UNIVERSITAS HASANUDDIN
Edisi XXIII Tahun VII November 2013
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ISSN 3086-728X
Unhas Tetap Geliat Penghujung tahun bukan berarti kegiatan ikut menurun. Namun kenyataanya, Universitas Hasanuddin tetap menunjukkan kinerja yang terus meningkat. Seminar-seminar dan hasil riset terus dilakukan oleh para dosen secara terencana. Misalnya saja seminar nasional yang bertajuk Reformasi Birokrasi menghadirkan para pakar di bidang tersebut. Kerja sama seminar antara Jurusan Hubungan Internasional dengan BPPK Kemenlu R.I. Wawancara khusus dilakukan terhadap petinggi nomor satu di Universitas Hasanuddin yang telah memimpin kampus besar ini selama dua periode (2006-2014). Sebuah perjalanan panjang yang ditunjukkan dengan sejumlah karya dan prestasi yang berhasil dicapai selama memimpin Universitas Hasanuddin. Tentu saja kita berharap bahwa kepemimpinan masa depan setelah era Prof. DR. Dr. Idrus Paturusi, SpB, SpBo dapat lebih baik lagi. Sejumlah tantangan akan dihadapi oleh rektor baru dengan karya yang lebih prestisius lagi. Kita dapat menyimak riset yang mengangkat Sumber Daya Hayati laut sebagai sumber terbarukan komponen bioaktif makanan fungsional dikaji oleh Prof. Dr. Ir. Metusalach, M.Sc Pengajar Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Unhas. Selain itu pula Kajian Mekanisme Penjerapan Ion Ni2+, Cu2+, Zn2+, Cd2+, dan Pb2+ On Nannochloropsis Salina dalam Medium Conwy oleh Yusafir Hala. Selain itu berita peluncuran buku dari Prof.Hafied Cangara, Ph.D, MSc, tentang Perencanaan komunikasi. Sementara itu, Dubes RI untuk Amerika Serikat DR. Dino Patti Djalal tampil dalam seminar yang mengambil tema “Nasionalisme unggul�. Selain itu pula dilaksanakan seminar yang menyangkut Analisis Kritis Evaluasi Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam Menangani People Smuggling ke Australia. Ulasan tentang Fakultas Kedokteran Unhas turut disajikan dalam edisi kali ini. Selain itu pula kunjungan Pemuda PPIKor 2013 ke kampus ini didampingi oleh kru majalah ini –Rizky Maulidiana H- yang juga sebagai salah seorang peserta dari Indonesia. Masih banyak rubrik menarik yang dapat kita simak dari edisi Identitas. Selamat menikmati !
Susunan Redaksi
Majalah Universitas Hasanuddin
Diterbitkan oleh: Universitas Hasanuddin | Penanggung Jawab: Idrus. A. Paturusi | Penasihat: Dadang Suriamiharja, Nasaruddin Salam, Dwia Aries Tina | Pemimpin Umum: Andi Wardihan Sinrang | Pemimpin Redaksi: M. Iqbal Sultan | Redaktur Pelaksana: Abdul Gafar | Redaktur: Kahar, Janisa Pascawati L., Rizky Maulidiana | Reporter: Fheny Anggriyani, A.M. Mentarifajar, Atika Saidin, Ayu Adriyani, Muh Fadhly Ali, Asyrafunnisa | Desain Sampul: Janisa Pascawati L. | Desain Isi: Yohanis D. Kiding | Distribusi: M. Rusli, Syarifuddin, Abd. Bahar
Alamat Redaksi: Hubungan Masyarakat Universitas Hasanuddin Gedung Rektorat Lantai 4 Kampus Tamalanrea Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10. Makassar 90245 Telepon : 0411-584002 Fax: 0411-585188 Email: humasunhas2012@yahoo.co.id
DAFTAR ISI
FOKUS 4 8
Wawancara Khusus Rektor
Pencapaian Idrus A. Paturusi
17
4
Sosok Idrus A. Paturusi
20
Riwayat Hidup
AGENDA 23
Alumni Unhas Jabat Ketua MK
24
BAI Unnes Kunjungan Kerja ke Unhas
25
Dialog Kebangsaan Hadirkan Pramono Edhi
MITRA 40 Hubungan Internasional Unhas 41
Kerjasama BPPK Kemenlu RI MIPI - Unhas Gelar Seminar Nasional Reformasi Birokrasi 42 Unhas Masukkan UMKM ke Pasar Modern
39
26
Kemdikbud Sosialisasikan Peraturan 27 Gratifikasi di Unhas Liga Film Mahasiswa Unhas Juara 28 FFMI 2013 P4R Unhas Undang 167 Calon 29 Rektor Potensial Prof. Hafied Cangara Launching Buku 30 Perencanaan dan Strategi Komunikasi Rencanakan Kerjasama, Binus Studi Banding 31 ke Jurusan Ilmu Komunikasi Unhas SPI Unhas Jadi Tujuan Kunjungan Kerja 32 UIN SGD Bandung Suara Terbanyak Fakultas Bukan Penentu 33 Jadi Dekan di Unhas Unhas Bangga Sambut 141 Dosen 34 Bergelar Doktor Unhas Siap Jadi Relawan Pemilihan 35 Umum 2014 Fakultas Kehutanan Semakin Matang di 36 Usia 50 Tahun
RISET 44 Kajian Mekanisme Penjerapan Ion Ni2+, Cu2+, Zn2+, Cd2+, dan Pb2+ On Nannochloropsis Salina Dalam Medium Conwy 46 Sumberdaya Hayati Laut Sebagai Sumber Terbaharukan Komponen Bioaktif Makanan Fungsional 51 Kebutaan Akibat Diabetes Melitus Deteksi Dini, Penatalaksanaan Dan Upaya-Upaya Pencegahan
43
PENDIDIKAN 55
Efektifkan Produksi Kerbau, Unhas Gelar Buffalo International Conference Nasionalisme Unggul ala Dino Patti 58 Unhas dan People Smuggling
56
60
FASILITAS 64 Biaya Operasional Hingga Sejarah Singkat Tiga Gedung Unhas
63
69
WISATA FAKULTAS Fakultas Kedokteran
70
Dekan FK Unhas: Kasus dr. Ayu Jangan Sampai Terulang Lagi
76
FOKUS
FOKUS: WAWANCARA KHUSUS REKTOR
Dua periode Unhas telah berjalan di tangan Rektor yang satu ini. World Class University menjadi harapannya untuk Unhas. Mengenal lebih dekat sosok Rektor yang berwibawa dan berjiwa sosial itu, berikut wawancara langsung majalah Identitas dengannya, Prof. Dr. Idrus A. Paturusi.
4
FOKUS
5
FOKUS
Apa yang mendorong Prof. Idrus mencalonkan diri sebagai rektor di tahun 2005 lalu ? = Tahun 2005 merupakan tahun ketiga saya menjadi Dekan di Fakultas Kedokteran. Waktu saya memimpin fakultas, walaupun tidak maksimal tapi banyak yang telah saya lakukan. Saat itu, Prof. Radi akan segera diganti. Jadi kenapa saya tidak berpikir untuk “bukan di FK lagi�, kenapa tidak tingkat Universitas. Kemudian saya dan Dekan-dekan yang lain, ternyata mereka pun memiliki cara berpikir yang sama. Melihat potensi yang saya miliki barangkali. Jadi kalau ditanya mengapa, yah jawabannya karena saya dianggap mampu dan mau berbuat sesuatu pada universitas. Sehingga itu menjadi tanggung jawab saya terhadap universitas. Kalau saya sudah punya komitmen seperti itu yah, saya akan konsentrasi. Waktu itu Prof. Idrus cukup optimis ? = Karena saya ini seorang dokter. Kalau dokter itu menyelesaikan masalah selalu melakukan history thinking dulu, menanyakan riwayat penyakit, kemudian mendiagnosa, kemudian melakukan tindakan. Cara berpikir seperti ini yang membuat kalau ada amanah yang diberikan kepada saya pasti selalu jadi. Akhirnya, seperti sekaranglah, satu komitmen, komitmen, komitmen, dimana saya selalu mengatakan kalau diberi amanah harus kita pertanggungjawabkan mengenai itu. Saat terpilih sebagai Rektor Unhas untuk periode 2006-2009 apakah Prof. Idrus merasa bahwa memang dipercaya oleh teman-teman ? = Jadi saya selalu melihat begini, amanah itu kan kepercayaan. Kalau kepercayaan itu ada yah kita harus tuntas. Waktu saya jadi Dekan, itu barangkali pertama kali ada orang di luar UI atau di luar Jawa menjadi Ketua Ikatan Profesi. Saya jadi Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Indonesia tahun 2000-2002. Tahun 2004-2006 saya menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Bedah Indonesia. Barangkali dari situ saya terus melihat. Nampaknya saya ini
6
punya suatu kelebihan sehingga kok saya dipercayai untuk memimpin Ikatan tingkat Nasional walaupun itu profesi dan itu baru pertama kali orang Sulsel. Berdasarkan itu barangkali juga saya melihat, karena amanah itu suatu kepercayaan. Nah, secara Nasional itu saya menganggap saya berhasil dimana pada akhir itu saya dicalonkan sebagai ketua Ikatan Dokter Indonesia pada 2006. Tapi pada waktu itu saya sudah terpilih menjadi Rektor, jadi saya pikir sudah tidak ada waktu lagi. Seandainya waktu itu tidak terpilih jadi Rektor, Apakah Prof. Idrus akan menerima jabatan Ketua IDI ? = Yah, kemungkinan saya akan menjadi Ketua IDI pada waktu itu. Dan saya yakin kalau saya bisa kepilih lagi. Nah, Itu mungkin rahasianya kalau amanah kita kerjakan secara serius itu menghasilkan kepercayaan yang lebih. Makanya waktu periode kedua itu saya nggak pusing. Saya yakin bahwa saya akan kepilih lagi. Malah sebetulnya kalau ada pemilihan ketiga saya juga yakin (sambil tertawa). Jadi waktu periode kedua Prof. Idrus merasa perlu melanjutkan atau menuntaskan amanah ini ? = Yah sebetulnya memang. Coba liat, secara historis yah, 2006 itu dana kita hanya 60an Milyar, tidak ada bantuan asing masuk, apalagi APBN. Nah, setelah saya masuk 2006 kalau saya lihat seperti ini, itu Unhas akan semakin terpuruk. Jadi harus bikin terobosan. Mungkin karena saya dokter, dan modal saya pada waktu jadi dokter itu adalah dimana ada bencana saya ada disitu sehingga semua mengenal saya, jadi mengenal sebagai dokter yang punya perhatian cukup besar dalam kegiatankegiatan sosial. Nah, waktu saya jadi Rektor rupanya ada hikmah atas apa yang telah saya lakukan selama ini. Kepercayaan beberapa Menteri kemudian teman-teman di DPR dan sebagainya. Sehingga, kalau dulu dana itu cuma ke Jawa saja akhirnya kita juga kecipratan. Sebenarnya komunikasi yang baik, kemampuan, dan kepercayaan itu mampu memberikan hasil. Jadinya sekarang Unhas itu tidak dipandang sebelah
mata lagi. Saya memang percaya waktu masuk periode kedua itu bahwa saya bisa berbuat lebih maksimal sesuai dengan amanah yang diberikan. Usah ngomong kalau sebenarnya kita ini sudah terakreditasi A, tetapi at least itu sudah ada hasil yang kita bisa katakan kalau kita nggak cuma ngomong saja tetapi ada indikator yang bisa dinilai kalau itu sebuah keberhasilan. Nah, kalau tadi ditanya seperti itu yah, orang nggak ada yang kekal kan, kita punya hidup saja ini sementara. Yang penting bagaimana kita bisa memperlihatkan leadership kita dan bagaimana eksistensi diri kita di luar sana. Berbicara tentang leadership, menurut Prof. Idrus sendiri bagaimana leadership pemimpin Unhas kedepan. Apakah mampu melanjutkan kesuksesan sebelumnya ? = Insya Allah, kita kan dari awal juga mulai dari belajar. Saya juga tidak langsung bisa seperti sekarang ini. Tetapi saya merasa bahwa modal itu semakin lama semakin baik dan semakin kuat dan akhirnya ada kepercayaan diri untuk melakukan itu. Sebelumnya saya juga diangkat sebagai Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI). Saya mampu duduk di atas dan dihadapan saya berjejer para Menteri dan Rektor. Saya juga diangkat sebagai ketua ASAIHL, dan merupakan orang Indonesia keempat yang menduduki jabatan ini. Jadi yang saya mau bilang bahwa kepemimpinan itu memang harus dilihat dari segi itu (komunikasi, kompetensi, dan percaya diri).
FOKUS
Apa sih susahnya menjadi rektor? Bagaimana keluh kesah Prof. Idrus sendiri selama menjabat 2 periode? = Susahnya itu yah, orang kan kadangkadang kita punya jelek aja yang dicari. Kalau kita berhasil yah pasti ada kritikan-kritikan juga. Tapi kalau saya kadang-kadang kritikan itu yang dipake buat menyelesaikan pekerjaan atau masalah. Seperti beberapa masalah yang terjadi kayak toilet yang masuk di Koran itu. Kalau saya nggak baca kan nggak tau kalau ada masalah seperti itu. Kalau kritik yang gak bener yah saya sakit hati juga sih. Tapi kalau kritikannya bener kan ada hikmahnya jadi kita bisa menyelesaikan masalah. Saya juga dianggap sebagai birokrat, kepemimpinan yang birokratis. Toh kalau kalian datang atau ada tamu nggak nunggu sampe berjam-jam kok. Nah, itu barangkali yang saya nggak tahu kenapa orang menilai seperti itu, padahal ngapaen sih. Justru saya itu risih sekali sih kalau saya kemanamana ada yang angkatin tas atau apalah kayak ajudan gitu, kayak rektor mau dibilang “ada tong ajudannya”. Daripada ajudan mending saya bawa istri saya, kan jadi ada yang ngurusin (sambil tertawa). Nah itu yang kadangkadang orang salah menilai. Tetapi yah kalau mau suka dukanya, saya enjoy dengan saya selesai ini, karena walaupun orang menilai tidak tapi saya yakin kalau saya telah berbuat. Yang paling penting karena saya telah berbuat untuk mahasiswa. Ini merupakan suatu kepuasaan untuk menjadi rektor. Yang kita gak puas kalau kita sudah selesai tapi kita tidak tahu apa yang telah kita perbuat.
LINTAS Unhas Kedatangan Tamu dari Malaysia Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) mendapat kunjungan dari Wakil Gubernur (Wagub) Negara bagian Kelantan Malaysia, Datuk Mohammad Amar Bin Abdullah, bertempat di Ruang Rektor Unhas, lt.8 Gedung Rektorat, Senin (4/11). Kedatangan Wagub Kelantan ini disertai oleh rombongan dari Universitas Islam Antara bangsa Sultan Ismail Petra. Tujuan mereka berkunjung ke Unhas yakni dalam rangka bersilaturahmi dengan Rektor serta menjalin kerjasama khususnya di bidang pendidikan. “Kerjasama yang akan dilakukan nantinya yakni pertukaran mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi,” ujar Dekan FKG Unhas, Prof. Mansjur Nasir. Mereka juga memiliki niat untuk melakukan pertukaran dosen khusus Sastra Arab. Selain itu, pihak dari Kelantan juga membawa beberapa misi kerjasama di bidang perdagangan, khususnya Coklat. Unhas sendiri memiliki pabrik pengolahan coklat dan sudah menghasilkan berbagai macam produk berbahan dasar coklat. “Kami juga menjelaskan kepada mereka bahwa pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan merupakan salah satu yang tertinggi di Indonesia serta potensi yang dimiliki seperti nikel, semen, dan udang” ujar Prof. Mansjur. Rencananya akan diadakan pertemuan lebih lanjut khusus membahas kerjasama Antara Unhas dengan UIASIP dan diharapkan kerjasama ini dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. (Humas-ama)
7
FOKUS: PENCAPAIAN IDRUS A. PATURUSI
FOKUS Tak terasa 8 tahun kepemimpinan Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi akan segera berakhir. Sejak tahun 2006 hingga tahun 2014 telah banyak perubahan yang terjadi. Perjalanan dua periode sang Rektor beserta jajarannya tentu saja tak mudah. Pujian atas keberhasilan pun diterima. Namun tak sedikit pula kritikan yang berdatangan. Akan tetapi mereka masih tetap berdiri tegak untuk memberikan yang terbaik bagi mahasiswa dan sivitas akademika. Capaian kinerja tiap tahun pun menjadi sorotan utama. Laporan inilah yang menjadi tolak ukur apakah tahun sekarang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Terhitung sejak tahun 2008 hingga 2013, jumlah mahasiswa atau student body program S1 dan pascasarjana (S2, S3, dan termasuk program profesi serta program spesialis) berada di kisaran 30.000 mahasiswa. Kondisi ini tentu saja berfluktuasi tiap tahunnya. Dalam jangka waktu 5 tahun, jumlah mahasiswa S1 mengalami penurunan, sebaliknya jumlah mahasiswa pascasarjana mengalami peningkatan. Angka ini dapat dilihat pada grafik berikut.
Student Body Unhas dalam Lima Tahun Terakhir
35.000
Jumlah Mahasiswa
30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000
2009/2010
2010/2011
2011/2012
5.930
6.720
7.500
7.691
6.764
Sarjana
26.018
23.958
23.391
23.423
23.075
Angka Efisiensi Edukasi Unhas Selama Lima Tahun Terakhir 19.01% 15.54%
2012/2013
2008/2009 Pascasarjana
16.55%
16.37% 15.19%
Sedangkan Angka Efisiensi Edukasi (AEE) Unhas dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Angka Efisiensi Edukasi (AEE) sendiri merupakan rasio antara jumlah lulusan dan jumlah mahasiswa. Apabila persentase angka makin mendekati 25% berarti dapat dianggap jumlah input sudah berimbang dengan jumlah output (lulusan).
9
FOKUS
Seperti pada grafik menunjukkan bahwa tahun akademik 2012/2013 memiliki persentase 19.01%. Meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun belum mendekati angka 25% namun tentu saja kita berharap persentase ini dapat meningkat terus setiap tahunnya. Pengembangan kurikulum dan pola pembelajaran juga menjadi perhatian utama. Unhas telah mengimplementasikan pola pembelajaran berbasis SCL (Student Centered Learning) sejak tahun 2008. Pola pembelajaran ini tentu saja diharapkan mampu dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi dan manajemen pendidikan yang ada serta kebutuhan pada masing-masing program studi mulai dari jenjang sarjana, magister, dan doktor. Sedangkan untuk kurikulum sendiri, saat ini Unhas telah menerapkan kurikulum berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia). Tentu saja ini dianggap sebagai salah satu rujukan nasional dalam upaya untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa terkhusus para mahasiswa. Untuk meningkatkan lulusan yang berkualitas ini tentu saja dibutuhkan fasilitas penunjang seperti gedung perkuliahan yang lengkap dan laboratorium. Tidak hanya itu, sarana dan prasarana pendukung lainnya juga menjadi bahan pertimbangan utama. Selama kepemipinan Prof. Idrus Paturusi, telah banyak sarana dan prasarana yang baru dibangun. Hal ini tentu saja menunjukkan keseriusan dari para pejabat Unhas untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas.
10
FOKUS
11
FOKUS
Kerja sama antara Unhas dengan universitas lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri juga semakin kuat. Berbagai universitas terkemuka di Amerika, Eropa, China, Jepang, Korea Selatan, Australia, serta negara-negara ASEAN semakin proaktif untuk menjalin dan memperkuat kerja sama dengan Unhas. Hal ini tentu saja berdampak positif bagi Unhas. Kesempatan untuk semakin sejajar dengan universitas – universitas kelas dunia terbuka lebar.
12
FOKUS
Program beasiswa pun banyak berseliweran di Unhas. Tercatat ada puluhan hingga ratusan program beasiswa baik dalam negeri maupun luar negeri yang siap diberikan kepada mahasiswa Unhas yang memenuhi persyaratannya. Pertukaran mahasiswa juga sangat intens dilakukan di tingkat fakultas. Baru-baru ini ada dua orang mahasiswi Jepang yang mengikuti pertukaran mahasiswa di fakultas Kedokteran Gigi selama kurang lebih 2 bulan. Begitupun sebaliknya, dua mahasiswi FKG Unhas berangkat ke Jepang selama 1 bulan.
13
Capain kinerja Unhas sendiri tidak terlepas dari usaha dan kerja keras seluruh sivitas akademika. Mulai dari mahasiswa, dosen, staf, pegawai, dan rektor beserta jajarannya. Akreditasi A pun pantas disandang oleh Kampus merah ini. Untuk menggiring perjalanan Unhas kedepan dengan tetap kokoh pada visinya, telah dilakukan upaya penyusunan Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) Unhas 2030. Tentu saja ini diharap mampu lebih menguatkan karakter dan jati diri Unhas serta mewujudkan World Class University yang selama ini telah didambakan.
Perjalanan dua periode Rektor Unhas akan segera berakhir. Patut disyukuri dan dibanggakan bahwa telah banyak hal yang dilakukan, diraih, dihasilkan, dan diberikan Unhas kepada bangsa ini. Prestasi ini hanya mampu diraih melalui komitmen dan kerja keras, serta semangat kebersamaan dan kesetaraan antara seluruh sivitas akademika. Semoga perjalanan menuju universitas berkelas dunia bukanlah suatu harapan semu namun telah menjadi suatu keniscayaan.
FOKUS
M
emiliki profesi sebagai seorang dokter ternyata memiliki pengaruh yang sangat besar bagi Idrus Paturusi. Kepedulian sosial seakan menjadi babak baru dalam hidup sang dokter. Keinginan untuk menolong dan membantu sesama sudah tumbuh sejak ia di bangku perkuliahan. Hal inilah yang membuat dirinya berani mengambil peran dalam hampir setiap bencana ataupun konflik yang terjadi baik di Indonesia maupun di negeri sahabat. Resiko berada di garda terdepan pun sering ia jalani. Tak ayal inilah yang membuat Idrus Paturusisaat ini banyak dikenal oleh orang-orang penting di negeri ini. Baik kolega, anggota DPR, para Menteri, hingga Presiden RI pun mengenal baik sosok Idrus Paturusi. Karena niat, tenaga, keringat, waktu, serta seluruh pengorbanan yang telah ia lakukan setiap ada bencana atau konflik yang terjadi maka penghargaan pun mulai berdatangan. Namun tentu saja bukanlah penghargaan yang ia kejar. Akan tetapi, niat untuk menolong sesama, berbuat lebih kepada orang lain, itu merupakan sebuah kepuasaan yang bisa ia rasakan. Kepuasaan sebagai seorang dokter yang siap siaga untuk membantu orang lain di tengah musibah yang melanda. Memiliki pengalaman yang lebih dan pendidikan yang ia peroleh selama bertahun-tahun menjadi modal penting dalam menangani suatu masalah. Ia memiliki kemampuan komunikasi yang baik serta kemampuan manajerial di atas rata-rata. Oleh karena itu, ia selalu diangkat sebagai ketua tim atau kordinator medis hampir di setiap bencana atau konflik. Ini merupakan sebuah prestasi dan kepuasaan bagi Sang Rektor. Pengalaman hidup yang akan selalu dikenang oleh bangsa ini.
16
PENGALAMAN LAPANGAN 1992/1993 1997 1998 1999 1999 1999/2000 2000 2000 2001 2004 2005 2006
: Ketua Tim Medis Penanggulangan Bencana Tsunami dan Gempa di Flores. : Ketua Tim Medis Bencana Papua : Ketua Tim Medis Bencana Gempa Mangole, Maluku : Ketua Tim Medis Penanggulangan Pengungsi Pasca Jajak Pendapat Timor Timur (Timtim). : Ketua Tim Evakuasi Bencana Banjir di Makassar. : Ketua Tim Medis Bencana Konflik Ambon, Maluku dan Poso. : Ketua Tim Medis Bencana Konflik Ternate, Maluku Utara. : Ketua Tim Medis Gempa Bengkulu : Ketua Tim Medis Afganistan dan Pakistan. : Koordinator Medis Bencana Gempa di Bam Iran. : Koordinator Nasional Bantuan Medis Aceh, Sumut, dan Nias. : Melakukan Koordinasi Penanganan Korban Bencana Gempa Bumi di Yogyakarta.
FOKUS
FOKUS: SOSOK IDRUS A. PATURUSI
FOKUS
Pagi yang sejuk menyapa kami saat berkunjung ke rumah jabatan Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi. Sambutan dari satpam rujab rektor pun sangat hangat. Kami lalu dipersilahkan masuk dan menunggu di ruang tamu rektor. Sosok yang hangat dan penuh wibawa akhirnya muncul dihadapan kami. Dengan memakai Polo Shirt merah Dies Natalis Unhas ke-57 dipadukan dengan celana training dan sepatu olahraga. Prof. Idrus pun mengajak kami menikmati udara segar di Lapangan Karebosi ditemani dengan sang istri, Ibu Rushanty. Jalan pagi merupakan kebiasaan Prof. Idrus. Sehabis shalat subuh Prof. Idrus selalu menyempatkan untuk jalan pagi di Karebosi. Sewaktu muda dulu beliau termasuk pemuda yang sangat menyukai olahraga. Tenis, bulu tangkis,
18
ping pong, lari, hingga bela diri Kempo pun merupakan olah raga rutin Sang Rektor. Namun, seiring berjalan waktu, beliau sangat memerhatikan umur dan kesehatannya. Dia tidak ingin memaksakan kondisi fisiknya lagi. Jadi saat ini ia lebih senang jalan santai mengelilingi Lapangan Karebosi. Terkadang 2 sampai 3 putaran baru kembali ke rumah untuk melaksanakan kegiatan lainnya. Selain jalan santai beliau juga sangat menggemari olahraga golf. Walaupun tidak terlalu sering main golf, tapi kalau ada waktu senggang dan lagi di Jakarta pasti beliau menyempatkan diri. Kalau lapangan golf di Gowa, katanya Prof. Idrus baru 5 kali main disana, tidak sesering di ibukota. Ayah dari tiga orang anak ini juga sangat gemar ubi dan pisang
goreng. Saat ditanya mengenai kesibukan sehari-hari kalau tidak ada pekerjaan katanya Prof. Idrus menyempatkan membaca koran atau menonton berita di televisi. Itu sudah menjadi ritual di pagi hari selain jalan santai.
FOKUS
Ibu Rushanti Sultan Hasanuddin
Bapak merupakan suami dan ayah yang baik, ia sangat bertanggungjawab terhadap keluarga. Beliau merupakan pemimpin keluarga yang selalu ingin membahagiakan istri, anak, dan keluarganya. Bapak selalu mengajarkan kepada saya untuk rendah hati dan apa adanya. Selalu bersabar jika mendapatkan cobaan dari Allah SWT. Beliau juga orang yang humoris, kadang kalau saya lagi kesal, ada saja cara beliau untuk membuat saya tertawa.
Sebagai seorang ayah, bapak itu sangat disiplin. Bapak mengajarkan kami sejak kecil untuk mandiri. Kadang saya berharap bapak bisa membantu saya selama pendidikan di Fakultas Kedokteran, tapi tidak sesuai harapan saya. Namun, akhirnya saya menyadari bahwa bapak sebenarnya mengajarkan kita untuk menjadi dewasa. Dan sampai saat ini saya pribadi sangat merasakan manfaatnya. Dibalik kesibukannya juga, bapak selalu menyempatkan waktu untuk keluarga. Pelajaran yang sangat penting dari bapak bagi saya itu adalah beliau orang yang sangat menghargai guru-gurunya. Beliau juga yang membuat saya termotivasi untuk menjadi dokter melihat pengorbanan yang bapak lakukan setiap terjadi bencana. Pemikiran saya terbuka bahwa dokter itu bukan hanya di tempat praktik saja namun juga dapat turun langsung ke lapangan untuk membantu sesama.
19
RIWAYAT HIDUP
Nama Tempat/tgl lahir NIP Alamat Telp Pangkat Hobby Penghargaan
Nama Istri Nama Anak Nama orang tua Anak ke-
: Prof.Dr.dr. Idrus A Paturusi, Sp.8, Sp.80 : Makassar, 31 Agustus 1950 : 130682291 : JI.Pelita Raya VIII Blok A36 No.14 Mks 90231 : (0411) - 452248 : Pembina Utama Muda/Gol.IV/c : Golf : - Juara I Lomba Karya IImiah (1980) pada Kongres PABOI - Dosen Teladan I Tingkat Unhas (1996) - Satya Lencana Karya Satya 10 Tahun (1997) - Satya Lencana Karya Satya 20 Tahun (2002) - Anggota Tim Medis Indonesia (2001) - Satya Lencana Kebaktian Sosial Presiden RI (2005) - Ksatria Bakti Husada Kartika Presiden RI (2013) : Dra. Rushanti A. Beso, menikah 16 Oktober 1980 : - Ookter Indrianti - Idham - Sultan Hasanuddin : - Andi Hamzah Paturusi - Hajjah Siti Hasnah Paturusi : 1 dari 9 bersaudara
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Taman Kanak-Kanak Persit Makassar (1955-1956) 2. Kelas 1 SD Kristen Makassar (1956-1957) 3. Kelas 2 SD Kebun Sirih Jakarta (1957-1958) 4. Kelas 3 SD Cikini Jakarta (1958-1959) 5. Kelas 4 SD Latihan Makassar (1959-1960) 6. Kelas 5 SD Manqkura Makassar (1960-1961) 7. Ketas 6 SD Belarminus Jakarta (1961-1962) 8. SMP Kanisius Jakarta (1962-1965) 9. SMP Frater Makassar 10. SMA Katolik Cenderawasih Makassar (1965-1968). 11. Fakultas Kedokteran Unhas (1969-1977) 12. Pendidikan Ahli Bedah Umum di Laboratorium IImu Bedah FK Unhas Makassar (1978-1979). 13. Post Graduate Orthopaedic Training Singapore (1978-1979). 14. Pendidikan Ahli Bedah Orthopedi FK UI, Jakarta (1982-1984). 15. Post Graduate Orthopaedic Training di bawah Prof.A.Patel Sercvice de Chirurgie Orthopaedique Traumanologique, Hospital Raymond Point Care, Paris, France (1986-1987). 16. Tamat S-3 Program Pascasarjana Unhas Makassar dalam Bidang IImu Kedokteran (1999). JABATAN / KARYA PENDIDIKAN Dalam Unhas : 1984 – sekarang : Staf Senior di Lab IImu Bedah FK Unhas Makassar 1994 – 2002 : Pembantu Dekan III FK Unhas Makassar 1999 – 2002 : Ketua Program Studi IImu Bedah Orthopedi FK Unhas Makassar 2002 – sekarang : Ketua Bagian Orthopedi FK Unhas 2002 – 2006 : Dekan Fakultas Kedokteran Unhas 2006 – 2010 : Rektor Universitas Hasanuddin 2010 – 2014 : Rektor Universitas Hasanuddin Luar Unhas : 1992 – 1997 1995 – sekarang 1997 – sekarang 1998 – sekarang 2000 – 2002 2003 – sekarang 2004 – 2006
: Pembantu Dekan III FK UMI Makassar : Instruktur Nasional ATLS/Direktur Pelatihan Wilayah Indonesia Timur : Kepala Instalasi Rawat Darurat RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo, Makassar : Ketua Tim Advance Crisis Center RSUP Or.Wahidin Sudirohusodo, Makassar : Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Ortopaedi Indonesia : Direktur Brigade Siaga Bencana Regional I : Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI) Indonesia Wilayah Timur
LEBIH BAIK KAMU DIBENCI KARENA MENJADI DIRIMU SENDIRI, DARIPADA KAMU DISUKAI KARENA MENJADI ORANG LAIN kurt cobain
AGENDA
AGENDA
Alumni Unhas Jabat Ketua MK Kontributor/foto: M.Dahlan Abubakar
S
etelah Abraham Samad yang terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun lalu, kini giliran alumni Unhas Hamdan Zoelva terpilih sebagai Ketua Mahkamah Konstusi (MK), Jumat (1/11). Hamdan lahir di Parado Bima Nusa Tenggara Barat, 21 Juni 1962. Anak ke-4 dari 8 bersaudara tersebut, merupakan alumni tahun 1986 Jurusan Hukum Internasional Fakultas Hukum Unhas. Hamdan sebenarnya ingin menjadi dosen di Unhas, sehingga dia memperoleh kesempatan membantu M.Said Nizar yang juga dosennya. Namun pada saat penerimaan dosen tahun 1987, jatah Fakultas Hukum, khususnya Jurusan Hukum Internasional hanya satu orang. Porsi jatah dosen ini jatuh pada Syamsuddin (SM) Noor (Prof.Dr.S.H.M.H.). Hamdan pun memutuskan meninggalkan Makassar menuju ibu kota. Di belantara persaingan pekerjaan dan kehidupan di Jakarta, Hamdan mengawali pekerjaan sebagai salah seorang pengacara di perusahaan OC Kaligis. Namun
24
beberapa tahun kemudian, dia memutuskan membentuk sendiri konsultan hukum bersama salah seorang staf Kaligis R.A.Nina Damayanti, yang kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga kini. Setelah berkiprah sebagai pengacara, tahun 2004 meraih Magister Hukum di Universitas Padjadjaran, Bandung, dengan konsentrasi Hukum Pidana. Pendidikan Magister Hukum juga dijalaninya di Universitas Pelita Harapan Jakarta untuk Jurusan Hukum Bisnis (namun tidak tamat). Pada tahun 2010, di tengah kesibukannya sebagai anggota MK dia meraih gelar doktor Ilmu hukum di Universitas Pajajaran Bandung. Disertasi bertajuk "Pemakzulan Presiden di Indonesia". Dia juga menjalani pendidikan Penunjang Profesi Hukum Pasar Modal, 1994, Departemen Keuangan RI. Hamdan terpilih sebagai Hakim MK tahun 2012 dan menjabat Wakil Ketua MK per Agustus 2013 serta menjabat Ketua MK terhitung 1 November 2013 hingga 2016, menggantikan Akil Muchtar yang tertangkap tangan oleh KPK karena dugaan suap. “Terima kasih atas doanya
semua, semoga akan mengawal saya dalam menjalankan tugas berat ini. Yakni mengembalikan citra MK yang terpuruk satu bulan terakhir ini”, kata Hamdan ketika usai berdoa bersama yang dipimpin kakak sulungnya, Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A, di kediamannya di Lebak Bulus Jakarta. Hamdan, Minggu (3/11) langsung terbang ke Bima bersama istrinya, Nina Damayanti dan ajudannya, Suharna, guna bersilaturrahmi dengan kedua orangtuanya beserta keluarga besarnya, disamping menghadiri pernikahan keluarganya. “Begitu turun dari pesawat, Haji Hamdan langsung menaiki mobil Innova yang dikemudikan Ikhsan (keponakannya) tanpa pengawal. Padahal, Pemkab dan Pemkot Bima sudah menyiapkan mobil khusus,’’ kata Kepala Desa Kanca Parado Bima, Kaharuddin yang tidak lain adalah sepupu sekali Hamdan, dalam percakapan melalui telepon selular. Hamdan kembali ke Jakarta, Senin (4/11) guna mempersiapkan pengambilan sumpah jabatannya sebagai Ketua MK dan Wakil Ketua MK terpilih Arief Hidayat.
AGENDA
BAI Unnes Kunjungan Kerja ke Unhas Reporter: Janisa Pascawati Foto: JP
B
adan Audit Internal (BAI) Universitas Negeri Semarang (Unnes) lakukan kunjungan kerja ke Unhas (1/11). Kunjungan kerja BAI Unnes tersebut bertujuan meningkatkan wawasan luas tentang berbagai aspek dan metode pengendalian dalam tugas pengendalian internal universitas. Kunjungan kerja Tim BAI Unnes disambut baik oleh Ketua Satuan Pengawasan Internal (SPI) Prof. Dr. H. Juanda Nawawi, M.Si, di ruangannya. Tim BAI Unnes mengungkapkan Unhas menjadi tujuan kunjungan kerja mereka karena dinilai mapan dalam menjalankan fungsi satuan Pengawasan Internal (SPI). Melalui kunjungan tersebut, pihak Unnes berharap mendapatkan informasi
mengenai dokumen program audit, manual prosedur, kertas kerja audit terkait bidang keuangan, aset dan sumber daya manusia. Dalam sambutannya kepada Tim Unnes, Prof. Juanda mengemukakan banyak hal kepada Tim BAI Unnes terkait pengawasan Unhas seperti Pengawasan Bidang Aset serta Temuan Audit. Dalam Pengawasan Bidang Aset, Prof. Juanda menjelaskan tugas pengawasan tersebut yakni mengawasi hasil inventarisasi aset Unhas, mengurus kelengkapan dokumen hukum, menangani masalah yang timbul terhadap penggunaan aset, mengawasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, memeriksa,
memonitor, mengevaluasi penggunaan aset, serta memberikan rekomendasi dalam penyelesaian masalah yang timbul dalam bidang aset. “Dalam melaksakan tugas SPI, kuncinya ada pada pimpinan universitas,�katanya.
25
AGENDA
Dialog Kebangsaan Hadirkan Pramono Edhi Reporter: Ayu Adriani Foto Ilustrasi: Int.
D
ialog kebangsaan dengan tema "Yang Muda Yang Membangun" dilaksanakan sebagai rangkaian pelaksanaan KKN Kebangsaan, Senin (4/11). Kegiatan ini menghadirkan Jenderal Purn. TNI Pramono Edhi Wibowo sebagai pembicara utama. Kegiatan yang dihadiri oleh Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah, Pangdam VII Wirabuana, jajaran SKPD Kabupaten Bantaeng, pihak Universitas Hasanuddin dan tentunya seluruh mahasiswa peserta KKN Kebangsaan.
26
"Kalian masih muda, belajarlah dari desa. Kehidupan berawal dari desa. Lihatlah kehidupan kerekunan di pedesaan. Dan bawa dia ke kota. Belajarlah dari orang desa, yang hidupnya sederhana," ungkap Pramono. Pramono selaku mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) memberi ceramah dan berdialog langsung dengan para peserta. "Berbicara pelanlah terhadap orang tuamu. Hormati ia. Sekalipun pendidikan kalian jauh lebih tinggi daripada mereka. Saya
sudah tua. Dan kalianlah yang akan menggantikan posisi penting ini nantinya. Sekecil apapun perubahan yang bisa kamu lakukan hari ini, lakukan hari ini. Waktu tidak akan pernah kembali. Jangan kau siasiakan," pesannya kepada seluruh peserta KKN Kebangsaan.
AGENDA
Kemdikbud Sosialisasikan Peraturan Gratifikasi di Unhas
K
ementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengadakan Sosialisasi Peraturan Gratifikasi di Ruang Senat Gedung Rektorat Universitas Hasanuddin (Unhas), Kamis (17/10). Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka membangun Kemdikbud yang berintegritas untuk memerangi korupsi yang marak terjadi. Dalam sambutannya, Rektor Unhas yang diwakili oleh Wakil Rektor IV Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina NK., MA mengungkapkan bahwa dengan adanya sosialisasi gratifikasi ini dapat lebih meningkatkan kewaspadaan dan sikap kehati-hatian dalam menjalankan tugas sebagai pejabat negara yang aman untuk negara maupun bagi diri sendiri. Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Itjen Kemdikbud), Hindun Basri Purba, dalam acara tersebut mengingatkan agar pengelola anggaran negara di bawah Kementerian ini selalu berhati-hati dan tetap berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. Hindun juga mengingatkan, dalam pengelolaan anggaran harus memperhatikan apakah sesuai dengan rencana alokasi dan realisasi yang ditetapkan, peraturan perundangundangan yang berlaku, menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, dan ekonomis, dan dipertanggungjawabkan dengan benar dan akuntabel. Pada kesempatan itu pula, Purba memaparkan kebijakan pengawasan oleh Itjen Kemdikbud, yakni pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan internal maupun eksternal. Pelaksanaan kebijakan strategis Kemdikbud melalui kegiatan
pemeriksaan, memberikan peringatan dini, memberikan jaminan kualitas atas pelaksanaan tata kelola, memberikan masukan dan koreksi kegiatan yang berpotensi menyimpang, serta melakukan audit investigasi atas dugaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan berbagai bentuk penyimpangan yang lain. Acara sosialisasi ini dihadiri oleh para pimpinan fakultas dan lembaga, Direktur Program Pasca Sarjana Unhas, Prof. Dr. Mursalim, Pejabat Struktural, serta sivitas akademika Unhas. "Jika prinsip-prinsip seperti di atas diikuti, tentunya tidak akan ada lagi penyimpangan di lingkungan Kemdikbud," tutup Hindun.
27
AGENDA
Liga Film Mahasiswa Unhas Juara FFMI 2013 Reporter: Muh. Mentari Fajar Foto: Dok. Pribadi
L
iga Film Mahasiswa (LFM) Universitas Hasanuddin (Unhas) meraih juara pertama pada kategori film fiksi dalam Festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI) 2013, di Hotel Atlet Century Senayan Jakarta, Senin, 28 Oktober. FFMI 2013 merupakan kegiatan yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tiga perwakilan LFM Unhas yakni, Azwar Marzuki, Nurfadillah, dan Multazam ini, berhasil meraih piala dan uang pembinaan senilai 15 juta rupiah. Film berjudul A Note of Love dengan durasi 28 menit ini berhasil menyisihkan empat film lainnya. Azwar mengungkapkan FFMI tahun ini terdata 121 judul film yang
28
masuk. "Namun, dari 121 judul film tersebut hanya 41 karya yang terkirim. Lalu disaring menjadi 12 film saja, dengan rincian lima film fiksi, lima film dokumenter, dan dua film animasi," jelasnya. Barulah keduabelas karya tersebut mengutus anggotanya untuk mengikuti presentasi di Hotel Atlet Centuri, Jakarta. Dipresentasi tersebut proses pembuatan film dijelaskan kepada dewan juri. Dan hasilnya, LFM Unhas dinyatakan meraih juara pertama di kategori fiksi. Sedangkan juara II dalam lomba ini, diraih Universitas Mercubuana dan Institut Senin Indonesia (ISI) Solo sebagai juara III. Nur Fadilah menjelaskan bahwa film tersebut berkisah tentang
percintaan remaja yang merupakan kolaborasi dokumenter dan fiksi. Multazam sendiri sangat bangga akan hal ini. Bukan hanya LFM saja tapi alamamater tercinta pun demikian. "Bersyukur bisa meraih juara, rasa bangga bisa mengharumkan nama Unhas dikancah nasional. Film inikan bergenre romantis, adanya film ini menunjukkan Unhas tidaklah anarkis, melainkan romantis. Terima kasih kepada Athirah Kajaolalido angkatan 2013 yang sudah menjadi talent di film ini," tutupnya.
AGENDA
P4R Unhas Undang 167 Calon Rektor Potensial Reporter: Janisa Pascawati Foto: Humas
P
anitia Penjaringan, Penyaringan, dan Pemilihan Rektor (P4R) Unhas telah mengundang sebanyak 167 orang calon rektor potensial. 167 calon rektor potensial tersebut berasal dari 14 fakultas di Unhas. ”Awalnya ada 441 orang calon rektor yang dianggap memenuhi persyaratan sebagai calon rektor. Dari 441 orang tersebut akhirnya terpilih lah 167 orang calon rektor yang dianggap potensial,” tutur Iqbal Sultan selaku Kepala Humas Unhas. Adapun fakultas terbanyak penerima undangan calon rektor potensial berasal dari Fakultas Kedokteran dengan jumlah undangan
sebanyak 21 menyusul Fakultas Hukum sebanyak 16 undangan. Sedangkan Fakultas Kehutanan dan Fakultas Farmasi menjadi fakultas terakhir dengan jumlah undangan sebanyak masing-masing 4 undangan. Iqbal melanjutkan, calon rektor potensial yang telah diundang tersebut memiliki hak untuk mendaftarkan diri mulai 1–8 November pada Panitia Pemilihan Rektor, Lt. 4 Gedung Rektorat Unhas. “167 calon rektor potensial yang telah menerima undangan tersebut diharapkan memakai haknya untuk mendaftarkan diri dan ikut bersaing dalam pemilihan rektor Unhas 20142018,” tuturnya.
Setelah mendaftarkan diri, bakal calon rektor Unhas akan ditetapkan pada 11 November melalui Rapat Senat. Melalui Rapat Senat tersebut, calon rektor potensial yang telah mendaftarkan diri akan diverifikasi berdasarkan kelengkapan berkas sesuai yang diatur dalam Bab 3 pasal 4 dan pasal 5 dari Peraturan Universitas Hasanuddin No. 214/UN4/OT.10/2013 tentang tata cara penjaringan, penyaringan dan pemilihan rektor. “Jadi calon rektor potensial yang telah mendaftarkan diri bisa saja masih ada yang gugur, sesuai dengan kelengkapan berkas yang dimilikinya,” tutup Iqbal.
29
AGENDA
Prof. Hafied Cangara Launching Buku Perencanaan dan Strategi Komunikasi Reporter: Muh. Mentari Fajar Foto: TK.
G
uru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Dr. Hafied Cangara, M.Sc kembali melaunching buku untuk disiplin Ilmu Komunikasi berjudul “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, Jumat (1/11). Launching buku yang bertempat di Ruang Rapat Senat, Gedung Rektorat lantai 2 Unhas, dirangkaikan pula dengan Kuliah Umum Internasional oleh Prof. Dr. Felix Librero dari University of The Philippines dengan tema “The Urgency of Communication Planning in The Formulation of Development Policy”. Felix Librero adalah Mantan Rektor dari Philippines Open University sejak tahun 2001. Ia juga adalah pembimbing akademik selama Hafied menjalani studi S2 di Filipina. Hadir dalam acara tersebut adalah Rektor Unhas, Prof. Dr. Idrus Paturusi memberikan sambutan dan apresiasi atas peluncuran buku komunikasi oleh Hafied Cangara. “Saya sangat salut untuk Prof. Hafied Cangara
30
atas terbitnya buku ini. Ini adalah bukti kualitas yang bisa dijadikan rujukan untuk semua program Komunikasi di Indonesia. Mahasiswa harus bangga kuliah di Universitas Hasanuddin, karena memiliki guru-guru besar dengan kualitas yang dapat diunggulkan,” tutur Idrus. Hafied Cangara mengatakan bahwa buku ini berbeda dengan buku pemasaran sosial yang lebih condong pada segi ekonomi. “Buku pemasaran sosial adalah bagian dari sistem perencanaan komunikasi. Buku ini cakupannya lebih luas, mencakup semua kebijakan komunikasi, dan strategi komunikasi khususnya untuk bidang marketing dan penyadaran masyarakat lainnya,” ungkapnya. Secara umum, buku Perencanaan dan Strategi Komunikasi yang merupakan buku ke-3 hasil tulisan Hafied Cangara ini dirancang untuk membantu pekerja yang bergerak di bidang informasi untuk memahami tugas-tugas yang diemban oleh
seseorang. Hal ini mencakup seperti apa strategi kreatif dunia komunikasi melihat dan merancang peluang/kesempatan yang ada untuk meraih keuntungan dalam bisnis, keefektifan dalam kampanye, memaksimalkan proses pelayanan, dan salah satunya kiat dalam sukses program-program penyadaran masyarakat seperti bidang kesehatan, pertanian, perindustrian, perpajakan, keagamaan, dan kegiatan sosial lainnya. “Harapan saya, semoga buku ini bisa bermanfaat bukan hanya untuk mahasiswa Ilmu Komunikasi dimanapun, tetapi juga bisa dipakai oleh para praktisi komunikasi. Seperti, Konsultan Komunikasi, pekerja Public Relations, petugas lapangan di bidang penyadaran masyarakat. Juga untuk mereka para pembaca yang tertarik untuk mengetahui, mendalami, dan mengaplikasikan ilmu ini,” tutup Hafied.
AGENDA
Rencanakan Kerja Sama, BINUS Studi Banding ke Jurusan Ilmu Komunikasi Unhas Reporter: Ayu Adriani Foto: TK.
U
niversitas Bina Nusantara (BINUS) melakukan Studi Banding ke Jurusan Ilmu Komunikasi Unhas, Senin (21/10). Melalui kunjungan tersebut, Tim dari Departemen Komunikasi berharap akan adanya kerja sama yang dapat terjalin antara kedua belah pihak nantinya. BINUS sendiri memiliki ciri budaya collaborative. Oleh karenanya, kunjungan pihak Universitas BINUS ini adalah dalam rangka studi banding khususnya bidang Ilmu Komunikasi. Lebih khusus untuk mempelajari strategi perkembangan jurusan Ilmu Komunikasi di Unhas. “Jadi kita belajar dari keunggulan-keunggulan orang lain. Dan tentunya kita juga mau berbagi untuk hal-hal positif yang sudah terlebih dahulu kami miliki. Kedepannya, kita harapkan bisa ada kerja sama. Tentunya untuk kemajuan bersama,” ungkap Dr. Ulani Yunus selaku Head of Marketing Communication Department BINUS. Universitas BINUS di tahun keenam ini melakukan kunjungan ke
berbagai lembaga dan universitas sebanyak satu hingga dua kali dalam setahun. Beberapa kunjungan yang telah dilakukan adalah ke Universitas Kristen Petra Surabaya, Universitas Padjajaran Bandung dan Universitas Gadjah Mada. “Tahun ini, kunjungan yang pertama kami lakukan adalah ke Universitas Hasanuddin. Karena kami dengar, Unhas itu penelitiannnya bagus. Kerja sama internasionalnya cukup tinggi. Jadi kita mau belajar, strateginya seperti apa,” ungkapnya. Dalam kunjungannya yang disambut oleh dosen Ilmu Komunikasi Unhas di Ruang Rapat Jurusan Ilmu Komunikasi, Ulani menanyakan banyak hal terkait pengembangan dunia pendidikan di Universitas Hasdanuddin. Selain itu, strategi Universitas BINUS dalam bidang Pengabdian masyarakat pun menjadi pembahasan yang cukup menarik bagi kedua belah pihak. Universitas BINUS, melaksanakan pengabdian masyarakat dengan melakukan pengembangan pada kelompok-kelompok seperti komunitas
guru pengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam hal Public Speaking misalnya. “Kalau kami di Unhas, yang menjadi ciri khas kami sebagai orang komunikasi sehingga paling sering kami selipkan pada Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah untuk mengajarkan Literasi Media ke masyarakat tempat mahasiswa mengabdi selama beberapa bulan,” Ungkap Dr. H. Muh. Farid, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Unhas. Di akhir kunjungannya, Ulani mengatakan bahwa Ilmu Komunikasi akan terus berkembang seiring perubahan zaman. “Karir komunikasi itu tidak ada matinya. Kemana saja bisa masuk sehingga kedepannya ilmu ini akan terus berkembang karena tuntutan zaman. Ilmu Komunikasi juga tentunya bisa lebih fleksibel, karena sifat ilmu ini yang cair artinya dia bisa masuk kemana saja,” tutupnya.
31
AGENDA
SPI Unhas Jadi Tujuan Kunjungan Kerja UIN SGD Bandung Reporter: Janisa Pascawati Foto: JP.
U
niversitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung kunjungi Unhas untuk belajar strategi pengawasan internal, senin (4/11). Kunjungan mereka disambut baik oleh Wakil Rektor II Unhas, Dr. dr. Wardihan Sinrang beserta jajaran Satuan Pengawasan Internal (SPI) Unhas di ruang Rapat C, lantai 3 Rektorat Unhas. Rektor UIN SGD Bandung Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah S.H., M.Hum yang datang beserta Wakil Rektor IV dan Ketua SPI nya mengatakan bahwa kedatangan mereka ke Unhas yakni untuk belajar pengelolaan SPI di Unhas. UIN Bandung sendiri baru saja pada tahun 2013 membentuk SPI universitasnya. Dalam kunjungan tersebut, Wardihan menjelaskan awal dibentuknya SPI Unhas. “Sejak berdiri awalnya SPI Unhas nekat-nekat saja, OTK kita tidak mengakomodir adanya SPI. Nantinya kemudian memungkinkan Rektor untuk membuat suatu unit yang
32
bertanggungjawab langsung kepada Rektor yaitu Unit Pelaksana Teknis (UPT), dibentuklah UPT SPI yang memperkuat SPI dari segi kelembagaan,”jelasnya. Menjelaskan strategi SPI, Ketua SPI Unhas Prof. Dr. H Juanda Nawawi, M.Si mengatakan bahwa tugas dan kewenangan SPI yakni melakukan pengawasan, pencegahan bahkan mengingatkan. “Intinya, SPI itu tugas dan kewenangannya membantu pimpinan universitas, pimpinan unit kerja, terutama melakukan pencegahan, bahkan mengingatkan. Awalnya banyak orang tidak senang. Namun, setelah kami melakukan tugas ini secara terus menerus, sekarang bahkan banyak pimpinan fakultas yang meminta di audit sebelum berakhir masa jabatannya. Karena istilah audit itu membenahi apa yang harus dibenahi,” tuturnya. Juanda menambahkan bahwa kunci pengelolaan SPI ada pada pimpinan universitas. “Kuncinya ada
pada pimpinan universitas. Pimpinan kami punya komitmen untuk mencoba berjalan bersama. Dengan begitu tidak ada masalah. Nah, Kendala yang ada di berbagai universitas, pimpinannya kurang mendukung SPI nya, nanti kewalahan baru memanggil SPI. Padahal sepanjang pimpinan mau bekerjasama maka kita tidak perlu ragu mengambil keputusan baik di bidang keuangan atau yang lain,” jelasnya. Dalam kunjungan tersebut Rektor UIN mendukung penuh pengelolaan SPI universitasnya. Dirinya yakin SPI sangat membantu universitas. “Kedatangan kami untuk membangun sebuah universitas yang kredibel dan transparan. Sebagai Rektor saya mendukung bahkan mengedepankan SPI. Bahkan saya berkeyakinan kalau SPI bekerja dengan baik maka itu dapat menyelamatkan universitas,”katanya.
AGENDA
Suara Terbanyak Fakultas Bukan Penentu Jadi Dekan di Unhas Reporter: Muh. Mentari Fajar Foto: FA.
S
uara terbanyak hasil pilihan anggota senat fakultas tidak menjadi penentu bagi calon Dekan untuk terpilih sebagai Dekan fakultas di Unhas. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Humas Unhas, Dr. M. Iqbal Sultan, M. Si saat ditemui di ruangannya, Lt. 4 Gedung Rektorat Unhas, Selasa (7/9). Iqbal mengungkapkan bahwa hal tersebut terjadi karena masih ada beberapa tahapan yang harus ditempuh calon Dekan untuk menjadi Dekan. “Ada proses lanjutan, yakni asesmen dari Lembaga Psikologi Terapan yang ditunjuk oleh Unhas. Lembaga tersebut adalah lembaga dari luar Unhas yang independen. Jadi 3 calon yang dari senat fakultas, diajukan ke Rektor dan nantinya proses dilanjutkan dengan asesmen dari lembaga tersebut,” katanya. Adapun lembaga yang ditunjuk oleh Unhas nantinya hanya akan memberikan rekomendasi kepada Rektor Unhas berupa hasil cocok dan tidaknya seseorang menjadi Dekan. Berdasarkan Peraturan Universitas Hasanuddin Nomor:
20054/UN4/KP.04/2012, tahapan penyaringan untuk menjadi Dekan fakultas yakni Tiga orang Calon Dekan yang sudah ditetapkan melalui keputusan senat fakultas disampaikan kepada Rektor. Calon Dekan diusulkan kepada Rektor tanpa peringkat dan diurut secara alfabetis disertai lampiran berita acara hasil rapat senat fakultas. Dalam peraturan tersebut juga menerangkan tahapan pemberian pertimbangan untuk menjadi Dekan yakni Rektor menyerahkan dokumen kelengkapan calon Dekan kepada senat universitas. Senat universitas kemudian melakukan penilaian kelengkapan dan kelayakan administrasi, kompetensi dan kepemimpinan dengan dibantu oleh lembaga independen yang ditunjuk oleh universitas, setelah itu, senat universitas menyerahkan hasil penilaian calon Dekan kepada Rektor untuk menjadi pertimbangan penetapan Dekan. Iqbal melanjutkan, dalam mempertimbangkan penetapan Dekan, Rektor Unhas, Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi membentuk Tim 7 yang bertugas mendiskusikan Dekan yang
akan terpilih melalui proses fit and proper test. “Tim 7 bekerja setelah ada hasil asesmen dari lembaga yang ditunjuk oleh universitas. Tim 7 kemudian melakukan proses fit and proper test. Akumulasi hasil lembaga dan fit and proper test kemudian diserahkan kepada Rektor untuk menetapkan Dekan terpilih,” tambahnya. Tujuan dibentuknya Tim 7 oleh Unhas yakni agar pemilihan Dekan tersebut tidak sepenuhnya menjadi kewenangan Rektor Unhas. Adapun Tim 7 tersebut terdiri dari Rektor, Para Wakil Rektor, Ketua Senat Guru Besar serta satu orang panitia pemilihan Dekan “Tim 7 ini dibuat agar pemilihan Dekan tidak menjadi kewenangan penuh Rektor Unhas, selain itu, tentunya agar proses pemilihan Dekan ini menjadi transparan,” jelasnya.
33
AGENDA
Unhas Bangga Sambut 141 Dosen Bergelar Doktor Reporter: Atika Saidin Foto: FA.
I
drus Paturusi mengungkapkan kebanggaannya menyambut 141 dosen yang baru saja menyelesaikan studi doktoralnya. Karena menurutnya, universitas lain sulit untuk menerima 10 saja dosen bergelar doktor, namun Unhas justru menerima sebanyak 141 doktor baru sekaligus. “Saat ini kita telah memiliki doktor lebih dari 700 dan ini merupakan modal dasar yang kuat agar Unhas bisa lebih maju kedepannya,” ungkapnya. Hal ini diungkapkan Rektor Unhas pada saat menyambut 141 dosen yang baru saja menyelesaikan studi doktoralnya baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dari 141 dosen tersebut, 32 dosen di antaranya berhasil menyeleseikan studinya di luar negeri, yakni Jepang, Australia, Malaysia, dan Korea. Acara penyambutan tersebut berlangsung di
34
Gedung Rektorat Unhas, Lantai I, Rabu (2/10). Selain itu berkaitan dengan kebijakan pemerintah, Idrus juga menyampaikan bahwa tahun ini Unhas menerima Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) sejumlah lebih dari 63 Milyar. Sedangkan untuk tahun depan, BOPTN tersebut akan naik dan alokasi terbanyak akan diberikan untuk kegiatan penelitian. Untuk itu,Rektor menghimbau agar hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik dengan memaksimalkan peralatan lab yang ada di Unhas. Selain menyambut Doktor baru, Idrus Paturusi juga melakukan Pemberhentian dan Pengangkatan Dekan, Pembantu Dekan, Ketua dan Sekretaris Jurusan/Bagian, Kepala Pusat, Kepala UPT, Kepala Bagian dan
Kepala Sub Bagian di lingkungan Universitas Hasanuddin, serta Penyerahan Surat Keputusan (SK) Guru Besar. Dalam acara pemberhentian dan pelantikan pejabat baru di Unhas tersebut, Idrus Paturusi melantik dua Dekan baru, yakni Prof. Dr. Gagaring Pagalung, M.Si. Ak sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Prof. Dr. Ir. Jamaluddin, M.Sc sebagai Dekan Ilmu Kelautan dan Perikanan yang baru. “Kepada Dekan, tentu kita semua berharap banyak. Apalagi dengan masa depan yang masih panjang, juga kepada Doktor baru agar tetap berkarya,” tutupnya.
AGENDA
Unhas Siap Jadi Relawan Pemilihan Umum 2014 Reporter: Fheny Angriyani Foto: Ilustrasi/Int.
M
enjelang Pemilihan Umum pada April 2014, Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) RI akan merekrut satu juta relawan pengawas dari unsur mahasiswa. Perekrutan satu juta relawan dari kalangan mahasiswa ini dalam rangka optimalisasi pengawasan pelaksanaan tahapan hingga penyelenggaraan Pemilihan Umum, April 2014 mendatang. Hal tersebut disampaikan dalam Seminar Nasional yang dilaksanakan di Baruga AP. Pettarani, Unhas, Kamis (10/10). Dalam Seminar Nasional yang bertemakan “Peran Partisipasi Pengawas Pemilu bagi Pemilih Pemula
Menuju 2014 Bersih, Berkualitas dan Bermanfaat” menghadirkan pembicara Nasrullah, S.H. anggota Bawaslu RI, Agun Gunandjar Sudarsa, Ketua Komisi II DPR RI , Dr. Zainal Arifin Hoesein, SH.,MH, serta Prof. Dr. Aswanto Dekan Fakultas Hukum Unhas. Bagi mahasiswa yang lolos seleksi sebagai relawan pemilu akan diberikan bimbingan teknis. Selain itu, relawan akan dilengkapi dengan identitas pribadi. Relawan juga akan dihadapkan pada keterampilan bagaimana mengawasi Pemilu yang harus bertindak independen dan jujur untuk meminimalisir adanya
kecurangan. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Hasanuddin, Ir. Nasaruddin Salam MT sangat mendukung program tersebut. “Kami akan siapkan mahasiswa untuk mendukung sepenuhnya program Bawaslu dalam perekrutan satu juta relawan dari kalangan mahasiswa untuk berkontribusi dalam upaya terciptanya Pemilu 2014 yang berkualitas dan bermartabat,” tuturnya.
35
AGENDA
Fakultas Kehutanan Semakin Matang di Usia 50 Tahun Reporter: Muh. Mentari Fajar Foto: AMA
U
niversitas Hasanuddin (Unhas) patut berbangga, karena pada bulan Agustus lalu, salah satu fakultasnya dari empat belas fakultas yang ada berhasil mencapai titik emasnya di usia 50 tahun yakni, Fakultas Kehutanan. Rangkaian acara meriah menghiasi pelataran Fakultas Kehutanan sejak 18 hingga 24 Agustus lalu. Sedikit membahas sejarah, Fakultas Kehutanan mulai berdiri sebagai fakultas sejak 18 Agustus 1963 silam. Mencapai umur lima dekade sungguh tidaklah mudah, butuh konsistensi, kesabaran, dan masih banyak lagi hal positif yang harus dilakukan. Hasilnya
36
lihatlah sekarang. Di acara puncak, hadirin sebagian besar alumni dari Fakultas Kehutanan mulai dari angkatan awal hingga tahun 2000-an. Turut hadir beberapa tokoh masyarakat di antaranya, Prof. Dr. Ir. HM Nurdin Abdullah yang sekarang menjabat sebagai Bupati Bantaeng, Ir. H. Andi Idris Syukur yang sekarang menjabat sebagai Bupati Barru, Drs. H A Harmil Mattotorang yang sekarang menjabat sebagai Wakil Bupati Maros, Prof. Dr. Dadang Ahmad Suriamiharja Wakil Rektor I Unhas, dan pejabatpejabat Dekan se-Unhas. Gold anniversary ini mengambil tema “Wanua Maruddani� yang berarti
kerinduan yang teramat-sangat akan kampung halaman. Menyiratkan sebuah moment yang pas untuk mengungkapkan kerinduan akan semua orang yang pernah berpetualang di dunia rimba Fakultas Kehutanan. Dalam acara tersebut, Nurdin Abdullah selaku Ketua Panitia mengatakan, “Atas nama seluruh panitia 50 tahun Fakultas Kehutanan, kami mengucapkan terima kasih atas semua alumni rimbawan yang telah hadir dari seluruh penjuru Indonesia dalam acara yang kita tunggu-tunggu ini. Disini kita tidak mengenal jabatan, karena ini adalah ajang untuk melepas rindu kita akan sahabat seperjuangan di
AGENDA
sahabat seperjuangan di kampus merah ini,” tutur Nurdin. Dalam kesempatan tersebut, Nurdin juga menyinggung sedikit tentang keprihatinannya akan banyaknya alumni rimbawan (sebutan untuk mahasiswa kehutanan) yang salah penempatan khususnya dalam dunia kerja. "Perayaan 50 tahun Fakultas Kehutanan dirayakan di dua tempat berbeda pada hari yang sama. Setelah acara jalan santai dan pembukaan di Unhas pada pagi hari, acara kedua dilanjutkan di Hutan Pendidikan Bengobengo Maros, sebagai salah satu media praktikum bagi semua mahasiswa kehutanan," tambahnya. Tak berbeda dengan di Unhas, acara Sylva Ria tersebut banyak dihiasi dengan hiburan yang sifatnya mengakrabkan satu dengan yang lain. Pada penghujung waktu, ditutup dengan momen Tudang Sipulung dan InSPIRe Unhas Forester for Better Indonesian Forestry. Dekan Fakultas Kehutanan, Prof. Dr. Ir. H. Muh. Restu mengungkapkan rasa bahagianya atas reuni 50 Tahun Fakultas Kehutanan tersebut. “Saya sangat senang. Reuni 50 tahun ini luar biasa. Hampir semua alumni dari Fakultas Kehutanan datang dari berbagai daerah. Mereka malah mengharapkan kegiatan ini bisa diadakan setiap tahunnya. Di sisi lain tentunya mereka yang telah sukses bisa menjadi motivator bagi anak-anak kami yang masih duduk di bangku kuliah,” tuturnya. Terkait dengan hal tersebut, Muh Restu menambahkan harapannya agar jalinan antara alumni dan mahasiswa baru bisa terus terkoneksi sekaligus sebagai pembentukan karakter Rimbawan yang peka akan kepentingan bersama.
LINTAS Pemuda PPIKor 2013 Kunjungi Unhas Pemuda Program PPIKor 2013 yang terdiri dari Delegasi Indonesia dan Korea mengunjungi Unhas dalam rangka Workshop Bahasa Indonesia, Rabu (13/11). Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) dan Ministry of Gender Equality and Family Korea Selatan.. Pemuda PPIKor 2013 sendiri terdiri dari 18 orang delegasi Korea dan 19 orang delegasi Indonesia. Indonesia – Korea Youth Exchange Program (IKYEP) atau Pertukaran Pemuda Indonesia – Korea (PPIKor) adalah program pertukaran pemuda yang difasilitasi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia bekerjasama dengan Korea. Kegiatan PPIKor ini berlangsung dalam dua fase. Pertama adalah fase Korea. Kedua adalah fase Indonesia. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan para Delegasi selama berada di Sulawesi Selatan yakni pembelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran cara pembuatan kain sutra Sulawesi Selatan, kunjungan ke Tana Toraja dan tempat-tempat bersejarah serta bersosialisasi dengan penduduk lokal melalui program home stay dengan beberapa keluarga di Makassar. Selain itu, peserta juga melakukan sejumlah kunjungan kenegaraan di beberapa rumah jabatan pemerintahan seperti Rujab Gubernur Makassar, Rujab Bupati Kab. Pangkep, Kab. Sidrap, dan Kab. Toraja. Rizky maulidiana Haris selaku Delegasi Indonesia perwakilan Sulawesi Selatan mengungkapkan kebanggaannya dapat mengikuti program PPIKor 2013 yang diselenggaranan Kemenpora. ”Saya merasa bersyukur dapat mengikuti kegiatan ini, melalui program ini saya dapat mengetahui dan belajar banyak tentang kebudayaan Korea,” tuturnya yang juga merupakan mahasiswi Program Magister Ilmu Komunikasi Unhas.
37
MASA DEPAN ADALAH MILIK MEREKA YANG MENYIAPKAN HARI INI
MITRA
MITRA
Hubungan Internasional Unhas Kerja Sama BPPK Kemenlu RI Reporter: Muh. Mentari Fajar Foto: AMA
J
urusan Ilmu Hubungan Internasional Fisip Unhas bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kawasan Amerika Eropa Kementerian Luar Negeri RI mengadakan kuliah umum sekaligus pembahasan hasil penelitian “Studi Pemetaan Ekonomi, Sosial, dan Politik Amerika Latin dan Strategi Indonesia dalam Mendorong Terciptanya Free Trade And Invesment Agreement dengan Negara-negara Amerika Latin” bertempat di Gedung IPTEKS Unhas, Senin (28/10). Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor IV Bidang Pengembangan dan Kerja Sama Prof. Dr. Dwia Aries Tina dan dihadiri oleh dosen serta mahasiswa(i) jurusan
40
Hubungan Internasional Fisip Unhas. “Dengan adanya kerja sama ini tentu saja akan mempererat hubungan yang telah terjalin antara Unhas dan Kemenlu RI. Kemarin kita juga kedatangan tamu dari KBRI Canberra membahas people smuggling, dan rencananya nanti akan diadakan KKN tematik sebagai bentuk peran serta Unhas,” ujar Prof. Dwia dalam sambutannya. Aspiannor Masrie, salah seorang Tim Peneliti HI dari Unhas mengatakan bahwa banyak MoU yang terjalin antara Indonesia dengan negara Amerika Latin namun realitas di lapangan pelaksanaannya tidak maksimal. Hal inilah yang perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah Indonesia. Negara Amerika Latin yang
menjadi objek penelitian dari Tim Unhas, yakni Brasil, Peru, dan Chili karena dianggap memiliki indeks perkapita yang cukup tinggi dibandingkan negara-negara Amerika Latin lainnya. Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa, BPPK Kemenlu RI, Dra. Wening Esthyprobo mengharapkan dengan adanya kerja sama ini, hasil penelitian dari Tim Unhas mampu dijadikan pertimbangan dalam proses pengambilan kebijakan Kemenlu RI dalam rangka meningkatkan kerja sama global, bilateral, dan multilateral khususnya terhadap negara-negara Amerika Latin.
MITRA
MIPI - Unhas Gelar Seminar Nasional Reformasi Birokrasi Reporter: Atika Saidin Foto: TK
M
asyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) bekerjasama dengan Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas menggelar Seminar Nasional dengan tema Reformasi Birokrasi, Arah Rancang Bangun, dan Strateginya. Seminar yang digelar yang di Ruang Senat Lt.II Gedung Rektorat Unhas, Rabu (23/10) ini menghadirkan langsung Ketua Umum MIPI yang juga merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta Dr. Eng. H. Fauzi Bowo ini dirangkaikan dengan acara pelantikan pengurus baru MIPI Sulsel untuk periode 2013-2018. MIPI merupakan wadah berhimpunnya para sarjana, pakar, dan praktisi, pemerhati dan pengabdi pemerintahan yang dibentuk pada tanggal 22 Oktober 1991 di Jakarta. MIPI dibentuk bertujuan untuk senantiasa ikut serta untuk memajukan perkembangan pemerintahan di Indonesia dan ikut berperan secara optimal dalam memberi sumbangan untuk meningkatkan kualitas penyelenggeraan pemerintahan Indonesia. Dalam seminar tersebut, Prof. Dr. M. Ryaas Rasyid hadir sebagai keynote speaker yang memberikan
gambaran secara umum tentang reformasi birokrasi dan langkah-langkah apa yang patut dilakukan untuk mewujudkannya. Ryaas Rasyid yang juga merupakan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia sedang dijangkiti berbagai macam penyakit akut. Kemiskinan, pengangguran, hukum yang diperjualbelikan, serta korupsi adalah penyakit-penyakit yang dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Hal ini diperparah dengan ketidakahlian atau ketidakmampuan pemerintah untuk mengobati penyakit akut tersebut. “Indonesia ini diibaratkan orang yang sakit jantung, kanker, dan liver, tapi dokter yang mengobati adalah dokter umum, bukan dokter ahli, mana bisa sembuh,� ungkapnya. Lebih lanjut menurut Ryaas untuk mengatasi permasalahanpermasalahan di Indonesia terlebih dahulu harus diketahui apa sebab yang mengakibatkan munculnya permasalahan tersebut. Misalnya kemiskinan, apa penyebab dari kemiskinan tersebut, setelah itu baru dicarikanlah solusi yang tepat. Seperti halnya juga korupsi. Apa yang
menyebabkan orang-orang melakukan tindakan korupsi, apakah karena kesalahan karakter atau karena kesalahan sistem. Selain Ryaas Rasyid beberapa narasumber yang juga memberikan materi dalam seminar nasional tersebut adalah DR. Made Suwandi, M,soc.Sc yang merupakan Dosen IPDN, Prof. Miftah Thoha dari Universitas Gadjah Mada (UGM), serta Prof. Dr. Hamka Naping,MA, Prof. Dr. Armin Arsyad, M. Si, dan Dr. H. A.Gau Kadir, MA yang berasal dari Universitas Hasanuddin. Dekan FISIP Unhas Prof. Hamka Naping mengungkapkan bahwa seminar nasional ini mengangkat tema yang menarik dilihat dari keadaan negara kita yang semestinya memiliki suatu tatanan pemerintahan yang ideal dan dapat mewujudkan cita-cita negara yaitu mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Tapi kenyataannya berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pemerintahan di Indonesia ini masih perlu dilakukan pembenahan.
41
MITRA
sgwarehousesale.blogspot.com
Unhas Masukkan UMKM ke Pasar Modern Reporter: Humas Foto: Ilustrasi/Int.
M
elalui Carrefour Capacity Building Program (CCBP), Carrefour yang bekerjasama dengan Yayasan Sahabat Cipta (YSC) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unhas berkomitmen melakukan pemberdayaan dan pengembangan usaha UKM binaannya. Salah satunya melalui cara mengikutsertakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaan sebagai peserta dalam acara Bazaar Rakyat yang diselenggarakan di Carrefour Panakkukang pada tanggal 1 sampai 3 November 2013. UMKM binaan Unhas yang ikut serta dalam acara Bazaar Rakyat Carrefour berjumlah 30 UMKM dari total
42
50 UMKM yang dibina untuk tahun 2013 ini. Adapun produk-produknya, antara lain: Aneka kue dan roti, minuman instan, markisa, coklat, aksesoris wanita, sovenir, lampu hias, aneka produk daur ulang, ikan/daging olahan hingga sayuran organik. Setelah para UMKM Binaan ini mengikuti Bazar Rakyat, selanjutnya masih akan dibina dan dilatih dengan intensif, sehingga produk-produk mereka akan berkualitas dan dapat diterima oleh masyarakat serta berkelanjutan, kemudian dapat dimungkinkan dan diberi akses untuk menjual produknya melalui Pojok Rakyat yang ada di Gerai Carrefour. Koordinator Program Carrefour
Capacity Building Program (CCBP), Anas Iswanto Anwar mengungkapkan bahwa keikutsertaan UMKM binaan Unhas dalam acara tersebut merupakan bagian terintegrasi dari proses pembinaan dan pengembangan usaha yang dilakukan oleh Unhas. “Melalui proses pembinaan dan pengembangan usaha dilakukan oleh Unhas dalam bentuk pelatihan dan Klinik Bisnis selama satu tahun, diharapkan akan tumbuh rasa percaya diri dari mereka dalam memasarkan produk-produknya,� ungkapnya.
RISET
RISET
Kajian Mekanisme Penjerapan Ion Ni2+, Cu2+, Zn2+, Cd2+, dan Pb2+ On Nannochloropsis Salina Dalam Medium Conwy
44
W
ilayah Indonesia yang didominasi oleh perairan sangat berarti bagi aktivitas masyarakat, terutama dalam berbagai kegiatan domestik dan industri. Seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia di berbagai sektor kehidupan, jumlah dan jenis pencemar, termasuk logam berat, di perairan meningkat pula. Logam berat merupakan bahan pencemar yang perlu diwaspadai karena sifat racun dan berbahaya. Logam Pb, Cu, Cd, dan Hg yang ditemukan di perairan laut Indonesia konsentrasinya masih di bawah Nilai Ambang Batas (NAB), tetapi cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas, produktivitas, dan fungsi strategis perairan laut yang berdampak pada penurunan produktivitas dan higienitas komoditas perikanan. Pengelolaan dan pengolahan logam berat dari limbah industri merupakan upaya konservasi logam esensial. Remediasi logam secara fisika-kimia masih mahal dan tidak ramah lingkungan, tetapi pendekatan bioteknologi diterima sebagai alternatif yang menarik. Material biologis seperti
bakteri, ragi, fungi, alga, dan mikroalga telah digunakan karena efisien, murah, dan materialnya banyak tersedia. Mikroalga sebagai produsen primer merupakan organisme renik yang melimpah, dengan dukungan klorofil mikroalga menggunakan energi sinar matahari untuk melakukan fiksasi Co2 menjadi glukosa dan menghasilkan O2. Mikroalga mampu menyerap dan mengakumulasi logam berat dalam tubuhnya, bahkan beberapa jenis mampu menyerap logam berat dalam jumlah besar, dan menyimpannya di dalam strruktur sitoplasmik tanpa mengaibatkan efek toksik bagi dirinya. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ion Cu memberikan toksisitas yang signifikan terhadap mikroalga, diikuti oleh Ni dan Pb. Sementara itu Chaetoceros Calcitrans mampu menyerap Ion Cu2+ hingga konsentrasi 40 mg L-1 dalam medium Conwy pada Ph netral. Nannochloropsis Salina juga menyerap Ion Pb, Cd, dan Zn hingga konsentrasi 50 mg L-1. Spesies mikroalga dengan ukuran 2-4 Um dengan waktu regenerasi cepat adalah N. Salina. Berdasarkan ukurannya, N. Salina
RISET
rentan terhadap pencemaran logam berat seperti Ion Ni2+, Cu2+, Zn2+, Cd2+ dan Pb2+ jika dibandingkan dengan tumbuhan yang lebih tinggi seperti rumput laut dan lamun. Dalam berbagai kasus pencemaran, sebagian besar organisme laut tidak mampu bertahan hidup namun N. Salina dijumpai tetap hidup dalam perairan yang tercemar logam berat. Permukaan sel mikroalga mengandung berbagai gugus fungsi –Nh2, -Coo-, -Sh, dan gugus rantai samping residu asam amino ang berpotensi sebagai situs mengikat logam. Beberapa kajian bioakumulasi logam oleh kelas Eustigmatophyceae telah dilaporkan, namun kajian mekanisme penyerapan logam berat oleh N. Salina secara kimia belum dijumpai. Penelitian tentang kajian mekanisme reaksi penyerapan Ion Ni2+, Cu2+, Zn2+, Cd2+, dan Pb2+ menggunakan N. Salina telah dilakukan, melalui pengamatan terhadap pertumbuhan, efisiensi penyerapan Ion logam, perubahan konsentrasi asam amino, klorofil, perubahan morfologi sel, dan gugus fungsi. Logam uji mewakili logam berat esensial dan bukan esensial dari kelompol unsur transisi periode ke-4 dan ke-5 serta kelompok unsur utama periode ke-6. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap biosorpsi dan bioremediasi menggunakan mikroalga, sekaligus menjadi solusi alternatif atas pencemaran logam berat di perairan laut. Implikasi metode pengajaran ion logam yang terkandung dalam limbah industri secara biosorpsi telah dikembangkan dalam dekade terakhir. Metode bioteknologi untuk bidang sains sekaligus dalam bidang industri merupakan metode yang secara ekonomis menguntungkan karena densitas biomassa yang tinggi hanya memerlukan reaktor yang relatif kecil. Untuk penanganan limbah industri telah dikembangkan teknik biofilm aktif spesifik pada matriks padatan. Reaktor dengan biomassa yang termimobilisasi telah digunakan dalam penanganan limbah pertambangan metalurgi.
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa waktu optimum pertumbuhan N. Salina dicapai pada hari ke-8 dengan jumlah populasi sebesar 123x104 sel mL-1. Ion logam berat menghambat pertumbuhan N. Salina di awal pemaparan dan relatif tidak terjadi di hari-hari berikutnya. Nilai ep tertinggi dijumpai pada sampel yang dipapar ion dengan konsentrasi 10 mg L-1 dengan urutan Cu2+ > Zn2+ > Pb2+ > Ni2+ > Cd2+. Selain itu, konsentrasi asamasam amino menurun akibat pemaparan ion logam berat dengan urutan dari tinggi ke rendah adalah Cd2+ > Ni2+ > Pb2+ > Zn2+ > Cu2+. Konsentrasi klorofil a meningkat setelah pemaparan ion logam berat dengan urutan Zn2+ > Cu2+ > Ni2+, dan terjadi penurutan konsentrasi klorofil a pada pemaparan ion logam dengan urutan Cd2+ > Pb2+. Pemaparan ion logam berat menyebabkan kerusakan permukaan N. Salina yang ditunjukkan oleh perubahan bentuk permukaan dengan ukuran yang lebih kecil. Gugus fungsi yang terlibat dalam penyerapan ion logam pada N. Salina adalah karboksil, amina, amida, dan gugus amino. Indikasi penyerapan ion logam pada N. Salina mengarah pada mekanisme pembentukan khelat dan pertukaran ion. (*)
Nama Tempat, tanggal lahir Alamat Rumah Agama Nama Isteri Nama Anak
: Yusafir Hala : Bulukumba, 10 mei 1958 : Kompleks BPPBAP II no. 10. Maros : Islam : Dra. Hj. Emma Suryati, M. Si : Dian Magfirah Hala, S. Si. Ratu Ma’rifah Hala Ahmad Furqan Hala Ilmi Barokah Hala
45
RISET
Sumber Daya Hayati Laut sebagai Sumber Terbaharukan Komponen Bioaktif Makanan Fungsional
46
P
eranan makanan sebagai agen untuk meningkatkan kesehatan telah diakui dan menjadi titik awal pengembangan kelompok baru makanan yang dikenal dengan istilah makanan fungsional. Ide atau konsepsi dari makanan fungsional adalah untuk meningkatkan kondisi umum tubuh dan mengurangi resiko sakit dan penyakit. Dengan kata lain, komponen bioaktif yang terdapat sebagai bagian alami atau sebagai pengkaya (fortificants) dalam makanan memiliki potensi untuk memberikan manfaat kesehatan melebihi nilai dasar nutrisi dari produk. Pasar global makanan fungsional sangat besar, dan di Amerika Utara saja sekarang ini mencapai US$ 30miliar/tahun. Namun komponen yang bersumber dari hasil laut masih merepresentasi jumlah kecil dari nilai pasar tersebut. Meskipun demikian, dua jenis komponen makanan fungsional dari laut yaitu glukosamin dan asam lemak omega- 3 rantai panjang (omega-3 PolyUnsaturated Fatty Acids, PUFA) telah masuk dalam daftar 20 top selling suplemen di Amerika Utara, dan
keduanya mengalami pertumbuhan permintaan yang pesat. Nutrien dan komponen bioaktif yang bersumber dari laut sangat potensil sebagai komponen makanan fungsional karena memiliki efek fisiologis yang menguntungkan, dengan karakteristik obat (medicinal) dan manfaat kesehatan tambahan seperti aktifitas antikanker atau anti-inflamasi. Dunia laut, dengan keragaman hayatinya yang fenomenal, merupakan sumber alami yang kaya dengan berbagai komponen bioaktif seperti asam lemak omega-3 PUFA, sterol, protein, karbohidrat, antioksidan dan pigmen. Banyak organisme laut hidup dalam habitat kompleks yang terpapar kondisi ekstrim dan dalam beradaptasi terhadap lingkungan baru, organisme tersebut menghasilkan berbagai bahan bioaktif. Selain itu, mengingat keragaman organisme laut yang-sangat besar, penelitian yang berhubungan dengan pencarian komponen-komponen bioaktif barn dari lingkungan laut dapat dipandang sebagai satu bidang yang tidak terbatas.
RISET
Sumber Komponen Makanan Fungsional dari Laut: 1. Alga Laut Secara sederhana alga laut dapat dikelompokkan berdasarkan ukurannya menjadi alga makro dan alga mikro. Alga makro secara umum dikenal sebagai rumput laut. Dalam mengklasifikasikannya, ciri yang paling banyak digunakan adalah adanya pigmen spesifik, selain klorofil, yang secara jelas membedakan alga makro kedalam tiga kelas yaitu alga coklat (Phaeophyceae), alga merah (Rhodophyceae) dan alga hijau (Chlorophyceae). Keragaman (biodiversity) alga mikro sangat besar dan merepresentasi sumber daya hayati yang nyaris belum dimanfaatkan. Sebagian besar alga mikro menghasilkan produk-produk unik seperti karotenoid, antioksidan, asamasam lemak, enzim, polimer, peptida, toksin dan sterol. Kelompok mikroorganisme ini merupakan sumber daya besar yang belum dieksploitasi untuk bahan pangan. 1.1 Protein, Peptida dan Asam Amino Kandungan protein alga makro sangat bervariasi berdasarkan jenisnya. Diantara protein-protein alga makro, penting untuk dicatat tentang terdapatnya kompleksi protein-pigmen yang disebut fikobiliprotein (phycobiliproteins), beberapa diantaranya sekarang ini digunakan sebagai penanda bercahaya (fluorescent marker) dalam diagnosa klinis dan aplikasi bioteknologi. Protein dari alga berpotensi sebagai komponen fungsional dalam makanan karena memiiliki berbagai sifat unik dan penting, seperti kemampuannya membentuk film dan busa, membentuk gel dan memiliki aktivitas antimikroba. Selain itu, peptida yang dimurnikan dari Chiorella Vulgaris menunjukkan efek proteksi terhadap kerusakan sel. Salah satu dari protein utama dalam Spirulina platensis dan Porphyridium yaitu fikobilipfotein memiliki beberapa bioaktifitas terapi (therapeutic bioactivities) yaitu efek hepatoprotektif, anti inflamasi, modulasi kekebalan, antioksidan dan anti kanker.
Konsumsi serat alga oleh manusia telah terbukti meningkatkan kesehatan dan manfaatnya terdokumentasi dengan baik
1.2. Asam Lemak Kandungan lemak alga makro hanya berkisar 1-5%, akan tetapi asam lemak tak jenuh berikatan rangkap banyak (polyunsaturated fatty acids, PUFA) menyusun hampir separuh dari fraksi lemak yang sebagian besarnya merupakan asam lemak omega-3 (asam eikosapentaenoat eicosapentaenoic acid, EPA) dan asam lemak omega-6 (asam arakidonat arachidonic acid, ARA). PUFA mengatur berbagai macam fungsi didalam tubuh termasuk tekanan darah, pembekuan darah (blood clotting), dan perkembangan yang benar (correct development) pada otak dan sistem syaraf. Kandungan omega-3 sebanding dengan omega-6 dalam alga makro dan hal ini dapat meningkatkan efektifitasnya sebagai suplemen atau bagian dari diet yang seimbang. Alga coklat dan alga merah kaya akan asam lemak omega-3 dan omega-6, serta asam oleat dan palmitat. Sebaliknya, alga hijau seperti Ulva pertusa dicirikan dengan adanya omega-3 heksadekatetraenoat, oleatdan palmitat. Asam lemak omega-3 oktadekatetraenoat banyak terdapat dalam Laminaria sp. dan Undaria pinnatifida, sementara asam heksadekatetraenoat banyak terkandung dalam Ulva sp.
1.3. Karbohidrat (Polisakarida) Meskipun memiliki kandungan karbohidrat cukup tinggi, alga makro tidak dapat dianggap sebagai bahan makanan kaya energi karena daya cerna karbohidratnya rendah. Tipe karbohidratnya juga sangat bervariasi tergantung pada spesiesnya. Tipikal karbohidrat dalam varietas alga merah terdiri dari kanji floridean, selulosa, xylan dan mannan, dan fraksi larut air terbentuk oleh galaktan mengandung sulfur seperti agar dan karaginan. Komponen karbohidrat alga makro yang paling banyak dieksploitasi secara komersial adalah agar. Karaginan dan alginat. Jenis-jenis karbohidrat ini memiliki sifat-sifat tekstural dan penstabil (MacArtain et el., 2007), sehingga digunakan dalam industri makanan sebagai pengental larutan cair, pembentuk gel, pembentuk film larut air, dan penstabil produk seperti pada es krim (Rasmussen &.Mordssey, 2007). Konsumsi serat alga oleh manusia telah terbukti meningkatkan kesehatan dan manfaatnya terdokumentasi dengan baik. Berbeda dengan karbohidrat alga makro, karbohidrat dalam alga mikro bisa terdapat dalam bentuk kanji, ghikosa dan polisakarida lainnya. Secara keseluruhan, karbohidrat alga mikro memiliki daya cerna tinggi sehingga tidak ada batasan penggunaan alga mikro utuh kering di dalam makanan atau pakan.
47
RISET
1.4. Vitamin, Mineral dan Antioksidan Kandungan vitamin bervariasi tergantung pada tipe pengolahan rumput laut, musim, lingkungan dan fisiologis. Rumput laut mengandung mineral dan elemen mikro (trace elements). Fraksi mineral pada beberapa rumput laut dapat mencapai 36% dari berat kering. Semua mineral esensil dan elemen mikro yang dibutuhkan untuk nutrisi manusia terdapat dalam rumput laut, sehingga rumput laut layak dikategorikan sebagai makanan fungsional yang bemilai (valuable functional food). Alga coklat (Undaria pinnatifida dan Sargassum) dan alga merah (Chondrus crispus dan Gracilariopsis) dapat digunakan sebagai suplemen makanan untuk membantu mencukupi rekomendasi asupan harian beberapa mineral (Na, K, Ca,Mg) dan elemen mikro (Fe, Zn, Mn, Cu). Secara jelas telah diketahui bahwa alga adalah sumber yang kaya akan komponen-komponen aktif secara nutrisi dan biologis, yaitu berbagai jenis karotenoid, fikobilin, asam-asam lemak, Polisakarida, vitamin dan sterol. Tidak saja karena keragamannya yang sangat besar yang membuatnya menarik, tetapi juga peluang untuk menumbuhkannya pada berbagai kondisi dan menggunakannya sebagai reaktor alami untuk menghasilkan pengkayaan berbagai macam komponen bioaktif. 2. Produk Sampingan (By-Products) Pengolahan Ikan Produksi komponen makanan dari produk sampingan hasil laut merupakan area kajian yang berkembang karena dapat mengurangi limbah pengolahan, dan khususnya dapat menghasilkan produk bemilai bagi industri nutrasetik dan makanan fungsional. 2.1. Protein, Peptida dan Asam Amino Protein daging ikan dari produk sampingan pengolahan dapat dihidrolisa secara enzimatik untuk mendapatkan biomassa protein yang sedianya akan terbuang sebagai limbah. Peptida bioaktif yang diisolasi
48
dari hidrolisat protein ikan memiliki sejumlah bioaktivitas seperti antihipertensi, antikoagulan, aktivitas modulasi kekebalan dan antioksidatif. Peptida ikan juga dilaporkan mampu mengakselerasi penyerapan kalsium. Protein yang paling sering digunakan sebagai komponen fungsional dalam makanan adalah kolagen, gelatin dan albumin, kesemuanya dapat diekstraksi dari ikan dan produk sampingan hasil laut. Kolagen dan gelatin adalah protein unilt karena keduanya kaya akan asam amino non-polar (>80%) seperti glisin, alanin, valin dan prolin. Gelatin adalah produk protein yang terbentuk melalui hidrolisis parsial terhadap kolagen. Gelatin memiliki kemampuan unik membentuk gel dan digunakan sebagai tambahan makanan untuk memperbaiki tekstur, meningkatkan kemampuan mengikat air dan memperbaiki stabilitas berbagai jenis makanan (Rustad, 2003). Gelatin dari tulang ikan juga efektif dalam meningkatkan nilai gizi makanan berprotein rendah. 2.2 Minyak Ikan Hati ikan, daging ikan berlemak tinggi dan sisa-sisa ikan dari pengolahan merupakan sumber yang baik untuk minyak ikan. Kandungan lemak ikan bervariasi dari 2% hingga 30% dan sebagian besar terdiri dari dua jenis PUFA, yaitu EPA dan DBA. Dibandingkan dengan lemak jenuh, PUFA lebih mudah dicerna untuk menghasilkan energi dan diyakini merupakan komponen utama dari minyak ikan yang melindungi manusia terhadap berbagai jenis penyakit. Minyak hati ikan kod telah lama dipergunakan sebagai suplemen karena mengandung PUFA dalam jumlah besar utanya EPA. 2.3. Karbohidrat (Polisakarida) Kitin adalah karbohidrat polisakarida yang terdapat secara luas dalam hewan laut dan merupakan salah satu komponen struktural utama dalam cangkang krustase. Kitin memiliki struktur menyerupai struktur selulosa dan terbentuk dari monomer N-asetilglukosamin. Berdasarkan berat kering,
cangkang udang, kepiting dan lobster mengandung 14-35% kitin. Cangkang kering udang yang telah mengalami proses deproteinasi mengandung sekitar 40% kitin. Sifat tidak larut dari kitin merupakan hambatan utama untuk aplikasinya, namun kitin dapat dideasetilasi untuk menghasilkan kitosan yang larut. Kitosan adalah polimer besar kationik dengan berbagai aplikasi dalam industri makanan, farmasi dan pengolahan limbah. Dalam prakteknya, kitin hampir secara eksklusif digunakan sebagai bahan baku untuk produksi kitosan, oligosakarida dan glukosamin. Ada berbagai macam aplikasi kitin, kitosan dan turunannya pada makanan, termasuk sebagai bahan antimikroba, pembungkus/pelapis tipis yang dapat dimakan (edible films), bahan tambahan makanan, nutrasetik (meningkatkan serat makanan, mengurangi penyerapan lemak), dan pemurni air. 2.4. Kalsium Kalsium adalah elemen esensil bagi kesehatan manusia. Karena sebagian besar makanan reguler rendah kalsium, tuntutan untuk produk yang difortifikasi terus mengalami pertumbuhan, dan tulang ikan merupakan sumber yang penting. Melalui proses ekstraksi yang sederhana, kalsium dari tulang ikan dapat dengan mudah diisolasi. Sejauh ini, sumber utama kalsium untuk suplementasi asupan kalsium adalah tulang sapi dan tulang ikan. Tulang ikan (dan tulang hewan lainnya) mengandung kalsium fosfat dalam jumlah besar, yang juga merupakan komponen utama dalam tulang manusia, sehingga lebih sesuai dijadikan sumber kalsium suplemen untuk manusia. Selain tulang ikan, sisik ikan juga merupakan sumber potensil kalsium. Merebaknya kekhawatiran mengenai Bovine Spongiform Eneepalopathy (BSE) membuat daya tarik kalsium ikan menjadi lebih besar. Sumber lain kalsium adalah cangkang kerang dan tepung karang namun dayacemanya lebih rendah karena komponen utamanya adalah kalsium karbonat.
RISET
3. Potensi Bioaktif dari Laut untuk Menurunkan Prevalensi Penyakit Kronis Peningkatan jumlah artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam dua dekade terakhir yang mengkaitkan makanan dengan penyakit-penyakit kronis memperlihatkan potensi yang luar biasa dari makanan untuk mendukung, bahkan meningkatkan, kesehatan manusia. Sebagai konsekuensinya, sekarang ini terdapat minat yang besar diantara konsumen dan juga industri makanan terhadap produk yang dapat mendukung kesehatan dan
kesejahteraan. Dunia laut menghadirkan cadangan bahan-bahan bioaktif yang sebagian besar belum dieksploitasi dan menawarkan potensi besar untuk pemanfaatannya sebagai komponen makanan fungsional (Tabel 1). Substansi seperti kitin, kitosan, lemak omega-S, karotenoid, vitamin dan mineral, kalsium dalam tulang ikan, peptida bioaktif dan hidrolisat protein menyediakan manfaat kesehatan yang besar, termasuk pengurangan penyakit jantung koroner, aktivitas antikarsinogen dan anti-inflamasi.
}
2.5 Pigmen Karotenoid Lebih dari 750 jenis pigmen karotenoid telah diidentifikasi di alam dan 250 jenis diantaranya berasal dari laut. Dalam kelas pigmen alami, karotenoid merupakan pigmen yang paling banyak dan secara struktural merupakan bahan pewarna yang paling beragam. Kandungan karotenoid dalam cangkang udang dan kepiting bervariasi dengan kandungan terendah pada udang berwarna biru pucat dan tertinggi dalam udang berwarna abu-abu hitam. Astasantin dan esternya merupakan karotenoid utama dalam krustase laut dan merepresentasi 74 98% dari total pigmen dalam krustase, sehingga cangkang krustase dapat digunakan tidak saja untuk menghasilkan kitin kitosan tetapi juga untuk menghasilkan astasantin. Saat ini penggunaan utama astasantin untuk manusia adalah sebagai suplemen makanan. Karena memiliki aktifitas antioksidan yang kuat, astasantin berpotensi dalam mengatasi penyakit kardiovaskuler, kekebalan, inflamasi dan neurodegeneratif Sejumlah penelitian menunjukkan potensinya sebagai antikanker dengan argumentasi astasantin melindungi jaringan tubuh dari kerusakan oksidatif. Aktivitas antioksidan astasantin sangat besar, yaitu 10 kali lebih kuat dari jenis karotenoid lainnya seperti karoten, seasantin, lutein, kantasantin, dan 100 kali lebih- kuat dari vitamin E. Karena aktivitas antioksidan yang besar inilah sehingga ystasantin disebut sebagai "vitamin E super".
Alga adalah sumber yang kaya akan komponen-komponen aktif secara nutrisi dan biologis, yaitu berbagai jenis karotenoid, fikobilin, asam-asam lemak, polisakarida, vitamin dan sterol
49
RISET
Lingkungan laut menyediakan sumber bahan makanan fungsional yang relatif belum dimanfaatkan yang dapat digunakan pada berbagai aspek pengolahan, penyimpanan dan pengkayaan makanan. Sejumlah bahan yang bersumber dari laut telah diidentifikasi memiliki berbagai aktivitas biologis, beberapa diantaranya dilaporkan berpengaruh terhadap patogenesis penyakit. Dengan meningkatnya harapan hidup, makanan akan memainkan peran kunci dalam mempertahankan kesehatan manusia. Ini merupakan tantangan bagi industri makanan karena konsumen tidak saja menuntut makanan yang lezat dan nikmat, tetapi juga sehat dan bergizi. Nutrasetik dari laut (marine nutraceuticals) merupakan pilihan rasional dan menarik untuk industri makanan karena sumbersumber dari laut menyediakan berbagai komponen makanan fungsional yang dapat diperoleh darinya. Dalam kaitannya dengan alga laut, komponenkomponen yang dikandungnya dapat dipengaruhi oleh berbagai parameter pertumbuhan (suhu air, salinitas, cahaya dan nutrien), yang berarti bahwa, dari perspektif bioteknologi, alga dapat dipandang sebagai bioreaktor alami yang mampu menyediakan berbagai macam bahan bioaktif. Bioaktif dari laut memenuhi kriteria untuk dikembangkan sebagai komponen makanan fungsional. Pertama, keberadaannya luas dengan pasokan yang terjamin. Kedua, bioaktif dari laut merupakan komponen yang terdapat secara alami, dan isolasinya/ekstraksinya relatif menguntungkan (cost effective). Ketiga, dan mungkin yang paling penting, bahwa komponen-komponen bioaktif tersebut bersifat fungsional yaitu aktivitas biologisnya memengaruhi patogenesis dari berbagai macam penyakit. Karena itu, usaha-usaha yang dilakukan hendaklah diarahkan pada penelitian dan pengembangan makanan-makanan fungsional berbasis laut dengan prospek yang pada masa mendatang, konsumsinya dapat menghasilkan penurunan prevalensi dan keparahan penyakit-penyakit kronis.(*)
50
Komponen Fungsional
Manfaat Kesehatan
Peptida
Antikoagulatif Antidiabetik Antimikrobia Antioksidatif
Asam Lemak Omega -3
Antikarsinogenik Anti-inflamasi Kardioprotektif Fungsi kognitif
Polisakarida
Antikarsinogenik Antioxidatif Antiviral Kardioprotektif
Karotenoid
Antikarsinogenik Antioksidatif Antiobesitas Anridiabetik
Klorofil
Antikarsinogenik
Polifenol
Antidiabetik Antioksidatif
Nama : Prof. Dr. Ir. Metusalach, M.Sc Tempat, Tanggal Lahir : Waikata (Mamasa), 25 Mei 1960 Pekerjaan : Staf Pengajar pada program Stusi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Unhas Jabatan Fungsional : Guru Besar Alamat : Komp. Perumahan Unhas Tamalanrea Blok EB. 2, Makassar Telp : 0411-584907 HP : 081354998370 E-mail : mminanga@hotmail.com Nama isteri : Hj. Dahniar Nur Nama Anak : 1. Ilham Akbar Minanga, S.Pi 2. Nurul Fatiha Minanga
RISET
http://tongkatali.sg/
Kebutaan Akibat Diabetes Melitus Deteksi Dini, Penatalaksanaan dan Upaya-Upaya Pencegahan
D
iantara semua pancaindera, mata merupakan pancaindera yang paling penting. Dari kajian verba yang dilakukan melalui wawancara terhadap beberapa sumber oleh Idris N.S (2000), disimpulkan bahwa “mata” serta fungsi “melihat”merupakan indera yang paling penting dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Di lain pihak, organ vital ini juga rentan terhadap beberapa faktor yang dapat mengganggu fungsinya sebagai organ visual. Secara global, kebutaan terus meningkat dengan distribusi dan penyebab yang bervariasi dari waktu ke waktu. Di seluruh dunia, tahun 1972 dilaporkan prevalensi kebutaan berkisar 10-15 juta. Dalam kurun waktu 20 tahun, angka ini diperkirakan akan mengalami peningkatan 3 kali lipat (Thylefors B,1995). Saat ini, angka kebutaan diperkirakan mencapai 40-45 juta orang (WHO), dimana diperkirakan pada tahun 2020 akan ditemukan 54 juta kasus kebutaan pada populasi berumur ≥60
tahun. Diperkirakan ada 7 juta orang di dunia yang akan menjadi buta, empat orang diantaranya berasal dari Asia Tenggara, sedangkan di Indonesia diperkirakan setiap menit satu orang penduduk yang mengalami kebutaan. Masalah kebutaan akan menyebabkan kerugian ekonomi oleh karena produktivitas individu akan menurun, juga merupakan beban ekonomi untuk pemerintah. Penurunan VISUS akan berdampak sangat erat dengan status kesehatan dan aktivitas fisik. Kebutaan akan meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan, jatuh dan fraktur anggota tubuh. Tahun 1998 dilaporkan bahwa kasus jatuh terjadi sekitar 11% akibat penurunan visus jika dibandingkan pada orang-orang normal yang hanya terjadi sekitar 4.4%.
51
RISET
Prevalensi kebutaan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara, yaitu 1.5%, disusul oleh Bangladesh 1%, Nepal 0.8%, India 0.7%, dan Thailand 0.3%. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan angka kebutaan nasional sebesar 0.9% dengan angka tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan (2.6%) dan terendah Kalimantan Timur (0.3%). Kebutaan dapat terjadi akibat kelainan bawaan, infeksi, proses degeneratif, trauma, atau akibatakibat penyakit sistematik. Kebutaan dapat terjadi pada semua tingkatan umur, dapat terjadi bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut. Presentase kebutaan di dunia berdasarkan umur adalah ≼60 tahun (58%), 45-59 tahun (32%), 15-44 tahun (7%), dan ≤14 tahun (4%) (Thylefors,et al., 1995). Saat ini terjadi perubahan global pola penyebab kebutaan, usaha perbaikan gizi pada anak termasuk pemberian sumplemen vitamin A beberapa tahun terakhir ini menyebabkan menurunnya prevalensi kebutaan pada usia muda (WHO, Sixty-second World Health
52
Assembly (a62/7.2009). Makin bertambahnya populasi berusia lanjut menyebabkan peningkatan penyakit metabolik dan penyakit degenerative. Penyakit metabolik meningkat sejalan dengan perbaikan status gizi akibat meningkatnya status sosial yang diikuti oleh perubahan pola hidup menjadi kurang sehat, antara lain gaya hidup sedentarian (kurang kegiatan fisik/olahraga), makan berlebihan, dengan akibat terjadi obesitas yang merupakan faktor risiko utama kejadian diabetes.
terjadinya komplikasi akut maupun komplikasi jangka panjang (ADA,2012;PERKENI, 2011). Kelainan mata akibat diabetes: Komplikasi yang bisa terjadi akibat diabetes mellitus yang berlangsung lama pada mata berupa gangguan refraksi dengan prevalensi 60% (Rani PK,2010), kekeruhan lensa (katarak) dengan prevalensi 11,8% (Klein B, 2007) dan kelainan pada retina (retinopati diabetika) dengan prevalensi sebanyak 80% pada orang yang telah menderita DM selama 15 tahun (Ferris FL, 1999).
Diabetes Melitus Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kelompok kelainan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya kadar glukosa di dalam darah melebihi kadar normal (hiperglikemia) yang terjadi akibat adanya gangguan kerja insulin di perifer (resistensi insulin) dan atau gangguan sekresi insulin pancreas (ADA, 2012). Diabetes merupakan penyakit yang bersifat progresif dan berlangsung kronik, sehingga membutuhkan penanganan intensif yang berkelanjutan untuk mencegah
Gangguan Refraksi Tingginya kadar glukosa pada lensa akan menyebabkan daya serap terhadap cairan sekitarnya meningkat, sehingga bentuk lensa menjadi lebih cembung. Bentuk lensa yang demikian akan berakibat terhadap meningkatnya daya bias lensa, sehingga akan terjadi gangguan terhadap ketajaman penglihatan jarak jauh sehingga pasien harus menggunakan kacamata minus.
RISET
Masalah kebutaan akan menyebabkan kerugian ekonomi oleh karena produktivitas individu akan menurun, juga merupakan beban ekonomi untuk pemerintah
Katarak Prinsip terjadinya kekeruhan lensa (katarak) pada penderita diabetes mellitus adalah karena ketidakseimbangan metabolisme lensa. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menyebabkan pula peningkatan glukosa pada cairan yang mengisi ruangan di depan lensa mata. Glaukoma Cairan bening yang terdapat di depan lensa selain sebagai media dan sumber nutrisi sekitarnya, juga berfungsi untuk mempertahankan tekanan bola mata agar tetap pada kondisi normal (12-20 mmHg). Cairan bola mata ini diproduksi oleh badan siliar di bilik mata belakang dan selanjutnya dialirkan melalui pupil di depan lensa untuk dikeluarkan melalui suatu saluran kecil di sudut bilik mata depan. Lensa yang mencebung akibat kadar glukosa yang tinggi didalamnya akan mendorong iris. Penyempitan saluran pembuangan bisa juga disebabkan karena adanya pertumbuhan pembuluh darah baru (neovaskularisasi) pada iris akibat terjadinya iskemia retina. Pembuluh darah baru ini akan bertumbuh dan menjalar masuk ke jaringan
trabekula dan juga akan menutup jalur aliran cairan ke arah luar. Kedua mekanisme tersebut akan menyebabkan tertahannya cairan di bilik mata depan sehingga terjadilah peningkatan tekanan bola mata dan inilah yang dikenal dengan glaucoma (Swasty, 2009). Retinopati Diabetes mellitus yang berlangsung lama dan tidak terkontrol dengan baik akan memberikan pengaruh terhadap terjadinya komplikasi kronik melalui adanya perubahan sistem vaskular. Pada penderita diabetes mellitus terjadi berbagai macam perubahan biologis vaskular dan perubahanperubahan tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi kronik diabetes mellitus. Perubahan dasar/disfungsi tersebut terutama terjadi pada endetol pembuluh darah yang pada gilirannya akan menyebabkan terjadinya komplikasi vaskular diabetes z9angiopati diabetika). Angiopati ini dapat terjadi baik pada pembuluh darah arteri yang lebih besar maupun pada pembuluh darah yang lebih kecil seperti pada kapiler dan arteriol seperti halnya terjadi pada retina (Waspadji S, 2006).
Walaupun diabetes mellitus menyebabkan berbagai keluhan dan gangguan pada mata namun retinopati diabetika adalah komplikasi yang paling menjadi perhatian dan fokus utama dalam penanggulangan kebutaan akibat diabetes mellitus. Penelitian epidemologis di Amerika, Australia, Eropa, dan Asia melaporkan bahwa jumlah penderita retinopati diabetika akan meningkat dari 100,8 juta pada tahun 2010 menjadi 154,9 juta pada tahun 2030 (Wong TY,2011). The DiabCare Asia 2008 Study yang melibatkan 1785 penderita DM pada 18 pusat kesehatan primer dan sekunder di Indonesia melaporkan bahwa 42 % penderita DM mengalami komplikasi retinopati (Soewondo P, 2008). Setelah 15 tahun menderita diabetes, diperkirakan 2% akan menjadi buta dan 10% memiliki gangguan kehilangan penglihatan berat. Setelah 20 tahun ada 75% penderita diabetes mengalami retinopati diabetika (WHO, Vision 2020 action Plan 2006-2011). Di Makassar pada tahun 1980 dilaporkan bahwa dari 175 penderita DM, terdapat sekitar 21,1% yang menderita retinopati diabetik (Adam JMF, 2004). Prevalensi retinopati diabetic pada penderita DM di dua kecamatan di Kotamadya Makassar adalah masing-masing di Kecamatan Ujungtanah 12,8% dan Kecamatan Tallo adalah 7,5% (Sulaeman N, 2008). Pada tahun 2011 tercatat 146 kunjungan pasien retinopati diabetika di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM), Makassar. Di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS) Makassar selama 1 tahun (Juli 2012 sd. Juni 2013) dan di Klinik Mata Orbita tahun 2012 tercatat masing-masing135 kunjungan dan 61 pasien retinopati diabetika, sementara itu di Rumash Sakit Universitas Hasanuddin selama 6
53
RISET
bulan (Januari-Juni 2013) tercatat sekitar 126 pasien dengan retinopati diabetika. Upaya-upaya Pencegahan Retinopati Diabetika Upaya pencegahan harus dimulai dengan deteksi dini kejadian retinopati pada penderita diabetes melalui upaya-upaya penapisan (skrinning). Skrinning adalah jalan yang tepat yang seharusnya ditempuh dengan mengetahui apakah penderita dengan diabetes mellitus sudah memiliki tanda-tanda retinopati diabeteika atau belum sebab deteksi dini adalah pola terbaik untuk melakukan pencegahan terjadinya komplikasi lanjut. Menurut Collin C (2005) bahwa ada 3 level pola pelayanan dan pengelolaan penderita retinopati diabetika. Pertama adalah level primer untuk kegiatan skrinning dan follow up. Level sekunder ditunjukkan untuk penyiapan fasilitas medik, keperluan penelitian dan data-data serta penanganan awal (laser). Level tersier untuk persiapan intervensi lanjutan bedah pada kasus
berat. Jika seandainya pada level skrining didapatkan tanda-tanda retinopati diabetika maka selanjutnya akan dikategorikan menjadi retinopati diabetika yang hanya perlu observasi atau sudah memerlukan intevensi medik pada level 2 atau sudah perlu penanganan lanjut yang lebih besar. Follow up teratur penderita dan disertai pemeriksaan mata secara komprehensif seharusnya sudah dilakukan dalam masa 3-5 tahun sejak onset diabetes. Ibu-ibu hamil dengan Pre-exixting diabetes maka dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan mata pada kehamilan trisemester 1 dan selanjutnya mengikuti jadwal rutin secara teratur, dan bahkan bagi yang memiliki riwayat keluarga diabetes maka pemeriksaan mata lengkap sebaiknya dilakukan sebelum terjadinya konsepsi (FongDS, 2004). Penderita Diabetes mellitus agar secara rutin memeriksakan kesehatan matanya ke pusat-pusat pemeriksaan mata baik di rumah sakit, klinik maupun ke praktek pribadi dokter mata agar resiko
Nama Lengkap NIP Tempat, Tanggl Lahir Pangkat Golongan Jabatan Fungsional Bidang Keablian Alamat Rumah Telp Email Nama isteri Nama anak
54
kejadian retinopati diabetika bisa dieliminasi secara dini. Bagi penderita retinopati diabetika yang masih ringan maupun yang sudah lanjut untuk tidak berputus asa dalam melakukan konsultasi dan follow up secara teratur pada pusat pelayanan kesehatan mata dan atau pada dokter mata terdekat agar kejadian kebutaan dapat dihindari.
: Prof.dr, Budu, Ph.D,Sp.M(K), M. Med.Ed : 19661231199503 1 009 : Maros, 31 Desember 1966 : Pembina/IV 13 : Gum Besar : Ilmu Kesehatan Mata : JI. Dulamayo No.1, Kompleks Bukit Baruga, Antang - Makassar : 0411-497251, lIP: 08152541665 : budu062011@yahoo.com : dr. Tenriesa Arief, M.Si. Sp.PK : - Muhammad Rizky Malik Budu (17 tahun) - Aisyah Muthmainnab Budu (14 tahun) - Muhammad Afdhal Amin Budu (11 tahun)
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
Efektifkan Produksi Kerbau, Unhas Gelar Buffalo International Conference Reporter: Tian Kiding Foto: TK.
F
akultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Buffalo International Conference 2013 dengan tema “Buffalo and Human Welfare�. Konferensi internasional ini bertujuan untuk meningkatkan produksi kerbau untuk meningkat kualitas dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Berlangsung di Gedung IPTEKS Lantai 2, Senin (4/11). Buffalo International Conference adalah sebuah konferensi internasional yang mengedepankan penemuan teknologi baru untuk mengefektifkan produksi kerbau. Bukan hanya di Sulawesi Selatan, tapi untuk daerah lain juga. Untuk tahun ini, Fakultas
56
Peternakan Unhas mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah Buffalo International Conference 2013. Tema Buffalo and Human Welfare melingkupi berbagai hal yang penting terkait dengan banyak fenomena-fenomena terkait peranan kerbau dalam kelangsungan hidup masyarakat. Fenomena tersebut berkaitan dengan program pengembangan dan penyelesaian solusi untuk menyelesaikan sebuah permasalahan lokal, nasional, dan internasional. Hadir dalam konferensi ini Wakil Menteri Pertanian, Dr. Rusman Heriawan, Pangdam VII Wirabuana
Mayor Jendral Bachtiar, Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Burhanuddin Andi, Rektor Unhas Prof. Dr. Idrus A. Paturusi bersama jajarannya, dan seluruh sivitas akademika Universitas Hasanuddin. Turut pula hadir beberapa utusan delegasi terkait dari beberapa negara, diantaranya: Antonio Borghese (International Buffalo Federation, Italy), Libertado C. Cruz (Philippine Carbao Centre), B. M. A. Oswin Perera (Sri Lanka Wildlife Health Centre), Yasuhiro Kawamoto (University of the Ryukyus, Japan), Hamidreza Naderfard (National Animal Breeding Centre, Iran), Suhubdy Yasin (Indonesian Buffalo Information
PENDIDIKAN
Centre, University of Mataram), Baharuddin Tappa (Indonesia Institute of Science), M. Winugroho (Indonesian Research Institute for Animal Production, Ciawi), dan Toban J. Batosamma (Social Aspect of Spotted Buffalo for Torajan Culture, Hasanuddin University). Dalam sambutannya, Rektor Unhas, Prof. Dr. dr. Idrus Paturusi menuturkan, "Kerbau, secara khusus dalam kehidupan sosial budaya Tana Toraja bukan hanya sekadar pembajak sawah. Kerbau menaruh peranan yang besar dalam kehidupan sosial masyarakat. Lewat Buffalo International Conference ini, Saya mengharapkan semua partisipan bisa memberi kontribusinya agar program yang dibicarakan dalam konferensi ini bisa efektif,�katanya.
Wakil menteri Pertanian nantinya akan mendukung langsung follow-up dari konferensi ini, khususnya programprogram yang diunggulkan untuk bisa memberikan kontribusi yang efektif bagi bangsa dan Negara. Bukan saja dalam bidang ekonomi, tapi juga untuk bidang sosial budaya dan menguatkan kerja sama dengan negara luar negeri. Prof. Dr. Syamsuddin Hasan, Dekan Fakultas Pertanian mengungkapkan, “Kami sangat antusias dengan Buffalo International Conference 2013 ini. Sebagai tuan rumah, Fakultas Peternakan akan berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik dalam hal membuat suatu gerakan revolusi dalam hal meningkatkan populasi kerbau, seperti apa teknologi yang harus diterapkan, dan bagaimana dukungan
dari pemerintah. Khusus untuk Sulawesi Selatan, kita akan mengupayakan bagaimana membuat suatu program unggulan didalam membackup program 2 juta kerbau,� tutupnya.
57
Nasionalisme Unggul ala Dino Patti
PENDIDIKAN
D
r. Dino Patti Djalal, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat hadir di Universitas Hasanuddin (Unhas) memberikan kuliah umum tentang Nasionalisme Unggul. Berlangsung di Ruang Rapat Senat, 11 November lalu. Tema kuliah ini adalah “Enam Jurus Sakti Indonesia Unggul Abad 21”. Nasionalisme Unggul bukan hanya sekedar slogan. Nasionalisme unggul adalah suatu semangat, etos hidup, karakter bangsa, sekaligus resep sukses yang dapat membuat bangsa Indonesia melesat menjadi raksasa Asia. Di abadi ke-21, merdeka saja tidak cukup, berdaulat saja tidak cukup. Kita harus unggul di dalam dan unggul di luar. 6 poin utama yang diangkat oleh Dino Patti dalam kuliah umum ini adalah (1) Nasionalisme Unggul, (2) Internasionalisme, (3) Meritokrasi, (4) Regulasi Pintar, (5) Barisan Pemimpin yang Kompeten, dan (6) Pendidikan dan Inovasi. Salah satu kunci Nasionalisme Unggul adalah Meritokrasi. Meritokrasi adalah sistem dimana semua insan mempunyai hak dan peluang yang sama untuk bersaing dan untuk maju sesuai kemampuannya masing-masing, terlepas dari status kesukuan, agama,
ras, umur, gender, dan kelas ekonominya. Untuk menegakkan meritokrasi, kita harus bermental sportif dan bersikap fair, dimana kata fair ini adalah suatu kata yang sebenarnya tidak ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Di awal penuturannya, Dino Patti mengemukakan bahwa perubahan dunia telah berdampak sangat besar bagi bangsa Indonesia. Seiring perkembangan sekarang ini, jangan menganggap remeh dan mengunderestimate kapasitas diri kita sendiri sebagai bangsa Indonesia. Kita memiliki kekuatan layaknya mereka yang ada di Negara maju, hanya soal bagaimana kemudian mengolahnya. “You’re not a student, you are a force!,” tegas Dino. Memasuki abad 21, mahasiswa harus bisa mengikuti perubahan dunia. Perkembangan teknologi informasi adalah sebuah kekuatan. Kekuatan yang bisa menguatkan rasa nasionalisme kita. Perlu diketahui, abad ke-19 adalah abad kejayaan Eropa, abad ke20 adalah abad kejayaan Amerika, dan di abad ke-21 menjadi masa bagi Asia untuk menjadi motor perubahan dunia. Ditandai dengan ekonomi, Asia akan
tumbuh dari sekitar 15 triliun dolar menjadi 165 triliun dolar di tahun 2050 nanti. Artinya, Asia akan berubah dan memasuki Asia Century dan pusat ekonomi dunia. “Saya tidak setuju kalau ada orang yang mengatakan bahwa masalah kita sekarang adalah masalah menipisnya nasionalisme. Kita semua nasionalis, dalam arti kita semua mencintai Indonesia dan bangga menjadi orang Indonesia. Masalahnya, nasionalisme macam apa yang kita anut? Nasionalisme itu macam-macam. Tidak hanya satu bentuk. Ada nasionalisme sempit, ultranasionalisme, nasionalisme sesat, nasionalisme eksklusif. Dan ada juga nasionalisme yang moderat, yang inklusif, yang adaptif, yang terbuka, yang pluralis, dan yang kreatif ketimbang destruktif. Saya sebut tipe ini sebagai nasionalisme unggul. Saya yakin seyakin-yakinnya bangsa kita hanya bisa menjadi bangsa yang maju di abad ke-21 kalau kita menganut nasionalisme unggul,” tutup Dino Patti. (TK)
59
PENDIDIKAN
Unhas dan People Smuggling Reporter: Muh. Mentari Fajar Foto: AMA.
A
rus manusia dan barang melintasi perbatasan negara semakin meningkat sebagai konsekuensi/dampak dari globalisasi, Ada sinergitas antara peluang wujudnya kejahatan transnasional dan jenis kejahatan transnasional. People Smuggling (penyelundupan manusia) menjadi fenomena menarik dalam kejahatan transnasional karena melibatkan tiga komponen utama yaitu negara asal, transit dan negara tujuan. Indonesia menjadi salah satu negara tempat aktivitas people smuggling cenderung meningkat dengan berbagai modus operandinya. Dalam Seminar “Analisis Kritis Evaluasi Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam Menangani People Smuggling ke Australia” di ruang Senat
60
Lt.2 Gedung Rektorat pada 22 Oktober lalu diungkapkan bahwa kasus penyelundupan manusia sendiri bukan masalah baru di negeri ini. Berdasarkan data CMIS PS Satgas Bareskrim Mabes Polri, terhitung ada sebanyak 113 kasus penyelundupan manusia sejak tahun 2011 hingga September 2013. Masalah penyelundupan manusia diangkat dalam Seminar yang merupakan kerja sama yang dilakukan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri, KBRI Canberra, Kedubes Australia di Jakarta bersama Universitas Hasanuddin. Tim peneliti dari Unhas yakni Dr. Muhammad Nasir Badu, Ph.D dan Drs. Aspiannor Masrie sebelumnya telah melakukan riset mengenai hal tersebut di daerah NTT, NTB, dan Sulsel. Hasil riset dari tim
peneliti Unhas ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan rekomendasi dalam menyusun kebijakan RI terhadap masalah people smuggling atau penyelundupan manusia. Alfred Palembangan selaku Sekretaris BPPK-Kemlu dalam seminar tersebut mengatakan bahwa ABK (Anak Buah Kapal) dan nelayan tradisional kita sangat mudah dimanfaatkan oleh Mafia penyelundupan. Faktor ekonomi menjadi motif utama terjadinya kasus people smuggling ini. “Hukuman dari Pemerintah Australia terhadap pelaku penyelundupan manusia belum dapat memberikan efek jera pada para pelaku penyelundupan,” ujar Alfred. “Menteri akan membuat tim terpadu untuk membuat langkah yang komprehensif dalam menanggulangi masalah penyelundupan manusia,” ujar
PENDIDIKAN Nadjib Riphat Kesoema, Duta Besar RI untuk Australia. Walaupun hal ini bukan merupakan permasalahan baru, namun dalam beberapa tahun terakhir jumlah kedatangan kapal pembawa pencari suaka yang diawaki oleh ABK WNI menunjukkan tren peningkatan. Untuk itu, merupakan kewajiban seluruh pemangku kepentingan untuk bersamasama meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak tergoda dengan tawaran para otak penyelundupan manusia tersebut. Penanganan permasalahan penyelundupan manusia merupakan shared responsibility antara negara tujuan, negara transit dan negara asal. Disamping itu pendekatan yang terintegrasi dan komprehensif menjadi kunci bagi keberhasilan penanganan masalah penyelundupan manusia, yaitu meliputi: pencegahan, deteksi dini, perlindungan, dan penegakan hukum. Di tempat berbeda, dalam pertemuan dengan PM Australia Tony Abott beberapa waktu lalu, Presiden RI bahkan menyampaikan bahwa Indonesia dan Australia akan mengedepankan Bali Process Plus (inisiasi Indonesia untuk tanggulangi masalah penyelundupan manusia) dalam menanggulangi isu ini. Wakil Dubes Australia untuk Indonesia pun menyampaikan bahwa "Pemerintah Australia yang baru menekankan perlunya kebijakan tersebut untuk terus diperkuat, dan Australia akan menghilangkan daya tarik bagi pencari suaka untuk datang ke Indonesia,�ujar Wakil Dubes David Engel. Menanggapi persoalan penyelundupan manusia Dubes RI Canberra juga menyampaikan pentingnya "Membangun kapasitas masyarakat di pesisir pantai adalah salah satu kebijakan yang akan kita lakukan". Kesenjangan ekonomi dan keterbatasan lahan pekerjaan adalah salah satu peluang para penyelundup manusia leluasa melakukan aksinya di daerah pesisir Indonesia. Nadjib Riphat Kesoema menambahkan saat ini Sulawesi Selatan menjadi sasaran utama karena dikenal memiliki pelaut-pelaut yang handal dan mudah untuk diiming-imingi. Banyak masyarakat kita tertipu akan tawaran para penyelundup ini “Inilah alasan kami memilih Unhas sebagai partner kerja sama dalam memerangi kasus ini, karena Unhas merupakan salah satu Universitas sentral di Sulsel,� ujarnya.
LINTAS Unhas Kirim Lagi Mahasiswa KKN ke Sebatik Setelah sukses pada kegiatan pertama tahun 2012, kini Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali menggandeng Universitas Hasanuddin (Unhas) mengirim mahasiswa melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Perserta KKN yang akan diberangkatkan 16 November 2013 itu berjumlah 40 orang, 20 personel dari BNN dan 20 mahasiswa Unhas. Dari BNN terdiri atas 2 konselor, seorang perawat, dan 17 peserta yang akan mengikuti Program Pasca Rehabilitasi Konservasi Hutan di Pulau Sebatik sebagai kaitan dengan program KKN. Peserta dari Unhas terdiri atas 20 orang. Diantaranya berasal dari Fakultas Sastra, Pertanian (3), Teknik (5), Fisip (1), FKM (2), FIKP (1). Dan Kedokteran (1). Sedangkan dosen yang mendampingi adalah lima orang. Kepala UPT KKN Unhas Dr.Hasrullah, M.A. mengatakan bahwa pembekalan peserta KKN Sebatik ini dilaksanakan sehari pada Kamis (14/11) dengan pemateri dari UPT KKN Unhas dan Deputi Rehabilitasi BNN Suyono. (M.Dahlan Abubakar)
61
PENDIDIKAN
Penyelundupan Manusia dan Hubungan RI-Australia Tidak dapat dipungkiri bahwa masalah penyelundupan manusia telah menjadi sangat relevan bagi hubungan Indonesia-Australia. Hal ini ditekankan oleh Wakil Dubes Australia untuk Indonesia David Engel. "Indonesia dan Australia adalah korban yang paling merugi dalam kasus penyelundupan manusia". Australia sangat mengapresiasi usulan Indonesia terkait Bali Process Plus dan terus berkomitmen untuk menjaga kerja sama yang telah terjalin erat. "Dalam hubungan dengan Indonesia hanya ada satu aturan main, no surprises", katanya mantap. David juga menegaskan betapa pentingnya Indonesia di mata Australia dan memastikan penghormatan kedaulatan Indonesia merupakan suatu prasyarat penting hubungan kedua negara. Selain berinterigrasi dalam proses penyusunan kebijakan, Unhas juga siap bekerjasama dengan KBRI Canberra dalam mengadakan KKN Tematik yang berhubungan dengan kasus People Smuggling. “Kami siap mengadakan KKN Tematik ini sebagai bentuk peran serta dalam memerangi kasus penyelundupan manusia di pulau-pulau terluar Indonesia,� ujar Prof. Dwia, WR IV Unhas yang hadir dalam seminar. Nadjib Riphat juga menambahkan bahwa tidak menutup kemungkinan KKN ini juga dapat dilaksanakan di Australia.
62
FASILITAS
FASILITAS
Biaya Operasional Hingga Sejarah Singkat Tiga Gedung Unhas Reporter: Muh. Fadly aly Foto: TK.
Sarana dan prasarana mumpuni kian dibangun beberapa perguruan tinggi, salah satunya gedung kegiatan yang dapat menampung sivitas akademika dalam mengemban tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Di Universitas Hasanuddin ada tiga gedung dibawa kontrol Kepala Biro Umum yang disiapkan untuk masyarakat tanpa terkecuali.
64
A
da tiga gedung yang dikendalikan oleh Kepala Biro Umum Unhas, Drs. Halim Doko M,Si khusus penggunaan dan pemeliharaannya, yakni Baruga AP Pettarani, Gedung Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS), serta Gedung Penelitian Ilmiah (GPI). Ketiga gedung ini memiliki sejarah singkat yang yang berbedabeda. Dilihat dari tahun dibangunnya sampai kerja sama dengan instansi apa dalam pembangunannya. "Ketiga gedung ini saya kurang tahu kapan dibangunnya, tapi kalau Baruga itu sudah lama. Untuk pembangunannya, Unhas berkerjasama dengan Internasional Bank, bukan itu saja, beberapa bangunan yang bercirikan genteng yang sama dengan Baruga semua hasil kerja sama dengan Internasional Bank," terangnya dengan nada santai dan penuh percaya diri.
Gedung IPTEKS sendiri, kata dia, buah kerja sama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, saat Sulsel masih digubernuri oleh Basri Palaguna. Sisanya, yakni GPI, ia kurang tahu. "Kalau GPI sendiri saya masih kabur-kabur asalnya," singkatnya. Hal paling penting yang ia katakan, saat ini masih banyak sivitas akademika Unhas, khususnya mahasiswa yang kurang mengetahui format peminjaman tiga gedung Unhas tersebut. "Mungkin masalah sosialisasi peminjaman gedung harus kita lakukan. Karena masih banyak mahasiswa yang langsung saja naik ke biro rumah tangga dan di ACC sama saya tanpa sepengetahuan pimpinan fakultas bila organisasinya dalam lingkup fakultas, bidang kemahasiswaan (WR III) bila dia UKM Universitas," terangnya.
FASILITAS
Biaya Operasional dan Pemeliharaan 3 Gedung Unhas
No.
Biaya Perhari
Pengguna/Pemakai A. P. Pettarani
IPTEKS
GPI
1.
Swasta
Rp10.000.000,-
Rp 5.000.000,-
Rp 2.000.000,-
2.
Instansi Pemerintah
Rp 5.000.000,-
Rp 3.000.000,-
Rp1.000.000,-
3.
Keluarga Unhas
Rp 3.000.000,-
Rp 2.000.000,-
Rp1.000.000,-
4.
Mahasiswa Unhas
Rp 1.000.000,-
Rp
Rp 500.000,-
750.000,-
Hal ini, lanjut dia, tidaklah mencerminkan kekakuan tapi lebih mengarah kepada penanggungjawaban bila ada masalah yang terjadi. "Kan berbahaya, bila kegiatan yang dilakukan mahasiswa itu sudah di ACC sama saya, lantas terjadi masalah, tapi pimpinan fakultas atau bagian kemahasiswaan tidak mengetahui bahwa kegiatan itu ada. Sehingga saya lagi yang ditelpon oleh pimpinan," sesalnya. Masalah pemeliharaan. Saat ini banyak desas desus pungli yang dilakukan pengelola gedung yang kian merebak di telinga sivitas akademika Unhas. Yang tentunya kian menyudutkan pengelola gedung. Namun, semua itu dibantah oleh Halim Doko. "Kan jelas, biaya oprasional sesuai klasifikasi pengguna gedung di bayar ke rekening Rektor. Penggunaan dana penyewaan gedung kan sesuai SK Rektor. Hal ini dikarenakan, biaya perawatan gedung yang ditanggung negara masih minim. Sehingga diadakanlah biaya pemakaian itu," serunya. Iapun menegaskan, bila bantuan negara dalam pembiayaan tunjangan pegawai (pengelola gedung) terwujud tahun ini, biaya oprasional yang ditanggung kepada sivitas akademika dan umum dalam penggunaan gedung akan diminimkan. "Insya Allah negara akan membantu kita (para pegawai honoror) dalam membayarkan upahnya. Jadi bukan lagi honoror, gajinya kan sudah jelas dari mana. hal ini disesuaikan dengan kinerja, internsitas pekerjaannya, hingga bidangnya," ungkapnya.
65
FASILITAS
66
FASILITAS
LINTAS Tim Komisi II DPR RI Kunjungi Unhas
Kedilemaan hadir disaat lelaki ini menceritakan, bagaimana mahasiswa sangat cerdas yang kadang mengelabui dirinya saat ingin menggunakan gedung. "Kalau saya pantau, kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa kan kadang ada yang ingin meraup keuntungan. Bukan mencerdaskan atau mengabdi ke masyarakat. Sehingga, kadang ia menyelenggarakan event yang bekerjasama dengan instansi swasta. Akan tetapi, bukannya membayar penyewaan gedung sesuai dengan klasifikasi swasta, tapi mengatasnamakan dirinya sebagai mahasiswa Unhas. Kan biayanya terlampau jauh," sesalnya. Oleh karena itu, sambung dia. "Saya selalu mengatakan kepada mahasiswa yang datang ke ruangan saya untuk meminjam gedung bahwa, nuansa promosi yang dilakukan oleh pihak swasta jangan terlalu diangkat. Karena sangat tidak etis, pada saat mereka (pihak swasta, red) melakukan promosi di kampus dengan membayar biaya yang sama dengan biaya oprasional pihak dalam kampus," serunya. Hal inilah yang dibutuhkan kesadaran. Mesti ketiga gedung itu adalah milik negara. ada sistem yang tentu mengatur penggunaannya. Karena pemeliharaan gedung butuh dana besar dalam merawatnya hingga awet, dan dapat dipergunakaan oleh orang lain. (*)
Tim Panitia Kerja Komisi II DPR RI berkunjung ke Universitas Hasanuddin dalam rangka sharing public Rancangan UndangUndang Pertanahan. Kunjungan ini dipusatkan di Ruang Senat, lt.2 Gedung Rektorat Unhas, Senin (7/10). Dalam sharing public tersebut, turut hadir Rektor Unhas, Prof. Dr. dr. Idrus A. Patturusi, SpBO didampingi oleh Wakil Rektor 4, Prof. Dr. Dwia Aries Tina P, perwakilan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), serta para pakar dan ahli di bidang hukum, sosial, dan pertanian. Kehadiran para pakar dan ahli sendiri diharapkan dapat memberikan saran, kritik, serta masukan yang dapat membangun dan memperbaiki Rancangan Undang-Undang Pertanahan ini sebelum disetujui nantinya. Permasalahan tanah sendiri merupakan salah satu permasalahan yang sensitif terutama bila telah terjadi sengketa. Kekuatan hukum, baik peraturan hingga sanksi perlu diperjelas dan dipertegas guna menghindari kesalahan tafsir dikemudian hari.
67
SEMAKIN SULIT PERJUANGANNYA SEMAKIN BESAR KEMENANGANNYA thomas paine
WISATA FAKULTAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
Vision
A University with an internationally horizon, maritim spirit and community oriented.
Mission
Carrying out internationally qualified education, research and support the establishment of wealthy community Employing a good faculty governance and effective leadership
WISATA FAKULTAS
T
he Medical Faculty of Hasanuddin University was founded by the Minister of Education as Fakultas Kedokteran Makassar (the Medical Faculty of Makassar) on 27 January 1956. When the University of Hasanuddin was established, the Medical Faculty of Makassar was dissolved and merged into the University as the Faculty of Medicine. With a history of more than 50 years, it is one of the oldest Medical Faculty in Indonesia, and certainly it is the oldest in the Eastern part of Indonesia. From its modest beginning with only a few candidates, the annual enrollment of medical students now stands at around 1800. From the small area it had in the old campus Baraya, the Faculty of Medicine now occupies a bigger and better representative building in the new campus Tamalanrea. Ever since its first establishment, the Medical Faculty has undergone a lot of chances and improvements. Now the Faculty is accredited with grade A.
72
The Medical nFaculty of Hasanuddin University is located in Makassar, which is a very strategic city geographically and economically. As the center for development in the Eastern Region of Indonesia (KTI), Makassar has a Type-A Hospital, -the highest referral hospital with wide range of specialties-, which is also used as a teaching hospital. The main hospitals used for clinical teaching are RS UNHAS and RSUP Wahidin Sudirohusodo, located at the vicinity of the campus. In addition, the Faculty is collaborating with various hospitals for clinical teaching (clerkship), including RSU Labuang Baji, RS Pelamonia, RS Akademis Yaury Yusuf, RS Islam Faisal, and various Puskesmas (Primary health Care Centre). The Faculty comprises of 10 preclinical departments and 15 clinical departments. The clinical and paraclinical departments are located in the hospital, while the pre-clinical departments are located in the Faculty campus. These departments are Anatomy, Histology, Biochemistry, Physiology, Pharmacology, Pathology, Clinical Pathology, Microbiology, Parasitology, Pediatric, Internal Medicine, Surgery, Dermato-venerology, ENT, Ophthalmology, Psychiatry, Neurology, Medical Forensic, Obstetrics and Gynecology, Anesthesiology, Radiology, Orthopedic and Cardiology.
Facilities of the Faculty include a Medical Library, Computer Aided Learning Laboratory (CALL), Clinical Skills Laboratory, Integrated Laboratory and a Clinical Residential Hall. The Faculty has a large collection of medical e-books and video clips. The Faculty has its own Production House to produce high quality multimedia learning aids. The advantages of this “electronic textbook” include its ability to accommodate lecture notes throughout their studentship in CD-ROM, color illustration, can be printed in hardcopy id required, can be used by the students as a basic for their own notes as in can be edited. There are currently 214 fulltime teaching staff in the Faculty. Our teaching is also assisted by 270 honorary teachers, mostly doctors in the public and teaching hospitals. In accordance with our strong commitment to produce graduates who are able to compete with overseas doctors in the era of global competition and to meet the international standards, significant innovation in our undergraduate education has been implement recently. This improvement has attracted so many international Malaysia. The Faculty believes in the integration of international students with the local ones. Therefore, we do not establish an exclusive international class. Indeed, we found that international students enjoy this integration. Apart from training doctors, departments in our Faculty also carry out medical research and develop new services and treatment for the local community. One of our areas of excellence is tropical diseases. Staffs in the various departments have been working hard to study various infectious diseases. Many of our staff in the preclinical departments conducts research in various areas of basic medical sciences including medical parasitology, microbiology, and molecular genetics. However, research in ‘modern diseases’ is also popular among the clinical staff. The staff in the Faculty receives substantial support from local and international funding bodies through various collaborations.
WISATA FAKULTAS
Undergraduate Education Significant changes in the context and methods in which medicine is taught and learned have recently occurred. These changes have brought considerable challenges to all those involve in medical teaching, including our staff. The Faculty has recently engaged in a significant innovation in its curriculum. We have moved from the traditional departmental based curriculum to an integrated organsystem based. The medical doctor curriculum now lasts for ten semesters spreading over 5 years, instead of twelve semesters in the old curriculum. The Basic Mechanism of Diseases, Basic Diagnostic and Therapy and Public Health will be offered in the first semester. The system-based course begins in the second semester of the first year, and the last throughout the whole of the third year. The system-based units are concerned with the structure and function of the organ and various common diseases involved. The key characteristic of this course is the vertical integration approach to biological and clinical sciences. Clinical and communication skills will be learned throughout the course and linked to the system under study. System-Based Course During each system course, lectures and practical sessions will provide students with an overview of the system. Problem Based Learning (PBL) is added in the learning methods to provide students with a deeper, studentcentered and self-directed learning. Implementation of PBL in an integrated system-organ based curriculum is regarded as more appropriate that in the traditional departmental-based curriculum as the students have a better overview of the normal structure, function and pathology of the system. Clinical Clerkship On the completion of the threeyear academic stage of their course, students will begin their professional stage, i.e. clinical clerkship. During clerkship, students will be directly involve in the day to day care of
patients. They will be expected to understand the basic concepts that underlie the patient’s problems, apply the knowledge and clinical skills that they have gained in earlier parts of their course. However, there will be a greater emphasis on the clinical aspects of patient care. Students will learn to apply their clinical and communication skills in a more sophisticated fashion, just like in a real life of their job. Students will undertake rotations in a variety of hospital-based clinical disciplines, ambulatory care and community-based primary care. The continued integration of basic and
clinical sciences will be fostered by the teaching and revisit of basic science knowledge. Modes of Learning Throughout the course a variety of learning methods will be employed. These include lecture, small-group, problem-based tutorials, laboratory sessions and demonstration, clinical skill and clinical communication skills sessions, bedside teaching, seminars, community and hospital visits, CALL programs and self-learning. In these learning methods, emphasis was put on active student learning.
73
WISATA FAKULTAS
74
WISATA FAKULTAS
Problem-Based Learning PBL is an educational method that achieves the aim of “studentcentered� activities. Students, working in small groups with the help of a tutor, analyze the problem and use their prior knowledge to explore the dimensions of the problem and decide what they need to know. The gasp in their knowledge then become the learning objectives, which direct their search for additional information and knowledge. After a period of independent learning, the students return to reapply their newfound understanding to the problem, and to evaluate the learning that has taken place. Clinical and Communication Skills Evidence showed that traditional ward and outpatient teaching is often inadequate for clinical skill training. The Medical Faculty uses Clinical Skill Laboratory as a means to practice the clinical skills. Throughout the curriculum, students will learn the skills necessary for the effective and humane care of patients. These skill include communication skills, clinical interpersonal skills, and clinical skills such physical examination, procedural skills and laboratory skills. Students will be exposed to the teaching and learning of these skills from the early stage of their education. These skills will be acquires step by step, with a gradual increase in the mastery of the skills and in the complexity of the situations presented
to the students. Skills training will be linked to the problems currently under study by the students. Students will practice skills in the Clinical Skill Laboratory using models (manikins) and on each other, before using them on patients. The acquisition of skills will be monitored by regular assessment. Assessment During the course students will be required to undertake formative and summative assessments. Results will be made available to the students after each exam. These assessments will measure a student’s level of knowledge and expertise. On the other hand, group data from these assessments will enable the Faculty to monitor the progress of education towards achievement of the curriculum goals. A variety of assessment instruments will be employed, including Multiple Choice Questions (MCQ), short answer questions, microscopic and slide exams, Objective Structured Clinical Examination (OSEC) and tutorial performance evaluation.
management of personal reference files; data analysis, data and graphic presentation; use of computer-based learning programs e-mail and internet database search, access to medical Ebooks and video clips or animation. Postgraduate Education Students who have successfully completed their undergraduate medical education may apply for enrollment in specialization training or an academic Master Degree. The Faculty offers various specialization training, including surgery, ENT, orthopedics, ophthalmology, cardiology, pediatrics, internal medicine, dermato-venerology, obstetrics-gynecology, anesthesiology, neurology, psychiatry, radiology, clinical pathology, and histopathology. The duration of each specialization training varies, ranging from 3-5 years. At the completion of their training, candidates will be required to undertake a National Board exam before they can qualify to practice as a specialist.
Information Technology With the rapid flow of medical information nowadays, students are expected to develop skills in information management and technology. The presence of CALL is to help students achieve the skills. These skills include: basic skills in word processing; data management, including the creation and
75
WISATA FAKULTAS
Dekan FK Unhas : Kasus dr. Ayu Jangan Sampai Terulang Lagi Reporter: Janisa Pascawati Foto: Dok. Pribadi
K
asus malpraktik yang menimpa dr.Dewa Ayu Sasiary Prawan yang terjadi pada tahun 2010 di Rumah Sakit Dr Kandau Manado, menimbulkan banyak reaksi dari para dokter di Indonesia dengan melakukan demo di Tugu Proklamasi, Jakarta. Para dokter tersebut melakukan demo dengan tuntutan menolak kriminalisasi profesi dokter. Demo menolak kriminalisasi profesi Dokter pun tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di beberapa kota di Indonesia. Kasus dokter Ayu bersama dua orang temannya dr Hendry Simanjuntak dan dr Hendy Siagian berawal dari tuduhan pihak keluarga korban Julia Fransiska Makatey (25) yang meninggal dunia sesaat setelah melakukan operasi kelahiran anak pada tahun 2010 yang lalu. Akibat dari kasus tersebut dr ayu dan kedua temanya divonis oleh MA dengan hukuman 10 bulan penjara. Menurut keterangan dari Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Dr
76
Nurdadi Saleh, SpOG yang dikutip dari berbagai sumber, Korban, Julia Fransiska Makatey (25) merupakan wanita yang sedang hamil anak keduanya. Ia masuk ke RS Dr Kandau Manado atas rujukan Puskesmas. Pada waktu itu, ia didiagnosis sudah dalam tahap persalinan pembukaan dua. Namun setelah delapan jam masuk tahap persalinan, tidak ada kemajuan dan justru malah muncul tanda-tanda gawat janin, sehingga ketika itu diputuskan untuk dilakukan operasi caesar darurat. “Saat itu terlihat tanda tanda gawat janin, terjadi mekonium atau bayi mengeluarkan feses saat persalinan sehingga diputuskan melakukan bedah sesar,” ujarnya. Tapi yang terjadi menurut dr Nurdadi, pada waktu sayatan pertama dimulai, pasien mengeluarkan darah yang berwarna kehitaman. Dokter menyatakan, itu adalah tanda bahwa pasien kurang oksigen. “Tapi setelah itu bayi berhasil dikeluarkan, namun pascaoperasi kondisi pasien semakin memburuk dan
sekitar 20 menit kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Nurdadi. Atas kasus ini, tim dokter yang terdiri atas dr Ayu, dr Hendi Siagian dan dr Hendry Simanjuntak, dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) hukuman 10 bulan penjara karena laporan malpraktik keluarga korban. Namun Pengadilan Negeri (PN) Manado menyatakan ketiga terdakwa tidak bersalah dan bebas murni. “Dari hasil otopsi ditemukan bahwa sebab kematiannya adalah karena adanya emboli udara, sehingga mengganggu peredaran darah yang sebelumnya tidak diketahui oleh dokter. Emboli udara atau gelembung udara ini ada pada bilik kanan jantung pasien. Dengan bukti ini PN Manado memutuskan bebas murni,” tutur dr Nurdadi. Tapi ternyata kasus ini masih bergulir karena jaksa mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung yang kemudian dikabulkan.
WISATA FAKULTAS
Wawancara Khusus Bersama Dekan FK Unhas:
Nama NIP: Tempat, Tanggal Lahir Jabatan Fungsional Alamat Rumah Telepon E-mail
: Prof. Dr. Irawan Yusuf, Ph.D : 19570211 198601 1 001 : Makassar, 11 Februari 1957 : Guru Besar : Komp. Unhas Antang Blok A.28 Jl. Sastra I : (0411) 505 8294 : ckaids@indosat.net.id
1. Apakah benar dr. Ayu melakukan malpraktik ataukah tidak? Menurut saya kalau putusan hukum sudah mengatakan malpraktik maka itulah yang menjadi hasil akhir. 2. Bagaimana Prof. melihat kasus ini? Sebenarnya, persoalan dr. Ayu bukan persoalan sederhana seperti yang masyarakat pikirkan. Saya ingin memberikan gambaran yang mungkin tidak sama seperti yang didapatkan di luar. Kasus yang menimpa dr. Ayu ini terjadi dalam institusi pendidikan. Dalam Institusi pendidikan, dia dalam bekerja harus dibawah Supervisi. Dia bukan Spesialis tetapi dia Residen, yaitu orang yang sedang mengikuti proses pendidikan. Dia bekerja dalam konteks mengikuti proses pendidikan. Setiap Residen bekerja harus dibawah Supervisi. Pada waktu itu dia tidak di supervise. Entah karena libur atau apa. Kalau begitu berarti ada proses yang salah. Dan proses itu bukan pada dr. Ayu tapi dalam sistem pendidikannya. Apalagi dia melakukan itu di pusat
pendidikan Dokter Spesialis. Sebenarnya tidak ada seorang Residen yang boleh melakukan operasi tanpa disupervisi dengan Spesialis. itulah yang menjadi dasar. Kalau dari sudut tindakan operasi yang diakukannya, menurut saya sepanjang yang dilakukannya itu sesuai dengan Standar Operasional Pelayanan (SOP) maka dia tidak bisa dikatakan sebagai malpraktik. Tetapi kembali saya katakan, dia bekerja dibawah suatu sistem. Dia di supervisi tapi pada saat itu tidak ada supervise. Nah, itu masalahnya. Kalau ada apa-apa mestinya Supervisi yang bertanggungjawab. Dalam kasus dr. Ayu, kasihan dia karena supervisinya pada saat itu tidak ada di tempat. Supervisinya amanaman saja. Ada yang mengatakan dia tidak punya Surat Izin Praktek (SIP). Sebagai Dokter Umum dia pasti punya. Tetapi sebagai Dokter Spesialis dia pasti belum punya. Karena dia belum Spesialis. Oleh sebab itu, dia masih disupervisi. Dari informasi yang saya
dapatkan dari beberapa media, katanya juga dia tidak melakukan Inform Concern. Inform Concern baru diberikan setelah pasien melahirkan anak. Jika memang seperti itu, berarti salah. Persoalannnya sekarang kita lihat apa malpraktik itu terjadi karena kesalahan prosedur atau karena ketidaksengajaan yang bisa terjadi kapan saja. Emboli itu bisa terjadi kapan saja. Operasi terjadi pendarahan pembuluh darah terbuka, udara bisa masuk terus ke jantung. Jantung bisa berhenti tiba-tiba. Tetapi jaksa dan hakim melihat bahwa bukan itu saja tetapi prosedur yang menuju tindakan operasi juga yang tidak diikuti. Inform consentlah, pembiaran pasienlah. Disini lah dilihat perbedaan penegak hukum dengan dokter. 3. Lalu bagaimana prosedur yang benar jika terjadi kasus kematian pasien? Di setiap Rumah Sakit ada Komite Medik dan Komite Etik. Harusnya setiap ada kasus kematian dibicarakan dan
77
WISATA FAKULTAS
seharusnya diberikan penjelasan kepada pasien. Itu yang seharusnya dilakukan. Kalau toh kematian pasien terjadi karena memang harus begitu. Inilah yang menjadi ranah profesi. Hukum tidak bisa masuk. Kita gunakan Undang-Undang Kedokteran yang mengatakan bahwa dokter tidak bisa dipidanakan. Itu kalau semua prosedur sudah diikuti. Jika setelah itu, keluarga datang meminta penjelasan, disinilah diperlukan kemampuan dokter berkomunikasi dengan benar. Profesi menganggap, kita harus selesaikan dulu apa ada kesalahan etik atau tidak. Tapi kalau jaksa, hakim mengatakan sudah jelas ini tindakan yang menyebabkan kematian orang. Oleh karena itu persolan dr. Ayu ini dibawa di KUHP. Sudut pandang saya sebagai pendidik yang mendidik orang-orang seperti dr. Ayu, Unhas punya 2000 Residen, kasus ini bisa saja terjadi. Dengan adanya kasus ini saya langsung buat surat edaran, bahwa dengan adanya persitiwa ini kita harus berhati-hati, Supervisi harus selalu di tempat. Surat izin di cek, inform concern juga. Kalau semua ini dilakukan dan terjadi kematian pada pasien. Ini menjadi ranah profesi. Tetapi, Kalau ini tidak kita lakukan bisa dijadikan dasar untuk menjatuhkan hukuman. Dalam peristiwa seperti ini, komunikasi harus selalu berjalan dan dibangun. Tidak hanya pada saat adalah masalah atau kasus. Antar penegak hukum dan organisai profesi dan fasilitas pelayanan kesehatan harus selalu dikomunikasikan supaya hal seperti ini bisa dicegah. Mencegah kan selalu lebih baik daripada mengobati. Karena peristiwa ini kan semua orang tarik residennya di daerah kecuali Unhas. Jika semua ditarik kasihan masyarakat. Oleh sebab itu, saya menghimbau para Residen Unhas, begitu kesana mereka harus diberikan surat izin sementara jangan ditunda. Kalau terjadi lagi kasus seperti ini dikomunikasikan terlebih dahulu. Jika pada akhirnya memang harus memakaI KUHP apa boleh buat.
78
4. Dalam kasus ini apakah dr. Ayu melanggar kode etik? Begini, tugas dokter itu ada 3, yakni 1. Menjaga kehidupan, 2. menjaga keamanan pasien, 3. mendidik pasien. Untuk jaga hidup jika kita harus amputasi apa boleh buat. Karena memang tugas utama itu. Demi hidupnya. Untuk menjaga kehidupan segala prosedur keamanan pasien terjamin bukan hanya tindakan pengobatan tapi juga gedung kebersihan. Untuk mendidik pasien, kita memberi informasi kepada pasien. Komunikasi tidak hanya menjelaskan tetapi juga mendidik untuk mencegah penyakit. Kalau saya tidak melakukan itu saya melanggar kode etik. Kode etik mengatur hubungan kami dengan pasien, sesama dokter dan perawat. Kalo misalnya ada yang tidak saya lakukan itu melanggar kode etik. Dalam kasus dr. Ayu, ada beberapa kode etik yang dilanggar. 1. Kode Etik yang mengatur hubungannya dengan pasien seperti yang seharusnya dia menjelaskan kepada pasien, memberikan Inform Consent di saat yang benar tetapi tidak dilakukan. 2. Semestinya dibawah supervisi. Tetapi pada saat itu dia melakukan operasi tanpa supervisi. Jika melanggar kode etik, bukan hukum pidana yang diberikan tetapi ada aturannya seperti dicabut izin prakteknya atau disekolahkan kembali. Untuk mengatur hal tersebut, ada majelis kode etik di RS yaitu Komisi etik dan komisi medik. Sedangkan Majelis kehormatan sendiri ada pada level organisasi profesi. Jika kasus tidak bisa diselesaikan melalui komisi etik dan medik. Dimintalah ke IDI. Dalam kasus dr. Ayu dianggap bukan persoalan etik, diangggap persoalan hukum oleh polisi dan jaksa. Disinilah mestinya ada komunikasi antar profesi dokter, polisi, jaksa dan pengacara.
5. Apakah anda mendukung tindakan aksi protes yang dilakukan oleh para dokter baik di ibukota maupun di Makassar? Saya tidak setuju jika aksi protesnya dalam bentuk seperti itu. Oleh sebab itu ketika ada aksi protes tersebut, saya langsung menghubungi RS Wahidin dan RS Unhas agar semua dokter tidak turun aksi. Menurut saya, kalau ada yang salah sebagai organisasi profesi kita harusnya menjalankan cara-cara profesional tidak dengan menyusahkan pasien. kalau mogok seperti itu kan pasien yang susah padahal persoalnnya ada sama kita di institusi pendidikan. Peristiwa ini harusnya jadi intropeksi bagi kita bahwa tidak ada lagi orang (Residen) boleh bekerja di bawah institusi pendidikan tanpa supervisi. Saya melarang dokter-dokter disini untuk ikut demo. Jangan tinggalkan RS sakit untuk pergi demo karena itu sama saja menelantarkan pasien yang berarti melanggar sumpah dokter. Sebagai Organisasi pendidikan kita harus menempuh cara profesional. Kalau aksi seperti itu apa bedanya organisasi profesi dengan organiasai buruh. Cara profesional, seperti: 1. Melihat kembali apa permasalahan secara benar tidak emosional 2. Memberikan peluang untuk perbaiki diri. Tidak mencari kesalahan orang lain 3. Tidak mengulangi hal sama. 6. Belajar dari kasus tersebut, apa harapan Prof. kedepan? Harapan saya mari kita semua mengambil hikmah, jangan lagi ini terluang kembali. Setiap dokter sebelum melakukan tindakan operasi hendaknya melakukan SOP dengan benar. Residen harus selalu bekerja dibawah Supervisi. Dan yang penting yaitu komunikasi dibangun antara dokter, pasien, pihak rumah sakit dan para penegak hukum.
MATA GANTI MATA, HANYA AKAN MEMBUAT SELURUH DUNIA MENJADI BUTA mahatma gandhi
1
2
3
4 5
GALERI AGENDA UNHAS 1.
Dr. Felix Librero dari University of the Philippines saat membawakan kuliah umum di Unhas 1 Novermber 2013
2.
Seminar Ilmiah Nasinal Ekologi Dan Konservasi 20 November 2014
3.
Kunjungan program Pertukaran Pelajar Indonesia Korea 2013 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas
4.
Sosialisasi Indonesian Scholarship and Research Support Foundation (ISRF) di Unhas 21 November 2013
5. D’B3 Voice dalam malam Simfoni Sulawesi Selatan di Swiss Bell Inn 17 Oktober 2013 6.
Fauzi Bowo dalam Seminar Nasional Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia, 23 Oktober 2013
6
Majalah Jl. Perintis Kemerdekaan, KM. 10 Tamalanrea Makassar Telp. (0411) 584002, 586200 Fax. (0411) 585188 Email Humas : humasunhas2012@yahoo.co.id Website : www.unhas.ac.id