theMASTERpiece #3

Page 1

Featuring

Cindy Claudia

Preview

CANON EOS 1D-C Buyer Guide

Best Budget DSLR Tutorial Photoshop

Membuat Kulit Jadi Halus Strobist

Portrait Latar Belakang Sunset

Parade Foto Fashion & Model


Redaksi....

Salam theMASTERpiece, Puji syukur kepada TUHAN Majalah theMASTERpiece kini bisa menerbitkan edisi #3 versi online. Edisi #3 memilih tema Fashion & Model, ini merupakan kesempatan bagi para fotografer, make-up artist dan Model untuk menjadikan salah satu ajang portfolio mereka. Untuk memenuhi kuota foto yang terkirim maka tim editor memberikan ruang halaman lebih banyak bahkan untuk kepuasaan dalam menikmati karya-karya yang indah ini, tim editor berusaha memberikan satu halaman penuh untuk foto yang memenuhi kriteria resolusi. Dengan hadirnya edisi #3 Majalah theMASTERpiece besar harapan kami agar para pencipta karya-karya hebat termotivasi untuk terus berkarya. Jangan pernah berhenti, karena kesuksesan tidak pernah menunggu anda. Raihlah sebelum diraih oleh orang lain. Tetap Berkarya......


Kontributor Cover

Fotografer: Egard Kristian Model: Cindy Claudia Wardrobe & Make-Up : Her self Lokasi: Marina Plasa, Manado

Digital Artist Jizreel Pandey

Fotografer

Egard Kristian, Bobby Worotikan, Arie Sudharisman, Hielda Ali Genda, Stieven Kalengkian, Lanny Mamanua, Masaru Tiraada, Edwin Ngangi, Stenly Mamengko, Lucky Runtuwene

Model

Cindy Claudia, Astryd, Veronica Lynha, Freyne, Ria, Vina, Devi, Kennova, Muliani D., Julia Yulia Fomina, Shirena Rotinsulu, Jolene Rotinsulu, Martin Wowiling,


Lebih dalam tentang kamera digital

Sensor Kamera Digital Bagian 2 (Akhir)

BAYER DEMOSAICING Bayer “demosaicing� adalah proses penerjemahan array Bayer dari warna primer menjadi gambar akhir yang berisi informasi penuh warna pada setiap pixel. Bagaimana jika kamera tidak dapat langsung mengukur semua warna? Salah satu cara untuk memahami ini adalah bukan memikirkan setiap array 2x2 merah, hijau dan biru sebagai warna tunggal rongga penuh. Hal ini akan bekerja dengan baik, namun kebanyakan kamera mengambil langkah-langkah tambahan untuk mengekstrak informasi gambar bahkan lebih dari ini array warna. Jika kamera memperlakukan semua warna dalam setiap array 2x2 mengarah di tempat yang sama, maka hanya akan dapat mencapai setengah resolusi baik dalam arah horisontal dan vertikal. Di sisi lain, jika kamera dihitung warna menggunakan array 2x2 menggunakan overlapping, maka bisa mencapai resolusi yang lebih tinggi daripada yang mungkin dengan satu set array 2x2. Kombinasi overlapping berikut array 2x2 dapat digunakan untuk mengekstrak informasi gambar. Perhatikan bagaimana kita tidak menghitung informasi gambar di paling tepi dari array, karena kita berasumsi gambar akan terus dalam setiap arah. Jika ini adalah benar-benar tepi array, maka perhitungan akan kurang akurat, karena ada pixel tidak lagi di semua sisi. Ini tidak masalah, karena informasi pada tepi dari suatu gambar yang sangat mudah dapat dipotong keluar untuk kamera dengan jutaan piksel. Algoritma demosaicing lain ada yang dapat mengekstrak resolusi sedikit lebih baik, menghasilkan gambar sediki noise, atau beradaptasi dengan gambar terbaik yang ada disekitarnya.


Preview

Canon EOS-1D C

Canon telah meluncurkan seri EOS-1D C terbaru, sehingga bertambahlah jajaran DSLR 1D series dari Canon. Salah satu yang menjadi perhatian kamera ini adalah ia merupakan DSLR Canon pertama yang mampu merekam video dalam resolusi 4K (4096x2160) 24p tanpa downscaling. Video perekam dilakukan dengan 4:2:2 colour sampling untuk semua rentang resolusi dan frame rate. Videonya direkam dengan teknik 8-bit motion JPEG compression dengan tangkapan frame-rate hingga 1080/60p dan tersedia output HMDI Disamping itu 4K sangat kompatibel dengan monitor jenis baru dan software editor seperti Adobe Primer CS6 dan Final Cut Pro X dalam proses pengeditan. Canon mengatakan 4K ini hanya rencana jangka pendek tapi ini merupakan upaya untuk menarik pasar industri film bioskop. Beberapa spesifikasi yang ditampilkan 1D C sendiri menyerupai 1DX, di mana ia memakai prosesor dual DIGIC 5+ dan ISO dari mulai 100-51.200.

Terdapat juga mode continous shooting ‘ultra fast’ yang mampu menghasilkan format JPG dalam 12 frame per detik. Sensor yang digunakan APS-H crop untuk 18MP full-frame sensor Secara keseluruhan 1D C, memiliki banyak kemiripan dengan sepupunya 1D X, akan tetapi Canon melakukan perbaikan pada beberapa sirkuit agar tahan panas menghindari terjadinya overheatting pada saat melakukan perekaman video secara terus menerus. Selain itu 1D C sudah dilengkapi socket headphone dan menghilangkan port Flash Sync. 1D C memang disiapkan untuk perekaman Video bukan untuk still-image photo. Namun demikian 1D C masih dapat mengambil gambar dengan resolusi 18 megapixel.

Sebagai bagian dari sistem EOS, C EOS-1D kompatibel dengan lebih dari 60 lensa EF, semua yang menawarkan resolusi tinggi untuk mendukung pengambilan gambar 4K. Seri lensa EF menawarkan kebebasan kreatif yang luar biasa, dengan pilihan focal length mulai dari 8mm ke 800mm. Lebih dari 70 juta lensa EF telah diproduksi sejak sistem EOS diluncurkan pada 1987 ukuran kualitas tak tertandingi dan popularitas. Sebagai bagian dari Cinema EOS System, Canon juga memperkenalkan berbagai 4K Cinema Lensa EF. (SK)



Digital Art

Life andby Jizchuckz Death


Fotografer: Bobby Worotikan NIKON D3100 f/13 | 1/10sec | ISO-100 | FL 18mm



Senja di Pulau Semak Daun


Fotografer Arie Sudharisman


“Princess Pink” Fotografer: Hielda Ali Genda Model: Astryd Lokasi: Leang-laeng Makasar Canon EOS 600D f/2.8 | 1/80sec | ISO-200 | FL 50mm



Fotografer: Hielda Ali Genda Model: Veronica Lynha Lokasi: Hotel Pantai Gapura Makassar Canon EOS 600D f/1.8 | 1/80sec | ISO-100 | FL 50mm


Fotografer: Stieven Kalengkian Model: Freyne Lokasi: MTC Manado Canon EOS 500D f/5 | 1/100sec | ISO-400 | FL 75mm


Featuring Model

Cindy Claudia

Cindy lahir pada 20 tahun lalu, tepatnya pada tanggal 17 Februari 1992 di Manado. Saat ini tinggal di Winangun Satu Lingkungan V Manado Sulawesi Utara dan bekerja di salah satu perusahaan swasta. Sebuah konsep “I’m Alone Here” disajikan dengan sentuhan yang khas hasil kolaborasi dengan fotografer Egard Kristian membuat foto-foto dari konsep ini dipilih oleh Tim theMASTERpiece untuk dijadikan halaman “Featuring”. Bukan hanya itu saja, tak ada saingan yang lain di edisi ini untuk menjadikan karya ini sebagai Cover depan edisi #3 theMASTERpiece


Fotografer: Egard Kristian


Egard sangat jeli dalam menuntukan lokasi, pemilihan latar dan warna coklat sangat menggambarkan “I’m alone Here� begitu kuat

Fotografer: Egard Kristian


Ekspresi Cindy dengan tatapan jauh tanpa batas memberikan rasa kesendirian itu begitu nyata dalam seri foto ini. Wardrobe dengan tema Winter sangat mempertegas rasa kesendirian yang membutuhkan pelukan kehangatan

Fotografer: Egard Kristian


Fotografer: Egard Kristian


Fotografer: Egard Kristian


Fotografer: Egard Kristian


Profil Fotografer

Egard Kristian Maitulung Nothing in this world could ever compare Your Loving Kindness. Lahir 2 April 1990. Website: http://egardkristian.deviantart.com/


“Look at Me”

Fotografer : Arie Sudharisman Model : Vina


Fotografer : Arie Sudharisman Model : Devi


Tutorial Photoshop

Membuat Wajah Jadi Halus sebelum di retouch

Seringkali dalam foto portrait wajah model memiliki tekstur yang kurang enak dilihat, mungkin disebabkan oleh jerawat, make-up yang kurang rata, bekas luka dan lain sebagainya. Agar wajah di foto lebih halus lakukan re-touch pada photoshop, ikuti langkah-langkah pada artikel ini Jalankan software photoshop anda dan buka file yang akan di retouch.Setelah itu lakukan duplicate layer lewat Menu > Layer > Duplcate Layer... Kemudian tekan tombol OK Selanjutnya pilih Menu > Filter > Blur > Surface Blur Sesuaikan Nilai RADIUS dan THRESHOLD dengan kondisi yang dinginkan, jangan terlalu besar atau terlalu kecil. Usahakan masih terlihat natural. Setelah itu klik tombol OK Selanjutnya pada pilih ERASE TOOL (atau tekan E) dan hapuslah daerah-daerah tidak perlu di surface blur seperti; alis mata, rambut, mata dan bulu mata, bibir serta objek lain Setelah selesai gabungkan layer jadi satu Menu > Layer > Flatten Image dan simpan foto anda. Selamat mencoba

Sesudah di retouch


Buyer Guide

Best Budget DSLR Jika anda ingin membeli DSLR atau Kamera Digital dan mempertimbangkan masalah harga agar sesuai dengan “isi kantong” berikut kami berikan beberapa yang kami anggap bisa memenuhi keinginan anda.

Canon EOS 1100D / Rebel T3 EOS Rebel T3 / 1100D adalah DSLR Canon entry level yang terbaru. Fitur spesifikasi yang solid dengan resolusi 12 Megapixel dan bisa merekam video HD 720p, 9-Point Auto-Focus. Meskipun sensor yang digunakan masih dari model lama seperti pada Canon 1000D, tapi dengan teknologi metering Canon terbaru memberikan hasil pencitraan gambar yang memuaskan. Tidak seperti saingannya Nikon D3100, Canon 1100D / T3 menawarkan harga yang lebih murah. Kamera ini sangat ideal untuk mereka yang baru pertama kali ingin membeli DSLR dengan pertimbangan harga “terjangkau”. Kelebihan: Live View, Video HD 720p, Software Remote Control. Kelemahan: Buffer Continues, LCD agak kecil 2.7in Keseluruhan: Harga relatif murah dengan spesifikasi solid

Nikon D3100 D3100 adalah penerus dari D3000 yang laris dan mengalami peningkatan terutama pada fitur Live View dan perekaman Video. Ini merupakan kamera Nikon pertama yang menawarkan perekaman video dengan resolusi 1080p selain 720p yang juga tersedia. Resolusi gambarnya pun ditingkatkan dari seri sebelumnya menjadi 14MP. Selain itu dalam pemilihan modus pemotretan dan perekaman untuk peng-


Buyer Guide

guna diperbaiki dan dipermudah. Screen LCD sudah cukup lumayan untuk kamera entry-level, fitur bracketing tidak disediakan padahal saingannya Canon semua entry-level tersedia fitur bracketing. Dari sisi harga termasuk yang paling mahal dikelasnya dibanding dari merek-merek lain di pasaran. Kelebihan: Panduan Modus yang nyaman, Video HD 1080p, 14 Megapixel Kelemahan: Tidak ada Bracketing, Relatif Mahal Keseluruhan: DSLR entry-level yang paling mahal dikelasnya

Sony NEX-C3 Sony mengeluarkan kamera entrylevel Sony Alpha NEX-C3 yang dibungkus dengan sensor DSLR dengan body yang portable. Alpha C3 didesain menggunakan body dari seri NEX tapi menggunakan sensor APS-C seperti yang digunakan pada kamera DSLR lainnya yang harganya dari low-range sampai mid-range. Sensor C3 didukung mencapai 16Megapixel dengan perekaman video HD 720. Sony juga melengkapi C3 dengan LCD yang bisa diputar secara vertikal dan filter-filter kreatif dalam mode pemotretan dan perekeman video. Fokus mengalami peningkatan dengan pengurangan noise dan kontrol “shake� yang bagus, tersedia juga fitur panorama yang luar biasa, burst shooting continues mencapai 5fps. Kelebihan: Sensor APS-C yang lebih besar, LCD yang bisa diputar vertikal, Filter kreatif Build-In. Kelemahan: Tidak ada hotshoe Keseluruhan: Compact DSLR dengan body portable


Fotografer: Masaru G Tiraada Lokasi: Oyama, Jepang 15 April 2012 Canon 60D + Tamron 17-50


Fotografer: Bobby Worotikan NIKON D3100 f/3.5 | 1/60sec | ISO-100 | FL 18mm


Fotografer: Lanny Mamanua Canon 500D f/2.2| 1/160sec | ISO-100 | FL 50mm


Fotografer: Hielda Genda Model: Kennova Lokasi: Leang-leang Canon EOS 600D f/3.2| 1/80sec | ISO-400 | FL 50mm



Fotografer: Bobby Worotikan Model: Julia Yulia Fomina Canon EOS 60D f/2.8 | 1/80sec | ISO-100 | FL 150mm


Fotografer: Stieven Kalengkian Model: Muliani D. Canon EOS 500D f/5.6 | 1/320sec | ISO-800 | FL 280mm


Fotografer: Edwin N. Model: Shirena R.



Fotografer: Hielda Genda Model: Kennova Lokasi: Leang-leang Canon EOS 600D f/2.8| 1/400sec | ISO-400 | FL 50mm


Fotografer: Lanny Mamanua Model: Ria Canon 500D f/5| 1/200sec | ISO-100 | FL 130mm


Strobist

Portrait dengan background sunset

Suatu ketika saat berada di tepi pantai dan moment sunset begitu indah dan berkeinginan untuk membuat foto portrait dengan latar belakang sunset. Namun yang terjadi adalah latarnya menjadi terlalu terang atau modelnya yang terlalu gelap. Berikut beberapa tips untuk menghasilkan foto dengan cahaya dinamis antara latar dan model. Setting kamera ke mode “M� (Manual), setting power flash sesuai keinginanan (contoh foto saya menggunakan power normal), ukur exposure latar belakang. Pada contoh foto disamping saat foto pertama kali diambil saya mengukur exposure latar belakang dan yang diperoleh adalah Aperture 7.1, Shutter Speed 1/50 detik dengan ISO-100. Hasilnya exposure sunset sudah pas tetapi model terlalu gelap. Aperture & ISO/ASA dapat mengontrol cahaya flash, untuk membuat model lebih terang setting nilai aperture ke angka rendah dari sebelumnya atau naikkan nilai ISO/ASA. Pada foto contoh saya menurunkan 1 step aperture dari 7.1 ke 6.3 dan menaikkan 1 step ISO dari 100 ke 200, jika foto diambil cahaya pada model akan lebih terang akan tetapi latar belakang juga akan menjadi terang. Hal ini karena nilai exposurenya sudah naik +1 dari settingan sebelumnya. Untuk mengimbanginya expsoure saya turunkan -1 lagi lewat kontrol pada shutter speed dengan cara menaikkan shutter speed 3 step dari 1/50 ke 1/100. Dengan demikian cahaya pada latar belakang sunset akan turun ke exposure yang diinginkan. Mengubah shutter speed tidak akan mempengaruhi exposure pada flash. Selamat Mencoba. (SK)

Metering pada sunset f/7.1 | 1/50sec | ISO-100

Cahaya dinamis dengan model yang di fill-in menggunakan build-in flash f/6.3 | 1/100sec | ISO-200


Essay Photo

Wajah Sekitar Pelabuhan Manado Tulisan & Foto: Stieven Kalengkian

Tak lama lagi wajah sekitar pelabuhan Manado akan terlihat berbeda, jembatan Soekarno pembangunannya mulai dirampungkan setelah dibangun dari berapa tahun yang lalu. Dengan berdirinya jembatan Soekarno ini pemandangan sekitar pelabuhan Manado bisa dinikmati dari ketinggian. Menikmati pemandangan aktifitass pelabuhan dan pasar bersehati dari ketinggian merupakan sensasi baru yang patut untuk dicoba. Suatu objek pemandangan baru yang sudah tentu juga akan menjadi spot fotografi di Manado. Proyek jalan lingkar kota Manado ini melewati kawasan pelabuhan Manado dan Pasar Bersehati sehingga mengharuskan membuat jalan layang dan jembatan yang kemudian di namakan jembatan Soekarno. Di kompleks pelabuhan Manado masih tersisah bangunan-bangunan tua yang difungsikan sebagai gudang penyimpan barang, beberapa diantaranya sudah dijadikan kantor. Bangunan-bangunan tua ini adalah salah satu identitas kota “tua� Manado yang seharusnya harus bisa dipertahankan.


Pelabuhan Manado, atap disamping kiri adalah atap bangunan-bangunan tua yang berfungsi sebagai gudang penyimpan barang

Dermaga baru, samping kiri ada monumen lilin dan bangunan Pasar Segar yang masih dalam proses pembangunan


Lahan reklamasi yang diatasnya dibangun monumen lilin dan Pasar Segar

Lokasi ini dulu dengan dengan Kampung “Texas�


BROWN VEST #1

Model : Martin’ Tri Wowiling Fotografer : Egard Kristian Lokasi : Boulevard Mall Canon EOS 550D +18-135mm


Snow at Mt Tsurumi Fotografer : Lucky Runtuwene Lokasi : Jepang


Fotografer: Bobby Worotikan




Opini

Teknik klasik vs Teknik Modern

Lepas dari segala esensi fotografi kebanyakan orang akan memilih foto yang enak dipandang mata, yang kesannya natural, dan itu adalah efek psikologis alami. Karena mata sudah terbiasa dengan hal yang natural. Dan pada prinsipnya ketika sebuah foto disajikan, tidak peduli prosesnya seperti apa, penikmat hanya melihat hasil akhir, penikmat yang di maksud ini adalah bukan praktisi fotografi. Akan Beda apabila dilihat dari sisi praktisi fotografi, atau foto akan dilombakan, atau foto jurnalistik atau foto yang memiliki story khusus. Yang dilihat adalah prosesnya, mulai dari peralatan yang digunakan, eksekusi yang tepat sampai proses dark/light room. Dan teknik digital (Moderen. red) saat ini, tidak dapat disangkal mulai mengikis teknik klasikal yang sebetulnya adalah esensi dasar dari ilmu fotografi itu sendiri. Kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan teknik digital menjadi godaan yang sulit dihindari para praktisi fotografi. Teknik Digital sekarang ini dalam dunia fotografi adalah merupakan keharusan. Classic vs Modern, memiliki kekuatan yang sama dalam menciptakan foto yang indah. Semuan-

ya tergantung rasa dan cara pandang dari sang fotografer dalam menyajikan karyanya untuk memenuhi keinginan para penikmat. Sebuah karya bisa dikatakan hebat dan indah adalah ketika sang pencipta bisa membawa emosi para penikmat untuk ikut masuk dalam emosi pencipta yang dituangkan dalam karya nya. Dan fotografi adalah seni, seni itu sendiri adalah cara pandang tentang keindahan, meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam lingkungam akan turut memengaruhi penilaian terhadap keindahan. Misalnya pada masa romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Keindahan seharusnya sudah dinilai begitu karya seni pertama kali dibuat. oleh Plato menentukan keindahan dari proporsi, keharmonisan, dan kesatuan. Sementara Aristoteles menilai keindahan datang dari aturanaturan, kesimetrisan, dan keberadaan. (SK)


Fotografer: Bobby Worotikan


Fotografer: Arie Sudharisman Model: Devi


theMASTERpiece

Majalah Online email : themasterpiece.image@gmail.com website : http://themasterpiece.sleki.org


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.