruntukan lahan ini dilakukan agar memberikan dampak positif dari kualitas bentuk lingkungan pariwisata terbangun dari segi kesehatan, keagamaan, keamanan dan ketentraman melalui terbentuknya hubungan keserasian dan keseimbangan kualitas kehidupan masyarakat secara pariwisata berbasis masyarakat di Gampong Jaboi. Peruntukan lahan mikro yaitu peruntukan lahan secara detail pada kawasan perencanaan, dimana terdiri dari peruntukan lahan untuk rumah tipe 45 yang diperuntukkan bagi masyarakat menengah sampai menengah kebawah, sarana pendidikan, tempat ibadah, sarana kesehatan yang mencukupi, toko dan warung, home stay, balai nelayan, pusat wisata kuliner serta RTH aktif berupa taman lingkungan yang berfungsi sebagai sarana rekreasi-sosial dan RTH pasif berupa taman perumahan yang berfungsi sebagai daerah resapan dan sumber oksigen. Peruntukkan untuk distribusi UMKM maupun pelayanan masyarakat direncanakan seimbang dengan perencanaan wisata agar tidak mengurangi nilai budaya yang ada di kawasan tersebut yang akan sesuai dengan tema pariwisata berbasis masyarakat. Pada perumahan tipe 45, tiap rumah mempunyai KDB sebesar 60% dengan luas kavling rumah yaitu 100 m2. Untuk rumah tipe 45 sebanyak 159 unit rencana dibangun diatas tanah seluas 15.900 m2 yang mampu menampung 795 jiwa, rumah tipe 45 berdekatan dengan kegiatan perdagangan dan jasa. Guna lahan yang beragam dan pada umumnya memberikan pelayanan bagi publik diintegrasikan dengan mengalokasikan atribut-atribut pendukung yang ada untuk memperkuat ruang-ruang aktifitas utamanya seperti perencanaan ruang yang membuka interaksi melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung pariwisata dan memberikan dampak bagi masyarakat dengan nilai pariwisata berbasis masyarakat didalamnya untuk mendorong terciptanya kegiatan-kegiatan yang bervariasi dan produktif. Kawasan yang mendukung aktivitas pariwisata berbasis masyarakat terdiri dari home stay, pusat wisata kuliner, open space atau taman, balai untuk para nelayan, tempat penjemuran pinang, dan beberapa toko yang mendistribusikan hasil dari UMKM yang dikelola oleh warga Gampong Jaboi. Kawasan aktivitas pariwisata berbasis masyarakat bertujuan untuk menunjang nilai ekonomi penduduk, melestarikan kebudayaan setempat dan memanfaatkan lahan produktif yang terdapat di kawasan studi.
89
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Rencana Intensitas Pemanfaatan Lahan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah batas maksimal lahan yang diperbolehkan untuk dibangun dalam suatu tapak atau site. Kondisi eksisting dari kawasan site plan merupakan kawasan perkebunan, maka untuk KDB direncanakan 60% yang dapat memungkinkan pemiliknya untuk memperluas bangunan yang ditempati dan untuk mengurangi pengkonversian lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun. Besarnya KDB ini didasarkan dengan hasil kajian dan analisis yang kami dapatkan, dikarenakan kawasan ini yang berada didekat pesisir dan juga menerapkan konsep pariwisata berbasis masyarakat. Dengan total luas tapak 150.000 m2, akan digunakan 15.900 m2 untuk kegiatan perumahan, dengan jumlah rumah tipe 45 sebanyak 159 unit. Selain itu, disekitaran perumahan juga dibangun tempat pengeringan pinang dan beberapa sarana yang mendukung konsep perumahan yang direncanakan yaitu Pariwisata Berbasis Masyarakat di kawasan site plan. KLB (Koefisien Lantai Bangunan) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) merupakan angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai bangunan yang dapat dibangun dengan luas lahan yang tersedia. Untuk KLB sesuai dengan kebijakan jumlah lantai maksimum untuk perumahan yang dapat dibangun yaitu 2 lantai. Pada perumahan yang direncanakan di kawasan site plan untuk jumlah lantainya adalah 1 lantai dikarenakan letak kawasan berjarak 60 M dari kawasan pesisir. Hal ini dapat mengurangi resiko jika terjadinya bencana di kawasan, ketentuan ini diambil berdasarkan ketetapan dalam Rencata Tata Ruang Wilayah kota Sabang. KDH (Koefisien Dasar Hijau) Mengingat konsep perencanaan kawasan yaitu Pariwisata Berbasis Masyarakat, maka di rencanakan ruang terbuka hijau dikawasan ini sebesar 30%. Hal ini dilakukan untuk menormalisasi kawasan yang semula merupakan kawasan lahan kosong kemudian digunakan untuk kegiatan permukiman dan pariwisata untuk mengurangi pengkonversian lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun dan tetap mempertahankan keasrian lingkungan di kawasan site plan.
90
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Rencana Sirkulasi dan Jalan Penghubung Rencana Sirkulasi dan Jalan Penghubung Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung. Rencana sistem sirkulasi dan jalur penghubung, memuat rencana mobilisasi dan pergerakan dalam kawasan serta akses-akses ke kawasan lainnya secara nyaman, efisien, dan fungsional. Terdapat beberapa pola system sirkulasi dan jalur penghubung, di antaranya: pola linear, sistem grid, sistem organic, sistem konsentris, sistem culdesac, sistem organik, dan sistem radial. Dalam perencanaan ini adalah sirkulasi dengan pola linear. Perencanaan sistem sirkulasi dan jalur penghubung harus dirancang dengan baik dan benar rupa sehingga menghasilkan keterpaduan antara berbagai moda system sirkulasi dan jalur penghubung yang dapat menciptakan kenyamanan pola sirkulasi pergerakan para pengguna jalur tersebut. Adapun manfaat dari perencanaan sistem sirkulasi dan jalur penghubung yang tercantum dalam Permen PU No.06/PRT/M/2007 adalah sebagai berikut: a. Mengoptimalkan efisiensi pemanfaatan prasarana jalan dengan jenis arus pergerakan yang terjadi. b. Mendapatkan distribusi atau penyebaran pergerakan yang selaras dengan jenis aktivitas yang diwadahi sehingga dicapai ketertiban c. Mencapai kinerja fungsi serta keseimbangan, kaitan, keterpaduan dari berbagai elemen pergerakan, lingkungan dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan di luarnya. Untuk menghasilkan keterpaduan yang baik pada sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdapat beberapa komponen penataan yang harus diatur, meliputi: sistem jaringan jalan dan pergerakan, sistem sirkulasi kendaraan pribadi, sistem parkir, serta jalur bagi pejalan kaki. Rencana sistem sirkulasi dan jalur penghubung di dalam tapak adalah rencana sistem sirkulasi dan jalur penghubung pola linear. Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi ini merupakan sirkulasi dimana pergerakan kendaraan yg terjadi di dalam kawasan perencanaan (site planning). Pergerakan ini banyak terlihat di dalam kawasan perencanaan melihat kondisi pengguna lahan sebagai kawasan hunian bagi para komuter dilengkapi dengan fasilitas pendukung dan juga jalur yang ada diantara kawasan perencanaan yaitu Jalan Lokal Primer, Jalan Lokal Sekunder dan Jalan Lingkungan.
91
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Rencana Sirkulasi dan Jalan Penghubung
Jalan Lokal Primer Jalan Lokal Sekunder Jalan Lingkungan
Gambar 6.1 Rencana Jalan Wilayah Perencanaann Sumber: Sketch Up
Rencana Sirkulasi Jalan dan Pergerakan Kendaraan Sistem sirkulasi jaringan jalan dan pergerakan kendaraan pada kawasan perencanaan yang direncanakan dengan mengutamakan kenyamanan pengguna, efisien, dan fungsional. Adapun jenis jalan yang direncanakan mencakup jalan lokal primer, jalan lokal sekunder, dan lingkungan. Jalan Lokal primer dengan lebar 6 meter, berfungsi sebagai penguhubung antara tempat asal dan tujuan para komuter. Jalan lokal sekunder merupakan jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan. Lebar jalan lokal sekunder adalah 5 meter, dan Jalan Lingkungan adalah jalan yang berada di lingkungan perumahan, atau jalan servis untuk lingkungan perumahan dengan luar. Lebar jalan lingkungan pada perencanaan ini adalah 3 meter.
92
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Gambar 6.2 Rencana Jalan Lingkungan Sumber: Sketch Up
Gambar 6.3 Rencana Jalan Lokal Primer dan Sekunder Sumber: Sketch Up
93
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Rencana Parkir Perencanaan sistem parkir pada kawasan perencanaan memakai sistem kavling (parkir offstreet). Konsep yang direncanakan untuk area parkir umum adalah Eco Parking Spaces yang menekankan pada lahan parkir yang mengoptimalkan fungsi secara ekologis dan estetis. Konsep ini diaplikasikan melalui pengaturan sirkulasi yang jelas di dalam tapak, konsep vegetasi, fasilitas dan material ramah lingkungan. Area parkir motor disediakan secara terbuka, selain konsep area parkir yang mendukung bagi penyandang disabilitas juga untuk mempermudah aksesibilitas masuk kendaraan yang diparkirkan. Area parkir mobil dilengkapi dengan alur sirkulasi yang efektif, signage yang jelas, serta terintegrasi dengan jalur pejalan kaki.
Gambar 6.4 Rencana Tempat Parkir Sumber: Sketch Up
Rencana Ruang Terbuka Hijau Distribusi ruang terbuka hijau publik disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hierarki pelayanan dengan memperhatikan rencana struktur dan pola ruang. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponen rancang kawasan, yang tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Sesuai dengan konsep perencanaan perumahan ini, untuk besaran ruang terbuka hijau yang direncanakan yaitu 30% dari luas lokasi perencanaan keseluruhannya atau sebesar 4,5 Ha. Sistem Ruang Terbuka Umum Sistem Ruang Terbuka Umum (kepemilikan publik aksesibilitas publik), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, bebas dan mudah diakses publik karena bukan milik pihak tertentu. Pada kawasan perencanaan ruang terbuka umum yang dapat diakses oleh masyarakat umum yaitu taman.
94
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Sistem Ruang Terbuka Pribadi Sistem Ruang Terbuka Pribadi (kepemilikan pribadi– aksesibilitas pribadi), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka tapi terbatas, yang hanya dapat diakses oleh pemilik, pengguna atau pihak tertentu. Pada kawasan perencanaan ruang terbuka pribadi berupa halaman rumah tinggal. Sistem Pepohonan dan Tata Hijau Sistem pepohonan dan tata hijau akan dilakukan dengan pola penanaman berbagai jenis pohon dan berbagai macam vegetasi berupa pepohonan dengan ukuran kecil hingga besar, perdu, semak, merambat, herba dan lainnya. Pepohonan dan vegetasi tersebut akan disebar pada ruang terbuka publik dan ruang terbuka privat. Pepohonan dan vegetasi tersebut berfungsi sebagai tanaman peneduh, tanaman penyerap polusi udara, tanaman penyerap kebisingan, tanaman pemecah angin.
Rencana Sarana dan Prasarana Sarana
Gambar 6.5 Peta Rencana Sarana
Sarana Peribadatan Pada kondisi di lapangan di sekitar lokasi perencanaan tempat peribadatan hanya tersedia satu masjid dan memiliki jarak yang sedikit jauh dari beberapa perumahan warga. Berdasarkan analisis, kebutuhan masyarakat terhadap tempat peribadatan masih belum memenuhi. Oleh karena itu, akan direncanakan pembangunan tempat peribadatan berupa satu Mushalla yang berada di sekitar tempat wisata. Sarana Untuk Pariwisata Gampong Jaboi yang memiliki ragam objek wisata pastinya akan membutuhkan fasilitas penunjang untuk mendukung aktivitas pariwisata. Maka di lokasi perencanaan akan direncanakan berupa penginapan dan wisata kuliner. Penginapan dan wisata kuliner ini digunakan oleh pengunjung dan akan diletakkan disekitar Taman Pasi.
95
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Rencana Sarana dan Prasarana Sarana Pendidikan Perencanaan sarana pendidikan harus didasarkan pada tujuan pendidikan yang akan dicapai, dimana sarana pendidikan dan pembelajaran ini akan menyediakan ruang belajar harus memungkinkan siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta sikap secara optimal. Sarana pendidikan di Gampong Jaboi sudah tersedia berupa SD dan SMP sebagai kegiatan belajar mengajar. Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan pada lokasi perencanaan dan sekitarnya, dalam perencanaan sarana pendidikan perlu adanya penambahan yang sesuai dengan kebutuhan penduduk berupa satu PAUD yang berada disekitar perumahan yang direncanakan.
Sarana Perdagangan dan Jasa Berdasarkan hasil observasi lapangan, persebaran fasilitas perdagangan dan jasa yang telah ada berupa warung kecil dan cenderung berada di jalan-jalan utama yaitu di sepanjang Jalan Balohan-Beurawang sebanyak 2 warung. Keberadaan fasilitas yang ada di sekitar lokasi perencanaan akan dipindahkan dan akan ada penambahan fasilitas berupa toko. Toko ini nantinya terdiri dari toko-toko yang akan memenuhi kebutuhan primer atau sekunder penduduk, serta terdiri dari toko souvenir untuk para wisatawan. Lokasi fasilitas tambahan ini akan ditempat di jalan sekitar permukiman dan di kawasan wisata yaitu dekat dengan Taman Pasi sebanyak 25 toko.
Sarana Kesehatan Sarana Kesehatan di Gampong Jaboi saat ini sudah dapat dikatakan telah mencukupi berdasarkan jumlah penduduk yang ada. Terdapat satu unit puskesmas gampong yang berlokasi tidak jauh dari lokasi perencanaan. Walaupun sarana kesehatan di Gampong Jaboi telah memenuhi, tetapi dengan adanya perencanaan tapak perumahan akan menambah jumlah penduduk yang ada. Pada kawasan studi direncanakan akan membangun sebuah sarana kesehatan yaitu klinik. Klinik dapat digunakan oleh penduduk yang tinggal diperumahan serta wisatawan pada kawasan studi. Tujuan dari membangunnya klinik pada kawasan studi yaitu sebagai pelayanan kesehatan penduduk serta wisatawan di kawasan ini.
Sarana Rekreasi dan Olahraga Disekitar lokasi perencanaan tapak perumahan sarana rekreasi dan olahraga terbatas, hanya terdapat 1 lapangan bola dan Taman pasi yang digunakan oleh masyarakat Gampong Jaboi. Namun dengan dibangunnya tapak perumahan, kebutuhan taman akan disediakan sebanyak 3 taman untuk para penghuni tapak perumahan.
Sarana Untuk Nelayan Karena salah satu mata pencaharian penduduk di lokasi perencanaan tapak perumahan sebagai nelayan, maka dibutuhkan fasilitas penunjang kegiatan yang berhubungan dengan segala jenis aktivitas nelayan. Seperti diperlukan adanya balai pertemuan nelayan untuk memudahkan nelayan ketika ingin menyimpan alat-alat yang mendukung kegiatan nelayan.
96
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Sarana Untuk Perkebunan Salah satu mata pencaharian mayoritas penduduk di lokasi perencanaan adalah sebagai petani kebun. Kebanyakan petani memiliki perkebunan pinang dan pinang tersebutnya nantinya akan dijemur kemudian akan dijual secara mentah untuk diolah oleh pihak kedua. Kebanyakan dari petani pinang tersebut menjemur hasil panennya di bagian perkerasan jalan, sehingga akan mengganggu aksesbilitas para penduduk lainnya. Maka dari itu, dibutuhkan fasilitas penunjang kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas perkebunan seperti tempat penjemuran pinang yang akan ditempatkan secara khusus di lokasi perencanaan.
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Prasarana Jalan Pada kondisi eksisting aksesibilitas yang menuju kawasan studi sudah lumayan memadai. Hasil studi menunjukkan jalan yang ada pada perencanaan tapak sebagian besar sudah beraspal, namun masih ada beberapa jalan yang belum beraspal. Untuk itu perlu dilakukan penanganan konstruksi, atau perkerasan baik pemeliharaan, peningkatan atau rehabilitas harus dilakukan secara optimal. Pada lokasi perencanaan direncanakan jaringan jalan yang saling terhubung antar perumahan dan jalan menuju ke tempat wisata. Rencana jaringan jalan terdiri dari jalan lokal dan jalan lingkungan. Berikut merupakan detail dari lebar jalan yang akan direncanakan Untuk jalan lokal dengan lebar (ROW) 7 m yaitu jalan yang digunakan untuk menuju Kawasan pariwisata, dengan lebar badan jalan 5 m, dan bahu jalan 1 m kiri dan kanan dengan drainase lebar 3 m kiri dan kanan. Dan untuk jalan lingkungan dengan lebar (ROW) 4 m yaitu jalan yang digunakan untuk memasuki kawasan perumahan, dengan lebar badan jalan 3 m, dan bahu jalan 0,50 m kiri dan kanan dengan drainase lebar 1,50 m kiri dan kanan.
Gambar 6.6 Peta Rencana Jaringan Jalan Drainase Drainase di lokasi tapak perencanaan pada umumnya merupakan drainase terbuka, dimana drainase tersebut merupakan parit yang berada di samping jalan yang dindingnya berupa batu dan semen atau beton. Kondisi konstruksi drainase pada lokasi sudah cukup baik namun belum berfungsi secara optimal. Ketersediaan drainase di lokasi perencanaan belum tersedia secara menyeluruh, masih ada drainase yang terputus-putus sehingga ada jalan yang belum terdapat drainase. Jaringan drainase yang dibangun akan mengikuti jaringan jalan yang baru di lokasi perencanaan tapak perumahan. Jaringan drainase yang direncanakan berupa jaringan drainase tertutup. Drainase tertutup ini bertujuan untuk menghindari kebiasaan masyarakat yang membuang sampah kedalam drainase yang dapat mengakibatkan tersumbatnya jalur drainase dan bisa saja terjadi banjir. Jaringan drainase yang tertutup juga dapat digunakan sebagai jalur pejalan kaki yang berada di jalan lokal dan lingkungan. Jaringan drainase ini nantinya akan dihubungkan ke sungai atau laut yang berada di dekat lokasi perencanaan.
97
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Gambar 6.7 Peta Rencana Drainase Sanitasi Kebutuhan sistem sanitasi harus di sediakan secara baik, agar tidak merusak lingkungan perumahan. Untuk lokasi perencanaan direkomendasikan untuk penyediaan sistem sanitasi per unit rumah, yaitu dengan membuat septik tank untuk limbah domestik dan menggunakan pipa pembuang yang akan disalurkan ke drainase di perumahan. Menurut SNI 03-1733-2004 untuk ukuran septik tank per unit rumah dapat berbentuk bulat dengan diameter 1,2 meter dan tinggi minimal 1,5 meter termasuk ambang batas. Di Gampong Jaboi sebagian besar sudah menggunakan jaringan sanitasi berupa septik tank yang tersedia. Tidak semua penduduk memiliki septik tank pribadi dikarenakan masih ada penduduk yang menggunakan MCK umum di Gampong Jaboi. Jaringan sanitasi yang direncanakan di lokasi perencanaan tapak perumahan yaitu disediakan septik tank biofiter di setiap rumah. Septic tank biofilter adalah septik tank modern yang ramah lingkungan dikarenakan pada septic tank akan dilengkapi media untuk berkembang biak mikroorganisme atau bisa disebut dengan bakteri pengurai. Bakteri tersebut akan mengurai limbah domestik menjadi limbah cair yang layak dibuang dan bisa langsung disalurkan ke saluran drainase
Gambar 6.8 Septik Tank Biofilter
98
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Gambar 6.9 Peta Rencana Sanitasi Air Bersih Penyediaan air bersih untuk perumahan adalah penyediaan air bersih yang dapat dikonsumsi dan memenuhi kebutuhan lainnya sehingga harus memenuhi syarat- syarat kualitas. Adapun kebutuhan air bersih perumahan, yaitu sebagai berikut: Kebutuhan rumah tangga adalah 90liter/orang/hari. Kebutuhan keperluan sosial adalah 10% dari jumlah kebutuhan penduduk Kebutuhan pusat kegiatan lingkungan adalah 20% dari jumlah kebutuhan penduduk Kebutuhan cadangan adalah 20% dari kebutuhan penduduk Untuk saat ini, tidak seluruh Kawasan di Gampong Jaboi terfasilitasi air bersih. Maka dari itu direncanakan jaringan air bersih yang bersumber dari air PDAM dengan menggunakan pipa saluran yang tersambung ke rumah – rumah penduduk, fasilitas umum dan fasilitas sosial. Pipa akan diletakkann berdampingan dengan jaringan jalan.
99
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Gambar 6.10 Peta Rencana Jaringan Air Bersih Jaringan Listrik Setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik dari PLN atau dari sumber lain. Setiap unit rumahnya harus dilayani daya listrik minimum 450 V A perjiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total kebutuhan rumah tangga. Sumber energi listrik di Gampong Jaboi ditopang oleh listrik konvensional yang disediakan oleh PLN. Namun jaringan listrik ini belum tersebar secara merata dan memadai. Beberapa rumah penduduk masih menumpang listrik dengan tetangga atau belum memiliki akses listrik sama sekali. Kemudian untuk akses penerangan jalan di Gampong Jaboi tidak tersebar merata dan tidak berfungsi dengan maksimal. Sehingga ketika dimalam hari aksesbilitas para penduduk di jalan akan terganggu. Untuk setiap penerangan membutuhkan tiang listrik dengan memiliki kuat 500 lux dengan memiliki tinggi tiang > 5 m dari muka tanah. Jaringan listrik akan disalurkan secara merata ke seluruh rumah dan sarana lingkungan yang direncanakan. Sistem jaringan listrik di kawasan perencanaan tapak perumahan ini akan berintegrasi dengan pelayanan listrik yang sudah ada di Gampong Jaboi yaitu PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik setiap penghuni perencanaan tapak perumahan.
100
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Gambar 6.11 Peta Rencana Jaringan Listrik Persampahan Digampong Jaboi sudah terdapat bak sampah. Akan tetapi, sistem pengolahan dan pemungutan sampahnya masih belum berjalan dengan baik serta jarak bak sampah yang sudah tersedia dengan lokasi perencanaan cukup jauh. Tidak semua rumah penduduk memiliki tong sampah pribadi sehingga banyak penduduk yang membuang sampah disamping jalan. Kesadaran penduduk terhadap pembuangan sampah pun masih sangat minim. Untuk memenuhi kebutuhan sistem pembuangan sampah di lokasi perencanaan tapak akan disediakan tong sampah pribadi disetiap rumahnya, sehingga para penduduk tidak membuang sampah sembarangan lagi.
101
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Konsep Zonasi Kawasan Konsep Pembagian Ruang Kawasan dan Pengaturan Blok Lingkungan
Gambar 6.12 Peta Zonasi Blok Bagian Sumber: Sketch Up BLOK 1 Diperuntukkan untuk sarana dan prasarana yang mendukung perumahan seperti : Sarana peribadatan yang terdiri dari 1 unit mesjid seluas 854 m2 Sarana pendidikan yaitu 1 unit paud seluas 609 m2 Sarana kesehatan yaitu 1 unit klinik seluas 460 m2 Sarana tambahan yaitu 1 unit atm seluas 104 m2 Tempat jemur pinang seluas 980 m2 34 unit lampu jalan 5 unit hydrant Jalan primer lebar 6 m Jalan sekunder lebar 5 m Jalan lingkungan lebar 3 m
102
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
BLOK 2 Pada blok ini diperuntukkan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH). Untuk besaran ruang terbuka hijau yang direncanakan yaitu 40% dari luas lokasi perencanaan keseluruhannya atau sebesar 60.000 m2.
BLOK 3 Pada blok ini diperuntukkan untuk perumahan type 45 dengan luas lahan keseluruhan atau sebesar 15.900 m2.
BLOK 4 Pada blok ini diperuntukkan untuk perdagangan jasa dan tempat wisata seperti : Sarana perdagangan dan jasa yang terdiri dari 14 unit toko seluas 1.568 m2. Untuk toko souvenir terdiri dari 11 unit seluas 1.320 m2. Sarana peribadatan terdiri dari 1 unit mushalla seluas 437 m2 Homestay seluas 5.508 m2 1 unit balai nelayan seluas 336 m2 Pusat wisata kuliner seluas 546 m2 Tempat parkir umum seluas 1.540 m2
103
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Konsep Zonasi Kawasan Konsep Desain Tata Letak Perubahan dan Kaveling Bangunan Di sebelah utara terdapat sejumlah 25 unit rumah, di sebelah timur terdapat sejumlah 38 unit rumah, di sebelah selatan terdapat sejumlah 60 unit rumah, dan di sebelah barat terdapat sejumlah 36 unit. Untuk ukuran kaveling 12,15 x 8,15 meter per unit rumah untuk rumah tipe 45.
Gambar 6.13 Konsep Desain letak perumahan dan kaveling bangunan
Gambar 6.14 Rumah Tipe 45
104
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Konsep Zonasi Kawasan Konsep Desain Tata Letak Zonasi Lainnya Terdapat tiga blok dalam perencanaan perumahan ini, yaitu blok 1 sebagai area sarana dan prasarana, blok 2 sebagai RTH, blok 3 sebagai perumahan, dan blok 4 sebagai area perdagangan dan tempat wisata. Tampak Depan
Gambar 6.15 Desain Tampak Depan Sumber: Sketchup Kelompok 6
Tampak Samping Kanan Kiri
Gambar 6.16 Tampak Samping Kiri Sumber: Sketchup Kelompok 6
105
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Konsep Desain Tata Letak Zonasi Lainnya
Gambar 6.17 Tampak Samping Kanan Sumber: Sketchup Kelompok 6 Tampak Belakang
Gambar 6.18 Tampak Belakang Sumber: Sketchup Kelompok 6
106
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Konsep Desain Tata Letak Zonasi Lainnya BLOK 1
Gambar 6.19 Blok 1 Sumber: Sketchup Kelompok 6
BLOK 2
Gambar 6.20 Blok 2 Sumber: Sketchup Kelompok 6
107
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Konsep Zonasi Kawasan Konsep Desain Tata Letak Zonasi Lainnya BLOK 3
Gambar 6.21 Blok 3 Sumber: Sketchup Kelompok 6
BLOK SARANA PRASARANA UMUM Masjid
Gambar 6.22 Rencana Masjid Sumber: Sketchup Kelompok 6
108
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Musholla
Gambar 6.23 Musholla Sumber: Sketchup Kelompok 6
Klinik
Gambar 6.24 Klinik Sumber: Sketchup Kelompok 6
109
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Homestay
Gambar 6.25 Homestay Sumber: Sketchup Kelompok 6
ATM
Gambar 6.26 ATM Sumber: Sketchup Kelompok 6
110
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Balai Nelayan
Gambar 6.27 Balai Nelayan Sumber: Sketchup Kelompok 6
Parkiran
Gambar 6.28 Parkiran Sumber: Sketchup Kelompok 6
111
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Taman
Gambar 6.29 Taman Sumber: Sketchup Kelompok 6
112
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Toko Souvenir
Gambar 6.30 Toko Souvenir Sumber: Sketchup Kelompok 6
Pos Satpam
Gambar 6.31 Pos Satpam Sumber: Sketchup Kelompok 6
113
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Tempat Penjemuran Pinang
Gambar 6.32 Tempat Penjemuran Pinang Sumber: Sketchup Kelompok 6
Perdagangan
Gambar 6.33 Perdagangan Sumber: Sketchup Kelompok 6
114
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Pusat Wisata Kuliner
Gambar 6.34 Pusat Wisata Kuliner Sumber: Sketchup Kelompok 6
PAUD
Gambar 6.35 PAUD Sumber: Sketchup Kelompok 6
115
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Penetapan Rata – Rata Ketinggian Elevasi Lantai Bangunan pada Kawasan Perumahan Pengaturan ketinggian dan elevasi bangunan adalah perencanaan pengaturan ketinggian bangunan dan elevasi bangunan, baik pada skala bangunan tunggal maupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih makro (blok/kawasan). Pengaturan ini menyangkut ketinggian bangunan, komposisi garis langit bangunan (skyline), dan ketinggian lantai bangunan. Tinggi Bangunan Merupakan perencanaan pengaturan ketinggian bangunan dan elevasi bangunan,baik pada skala bangunan tunggal maupun kelompok. Tabel. 6.1 Tinggi Bangunan yang Direcanakan
Ketinggian bangunan di kawasan perencanaan telah direncanakan dalam Peraturan Zonasi Perkotaan Kota Sabang. Pendistribusian ketinggian bangunan ditentukan oleh fungsi dan intensitas pembangunan yang ditetapkan dalam kawasan perencanaan. Ketinggian bangunan berlaku untuk seluruh bangunan yang ada di kawasan. Komposisi Garis Langit Bangunan Garis Langit yang terdapat dikawasan ini antara lain siluet dari bangunan dan pepohonan disekitarnya siluet objek yang tinggi akan mengapit suatu objek yang ketinggiannya lebih rendah. Ketinggian Lantai Bangunan Bangunan yang akan dibangun dikawasan ini memiliki ketinggian maksimal 2 lantai sesuai dengan peraturan RTRW Kota Sabang yang berlaku.
116
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
Analisis Kelebihan dan Kekurangan Penetapan Zonasi Berdasarkan Fungsi Kawasan Konsep penzoningan dibedakan atas pembagian blok-blok pada site, yang terdiri dari 4 blok kawasan. yaitu: blok 1 (kawasan sarana dan prasarana), blok 2 (kawasan RTH), blok 3 (kawasan perumahan), blok 4 (kawasan perdagangan jasa dan tempat wisata). Yang mana pembagian blok ini didasarkan atas kegiatan yang berlangsung dan pengguna yang membutuhkan ruang tersebut. Dimana penetapan zonasi berdasarkan fungsi kawasan yang sudah direncanakan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kawasan blok 3, kawasan ini lebih di peruntukan pada pembangunan perumahan dan juga dekat dengan sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas masyarakat. Kelebihan penetapan zonasi ini lebih menekankan pada sirkulasi penempatan agar perumahan yang di bangun tidak merasakan efek dari iklim yang terlalu panas. Prinsip -Prinsip Pengembangan Rancangan Aturan wajib Aturan wajib merupakan aturan yang disusun menurut peraturan dan tata kota dan bangunan gedung setempat ataupun aturan spesifik pengembangan kawasan yang mengikat sesuai dengan visi pembangunan yang ditetapkan. Aturan ini dapat dilakukan sebagian pada jenjang tertinggi, yaitu Gubernur/Walikota/Bupati sebagai wali kota setempat. Aturan wajib di kawasan ini meliputi : • Peruntukan Lahan Aturan Peruntukan lahan pada kawasan ini sudah ditetapkan dalam perencanaan kawasan. Peruntukan lahan terbagi atas Rusunawa, Rumah Warga, Fasilitas Rusun, Fasilitas Rumah warga dan aktivitas agrikultur. 1. Zonasi peruntukan lahan sesuai dengan aktivitas utama yang ada di zona tersebut 2. Peruntukan lahan tidak boleh melebihi kapasitas terbangun yang telah ditetapkan di dalam rencana site plan. 3. Keadaan eksisting lahan nya dalah resapan air sehingga dilakukan pengembangan kawasan yang mempunyai RTH yang dominan. KDB Koefisien dasar bangunan merupakan angka perbandingan antara luas lantai dasar bangunan dengan luas tapak/persil. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam koefisien dasar bangunan ini adalah jenis penggunaan bangunan, tingkat kepadatan penduduk serta kondisi fisik dan ekologi lingkungan. Koefisien dasar bangunan ini dimaksudkan bagi penyediaan lahan terbuka yang cukup dan memenuhi bagi resapan air hujan di kawasan perkotaan agar tidak keseluruhan lahan diisi dengan bangunan fisik, guna keseimbangan ekosistem lingkungan binaan. Besarnya KDB yang direncanakan untuk kawasan ini yaitu sebesar 60% untuk bangunan dengan aktivitas yang diperuntukan. diantaranya aktivitas permukiman dan 40% untuk bangunan yang diperuntukan untuk ruang terbuka hijau. KLB Koefisien lantai bangunan merupakan angka perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan dengan luas lahan atau kavling. Pengaturan ketinggian bangunan bertujuan untuk membentuk skyline kawasan serta menciptakan image kawasan yang khas. KLB untuk perencanaan kawasan ini adalah 0,8-1,3 dan batas ketinggian maksimal yang akan di rencanakan adalah 1-2 lantai.
117
Doscovering Doscovering Jaboi Jaboi
Comunnity Comunnity Based Based Tourism Tourism
DAFTAR PUSTAKA Pusat, Pemerintah. (2011). “Undang-undang (UU) tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman”, Jakarta Pusat. Perkim.id. 22 Oktober, 2020. “Kriteria, Indikator, dan Klasifikasi Penentuan Kategori Kumuh”, Jl Ipda Tut Harsono No. 26 Yogyakarta. Jogloabang, 03 Agustus 2019. “UU 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman”, Jl. Suryodiningratan, Yogyakarta. Sabang, Wali Kota, 2020. “Penetapkan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Di Kota Sabang Tahun 2020-2024”. Kota Sabang. Perkim.id, 14 September, 2020. “Indikator Permukiman Kumuh”. Jl Ipda Tut Harsono No. 26 Yogyakarta. Aulia, Dwira Nirfalini, (2007). “KAarakteristik Masyarakat dan Model Pengelolaan Perumahan Yang Berkelanjutan”. Program Studi Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara, Indonesia. Gampong.ID. (2019). Retrieved February 7, 2022, from Gampong.id website: http://jaboi.gampong.id/halaman/detail/sejarah admin. (2020, July 11). Pengertian Perumahan dan Kawasan Permukiman yang harus kamu ketahui - Zamil Engineering. Retrieved February 7, 2022, from Zamil Engineering website: https://zamilengineering.com/2020/07/11/pengertian-perumahan-dan-kawasanpermukiman-yang-harus-kamu-ketahui/ Kriteria Lingkungan Perumahan yang Baik untuk Tempat Tinggal. (2019, April 30). Retrieved February 7, 2022, from Citra Maja Raya website: https://citramaja.com/kriteriaperumahan-yang-baik/ Badan Pusat Statistik. (2022). Retrieved February 7, 2022, from Bps.go.id website: https://www.bps.go.id/ https://bappeda.bandaacehkota.go.id/author/gisc-bpdbna. (2014, March 19). RENCANA TATA RUANG WILAYAH. Retrieved February 7, 2022, from Bappeda Banda Aceh website: https://bappeda.bandaacehkota.go.id/galeri/rtrw/
Discovering Jaboi: COMMUNITY BASED TOURISM