YEAR IN REVIEW Rangkuman peristiwa horologi tahun ini | GPHG 2021 Jajaran kreasi jam peraih penghargaan prestisius | GLOW SHOW Seluk beluk luminositas
I N DO N E S I A ISSUE # 4 2021
ISSUE #4 2021 WWW.CROWNWATCHBLOG.ID
Rolex Oyster Perpetual Datejust 36
HIGHEND MEDIA
EDITOR-IN-CHIEF SHANNON HARTONO shannon@crownwatchblog.id
CHAIRMAN & CEO DAVID LEPPAN
BUSINESS DEVELOPMENT AMELIA WIDHARATNA amelia.widharatna@time.co.id
CHIEF EDITOR - DIGITAL RONALD HUTAGALUNG ronald.hutagalung@crownwatchblog.id
PRODUCTION MANAGER ERIKA TANIA DESSYANDRA erika.tania@crownwatchblog.id
PUBLISHING EXECUTIVE ARINTA WIRASTO arinta.wirasto@crownwatchblog.id
PUBLISHING COORDINATOR BELLA SAVIO bella.savio@crownwatchblog.id
GRAPHIC DESIGNER ERICK WIBOWO erick.wibowo@crownwatchblog.id
Diterbitkan oleh PT Indah Gemilang Internasional Centennial Tower lantai 28, Jalan Gatot Subroto Kav. 24-25 Jakarta 12930
CROWN INDONESIA is a proud member of TIME International Group and published under license from HIGHEND MEDIA PTE LTD, Singapore. No parts of this magazine are to be reproduced without the permission of TIME INTERNATIONAL and HIGHEND MEDIA PTE LTD. All rights reserved.
on the cover:
ROLEX OYSTER PERPETUAL DATEJUST 36 Dalam case 36 mm bermaterialkan Oystersteel dengan dial hijau olive bermotif palem yang dilengkapi oleh penanda dan jarum jam bermaterialkan emas putih 18 karat. Jam tangan yang mengusung bracelet Oyster tiga keping ini ditenagai oleh Calibre 3235 dengan tingkat presisi -2/+2 setelah dikemas kembali ke dalam case dan jaminan power reserve hingga 70 jam.
MANAGING DIRECTOR HRISTO SIMEONOV hristo.simeonov@highend.media PUBLISHER CONNIE YEUNG connie.yeung@highend.media VP, BUSINESS DEVELOPMENT ALAN TAN alan.tan@highend.media EDITOR-IN-CHIEF ALVIN WONG alvin.wong@highend.media MANAGING EDITOR MELISSA KONG melissa.kong@highend.media ART DIRECTOR DENNIS GOH dennis.goh@highend.media
Published by HighEnd PTE LTD 391B Orchard Road, Level 22-01, Ngee Ann City Tower B, Singapore 238874
TAG HEUER BOUTIQUES PLAZA SENAYAN - PLAZA INDONESIA - SENAYAN CITY - PACIFIC PLACE GRAND INDONESIA - CENTRAL PARK
24
20
ART OF THE DIAL
TOP OF THE HOUR
8 Editor’s Note 12 Top of The Hour Berasosiasi dengan Bacs & Russo, Phillips berhasil memecahkan rekor baru dalam sejarah pelelangan 13 Menyingkap keindahan lukisan legendaris pada Reverso Tribute Enamel Hidden Treasure dari Jaeger-LeCoultre 14 Franck Muller menggelar ekshibisi mini yang menunjukkan perjalanan istimewanya sebagai ‘Master Of Complications’
IDENTITY
15 G-Shock mengajak Anda kembali ke dekade 1990an dengan model-model terbaru dari seri DW-5600
24 Art of the Dial Rangkuman kemahiran Rolex dalam kreasi horologi diwujudkan oleh kekayaan warna, tekstur, dan nuansa yang karismatik
16 Pesona radikal di balik Norqain Neverest Night Sight 40MM yang memanjakan para pencari adrenalin 17 Infusi keindahan sinar bulan pada Ming 37.05 18 Self-Portrait Managing Director baru IWC berbagi kecintaannya terhadap jam tangan mekanis dan pandangan seputar perkembangan industri
19 Self-Portrait Creative Director pertama Panerai bicara soal tantangan di industri jam tangan dan fokus sang brand di tahun depan 20 In The Loupe Apresiasi terhadap jam saku unik nan istimewa dari Vacheron Constantin
14
FR ANCK ADMISSION
33 Editor’s Pick Editor regional CROWN berbagi daftar jam tangan favorit yang dirilis di sepanjang tahun 2021 44 Year in Review Kilas balik berbagai peristiwa signifikan yang terjadi di industri horologi tahun ini 50 GPHG 2021 Simak pemenang lengkap penghargaan dari GPHG
62
CRAFT 58 Taking Flight Interpretasi ulang flying tourbillon otomatis pertama dari koleksi Chopard L.U.C di hari jadi ke-25 sang manufaktur
84 Hue the World Koleksi teranyar berwarna vibran dengan mekanisme unggul dari Blancpain
62 Historic Victory Max Verstappen dan TAG Heuer kembali mengukir sejarah dunia balap dengan karya horologi otomotif
88 Scent and Shine Head of Global Creative Resources CHANEL Fragrance & Beauty and Watches & Fine Jewellery menjabarkan ideologi kreasi perhiasan yang terinspirasi oleh parfum
66 Double Duty Patek Philippe memperluas jajaran seri chronograph dengan tiga komplikasi berbeda
92 Star Struck Jajaran jam tangan berdekorasi mewah nan memesona yang dijamin akan membuat siapapun menoleh
70 Fresh from the Past Konstruksi ramping dan material eksklusif dari Omega Seamaster 300 terbaru untuk sesi menyelam yang penuh gaya
100 Time and Space: Adinia Wirasti Melakoni kehidupan sarat seni seorang Adinia Wirasti
74 No Child’s Play Gerald Genta Arena Retrograde ‘Mickey Mouse’ dari Bvlgari adalah arloji dengan inspirasi throwback yang Anda butuhkan tahun ini 78 PRX Marks the Spot Tissot bermanuver ke arah lebih trendi lewat koleksi PRX
74 NO CHILD’S P L AY
HISTORIC VICTORY
SOUL 104 How To Buy Hublot
88
SCENT AND SHINE
106 Class In Session Menyorot luminositas jam tangan 108 Stockist Temukan lokasi butik jam tangan pilihan Anda 112 Caseback Kesempurnaan estetika dan performa pada Calibre 96-24.L
EDITOR’S NOTE
K
urator. Itulah salah satu peran kami sebagai sebuah media massa bagi para pembaca. Setiap tulisan, foto, maupun video yang kami suguhkan kepada Anda adalah hasil kurasi oleh tim redaksi dengan segala pertimbangan dan pengalamannya. Proses seleksinya pun melibatkan kesadaran penuh atas apa yang terjadi di sekeliling dan kebijaksanaan dalam menentukan mana yang paling bermanfaat. Metode yang sama juga dapat kita aplikasikan di dalam kehidupan dan akhir tahun menjadi momen tepat untuk refleksi diri sembari menyiapkan gaya hidup yang lebih terkurasi di tahun berikutnya. Bila hasil kurasi utama kami untuk edisi akhir tahun ini meliputi serangkaian jam tangan favorit para editor CROWN (hal. 33), rangkuman peristiwa horologi di sepanjang tahun ini (hal. 44), dan ulasan lengkap seputar brand peraih penghargaan prestisius dari GPHG 2021 (hal. 50) di antara berbagai berita terkini pilihan kami lainnya, kira-kira apa saja aspek dalam hidup Anda yang perlu diutamakan dan dieliminasi? Bagi saya pribadi, orang dan waktu menjadi dua objek utama yang saling berkaitan di dalam kurasi hidup saya. Meski kita semua berharap pandemi tidak pernah ada, tak dapat dipungkiri bahwa kehadirannya memiliki peran signifikan dalam proses seleksi saya. Berbagai tantangan yang saya hadapi bersama tim di ranah profesional dan orang-orang terdekat di kehidupan personal selama hampir dua tahun sang wabah melanda, menunjukkan lebih banyak pelajaran dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dengan cukup mudah, saya dapat mengidentifikasi siapa saja yang bersinergi dengan saya dan/atau berhak memperoleh lebih banyak waktu saya. Sebagai sesama pencinta horologi tentu Anda dan saya tahu betul betapa berharganya waktu. Dalam momen peralihan tahun ini, kami harap Anda dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan menikmati gaya hidup terkurasi berdasarkan preferensi Anda di tahun 2022, sembari terus memperoleh kebahagiaan dari mengoleksi jam tangan. Akhir kata, selamat tahun baru!
SHANNON HARTONO
VISION Visi yang menerangi pikiran Anda, prinsip yang bertahta di dalam hati Anda, itulah yang membangun kehidupan Anda, ini yang akan Anda capai STANTON KIRKHAM DAVIS
VISION / TOP OF THE HOUR
T Klik di sini
HEAVY HITTER Berasosiasi dengan Bacs & Russo, Phillips mencapai angka $74,488,836 dan berhasil memecahkan rekor baru untuk total penjualan jam tangan tertinggi dalam sejarah pelelangan
ak usah dipertanyakan dari mana semua uang tersebut berasal. Yang perlu Anda ketahui hanyalah fakta bahwa rekor lelang ini terpecahkan berkat unsur sentimental yang dimiliki para kolektor berkantong tebal dalam pencarian mereka akan jam tangan antik maupun bekas pakai. Total sebesar $74,488,836 (sekitar Rp 1 triliun) diraup oleh rumah lelang Phillips yang berasosiasi dengan Bacs & Russo dalam penyelenggaraan Geneva Watch Auction: XIV tanggal 5 dan 7 November lalu. Pencapaian tersebut mencetak rekor baru untuk nominal penjualan tertinggi dalam sejarah lelang, melampaui estimasi yang diproyeksikan di kisaran $25,5 hingga $45,1 juta. Lewat asosiasi dengan Bacs & Russo, Phillips berhasil mengukuhkan diri sebagai juru lelang dengan sentuhan emas, tercermin melalui pencapaian jumlah transaksi pemecah rekor dalam beberapa tahun terakhir yang mendaulat mereka sebagai tujuan utama bagi penggemar horologi bernilai tinggi. Dari semua produk yang melampaui ekspektasi, Grande et Petite Sonnerie No. 1 dalam balutan emas kuning dari Philippe Dufour (foto) adalah arloji yang paling didambakan. Di harga $5,2 juta, arloji ini menjadi kreasi buatan produsen jam tangan independen dengan nominal penjualan tertinggi pada panggung lelang tersebut. Sorotan lain pada sesi lelang ini meliputi Tropical Broad Arrow dari Omega Speedmaster — jam tangan Omega termahal yang berhasil terjual di harga $3,45 juta, serta satu set berisi lima jam tangan Souscription dari F.P. Journe yang dilelang untuk pertama kalinya dalam sesi tersebut dan terjual di harga mendekati $10,8 juta. “Pada sesi lelang Phillips hari ini, terkadang orang bertanya-tanya apakah juru lelang sedang berada di tribun majelis PBB dengan 3.000 peserta dari 84 negara? Kami merasa bahwa skala dan minat di pasar jam tangan melambung jauh dari sebelumnya dengan penawaran kompetitif yang kerap berdatangan dari seluruh dunia,” tutur Aurel Bacs yang menetapkan dirinya sebagai pelelang jam tangan paling dicari di dunia.
12
WORK OF ART
Klik di sini
Menyingkap keindahan lukisan legendaris pada Reverso Tribute Enamel Hidden Treasure
M
asih dalam perayaan hari jadi ke-90 dari Reverso, Jaeger-LeCoultre kembali merilis kreasi istimewa, kali ini dengan impresi artistik yang dijamin akan melambungkan daya pikatnya. Bertajuk Reverso Tribute Enamel Hidden Treasures, sang brand menyuguhkan tiga model anyar yang menampilkan replika lukisan ikonis gubahan tiga pelukis seni modern termasyhur, yaitu Gustave Courbet, Vincent Van Gogh, dan Gustav Klimt.
diketahui keberadaannya dan diasumsikan hilang selama beberapa dekade, hingga akhirnya ditemukan kembali — untuk dibuat replikanya dan ‘disembunyikan’ pada sisi belakang reversible dial ketiga model anyar tersebut. Reverso Tribute Enamel Hidden Treasure mengilustrasikan tiga kepiawaian unggulan sang manufaktur, yaitu teknik melukis miniatur yang memerlukan ketelitian tingkat tinggi, teknik grand feu enamel untuk mewujudkan kekayaan warna pada replika lukisan maupun dial utama, serta teknik dekorasi guillochage yang hadir mempercantik dial utama. Ketiga jam tangan memesona ini ditawarkan terbatas hanya 10 buah saja untuk masing-masing model.
Selaras dengan frasa ‘Hidden Treasure’ yang terdapat pada nama jam tangan ini, JaegerLeCoultre memilih karya lukisan View of Lake Léman (1876), Sunset at Montmajour (1888), dan Portrait of a Lady (1917) — sempat tidak
13
VISION / TOP OF THE HOUR
Klik di sini
FRANCK ADMISSION Franck Muller menggelar ekshibisi mini yang menunjukkan perjalanan istimewanya sebagai ‘Master Of Complications’
D
ari jam tangan paling rumit hingga tourbillon terbesar di dunia, berbagai karya seni horologi kontemporer dari Franck Muller dipamerkan pada ekshibisi eksklusif di Singapura hingga 20 Maret 2022 mendatang. Butik Franck Muller di pusat perbelanjaan Wisma Atria pun disulap menjadi sebuah ruang imersif di mana pengunjung dapat menelusuri riwayat perjalanan brand arloji independen termasyhur tersebut. Melalui serangkaian instalasi menawan — termasuk meja yang digunakan oleh sang founder saat membuat jam tangan — ekshibisi ini menampilkan berbagai karya yang menjadi tonggak sejarah terpenting dalam eksistensi Franck Muller sejak didirikan di tahun 1992 hingga hari ini. Termasuk dari yang dipamerkan adalah seri jam tangan World Premier yang mendobrak kategori
14
jam tangan pada masanya, Revolution 3 yang merupakan jam dengan tri-axial tourbillon pertama di dunia, serta mahakarya terbaru lansiran Franck Muller, Grand Central Tourbillon. Masing-masing menunjukkan kepiawaian dan imajinasi tanpa batas dari brand asal Swiss tersebut. Tentu saja, ekshibisi ini adalah tempat yang wajib dikunjungi oleh para pencinta kreator jam tangan independen. “Dengan pameran ini, kami dapat berbagi cerita tentang brand kami dalam konteks pembuatan jam tangan mekanis modern. Franck Muller selalu mendefinisikan tren pembuatan jam tangan dan kami akan terus melakukannya di masa depan,” ujar Garrik Low, General Manager Franck Muller di Asia Tenggara, Korea Selatan, dan Australia.
Klik di sini
VIBRANT REVIVAL G-Shock mengajak Anda kembali ke dekade 1990-an dengan model-model terbaru dari seri DW-5600
B
agi generasi ‘90-an, nama dan wujud dari Casio DW-5600 pasti sudah tidak asing lagi, sebagaimana jam tangan ini sangat populer di kalangan muda-mudi pada masanya. Hadir dalam palet vibran yang memercikkan keceriaan dengan harga terjangkau, siapa yang bisa menolak pesona DW-5600? Mengedepankan pedoman playful pada desain dan fiturnya, koleksi ini menjadi jawaban sempurna untuk audiens yang dituju, berapapun usianya.
oleh Casio. Mempertahankan kedinamisannya, lini jam tangan bertenaga baterai ini tetap mengusung fungsi yang sama dengan pendahulunya, seperti penghitung mundur, anti guncangan dan tahan air, alarm multifungsi, serta electroluminescent backlight. Bila DW-5600R berwarna biru dan hijau hadir dengan layar LED emas seperti desain orisinal dari pendahulunya, DWE-5600R dengan varian warna kuning merupakan penawaran lebih istimewa dengan struktur Carbon Core Guard dan temali yang dapat dengan mudah dilepas pasang — terdapat opsi temali warna hitam dan merah memungkinkan sang pemakai untuk melakukan padu padan sesuai penampilan. Kembalinya G-Shock Casio DWE-5600 adalah wujud selebrasi masa muda untuk Anda yang ingin bernostalgia.
Label arloji asal Tokyo ini pun tidak ingin melewatkan tren throwback yang tengah melambung di ranah horologi. Tahun 2021 menandai kelahiran kembali jam tangan G-Shock berwarna cerah yang pertama kali diperkenalkan dan dipasarkan di luar Jepang — First Yellow (1987), serta First Green dan First Blue (1991) —
15
VISION / TOP OF THE HOUR
SPIRIT OF ADVENTURE Pesona radikal di balik Norqain Neverest Night Sight 40MM yang memanjakan para pencari adrenalin
U
sia yang masih dapat dihitung jari — didirikan pada 2018 — tidak membuat Norqain malu-malu dalam menyuguhkan inovasi demi inovasi untuk para pencinta horologi. Kali ini, brand asal Swiss tersebut hadir dengan anggukan kepada pencari adrenalin yang haus akan petualangan. Menambah lengkap jajaran arloji dalam lini Adventure adalah Norqain Neverest Night Sight 40MM yang diciptakan khusus untuk mendukung aktivitas dalam keadaan minim cahaya. Aplikasi X1 Super-LumiNova — 60 persen lebih kuat daripada Super-LumiNova pada umumnya — di bagian dial menyajikan pancaran cahaya hijau terang yang membuat sang pengguna dapat dengan mudah membaca waktu baik pada malam hari maupun saat berpetualang di dalam gua. Hadir dalam diameter 40 mm, Neverest Night Sight dikemas dalam case baja berlapiskan DLC hitam tahan karat yang membuatnya tampil kontras berpadu dengan dial yang terlihat berwarna pasir pada keadaan cukup cahaya.
Klik di sini
Fungsi praktis lain terdapat pada bagian bezel yang dapat diputar ke dua arah dan berperan sebagai kompas. Soal mesin, jam tangan ini ditenagai oleh calibre NN20/1 buatan Kenissi — manufaktur di balik movement label arloji tersohor, seperti Tudor, Breitling, dan Chanel — dengan power reserve 70 jam dan sertifikat COSC yang menjamin tingkat presisi nan optimal. Arloji yang tahan air hingga kedalaman 200 meter ini melanjutkan kerja sama sang brand dengan Butterfly Help Project di mana 10 persen dari hasil penjualan akan disumbangkan kepada keluarga yang membutuhkan di pegunungan Himalaya.
14
LUNAR EFFECT Infusi keindahan sinar bulan pada Ming 37.05
K
endati terbilang sebagai pemain anyar, rilisan arloji dari label yang digawangi oleh fotografer jam tangan ternama, Ming Thein, ini tak memerlukan waktu lama untuk dilirik oleh para fans horologi. Desain sederhana yang dipadukan dengan konstruksi dial dan finishing sarat detail, serta harga yang terjangkau, membuat kreasi Ming kerap terjual habis dalam hitungan menit. Brand basis Malaysia yang memproduksi arlojinya di Swiss ini melakukan debut dengan jam tangan mekanis manual yang menunjukkan jam dan menit dari koleksi 17-Series di tahun 2017 silam. Ming kemudian melansir berbagai kreasi lain: jam tangan selam, GMT, dan ultra-tipis yang kesemuanya didukung oleh kinerja movement unggul, seperti calibre Sellita yang dimodifikasi maupun movement Schwartz-Etienne yang dipesan khusus. Perlahan namun pasti, Ming menempatkan diri mereka dalam lanskap kompetitif industri horologi.
Klik di sini
Di tahun 2021, sang brand merilis Ming 37.05 Moonphase dengan jendela tanggal dan komplikasi fase bulan untuk pertama kalinya. Model ini hadir dalam dimensi 38 mm x 11,9 mm yang sekilas tampak serupa dengan case koleksi 17-Series. Namun perbedaan jelas terlihat pada bukaan dial yang lebih lebar, serta penggunaan kristal safir sebagai pelindung dial dan caseback yang menyingkap movement dari Ming 37.05. Bagian dial jam ini terdiri dari dua lapis berbeda. Selagi bagian bawah menggunakan logam bertekstur dalam palet biru kehitaman, bagian atas hadir transparan dalam material safir yang mengusung indeks dan cincin jam HyCeram — komposit keramik dengan unsur material bercahaya. Menariknya, Ming menyajikan komplikasi fase bulan dalam bentuk cincin bercahaya senada dengan pendaran pada cincin indeks jam, serta jarum jam dan menit. Jam tangan ini ditenagai oleh Sellita SW288 yang telah dimodifikasi oleh Schwartz-Etienne dengan frekuensi 28.000 vibrasi per jam dan power reserve 38 jam. Movement ini mengizinkan sang pemakai untuk mengatur fase bulan dan tanggal dengan mudah. Temali kulit Barrenia hitam dengan gesper “flying knife” menjadi pemanis sempurna untuk keelokan tampilan Ming 37.05. 17
VISION / SELF-PORTRAIT
FLORIAN GUTSMIEDL Managing Director baru IWC untuk Asia Tenggara dan Oseania berbagi kecintaannya terhadap jam tangan mekanis dan pandangan seputar perkembangan industri memberikan legitimasi kepada watchmaker dan brand sebagai produsen yang patut menjadi incaran para konsumen. Beberapa tahun belakangan ini, kita telah melihat bagaimana ragam brand dengan cepat merangkul teknologi, baik dalam proses penjualan maupun pemasaran. Mereka telah mempelajari cara berkoneksi dengan pelanggan dan menyuguhkan pengalaman pelanggan nan unik — hal ini sangat penting karena pelanggan zaman sekarang memiliki standar lebih tinggi daripada sebelumnya. Bisnis ini telah berubah dari model ‘mendorong’ menjadi ‘menarik’, sebagaimana industri ini kini lebih berfokus pada umpan balik dari pelanggan. Selain itu, banyak brand yang telah menyadari pentingnya berkelanjutan. Saya telah bekerja di IWC selama 12 tahun. Brand dan tim kami telah bertumbuh menjadi semakin besar dan kini kami tengah berfokus pada e-commerce. Namun tentunya DNA dan visi brand ini tetap sama. Perlu diketahui bahwa kami didirikan sebagai sebuah perusahaan bertanggung jawab dan berkelanjutan pada tahun 1860 silam berkat penggunaan energi dari Sungai Rhine yang telah menjadi bagian dari energi ramah lingkungan kami lebih dari 150 tahun.
Klik di sini
Jam tangan mekanis adalah karya yang unik. Terdapat begitu banyak perasaan, simbol, dan pesan yang tersimpan di dalam objek kecil ini. Jam adalah salah satu barang bagi pria untuk mengekspresikan dirinya, menunjukkan preferensi dan gairahnya. Tidak seperti mobil, jam dapat Anda bawa ke mana saja. Selain itu, saya sangat suka dengan gagasan bahwa jam mekanis adalah sebuah produk yang dibuat untuk bertahan selamanya. Kini orang membeli jam tangan bukan sekadar untuk mengetahui waktu. Pelanggan kini lebih detail dalam menentukan jam tangan yang akan dibelinya. Mulai dari craftsmanship yang baik, hingga estetika produk dengan bentuk yang mengikuti fungsi. Nilai yang terkandung pada sebuah jam juga tak kalah penting, oleh karena itu jam haruslah memiliki inovasi baik dari segi material maupun desain. Pertimbangan lain adalah warisan yang 18
Asia Tenggara dan Oseania merupakan wilayah yang penting bagi kami. Kami memiliki lebih dari 60 butik dan partner ritel di wilayah ini. Untuk memaksimalkan pengalaman pelanggan di luar ritel fisik, kami barubaru ini memperkenalkan penjualan melalui telepon di Singapura (pasar lama) dan Australia (pasar baru). Menariknya, Pilot’s Watch diterima dengan sangat baik di kedua pasar tersebut. Hal ini menunjukkan betapa universalnya daya tarik Pilot’s Watch kami yang ikonis. Kami melihat banyak potensi untuk berkembang dan saya sangat bersemangat akan masa depan proyekproyek kami di wilayah ini. Jam favorit saya adalah Big Pilot Perpetual Calendar Rodeo Drive. Saya menyukainya karena ini merupakan jam tangan yang paling mewakili IWC dengan kombinasi Big Pilot dan perpetual calendar. Selain itu, jam ini juga menunjukkan inovasi material kami (keramik) yang disempurnakan dengan dial biru nan memesona.
ALVARO MAGGINI
Saya pertama kali bergabung ke dalam industri watchmaking ketika didaulat sebagai Creative Director untuk Roger Dubuis pada 2011 di mana saya mengerjakan Excalibur, Hommage, Velvet, La Monégasque, dan koleksi Pulsion. Setelah pengalaman tersebut, saya beralih ke JaegerLeCoultre sebagai Head of Creative Strategy dari tahun 2017 hingga 2019 di mana saya mengkreasikan jam dengan menggabungkan visi dan tempat kelahiran sang brand.
Creative Director pertama Panerai bicara soal tantangan di industri jam tangan dan fokus sang brand di tahun depan
Industri jam tangan selalu berfokus pada sejarahnya, sehingga tak mudah untuk selalu menyuguhkan gagasan dan strategi inovatif. Tantangan lainnya hadir dalam pengembangan citra yang harus selaras dengan warisan sang brand, namun tetap relevan terhadap tren dan tantangan masa depan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki objektif yang jelas saat mengembangkan strategi dan visi. Sangat penting untuk mengambil inspirasi tak hanya dari tren di sekitar Anda, tetapi juga dari warisan sang brand itu sendiri. Panerai memiliki kekayaan latar belakang dan sejarah yang menjadi sumber inspirasi kami setiap hari dan kami gabungkan dengan objektif bisnis di bawah kepemimpinan CEO kami, Jean-Marc Pontroué. Kami puas dengan kesuksesan kami sejauh ini. Saya sangat mengapresiasi Submersible eLABIDTM karena kami melakukan berbagai upaya dalam pengembangannya. Tak perlu diragukan, eLAB-IDTM merupakan sebuah mahakarya dalam sejarah Panerai yang menekankan kekhawatiran mendalam kami terhadap krisis lingkungan global. Dalam proses produksinya, kami bekerja sama dengan 10 pemasok dari berbagai industri berbeda yang semuanya sangat bersemangat dalam mengkreasikan masa depan lebih berkelanjutan melalui penggunaan sumber alam secara sirkuler. Tantangan muncul karena beberapa pemasok belum pernah bekerja sama dengan perusahaan jam tangan. Bersama para pemasok ini, kami menemukan material-material terbaik yang tahan lama dan sesuai untuk sebuah jam tangan. Tahun depan, kami akan berfokus pada pengalaman Panerai yang diadakan di beberapa negara berbeda. Kami tak sabar untuk menghadiri sebuah acara tatap muka dengan pelanggan kami dan akhirnya bisa kembali menikmati momen tak terlupakan bersama mereka.
Klik di sini
19
VISION / IN THE LOUPE
Klik di sini
20
VACHERON CONSTANTIN
MINIATURE ENAMEL PAINTING
M
ari kita mengapresiasi kreasi unik nan istimewa dari Vacheron Constantin, yaitu Les Cabinotiers Westminster Sonnerie - Tribute to Johannes Vermeer. Jam saku pesanan khusus yang hanya dibuat satu unit saja ini adalah mahakarya teknis dengan sebuah in-house movement baru, Calibre 3761, yang menenagai fungsi Grande Sonnerie dan tourbillon. Caseback jam ini menampilkan imaji rumit nan menakjubkan dari “Girl with a Pearl Earring”, sebuah lukisan tersohor dari tahun 1665 karya seniman Belanda bernama Johannes Vermeer. Kesulitan tingkat tinggi dalam membuat replika dari sebuah karya seni masyhur hanya dapat dipercayakan kepada master lainnya: Anita Porchet, seorang legenda hidup dalam seni enamel yang telah bekerja dengan nama-nama terbesar di industri watchmaking. Untuk jam saku ini, Anita mengaplikasikan teknik enamelling Geneva di mana sebuah lapisan protektif transparan ditambahkan pada proses akhir, dalam hal ini di atas karya enamel yang telah melalui pembakaran suhu tinggi, sehingga menghasilkan visual sangat unik dan brilian. Keahlian Anita diuji secara ekstrem, sebagaimana diperlukan tujuh bulan lamanya untuk menyelesaikan replika lukisan tersebut. Sebuah lapisan enamel pada bagian turban sang wanita dalam lukisan saja memerlukan waktu pengerjaan hingga dua minggu. Selain itu, diperlukan tujuh tona enamel dan 20 proses pembakaran untuk memperoleh warna hitam yang tepat. Memang tidak semua yang indah memerlukan kemahiran tingkat tinggi dan waktu yang lama dalam pembuatannya, namun melalui jam saku ini Vacheron Constantin mendorong batasan dan membuktikan bahwa di tangan yang tepat kombinasi keduanya dapat menghasilkan mahakarya pengukir sejarah horologi.
21
IDENTITY
Memori adalah arsitektur dari identitas kita ANONIM
IDENTITY / COVER STORY
Klik di sini
ART OF THE Memadukan seni dan sains, kemahiran Rolex dalam kreasi dial mewujudkan kekayaan warna, tekstur, dan nuansa yang karismatik Alvin Wong
L
ayaknya kanvas yang menjadi latar dari sebuah ekspresi artistik dan merupakan komponen vital untuk menunjukkan waktu, dial pada jam tangan memiliki peran utama dalam menyajikan sebuah pengalaman horologis. Dial adalah bagian pertama yang mencuri perhatian dan tak jarang menjadi elemen yang meninggalkan impresi paling lama bertahan di dalam benak.
Rolex mengkreasikan ragam dial mereka dengan penuh perhatian dan senantiasa mengejar kesempurnaan. Digagas dan diproduksi secara mandiri oleh Rolex, karya dial mereka mengajak para pecinta jam tangan ke sebuah perjalanan inspiratif mulai dari bagian terjauh di luar angkasa, hingga berbagai keajaiban alam yang menakjubkan. Konsep yang diusung dalam setiap karyanya mengekspresikan kreativitas dan kemahiran Rolex dalam mengombinasikan keahlian sarat seni, sains dan penelitian, serta teknologi canggih untuk menyempurnakan jam tangan mereka dengan sebuah identitasnya sendiri. Hasilnya pun sangat memukau, terbuat dari ragam material, teknik, dan gaya yang akan segera Anda singkap dalam artikel ini. Karya dial sang brand terdiri dari kekayaan pilihan yang tak tertandingi. Yang paling penting, dial memiliki peran nan istimewa sebagai jendela menuju jiwa yang terdapat dalam setiap kreasi jam tangan. Alkimia warna-warni dial Rolex melibatkan teknik tradisional dan sains abad ke-21: mulai dari enamelling dan lacquering klasik, hingga electroplating dan teknologi film tipis nan canggih yang menggunakan obor plasma atau sinar elektron untuk melapisi dial. Kombinasi teknikteknik tersebut menghasilkan ragam warna dial: semakin kompleks teknisnya, maka semakin kaya pula hasil akhir yang disuguhkan pada cakram kuningan yang bertindak sebagai fondasi pada kebanyakan wajah jam tangan.
25
IDENTITY / COVER STORY
Ketika presisi menjadi karya seni
Oyster Perpetual Datejust 36 dalam Oystersteel dengan pelat jam hijau olive, motif palem, dan tali jam Oyster
Kekuatan presisi yang kerap diasosiasikan dengan akurasi ketepatan waktu hadir dalam wujud sarat seni pada dial Rolex yang diukir menggunakan laser. Teknik tersebut dapat Anda temukan pada Oyster Perpetual Datejust 36 di mana dial didekorasi dengan motif-motif memesona, seperti palem maupun motif beralur — salah satu estetika khas Rolex nan ikonis yang biasanya menghiasi bagian bezel beberapa jam tangan Rolex, termasuk kreasi-kreasi terdahulunya. Diukir pada basis sunray-finish dial menggunakan alat berteknologi tinggi yang bernama laser femtodetik, motif-motif dial tampil menawan dengan permainan bayangan dan cahaya. Teknologi femtodetik yang dikuasai secara mandiri oleh Rolex ini mengarahkan semburan pulsa laser ultrashort (dalam kecepatan sepermilyar per mikrodetik) ke atas permukaan dial dengan tingkat repetisi yang cepat (dalam beberapa megahertz). Teknologi ini tidak memproduksi panas namun mampu mengukir permukaan dial dengan sangat presisi dan selektif, sehingga menghasilkan pola yang hanya sedalam sepersepuluh mikrometer (mikron) untuk mewujudkan motif palem dan galur dengan sangat presisi. Hadir dalam sentuhan akhir polished maupun brushed, dial yang diukir L.U.C GMT One Black memudahkan pengguna melacak dengan laser ini melambangkan kemahiran Rolex dalam menyatukan teknologi terkini dengan seni dekoratif. dua zona waktu sekaligus
26
Rolex hanya menggunakan batu mulia natural terbaik. Setiap permata dipilih dan diperiksa dengan saksama oleh departemen gemologi in-house untuk memastikan setiap permata memenuhi spesifikasi ketat yang ditentukan oleh sang brand
Kemegahan istimewa dari permata berharga Seperti area produksi jam tangan Rolex lainnya, gemologi dan gem-setting merupakan keahlian yang dikuasai oleh sang brand secara mandiri. Setiap permata yang menghiasi dial sebuah jam tangan Rolex diperoleh dengan cermat oleh para gemologi in-house. Baik hadir sebagai hiasan subtil, maupun secara penuh pada setiap bagian jam tangan untuk penampilan nan megah, setiap batu mulia diaplikasikan menggunakan tangan. Penerapan teknik pengaturan seperti bead, baguette, atau claw bergantung pada teknik mana yang paling baik dalam menyingkap keindahan, warna, dan kilau sang permata. Proses gemsetting yang sangat rumit ini berakhir pada penentuan posisi permata — setiap permata hanya diberi toleransi seperduaratus milimeter yang empat kali lebih tipis daripada L.U.C Perpetual Chrono helaian rambut manusia. tampak elegan dalam tema monokromatis
27
IDENTITY / COVER STORY
Eksplorasi warna nan inspiratif Rolex mampu memproduksi hampir semua warna yang dapat terlintas di benak Anda pada lacquer dial opaknya. Laboratorium penelitian dan percobaan Rolex membutuhkan waktu setidaknya tiga bulan untuk memproduksi sebuah warna yang diinginkan. Selain pilihan standar dari grafik warna Pantone — termasuk putih dan hitam tulen yang hanya dapat diproduksi dengan lacquer dial — Rolex juga menciptakan warna lacquer opaknya sendiri. Sebuah contoh sempurna dari lacquer dial opak berkualitas intens dan vibran dapat dilihat pada koleksi Oyster Perpetual terbaru yang hadir dalam lima warna cerah, termasuk merah muda serupa permen, pirus biru, kuning, merah koral, dan hijau. Dial berwarna-warni tersebut menginjeksikan keceriaan yang belum pernah ada sebelumnya pada sang koleksi ikonis, sekaligus menjadi bukti atas keunggulan Rolex dalam hal alkimia dial.
Tampilan dekat dari dial Oyster Perpetual Datejust 31 dengan mother-of-pearl yang dilengkapi siluet kupu-kupu dan 262 berlian
Kemegahan berkilauan dari alam Kaya akan kilauan warna layaknya pelangi dan penuh dengan misteri, mother-of-pearl dial adalah hadiah dari alam untuk dunia horologi. Dengan hati-hati, Rolex mengekstrak dan menggarap sang material rapuh yang biasa ditemukan di dalam cangkang moluska tersebut, kemudian menggunakannya pada kreasi-kreasinya yang paling feminin. Sebuah material dengan kualitas bunglon yang mampu memancarkan berbagai penampilan berbeda saat terkena cahaya, motherof-pearl dial dapat hadir dalam warna merah muda, putih, hitam, atau kuning. Intensitas dan teksturnya pun bervariasi, tergantung pada bagian cangkang mana ia berasal.
28
Lacquer menyajikan banyak pilihan warna opak, bahkan spektrum warna dan nuansa yang hampir tidak terbatas bagi dial jam tangan Rolex. Hal ini didemonstrasikan oleh warna kuning menawan pada dial jam tangan Oyster Perpetual 36
ELECTROPLATING Menyingkap daya pikat keindahan metalik
Kemilau elegan dan tak tertandingi dari metalik yang Anda lihat pada beberapa jam tangan Rolex paling ikonis, seperti ice-blue dial pada model platinumnya, diperoleh melalui proses yang disebut electroplating. Dikembangkan pada awal abad ke-19, electroplating dikooptasi oleh industri jam tangan untuk memproduksi dial metalik berwarna. Mengeksplorasi teknik ini secara menyeluruh, Rolex berinovasi menggunakan berbagai macam variabel dan metode dalam proses electroplating. Selain silver-plating yang berperan sebagai lapisan basis untuk sunray finish, Rolex juga bekerja dengan ragam tipe logam, menyesuaikan temperatur dari rendaman electroplating, dan menyempurnakan arus listrik yang digunakan dalam proses electroplating hingga mencapai repertoar nan kaya warna.
29
Oyster Perpetual Cosmograph Daytona bermaterialkan emas kuning 18 karat dengan dial dalam kombinasi warna sampanye dan hitam
IDENTITY / COVER STORY
Dial adalah wajah distingtif dari sebuah jam tangan Rolex yang paling bertanggung jawab atas identitas dan keterbacaan. Oyster Perpetual Datejust 31 dicirikan dengan indeks jam bermaterialkan emas 18 karat
Definisi ulang potensi kemilau dan tona
Berasal dari industri luar angkasa, PVD merupakan teknologi film tipis yang memperluas kemungkinan pengembangan warna, sekaligus daya tahan kian lama bagi dial jam tangan. Dengan teknologi ini, berbagai warna dan tona baru yang tidak terbatas kini dapat diciptakan dengan pencampuran material anorganik apa saja dengan logam, kemudian diterapkan kepada sentuhan akhir metalik. Rolex memproduksi dial berlapiskan PVD miliknya di dalam ruangan vakum yang steril dan canggih untuk memastikan kondisi bebas debu dan lingkungan yang sangat terkontrol. Sang perusahaan mengembangkan dua teknik miliknya untuk proses produksi ini: evaporasi panas menggunakan senjata elektron untuk menguapkan sumber material; dan percikan magnetron yang berbasis pada produksi ionisasi oleh obor plasma. Pertama-tama dial dilapisi oleh uapan oksida dan logam dengan ketebalan kurang dari satu mikron, kemudian lapisan-lapisan selanjutnya diaplikasikan hampir selapis demi selapis atom.
Oyster Perpetual Datejust 31 dengan bezel berhiaskan 46 berlian berpotongan brilian dan sunray-finish dial berwarna aubergine yang dihiasi berlian khusus pada numeral Romawi untuk angka VI
Selalu hadir dalam material emas 18 karat berwarna kuning, putih, atau merah muda yang terkadang diisi dengan material bercahaya atau warna yang senada dengan dial, appliques memiliki keragaman yang luar biasa
APPLIQUES Sentuhan ekspresif penyempurna dial
Fungsional dan ekspresif, applique tak hanya dibutuhkan untuk memfasilitasi penunjuk waktu, tetapi juga komponen signifikan yang memberikan dial Rolex penampilan distingtif dan kepribadian sarat makna. Penanda jam ini diaplikasikan pada dial dengan ragam gaya. Bila posisi jam 12 selalu mengusung mahkota Rolex, appliques pada posisi penanda jam lainnya terkadang hadir dalam rupa angka Arab maupun Romawi, penanda jam klasik maupun profesional dalam bentuk geometris. Tergantung pada modelnya, penanda jam tersebut dapat hadir dalam material emas 18 karat, mewah dengan permata berharga, maupun diisi oleh enamel atau material bercahaya milik Rolex, Chromalight.
Appliques angka Romawi penunjuk jam dengan lapisan PVD warna hitam menyuguhkan kontras menawan dan keterbacaan yang jelas terhadap dial emas bertatahkan berlian pada Lady-Datejust
31
IDENTITY / COVER STORY
Ketangguhan cahaya yang tak tertandingi Chromalight berpaten milik Rolex digunakan pada jarum dan penanda jam, serta elemen-elemen lain pada jam tangan profesional dan kebanyakan dari jam tangan klasik dalam koleksi Oyster. Dibuat khusus dari serbuk logam oksida sangat halus yang mengandung aluminium, strontium, disprosium, dan europium — dipanaskan dalam suhu tinggi untuk membentuk kristal yang memancarkan binar biru karakteristik di keadaan gelap — membuat cahaya Chromalight lebih terang, konsisten, dan bertahan lebih lama daripada material bercahaya yang digunakan oleh jam tangan lain. Tampilan Chromalight yang telah dioptimalkan pada Oyster Perpetual Explorer. Dalam kondisi gelap, intensitas cahaya biru yang dipancarkan oleh penanda dan jarum jam bertahan lebih lama. Pada siang hari, elemen-elemen ini memiliki rona putih yang lebih cerah
Merupakan teknik lawas dari abad ke-13, enamelling mendekorasi komponen dial dengan warna-warna cerah yang kaya dan tahan lama. Teknik berharga ini dapat ditemukan pada penanda jam di jam tangan emas Rolex dengan dial perhiasan bertatahkan berlian. Proses enamelling dimulai dengan menggiling mineral berbasis silika dan oksida logam berwarna hingga menjadi serbuk halus. Penanda applique pada dial kemudian diisi dengan enamel tanah dan diglasir dengan temperatur 800-950°C dalam sebuah tempat pembakaran. Proses pembakaran yang panjang dan cermat — sang enamel diaplikasikan dan dibakar per lapisan demi mencapai kekayaan dan warna yang tepat — memerlukan kesabaran dan pengalaman dengan toleransi nol untuk kesalahan.
Oyster Perpetual Day-Date 36 bermaterialkan emas kuning 18 karat yang dihiasi oleh 450 berlian pada dial dengan indeks penanda jam dan numeral Romawi untuk angka VI dan IX yang dilapisi oleh enamel
Tradisi dekoratif yang berharga dan begitu dihormati 32
IDENTITY / COVER STORY
Keindahan yang tiada tara
Oyster Perpetual Cosmograph Daytona bermaterialkan emas putih 18 karat dengan sebuah dial kombinasi meteorit dan warna hitam, serta bracelet Oyster yang disempurnakan oleh bezel Cerachrom dengan skala takimeter
Beberapa kreasi paling eksklusif dari Rolex menampilkan dial meteorit yang terbuat dari fragmen-fragmen ledakan asteroid — atau bahkan bisa saja bagian dari sebuah planet nan jauh — yang mendarat di bumi. Dikenal dengan tekstur rumit dan tona bernama pola Widmanstätten, setiap dial meteorit sangatlah unik. Kristalisasi distingtif pada dial meteorit dibentuk melalui sebuah proses yang membutuhkan waktu jutaan tahun, sebagaimana meteorit berkelana di luar angkasa dan terpapar oleh fluktuasi temperatur dalam perjalannya menuju bumi. Rolex menggunakan sebuah tipe meteorit metalik spesifik yang bernama octahedrite. Logam ini mengandung sekitar 10% nikel; sisanya hampir seluruhnya terdiri dari besi. Langka dan menantang untuk dikelola, octahedrite dipotong menjadi bagianbagian tipis yang kemudian diproses secara kimia untuk menyingkap keindahan menakjubkan dari struktur terjalin di dalamnya. Untuk dial, Rolex hanya memilih bagian meteorit dengan permukaan yang berbentuk apik, dilihat dari kekayaan bentuk dan refleksi yang berbeda-beda.
MULAI DARI TRADISI DEKORATIF LAWAS HINGGA INOVASI CANGGIH, KEMAHIRAN KREASI DIAL ROLEX YANG EKSPANSIF DIDORONG OLEH SATU HAL: HASRAT UNTUK MEMPRESENTASIKAN JAM TANGAN MEREKA DENGAN EKSPRESI KEINDAHAN DAN FUNGSIONALITAS YANG SEMPURNA 35
IDENTITY / COVER STORY
28
JAKARTA ROLEX BOUTIQUE PLAZA INDONESIA
LEVEL 1, #69A TEL: (021) 2992 3982
THE TIME PLACE PACIFIC PLACE
GROUND FLOOR, #12A-B TEL: (021) 5140 2776
SURABAYA THE TIME PLACE TUNJUNGAN PLAZA 4
UPPER GROUND, #30 TEL: (031) 532 7991
THE TIME PLACE PLAZA SENAYAN
LEVEL 1, #125-127 TEL: (021) 572 5759
EDITORS’ PICKS 2021 Editor regional CROWN berbagi daftar jam tangan favorit yang dirilis di sepanjang tahun 2021
IDENTITY
SHANNON HARTONO Editor-in-Chief CROWN Indonesia
ROLEX Day-Date 40 dengan eisenkiesel dial Sejujurnya, saya bukan penggemar jam tangan mencolok. Tetapi jika harus memakainya, saya akan memilih Rolex Day-Date 40. Pesona dan bobot emas Everose, kilau indah dari 10 berlian berpotongan baguette dan brilian pada bagian dial dan bezel, tona cokelat gelap yang menggugah, serta tekstur eisenkiesel dial langka merupakan kombinasi mewah yang menyajikan estetika sangat unik layaknya berasal dari dimensi lain. Terbuat dari batu kuarsa, eisenkiesel (bahasa Jerman untuk ‘kerikil besi’) dial tergolong sangat langka dan sulit diproses. Maka tak heran bila model ini masuk ke dalam jajaran jam tangan Rolex eksklusif yang mengusung dial eksotis.
34
BVLGARI Octo Finissimo Perpetual Calendar Bukanlah kabar yang mengejutkan bagi saya bahwa jam tangan Octo Finissimo Perpetual Calendar memperoleh penghargaan tertinggi di ajang Grand Prix d’Horlogerie de Genève 2021. Meski merupakan jam tangan yang paling praktis, sebagian besar jam tangan dengan perpetual calendar kerap mengusung desain kokoh dan tidak mudah dipakai. Octo Finissimo Perpetual Calendar dengan ketinggian 5,8 mm saja — rekor dunia untuk perpetual calendar tertipis — berhasil menghilangkan anggapan tersebut. Tidak hanya itu, mekanik tour de force yang cakap ini juga merupakan bukti kepiawaian Bvlgari di ranah jam tangan ultra-slim, sebagaimana ia telah memecahkan beberapa rekor di berbagai kategori, mulai dari model otomatis hingga tourbillon.
JAEGER-LECOULTRE Reverso Hybris Mechanica Calibre 185 Bagi saya, ini adalah komplikasi tercanggih di tahun 2021. Reverso Hybris Mechanica Calibre 185 menampilkan 11 komplikasi yang mencengangkan pada empat reversible dial, termasuk perpetual calendar, minute repeater, dan indikasi siklus synodic, draconic, dan anomalistic. Ini adalah pencapaian imajinasi, kecermatan horologi, dan penguasaan teknis yang mengagumkan. Terlepas dari semua kerumitannya, jam tangan ini tetap setia pada estetika Reverso yang membuatnya tidak mencolok untuk penggunaan sehari-hari. Sungguh kombinasi yang amat menakjubkan.
35
IDENTITY
ALVIN WONG
Editor-in-Chief CROWN Singapura
PATEK PHILIPPE Nautilus Ref. 5711/1A-014 Mungkin Anda sudah mengetahui bahwa salah satu jam tangan baja paling didambakan, Nautilus Ref. 5711, akan berhenti produksi setelah tahun 2021. Namun Patek Philippe menyuguhkan satu persembahan terakhir dengan merilis sebuah model final yang menampilkan sunburst dial berwarna hijau sebagai seri pamungkas sebelum mengucapkan perpisahan secara resmi kepada koleksi ini. Tentu saja, komunitas jam tangan daring — dan saya sendiri — dibuat heboh dengan perilisan tersebut. Sebagaimana ini adalah saat terakhir kita dapat melihat Ref. 5711 yang dapat dipastikan akan menjadi pemecah rekor pasar bekas pakai di masa mendatang.
36
ZENITH Defy Extreme Di saat banyak brand merilis jam tangan dengan case berukuran lebih kecil, Zenith, memilih untuk menentang tren. Model Defy Extreme dengan kombinasi material brushed titanium dan rose gold ini adalah arloji kokoh dan menawan yang mampu mencuri hati saya pada pandangan pertama. Tentu saja, seperti semua penggemar Zenith, saya selalu kagum akan movement berfrekuensi tinggi yang menenagainya. Dalam seri ini, movement otomatis El Primero 9004 yang sensasional memiliki dua escapement — satu bekerja pada 36.000 getaran per jam untuk ketepatan waktu reguler dan satu lagi pada 360.000 getaran per jam untuk mendukung fungsi chronograph yang mengukur waktu hingga 1/100 detik.
TUDOR Black Bay Ceramic Tudor Black Bay adalah jam tangan cakap untuk semua kalangan. Baik kolektor berpengalaman maupun pemula, Tudor berhasil membuat jam tangan olahraga trendi dan mewah menjadi terjangkau. Black Bay Ceramic melangkah lebih jauh lagi dengan sertifikasi Master Chronometer yang menempatkannya di antara seri jam tangan elit dengan tingkat presisi dan fitur anti-magnet terbaik — akurat hingga 0/+5 detik sehari dan tahan terhadap medan magnet hingga 15.000 gauss. Hal terbaik dari semuanya adalah dengan penawaran di Rp 69 jutaan, arloji ini berada di dalam kisaran harga yang tidak mengeliminasi terlalu banyak pencinta jam tangan.
37
IDENTITY
MELISSA KONG
Managing Editor CROWN Singapura
A. LANGE & SÖHNE Little Lange 1 Moon Phase Satu hal yang tidak dimiliki oleh penduduk kota adalah kesempatan untuk melihat langit malam bertabur bintang. Pemandangan menakjubkan itulah yang dimunculkan oleh A. Lange & Söhne Little Lange 1 Moon Phase. Elemen flux emas yang menghiasi bagian midnight blue dial, menghadirkan permainan warna serupa pelangi yang bersanding dengan bezel bertabur berlian. Seperti arloji Lange lainnya, mesin jam ini diberi sentuhan akhir dan dirakit dua kali untuk memastikan kesempurnaannya. Untuk model ini, movement yang dimaksud adalah Calibre L121.2 manual dengan komplikasi fase bulan yang tidak memerlukan penyesuaian selama 122,6 tahun. Jam tangan ini juga dilengkapi oleh dua barel mainspring untuk memberi Anda cadangan daya hingga tiga hari dalam keadaan terisi penuh.
38
CARTIER Cloche de Cartier Diluncurkan pertama kali pada tahun 1920-an sebagai pesanan khusus, Cloche de Cartier hadir kembali di tahun ini. Mungkin bagi yang sudah terbiasa dengan arloji simetris akan merasa case berbentuk lonceng terlihat aneh, namun nyatanya jam tangan ini melingkar pas di pergelangan tangan saya. Dimensi 37,15 mm x 28,75 mm merupakan ukuran kompatibel yang dapat menjadikannya opsi arloji uniseks. Didukung oleh Calibre 1917 MC buatan inhouse dari 2019, model ini tersedia dalam material platinum, emas merah muda, dan emas kuning yang masing-masing hanya tersedia sebanyak 100 buah saja. Favorit saya adalah versi emas kuning yang menyajikan kombinasi menawan dari keunikan, keanggunan, dan elemen nostalgia dalam satu paket.
TAG HEUER Monaco Titan Special Edition Sulit menemukan seri Monaco yang tidak saya sukai. Dari Calibre 11 orisinal hingga model Gulf, saya menyukai semuanya. Edisi spesial ini pun tentunya masuk ke dalam daftar favorit saya. Menyajikan impresi vintage dengan dial berwarna perak — suatu kelangkaan bagi seri Monaco — dengan sub-dial hitam, jam tangan ini ditempatkan dalam case titanium Grade 2 berukuran 39 mm. Saya juga menyukai sentuhan merah yang menjadi aksen warna cerah pada dial tanpa mengurangi tampilan minimalisnya secara keseluruhan. Terbatas hanya 500 buah, seri Monaco ini bernilai sangat tinggi di dalam daftar saya. Bahkan, saya pikir Steve McQueen pun juga akan menyukai model ini.
39
IDENTITY
LEONG WONG Editor CROWN Malaysia
BVLGARI Gerald Genta Arena Retrograde Disney Mickey Mouse Seperti kebanyakan anak-anak, saya tumbuh bersama Mickey Mouse dan sosok ikonik itu tetap menjadi salah satu karakter kartun favorit saya. Mendiang Gerald Genta pertama kali mengabadikan Mickey Mouse pada jam tangan retrograde yang unik di era 1980-an. Tahun ini, Bvlgari memutuskan untuk menghidupkan kembali desainnya. Serupa dengan beberapa dekade lalu, versi teranyar Mickey Mouse Retrograde Gerald Genta Arena benar-benar memesona. Tentu saja Mickey kembali menjadi pusat perhatian dengan animasi di bagian tangan yang mengacu ke menit retrograde, serta dilengkapi oleh tampilan jumping hours. Bagi saya, ini adalah komplikasi yang mampu mengekspresikan kecakapan teknis tanpa menghilangkan unsur kegembiraan yang patut diapresiasi.
40
ORIS Big Crown ProPilot Big Date Bronze Saya suka jam tangan Oris karena proposisi value-for-money mereka yang begitu setimpal. Big Crown ProPilot Big Date Bronze adalah pilihan saya untuk jam tangan mekanik tingkat pemula tahun ini: arloji bronze rupawan berdiameter 41 mm yang sarat akan gaya retro. Meskipun terjangkau, jam tangan ini tidak berhemat pada finishing dan kinerjanya. Case multi-bagian yang menaungi dial hitam pekat ini menampilkan bezel dan crown dengan motif menyerupai tepi koin, serta dilindungi oleh kristal safir non-reflektif berkubah ganda. Pada bagian dalam, terdapat Oris Calibre 751 berbasis Sellita yang menawarkan power reserve hingga 38 jam dengan rotor mesin merah khas Oris yang dapat dilihat dari caseback transparan.
GIRARD-PERREGAUX Laureato Absolute Light Bucherer Blue Ini merupakan jam tangan safir terbaik tahun ini. Edisi khusus yang dibuat lewat kolaborasi dengan perusahaan ritel mewah Bucherer, Laureato Absolute Light Bucherer Blue adalah karya menakjubkan dengan case yang sepenuhnya transparan dan skeletonised in-house movement otomatis Girard-Perregaux. Seperti edisi khusus Bucherer lainnya, jam tangan ini menampilkan aksen dan bridge PVD berwarna biru yang menambahkan keanggunan dan intensitas pada kreasi apik ini.
41
IDENTITY
VU NGOC DUNG Editor CROWN Vietnam
CHOPARD Happy Sport The First Ini adalah jam tangan ikonik yang tidak akan pernah kehilangan kemilaunya. Diperkenalkan pada tahun 1993, Chopard Happy Sport telah menciptakan sebuah dunia sendiri dengan konsep berlian yang menari bebas di permukaan dial jam tangan. Saya menyukai bagaimana koleksi Happy Sport The First yang terinspirasi oleh versi orisinalnya membawa kita kembali ke masa di mana jam ini pertama kali dirilis melalui berbagai elemen serupa yang diusungnya. Mulai dari case berdiameter 33 mm, dua pasang lugs panjang yang dilengkapi cabochon biru di masing-masing sisinya, hingga bagian crown yang juga dihiasi oleh cabochon biru. Model ini hadir dalam dua versi edisi terbatas — satu dengan berlian di bagian bezel (788 buah) dan tanpa berlian (1.993 buah). Pilihan saya jatuh pada yang terakhir karena elegansinya yang bersahaja.
42
FRANCK MULLER Vanguard Rose Franck Muller selalu memiliki bakat dalam menghasilkan karya yang dramatis — terutama untuk jam tangan wanita. Vanguard Rose nan memesona mengusung semua hal yang didambakan wanita dalam sebuah jam tangan. Terdapat taburan berlian pada case emasnya dan sebuah dial menawan yang menampilkan berbagai batu mulia dan motif mawar yang apik. Tingkat kesenian yang dipamerkan di sini pun luar biasa, mulai dari gem-setting dan enamelling, hingga movement unggul dengan skeletonised calibre yang menawarkan power reserve selama empat hari. Jam tangan ini merupakan pilihan tepat bagi wanita yang menghargai pembuatan jam tangan mekanis dan kepiawaian dekoratif.
LUMINOX ECO #Tide Mungkin ini bukan jam tangan feminin, tetapi saya tetap menempatkan ECO #Tide Luminox dalam daftar favorit saya tahun ini karena pesan kesadaran lingkungan yang diusungnya. Meskipun Luminox bukan satu-satunya brand penganut produksi jam tangan berkelanjutan, dengan ECO #Tide, Luminox memberi akses dengan label harga terjangkau. Case, bezel, dan temali arloji terbuat dari 100 persen plastik daur ulang yang berasal dari sampah lautan dan diolah dengan bantuan sejumlah ilmuwan dari Swiss. Selain itu, material plastik tersebut juga melibatkan peran para nelayan setempat yang dilatih dan dibayar untuk mengumpulkan dan memilah limbah plastik. Dengan ini, Luminox sekaligus memberdayakan ekonomi masyarakat lewat produksi yang berkelanjutan.
43
IDENTITY
YEAR IN REVIEW 2021 Mulai dari jam tangan warna hijau, hingga upaya ramah lingkungan oleh para brand horologi, berikut adalah kilas balik berbagai peristiwa signifikan yang terjadi di industri horologi tahun ini Alvin Wong
ECO-AHEAD Bertepatan dengan saat para pemimpin dunia mengambil langkah konkret untuk memerangi perubahan iklim, dunia horologi yang secara perlahan sudah mengimplementasi gerakan berkelanjutan pun meneruskan perubahan paradigma ini lebih lanjut lagi. Sejumlah brand besar kemudian turut andil dalam gelombang ini, tidak hanya melalui kampanye CSR strategis, tetapi juga dengan produksi jam tangan yang berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Panerai, Cartier, dan Ulysse Nardin adalah segelintir nama-nama besar yang ikut melansir jam tangan ramah lingkungan tahun ini, menampilkan model yang dikreasikan dengan berbagai jenis bahan daur ulang. Panerai Submersible eLab-ID yang dirangkai dengan klaim 100 persen bahan daur ulang menjadi salah satu yang paling menonjol. Fakta mengesankan lainnya adalah upaya Panerai dalam menginspirasi brand lain untuk mengeksplorasi kreasi jam tangan berkelanjutan melalui transparansi akan daftar kolaborator dan pemasok mereka secara terbuka. Tentu saja hal ini datang dengan tantangannya sendiri, seperti keraguan bahwa jam tangan ramah lingkungan adalah sesuatu yang benar-benar diinginkan konsumen. Tetapi kami tetap menaruh harapan bahwa gerakan positif ini akan menghasilkan momentum yang memiliki dampak besar untuk banyak pihak.
Cartier Tank Must dengan photovoltaic dial dan temali yang dibuat tanpa material hewani
Panerai Submersible eLab-ID terbuat dari 100 persen bahan daur ulang
45
IDENTITY
Baik kelas berat layaknya Audemars Piguet dan Patek Philippe, atau brand independen seperti Philippe Dufour (foto), pasar bekas pakai sukses meningkatkan permintaan secara signifikan
SECONDARY COMES FIRST Terlepas dari pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung di era ini, industri horologi terbukti berhasil mempertahankan kedudukan prominen mereka. Terlihat dari konsumsi jam tangan mewah bekas pakai dengan nilai pasar sebesar $21 miliar, berdasarkan laporan yang dilansir oleh Boston Consulting Group. Banyak faktor yang berkontribusi dalam lonjakan penjualan jam tangan bekas pakai, seperti kemunculan sejumlah penjual di platform daring, berkurangnya kapasitas produksi yang terpengaruh oleh pandemi Covid-19, hingga penawaran resmi dari sejumlah brand arloji untuk memenuhi permintaan pasar. Konsultan manajemen global McKinsey & Company memprediksi bahwa penjualan jam tangan bekas pakai dapat mencapai $30 miliar pada tahun 2025. Kami tidak akan terkejut jika jumlahnya jauh melebihi prediksi.
46
CAUTIOUS UPSWING Setelah kuartal pertama tahun 2021 yang datar, penjualan untuk jam tangan Swiss kembali meraih momentum selama kuartal kedua berkat permintaan dari pasar Tiongkok dan Amerika Serikat. Namun, hal ini juga berimbas pada penurunan ekspor jam tangan Swiss senilai 10,6 miliar Swiss Franc di semester pertama 2021 yang turun sebesar -0,5 persen dari pencapaian pada periode sama tahun 2019. Kabar baiknya, gelombang ini perlahan mulai mengalami kenaikan. Enam pasar teratas yang berkontribusi terhadap lonjakan ini adalah Tiongkok, Amerika Serikat, Hong Kong, Inggris, Jepang, dan Singapura dengan performa yang menawarkan optimisme bahwa hasil penjualan akan kembali pulih ke pendapatan sebelum pandemi Covid-19 berlangsung di awal tahun 2022 nanti.
47
IDENTITY
Longines Heritage Diver Bronze
Patek Philippe Nautilus Ref. 5711/1A
GREEN IT ON Hijau merupakan warna yang mendominasi tahun 2021. Tak ayal, sejumlah brand arloji secara serentak melansir koleksi dalam warna serupa yang dikemas dengan ragam palet berbeda. Apakah mereka memiliki konvensi tahunan rahasia untuk memilih warna yang mampu menaklukkan para pencinta jam? Atau mungkin, ada entitas tertentu yang memasok material berwarna serupa untuk kreator arloji? Melambungnya kehadiran jam tangan hijau merupakan suatu perjalanan penuh kejutan dan apresiasi yang akhirnya berujung pada penjualan. Sebelumnya, warna hijau bukanlah warna prominen yang kerap ditampilkan pada jam tangan, khususnya bagian dial, karena refleksi bayangan yang timbul cenderung sulit diposisikan dengan presisi. Namun seiring berjalannya waktu, para kreator berhasil menemukan formula untuk menciptakan jam tangan hijau yang memesona. Semua brand besar pun memproduksi setidaknya satu jam tangan hijau tahun ini. Patek Philippe Nautilus Ref. 5711/1A dengan sunburst dial hijau zaitun adalah salah satu kreasi paling menonjol dan mungkin yang paling populer di tahun 2021. Versi bekas pakai dari model tersebut berhasil dijual dengan harga $490.000 di ajang lelang Antiquorum, meningkat 150 kali lipat dari harga ritel senilai $32.500.
TAG Heuer Carrera Green Special Edition
Jaeger-LeCoultre Reverso Tribute Small Seconds
IWC Big Pilot’s Watch 43
Tank Must de Cartier
BACK FOR MORE Tidak mengherankan bahwa kebanyakan brand kembali mengeksplorasi desain lawas dari arsip masing-masing yang telah teruji popularitasnya. Interpretasi ulang dari karya ikonis dan inspirasi desain retro lagi-lagi mendominasi industri horologi di tahun 2021. Di antara rilisan yang paling menonjol tahun ini adalah model klasik, seperti jam tangan Rolex Explorer dan Explorer II teranyar, Tank Must de Cartier, Chopard Happy Sport The First, dan seri Big Pilot generasi baru dari IWC. Turut meramaikan kurasi nostalgia ini adalah kreasi bernuansa throwback yang dapat ditemukan pada arloji formal dan sporty layaknya koleksi PRX dari Tissot yang terinspirasi oleh era 1980-an, hingga Montblanc 1858 Chronograph yang menghadirkan desain lawas nan kental. Tentu saja, beberapa kolektor masih meratapi absennya estetika berani dan kecanggihan mekanik yang pernah berjaya di awal 2000-an. Tahun ini hanya segelintir brand saja yang unjuk gigi dengan kemahiran mekanisnya, seperti Jaeger-LeCoultre Reverso Hybris Mechanica Calibre 185 dengan empat dial dan 11 komplikasi, dan jam tangan saku unik dari Vacheron Constantin bernama Les Cabinotiers Westminster Sonnerie Tribute to Johannes Vermeer.
Chopard Happy Sport The First
Namun upaya mempertahankan autentisitas dalam menjangkau pasar yang lebih luas tanpa mengorbankan DNA brand dengan mengalah pada permintaan komersial adalah suatu hal yang mengesankan. Meski strategi yang dicanangkan dapat diprediksi, setidaknya jam tangan yang dilansir oleh kebanyakan brand tahun ini mengemban makna dan memuaskan para penggemar kreasi lawas nan populer.
49
IDENTITY
Klik di sini
GPHG 2021 Ulasan lengkap dari para peraih penghargaan prestisius dari Grand Prix d’Horlogerie de Genève tahun 2021 dan berbagai kejutannya Erika Tania
50
M
eski tidak setua Oscars di dunia perfilman, GPHG yang telah beroperasi sejak tahun 2001 memiliki level prestisius yang setara di industri horologi. Setahun sekali, tepatnya pada bulan November, lembaga ini menyelenggarakan upacara penghargaan bagi karya jam tangan terbaik dalam upaya memberikan apresiasi dan mempromosikan seni, tradisi, kemahiran, nilai, dan kultur watchmaking. Sejak tahun 2020, GPHG meluncurkan inisiatif bernama GPHG Academy yang beranggotakan 500 ahli di bidang watchmaking — sejarawan, jurnalis, kolektor, retailer, pakar desain, hingga konsultan — untuk berpartisipasi dalam memilih kandidat dan peraih penghargaan. Pada GPHG 2021, terdapat beberapa kejutan yang menjadikan perhelatannya menuai diskusi di kalangan pencinta horologi. Mulai dari kemenangan Bvlgari atas Aiguille d’Or Grand Prix yang menandai kali pertama bagi sebuah brand asal Italia meraih penghargaan tertinggi di GPHG, hingga apresiasi terhadap brand jam tangan Asia lewat kemenangan Grand Seiko asal Jepang di kategori Men’s Watch Prize — merupakan kemenangan kedua bagi sang brand setelah yang pertama di tahun 2014 — dan CIGA Design asal Tiongkok di kategori Challenge Watch Prize. Hal ini tentunya menjadi pertanda baik atas semakin terbukanya industri watchmaking Swiss yang dahulu dikenal kaku terhadap perkembangan horologi secara global. Lantas seperti apa para peraih penghargaan di tahun 2021? Simak daftar lengkapnya berikut ini.
51
IDENTITY
AIGUILLE D’OR GRAND PRIX Jam tangan terbaik di antara seluruh kategori dan yang paling mewakili industri jam tangan secara keseluruhan. Ini adalah penghargaan tertinggi dan paling prestisius dari GPHG. And the award goes to… Bvlgari Octo Finissimo mengemban status sebagai jam tangan perpetual calendar tertipis di dunia. Tidak kurang dari 408 komponen saling berinteraksi di dalam case ramping dengan ketebalan hanya 5,8 mm saja. Jam ini merupakan rekor dunia ke-7 bagi sang brand dalam ranah watchmaking mikro. Tak hanya tipis, jam ini juga sangat ringan berkat penggunaan material titanium pada case dan dial.
MEN’S WATCH PRIZE Jam tangan pria dengan fitur sederhana yang meliputi: jam, menit, detik, tanggal, power reserve, fase bulan klasik, dan dihiasi oleh gemsetting tidak lebih dari 5 karat. And the award goes to… Grand Seiko Hi-Beat 36000 80 Hours Calibre 9SA5 ditenagai oleh movement mutakhir yang berdetak pada 36.000 vibrasi per jam dengan tingkat akurasi mencapai +5/-3 detik per hari. Konstruksi dua barel mainspring menyumbang power reserve hingga 80 jam. Dari segi estetika, dial bertekstur yang menyerupai pepohonan betula pendula putih ini terinspirasi oleh sebuah hutan di bagian utara Jepang — dekat dari Studio Shizukuishi di mana seluruh jam tangan mekanis Grand Seiko diciptakan.
LADIES’ WATCH PRIZE Jam tangan wanita dengan fitur sederhana yang meliputi: jam, menit, detik, tanggal, power reserve, fase bulan klasik, dan dihiasi oleh gemsetting tidak lebih dari 8 karat. And the award goes to… Piaget Limelight Gala Precious Rainbow merupakan interpretasi ulang dari sebuah karya lawas rilisan tahun 1973. Dengan case bermaterialkan rose gold 18 karat, jam ini tampil mewah berkat taburan 37 safir (7,9 karat) dan lima tsavorit (0,91 karat) bertona menyerupai pelangi pada bezel hingga lugs. Bagian dial dan bracelet juga terbuat dari rose gold 18 karat yang diukir dengan dekorasi Palace.
52
ICONIC WATCH PRIZE Jam tangan pria atau wanita dari sebuah koleksi ikonis yang memiliki peran signifikan dalam sejarah watchmaking dan industri horologi selama lebih dari 20 tahun. And the award goes to… Audemars Piguet Royal Oak “Jumbo” Extra-Thin menandai kali pertama bagi koleksi ini dipresentasikan dengan case dan bracelet bermaterialkan platinum 950, serta sunburst dial warna hijau. Kedua pembaruan tersebut menyuguhkan paduan kontras nan apik dengan penanda jam dan jarum berpendar yang terbuat dari emas putih. Sesuai namanya, jam ini berkonstruksi ramping dengan ketebalan case 8,1 mm dan movement otomatis 3,05 mm yang dapat dilihat dari caseback transparannya.
LADIES’ COMPLICATION WATCH PRIZE Jam tangan wanita dengan fitur istimewa dalam ranah kreativitas dan kompleksitas mekanis. And the award goes to… Van Cleef & Arpels Lady Féerie Watch dengan tampilan menit retrograde berupa peri dan tongkat sihirnya. Sang peri bermaterialkan emas putih dengan bagian wajah bertabur berlian, gaun yang dihiasi oleh safir dan berlian, dan sayap terbuat dari kombinasi plique-à-jour dan grisaille enamel. Kian menawan, latar dial, awan yang diduduki peri, dan jendela jumping hour mengusung material mother-of-pearl.
MEN’S COMPLICATION WATCH PRIZE Jam tangan pria dengan fitur istimewa dalam ranah kreativitas dan kompleksitas mekanis. And the award goes to… MB&F LMX Titanium adalah iterasi istimewa untuk merayakan hari jadi ke-10 tahun bagi koleksi Legacy Machines. Seperti pendahulunya, jam ini menunjukkan kinerja mutakhir beberapa komponen movement pada bagian dial. Indikator power reserve vertikal pertama di dunia dari Legacy Machine No.1 juga dipertahankan, namun kini hadir dengan tampilan tiga dimensi dalam rupa setengah bulatan untuk mengindikasikan cadangan daya selama 168 jam melalui numeral dan huruf pada masing-masing sisi.
53
IDENTITY
CALENDAR AND ASTRONOMY WATCH PRIZE Jam tangan pria mekanis yang mengusung komplikasi kalender dan/atau astronomi. And the award goes to… Christiaan Van Der Klaauw CVDK Planetarium Eise Eisinga dipresentasikan sebagai planetarium heliocentric mekanis terkecil di dunia. Jam ini menampilkan orbit planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, dan Saturnus terhadap matahari secara real time, sembari menunjukkan menit, jam, tanggal, dan bulan. Performa jam ini didukung oleh movement dengan barel ganda yang menjanjikan power reserve hingga 96 jam.
TOURBILLON WATCH PRIZE Jam tangan mekanis dengan tourbillon yang meningkatkan performa nan presisi. And the award goes to… De Bethune DB Kind of Two Tourbillon menyuguhkan konstruksi unik di mana terdapat dua dial yang dapat diputar untuk dikenakan secara bergantian. Dial pertama mewakili desain modern dengan sebuah tourbillon 30-detik yang ditambatkan pada bridge berbentuk segitiga dan dial kedua mengusung tampilan tradisional dengan guilloché dial yang hanya menampilkan jam, menit, dan detik.
MECHANICAL EXCEPTION WATCH PRIZE Jam tangan pria dan/atau wanita yang mengusung mekanisme spesial, seperti tampilan inovatif atau canggih, otomat, fungsi akustik, movement yang digerakkan oleh sabuk, atau konsep horologi orisinal lainnya. And the award goes to… Piaget Altiplano Ultimate Automatic merupakan salah satu jam tangan otomatis paling tipis di dunia dengan ketebalan hanya 4,3 mm saja. Hal tersebut dapat dicapai berkat konstruksi movement dan case yang menjadi satu. Diperlukan waktu tiga tahun untuk mengembangkan jam tangan dengan case emas putih 18 karat dan aksen biru khas Piaget ini. Posisi bridge yang berada di atas jarum jam dan menit menghindari kristal pelindung dial menghentikan kinerjanya apabila tidak sengaja tertekan — desain ini telah dipatenkan oleh Piaget.
54
JEWELLERY WATCH PRIZE Jam tangan yang mendemonstrasikan kemahiran luar biasa atas seni perhiasan dan gemsetting, serta mengusung pilihan permata yang distingtif. And the award goes to… Chopard Flower Power merupakan bagian dari koleksi Red Carpet 2021 yang hanya diproduksi satu buah saja untuk setiap modelnya. Case dan bracelet bermaterialkan emas putih etis, serta mother-of-pearl dial pada jam ini tampil glamor dengan taburan permata berharga senilai 30 karat. Didukung oleh keahlian istimewa para artisannya, Chopard menghiasi jam ini dengan safir merah muda dan berlian berpotongan pir maupun brilian dengan teknik gemsetting nan presisi.
DIVER’S WATCH PRIZE Jam tangan yang memiliki asosiasi dengan dunia selam, serta didukung oleh fungsi, material, dan desain untuk aktivitas menyelam.
CHRONOGRAPH WATCH PRIZE Jam tangan mekanis dengan setidaknya satu indikasi chronograph.
And the award goes to… Louis Vuitton Tambour Street Diver hadir sebagai iterasi sporty dari koleksi Tambour andalan sang brand. Tak sekadar berdesain stylish, jam ini juga mengusung fitur-fitur mumpuni untuk mendukung aktivitas menyelam, seperti screw-down crown, ketahanan air hingga kedalaman 100 meter, lapisan Super-LumiNova pada elemenelemen dial untuk keterbacaan di bawah air, dan skala menyelam pada rotating bezel internal nan unik yang dapat diputar menggunakan crown pada posisi pukul 1.30.
And the award goes to… Zenith Chronomaster Sport merupakan versi modern dari chronograph pertama karya Zenith di tahun 1960-an yang ditenagai oleh movement ikonis, El Primero, berfrekuensi tinggi dengan 36.000 vibrasi per jam. Pada model baru ini, Zenith menggunakan El Primero 3600 dengan performa dan tingkat presisi kian mutakhir yang dapat mengukur dan menampilkan waktu berlalu hingga sepersepuluh detik melalui ukiran pada bezel bermaterialkan keramik hitamnya.
55
IDENTITY
ARTISTIC CRAFTS WATCH PRIZE Jam tangan yang mendemonstrasikan kemahiran luar biasa atas satu atau beberapa teknik artistik, seperti enamelling, lacquering, engraving, guilloché, skeleton-working, dan lain-lain. And the award goes to… MB&F LM SE Eddy Jaquet ‘Around the World in Eighty Days’ menyuguhkan dial indah nan rumit yang diukir oleh ahli engraver, Eddy Jaquet. Imaji yang diukir pada pelat dial jam ini terinspirasi oleh novel bergenre fiksi sains karya Jules Verne di mana Eddy membuat sketsanya sendiri berdasarkan adegan-adegan penting dari cerita tersebut. Jam tangan mekanis manual dengan power reserve 72 jam ini hanya tersedia satu unit saja.
CHALLENGE WATCH PRIZE Jam tangan dengan harga ritel di bawah CHF 4.000 (sekitar di bawah Rp 60 juta-an). And the award goes to… CIGA Design Blue Planet yang diproduksi secara terbatas hanya 50 buah saja ini terinspirasi dari pandemi Covid-19 di mana sang brand berfokus pada gagasan untuk melindungi bumi. Dengan sebuah movement mekanis baru, jam ini menginformasikan waktu secara unik di mana jarum berupa simbol marinir di atas ukiran bumi menunjuk pada cincin jam statis dan cincin menit yang juga dapat berputar.
INNOVATION PRIZE Jam tangan yang menawarkan visi inovatif dalam hal pengukuran waktu (dari segi teknis, desain, material, dan lain-lain) dan membuka jalur bagi pengembangan seni watchmaking. And the award goes to… Bernhard Lederer Central Impulse Chronometer dikembangkan selama 10 tahun sebelum akhirnya dirilis. Hasilnya? Double-wheel escapement berperforma tinggi yang digerakkan oleh dua gear train independen dengan barel dan constant force-nya masing-masing. Konstruksi movement rumit nan inovatif tersebut menyajikan regulasi energi yang sangat efisien, sehingga Calibre 9012 memperoleh sertifikat kronometer dari Besançon Observatory dan COSC.
56
“PETITE AIGUILLE” PRIZE Jam tangan dengan harga ritel di antara CHF 4.000 10.000 (sekitar Rp 60 - 150 juta-an). And the award goes to… Tudor Black Bay Ceramic ialah penawaran jam tangan buatan Swiss yang paling tak boleh dilewatkan dari tahun 2021. Dengan harga yang relatif terjangkau, jam tangan 41 mm bermaterialkan keramik hitam matt ini mengemban sertifikat COSC dan Master Chronometer nan prestisius dari METAS yang menjamin performa berkualitas dari segi chronometry dan ketahanan terhadap medan magnet, serta didukung oleh garansi selama lima tahun.
HOROLOGICAL REVELATION PRIZE Jam tangan karya brand berusia muda — kurang dari 10 tahun sejak model pertamanya dirilis. And the award goes to… Furlan Marri MR. Grey Ref. 1041-A adalah buah karya dari dua pencinta jam tangan muda yang mendirikan perusahaannya setahun lalu. Memperoleh crowdfunding kurang dari satu menit, Furlan Marri berhasil menyelesaikan kreasi perdananya berupa jam tangan chronograph klasik berharga terjangkau yang ditenagai oleh Seiko VK64 — hybrid meca-quartz movement dengan modul mekanis.
AUDACITY PRIZE Jam tangan yang berani melawan arus dengan pendekatan yang unik terhadap watchmaking. And the award goes to… Louis Vuitton Tambour Carpe Diem adalah manifestasi sang brand untuk mempersembahkan versi abad ke-21 dari jacquemart. Berkat calibre LV 525 nan mutakhir, jam ini menyuguhkan pertunjukkan istimewa di mana Anda dapat membaca waktu sesuai permintaan dengan menekan tombol berbentuk ular di sisi kanan case kemudian kepala ular akan menyingkap jam, ekor ular akan menunjukkan menit, mulut tengkorak akan memperlihatkan frasa ‘CARPE DIEM’, serta terdapat jam pasir yang mengindikasikan power reserve 100 jam.
57
IDENTITY
TAKING FLIGHT Keistimewaan interpretasi ulang flying tourbillon otomatis pertama dari koleksi Chopard L.U.C yang dirilis dalam rangka hari jadi ke-25 sang manufaktur Alvin Wong
Klik di sini
58
P
ernahkah Anda mendapati diri mempertanyakan kesuksesan seseorang yang masih berusia muda? Jujur saja, kami pernah melakukannya. Terkadang, kami melihat seorang entrepreneur multitalenta berusia 25 tahun atau seorang atlet berstatus miliarder dengan penuh takjub, kemudian muncul pertanyaan: “Apa yang kita lakukan saat seusia mereka?” Sama halnya dengan industri horologi. Kami rasa perusahaan jam tangan, lama maupun baru, yang melirik Chopard L.U.C dengan penuh kekaguman terhadap pencapaian sang perusahaan dalam kurun waktu 25 tahun saja — terhitung masih embrio di dalam bisnis horologi yang telah berusia ratusan tahun. Dalam waktu singkat sejak perilisannya, Chopard L.U.C telah memperkenalkan 11 in-house movement. Beberapa di antaranya dipersenjatai oleh terobosan inovatif yang hadir sebagai ragam model ultra-canggih, contohnya L.U.C Full Strike, jam tangan minute repeater pertama di dunia yang menggunakan gong bermaterialkan kristal safir. Jam tersebut memenangkan penghargaan tertinggi di ajang Grand Prix d’Horlogerie de Genève nan prestisius di tahun 2017. Di waktu yang sama, Chopard menjadi sebuah manufaktur yang semakin mumpuni setelah menambah departemen penelitian dan pengembangan (Chopard Technologies) dan sebuah pabrik terpisah untuk memproduksi movement secara mandiri. Faktanya, bila Anda tidak mengetahui latar belakang Chopard, bisa jadi Anda mengira bahwa Chopard L.U.C adalah mahakarya tradisional watchmaking Swiss dengan sejarah berusia ratusan tahun.
59
IDENTITY
FLYING DEBUT Merayakan hari jadinya yang ke-25 tahun dengan megah, Chopard L.U.C merilis sejumlah model istimewa yang menunjukkan ruang lingkup dan kedalaman dari kemahiran teknis, kecermatan craftsmanship, dan standar tinggi sang perusahaan yang telah disertifikasi oleh Geneva Seal. Salah satu karya dalam jajaran jam peringatan nan spesial tersebut adalah L.U.C Flying T Twin, sebuah interpretasi sarat seni dari jam tangan flying tourbillon pertama Chopard yang dirilis pada tahun 2019. Pada debutnya, Calibre L.U.C 96.24-L yang menenagai flying tourbillon otomatis merupakan pencapaian teknis baru bagi Chopard L.U.C. Tak hanya karena sang brand belum pernah menyuguhkan komplikasi tersebut sebelumnya, pencapaian yang dimaksud juga tercermin dari kecanggihan beberapa fitur yang terdapat di dalam movement. Di pusat jantung jam tangan ini terdapat flying tourbillon dengan visual yang lebih rupawan dibandingkan tourbillon tradisional. Alih-alih bergantung pada bridge atas, sang flying tourbillon pada jam ini justru tersemat hanya pada bridge bawah. Menariknya, konstruksi tersebut memberikan impresi bahwa sangkar tourbillon berputar sembari melayang di udara — inilah asal kata ‘flying’ dari namanya. Di saat yang sama, sang movement memiliki kualitas superlatif nan distingtif, seperti ukuran ultratipis (berukuran 3,30 mm, calibre ini tetap mengemban status sebagai salah satu flying tourbillon movement tertipis di dunia), teknologi barel kembar tumpuk berpaten milik Chopard yang menjamin power reserve hingga 65 jam, serta sertifikat COSC dan Geneva Seal yang menjanjikan presisi dan kualitas paling prima.
yang muncul melalui jalur menit dan logo brand menjadikan jam edisi peringatan ini tampil lebih kontemporer, berbanding terbalik dengan model orisinal yang terlihat lebih megah dengan emas merah muda dan dial abu-abu.
Dikemas dalam dominasi warna biru laut, L.U.C Flying T Twin menyajikan penampilan yang sedikit lebih muda, sembari memancarkan penyempurnaan karakter. Seperti pendahulunya, varian baru ini hadir dalam case 40 mm dan menyuguhkan dial sarat dekorasi dengan guilloché emas madu — mengacu kepada simbol sarang lebah milik sang manufaktur — yang diukir menggunakan tangan pada bagian tengah. Beberapa pembaruan yang membedakannya dengan model orisinal adalah bagian case bermaterialkan emas putih etis dan galvanic treatment pada dial dengan kilauan yang mengaksentuasi dekorasi serta penanda emas putih. Selain itu, estetika kontras
Terbatas hanya sebanyak 50 unit saja, L.U.C Flying T Twin adalah tambahan menakjubkan pada penawaran penuh selebrasi dari sang manufaktur di tahun ini. Berada di dalam jajaran yang meliputi L.U.C Quattro Spirit 25 yang merupakan jam tangan in-house jumping hour pertama bagi sang brand dan jam tiga jarum bermaterialkan baja bernama L.U.C QF Jubilee yang tampil muda dan penuh gaya, L.U.C Flying T Twin menyuguhkan komplikasi klasik yang mengekspresikan jiwa tua sang manufaktur secara elegan, cool, dan modern.
60
JAJARAN JAM CHOPARD L.U.C EDISI PERINGATAN MENUNJUKKAN RUANG LINGKUP DAN KEDALAMAN DARI KEMAHIRAN TEKNIS, KECERMATAN CRAFTSMANSHIP, DAN STANDAR TINGGI SANG MANUFAKTUR
IDENTITY
Klik di sini
62
HISTORIC VICTORY Max Verstappen dan TAG Heuer kembali mengukir sejarah dunia balap dengan kemenangan historis dan sebuah karya horologi bernuansa otomotif Arinta Wirasto
R
asanya sulit untuk memisahkan kemenangan Max Verstappen di kompetisi Formula 1 Drivers’ World Champion dari TAG Heuer sebagai mitra dari Red Bull Racing Honda sejak 2016 silam yang menaungi pembalap asal Belanda ini. Kemenangan konsekutif ke-10 kalinya pun berhasil dicapai saat Max mengungguli Lewis Hamilton yang mewakili Mercedes Benz di Abu Dhabi dan mengantarkannya pada peringkat pertama kejuaraan ini. “Sebagai mitra membanggakan dari Red Bull Racing Honda, TAG Heuer mengucapkan selamat kepada Max Verstappen dan semua tim yang terlibat pada pencapaian spektakuler ini. Kami juga gembira ketika mengetahui TAG Heuer Monaco yang kami berikan kepada Max beberapa bulan lalu kembali membawa keberuntungan untuknya dan bahwa ‘lucky charm’ ini telah membantunya untuk meraih kemenangan pada sesi kejuaraan hari ini”, tutur Frédéric Arnault, CEO dari TAG Heuer.
63
IDENTITY
TAG Heuer Red Bull Racing Formula One Team Special Edition
TAG Heuer Monaco Titan Special Edition
Max Verstappen merayakan kemenangannya bersama tim sembari mengenakan jam tangan TAG Heuer Monaco Titan Special Edition
64
Salah satu momen vital yang paling disorot dalam perjalanan karier Max adalah prestasi di kejuaraan Monaco Grand Prix sebelum ajang Drivers World Championship. Tak ayal, TAG Heuer kemudian mempersembahkan Max dengan TAG Heuer Monaco Titan Special Edition. Disebutsebut sebagai lucky charm yang mengantarkan pembalap Red Bull Racing Honda ini menuju kemenangan, jam tangan ikonis yang hadir dengan berbagai fitur prominen tersebut tak terpisahkan dari pergelangan tangan Max Verstappen sejak diberikan untuk pertama kalinya. Jika Anda seorang penggemar karya sinematik sekaligus horologi, pasti Anda pernah melihat jam tangan chronograph ini digunakan oleh aktor Steve McQueen dalam film Le Mans (1971).
pionir arloji di ranah otomotif, namun kini sang brand memilih koleksi TAG Heuer Formula 1 sebagai kanvasnya. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1987, koleksi TAG Heuer Formula 1 identik dengan desainnya yang berani, serta elemen dan fungsi yang terinspirasi oleh kompetisi balap nan prestisius tersebut. Tak hanya menjadi favorit para penggemar Formula 1, jajaran jam tangan dalam koleksi tersebut juga diandalkan oleh para pembalap profesional saat melaju kencang berkat keunggulan teknisnya. Kolaborasi TAG Heuer dengan Red Bull Racing tahun ini menghasilkan sebuah karya istimewa bertajuk Red Bull Racing Formula One Team Special Edition. Terinspirasi oleh warna dari mobil Red Bull Racing RB15B yang disingkap di Spanyol pada tahun 2020 lalu, jam tangan ini ditawarkan dalam kombinasi palet biru tua dan merah yang berpadu serasi dengan case baja yang menampilkan imaji logo Red Bull Racing di atas motif kotak-kotak pada bagian belakang. Case berdiameter 43 mm pada jam tangan ini disempurnakan oleh kehadiran bezel aluminium warna biru yang menampilkan skala tachymeter.
RED BULL RACING FORMULA ONE TEAM SPECIAL EDITION MERUPAKAN ASPIRASI SEMPURNA BAGI PENGEJAR ADRENALIN DI LAJU BALAP MAUPUN PENGGEMAR FORMULA ONE YANG PENUH GAYA
Tidak hanya mengukuhkan nama sebagai simbol olahraga motor racing, TAG Heuer Monaco Chronograph juga hadir sebagai bentuk apresiasi terhadap kompetisi Formula 1 prestisius tersebut. Lini Monaco dari TAG Heuer memang sudah tidak diragukan lagi keterampilannya. Jam tangan ikonis yang lahir untuk pertama kalinya di tahun 1969 ini seolah menjadi proyeksi sempurna dari jargon “Don’t Crack Under Pressure” milik produsen arloji dari Swiss tersebut. Pasalnya, TAG Heuer Monaco Titan Special Edition tidak hanya membanggakan inkorporasi fitur teknis unggul, tetapi juga mengusung case titanium ringan namun kokoh yang sengaja dirancang dengan kedinamisan sempurna untuk pembalap setingkat Max Verstappen.
Selain permainan warna, inspirasi mobil balap juga dapat ditemukan pada bagian dial yang komposisinya terilhami oleh kokpit mobil. Dengan quartz movement berpresisi tinggi, jam tangan ini menyuguhkan fungsi chronograph nan akurat yang terdiri dari indikator penghitung 1/10 detik, dan per 30 menit. Selain itu fitur tahan air untuk kedalaman 200 m pun turut diimplementasikan untuk menekankan unsur petualang yang ada pada jam tangan yang hadir sebagai edisi terbatas ini.
FOR THE FAST LANE Menyusul kesuksesan Monaco edisi spesial, TAG Heuer kembali hadir dengan kreasi anyar yang merayakan substansi mereka sebagai salah satu
65
IDENTITY
Klik di sini
DOUBLE DUTY Patek Philippe memperluas jajaran seri chronograph mereka dengan komplikasi perpetual calendar, annual calendar, dan world time Alvin Wong
M
seconds chronograph movement tertipis di dunia pada masanya. Kemudian secara berurutan, Patek kembali memperkenalkan dua chronograph movement terbaru bertitel Calibre CH 28-520 di tahun 2006 dengan fitur flyback dan vertical clutch system, dan Calibre CH 29-535 PS di tahun 2009 yang memiliki toothed-wheel horizontal clutch system dengan enam inovasi yang sudah dipatenkan. Bersama-sama, ketiganya menjadi fondasi untuk lebih dari 20 model jam tangan chronograph dalam lini modern Patek, di antaranya adalah tiga kreasi baru yang dijamin akan menimbulkan daftar tunggu nan panjang.
eski komplikasi chronograph telah menjadi bagian integral dari Patek Philippe yang acapkali diaplikasikan dalam sejumlah model paling legendaris terdahulu maupun sekarang, kenyataannya, brand tersebut tidak memiliki chronograph movement mereka sendiri hingga tahun 2005.
Patek memang sudah menggunakan calibre berbasis Lemania sebelum akhirnya memperkenalkan Calibre 27-525 di tahun 2005 sebagai chronograph movement pertama mereka yang merupakan split-
66
THE GILDED CLASSIC
Ref. 5204R-011 Split-seconds chronograph dan perpetual calendar Jika Anda familiar dengan seluk beluk komplikasi tingkat tinggi Patek Philippe, Anda pasti tahu bahwa Ref. 5204 adalah model sakral yang selalu dicari. Penampilan dial dengan simetri nan presisi dalam menunjukkan fitur chronograph dan perpetual calendar, nuansa klasik yang dipancarkan oleh sang jam, dan tentunya movement Calibre CHR 29-535 dengan arsitektur column-wheel ganda, serta tujuh paten penggerak chronograph, semuanya hadir kembali untuk menegaskan mengapa jam ini patut masuk ke daftar referensi paling prominen dari Patek. Ref. 5204R-011 dengan case bermaterialkan emas merah muda dan dial berwarna abu-abu ini menjadi model yang mengusung material emas merah muda ketiga dalam koleksi ini. Sebelumnya, emas merah muda juga dapat ditemukan pada Ref. 5204R-001 dengan opaline dial perak dan Ref. 5204/1R dengan opaline ebony dial warna hitam dengan bracelet Goutte yang juga terbuat dari emas merah muda.
67
IDENTITY
THE STEEL SHOW-STOPPER
Ref. 5905/1A-001 Self-winding flyback chronograph dengan annual calendar Bisa dibilang bahwa Patek menginjeksikan desain Nautilus ke dalam Ref. 5905/1A-001. Untuk konteks Anda, Patek mengumumkan bahwa mereka menghentikan produksi Nautilus Ref. 5711 di tahun 2021. Kemudian, mereka mengucapkan selamat tinggal dengan merilis satu model terakhir, yaitu Ref. 5711/1A — versi serupa, hanya saja dilengkapi oleh sunburst dial warna zaitun yang menjadikannya semakin diminati. Di sisi lain, terdapat Ref. 5905/1A-001 yang dilansir dengan fungsi annual calendar dan flyback chronograph di tahun 2015 dan hanya tersedia dalam material platinum dan emas merah muda. Kini hadir dalam balutan baja (sebuah kelangkaan bagi produk Patek) dan dial zaitun serupa, Ref. 5905/1A-001 dijamin akan memalingkan perhatian kolektor yang menangisi kepergian Nautilus Ref. 5711.
68
THE FIRST-CLASS TREAT
Ref. 5905/1A-001 Self-winding flyback chronograph dengan annual calendar Jam tangan berwarna hijau memang tengah berada di puncak popularitas. Versi Patek hadir dalam tona hijau zamrud nan berkelas seperti yang terlihat pada dial Ref. 5930P-001, sebuah kreasi brilian dan sarat seni yang menampilkan ukiran tangan bermotif guilloché sirkuler. Jam tangan ini terinspirasi oleh salah satu karya Patek paling signifikan, Reference 5930, yang yang memadukan self-winding flyback chronograph dan tampilan world time untuk pertama kalinya. Case platinum dari jam ini menunjang visual dial beserta berbagai fiturnya, seperti world time yang menampilkan 24 kota dengan jarum dauphine, serta chronograph tersembunyi dengan lingkaran penghitung 30 menit pada posisi pukul 6 dengan jarum chronograph sentral. Sarat akan kecerdasan mekanis berkat Calibre CH 28-250 HU otomatis dengan 343 komponen, jam tangan ini disuguhkan dalam diameter 39,5 mm yang elegan. Model ini pun menjadi tambahan karismatik dari versi berbalut emas putih dengan dial biru yang diperkenalkan pada tahun 2016 silam.
69
CRAFT
Klik di sini
Seamaster 300 Bronze Gold
FRESH FROM THE PAST Referensi desain lawas, konstruksi lebih ramping, dan material eksklusif menjadi resep Omega untuk sesi menyelam yang presisi dan penuh gaya bersama Seamaster 300 terbaru Erika Tania
M
eski di zaman modern ini kebanyakan jam tangan sport digunakan sebagai pelengkap penampilan, perlu diketahui bahwa kategori jam ini memiliki kekayaan sejarah yang sarat cerita dalam perkembangannya. Selain terlibat sejak dini dalam ragam acara kompetisi olahraga sebagai sponsor, jam tangan sport juga memainkan peranan penting dalam era keemasan eksplorasi dan penjelajahan dunia pasca Perang Dunia II yang dilakukan oleh para profesional. Berbagai kontribusi tersebut kemudian menghasilkan fitur-fitur canggih yang menjadi standar pada jam tangan sport masa kini. Seperti halnya Omega yang telah terlibat di tidak kurang dari 28 penyelenggaraan ajang olahraga prestisius, Olimpiade, serta ragam kompetisi independen lain untuk pelayaran maupun golf. Dalam ranah eksplorasi dunia, Omega memperkenalkan koleksi jam tangan bertajuk “Professional Trilogy” di tahun 1957 yang terdiri dari jam Speedmaster, Railmaster, dan Seamaster 300 yang sontak menjadi andalan para profesional pada masanya. TAG Heuer Carrera “Tête de Vipère”
Chronograph Tourbillon Chronometer
71
IDENTITY
kulit warna cokelat. Khusus untuk model istimewa ini, Omega mengkreasikan cincin bezel dalam material keramik cokelat senada dengan skala selam berlapiskan Super-LumiNova berwarna vintage. Selain itu, sang brand juga memanfaatkan logam perunggu biasa untuk bagian dial yang menghadirkan kontras memikat saat bersanding dengan case Bronze Gold dan bezel keramik cokelat. Di tengah meledaknya tren jam tangan bernuansa lawas, Seamaster 300 Bronze Gold tentunya menjadi penawaran yang sayang bila dilewatkan.
Perilisan tersebut sekaligus menandai kali pertama bagi Omega dalam menghadirkan jam tangan selam profesional dengan sistem kedap air bertekanan tinggi yang inovatif. Di tahun 2021, Omega menyuguhkan tiga model terbaru untuk Seamaster 300 dengan konstruksi lebih ramping, desain lawas nan memikat, serta sertifikat Master Chronometer yang menjamin keunggulan mekanismenya.
EXCLUSIVE ALLOY Sebelum menyelami secara detail setiap pembaruan pada model teranyar Seamaster 300, kami ingin mengapresiasi terlebih dahulu satu model istimewa yang terbuat dari Bronze Gold nan eksklusif. Bukanlah hal baru bagi Omega dalam memformulasikan logam berpaten secara independen yang membuat kreasinya berbeda dibandingkan penawaran dari brand lain.
ENHANCED ELEMENTS Selain model bermaterialkan Bronze Gold, Seamaster 300 terbaru juga hadir dalam dua model lain yang bermaterialkan stainless steel. Bila model pertama mengusung kombinasi dial dan bezel warna biru dengan stainless steel bracelet, model kedua tampil lebih elegan dengan perpaduan dial dan bezel hitam dengan temali kulit warna cokelat. Dibandingkan dengan pendahulunya, Seamaster 300 model terbaru kini mengusung konstruksi lebih ramping nan ergonomis.
Pada tahun 2012, sang brand memperkenalkan emas Sedna™ 18 karat yang merupakan emas merah muda dengan rona lebih kemerahan. Kemudian emas putih 18 karat yang dijamin lebih cemerlang dengan kilauan tahan lama bernama Canopus™ dirilis pada tahun 2015. Terinspirasi oleh sinar bulan, Omega mengkreasikan emas kuning dengan rona lebih pucat bernama Moonshine™ pada tahun 2019.
Siluet bezel dan polished-brushed clasp pada versi bracelet diperbarui dengan tampilan lebih tipis. Selain itu, cincin di antara bezel dan dial kini lebih ramping sehingga diameter dial menjadi lebih besar. Bila sebelumnya hanya 29,5 mm, Seamaster 300 terbaru menyuguhkan bukaan dial sebesar 30,4 mm yang tentunya meningkatkan keterbacaan. Penggunaan kristal safir bersiluet kubah sebagai pelindung dial dan crown berbentuk kerucut pun turut berkontribusi dalam kerampingan jam anyar ini.
Untuk model terbaru dari Seamaster 300, Omega kembali mengerahkan kepiawaiannya dalam olah material dan kali ini menghasilkan sebuah logam anyar bernama Bronze Gold (hak paten masih dalam proses). Selaras dengan jam tangan selam yang menjadi kanvas bagi Omega, perunggu memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan eksplorasi kelautan di mana material ini banyak digunakan pada baling-baling kapal maupun helm selam. Dalam mengkreasikan perunggu eksklusif ini, Omega turut terinspirasi oleh Corinthian Bronze yang tercatat sebagai logam mulia bagi kreasi patung maupun vas dalam sejarah Yunani kuno.
Namun pembaruan yang paling nyata tampak pada desain dial di mana Omega mengadaptasi konsep sandwich. Terdiri dari dua pelat — pelat basis yang dilapisi oleh SuperLumiNova dan pelat kedua yang ditumpuk di atas basis dengan potongan pada bagian indeks jam, bagian dial menampilkan estetika karismatik yang turut disempurnakan dengan numeral Arab sebagai referensi terhadap model jam tangan Seamaster 300 rilisan tahun 1960-an. Pada model bermaterialkan stainless steel, terdapat jarum detik sentral dengan ujung berbentuk lolipop — ciri khas pada jam Seamaster terdahulu — yang dilapisi oleh SuperLumiNova.
Terbuat dari kombinasi perunggu dengan 37,5 persen emas (senilai 9 karat), paladium, dan perak, Bronze Gold menyuguhkan warna merah muda nan unik yang diilustrasikan sebagai gabungan dari emas Moonshine™ dan Sedna™ miliknya. Berkat komposisinya yang distingtif, perunggu eksklusif ini dapat dikenakan langsung di permukaan kulit tanpa khawatir menyebabkan alergi, serta tahan terhadap korosi dan tidak akan menimbulkan verdigris (karat kehijauan pada permukaan tembaga). Dengan kata lain, Bronze Gold akan menghadirkan patina natural yang bertahan lebih lama.
Ditenagai oleh Omega Co-Axial Master Chronometer Calibre 8912, ketiga model baru Seamaster 300 memiliki power reserve hingga 60 jam. Tentu saja, seperti kreasi jam tangan Omega anyar lainnya, ketiga jam tangan yang tahan air hingga kedalaman 300 meter ini mengemban sertifikat Master Chronometer dari Swiss Federal Institute of Metrology yang menjamin tingkat presisi, performa, dan ketahanan terhadap magnetis dengan standar tertinggi.
Pada Seamaster 300, Bronze Gold digunakan sebagai material bagi seluruh bagian case dan buckle pada temali
72
Seamaster 300 dengan stainless steel case dan temali kulit
Seamaster 300 dengan case dan bracelet bermaterialkan stainless steel
Seamaster 300 model terbaru mengusung konstruksi lebih ramping
73
NO CHILD’S PLAY Gerald Genta Arena Retrograde ‘Mickey Mouse’ dari Bvlgari menjadi satu-satunya jam tangan dengan inspirasi throwback yang Anda butuhkan tahun ini Alvin Wong
M
ungkin Anda ingat, salah satu merger industri jam tangan modern yang paling mencengangkan terjadi di awal tahun 2000an, ketika Bvlgari Group mengakuisisi dua brand yang terhitung niche dalam industri jam tangan, yaitu Daniel Roth dan Gerald Genta. Pengagum dua brand ini kemudian dibiarkan bertanya-tanya jika Bvlgari, yang terfokus pada adikarya perhiasan, dapat menyesuaikan visi mereka dengan kedua brand tersebut sekaligus meneruskan riwayat yang diwariskan oleh para pendahulunya. Masing-masing brand didirikan oleh kreator jam tangan ahli dan paling dihormati di ranah arloji kontemporer, Daniel Roth dan Gerald Genta. Sebelum akuisisi, Daniel dan Gerald pun telah memiliki pengikut setia yang dengan sukacita merayakan arloji ikonik kreasi mereka.
Beberapa tahun pasca akuisisi, Bvlgari mengadaptasi estetika dan teknis andalan dari kedua brand tersebut dan menavigasikan pengembangannya dengan hasil yang menakjubkan. Selain merilis kreasi-kreasi yang menyandang nama Bvlgari-Daniel Roth dan BvlgariGerald Genta, Bvlgari juga menghadirkan kreasi berkomplikasi tinggi, seperti jam tangan berdenting dan tampilan retrograde yang tentunya terilhami oleh dua brand yang diakuisisinya tersebut.
Klik di sini
75
dekade setelah dirilis pertama kalinya, kehadiran versi terbaru jam Gerald Genta Mickey Mouse menunjukkan bahwa karakter dan konsep ini tidak kehilangan daya tariknya. Hal ini terlihat dari banyaknya jam tangan bertema Mickey Mouse di luar sana, mulai dari Swatch yang artistik hingga temali yang diadaptasi secara digital oleh Apple Watch. Versi Mickey Mouse dari Gerald Genta dengan jarum retrograde adalah ikon tersendiri, sebuah kombinasi menawan dari lincahnya sifat kekanak-kanakan dan kerumitan teknis yang istimewa.
Bisa dibilang, Bvlgari bersikap adil dengan tidak hanya memanfaatkan kekayaan horologi dari kedua brand tersebut, namun juga merayakannya dengan sejumlah rilisan baru. Sebagai contoh, asosiasi Gerald Genta menikmati momentum ini ketika Bvlgari memperingati ulang tahun ke-50 mereka di tahun 2019 lewat peluncuran Arena Bi-retro edisi terbatas, sebuah rejuvenasi dari jam tangan Gerald Genta yang terkenal dengan retrograde minute platinumnya. Melihat antusiasme para pencinta jam akan seri tersebut, Blvgari kemudian memutuskan untuk menghidupkan kembali Gerald Genta sebagai brand independen di bawah naungan perusahaan Italia tersebut. Lantas, apakah cara terbaik untuk merayakan keputusan ini? Tidak lain adalah dengan merilis ulang Arena Retrograde Mickey Mouse — seri klasik paling dicintai dari Gerald Genta.
LEGENDARY CHARACTERS
Bvlgari Arena Retrograde ‘Mickey Mouse’ menggambarkan karakter ini dengan elemen selebrasi, terlihat dari mata tertutup dan senyum lebar sang karakter, jarum retrograde yang melintasi busur atas dial sebagai penunjuk menit, serta jendela jumping hour yang diposisikan pada pukul 4 di akhir tampilan menit. Bermaterialkan titanium yang dipoles dan dipadu dengan temali merah mencolok, serta sarung tangan dan kostum klasik berwarna merah, dan kuning, Mickey mampu memercikkan kegembiraan pada pergelangan tangan sang pemakai.
SEKIAN DEKADE KEMUDIAN, MICKEY MOUSE GERALD GENTA TIDAK KEHILANGAN DAYA TARIKNYA
Mendiang desainer arloji legendaris — yang juga merupakan sosok penting di balik kreasi ikonik seperti Royal Oak dan Nautilus — memperkenalkan seri jam tangan yang terinspirasi oleh karakter kartun Disney untuk pertama kalinya di tahun 1984. Kemudian di tahun 1990-an, Gerald menempatkan Mickey Mouse pada seri jam tangan jumping hour bernama Retro Fantasy, tepatnya pada dial dengan bagian tangan dari karakter kartun ikonis ini berfungsi ganda sebagai jarum menit retrograde. Peluncuran seri inilah yang menandai kesuksesan kolaborasi horologi-pop ini. Jam tangan Mickey Mouse dari Gerald Genta memang merupakan karya legendaris dengan unsur sentimental yang berhasil menginspirasi para pencinta jam tangan untuk beralih ke arah yang tidak terlalu serius. Kini, beberapa
Terbatas hanya dalam jumlah 150 buah, Arena Retrograde ‘Mickey Mouse’ tentunya merupakan koleksi vital untuk menjerat penggemar Mickey Mouse dan Gerald Genta dengan kantong tebal. Meski eksklusivitas jam tangan dan label seharga $17.500 (sekitar Rp 250 juta) mungkin tidak terjangkau oleh sebagian besar orang, kreasi yang terinspirasi dari lansiran throwback ini adalah pengingat indah bahwa pembuatan jam tangan kelas atas pun bisa menjadi menyenangkan.
76
IDENTITY
Klik di sini
78
PRX MARKS THE SPOT Tissot bermanuver ke arah lebih trendi lewat koleksi PRX Alvin Wong
T
issot memiliki makna berbeda bagi pencinta jam tangan berbeda. Untuk sebagian orang, ini adalah brand inovatif yang memelopori teknologi dial taktil dengan T-Touch. Bagi yang lain, Tissot merupakan wajah horologi dari kompetisi MotoGP atau arloji Swiss yang aman dan terjangkau bagi pasar paruh baya. Tetapi sebagai brand penelur jam tangan funky? Sepertinya dari seluruh keunggulan yang dimiliki, hal ini belum menjadi fokus Tissot. Namun semua itu bisa saja berubah. Ironisnya, infusi modis pada desain Tissot belakangan ini justru disadur dari model terdahulunya, yaitu Tissot PRX 40 205 yang diproduksi di tahun 1978. Jam tangan yang mungkin terlihat biasa saja di masanya kini justru memikat hati para kolektor pasca diinterpretasi ulang, sebagaimana jam modern bergaya retro tengah menjadi tren di dunia horologi. Seri revitalisasi yang dilansir di awal tahun 2021 ini hadir dalam versi quartz dan otomatis. Menariknya, jam ini berhasil meraup kesuksesan penjualan sehingga berbagai toko ritel harus menunggu berbulanbulan untuk kedatangan stok baru.
79
IDENTITY
ETA berkualitas tinggi yang diproduksi oleh perusahaan induk Tissot, Swatch Group. Mesin ini dilengkapi oleh hairspring Nivachron antimagnetik yang kokoh dengan power reserve hingga 80 jam.
Sangat mudah untuk melihat daya tarik dari jam tangan PRX terbaru. Selain mengusung estetika era 1970-an yang apik, koleksi PRX — terutama model otomatis — dibanderol dengan harga yang relatif ramah di kantong. Riwayat koleksi Tissot yang mengesankan (dilansir sejak tahun 1853), kombinasi harga terjangkau, reputasi, dan elemen throwback dalam satu paket menjadikan PRX suatu model yang terbukti tak dapat dilewatkan.
Tentu saja, siapa pun yang terpikat oleh PRX pasti akan terkesan oleh pesona retro pada koleksi ini. Ditawarkan dalam tonneau-shaped case berdiameter 40 mm dengan bezel bundar, PRX memang dirancang untuk tidak mencolok, terlihat pada elemen nostalgia yang merujuk pada model pendahulunya. Bracelet terintegrasi — acapkali terdapat pada jam tangan seperti Royal Oak, Nautilus, dan brand populer lainnya — pun menjadi salah satu fitur yang disorot dari PRX.
RETRO REVIVAL Sebelumnya, jika menginginkan jam tangan Tissot bermodel elegan, Anda harus menelusuri koleksi Classic yang terinspirasi oleh sentuhan kontemporer dari desain era 1950-an mereka. Dalam kata lain, opsi cenderung aman dan sesuai untuk tampilan kantor. Koleksi PRX yang termasuk di jajaran Classic serupa, mampu mengubah segalanya dalam seketika dengan proyeksi desain era ‘70-an yang unik namun tetap berkelas. PRX sendiri merupakan singkatan dari ‘Precise’, ‘Robust’, dan angka Romawi untuk ‘10’, yang mengacu pada fitur tahan air yang dirancang untuk kedalaman 10 atmosfer (100 meter). Seperti model terdahulu, PRX baru turut menonjolkan fitur sama, hanya saja dengan peningkatan performa yang mumpuni. Kedua versi, baik quartz maupun otomatis, memiliki fitur ketahanan air hingga 100 meter dengan kinerja mesin yang ditingkatkan.
KOLEKSI PRX BANGKITKAN ERA 1970-AN SEMBARI TETAP TAMPIL BERKELAS
Koleksi ini memancarkan gaya tahun 1970-an yang asyik, trendi, sekaligus elegan untuk pakaian formal. Selain estetika yang khas, jam tangan PRX juga didesain untuk kenyamanan pemakainya dengan bracelet tiga keping yang menunjang siluetnya. Model otomatis pada seri ini memiliki unsur atraktif lain, yaitu dial bertekstur kotak-kotak yang membedakannya dari versi quartz. Dipasarkan dengan harga Rp 5 juta-an untuk model quartz dan Rp 9 juta-an untuk versi otomatis, menjadikan Tissot PRX sebagai opsi tepat bagi pencinta jam kategori entry-level. Penawaran yang sungguh menarik dengan rasio harga dan nilai yang sepadan, terlebih untuk model otomatis yang dilengkapi dengan movement Powermatic 80. Banyak penggemar jam tangan pemula yang meminta rekomendasi kami untuk pembelian jam tangan pertama mereka dan koleksi Tissot PRX teranyar, baik model quartz maupun otomatis, kini masuk ke dalam daftar pendek kami.
Model quartz bekerja dengan movement ETA modern yang memiliki tingkat presisi hingga 0,3/+0,5 detik per hari dan dilengkapi dengan indikator ‘End of Life’ (EOL) yang berfungsi memajukan jarum detik setiap empat detik saat baterai mulai habis guna memberi tahu kapan Anda harus menggantinya. Versi otomatis ditenagai oleh movement Powermatic 80, calibre
80
PRX Powermatic 80 in steel
PRX 40 205 in quartz with steel
81
CRAFT Seni bukanlah sebuah kerajinan, melainkan transmisi perasaan dari pengalaman sang seniman LEO TOLSTOY
CRAFT
Klik di sini
HUE THE WORLD Koleksi teranyar berwarna vibran dengan mekanisme unggul dari Blancpain Alvin Wong
84
M
eski berhasil memberi pengaruh besar lewat jam tangan selam Fifty Fathoms — sebuah kategori yang dipelopori pada tahun 1953, desain arloji wanita lansiran Blancpain tampaknya masih kurang terdengar. Tahukah Anda bahwa Blancpain memulai debutnya di tahun 1930 dengan jam tangan self-winding otomatis pertama khusus wanita bertajuk Rolls? Atau bahwa wanita pertama yang mengepalai perusahaan arloji, Betty Fiechter, pernah memimpin brand tersebut di tahun 1933? Selain merupakan hal langka di industri yang didominasi oleh pria, hal ini pun memberi perspektif berbeda tentang kreasi arloji wanita Blancpain. Tak kalah penting, para pencinta jam tangan mekanik tentunya tidak asing lagi dengan Calibre R550 yang dilansir di tahun 1956. Dikenal sebagai movement otomatis terkecil dengan diameter 11,85 mm, Calibre R550 dibuat khusus untuk wanita dan diterapkan pada Ladybird, jam tangan dengan case bulat termungil pada masanya. Memanfaatkan peninggalannya, Blancpain kemudian memutuskan untuk mengadopsi Ladybird menjadi nama untuk seluruh koleksi jam tangan wanitanya. Tahun 2016 silam, Blancpain memperingati hari jadi ke-60 lini arloji historis tersebut lewat perilisan interpretasi modern bernama Ladybird Ultraplate yang mengusung movement Calibre 615 otomatis berdiameter 15,7 mm. Kini koleksi Ladybird menawarkan ragam pilihan menarik yang terdiri dari sejumlah model dengan off-centred dial dan tampilan retrograde, taburan perhiasan pada Calibre 615, komplikasi kalender, serta seri baru dengan opsi lebih berwarna yang bernama Ladybird Colours.
A BIT OF EVERYTHING Terinspirasi oleh Betty Fiechter yang dikenal akan kepribadiannya yang menarik, kecintaan akan horologi, dan selera sartorial yang menonjol, Blancpain mengasimilasi semua unsur tersebut ke dalam koleksi Ladybird Colours sekaligus menerjemahkan seluruh hal yang diinginkan wanita dari sebuah jam tangan. Seperti pendahulunya, Ladybird Colours versi terbaru pun dilengkapi dengan keunggulan mekanis yang tidak kalah canggih, yaitu Calibre 1150 — sebuah movement otomatis yang sebelumnya menenagai jam tangan Fifty Fathoms Bathyscaphe untuk wanita. Calibre penuh hiasan dan hairspring berbasis silikon dengan power reserve 100 jam menjadi kombinasi sempurna antara performa prima dan estetika memikat. Suatu nilai lebih yang menjadi pembeda dengan arloji lain di kelasnya.
85
CRAFT
LADYBIRD COLOURS MEMILIKI KARISMA SERBAGUNA DALAM MELENGKAPI PENAMPILAN KASUAL MAUPUN GLAMOR Dari santai hingga glamor, gaya serbaguna Ladybird Colours memiliki fleksibilitas untuk mengubah tampilan sang pemakai sesuai keinginan. Case berdiameter 34,9 mm dinilai tepat untuk seri ini. Pasalnya tidak terlalu mungil layaknya Ladybird Ultraplate, namun juga tidak terlalu besar untuk masuk ke kategori jam tangan uniseks yang biasanya memiliki case berukuran 36 mm dan 38 mm. Tentu saja, kefemininan Ladybird Colours sudah tidak diragukan lagi. Mother-of-pearl dial, elemen yang menyerupai daun sage, dan bezel bertahtakan berlian berpadu serasi sehingga memancarkan keanggunan. Kilauan berlian diatur tanpa cela menggunakan teknik re-cutting, dengan aksentuasi logam berlubang yang ditonjolkan di atas taburan permata. Bebatuan mulia disejajarkan sedemikian rupa guna memantulkan cahaya untuk kilauan yang memesona. Mungkin Anda sudah menduga, Ladybird Colours mengambil namanya dari opsi multiwarna yang hadir untuk memenuhi suasana hati sang pengguna. Termasuk dalam opsi yang tersedia pada model terdahulu adalah emas merah atau putih, dan pilihan temali kulit aligator dengan palet hijau merak, biru malam, atau putih satin. Model terbaru dapat dikombinasikan dengan temali kulit aligator berwarna kuning lemon, oranye jeruk, ungu, maupun putih satin. Apapun kombinasi yang dipilih, Ladybird Colours dapat memberi unsur playful terhadap impresi serius yang kerap ada pada jam tangan untuk wanita modern masa kini.
86
87
CRAFT
SCENT AND SHINE Apa jadinya bila parfum menginspirasi sebuah kreasi perhiasan? Head of Global Creative Resources CHANEL Fragrance & Beauty and Watches & Fine Jewellery menjabarkan ideologinya Erika Tania
D
i antara sejumlah nama besar di industri produk mewah, CHANEL merupakan salah satu brand dengan semesta penawaran terlengkap. Mulai dari produk fesyen sehari-hari untuk setiap musim dan karya Haute Couture nan istimewa, parfum, makeup, skincare, perhiasan, hingga jam tangan. Tak sekadar untuk eksistensi semata, setiap kategori pun memiliki produk jagoannya masingmasing dengan penggemar yang setia. Kesuksesan ini tak terlepas dari spirit sang founder, Gabrielle Chanel, yang selalu berani mendorong batasan dengan menjunjung tinggi kebebasan dalam berkarya — prinsip yang masih dipegang teguh oleh para penerusnya dan tercermin pada setiap produknya hingga sekarang.
Bila ranah fesyen kini menjadi tanggung jawab Virginie Viard selepas wafatnya mendiang Karl Lagerfeld pada tahun 2019 silam, kategori produk lain dipimpin oleh Thomas du Pré de Saint Maur selaku Head of Global Creative Resources CHANEL Fragrance & Beauty and Watches & Fine Jewellery sejak tahun 2013. “Sebuah cara untuk menangkap apa yang tengah relevan di dunia fesyen, sembari tetap setia terhadap
gagasan klasisisme Prancis tertentu (adalah dengan) sesederhana mencoba untuk menjadi relevan di waktu Anda, menjadi bagian dari waktu Anda, bagian dari hari ini,” jelas Thomas. Meski berfokus menyajikan karya modern dan terdepan, garis desain CHANEL juga dikenal tak lekang oleh waktu. Maka tak heran bila terdapat begitu banyak produk ikonis dari rilisan terdahulunya yang menginspirasi karya-karya anyar di masa kini. Menariknya, adaptasi maupun interpretasi ulang dari desain lawas tak melulu terjadi eksklusif dalam satu kategori produk saja, melainkan antar kategori. Seperti halnya botol parfum N°5 yang menjadi acuan desain bagi sebuah karya perhiasan istimewa. Dalam rangka merayakan hari jadi ke-100 tahun dari parfum N°5, CHANEL merilis kalung mewah bertajuk 55.55 dengan konstruksi desain yang merefleksikan elemen-elemen khas dari botol parfum legendaris tersebut. Sesuai namanya, kalung yang menampilkan lebih dari 700 berlian bermutu D Flawless ini berbobot 55.55 karat. Thomas du Pré de Saint Maur membagikan pandangannya seputar kreasi parfum dan perhiasan, beserta koneksi spesial di antara keduanya.
88
Thomas du Pré de Saint Maur, Head of Global Creative Resources CHANEL Fragrance & Beauty and Watches & Fine Jewellery
Klik di sini
CRAFT
KUALITAS PERHIASAN CHANEL TIDAK MENGENAL KOMPROMI
Marion Cotillard, wajah N°5, mengenakan kalung 55.55 yang merangkul spirit parfum N°5
Kalung 55.55 terbuat dari emas putih dan berlian DFL Type IIa 55.55 karat berpotongan zamrud
CHANEL N°5, kaca, cotton cordonnet hitam, segel lilin hitam, kertas cetak, 1924. Warisan koleksi CHANEL, Paris © CHANEL
90
Apa saja koneksi yang Anda lihat di antara parfum N°5 dan perhiasan Gabrielle Chanel? Terdapat koneksi jelas pada level estetika. Sang parfum dan perhiasan Gabrielle Chanel yang bertabur berlian memancarkan nuansa kemewahan yang serupa: eksesif yang tentunya jauh dari kata minimalis. Seperti sang perhiasan, parfum N°5 dikenakan langsung di atas kulit dan keduanya menggugah perasaan dan menawarkan pengalaman yang intim.
Dibutuhkan keberuntungan, sebuah kombinasi antara seprai milik Marilyn Monroe dan gambar karya Andy Warhol. Namun yang terpenting, objek tersebut harus dapat terus menjadi panutan bagi masyarakat, relevan dengan waktu ketika ia diciptakan, dan berdiri tegak sebagai referensi bagi eranya tanpa takut terkontaminasi. Apa yang membuat CHANEL merambah dunia perhiasan? Gagasan untuk menyuguhkan sebuah koleksi yang tidak ada di dunia perhiasan sebelumnya. Pada tahun 1932, Gabrielle Chanel menjadi yang pertama dalam mempresentasikan sebuah koleksi perhiasan dengan sebuah tema khusus bertajuk “Bijoux de diamants”. CHANEL mentransformasi perhiasan — sebelumnya merupakan seni berkomisi — menjadi sebuah kategori produk mewah dengan koleksi, tujuan, strategi global, dan ambisi di balik desain-desainnya. Mengkreasikan sebuah koleksi perhiasan yang menyorot siluet, perasaan, dan eksklusivitas yang disuguhkan oleh rangkaian permatanya kepada wanita yang mengenakannya, merupakan sebuah terobosan pada masanya.
Alih-alih “beberapa tetes Chanel N°5,” Marilyn Monroe mungkin akan mengatakan hal yang setara bahwa ia hanya mengenakan berlian saja saat beranjak tidur. Selain itu, parfum N°5 memiliki visual bersegi dan gemilang layaknya berlian. Wanginya yang tahan lama mengisyaratkan kemewahan dan kekayaan yang juga terdapat pada kreasi High Jewellery. Bagaimana mungkin mengekspresikan esensi sebuah parfum dengan keharuman yang sementara melalui logam dan permata yang berharga karena keabadiannya? Parfum juga tak lekang oleh waktu. Sejak dahulu kala, parfum telah digunakan sebagai balsem bagi jenazah; hal ini merepresentasikan kekekalan dan upacara suci yang selaras dengan kesakralan permata pada perhiasan. Sebaliknya, sesungguhnya tidak ada yang lebih kilat daripada kilauan dari potongan permata yang cahayanya terpantul sekilas saja di atas kulit, bukan?
Sebuah gaun mungkin saja terbuat dari kain terbaik yang ada di dunia, namun bila potongannya terlihat seperti karung dan pemakainya tidak merasa senang mengenakannya, itu bukanlah barang mewah. Hal yang sama untuk perhiasan. Saya rasa CHANEL telah menghadirkan keanggunan istimewa dalam ranah High Jewellery. (CHANEL) adalah nama yang menyuguhkan kualitas spesial. (CHANEL) adalah gaya yang memiliki peran lebih penting daripada objeknya itu sendiri. Selama kita setia dengan gaya CHANEL, segalanya menjadi mungkin.
Sebelumnya Anda pernah mengatakan bahwa “parfum N°5 adalah tolak ukur untuk segala hal” hingga pada titik di mana ia menjadi inspirasi bagi koleksi High Jewellery. (Parfum N°5) menunjukkan kekuatan absolut dari sebuah wewangian yang mampu menginspirasi apapun, bahkan bagi hal-hal bersifat apriori yang terlihat kontra-intuitif. Dalam mendesain “Collection N°5”, Patrice Leguéreau tidak sekadar mereproduksi bentuk botolnya; melainkan menjaga jarak tertentu dari sang parfum, mempertahankan sebuah kebebasan dalam merelasikannya agar dapat menangkap spiritnya. Parfum N°5 merupakan sebuah konsep dan sumber inspirasi. Ia seolah memberikan sepasang “sayap” yang membuat imajinasi melambung tinggi.
Bagaimana Anda mendeskripsikan gaya CHANEL? Terdapat keringanan pada gaya perhiasan CHANEL, namun tidak berarti ia rapuh. Setiap kreasi perhiasan tidak mengemban banyak cerita, bersifat puitis, ataupun sarat fantasi. Kreasi-kreasi tersebut hadir dengan solid. Mereka juga merefleksikan kualitas grafis melalui garis desain, penggunaan warna, maupun pilihan palet monokrom. Kualitas perhiasan CHANEL tak mengenal kompromi. Mengapa Anda memilih aktris Marion Cotillard untuk mengenakan kalung 55.55? Kami telah lama ingin bekerja sama dengan Marion Cotillard. Sebagai seorang aktris, ia memancarkan spirit Prancis — kombinasi supel dari peraturan tegas dan kebebasan yang diperjuangkan dengan susah payah. Kalung ini merangkul spirit parfum N°5 secara istimewa. Marion Cotillard selaku wajah dari N°5 tentu saja harus mengenakannya.
Apa yang membuat sebuah objek bertransformasi menjadi sebuah ikon? Ikon adalah sesuatu yang dibangun dari waktu ke waktu. Siapa yang mengira bahwa botol laboratorium dapat menjadi sebuah produk mewah dan ikon di industri wewangian pada awal abad ke-20?
91
STAR STRUCK Jajaran jam tangan berdekorasi mewah nan memesona yang dijamin akan membuat siapapun menoleh
92
CARTIER Révélation D’une Panthère dengan case 37 mm dan bracelet emas putih, mother-of-pearl dial berhiaskan imaji harimau kumbang yang terbuat dari 650 berlian berpotongan brilian, 639 berlian berpotongan brilian yang menghiasi bagian crown, bezel, dan bracelet, serta movement Calibre 430 MC manual
PIAGET Polo Date dengan case emas putih berdiameter 36 mm yang dihiasi oleh 89 berlian berpotongan brilian, 352 berlian berpotongan brilian yang menghiasi bagian dial berserta penanda-penandanya, temali kulit aligator biru, dan movement Calibre 500 P1 otomatis
94
PATEK PHILIPPE Nautilus Haute Joaillerie dengan case 35,2 mm dan bracelet emas merah muda yang dihiasi oleh 2.553 berlian Top Wesselton berpotongan brilian, dan movement Calibre 324 S otomatis
HARRY WINSTON Ultimate Emerald Signature dengan case 32 mm x 46 mm bermaterialkan emas putih yang dihiasi oleh 194 turmalin warna Paraíba berpotongan brilian, 137 berlian berpotongan brilian, 38 berlian berpotongan baguette, 24 berlian berpotongan marquise, dan satu turmalin warna Paraíba berpotongan zamrud, serta disempurnakan oleh temali satin warna pirus dan quartz movement
CHOPARD Haute Joaillerie Watch dengan case emas putih etis yang dihiasi oleh safir berpotongan marquise, berlian berpotongan brilian, dan lima berlian berdansa pada bagian dial, serta temali satin warna biru
97
BVLGARI Divina Mosaica Tsavorite dengan case 37 mm bermaterialkan emas putih, 282 berlian dan 261 tsavorite yang menghiasi bagian case, bezel, dial, dan crown, temali kulit aligator warna hijau, serta movement Calibre BVL 191 otomatis
HUBLOT Big Bang Unico Full Baguette King Gold Rainbow dengan case King Gold berdiameter 45 mm, open-worked dial yang dihiasi oleh rubi, ametis, topas biru, tsavorite, safir warna merah muda, biru, kuning, dan oranye, temali kulit aligator, serta flyback chronograph movement UNICO otomatis
99
CRAFT
TIME AND SPACE: ADINIA WIRASTI Melakoni kehidupan sarat seni seorang Adinia Wirasti Arinta Wirasto
T
umbuh di keluarga yang menyukai seni, karya audio dan visual adalah hal yang sangat familier bagi Adinia Wirasti sedari kecil. Kecintaannya terhadap storytelling kemudian mengantarkan Adinia kepada dunia seni peran — sebuah profesi yang telah ia tekuni sejak 21 tahun silam. Wanita yang dikenal atas perannya sebagai Karmen di film Ada Apa Dengan Cinta? (2002) ini mengaku gemar mengobservasi lingkungan sekitar di mana ia tak hanya memperoleh interpretasi lebih baik seputar karakter yang akan dilakoninya, tetapi juga memberinya perspektif baru atas hubungan antar manusia yang dijadikannya sebagai pembelajaran hidup. Di kala senggang, Adinia selalu menyempatkan diri untuk memperkaya pengetahuan dan menjaga kesehatan dengan berolahraga secara rutin. Kepada CROWN Indonesia, Adinia bertutur perihal memanfaatkan momen dan waktu, serta menikmati proses kehidupan yang tengah dijalani. Menurut Anda, apakah hal terbaik dari profesi Anda sebagai pelaku peran? Belajar tentang karakter yang diperankan. Seni peran tak akan pernah habis selama peradaban manusia berkembang. Ketika mengembangkan karakter, saya dapat mengintip apa yang ia rasakan, hingga dinamika dengan orang sekitarnya. Hal itu bisa menjadi refleksi pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Yang menarik adalah bagaimana kepribadian seorang Adinia bisa ikut dalam perjalanan karakter yang saya mainkan.
Deskripsikan satu rutinitas dalam keseharian yang menjadi momen favorit Anda. Saat berada di kursi makeup. Sebagai aktor, kami memiliki analogi: baju yang kami kenakan digantung dulu, kemudian kami mengenakan baju sang karakter. Ruang makeup adalah transisi di antara dua titik tersebut dan waktu yang membedakan kapan saya harus menekan tombol pause untuk Adinia, dan kapan harus memainkan karakter yang saya perankan. Menurut Anda, apa atau siapakah influence terbesar dalam hidup Anda hingga saat ini? Pengaruh terbesar dalam hidup saya sesungguhnya adalah partner saya. Cara berpikir dan perspektifnya dalam melihat berbagai hal membantu untuk menemukan titik terang dalam setiap perjuangan saya, juga untuk kembali memiliki harapan.
Mengingatkan kenapa saya melakukan ini dan menguatkan keyakinan saya. Jika Anda bisa menjelajahi waktu, apa nasihat terbaik yang akan Anda beri kepada Adinia Wirasti di masa muda? Saya ingin kembali ke umur 13 tahun, di saat saya mulai bekerja pertama kalinya dan berkata “Kamu memiliki keberanian dan rasa penasaran yang sangat baik, tidak apa untuk mengalami patah hati dan merasa kecewa karena di situlah kamu akan belajar untuk menjadi lebih baik dan kuat, juga untuk lebih sabar karena semua akan terbayar dengan baik di masa depan”. Prinsip atau moto apakah yang Anda pegang teguh dalam menjalani kehidupan? Lakukan semua hal satu per satu dengan kesadaran. Nikmati proses dan langkah yang harus diambil untuk mengembangkan apapun yang sedang kita lakukan guna mencari keseimbangan ketika merasa lelah di tengah perjalanan hidup yang memakan banyak waktu. Apa arti jam tangan bagi Anda? Jam tangan adalah pengingat akan di mana kita berada, pukul berapa, serta apa yang harus dan tidak harus kita lakukan dengan waktu tertentu. Lebih dari sekadar penunjuk waktu, bagi saya jam tangan bermakna sebagai jurnal sesungguhnya dalam hidup saya. Bagaimana preferensi Anda dalam memilih jam tangan? Yang pertama adalah ukuran. Saya tidak terlalu menyukai jam tangan mungil. Saya juga menyukai jam berwarna terang yang ternyata mendominasi koleksi saya. Selain itu, meski tetap memiliki jam digital untuk berolahraga, saya lebih memilih untuk menggunakan jam analog dalam keseharian saya. Apa pendapat Anda mengenai CHANEL dan jam tangan J12? Menurut saya, Chanel adalah brand yang menyoroti keberdayaan wanita. Coco Chanel adalah pribadi dengan keseimbangan elemen feminin dan maskulin yang sepadan. Hal tersebut tercermin pada J12 lewat wujud klasik bermesin analog, namun pada waktu yang sama tampil sangat modern. Warna hitam dan putih yang diusung pun terlihat tak lekang oleh waktu.
100
Adinia Wirasti mengenakan CHANEL J12
Klik di sini
101
SOUL Kecantikan menarik hati, tetapi karakter menarik jiwa. SINDHU WISNU
SOUL / HOW TO BUY
HUBLOT
Melukis masa depan horologi dengan fusi nan eksploratif
J
ika Anda seorang kolektor yang telah terpikat daya tarik horologi dari rentang tahun 1980-an dan awal era 2000-an, tentunya Hublot merupakan brand yang seringkali Anda lihat di mana-mana. Ketika dilansir di tahun 1980 oleh Carlo Crocco, seorang pengusaha Italia yang kerap dipuji oleh banyak veteran industri jam sebagai salah satu pionir terbaik dalam perdagangan, Hublot sudah dikenal sebagai merek muda yang dihormati sebagai penikmat kesuksesan komersial — namun belum raksasa seperti sekarang.
Klik di sini
Kini, Hublot adalah brand dengan watt berdaya tinggi yang digunakan oleh selebritas kalangan atas dan sangat digemari oleh para pencinta arloji. Perjalanannya menuju kesuksesan dengan efektif didukung oleh pakar pemasaran legendaris yang sekarang sudah tidak aktif bekerja, Jean-Claude Biver. Jean-Claude yang mengambil alih kendali dari Carlo di awal tahun 2000-an meilihat potensi menjanjikan dari aplikasi case logam Hublot yang dipadukan dengan tali karet, serta gagasan untuk mematenkan ‘Art of Fusion’ sebagai moto dari merek termasyhur tersebut. Namun, lebih dari sekadar memadukan logam dengan karet, pandangan Hublot tentang seni perpaduan atau fusion jauh lebih ekspansif, inovatif, dan imajinatif. Arloji Hublot generasi baru dikenal lewat kombinasi permainan material yang nekat, komplikasi yang berani, dan estetika yang mengejutkan. Dari jam tangan keramik berwarna vibran dan model safir yang sepenuhnya transparan, hingga tourbillon multisumbu dengan sokongan daya besar yang mampu beroperasi selama berhari-hari. Tidak diragukan lagi, Hublot telah memenuhi klaim mereka sebagai ahli dalam memadukan teknologi, bahan, dan desain mutakhir. Hal mengesankan lain dari Hublot adalah fakta bahwa mereka mendirikan fasilitas R&D sendiri dalam kurun waktu singkat, bersamaan dengan proses produksi yang terintegrasi untuk perkembangan holistik dan pembuatan jam tangan canggih ini. CEO Hublot, Ricardo Guadalupe, yang telah memimpin brand tersebut sejak 2012, berbicara kepada kami perihal lima model yang ia rekomendasikan. Tidak masalah jika Anda penggemar Hublot baru atau sejak dulu, Ricardo memiliki sesuatu untuk Anda.
Big Bang One Click 33MM “Kami memiliki banyak pilihan jam tangan wanita. Untuk wanita yang menginginkan jam tangan sporty, Big Bang 41 mm adalah pilihan yang ideal dan untuk pilihan yang lebih klasik, saya merekomendasikan Classic Fusion dalam warna King Gold dengan dial warna hitam. Kami juga memiliki Big Bang One Click (lihat gambar) yang hadir dalam case 39 mm dan 33 mm. Ini adalah koleksi yang amat feminin dan kontemporer, mencakup sistem one-click kami yang dipatenkan dan memungkinkan pemakai untuk mengganti temali dengan mudah ke warna yang mencerminkan suasana hati dan penampilan.”
104
Big Bang Original Ceramic “Pada tahun 2005, kami meluncurkan Big Bang Original Ceramic yang merupakan produk terlaris kami, bersamaan dengan Big Bang Unico 44 mm. Big Bang identik dengan Hublot. Saat dilansir, jam tangan tersebut menarik perhatian industri jam tangan serta berhasil meningkatkan fokus terhadap brand kami. Jam tangan ini mengekspresikan talenta kami dalam berinovasi yang ingin kami tunjukkan di semua bidang, mulai dari estetika, material, hingga movement kami.”
Big Bang Unico All Black “Saya akan mengatakan jam tangan ini paling mewakili semangat petualang kami. Hublot adalah merek pertama yang berani memproduksi jam tangan serba hitam. All Black adalah konsep ekstrem yang menunjukkan bahwa tujuan jam tangan mewah bukan hanya untuk menunjukkan waktu, tetapi juga dipakai untuk merepresentasikan nilai-nilai yang diembannya.”
Big Bang Meca-10 “Jam tangan Hublot yang sering diabaikan oleh para kolektor dan patut mendapat perhatian lebih adalah Big Bang Meca-10. Ini adalah jam tangan yang menangkap esensi brand kami dalam segala hal: dirancang dan dibuat di manufaktur modern dan terintegrasi penuh, serta merepresentasikan autoritas penuh yang kami miliki atas sumber daya industri kami, mulai dari R&D, hingga pembuatan kaliber, case berteknologi tinggi, hingga material inovatif.”
105
Big Bang Integral Full Sapphire “Big Bang Integral Full Sapphire benar-benar mendorong kami ke ambang batas kemampuan teknis. Kami membutuhkan waktu lama untuk mengembangkan jam tangan ini untuk mewujudkan transparansi penuh. Tantangan begitu kami rasakan khususnya saat mengkreasikan movement. Kami mengolah desain dengan jaminan transparansi maksimum — dengan tiga bridge safir — sehingga sangat sulit untuk memposisikan roda yang saling berkaitan secara tepat. Kami pun harus menambahkan brass plug (mengandung rubi sintetis) yang direkatkan ke bridge safir. Proses produksinya pun cukup menantang. Menggunakan material baru adalah satu hal, tetapi untuk mengindustrialisasinya adalah hal lain. Proses manufaktur dan mesin serupa dengan yang kami gunakan untuk logam tidak relevan untuk memproduksi jam tangan ini, sehingga kami harus meluangkan waktu dan upaya dalam mengembangkan mesin khusus untuk berbagai bahan ultra-keras. Sejak 2016, kami telah berhasil mengindustrialisasi produksi safir untuk suku cadang jam tangan.”
SOUL / CLASS IN SESSION
LUMINESCENCE Menyorot luminositas jam tangan TAG Heuer Aquaracer ‘Night Diver’ dengan dial yang sepenuhnya dilapisi oleh Super-LumiNova
Luminox Commando Raider 3320 dengan teknologi tabung gas tritium
S
ulit untuk dipercaya, namun dahulu terdapat masa di mana Anda harus cukup kaya untuk dapat membaca waktu di keadaan gelap. Sebelum jam tangan dilengkapi oleh jarum dan penanda yang berpendar di kegelapan, para pembuat jam tangan mempersenjatai jam saku untuk para klien berkantung tebalnya dengan dentingan yang memberitahu waktu melalui bunyi. Pada awal dekade 1910-an, di tengah pergolakan Perang Dunia I, tepatnya ketika para tentara mulai menggunakan jam tangan yang jauh lebih nyaman — dan kemudian menyadari bahwa dapat membaca waktu di keadaan gelap juga tak kalah penting — barulah gagasan untuk mengaplikasikan material berpendar mulai menarik minat para pembuat dan penikmat jam tangan.
SUPER SUPER-LUMINOVA Super-LumiNova — dan pendahulunya yang bernama LumiNova — adalah material berpendar paling banyak digunakan oleh brand jam tangan zaman ini. Terdapat delapan warna Super-LumiNova yang masing-masing ditawarkan dalam tiga tingkat berdasarkan pada kecerahan dan keawetannya. Diproduksi oleh sebuah perusahaan basis Swiss bernama LumiNova AG, Super-LumiNova digagas oleh seorang entrepreneur Jepang bernama Kenzo Nemoto. Kenzo memulai karirnya dengan menjual lukisan phosphorescent pada tahun 1940-an dan mengembangkan material berpendar yang disebut strontium aluminate, sebuah fosfor stabil dan tidak berbahaya di tahun 1990-an. Ia kemudian bekerja sama dengan sebuah perusahaan Swiss dalam mendirikan LumiNova AG dan kelanjutannya telah menjadi bagian dari sejarah horologi.
Sejak saat itu, luminositas pada jam tangan telah melalui perjalanan panjang hingga akhirnya menjadi sebuah teknologi biasa (bahkan tak sedikit yang berpendapat bahwa fitur luminositas pada jam tangan adalah sesuatu yang wajib) yang telah dikembangkan dan diadaptasi dalam berbagai cara. Mulai dari tabung berisikan gas tritium yang berpendar selama bertahun-tahun, hingga material photoluminescent berpaten yang hadir dalam berbagai warna. Hal ini menunjukkan bahwa watchmaking modern telah bertransformasi, sebagaimana sebuah fitur yang dulunya hanya mengutamakan fungsional semata, kini seolah menjadi sebuah kompetisi di antara para brand jam tangan untuk menyuguhkan pancaran terbaik dan paling tahan lama. Berikut ini adalah pengetahuan dasar yang perlu Anda ketahui seputar teknologi luminositas nan unik.
106
BORN RAD BUT BAD Pada dekade 1910-an, jarum dan penanda jam dilapisi oleh material cat yang berpendar secara mandiri bernama radium. Meski material tersebut menyajikan performa baik sesuai fungsinya, cat radium memiliki radiasi berbahaya di mana saat ia luruh akan memancarkan gas radon yang menyebabkan kanker. Sayangnya, efek buruk dari radium tidak terdokumentasikan secara luas pada beberapa tahun pertama. Barulah pada tahun 1968, penggunaan material tersebut sepenuhnya dilarang. Menariknya, belakangan ini, terdapat sebuah tren dial dengan tampilan jarum dan penanda warna beige bernuansa lawas yang seolah dilapisi oleh radium — namun tentu saja aman karena mengandung radium sama sekali.
Blancpain Fifty Fathoms ‘No Radiations’ merupakan sebuah interpretasi modern dari model rilisan 1960-an yang menolak penggunaan radium
BEHIND THE GLOW Apa yang membuat bagian-bagian tertentu pada jam tangan dapat berpendar? Sederhananya, bayangkan sebuah proses menyimpan dan membakar energi, namun dalam hal ini energi diganti oleh cahaya di mana cahaya disimpan dan dipancarkan. Material berpendar yang diaplikasikan pada komponenkomponen jam tangan dikenal sebagai fosfor — menyerap cahaya dari sumber energi (misalnya, matahari) kemudian memancarkan kembali cahaya tersebut dengan berpendar dalam kecepatan yang lambat dan stabil. Pada mulanya, sumber fosfor adalah radium yang telah dilarang penggunaannya. Kini, perusahaan jam tangan mengandalkan dua material — gas tritium dan strontium aluminate yang merupakan fosfor tidak berbahaya atau lebih dikenal sebagai Super-LumNova. Beberapa brand, seperti Rolex dan Seiko, juga mengembangkan fosfor berpendar milik mereka sendiri yang masing-masing bernama Chromalight dan LumiBrite.
Longines Spirit Titanium dengan penanda jam SuperLumiNova yang tebal dan timbul
GAS THE ALTERNATIVE
Luminox Master Carbon Seal Automatic dengan sistem iluminasi bertenaga mandiri yang menggunakan tabung gas tritium
Meski tak digunakan secara luas seperti LumiNova dan SuperLumiNova, tabung gas tritium yang diketahui mampu memancarkan pendaran yang kuat dan awet, memiliki reputasi solid di antara para pencinta jam tangan. Dimanfaatkan oleh berbagai brand, seperti Luminox dan Ball Watch, tabung-tabung bermaterialkan kaca borosilicate dibalut dengan sebuah lapisan fosfor dan diisi dengan gas tritium. Saat sang gas tritium meluruh, ia akan melepas elektronelektron yang menyebabkan fosfor memancarkan pendaran. Tak seperti Super-LumiNova yang membutuhkan pengisian daya ulang dengan sumber cahaya setiap beberapa jam sekali, pendaran tabung gas tritium dapat bertahan hingga bertahun-tahun.
107
STOCKIST
Temukan jam tangan yang Anda baca di CROWN A. Lange & Söhne Tersedia di butik The Time Place Audemars Piguet Plaza Indonesia Level 1, Unit 170 Tel: 021 2992 3982 Bernhard Lederer www.ledererwatches.com Blancpain Tersedia di butik The Time Place Bvlgari • Plaza Indonesia Level 1, Unit 133 – 157-158 Tel: 021 3192 6661 • Plaza Senayan Level 1, Unit 145C-147C-151C Tel: 021 5790 0140 • Pacific Place GF, Unit 35A-B Tel: 021 5797 3850 Cartier • Plaza Indonesia Level 1, Unit 138 – 139 Tel: 021 314 1916 • Plaza Senayan Level 1, Unit 119A, 121A, 125A Tel: 021 572 5238 Casio & G-Shock • Senayan City Tel: 021 7278 1577 • Summarecon Mall Bekasi Tel: 021 8063 3782 • Tunjungan Plaza Surabaya Tel: 031 547 6992 • Paskal 23 Bandung Tel: 022 2056 8586 • Hartono Mal Yogyakarta Tel: 0274 292 4035
Chanel Plaza Indonesia Level 1, Unit 128 Tel: 021 2992 4023 Chopard Plaza Indonesia Level 1, Unit 182B Tel: 021 2992 4350 Christian van der Klaauw www.klaauw.com
• Sun Plaza Medan Lantai Ground, C-32-33 Tel: 061 450 1505 • Tunjungan Surabaya Jalan Tunjungan No.98-100 Tel: 031 547 4756 Harry Winston Ion Orchard Singapura Tel: +65 6883 9509
Franck Muller Plaza Indonesia Tel: 021 310 7570
INTime • Grand Indonesia West Mall, Unit G19 Tel: 021 2358 1208 • Mal Kelapa Gading 3 GF, Unit G42 Tel: 021 4584 8977 • Central Park GF, Unit G-117B Tel: 021 5698 5156 • Paris Van Java Bandung Resort Level, Unit B-35 Tel: 022 820 64135 • Sun Plaza Medan GF, Unit C31- 32 Tel: 061 8051 2538
Furlan Marri www.furlanmarri.com
IWC Schaffhausen Tersedia di butik The Time Place
Grand Seiko Independent Pacific Place Lantai Ground, Unit 29 Tel: 021 2903 5917 • Plaza Senayan Lantai 3, Unit 353 Tel: 021 572 5689 • Blok M Jakarta Jalan Melawai IX No.46 Tel: 021 720 8717
Jaeger-LeCoultre Tersedia di butik The Time Place
CIGA Design www.cigadesign.co.uk De Bethune The Hour Glass Paragon Singapura Tel: +65 6235 0200 F.P. Journe Malmaison by The Hour Glass 270 Orchard Road #01-01 Singapura
108
Longines Tersedia di butik INTime Luminox Pacific Place Lantai 3, Unit 28 Tel: 021 5797 3796
MB&F L’Atelier by The Hour Glass, 2 Orchard Turn, #03-06 Singapura Ming www.ming.watch Montblanc • Pacific Place GF, Unit 27 – 28 Tel: 021 5140 2762 • Plaza Indonesia Level 1, Unit 141 Tel: 021 2992 4015 • Plaza Senayan Level 1, Unit 146B Tel: 021 572 5141 • Pondok Indah Mall 2 GF, Unit 29A Tel: 021 7590 0926 Norqain www.norqain.com Omega • Mal Kelapa Gading 3 GF, Unit G-41 Tel: 021 4586 4985 • Plaza Indonesia Level 1, Unit 184 Tel: 021 2992 3723 • Plaza Senayan Level 1, Unit 176C Tel: 021 572 5663 • Tunjungan Plaza 5 Surabaya UG, Unit UG053 Tel: 031 9924 3026 Oris • Surya Mas Arloji Pondok Indah Mall 1 Level 1, Unit 121 Tel: 021 750 6958 • Central Watch Paris Van Java Bandung Lantai GL, Unit A03 Tel: 022 8206 3606 • Time Line Tunjungan Plaza 1 Surabaya Level 3, Unit 43-46 Tel: 031 534 4664
• Time Concept The Plaza Balikpapan Level 1, Unit 39 Tel: 0542 424 451 • Alva Jaya Mandiri Medan Jl Let Jen Haryono MT No 28+30 Tel: 061 452 3226 Panerai Tersedia di butik The Time Place Patek Philippe Plaza Indonesia Level 1, Unit 35 – 38 Tel: 021 3192 6632 Piaget Tersedia di butik The Time Place Rolex Plaza Indonesia Level 1, Unit 69 & 70A Tel: 021 2992 3982 TAG Heuer • Central Park GF, Promenade 002 Tel: 021 2920 0422 • Grand Indonesia West Mall GF, Unit 21 Tel: 021 2358 0685 • Pacific Place GF, Unit G-16A Tel: 021 5797 3725 • Plaza Indonesia Level 1, Unit 129 – 130 Tel: 021 2992 3990 • Senayan City GF, Unit G-53 Tel: 021 7278 1601
The Time Place • Pacific Place GF, Unit 12 A-B Tel: 021 5140 2796 • Plaza Indonesia Level 1, Unit 165 – 168 Tel: 021 310 7715 • Plaza Senayan Level 1, Unit 122 – 128B Tel: 021 572 5759 • Tunjungan Plaza 4 Surabaya UG, Unit 30 – 37 Tel: 031 532 7991 Tissot • Plaza Senayan Level 2, Unit #E24A Tel: 021 5785 5241 • Grand Indonesia West Mall Lantai 1, Unit WM-1#02 Tel: 021 2358 0449 • Pondok Indah mall 2 Level Ground, Unit 30 Tel: 021 572 5822 • Mal Kelapa Gading 3 Ground Floor, Unit LG-32 Tel: 021 4585 3775 Tudor Tersedia di butik INTime Ulysse Nardin Tersedia di butik The Time Place Vacheron Constantin ION Orchard Singapura #02-07, 2 Orchard Turn Tel: +65 6509 8800 Van Cleef & Arpels The Shoppes Marina Bay Sands Singapura Tel: +65 6688 7858 Zenith Tersedia di butik The Time Place
109
BERLANGGANAN SEKARANG!
CARA BERLANGGANAN Kunjungi www.crownwatchblog.id/berlangganan atau pindai QR Code di halaman ini untuk mengisi formulir berlangganan
BIAYA BERLANGGANAN MAJALAH Berlangganan per tahun (4 edisi) Rp 280.000
Untuk info lebih lanjut, hubungi kami di email: subscribe-magazine@crownwatchblog.id
CASEBACK
Klik di sini
CHOPARD L.U.C CALIBRE 96.24-L Movement semacam ini, berdasarkan pada logika horologi secara umum, hanyalah sebuah khayalan. Seharusnya movement secanggih ini diproduksi oleh sebuah perusahaan jam tangan yang memiliki pengalaman dan keahlian selama ratusan tahun. Faktanya, Calibre 96.24-L dikembangkan di tahun 2019 untuk Chopard L.U.C, jam tangan canggih karya sang perusahaan perhiasan ternama yang baru saja merayakan hari jadi manufakturnya yang ke-25 tahun. Calibre sangat tipis tersebut dipersenjatai oleh flying tourbillon — salah satu yang tertipis di dunia dengan ukuran 3,30 mm — dengan konstruksi susunan barel ganda yang menyajikan power reserve hingga 65 jam. Kecanggihan movement ini telah diakui oleh COSC dan Geneva Seal, dua badan sertifikasi paling tersohor yang menjamin kesempurnaan estetika dan performa. Sang mesin dikembangkan, dikreasikan, dan didekorasi sepenuhnya secara mandiri oleh Chopard yang secara konsisten membuktikan kepiawaiannya dalam seni watchmaking kompleks.
112
WWW.CROWNWATCHBLOG.ID Your Go-To Resource for Everything Timepiece
Nikmati informasi menarik terkini seputar dunia jam tangan di mana saja dan kapan saja dari perangkat favorit Anda.
@crownwatchblog.id
facebook.com/crownwatchblogid
A PROUD MEMBER OF TIME INTERNATIONAL GROUP
Service Center:
Head Office & Service Center Centennial Tower, 28th Floor Jl. Gatot Subroto Kav. 24 & 25 Jakarta 12930 Phone: +62 21 2935 3595 Email: timecare@time.co.id