Tda magz edisi 02 - Juni 2014

Page 1

w w w. ta n g a n d i a ta s . co m

edisi

02

Juni 2014 GRATIS

How to Sell Idea

magz

Kisah dan Aturan PPh Pengalaman di 1% untuk Balik PW 2014 UKM

Perizinan untuk Bisnis Online


Sekitar KITA

Kini Majalah TDA magz bisa dibaca dalam versi digital Silahkan Download di:

www.tangandiatas.com 2

TDA magz 02 Juni 2014


TDA magz 02 Juni 2014

3


Salam REDAKSI

magz

w w w. ta n g a n d i a ta s . co m

www.tangandiatas.com

BOARD OF TRUSTEE

M. Rosihan

STEERING COMMITTEE

Donni Kris Puriyono PRESIDENT

Fauzi Rachmanto MANAGING DIRECTOR

Agus Supriyanto

BUSINESS DIRECTOR

Asep Triono EDITOR

Naning Sudjatmoko REPORTER

Dina Karina PHOTOGRAPHER

Hambali K.

DESIGN AND ARTISTIC

Yuliantoro (spv) Achmad Saprin

TDA Magz PT Multidaya Dinamika Rasuna Office Park 4th floor #UOM20 Kompleks Rasuna Episentrum Jl. HR Rasuna Said kav 1 B Kuningan - Jakarta Selatan T. 021-7017 1190 SMS. 0818 0872 2737 F. 021-8661 3909 E. tdamagz@gmail.com

w w w. ta n g a n d i a ta s . co m

magz

TDA Magz: Dari, Oleh, dan Untuk Komunitas TDA Ada yang beda di Pesta Wirausaha 2014. Ya, selalu ada yang baru di perhelatan akbar milik Komunitas Tangan di Atas (TDA), yang kali ini sudah memasuki tahun ketujuh. Selain ada pameran Zona Keren, yang menonjolkan aksi 12 brand terpilih setelah mendapat mentoring dari para mentor dan kurator, di sela-sela seminar PW juga diadakan peluncuran media baru milik kita semua, TDA Magz. TDA Magz merupakan majalah digital dari, oleh, dan untuk seluruh member TDA. Disebut “dari” karena majalah ini digagas oleh salah satu member TDA, Asep Triono yang mendapatkan dukungan penuh dari pengurus TDA Pusat. Disebut “oleh” karena isi majalah ini ditulis oleh para member TDA. Baik yang telah diposting di milis, website, maupun mengirimkan secara eksklusif kepada redaksi TDA Magz. Agar sesuai dengan standar penerbitan majalah, artikel akan mendapatkan suntingan dari tim editor yang diketuai Naning Sudjatmoko, mantan pemimpin redaksi salah majalah entreprenurship ternama di Indonesia. Disebut “untuk” karena TDA Magz memang untuk seluruh member TDA di mana pun Anda berada. Kita bisa berbagi kisah, ilu pengetahuan, inspirasi, maupun motivasi. Sebab, sebagai manusia biasa, tiap pengusaha termasuk para startup, pasti membutuhkan sokongan inspirasi dan motivasi agar terus bersemangat membangun dan mengelola bisnisnya. Untuk itu, TDA Magz hadir untuk Anda. TDA Magz bisa diunduh di digital newstand SCOOP dan ISSUU.COM. Ke depan, TDA Magz akan di-embed di website TDA. Dan, tidak menutup kemungkinan, majalah akan dicetak dan disebarkan pada saat ada kegiatan TDA. Silakan mengirimkan tulisan ke e-mail redaksi tdamagz@ gmail.com atau posting tulisan Anda di milis TDA. Tim redaksi akan memuat artikel yang mewakili “curahan hati dan otak” para pengusaha. Selamat membaca! Salam,

Redaksi edisi

02

Juni 2014 GRATIS

4

TDA magz 01 Juni 2014

How to Sell Idea

Kisah dan Aturan PPh Pengalaman di 1% untuk Balik PW 2014 UKM

Perizinan untuk Bisnis Online


Daftar Isi

20

Story Telling Branding

Jargon “Kecap No.1” is So Yesterday Tanpa ada story telling yang kuat, sebuah brand akan hilang. story telling bukan advertising yang cenderung manipulatif, tapi kisah justru jujur apa adanya

6 Sekitar Kita 19 Photo Gallery 75 Resensi Film 76 Direktori Bisnis 77 Agenda 78 KataKita LIPUTAN UTAMA Sharing

24

PROFIL

KOLOM 10 Kolom Founder Kemitraan Tradisional

36 Minikinizz

12 Kolom Presiden Konduktor

14 Kolom Member 10.000 jam pengalaman

40 Benoa Kreati

68 Kolom Finansial PPH 21 70 Kolom Legal 1 Izin Iklan Online Mentoring #ZonaKeren Memang Keren!

Branding

28

Kisah Di Balik Bazar

Giver vs Taker

32

Identitas Furnitur Indonesia untuk Keliling Dunia

44 Wardah

SHARING 46 Sharing Pantun Pramugari 48 Big Winning Sophia Distro 56 Marketing 1 Salesman: SPIN Selling

Local Brand Keren Harus Dibela!

Gandeng Pengidap Disleksia Jadi Desainer Seniman cilik berusia 9 tahun mendesain motif diapers Minikinizz.

60 Online 1 Content Marketing

Dari “Door to Door” sampai Dikejar CEO TDA WILAYAH

52 Batam TDA Batam dan KADIN KEPRI Teken MoU 40 Bekasi TDA magz 02 Juni 2014

5


Sekitar KITA

Nilai Tukar

RUPIAH DI POSISI TERENDAH DALAM EMPAT BULAN

ilai tukar rupiah terhadap dollar AS semakin terpuruk mendekati level 12.000. Di pasar spot, dari data Bloomberg, rupiah dibuka melemah Rp 11.927,5 per dollar AS dan terus melorot ke posisi Rp11.990 per dollar AS, pada Rabu (18/6). Posisi ini merupakan level terendah rupiah empat bulan. Terakhir, rupiah berada di posisi 11.980 pada 13 Februari 2014 lalu. Tren penguatan dollar AS kembali terjadi menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serika (FOMC) pada Rabu siang waktu setempat. FOMC diperkirakan akan memangkas lagi besaran quantitative easing bulanannya, dari pangkasan 10 miliar dollar AS menjadi 35 miliar dollar AS.

Perdagangan Global

PERLU TINGKATKAN PENGGUNAAN PRODUK LOKAL

6

TDA magz 02 Juni 2014

enperin MS Hidayat mengatakan, kecenderungan perdagangan global saat ini mengarah kepada liberalisasi. Sehingga Indonesia juga harus benarbenar mempersiapkan diri dalam mengantisipasi dan menghadapinya. Kecenderungan terlihat dari beberapa bentuk kerja sama atau perjanjian perdagangan. Termasuk konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diberlakukan mulai 2015. MEA merupakan momentum penting bagi Indonesia. Karena akan memberikan peluang untuk memperluas pasar bagi produk industri nasional, sekaligus menjadi tantangan. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar akan menjadi tujuan pasar bagi produk negara ASEAN lainnya. Itu sebabnya, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat harus terus membangun sinergi untuk mengamankan pasar dalam negeri dari masuknya produk impor yang tidak memenuhi standar. Secara konsisten pemerintah telah melaksanakan kebijakan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) sebagai salah satu upaya strategis dalam mendukung keberlangsungan dan kemajuan industri dalam negeri.


Pajak

REALISASI WAJIB PAJAK ONLINE JAKARTA MASIH MINIM

umlah wajib pajak (WP) online di DKI Jakarta masih jauh dari target. Hingga Juni 2014, baru sekitar 4.040 WP online yang terjangkau. Padahal target tahun ini ada 11.000 wajib pajak, sehingga masih kurang sekitar 6.060 WP. Wajib pajak sering mengeluhkan sambungan online yang sering terputus sehingga perlu dilakukan pencocokan data di akhir. Agar target wajib pajak online terpenuhi, pemerintah melakukan sejumlah cara. Seperti penawaran sistem yang sama dengan bank BRI yaitu X-Boks. “Biayanya dibebankan ke wajib pajak, bisa dicicil dan tanpa bunga,� kata Iwan Setiawandi, Kepala Dinas Pelayanan Pajak (DPP) DKI Jakarta, Selasa (17/6). Pemerintah juga akan menggandeng sekitar enam bank lain agar banyak wajib pajak yang terjangkau, di antaranya BNI, BCA, Bank DKI. Adanya sistem online bisa melihat sektor mana saja yang memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Per Selasa (17/6) realisasi PAD mencapai Rp9,97 triliun atau 29,78 % dari target Rp32,5 triliun. Nilai itu didapat dari wajib pajak di sektor hiburan, parkir, restoran, dan hotel. Wajib pajak yang telah menggunakan sistem online akan diberikan insentif yaitu dibebaskan pengisian SPT. TDA magz 02 Juni 2014

7


Sumber: www.rukyatulhilal.org

Jadwal Imsyakiyah

TDA magz 02 Juni 2014

8


TDA magz 02 Juni 2014

9


Kolom FOUNDER

Kemitraan

Iim Rusyamsi Majelis Wali Amanah TDA

KONSEP KEMITRAAN TRADISIONAL YANG ABADI Saat ini banyak peluang kemitraan usaha yang ditawarkan dengan berbagai konsep di media sosial, pameran, media cetak dan lain-lain. Konsep kemitraan modern yang ditawarkan adalah berbagai macam mulai dari waralaba, business opportunity, lisensi, investasi dan sejenisnya. Pengertian kemitraan jika kita lihat di Peraturan Pemerintah no. 44 tahun 2007 adalah kerjasama usaha disertai pembinaan dan pengembangan dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

10

TDA magz 01 Juni 2014


Banyak pola kemitraan dan waralaba yang ditawarkan namun ada banyak kemitraan dan waralaba tersebut hanya berumur sebentar. Kerja sama tidak berjalan sebagaimana mestinya dan malah pemberi waralaba ada yang gulung tikar. Namun, banyak juga pola kemitraan dan waralaba yang sukses. Belajar dari pengalaman tersebut, kita mencoba melihat konsep kemitraan tradisional yang sebenarnya banyak berlaku di masyarakat usaha mikro dan kecil. Kemitraan tersebut dapat berjalan dengan cukup lama dan saling menguntungkan. Saya pernah bertanya dengan seorang pedagang nasi goreng gerobakan, apakah ini usaha milik seorang bos atau miliknya sendiri. Ia menyebut bahwa ini miliknya sendiri namun ada seorang yang membantu dengan konsep kemitraan yang mereka anut. Kemitraannya seperti apa? Para calon

kecap, krupuk, ayam, telur, sayuran, bumbu dan lainnya, disediakan oleh sang mitranya dengan konsep menjual. Mitra menjual kebutuhan berdagang nasi goreng tersebut, sang penjual nasi goreng tinggal membayar apa yang dibeli dari warung mitranya. Sehingga tidak ada setoran, komisi ataupun bagi hasil kepada pemilik warung. Bagi penjual nasi goreng yang baru berjualan, mereka akan dibimbing bagaimana memasak. Dan jika penjual nasi goreng tersebut belum mempunyai modal, mereka bisa membayar tempo sepulang dari mereka berjualan nasi goreng. Konsep ini memiliki prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Si pemilik warung seperti mempunyai pelanggan tetap yang sudah pasti pembelinya dan penjual nasi goreng pun merasa tidak repot lagi harus pergi ke pasar dan tidak harus memikirkan tempat tinggal.

Mitra menyediakan gerobak dan tempat tinggal gratis. Para penjual tidak lagi memusingkan tempat tinggal dan modal usaha. penjual nasi goreng gerobakan tersebut mendapatkan tawaran untuk menjadi pedagang mandiri dari seorang yang menjadi mitra mereka. Mitra ini menawarkan gerobak dan tempat tinggal gratis. Para penjual nasi goreng tidak lagi memusingkan di mana mereka akan tinggal dan bagaimana modal usahanya. Selain gerobak yang diberikan, untuk bahan baku berjualan nasi goreng yang juga tersedia mie dan kwetiau, disediakan oleh sang mitranya sehari-hari. Biasanya sang mitra ini selain menyediakan tempat tinggal juga memiliki warung sembako/kelontong. Bahan baku untuk berjualan nasi goreng seperti nasi, mie, kwetiau, minyak goreng,

Penjual nasi goreng pun mendapatkan bimbingan dan pengembangan dari mitranya juga dari rekan-rekannya sesama penjual nasi goreng. Konsep kemitraan tradisional ini tidak hanya berlaku pada penjual nasi goreng. Saya pun menemukan beberapa penjual seperti penjual bakso, mie ayam, penjual es doger, ketoprak, burger keliling, asinan dan lain-lain. Terbayangkah kemitraan apa yang ingin Anda bangun dengan konsep tersebut? Semoga menemukan ide tersebut sehingga dapat memberikan manfaat untuk orang lain dengan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

TDA magz 01 Juni 2014

11


Kolom PRESIDEN

Leadership

KONDUKTOR Fauzi Rachmanto Presiden TDA

12

TDA magz 01 Juni 2014

da satu kesamaan dari mereka yang menyebut dirinya Pemimpin belakangan ini: mereka senang bicara. Dalam setiap kesempatan, mereka akan berbicara. Mereka berbicara di atas panggung, berbicara di depan televisi, berbicara melalui media cetak, berbicara melalui media sosial, bahkan berbicara melalui poster dan spanduk. Mereka berbicara tentang pengalaman hidupnya, berbicara tentang impian masa depannya, berbicara tentang prestasi yang sudah diraihnya. Intinya: berbicara tentang dirinya. Benarkah kita membutuhkan Pemimpin yang banyak bicara? Atau justru kita lebih membutuhkan mereka yang mau mendengarkan? Seorang Pemimpin dapat diibaratkan seperti seorang Konduktor dalam sebuah Orkestra. Konduktor bertanggungjawab atas mengalunnya komposisi musik yang dikumandangkan sebuah Orkestra. Tentunya, sebagai Konduktor, tidak dengan jalan memainkan sebuah alat musik. Sang Konduktor tidak perlu sibuk mengeluarkan bunyi apapun. Sang Konduktor bertugas memastikan bahwa pemain-pemain orkestra yang lain mengalunkan alat musiknya dengan kemampuan terbaiknya, sesuai aransemen yang sudah dibuat sebelumnya. Maka melalui gerak dan ekspresi nya seorang Konduktor memberikan isyarat, kapan para pemain membunyikan alat


musiknya, bagaimana emosinya, seberapa kuat bunyinya, ataupun seberapa cepat temponya. Dan untuk bisa memberikan abaaba tersebut secara akurat dan sesuai dengan jiwa dari komposisi yang dibawakan, maka yang dilakukan Konduktor adalah: mendengarkan. Bayangkan jika dalam bertugas Sang Konduktor tidak mau mendengarkan alunan musik yang tengah berjalan, maka aba-aba yang diberikan bisa berantakan. Pemimpin yang hanya ingin berbicara dan berbicara saja, ibaratnya seperti Konduktor sebuah Orkestra yang ingin ikut membunyikan alat musiknya sendiri, dan tidak mau mendengar alunan musik yang dikumandangkan pemain yang lain. Mereka lupa bahwa peran sesungguhnya yang dibutuhkan oleh keseluruhan organisasi adalah, bagaimana Pemimpin tersebut “mendengarkan” dan kemudian memastikan bahwa semua anggota tim memberikan kemampuan terbaiknya dalam kerjasama tim yang harmonis. Seperti dalam sebuah Orkestra. Dalam sebuah kesempatan Coaching yang pernah saya lakukan, ada seorang Pemimpin bisnis yang mengeluh pada saya, bahwa dia meragukan kemampuannya sebagai Pemimpin karena tidak punya

kemampuan berbicara yang hebat. Dia tidak pandai bicara dan tidak terlalu banyak bicara. Namun, kinerja tim yang dipimpinnya sangat mengesankan. Saya mengamati bahwa rupanya justru sang Pemimpin ini punya kelebihan yang jarang dimiliki pemimpin yang lain, yaitu dia mampu menjadi pendengar yang baik, dan pandai mengajukan pertanyaan kritis yang membuat timnya yang lebih banyak berpikir dan berani menyampaikan pendapatnya. Pemimpin yang banyak mendengarkan di masa sekarang terbukti mampu menempa tim untuk tumbuh optimal. Karena tahu bahwa mereka didengarkan, maka tim yang dipimpin akan tumbuh menjadi tim yang mudah menyampaikan pendapat dan berani berinisiatif. Dan karena sang Pemimpin tidak terlalu banyak berbicara tentang dirinya, tidak banyak bercerita tentang “aku”, maka diskusi tim lebih hidup dan banyak bicara tentang “kita”. Pemimpin yang demikian telah menjadi Sang Konduktor bagi timnya. Tidak “bersuara”, namun membuat seluruh anggota menampilkan kemampuan terbaik, dan secara bersama-sama mengalunkan komposisi yang indah.

Pemimpin yang hanya ingin berbicara saja, ibarat Konduktor Orkestra yang ingin ikut membunyikan alat musiknya sendiri.

TDA magz 01 Juni 2014

13


Kolom Kolom MEMBER MEMBER

Entrepreneurship

Pengalaman Jam 10.000 Mustofa Romdloni MR Corporation

14

TDA magz 01 Mei 2014

aya menemukan sebuah kalimat menarik dari buku Outliers karya Malcolm Gladwell, yakni “10,000 hours of practice is required to achieve mastery�. Menurut Gladwell, seseorang butuh 10.000 jam praktek untuk menjadi master atau ahli.

Mau di dunia olah raga, musik dan hiburan, penerbangan, kedokteran, atau profesi lain, semua sama. Meski saya yakin ada pengecualian. Mari kita pelajari, apakah hal itu juga berlaku di dunia entrepreneurship? Saya akan mencoba menggali dari pengalaman pribadi, bukan karena saya merasa hebat, tetapi untuk mempermudah saja menggali datanya. Saya ingat ketika


bekerja di perusahaan terakhir, sebuah perusahaan asing yang bergerak di industri plastik. Di tempat itu saya menjadi karyawan hampir sembilan tahun. Di tahun pertama bekerja, saya ditawarkan training ke luar negeri. Namun, dengan catatan saya harus menandatangani kontrak bahwa selama tiga tahun harus terus bekerja di perusahaan tersebut. Mendapat tawaran itu, saya tidak langsung mengiyakan. Tapi, justru banyak berfikir dan balik bertanya ke manajer atasan saya, “Bagaimana masa depan industri plastik ini nantinya?� Menurut pemikiran saya, begitu tiga tahun bekerja di industri itu berarti saya sudah menyatakan diri menjadi spesialis di industri tersebut. Pertanyaan itu membuat atasan saya kaget dan keliatan sedikit bingung atau mungkin malah tersinggung. Karena di mana karyawankaryawan lain sangat mengharapkan memperoleh kesempatan training di luar negeri, tapi justru saya terkesan mempertanyakan dan kurang menghargai. Sebagai anak muda yang sedang membentuk masa depan, waktu itu saya merasa bebas untuk menentukan, apakah suatu bidang industri dan perusahaan layak menjadi tumpuan di masa depan atau tidak. Perusahaan tempat saya bekerja pertama kali juga saya tinggalkan di

akhir bulan kelima. Karena saya menilai sistem dan masa depan kurang bagus di industri dan perusahaan tersebut. Termasuk kemungkinan akan mengikuti training beberapa bulan ke Eropa dan harus mau terikat kontrak lima tahun wajib bekerja di perusahaan itu. Akhirnya saya putuskan bersedia untuk di-training beberapa minggu ke luar negeri dan menandatangani kontrak bekerja beberapa tahun di perusahaan itu. Berarti saya telah memutuskan untuk menjadi spesialis yang benar-benar masuk dan hidup di industri itu. Menjadi Spesialis Menjadi spesialis yang bukan hanya belajar produk. Tapi juga berusaha belajar bisnis dan market di sebuah industri. Memasuki tahun kedua di perusahaan, saya terjangkit virus entrepreneur. Dan, kemudian, saya memutuskan memilih jalur pengusaha sebagai jalan hidup, memulai belajar dan praktik bisnis sambil terus bekerja di perusahaan plastik tersebut. Akhir 2009, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari bekerja. Artinya saya telah mendalami dunia plastik selama hampir sembilan tahun, dari 2001 sampai 2009. Kalau menghitung jam, dalam 1 tahun ada 365 hari. Dikurangi libur ratarata sekitar 110 hari, maka saya punya 255 hari kerja. Bila sehari bekerja 8 jam,

Menjadi spesialis yang bukan hanya belajar produk. Tapi juga berusaha belajar bisnis dan market di sebuah industri

TDA magz 01 Juni 2014

15


Kolom MEMBER

dan diasumsikan 60% atau sekitar 5 jam penuh terjun di dunia plastik, maka sama dengan 255 hari/ tahun x 5 jam/ hari 9 tahun = 11.475 jam! Sejak awal 2002, saya belajar dan praktik menjadi pengusaha sembari bekerja. Taruhlah saya asumsikan saya belajar di sebagian jam istirahat dan beberapa jam sepulang kerja, serta hari Sabtu dan Minggu. Maka, ketika saya menjadi pengusaha dari pukul 18.00 sampai 22.00, maka saya bekerja sekitar

Pengalaman bekerja dan praktek bisnis membuat bisnis saya lebih cepat berkembang. 3 jam. Sedangkan Sabtu dan Minggu, anggap saja penuh bekerja selama 8 jam. Sementara hari libur lain

16

TDA magz 01 Mei 2014

saya anggap libur belajar dan praktek bisnis. Maka, selama 2002-2009, saya belajar dan praktek bisnis selama 255 hari kerja/tahun x 3 jam/hari kerja x 8 tahun = 6.120 jam. Plus, pada Sabtu dan Minggu saya anggap 70% untuk berbisnis, maka 70% x 96 hari/tahun x 8 jam/ hari x 8 tahun = 4.300 jam. Jadi total jam belajar dan praktek bisnis ketika mengundurkan diri dari bekerja adalah 6.120 jam di hari kerja, ditambah 4.300 jam di sebagian hari Sabtu dan Minggu, jadi total sekitar 10.420 jam. Angka ini tentu bukanlah angka yang 100% benar. Tapi, paling tidak bisa menjadi gambaran yang mendekati. Kombinasi menjadi spesialis di bidang plastik dan belajar serta praktik menjadi pengusaha dengan total jam terbang masingmasing melebihi 10.000 jam. Sekarang saya pahami adalah salah satu modal terpenting, yang membuat saya merasa yakin mengundurkan diri dari pekerjaan dan memulai dengan serius usaha formal di bidang plastik.


Kompetensi dan Kredibilitas Pengalaman bekerja dan praktek bisnis membuat bisnis saya lebih cepat berkembang. Selain jam terbang diri sendiri, saya juga menggandeng partner dan anggota tim dengan pengalaman di bidangnya juga melebihi dari 10.000 jam. Saya lebih senang menyebutnya sebagai telah memiliki kompetensi dan kredibilitas. Maka tidak heran kalau sebagian besar bisnis start up akan berguguran, bahkan konon statistik menyatakan 80% bisnis baru gugur di tahun pertama. Karena kompetensi dan kredibilitasnya belum memadahi. Bisnis yang gugur atau tidak berkembang belum tentu karena bidang bisnisnya jelek. Akan tetapi mungkin karena sang pengusaha dan timnya baru memiliki jam praktek yang sedikit, atau baru tahap proses untuk menjadi ahli.

Mungkin baru ratusan jam praktek atau beberapa ribu jam praktek saja. Di akhir tulisan ini mari kita bertanya pada diri masing-masing, sudahkah kita belajar dan praktek melebihi 10.000 jam dalam perjalanan menjadi pengusaha sukses? Bukan hanya soal menjadi pengusahanya, tetapi juga soal bidang atau produk yang menjadi usaha kita. Sepuluh ribu jam ini tentu bukan hanya asal praktek, tapi juga disertai semangat, kesenangan dan niat kuat untuk menjalaninya. Selamat menikmati betapa berharganya nilai dari 10.000 jam pengalaman.

TDA magz 02 Juni 2014

17


Kolom MEMBER

18

TDA magz 01 Mei 2014


PHOTO GALLERY LAUNCHING TDA MAGZ Rabu, 14 Mei 2014 Majalah TDA Magz resmi dirilis. Tampak Asep Triono, business director TDA Magz menyerahkan cover TDA Magz kepada Fauzi Rachmanto, Presiden TDA.

SUASANA PEMBUKAAN PESTA WIRAUSAHA TDA 2014 Selasa, 13 Mei 2014 Lebih dari 1.000 orang memadati auditorium di anjungan di Gedung Sasana Kriya, TMII, Jakarta. Mereka mengikuti seremoni pembukaan Pesta Wirausaha 2014. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

#ZONAKEREN PESTA WIRAUSAHA 2014 13-15 Mei 2014 Sebanyak 12 local brand keren dipamerkan di #ZonaKeren Pesta Wirausaha 2014. Semuanya keren!

BANJIR! Selasa, 13 Mei 2014 Hujan deras yang mengguyur Jakarta Timur sempat menimbulkan genangan di area bazar di bagian belakang Sasana Kriya. Biar begitu, saat makan siang, peserta tetap semangat berkeliling dan membeli makanan di stan.

TDA magz 01 Mei 2014

19


Liputan UTAMA

Story Telling Branding

Jargon

“Kecap No.1�

is So Yesterday Tanpa ada story telling yang kuat, sebuah brand akan hilang. story telling bukan advertising yang cenderung manipulatif, tapi kisah justru jujur apa adanya. 20

TDA magz 02 Juni 2014


“Ayo, belilah produk kami. Produk kami yang nomor 1!” Promosi produk seperti itu, branding ala Kecap Nomor 1, sudah bukan zamannya lagi. It’s so yesterday. Sekarang saatnya era story telling. Masyarakat sudah cerdas. Kini, konsumen memiliki kuasa untuk bertanya, “Mengapa kami harus membeli produk Anda?” Sebagai penjual, kita harus lebih cerdas bahwa masyarakat membutuhkan alasan di balik semua ini. Nah, alasan itu yang dituangkan dalam story telling. Bagaimana cara membuat story telling yang kuat? Syaratnya adalah jujur dan apa adanya. Ini yang membedakan story telling dengan advertising. Story telling tidak boleh mengandung unsur kebohongan. Sekali kebohongan terungkap, siap-siap saja bisnis tersungkur. Kekuatan story telling inilah yang biasa digunakan oleh brand besar. Dan, kita bisa menggunakan kekuatan story telling untuk melawan brand-brand besar di negeri ini, bahkan dalam tataran kompetisi di pasar global. Story telling adalah semacam cara

Konsumen sudah makin cerdas. Pengusaha harus lebih cerdas. atau gagasan untuk menyampaikan suatu materi brand (produk) agar sampai dengan benar kepada

segmen yang dituju. Sekarang ini keberadaan story telling sebagai cara menyampaikan pesan menjadi makin krusial. story telling tidak harus disampaikan dalam bentuk kata atau kalimat. Bisa juga dalam bentuk lain, seperti foto, gambar, atau video yang disebarluaskan melalui beragam media. Kisah di Balik Produk “Don’t just sell to your audience. Inspire them,” tegas Handoko Hendroyono, saat Pesta Wirausaha TDA di Gedung Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Selasa (13/5). Ia memberi contoh salah satu produk jebolan #ZonaKeren, Minikinizz. Semula, Minikinizz hanya menawarkan produk reusable diapers. Motifnya beragam, tapi tetap khas bayi dan anak-anak, seperti hati, bintang, atau motif hewan. Secara produk, memang sudah bagus. Namun, para kurator dan mentor menginginkan lebih. Branding harus diperkuat. Walhasil, kurator dan mentor memfasilitasi Rona Hilmiyati, owner Minikinizz, untuk bekerja sama dengan Akil. Akil adalah seniman cilik yang mengidap disleksia (gangguan kemampuan bahasa). Biar begitu, bocah sembilan tahun ini punya kreativitas dalam mendesain. Salah satu kurator, Handoko mengaku menemukan bakat Akil dari gambar-gambarnya yang di-share di sosial media. Nantinya, brand Minikinizz bisa bercerita bahwa mereka menggunakan desain dari anak penyandang disleksia. Dan, sebagian dari hasil penjualan akan disumbangkan ke Yayasan Disleksia. Dari situ, konsumen akan tergerak

TDA magz 02 Juni 2014

21


Liputan UTAMA

untuk membeli sekaligus beramal. “Jangan cuma jualan produk. Tapi harus ada seni dan berbagi,” tutur Handoko. Sementara brand Benoa Kreati, yang menawarkan produk furnitur, mendapatkan sentuhan lukisan dari mahasiswa Universitas Bina Nusantara dan Komunitas Do Art. Misalnya laci dengan lampu meja yang dilukis dengan gugusan awan, yang kemudian item itu diberi nama Nebula. Hasil redesign membuat produk Special Series Benoa Kreati tampak lebih mahal, dan tentunya ada cerita di balik pembuatannya. “Selama ini kami hanya mengikuti selera pemesanan. Kini, produk Special Series menunjukkan jati diri Benoa

Di tengah informasi yang makin bising, story telling menjadi makin penting. Kreati,” kata Berkah Novita, owner Benoa Kreati. Untuk memperluas pasar ekspor

22

TDA magz 02 Juni 2014

dan meningkatkan kualitas produk, Novita hanya akan menggunakan kayu berlisensi Perhutani yang full oven. Ramah lingkungan dan berkualitas tinggi. Untuk menciptakan story telling harus berkaitan dengan budaya lokal yang dituju agar ada kedekatan dengan target market. story telling bisa diberi “sedikit bumbu” untuk menciptakan mitos, tanpa harus menciptakan kebohongan. Elvis Presley menjadi salah satu contoh ‘brand’ yang memiliki mitos dan story telling yang beragam dari banyak sisi. Intinya, story telling merupakan cerita yang mudah disebarkan ke orang lain, menggerakkan, menginspirasi, dan memiliki packaging yang sesuai. Di tengah informasi yang bisa datang dari mana saja dan menggunakan medium apa saja, story telling menjadi makin penting. Tanpa ada story telling yang kuat, sebuah brand akan hilang. story telling bukan advertising yang cenderung manipulatif, tapi justru kisah jujur apa adanya. Jadi, susun kisah di balik produk Anda, lalu sampaikan pada dunia!


Discount

30 Pasang 1 Pasang 1 Pasang 2 Pasang 3

%

PAKET IKLAN RATE UKM

Gratis Tayang 1 Gratis Iklan Baris 1x Gratis Liputan 1x Gratis Advertorial 1x

Pasang 1 Tahun

(Bayar Hanya 10 Bulan, Dp 50%, Sisa dibayarkan sebelum tayang)

Pasang 1 Tahun, Gratis Iklan Di Halaman Utama 1x

(Bayar Dp 50%, Sisa Pas Mau Tayang)

magz

Hubungi Kami: Hp : 0818-0872-2737 /0889-1500-134, e-mail : tdamagz@gmail.com TDA magz 01 Mei 2014 23


Liputan UTAMA

Sharing

Mentoring #ZonaKeren Memang Keren! Banyak dari pengusaha terjebak rat-race-nya Kiyosaki. Untuk menghasilkan keuntungan lebih banyak, harus memproduksi lebih banyak. Padahal bukan itu.

24

TDA magz magz 02 02 Juni Juni 2014 2014


Pesta Wirausaha (PW) TDA adalah acara tahunan yang digelar oleh komunitas entrepreneur terbesar di Indonesia yaitu komunitas Tangan Di Atas (TDA). Saya sebagai member jadul TDA, saya tidak pernah absen hadir sejak 2007, yang waktu itu namanya masih Milad (Ulang Tahun) TDA. PW adalah milestone bagi bisnis saya. Dari PW satu ke PW berikutnya banyak manfaat yang saya dapatkan. Buat diri pribadi , pengetahuan saya, teman-teman yang saya punya, networking saya, dll. Dari PW satu ke PW berikutnya saya bisa mengukur kemajuan bisnis saya, mengukur pengetahuan, dan mengukur jumlah teman saya. Tentu semua makin bertambah. Saya juga bisa mengukur apa yang bisa saya sumbangkan untuk TDA. Tahun ini di kepemimpinan Presiden TDA @ fauzirachmanto saya beruntung bisa memperkuat jajaran Editor & Redaktur web TDA, serta media sosial TDA, yang sayangnya masih belum maksimal. PW tahun ini bagi saya sangat istimewa,

karena merk produk saya Kane Kane masuk seleksi sebagai produk #ZonaKeren, sesuai dengan tema PW ‘Local Brand Keren’. Supaya cerita tidak melantur ke mana mana, saya batasi pada pembahasan ‘Local Brand Keren’ dan ilmu Branding yang saya dapatkan di PW kali ini. ‘Local Brand Keren’ digagas oleh Presiden TDA @fauzirachmanto, Founder senior TDA @roniyuzirman dan pegiat ‘creativepreneur’ yang concern dengan misi mengangkat brand lokal supaya mendunia, yaitu Arief Budiman @mybothsides, Handoko Hendroyono @Handoko_h, dan @SaktiMakki. Brand lokal harus dibela, dan diangkat untuk bisa sejajar dengan brand internasional. Di TDA banyak pengusaha yang sudah punya brand, punya produk bagus, tapi belum tahu road map-nya untuk menaikkan branding-nya. Itu adalah pekerjaan besar kita bersama. Karena #ZonaKeren adalah pekerjaan besar yang melibatkan banyak pihak, maka dibentuk ‘task force’ #ZonaKeren, dengan

TDA magz magz 02 02 Juni Juni 2014 2014

25


Liputan UTAMA

Panglima Koordinator Dee Rahma @ HeyDeeRahma. Pihak pihak yg tergabung di dalamnya yaitu, para kurator Roni Yuzirman, Handoko Hendroyono, Arief Budiman, Sakti Makki, Irvan Noeman, Ayip Budiman. Dewan kurator ini adalah pakar di bidang ilmu yang berbeda-beda, ada yang pakar desain, seniman, pakar branding, dan pengusaha. Project #ZonaKeren juga melibatkan para desainer Komunitas Do Art, Mahasiswa Binus, Farid Stevy (Desainer, Artist). Dan juga pihak produsen Benoa Kreati (custom furniture, TDA Bekasi), Omorfa Matia (souvenir dari pelepah pisang, TDA Bandung), Minikinizz (cloth diapers, TDA Jaksel), Furniture Aktif (recycled furniture, TDA Depok), Kane Kane (Fruit Chips, TDA Malang), Dhofaro (kemeja Tenun, TDA Bogor), Sanderm (Wedang Beras Hitam, TDA Jaksel), Bungas Sasirangan (produk dari kain sasirangan, TDA Banjarmasin), Artprint (hiasan printing, TDA Jaksel), Enigami (produk kerajinan kertas, TDA Kampus), Eltaft (sepatu, TDA Bekasi), Rewood (kacamata kayu, TDA Tegal Raya). Keduabelas produsen tersebut adalah hasil seleksi dari produk member TDA se-Nusantara yang masuk ke meja

dewan kurator. Bukan Tukang Jahit Saya akan bercerita singkat mengenai produk Kane Kane sampai bisa masuk produk #ZonaKeren yang akhirnya bisa nampang di booth ekslusif PW. Ini agar teman-teman TDA terinspirasi untuk mendaftarkan produknya di #ZonaKeren berikutnya. Singkat cerita, setelah proses penyeleksian selesai, seluruh produsen diminta komitmennya untuk memproduksi hasil desain ulang produk mereka. Hasil redesign ini adalah karya kolaborasi antara desainer (komunitas Do Art dan mahasiswa Binus) dengan dewan kurator. Ini proses yang amat penting. Karena menyatukan ide, seni, sisi bisnis, dan implementasinya dalam suatu produk yang melibatkan banyak pihak dengan berbagai bidang ilmu adalah hal sulit. Semula saya pesimis dan memandang project ini adalah ‘mission impossible’. Belum lagi waktu yang sangat mepet, dan komunikasi yang kurang intens antara produsen, kurator, serta desainer, maka lengkaplah sudah keterbatasan project ini.

Kita jumpalitan bikin produk, kemudian jual, bikin lagi, perbanyak produksi, dengan pola yang terus sama bertahun-tahun, tanpa mengetahui road map untuk menjadikan produk kita menjadi brand kelas dunia. Apa yang kita dapat dari pola tadi, margin banyak? Awareness brand kita meningkat? Tidak

26

TDA magz 02 Juni 2014


Tap,i hey, pengusaha adalah orang yang bisa menciptakan solusi dari masalah dan keterbatasan yang ada. Kalau tidak bisa terwujud, berhenti saja jadi pengusaha. Akhirnya dengan tekad bulat dan saling menyemangati antar produsen. Kami akhirnya bisa mewujudkan desain produk hasil kolaborasi seperti yang Anda lihat di #ZonaKeren PW. Memang, hasil akhir produk belum sempurna. Tapi, ini adalah langkah awal mewujudkan mimpi ‘Local Brand Keren’. Saatnya brand lokal naik kelas. Dan, saatnya pula pengusaha tidak mentok hanya jadi ‘tukang jahit’ saja. Kita harus jadi pemilik brand kelas dunia. Seperti yang disimpulkan oleh Sakti Makki, mentor/kurator saya di sesi monitoring kelompok, “Bisnis itu duitnya ada di Brand!” Jleb banget. Menyakitkan, malah. Kami, produsen jumpalitan bikin produk, kemudian jual, bikin lagi, perbanyak produksi, dengan pola yang terus sama bertahun-tahun, tanpa mengetahui road map untuk menjadikan produk kita menjadi brand kelas dunia. Apa yang kita dapat dari pola tadi, margin banyak? Awareness brand kita meningkat? Tidak. Malah yang sering terjadi, kita terjebak dalam pola pikir, untuk menghasilkan keuntungan lebih banyak, ya harus memproduksi lebih banyak. Bukan menaikkan branding-nya. Itu seperti ‘rat race’-nya Kiyosaki. Itu keresahan saya, dulu. “Berapa karung/kontainer fruit chips yang harus saya jual supaya bisnis saya berkembang?” Agar lebih mudah dipahami, analoginya

begini, sepatu Nike diproduksi di pabrikan Tangerang. Katakan dengan biaya produksi Rp100.000, dijual di toko seharga Rp500.000. Padahal, kita tahu Nike tidak memproduksi sendiri. Duit yang masuk ke ‘tukang jahit’, dalam hal ini pabrikan, hanya Rp100.000. Sedangkan pemilik brand Nike bisa mencapai Rp400.000. Andaikan pabrikan tersebut menjual produk yang sama dengan merek Neki apakah orang mau membeli dengan harga Rp500.000? Analogi sederhana di atas menggambarkan, pemilik brand mendapatkan duit lebih banyak daripada pabrikan ‘hanya’ bermodalkan brand Nike. Tapi, untuk menciptakan brand yang seperti Nike adalah tidak mudah, tidak bisa instan. Ada road map yang harus dilalui oleh pengusaha, dan tentu ada ilmunya tersendiri. Jadi, benar, pada PW kali ini saya ‘mabuk’ Branding. Semoga saya bisa mengimplementasikannya di bisnis saya sekeren ilmu yang saya dapatkan. Teori doang tanpa praktek adalah sia-sia. DYAH PURANA (Tim Redaksi Web TDA)


Liputan UTAMA

Branding

Local Brand Keren

Harus Dibela!

Ada kesalahan fatal yang sering dilakukan pengusaha UKM dan startup: mereka mengabaikan branding karena terlalu fokus pada cash flow. Padahal duit bisnis ada di brand! 28

TDA magz magz 02 02 Juni Juni 2014 2014


aya mendapatkan ilmu dari Sakti Makki, mentor dan kurator saya di Zona Keren Pesta Wirausaha. Sakti memberi waktu dua jam lebih untuk mentoring kelompok (privat) produsen #ZonaKeren di sela-sela Pesta Wirausaha. Kapan lagi bisa nodong para pakar untuk membagi ilmu yang mahal itu? Permasalahan klasik UKM dan startup adalah kesulitan mengakses ilmu advanced, karena mahal dan tak ada network ke sana. Saya menyebut intisari bisnis adalah Brand. Bisnis itu duitnya di brand! Apakah startup juga harus melakukan branding dulu daripada aktivitas menjual? Yup, betul sekali. Saya berusaha keras mencerna pemikiran ala corporate dalam jawaban ini. Karena dogma UKM dan startup di awal usaha biasanya memilih rute bikin produk, kemudian jual. Branding menyusul atau malah belum terpikir. Karena prioritas kita adalah cash flow. Sakti menegaskan bahwa sebaiknya prioritas startup adalah BRANDING dengan langkah awal image building dulu. Ia menjelaskan dengan istilah push dan pull. Aktivitas selling adalah push, sedangkan branding adalah pull. “Tidak mungkin pebisnis

push terus. Harus ada aktivitas supaya konsumen pull produk kita. Pebisnis harus membangun ketertarikan konsumen untuk pull produk kita,� urai Sakti. Lebih lanjut Sakti menegaskan, Forget about the product, focus on the brand. Gunakan produk untuk membawa message ke konsumen. Jadi produk hanyalah kendaraan. Setelah branding dimulai, pebisnis bisa membangun economic scalenya.

Forget about the product, focus on the brand

Launching Produk Sakti memberikan tips pada produsen Zona Keren tahapan launching produk baru atau desain produk baru. Branding dimulai dengan image building. Nah, di sini packaging memegang peranan penting. Packaging harus didesain mengambil sudut pandang konsumen. Yang harus ditekankan adalah benefit apa yang akan didapat oleh konsumen. Bukan apa yang dipikirkan/diasumsikan oleh produsen. Package harus bisa men-deliver message yang ingin disampaikan ke konsumen. Packaging kelas A, ekspektasi konsumen juga kelas A. Nah, delivery juga harus kelas A. Ada baiknya sebelum mendesain packaging, melihat dulu kompetisi yang ada, bagaimana desain produk kompetitor, produk kita harus dibikin beda. Produsen jangan terjebak TDA magz magz 02 02 Juni Juni 2014 2014

29


Liputan UTAMA

Sakti Makki: “Kalau bisa harga produk itu naik terus, jangan pernah diturunkan.�

dengan asumsi sendiri. Saya ambil contoh supaya lebih mudah dipahami. Teman saya pernah me-launch produk baru yaitu camilan sejenis kerupuk. Dia membuat beda produknya. Kalau produk lain bentuknya bulat biasa, produknya dia bikin unik dengan bentuk lain misalnya bintang. Dia berasumsi dengan bentuk yang unik pasar akan tertarik dengan produknya. Asumsi tersebut bisa benar, tapi bisa juga kurang tepat. Kurang tepat kalau dia tidak membangun kompetensi lain, misal rasa yang enak, kemasan yang bagus, dan hanya berpijak pada satu kompetensi saja (bentuk). Apalagi kompetensi hanya berdasarkan asumsi saja. Ada kemungkinan produk kurang diterima pasar. 30

TDA magz 02 Juni 2014

Adapun benefit yang akan dijadikan message di kemasan dipilih berdasarkan prioritas apa yang ingin ditonjolkan. Ibaratnya anak panah, apa yang akan ditaruh di mata anak panah, batang anak panah, dan ekor anak panah. Nah, di mata anak panah itulah letak prioritasmessage yang ingin kita sampaikan ke konsumen. Message jangan terlalu banyak. Karena hanya akan membingungkan konsumen, alih-alih malah gak terbaca. Sakti mencontohkan, di corporate, untuk launching produk baru harus melalui beberapa tahap. Tahap awal adalah membawa desain produk baru, minimal ada lima opsi ke Focus Group.


Focus Group ini biasanya adalah pihak lain yang di-hire untuk memberi masukan, saran, dan informasi terkait produk. Mereka adalah para profesional di bidangnya. Satu grup biasanya ada 8-10 orang dan ada moderatornya. Moderator bertugas untuk menggali informasi dan data-data anggota. Dari lima opsi desain tadi dipilih mana yang paling menonjol, dan akan dipakai sebagai basic. Hasil dari Focus Group tadi bersifat kualitatif, tahap selanjutnya adalah membawa calon produk baru untuk tes kuantitatif, maka dibuatlah kuisioner. Dipilih tempat penyebaran kuisioner, misalnya Jawa Barat, di kota mana harus spesifik. Tujuan kuisioner ini adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat dari konsumen yang sebenarnya. Apakah mereka menyukai calon produk yang akan di-launch tersebut. Tidak boleh ada bias. Bias seperti apa? Contoh nih kalau konsumen (pengisi kuisioner) diberi insentif, maka input yang kita dapatkan bisa beda dari apa yang sebenarnya ingin diucapkan oleh konsumen. “Orang Indonesia itu Sopan. Kalau konsumen tahu

bahwa produsennya adalah teman sendiri, pasti mereka bilang produk kita enak,� kata Sakti. Tips lain tentang konsistensi harga juga saya dapatkan dari sesi mentoring ini, Sakti menjelaskan kalau kita sudah mematok target grup untuk produk kita, konsistenlah di sana. Kalau produk kita untuk kelas A, semua branding effort, iklan, promosi harus konsisten untuk target Kelas A. Contoh yang sederhana yaitu tentang harga. Jangan pernah ada diskon. Sekali kita keluarkan diskon, konsumen pasti akan menunggu diskon untuk membeli. “Kalau bisa harga produk itu naik terus, jangan pernah diturunkan,� saran Sakti. Promosi bisa dilakukan dengan bundling product daripada diskon, meski mungkin HPP-nya sama, tapi image di benak konsumen bisa beda. Dalam bisnis Sakti menyimpulkan bahwa tidak ada rumusan yang baku, ada banyak subjektivitas di situ. Tapi kita bisa berpegang pada disiplin ilmu yang ada.

Orang Indonesia itu Sopan. Kalau konsumen tahu bahwa produsennya adalah teman sendiri, pasti mereka bilang produk kita enak.

TIM REDAKSI WEB TDA

TDA magz 02 Juni 2014

31


Liputan UTAMA

Kisah Di Balik Bazar

Giver vs

Taker Seorang mahasiswa meminta saya memberi harga Rp6.000 untuk nasi yang seharusnya dijual Rp10.000. Mereka bernegosiasi dengan kalimat yang membuat saya sulit menolak.

32

TDA magz magz 02 02 Juni Juni 2014 2014


Selama tiga hari, saya dan suami (member TDA Bekasi) mengikuti Pesta Wirausaha TDA 2014. Selain sebagai peserta seminar, juga sebagai peserta bazar. Selama tiga hari, terkadang saya menjaga stan, terkadang menyimak materi di ruang seminar, kadang menemani suami berkeliling pameran. Saya ingin membagi kisah ketika kami membuka stan kuliner. Di hari pertama, saya kedatangan satu anak muda. Ternyata, dia adaah salah satu rombongan dari TDA Yogyakarta, tepatnya TDA Kampus Yogyakarta. Dengan diplomatis dan sedikit mengiba, tanpa basa-basi ia meminta saya memberikan harga spesial untuknya dan kawan-kawan TDA Kampus Yogyakarta lainnya. Nasi kuning yang saya jual Rp10.000 “ditawar habis” di harga Rp6.000. “OMG, marginnya dipotong habis!” batin saya. Cerdasnya, mereka bernegosiasi dengan kalimat yang membuat saya sulit menolak. Oh, ya, sebelumnya mereka sudah bertemu dengan salah penjaga stan saya, yaitu adik saya sendiri. Namun, tidak berhasil menawar. Akhirnya, mereka menanyakan siapa pemilik stan tersebut. Bertemu dengan saya, berikut kurang lebih percakapan pagi itu: Mahasiswa R : Bu Erlin, saya sudah keliling seluruh stan di acara ini. Nasi ibu yang

paling murah. Boleh bu, untuk mahasiswa dikasih Rp6000? Saya : Mohon maaf, belum bisa, mas... Mahasiswa R : Boleh ya, bu. Untuk TDA Kampus. Mahasiswa semua. Kami dari Yogyakarta, bu. Kalau Rp7.000, boleh ya, bu? Saya : Aduh, gimana ya? Mohon maaf, belum bisa, mas... (Saya mulai ragu ketika mereka mahasiswa) Mahasiswa R : Boleh ya, bu, Rp7.000 saja. Nanti selama tiga hari, saya dan temanteman akan beli nasi di tempat ibu. Jadi langganan. Saya : Belum bisa, mas. Memang kalian ada berapa orang? Mahasiswa R : Sekitar 12 orang, bu. Bisa ya, bu. (Saya lupa jumlah pastinya. Tapi, seingat saya sekitar 10-15 orang) Saya : Hmm.. gini aja, mas. Saya kasih harga Rp7.000. Tapi kalian beli minumnya sama saya. Jadi paket Rp10.000 sudah dengan nasi dan air mineral 600 ml. Gimana? (Ini berarti saya jual air mineral seharga Rp4.000 menjadi Rp3.000) Mahasiswa R : Oh, gitu ya, bu. Saya tanya teman-teman dulu ya. Nanti saya kembali lagi.

Saya teringat saat masih kuliah di Bogor dan jauh dari orang tua. Segala yang berkaitan dengan keuangan harus diperhitungkan.

Berulang kali diminta, akhirnya saya menyerah. Karena, pertama, saya teringat saat masih kuliah di Bogor dulu. Jauh dari orang tua. Sehingga segala sesuatunya

TDA magz magz 02 02 Juni Juni 2014 2014

33


Liputan UTAMA

tentang keuangan harus diperhitungkan. Mungkin saya tidak punya nyali untuk bernegosiasi seperti mahasiswa asal Yogyakarta itu. Jadi, saya cukup kagum dengan kegigihan, keberanian, dan kepercayaandirinya. Kedua, saya anggap mahasiswa ini MEMINTA, bukan MENAWAR makanan yang saya jual. Kalau menawar, pasti saya berusaha untuk tetap pada harga jual yang sudah kami tetapkan. Semua orang tahu kalau menjual makanan, apalagi sudah ada daftar harga yang terpampang, tidak akan ada orang yang mau menawar. Harga cocok, ya beli. Kalau tidak cocok, ya cari makanan lain. Jadi, kalau ada yang berani meminta harga kurang berarti dia memang butuh bantuan. Untuk memperkecil kerugian, saya minta mereka menambah kuantitas

pembelian, yaitu dengan meminta mereka membeli minuman pada kami. Karena saya yakin mereka juga membutuhkannya. Giving Entrepreneur Singkat cerita, setelah mengabarkan kepada temantemannya, mahasiswa ini kembali dan membeli sesuai harga yang sudah kami sepakati. Selama tiga hari berturut-turut, mereka membeli makanan di stan kami. Lalu, setiap sore, mereka meminta kami agar diberi stok nasi yang tidak terjual. Alhamdulillah, meski setiap nasi ada saja stok nasi yang tak terjual. Jadi, tidak ada nasi yang terbuang. Selama tiga hari pameran, penjualan nasi di stan kami tembus di angka ratarata 160 porsi nasi per hari. Alhamdulillah. Hari pertama terjual 187 porsi. Hari kedua

Tanpa sadar, ternyata tiga hari itu saya sedang dilatih mempraktekkan Giving Entrepreneur.

34

TDA magz 02 Juni 2014


Membeludak: Tak kebagian kursi tak menghalangi peserta untuk mengikuti acara pembukaan PW TDA 2014

terjual 150 porsi. Hari ketiga terjual 145 porsi. Mungkin lebih tepatnya di angka rata-rata 150 porsi per hari. Karena di hari pertama ada pembelian besar di pagi hari. Terbukti bahwa datang lebih pagi banyak manfaatnya. Saya tidak hanya mensyukuri angka penjualan yang “sesuatu banget” buat saya, yang sebenarnya sekarang ini tidak bergerak di bidang kuliner. Tapi saya mensyukuri kenyataan bahwa ada sekitar 150 orang per hari yang memakan dan mengambil manfaat dari hidangan yang kami sediakan. Alhamdulillah. Tanpa sadar, ternyata tiga hari itu saya sedang dilatih mempraktekkan “Giving Entrepreneur” yang disebut pak Yuswohady dalam materinya di Pesta Wirausaha kemarin. Bagaimana agar kita menjadi seorang Giver, bukan semata Taker. Taker : Self-oriented, money-oriented, power, pleasure, and winning. Giver : Other-oriented, help othersoriented, responsibility, love, and compassion. Kemarin sore, satu hari setelah pameran berakhir, datang sebuah pesan singkat dari mahasiswa R ke ponsel saya. Bunyinya, “Terima kasih banyak, ibu, untuk bantuannya selama ini. Maaf

saya belum bisa bantu apa-apa untuk membalas bantuan ibu. Semoga Allah menggantikannya dengan lebih Ibu. Amin.” Wow, subhanallah. Rasanya sulit digambarkan. Mungkin persis kata Andrew Kaskus di Pesta Wirausaha kemarin kalau perasaannya happy banget ketika tahu kalau web/forum yang dia bikin secara iseng dipakai dan diambil manfaatnya oleh orang banyak. Seperti itulah yang saya rasakan. Saya jadi ingat, di hari terakhir bazar, rombongan TDA Yogyakarta melintas di depan stan saya. Kebetulan saya sedang berada di sana. Sebagian orang yang berjalan di depan rombongan tersenyum ke arah kami. Semula, saya bingung. Siapa mereka? Salah satu di antaranya kemudian menyelutuk, sepertinya tanpa sadar, “Oh, ini toh ibunya si R.” Sambil melihat ke arah saya. Ternyata saya punya anak lagi selama pameran kemarin. Tak apalah jadi ibu dadakan asal tidak jadi “Bu Sakti” seperti yang dibilang mas Rene Suhardono pada Pesta Wirausaha kemarin. Karena saya maunya bisa jadi pengusaha SUKSES, bukan pengusaha SAKSESSS. ERLIN KARLINA

TDA magz 02 Juni 2014

35


PROFIL

Gandeng

Pengidap Disleksia

Jadi Desainer Seniman cilik berusia 9 tahun mendesain motif diapers Minikinizz.

36

TDA magz 02 2014 01 Juni Mei 2014


erita Minikinizz berawal pada pertengahan 2012, ketika Rona Hilmiyati dan suami dikaruniai anak pertama. Saat itu, si baby sedang butuh banyak popok. Lantarang penghasilan suami pas-pasan, yang tak mungkin bisa membeli banyak popok sekali pakai, Rona memutar otak untuk mencari jalan keluar. Ia melihat kakaknya menggunakan popok kain untu kanaknya. Ia pun akhirnya membuat popok kain yang bisa dipakai dan dicuci berkali-kali. Dengan penuh semangat, Rona mulai mencari informasi seputar cara membuat reusable diaper di internet. Singkat cerita, Rona dan suami mampu memproduksi 50 buah popok. Tak hanya dipakai sendiri, tapi juga dijual. Waktu itu, pasangan muda ini menjual di pasar kaget di kawasan Cijantung, Jakarta Timur. Tiap akhir pekan, mereka menjual dagangan dengan harga Rp60.000 sampai Rp80.000 per buah. Tapi, “Lama-lama, saya merasa metode berjualan seperti ini tidak efektif. Sungguh menguras waktu dan tenaga,” kata Rona. Akhirnya, ia berjualan secara online. Ia memanfaatkan media sosial dan website yang pernah dibuatnya di awal usaha, tapi sempat dibiarkan kosong. Ternyata, inilah jalur awal keberhasilan Minikinizz. Kini, Minikinizz memiliki 40 mitra agen penjual yang memasarkan produk ke beberapa daerah, seperti Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Palembang, Riau, dan Kalimantan Timur. Di rumah, Rona mempekerjakan 10 pegawai

dan mampu menghasilkan Rp30 juta hingga Rp50 juta per bulan. Produk Bercerita Rona mengaku ketika ia mulai bertransformasi dari ibu rumah tangga biasa menjadi pengusaha, ia banyak mencari informasi dari internet. Subjek favoritnya adalah Kiat Sukses Mengelola Usaha. Ternyata, itu kali pertama perkenalannya dengan Komunitas Tangan di Atas (TDA). “Saya banyak mendapatkan ilmu dari artikel yang ditulis anggota TDA,” kenangnya. Akhirnya, ia memutuskan bergabung dengan komunitas TDA Jakarta Selatan, pada akhir 2012. Keikutsertaan Rona dalam TDA, diakuinya membawa banyak perubahan positif dalam dirinya. Saat mengetahui informasi tentang ajang Local Brand di Pesta Wirausaha TDA, Rona pun tak ragu mengikutinya. “Saya ikut Local Brand sebagai bentuk apresiasi terhadap produk saya. Meski masih baru, saya ingin menunjukkan kalau UKM juga bisa tumbuh besar hingga menembus pasar ekspor,” jelas dia. Berkat kerja kerasnya, Minikinizz menjadi salah satu finalis Local Brand Keren yang turut tampil di pameran Zona Keren di Pesta Wirausaha 2014. Selama berkompetisi, ia mendapatkan bimbingan dari kurator dan mentor seputar branding, packaging, marketing, dan team work. “Saat itu, saya baru menyadari mengenai pentingnya branding. Tanpa itu, kita tidak akan naik kelas,” aku Rona. Untuk memperkuat branding Minikinizz, kurator dan mentor

Keberhasilan brand salah satunya adalah kemampuan story telling.

TDA magz 02 Juni 2014

37


PROFIL

memfasilitasi Rona untuk bekerja sama dengan Akil. Ia adalah seniman berusia 9 tahun yang mengidap disleksia (gangguan kemampuan bahasa) tapi memiliki kreativitas dalam mendesain. Salah satu kurator, Handoko Hendroyono menemukan bakat Akil dari gambar-gambarnya yang dishare di sosial media. Menurut Handoko, keberhasilan brand salah satunya adalah kemampuan story telling. Ia mengatakan brand Minikinizz nantinya bisa bercerita bahwa mereka menggunakan desain dari anak penyandang disleksia. Dan, sebagian dari hasil penjualan akan disumbangkan ke yayasan penyandang disleksia. Dari situ, konsumen akan tergerak untuk membeli sekaligus beramal. “Don’t just sell to your audience. Inspire them!” seru Handoko, saat sharing di Pesta Wirausaha 2014. Kini, ada lima produk Minikinizz yang menggunakan desain corak dan motif karya Akil. Nantinya, 20% dari setiap penjualan edisi khusus ini akan disumbangkan kepada

38

TDA magz 02 Juni 2014

Yayasan Disleksia. “Desain Akil cheerful banget. Bisa dibilang, Minikinizz adalah produk dari anak untuk anak. Karena desainer motifnya pun masih anak-anak,” kata dia. Selain itu, Rona juga membuat packaging baru Minikinizz. Dalam Local Brand Keren, ungkap Rona, para kurator dan mentor sempat menantangnya untuk menciptakan produk baru. Ia lalu membuat alas bayi serbaguna. Alas ini memiliki delapan fungsi, di antaranya alas kursi restoran, alas keranjang belanja, dan alas kereta dorong bayi. Ke depan, Minikinizz berencama menjalin kerja sama dengan ritel modern, seperti Giant dan Carrefour. Rona bertekad membawa Minikinizz menjadi market leader untuk produk reusable diapers. “Semua itu saya lakukan karena saya percaya bahwa kuncinya kita mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan terus meningkatkan kualitas pelayanan,” pungkas dia.


TDA magz 02 Juni 2014

39


PROFIL

Benoa Kreati

Identitas Furnitur Indonesia

untuk Keliling Dunia Benoa Kreati hanya menggunakan kayu berlisensi dari Perhutani yang full oven. Produk Special Series menawarkan rangkaian produk dengan lukisan cantik.

40

TDA magz 02 Juni 2014


ukan keputusan mudah saat Berkah Novita A. memutuskan mundur dari perusahaan tempatnya bekerja selama 12 tahun untuk membangun usaha. Semula, ia bekerja di salah satu perusahaan furnitur. Tapi, penjualan di perusahaan tempatnya bekerja sempat anjlok karena membanjirnya furnitur impor. Namun, kecintaan pada dunia furnitur membulatkan tekadnya untuk membangun perusahaan furnitur sendiri. Ia ingin membuat produk dan mengelola bisnis sendiri. Akhirnya pada 2009, Novita mendirikan Benoa Kreati. Kata “Benoa” adalah gabungan dari singkatan namanya. Sedangkan “Kreati” berarti kreatifitas yang mewujud dalam setiap produknya. Ia ingin membuktikan bahwa furnitur Indonesia kualitasnya tak kalah dari furnitur impor, bahkan jauh lebih baik. “Saya ingin masyarakat Indonesia membeli furnitur produksi dalam negeri,” paparnya. Dua tahun pertama saat merintis bisnis, ia mengaku kewalahan mengatur keuangan. Sebab, sebelumnya, Benoa Kreatif hanya mengandalkan uang muka (down payment, DP) dari konsumen. “Kalau mau produksi itu minimal 70% dari biaya. Sedangkan uang muka hanya 30%. Dulu, saya mengalami yang namanya berutang dengan tukang,” kenang Novita. Ia juga pernah menolak ajakan mengikuti pameran di luar negeri karena alasan keterbatasan dana. Meski

begitu, ia tetap meneruskan bisnis karena alasan passion. Novita menggeluti bisnis ini bukan karena alasan ekonomi semata. “Ada cinta dan kasih saya dalam setiap produk Benoa Kreati,” tuturnya. Menurutnya, adalah satu kenikmatan bisa membuat produk bagus dan dihargai orang. Furnitur Benoa Kreati mengusung tema elegan, romantik, dan klasik. Dan, ia saat memperhatikan detail dan kualitas produknya. Selama ini, Benoa Kreati memiliki kantor dan show room di Jatiasih, Bekasi dan joint show room di Medan. “Saya nggak punya toko,” ungkapnya. Selama ini, ia hanya memasarkan produk melalui media sosial, website, dan mengikuti pameran. “Marketer saya adalah konsumen saya,” tegas alumnus Universitas Diponegoro, Semarang ini. Terkadang, ia tak habis pikir ada konsumen yang datang jauh-jauh memesan furnitur miliknya. Ternyata, setelah ditelusuri, konsumen itu terpengaruh word of mouth kawannya yang sudah terlebih dahulu membeli produk Benoa Kreati. Mendapatkan pesanan dari luar negeri, seperti dari Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Eropa bukan hal baru bagi Novita. Ia mengaku keberaniannya melakukan ekspor setelah ia mendapatkan pinjaman modal, baik dari mitra bisnis maupun bank. Ia mengelak menyebutkan

Orang Indonesia itu picky kalo soal furnitur.

TDA magz 01 Mei 2014

41


PROFIL

omzet. Namun, ia mengungkapkan bahwa Benoa Kreati tengah mengejar omzet Rp5 miliar di akhir tahun ini. Lisensi dan Lukisan Pada tahun kedua merintis bisnis, Novita merasa membutuhkan dukungan mental dan pengetahuan dalam mengelola bisnis. Berkat informasi dari teman dan internet, ia memutuskan bergabung dengan Komunitas Tangan di Atas (TDA) Bekasi. “TDA Bekasi punya klub makanan, ajang untuk kumpul-kumpul. Dari situ saya dapat lebih banyak ilmu, terutama memutar modal,” kata Novita, tergelak. Sejak bergabung dengan TDA, ia baru paham kalau keterbatasan modal seharusnya tidak menjadi halangan untuk mengembangkan usaha. Begitu tahu TDA mengadakan kompetisi Local Brand Keren, Novita bersemangat untuk mengikutinya. Banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang ia dapatkan. Ia sudah mengelola bisnis selama lima tahun. Tapi, kata dia, jadi pengusaha tidak boleh berhenti belajar. Sebab, konsumen dan pasar terus berkembang. “Setelah mengikuti Local Brand Keren, saya baru menyadari kalau konsumen tambah pinter. Material, harga, teknologi, itu semua berkembang. Dan saya harus

42

TDA magz 02 Juni 2014

cepat mengikutinya,” urai Novita. Dengan bimbingan kurator dan mentor, Novita mempelajari soal branding, packaging, marketing, dan team work. “Kurator dan mentor membuat saya berpikir mengapa saya harus bangga dan mempertahankan brand Benoa Kreati,” ucapnya. Ia pun kini membuat rangkaian produk Special Series yang bekerja sama dengan mahasiswa Universitas Bina Nusantara (Binus). Sejumlah produk Benoa Kreati dilukis dengan tema-tema unik. Seperti laci dengan lampu meja di atasnya, yang dilukis dengan gambar gugusan awan dan diberi nama Nebula. Novita menjelaskan, produk Special Series memperjelas identitas Benoa Kreati. “Selama ini kami hanya mengikuti selera pemesanan. Kini, produk Special Series menunjukkan jati diri Benoa Kreati,” tegasnya. Untuk memperluas pasar ekspor dan meningkatkan kualitas produk, Novita hanya akan menggunakan kayu berlisensi Perhutani yang full oven. Ramah lingkungan dan berkualitas tinggi. Menurutnya, orang Indonesia itu picky soal furnitur. “Lebih baik bersusah payah dalam proses pembuatan daripada ditolak karena kualitasnya jelek,” kata dia.


TDA magz 02 Juni 2014

43


PROFIL

Wardah

Dari “Door to Door”

Sampai Dikejar CEO Dengan target konsumen muslimah, Wardah membawa label halal pada brand-nya. Semula, produk hanya ditawarkan door to door dan dari salon ke salon.

erbicara mengenai proses, Nurhayati Subakat, CEO PT Paragon Technology Innovation (PTI) yang dulu bernama PT Pustaka Tradisi Ibu pemilik merek kosmetik muslimah Wardah, mempunyai cerita bagaimana jatuh bangunnya mengembangkan Wardah. Menurut wanita yang lahir di Padang Pajang, Sumatera Barat ini, awalnya sangat sulit memulai bisnis kosmetik yang sudah digelutinya sejak 1985. “Awalnya sulit 44

TDA magz 02 Juni 2014

karena kok ada kosmetik dengan label Halal, ini disangka jual agama. Tapi, yang jelas ide label Halal itu awalnya berasal dari pesantren,” cerita Nurhayati Subakat, saat menjadi pembicara pada Pesta Wirausaha 2014, Kamis (15/5). Awalnya, sebut Nurhayati, bisnis tersebut hanya bisnis rumahan biasa. Dengan target konsumen muslimah, Wardah membawa label halal pada brandnya. Ketika itu produknya hanya ditawarkan


dari pintu ke pintu (door to door) dan dari salon ke salon. Kesulitan terbesar menurutnya adalah mendapatkan kepercayaan terhadap produk kosmetik rumahan baru dengan label halal tersebut yang dia bawa. Namun perlahan, dengan kerja kerasnya, bisnis tersebut mampu mendapatkan kepercayaan dari konsumennya. Nurhayati terus mengembangkan sayap usahanya ke berbagai tempat yang memiliki potensi usaha. Namun, saat usahanya berkembang, Nurhayati mendapatkan cobaan yang tidak ringan, tempat usahanya mengalami musibah kebakaran. Musibah tersebut sempat membuat wanita berdarah Minang tersebut ingin berhenti menjadi pengusaha. Tetapi mental seorang pengusaha bermain disini. Dia menyadari jika dia berhenti, maka karyawannya akan kehilangan mata pencaharian untuk keluarganya. Atas dasar tanggung jawab terhadap karyawannya, dia putuskan untuk kembali memulai dari awal bisnisnya yang sempat bangkrut tersebut. Kebangkitan bisnis Nurhayati, dimulai melalui relasi-relasinya. Bisnis wanita berhijab tersebut merangkak naik dan makin besar. Produkproduknya semakin dipercayai konsumen dan

jangkauan wilayah produknya pun semakin luas. Dikejar Bos Kosmetik Dunia Saat ini, PTI memiliki dua pabrik yang berlokasi di Cibodas dan Tangerang dengan daerah operasional mencapai 30 daerah dengan 4.500 karyawan diseluruh Indonesia. Bahkan saat ini produk-produk PTI sudah masuk ke berbagai negara Asia Tenggara, seperti Malaysia. Keberhasilan Nurhayati, mengembangkan bisnis kosmetik halalnya, ternyata membuat para CEO kosmetik dunia penasaran dengan strategi bisnis produk Wardah. Nurhayati bercerita, ketertarikan CEO kosmetik dunia tersebut nampak saat dia menghadiri sebuah acara di Eropa. Saat itu menurutnya, dia sampai dikejar-kejar oleh orang yang ingin menanyakan strategi bisnis Wardah. Dia baru menyadari setelah itu, ternyata yang bertanya tersebut adalah CEO kosmetik dunia. “Kami dikejar-kejar CEO perusahan kosmetik dunia. Mereka tanya apa yang membuat Wardah bisa seperti ini, lalu saya jawab ini karena pertolongan Allah,� ucapnya yang kemudian disambut tepuk tangan para peserta seminar.

TDA magz 02 Juni 2014

45


SHARING

Pengalaman Pelanggan

Pantun Pramugari Pramugari Citilink menyapa para penumpang dengan pantun. Faktor Wow! yang memberikan penumpang pengalaman baru nan unik.

“Ke pasar beli kolang-kaling, selamat datang di Citilink.” Pramugari Citilink

Agak suprise juga mendengar sapaan dari pramugari kepada para penumpang, “Ke pasar beli kolang-kaling, selamat datang di Citilink.” Yap, pramugarinya berpantun ria. Sesuatu yang baru saya temui, bikin senyum dan kreatif banget. Dalam kesempatan penerbangan lain pantunnya berubah, “Buah kentang buah belimbing, selamat datang di Citilink.” Cantik sekali. Ingat ya, pantunnya, bukan fokus ke pramugarinya. 46

TDA magz 02 Juni 2014

Tak hanya saya yang tersenyum, sepasang orang tua di sebelah saya juga terlihat terpesona kemudian memuji. Bahkan karena barengan sama ABG yang mungkin pulang dari tur, mereka berteriak tertawa bersamaan. Setelah saya ke mbah Google dengan sajen ‘pantun citilink’, muncul banyak berita yang isinya tentang pramugara/ pramugari pesawat Citilink yang berpantun, dari mulai portal Kompasiana hingga


detikFinance. Ternyata hal tersebut sudah lama dilakukan, gapapa deh dianggap ketinggalan hehe.. Pelajarannya, tindakan itu sudah menjadi berita, dibicarakan orang, yang ujungnya jadi rekomendasi dan referensi serta perhatian terhadap merekpun meningkat. Saya tidak tahu apakah ini memang kebijakan atau SOP dari perusahaan, atau kreatifitas si pramugari, yang pasti hal itu sangat mengesankan. Salut. Jadi teringat tulisan di bukunya Hermawan Kertajaya berjudul WOW! Selling dan buku lain yang intinya sama, tentang service yang mengejutkan pelanggan. Disampaikan bahwa di era penuh persaingan ketat saat ini maka pelayanan, pemasaran dan lain sebagainya yang terkait dengan pelanggan harus mengandung unsur kejutan. Sesuatu yang biasa-biasa saja bakal tersingkir. Faktornya selain karena persaingan itu sendiri, juga karena pembeli atau pelanggan yang semakin menuntut lebih, lebih melek informasi, lebih erat dalam berkomunitas, dan lain sebagainya. Pak Hermawan membagi jenis respon, reaksi atau ekspresi pelanggan terhadap suatu layanan menjadi: 1.Boo! Ini berarti pelanggan sangat kecewa berat sekali banget, seperti pakai produk obat tanaman eh malah mati tanamannya. 2.Argh! Menandakan kondisi pelanggan yang kurang/tidak puas, seperti dijanjikan selesai 2 jam tapi nyatanya molor 1/2 jam. 3.Ok! Artinya kondisi pelanggan yang merasa pelayanan kita biasa aja, standar 4.Aha! Ketika pelanggan merasa ada

sesuatu yang sedikit istimewa atau agak beda dengan yang lainnya. 5.Wow! Nah, yang ini ketika pelanggan merasa mendapatkan sesuatu yang beyond atau jauh melebihi ekspektasi, terkejut kemudian bahagia luar biasa. Respon pertama dan terakhir akan mengakibatkan pelanggan ‘gatal’ untuk bercerita kepada orang lain, baik yang negatif (Boo!) atau yang positif (Wow!). Kalau kata Yuswohadi, pelanggan sudah dalam level Advocate atau rela matimatian membela merek yang sudah memuaskan dirinya, mau menceritakannya kepada saudara, temanteman, relasi dan sebagainya, tanpa bayaran. Mungkin sama dengan apa yang saya lakukan sekarang, menceritakan kisah ini, sambil mau tak mau mempromosikan merek Citilink. Selanjutnya ada cara bagaimana agar pelanggan merasa Wow! terhadap merek, yaitu STAR. Kepanjangan dari: S atukan kata dengan perbuatan T ambahkan kejutan bagi pelanggan A ajari pelanggan untuk tumbuh R awat pertemanan untuk jualan Cara-cara itu tidak harus mahal, yang penting kreatif, beda dari yang lain, menyenangkan dan mengandung unsur kejutan bagi pelanggan. Sama halnya dengan pantun seperti cerita diatas, murah kan? Bahkan tanpa biaya. Sang pramugari menutup perjalanan “Lihat wanita bermata indah, hingga enggan ‘tuk berpaling. Kini kita sampailah sudah, terima kasih terbang bersama Citilink�. Wow!

Di era penuh persaingan, maka pelayanan, pemasaran, dan hal-hal yang terkait dengan pelanggan harus mengandung unsur kejutan.

TDA magz 02 Juni 2014

47


Big WINNING

Sophia Moslem Distro

8 Langkah Membuka Gerai Baru Enam tahun berbisnis fashion, owner Sophia Distro paham rasanya menjadi ‘kontraktor’. Mereka akhirnya membeli ruko untuk gerai ketiganya. Transaksi tunai terbesar sepanjang sejarah bisnis mereka.

48

TDA magz 02 Juni 2014


aya ingin menyampaikan kabar gembira sekaligus mohon doa restu dan dukungan dari rekan-rekan TDA di seluruh Indonesia, atas dibukanya gerai ke-3 kami, Sophia Moslem Distro, pada 28 Mei 2014 bertepatan dengan 28 Rajab 1433 H. Gerai ini berlokasi di kota Pare, Kediri, Jawa Timur. Masih satu kota dengan dua gerai sebelumnya. Gerai Sophia Distro adalah toko yang menjual busana muslim. Kawan-kawan bisa melihat produk kami di website www. sophiadistro.com. Sebagai bentuk take and give untuk member lain, saya ingin sharing mengenai kelahiran gerai ketiga Sophia Distro. Memang terlihat biasa. Tak ada yang sophisticated dan keren. Karena mendirikan

toko baju sudah dilakukan manusia sejak dahulu kala. Tapi, siapa tahu pengalaman sederhana ini bisa berguna untuk temanteman TDA yang saat ini step bisnisnya hampir saya dengan saya, atau lebih elementary. Saya susun secara step by step agar mudah memahami, sesuai dengan apa yang saya lakukan.

Teknisi memotong kaca untuk dipaskan dengan kusen. Lokasi Padahal itu 1.Penetapan Karena kami bergerak tempered di bidang perdagangan ritel, maka lokasi strategis glass!

menjadi hal mutlak. Tidak bisa ditawar lagi, harus berada di lokasi “A�. Itu prinsip kami. Setiap ada bangunan ruko yang belum jadi, selalu kami datangi. Setiap ada ruko yang tertutup, kami selalu mencari informasi. Hingga kemudian tetangga yang datang dan

TDA magz 02 Juni 2014

49


Big WINNING

menginformasikan kalau bosnya sedang butuh uang dan berniat menjual salah satu rukonya. Alhamdulillah. 2.Pengambilalihan Properti Enam tahun berbisnis fashion rasanya sudah cukup bagi kami untuk merasakan dag-dig-dug-nya menjadi seorang “kontraktor�. Memperpanjang kontrak sambil harap-harap cemas harga kontrakan naik atau sewa tak diperpanjang. Pengalaman yang paling tidak mengenakkan. Itu sebabnya, kami ingin membeli ruko. Pada penghujung 2013, dengan izin Allah, kami bisa membeli ruko. Karena satu dan lain hal, proses pembelian tidak melibatkan bank. Tidak ada KPR. Mau tidak mau, harus cash keras. Ini adalah transaksi cash terbesar pertama dalam sejarah bisnis kami. 3.Konsep dan Desain Toko Di dua toko sebelumnya, konsep desain hanya berbekal coretan. Di gerai ketiga, kami menggunakan jasa arsitek. Bukan sok gaya. Tapi, kami percaya pada kekuatan ilmu. Sudah saatnya kami untuk naik kelas. Setelah dua bulan, jadilah cetak biru renovasi gerai baru lengkap dengan 3D interior, lighting, fashion display, dan furnitur. 4.Konstruksi Saat proses desain 50

TDA magz 02 Juni 2014

mencapai setengah jalan, kami sudah melakukan kontak dengan para kontraktor yang ada di kota kami. Bisa dikatakan kami melakukan renovasi total. Saya harus memastikan seluruh detil dikerjakan dengan baik. Pernah, suatu ketika, seorang teknisi yang akan memasang pintu kaca mengukur dan memotong kaca untuk dipaskan dengan ukuran kusen. Padahal itu tempered glass! Kaca akan hancur jika dipukul atau dipotong, seperti kaca mobil. 5.Mechanical-ElectricalInformation and Technology Seiring proses bangunan dan interior hampir selesai, selanjutnya adalah instalasi kelengkapan standar toko, seperti kelistrikan, peralatan elektronik (lampu, AC, CCTV), dan komputerisasi. 6.Rekrutmen dan Pelatihan Karyawan Tahap rekrutmen karyawan tahun ini menjadi pengalaman baru. Kami melakukan safari ke beberapa SMK di kota Pare untuk open recruitment. Kami mencari tenaga kerja lulusan 2014 (fresh graduate). Ternyata kami harus bersaing dengan perusahaan besar semacam Alfamart, Indomaret, dan Wingsfood yang sangat getol berburu SDM. Kalau big company daya tarik utamanya adalah gaji UMK kota besar dan gengsi bekerja di pabrik terkenal,


maka keunggulan kompetitif kami adalah tempat kerja yang nyaman, lokasi kerja dekat dengan rumah, dan gaji bisa tetap utuh (karena makan tidur tetap ikut orang tua). 7.Purchasing Barang Vs Cashflow Management Purchasing barang sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu. Tapi, karena finishing tempat molor, maka sebagian besar barang harus disalurkan ke dua gerai yang sudah ada. Hal ini tentu saja membuat biaya membengkak. Karena berbarengan dengan masa nyicil belanja untuk peak season, maka purchasing kali ini benar-benar menantang kemampuan kami dalam mengelola keuangan. Kami merasa akan kekurangan dana. Kami ingin opening gerai baru tetap dahsyat as well as kegiatan rutin belanja lebaran tetap berjalan sesuai rencana. Beberapa alternatif solusi pun dilist. Pilihan pertama, bekerja sama dengan saudara dekat. Baru kali ini kami melibatkan “uang orang lain� dalam bisnis. Saya juga berkonsultasi dengan mentor

KMB, pak Rosihan mengenai fund rising dan skema kerjasama bagi hasil yang baik. Alhamdulillah, sejumlah angel investor membantu kami. 8.Simulasi Opening Setelah toko siap, barang ready, dan karyawan OK, maka kami pun melakukan simulasi opening selama dua hari sebelum hari H. Dalam masa simulasi, kami menyadari banyak hal yang belum tertangani dengan baik. Hal-hal sepele. Namun, alhamdulillah, gerai ketiga Sophia Moslem Distro resmi beroperasi. Sampai dengan selesainya semua tahap di atas (lokasi, properti, desain, konstruksi, SDM, purchasing, opening) kami menyebutnya masih sebuah small winning. Mengapa small winning? Ya, karena winning yang sesungguhnya yang kami tuju, The Big Winning, adalah saat outet ketiga ini berhasil booming dan laris manis di peak season 2014, seperti yang dialami dua gerai pendahulunya. Mohon doanya semoga nyata.

Saat simulasi opening, kami baru menyadari ada hal-hal sepele yang belum tertangani.

Ahmad Intan Kurnia

TDA magz 02 Juni 2014

51


TDA WILAYAH

Kerja Sama

TDA Batam dan KADIN KEPRI Teken MoU Kerja sama untuk mengakselerasi peningkatan kemampuan bisnis para pengusaha UMKM di Kepulauan Riau.

Penandatanganan MoU antara KADIN KEPRI dan TDA Batam: Mengakselerasi kemampuan bisnis anggota TDA Batam yang masih berskala UMKM.

Rabu, 28 Mei 2014 merupakan momen penting bagi TDA Batam. Sebab, TDA wilayah tersebut mendapatkan undangan dari Ketua (caretaker) KADIN Propinsi Kepulauan Riau, Nada F. Soraya, untuk 52

TDA magz 02 Juni 2014

berdialog di kantornya di Kawasan Niaga Central Sukajadi. TDA Batam diwakili lima pengurusnya, yaitu Remy Soelistyo (Penasehat TDA Batam), Gunawan (Direktur Peningkatan


MWA TDA Pusat Iim Rusyamsi bersama anggota TDA Batam: Mengikuti Pameran Pusaka Nusantara dan SME’s ASEAN Expo di Mega Mall Batam.

Kapasitas Anggota), Bimo Prasetyo (Direktur Keanggotaan dan Edukasi), Mu’minun (Ketua Divisi Kerjasama Institusi Pemerintah & Swasta), dan Wahyudi (Ketua Divisi Komunikasi Media Cetak dan Online). Di dalam pertemuan tersebut, pengurus TDA Batam menyampaikan visi dan misi TDA. Dan tentu saja kegiatankegiatan yang telah dilakukan oleh TDA Batam untuk memberdayakan pengusaha UMKM di Batam. Nada F. Soraya sangat antusias dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan TDA Batam dengan program pemberdayaan UMKM tersebut. Kemudian, Nada F. Soraya menceritakan rencana KADIN dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). KADIN akan membuat Rumah Produksi Indonesia (Trading House) yang akan membantu hasil produksi pengusaha UMKM untuk diperkenalkan ke seluruh negara anggota ASEAN. Dalam pertemuan itu disepakati beberapa hal yang akan menjadi kerjasama antara KADIN Kepri dengan TDA Batam: 1. Nada F. Soraya bersedia memfasilitasi networking antara TDA Batam dengan KADIN Kepri. 2. Nada F. Soraya meminta TDA Batam untuk membuat konsep untuk mensupport Rumah Produksi Indonesia (Trading House). 3. TDA Batam diminta untuk menyiapkan program pelatihan untuk pemberdayaan

pengusaha UMKM seperti penyelenggaraan workshop seperti yang telah dilakukan selama ini. 4. Membuat Memorandum of Understanding (MoU) antara KADIN Kepri dan TDA Batam sebagai payung kerjasama ke depan, yang akan ditandatangani bersamaan dengan Dialog Budaya dalam rangka Pameran Pusaka Nusantara dan SME’s ASEAN Expo 30 Mei – 1 Juni 2014.

Teken MoU

Pada Minggu, 1 Juni 2014, pukul 21.00 di Hotel Harris, Batam Center, KADIN KEPRI, yang diwakili (caretaker) Nada Soraya dan TDA Batam, yang diwakili Ketua TDA Batam Endratmo Irfantony menandatangani MoU antara KADIN KEPRI dan TDA Batam. Acara penandatangan dilakukan di sela-sela gelaran Dialog Budaya “Ekonomi Berbasis Budaya” yang menghadirkan Sultan-Sultan Nusantara, yaitu Sultan Demak, Sultan Kutai, Sultan Jambi, dan Sultan Palembang. Penandatanganan MoU ini merupakan sebuah awalan yang sangat strategis untuk lebih meningkatkan kinerja TDA Batam dalam mengakselerasi kemampuan bisnis dari anggotanya yang sebagian besar adalah pengusaha UMKM. WAHYUDI (Kontributor TDA Batam)

TDA magz 02 Juni 2014

53


TDA WILAYAH

TDA Bekasi

Jawara Kaderisasi Terbaik Sejak 2010, TDA Bekasi sering mendapatkan award dari TDA Pusat. Tahun ini mendapatkan award untuk kategori Kaderisasi Terbaik.

54

TDA magz 02 Juni 2014


Pada Pesta Wirausaha Mei 2014 lalu, seluruh ketua wilayah TDA, yang jumlahnya sekitar 50-an orang, diminta naik ke panggung. MC mengatakan akan ada pembagian award bagi wilayah yang berprestasi. Kami menjejali panggung yang lebarnya 20 meter. Panggung jadi penuh, untung nggak ambruk. Mulailah satu per satu wilayah yang memenuhi kriteria mendapatkan award dari TDA Pusat, berikut daftarnya: 1. Kategori Kas Terbaik - TDA Bandung 2. Kategori Kegiatan Terbaik - TDA Depok 3. Kategori Penambahan member Terbanyak - TDA Samarinda 4. Kategori Exposure Media Pesta Wirausaha Wilayah - TDA Mataram 5. Kategori Kaderisasi Kerbaik - TDA Bekasi Surprise juga saya menerima award kali ini. Sebab, ini adalah yang kesekian kalinya TDA Bekasi menerima award dari TDA Pusat. Empat tahun lalu, pada 2010, TDA Bekasi mendapatkan award untuk Jumlah Peserta Terbanyak. Setahun kemudian, award untuk Wilayah Terbaik. Pada 2012, mendapatkan award sebagai Komunitas Terinspiratif. Setahun kemudian, lagi-lagi TDA Bekasi menerima award untuk Wilayah Terbaik. Dan, pada 2014, TDA Bekasi mendapatkan award untuk Kaderisasi Terbaik. Banyak yang bertanya, bagaimana TDA Bekasi bisa menjadi wilayah terbaik, kompak, dan tetap mengkader. Saya bingung juga menjawabnya. Karena memang tidak perlu dijawab, harus dirasakan sendiri biar tahu bagaimana rasanya menjadi member TDA Bekasi. Di setiap kesempatan, saya selalu mengatakan bahwa TDA, khususnya TDA Bekasi, artinya adalah KEBERSAMAAN dan KEKELUARGAAN. Jika sudah menjadi keluarga maka kalau ada yang “sakit” maka itu adalah sakitnya semua keluarga. Sebaliknya jika ada yang “senang” maka seluruh keluarga harus ikut menikmati “kesenangannya”.

Contoh sewaktu ada banjir besar di Bekasi, hampir semua member turut serta membantu sesuai kemampuan masingmasing. Uang, mobil, tenaga, dan pikiran dikerahkan untuk memberi bantuan kepada korban banjir. Walaupun rumah temanteman member juga ada yang kebanjiran. Kami melakukan saweran jika ada emergency tentang keluarga sakit, yayasan binaan yang kekurangan beras, dan lain-lain adalah salah satu cara mewujudkan rasa kebersamaan. Selain itu, di TDA Bekasi ada tiga jadwal rutin di kalender kegiatan, yaitu dua kali seminar/workshop dan satu kali FIG Qalbu (pengajian), selain kegiatan wisata minimal dua kali dalam satu tahun. Di luar itu, ada juga Kopdar yang selalu diadakan tiap Selasa di sebuah pusat perbelanjaan di Bekasi. Atau bisa juga hari-hari lain sesuai kesepakatan member. Award kategori Kaderisasi Terbaik adalah bentuk penghargaan semua member TDA Bekasi, baik yang sudah teregister maupun belum. Award ini bukan karena keberhasilan pengurus. Tetapi karena kekompakan kita semua. Karena kita adalah keluarga besar TDA Bekasi yang selalu mengedepankan pikiran dan langkah yang positif demi kemajuan diri sendiri dan masyarakat luas.

Rawi Wahyudiono Ketua Divisi Networking TDA wilayah Bekasi http://rawiwahyudiono.com

TDA magz 02 Juni 2014

55


MARKETING

Sales

Meningkatkan Penjualan dengan Jurus SPIN Selling Jika Anda bukan termasuk orang yang banyak bicara, tapi harus menjual produk, ada pendekatan praktis. Metode itu disebut SPIN selling.

56

TDA magz 02 Juni 2014


dalam bertanya pada pelanggan, meliputi: Situation. Pertanyaan mengenai situasi bertujuan untuk mengklarifikasi apakah lawan bicara adalah target market. Pertanyaan yang diajukan misalnya tentang tempat tinggal, jumlah anak, hobby, pekerjaan, pengambil keputusan, dll. Bisa jadi 80% keberhasilan penjualan dimulai dari hasil investigasi ini. Problem. Pertanyaan mengenai masalah yang dihadapi baru diajukan setelah kita yakin bahwa lawan bicara merupakan target market. Kita bisa mengajukan pertanyaan untuk menggali masalah yang dihadapi. Semakin banyak masalah semakin besar peluang untuk menggali informasi lebih lanjut. Jarang sekali ditemui ketika seseorang lulus dari sekolah atau perguruan tinggi ketika ditanya cita-citanya menjadi apa, secara spontan menjawab “Menjadi seorang salesman”. Profesi seorang sales seolah di-blacklist. Sebab, kenyataannya di lapangan banyak salesman yang menjual produk dengan sistem door to door. Sehingga seolah menjadi paradigma bahwa jika menjadi sales maka harus melalukan hal itu. Sekarang, banyak juga pengusaha pemula yang memilih berjualan secara online demi menghindari cara berjualan “tradisional”, alias door to door yang dianggap memalukan itu. Saat merekrut sales pun seolah ada persepsi bahwa salesman yang berbakat adalah mereka yang banyak bicara. Sehingga calon pelanggan bisa “diperdaya” dengan mudah. Padahal, tidak semua anggapan itu benar. Jika Anda bukan termasuk orang yang banyak bicara, tapi harus menjual produk, ada pendekatan praktis. Metode itu disebut SPIN selling. SPIN sendiri kepanjangan dari Situation, Problem, Implication, dan Need Payoff. Pendekatan SPIN akan memudahkan

Implication. Pertanyaan mengenai akibat dari masalah yang timbul. Misalnya, ajukan pertanyaan yang lebih tajam, misalnya apa jadinya ketika masalah itu tidak segera diatasi. Ingat hukum orang yang membeli ketika ada masalah akan jauh lebih besar daripada uang yang harus dibayar. Analoginya ketika pasien sakit jarang ada yang menawar harga obat, karena mereka ingin cepat sembuh.

Seorang salesman harus mengerti cara bertanya yang baik. Bukan menjadi monster yang terus gigih menawarkan Need Payoff. Pertanyaan kebutuhan produk dan tahan sebagai sebuah solusi. Yang terakhir adalah penolakan. kebutuhan terhadap tidak

masalah tersebut, sehingga akibat yang ditakutkan tidak terjadi. Dengan cara sepereti ini, seorang sales lebih banyak bertanya kepada calon pembeli atau pelanggan, bukan lebih banyak bicara yang belum tentu dibutuhkan. Jadi pada akhirnya seorang sales bertugas sebagai mitra pelanggan yang bermanfaat memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi, bukan menjadi monster yang terus gigih menawarkan produk dan tahan terhadap banyak penolakan. Jika banyak orang mengerti profesi yang mulia ini, bisa jadi profesi menjadi seorang salesman menjadi pilihan utama.

TDA magz 02 Juni 2014

57


MARKETING

Ide Bisnis

Teguh Wibawanto www.hydro.co.id

How to Sell Your Idea? Akhir-akhir ini kampanye calon presiden Republik Indonesia meramaikan ranah publik, terutama di media sosial. Masing-masing pihak melontarkan bukti bahwa kandidat jagoannya

58

TDA magz 02 Juni 2014

yang terbaik. Fenomena ini merupakan proses menjual ide kepada masyarakat agar memilih calon presiden pada pemilu mendatang. Di dalam perusahaan pun seorang manager harus


bisa menjual ide, baik kepada atasan maupun kepada tim yang mereka pimpin. Ide yang dimaksud bisa merupakan kebijakan perusahaan, atau sesuatu yang merupakan pengganti dari kebiasaan sebelumnya. Karena kebijakan semulia apapun tidak akan diterima dengan baik apabila cara menyampaikan idenya kurang tepat. Keterampilan menjual ide harus lebih baik dari proses menjual produk yang dilakukan salesman. Sebab, seorang salesman menjual produk yang barangnya bisa dilihat, didengar, dan dirasakan langsung manfaatnya, sementara ide merupakan sesuatu yang dapat dinikmati setelah terjadi. Jadi, menjual ide tantangannya lebih sulit dari menjual produk secara umum. Proses menjual ide bisa dilakukan dengan langkah berikut ini: 1. Mengubah keyakinan lama menjadi ragu-ragu. Informasi yang diterima pertama kali oleh seseorang, sebelum

ada pembanding, akan menjadi standar kebenaran pada diri orang tersebut. Untuk mengubahnya harus memberikan informasi pendukung dan kesaksian untuk membuat keraguan pada keyakinan lama menjadi lemah. 2. Mengubah ragu-ragu menjadi tidak ragu-ragu terhadap pilihan baru. Setelah keyakinan lama goyah, baru ditawarkan alternatif ide baru. 3. Mengubah ragu-ragu menjadi yakin atas pilihan baru. Berikan bukti dan testimoni dari oang yang bisa dipercaya agar pilihan ide baru diterima dengan lebih yakin. Selain ke tiga proses di atas, seseorang bisa diterima dalam menyampaikan ide jika ia disukai dan disegani oleh penerima ide tersebut. Ini bisa dilihat dari prestasi dan reputasi. Meski kita punya ide lebih baik, tapi tidak mampu “menjual� ide kepada orang yang tepat, maka perubahan hanya mimpi belaka.

TDA magz 02 Juni 2014

59


ONLINE

Content Marketing

3C

untuk Menulis Content Marketing

60

TDA magz 02 Juni 2014


ontent Marketing merupakan sebuah kebutuhan dalam proses dan upaya pemasaran suatu bisnis. Content Marketing banyak jenisnya, mulai dari berbagai tulisan yang kita posting di website, blog perusahaan, ataupun email marketing yang kita kirimkan kepada para pelanggan kita. Namun dalam membuat sebuah Content Marketing tentu ada hal yang harus kita perhatikan agar tujuan penulisan bisa dicapai, yakni dibaca dan dinikmati pelanggan. Berikut tips 3C yang harus diperhatikan saat menulis Content Marketing.

1. Compelling

Sebuah Content Marketing haruslah menarik. Ini memang menjadi kebutuhan dan keharusan seorang marketeers membuat Content Marketing yang menarik. Tujuan tidak lain adalah untuk menarik minat audiens untuk membaca atau melihat konten yang kita buat. Sekalipun didalam konten tersebut kita selipkan bahasa penjualan, namun bagaimana kita bisa mengemasnya dengan lebih menarik dan tentu saja menjual. Ini akan menjadi nilai lebih bagi setiap konten marketing yang kita buat dan kita publish. Selain dari penggunaan kata-kata, menariknya Content Marketing terkadang bisa kita beri sebuah gambar, atau menggunakan warna yang menarik. Dan saat ini yang sedang menjadi tren adalah Content Marketing dalam bentuk video atau viral. Ini lebih memudahkan kita dalam menjelaskan produk dan menjualnya kepada audiens yang melihatnya.

sedang dibutuhkan atau menjadi tren di kalangan masyarakat saat ini. Ini nantinya akan kita jadikan bahan untuk kita gunakan dalam Content Marketing yang kita publish. Saat Content Marketing yang kita buat bisa menyesuaikan dengan pasar, tentu saja akan ada banyak yang mencari dan mengetahui apa yang kita tawarkan kepada mereka.

Saat ini yang sedang tren adalah content marketing dalam 3. Consistency Setiap Content Marketing yang di-publish bentuk video haruslah ke media atau pasar dipublikasikan (viral). tujuan, secara konsisten, baik secara ataupun bagaimana cara

2. Customize

Selain menarik, Content Marketing yang kita buat haruslah mampu menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh pasar. Untuk bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pasar, kita bisa saja melakukan sebuah penelitian atau riset terhadap apa yang

kita menyuarakan merek bisnis kita dalam konten tersebut. Semua informasi yang tersampaikan ke publik harus benarbenar dirasa seperti berasal dari tempat yang sama. Content Marketing yang terlihat tidak konsisten akan mudah kehilangan pelanggan mereka dengan cepat. Jadi penting bagi setiap marketeers untuk konsisten dalam membuat konten marketing bagi bisnis mereka.

TDA magz 02 Juni 2014

61


ONLINE

Promosi

Saatnya Masuk

ke Era Conversation

Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung mendengarkan orang lain. Dengarkan pelanggan Anda. Jangan hanya menelepon mereka saat akan menjual produk saja. 62

TDA magz 02 Juni 2014


Jika bicara tentang promosi mungkin masyarakat saat ini lebih mengenalnya dengan sebutan branding. Sama dengan branding, promosi merupakan suatu aktivitas, dimana setiap pelaku atau pemilik bisnis memperkenalkan bisnis mereka kepada masyarakat luas. Dengan tujuan yang jelas, yaitu mencapai suatu keuntungan dalam kegiatan berjualan mereka. Promosi memang sudah menjadi kegiatan wajib bagi setiap pelaku bisnis untuk bisa membawa bisnis atau produk mereka dikenal dan diingat oleh masyarakat. Ada banyak cara promosi yang sudah akrab di telinga masyarakat, seperti promosi melalui surat kabar atau iklan baris, promosi melalui iklan di media televisi, promosi di media internet, hingga promosi yang sebenarnya sudah lama dilakukan dan masih memiliki peranan penting bagi sebuah bisnis, yaitu promosi dengan cara conversation (pembicaraan). Apa itu promosi dengan cara conversation? Sebenarnya ini bukanlah hal baru di dunia bisnis. Tapi, saat ini masyarakat tengah merasakan euforia media sosial dan teknologi terbaru. Sehingga terkadang terlupa untuk melakukan conversation, komunikasi dua arah yang tidak langsung menjual produk atau jasa kepada calon konsumen. Sebab, pada dasarnya hakikat manusia adalah makhluk sosial. Mereka akan cenderung bergantung dan mendengarkan orang lain saat ingin melakukan suatu hal. Misalnya, ketika ingin membeli produk baru yang baru dikenal, ia tak

selalu akan langsung menggunakannya. Melainkan terlebih dahulu bertanya kepada teman, saudara, atau orang lain yang ia kenal. Nah, di sinilah, bentuk promosi “conversation� yang tanpa kita sadari akan membangun sebuah nilai di masyarakat. Oleh sebab itu, kita harus terlebih dahulu membangun sebuah nilai dibalik sebuah produk terbaik yang dihasilkan. Mulai brand nama bisnis yang menjanjikan atau bahkan hingga hal kecil seperti packaging. Pemilihan warna untuk logo dan kemasan juga akan mempengaruhi orang lain. Itu sebabnya, kita harus membangun value produk. Lalu, bagaimana masyarakat tahu produk kita memilki value? Nah, ini RP bagi kita. Kita harus berpikir untuk mempromosikan value produk. Entah itu melalui promosi di media, melalui ucapan, dan sebagainya. Dan saat kita mengenalkan value produk untuk pertama kalinya, usahakan untuk membuat pelanggan kita terkesan, hingga menimbulkan rasa ingin lagi dan kembali lagi. Setelah itu melalui mereka kita bisa mendapatkan pelanggan lainnya. Melalui cerita mereka, melalui pengalamanyang mereka share dan lain sebagainya. Ajak pelanggan rekan untuk lebih banyak merasakan kedekatan dengan bisnis rekan. Beri mereka waktu untuk saling berbagi dengan calon pelanggan rekan lainnya. Jangan memaksakan mereka untuk mempromosikan bisnis rekan dengan cara instan. Jalin kedekatan melalui sebuah percakapan baik langsung, email, atau bahkan lewat telepon.

Jalin kedekatan melalui sebuah percakapan baik langsung, email, atau bahkan lewat telepon kepada pelanggan.

TDA magz 02 Juni 2014

63


Tetap SEMANGAT

Filosofi Masker Udara

64

TDA magz 02 Juni 2014


�Apabila tekanan udara di dalam kabin berkurang secara tiba-tiba, masker oksigen akan keluar secara otomatis dari tempatnya sehingga terjangkau. Tetaplah duduk dan kenakan sabuk pengaman. Tarik masker ke arah Anda untuk mengalirkan oksigen. Pasang masker menutupi mulut dan hidung, kalungkan talinya di kepala, dan bernafaslah seperti biasa. Bagi Anda yang bepergian bersama orang tua dan atau anak-anak, pakailah masker Anda terlebih dahulu sebelum Anda menolong yang lainnya.� Kalau sering bepergian dengan pesawat terbang, pasti familiar dengan pesan ini. Semula, ada pertanyaan dalam hati, mengapa ada kalimat, “Pakai masker Anda terlebih dahulu sebelum menolong yang lainnya�? Semula saya pikir anjuran

secara drastis. Jika itu terjadi, dalam waktu singkat, seseorang bisa mengalami kesulitan bernafas. Akibatnya, ia tak mampu melakukan aktivitas normal. Bayangkan bila seseorang mendahulukan mereka yang kondisinya lemah, misalnya anak-anak atau orang tua, dikhawatirkan niat baik itu justru membuatnya pingsan kehabisan oksigen. Sementara orang yang ditolong tak mampu menyelamatkannya. Orang lain selamat, tapi diri sendiri terancam. Itu sebabnya, ia harus menolong dirinya sendiri terlebih dahulu agar mampu menolong orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, filosofi masker udara seringkali menjadi panduan saya bertindak. Aktivitas mengentaskan para pengangguran dari kemiskinan sistemik, mengharuskan saya dan juga aktivis lain di Institut Kemandirian, untuk memiliki kekuatan ekonomi mandiri. Jangan sampai ada konflik kepentingan. Sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk mengentaskan orang lain, justru dipakai untuk kepentingan sendiri. Banyak jalan menuju Roma, begitu kata pepatah. Tentu saja tidak bisa dibantah. Banyak cara juga untuk menolong orang miskin. Dari sekian banyak cara, langkah awal yang paling efektif untuk kita lakukan adalah tidak menjadi orang miskin. Dengan tidak menjadi orang miskin, setidaknya kita sudah mengurangi jumlah orang miskin. Implikasinya, sejumlah bantuan bisa diberikan pada mereka, minus jatah kita.

Orang lain selamat, tapi diri sendiri terancam. Itu sebabnya, ia harus menolong dirinya sendiri terlebih dahulu agar mampu menolong orang lain itu mengajari penumpang untuk egois. Menyelamatkan diri sendiri dulu! Seorang kawan yang bekerja sebagai mekanik pesawat menjawab pertanyaan saya. Intinya, dalam kondisi darurat, kemungkinan terburuk adalah berkurangnya kadar oksigen dalam kabin

Zainal Abidin Direktur Pengawasan dan Kepatuhan TDA Headmaster sekolahmonyet.com

TDA magz 02 Juni 2014

65


Tetap SEMANGAT

T aman Kehidupan Kalau kita mengisinya dengan bunga, maka yang hadir adalah para sahabat yang saling mendukung dan menularkan bau harum.

Akibat terlalu lama tidak diurus, tempat itu dianggap tidak bertuan. Banyak orang menganggapnya sebagai lokasi pembuangan sampah. Awalnya dalam jumlah sedikit. Tapi karena tidak ada orang yang menjaga dan menegur kekeliruan itu, lama-lama hal itu dianggap lumrah. Bukan hanya sampah, banyak orang juga memanfaatkan lokasi itu sebagai tempat buang hajat darurat. Bisa ditebak akibatnya. Tidak ada keindahan di sana. Timbunan kotoran tampak di banyak titik. Lokasi itu menebarkan bau yang tidak enak. Yang hadir di sana adalah lalat dan nyamuk, yang dikenal sebagai hewan penyebar kuman penyakit. Tidak ada anak-anak bermain 66

TDA magz 02 Juni 2014

dengan riang. Tidak ada orang yang suka berlama-lama menikmati suasana. Kalau boleh beranalogi, taman kehidupan setiap manusia itu awalnya seperti tanah kosong. Kalau kita mengisinya dengan sampah, maka yang hadir adalah segerombolan musuh yang kerjanya membuat kehancuran dan menebar bau busuk. Kalau kita mengisinya dengan bunga, maka yang hadir adalah para sahabat yang saling mendukung dan menularkan bau harum. Zainal Abidin Direktur Pengawasan dan Kepatuhan TDA Headmaster sekolahmonyet.com


TDA magz 02 Juni 2014

67

! n a t u j e K h u n e P a i n Piala Du

Menangkan Voucher Belanja dan Bingkisan Menarik

Kirimkan jawaban Anda melalui e-mail tdamagz@gmail.com dengan subject: PD 2014 atau SMS 0818 0872 2737 (tarif normal), sebelum Sabtu, 12 Juli 2014 pukul 24.00. Sertakan nama dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

Tim negara mana yang akan menjadi Pemenang Piala Dunia 2014?

KUIS TEBAK PEMENANG


Bicara FINANSIAL

Pajak

PPh 1% untuk UKM Adanya PP Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak, maka per 1 Juli 2013 pemerintah secara efektif menerapkan Pajak Penghasilan (Pph) 1% dari peredaran usaha yang bersifat FINAL. Artinya tidak ada lagi penghitungan pajak atas keuntungan usaha. Sehingga pengenaan PPh ini tidak membedakan apakah usaha mengalami keuntungan atau justru mengalami kerugian. Mau bisnis untung atau rugi, PPh-nya tetap 1%. Tak ayal beberapa kalangan menilai pengenaan PPh ini menciderai prinsip-prinsip keadilan. Pemerintah juga langsung menerbitkan peraturan pelaksanaannya antara lain : - Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK107/PMK.011/2013 - Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2013 - Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-42/PJ/2013 Mereka yang menjadi sasaran dari beleid baru ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan Hukum (tidak termasuk bentuk usaha tetap) yang peredaran usahanya tidak lebih dari Rp4,8 miliar dalam satu tahun pajak, termasuk dari usaha cabang. Tapi, tak semua subjek pajak terkena ketentuan ini, di antaranya wajib pajak orang pribadi yang kegiatan usaha perdagangan dan atau jasa yang dalam usahanya menggunakan sarana/prasarana yang dapat dibongkar

68

TDA magz 02 Juni 2014

pasang, baik yang menetap maupun yang tidak menetap, serta menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan. Kemudian wajib pajak yang belum beroperasi secara komersial atau dalam jangka waktu satu tahun sejak beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi Rp4,8 miliar. Tidak semua penghasilan menjadi objek dari peraturan PPh 1% ini. Mereka yang tidak terkena antara lain: 1. Jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, seperti pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, artis, olahragawan, dan profesi lain yang ditentukan secara rinci dalam peraturan tersebut. 2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri. 3. Usaha yang atas penghasilannya telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final tersendiri, misalnya sewa tanah/ bangunan, jasa konstruksi, dll. 4. Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak, seperti warisan, hibah, sumbangan, dll. Lalu, bagaimana membayar PPh 1% itu? Anda cukup menyetorkan ke Kas Negara melalui Kator Pos atau Bank Persepsi dengan mengisi SSP dengan Kode Akun Pajak 411128 dan Kode Jenis Setoran 420 paling lama tanggal 15 bulan berikutnya, setelah Masa Pajak berakhir.


TDA magz 02 Juni 2014

69


Bicara LEGAL

Perizinan

IZIN USAHA UNTUK SITUS IKLAN ONLINE

Bimo Prasetio Konsultan hukum bisnis dan investasi. public relations @Bprasetio Founder www. legal4ukm.com | @ Legal4ukm

70

TDA magz 02 Juni 2014

Ada sebuah pertanyaan dari klien, ia tengah merancang situs web untuk memasang iklan online. Semula, bisnis akan dikelola sendiri. Tapi, karena permintaan membludak, ia mempekerjakan orang lain. Untuk tahap awal, untuk membuat situs online biayanya tak sampai Rp1 juta setahun. Klien sebenarnya berprofesi sebagai PNS dan memiliki NPWP. Tapi, untuk kekayaan, ia mengatasnamakan saudaranya yang nilainya tak sampai Rp50 juta. Sebab, rumah masih milik orang tua dan kendaraan pun milik saudaranya. Pertanyaannya, izin usaha apa yang ia harus miliki? Pertanyaan yang sederhana. Karena saya yakin Anda semua juga memiliki pertanyaan serupa, perizinan yang berkaitan dengan bisnis online. Pada dasarnya, pengaturan izin usaha bisnis online, khususnya website iklan online sesuai pertanyaan klien, belum diatur secara khusus. Namun, hal itu tidak mengurangi perlunya legalisasi bisnis online. Perdagangan melalui website dikenal sebagai perdagangan melalui Sistem Elektronik. Ini sudah diatur dalam UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), serta PP No.


Perdagangan melalui website sudah diatur dalam UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik/ Peraturan tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik mengatur mengenai sertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan terhadap setiap Pelaku Usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik. Adapun yang dimaksud dengan Pelaku Usaha menurut PP tersebut adalah “setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, melalui perjanjian penyelenggaraan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.� Bila website yang dikelola menampilkan iklan produk atau jasa, maka ia harus memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan No. 36 tahun 2007 tentang Penerbitan Izin Usaha Perdagangan. Dari situ, maka jelas, bahwa bisnis yang mengiklankan produk di sebuah website pun wajib memiliki izin usaha. Namun, kewajiban itu ada perkecualian, yakni bagi perusahaan kecil yang dikelola secara perseorangan. Seperti yang tercantum pada Pasal 4 ayat (1) poin b, yakni perusahaan kecil perseorangan yang tidak berbadan hukum atau persekutuan, yang diurus, dijalankan atau dikelola sendiri oleh pemiliknya atau anggota keluarga/ kerabat terdekat. Dari sisi perpajakan, karena website berupa bisnis perseorangan (belum berbadan hukum), maka dapat menggunakan NPWP atas nama pemilik.

TDA magz 02 Juni 2014

71


Bicara LEGAL

Paten

Dua Bisnis BEREBUT Satu Merek pakah merek perlu dipatenkan? Dunia bisnis sangat berkembang. Kompetisinya pun makin sengit. Perusahaan melakukan segala cara untuk survive dan menjadi pemenang. Tapi, sayangnya, mereka sering melupakan satu hal penting: melindungi merek. Aset termahal yang ia punya. Merek perlu didaftarkan ke Ditjen HAKI. Satu hal yang yang perlu diperhatikan adalah pendaftaran merek menganut sistem first to file. Siapa yang terlebih dulu mendaftar, ia yang akan diakui. Jadi, jangan salahkan bila ada ‘penjiplak’ yang justru mendaftarkan merek yang sudah Anda bangun mati-matian, lalu kemudian justru berhak menggunakan merek tersebut. Sementara Anda tak boleh menggunakannya lagi. Berikut beberapa contoh kasus sengketa bisnis yang berkaitan dengan merek, diambil dari Detik.com.

menjual produk keluaran Apple, pernah diperebutkan di pengadilan. Pemilik sah iStore Indonesia, Juliana Tjandra mendapati nama tokonya dipakai di ITC Ambasador, Kuningan, Jakarta Selatan yang belakangan diketahui dimiliki oleh PT BIG Global Indonesia. Juliana pun kaget dan menggugat ‘iStore’ ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus). Gugatannya dikabulkan dan menyatakan Juliana sebagai pemilik sah merek iStore.

Pendaftaran merek menganut sistem first to file. Siapa yang terlebih dulu mendaftar, ia yang akan diakui.

iStore Indonesia vs iStore Ambasador Merek toko iStore, yang hanya 72

TDA magz 02 Juni 2014

RM Sederhana vs RM Sederhana Bintaro Penggemar masakan padang juga sempat diramaikan dengan perebutan merek restoran padang ternama, RM Sederhana. Pemilik RM Sederhana gerah dengan munculnya RM Sederhana Bintaro. Kata ‘Bintaro” dinilai mendompleng ketenaran RM Sederhana. Kasus ini dimenangkan oleh RM Sederhana, tetapi saat akan melakukan eksekusi, RM Sederhana Bintaro melakukan perlawanan. Kasus ini masih menggantung.


Direktori BISNIS

PENAWARAN JASA DESAINER Betapapun kekuatan dunia digital saat ini, benda konvensional seperti kartu nama tetap dibutuhkan. Sebab, kartu nama adalah media penyampai informasi. Sebagai branding tools, desain kartu nama harus diperhatikan. Anda butuh desainer profesional untuk kartu nama, logo, company profile, packaging, brosur? Segera hubungi kami. Nama : Hendro Tri Rachmadi Telp : 021-819 4214, 021-27 3333 65 (office hour) Alamat : Graha 98. Jl. Nanas Raya No. 98, Utan Kayu Selatan, Jakarta Timur Mobile : 087 87 400 8570, 0813 8650 8696 (24 hours) Whatsapp : 0 8888 420 281 (24 hours) E-mail : marketing@SimpleStudioOnline. com, SimpleStudioOnline@gmail.com Website : www.SimpleStudioOnline.com

JASA HOSTING Ayo kembangkan bisnis sembari mengembangkan komunitas TDA Tercinta ini! Dengan menggunakan kode kupon berikut dalam setiap transaksi, maka Anda telah ikut berpartisipasi dalam pengembangan Komunitas TDA. *TDA-**JAGOANHOSTING *| Beli Domain di JagoanHosting.com. Nilai Partisipasi Rp10.000 *TDA-BEON* | Beli Unlimited Hosting di Beon. co.id. Nilai Partisipasi Rp100.000 *TDA-**JAGOANWEB *| Beli Website Profile di JagoanWeb.com. Nilai Partisipasi Rp200.000 *TDA-**JAGOANSTORE *| Beli Toko Online di JagoanStore.com. Nilai Partisipasi Rp200.000

PERMINTAAN

BAJU BAYI DAN ANAK CARTER’S Kami sedang mencari baju bayi dan anak merk Carter’s original made in Indonesia. Terutama untuk jenis baju setelan (clothing set). Kami ingin membeli grosir. Jika ada rekan yang mempunyai info atau memiliki produk2 yang kami cari tersebut, mohon dapat menghubungi kami. Nama : Aulia Ardiansyah E-mail : bendit85@yahoo.co.uk

Penanggung Jawab : Aditya Hayu Wicaksono Contact Person : Deta - 0857 3188 7731

TDA magz 02 Juni 2014

73


Bicara HR

Pengelolaan SDM

Upaya Rekrutmen dan Pelatihan Pegawai Perkembangan di dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) biasanya berlangsung secara evolusi, bukan revolusi! Oleh karena itu, para praktisi bisnis, manajemen, dan bahkan owner perusahaan, seringkali mendapatkan problem pokok persoalan SDM setelah menjadi krisis. Padahal masalah bisa diperkecil, bahkan dihindari, jika eksekutif SDM mau mengamati jenjang evolusi pokok persoalan yang berhubungan dengan pekerjaan di masa sekarang. 74

TDA magz 02 Juni 2014

Pokok persoalan itu ibarat jigsaw. Harus disusun kembali untuk mendapatkan gambaran jelas dan benar. Dengan mengetahui dan memahami perubahan yang terjadi saat ini, lalu membuat antisipasi untuk beberapa tahun mendatang, maka penyusunan program kerja akan lebih mudah. Di masa datang, penggunaan SDM yang efektif sangat diperlukan. Tidak bisa tidak. Tiap perusahaan harus memiliki pegawai yang memiliki kredibilitas dan kompetensi


kerja. Oleh karena itu, perusahaan harus mengupayakan rekrutmen dan pelatihan SDM secara berkesinambungan dan konsisten. Beberapa hal yang harus diperhatikan perusahaan, antara lain: Tingkatkan Upaya Rekrutmen. Jika Anda merupakan entrepreneur, Anda pasti pernah merasakan tidak mudah dalam mencari calon pegawai. Saya mengalami sendiri. Beberapa kali memasang Iklan Lowongan Kerja, tapi hanya menerima beberapa surat lamaran kerja. Suatu saat nanti, mungkin entrepreneur harus berkampanye untuk mendapatkan calon pegawai. Pilihlah dengan Cermat. Kebutuhan tenaga makin luas. Belum lagi persyaratan kerja juga berubah. Hal ini membuat proses penyaringan dan seleksi harus dilakukan secara hati-hati untuk mengurangi biaya yang berhubungan dengan pelatihan dan keluarnya (resign). Pegawai yang direkrut harus memiliki kapasitas belajar tinggi, mampu beradaptasi dengan perubahan, dan dapat menoleransi ketidakjelasan. Berikan Pelatihan. Adanya perubahan yang berkaitan dengan teknologi, demografi, komposisi tenaga kerja, hukum dan peraturan, nilai sosial dan kultur, serta perekonomian, tentu membuat perusahaan harus mendapatkan pegawai yang mampu beradaptasi dengan perubahan. Selain itu, pegawai harus mampu mempelajari keterampilan baru. Di sini pentingnya pelatihan pegawai. Tingkatkan Investasi Pendidikan. Di era kemajuan teknologi dan keadaan ekonomi yang lebih bergejolak dewasa ini, sangat

penting untuk memberikan berbagai program pendidikan kepada para pegawai perusahaan Anda. Program-program pendidikan berkelanjutan diperlukan untuk memperbaharui ketrampilan para pegawai perusahaan. Disamping itu, perusahaan juga harus memperhatikan pemberian program pengembangan manajemen yang sesuai untuk para pegawai masa depan. Laksanakan Akuntansi SDM. Kebutuhan akan penghitungan investasi yang dilakukan perusahaan untuk merekrut, menyeleksi, dan melatih pegawai akan terus meningkat. Dengan sistemsistem menghitung sumber daya manusia, perusahaan akan lebih mampu memutuskan apakah pelatihan atau rekrutmen lebih efektif dalam biaya. Berhati-hatilah dengan Hukum. Untuk menghindari tuntutan hukum, perusahaan harus memahami bahwa segala janji yang diberikan kepada pegawai harus dipenuhi. Perhatikan seluruh dokumen yang dikeluarkan, seperti kontrak kerja, SK pengangkatan, maupun buku pegangan pegawai, termasuk iklan lowongan pekerjaan agar tidak memuat janji yang tidak mampu dipenuhi perusahaan.

Adanya perubahan yang berkaitan dengan teknologi, tenaga kerja, peraturan, perekonomian, dan sebagainya membuat perusahaan harus mendapatkan pegawai yang mampu beradaptasi.

Wuryanano Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College Entrepreneur & Bestselling Author www.wuryanano.com

TDA magz 02 Juni 2014

75


AGENDA

Update per 10 Juni 2014

Program Ramadhan TDA Depok A. Gerakan Wakaf Al Quran TDA Depok Nilai paket Waqaf Al Quran sebesar Rp80.000, terdiri dari wakaf Quran Rp75.000 + Rp5.000 sebagai shadaqah operasional. Untuk Wakaf sejumlah 100 paket, kami akan menempatkan logo/brand usaha Pewakaf. Daftar Pewakaf: 1. Herri Setiawan 20 x @Rp80.000 = Rp1.600.000 2. Rani Nugroho 25 x @Rp80.000 = Rp2.000.000 3. Preti Prasanthi 3 x @Rp80.000 = Rp240.000 4. Dalilah 2 x @Rp80.000 = Rp160.000 5. Rochim 3 x @Rp80.000 = Rp240.000 6. Heryan 2 x @Rp80.000 = Rp160.000 7. Chandra Y.P 3 x @Rp80.000 = Rp240.000 8. M. Safaril 5 x @Rp80.000 = Rp400.000 9. Iwan Semerbak Coffe 10 x @Rp80.000 = Rp800.000 10. Dafi Ayam Babe 5 x @Rp80.000 = Rp400.000

11. Novalia Somawidjaya 5 x @Rp80.000 = Rp400.000 12. Sutomo ( solo ) 5 x @Rp80.000 = Rp400.000 13. Hartati ( solo ) 5 x @Rp80.000 = Rp400.000 14. Adji Wardojo 5 x @Rp80.000 = Rp400.000 15. Teddy Aprilianto 5 x @Rp80.000 = Rp400.000 16. Ubay SKK 5 x @Rp80.000 = Rp400.000 17. Hafiz 2 x @Rp80.000 = Rp160.000 18. Wenny Diah Rusanti 5 x @Rp80.000 = Rp400.000 19. Edi Yusuf 10 x @Rp80.000 = Rp800.000 20. Diaz Pradiananto 3 x @Rp80.000 = Rp240.000 21. Delly 10 x @Rp80.000 = Rp800.000 22. Hamba Allah 25 x @Rp80.000 = Rp2.000.000 23. Andy Rachmat 5 x @Rp80.000 = Rp400.000 24. Permata Surie 5 x @Rp80.000 = Rp400.000 25. Widianto M M 1 x @Rp80.000 = Rp80.000 26.Azwar Munajar 1 x @Rp80.000 = Rp80.000

Total paket wakaf terkumpul sebanyak 170 Al Quran senilai Rp13.600.000. Pengeluaran Paket Wakaf Al’Quran sebanyak 20 Paket senilai Rp1.600.000, disalurkan ke Pesantren Ar-Rahman Pimpinan H. Fathur. Total paket yang ada sebanyak : 150 Al’Quran, Senilai = Rp. 12.000.000,-

B. Program Wakaf Tunai TDA Center Depok Program ini dalam rangka menggalang dana Muwaqif, untuk program pengadaan TDA Center. Nominal untuk Wakaf Tunai TDA Center mulai Rp50.000 dan kelipatannya. Daftar Pewakaf: 1.Heryan Rp100.000 2.Aziz Fauzi Rp200.000 3.Wenny Diah Rp100.000 Catatan: Wakaf Al’Quran akan disalurkan sebelum Ramadhan 1435 H / 2014 M Kontribusi donasi dapat disalurkan melalui rekening TDA Depok BSM a/n TDA Depok , No. Rek 722 3344 229 BNI Syariah a/n TDA Depok, No. Rek 888 76 888 72 BCA a/n Ubaidilah, No. Rek 267 301 2922 MANDIRI a/n Anis Nur Azizah, No.Rek 157-000-999-5557 Pewakaf yang sudah mentransfer harap mengkonfirmasi ke nomor 0878 8006 8807 (Hotline TDA Depok), 0852 2473 6557 (Ade Rupadi), atau 0813 9813 3831 (Hafiz). Lengkapi data diri: nama, alamat, telepon, akun twitter, jenis paket (Wakaf Al Quran, Wakaf Tunai TDA Center, Sedekah Pesantren Wirausaha), jumlah paket, transfer ke rekening.

76

TDA magz 02 Juni 2014


RESENSI

How to Train Your Dragon 2

Petualangan Menyatukan Naga Liar

agian kedua nan mendebarkan dari epik trilogi How to Train Your Dragon akan membawa kita kembali ke dunia fantasi Hiccup (Jay Baruchel) dan Toothless (Randy Thom) lima tahun kemudian, setelah mereka berhasil menyatukan naga dan bangsa Viking di pulau Berk. Kini para tokoh sudah menjadi remaja. Para sahabat, seperti Astrid (America Ferrera), Snotlout (Jonah Hill), Ruffnut (Kristen Wiig), dan Tuffnut (T.J Miller) sedang gemar melakukan balapan naga. Mereka meliuk-liuk mengendarai naga di angkasa. Sungguh mengasyikkan. Di pulau Berk, menunggang naga merupakan olah raga yang sedang populer. Sementara itu, Hiccup dan

Toothless sendiri justru asyik dengan petualangan menjelajah langit dan menelusuri dunia baru yang belum pernah dijamah manusia. Dalam sebuah perjalanan, mereka bertemu penunggang naga misterius. Si penunggang naga lalu membawa mereka ke gua es yang dipenuhi naga-naga liar, sekaligus mengajarkan kehidupan naga. Di film ini, kedua sahabat ini akan menghadapi kelompok suku Viking lain yang ingin menghabisi suku mereka yang tinggal di pulau Berk. Keduanya menemukan diri berada di tengah pertempuran. Berusaha menyatukan seluruh naga demi perdamaian antara manusia dan naga.

Judul: How to Train Your Dragon 2 Jenis Film: Animasi Sutradara: Dean DeBlois Produser: Bonnie Arnold Pengisi Suara: Jay Baruchel, Randy Thom, America Ferrera, Jonah Hill, Kristen Wiig, T.J Miller, Christopher Mintz-plasse, Gerard Butler, Craig Ferguson Produksi: 20th Century Fox Durasi: 105 menit

TDA magz 02 Juni 2014

77


Kata KITA

Arti Nama Merekku...“Tiga tahun lalu, di Yogyakarta ada semacam “Dari namanya orang segera bisa tahu bahwa HajBag adalah tas untuk haji dan umroh. Tas buatan kami sengaja dibuat transparan agar pemakai tak perlu harus mengeluarkan barang-barang dari dalam tas saat pemeriksaan sebelum memasuki Masjid Nabawi.”

ontran-ontran (kerusuhan) yang menuntut adanya keistimewaan Yogya. Menurutku, Jogja itu Istimewa, maka jadilah brand Joggist. Jadinya agak mirip Joger. Tapi, tak apalah...” Saptuari Sugiharto owner Joggist. Yogyakarta. Produk kaos dengan tulisan menarik

Imam Amin Fadilah owner HajBag-Tazahra Shop. Bekasi. Produk tas untuk haji dan umroh

“Omorfa Matia itu berasal dari bahasa Yunani yang artinya mata yang indah. Kami menciptakan produk untuk penikmat karya seni. Orang menyukai dan memimpikan produk kami. Mata yang indah bisa diartikan sebagai bentuk mata yang indah atau pandangan yang menikmati keindahan.” Fia Nur Aisyah designer Omorfa Matia. Jakarta. Produk dari pelepah pisang

78

TDA magz 02 Juni 2014

“Supernova adalah ledakan maha dahsyat yang membentuk galaksi. Kami ingin Supernova House juga bisa membentuk tren baru. Booming. Orang berpikir rajut itu berat, gatal, dan panas untuk iklim tropis. Tapi, kami menawarkan baju muslim rajut yang halus dan adem.” Dea Ariyanti owner Supernova House. Bandung. Produk baju muslim rajut


TDA magz 02 Juni 2014

79


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.