YEAR IN REVIEW Kupas tuntas industri horologi tahun ini | TOP TALKS Wawancara eksklusif dengan tiga CEO baru | EDITORS’ PICK 15 jam tangan terbaik pilihan kami
I N DO N E S I A DES EMB E R 2020 – F E B R UAR I 2021
DESEMBER 2020 – FEBRUARI 2021 WWW.CROWNWATCHBLOG.ID
Rolex Oyster Perpetual Submariner
EDITOR-IN-CHIEF SHANNON HARTONO shannon@crownwatchblog.id
CHIEF EDITOR - DIGITAL RONALD HUTAGALUNG ronald.hutagalung@crownwatchblog.id
BUSINESS DEVELOPMENT AMELIA WIDHARATNA amelia.widharatna@time.co.id
PRODUCTION MANAGER ERIKA TANIA DESSYANDRA erika.tania@crownwatchblog.id
SALES & CIRCULATIONS MANAGER ADHIKA WICAKSANA adhika.wicaksana@crownwatchblog.id
GRAPHIC DESIGNER ERICK WIBOWO erick.wibowo@crownwatchblog.id
Diterbitkan oleh PT Indah Gemilang Internasional Centennial Tower lantai 28, Jalan Gatot Subroto Kav. 24-25 Jakarta 12930
CROWN INDONESIA is a proud member of TIME International Group and published under license from HIGHEND MEDIA PTE LTD, Singapore. No parts of this magazine are to be reproduced without the permission of TIME INTERNATIONAL and HIGHEND MEDIA PTE LTD. All rights reserved.
HIGHEND MEDIA CHAIRMAN & CEO DAVID LEPPAN MANAGING DIRECTOR HRISTO SIMEONOV hristo.simeonov@highend.media PUBLISHER CONNIE YEUNG connie.yeung@highend.media VP, BUSINESS DEVELOPMENT ALAN TAN alan.tan@highend.media EDITOR-IN-CHIEF ALVIN WONG alvin.wong@highend.media ONLINE EDITOR MELISSA KONG melissa.kong@highend.media ART DIRECTOR DENNIS GOH dennis.goh@highend.media
Published by HighEnd PTE LTD 133 AMOY STREET #03/04-01 FAR EAST SQUARE SINGAPORE 049962
K O N T R I B U T O R
Bio in God Bless, Writer
Rayoga Akbar Firdaus, Writer
Anung Kamaswara, Writer
Menekuni jurnalisme gaya hidup sejak tahun 2014, Bio memiliki minat yang mendalam terhadap topik-topik fashion. Perkenalannya terhadap dunia jam tangan menjadi lebih intens saat ia bekerja sebagai penulis mode untuk salah satu majalah franchise asal Prancis di Indonesia. Kini kesibukannya diisi sebagai kontributor bagi beberapa media gaya hidup.
Memiliki gelar Sarjana Pertanian tak menghentikan minatnya untuk bekerja sebagai jurnalis fashion. Menampilkan sisi intelektual dan bisnis dari industri fashion adalah misi utamanya. Setelah bekerja untuk majalah franchise Prancis dan startup, kini Rayoga aktif menulis lepas di berbagai media.
Setelah sempat bekerja pada sejumlah majalah gaya hidup, Anung menantang kemampuan mode pragmatis dan serebralnya pada media televisi dan dunia ritel. Kini ia menyambung hidup sebagai penulis, pengarah mode, dan tren analis independen agar dapat bekerja di malam hari dan tidur saat matahari terbit, sehingga jarang menyanggupi pertemuan bisnis di bawah jam 12 siang.
AVAILABLE AT
THE LONGINES MASTER COLLECTION
VISION 6 Editor’s Note 10 Top of The Hour Richard Mille rayakan satu dekade kemitraannya dengan Rafael Nadal 11 Partisipasi sarat seni Vacheron Constantin dalam ‘Bid for the Louvre’ 12 Daftar lengkap pemenang GPHG 2020 14 Hasil kolaborasi G-Shock dengan serial anime One Piece
24
PERFECT DIVE
IDENTITY
15 Louis Vuitton rilis Trunk Table Clock untuk percantik meja kerja Anda 16 Jam tangan Unico nan mewah karya Hublot dan Berluti
24 Perfect Dive Kecerdikan di balik jam tangan kedap air Rolex yang paling diidamkan di dunia
18 In The Loupe Material kayu berusia ratusan tahun pada dial Jaquet Droz Loving Butterfly Automaton
33 Editors’ Pick Lima belas jam tangan terbaik di tahun 2020 pilihan editor CROWN
20 My Vault Koleksi jam tangan favorit Mister Watches, Danar Widanarto
16 MASTER OF M AT E R I A L S
44 Year in Review Rangkuman peristiwa di industri horologi sepanjang tahun 2020
52 The Top Tier CEO Piaget Chabi Nouri beberkan proses pengembangan Altiplano Ultimate Concept 56 Familiar Face Simak rencana CEO baru Longines, Matthias Breschan untuk merambah pasar daring 60 Bright Insight CEO baru Hamilton, Vivian Stauffer, berbagi wawasan luasnya seputar sang brand 64 Cool Connection Kupas tuntas T-Touch Connect Solar bersama CEO baru Tissot, Sylvain Dolla
CRAFT 94 Aquatic Shimmer Kepiawaian artisan Breguet dalam hal gem-setting
108
CL A SS IN SESSION
98 Knock, Knock Jam tangan ornamental dengan daya tarik subtil dari Hermès 102 Time and Space Amanda Seyfried berbagi momen dan memori
52
THE TOP TIER
68 Dress The Part Pilihan jam tangan formal untuk momen istimewa 76 Sounds Like Family Ikatan keluarga di balik karya Patek Philippe Ref. 6301P Grande Sonneire
SOUL 106 How To Buy Panerai
80 Tough Art Karya anyar Project Z14 yang tangguh layaknya berlian Harry Winston 84 Big Mech Inovasi movement nan mutakhir dari Grand Seiko 88 Real Treat Menurut Oris, jam tangan mewah tak mesti menguras isi rekening
108 Class In Session Menilik keunikan senyawa karbon
76
SOUNDS LIKE FA MILY
110 Stockist Temukan lokasi butik jam tangan pilihan Anda 112 Caseback Calibre FB-RE.FC oleh Ferdinand Berthoud
EDITOR’S NOTE
Y
ang kita nantikan akhirnya tiba: penghujung tahun 2020. Meskipun situasi belum sepenuhnya terkendali, kita lebih bisa beradaptasi dan setidaknya memiliki lebih banyak pilihan daripada sebelumnya. Begitu juga halnya dengan industri horologi. Awal tahun ini terasa begitu meresahkan dengan batalnya penyelenggaraan pameran jam tangan tahunan dan berbagai perilisan produk baru yang ditunda. Namun dengan segala penyesuaian dan pembelajaran, industri ini kembali menunjukkan giginya di kuartal ketiga tahun 2020 dengan ragam upaya komunikasi dan pemasaran secara digital. Simak rangkuman lengkap peristiwaperistiwa penting seputar industri ini dalam Year in Review (hal. 44), serta kurasi jam tangan terbaik di tahun 2020 versi editor CROWN dalam Editors’ Pick (hal. 33). Sebagaimana di setiap akhir terdapat sebuah awal baru yang penuh dengan harapan, kami berbincang dengan tiga CEO baru yang berbagi visi untuk brand yang kini menaungi mereka. Mulai dari Matthias Breschan dari Longines (hal. 56), Vivian Stauffer dari Hamilton (hal.60), dan Sylvain Dolla dari Tissot (hal. 64). Baca juga percakapan menarik kami dengan CEO Piaget, Chabi Nouri, mengenai Altiplano Ultimate Concept yang berhasil memperoleh penghargaan tertinggi dari perhelatan Grand Prix d’Horlogerie de Genève 2020 (hal. 52).
Sembari terus menghormati protokol kesehatan, kami memproduksi seluruh konten dari rumah dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Seperti wawancara daring yang kami lakukan dengan Danar Widanarto, seorang kolektor jam tangan basis Jerman untuk rubrik My Vault (hal. 20) dan produksi photospread dengan bantuan digital imaging untuk mengapresiasi keindahan karya-karya horologi terkini (hal. 68), serta tentunya layanan #BacaDiRumahAja (klik link di bio Instagram @crownwatchblog.id) masih tersedia agar Anda dapat menikmati kabar terbaru dari dunia horologi dengan akses tanpa batas dan biaya dari kenyamanan rumah Anda. Bagi Anda yang ingin memiliki majalah fisik CROWN Indonesia, jangan lewatkan penawaran harga spesial melalui toko buku rekanan kami: Gramedia, Kinokuniya, dan Books & Beyond. Dalam momen peralihan tahun ini, kami harap Anda dan orang-orang terdekat senantiasa sehat dan berbahagia. Segenap redaksi CROWN Indonesia mengucapkan Selamat Tahun Baru 2021, sampai jumpa di edisi selanjutnya!
SHANNON HARTONO
on the cover:
ROLEX OYSTER PERPETUAL SUBMARINER Dalam case Oystersteel berdiameter 41 mm dengan dial pernis hitam, bracelet Oyster yang dilengkapi oleh folding safety clasp Oysterlock dan sistem ekstensi Rolex Glidelock, dan movement otomatis Calibre 3230 berkapasitas power reserve hingga 70 jam
EDITORS NOTE
VISION Masa depan menjadi milik mereka yang dapat melihat kesempatan sebelum kesempatan tersebut menjadi sebuah hal yang konvensional JOHN SCULLY
VISION / TOP OF THE HOUR
A GREAT DECADE Richard Mille rayakan 10 tahun kemitraannya dengan Rafael Nadal
S
udah satu dekade relasi baik antara Rafael Nadal dan Richard Mille dibangun di atas kesamaan karakter. Reputasi keduanya ialah hasil dari kombinasi keahlian teknik, akurasi, harmoni, dan ketahanan terhadap benturan maupun guncangan saat berolahraga. Untuk merayakan tahun ke-10 kemitraannya, Richard Mille merilis RM 27-04 Tourbillon Rafael Nadal. Tourbillon movement yang menenagai jam tangan ini memiliki resistensi terhadap akselerasi hingga lebih dari 12.000 gauss — merupakan rekor baru bagi Richard Mille. Tak hanya berteknologi tinggi, movement tersebut juga menyuguhkan estetika unik dalam kontruksi dial nan rumit di mana sang movement tergantung secara diagonal dan terhubung dengan jaring baja serupa raket tenis berkat pengait titanium kelas 5 berlapiskan PVD emas 5N. Kelebihan lain dari RM 27-04 adalah sandblasted case yang diproduksi menggunakan material eksklusif baru bernama TitaCarb®. Poliamida berperforma tinggi ini semakin tangguh dengan kandungan serat karbon 38,5%. Memiliki kekuatan yang mencapai 370 MPa (3.700 kg/cm2), material ini merupakan salah satu polimer terkuat di dunia.
Klik di sini
Kreasi RM 27-04 berbobot ringan — hanya 30 gram dan sudah termasuk strap — ini tersedia terbatas sebanyak 50 buah saja. Sebagai wujud nyata dari penghargaan atas kolaborasi dan persahabatan antara Richard Mille dan pemenang 12 French Open tersebut, ‘Rafa’ nama pendek sang atlet terukir pada case band jam tangan ini. RM 27-04 pun akan mendampingi Rafael Nadal dalam pertarungannya merebut kemenangankemenangan baru.
10
itu, pemenang lelang juga dapat memilih material case (platinum, emas putih, atau emas merah muda), ukiran pada caseback, serta material dan warna temali.
Klik di sini
Jam tangan Les Cabinotiers ini dilelang dengan harga pembuka sekitar Rp 1,7 miliar dan diprediksi dapat mencapai Rp 5 miliar. Penawar tertinggi yang memenangkan jam ini akan difasilitasi dengan sebuah kunjungan eksklusif bersama ahli terbaik Museum Louvre di Paris untuk memilih langsung karya seni lukis maupun pahat yang akan direproduksi sebagai desain dial. Kemudian sang pemenang lelang akan dijamu oleh Vacheron Constantin di manufaktur mereka di Jenewa untuk terlibat langsung dalam memilih elemen-elemen yang diinginkan pada jam tangan istimewanya.
ONE OF M A KIND Vacheron Constantin akan mereproduksi satu karya seni ikonis di Museum Louvre pilihan pemenang lelang ‘Bid for the Louvre’
useum Louvre dan badan lelang Christie’s menyelenggarakan lelang daring bertajuk ‘Bid for the Louvre’ pada tanggal 1 – 15 Desember lalu. Berbagai seniman kontemporer dan brand mewah ternama turut terlibat dalam mengkreasikan karya eksklusif yang 100 persen hasil lelangnya akan didonasikan kepada program sosial dan edukasi Museum Louvre. Satu-satunya produk jam tangan dalam pelelangan spesial ini adalah Les Cabinotiers dari Vacheron Constantin. Perlu Anda ketahui bahwa jam tangan Les Cabinotiers adalah kanvas bagi layanan personalisasi tanpa batas yang ditawarkan oleh Vacheron Constantin dengan dukungan para artisan watchmaking terbaik di manufakturnya. Untuk ‘Bid for the Louvre’, salah satu brand jam tangan tertua ini akan mereproduksi satu karya seni dalam koleksi Museum Louvre pilihan pemenang lelang pada bagian dial. Tak hanya 11
Dari segi teknis, Les Cabinotiers ditenagai oleh Manufacture 2460 SC otomatis dengan oscillating weight bermaterialkan emas 22 karat yang dapat dinikmati melalui caseback transparan. Selain jam tangan langka yang sangat personal, pemenang lelang juga akan memperoleh dua sertifikat autentikasi, yaitu satu dari Vacheron Constantin dan satu dari Museum Louvre yang memberikan sertifikasi atas reproduksi karya seni dalam koleksinya.
VISION / TOP OF THE HOUR
BEST OF THE BEST GPHG 2020 menganugerahi 19 penghargaan bergengsi untuk dunia horologi
Klik di sini
S
dilaksanakan dan melibatkan mereka yang berkediaman di Swiss. Acara puncak pun tak terlepas dari penyesuaian. Meski Théâtre du Léman di Jenewa kembali dipilih menjadi lokasi upacara penghargaan, hadirin yang diundang ke dalam auditorium terbatas pada pembawa acara dan pemenang saja. Yang terpenting, acara ini disiarkan secara langsung sehingga publik dapat hadir secara virtual.
etiap tahunnya para pelaku industri dan penikmat horologi senantiasa menantikan kehadiran musim gugur, sebagaimana ajang penghargaan bergengsi Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) akan menyingkap deretan nominasi jam tangan terbaik. Menariknya, GPHG turut menyelenggarakan ekshibisi keliling ke beberapa kota besar di berbagai belahan dunia untuk memamerkan karya para nominator dan mempromosikan seni watchmaking modern kepada publik.
Selain format acara yang baru, tahun 2020 turut menandai kali pertama keterlibatan Academy yang baru saja dibentuk pada awal tahun ini. Beranggotakan 350 pemangku kepentingan di industri horologi, termasuk watchmaker, perwakilan brand, pelelang, jurnalis, dan kolektor, Academy turut serta dalam merekomendasikan
Namun tentu saja, seperti berbagai acara publik lainnya di masa pandemi Covid-19 yang tengah berlangsung, rangkaian acara GPHG tahun ini dikemas secara berbeda agar sesuai dengan protokol kesehatan. Disebut ‘Swissified’, ekshibisi keliling dan anggota juri tahun ini eksklusif
12
dan memberikan suara terhadap kreasi jam tangan terbaik untuk masing-masing kategori penghargaan, sebelum pada akhirnya pemenang ditentukan oleh sekelompok juri GPHG. Tak kurang dari 18 kreasi jam tangan dan 1 sosok berpengaruh dalam industri horologi diapresiasi di dalam acara yang dipandu oleh aktor multitalenta Prancis, Édouard Baer ini. Nama-nama familiar seperti Kari Voutilainen (Jam Tangan Pria Terbaik), Bvlgari (Jam Tangan Ikonis Terbaik), Vacheron Constantin (Jam Tangan Kalender dan Astronomi Terbaik), Greubel Forsey (Jam Tangan Komplikasi Pria Terbaik), Ferdinand Berthoud (Jam Tangan Chronometry Terbaik), Parmigiani Fleurier (Inovasi Terbaik) kembali memperoleh penghargaan untuk kreasi-kreasi berkualitasnya yang begitu konsisten. Di sisi lain, terdapat empat brand yang menyabet masing-masing dua penghargaan sekaligus. Bovet 1822 unggul dalam kategori Jam Tangan Wanita Terbaik dan Mekanisme Terbaik. Dua model jam tangan Breitling Superocean memperoleh Jam Tangan Penyelam Terbaik dan “Petite Aiguille” Prize. Kategori Jam Tangan Perhiasan Terbaik dan Jam Tangan Kerajinan Artistik Terbaik dibawa pulang oleh Van Cleef & Arpels, sedangkan Jam Tangan Chronograph Terbaik dan Audacity Prize diberikan kepada H. Moser & Cie.
Bvlgari Aluminium Chronograph raih Jam Tangan Ikonis Terbaik
Van Cleef & Arpels Frivole Secrète raih Jam Tangan Perhiasan Terbaik
Brand lawas yang baru saja debut kembali, Charles Girardier, memenangi kategori Jam Tangan Komplikasi Wanita Terbaik untuk kreasi jam tangan kontemporernya, Tourbillon Signature Mystérieuse. Kemudian Petermann Bedat Dead Beat Seconds menyabet Horological Revelation Prize dan Tudor Black Bay 58 Navy Blue mendapatkan Challenge Prize. Untuk Special Jury Prize diberikan kepada Antoine Simonin, mantan Direktur WOSTEP yang kini merupakan penulis, penerbit, sekaligus pemilik toko buku horologi bernama Le Editions Simonin. Penghargaan tertinggi yang paling dinanti, “Aiguille d’Or Prize” dianugerahi kepada Piaget atas karya seni watchmaking ultratipis Altiplano Ultimate Concept. Dua tahun pasca memperkenalkan jam tangan ini sebagai sebuah konsep semata, Piaget berhasil menjadikan jam tangan dengan ketebalan case hanya 2 mm ini sebuah realita yang dapat digunakan sehari-hari. Sebagai pemenang utama, Piaget akan memperoleh kesempatan menjadi juri spesial (dan otomatis tidak berpartisipasi dalam kategori penghargaan apapun) pada penyelenggaraan GPHG 2021.
Piaget Altiplano Ultimate Concept raih penghargaan tertinggo ‘Aiguille d’Or Prize’
13
VISION / TOP OF THE HOUR
LIKE A PIRATE Hasil kolaborasi G-Shock dengan One Piece ditawarkan secara terbatas
Klik di sini
B
agi penggemar serial anime Jepang, tentu sudah tidak asing dengan One Piece yang telah tayang di televisi sejak tahun 1999 hingga sekarang. Kini karakter utama dari anime tersebut, Monkey D. Luffy, hadir sebagai ilustrasi yang menghiasi jam tangan terbaru G-Shock bernama GA-110JOP. Dengan model GA-110 sebagai basis desain, jam tangan kolaborasi ini mengusung case berukuran besar yang berbagai sudut dan bagiannya dilengkapi oleh ragam elemen bertemakan One Piece.
jam dan menit menunjuk ke posisi pukul 2 dan 4. Dari segi teknis, jam tangan ini tentunya memiliki ketahanan sangat baik terhadap guncangan yang merupakan keunggulan utama dari seluruh kreasi G-Shock. GA-110JOP juga tahan air hingga kedalaman 200 meter, serta memiliki berbagai fitur fungsional, seperti menunjukkan 29 zona waktu, stopwatch 1/1000 detik, penghitung waktu mundur, alarm, kalender otomatis, dan lampu LED dengan afterglow. Ditawarkan sebagai edisi terbatas, GA-110JOP hanya tersedia sebanyak 104 buah saja di Indonesia yang dapat diperoleh melalui situs e-commerce di shopcasio.fjbl.co.id maupun butikbutik resmi Casio seharga Rp 4.799.000.
Mulai dari kehadiran topi jerami khas Monkey D. Luffy pada counter di pukul 9, kata ‘WANTED’ pada pukul 3, hingga bentuk ‘X’ layaknya luka pada dada Luffy yang akan muncul saat jarum
14
OBJECT OF DESIRE Louis Vuitton menginterpretasikan ulang Tambour Moon Dual Time menjadi jam meja sarat estetika
Klik di sini
B
erpegang teguh kepada jargonnya yang berbunyi ‘Art of travel’ atau seni berkelana dalam Bahasa Indonesia, Louis Vuitton secara konsisten menawarkan berbagai produk berkualitas yang mengelevasi pengalaman berkelana. Tak hanya mengusung material mewah dan dibuat oleh artisan terbaik, ragam kreasi dari brand asal Prancis ini juga dilengkapi oleh fungsi relevan yang dapat memudahkan aktivitas para penggunanya. Salah satu yang teranyar adalah Trunk Table Clock.
Ditenagai oleh sebuah quartz movement, Trunk Table Clock menyajikan fitur zona waktu ganda yang sangat bermanfaat bagi para pelancong untuk melacak waktu setempat dan kota asalnya. Untuk kian menegaskan spirit berkelana, jam meja ini dikemas di dalam koper Louis Vuitton nan ikonis dengan kanvas Monogram Eclipse pada bagian luar dan lapisan serat mikro yang membentuk deretan imaji bendera Louis Vuitton pada bagian dalamnya. Menariknya, jam meja ini dilengkapi oleh penyeimbang yang membuatnya otomatis mengarahkan dial kepada orang yang membuka kopernya, maupun ketika diletakkan di atas meja agar memaksimalkan keterbacaan. Sembari menunggu berkelana dapat kembali dilakukan dengan fleksibel, rasanya Trunk Table Clock ini juga cocok menjadi dekorasi sarat estetia untuk meja kerja Anda.
Jam meja ini hadir dalam stainless steel case berdiameter 80 mm yang terinspirasi oleh chronometer Angkatan Laut pada abad ke-18. Injeksi modern terlihat pada sunray brushed concave dial bermaterialkan antrasitnya yang kaya warna dengan imaji 12 bendera motif bendera Louis Vuitton — desain dial yang serupa dengan jam tangan Tambour Moon Dual Time. 15
VISION / TOP OF THE HOUR
Klik di sini
MASTER OF MATERIALS Sebuah gebrakan baru di ranah horologi dan mode, persembahan Hublot dan Berluti
16
H
ublot dan Berluti telah bekerja sama sejak empat tahun lalu dan Anda, para pemerhati horologi, tentu tidak asing akan ini. Namun kolaborasi teranyar mereka sangat berbeda, berkat ide dan penanganan Creative Director baru Berluti, Kris Van Assche. Pecinta mode mengenal desainer mode asal Belgia ini lewat busana garapannya yang bernapas minimalis-industrial dan benar saja, garis rancang tersebut sangat terasa pada koleksi bersama mereka yang bertajuk Hublot Big Bang Unico Berluti Cold Brown. Sekilas terlihat sederhana dengan dominasi warna cokelat-hitam, jika diperhatikan lebih lanjut koleksi ini memiliki berbagai intrikasi istimewa. Bagian dial, misalnya, terbuat dari kulit dengan emboss angka besar dan aksen openwork di tengahnya, dilengkapi fitur chronograph di bagian kanan dan kiri. Pada bezel, aksen kulit melingkar luwes di atas keramik hitam yang dilekatkan oleh resin. Ini merupakan inovasi baru bagi kerjasama antar dua institusi produk mewah tersebut. Kulit yang dipakai pada bagian dial, bezel, dan strap memang sangat berbeda dibanding kolaborasi mereka terdahulu, walau tetap memakai kulit Venezia yang tersohor. Terinspirasi oleh arsip
patina Berluti nan legendaris, Kris Van Assche memperkenalkan ragam patina terbaru dalam seri arloji ini. Bernama patina Cold Brown, teknik ini melewati proses glaçage atau icing demi menghasilkan gradasi coklat gelap nan intens namun modern. Hublot Big Bang Unico Berluti Cold Brown merupakan edisi terbatas yang hanya dibuat 100 buah. Ditenagai oleh calibre MHUB1242, jarum detik, menit, dan jam bergerak mulus seakan menyapu dial dalam irama teratur. Chronograph movement dengan fungsi flyback tersebut mampu menyimpan tenaga hingga 72 jam dan memiliki ketahanan air hingga 100 meter di bawah permukaan air. Jam tangan ini tampil gagah dalam diameter 45 mm dan ketebalan 16,4 mm. Proyek gandengan terbaru dari manufaktur jam tangan Swiss dan rumah mode pria asal Paris ini merupakan demonstrasi atas kepiawaian tingkat tinggi para watchmaker dan artisan kulit yang bekerja secara sinergis. Hublot Big Bang Unico Berluti Cold Brown mewujudkan level baru dari kombinasi memikat antara craftsmanship dan estetika yang menjadikan Anda tepat waktu dan penuh gaya di saat yang sama.
VISION / IN THE LOUPE
JAQUET DROZ MINERAL DIAL
A
pakah waktu merupakan sesuatu yang abadi? Apakah waktu memiliki awal dan akhir? Apakah waktu juga ada di luar persepsi ilmu pengetahuan dan manusia? Meski kita tidak memiliki jawabannya, pemikiran-pemikiran seperti ini sering muncul di benak kita. Berbagai momen dan memori yang terkandung di dalam waktu pun tak jarang membuat kita ingin mengabadikannya. Hal inilah yang kemudian dilakukan oleh Jaquet Droz. Melalui jam tangan Loving Butterfly Automaton, brand jam tangan asal Swiss ini mengombinasikan kekayaan histori dari fosil kayu berusia hampir 150 juta tahun dan kemahiran horologi sang manufaktur yang telah berdiri sejak 282 tahun lalu. Dial mineral pada jam tangan tersebut bermaterialkan sebagian kecil dari fosil kayu pohon cemara yang menua dalam abu vulkanis dan telah melewati berbagai macam perang, evolusi, dan pergantian musim. Palet warna dan tekstur pada dial bernama “Chinchilla Red� ini pastinya akan memesona Anda, namun tentunya tidak akan lebih mengagumkan daripada kontemplasi puitis di balik materialnya.
18
Klik di sini
17
VISION / MY VAULT
VIVID PERSONA Lincah dan jenaka, Danar Widanarto menunjukkan betapa menyenangkannya mengoleksi jam tangan Erika Tania
B
ila Anda memiliki akun di media sosial Instagram dengan halaman ‘Explore’ yang dipenuhi oleh konten-konten horologi, kecil kemungkinan Anda tidak pernah melihat salah satu unggahan dari akun @chronondo yang digawangi oleh Danar Widanarto. Pria berkebangsaan Indonesia yang kini bermukim di Jerman tersebut merupakan bagian dari daftar pendek influencer jam tangan dunia. Bukan foto tipikal pergelangan tangan di atas setir mobil sport mewah yang memenuhi akunnya, melainkan video meme orisinal bertemakan horologi yang begitu menghibur.
Klik di sini
Pada mulanya, Danar merupakan blogger jam tangan kebanyakan yang memiliki situsnya sendiri — chronondo.de — di mana ia menuliskan ulasan dan opini seputar rilisan produk terbaru. Kemudian sebuah ide jenaka menghampirinya saat hendak menghadiri Baselworld 2019. Terinspirasi oleh para penjual di pantai Bali yang menawarkan ragam jam tangan palsu dari dalam jaket mereka, pria berjulukan Mister Watches ini mengkreasikan jaketnya sendiri yang dihiasi oleh puluhan jam tangan miliknya — termasuk Audemars Piguet Royal Oak, Chopard Mille Miglia, di antara banyak lainnya. Tak memerlukan waktu lama, Danar menjadi sensasi di pameran jam tangan tertua di dunia tersebut, hingga menarik atensi influencer horologi kawakan Anish Bhatt. “Saya tipe yang cepat bosan. Setelah puas memakai satu jam tangan tertentu, biasanya saya jual untuk beli jam tangan lainnya. Andaikan saya tidak pernah jual, koleksi saya bisa mencapai 300-an jam tangan,” ungkap pria berusia 38 tahun ini. Mengerti betul betapa peliknya proses jual-beli jam tangan, Danar meluncurkan e-commerce MisterWatches.de berbahasa Jerman yang memfasilitasi para pecinta jam tangan untuk melakukan transaksi secara aman — setiap jam tangan telah melalui proses pengecekan sertifikat dan/atau invoice asli — dan menariknya, tanpa perlu membayar komisi. Danar berharap dapat mengembangkan platform miliknya tersebut untuk memenuhi kebutuhan sesama penggemar horologi dari berbagai belahan dunia.
20
Nomos Glashütte Tangente ‘A Century Of Bauhaus’ Limited Edition “Ini adalah jam tangan hadiah dari teman waktu ulang tahun saya yang ke-37 pada tahun 2019. Kombinasi dua warna, beige dan merah, pada bagian dial mengingatkan saya pada warna Bendera Merah Putih yang juga merupakan warna bendera Kota Cologne, tempat tinggal saya saat ini di Jerman. Untuk melengkapi keunikan jam ini, saya menggunakan temali kulit buatan Indonesia dengan gambar Leak Bali karya Peter Gunny, pemilik Gunny Straps.”
Jaeger-LeCoultre Reverso Grande GMT Automatic “Ini adalah jam tangan mewah pertama saya. Saya menabung selama dua tahun lebih sampai akhirnya dapat membeli jam ini di tahun 2010. Komplikasi jendela tanggal, fungsi GMT dengan dua zona waktu, dan fase bulan yang terangkum di dalam case berukuran kecilnya membuat saya kagum. Ini adalah jam tangan sakral yang tidak akan pernah saya jual.”
Lima Meca 01 “Jam ini adalah pemberian dari Herman Tantriady, Founder dan Owner Lima Watch. Ini satu-satunya jam tangan dalam koleksi saya yang merupakan hasil karya brand Indonesia. Desainnya yang unik mengingatkan kita pada mainan masa kecil bernama Tin Toys yang populer di tahun ’90-an. Meskipun lama tinggal di Jerman, saya selalu mencoba mengharumkan nama negeri dengan memakai produk-produk Indonesia. Jam ini nanti juga akan saya tunjukkan di HourUniverse 2021.”
Tudor Black Bay GMT “Saya beli jam tangan ini pada tahun 2019 yang sekaligus menandai kali pertama saya memiliki jam tangan dengan bracelet baja karena saya biasanya mengoleksi jam tangan temali kulit. Sejak saya punya jam ini, saya lebih sering membeli jam dengan bracelet yang berpenampilan sporty. Sebelum masa pandemi, saya kerap berkelana keliling Eropa dan fitur GMT pada jam ini sangat membantu saya karena dapat memperlihatkan dua zona waktu sekaligus.”
21
IDENTITY Kita tahu siapa kita, tetapi tidak tahu akan menjadi apa kita WILLIAM SHAKESPEARE
IDENTITY / COVER STORY
Klik di sini
Kecerdikan di balik jam tangan kedap air yang paling diidamkan di dunia
T
elah divalidasi oleh para profesional, dikenakan oleh kaum selebriti, dan diincar oleh para penggemar jam tangan dari berbagai belahan dunia, Rolex Oyster Perpetual Submariner memiliki tempat yang spesial di dalam dogma watchmaking modern sebagai sebuah ikon yang tak hanya menjadi simbol prestise, tetapi juga merupakan tool watch yang sesungguhnya. Pertama kali mencuri perhatian dunia pada perilisannya di tahun 1953, ekspresi kemewahan dan performa jam tangan ini secara konsisten menjadi teladan pada dekade-dekade selanjutnya, sebagaimana didemonstrasikan oleh model-model terbaru Oyster Perpetual Submariner dan Oyster Perpetual Submariner Date. Tahun ini, kita disuguhkan penawaran lengkap dari sang koleksi legendaris yang meliputi eksekusi case dan dial yang berbeda-beda, hingga peningkatan kualitas pada bagian dalam maupun luar jam tangan. Penawaran jam tangan 2020 terdiri dari sebuah Oyster Perpetual Submariner bermaterialkan Oystersteel dengan bezel Cerachrom dan dial warna hitam, serta tujuh varian terbaru dari Oyster Perpetual Submariner Date dalam pilihan material Oystersteel, emas kuning 18 karat, emas putih 18 karat, dan emas Rolesor.
Dial pada Oyster Perpetual Submariner mengusung desain minimalis yang memaksimalkan keterbacaan
25
IDENTITY / COVER STORY
EKSPLORASI LAUT DALAM DAN BAWAH LAUT PADA DEKADE 1940-AN MEMOTIVASI ROLEX UNTUK MENEMUKAN SOLUSI PENGATURAN WAKTU PRAKTIS BAGI PENYELAM PROFESIONAL
Oyster Perpetual Submariner Date bermaterialkan Oystersteel dengan dial hitam dan bezel dengan sisipan Cerachrom hijau
26
Selain tersedia dalam berbagai model yang memikat, sederet jam tangan baru ini mengusung beberapa pembaruan desain dan teknologi. Oyster Perpertual Submariner dan Oyster Perpetual Submariner Date terbaru kini hadir dalam case berdiameter 41 mm, sedikit lebih besar dibandingkan case pendahulunya yang berdiameter 40 mm. Pada bagian lain, lugs dan pelindung crown didesain ulang agar menampilkan profil yang lebih runcing dan bersiku, serta bracelet yang kini dilengkapi oleh sistem penghubung tersembunyi untuk memastikan kontinuitas visual antara bracelet dan case. Pembaruan-pembaruan tersebut, meski tampak minor, menyajikan penampilan dan proporsi seimbang yang memanjakan mata dan nyaman dikenakan.
THE POWER WITHIN Tak hanya itu saja. Bersamaan dengan fungsi prima untuk mendukung aktivitas selam yang meliputi kemampuan kedap air hingga kedalaman 300 m dan bezel dengan sisipan Cerachrom yang dapat diputar ke satu arah dengan graduasi 60 menit, kedua Submariner teranyar ini dilengkapi oleh mesin baru. Dirilis tahun ini, calibre 3230 generasi baru buatan Rolex menenagai Oyster Perpetual Submariner, sedangkan calibre 3235 menenagai Oyster Perpetual Submariner Date. Sepenuhnya dikembangkan dan diproduksi secara inhouse oleh Rolex, kedua movement otomatis tersebut didukung oleh teknologi terkini sang brand untuk memastikan performa kronometer dan pengatur waktu yang unggul. Teknologi-teknologi tersebut mencakup escapement Chronergy berpaten yang mengombinasikan efisiensi energi tingkat tinggi dengan keandalan baik, sebuah hairspring Parachrom biru dengan tingkat presisi 10 kali lebih baik daripada hairspring tradisional setelah terjadi guncangan, penyerap guncangan berperforma tinggi Paraflex yang telah dipatenkan oleh Rolex, dan arsitektur barel yang telah didesain ulang untuk meningkatkan power reserve hingga kisaran 70 jam. Seluruh fitur mekanis nan berprestasi tersebut didukung oleh sertifikasi Superlative Chronometer yang menjamin tingkat presisi -2/+2 detik per hari dari sebuah jam tangan yang telah dirakit — dua kali lebih baik daripada standar yang diberlakukan oleh chronometer reguler. Oyster Perpetual Submariner Date bermaterialkan Rolesor kuning dengan royal blue dial dan bezel dengan sisipan Cerachrom biru
DREAM TO REALITY Performa dan kemampuan di bawah air yang luar biasa dari Oyster Perpetual Submariner masa kini adalah hasil dari visi orisinal founder Rolex, Hans Wilsdorf, untuk membuat jam tangan yang dapat diandalkan oleh pemiliknya dalam hal reliabilitas dan akurasi di dunia mereka yang modern dan aktif dengan kemampuan Master Collection berdiameter 40 mm dengan grey sunray kedap air yang sangat baik. dial dan alligator leather strap
27
Klik di sini
Rolex Submariner pertama dari tahun 1953
38
Jam tangan eksperimental Rolex Deepsea Challenge dipasang pada lengan artikulasi dari kapal selam DEEPSEA CHALLENGER
Rolex Oyster dari tahun 1926 merupakan jam tangan kedap air pertama di dunia berkat case kedap udaranya
Mercedes Gleitze berupaya menjadi wanita Inggris pertama yang berenang menyeberangi Selat Inggris dengan jam tangan Rolex Oyster pada tahun 1927
29
IDENTITY / COVER STORY
Oyster Perpetual Submariner Date bermaterialkan emas putih 18 karat dengan dial hitam dan bezel dengan sisipan Cerachrom biru
KONSISTENSI ROLEX DALAM MENGUASAI TEKNOLOGI KEDAP AIR SEMPURNA DIBUKTIKAN OLEH RAGAM JAM TANGAN DENGAN KEMAMPUAN KEDAP AIR YANG BERPERFORMA KIAN MEMBAIK DARI WAKTU KE WAKTU 30
eksponensial, sebagaimana ditunjukkan oleh deretan jam tangan yang memiliki fitur-fitur kedap air dan performa selam yang kian membaik.
“Kita harus menemukan cara untuk mengkreasikan sebuah jam tangan kedap air,” tulisnya dalam sebuah surat di tahun 1914 untuk Aegler, perusahan basis Bienne yang kemudian menjelma menjadi Manufacture des Montres Rolex S.A.
Contohnya, kemampuan kedap air Submariner secara bertahap meningkat hingga kedalaman 200 m dan pada tahun 1989 mencapai 300 m. Koleksi ini juga menyaksikan kehadiran Submariner Date pada tahun 1969, serta aneka inovasi yang meningkatkan keterbacaan dan keawetan. Oyster Perpetual Submariner dan Oyster Perpetual Submariner Date terbaru dilengkapi oleh bezel dengan sisipan Cerachrom anti gores, tampilan Chromalight dengan tingkat keterbacaan tinggi yang memancarkan cahaya biru nan tahan lama dalam kondisi gelap, serta folding clasp Oysterlock berpaten yang mencegah bracelet terbuka tanpa disengaja, adalah bukti dari dedikasi Rolex dalam menyempurnakan teknologi kedap air.
Sesuai dengan tekadnya, Wilsdorf memimpin Rolex hingga akhirnya memperkenalkan sang pelopor bagi jam tangan bawah air melalui perilisan Submarine di tahun 1922. Jam tangan yang dilengkapi oleh dua case ini memiliki sebuah case luar yang tertutup rapat dan kristal untuk memastikan tidak ada air yang akan masuk ke dalam jam. Cetak biru pelopor tersebut menandai langkah pertama dari berbagai pengembangan yang Rolex lakukan dalam menyempurnakan jam tangan kedap air buatannya. Kemajuan sang perusahaan dalam teknologi kedap air selanjutnya tak memerlukan waktu yang lama. Pada tahun 1926, Rolex secara perdana merilis case Oyster yang mengusung sebuah sistem bezel, caseback, dan crown tertutup rapat untuk melindungi dial dan movement. Agar penemuan ini diketahui oleh banyak orang, Wilsdorf merencanakan sebuah aktivitas promosi yang kemudian menjadi salah satu kesaksian Rolex Oyster yang paling populer.
Selain kinerja luar biasanya dalam memproduksi Submariner, Rolex berpartisipasi dalam ekspedisi bawah laut ekstrem yang kemudian melahirkan ragam jam tangan spesial. Sebuah jam tangan eksperimental, Deep Sea Special, yang menyelam ke dalam Palung Mariana di Samudra Pasifik dengan bathyscaphe Trieste pada tahun 1960 hingga kedalaman 10.916 menginspirasi pembuatan Oyster Perpetual Sea-Dweller pada tahun 1967. Jam tangan penyelam — dilengkapi oleh katup untuk mengeluarkan helium berpaten — dikreasikan dengan kemampuan kedap air hingga kedalaman 610 m, kemudian pada tahun 1978 menjadi 1.220 m. Pada ekspedisi terbaru di tahun 2012, Rolex mengembangkan jam tangan eksperimental lainnya, Rolex Deepsea Challenge, yang melekat pada kapal selam yang dinakhodai oleh penjelajah, pembuat film, sekaligus salah satu Rolex Testimonee, yaitu James Cameron, ke dalam Palung Marina dan terbukti kedap air hingga kedalaman 12.000 m.
Pada tahun 1927, Wilsdorf meminta Mercedes Gleitze — seorang pemudi yang tengah berupaya menjadi wanita Inggris pertama yang berenang menyeberangi Selat Inggris — untuk mengenakan jam tangan Oyster dalam misinya. Setelah Gleitze berhasil mengarungi perairan yang sangat dingin tersebut, seorang jurnalis menulis dalam artikelnya yang tersebar luas bahwa jam tangan emas milik Gleitze “tampak menunjukkan waktu yang tepat selama (misi berlangsung)”.
LEGACY OF WATERPROOFNESS Tahun-tahun selanjutnya menyaksikan Rolex mendedikasikan dirinya lebih tekun lagi dalam ranah horologi ini dengan ragam prestasi yang luar biasa. Maraknya eksplorasi ke laut dalam dan bawah air pada dekade 1940-an memotivasi sang brand untuk menciptakan solusi pengaturan waktu untuk penyelaman laut dalam. Setelah berbagai eksperimen dan upaya kolaborasi, Submariner pertama dirilis pada tahun 1953 — jam tangan selama pertama di dunia yang memiliki kemampuan kedap air hingga kedalaman 100 m.
Berlatarkan warisan yang termahsyur tersebut, Oyster Perpetual Submariner dan Oyster Perpetual Submariner Date terbaru mendemonstrasikan mengapa mereka masih memegang predikat sebagai standar terbaik dalam kategori jam tangan penyelam modern. Meskipun hadir dalam desain dan inovasi teknis yang canggih, kreasi terbaru jam tangan ini secara lugas merujuk ke masa depan sembari menambah panjang daftar warisan jam tangan penyelam Rolex yang begitu istimewa dan terusmenerus menjadi topik utama dalam kategorinya.
Namun itu barulah permulaan saja. Kepiawaian Rolex dalam inovasi kedap air terbukti konsisten dan
31
IDENTITY / COVER STORY
DEEP IMPACT Menelusuri evolusi Rolex Oyster Perpetual Submariner
Rolex merilis Submariner, jam tangan penyelam professional pertama yang memiliki kemampuan kedap air hingga 100 m
Dedikasi mengembangkan teknologi kedap air terus dilanjutkan, sebagaimana Rolex meningkatkan kemampuan kedap air Submariner menjadi 200 m
Rolex memperkenalkan Submariner Date pertama
32
Rolex meluncurkan Submariner Date bermaterialkan steel dengan bezel Cerachrom
Evolusi Submariner Date berlanjut dengan pembaruan signifikan dari tahun ke tahun melalui introduksi winding crown Triplock (1977), kristal safir (1979), peningkatan kedap air hingga 300 m (1979), dan penunjuk jam applique (1984)
Submariner and Submariner Date hadir dengan case dan lug yang telah didesain ulang, serta movement otomatis generasi baru yang unggul di ranah teknologi watchmaking
Klik di sini
Oyster Perpetual Submariner bermaterialkan Oystersteel dengan dial hitam dan bezel dengan sisipan Cerachrom hitam
25
IDENTITY / COVER STORY
ROLEX OYSTER PERPETUAL SUBMARINER TAK HANYA MENJADI SIMBOL PRESTISE, TETAPI JUGA MERUPAKAN TOOL WATCH YANG SESUNGGUHNYA
Klik di sini
26
Temukan ritel resmi Rolex di butik-butik berikut ini: JAKARTA
SURABAYA
Rolex Boutique Plaza Indonesia
The Time Place Tunjungan Plaza 4
Level 1, #69A Tel: (021) 2992 3982
The Time Place Pacific Place
Ground Floor, #12A-B Tel: (021) 5140 2776
The Time Place Plaza Senayan
Level 1, #122 Tel: (021) 572 5759
Upper Ground, #30 Tel: (031) 532 7991
EDITORS’ EDITORS’ PICKS2020 2020 PICKS Kami kira 2020 akan menjadi tahun yang pasif bagi dunia horologi. Nyatanya kami keliru.
33
IDENTITY
SHANNON HARTONO Editor-in-Chief, CROWN Indonesia
ROLEX Perpetual Oyster 41 Telah lama didaulat sebagai rekomendasi “ jam tangan formal pertama� terbaik yang patut dimiliki oleh siapapun, brand favorit Anda ini kembali melansir salah satu varian terbaiknya untuk kategori tersebut. Dengan harga sekitar Rp 94 juta-an, Oyster Perpetual 41 menjadi yang paling terjangkau dari sekian model yang pernah dilansir oleh Rolex. Menggunakan case teranyar berukuran 41 mm dan movement otomatis terbaru, jam tangan ini tampak cerdas dengan pesona yang begitu elegan. Semua orang mungkin tergila-gila pada serangkaian opsi dial berwarna cerah. Meski saya juga tergoda olehnya, pilihan saya jatuh pada versi dial perak dengan jarum dan penanda jam berbalut emas yang merefleksikan sisi kemewahan nan ikonis dari koleksi ini.
34
OMEGA Speedmaster 38MM Memilih satu jam tangan favorit di antara sederet rilisan Omega tahun ini cukup menantang bagi saya. Bagaimana tidak? Mulai dari jam tangan James Bond terbaru, hingga De Ville Tourbillon nan mutakhir, rasanya hampir tidak mungkin untuk meneguhkan hati pada satu jam tangan saja. Setelah mengerucutkan kriteria-kriteria paling personal, akhirnya iterasi terbaru dari Speedmaster 38 MM menjadi pilihan saya. Mengapa? Karena saya merupakan penggemar setia dari material emas merah muda. Terdapat sebuah elegansi dan keindahan yang membuat emas merah muda begitu mewah nan bersahaja. Pada jam tangan ini, material emas Sedna 18 karat (material eksklusif buatan Omega) tampil semakin berkilau dengan kombinasi warna cappuccino dan taburan berlian pada bezel gandanya.
LONGINES Avigation Watch Type A-7 1935 Saya setuju dengan pernyataan CEO baru Longines, Matthias Breschan, bahwa industri jam tangan selalu melihat ke belakang untuk maju ke depan. Longines adalah salah satu brand yang sangat beruntung karena memiliki segudang kreasi historis yang dapat memuaskan para pecinta jam tangan vintage masa kini. Salah satu jam tangan yang dihidupkan kembali dan menarik perhatian saya di tahun 2020 adalah Avigation Watch Type A-7 1935. Terinspirasi oleh pendahulunya yang dirilis pada tahun 1935 atas pesanan Angkatan Udara Amerika Serikat, jam tangan ini mengusung dial miring 40 derajat ke kanan untuk memudahkan pilot dalam membaca waktu dan tentu saja menjadi topik pembuka percakapan yang mumpuni saat sedang bersilaturahmi.
35
IDENTITY
ALVIN WONG
Editor-in-Chief, CROWN Singapura
CARTIER Tank Asymétrique Setiap kali saya melihat model terbaru dari Tank Asymétrique, saya selalu teringat pada sampul album Rubber Soul (1965) dari The Beatles yang merepresentasikan eksperimen musikalitas sang grup dalam bermusik melalui sebuah foto mereka yang sengaja ditampilkan dengan efek meregang dan terdistorsi. Tidak terlalu jauh berbeda, Tank Asymétrique — pertama kali dirilis pada tahun 1936 — mengambil konsep dari jam tangan Tank orisinal yang identik dengan konstruksi kokoh dan kaku untuk kemudian diinterpretasikan menjadi jam tangan berbentuk tak biasa dengan siluet case dan skema dial miring yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam membaca waktu. Kini varian teranyarnya hadir dalam beragam pilihan material case dan warna dial, namun warna emas kuning menjadi pilihan saya karena elegan dan klasik sembari tetap menyuguhkan kejutan di saat yang sama.
MIDO Ocean Star Decompression Timer 1961 Ini adalah preferensi personal: saya menyukai jam tangan yang apa adanya, less-is-more, serta memiliki estetika khas dress watch. Namun Ocean Star Decompression Timer 1961 dari Mido adalah sebuah pengecualian. Dirilis secara terbatas hanya sebanyak 1961 buah — referensi terhadap tahun perilisan model orisinalnya, kreasi bergaya whimsical ini memenuhi semua kriteria yang telah saya sebutkan di awal dengan cincin-cincin konsentris multiwarna pada dial sebagai indikator untuk skala dekompresi. Perpaduan warna dan desain bergaya retro memberi kesan playful dan energik pada jam tangan ini. Dari segi mekanis, jam tangan ini ditenagai sebuah movement otomatis dengan power reserve selama 80 jam dengan penawaran harga yang atraktif, Rp 21,9 juta, menjadikannya sebagai pilihan terbaik untuk kategori entrylevel di tahun 2020 ini.
36
BREITLING Endurance Pro Sebelum menjabarkan alasan di balik kehadiran Endurance Pro di halaman ini (sebagian dari Anda mungkin bertanya-tanya: Mengapa bukan Chronomat atau Superocean Heritage ’57 Rainbow yang menjadi topik panas tahun ini?), perkenankan saya untuk mengapresiasi kepiawaian Breitling dalam mengadaptasi presentasi virtual (kunjungi akun YouTube mereka bila Anda belum menyaksikannya) dengan cekatan dan penuh semangat selama pandemi ini. Pada Breitling Summit kedua, Breitling merilis jam tangan Endurance Pro yang sesuai namanya dipertuntukkan bagi pengguna dengan gaya hidup aktif, berani, dan daya tahan tinggi. Saya memang belum termasuk dalam kategori pengguna semacam itu. Namun memiliki jam tangan ini mungkin saja dapat menjadi langkah pertama saya dalam mengubah gaya hidup?
37
IDENTITY
MELISSA KONG
Managing Editor, CROWN Singapura
A. LANGE & SÖHNE ‘Homage To F.A. Lange’ 1815 Thin Honeygold Ketika A. Lange & Söhne merayakan ulang tahunnya yang ke-175 pada tahun 2020, manfukatur asal Sachsen, Jerman, tersebut meluncurkan tiga model jam tangan terbaru yang mengagumkan sebagai bentuk penghormatan kepada pendirinya, yaitu F.A. Lange. Meski ketiganya terlihat memesona, perhatian saya justru tertuju pada model dengan desain paling sederhana. Berukuran 38 mm dengan hanya memiliki jarum jam dan menit, kreasi bergaya elegan ini merupakan yang terkecil dari koleksi 1815 sekaligus paling minimalis karena tidak menampilkan pengukur detik. Menurut saya, kesederhanaan inilah yang membuatnya menonjol di antara penawaran lainnya. Perpaduan enamel dial buatan tangan dengan palet emas madu khas Lange menjadikan jam berpenampilan klasik ini memiliki daya pikat yang tak lekang oleh waktu.
38
ZENITH Chronomaster Revival Lupin The Third – 2nd Edition Saya adalah penggemar berat Zenith El Primero A384. Jam ini memiliki movement menakjubkan dengan kisah menarik di baliknya dan ladder bracelet nan ikonis yang begitu saya kagumi karena berbobot ringan dan berpenampilan distingtif. Hasil kolaborasi kedua Lupin III (yang pertama dilansir pada November 2019 lalu) dengan serial manga Jepang ini menyuguhkan nuansa vintage lebih kental melalui dial panda dan penanda berlapis rodium yang dibalut oleh Super-LumiNova berwarna beige. Saya juga menyukai bagaimana Zenith menghilangkan branding ‘El Primero’ pada dial yang menjadikannya terlihat lebih sederhana. Sebuah ukiran yang menampilkan imaji karakter Lupin III, Daisuke Jigen, pada calibre El Primero menjadi elemen kejutan saat menengok bagian caseback bermaterialkan safir dari jam ini.
VACHERON CONSTANTIN Égérie Sebagai sebuah jam tangan wanita, model ini memenuhi semua kriteria yang saya idamkan — elegan, stylish, ditenagai oleh movement otomatis, dihiasi oleh taburan berlian, dan mungkin yang terpenting adalah memiliki ukuran yang tepat untuk pergelangan tangan feminin. Tak jarang, saya terkesima pada sebuah jam tangan yang ternyata berukuran terlalu besar untuk pergelangan tangan saya yang kecil. Tentu kita tidak sedang membicarakan jam tangan berukuran 45 mm. Égérie melingkar dengan sempurna pada pergelangan tangan saya, baik yang berukuran 35 mm maupun 37 mm, bahkan masih terlihat cukup besar untuk bisa menarik atensi (Anda tentu paham dengan apa yang saya maksud), sembari tetap memancarkan nuansa feminin. Saya juga menyukai estetika off-centred yang unik sekaligus elegan.
39
IDENTITY
LEONG WONG Editor, CROWN Malaysia
BLANCPAIN Fifty Fathoms Bathyscaphe Day Date Edisi terbatas ini menghadirkan kembali desain vintage khas jam tangan penyelam dalam sapuan warna memikat yang terinspirasi oleh spektrum warna padang pasir. Bagian dial jam tangan ini mengusung warna beige dengan efek sunburst yang dilengkapi oleh penanda dan jarum bersiluet klasik.. Seluruh fitur pendukung bagi kegiatan akuatik tetap dihadirkan, namun jam ini tentunya juga tampak memukau saat disandingkan dengan hoodie Yeezy favorit Anda untuk melengkapi gaya sehari-hari.
40
BELL & ROSS BR 05 Skeleton Blue Dari segi penampilan, model ini mungkin terlihat menyimpang dari ciri khas desain Bell & Ross pada umumnya, namun perbedaan bukanlah hal yang buruk. Hadir dalam siluet yang lebih tumpul daripada biasanya justru membuat jam tangan ini terlihat lebih elegan. Pilihan saya jatuh pada versi bracelet nan atraktif dengan matte finish dial yang dilengkapi oleh penanda dan jarum berlapiskan Super-LumiNova dalam posisi yang seolah-olah mengapung di atas lautan biru.
TUDOR Black Bay Fifty-Eight Navy Blue Terdapat ratusan jenis warna biru dalam bagan Pantone dan untuk memilih satu yang paling memesona tentu bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Namun percayakan hal ini kepada tim Tudor yang berhasil menyelesaikan tugas tersebut hingga memenangkan penghargaan di ajang GPHG. Koleksi yang bermaterialkan stainless steel ini tidak hanya terlihat memukau ketika melingkar di lengan, tetapi juga terasa nyaman, ringan, dan kokoh. Fantastis!
41
IDENTITY
VU NGOC DUNG Editor, CROWN Vietnam
BREGUET Tradition Dame Ref. 7038 Diluncurkan pada tahun 2016, Tradition Dame adalah interpretasi bergaya sublim nan feminin dari koleksi Tradition sembari tetap mempertahankan fitur-fitur mekanis andalannya, seperti overcoil hairspring dan sistem resistensi terhadap guncangan pare-chute. Saya menyukai versi eksklusif butik dengan case bermaterial rose gold yang berhiaskan berlian. Detail lain yang mencuri perhatian saya adalah penggunaan mother-of-pearl asal Tahiti pada penunjuk waktu yang dipercantik oleh dekorasi engine-turned dengan sebuah pelat movement dan berbagai bridge dalam warna cokelat gelap nan kontras.
42
PATEK PHILIPPE Calatrava Pilot Travel Time Alih-alih menampilkan desain yang konvensional dengan aviator dial warna hitam, Patek Philippe justru memilih warna biru nan elegan untuk menghadirkan nuansa kontras yang memesona sekaligus memudahkan keterbacaan — sebuah aspek vital bagi jam tangan pilot. Berkembangnya teknologi navigasi modern membuat siderometer tidak lagi diperlukan, sehingga terdapat ruang lebih untuk mengaplikasikan fitur lain yang lebih fungsional — sebuah zona waktu kedua yang hadir berkat mekanisme eksklusif Travel Time milik manufaktur ini. Sistem yang mudah dioperasikan ini dipatenkan oleh Patek Philippe pada tahun 1959 dan 1996 dengan ciri khas berupa dua jarum jam pada bagian tengah. Tentunya akan terasa lebih fungsional lagi saat kita sudah bisa berpelesir kembali.
TISSOT Gentleman Tissot mendedikasikan varian terbaru Gentleman bagi pria elegan masa kini. Canggih namun bersahaja, jam tangan berukuran 40 mm ini menampilkan apresiasi Tissot akan kualitas workmanship yang mumpuni dengan penempatan detail secara cermat. Terinspirasi oleh model dari era 1960-an, tepatnya desain dial dari versi orisinal koleksi ini, Gentleman terbaru mempertahankan nilai ergonomis dan elegansi kala dikenakan dalam berbagai kesempatan. Cocok untuk melengkapi penampilan saat kerja ataupun akhir pekan. Jam ini memperoleh suara saya atas desainnya yang serbaguna dan timeless.
43
IDENTITY
2020 YEAR IN REVIEW Kegigihan dan harapan dalam menghadapi perubahan seismik yang menggemparkan Alvin Wong
44
T
ahun 2020 telah menorehkan luka pada seluruh aspek kehidupan modern. Dengan adanya Covid-19 yang melanda bumi sejak awal tahun, dapat dikatakan bahwa segalanya tidak akan pernah sama lagi. Wabah ini telah dan akan selamanya mengubah cara kita bekerja, bermain, dan berinteraksi. Merefleksikan 2020 tanpa mengikutsertakan virus korona merupakan sebuah kemustahilan. Sebagai industri yang dikenal sangat mengapresiasi masa lalu — serta lambat dalam berkembang — bisnis jam tangan kini menghadapi ujian terberatnya. Di satu sisi, industri ini harus menanggung kemerosotan ekonomi yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Di sisi lain, sang industri hampir tidak bisa berbuat apa-apa, selain beradaptasi dengan perubahan yang dipaksakan dan mempelajari berbagai paradigma yang berubah secara konstan. Bagaimanapun, tantangan dan perjuangan juga menerbitkan sisi terbaik yang dimiliki oleh industri jam tangan dan para insan yang berkecimpung di dalamnya. Meski kemalangan terjadi, terdapat para pejuang di industri ini yang — walau menyadari jam tangan adalah hal terakhir yang terpikir dalam benak publik; jauh di belakang keluarga dan kesehatan — tetap berusaha sekuat tenaga untuk menjaga dan melestarikan bisnis horologi. Tidak hanya dari sisi seni dan keindahannya, tetapi juga sebagai tumpuan hidup bagi para pekerjanya di seluruh dunia. Dengan demikian, sebagai rasa hormat kepada setiap insan dan lembaga yang tak kenal rasa lelah dalam memberi cercah harapan dan optimisme di fase terberat, berikut rangkuman peristiwa dan perkembangan dunia horologi di tahun 2020: rentang waktu yang jauh berbeda dari masa-masa yang kita pernah lalui sebelumnya.
45
IDENTITY
FAIR ASSESSMENT
Tutupnya pameran jam tangan dan perhiasan terbesar ini digantikan oleh metode lain. Seperti halnya Swatch Group, konglomerat LVMH yang memiliki beberapa label seperti Zenith dan Hublot, telah menggelar pameran jam tangan berskala kecil untuk brand mereka sendiri. Sementara di Jenewa, pameran jam tangan SIHH yang sebagian besar diisi oleh grup Richemont, seperti A. Lange & Söhne dan Cartier, mengubah namanya menjadi Watches & Wonders Geneva. Secara progresif, Watches & Wonders telah mengadakan pameran regional berskala kecil di dua kota di Tiongkok, Shanghai dan Sanya, pada September lalu.
Perhelatan pameran jam tangan tahunan yang diselenggarakan di Basel dan Jenewa — secara tradisional dikunjungi oleh peretail dan pers dari seluruh dunia — mengalami perubahan total di tahun 2020. Peristiwa yang paling menjadi sorotan adalah ambruknya Baselworld, sebuah institusi berusia 103 tahun yang hingga tahun terakhirnya menjadi sebuah pameran jam tangan terbesar dan tertua di dunia. Bagaimanapun, hal ini sudah terprediksi dengan berbagai faktor negatif yang ada: mulai dari jumlah pengunjung yang berkurang drastis dari tahun ke tahun, ketidakpuasan para peserta pameran, dugaan akan minimnya ambisi penyelenggara, harga slot yang tidak fleksibel, hingga keengganan pihak Baselworld untuk berdialog. Akibatnya, para peserta utama pameran ini yang meliputi Swatch Group di tahun 2019 dan brand besar, seperti Rolex dan Patek Philippe di tahun 2020 memutuskan untuk mundur dari perhelatan tersebut. Hal ini seolah menjadi tamparan bagi penyelenggara Baselworld yang mengumumkan pemberhentian acaranya pada bulan Mei lalu.
Terlepas dari kebijakan terkait Covid-19, seperti pembatasan perjalanan dan imbauan jarak aman antar individu yang meniadakan segala macam acara akbar pada tahun 2020, kerinduan akan pagelaran secara fisik tetap kuat di kalangan industri jam tangan. Bagaimanapun, beberapa interaksi tradisional yang dulu wajar dilakukan pada setiap pameran jam tangan, seperti pertukaran dan pengamatan jam tangan jarak dekat – nyatanya belum tentu dapat dilakukan kembali dalam waktu dekat.
Baselworld tahun 2019, kini seolah menjadi sebuah kenangan lama
46
DIGITAL MANOEUVRES Di tahun 2020, segenap perusahaan jam tangan harus meningkatkan aksesibilitas mereka secara daring dengan masif dan cepat. Dengan hilangnya sarana fisik untuk memasarkan, menjual, dan menaksir jam tangan secara langsung, label-label ini tidak punya pilihan selain mengupayakan jangkauan mereka secara daring atau online. Oleh sebab itulah, sarana baru seperti webcast, webinar dan presentasi via Zoom menjadi hal yang wajar. Pameran perdana Watches & Wonders sebagai pengganti SIHH yang dijadwalkan berlangsung pada bulan April 2020 bereaksi cepat. Menggantikan pagelaran fisik, acara digital berbasis jaringan yang memuat lebih dari 20 brand perserta diluncurkan sesuai dengan tema yang diusung oleh setiap merek. Sejumlah label jam tangan lain yang tidak berafiliasi dengan Watches & Wonders pun turut menggelar pameran daring mereka sendiri pada tingkat internasional, regional, dan lokal. Pada sisi retail, setali tiga uang. Pandemi memaksa seluruh aspek industri horologi untuk memikirkan kembali perdagangan lewat daring atau e-commerce. Patek Philippe misalnya, dahulu tegas menolak untuk menjual karya-karyanya secara daring, akhirnya bersikap fleksibel dan bekerja sama dengan dua retail basis Inggris untuk melakukan kegiatan penjualan daring pada bulan Mei 2020, walaupun hanya sebagai aktivitas sementara. Sementara beberapa label jam tangan melaporkan bahwa angka penjualan dari transaksi lewat platform online tetap kecil seperti masa sebelum pandemi, terdapat dorongan nyata bagi para brand dan sejumlah peretail untuk membangun presensi di dunia maya demi meningkatkan penjualan daring, serta sebagai saluran pemicu naiknya lalu-lintas butik fisik dari instistusi yang bersangkutan.
47
IDENTITY
UNPRECEDENTED SLUMP, HOPEFUL RECOVERY Menilik data rilisan Federation of the Swiss Watch Industry (FHS), penurunan tajam terjadi pada performa jam tangan Swiss di sepanjang tahun 2020. Sudah terduga, tentu saja, tetapi data ini tetap menjadi sebuah fakta yang menyakitkan. Mengacu pada penjabaran detail dalam data tersebut, berbagai faktor seperti penutupan butik, pembatasan perjalanan terutama ke luar negeri, pelanggan yang waspada sehingga berhemat, serta ragam interupsi dalam proses produksi dan manufaktur jam tangan, seluruhnya berkontribusi pada kemerosotan angka ekspor dan penurunan penjualan jam tangan Swiss. Ekspor jam tangan Swiss turun hampir 30% selama sembilan bulan pertama di tahun 2020 dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Meski data kuartal akhir belum dirilis, para analis memperkirakan angka ekspor dan penjualan jam tangan Swiss tetap pada penurunan kisaran 30% hingga tahun 2020 tutup buku. Masih menurut data yang dirilis FHS, pukulan paling telak diterima oleh jam tangan Swiss yang memiliki harga entry-level di kisaran ₣200-500 (sekitar Rp 3 – 8 juta). Penjualan dan ekspor arloji dengan harga tingkat awal ini menurun hampir 41%. Di level berikutnya, jam tangan dengan harga menengah (₣ 500-3.000, atau sekitar Rp 8 – 48 juta) terdaftar mengalami penurunan sebanyak 30% dibanding transaksi pada periode yang sama di tahun 2019. Jam tangan yang dibanderol dengan harga di atas ₣ 3.000 — sekitar Rp 48 juta — justru terlihat paling tahan banting. Segmen kelas atas ini tercatat mengalami penurunan transaksi paling kecil ketimbang segmen-segmen yang dibahas sebelumnya, yakni pada angka 25%, dan mengalami kenaikan pendapatan eskpor hingga mendekati level sebelum Covid-19 pada Juli hingga September 2020.
Pameran fisik Watches & Wonders diadakan di Shanghai dan Sanya pada bulan September 2020
EYES ON CHINAÂ Tiongkok merupakan negara pertama yang dilanda pandemi dan berdasarkan berbagai laporan, menjadi salah satu wilayah pertama yang terkena dampaknya. Kabar baiknya, Tingkok menjadi salah satu negara awal yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan dibukanya ekonomi lokal secara bertahap dan hati-hati. Sama halnya pada kasus krisis keuangan global di akhir dekade 2000-an dan awal 2010-an, perdagangan jam tangan mewah lagi-lagi mengarahkan pandangannya kepada negeri tirai bambu untuk membantu menaikkan grafik penjualan. Meski angka eskpor jam tangan Swiss jatuh secara berturut-turut selama sembilan bulan pertama di tahun 2020, penurunan yang ada dapat lebih buruk jika tidak didukung oleh konsumerisme warga Tiongkok. Ekspor jam tangan Swiss ke negara itu melonjak hingga 79% pada bulan September dibanding bulanbulan sebelumnya di tahun 2020, berkat permintaan domestik terpendam (yang mengakibatkan belanja balas dendam) dan konsumsi lokal produk mewah karena pembatasan perjalanan. Selama satu dekade terakhir, para analis memproyeksikan Tiongkok akan menjadi negara yang menempati peringkat teratas pasar barang mewah dunia pada tahun 2020. Dengan iklim retail sarat tantangan yang menganggu pasar global dan pemulihan cepat Tiongkok sebagai salah satu dari sedikit titik terang, memantapkan negara panda dalam mendominasi konsumsi barang mewah. Beberapa orang mungkin saja berpendapat bahwa ketergantungan berlebihan pada satu pasar bukanlah pertanda baik, namun peran Tiongkok saat ini, bagaimanapun, merupakan sebuah penolong bagi industri ini.
49
IDENTITY
Urwerk melelang versi emas dari UR-100 dengan hasil penjualan yang akan disumbangkan kepada organisasi pemberantas Covid-19
JOINING THE FIGHT Terlepas dari segala kesulitan yang mereka hadapi, perusahaan jam tangan telah melakukan berbagai kebijakan terpuji dalam mengatasi skenario dan sentimen yang telah berubah drastis di tahun 2020. Sebagian besar perusahaan jam tangan — baik kecil, maupun besar — secara cepat memastikan keselamatan karyawan mereka dengan menghentikan kegiatan produksi, menerapkan kebijakan kerja dari rumah yang kita kenal dengan istilah work form home dan singkatannya: WFH. Di sisi lain, mereka yang masih memiliki sumber daya memberikan bantuan. Bvlgari mentransformasi pabriknya menjadi produsen cairan pembersih tangan atau hand sanitizer. Breitling dan Urwerk merilis edisi khusus amal yang hasil penjualannya didonasikan kepada organisasi pejuang garis depan Covid-19. Tentu masih banyak lagi itikad baik dari industri horologi yang akan terlalu panjang jika disebutkan satu per satu. Tidak seperti kegiatan Corporate Social Responsibilities pada umumnya, tidak ada gembar-gembor media atau klaim kredit dari yang bersangkutan. Aktivitas demi aktivitas tersebut semata untuk menguatkan kesadaran dan upaya pemulihan agar dapat selamat bersama dari wabah yang menimpa. Semua ini tentu saja sangat menyenangkan dan menghangatkan hati.
50
LATE RALLY Kendati sentimen retail relatif stagnan dan prospek pasar global tetap tidak dapat diprediksi, kami melihat peningkatan nyata lewat sejumlah peluncuran koleksi jam tangan anyar menjelang akhir tahun.  Tahun 2020 adalah masa tak terdefinisi bagi peluncuran jam tangan yang kecenderungannya terjadi sejak awal tahun. Setelah permulaan yang sangat tersendat, para label jam tangan semangat untuk memanfaatkan harapan membaiknya pasar di beberapa negara Asia, terutama Tiongkok dan Korea Selatan. Hampir setiap merek ternama di segmen luks — di antaranya Rolex, Patek Philippe, Omega, Hublot, Breitling dan lainnya — bersikap tangkas dengan menyingkap koleksi baru di paruh kedua tahun 2020 sebagai usaha untuk mengakhiri tahun dengan catatan sarat harapan baru. Tidak dapat disangkal, rilisan-rilisan tersebut adalah langkah strategis para label jam tangan dengan berbagai penawaran terjangkau demi melebarkan jala komersial dan diharapkan dapat menggemukkan volume penjualan. Merujuk kebijakan dan kaidah new normal, bukannya tidak mungkin pendekatan ini akan segera mendominasi kalender acara horologi di dunia pasca-Baselworld dan pasca-Covid.
IDENTITY
THE TOP TIER CEO Piaget Chabi Nouri membeberkan proses pengembangan di balik kreasi yang meraih penghargaan tertinggi dari GPHG 2020 Erika Tania
Klik di sini
CEO Piaget Chabi Nouri
S
etelah proses pengembangan selama empat tahun, Piaget mempresentasikan Altiplano Ultimate Concept pada tahun 2018 yang sesuai namanya merupakan sebuah jam tangan konsep. Bagi Anda yang belum familiar dengan kategori ini, pada dasarnya jam tangan konsep adalah karya yang bertujuan untuk mendemonstrasikan kemahiran watchmaking sang manufaktur. Pencapaian luar biasa yang ditunjukkan melalui sebuah jam tangan konsep tak jarang terhenti menjadi sebuah gagasan semata tanpa produksi lanjutan untuk publik, namun tidak begitu dengan Piaget.
Kami harus benar-benar memikirkan kembali konstruksi jam tangan. Dengan komponenkomponen yang tidak lebih tebal daripada sehelai rambut, kami harus berinovasi dalam menemukan material yang sangat kuat untuk dapat memproduksi jam tangan ini. Emas akan terlalu lunak untuk ketipisan seekstrem ini. Case Altiplano Ultimate Concept harus terbuat dari sebuah logam campuran baru berbasis kobalt yang memiliki resistensi tinggi (2,3 kali lebih kuat daripada emas), tetapi jauh lebih susah untuk diolah. Bagian lain dari jam ini juga disesuaikan kembali ukurannya. Jam ini bertindak layaknya sebuah panggung bagi beragam inovasi Piaget, termasuk sebuah case yang membentuk bagian dari movement, sebuah winding crown yang unik dan terintegrasi, kristal ultratipis, dan yang paling penting adalah konstruksi baru untuk regulasi energi dan barel. Hasilnya, power reserve Altiplano Ultimate Concept bertambah hingga lebih dari 40 jam, sebuah standar baru dalam kategori jam tangan ultratipis yang tentunya menjadi kebanggan kami!
Dalam waktu dua tahun saja, Piaget berhasil mewujudkan jam tangan mekanis tertipis di dunia menjadi kenyataan. Altiplano Ultimate Concept dengan case setipis 2 mm ini telah sepenuhnya dikembangkan agar dapat relevan untuk pemakaian sehari-hari oleh kolektor beruntung yang memilikinya. Atas pencapaian menakjubkan ini Piaget dianugerahi apresiasi tertinggi, Aiguille D’Or, oleh ajang penghargaan bergengsi Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) yang diselenggarakan pada bulan November lalu Kepada CROWN Indonesia, CEO Piaget Chabi Nouri menceritakan secara lengkap bebagai inovasi teknis yang dilibatkan dalam proses kreasi Altiplano Ultimate Concept, rilisan terbaru Piaget lainnya, serta serbaserbi mengenai Piaget Society.
Seperti apa proses pengujian Altiplano Ultimate Concept? Untuk memastikan jam ini dapat digunakan dalam keseharian, adakah pengujian khusus yang diterapkan untuk jam tangan ultratipis ini? Altiplano Ultimate Concept (AUC) adalah jam tangan yang telah dikembangkan dan diuji sepenuhnya. Jam ini melalui proses pengujian yang sama dengan kreasi jam tangan Piaget lainnya: kejatuhan, pemakaian, chronometry, dan ketahanan terhadap air. Jam AUC tidak rapuh, sebagaimana sebuah peredam guncangan telah dikembangkan untuknya. Salah satu dari lima hak paten yang Piaget kreasikan untuk AUC adalah perekatan kaca yang sangat sensitif karena melibatkan kaca setipis 0,2 mm. Yang kedua berhubungan dengan deformasi terhadap kaca tersebut. Paten ini memanfaatkan deformasi kaca agar menyentuh bagian bridge pada movement.
Selamat atas kemenangan Altiplano Ultimate Concept di GPHG 2020! Apa tantangan terbesar dalam proses pengembangannya? Altiplano Ultimate Concept tak hanya sebuah jam tangan mewah dan penuh gaya, tetapi juga sebuah mahakarya teknis yang memberikan kami banyak kegembiraan, tantangan, dan pertanyaan. Namun proses pengembangan dari jam ini juga membuka jalan kami menuju terobosan dan peluang teknologi baru untuk masa depan.
TAG Heuer Carrera “Tête de Vipère” Chronograph Tourbillon Chronometer
53
IDENTITY
Mengemban status sebagai jam tangan mekanis tertipis di dunia, Altiplano Ultimate Concept mengusung case setipis 2 mm
Karena level mereka lebih tinggi daripada roda, jarum, dan organ-organ dalam calibre, jam tangan ini terlindungi dari kerusakan atau kemungkinan berhenti mendadak. Apakah Altiplano Ultimate Concept ditawarkan dalam kuantitas terbatas? Ya, ini merupakan jam tangan kolektor, sangat terbatas. Kami hanya memproduksi tiga sampai lima buah saja per tahun. Mari kita beralih ke Limelight Gala. Adakah pembaruan yang ingin Anda soroti dari iterasi terbarunya? Kami telah merilis Limelight Gala otomatis untuk pertama kalinya! Kami ingin menawarkan koleksi ikonis ini dalam versi otomatis: kombinasi terbaik dari perhiasan dan watchmaking!
54
Bila harus memilih salah satu, apa jam tangan favorit Anda dari rilisan tahun 2020 Piaget? Sangat sulit untuk memilih satu! Namun saya menjatuhkan pilihan pada Limelight Gala dengan bracelet dekorasi Palace bermaterialkan emas putih dan dial berhiaskan safir dan berlian. Serta tentu saja Altiplano Ultimate Concept, jam tangan mekanis tertipis di dunia. Dua kreasi luar biasa yang sepenuhnya merepresentasikan apa itu Piaget: jam tangan mewah dengan watchmaking tingkat tinggi. Selain micro-engineering, apakah ada eksperimen ambisius lainnya yang tengah dikembangkan oleh manufaktur Piaget? Itu rahasia. Saya tidak bisa memberi tahu Anda, jadi Anda harus menantikannya.
Di manufaktur Piaget, manakah yang lebih diutamakan: inovasi atau desain? Apakah sebuah inovasi menginspirasi desain atau sebaliknya? Inovasilah yang selalu memengaruhi desain. Contoh terbaik adalah koleksi Altiplano, ultratipis telah menjadi bagian dari DNA kami sejak awal mula pendirian perusahaan. Berkat calibre ultratipis, 9P dan 12P, bagian dial menjadi lebih tipis dan lebar sehingga terdapat lebih banyak ruang untuk menampung kreativitas di atas dial.
Limelight Gala kini ditenagai oleh movement otomatis
Piaget memiliki koleksi pria yang kuat dengan kreasi jam tangan ultratipis dan koleksi wanita yang memesona dalam rupa jam tangan perhiasan. Bagaimana Anda melihat perkembangan pelanggan Piaget? Fokus kami adalah jam tangan mewah untuk pria dan wanita. Di Watches & Wonders Shanghai, kami menyingkap versi skeleton dari Piaget Polo Emperador nan memukau berhiaskan berlian dan safir yang merupakan penggabungan sempurna antara perhiasan dan watchmaking mewah. Kami juga meluncurkan untuk pertama kalinya sebuah Altiplano Tourbillon berdiameter 38 mm yang melingkar dengan sempurna di pergelangan tangan wanita. Kami tak lagi memiliki profil pelanggan tipikal.
Altiplano Tourbillon 38 mm hadir untuk kaum wanita
Menurut Anda, siapa representasi terbaik dari Jackie Kennedy/Elizabeth Taylor dan Piaget Society masa kini? Wanita Piaget. Ia adalah sosok yang elegan, percaya diri dengan pilihannya, ia didorong oleh keinginan untuk melampaui dirinya sendiri. Ia merupakan jiwa yang bebas dan pemberani dengan rasa berbagi yang langka. Friend-of-the-brand kami, pria dan wanita, dengan sempurna mewujudkan Piaget Society. Apa yang dapat kami harapkan dari Piaget di waktu mendatang? Kami akan terus berinovasi dan mencoba untuk mengejutkan Anda sembari berpegang teguh kepada warisan kami dengan karya jam tangan dan perhiasan yang luar biasa!
Piaget Polo Emperador dirilis di Watches & Wonders Shanghai pada bulan September lalu
55
Klik di sini CEO Longines Matthias Breschan
56
FAMILIAR FACE Pasca memimpin Hamilton dan Rado, kini Matthias Breschan menjadi CEO Longines dan berencana merambah pasar daring Erika Tania
B
Swatch Group sejak tahun 1996 dengan latar belakang karier di dunia telekomunikasi. Apakah Anda memang memiliki ketertarikan terhadap jam tangan sejak dulu? Terima kasih! Pertama-tama, saya memang merupakan penggemar seni, sejarah, dan teknologi. Semesta jam tangan sangatlah memukau dan merupakan satu-satunya industri yang saya ketahui selalu melihat ke belakang untuk mengacu kepada tradisinya dalam upaya mengembangkan diri dan berinovasi. Dalam dunia watchmaking, menghormati tradisi adalah yang membuat Anda bertahan hidup. Hal ini betul adanya bagi Longines: sebuah brand dengan sejarah yang kaya dan penawaran produk yang berteknis efisien.
ila Anda mengamati industri horologi setidaknya dalam 15 tahun terakhir, tentunya nama Matthias Breschan sudah akrab di telinga. Pria kelahiran Austria ini bergabung dengan Swatch Group sejak tahun 1996 dan memulai kariernya di Swatch Telecom. Pada tahun 2005, Breschan didaulat menjadi CEO bagi Hamilton sekaligus anggota dari Extended Group Management Board untuk mengawasi anak perusahaan Swatch Group di beberapa negara lain. Tujuh tahun kemudian, Breschan ditugaskan sebagai CEO Rado dan menorehkan berbagai prestasi selama sembilan tahun terakhir. Dengan pengalaman yang lebih dari mumpuni, Breschan terpilih untuk melanjutkan jejak legendaris Walter von Känel sebagai orang nomor satu di Longines sejak restrukturasi manajamen Swatch Group di bulan Juli lalu. Kepada CROWN Indonesia, Breschan berbagi visi, misi, dan strategi untuk brand yang kini menaunginya, serta kekaguman terhadap koleksi Longines Spirit.
Telah menjadi bagian Rado selama sembilan tahun dan Hamilton selama tujuh tahun, seperti apa impresi pertama Anda terhadap Longines? Apakah opini Anda berubah setelah bergabung di dalam Longines? Seperti yang saya sebutkan tadi, industri jam tangan mengandalkan tradisinya dan saya sangat terkesan dengan keunikan dan kekayaan sejarah Longines yang hampir berusia 190
Selamat atas peran baru Anda sebagai CEO Longines! Anda telah menjadi bagian dari
57
IDENTITY
Longines Spirit merangkum kobaran semangat para pionir dan histori watchmaking nan legendaris
Pada tahun 1932, Amelia Earheart merupakan wanita pertama yang berhasil terbang melewati samudera Atlantik nonstop dengan bantuan chronograph buatan Longines
Klik foto-foto di halaman ini
58
tahun. Brand ini telah melalui tiga abad dan menciptakan berbagai terobosan inovatif. Berbasis di Saint-Imier sejak pertama kali didirikan, warisan brand ini merupakan harta karun yang kami jaga sebaik-baiknya. Ini bukan perihal terjebak di masa lalu, tetapi bagaimana kami menggunakannya sebagai batu loncatan untuk mengejar inovasi dalam hal teknis dan estetika yang selalu menjadi sumber motivasi bagi brand ini.
kami. Namun, dengan koleksi Longines Spirit anyar, kami ingin mengkreasikan sebuah cara baru dalam berkomunikasi dengan pelanggan kami. Jam ini menyoroti para pionir pria dan wanita yang menggunakan jam tangan Longines dalam misi mereka, bahkan lebih dari 100 tahun yang lalu. Oleh karena itu dengan koleksi ini kami membuka era baru bagi personalitaspersonalitas baru yang selalu terdepan dalam mencapai tujuan dan keunggulan.
Bagaimana Anda menerjemahkan pengalaman Anda sebelumnya menjadi sebuah visi baru untuk Longines? Visi dan strategi saya dapat disimpulkan menjadi dua kata: warisan dan inovasi. Bersama dengan tim, kami ingin membawa brand ini lebih jauh lagi. Untuk memimpin evolusi ini, kami harus inovatif, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan terkadang mengambil risiko. Selain itu, kami dapat mengandalkan keahlian dan warisan watchmaking kami, serta kekuatan industrial Swatch Group yang menyediakan teknologi mutakhir dan sinergi bagi brand ini untuk mencapai tujuannya.
Sekarang mari kita berbincang mengenai jam tangan rilisan tahun 2020. Longines meluncurkan banyak jam tangan rupawan sejak awal tahun ini. Manakah favorit Anda dan mengapa? Saya menyukai Longines Spirit, jam tangan yang saya pakai hari ini. Longines Spirit bukan sekadar jam tangan, melainkan bagian dari sejarah. Histori mengenai para individual pemberani — seperti Amelia Earheart, PaulEmile Victor, Elinor Smith, dan Howard Hughes — yang mendobrak batasan dan mencapai mimpi mereka. Jam ini terasosiasikan dengan sebuah keyakinan yang kuat, dikemas dalam sebuah slogan berbunyi: The Pioneer Spirit Lives On!
Apa saja area pertumbuhan yang telah Anda identifikasi? Saya rasa pasar daring yang kini tengah menjadi platform esensial untuk menjangkau pelanggan. Objektif jangka pendek kami adalah untuk mengekspansi e-commerce ke lebih banyak pasar lokal di berbagai penjuru dunia. Selain itu, kami juga mengembangkan saluran-saluran komunikasi digital kami karena mereka sangat penting bagi pelanggan — dan juga rekan-rekan kami — untuk mempelajari mengenai brand kami dan menemukan produk Longines di dunia daring.
Pesan yang terkandung dalam kalimat tersebut relevan dengan permintaan publik masa kini yang mendambakan autentisitas, sembari mengusung teknologi mutakhir seperti balancespring silikon yang antimagnetik, serta menjamin reliabilitas dan presisi prima. Sebagai bukti bahwa standar kualitas kami terus membaik, semua peningkatan teknis terbaru kami mengizinkan kami untuk memperkenalkan garansi lima tahun bagi semua model dengan balance-spring silikon.
Bagaimana Anda mendefinisikan slogan Longines “Elegance is an Attitude”? Elegansi tentunya adalah bagian dari identitas Longines dan akan terus menjadi elemen esensial brand kami di masa yang akan datang.
Apa yang dapat kami harapkan dari Longines di tahun 2021 Kata kunci untuk Longines di tahun 2021 adalah konsistensi dan kontinuitas. Kami akan menawarkan variasi dan ekstensi baru bagi beberapa koleksi utama kami, seperti Longines Spirit, HydroConquest, dan The Longines Master Collection. Untuk ranah jam tangan Heritage, kami juga akan mempresentasikan model-model anyar bagi para pelanggan kami yang memuja jam tangan vintage.
Longines memiliki sederet ambassador dari berbagai latar belakang berbeda. Apa pendapat Anda mengenai ini? Ambassador kami merepresentasikan moto “Elegance is an Attitude” dan mengilustrasikan keanggunan hati yang sangat penting bagi brand
59
IDENTITY
Klik di sini CEO Hamilton Vivian Stauffer
BRIGHT INSIGHT Telah menjadi bagian dari Hamilton sejak tahun 2007, Vivian Stauffer yang didaulat sebagai CEO baru sejak Juni lalu berbagi wawasan mendalam seputar sang brand Erika Tania
S
Terima kasih! Saya selalu merasa bangga bekerja untuk Hamilton. Perjalanan saya dengan Hamilton dimulai sejak 13 tahun lalu sebagai Regional Sales Manager dan kemudian saya ditunjuk sebagai Head of Sales. Kini, saya sangat semangat untuk mengambil langkah baru sebagai CEO dan memimpin kami ke masa depan — kami tengah dalam proses menjalankan proyek-proyek luar biasa yang akan menambah panjang cerita kami.
ebagai seorang penggemar aktivitas luar ruang yang menikmati ski bebas, bersepeda di gunung, hingga mendaki, serta merupakan pilot berpengalaman, Vivian Stauffer memiliki profil yang sempurna untuk mengemban posisi CEO Hamilton — brand yang dikenal memiliki asosiasi erat dengan dunia aviasi dan film-film Hollywood penuh aksi. Namun perlu Anda ketahui bahwa di luar kecocokan karakteristik tersebut, Stauffer menyandang segudang wawasan dan keahlian selama 18 tahun kariernya di Swatch Group.
Bagaimana pendapat Anda mengenai pandemi Covid-19 dan industri jam saat ini? Apa saja dampak nyata yang Hamilton hadapi? Pandemi Covid-19 telah memengaruhi seluruh penjuru dunia dalam berbagai aspek kehidupan — personal dan profesional. Dalam ketidakpastian terdapat peluang dan itulah yang menjadi fokus kami di Hamilton. Kami berada di garis terdepan dalam penggunaan media digital untuk berkomunikasi dengan penggemar kami dan kami telah memanfaatkan e-commerce selama hampir sepuluh tahun ini. Kami akan terus melanjutkan perjalanan kami di dunia digital, sebagaimana kami juga terus mencari cara-cara baru dan inovatif untuk berkolaborasi dengan butik-butik fisik kami. Untuk membawa Hamilton ke level selanjutnya, kami perlu mendorong batas-batas kemungkinan. Cara untuk mencapai ini adalah dengan sebuah tim yang dengan semangat mempertanyakan status quo dan menghadirkan gagasan-gagasan baru setiap harinya. Kami selalu menjadi brand yang inovatif dan akan menavigasikan masa depan kami dengan semangat bertualang yang sama.
Stauffer memulai kariernya dari nol sebagai anggota tim Sport dan Sales Swatch Group pada tahun 2002 silam. Lulusan Teknik Kimia di universitas prestisius Prancis, Ecole Polytechnique Fédérale of Lausanne ini kemudian dipercayai menjadi Regional & Travel Retail Sales Manager Hamilton sejak tahun 2007. Dalam kurun waktu tiga tahun, Stauffer berganti peran sebagai Brand Manager Hamilton di Swiss sembari bertanggungjawab sebagai Head of Sales sejak tahun 2011. Dengan tangan dinginnya, ia mengembangkan dan mengimplementasikan strategi penjualan dan distribusi internasional di 24 anak perusahaan dan 40 distributor di seluruh dunia, serta membuka butik pertama Hamilton di Jepang dan Swiss, bahkan turut terlibat dalam kesuksesan Hamilton di Tiongkok. Selamat atas penunjukkan Anda sebagai CEO Hamilton! Bagaimana perasaan Anda mengenai posisi baru ini?
61
IDENTITY
Seperti apa strategi pemasaran digital Hamilton? Kami selalu menjadi yang tedepan dalam hal digital, oleh karena itu kami melakukan ragam upaya dalam pemasaran digital dan e-commerce. Kami memiliki akun di semua media sosial yang populer di berbagai penjuru dunia, di mana kami berkomunikasi dan berinteraksi dengan pelanggan kami. Tahun ini melalui promosi film TENET, kami adalah brand jam tangan pertama yang menyediakan model jam tangan 3D di Google Search AR (Augmented Reality). Kami terus menerus mengembangkan desain dan fungsionalitas dari situs kami. Tahun ini kami fokus merilis fitur ‘check and reserve’. Kami ingin menawarkan pengalaman daring terbaik kepada klien kami di manapun dan kapanpun.
setiap warna — juga dilengkapi oleh kemasan spesial yang didesain oleh desainer produksi TENET, Nathan Crowley, dengan beberapa petunjuk seputar alur cerita film tersebut. Hamilton PSR adalah jam tangan yang sangat unik. Bagaimana pendapat Anda? Betul, kami mempresentasikan Hamilton PSR pada bulan Maret lalu. Jam ini terinspirasi oleh jam tangan digital orisinal, Hamilton Pulsar, yang kami luncurkan pada dekade 1970-an dan merupakan salah satu kreasi simbolis dalam era space-age. Teknologi mutakhirnya menghadirkan gebrakan di pasaran dan penampilan yang futuristis menjadikannya jam tangan favorit para pemikir maju dan ikon gaya, seperti Jack Nicholson, Joe Frazier, Elton John, dan Keith Richards. Dengan Hamilton PSR, kami bangga untuk menghadirkan kembali gaya tak tertandingi dari jam digital yang mengubah dunia.
Fakta bahwa Hamilton telah tampil dalam lebih dari 500 film sangatlah menakjubkan. Apakah proyek semacam ini murni kolaborasi semata atau Hamilton turut menjadi salah satu sponsor film tersebut? Pembuat film menghubungi kami karena mereka membutuhkan sebuah jam tangan yang akan membantu mereka dalam mengkreasikan sebuah karakter atau memaksimalkan alur cerita. Mereka tahu bahwa Hamilton memiliki pengalaman bertahun-tahun bekerja dengan Hollywood dan kami dikenal dapat mewujudkan hal yang tidak mungkin untuk film. Hubungan kami dengan Hollywood murni dan autentik, serta penting bagi kami untuk tak sekadar menyediakan jam tangan, tetapi juga terlibat dalam proses kreatif dengan mengembangkan jam tangan yang didedikasikan khusus untuk cerita yang ingin disampaikan oleh sang pembuat film. Contohnya untuk film Interstellar (2014), sang produser menghubungi dan meminta kami mengkreasikan jam tangan spesial untuk film tersebut yang kemudian menjadi awal mula lahirnya ‘Murph’. Kemudian lima tahun setelah film dirilis, kami meluncurkan Khaki Field Murph, sebuah reproduksi yang hampir mirip dengan jam tangan properti dalam film tersebut.
Adakah cerita menarik di balik pengembangan novelty Hamilton tahun ini? Hamilton memperluas penawaran jam tangan pilotnya dengan Khaki Aviation Converter. Model-model baru ini membuat konversi dan kalkulasi menjadi lebih mudah. Untuk mempromosikan koleksi baru ini, kami berkolaborasi dengan pilot-pilot Hamilton yang terlibat dalam setiap langkah produksi untuk memastikan kreasi jam tangan kami sesuai dengan kebutuhan profesional. Dengan situasi saat ini, alih-alih syuting video profesional, kami mengandalkan para pilot kami untuk mengkreasikan konten dari hanggar atau pesawat mereka yang justru sangat autentik dan orisinal! Kami telah mendengar mengenai NivachronTM sejak akhir tahun 2018, namun tidak terdapat banyak penjelasan mengenai invensi ini. Apakah hairspring revolusioner ini juga terdapat dalam rilisan Hamilton di tahun 2020? Tahun ini kami mulai melengkapi beberapa jam tangan kami dengan balance spring bermaterialkan NivachronTM yang menawarkan sejumlah keuntungan, termasuk reduksi cukup besar dalam hal pengaruh efek residu dari medan magnetik pada jam tangan yang tengah bekerja. Balance spring buatan Swiss yang terbuat dari material berbasis titanium ini sangat efektif terhadap variasi temperatur dan memiliki ketahanan terhadap guncangan yang sangat baik. Jazzmaster Open Heart berdiameter 36 mm dan Khaki Aviation Converter Auto kami kini disempurnakan oleh balance spring ini dan kami berencana untuk mengimplementasikan logam campuran baru tersebut pada seluruh jam tangan kami di masa yang akan datang.
Untuk film TENET (2020), Hamilton mengkreasikan sebuah jam tangan edisi terbatas berdasarkan pada desain Khaki Navy BeLOWZERO. Apa saja penyesuaian yang ingin Anda soroti dari jam ini? Salah satu perubahan yang signifikan adalah case titanium yang membuat jam ini 30 persen lebih ringan daripada versi stainless steel pada pendahulunya. Pembaruan lainnya adalah kami menghilangan fungsi tanggal. Untuk dua edisi spesial ini, kami menambahkan warna merah atau biru pada bagian ujung jarum detik yang mewakili warna utama dari film ini. Edisi terbatas — tersedia 888 buah untuk
62
Khaki Aviation Converter dengan sejumlah fungsi yang memenuhi kebutuhan pilot profesional
Khaki Field Murph yang merupakan reproduksi dari jam tangan properti dalam film Interstellar (2014)
Jazzmaster Open Heart semakin presisi dengan hairspring NivachronTM nan revolusioner
Khaki Navy BeLOWZERO Auto - Limited Edition merupakan jam tangan resmi untuk film TENET (2020)
63
IDENTITY
Klik di sini CEO Tissot Sylvain Dolla
64
COOL CONNECTION Mengupas tuntas jam tangan pintar buatan Swiss yang bertenagakan cahaya matahari bersama CEO baru Tissot, Sylvain Dolla Erika Tania
T
ak dapat dipungkiri bahwa memiliki jam tangan pintar di era serba terkoneksi seperti saat ini sangat memudahkan aktivitas sehari-hari. Mulai dari mengecek notifikasi, hingga melacak performa olahraga dapat kita lakukan dengan hanya menengok pada dial jam tangan, tanpa perlu repot-repot merogoh saku atau tas untuk meraih smartphone. Namun, popularitas jam tangan pintar tentunya tak luput dari kritikan. Sebagian orang mengeluhkan daya baterai yang tidak tahan lama dan membutuhkan pengisian daya rutin yang memakan waktu. Sebagian lainnya merasa tidak nyaman karena mengkhawatirkan privasi data mereka. Tak sedikit pula yang mendambakan desain dan material lebih mewah sebagaimana jam tangan tradisional buatan Swiss. Kabar baiknya, Tissot telah melakukan observasi dengan saksama dan mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan cermat. Keseriusannya ditunjukkan melalui pembentukan gugus tugas khusus untuk merancang jam tangan pintar terbaik yang pernah ada. Hasilnya? Tissot T-Touch Connect Solar, jam tangan pintar buatan Swiss yang dapat menyimpan daya dari paparan sinar matahari. Salah satu sosok yang berperan penting dalam pengembangan produk mutakhir tersebut adalah Sylvain Dolla yang sejak bulan Juli lalu menjabat sebagai CEO baru Tissot. Kepada CROWN Indonesia, Dolla berbagi cerita seputar kariernya di Swatch Group dan serba-serbi yang perlu Anda ketahui mengenai Tissot T-Touch Connect Solar. Anda telah menjadi bagian dari Swatch Group selama 16 tahun. Bagaimana perjalanan karier Anda? Saya mulai bekerja di Swatch Group pada tahun 2004 ketika saya bergabung dengan Swatch. Saya terlibat dalam pengembangan Swatch Paparazzi pada
65
saat itu. Kemudian saya bergabung dengan Hamilton selama 15 tahun dan kini saya di Tissot. Dengan pandemi yang sedang berlangsung, apakah Anda dapat beradaptasi dengan baik dalam posisi baru Anda? Transisi dari Hamilton ke Tissot berjalan dengan mulus karena saya telah terlibat dalam proyek T-Touch Connect Solar ketika saya masih bekerja di Hamilton, (pengalaman tersebut) memberikan saya akses untuk bertemu dengan banyak orang dari Tissot sebelum kehadiran saya (sebagai CEO Tissot) pada bulan Juli lalu. Pandemi telah memperkuat sang brand dan kepemimpinannya melalui setiap krisis yang terjadi. Kami memiliki tim-tim berdedikasi di negaranegara besar dunia yang membantu kami untuk terus berhubungan erat dengan para pelanggan lokal dan memenuhi kebutuhan mereka. Kami juga telah mengimplementasikan e-commerce dan digital sejak lama yang kini sangat membantu kami. Apa yang dapat kami harapkan dari Tissot di bawah kepemimpinan Anda? Peran saya di Tissot adalah untuk meneruskan strategi inovasi sang brand dan memperkuat digitalisasi dengan proyek-proyek besar. E-commerce, CRM, aktivasi digital untuk garansi, pengembangan jam tangan terkoneksi adalah beberapa proyek penting di antara banyak lainnya. Serta tentunya menjaga keunggulan Tissot sebagai brand nomor satu dalam hal volume di industri jam tangan Swiss tradisional. Menurut Anda, bagaimana Tissot dapat mencapai kesuksesannya dalam menjual jam tangan Swiss paling banyak di dunia? Tissot membangun reputasinya tak hanya dengan
IDENTITY
Beberapa tahun kemudian, di tahun 2004, Tissot mempresentasikan Tissot High-T yang merupakan jam tangan terkoneksi pertama di dunia. Kemudian kami melewati beberapa evolusi berkaitan dengan material yang digunakan pada model T-Touch orisinal, beralih dari baja ke titanium, hingga akhirnya merilis T-Touch Expert Solar beberapa tahun lalu yang dapat bekerja berkat energi solar. Itu juga merupakan sebuah inovasi besar. Kini Anda dapat melihat betapa pentingnya bagi kami untuk memperkenalkan T-Touch Connect Solar dalam koleksi ini.
menjual jam tangan yang rupawan, tetapi juga melalui kerja samanya dengan berbagai kompetisi olahraga besar, seperti MotoGP, NBA, serta beberapa balap sepeda, seperti Tour de France. Tissot memperoleh kesempatan menjadi jam tangan Swiss multispesialisasi yang mengkreasikan jam tangan tradisional mulai dari jam saku, quartz, mekanis, hingga model terkoneksi. Di luar itu semua, kualitas jam tangan kami dan keaslian dari brand Tissot membedakannya dari yang lain. Apa definisi di balik moto Tissot yang berbunyi “Innovators by tradition” menurut Anda? Tissot selalu menjadi yang terdepan. Ia merupakan brand jam tangan pertama yang memperkenalkan jam tangan antimagnetik pada tahun 1930 bernama Tissot Antimagnetic. Penemuan tersebut menghapuskan kekhawatiran terhadap berkurangnya tingkat presisi pada jam tangan mereka yang disebabkan oleh medan magnet. Tissot juga selalu mempertimbangkan tradisi dan mempertahankan nilai-nilainya hingga hari ini. Sebagai contoh, T-Touch Connect Solar merupakan bukti konkrit dari moto kami “Innovators by tradition”. Kami mengkreasikan banyak komponen-komponen baru untuk jam tangan ini, seperti sel-sel solar, sistem operasi, dan berbagai lainnya, namun jam tangan ini tetap merupakan sebuah jam tangan tradisional dengan jarum jam.
Apa saja fitur-fitur yang ingin Anda soroti dari Tissot T-Touch Connect Solar? Terdapat tiga poin utama mengenai T-Touch Connect Solar yang membedakannya dari jam tangan pintar lainnya. Pertama, T-Touch Connect Solar pada hakikatnya adalah sebuah jam tangan. Ketika melihatnya, Anda akan menemukan sebuah jam tangan dengan jarum jam dan di belakang jarum tersebut Anda akan melihat sebuah layar yang menunjukkan notifikasi. Yang diinginkan Tissot melalui jam ini adalah memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menikmati seluruh fungsi T-Touch Expert Solar meski dalam mode non-terkoneksi. Kedua adalah otonomi jam tangan. Dengan bagian dial yang diintegrasikan dengan sel-sel solar, jam tangan ini otonom hingga enam bulan — sesuatu yang sangat menarik bagi siapapun karena Anda tak perlu mengkhawatirkan pengisian daya jam tangan setiap hari. Terakhir, sistem operasi SwALPS yang dikembangkan oleh sang brand dalam kolaborasinya bersama entitas Swatch Group lainnya dan CSEM agar brand ini menjadi independen. Independen juga berarti memiliki kontrol terhadap data dan dapat menjamin privasi pelanggan. Jam tangan ini tidak pernah bertujuan untuk mengumpulkan dan menjual data personal.
Apa alasan di balik pengembangan sistem operasi khusus untuk T-Touch Connect Solar bernama SwALPS? Apa keuntungannya bagi pengguna dibandingkan sistem operasi yang sudah lebih dulu ada? Tujuannya adalah agar Tissot menjadi independen dan inilah alasan mengapa kami memutuskan untuk menciptakan sistem operasi kami sendiri SwALPS yang merupakan singkatan dari Swiss Autonomous Low Power System. Sistem operasi ini bersifat universal karena kompatibel dengan tiga sistem operasi smartphone: iOS, Android, dan Harmony. Selain itu, setiap baris kode dalam SwALPS dibuat “bertenaga rendah”, sebagaimana tujuan kami adalah menciptakan sebuah jam tangan dengan otonomi yang kuat.
Tissot T-Touch Connect Solar ditawarkan dalam enam pilihan temali atau bracelet. Apa kombinasi favorit Anda dan mengapa? Saya rasa setiap model memiliki spesialisasinya masing-masing. Versi bermaterialkan titanium sepenuhnya dapat digunakan oleh pebisnis saat bekerja maupun olahraga berkat bobotnya yang ringan. Versi dengan rubber memberikan sentuhan sporty yang lebih kental — dan saya menyukainya. Terdapat banyak kombinasi berbeda, namun masingmasing kombinasi tersebut memiliki sesuatu yang spesial. Saya pribadi akan mengenakan versi case bermaterialkan titanium dengan rubber strap hitam yang cocok untuk digunakan sehari-hari.
Lalu mengapa Tissot memutuskan untuk mengaplikasikan penemuan baru tersebut ke dalam lini T-Touch daripada merilis sebuah koleksi yang sepenuhnya baru? Kami rasa sangat penting untuk mengabadikan histori dari koleksi ini. Jam T-Touch pertama dirilis di tahun 1999 dan merupakan jam taktil buatan Swiss pertama. Melengkapi sebuah jam tangan dengan sebuah kaca taktil merupakan sebuah revolusi pada masanya.
66
T-Touch Connect Solar menyuguhkan kemewahan finishing dan material mewah ala jam tangan Swiss
67
DRESS THE PART Pilihan jam tangan formal untuk melengkapi penampilan Anda di momen istimewa Artwork Michael Purwagani
68
TAG HEUER Carrera Chronograph dalam stainless steel case berdiameter 42 mm dengan opaline dial perak, Calibre Heuer 02 otomatis, power reserve 80 jam, dan alligator leather strap cokelat
JAEGER-LECOULTRE Master Ultra Thin Tourbillon Moon dalam case emas Le Grand Rose berdiameter 41,5 mm dengan eggshellwhite dial, Calibre 983 otomatis, power reserve 45 jam, dan leather strap
IDENTITY
HARRY WINSTON Project Z14 dalam case Zalium berdiameter 42,2 mm dengan dial berarsitektur tiga dimensi, manual winding HW2202, power reserve 65 jam, dan rubber strap efek tekstil
70
MONTBLANC Star Legacy Orbis Terrarum dalam stainless steel case berdiameter 43 mm dengan dial biru yang dilengkapi oleh 24 zona waktu, Calibre MB M29.20 otomatis, power reserve 42 jam, dan alligator leather strap Blue Sfumato
71
BREGUET Marine Tourbillon Équation Marchante 5887 dalam rose gold case 18 karat berdiameter 43,9 mm dengan dial emas warna abu-abu, calibre 581DPE otomatis, power reserve 80 jam, dan alligator leather strap cokelat
72
OMEGA DeVille Tourbillon dalam case emas CanopusTM 18 karat berdiameter 43 mm dengan dial emas SednaTM 18 karat, Omega Co-Axial Master Chronometer Calibre 2640, power reserve 3 hari, dan leather strap hitam
73
H. MOSER & CIE Streamliner Centre Seconds dalam steel case berdiameter 40 mm dengan matrix fume dial hijau yang dihiasi oleh motif sunburst, calibre HMC 200 otomatis, power reserve 3 hari, dan steel bracelet terintegrasi
BREITLING Chronomat B01 42 Bentley dalam stainless steel case berdiameter 42 mm dengan dial hijau yang dilengkapi oleh chronograph counter hitam, Breitling Manufacture Calibre 01, power reserve 70 jam, dan stainless steel bracelet tipe Rouleaux
75
IDENTITY
Klik di sini
“I SOUNDS LIKE FAMILY Lebih dari sekadar bentuk pencapaian yang mengagumkan dalam hal teknis, Patek Philippe Ref. 6301P Grande Sonnerie adalah sebuah mahakarya yang lahir dari ikatan keluarga Alvin Wong
ni adalah sebuah hadiah yang mengagumkan. Sebuah hadiah yang mahal!� ujar President Patek Philippe Thierry Stern dengan wajah yang sumringah ketika kami melakukan sesi wawancara melalui webcast di mana ia menjawab berbagai pertanyaan mengenai inovasi teknologi terbaru dari brand yang dipimpinnya, yakni Ref. 6301P Grande Sonnerie. Seorang jurnalis menanyakan perihal peluncuran koleksi jam tangan yang terbilang mahal di situasi serba tak menentu seperti sekarang ini. Stern berujar bahwa produk baru tersebut telah siap untuk diluncurkan, sehingga menurutnya tidak ada alasan untuk menunda perilisannya. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa ia ingin menyesuaikan waktu peluncuran agar bersamaan dengan ulang tahun sang ayah. Semenjak ia mulai bekerja untuk Patek Philippe, Stern telah dipersiapkan untuk mengambil alih bisnis milik keluarganya tersebut. Salah satu
76
Philippe dan Thierry Stern sekitar awal dekade 2010-an
tanggung jawab terbesarnya — sekaligus yang paling sering menjadi perbincangan — adalah memvalidasi secara personal, bersama dengan sang Ayah, bahwa seluruh kreasi jam tangan sang brand berdenting dengan baik sebelum akhirnya dikirimkan kepada para pembeli. Khusus untuk Ref. 6301P Grande Sonnerie yang merupakan pencapaian terbaru sekaligus paling mutakhir dari lini jam berdenting milik brand ini, Stern ingin memberikan penghormatan personal pada momen peluncurannya. “Saya ingat melihat ayah mendengarkan dentingan jam tangan dan mengisi kartu skor dengan rating untuk volume, harmoni, dan sebagainya. Dia mendengarkan setidaknya lima jam tangan dan saya tidak bisa mengetahui perbedaan antara satu dengan yang lainnya,” kenang Stern. “Saat itu terasa menakutkan untuk memikirkan bahwa suatu hari saya harus melakukannya tanpa ayah. Namun setelah mendengarkan setiap jam tangan bersamanya selama sekian tahun, kini terasa mudah.”
PURE CHIMES Stern mengungkapkan bahwa ia melakukan tes pendengaran sebanyak 20 hingga 30 kali untuk Ref. 6301P Grande Sonnerie selama proses perancangannya. Tes tersebut belum termasuk yang dilakukan oleh para pembuat jam tangan saat mempersiapkan prototipe untuk dipresentasikan kepadanya. Setelah menerima sekian banyak saran dan melakukan penyesuaian bersama tim, Stern mantap untuk memberikan Ref. 6301P Grande Sonnerie skor delapan dari sepuluh untuk level berdentingnya. “Dua poin belum tercapai karena saya yakin kami masih bisa mengembangkannya.”
Ref. 6301P menghadirkan tiga tipe fitur dentingan: grand sonnerie yang berbunyi secara otomatis untuk mengindikasikan pergantian jam dan kuarter jam; petite sonnerie yang hanya berdenting setiap jam; dan minute repeater yang berdenting sesuai permintaan untuk menginformasikan jam, kuarter, dan menit. Bunyi dentingan yang terdiri dari tiga level, yakni rendah, medium, dan tinggi, berasal dari kinerja tiga palu dan gong. Pengguna jam tangan ini dapat memilih fungsi dentingan yang ingin dinikmati atau mematikannya lewat sakelar geser yang berada di bagian bawah case.
Disebut sebagai grande sonnerie paling mutakhir yang pernah diproduksi oleh sang manufaktur, Ref. 6301P adalah sebuah jam tangan yang mengagumkan dengan desain simpel dan formal dalam case bermaterialkan platinum berdiameter 44,8 mm, grand feu enamel dial hitam, numeral Breguet, dan jarum bersiluet daun yang mengusung material emas putih. Meski tak dapat dipungkiri bahwa jam tangan ini merefleksikan pesona kemewahan yang istimewa, keunggulan utama sesungguhnya terletak pada kualitas teknis nan mutakhir.
Selain itu, jam tangan ini juga dilengkapi oleh komplikasi dead-beat seconds yang menjadikan gerak jarum detik seirama dengan detik yang Montblanc Heritage Pulsograph berjalan. Meski tidak berpengaruh terhadap Limited Edition kualitas dentingan dan menjadi tantangan
77
IDENTITY
komplikasi, termasuk grande dan petite sonnerie, minute repeater, serta dentingan ala Westminster, dan tak ketinggalan seri Grandmaster Chime lansiran tahun 2014 yang telah disebutkan sebelumnya turut menjadi referensi akan kelahiran Ref. 6301P Grande Sonnerie.
tersendiri untuk menggabungkan fitur komplikasi tersebut ke dalam movement, kehadiran indikator jumping seconds ini dianggap vital dalam hal presisi dan performa dari Ref. 6301P. “Tingkat presisi yang tinggi sama pentingnya dengan keindahan dentingan pada jam tangan ini,” terang Stern. “Komplikasi dead-beat seconds mengizinkan kami untuk mencapainya. Kami selalu memperjuangkan ketepatan waktu yang akurat. Oleh karena itu, bila terdapat cara agar kami dapat menggapainya, tentu kami akan melakukannya,”
Tentu catatan panjang keberhasilan ini tidak terlepas dari peran dan dedikasi para pembuat jam tangan dan pemilik Patek Philippe dari generasi ke generasi yang selalu ingin berinovasi menghadirkan kreasi jam tangan berdenting terbaik di dunia. “Saya bisa mengetahui secara instan diameter gong hanya dengan mendengarkan dentingan minute repeater,” terang Stern. Ia menjelaskan bahwa sebuah jam tangan berdenting yang berkualitas adalah kombinasi dari material, ukuran case, dan diameter gong. Ini adalah sebuah proses eksperimen panjang yang dipenuhi kegagalan. “Namun kami harus mencoba semua kombinasi,” tambahnya.
LONG LINEAGE Dari segi teknis, Ref. 6301P memiliki kemiripan dengan Ref. 5157 Grandmaster Chime, sebuah jam tangan berwajah ganda dengan 20 komplikasi yang dirilis Patek Philippe dalam rangka perayaan hari jadi ke-175 tahun, begitu juga dengan Ref. 5275 Chiming Jump Hour.
Ketika ia sedang berada di ruang dengar, penanya sudah siap untuk menuliskan apakah dentingan tiap jam tangan sesuai dengan standar Patek. Stern menyadari bahwa kliennya telah membayar mahal untuk setiap keputusan yang ia buat. Oleh karena itu ia tidak akan pernah menyepelekan proses kontrol kualitas.
Fungsi denting Ref. 5157 Grandmaster Chime diadopsi oleh Ref. 6301P pada movement yang menenagainya, yakni Calibre GS 36-750 PS IRM manual. Terdiri dari 700 komponen, movement ini memiliki dua mainspring barrel, satu untuk mendukung laju train dan lainnya untuk mekanisme bunyi, dengan power reserve selama 72 jam. Sementara itu Ref. 5275 Chiming Jump Hour ‘menyumbangkan’ mekanisme jumping seconds pada movement baru ini, sebuah sistem inovatif yang melibatkan pengaturan roda-dantuas untuk mengontrol detak setiap detiknya menjadi lebih teratur.
“Anda cenderung mendengar bunyi yang sangat indah atau terlalu keras. Jarang untuk mendapatkan keduanya. Namun kami selalu berusaha keras untuk menemukan titik tengah yang sempurna di antara keduanya. Itu adalah tanggung jawab saya. Saya telah dilatih sejak muda oleh ayah saya untuk membuat keputusan mengenai hal ini,” jelasnya.
Merunut lebih luas lagi, Ref. 6310P Grande Sonnerie sendiri adalah interpretasi teranyar dari rangkaian koleksi jam tangan berdenting lansiran Patek Philippe. Bermula pada tahun 1839 lewat kreasi horologi pertama dari brand ini, yakni sebuah jam saku dengan mekanisme repeater yang langsung terjual habis hanya dalam kurun waktu empat bulan setelah perusahaan resmi didirikan.
Dibutuhkan pelatihan selama tiga hingga lima tahun dengan bimbingan ahli terpercaya untuk memiliki pengalaman dan kepercayaan diri atas kualitas pendengaran yang dimilikinya. Selama menjalani pelatihannya, Stern berujar bahwa ia berusaha untuk tidak mengeluarkan pendapatnya. Namun seiring waktu, telinganya memiliki kemampuan yang sama dengan sang ayah, hingga akhirnya mereka menulis jawaban yang sama di kartu skor.
Selama abad ke-19 Patek Philippe berfokus pada pembuatan jam saku dengan minute repeater, quarter repeater, dan five-minute repeater. Lalu selama abad ke-20, Patek Philippe pun mulai membuat komplikasi berdenting yang lebih rumit. Jam saku seri ‘Duc de Regla’ yang terjual pada tahun 1910 dengan grande dan petite sonnerie, serta minute repeater menghasilkan melodi yang sama persis dengan Big Ben. Lalu seri ‘Graves’ yang legendaris lansiran tahun 1933 dengan 24
Di saat Ref. 6301P menandai babak baru dari perjalanan Patek Philippe dalam ranah kreasi jam tangan berdenting, ia juga tengah mempersiapkan masa depan tradisi keluarganya selama ini. “Ketika saya mulai mengajarkan anak laki-laki saya, prosesnya akan sama persis. Ia akan duduk di samping saya dan mendengarkan secara saksama,” pungkasnya.
78
79
IDENTITY
Klik di sini
80
TOUGH ART Karya anyar Project Z14 yang indah dan tangguh layaknya berlian Harry Winston Alvin Wong
S
elama 14 tahun berturut-turut sejak koleksi Project Z pertama kali diluncurkan, Harry Winston konsisten untuk terus menghadirkan kejutan dengan kreasi yang selalu berbeda dari sebelumnya di mana kemewahan eksesif menjadi estetika andalan. Karya-karya jam tangan di bawah naungan Project Z mengusung spirit dan rupa yang begitu distingtif. Huruf Z yang terdapat pada nama koleksi ini mewakili Zalium, logam campuran dari zirkonium dan aluminium yang dikenal sangat tangguh. Keunikan sekaligus kelebihan dari Zalium adalah rona yang lebih cerah dibandingkan gunmetal dan dinilai lebih tangguh daripada titanium, namun sangat ringan. Material ini juga diketahui sulit untuk diolah dengan mesin, di mana tidak sesederhana langsung mencetaknya menjadi sebuah case, tetapi harus mengolahnya secara hati-hati saat masih berbentuk batangan logam.
81
IDENTITY
LINI PROJECT Z MENGINTERPRETASIKAN KEMEWAHAN KHAS HARRY WINSTON DALAM RUPA JAM TANGAN OLAHRAGA SARAT SENI
Berbagai ornamen yang menghiasi indikator pada jam ini memiliki cerita berbeda. Harry Winston menjuluki dekorasi pada dial sebagai sebuah ‘pementasan’. Layaknya sebuah patung bergaya Art Deco yang dikreasikan pada abad ke-21, dial jam ini tampak begitu apik dengan permainan garis, lapisan, dan sudut yang berebut mencuri perhatian Anda. Sedangkan, pelat dengan corak dekorasi Côtes de Genève menjadi latar belakang dial yang tak kalah memukau. Pada bagian lain dial terdapat bridges berongga, sekrup-sekrup berwarna biru, dan sebuah pelat retrograde safir tembus cahaya yang memberi kesan dramatis sekaligus berfungsi untuk memperjelas tampilan agar mudah dibaca. Elemen-elemen spektakuler tersebut dibingkai oleh case Zalium berukuran 42,2 mm dengan bezel bertepi lengkungan simetris yang merupakan ciri khas dari Harry Winston — terinspirasi oleh pintu butiknya di Fifth Avenue, New York.
Meskipun Zalium menjadi material utama dari setiap kreasi Project Z, elemen yang paling menarik atensi dari jam tangan ini adalah desain dial yang istimewa. Perpaduan antara elemen bergaya steampunk dengan sentuhan avant-garde dan futuristik yang tak jarang dilengkapi oleh komplikasi retrograde dan tampilan jumping numerals menjadikan Project Z sebagai interpretasi terbaik akan kemewahan yang berkelas dan berseni khas Harry Winston dalam rupa jam tangan olahraga.
MORE THAN MEETS THE EYE Meskipun Project Z14 sekilas tampak ‘sederhana’ seperti pendahulunya, jam tangan anyar ini memiliki banyak aspek menarik yang begitu memesona. Seperti bagian komposisi dial nan unik dengan penunjuk waktu yang tidak berada tepat di tengah dan retrograde counter 30-detik yang mengalir indah dalam siluet menyerupai kipas pada bagian bawah — tidak kompleks namun memanjakan mata. Nuansa yang sama juga terlihat pada movement yang menenagai jam ini. Dengan performa sederhana dan akurat, sebuah movement otomatis yang dilengkapi balance spring bermaterialkan silikon menyuguhkan power reserve hingga 65 jam.
Seperti setiap karya jam tangan Project Z sebelumnya, kreasi anyar Project Z14 juga melibatkan banyak sentuhan ornamental. Tanpa pengalaman dan keahlian yang mumpuni, pendekatan desain semacam ini bisa tampil gaduh. Harry Winston dengan kepiawaiannya sebagai pakar perhiasan kembali mewujudkan karya multifaset yang sarat seni.
82
Project Z14
Ocean Dual Time Monochrome dari tahun 2013
Project Z10 dari tahun 2016
83
IDENTITY
Komponenkomponen di balik T0 Constant Force Tourbillon
Klik di sini
84
BIG MECH Memperingati hari jadi yang ke-60 tahun, Grand Seiko kian memantapkan posisinya sebagai brand yang berkembang pesat lewat inovasi movement terbaru Alvin Wong
D
bila dibandingkan dengan para kompatriot berusia ratusan tahun asal Swiss. Namun dengan keunikan sejarah, nilai, dan keahlian yang dimilikinya membuat Grand Seiko patut diperhitungkan. Tahun ini, Grand Seiko bersiap membuat para penggemarnya kian terkesima. Untuk merayakan hari jadinya yang ke-60 tahun, Grand Seiko meluncurkan tiga mesin mekanis terbaru yang mengindikasikan masa depan dari sang manufaktur Jepang tersebut.
i antara beberapa brand yang bukan berasal dari Swiss dan sukses menaklukkan persaingan, manufaktur asal Jepang Grand Seiko merupakan salah satu label favorit para kolektor. Warisan, autentikasi, dan inovasi dalam setiap karya Grand Seiko didukung oleh kapabilitas produksi independen yang mengantarkannya pada pengakuan dan apresiasi. Bahkan, Grand Seiko — sebelumnya diperkenalkan sebagai koleksi luks di bawah naungan Seiko — telah menjadi perbincangan di kalangan kolektor sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 1960 karena hanya diperuntukkan bagi pasar domestik Jepang.
ANNIVERSARY AMMUNITION Sebagai permulaan, Grand Seiko menawarkan pembaruan bagi dua movement tersohornya. Pertama ialah Calibre 9S otomatis yang dikembangkan dari nol pada tahun 1998 dan kemudian dijadikan acuan bagi seluruh penawaran mekanis Grand Seiko, seperti highbeat escapement dan proses rekayasa lanjutan. Kedua adalah Spring Drive Calibre 9R, sebuah movement hibrida yang menggabungkan sistem winding mekanis dengan teknologi quartz berpresisi tinggi.
Grand Seiko baru dipasarkan secara global pada tahun 2010 lalu. Singkat cerita, popularitasnya pun kian menanjak dan ditandai oleh kemenangannya di ajang penghargaan bergengsi di industri horologi, Grand Prix d’Horlogerie de Genève, pada tahun 2014 di mana seri Hi-Beat 36000 GMT berhasil memenangkan kategori ‘Petite Aiguille’
Pembaruan bagi movement pertama yang disebutkan tadi adalah Calibre 9SA5. Movement anyar ini merupakan versi terbaru dari keluarga Calibre 9S yang dikenal beranggotakan movement otomatis berfrekuensi tinggi hingga 36.000 getaran per jam. Grand Seiko pun langsung mendaulatnya sebagai ‘calibre mekanis terbaik yang pernah dibuatnya’.
Menyadari potensi yang dimilikinya, manufaktur asal Jepang tersebut langsung menjadikan Grand Seiko sebagai sebuah label independen. Terlepas dari Seiko, Grand Seiko kini memiliki penawaran jam tangan yang beragam sembari tetap mengusung teknologi mutakhir dan kemewahan yang menjadi ciri khasnya. Keputusan tersebut tak hanya mendulang antusiasme yang besar dari para pelanggan, tetapi juga menstimulasi para pembuat jam tangan Seiko yang kini memiliki kesempatan luas untuk menuangkan kreativitas mereka.
Dibutuhkan waktu sembilan tahun untuk mengembangkan — lagi-lagi dari nol — dan merakit tiga inovasi ke dalam Calibre 9SA5. Inovasi-inovasi tersebut meliputi impulse escapement ganda yang dapat meningkatkan efisiensi transfer energi, sebuah free-sprung balance yang mampu meningkatkan isochronism untuk presisi dan resistensi terhadap
Memasuki perayaan hari jadinya yang ke-60 tahun, Grand Seiko secara teori merupakan brand muda
85
IDENTITY
guncangan lebih baik, serta sebuah gear train berarsitektur horizontal yang membuat Calibre 9SA5 menjadi 15 persen lebih ramping daripada pendahulunya, yakni Calibre 9S8. Movement terbaru ini juga menyuguhkan performa lebih baik dengan penambahan efisiensi energi sebanyak 20 persen, power reserve selama 80 jam, dan akurasi hingga +5/-3 detik per hari. Movement menakjubkan ini hadir dalam dua model dari koleksi Grand Seiko 60th Anniversary Limited Edition: sebuah jam tangan dengan fitur tanggal dalam ukuran 40 mm dalam case baja dan sunray finished dial biru nan indah yang hanya dirilis sebanyak 1.000 buah saja, serta versi lain yang hanya tersedia sebanyak 100 buah dalam material emas kuning 18 karat dengan dial perak yang mengingatkan pada kreasi pertama Grand Seiko di tahun 1960. Pembaruan movement yang kedua adalah generasi teranyar bagi calibre Spring Drive yang mendorong batasan-batasan dari movement hibrida. Sama seperti pendahulunya, Calibre 9RA5 menerapkan sistem winding mekanis untuk menenagai sirkuit elektronik guna mencapai presisi selevel quartz. Versi terbaru ini berhasil mengelevasi standar yang ada dengan power reserve mencapai lima hari — sebuah peningkatan sebanyak 60 persen bila dibandingkan dengan pendahulunya — dan tingkat presisi bulanan hingga +/-10 detik yang juga lebih baik dibandingkan dengan calibre Spring Drive sebelumnya sebesar +/-15 detik. Menariknya, Calibre 9R5A juga merupakan movement Spring Drive paling tipis yang pernah ada dengan ketebalan sebesar 5 mm saja. Mesin baru berteknologi mutakhir ini memulai debutnya melalui jam tangan Professional Diver’s 600M Grand Seiko 60th Anniversary Limited Edition. Merupakan edisi terbatas yang hanya tersedia sebanyak 700 buah, jam tangan titanium berdiameter 46,9 mm ini memiliki kemampuan menangkis gangguan magnetik hingga 60 gauss dan tahan air hingga kedalaman 600 m.
jam tangan saja yang memiliki kapasitas untuk mengembangkan constant force tourbillon movement. Bahkan hanya sedikit di antaranya yang mampu memproduksinya sendiri. Lewat T0 Constant Force Tourbillon, Grand Seiko membuktikan bahwa ia tak hanya mampu melakukan keduanya, tetapi juga menyajikan sebuah komplikasi baru yang belum pernah ada. T0 Constant Force Tourbillon adalah movement terintegrasi yang — untuk pertama kalinya — menggabungkan constant force dengan mekanisme tourbillon dalam sumbu yang sama. Selain itu, movement ini juga berdetak pada irama 28.800 getaran per jam, di mana menurut Grand Seiko adalah yang tertinggi untuk sebuah movement dengan mekanisme constant force. Meski Grand Seiko masih enggan untuk mengatakan kapan konsep movement tersebut akan resmi diluncurkan pada jam tangan, kreasi movement nan mutakhir ini menjadikannya bagian dari para perkumpulan brand jam tangan elit yang memiliki kompetensi tinggi dalam hal teknologi dan produksi. Jika sebelumnya Grand Seiko sempat diragukan statusnya sebagai produsen jam tangan masa kini, serangkaian inovasi mekanis terbarunya dapat bertindak sebagai edukator bagi para pecinta jam tangan yang masih asing dengan karyanya.
ACROSS THE HORIZON Indikator terbaik untuk menentukan kesuksesan Grand Seiko sejauh ini termanifestasi melalui kreasi-kreasi konseptualnya — sebuah constant-force tourbillon movement yang autentik dan dirakit secara saksama bernama ‘T0’ (T-Zero yang berkonotasi torsi nol).
Calibre 9SA5
Signifikansi dari komplikasi tingkat tinggi ini tidak dapat dianggap remeh. Perlu Anda ketahui bahwa hanya segelintir brand mewah dan manufaktur
86
Grand Seiko 60th Anniversary Limited Edition bermaterialkan emas kuning
Professional Diver’s 600M Grand Seiko 60th Anniversary Limited Edition bermaterialkan titanium
Calibre 9RA5
T0 Constant Force Tourbillon
89
IDENTITY
Klik di sini
REAL TREAT Oris Aquis Date Calibre 400 terbaru menjadi bukti bahwa sebuah jam tangan mewah dan eksklusif pun dapat dimiliki oleh semua orang
88
M
eski kami menyukai sebuah kreasi jam tangan berkualitas tinggi yang dapat membangkitkan imajinasi pemakainya, kami juga tertarik terhadap filosofi yang dianut oleh Oris yakni ‘Real Watches For Real People’ (Bahasa: Jam Tangan Sungguhan Untuk Orang Sungguhan). Bukan hanya sekadar sebuah slogan, prinsip itu telah membimbing Oris dalam hal kreativitas dan produksi. Hasilnya? Kreasi jam tangan mekanis solid yang dibuat dengan integritas untuk mereka yang menginginkan kualitas horologi tinggi, namun dalam penawaran harga yang masih ‘wajar’. Oris Aquis Date Calibre 400 terbaru mendemonstrasikan dengan tegas bahwa Anda dapat memiliki jam tangan mekanis yang dibuat dengan baik dan ditenagai oleh in-house movement nan canggih — biasanya hanya terdapat pada deretan brand kelas atas — tanpa harus menguras habis isi rekening bank Anda. Merupakan bagian dari lini jam tangan selam Oris Aquis, Aquis Date Calibre 400 hadir
dalam material stainless steel dan dibanderol dalam kisaran Rp 48 juta-an untuk model dengan temali dan Rp 50 juta-an untuk model bracelet di ritel Singapura. Menilik secara keseluruhan, jam tangan ini terbilang sederhana dan merupakan jam tangan yang andal kala dipakai menyelam, di mana komponen dan fiturnya memiliki ketahanan terhadap air hingga kedalaman 300 m, lalu bagian screw-down crown dilapisi pelindung protektif, dan bezel yang dapat diputar ke satu arah dengan sisipan keramik. Dari segi estetika pun terbilang memukau. Bagian dial dipulas dalam gradiasi warna biru yang kian menegaskan spirit akuatik dari jam tangan ini, serta bagian case dan bracelet menampilkan nuansa kemewahan lewat warna satin yang kontras dan finishing mengilap.
MOVEMENT MISSION Namun, bintang sesungguhnya dari jam tangan Oris ini adalah Calibre 400, sebuah in-house movement otomatis yang menenagai sang jam. Seperti telah disinggung sebelumnya, jam tangan dengan movement yang diproduksi secara independen memiliki
Georgers Kern, CEO Breitling
IDENTITY
Oris Calibre 400
Calibre 400 otomatis menawarkan power reserve hingga lima hari penuh
90
CALIBRE 400 TERBARU ADALAH MESIN INOVATIF DENGAN STAMINA DAN RELIABILITAS YANG SANGAT BAIK
Selain itu, movement ini juga terdiri lebih dari 30 komponen nonbesi dan antimagnetik, termasuk escape wheel dan jangkar bermaterialkan silikon. Berhasil melewati tes antimagnetik dengan skor tinggi, Calibre 400 berdeviasi kurang dari 10 detik per hari setelah terpapar 2.250 gauss. Ini jauh di atas batas standar ISO 764 yang menjadi acuan untuk menyatakan sebuah jam tangan bersifat antimagnetik di mana jam tangan tersebut hanya perlu untuk tetap akurat selama 30 detik setelah terpapar medan magnet hingga 200 gauss saja.
tempat yang spesial dalam dunia horologi. Di mana mereka tergabung dalam sebuah kelompok kecil yang berisikan sejumlah brand yang memiliki kapabilitas dalam produksi vertikal. Bahkan mereka sering dianggap berada di strata lebih tinggi dibanding sejumlah brand mewah yang ada, dan status tersebut pun seolah dipertegas lewat harga kreasi mereka yang sangat mahal. Melalui kreasi Aquis Date Calibre 400, Oris tidak hanya berhasil mendobrak status quo melalui penawaran jam tangan yang ditenagai oleh in-house movement dengan rasio cost-to-value yang sangat tinggi, namun juga membuktikan kapasitasnya dalam memproduksi sebuah mesin inovatif dengan stamina dan reabilitas yang sangat baik.
Sebagai penyempurna kreasinya ini, Oris menawarkan garansi hingga 10 tahun untuk seluruh jam tangannya yang ditenagai oleh Calibre 400 — artinya Aquis Date Calibre 400 menandai awal mula dari peluncuran berbagai kreasi jam tangan dengan performa andal, memiliki nilai tinggi, dan citra eksklusif dari in-house movement.
Dikembangkan selama lima tahun, Calibre 400 terdiri atas sebuah konstruksi twin-barrel yang mampu menghasilkan power reserve selama 5 hari penuh. Movement baru ini juga dilengkapi oleh winding rotor yang baru dikembangkan dengan sistem bearing geser sebagai pengganti bearing bola tradisional untuk membantu perputaran beban osilasi — sebuah pengembangan yang menawarkan stabilitas lebih baik, sekaligus meningkatkan efisiensi energi.
“Ini adalah cara Oris dalam melakukan sesuatu,” kata CEO Oris Rolf Studer. “Kami berpikir sedikit lebih keras dan mendapati solusi yang bijaksana di mana kami dapat membuat kreasi untuk orang-orang yang menyukai jam tangan dan tidak hanya ditujukan sejumlah kolektor eksklusif saja.” Pada dasarnya, ini adalah mimpi yang terwujud.
91
CRAFT Kesalahan pertama dari seni adalah mengasumsikannya sebagai sesuatu yang serius LESTER BANGS
CRAFT
AQUATIC SHIMMER Breguet mendemonstrasikan kepiawaian gem-setting terbaiknya pada koleksi perhiasan Marine nan mewah Alvin Wong
M
eski jam tangan perhiasan bukanlah hal yang baru untuk Breguet, perilisan koleksi dalam kategori ini memang tidak banyak. Beberapa kreasi paling bersinar yang membuat kita berdecak kagum tak lama ini adalah Breguet B Crazy dari tahun 2015 dengan desain menyerupai kembang api yang terdiri dari 1.100 berlian potongan baguette pada case dan dial, serta jam tangan Crazy Flower dari tahun 2010 yang membentuk imaji bunga dengan hampir 400 berlian dalam berbagai jenis potongan dan pengaturan. Seperti Breguet B Crazy dan Crazy Flower, Marine Haute Joaillerie Poseidonia rilisan tahun ini juga menyabet status sebagai salah satu perhiasan mewah kreasi Breguet yang paling impresif. Sesuai namanya, sang manufaktur terinspirasi oleh tanaman akuatik di Laut Mediterania yang dikenal penuh warna dan dramatis bernama Posidonia Oceanica. Fakta bahwa Breguet memilih koleksi jam tangan olahraga yang paling maskulin dalam semesta produknya, Marine, sebagai kanvas untuk kreasi perhiasan mewahnya kali ini menghasilkan transformasi yang begitu mencengangkan. Sebelum Marine Haute Joaillerie Poseidonia dirilis, modelmodel feminin dari koleksi Marine awal mulanya hadir sebagai versi anggun dari jam tangan Marine untuk pria. Pada tahun 2018, Breguet merilis ulang jam tangan Marine untuk wanita tersebut dengan pembaruan desain yang lebih muda dan dinamis. Kemudian Breguet memperkenalkan Ladies Marine pada tahun 2019 dengan case berukuran lebih kecil, yaitu 33,8 mm, dan berhiaskan detail-detail mewah, seperti mother-of-pearl dial dengan motif gelombang dan taburan berlian pada bagian bezel.
94
Klik di sini Haute Joaillerie Poseidonia ‘Emerald’ TAG Heuer Carrera “Tête de Vipère” Chronograph Tourbillon Chronometer
95
CRAFT
Haute Joaillerie Poseidonia ‘Diamond’
Haute Joaillerie Poseidonia ‘Sapphire’
Haute Joaillerie Poseidonia ‘Ruby’
MARINE POSEIDONIA MEWUJUDKAN KEINDAHAN FANTASI DENGAN WARNA BERKILAUAN DAN KEGLAMORAN YANG BERANI tanaman laut yang sama pada dial versi pertama, ketiga versi ini hadir dengan spirit yang distingtif berkat dominasi warna yang ditawarkan berbeda satu dengan lainnya.
Bila Ladies Marine merupakan jam tangan versatile untuk pemakaian sehari-hari berkat kombinasi kemewahan kasual dan elemen-elemen sarat kewanitaan, Marine Haute Joiallerie Poseidonia merupakan kreasi yang sepenuhnya berbeda — mewujudkan fantasi dengan warna berkilauan dan keglamoran yang berani.
Terdapat Marine Haute Joaillerie Poseidonia ‘Sapphire’, ‘Ruby’, dan ‘Emerald’. Masing-masing model memiliki komposisi berbeda-beda yang terdiri dari berlian, rubi, tsavorite, kecubung, safir berwarna, dan lain-lain. Setiap permata dipilih dengan cermat, dipasangkan, dan disusun dengan teliti untuk menghasilkan gradasi warna sesuai dengan warna dominan dari permata utama sang model jam tangan.
COLOUR AND GLAMOUR Dikenal sebagai ‘paru-paru di Laut Tengah’, hamparan tanaman laut Posidonia Oceanica yang terletak di dasar samudra menyuguhkan pemandangan yang elok. Dibutuhkan kepiawaian artistik dari manufaktur sekelas Breguet untuk dapat memancarkan keindahan dan kemegahan yang serupa, dimulai dari memilih dengan hati-hati spektrum warna permata berharga, hingga proses rumit merangkai permata-permata tersebut di atas mother-of-pearl dial dan case emas.
Seperti Ladies Marine, Marine Poseidonia juga ditenagai oleh Caliber 591 otomatis yang kali ini dimodifikasi tanpa tampilan tanggal agar dial dapat fokus mempertunjukkan estetika susunan permata. Movement ini tak hanya memiliki performa yang mumpuni berkat kehadiran sebuah escapement silikon, tetapi juga tampil apik dengan dekorasi motif maritim melalui teknik engine-turned pada bagian bridge dan rotor emas yang disandingkan dengan jajaran berlian pada garis terluarnya.
Hadir dalam empat varian, Marine Haute Joaillerie Poseidonia menyajikan kehidupan dan drama di mana setiap varian memiliki personalitasnya masingmasing. Model paling elegan adalah versi emas putih yang bertaburkan berlian. Berpadu dengan mother-of-pearl dial asal Tahiti yang berpalet gelap namun gemerlap, berlian berpotongan baguette disusun sedemikian rupa agar menyerupai siluet tanaman laut yang meliuk-liuk. Terdapat pula 123 berlian berpotongan baguette lainnya yang menghiasi bagian bezel, caseband, dan lug dengan satu berlian berpotongan briolette pada bagian crown. Hasil akhirnya adalah jam tangan perhiasan yang mencuri perhatian sembari memancarkan aura kemewahan nan misterius.
Bahkan penggemar berat brand ini pun tahu bahwa Breguet bukanlah tipe yang biasa merilis kreasi jam tangan mengejutkan. Inovasi teknis dan artisanship yang spektakuler adalah hal yang biasa bagi Breguet, namun kreasi yang membuat mata terbelalak dengan estetika flamboyan tidak banyak diluncurkan oleh sang manufaktur. Maka dari itu, ketika brand yang dikenal sebagai pelopor tourbillon ini memutuskan untuk menunjukkan kepiawaiannya dalam urusan perhiasan mewah melalui karya semacam Marine Poseidonia, menjadi tanda dari sebuah babak baru yang patut diselebrasi.
Tiga versi lain dari Marine Haute Joaillerie Poseidonia tampil lebih flamboyan. Mengusung material emas putih, potongan permata, teknik gem-set, dan motif
97
CRAFT
Klik di sini Hermès Cape Code Martelée
98
KNOCK, KNOCK Sarat seni dan unik, Hermès Cape Cod Martelée adalah dress watch yang semakin dilihat semakin memikat Alvin Wong
D
alam ranah jam tangan ornamental terdapat aturan tidak tertulis yang meyakinkan para kreatornya untuk selalu berkiblat pada estetika extravagant. Semakin heboh, maka semakin meriah katanya. Lagi pula mengapa mengkreasikan jam tangan ornamental yang melibatkan teknik dekoratif dan keahlian tangan artisan bila ingin mengusung gaya yang subtil? Karena pada dasarnya jam tangan ornamental memang diperuntukkan bagi mereka yang bergaya berani. Namun ternyata, mereka-mereka yang mengapresiasi dan merupakan pengguna jam tangan penuh dekorasi merasa bahwa penunjuk waktu tipe ini terlalu restriktif. Desainnya yang begitu mendulang atensi memang cocok dikenakan saat menghadiri acaraacara besar, akan tetapi menjadi terlalu berlebihan untuk momen lainnya. Bagi mereka yang merasa bernasib sama, Hermès memiliki tiga kata untuk Anda: Cape Cod Martelée. Cape Cod Martelée adalah jam tangan harian yang didukung oleh histori, desain yang berani, dan kinerja artisan nan mutakhir. Aset terbaik jam tangan ini terletak pada bagian case dan dial yang menunjukkan keindahan buatan tangan dalam rupa ceruk-ceruk kecil sebagai hasil dari tempaan berulang — sebuah teknik yang dikenal dengan nama martelée (bahasa Prancis untuk menempa dengan palu). Tekstur yang tak biasa ini tampak semakin apik pada dial pernis dengan warna bergradiasi dari antrasit ke hitam.
99
CRAFT
100
CAPE COD MARTELÉE ADALAH JAM TANGAN HARIAN YANG DIDUKUNG OLEH HISTORI, DESAIN YANG BERANI, DAN KINERJA ARTISAN NAN MUTAKHIR ENLIVENING AN ICON Melalui satu pukulan hebat — lebih tepatnya beberapa kali tempaan — Hermès mengelevasi sebuah ikon abadi dengan perpaduan unik dari seni dan kerajinan. Cape Cod adalah salah satu desain paling dipuja di antara karya-karya sang maison asal Prancis ini. Koleksi yang namanya terinspirasi oleh sebuah destinasi liburan pesisir nan populer di Massachusetts ini mengusung bentuk unik berdasarkan sketsa buatan Artistic Director legendaris Hermès, Henri d’Origny, di tahun 1991. Menurut cerita yang beredar Henri diminta oleh Chairman pada masa itu, JeanLouis Dumas, untuk mengkreasikan sebuah jam tangan wanita bersiluet kotak. Dengan kreativitas distingtifnya, Henri malah menawarkan “sebuah kotak di dalam persegi panjang” dengan efek memanjang yang diperoleh berkat bentuk lug menyerupai tautan Chaîne d’Ancre (rantai jangkar) yang diadaptasi dari perhiasan Hermès rilisan tahun 1938. Siluet Cape Cod yang tak tertandingi, dan tak pernah berubah sejak debutnya, didukung oleh kehadiran temali Double Tour (lilitan ganda) pada tahun 1998. Penyempurnaan estetika yang masih dipertahankan hingga hari ini tersebut merupakan karya Artistic Director untuk pakaian wanita pada masa itu, Martin Margiela. Temali yang melilit dua kali pada pergelangan tangan tampak seperti aksesori fashion yang tak hanya mengemban inspirasi gaya chic ala panggung peragaan busana, tetapi juga menyorot warisan kerajinan kulit Hermès. Ciri khas Cape Cod dengan siluet case dan temali lilit ganda tetap dipertahankan pada Cape Cod Martelèe. Selain melengkapi jam tangan anyar ini dengan penampilan yang ikonis, kedua ciri khas tadi juga bertindak sebagai kanvas yang memaksimalkan daya pikat teknik martelée. Sebuah jam tangan ornamental yang versatile untuk berbagai kesempatan, Cape Cod Martelée dapat dikenakan sesuai suasana hati Anda.
101
CRAFT
TIME AND SPACE: AMANDA SEYFRIED Friend-of-the-maison Jaeger-LeCoultre berbagi momen dan memori
S
Selama Anda berkarier, apakah Anda memiliki seorang panutan? Annette Bening tak main-main — ia selalu mengambil peran yang bermakna untuknya sebagai seorang seniman.
IHH (kini berubah nama menjadi Watches & Wonders Geneva) di tahun 2019 merupakan awal mula dari kemitraan Jaeger-LeCoultre dengan aktris Amerika Serikat, Amanda Seyfried. Saat berkunjung ke stan sang maison di pameran jam tangan tersebut, Amanda dibuat terkesima oleh teknik gem-setting yang didemonstrasikan oleh seorang artisan. “Saya terkesan dengan kesabaran dan inspirasi yang diperlukan untuk membuat setiap jam tangan indah,” ungkap wanita berusia 35 tahun tersebut.
Apa film favorit Anda? Film favorit saya adalah Romeo + Juliet (1996) karya Baz Luhrmann karena saya jatuh cinta dengannya saat saya masih sangat muda dan film inilah yang membuat saya ingin menjadi seorang aktor. Ia sangat artistik, gayanya sangat atraktif bagi saya. Ia membuat cerita sederhana ini menjadi kompleks dalam cara yang penuh warna dan tak terduga. Apapun yang ia lakukan, ia sentuh, seolah berubah menjadi emas bagi saya. Itulah pengalaman pertama saya dengannya dan tentunya merupakan film yang paling sering saya tonton ulang.
Sebagai seseorang yang juga aktif dalam kesenian, Amanda tentunya tahu betul bagaimana dedikasi seorang seniman dalam menghasilkan karya yang luar biasa. Selama 24 tahun ia berkarier di dunia hiburan, Amanda telah terlibat di dalam lebih dari 50 produksi film dan serial televisi, seperti Mean Girls (2004), Mamma Mia! (2008), Chloe (2009) Dear John (2010), Gone (2012), Les Misérables (2012), dan Scoob! (2020). Ia juga memperoleh pujian atas debutnya di teater dalam pentas berjudul The Way We Get By (2015) karya Neil LaBute.
Apa saran terbaik yang pernah Anda terima dari orang lain? Pemikiran atau perasaan bukanlah fakta. Keduanya berubah layaknya musim.
Tak hanya piawai dalam hal pemodelan, akting, dan bernyanyi, ibu dua anak ini juga hobi merajut dan kerap menghadiahkan hasil rajutannya kepada lawan main dan kru film yang sedang bekerja dengannya. Kecenderungannya untuk berbagi juga tercermin melalui berbagai unggahannya di media sosial Instagram, di mana ia menunjukkan kepedulian dan dukungannya terhadap anak-anak dan hewan lewat beberapa badan amal.
Apakah Anda masih ingat momen spesial yang mengubah hidup Anda? Kelahiran putri saya. Bagaimana preferensi Anda dalam memilih jam tangan? Saya suka mengenakan jam tangan berbeda untuk pakaian dan acara berbeda. Saya menikmati waktu saat berada dekat dengan alam, oleh karena itu saya membutuhkan jam tangan yang bisa menemani segala aktivitas saya. Akhirakhir ini, saya dengan bangga mengenakan Rendez-Vous terbaru yang berkilau.
Kapan dan mengapa Anda memutuskan untuk menjadi seorang aktris? Saya merasa aman saat berakting, mengkreasikan citra dan karakter berbeda. Ini membuat saya merasa dapat mengekspresikan diri dengan cara yang menyenangkan dan aman.
Apa pendapat Anda mengenai Jaeger-LeCoultre? Bagi saya, (Jaeger-LeCoultre) merupakan sebuah presisi efektif yang dapat diandalkan sepanjang masa. Ini merupakan karya yang dapat Anda wariskan ke generasi selanjutnya. Saya mengagumi keindahan kreasi-kreasi Jaeger-LeCoultre.
Andai Anda bukan seorang aktris, profesi apa yang akan Anda pilih? Seorang detektif atau bidan.
102
Klik di sini
103
SOUL Jiwa, dengan naluri yang lebih kuat daripada nalar, selalu menghubungkan keindahan dengan kebenaran TUCKERMAN
SOUL / HOW TO BUY
PANERAI Ini akan menjadi sebuah perkenalan yang intimate Alvin Wong
D
ari sekian banyak penggemar jam tangan paling bersemangat yang pernah kami temui, salah satunya adalah para Paneristi — sebuah grup penggemar berskala global yang selalu antusias menunjukkan loyalitas mereka kepada Panerai. Alan ‘Hammer’ Bloore, seorang Paneristi asal Australia mengatakan bahwa Panerai menyelamatkan hidupnya pasca insiden kecelakaan jet-ski dan menjalani beberapa operasi. “Dokter menyebutnya terapi pengalihan,” ujarnya. “Brand dan jam tangan ini seolah membawa saya ke sebuah tempat yang indah, hingga mengalihkan pikiran dari rasa sakit yang saya alami.” Lantas apa daya tarik yang dimiliki Panerai hingga membuat para Paneristi begitu terpikat? Beberapa ada yang terpesona oleh sejarah brand berusia 160 tahun ini sebagai pembuat instrumen pengukur waktu bagi Angkatan Laut Italia yang dilengkapi oleh berbagai inovasi dan paten pionir. Sementara sebagian lainnya menyukai Panerai atas dampak yang brand ini berikan kepada watchmaking modern dan budaya populer. Panerai memulai tren jam tangan berukuran besar di akhir era 1990-an. Serta terdapat pula penggemar yang sesederhana mengagumi desain Panerai yang ikonis dan distingtif, seperti pelindung crown yang menonjol, numeral Arab nan khas, dial dengan konstruksi menyerupai sandwich, dan case berbentuk bantal yang kemudian banyak ditiru oleh brand lain. Panerai memiliki sejumlah sejarah menarik: perusahaan pembuat jam tangan untuk militer yang berbasis di Florence; termasuk dalam jajaran brand pra-Vendome dari era pasca Perang Dunia II hingga akhir 1990-an yang model lawasnya paling banyak diincar di berbagai rumah lelang saat ini, sebelum akhirnya bergabung dengan Richemont; dan sebuah manufaktur jam tangan mumpuni yang memiliki kapasitas produksi independen guna mendukung ambisi dalam pengembangan teknis dan eksperimen dengan material eksotis dan logam campuran. Hebatnya, Panerai hingga tahun lalu, berhasil meningkatkan jumlah koleksi lansirannya dari dua menjadi empat — Submersible, Luminor, Luminor Due, dan Radiomir. Meski begitu, hanya ada dua bentuk dasar untuk case yang digunakan, yakni: dengan pelindung crown (Luminor) atau hanya crown saja (Radiomir), selebihnya kedua koleksi ini mengusung desain dial khas brand ini. Berikut adalah sejumlah koleksi terbaru yang dapat disesuaikan dengan preferensi dan anggaran yang Anda miliki.
106
Klik di sini
Luminor Marina Submersible Fibratech CEO Panerai Jean-Marc Pontroué mengatakan bahwa brand yang dipimpinnya tersebut menjual lebih banyak jam tangan dalam case berbahan eksotis daripada baja atau emas biasa. Model lansiran tahun 2020 ini menjadi bukti atas ketertarikan brand ini dalam melakukan eksperimen material dengan menghadirkan case berbahan serat batu basal dan aditif mineral yang disatukan dengan polimer canggih. Material dengan warna menyerupai matte gun-metal dan memiliki tekstur garis spiral ini terlihat impresif dalam case berukuran 44mm yang disandingkan dengan dial berwarna biru gradasi nan indah. Hal yang paling penting adalah performa luar biasa yang dimiliki jam tangan ini — Fibratech dinyatakan 60% lebih ringan dibanding baja, serta memiliki sifat anti korosi yang kuat.
Radiomir California 47 mm Jika Anda baru mengenal Panerai dan menginginkan koleksi yang ikonis, Anda dapat mempertimbangkan model yang bergaya simpel dan sublim lansiran tahun 2019. Koleksi Radiomir sendiri memiliki banyak keterikatan sejarah dengan brand ini. Namanya diambil dari sebuah jenis bubuk berbasis radium yang dapat memberikan kilau pada dial dan prototipe Radiomir pertama dibuat pada tahun 1936. Hadir dalam case baja berukuran 47 mm dengan wire lugs, dial berwarna cokelat gradasi dan bergaya ‘California’ sebagai sebuah penghormatan kepada model pertama Panerai yang digunakan semasa Perang Dunia II.
‘Lo Scienziatio’ Luminor 1950 Tourbillon GMT Titanio Merupakan model yang ditujukan untuk para penyuka komplikasi tingkat tinggi, versi tahun 2016 dari ‘Lo Scienziatio’ Luminor 1950 Tourbillon GMT Titanio ini adalah sebuah seri jam tangan yang dibuat Panerai sebagai bentuk penghormatan kepada Galileo Galilei. Ditenagai oleh movement paling rumit yang pernah ada dari brand ini, yakni Calibre P.2005, jam ini mengusung skeletonised dial dengan jarum zona waktu kedua yang berposisi di tengah, serta sebuah tourbillon 30-detik nan unik yang berotasi tegak lurus agar tetap seimbang. Terdapat versi terbaru yang dirilis pada tahun 2019 dengan titanium yang dicetak dengan teknologi tiga dimensi, namun kami lebih menyukai model ini dengan case yang bergaya ‘tradisional’ dan tampilan monokromatis.
Luminor Submersible Bronzo Seperti tren jam tangan berukuran besar, Panerai juga memiliki pengaruh dalam kepopuleran case perunggu yang marak akhirakhir ini. Pada tahun 2011, brand ini merilis model pertama dari Luminor Submersible ‘Bronzo’ (PAM00382) secara terbatas, yakni sebanyak 1.000 buah saja dan langsung terjual habis. Selanjutnya pada tahun 2013 hadir PAM00507 yang juga dilansir sebanyak 1.000 buah saja dan turut menikmati kesuksesan serupa. Tersedia secara eksklusif di butik dalam jumlah yang tidak terbatas, iterasi teranyar rilisan tahun 2019 ini hadir dengan desain case perunggu yang diperbarui dengan bezel keramik dan dial berwarna cokelat, serta movement otomatis terbaru, P.9010, dengan power reserve selama 72 jam.
107
SOUL / CLASS IN SESSION
CARBON COMPOSITE Sangat kuat, ringan, dan memesona
D
ari sekian material nontradisional yang digunakan dalam pembuatan jam tangan modern, komposit karbon terbukti menjadi yang paling memengaruhi kreativitas para watchmaker dan kolektor. Tidak seperti perunggu dengan perubahan warna dari patina yang menarik secara estetika namun tidak terlalu fungsional, atau silikon, sebuah material inovatif yang merevolusi produksi movement namun penggemarnya masih terbatas di antara kalangan pecinta jam tangan teknis, komposit karbon dapat dikatakan menarik secara estetika dan merupakan material yang substansial. Komposit karbon mulai populer pada era 1980-an, lewat penggunaan lembaran serat karbon pada sasis dan komponen mobil Formula One. Berwarna hitam mengilap dan memiliki pola menyerupai anyaman, material ini mengaksentuasi tampilan futuristis dan sporty pada mobil balap tersebut. Yang paling penting adalah membuat mobil tersebut tangguh dan ringan. Memiliki rasio antara kekuatan dan berat yang tinggi membuat material ini hampir lima kali lebih ringan daripada baja, tetapi dua kali lebih kuat, sehingga tak heran bila material ini tak memerlukan waktu lama untuk mencuri perhatian para brand jam tangan. Dengan maraknya eksperimen material pada akhir 1990-an, para watchmaker semakin giat untuk menggunakan material eksotis ke dalam kreasinya guna menambah daya tarik di mata pelanggan, sekaligus memberi nilai tambah terhadap fungsionalitasnya. Komposit karbon dengan warna gelap, penampilan multitekstur, serta karakternya yang sangat ringan dan kuat tentunya memenuhi kriteria. Ironisnya, karena sifatnya yang tahan banting, komposit karbon juga sangat sulit untuk digiling dan diproduksi. Oleh karena itu, awalnya material ini hanya digunakan oleh para brand horologi kelas atas, sebagaimana proses eksperimen memerlukan pendanaan yang kuat. Kini, meskipun jam tangan yang menggunakan komposit karbon harganya masih lebih mahal dibandingkan jam tangan biasa, material ini telah lebih mudah untuk didapatkan yang ditandai oleh tersedianya berbagai penawaran dan ragam brand dengan kisaran harga yang variatif pula.
Oris Williams Chronograph Carbon Fibre Extreme dengan case bermaterialkan serat karbon dari tahun 2016
FIRST SHEETS Penampakan komposit karbon paling awal pada jam tangan adalah sebagai lembaran serat karbon untuk bagian bezel dan dial. Karena serat karbon paling kuat saat memanjang, para manufaktur pun menyusun serat-serat ini secara sejajar satu sama lain saat memproduksi lembaran serat karbon yang kemudian menghasilkan pola tenun nan distingtif. Audemars Piguet adalah salah satu brand pertama yang bereksperimen dengannya melalui penggunaan serat karbon pada bezel dan chronograph pushers untuk beberapa edisi terbatas Royal Oak Offshore, termasuk Royal Oak Offshore Juan Pablo Montoya yang sangat digemari sejak awal tahun 2000-an.
108
CARBON PLUS
Panerai Luminor Marina Carbotech dengan case berkandungan lembaran serat karbon yang digabungkan dalam tekanan tinggi dan diperkuat dengan polimer canggih
Setelah serat karbon menjadi sesuatu yang semakin lazim untuk digunakan oleh para brand dalam upaya menginjeksikan maskulinitas dan keuletan teknis kepada kreasi jam tangan olahraga mereka, beberapa brand tertantang untuk mengeksplorasi potensi material ini di luar rupa lembaran serat karbon. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah label mulai dari Panerai hingga Richard Mille telah menghadirkan berbagai pilihan karbon yang mengagumkan, seperti forged carbon (serat karbon leleh yang dibentuk), carbon TPT (lembaran karbon dengan teknologi lapisan tipis), carbonox (senyawa karbon yang dibuat dari batang dan bubuk serat karbon), dan carbotech (lembaran tipis serat karbon ditempa dengan polimer canggih — masingmasing memiliki alkimia komposit karbon, arsitektur material, dan metode manufaktur tersendiri.
OUTSIDE TO INSIDE Pola anyaman yang sleek dari lembaran serat karbon dan tekstur menyerupai butiran kayu dari carbotech mungkin memang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap estetika jam tangan, namun sifat material komposit karbon yang ringan, memiliki kepadatan tinggi, dan tahan terhadap guncangan adalah fitur-fitur yang paling menarik atensi para watchmaker. Dewasa ni, semakin banyak brand yang menggunakan komposit karbon sebagai material untuk bagian dalam jam tangan, seperti pelindung modul, movement bridge, dan hairspring.
Pelindung inti bermaterialkan karbon pada bagian dalam case Casio G-Shock
109
STOCKIST
Temukan jam tangan yang Anda baca di CROWN A. Lange & Söhne Tersedia di butik The Time Place Bell & Ross Pacific Place Tel: 021 5140 2711 Blancpain Tersedia di butik The Time Place Breguet Tersedia di butik The Time Place Breitling Plaza Senayan Tel: 021 2967 8512 Bvlgari ∙ Plaza Indonesia Tel: 021 3192 6661 ∙ Plaza Senayan Tel: 021 5790 0140 ∙ Pacific Place Tel: 021 5797 3850 Cartier ∙ Plaza Indonesia Tel: 021 314 1916 ∙ Plaza Senayan Tel: 021 572 5238 Chopard Plaza Indonesia Tel: 021 2992 4350 Ferdinand Berthoud Sincere Haute Horlogerie Singapura Tel: +65 6733 0618 G-Shock ∙ Senayan City Tel: 021 7278 1577 ∙ Summarecon Mall Bekasi Tel: 021 8063 3782 ∙ Tunjungan Plaza Surabaya Tel: 031 547 6992 ∙ Paskal 23 Bandung Tel: 022 2056 8586 Grand Seiko ∙ Plaza Senayan Tel: 021 572 5689 ∙ Blok M Tel: 021 720 8717
Mido ∙ Lotte Duty Free Ciputra World Tel: 021 988 9550 ∙ Time Line Tunjungan Plaza Surabaya Tel: 031 534 4664 ∙ Watch Club Mal Ratu Indah Makassar Tel: 0411 834 639 ∙ Mahkota Watch Sun Plaza Medan Tel: 061 450 1279
∙ Sun Plaza Medan Tel: 061 450 1505 ∙ Tunjungan Surabaya Tel: 031 547 4756 Greubel Forsey Sincere Fine Watches Ngee Ann City Singapura Tel: +65 6733 0618 H. Moser & Cie Independent Pacific Place Tel: 021 2903 5917
Montblanc ∙ Pacific Place Tel: 021 5140 2762 ∙ Plaza Indonesia Tel: 021 2992 4015 ∙ Plaza Senayan Tel: 021 572 5141 ∙ Pondok Indah Mall 2 Tel: 021 7590 0926
Hamilton Tersedia di butik INTime Harry Winston Ion Orchard Singapura Tel: +65 6883 9509 Hublot Tersedia di butik The Time Place
Nomos Glashütte Watches of Switzerland Paragon Singapura Tel: +65 6732 9793
INTime ∙ Grand Indonesia Tel: 021 2358 1208 ∙ Paris Van Java Bandung Tel: 022 820 64135 ∙ Pondok Indah Mall 2 Tel: 021 7592 0797 ∙ Sun Plaza Medan Tel: 061 8051 2538
Omega ∙ Mal Kelapa Gading 3 Tel: 021 4586 4985 ∙ Plaza Indonesia Tel: 021 2992 3723 ∙ Pondok Indah Mall 2 Tel: 021 7592 1031 ∙ Tunjungan Plaza 5 Surabaya Tel: 031 9924 3026
Jaeger-LeCoultre Tersedia di butik The Time Place
Oris ∙ Surya Mas Arloji Pondok Indah Mall 1 Tel: 021 750 6958 ∙ Central Watch Paris Van Java Bandung Tel: 022 8206 3606 ∙ Time Line Tunjungan Plaza 1 Surabaya Tel: 031 534 4664 ∙ Time Concept The Plaza Balikpapan Tel: 0542 424 451
Jaquet Droz The Shoppes Marina Bay Sands Singapura Tel: +65 6688 7290 Lima Watch id.limawatch.com Longines Tersedia di butik INTime Louis Vuitton ∙ Plaza Indonesia Tel: 021 310 7581 ∙ Plaza Senayan Tel: 021 572 5139 ∙ Pacific Place Tel: 021 5140 0575
Panerai Tersedia di butik The Time Place
110
Patek Philippe Plaza Indonesia Tel: 021 3192 6632 Richard Mille Grand Hyatt Jakarta Tel: 021 2992 4033 Rolex Plaza Indonesia Tel: 021 2992 3982 TAG Heuer ∙ Central Park Tel: 021 2920 0422 ∙ Grand Indonesia Tel: 021 2358 0685 ∙ Plaza Indonesia Tel: 021 2992 3990 ∙ Senayan City Tel: 021 7278 1601 The Time Place ∙ Pacific Place Tel: 021 5140 2796 ∙ Plaza Indonesia Tel: 021 310 7715 ∙ Plaza Senayan Tel: 021 572 5759 ∙ Tunjungan Plaza 4 Surabaya Tel: 031 532 7991 Tissot ∙ Plaza Indonesia Tel: 021 3199 0215 ∙ Grand Indonesia Tel: 021 2358 0449 ∙ Mal Kelapa Gading 3 Tel: 021 4585 3775 Tudor Tersedia di butik INTime Vacheron Constantin Tersedia di butik The Time Place Van Cleef & Arpels The Shoppes Marina Bay Sands Singapura Tel: +65 6688 7858 Zenith Tersedia di butik The Time Place
BERLANGGANAN SEKARANG!
CARA BERLANGGANAN
Kunjungi www.crownwatchblog.id/berlangganan atau pindai QR Code di halaman ini untuk mengisi formulir berlangganan
BIAYA BERLANGGANAN MAJALAH Berlangganan per tahun (4 edisi) Rp 280.000
Untuk info lebih lanjut, hubungi kami di email: subscribe-magazine@crownwatchblog.id
CASEBACK
Klik di sini
FERDINAND BERTHOUD CALIBRE FB-RE.FC Beberapa movement bersinar dengan kompleksitas mereka yang tak tanggungtanggung. Konstruksi beragam, perakitan rumit, dan finishing kaya detail dipastikan kasat mata untuk memanjakan para pengagumnya. Di sisi lain, terdapat Calibre FB-RE.FC yang menenagai Chronomètre FB 2RE kreasi Ferdinand Berthoud dan mengelevasi segala kompleksitas yang disebutkan tadi menjadi sebuah karya seni. Pemandangan indah yang tengah Anda lihat di halaman ini, meski banyak komponen yang dikurangi, tetap memberikan impresi yang kompleks. Arsitektur dari movement yang telah “dipangkas” ini menekankan pada kekuatan konstan dengan transmisi fuse-and-chain dan remontoir d’égalité yang diposisikan di atas escape wheel dan merupakan salah satu sistem regulasi torsi paling kompleks di dunia horologi. Dari mana pun Anda melihatnya, Anda akan terpesona oleh finishing istimewanya: balance bridge dengan mirror polished berbentuk panah, barel dengan satinbrushed, serta komponen-komponen bersegi dan bersudut di sana-sini. Berpusat pada balance wheel berukuran besar yang berlatarkan middle bridge dengan tekstur buram, sistem regulasi movement ini tampak layaknya seni pahat nan megah yang selaras dengan pujian terhadap craftsmanship dan chronometry.
112
WWW.CROWNWATCHBLOG.ID Your Go-To Resource for Everything Timepiece
Nikmati informasi menarik terkini seputar dunia jam tangan di mana saja dan kapan saja dari perangkat favorit Anda.
@crownwatchblog.id
facebook.com/crownwatchblogid
A PROUD MEMBER OF TIME INTERNATIONAL GROUP