Pemuda dan problematika kebangsaan [kompilasi esai cerpen puisi]

Page 1

[KOMPILASI

ESAI,

CERPEN,

DAN

PUISI

]


ii | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Pemuda dan Problematika Kebangsaan [KOMPILASI

ESAI,

CERPEN,

DAN

PUISI

]

“sebuah antologi tulisan terbaik dari Orde Literasi 2018...”

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | iii


Pemuda dan Problematika Kebangsaan [ KOMPILASI ESAI, CERPEN DAN PUISI ]

Š 2018 BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNEJ Tim Penulis: Azizarohaina Dirza Bagas Okta Perdana Debi Suntari Diana Syarifa Zahra Dimas Bagus Santoso Dimas Wiyo Setiaji Dwi Ekasari Edo Fernando Eka Febrianti Utami Elizabeth Puspaningrum Ely Rahmawati Icananda Fransiska Ilfiana Alfi Majidah Is’adur Rofiq

Jatra Saputra Lailatul Izza Latifatul Ilmu Fitriah Marentina Hayuning Putri Moh. Amru M. Kava Zulfikri Muhammad Taufik Rahmad Hidayat Sonya Nurcahya Teguh Santoso Via Mufidatud Diniyah Venanda Kharisma Premana Ypriliansi Nora Evita Yuniar Putri

Desain Sampul dan Tata Letak: Triana Novitasari Penerbit Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jember Jl. Kalimantan no. 37 (Kampus Tegalboto) Jember 68121 Email: bemunej@gmail.com Cetakan I, Mei, 2018 VII + 153 hlm.; 21 x 14 cm

iv | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Orde Literasi merupakan salah satu kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jember yang bertujuan untuk memberikan apresiasi terhadap karya-karya terbaik mahasiswa terkait dengan literasi. Kegiatan ini diharapkan mampu mewadahi kreatifitas, menumbuhkan budaya menulis, serta meningkatkan jiwa kompetitif mahasiswa. Dalam Orde Literasi terdapat serangkaian kegiatan, yaitu Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional, Lomba Esai, serta Lomba Cerpen dan Puisi. Sepuluh tulisan esai, cerpen dan puisi terpilih dari peserta Orde Literasi terangkum di dalam buku ini. Dengan mengangkat tema besar “Kebangsaan�, buku ini merekam tulisan-tulisan terbaik dari mahasiswa/i Universitas Jember. Selamat membaca.

Salam Literasi, - BEM UNEJ 2018 -

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | v


vi | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Daftar Isi . Es ai .

Perancangan Sistem Online PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) Berbasis Internet Of Think Sebagai Sarana Masyarakat Disiplin Pajak | 3 Revitalisasi Sikap Nasionalisme Pemuda Melalui Rutinitas Mendongeng | 13 Konsep Komunitas Terbayang: Korelasi Nasionalisme Dan Toleransi Di Indonesia | 19 MSG (Media Social Generation) Cita Rasa Pemuda NKRI | 29 Lanskap Demokrasi dan Dinamika Budaya Politik Kebangsaan | 35 Aplikasi Kurikulum Induktif Untuk Mewujudkan Generasi Expert Indonesia | 41 Menjadi Mahasiswa Cerdas Dengan Mengembangkan Sikap Toleransi Sebagai Upaya Penolakan Terhadap Organisasi Radikal | 49 Permasalahan Nasionalisme di Kalangan Pemuda Indonesia | 57

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | vii


Library In The Future Sebagai Sarana Penghidupan Revolusi Mental Dari Tantangan Multidimensi Global | 67 Mahasiswa Dan Toleransi Penentu Masa Depan Bangsa | 79

. C e r pe n . Albourne | 87 Camar | 91 Ibu, Bagaimana Cara Mencintai Indonesia | 95 Kisah Pemulung dan Dua Pemuda | 99 Negara Ajaib | 103 Prajurit Bangsa yang Tak Bersenjata | 107 Sang Silent Reader | 111 Seberangi Batas Negeri | 115 Tentang Buang Sampah, Sudah Cintakah Pada Negerimu | 119 Toilet | 123

. P uis i .

Cinta untuk Negeriku | 129 Jangan Salahkan Aku | 131 Kesemsem Mesem | 133 Penerus yang Hilang | 135 Perjuangan Belum Berakhir | 139 Rekonstruksi Modal | 141 Selamat Datang di Indonesia | 143 Senandung Ibu Pertiwi | 145 Tanah Air Negeriku | 147 Tunas Muda | 151

viii | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


[

O R D E

Esai

L I T E R A S I

2 0 1 8

]


2 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Perancangan Sistem Online PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) Berbasis Internet Of Think Sebagai Sarana Masyarakat Disiplin Pajak

1.

[ Via Mufidatud Diniyah & Muhammad Taufik ]

PENDAHULUAN Pajak merupakan faktor terpenting bagi keuangan negara dalam menjamin kelangsungan pembangunan nasional tanpa tergantung kepada sumber daya alam dan bantuan asing. Hal ini sejalan dengan pandangan Fjeldstad (2013:1) yang menyatakan bahwa “An effective tax system is considered central for sustainable development because it can mobilize the domestic revenue base as a key mechanism for developing countries to escape from aid or single natural resource dependency,�. Hal ini mengandung makna bahwa sistem pajak yang 70 efektif akan mampu menggerakkan roda pembangunan untuk dapat keluar dari ketergantungan terhadap bantuan luar dan sumber daya alam. Pajak menjadi salah satu sumber pendanaan yang penting untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan di berbagai bidang. Membayar pajak tepat waktu kini menjadi problematika penting di Indonesia. Kasubdit Gakkum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Budiyanto mengatakan potensi penunggak pajak kendaraan bermotor (PKB) mencapai Rp 1,8 triliun. Angka itu didapat berdasarkan rapat koordinasi dengan Badan Pajak dan

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 3


Restribusi (BPRD) DKI Jakarta. Polda Metro Jaya tercatat sudah menindak sebanyak 335 kendaraan bermotor. Dengan rincian 275 kendaraan roda dua dan 60 kendaraan roda empat. Tidak hanya di Jakarta, Jumlah kendaraan bemotor di Jawa Timur hingga Agustus 2016 ini mencapai 16,6 juta lebih. Dari jumlah tersebut, yang menunggak membayar pajak nilainya mencapai lebih dari Rp 300 miliar. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Bobby Soemiaraso (katadata.com). Beberapa solusi telah dicoba oleh pemerintah, diantaranya adalah BPRD sudah bekerjasama dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya melakukan door to door agar warga melek wajib pajak PKB. Kepala BPRD DKI Edi Sumantri akan menagih dengan surat paksa bagi wajib pajak kendaraan bermotor yang tidak membayar pajak. Selama ini, menurut Edi, BPRD sudah melakukan cara seperti fasilitas kemudahan, penghapusan sanksi dan bahkan Samsat Keliling untuk membayar pajak. Namun masyarakat tetap saja tidak membayar pajak kendaraan bermotor. Sehingga akan tindak lanjut dengan penagihan aktif. Sesuai Undang- Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Berdasarkan fakta-fakta di-atas solusi penarikan pajak oleh pemerintah membutuhkan dukungan, tentunya di era yang modern ini sudah seharusnya dengan memanfaatkan dan menerapkan teknologi tepat guna. Yaitu, salah satunya dengan merancang sebuah sistem online perpajakan untuk masyarakat Indonesia. Teknologi sistem PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) secara online skema kerjanya sangat sederhana. Layaknya MCB atau meteran Prabayar sistem kelistrikan, pihak pemerintah (Samsat) akan me-monitoring tiap kendaraan secara online. Ketika sudah waktunya membayar pajak, maka kendaraan akan memberikan nada peringatan atau alarm seperti

4 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


pada MCB saat pulsa akan habis. Apabila pemilik kendaran tetap tidak membayar pajak dalam waktu beberapa minggu, kendaraan akan cut off. Sistem yang telah cut off membuat kendaraan tidak dapat digunakan (mesin mati), maka dengan begitu secara tidak langsung peristiwa cut off bersifat memaksa dan mendesak yang akhirnya pemilik kendaraan akan disiplin membayar pajak.

PEMBAHASAN PKB Online skema kerjanya hampir sama dengan sistem MCB atau meteran pulsa prabayar. Pada sistem PKB online pemilik kendaraan akan membayar pajak tahunan kendaraan, selanjutnya akan diberikan surat kendaraan bermotor. Namun, data baru dari surat kendaraan tersebut juga di-upload pada alat yang sudah terpasang di dalam kendaraan bermotor. Ketika RTC mengindikasikan waktu pembayaran sudah tiba, sistem akan memberikan peringatan nada buzzer layaknya MCB pulsa prabayar. Apabila dalam 2 minggu pengendara tetap tidak membayar pajak maka akan terjadi peristiwa cut off, peristiwa cut off melumpuhkan sistem kelistrikan pada kendaraan yang akan menyebabkan mesin mati total. Pada akhirnya agar kendaraan dapat di operasikan kembali pengendara harus membayar pajak terlebih dahulu. Skema kembali ke awal yaitu upload program yang baru terhadap alat dan surat kendaraan baru. Selanjutnya, kendaraan dapat digunakan kembali sampai waktu yang telah ditentukan oleh Sistem pada alat. Teknik Pembuatan PKB online adalah dengan memasangkan alat yang telah terisi mikrokontroller (Arduino), baterai, relay, RTC, modul power bank, modul wifi, dan DC converter yang dihubungkan pada kelistrikan kendaraan bermotor. PKB online ini tidak dapat dibongkar pasang, sistem alat ini dibuat dengan

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 5


keamanan tingkat tinggi sehingga alat ini tidak bisa dirusak dan dilepas dengan mudah. Peraturan hukum dan undang-undang menyangkut PKB online harus ada, hal ini bertujuan agar alat ini memiliki kekuatan hukum dan meminimalisir tindakan yang tidak diinginkan terhadap PKB online. Monitoring dapat dilakukan dengan adanya modul wifi pada alat. Proses pembayaran pajak bagi yang tepat waktu dapat ke Samsat langsung. Namun, bagi yang terlambat membayar pajak maka kendaraan tidak akan bisa digunakan, selanjutnya pemilik kendaraan dapat memanggil petugas samsat yang kemudian bisa membayar ditempat dengan ketentuan denda dan biaya transportasi petugas samsat ditanggung oleh pemilik kendaraan.

Gambar 1. flowchart kerja PKB online

6 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Berikut penjabaran skema kerja PKB online : 1. Kendaraan memdapatkan peringatan dari alat untuk 2. 3. 4. 5. 6.

7. 8.

membayar pajak. Kondisi pertama, pemilik kendaraan dengan sadar membayar pajak tepat waktu. Upload data baik secara wired atau wireless terhadap PKB online. Kendaraan yang telah membayar pajak dapat digunakan kembali selama satu tahun. Kondisi kedua, pengendara tidak membayar pajak tepat waktu sehingga kendaraan mati atau terjadi peristiwa cut off. Dalam kondisi ini pemilik kendaraan memiliki dua pilihan yaitu dapat membayar pajak atau melakukan perusakan terhadap alat. Apabila membayar maka kendaraan dapat digunakan kembali. Apabila alat dirusak maka kendaraan akan menyala namun melanggar hukum. Namun, pada kondisi lain justru kendaraan juga dapat rusak total karena alat berkeamanan tinggi.

Gambar 2. Rangkaian PKB Online

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 7


Fungsi-fungsi komponen untuk menyokong skema kerja diatas sebagai beriku. Arduino berfungsi sebagai pengontrol komponen-komponen PKB online, baterai berfungsi untuk mensuplai daya pada Arduino dan komponen pendukung (RTC, Module Wifi, Relay), RTC (sebagai penentu waktu pada alat) sehingga controller akan dapat menentukan waktu untuk memberi peringatan waktu bayar pajak atau waktu cut off mesin, modul wifi yang berguna sebagai pemancar sinyal untuk monitoring, Port USB sebagai supply daya charge dari sistem kelistrikan kendaraan terhadap alat, Relay yang akan meng-cut off setelah microcontroller menerima bahwa waktu dari RTC sudah waktunya cut off. Relay menjadi satu dengan sistem kelistrikan kendaraan bermotor.

Gambar 2. Skema Kerja PKB Online

Analisis keunggulan produk sangat diperlukan sebagai pembanding perbedaan ada dan tidaknya alat ini serta bagaimana dukungan terhadap program dan aturan yang sudah ada. Alat ini selain aplikatif, juga membantu petugas lapangan dari segi pengawasan dan penarikan paksa untuk para pengendara yang tidak membayar pajak. Berikut keunggulan (kekuatan dan peluang) alat PKB online:

8 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Kekuatan alat : 1. PKB Online aplikatif dalam proses pencatatan dan penarikan paksa pajak. 2. Penggunann PKB Online efektif untuk membantu petugas lapangan karena ketika cut off memaksa pemilik kendaraan untuk bayar pajak. 3. PKB online melakukan perhitungan waktu secara real time sehingga tidak ada lagi kendaraan tanpa surat-surat ataupun kendaraan curian yang dapat di operasikan. 4. Monitoring berfungsi untuk memeriksa kendaraan sesuai dengan data yang tertera pada surat kendaraan. 5. Bersifat Internet Of Think sehingga akan sulit untuk pemalsuan data. Peluang alat : 1. PKB online pengaplikasianya sangat mudah, petugas lapangan bisa dengan mudah memeriksa pelanggaran pajak baik ketika melakukan razia atau ketika pengendara hendak melakukan pembayaran pajak di samsat. 2. Alat ini akan melakukan pengawasan secara real time sehingga dapat disiplin dan dapat mencegah tindak kejahatan pencurian kendaraan karena ketika waktu pembayaran pajak tiba kendaraan akan cut off. Kemudian setelah menuangkan ide dan inovasinya dalam sebuah perencanaan yang teruji kemampuannya melalui uji coba laboratorium dan uji lapangan dengan menerapkan langsung di lapangan melalui samsat di daerah Jember dengan meminta ijin petugas samsat jember untuk pengujian alat . Kemudian ide tersebut pemerintah melalui Kementrian Dinas Perhubungan dan Kepolisian Republik Indonesia diharapkan mendukung pengembangan teknologi PKB online melalui serangkaian uji coba kelayakan. Hasil dari uji coba kelayakannya dan mengetahui

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 9


kelemahannya, setelah mengetahui kelemahannya kemudian dianalisis dan dilakukan perbaikan. Kemudian harapan untuk perusahaan kendaraan bermotor dan investor di Indonesia mau menggunakan dan memproduksi teknologi PKB online agar pengguna kendaraan bermotor tertib agar fasilitas dijalan raya juga dapat meningkat. Dengan demikian, masyarakat Indonesia diharapkan agar selalu tertib dalam membayar pajak dan sadar akan pentingnya wajib pajak dengan tepat waktu agar pembangunan baik fasilitas umum maupun fasilitas lalu lintas di Indonesia menjadi semakin baik dan lengkap serta dapat mengurangi salah satu problematika tiap tahun Indonesia.

KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari paparan essay diatas adalah sebagai berikut: 1. Mendukung program pemerintah mendisiplinkan pembayaran pajak kendaraan bermotor diperlukan sebuah atat yang bekerja secara otomatis dan bersifat memaksa. PKB online sesuai dengan undang-undang tentang pajak kendaraan bermotor dan mampu mendukung program disiplin pajak dari pemerintah. 2. Dengan adanya PKB online pemilik kendaraan akan disiplin membayar baik pajak tahunan atau perpanjangan nomor kendaraan. Hal tersebut disebabkan oleh alat yang bersifat memaksa dan mendesak pemilik kendaraan harus membayar tepat waktu. Kendaraan yang telah di cut off oleh sistem menyebabkan kendaraan tidak bisa digunakan dan satu-satunya jalan keluar adalah dengan membayar pajak agar kendaraan dapat digunakan kembali.

10 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


3. PKB online menggunakan teknologi internet of think sehingga akan mudah dalam melakukan pengawasan. Monitoring yang mudah akan berdampak terhadap efektifnya peggunaan alat. 4. Sistem online, monitoring dan ancaman cut off merupakan sistem kerja alat yang akan mempermudah dan meningkatkan efisiensi kerja aparat pemerintah. DAFTAR PUSTAKA Amran, Rusli. 1988. Sumatra Barat Pemberontakan Pajak 1908: Bagian Ke-1, Perang Kemang. Gita Karya, Jakarta Brotodihardjo. Aruino inc. 2017. Arduino UNO dan Genuino UNO. https://www. arduino.cc/en/Main/ArduinoBoardUno. (Diakses 20 April 2018). Badan Pusat Statistik. 2016. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor menurut jenis tahun, https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/ id/1413. (Diakses pada 22 Maret 2018). CNN Indonesia. Tunggakan Pajak di DKI capai Rp 1,8 Trilliun, penunggakan kendaraan bermotor DKI, https://www.cnnindonesia. com/nasional/20170821100-12-238011/tunggakan-pajak-kendaraanbermotor-di-dki-capai-rp18-triliun/. (Diakses 20 April 2018). Gibb, A. M. 2010. New media art, design, and the Arduino microcontroller: A malleable tool. PhD thesis, Pratt Institute. B. Stroustrup et aI., The C++ programming language. Pearson Education India. Katadata. Di Jakarta, 3,8 Juta Kendaraan Menunggak Pajak; Data Badan Pajak dan Retribusi Daerah, https://databoks.katadata.co.id/ datapublish/2017/03/31/di-jakarta-38-juta-kendaraan-menunggakpajak/. (Diakses 20 April 2018). Kompas. Anda Tahu Populasi Kendaraan Di Indonesia? Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia, http://otomotif.kompas. com/read/2016/08/20/103100215/Anda.Tahu.Populasi.Kendaraan. di.Indonesia. (Diakses 20 April 2018) Santoso R. 2013. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: PT Refika Aditama.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 11


12 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Revitalisasi Sikap Nasionalisme Pemuda Melalui Rutinitas Mendongeng

2.

[ M. Kava Zulfikri ]

PENDAHULUAN Bercerita membangun jiwa nasionalisme pemuda bangsa Indonesia. mendongeng merupakan suatu kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang tua zaman dahulu sebagai penghibur anak menjelang tidur. Rutinitas ini, sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak karena mengandung nilai moral yang nantinya mudah dipelaajari oleh anak-anak. Namun, rutinitas mendongen kini mulai luntur bahkan hilang didunia anak-anak seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat1 menurut Budi Ismoyo sang penggiat sanggar seni. Kebiasaa mendongeng atau selanhutnya juga kita sebut bercerita, hal ini sangat mudah akan ditema oleh nalar pikir pemuda sekarang. Sehingga memungkinkan untuk membentuk karakter pemuda kita kedepan. Dongeng yang ditekankan saya dikini lebih tertuju pada cerita daerah, pahlawan, dan berhikmah2. Yudha Manggala P. Putra “Melestarikan Tradisi Dongeng Anak,� Republika Online, 23 Januari 2016, http://republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/01/23/o1em3u284melestarikan-tradisi-dongeng-anak.

1

2

Seperti Kisah Wali Songo atau Kisah-Kisah Nabi.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 13


Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pertama tama saya ingin menyinggung sekilas tentang pengertian nasionalisme dan sikap pemuda sekarang, seperti yang saya pahami dari sumber– sumber leksikografis dan para pakar. Setelah itu, saya akan mendiskusikan secara singkat tentang “rutinitas mendongeng� ketika menjelang tidur anak (calon pemuda). Yang menurut hemat saya cukup relevan dengan kita membangun sikap nasionalisme pemuda kita saat ini. Baru setelah itu saya akan mengulas sedikit tentang ideal kebiasaan mendongeng menjalang tidur. Dengan demikian, diskusi kali ini dapat dijadikan tambahan solusi terhadap pudarnya jiwa nasionalisme pemuda kita sekarang.

PEMBAHASAN Sekilas Tentang Sikap Nasionalisme Sebenarnya pembahasan secara kusus mengenahi “membangun sikap nasionalisme� sangat, banyak namun agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka saya akan menyinggung dulu pengertian nasionalime dan kekuatan dongeng dalam mebangun sikap nasionalisme pemuda jaman now. Sebagaima yang saya pahami sikap nasionalisme adalah sikap yang wajib melekat pada setiap diri seseorang, yaitu tidak melihat asal usul dirinya, suku, ras, agama, dan bahasa. Karena sikap nasionlisme sendiri adalah suatu paham yang mengajak kita untuk mencintai bangsa dan negara sendiri dan juga suatu kesadaran seseorang secara bersama-sama untuk memperoleh, mempertahankan, dan mengkawulakan identitas, integritas, kejayaan, dan kedaulatan bangsa. Namun sikap diatas dengan bertambahnya umur kemerdakaan bangsa Indonesia kini semakin mengkriput dan menyusut. Hal ini, tentu sangat memprihatinkan nasib kemerdekaan bangsa ini mendatang. Berdasarkan kaca mata empiris kita tahu rasa cinta dan 14 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


sayang pemuda kita, kini kian berkabur. Kegiatan kebangsaan seperti tuju belasan, upacara bendera, baris berbaris, hanya sebagai acara seremonial saja. Tidak ada kelanjutan dari pada kegiatan tersebut. Hal tersebut, dapat dibuktikan secara ketika kegiatan berlangsung masih banyak pemuda yang ngobrol sendiri, bahkan tidak menegtahui akan manfaat dan hikmah diadakanya kegaiatan tersebut. Rutinitas Mendongen yang Harus Direvitalisasi Mendongeng merupakan rutinitas orang tua dahulu sebagai pengantar anak agar cepat tidur. Selain itu, dalam buku Cerita Untuk Anak Usia Dini, tulisan Tadkirotun Musfiroh, yang dikutip oleh Banuyatul Mubarokah menyatakan bahwa dongeng mempunyai esensi yang urgent dalam pendidikan anak, karena dongeng telah memenuhi kritieria yang efiktif untuk melatih, mengkontruksi, dan mengembangakan moral anak3. Mengapa yang pertama moral terlebih dahulu, karena moral merupakan mercusuar dalam pembangunan sikap nasionalisme anak4. Menurut Nurul Hidayati5, rutinitas mendongeng sebelum tidur sangat efektif sebagai sarana pembentukan karakter (nasionalisme)6. Hal itu disebabakan karena ketika menjelang tidur otak anak sedang dalam keadaan alfa (tenang), beda halnya dalam kondisi bermain, diamana otak anak dalam keadaan aktif. Sehingga mudah untuk menerima pesan-pesan moral, nasehat dan informasi yang membangung. Rutinitas ini pun Nurul HidaBaniyatul Mubarokah, “Penerapan Metode Dongeng Dalam Pembelajaran Bidang Pengembangan Akhlak Dan Nilai-Nilai Agama Islam Di Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Tunas Islam Purwokerto,� t.t., 35. Hal. 8

3

Nasionalisme adalah sikap saling mencintai, menghargai, dan menghormati, dengan demikian anak dapat mencintai tanah air secara komprehenshif .

4

5

Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Gresik

Nurul Hidayati, “Dongeng Sebelum Tidur (Bedtime Stories) Sebagai Sarana Pembentukan Karakter Anak,� t.t., 8.

6

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 15


yati lakukan sebagai pembentukan karakter anaknya.

Berkaca pada data survei yang diadakan di Disney,

Inggris, yang diikuti oleh 1000 orang tua dan kekek-nenek yang mempunyai anak atau cucu berusia enam tahun, hanya 1/3 daari mereka yang masih sempat membacakan dongeng pada anaknya sebelum tidur7. Selain itu berdasarkan penelitian yang saya lakukan, dari 5 teman dekat saya yang masa kecilnya menjelang tidur dibacakan dongeng8 mental dan moralnya. Menurut salah satu penulis buku La Tay’as, Ustadz Saprawi, mengatakan bahwa nasehatilah seseorang dengan sejarah, karena zaman sekarang anak jika langsung kita perintah dan larangan akan lebih banyak ditolak dari pada diterima. Selain itu, dia juga menuturkan bahwa didalam kitab suci Al Quran pun lebih banyak cerita dan sejarah dari pada perintah, larangan secara langsung, dan hukum-hukum9. Sikap Nasionalisme dalam Cerita Yang Harus Diteladani Tahu benar akan sejarah dan atau sejarah berarti mengangkat kembali nilai-nilai nasionalisme10. Sikap nasionalisme ditandai dengan terwujudnya sikap kebangsaan yang baik, yaitu mepertahankan kemerdekaan, nilai moral, dan menghormati bangsa lain11. Oleh karena itu, pelajaran sejarah akan 7 Eny Kartikawati“Hanya 33% Orangtua yang Masih Sempat Mendongeng untuk Anak,” diakses 6 Mei 2018, https://wolipop.detik.com/read/2012/10/10/070850/2058848/857han ya-33-orangtua-yang-masih-sempat-mendongeng-untuk-anak.

8 Dongeng yang dimaksud adalah dongeng kancil mencuri timun, kecerdikan kancil, sejarah nabi, bahkan cerita hidup orang tua dan kakek-nenek mereka saat terjadi peperangan di daerahnya. 9

Dalam seminar bedah buku La Tay’as dan Ibrah kehidupan Teroris dan Korban.

Heri Susanto, “Pemahaman Sejarah Daerah Dan Persepsi Terhadap Keberagaman Budaya Dalam Membina Sikap Nasionalisme (Studi Korelasi pada Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Unlam),” t.t., 12. Hal. 48 10

11 Dikutip oleh Heri Susanto , dalam buku C.S.T Kansil , Empat Pilar Berbangsa Dan Bernegara

16 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


juga menjadi penting kita kaji sebagai bahan mendongeng orang tua terhadap anak menjelang tidur. Selain itu, menambah jiwa nasionaliasme pendongeng dan anak selaku yang didongengi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakuakan oleh Heri Susanto12, menyatakan bahwa pemahaman sejarah pada dasarnya mepunyai nilai integrasi, patriotisme, dan nasionalisme ( kerelaan berkorban menjadi bentuk sikap nasionalisme).

PENUTUP Berdasarkan diskusi di atas saya mengambil kesimpulan bahwa ritinitas mendongeng dapat menjadi panglima dalam mengatasi krisis nasionalisme yang sedang melanda kaum pemuda sekarang. Hal tersebut didasarkan karena, satu, pesan moral yang terdapat dalam dongeng (baik berbentuk sejarah) lebih mudah diterima oleh kalangan anak usia dini yang kelak menjadi pemuda. Kedua, mendongeng sangatlah mudah karena dapat direkayasa, tentu dalam lingkup positif untuk munumbuhkan jiwa nasionalis para pemuda. Ketiga, sangat relevan dengan calon pemuda sekarang yang kurang gemar membaca. Tiada diskusi tanpa hasil, tiada perdebatan tanpa solusi. Oleh karena itu, disini saya ingin mengusulkan pemikiran saya yang berkaiatan dnegan revitalisasi sikap nasionalisme melalui jalan mendongeng, bahwa perlu adanya peningkatan pelajaran sejarah bangsa Indonesia disetiap sekolah. Demkian itu dikarena kan supaya generasi sekarang yang kelak menjadi pemuda mengetahui dan memahami akan hakekat sejarahnya dan juga sebagai bahan bercerita kepada anak dan cucunya. Selain itu, 12 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, penulis journal Pemahaman Sejarah Daerah Dan Persepsi Terhadap Keberagaman Budaya Dalam Membina Sikap Nasionalisme.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 17


rutinitas mendongeng dilakukan pada malam hari menjelang tidur karena kondisi lebih nyaman dan akal atau otak anak mereka sedang dalam kondisi pasif. Oleh karena itu, rutinitas menbacakan dongeng sebelum tidur sangat perlu dan distiqomahkan oleh setiap orang tua terhadap anaknya. Supaya tertanam pada psikis sikap nasionalisme.

DAFTAR PUSTAKA Hidayati, Nurul. “Dongeng Sebelum Tidur (Bedtime Stories) Sebagai Sarana Pembentukan Karakter Anak,” t.t., 8. Kartikawati, Eny “Hanya 33% Orangtua yang Masih Sempat Mendongeng untuk Anak.” https://wolipop.detik.com/read/2012/10/10/070850/ 2058848/857/hanya-33-orangtua-yang-masih-sempat-mendongenguntuk-anak. (Diakses 6 Mei 2018). Mubarokah, Baniyatul. “Penerapan Metode Dongeng Dalam Pembelajaran Bidang Pengembangan Akhlak Dan Nilai-Nilai Agama Islam Di Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Tunas Islam Purwokerto,” t.t., 35. P. Putra, Yudha Manggala. “Melestarikan Tradisi Dongeng Anak.” Republika Online, http://republika.co.id/berita/nasional/ daerah/16/01/23/o1em3u284-melestarikan-tradisi-dongeng-anak. (Diakses 23 Januari 2016). Susanto, Heri. “Pemahaman Sejarah Daerah Dan Persepsi Terhadap Keberagaman Budaya Dalam Membina Sikap Nasionalisme (Studi Korelasi pada Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Unlam),” t.t., 12.

18 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Konsep Komunitas Terbayang: Korelasi Nasionalisme dan Toleransi di Indonesia

3.

[ Dimas Bagus Santoso ]

PENDAHULUAN Setelah berakhirnya orde baru, Indonesia mengalami krisis multidimensi yang sangat masif. Puncaknya pada tahun 1997-2000 dimana Indonesia mengalami krisis politik dan juga krisis ekonomi paling buruk sepanjang sejarah Indonesia1. Rakyat mengalami kekecewaan kepada kepemimpinan Soeharto yang otoriter, selain daripada itu banyak terjadi korupsi, serta dikekangnya hak untuk mengeluarkan pendapat. Krisis multidimensi telah membuka “topeng” bahwa tidak ada lagi apa yang disebut Nasionalisme, Heroisme, Keadilan, Persatuan, Kejujuran, maupun Kebanggaan2. Pemerintahan yang sewenangwenang telah membuka mata masyarakat untuk segera melakukan perubahan dan pembebasan dari kekangan. Setelah mengalami desakan yang luar biasa oleh mahasiswa, akhirnya pada 1998 1 Al Chaidar and Herdi Sahrasad, ‘NEGARA, ISLAM, DAN NASIONALISME SEBUAH PERSPEKTIF’ (2013) 3 Jurnal Kawistara 42 <https://journal.ugm.ac.id/kawistara/article/ view/3960> accessed 23 June 2017.

Dadang Supardan, ‘Tantangan Nasionalisme Indonesia Dalam Era Globalisasi’ (2013) 2 Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Budaya Dan Sosial (LENTERA) 37, 37 <http://ejournal.unri.ac.id/ index.php/JSBS/article/view/1615> accessed 23 June 2017.

2

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 19


Indonesia mengalami reformasi. Reformasi telah membuka gerbang Indonesia untuk menerima paham-paham baru tentang kebebasan, seperti demokrasi dan liberalisme. Kejadian ini tentu saja sebagai jawaban harapan masyarakat atas digaungkannya kebebasan. Namun banyak kalangan menilai dengan adanya reformasi telah membentuk sistem demokrasi prematur yang memicu adanya perpecahan. Kaum liberalisme semakin gencar menyuarakan kebebasannya, agama-agama semakin berani mengeluarkan kearoganannya, serta entitas-entitas yang menginginkan kemerdekaannya. Ini dibuktikan dengan banyaknya organisasi-organisasi yang mulai merongrong kesatuan dan persatuan Indonesia, seperti Gerakan Aceh Merdeka, Organisasi Papua Merdeka, bahkan lepasnya Timor Timur dari bumi pertiwi. Semangat kebangkitan Nasional maupun Nasionalisme Indonesia itu sendiri tengah mengalami kemerosotan secara signifikan. Ditengah gencarnya demokratisasi, dibarengi dengan adanya politisasi dalam satu dasawarsa terakhir tema Kebangkitan Nasional dan Nasionalisme bahkan tidak lagi menjadi wacana publik3. Esai ini ingin menguak relevansi Nasionalisme di Indonesia, masih hidup atau sudah mati. Selain itu, penulis juga ingin menyelisik lebih mendalam mengenai hubungan antara politisasi, agama, dengan nasionalisme serta korelasinya dengan toleransi di Indonesia saat ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ingin dijawab oleh sudut pandang penulis dengan mengkomparasikan antara teori Nasionalisme milik Benedict Anderson dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. 3 Azyumardi Azra, ‘Nasionalisme, Etnisitas, Dan Agama Di Indonesia: Tantangan Globalisasi’ 9http://www.setneg.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=2255>.

20 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


PEMBAHASAN

Banyak pendekatan teoritis yang telah membahas

pertanyaan-pertanyaan mengenai identitas individu dalam konteks sosio-politik tertentu. Ideologi paling kuat yang secara langsung menjawab pertanyaan tentang identitas adalah nasionalisme, yang mengklaim sebuah negara, berdaulat atas wilayah tertentu atas nama komunitas masyarakat4. Ideologi ini terdiri dari campuran simbol pemersatu seperti budaya, bahasa, asal etnis, emosi, kesamaan sejarah, dan agama. Terdapat bermacam-macam definisi mengenai Nasionalisme dengan sudut pandangnya masing-masing. KBBI memberikan definisi Nasionalisme adalah kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan5. Menurut Carlton J.H. Hayes nasionalisme merupakan kesadaran kerakyatan untuk setia terhadap negaranya. Sedangkan Hans Kohn lebih menekankan pada keinginan masyarakat untuk menyumbangkan jasanya demi menegakkan negara yang berdaulat6. Namun nampaknya definisi ini akan bergeser jika diimplementasikan di Indonesia dengan tingkat heterogenitas7 Eric J Hobsbawm and Terence O Ranger (eds), The Invention of Tradition (19th pr, Cambridge Univ Pr 2010) at 165–168.

4

5

‘Nasionalisme’ <http://kbbi.web.id/nasionalisme>.

Koh Young Hun, ‘Nasionalisme Dan Komunitas Terbayang Karya-Karya Novel Pramoedya Ananta Toer’ [2013] Hankuk University of Foreign Studies 59–60.

6

Heterogenitas pada dasarnya menunjukkan suatu kualitas dari keadaan yang tidak sama atau keanekaragaman dalam unsur-unsur identitas kelompok. Untuk lebih lengkapnya, lihat pada I Gde Semadi Astra, ‘PLURALITAS DAN HETEROGENITAS DALAM KONTEKS PEMBINAAN KESATUAN BANGSA’ (2014) 10 Jurnal Kajian Budaya - Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana 20 <https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajian/article/ download/13869/9576> accessed 26 April 2018. 7

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 21


yang semakin tinggi kini. Meningkatnya konflik antar etnik, antar agama, dan fenomena disintegrasi lainnya telah menjadi bukti konkret adanya degradasi nasionalisme di Indonesia8. Semenjak adanya tuntutan reformasi, Indonesia sering kali terjadi konflik-konflik horizontal antar golongan yang tak kunjung dapat diselesaikan oleh pemerintah. Sebut saja kejahatan terhadap kemanusiaan etnis Tionghoa pada peristiwa Mei Kelabu, hingga kasus terbaru yang melibatkan perseteruan antara golongan pembela islam dan golongan nasionalis, yang kemudian berlanjut dengan perseteruan antara kubu sebut saja #2019gantipresiden (oposisi) dan #diasibukkerja (pendukung). Ketiga konflik diatas merupakan fakta adanya ekstremisme di Indonesia. Salah satu tolak ukur yang teridentifikasi sebagai bibit ekstremisme adalah perilaku etnosentrisme terhadap kelompoknya. Ekstremisme sendiri adalah keadaan atau tindakan menganut paham ekstrem (fanatik) berdasarkan pandangan suku, agama, politik, dan sebagainya. Etnosentrisme merujuk pada anggapan kelompoknya adalah yang paling benar, dan kelompok yang berseberangan salah. Multi-etnik dan keberagaman merupakan tantangan utama dalam proses pembangunan suatu bangsa dalam wacana politik liberal dunia kontemporer saat ini. Bagi negara yang mempunyai keberagaman baik dalam etnis, budaya, maupun agama, apabila tidak dapat mengakomodir kepentingan semua pihak maka akan menjadi bumerang bagi negara tersebut9. Seperti halnya yang telah terjadi di Indonesia, semenjak ada peristiwa penistaan agama oleh BTP dan disusul adanya aksi 8

Supardan (n 2) 38.

Susetyo Heru, Rozak M. Asyhari and Fitria, Rohingya: Stateless Poeple and Nowhere To Go (Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PAHAM) Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya Arakan (PIARA) 2016) 3.

9

22 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh umat Islam yang dinamai Aksi Bela Islam. Disadari atau tidak, peristiwa tersebut telah menjadikan Indonesia terbagi atas 3 golongan; Golongan Muslim, Golongan Nasionalis, serta Golongan abu-abu. Sikap pemerintah yang sering kali membuat kebijakan yang abu-abu semakin menguatkan egosektoral antar golongan ini. Gagalnya pemerintah dalam mengintegrasi multikulturalisme telah menjadi bukti bahwa sudah tidak ada lagi toleransi di Indonesia, dan menunjukkan bahwa eksistensi Nasionalisme sudah memudar. Buntut dari adanya gesekan kepentingan tersebut tidak hanya terjadi pada kasus penistaan agama. Namun juga menjalar pada kasus-kasus lain yang mengekor dari adanya politisasi konflik tersebut. Isu yang di “godok� pun beraneka ragam, mulai dari etnis, agama, hingga pandangan politik, namun dengan oknum yang itu-itu aja. Hingga yang terbaru adalah adanya insiden kecil tapi serius yang diperparah oleh kekuatan media publik, yang terjadi di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Peristiwa tersebut bermula pada hari Minggu pagi, 29 April 2018 ketika kegiatan Car Free Day (CFD) berlangsung. Saat itu kegitan berbarengan dengan adanya aksi dari kedua belah pihak (pendukung dan oposisi), yang kemudian terjadilah peristiwa intimidasi yang dialami oleh seorang ibu bernama Susi Ferawati yang berasal dari kubu pendukung. Berdasarkan pengakuan beliau saat membuat laporan di Polda Metro Jaya, beliau mengaku saat terpisah dari rombongan pendukung, dia dihadang oleh masa kubu oposisi. Ketika itu, dia ditanya-tanya, diolok-olok, dan dituding mendapatkan bayaran10. Keterangan lebih lengkap, lihat pada ‘Buat Laporan Polisi, Ini Kronologi Ibu Korban Intimidasi di CFD’ (beritasatu.com, 30 April 2018) <http://www.beritasatu.com/ megalopolis/490589-buat-laporan-polisi-ini-kronologi-ibu-korban-intimidasi-di-cfd.html> accessed 6 May 2018.

10

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 23


Namun disisi lain, banyak yang menilai (khususnya pihak oposisi) aksi tersebut merupakan “settingan” dari pihak pendukung. Pasalnya, banyak ditemukan bukti-bukti yang menjabarkan bahwa kasus intimidasi di bundaran HI diperankan oleh aktor “itu-itu aja”. Seperti yang diungkapkan oleh Agi Betha seorang Jurnalis Senior Wanita, bahwa yang menjadi korban intimidasi bundaran HI merupakan simpatisan BTP pada saat kasus penistaan agama. Yang tak kalah menggemparkan, ternyata pelaku yang tertangkap video dalam peristiwa intimidasi juga merupakan dari pihak pendukung11. Namun demikian, terlepas dari kebenaran atas peristiwa intimidasi di bundaran HI tersebut, kedua belah pihak sama-sama bersalah. Sejak dimulainya aksi saja sudah bermasalah, karena melanggar ketentuan yang ada. Kegiatan politik di kawasan CFD merupakan kegiatan yang dilarang oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Gubernur12. Sehingga, pada dasarnya tidak ada yang benar pada aksi di CFD 29 April kemarin. Perbedaan kepentingan kedua belah pihak merupakan buah dari adanya Reformasi yang tidak dapat dibendung lagi. Indonesia dengan kemajemukannya tidak bisa jika harus disatukan dalam satu kepentingan yang sama dan membela hal yang sama. Dengan begitu, konsep nasionalisme yang sering digaungkan sudah tidak relevan lagi jika diterapkan di Indonesia saat ini. Namun berbeda halnya apabila menggunakan konsep yang ditawarkan oleh Benedict Anderson “imagined communities” atau Komunitas Terbayang. Fenomena kasus yang terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa nasionalisme yang ‘WASPADA! “DIA SIBUK KERJA” SEBAGAI BIANG KEROK’ <http://www.portal-islam. id/2018/05/dia-sibuk-kerja-sebagai-biang-kerok.html> accessed 6 May 2018.

11

Lihat ketentuan pada Pasal 7 ayat 2 Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor.

12

24 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


dibentuk rakyat Indonesia merupakan Komunitas Terbayang antar individu yang membentuk kelompok besar nan berdaulat bernama bangsa. Anderson berpendapat bahwa bangsa bukanlah merupakan sesuatu yang real, hanya sesuatu yang terbayang dan dibayangkan sekaligus sebagai terbatas maupun berdaulat13. Menurut Anderson, bangsa itu dibayangkan sebagai sebuah komunitas dengan persaudaraan horizontal yang angan mendalam yang terlepas dari adanya ketidakadilan serta penindasan yang secara nyata terjadi14. Jika dikaitkan dengan kasus yang terjadi di Indonesia, Komunitas Terbayang ini maksudnya adalah karena antar anggota tidak saling mengenal dan mempunyai kepentingan yang berbeda, namun memiliki identitas yang “serupa� yakni Indonesia. Nasionalisme bukanlah sesuatu yang diwariskan dari masa lalu, namun merupakan proyek bersama (Common Project) untuk sekarang dan masa depan15. Proyek ini membutuhkan pengorbanan pribadi, bukannya untuk mengorbankan orang lain. Musuh Indonesia nyata di depan sana, bukan sesama anggota warga negara Indonesia. Inilah mengapa tidak pernah terjadi para pejuang kemerdekaan seolah-olah mempunyai hak untuk membunuh sesama bangsa Indonesia, meskipun dulu banyak sekali perbedaan dan golongan. Begitu pula dengan perjuangan para pemuda dalam sumpah pemuda, kemerdekaan, sampai reformasi, semua diciptakan atas dasar perbedaan. Sebaliknya, mereka harus memiliki keberanian jika nantinya akan dipenjara, disiksa, dianiaya, dan diasingkan, demi kebebasan dan kebahagiaan Indonesia di masa depan untuk sesamanya. 13 Benedict R O’G Anderson, Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism (Rev ed, Verso 2006) 15–16. 14

Hun (n 6) 61.

Benedict Anderson, Nasionalisme Indonesia Kini Dan Di Masa Depan (Nationalism Today and in the Future) (Anjing Galak 1999) 40. 15

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 25


PENUTUP

Perbedaan kepentingan, maksud, dan tujuan tidak dapat

disembunyikan dalam diri rakyat Indonesia. Dengan segala kemajemukan yang terdiri dari suku-suku, budaya, agama, etnisitas dan golongan yang tidak dapat disatukan pemikiran dan kepentingannya. Namun tidak berarti perbedaan ini sebagai penghambat dalam proses nasionalisme untuk Indonesia lebih baik lagi. Karena benturan kepentingan adalah sebuah keniscayaan, Perbedaan adalah sebuah kepastian, Penyatuan adalah sebuah kemunafikan, Namun perpecahan adalah sebuah kebodohan. Sudah saatnya Indonesia berdiri diatas perbedaan yang ada dan menerima dengan lapang dada benturan kepentingan yang ada. Bukan saatnya Indonesia untuk memperdebatkan sebuah persepsi subjektif dari segelintir golongan yang mewabah di seluruh jiwa dan logika rakyat Indonesia. Sudah saatnya Indonesia Bangkit, menumbuhkan rasa nasionalisme diatas perbedaan yang terjadi, dan mengkristalisasinya menjadi perjuangan bersama demi Indonesia yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA Anderson B, Nasionalisme Indonesia Kini Dan Di Masa Depan (Nationalism Today and in the Future) (Anjing Galak 1999) Anderson BRO, Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism (Rev ed, Verso 2006) Astra IGS, ‘Pluralitas Dan Heterogenitas Dalam Konteks Pembinaan Kesatuan Bangsa’ (2014) 10 Azra A, ‘Nasionalisme, Etnisitas, Dan Agama Di Indonesia : Tantangan Globalisasi’ <http://www.setneg.go.id/index2.php?option=com_ content&do_pdf=1&id=2255>

26 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Chaidar A and Sahrasad H, ‘Negara, Islam, Dan Nasionalisme Sebuah Perspektif’ (2013) 3 Jurnal Kawistara <https://journal.ugm.ac.id/ kawistara/article/view/3960> (Diakses 23 Juni 2017). Hobsbawm EJ and Ranger TO (eds), The Invention of Tradition (19th pr, Cambridge Univ Pr 2010) Hun KY, ‘Nasionalisme Dan Komunitas Terbayang Karya-Karya Novel Pramoedya Ananta Toer’ [2013] Hankuk University of Foreign Studies ‘Nasionalisme’ <http://kbbi.web.id/nasionalisme> Jurnal Kajian Budaya - Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana 20 <https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajian/article/download/13869/9576> (Diakses 26 April 2018). Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor Supardan D, ‘Tantangan Nasionalisme Indonesia Dalam Era Globalisasi’ (2013) 2 Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Budaya Dan Sosial (LENTERA) 37 <http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JSBS/article/view/1615> (Diakses 23 Juni 2017). Susetyo Heru, M. Asyhari R and Fitria, Rohingya: Stateless Poeple and Nowhere To Go (Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PAHAM) Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya Arakan (PIARA) 2016).

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 27


28 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


MSG (Media Social Generation) Cita Rasa Pemuda NKRI

4.

[ Azizarohaina Dirza Debi Suntari ]

PENDAHULUAN Indonesia adalah sebuah negara kesatuan dengan jumlah penduduk lebih dari 265 juta jiwa yang terdiri dari beberapa generasi mulai dari generasi kemerdekaan sampai generasi alpha. Setiap generasi tumbuh dengan keadaan zamannya. Pada tahun 2018 ini, Semua generasi terpengaruh dengan adanya berbagai teknologi canggih dan terbaharui. Generasi-generasi terdahulu harus beradaptasi dengan keadaan baru untuk tetap dapat menjalin hubungan dengan generasi-generasi muda. Saat ini perkembangan dunia, termasuk Indonesia, didominasi oleh produktivitas dari generasi millenial yang pada hakekatnya mereka adalah seorang pemuda. Perkembangan teknologi yang mereka ciptakan meliputi berbagai bidang seperti transportasi (Go-jek), bisnis (Bukalapak), dan komunikasi(Instagram, Facebook, Whatsapp). Mereka memanfaatkan kecanggihan internet. Artikel kali ini akan membahas perkembangan teknologi internet khususnya media sosial bagi pemuda. Media sosial menjadi pengiring tumbuh dan berkembangnya generasi muda

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 29


di Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

PEMBAHASAN “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.� Kalimat tersebut terlontarkan dari sosok panutan rakyat Indonesia yaitu Ir. Soekarno sebagai pemimpin pertama NKRI. Dari kalimat tersebut mengandung makna mendalam yaitu dunia berada di tangan pemuda. Dimulai dari dini, pemuda mengenyam pendidikan dengan harapan dapat berkontribusi dalam membangun Indonesia menjadi lebih maju sehingga dapat mengguncang dunia. Berbagai fasilitas selalu diperbaharui untuk menunjang pendidikan. Kemajuan internet tak luput berperan dalam proses tersebut. Internet seperti sudah menjadi kebutuhan pokok manusia terutama dalam bidang komunikasi. Seseorang bisa berkomunikasi tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu (Sudarman, 2014:116). Manusia telah menciptakaan berbagai macam alat komunikasi berbasis internet yang sangat memudahkan penggunanya. Alat komunikasi yang paling terbaru adalah media sosial. Pengertian media sosial sendiri adalah alat komputer yang memungkinkan orang untuk berbagi atau bertukar informasi, ide, gambar, video, dan bahkan lebih banyak dengan satu sama lain melalui jaringan tertentu. Dengan banyaknya fitur yang ditawarkan, media sosial mampu mengubah gaya hidup seseorang (Siddiqui, 2016:71) MSG adalah brand untuk para generasi millenial dan setelahnya yang sebagian besar dari mereka merupakan

30 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


pengguna media sosial. Bagi generasi ini, media sosial layaknya monosodium glutamat yang memberikan rasa gurih dalam hidup. Rasa gurih yang ditimbulkan memberikan efek ketergantungan. Hal ini berdasarkan data hasil survei dari MarkPlus Insight dan Marketeers Magazine tahun 2013, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 74,57 juta. Rata-rata pengguna menghabiskan waktu lebih dari tiga jam setiap harinya untuk mengakses internet. Selanjutnya, penelitian terhadap pengguna internet yang dilakukan oleh Yahoo dan TNS tahun 2008, dari 2000 responden yang tersebar di wilayah Indonesia didapatkan bahwa 64% pengguna internet adalah remaja dengan rentang usia 1529 tahun dengan 60%-nya membuka situs jaringan sosial setiap bulan (Bugiardo, 2015: 30). Data lain dari Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam situsnya kominfo.go.id tahun 2013, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 63 juta orang. Sebanyak 95% dari angka tersebut merupakan penggunaan media sosial. Hal ini membuktikan bahwa media sosial memiliki andil yang sangat besar dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada bangsa Indonesia termasuk para pemudanya. Pemuda Indonesia menjadi cerminan dari image bangsa Indonesia di mata dunia. Indonesia memerlukan inovasi terbaru dari pemuda untuk menciptakan solusi-solusi bagi permasalahan bermasyarakat dan bernegara. Di zaman yang semakin modern, perkembangan media sosial menjadi solusi bagi bangsa untuk dapat mempersatukan masyarakat dari berbagai daerah yang memiliki ciri khas dan budaya tanpa adanya batas. Pemuda sebagai pengguna media sosial yang mendominasi dapat menggoreskan catatan yang beraneka ragam dengan harapan dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 31


Negara-negara asing telah banyak mencetak pemudapemuda berprestasi yang berhasil menciptakan berbagai macam media sosial. Mereka bisa menjadi panutan bagi negara Indonesia seperti, Mark Zuckerberg (Amerika Serikat) pencipta Facebook, Jan Koum berasal dari California pencipta Whatsapp, dan Kevin Systrom berasal dari Amerika Serikat pencipta Instagram. Jika membaca biografi pemuda-pemuda pencipta media sosial tersebut mereka semua memulai dari nol. Hal ini menjadi pukulan keras bagi pemuda-pemuda Indonesia untuk ikut serta menorehkan prestasi di bidang teknologi ini mengingat banyaknya potensi yang dimiliki pemuda Indonesia dari berbagai daerah. Selain menciptakan potensi, media sosial juga memberi berbagai dampak. Dampak tersebut dilihat dari sisi positif dan negatif dalam berbagai bidang seperti pendidikan, bermasyarakat, dan bagi pemuda itu sendiri. Di dunia pendidikan, media sosial memberikan banyak dampak positif bagi para pelajar antara lain media sosial memberikan kemudahan bagi pelajar untuk berdiskusi mengenai tugas mereka dan menjadi wadah untuk mengekspresikan pikiran. Dampak positif media sosial di dunia pendidikan tidak hanya dirasakan oleh pelajar melainkan juga bagi seorang guru. Guru dapat menggunakan media sosial untuk meningkatkan produktivitas seperti memberikan informasi mengenai aktivitas kelas dan sekolah. Namun, media sosial dapat mengganggu konsentrasi pelajar. Hal ini dikarenakan, obrolan di dalam media sosial membuat seseorang ketagihan. Media sosial juga mengurangi kemampuan pelajar untuk berkomunikasi secara tatap muka karena terlalu seringnya berdiskusi di dunia maya. Selain itu, ilmu pengetahuan yang bersumber tidak jelas banyak beredar di internet dan dijadikan referensi oleh para pelajar.

32 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Hal tersebut bisa menimbulkan persepsi yang kurang benar. (Siddiqui, 2016:71) Perkembangan media sosial ikut serta dalam mengubah cara berkomunikasi dan bersosialisasi, memberikan kesempatan untuk terhubung kembali dengan teman lama, serta mendapatkan teman baru. Dampak postif media sosial dalam hal bermasyarakat antara lain menjadi sarana untuk berbagi ide tanpa batas, memberikan kesempatan terbuka bagi semua penulis untuk terhubung dengan klien, dan media sosial menyadarkan masyarakat untuk tetap up to date dengan informasi terkini (Siddiqui, 2016:73) Tak dapat dipungkiri, media sosial juga memberikan dampak negatif antara lain membuat seseorang kecanduan, mempengaruhi perilaku seseorang misalnya remaja yang mengikuti hal-hal negatif pada konten media sosial, dan mengurangi waktu untuk berkumpul bersama keluarga sehingga seseorang lebih banyak menghabiskan waktu untuk terhubung dengan orang baru (Siddiqui, 2016:74). Menurut riset berita BBC 2013, 63% pengguna Facebook adalah pemuda dan siswa. Media sosial digunakan sebagai sarana untuk menghubungkan pemuda yang satu dengan yang lain, bertukar informasi yang bermanfaat, memungkinkan pemuda untuk mendapatkan dukungan serta saran yang tidak mereka dapatkan dalam kehidupan nyata dan mendapatkan jawaban terkait tujuan karier. Dampak negatif dari hadirnya media sosial bagi kehidupan pemuda antara lain mudahnya terjadi penculikan, pembunuhan, perampokan yang menargetkan pemuda, dan mempengaruhi pemuda untuk membuang waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk melakukan hal lain (Siddiqui, 2016:74).

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 33


PENUTUP

Masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia

berada di tangan pemuda sebagai penerus perjuangan bangsa. Pemuda Indonesia sebagai pengguna media sosial terbanyak menjadi cita rasa bagi negara Indonesia. Berbagai rasa mulai dari manis hingga pahit ikut serta menjadi bagian perjalanan perjuangan bangsa. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sampai saat ini menjadi bagian dari negara berkembang. Oleh karena itu, perjuangan belum usai untuk terus melakukan perbaikan dan pembangun guna menjadikan negara Indonesia menjadi negara maju.

DAFTAR PUSTAKA Bugiardo, Dian. 2015. Berkomunikasi Ala Net Generation. Jakarta: Elex Media Komputindo. Siddiqui, Shabnoor dan Tajinder Singh. 2016. Social Media its Impact with Positive and Negative Aspects. International Journal of Computer Applications Technology and Research Volume 5– Issue 2, 71 – 75. Kominfo. Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang. 7 November 2013. https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/ Sudarman, Momon. 2014. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

34 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Lanskap Demokrasi Dan Dinamika Budaya Politik Kebangsaan

5.

[ Is’adur Rofiq ]

PENDAHULUAN Sudah 20 tahun rezim orde baru runtuh. Namun permasalahan demokrasi tetap saja silih berganti berdatangan. Mulai dari budaya politik indonesia yang minim perhatian, sampai kurang kesadaran tentang pentingnya demokrasi bagi kemajuan bangsa dan Negara. Latar belakang runtuhnya rezim orde baru disiasati dengan isu-isu politik otoriter yang mengancam hak kebebasan kepada masyarakat. Tapi pada masa reformasi seperti sekarang, perdebatan tentang definisi dan praktik demokrasi belum menemui titik terang. Pada hakikatnya, demokrasi adalah bagaimana mengimplementasikan demokrasi itu dalam praktik. Berbagai negara telah menentukan jalurnya sendiri-sendiri, yang tidak sedikit diantaranya justru mempraktikkan cara-cara atau mengambil jalur yang sangat tidak demokratis, kendati diatas kertas menyebutkan “demokrasi� sebagai asasnya yang fundamental. Oleh sebab itu, studi-studi tentang politik sampai pada identifikasinya, menyatakan bahwa fenomena demokrasi itu dapat dibedakan atas

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 35


demokrasi normatif dan demokrasi emperik1.

Hampir semua negara pada masa ini mengaku

sebagai demokrat. Beragam jenis rezim politik seluruh dunia mendeskripsikan dirinya sebagai demokrasi. Namun demikian, apa yang dikatakan dan diperbuat oleh rezim yang satu dengan yang lainnya sering berbeda secara substansial. Demokrasi kelihatannya melegitimasi kehidupan politik modern2. Menurunnya sikap pro aktif tentang praktik demokrasi di Indonesia harus ditelaah dan dicari solusinya, Agar kehidupan bangsa dan negara tidak serta-merta melenggang dengan kebebasan tanpa etika yang normatif terhadap negara.

PEMBAHASAN Demokrasi belum sepenuhnya diterima oleh bangsa Indonesia. Jika diklasifikasikan menurut kesadaran, budaya politik di Indonesia adalah budaya politik subjektif. Sampel paling nyata dan paling dekat dengan kita adalah penyelenggaraan pemilu. Banyak yang mengatakan bahwa pemilu adalah sebuah “Pesta”. Bukan pesta demokrasi, melainkan pesta mengumpulkan/menerima uang dari paslon pemilu. Dengan demikian, jika masyarakat tidak diberi uang oleh pasangan pemilu, maka ia tidak akan berpartisipasi sebagai pemilih. Politik uang yang terjadi di Indonesia telah mengakar dan menjadi agenda wajib pasangan calon pemilu. Tidak menjadi

1 Afan Gaffar “Kualitas Pemilu Menentukan Kualitas DPR, Sebuah sketsa”, “Pengantar” dalam Dahlan Thaib dan Ni’matul Huda, Pemilu dan Lembaga Perwakilan dalam Ketatanegaraan Indonesia, (Yogyakarta: Jurusan HTN Fakultas Hukum UII, 1992), hlm. vi

Nikmatul Huda dan Imam Nasef, Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 12

2

36 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


sebuah masalah berasal dari mana, track record-nya bagaimana, intinya Siapa yang banyak modalnya (uang), maka dialah yang menjadi pemenang pemilu. Hal ini telah mencederai nilai demokrasi yang hanya ditukar dengan uang semata. Beberapa tahun kemudian setelah pemilu, banyak pemimpin yang korupsi. Itulah imbas menukar masa depan bangsa dan negara dengan uang. Jangan sesekali menuntut sejahtera, jika masih menerima uang dalam menyalurkan suranya dalam pemilu. Budaya Politik di Indonesia Menurut Kantapriwara, budaya politik tidak lain dari pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik. Masuknya teknologi maju dan pertukaran atau kontak dengan kebudayaan luar, berpotensi dapat mengubah mindset dan attitude individu tersebut3. Pada masyarakat Indonesia, terdapat 3 budaya politik yang menggambarkan pandangan mengenai proses politik yang berasaskan demokrasi di lingkungan internal, yaitu budaya politik parokial, subjektif dan partisipan. Tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam kehidupan politik sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan kejayaan negara. Budaya politik subjektif masih mendominasi pada lapisan masyarakat Indonesia. Kesadaran tentang demokrasi masih menjadi tugas berat bagi pemerintah Indonesia. Budaya Politik subjektif merupakan tipe budaya politik yang Masyarakat dan individunya telah mempunyai perhatian dan minat terhadap sistem politik, hanya saja perannya masih terbatas pada pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah dan cenderung menerima dengan pasrah. Dan juga budaya politik subjektif tidak 3

Kantaprawira Rusadi, Politik Internasional Konsep dan Teori (Bandung, 1988)

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 37


mempunyai rasa menilai dan menelaah, bahkan mengkritisi pemerintahan. Pelembagaan Penyelenggara Pemilu Pasca-Reformasi Reformasi 1998 yang melahirkan masa transisi politik, tentu berimplikasi terhadap penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Huntington mengatakan, pemilu di era transisi merupakan: Pertama, tanda berakhirnya rezim nondemokratis, sekaligus sebagai perlembagaan demokrasi dan pembangunan kembali kohesi sosial yang telah retak akibat terjadinya tarik menarik dukungan dan penolakan antara berbagai kelompok sosial dalam masyarakat. Kedua, bermakna sabagai pelantikan pemerintahan baru atau rezim demokratis yang menggantikan pemerintahan otoriter yang telah tumbang. Ketiga, pemilu di era transisi merupakan perwujudan dari konsolidasi sistem demokrasi yaitu suatu usaha untuk menjaga secara ketat kembalinya rezim status quo untuk menduduki kursi kekuasaan4 Partai Politik dan Relasi dengan Rakyat Munculnya partai-partai politik turut menyemarakkan proses demokrasi. Akan tetapi, banyak hal yang harus dikaji ketika hubungan antara elit poltik dan massa pendukungnya belakangan ini seolah sekedar hubungan antara anak dan bapak yang belum dijiwai oleh semangat demokrasi itu sendiri. Masyarakat dalam menentukan figur-figur pemimpin bangsa kurang berpikir secara rasional karena masih bersikap paternalistis dan feodalistis. Hal ini sangat membahayakan bagi perkembangan suatu bangsa yang sarat dengan heterogenitas seperti Indonesia yang sangat membutuhkan ketahanan dan

Samuel P. Huntington, The Thrid Wave: Democratization in The Late Twenlieth Century, “Pembahasan� dalam Ni’matul Huda dan Imam Nasef, Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi, (Norman: University of Oklahoma Press, 1991), hlm. 208-210.

4

38 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


stabilitas politik5.

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa partai politik

itu berfungsi sebagai sarana komunikasi politik, sarana sosialisasi politik, sarana rekrutmen politik dan sarana pengatur konflik. Di samping itu, partai politik juga mempunyai fungsi dalam hal pendidikan politik sesuai dengan undang-undang partai politik. Namun, sebagaimana kita ketahui bersama penerpan fungsi tersebut masihlah sangat minim. Banyak kader partai yang di bidang legislatif yang melakukan tindak pidana korupsi, baik di pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Seyogyanya, partai politik harus melihat histori dan perjuangan leluhur bangsa Indonesia yang rela berkorban demi tegaknya NKRI yang merdeka. Jangan hanya menyuguhi tontotan yang tak wajar kepada rakyat. Bagaiamana mau maju, aturan tentang kepemimpinan tidak di patuhi. Apa fungsi sumpah jabatan dibawah Al-Qur’an jika masih bekerja tidak sesuai standard? Lalu, siapa yang bisa menjadi jembatan dan komunikasi politik antara rakyat dan pemerintahan jika partai politik tidak amanah menjalankan fungsinya?

PENUTUP Budaya politik partisipan masih nihil terjadi di Indonesia. Kesadaran rakyat yang masih minim terhadap kehidupan demokrasi, ditambah problematika partai politik yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya menjadi faktor terberat yang harus diatasi jika Indonesia benar-benar ingin maju dan jaya. perubahan yang secara mental dan sikap siap untuk merubah

S

Rahman. Sistem Politik Indonesia (Yogyakarta, 2007)

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 39


kehidupan bangsa. Aktor tersebut adalah kita selaku mahasiswa generasi milenial yang serba canggih dan modern. mahasiswa jangan sibuk untuk belajar teori tanpa praktik. Hendaknya mahasiswa menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah guna kemajuan dan kesadaran demokrasi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Gaffar, Afan. 1992. Kualitas Pemilu Menentukan Kualitas DPR, Sebuah sketsa”, “Pengantar” dalam Dahlan Thaib dan Ni’matul Huda, Pemilu dan Lembaga Perwakilan dalam Ketatanegaraan Indonesia. Yogyakarta: UII Press. Huda, Nikmatul dan Imam Nasef. 2017. Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta: Kencana. Huntington , Samuel P. 1992. The Thrid Wave: Democratization in The Late Twenlieth Century, “Pembahasan” dalam Ni’matul Huda dan Imam Nasef, Hukum Pemerintah Daerah. Bandung: Nusa Media Rahman, S. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Lkis Rusadi, Kantaprawira. 1988. Politik Internasional Konsep dan Teori. Bandung: Sinar Baru.

40 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Aplikasi Kurikulum Induktif Untuk Mewujudkan Generasi Expert Indonesia

6.

[ Edo Fernando ]

PENDAHULUAN Sistem pendidikan di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil, kualitas sumber daya manusia produksi kurikulum Indonesia belum mampu bersaing dengan negara lain. Pendidikan di Indonesia lebih berorientasi pada job seeker (pencari kerja) bukan job creator (pencipta lapangan kerja). Faktanya banyak sekali pengangguran yang berijazah SMA sederajat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2017 ANTARA News Jakarta (05/17) menyatakan bahwa jumlah pengangguran terbuka mencapai 7,01 juta. Dari tingkat pendidikan, Tingkat Pengangguran terbuka untuk kelompok berpendidikan SMK paling tinggi di antara lulusan pendidikan yang lain yaitu 9,27 persen, diikuti SMA (7,03 persen) serta diploma I/II/II 6,35 persen. Kurikulum merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan. Fenomena perubahan kurikulum di Indonesia sering terjadi, dapat dipastikan setiap kali terjadi perubahan menteri pendidikan maka diikuti perubahan

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 41


kurikulum. Penerapan kurikulum tidak bisa diseragamkan atau hanya sebatas mengadopsi kurikulum negara tetangga tanpa melihat situasi dan kondisi suatu bangsa. Menghadapi kondisi masyarakat Indonesia yang masih dalam keadaan berkembang seharusnya sistem pendidikan di Indonesia lebih memperkuat keterkaitan pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, dan antisipasi apa yang terjadi di masa depan (future research) dengan membekali berbagai kompetensi yang dibutuhkan, (Mulyasa, 2015). Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan cara memperbaiki dan mengembangkan kurikulum dengan memperhatikan link and match output dan lapangan kerja yang dibutuhkan masyarakat, ( H. Dakir, 2004: 85). Fenomena pendidikan di Indonesia dapat disimpulkan bahwa peserta didik diharuskan memahami semua mata pelajaran dan expert dalam sesuai displin ilmu yang telah di tentukan oleh pemerintah sesuai dengan standar kompetensi kelulusan, (Tadris: 2009). Keharusan ini terkesan kaku dan mematikan kreativitas, minat dan bakat peserta didik. Konten kurikulum Indonesia masih terlalu meluas, ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan materi dengan kesukaran yang melampaui tingkat perkembangan usia anak. Peserta didik dituntut belajar dan mengejar target sesuai ketentuan dan mutu pendidikan hanya di nilai berdasarkan hasil akhir berupa angka pada ujian nasional. Peserta didik memiliki keterbatasan dan keahlian masing-masing, disinilah teori belajar humanisme dan multiple intelegence dikesampingkan serta mematikan dan membatasi kreatifitas peserta didik. Menurut teori Multiple Intelegence setiap peserta didik memiliki kecerdasaan yang berbeda, seharusnya sistem pendidikan di Indonesia lebih terbuka dan luwes sehingga penerapan teori belajar humanisme dapat dilaksanakan dengan tujuan menghargai dan

42 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


mengembangkan minat bakat peserta didik.

Penerapan kurikulum pendidikan dasar 1994 sampai

K-13 dan sistem pendidikan di Indonesia yang masih banyak menuai kontroversi dan belum mampu mengatasi kualitas sumber daya manusia. Hal ini memicu munculnya gagasan baru yaitu kurikulum induktif. Kurikulum induktif merupakan salah satu inovasi untuk mewujudkan Indonesia expert pada displin ilmu sesuai minat bakat peserta didik. Visi dari penerapan kurikulum induktif adalah melahirkan ilmuwan- ilmuwan muda dengan misi mendidik serta mempersiapkan peserta didik menekuni displin ilmu tertentu. Model kurikulum induktif lebih seperti sistem pendidikan pada perguruan tinggi dengan penjurusan displin ilmu lebih awal.

PEMBAHASAN Konsep Kurikulum Induktif. Model pengembangan kurikulum induktif adalah peserta didik mempelajari displin ilmu sesuai minat dan bakat dari hal yang khusus ke umum tanpa mengesampingkan bahasa, budaya, pendidikan agama dan pendidikan karakter. Konsep pengembangan kurikulum dari khusus ke umum telah dipelopori oleh Hilda Taba. Ide ini mengkombinasikan antara model pengembangan kurikulum The Grass Rooth Models yang bersifat desentralisasi yaitu guru terjun langsung ke lapangan dan lebih mengetahui situasi dan kondisi kelas sehingga guru berpotensi dalam mengembangakan kurikulum serta mengevaluasi kelemahan dan kelebihan peserta didik. Perubahan atau penyempurnaan kurikulum dapat dilakukan lebih intensif dengan memanfaatkan wadah musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Penerapan sistem pengelolaan dan penyelenggaraan

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 43


pendidikan yang desentralistik, pengembangan model grass roots ini sangat mungkin terjadi. Kebijakan pendidikan seperti ini tidak lagi diatur oleh pusat secara sentralistik, tetapi ditentukan oleh daerah (distrik) bahkan oleh sekolah dan guru (Hidayat, 2013). Konsep kurikulum induktif ini mengaca dari keberhasilan Finlandia dalam program PISA (Program for International Student Assessment). Sistem Pendidikan di Finlandia memiliki beberapa ciri khas yang jauh berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia diantaranya: sekolah hanya 5 jam dan tanpa PR, usia sekolah dimulai dari umur 7 tahun, tidak ada ujian nasional, tidak ada sistem rangking dan sistem pendidikan setara SMP dan SMA di desain seperti perkuliahan yang artinya peserta didik hanya akan datang pada mata pelajaran yang dipilih. Kurikulum induktif diterapkan saat peserta didik menempuh pendidikan sekolah menengah pertama kelas delapan, dengan pertimbangan peserta didik, orang tua dan guru sudah mengetahui kelebihan dan kelemhan peserta didik, sehingga bisa menentukan displin ilmu yang tepat untuk dipelajari secara mendalam. Peserta didik tidak dituntut untuk menguasai seluruh mata pelajaran, cukup dengan pengetahuan umum seperti pendidikan karakter, pedidikan agama dan kewarganeraan yang di-include kan dalam displin ilmu yang dipilih. Ciri khas kurikulum induktif adalah Kementrian Pendidikan bekerja sama dengan ahli kurikulum untuk mendesain standar kompetensi kelulusan dan materi-materi yang harus dikuasai peserta didik pada masing-masing ilmu. Peserta didik bebas memilih kelas disiplin ilmu. Misal, si A berbakat di bidang ilmu Biologi, maka setelah naik ke kelas 8, si A di fokuskan untuk mempelajari Biologi dan tidak

44 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


diwajibkan untuk mempelajari displin ilmu lain yang bukan bidangnya seperti sejarah, geografi, ekonomi dan lain-lain. Dalam mempelajari biologi, tentu saja si A juga akan belajar bahasa, sikap ilmiah, etika, dan matematika secara umum yang sudah tergabung dalam materi biologi. Dengan demikian si A akan fokus pada satu bidang ilmu tanpa harus mendalami ilmu yang tidak sesuai bidangnya. Kita ambil contoh, ketika peserta didik dituntut untuk mempelajari matematika materi limit dan logaritma, apakah mereka membutuhkan ilmu itu ketika hidup di masyarakat? Kecuali sebagai pendidik, atas dasar fenomena ini, konsep kurikulum induktif diharapkan mampu menjawab permasalahan pendidikan. Teknik Implementasi Kurikulum induktif lebih menekankan pada tujuan kurikuler yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap mata pelajaran yang dipilih siswa sesuai minat dan bakat, seperti bidang studi Biologi, Kimia, Fisika, Matematika dan displin ilmu lainnya. Implementasi kurikulum induktif dimulai dari: 1. Kementerian pendidikan, administrasi pendidikan dan para ahli menyusun kurikulum dasar. Ahli displin ilmu menyusun KI KD sesuai karakteristik disiplin ilmu secara detail dan mendalam. 2. Menunjuk dan merekomendasikan dalam memilih sekolah sebagai tempat eksperimen, uji coba kurikulum induktif di lakukan pada sekolah menengah atas swasta maupun negeri dimulai dari tempat terpencil atau desa, dengan prediksi jika uji coba tahap pertama berhasil maka dapat diambil kesimpulan bahwa kurikulum induktif tentu akan berhasil jika di terapkan di SMP favorit yang berlokasi di kota. 3. Guru dan orang tua mengenali bakat dan minat peserta didik serta memberi keluwesan peserta didik untuk

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 45


4.

5.

6.

7.

memilih displin ilmu yang disukai. Guru berhak mengembangkan kurikulum, menyusun silabus dan rencana proses pembelajaran dengan melihat situasi dan kondisi kelas. Guru bersama komite mendesain ruang kelas dengan konsep pmbelajaran yang sesesui karakteristik masing-masing displin ilmu, menyusun standar kompetensi kelulusan yang diarah pada jangka panjang implementasi masyarakat. Ciri khas kurikulum induktif adalah guru tidak masuk kelas mendatangi peserta didik tetapi peserta didik yang mendatangi kelas sesuai displin ilmu yang dipilih. Evaluasi penerapan kurikulum induktif di lakukan dengan cara menelaah dan sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam menguasai displin ilmu yang dipilih, lalu membandingkan kualitas lulusan kurikulum induktif dengan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia. Menganalisis kelemahan dan menentukan apakah konsep kurikulum induktif bisa diterapkan diseluruh Indonesia. Tidak ada ujian nasional sebagai cara evaluasi dengan asumsi guru lebih mengetahui kelemahan peserta didik. Adanya ujian nasional menuntut peserta didik belajar hanya untuk menjawab soal-soal UN bukan untuk di aplikasikan dalam kehidupan masyarakat. Tidak ada sistem rangking dengan indikator bahwa semua peserta seharusnya rangking. Adanya sistem rangking atau penilaian kualitas sumber daya manusia berdasarkan angka akan mengakibatkan kesenjangan mental yaitu sejumlah orang pintar dan sejumlah orang bodoh.

Prediksi Keberhasilan Implementasi Implementasi kurikulum induktif dalam upaya perbaikan sistem pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil dengan indikator sebagai berikut:

46 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


1. Lahirnya generasi muda yang mahir pada displin ilmu tertentu. 2. Meningkatnya potensi sumber daya manusia sesuai kebutuhan masyarakat. 3. Implementasi dan realisasi dalam memecahkan masalah sosial, budaya, ekonomi dan politik. 4. Meningkatnya penelitian, penalaran dan pengabdian masyarakat. 5. Mampu mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan bermasyarakat (job maker). 6. Meningkatnya human relationship dengan cara bekerjasama dengan ahli ilmu lainnya. 7. Menurunnya angka pengangguran. 8. Meningkatnya kualitas hidup masyarakat. PENUTUP Penerapan kurikulum induktif dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang lebih terorientasi pada job maker. Implementasi kurikulum induktif tetap memperhatikan langkah-langkah yang disesuaikan letak geografis, kondisi sosial dan budaya sekolah. Konsep kurikulum induktif diprediksi berhasil jika pihak-pihak terkait mendukung, menghargai dan memfasilitasi peserta didik dalam mewujudkan program pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals). DAFTAR PUSTAKA Hamzah, Amir. 2009. Teori Multiple Intelegences dan Implikasinya terhadap Pengelolaan Pembelajaran. Tadris Vol. 4 No. 2 Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 47


H. Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Rineka Cipta. Mulyasa, H.E. 2015. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

48 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Menjadi Mahasiswa Cerdas Dengan Mengembangkan Sikap Toleransi Sebagai Upaya Penolakan Terhadap Organisasi Radikal

7.

[ Ely Rahmawati ]

Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam suku, ras, adat dan agama. Dalam bernegara, adanya sikap toleransi mutlak perlu untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki etika, moral, akhlak, serta berperan serta dalam menciptakan kesejahteraan sosial. Masyarakat Indonesia sendiri masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya toleransi. Hal itu dibuktikan dengan sensitifnya tanggapan masyarakat jika berkaitan dengan perbedaan keyakinan. Bahkan akhir-akhir ini muncul berbagai gerakan sparatisme yang mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saat ini dunia kampus memang menjadi sarang empuk penyebaran paham radikal. Banyak mahasiswa sekarang menjadi ladang penyebaran paham radikalisme, semua itu dipicu pemikiran mahasiswa banyak yang belum bisa melihat dari sudut pandang yang luas dalam mencerna suguhan-suguhan paham radikal (https://jalandamai.org). Munculnya berbagai organisasi masyarakat yang membahayakan persatuan bangsa ini sebagian besar justru dipelopori oleh kalangan mahasiswa. Mahasiswa

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 49


yang notabennya dianggap sebagai generasi berpendidikan dan diharapkan menjadi generasi emas untuk kemajuan Indonesia kedepannya, Namun sebaliknya, kepandaiannya menjadi ancaman bagi Negara kesatuan republik Indonesia. Banyaknya organisasi mahasiswa yang sifatnya radikal perlahan mengikis rasa nasionalisme pada diri mahasiswa. Organisasi-organisasi yang muncul ini didasari oleh kesamaan agama. Menurut Khamami jantung pendidikan yang paling banyak dilakukan penetrasi oleh kelompok radikal itu sekolah, kampus, masjid, madrasah dan pesantren. Dipilihnya lembaga pendidikan karena di tempat inilah, pembangunan karakter dimulai dan disebarkan sebagai sarana kaderisasi. Dengan menguasai masjid berarti telah mengontrol corak pemahaman keagamaan masyarakat. (http://www.pikiran-rakyat.com) Bagi negara yang memiliki ragam suku seperti Indonesia, perbedaan agama memang suatu hal yang vital. Di Indonesia sendiri kebebasan dalam beragama sudah diatur dan dijamin dalam dasar Negara yaitu Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiaptiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu.� Selain dijamin dalam pasal diatas kebebasan dalam memilih keyakinan juga diatur dalam pasal 28E ayat (1) dan (2). (http:// www.hukumonline.com) Ada beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswa mudah tergiur untuk mengikuti organisasi-organisasi radikal diantaranya 1. Mahasiswa cenderung mencari kebenaran. Secara umum, target perekrutan anggota kelompok radikal ataupun ekstrimisme acapkali berasal dari kelompok generasi muda yang masih dalam tahap pencaharian jati diri. Dalam 50 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


proses perekrutan, generasi muda sangat rentan terhadap tekanan kelompok dan juga membutuhkan sebuah panutan hidup. (https://suaradewata.com). Yang dimaksud disini adalah pada saat seseoang memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ia akan terdorong untuk mengetahui kebenaran-kebenaran yang selama ini dianggapnya tabu. Terkadang caranya dalam mencari kebenaran dan rasa ingin taunya yang tinggi dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk memunculkan argument dan membentuk pemikiran baru dalam diri mahasiswa yang membenarkan argumen sekolompok orang tersebut. Doktrin-doktrin yang diberikan dapat membentuk karakter mahasiswa sesuai kehendak dan kebutuhan mereka. Sampai pada puncaknya doktrin tersebut akan digunakan untuk mengikis rasa toleransi, umumnya dalam hal beragama. Jika rasa toleransi sudah hilang dari dalam diri seseorang maka menurutnya ajaran dan keyakinan yang dia anut adalah yang paling benar, maka semua orang harusnya mengikuti ajaran yang menurutnya benar tersebut demi tercapainya keadilan. 2. Kurang maksimalnya penanaman rasa nasionalisme yang diupayakan dalam dunia pendidikan. Selama ini, dunia pendidikan hanya menanamkan rasa nasionalisme pada diri seseorang melalui kegiatan pembelajaran didalam kelas. Dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi seseorang selalu mendapat pelajaran yang bertujuan untuk membangun rasa nasionalis generasi penerus bangsa. Namun rupanya hal itu belum sepenuhnya berhasil hingga saat ini, dibuktikan semakin maraknya organisasi-organisasi radikal yang justru mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam bangku sekolah pelajaran untuk meningkatkan rasa cinta tanah air dan kesadaran berwarganegara dinamakan pendidikan kewarganegaraan sementara pada perguruan tinggi diaplikasikan

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 51


dalam pendidikan pancasila. Harapan pemerintah setelah mengetahui bagaimana hak dan kewajiban warga negara, seorang warga Negara diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai moral yang terkandung didalam pancasila. Kegiatan pembelajran umumnya hanya mengenai pemberian tugas, dan ujian sehingga mahasiswa mempelajari pendidikan pancasila sebagian besar bukan ingin mendalami pancasila itu sendiri, melainkan hanya memenuhi tugasnya dan keinginan memperoleh nilai, tidak didasari kesadaran pribadi akan pentingnya pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 3. Mencari relasi. Tuntutan baru dalam era globalisasi ini juga dapat menjadi faktor penyebab mudahnya mahasiswa masuk dalam organisasi radikal. Mahasiswa selalu dituntut untuk memiliki banyak relasi sehingga mereka selalu membuka diri untuk teman baru. Apabila mahasiswa salah dalam memaknai kata “relasi� ini, maka mereka cenderung berusaha mencari teman yang mereka anggap sevisi dan dapat menerima argumennya. Ini yang sering kali menjadi celah bagi kelompok organisasi tersebut untuk memberi mereka kenyamanan dan mendukung semua argumen mahasiswa. Dan ketika mereka terlena, bukan argument mereka yang akan diterima, namun mereka yang akan menjadi penerima argumen dari organisasi radikal ini. Hal ini dikarenakan saat mahasiswa merasa mereka sevisi dengan suatu hal, mereka akan kehilangan filter dalam dirinya, sehingga sulit berfikir jernih mana yang sesuai dan tidak sesuai dikembangkan di negara Indonesia. 4. Pengetahuan tentang agama yang masih dangkal. Kurangnya pemahaman makna beragama di sini yang paling sering menjadi penyebab seseorang memutuskan untuk mengikuti kelompok yang mereka anggap lebih paham dari

52 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


mereka. Bandingkan dengan hasil penelitian LIPI pada 2006 menunjukkan sebanyak 86 persen mahasiswa dari lima perguruan tinggi di Pulau Jawa menolak Pancasila dan menginginkan penegakan syariat Islam. (http://www.pikiran-rakyat.com). Padahal dalam islam sendiri sudah dijelaskan bahwa tidak ada pemaksaan seseorang untuk memasuki agama islam. Dijelaskan dalam kitab suci agama islam memaksa seseorang untuk meyakini apa yang kita yakini adalah suatu perbuatan dosa. Sekelompok orang sering kali hanya menunjukkan potongan ayat untuk membenarkan argumennya, seseorang yang pengetahuan agamanya dangkal akan mengiyakan dan turut membenarkan hal itu tanpa mencari tau tafsir yang lebih jelas dan sambungan ayatnya. 5. Kondisi Ekonomi Paham radikal ini sasarannya banyak kepada masyarakat yang taraf kehidupan ekonominya kurang mampu, terpencil dan diiming-imingi sesuatu kepada masyarakat untuk mengikuti ajaran-ajaran yang berpaham radikal tersebut (https://www. pasificpos.com). Mahasiswa yang berasal dari gologan kondisi ekonomi menengah kebawah mereka akan berupaya memenuhi kebutuhan hidupnya agar dapat menyamakan strata dan pola hidup seperti teman-temannya. Mahasiswa umumnya adalah para generasi muda yang tingkat emosinya masih tinggi, sehingga mereka sering kali melakukan sesuatu yang terkadang mereka tahu itu tidak sesuai, namun menurutnya harus ia lakukan. Tekanan kondisi ini yang menyebabnya kelompok organisasi radikal mampu mengubah mindset mahasiswa dengan imingiming yang menjanjikan. Indonesia adalah negara beragama, tapi Indonesia bukanlah negara agama. Indonesia mewajibkan seluruh warga negaranya untuk memiliki agama, namun tidak memaksa warga

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 53


negaranya untuk mengikuti satu aliran agama. Maraknya gerakan separatisme penyebab utamanya adalah kurangnya rasa tegang rasa dan toleransi antar umat bergama di Indonesia. Sebagian besar kekacauan malah dihimpun oleh generasi bangsa sendiri, dan lebih berbahaya lagi sebab didukung oleh para generasi terpelajar yang notabennya berpendidikan tinggi, berilmu dan memiliki peengetahuan yang luas, Kepandaian seorang mahasiswa seperti sebuah ujung tombak. Ia akan berguna ketika digunakan untuk kepentingan bangsa dan negara, namun dapat berbahaya ketika digunakan untuk menjatuhkan bangsanya sendiri. Pentingnya penanaman rasa toleransi memang diupayakan dalam instansi pendidikan. Namun aplikasi sensungguhnya tergantung pada diri orang itu sendiri. pengaruh yang paling besar adalah pengaruh lingkungan dan pergaulan. Seorang mahasiswa yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dapat memberi pengaruh pada relasinya untuk menanamkan pentingnya toleransi. Cara yang digunakan organisasi radikal sesungguhnya telah memberi tahu kita cara terbaik untuk menularkan argument kita kepada orang lain. Dalam organisasi radikal bukan caranya yang salah, namun doktrin yang mereka sampaikanlah yang salah. dengan demikian kita dapat meniru cara penyampaian opini mereka tapi untuk suatu tujuan yang baik, yaitu menanamkan semangat kebangsaan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ancaman terbesar bagi suatu negara di era globalisasi seperti sekarang bukan lagi ancaman dari pihak luar secara terang-terangan. Namun, ancaman terbesar adalah ketika warga dari suatu negara saling menjatuhkan dan merusak tatanan negaranya sendiri. Ketika bangsa kita perang menghadapi bangsa lain, maka kita dapat menyusun strategi tanpa mereka

54 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


ketahui. Namun ketika kita berperang melawan bangsa kita sendiri kita akan hancur bersama-sama, sebab latar belakang, pola pikir, dan nilai-nilai moral yang selama ini kita pelajari adalah sama. Kita tidak perlu mencari tahu kelemahan musuh, Karena kelemahan kita adalah kelemahan mereka. Maka dari itu perang sebangsa adalah ancaman terbesar bagi Negara kesatuan Republik Indonesia. Sebagai mahasiswa kita adalah suatu generasi perubahan, generasi yang diharapkan mampu mewujudkan Indonesia emas. Menjaga persatuan dan kesatuan Negara Indonesia adalah kewajiban sekaligus tantangan yang harus mampu kita hadapi. Sebagaimana semboyan para pahlawan “NKRI adalah Harga Mati!�   DAFTAR PUSTAKA http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl6556/ham-dankebebasan-beragama-di-indonesia https://www.pasificpos.com/item/15960-cegah-organisasi-radikaldan-anti-pancasila-polair-gelar-sosialisasi https://jalandamai.org/membangun-jiwa-kompetisi-mahasiswasebagai-benteng-radikalisme-di-kampus.html https://suaradewata.com/read/2017/04/20/201704200011/ Memahami-Penyebab-Akut-Radikalisme-dan-Terorisme.html http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2018/02/13/mahasiswatarget-rekrutmen-gerakan-radikal-419430

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 55


56 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Permasalahan Nasionalisme di Kalangan Pemuda Indonesia

8.

[ Latifatul Ilmi Fitriah ]

Para pemuda Indonesia pada zaman sekarang berbeda dengan para pemuda di zaman dahulu. Para pemuda di zaman dahulu memegang nilai-nilai nasionalisme dalam dirinya. Jiwa nasionalisme merupakan identitas bagi para pemuda Indoneisa di zaman dahulu dan menjadi motivasi bagi para pemuda untuk senantiasa berdiri di depan membela bangsa Indoensia. Kondisi para pemuda Indonesia di zaman dahulu yang memiliki jiwa nasionalisme begitu besar berbanding terbalik dengan para pemuda di zaman sekarang. Jiwa nasionalisme pemuda di zaman sekarang sudah mulai luntur, hal ini disebabkan di zaman sekarang generasi muda Indonesia dihadapkan dengan pengaruh globalisasi. Globalisasi memberikan dampak yang positif dan negatif bagi pemuda Indonesia. Di zaman sekarang para pemuda Indonesia dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia, kemudahan untuk mendapatkan informasi tersebut merupakan dampak positif adanya globalisasi selain kemudahan dalam mendapatkan berbagai informasi dari berbagai belahan dunia. Globalisasi juga memberikan kemudahan dalam bidang komunikasi, akibat adanya globalisasi setiap orang dengan mudah melakukan komunikasi dengan siapapun yang PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 57


diinginkan. Disamping dampak positif tersebut, globalisasi juga memberikan dampak negatif bagi bangsa Indonesia. Salah satu dampak negatifnya yaitu degradasi nasionalime dikalangan pemuda Indonesia. Jiwa nasionalisme para pemuda Indonesia sudah pudar, para pemuda Indonesia sudah lupa dengan budaya bangsanya, dan sudah melupakan semua sejarah bangsa serta perjuangan para pahlawan yang sudah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk bangsa Indonesia. Para pemuda Indonesia lebih bangga mengikuti budaya dan gaya hidup bangsa barat. Degradasi nasionalisme dikalangan pemuda Indonesia tidak hanya melanda para pemuda Indonesia di daerah perkotaan namun juga sudah melanda para pemuda yang ada di pedesaan. Degradasi nasionalime ini menyebabkan para pemuda melakukan berbagai kegiatan yang menyimpang dari budaya bangsa. Degradasi nasionalisme bukanlah sebuah masalah yang sepele masalah ini merupakan masalah yang begitu fundamental karena menyangkut para pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa. Apabila masalah ini tidak segera diselesaikan maka akan berpengaruh pada nasib dari bangsa ini karena nasionalisme pada diri setiap generasi bangsa sangat dibutuhkan sebagai sebuah motivasi bagi generasi bangsa untuk berjuang demi kemajuan dan eksistensi dari bangsa Indonesia.

Pengaruh Globalisasi Terhadap Degradasi Nasionalisme di Kalangan Pemuda Indonesia Pada zaman sekarang seluruh masyarakat dihadapkan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat. Batas-batas negara sudah tidak dikenal lagi pada zaman sekarang. Kondisi ini disebabkan oleh adanya globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses terintegrasi berbagai unit 58 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


kehidupan negara-bangsa menjadi sebuah unit kehidupan global (Rochmadi, Nur Wahyu, 2012, P. 73). Globalisasi menjadikan dunia tanpa batas, segala hal yang terjadi di suatu negara akan diketahui dengan mudah dan cepat oleh negara lain. Globalisasi meningkatkan efisisensi dan efektivitas dalam hal komunikasi dan informasi, setiap orang lebih mudah berkomunikasi dengan siapapun yang diinginkan dan mendapatkan segala informasi yang diinginkan. Kemudahan dalam mendapatkan berbagai informasi tanpa batas dari berbagai belahan dunia menjadikan pemuda Indonesia mengalami degradasi nasionalisme karena pengaruh dari budaya bangsa lain. Para pemuda di zaman sekarang sudah melupakan jiwa nasionalisme terhadap bangsa hal ini berbanding terbalik dengan pemuda pada zaman dahulu, para pemdua pada zaman dahulu menjadi pembela bangsa yang terdepan dan berani mengorbankan seluruh jiwa dan ragannya untuk bangsa tercinta. Budaya bangsa dijunjung tinggi dan menjadi identitas diri para pemuda. Budaya bangsa sangat dijaga kelestariannya, dan di perjuangkan agar mampu menjadi identitas bangsa serta dapat menjadi nilai unggul bagi bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa yang lain. Para pemuda Indonesia sudah melupakan budaya asli bangsa. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa para pemuda Indonesia pada zaman sekarang sudah tidak mengenal lagu daerah, tarian, dan segala budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Selain melupakan budaya asli Indonesia degradasi nasionalisme yang melanda bangsa Indonesia juga ditandai dengan sikap apatis para pemuda terhadap sejarah dan perjuangan para pahlawan bangsa yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan ragannya demi bangsa Indonesia. Para pemuda di zaman sekarang sama sekali tidak peduli dengan sejarah bangsa dan perjuangan para pahlawan. Bagi para pemuda di zaman sekarang sejarah dan perjuangan para pahlawan Indonesia merupakan sesuatu hal

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 59


yang tidak penting, dan hanya membuang-buang waktu untuk dipelajari. Para pemuda Indonesia lebih bangga berkiblat pada budaya bangsa barat yang dianggap lebih kekinian dan sesuai dengan diri mereka. Para pemuda menganggap bahwa budaya Indonesia cenderung monoton dan membosankan.

Contoh-contoh Nyata Degradasi Nasionalisme di Kalangan Pemuda Indonesia 1. Tidak mengikuti kegiatan upacara bendera dengan khidmat Para pemuda di zaman sekarang menganggap bahwa kegiatan upacara bendera merupakan kegiatan yang tidak penting dan membosankan. Para pemuda Indonesia cenderung apatis terhadap kegiatan upacara bendera. Pada saat megikuti upacara bendera para pemuda lebih memilih mengobrol dengan teman disampingnya daripada mengikuti kegiatan upacara bendera dengan khidmat. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa para pemuda Indonesia mengalami degradasi nasionalisme, para pemuda Indonesia sama sekali tidak menganggap perjuangan para pahlawan bangsa yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk bangsa Indonesia. 2. Lebih bangga dengan budaya bangsa lain Para pemuda Indonesia lebih bangga menggunakan budayabudaya bangsa barat yang identik liberialisme. Para pemuda Indonesia cenderung berkiblat pada budaya bangsa lain. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa para pemuda Indonesia lebih bangga meniru budaya bangsa Korea yang biasanya disebut dengan K-POP. Segala sesuatu yang digunakan dan dilakukan oleh para artis K-POP menjadi panutan bagi para pemuda Indonesia. Padahal budaya-budaya dari luar negeri tidak selalu sesuai dengan budaya bangsa Indonesia, namun para pemuda

60 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Indonesia tetap mengadopsi semua budaya tersebut karena bagi para pemuda Indonesia budaya dari luar negeri lebih sesuai dengan para pemuda daripada budaya bangsa Indonesia sendiri yang dianggap sebagai budaya kuno yang ketinggalan zaman. Pengadopsian budaya luar negeri oleh paar pemuda Indonesia mulai dari hal yang sederhana hingga hal-hal yang kompleks. Misalnya dari gaya berpakaian para pemuda Indonesia di zaman sekarang cenderung meniru gaya berpakaian bangsa lain seperti Korea dan bangsa barat. Para pemuda sekarang tanpa rasa malu menggunakan pakaian mini karena mengikuti idolannya yang berasal dari Korea atau bangsa barat. Para pemuda sebenarnya menyadari bahwa pakaian yang digunakan tidak sesuai dengan budaya bangsa namun para pemuda Indonesia tetap menggunakan pakaian seperti itu dengan alasan gaya berpakain seperti itu lebih sesuai dengan diri para pemuda dan merupakan wujud ekspresi para pemuda. 3. Lebih bangga menggunakan produk luar negeri Para pemuda di zaman sekarang lebih bangga menggunakan produk dari luar negeri. Bagi para pemuda Indonesia produk dari luar negeri dianggap lebih berkualitas dibandingkan produk asli bangsa Indonesia. Padahal sebenarnya produk asli dalam negeri tidak kalah dengan produk luar negeri bahkan lebih berkualitas dari produk luar negeri. Namun karena pola pikir bahwa produk luar negeri lebih berkualitas dibandingkan produk dalam negeri sudah tertanam dengan kuat dalam pikiran setiap anak bangsa, menjadikan para pemuda lebih bangga menggunakan produk dari luar negeri daripada produk asli bangsa Indonesia.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 61


Solusi untuk Mengatasi Masalah Degradasi Nasionalisme Dikalangan Pemuda Indonesia Masalah degradasi nasionalisme dikalangan pemuda Indonesia harus segera diselesaikan karena para pemuda Indonesia merupakan generasi penerus bangsa yang menjadi tonggak dari keberlangsungan bangsa Indonesia. Beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah degradasi nasionalisme dikalangan pemuda Indonesia. 1. Menyelenggarakan kegiatan keagamaan dengan menarik Kegiatan keagamaan sangat penting untuk dilaksanakan. Apabila nilai-nilai religius sudah tertanam pada diri pemuda maka para pemuda tidak akan mengikuti budaya luar negeri yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Kegiatan keagamaan harus diselenggarakan dengan lebih menarik agar para pemuda antusias mengikuti kegiatan tersebut. Penanaman nilai-nilai religius pada diri pemuda sangat penting dan harus dilakukan agar para pemuda memiliki integritas terhadap nilainilai nasionalisme bangsa. 2. Menyelenggarakan pembelajaran PKN (Pendidikan Kewargenegaraan) dengan lebih menarik Para guru yang mengampu mata pelajaran PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) harus dikemas lebih menarik agar dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme pada diri pemuda Indonesia. Proses pembelajaran harus dihubungkan langsung dengan studi kasus sehingga para siswa langsung mengetahui fakta konkrit bentuk dari rasa nasionalisme, sehingga jiwa nasionalisme benarbenar tertanam dalam diri dan jiwa para pemuda tidak hanya berupa teori dan pernyataan-pernyataan tentang nasionalisme.

62 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


3. Membuat acara televisi yang dapat menumbuhkan rasa nasionalisme Program acara televisi yang ada sekarang kurang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme seharusnya program acara televisi lebih mencerminkan nilai-nilai nasionalisme. Pembuatan program acara televsisi yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme lebih efektif untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme pada diri pemuda Indonesia. Hal ini disebabkan program acara televisi ditonton oleh seluruh kalangan masyarakat sehingga jika program acara di televisis dimasukkan nilai-nilai nasionalisme maka akan dapat meningkatkan nilai-niali nasionalsime dikalangan pemuda Indoneisa. 4. Membuat iklan yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme Iklan yang ada di zaman sekarang hanya mementingkan segi komersialitas, untuk mendapatakan keuntungan semata. Seharusnya ditayangkan di televisi di selipkan nilai-nilai nasionalisme di dalamnya dan iklan tersebut bersifat permanen bukan kondisional pada saat ada hari-hari besar nasional. Dengan adanya iklan tersebut penanaman nilai-nilai nasionalisme dapat dilakukan tanpa adanya paksaan sehingga nilai-nilai nasionalisme akan tertanam pada jiwa para pemuda Indonesia secara mendalam dan menjadi jati diri setiap pemuda bangsa. 5. Memanfaatkan media sosial untuk memviralkan budaya bangsa Seluruh masyarakat apalagi pemuda menggunakan media sosial bukan hanya satu jenis media sosial. Satu orang dapat dipastikan memiliki lebih dari satu media sosial, sehingga media sosial meruapakan media yang efektif untuk memviralkan kembali budaya bangsa Indonesia. Viralnya budaya bangsa akan menjadikan seluruh pemuda Indonesia mengenal budaya bangsa

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 63


sehingga budaya bangsa menjadi bagian dari kehidupan para pemuda Indonesia. Beberapa solusi ini dapat dilakukan agar nilai-nilai nasionalisme pada diri pemuda Indonesia dapat di bangkitkan kembali dan para pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa dapat menjadi tonggak kemajuan dan eksitensi dari bangsa Indonesia. Degradasi nasionalisme di kalangan pemuda Indonesia disebabkan oleh pengaruh globalisasi. Globalisasi menyebabkan batas antar negara tidak ada lagi. Globalisasi ditandai dengan kemudahan dalam mendapatkan berbagai informasi dan melakukan kegiatan komunikasi. Kemudahan dalam mendapatkan informasi menyebabkan para pemuda Indonesia dengan mudah dan cepat mendapatkan berbagai informasi dari negara lain. Globalisasi memberikan dampak positif dan negatif bagi pemuda Indonesia. Kemudahan untuk mendapatkan informasi dan berkomunikasi merupakan dampak positif dari globalisasi, sedangkan dampak negatif dari globalisasi yaitu degradasi nasionalisme dikalangan pemuda Indonesia. Para pemuda Indonesia sudah melupakan budaya bangsa Indonesia dan melupakan segala bentuk sejarah serta perjuangan para pahlawan bangsa. Masalah degradasi nasionalisme ini harus segera diatasi, karena para pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang memikul masa depan bangsa.

64 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


DAFTAR PUSTAKA Buol,Ronny A.2017.Dua Persoalan Penyebab Memudarnya Nasionalisme pemuda.(Online).zonautara.com/blog/2017/05/25-dua-persoalanpenyebab-memudarnya-nasionalisme-pemuda/. (Diakses 6 Mei 2018). Jambi Independent. 2017. Nasionalisme Generasi Muda Terkikis. (Online). www.jambi-independent.co.id/read/2017/10/05/14965/dandimnasionalisme-generasi-muda-terkikis. (Diakses 6 Mei 2018). Rochmadi, Nur Wahyu. 2012. Pendidikan Kewargenagaraan SMA Kelas XII. Jakarta:Yudhistira Samsura, Febyola. 2015. Pengaruh Globalisasi terhadap bangsa Indonesia. (Online), febyolasamsura.blogspot.co.id/2015/03/pengaruh-globalisasiterhadap-bangsa.html?m=1. (Diakses 5 Mei 2018).

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 65


66 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Library In The Future Sebagai Sarana Penghidupan Revolusi Mental dari Tantangan Multidimensi Global

9.

[ Elizabeth Puspaningrum S. & Moh. Amru ]

PENDAHULUAN Era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan persaingan yang sangat ketat menuntut manusia untuk mampu terus-menerus belajar menguasai berbagai ilmu secara cepat. Jika tidak demikian maka seorang akan tertinggal dan kalah kompetisi di berbagai bidang. Ilmu pengetahuan dapat depelajari melalui penguasaan literasi (keaksaraan dan kewicaraan) yang memadai. Meningkatkan kemampuan literasi yang semakin tinggi akan mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ke arah tingkat yang lebih tinggi lagi (Aas, 2012). Literasi akan sangat mempengaruhi tingkat pendidikan suatu bangsa. Tanpa adanya literasi, pendidikan suatu bangsa akan semakin memburuk. Berikut riwayat literasi serta penggunaan telepon seluler yang terjadi di Indonesia:

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 67


PEMBAHASAN Tren kinerja Indonesia pada pemetaan PISA pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan 2012... Tren tidak menunjukkan peningkatan/penurunan signifikan. Cenderung stagnan pada nilai kinerja rendah.

Mathematics

Reading

Science

(Hasil pemetaan oleh PISA – OECD pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan 2012. http://www.oecd.org/pisa/)

Menurut kementrian pendidikan dan kebudayaan (2014) menyatakan dari hasil analisis PISA bahwa masih kurangnya pengetahuan pendidik. Padahal, dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung membaca peringkat Indonesia berada di atas negara-negara eropa. Kenyataan itu, menurut Anies, Indonesia masih sangat minim memanfaatkan infrastruktur. Kewajiban pelajar dalam menuntaskan sebuah pendidikan ke jenjang

68 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


perguruan tinggi seakan-akan tak meperdulikan lagi sehingga akan menghambat kualitas SDM dimasa mendatang. Rendahnya pengetahuan pelajar tentu akan sangat mempengaruhi SDM sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan pada perekonomian negara. Penggagas gerakan ‘Indonesia Mengajar’ itu menilai agar membaca bisa menjadi budaya perlu beberapa tahapan. Pertama mengajarkan anak membaca, lalu membiasakan anak membaca hingga menjadi karakter, setelah itu barulah menjadi budaya. Sehingga mampu bersaing hingga ke pasca Internasional. Dilihat dari pemaparan di atas maka hal itu sebagai bukti bahwa masih rendahnya kesadaran pendidikan sehingga akan menghambat kinerja kemajuan di negara kita. Oleh karena itu, kami sebagai pemuda generasi penerus bangsa akan menampilkan sebuah gagasan untuk meningkatkan semangat pembelajaran berkarakter dengan menunjang moral serta kemampuan siswa di tanah air tercinta. Pengaruh perpustakaan terhadap paradigma media pembelajaran siswa sebagai penghidupan revolusi mental Menurut Yusuf (2005:1-2), perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan murid. Kenyamanan media belajar melalui perpustakaan akan mendorong semangat belajar siswa sehingga tercapainya prestasi. Prestasi dalam belajar merupakaan dambaan bagi setiap orang tua terhadap anaknya. Tetapi tanpa adanya suatu moral yang baik, tentu akan menjadi suatu bencana bagi negara sehingga prestasi kerap kali disalah gunakan untuk kepentingan pribadi. Maka tak cukup dengan kecerdasan intelektual namun kecerdasan spiritual dan emosional juga sangat dibutuhkan sehingga terhindar dari penyalagunaan. PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 69


Menurut Indriyanto, 2014, revolusi mental merupakan perubahan sistem nilai yang berlaku pada masyarakat yang menjadi panutan dalam berperilaku. Bagi seorang siswa penghidupan revolusi mental sangatlah penting untuk meningkatkan moralitas sejak dini sehingga kecerdasan dapat berguna ke orang disekitarnya. Perbandingan pengunjung antara kantin dengan perpustakaan Perbandingan antara pengunjung perpustakaan dengan pengunjung kantin jauh berbeda. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran siswa terhadap pendidikan, suasana membosankan, tingginya keinginan bermain serta perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga melalaikan kewajiban untuk menuntaskan pendidikan (Nisaul, 2014). Perpustakaan hanya menjadi tempat segelintir siswa. Prioritas kunjungan siswa ke perpustakaan berada di bawah keinginan berkunjung ke kantin. Suasana perpustakaan amat sepi berbeda dengan kantin yang begitu ramai setiap harinya. Gairah membaca pada siswa belum tertanam. Biasanya siswa hanya mengunjungi perpustakaan jika adanya tugas dari guru atau saat mendekati ujian. Padahal perpustakaan sebagai salah satu pendukung proses belajar. Tanpa adanya perpustakaan, proses pendidikan tidak akan berjalan dengan baik. Dengan kata lain, perpustakaan adalah menunjang proses pendidikan mulai pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Miris memang jika melihat kondisi tersebut perlu adanya inovasi untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Konsep mengkolaborasikan antara kantin dengan perpustakaan Melihat prioritas kunjungan siswa ke perpustakaan berada di bawah keinginan berkunjung ke kantin maka kami menciptakan inovasi baru yaitu library in the future dengan

70 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


mengkolaborasi antara kantin dan perpustakaan sehingga menjadi kantin baca.

Keterangan:

Gambar 1. Tampilan kantin baca dari atas

Bermacam perpustakaan tentu memiliki banyak ruang. Konsep sebuah ruangan ini hanya sebuah perwakilan ide. Namun yang menarik dari konsep ini ialah telah menyadari bahwa setiap siswa tentu menginginkan situasi berbagai macam kenyamanan belajar berbeda-beda. Misalnya setiap siswa memiliki cara belajar ada menyukai di suasana ramai dan ada pula di suasana sunyi. Hamlik (2001) mengemukakan bahwa cara belajar adalah kegiatankegiatan yang dilakasanakan sesuai dengan situasi belajar yang diinginkan baik situasi ramai maupun sunyi. Konsep kantin baca yaitu suatu ruang yang adanya pembatas antara ruangan sunyi dengan ruangan yang ramai. Ruangan sunyi berada dibelakang berfungsi untuk belajar dengan banyaknya buku sedangkan yang

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 71


ramai berfungsi untuk belajar dan diskusi dengan adanya kantin kujujuran. Buku yang dibaca diperbolehkan untuk membawa ke ruang depan. (Lihat gambar 1.1). Rencana kondisi ruang belakang kantin baca

Gambar 2. Ruangan belakang kantin baca

Ruang belakang terdapat beberapa buku dengan adanya x-banner motivasi. X-banner motivasi terletak disebelah rak buku yang bertujuan untuk memotivasi para siswa. Ketika siswa mengambil atau mencari buku otomatis siswa akan melihat x-banner motivasi sehingga semakin terdorong semangat belajar. Siswa bebas memilih ruangan yang tersedia yang sesuai dengan keinginanannya. Biggs dan Tefler (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006) mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada siswa perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuan siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar dapat diraih secara optimal.

Setelah memahami uraian diatas maka motivasi

72 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


belajar sangat penting. Oleh karena itu, x-banner motivasi akan didesain sesuai dengan sasaran tingkat sekolah siswa. Misalnya: Sasaran Siswa SD x-banner akan didesain dengan anime serta kata inspiratif, SMP dengan tokoh besar dalam negeri serta kata inspiratif dan SMA dengan tokoh besar dunia serta kata inspiraif. (Lihat lampiran 1-2). Rencana kondisi ruang depan kantin baca

Gambar 3. Ruangan depan kantin baca

Golman (2005) mengemukakan bahwa struktur otak, sebagai instrumen kecerdasan, terbagi dua menjadi kecerdasan intelektual pada otak kiri dan kecerdasan emosional pada otak kanan. Belajar terus menerus merupakan pekerjaan berat dan membosankan (Ridwan, 2013). Andaikan terjadi kebosanan pada otak maka akan diisi oleh aktivitas yang lain, jika positif akan mengembangkan penalaran akan tetapi jika diisi oleh aktivitas negatif, misal kenakalan atau lamunan, inilah yang disebut dengan sia-sia atau mubadzir (at tabadziru minasysyaiton).

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 73


Sebaliknya jika tuntutan kerja otak tinggi akan terjadi kecemasan dan kelelahan. Kondisi ini dapat dinitralisir melalui pencipta suasana kondusif, misalnya keramahan, kelembutan, kegembiraan, suasana nyaman dan menyenangkan. Dengan demikian aktivitas otak kiri semestinya dibarengi dengan aktivitas otak kanan (Erman, 2008). Kantin kejujuran yang berada didalam perpustakaan akan semakin meningkatkan kreativitas dan membentuk perilaku kejujuran kepada para siswa. Sebab kantin kejujuran akan dikelola oleh siswa setiap kelas secara bergantian sesuai jadwal yang telah ditentukan. Seluruh warga sekolah berperan penting dalam menjaga serta mengamati perkembangan kantin baca khususnya kantin kejujuran. Organisasi disekolah harus memberikan arahan dari pengelolaan kantin baca agar tetap berjalan sesuai yang diharapkan. Kantin kejujuran akan dianalisis tiap bulannya. Setiap habisnya barang harus sesuai dengan pemasukan uang yang diterima (balance). Misalnya selama 1 bulan terjual roti sebanyak 10 bungkus. Harga setiap roti Rp1000 maka pemasukan di kantin seharusnya Rp10.000. Jika tidak demikian berarti masih ada perilaku yang menyimpang tentang sebuah kejujuran. Perolehan hasil analisis dari pemasukan kantin kejujuran akan diumumkan melalui upacara rutin disekolah. Hal tersebut tentu diketahui oleh warga sekolah sehingga siswa semakin berintropeksi diri untuk meningkatkan sebuah kejujuran dimasa depan. Backdrop di ruang depan kantin baca yang bergambar pandawa dan krisna akan mengingatkan para siswa setiap harinya, dimana kebahtilan pasti akan dikalahkan dengan kebenaran. Untuk mengalahkan sebuah kebathilan tentu harus adanya sebuah strategi seperti yang dialami pandawa. Di sini lah fungsi backdrop selain memotivasi juga dapat mengingat kearifan 74 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


lokal tentang pentingnya kebudayaan sehingga tercapainya sebuah diskusi. Sehingga siswa yang belum tahu akan menjadi tahu melalui diskusi dari teman-temannya.

KESIMPULAN Library in the future menjadi kantin baca tentu dapat menunjang belajar dan membentuk karakter siswa. Dengan adanya kantin baca di masa depan waktu luang siswa dapat dialihkan ke suatu yang positif. Melakukan perbaikan moral serta pendidikan tentu akan meningkatkan kemampuan skill siswa sehingga tercapainya budaya literasi. Inovasi ini sangat mungkin diterapkan oleh masing-masing sekolah. Perpustakaan yang bersifat progresif ini diharapkan dapat menjadi alternatif belajar baik dalam segi moral maupun dalam segi kemampuan siswa. Dengan demikian, otomatis siswa lebih bersemangat belajar serta mengurangi permasalahan sosial sehingga mampu bersaing secara global. Berjuanglah para siswa! Untuk indonesia tercinta! DAFTAR PUSTAKA Andriaty, E. 2005. “Pemanfaatan Jurnal Elektronis dan Kemutakhiran Informasi yang Disitir Dalam Publikasi Primer”. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Jurnal Perpustakaan pertanian Vol. 14 No. 2. Baswedan, R.A. 2014. “Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia”. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ______________. 2015. “Laporan Kinerja Kementrian dan Kebudayaan 2015”. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Erman. 2008. “Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa”. Bandung: Fkip Unla. Jurnal: Vol. 5. No. 2 Hamdu, Ghulllam dan Agustina Lisa. 2011. “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar” (Studi Kasus terhadap

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 75


Siswa Kelas IV SDN Tarumanegara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal: Vol. 12 No. 1. Indriyanto, Bambang. 2014. “Mengkaji Revolusi Mental Dalam Konteks Pendidikan”. Balitbang Kemdikbud : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Kompas.com. 2016. “Minat Baca Indonesia Ada di Urutan ke-60 Dunia”. http://nasional.kompas.com/read/2016/08/29/07175 131/minat. baca.indonesia.ada.di.urutan.ke-60.dunia. (Diakses 5 Mei 2018). Kosasih, A. 2009. “Tata Ruang, Perabotan dan Perlengkapan Perpustakaan Sekolah”. Malang: Universitas Negeri Malang Mappeasse, Y.M. 2009. “Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logic Controller (PLC) Siswa Kelas III Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makasar. Makasar: Universitas Negeri Makasar Nurlaela, F. 2013. “Aplikasi SMS Gateway Sebagai Sarana Penunjang Informasi Perpustakaan Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Arjosari”. Surakarta: Asosiasi Profesi Multimedia Indonesia. Indonesian Journal on Networking and Security: Vol. 2 No. 4. Saomah, A. 2012. “Implikasi Teori Belajar Terhadap Pendidikan Literasi”. Bandung: UPI. http://file.upi.edu/direktori/fip/jur. psikologi pend dan bimbingan/196103171987032 aas saomah/implementasi teori belajar dalam pendidikan literasi.pdf. (Diakses 5 Mei 2018).

76 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


LAMPIRAN

Gambar 4. X-Banner untuk SD

Gambar 5. X-Banner untuk SMP

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 77


Gambar 6. X-Banner untuk SMA

78 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Mahasiswa Dan Toleransi Penentu 10. Masa Depan Bangsa [ Dimas Wiyo Setiaji ]

PENDAHULUAN Toleransi merupakan sebuah fundamen penting dalam menumbuhkembangkan sikap saling menghargai dan memahami perbedaan keyakinan antar individu, toleransi juga menjadi entry point bagi terwujudnya suasana dialog dan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat. Agar tidak terjadi konflik antarindividu, toleransi harus menjadi kesadaran kolektif seluruh kelompok masyarakat, dari tingkat anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua, baik pelajar, pegawai, birokrat maupun mahasiswa. Lebih dari itu, prinsip-prinsip toleransi harus betulbetul bekerja mengatur peri kehidupan masyarakat secara efektif. Permasalahan yang terjadi saat ini ialah rentannya konflik horizontal dalam kemajemukan masyarakat di Indonesia yang diakibatkan oleh propaganda dan kesalahpahaman individu dalam menafsirkan sebuah fenomena. Generasi muda sebagai kelompok besar di masyarakat perlu mendapatkan perhatian khusus agar tidak terjerumus dalam kesalahpahaman yang tidak terkontrol ini. Salah satu subelemen penting masyarakat dalam

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 79


rangka menjaga tetap bekerjanya prinsip-prinsip toleransi ini adalah para mahasiswa. Mahasiswa merupakan kontrol sosial terdidik dengan berbagai kreatifitas, inovasi dan program yang diharapkan mampu membangkitkan toleransi bangsa. Mahasiswa dianggap tunas-tunas baru yang akan menggantikan peran para pemimpin di masa yang akan datang. Di samping mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan bangsa ini, mahasiswa memiliki peran lebih besar yaitu sebagai agent of change. Halseydan Psacharopoulos menyatakan bahwa pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi cara pandang, wawasan dan daya kritis yang memungkinkan mahasiswa untuk memikirkan masa depan masyarakat tempat mereka hidup. Karena tingkat pendidikan yang tinggi ini, pada akhirnya nanti, dari kalangan mahasiswa akan muncul tokoh-tokoh masyarakat yang akan berperan dominan dalam perkembangan masyarakat, termasuk dalam hal hubungan antar manusia.

PEMBAHASAN Dalam pasal 29 ayat 2 UUD 1945, menjelaskan toleransi beragama yang harus diimplementasikan di Indonesia “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu�. Tidak mudah menjalankan toleransi dalam beragama di Indonesia yang bercampur dengan perbedaan suku, dan perbedaan-perbedaan lain yang menjadikannya semakin beragam. Manusia sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan orang lain atau dalam istilah yaitu Zoon Politicon oleh karenanya sikap toleransi harus ada pada tiap individu, apalagi soal keyakinan, dimana setiap orang berhak menentukan apa keya-

80 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


kinannya, tidak perlu bagi kita untuk menyalahkan keyakinan yang dianut orang tersebut. Apabila kita pahami, faktor pemicu konflik antar dan intern umat beragama, diantaranya adalah; 1. Berupa pemahaman yang dangkal, fanatic, dan tekstual terhadap ajaran agamanya, berdampak memandang sempit pemeluk agama lain. 2. Adanya loko penggerak untuk menyelesaikan probem perbedaan antar agama dengan konflik. Andreas A. Yewangoe dalam Agama dan Kerukunan (2001), optimis akan peran yang dapat dimainkan mahasiswa dalam meningkatkan kerukunan umat beragama. Dia memberikan 4 (empat) alasan, yaitu: Pertama, mahasiswa adalah calon-calon intelektual yang diharapkan dapat meninjau berbagai relasi antar manusia, termasuk hubungan antarumat beragama secara rasional dan berkepala dingin; Kedua, mahasiswa, paling tidak ditinjau dari sejarah kemahasiswaan di Indonesia selama ini masih belum terkontaminasi oleh berbagai tekanan di mana agama-agama cenderung diperalat; Ketiga, mahasiswa, dengan idealismenya yang tinggi, selalu berupaya mewujudkan persatuan dan kesatuan melalui perbuatan nyata; dan Keempat, mahasiswa adalah calon-calon pemimpin bangsa. Saling pengertian yang dicapai hari ini di antara para mahasiswa berbeda- beda agama merupakan modal yang berharga apabila mereka nanti menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Dalam perspektif saya ada 3 sikap dasar yang harus ditanamkan kepada mahasiswa dalam menjaga toleransi, di antaranya: 1. Semangat bertoleransi dan rela berkorban Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa harus mampu menjadi agen penebar toleransi. Mahasiswa tidak dibentuk PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 81


hanya menjadi generasi yang kreatif dan inovatif, tapi juga generasi yang ramah. Ramah kepada siapa saja tanpa harus mempermasalahkan perbedaan latar belakang dan keyakinan. Karena memang itulah, yang menjadi karakter masyarakat Indonesia. Ramah, suka menolong, saling menghormati dan tidak pernah menebarkan kebencian kepada orang lain. Sebagai generasi penerus, mahasiswa harus menjadi generasi toleran demi terciptanya kerukunan antar umat. Di antara hal yang bisa dilakukan mahasiswa untuk membangkitkan pudarnya toleransi ini dimasyarakat ialah dengan mempelajari hakekat perbedaan, intropeksi diri, berpikir dengan bijaksana, mengadakan kegiatan sosial yang bernuansa toleransi dan sebagainya. Mahasiswa juga harus rela mengorbankan dirinya untuk segala kebaikan yang mengatasnamakan agama, bangsa dan negara. 2. Rasa bangga dengan persatuan dan kesatuan Dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa banyak tantangan dan masalah yang harus dihadapi bersama. Kita sebagai seorang mahasiswalah yang memilki tanggung jawab paling besar untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Posisi kita sebagai mahasiswa menunjukkan bahwa kita adalah orang yang memiliki tingkatan pendidikan dan intelektual yangtinggi. Kita harus bisa menunjukkan peran yang positif sebagai agen perubahan untuk memperjuangkan Indonesia yang lebih baik. Bukan zamannya lagi bagi mahasiswa untuk melakukan perubahan melalui tindakan-tindakan yang menjurus pada kekerasan. Kita memilki kemampuan intelektual yang harus digunakan untuk berpikir dan mencari solusi terbaik bagi masalah-masalah yang dihadapi bangsa ini. 3. Kesetiaan Sosial Toleransi adalah mutiara yang diciptakan Tuhan pada kita,

82 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


dan itu dijaga dengan benar oleh para leluhur hingga kita berada pada situasi sekarang. Mereka yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan. Mahasiswa harus menciptakan ruang untuk menyatukan perbedaan, tidak boleh terbawa arus ketegangan politik. Mahasiswa harus lebih selektif terhadap informasi yang diterimanya agar dapat menyeimbangkan pemahaman masyarakat tentang bahaya dari sikap intoleran yang dapat menyebabkan perpecahan bangsa. Memahami Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke beserta dinamikanya dalam perspektif sejarah memunculkan informasi yang sangat bermanfaat bagi generasi masa kini dan masa mendatang. KESIMPULAN Sejarah telah membuktikan peran pemuda dalam pembangunan bangsa. Penulis berharap kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus berupaya menumbuhkan semangat toleransi di kalangan pemuda. Menanamkan sikap pemuda yang berbudi pekerti luhur, bermoral, dan memiliki sopan santun. Menggunakan media untuk menyuarakan kata perdamaian dan menebar konten-konten positif merupakan salah satu bentuk nyata yang dapat dilakukan untuk meciptakan persatuan bangsa. Dalam hal ini, diperlukan peran dari pemuda Indonesia, karena sejatinya pemuda adalah penerus kepemimpinan bangsa di masa mendatang. Pemuda Indonesia adalah generasi emas yang dapat menjadi agent of change untuk Indonesia yang lebih baik. Oleh karena itu, pemuda Indonesia harus memiliki kesadaran akan pentingnya toleransi dan menjadi pendobrak nilai-nilai toleransi demi terciptanya keutuhan NKRI. Ada 3 sikap yang harus dimiliki mahasiswa, semangat bertoleransi dan rela berkorban, rasa bangga dengan persatuan dan kesatuan, dan kesetiaan sosial.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 83


DAFTAR PUSTAKA Aisyah Fauziah Anshori. 2012. Membangun Rasa Persatuan dan Kesatuan Bangsa melalui Study Excursie. Surabaya. Universitas Airlangga H. Bahari, MA. 2010. Toleransi Beragama Mahasiswa (Studi Tentang Pengaruh Kepribadian, Keterlibatan Organisasi, Hasil Belajar Pendidikan Agama, dan Lingkungan Pendidikan Terhadap Toleransi Mahasiswa Berbeda Agama Pada 7 Perguruan Tinggi Umum Negeri). Jakarta. Maloho Jaya Abadi Press.

84 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


[

Cerpen

O R D E

L I T E R A S I

2 0 1 8

]


86 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Albourne [ Eka Febrianti Utami ]

P

epohonan di wilayah Melbourne mulai menggugurkan daunnya satu per satu. Perlahan suhu udara berganti menjadi dingin. Musim gugur telah datang dan semua orang sedang sibuk membersihkan halaman rumahnya. Pria berwajah Eropa latin sedang duduk di bawah pohon Mapple dengan lembaran kertas disampingnya. Ia sedang membuat rangkaian not yang akan menjadi sebuah simfoni dan melodi. Ketika ia selesai menulis not terakhir untuk karyanya. Ia menulis dan membubuhkan tanda tangan dengan nama Agustus Albourne. Senyum kecil mulai terlukis di wajahnya ketika Ia menerima sebuah pesan singkat dari Daniel Kozlovsky, seorang produser dan pencari bakat terkenal di Australia. Kozlovsky memintanya untuk datang hari ini ke D&K Record di pusat Melbourne. Agustus beranjak dari tempat duduknya dan berangkat menuju tempat kerja Kozlovsky. Ia hanya memerlukan waktu dua

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 87


puluh menit untuk sampai di D&K Record. Kedua mata birunya membulat sempurna dan senyuman lebar terlukis kembali diwajahnya. Ia kagum akan tempat kerja Kozlovsky yang besar dan modern. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam tempat tersebut. Ketika Ia masuk ke dalam secara tiba-tiba gadis berambut pendek pirang memanggil dan mengantarkannya pada ruangan Kozlovsky. Ia mengangguk dan mengikuti petunjuk gadis tersebut. Ketika gadis itu membukakan pintu ruangan di pojok sebelah kanan lobi, ia langsung masuk dan gadis itu hanya mengantarnya sampai depan pintu saja. Agustus melihat pria tinggi berambut burgundury sedang melihat pemandangan kota dan membelakangi dirinya. Pria itu menyadari kedatangan Agustus dan menyuruhnya duduk. Agustus menurut dan raut wajahnya menjadi tegang. Pria itu berjalan ke arah meja kerja dan duduk di kursi singgasananya. Ia memandang Agustus sebentar sambil memainkan bolpoin di sela jari tangannya. Ia menyuruh Agustus untuk menyerahkan hasil karyanya pada dirinya. Agustus lansgung mengambil hasil karya musiknya dari tas. Kemudian, Ia menyodorkan kertas tersebut pada pria burgundury, Daniel Kozlovsky. Kozlovsky menerima dan mulai menganalisis hasil karya musiknya. Tinta hitam mulai terlukis di karya Agustus. Ia membuat coretan untuk setiap kesalahan nada dan penempatan not nada yang tidak tepat. Raut wajah Agustus masih tegang melihat tinta hitam terlukis di karyanya. Agustus merasa bahwa karyanya akan ditolak dan dibuang ke tempat sampah oleh Kozlovsky. Akan tetapi, semua firasat Agustus berubah ketika Kozlovsky mengulurkan tangan padanya. Agustus membalas jabat tangan Kozlovsky sebagai tanda persetujuan. Coretan tinta hitam Kozlovsky bukan tanda kesalahan tetapi tanda kekagumannya pada karya Agustus. Ia langsung memberikan surat

88 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


kontrak kerja dengan pendapatan fantastis.

Ketika Agustus ingin membubuhkan tanda tangan ada

poin perjanjian yang mengusik pikirannya. Poin tersebut menyatakan bahwa setelah ia menandatangani kontrak kerja bersama D&K Record, ia harus merelakan status kewarganegaraannya yang lama dan menetap selamanya di Melbourne, Australia. Ia meletakkan bolpoinnya di atas surat kontrak kerja itu. Kozlovsky menaikkan satu alisnya melihat penolakan Agustus. Kozlovsky hanya melihat surat kontrak kerja itu dari kejauhan. “Albourne, mengapa anda tidak membubuhkan tanda tangan anda di surat tersebut?” Agustus memandang Kozlovsky dengan tajam. “Maafkan saya, Tuan Kozlovsky. Anda memaksa saya untuk berpindah keyakinan. Saya membawa nama Indonesia di Melbourne, Tuan. Walaupun nama saya berbeda dari orang Indonesia pada umumnya. Akan tetapi, saya masih menjadi bagian dari Indonesia.” Penjelasan Agustus membuat Kozlovsky kecewa. Ia mengambil lembaran kertas karya musik Kozlovsky di meja kerjanya. Kozlovsky merobek karya musik indah itu dan melemparkannya pada wajah Agustus. Raut wajah Kozlovsky merah padam sedangkan Agustus menunjukkan keberanian dengan memandang tajam padanya. “Tuan, boleh menghina karya saya tetapi tidak dengan menjual status kewarganegaraan Indonesia saya hanya karena tuntutan popularitas,” ancam Agustus dengan wajah kesalnya. Ia meraih tas ranselnya dan keluar dari tempat terkenal nan terkutuk itu. Ia melangkahkan kakinya menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia di Melbourne dan memberikan hormat sebentar pada bendera merah putih yang berkibar di depan gePEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 89


dung tersebut sambil memberikan senyum terbaiknya. []

Profil Penulis Eka Febrianti Utami. Mahasiswi semester empat yang sedang menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, jurusan Ekonomi Pembangunan. Selain “Albourne”, cerpen miliknya yang berjudul “Camar” juga masuk dalam 10 cerpen terbaik Orde Literasi 2018.

90 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Camar [ Eka Febrianti Utami ]

Z

ain memandang ke arah luar jendela dengan wajah sedih dengan surat beasiswa kuliah Strata Dua (Master) ke École Normale SupÊrieure (ENS), Paris. Ia hanya ingin tinggal dan menetap di Indonesia. Ketidaksiapannya membuat keberanian Zain mengambil risiko muncul. Akhirnya, Ia memutuskan untuk pergi ke Paris dan mengukir nama Indonesia di sana. Ketika Ia berhasil mengukir nama Indonesia di Paris, ia akan kembali ke pangkuan ibu pertiwi apapun yang terjadi. Pada hari pertama kuliahnya, ia terlambat masuk kelas dan mendapatkan hukuman dari Mrs. Darbus, salah satu dosen spesialis matematika. Mrs. Darbus menghukum Zain dengan membuat sebuah penemuan matematika yang belum pernah ditemukan atau dikembangkan oleh peneliti sebelumnya. Hukuman tersebut berlaku untuk semua siswa di kelasnya. Ketika ultimatum tugas tersebut berkibar semua siswa menatap benci

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 91


pada Zain yang berdiri di depan kelas. Zain tidak menghiraukannya dan memilih untuk fokus pada hukuman ala Mrs. Darbus itu. Ia memulai langkah pertama penelitiannya dengan mencari referensi game theory yang pemecahan masalahnya kurang kompleks. Ketika Zain sedang sibuk mengotak-atik formula. Tiba-tiba pria tinggi, berpipi tirus dan berambut coklat meletakkan buku dengan keras di mejanya. Ia langsung mendongakkan kepalanya dan melihat sosok yang melakukan hal tersebut. Ia langsung membuang wajahnya ketika Andro muncul didepannya. Andro menghina latar belakang Zain dari Indonesia untuk merusak konsentrasinya. Selain itu, Andro juga memprediksi bahwa Indonesia tidak akan pernah bisa bersaing dengan Prancis, negara kebanggaannya. Zain menunjukkan wajah kesalnya dan memilih untuk meninggalkan Andro. Ia tidak ingin membuat masalah jika proyek penelitiannya belum selesai. Dua tahun kemudian, Zain masuk ke kelas Mrs. Darbus tepat waktu. Semua siswa mengumpulkan hasil kerjanya pada Mrs. Darbus. Ia mengecek satu per satu hasil karyanya dan memilih pemenangnya. “Andro Waxwell dan Zain Prasatya. Silahkan maju ke depan,� sambil membenarkan kacamatanya. Kedua siswa yang memiliki nama tersebut maju ke depan ruang kelas dan mempresentasikan hasil kerja masing-masing. Andro melihat Zain dengan tatapan bengis. Tanpa pikir panjang Mrs. Darbus memilih Zain sebagai pemenangnya karena formula matematikanya unik. Ia juga memberikan undangan presentasi di seminar Internasional di Aula ENS. Zain menerimannya dengan senang hati sedangkan Andro menatapnya benci. Zain menghadiri seminar Internasional dengan pakaian formal. Ia duduk di tempat tamu undangan bersama Mrs. Darbus. Ia merasa tenggorokannya gatal dan pergi ke toilet. Ketika 92 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Ia sampai di toilet batuk akibat tenggorokan gatalnya itu bertambah parah. Batuk yang dialaminya terjadi berulang kali hingga Ia mengeluarkan batuk berdarah. Ia memandang wajahnya ke cermin sebentar dan memcuci tangannya yang penuh darah itu di wastafel. Ia tidak ingin mengecewakan Mrs. Darbus, ENS dan Indonesia. Ia memegang tiga kehormatan sekaligus hari ini. Ia mengambil nafas panjang dan segera kembali ke tempat acara. Ketika tiba gilirannya memaparkan materi. Ia langsung bergegas menuju ke depan dan memaparkan materi dari hasil penelitiannya. Pada pertengahan presentasi batuknya kambuh dan semakin parah. Darah keluar dari mulutnya lebih banyak dari sebelumnya. Ia mengambil sapu tangan dari saku jasnya dan membersihkan darah itu dari mulutnya. Ia terus memaparkan presentasinya hingga selesai. Sorakan dan tepuk tangan yang meriah menandakan presentasinya telah selesai. Lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di Aula ENS sebagai wujud penghormatan bagi presentator, Zain. Ia meletakkan telapak tangan di dada sebelah kirinya. Ketika lagu kebangsaan selesai berkumandang. Kesadaran Zain mulai menghilang. Kakinya tidak dapat menahan lagi tubuhnya. Selain itu, keadaanya juga semakin memburuk seiring batuk darahnya yang bertambah parah dan darah mengalir keluar lagi dari mulutnya. Beberapa orang mulai membantunya dan menghubungi ambulan. Akan tetapi, Zain tidak dapat bertahan lagi dan ia menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan ke rumah sakit. Keinginannya hanya satu yaitu mendengar kemenangan Indonesia di tanah Perancis walaupun Ia tidak bisa mewujudkannya di Indonesia. []

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 93


94 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Ibu, Bagaimana Cara Mencintai Indonesia ? [ Sonya Nurcahya ]

B

u, mengapa disetiap berita selalu saja banyak pejabat yang korupsi? Bukannya mereka sudah kaya dari gaji mereka? Kenapa masih korupsi?” tanyaku dengan nada jengkel di kursi tua milik ayah saat melihat berita di TV. “Tolong ambilkan dulu baju ganti untuk adekmu,” sahut Ibu sembari menenangkan adekku yang sedang rewel tanpa menghiraukan pertanyaanku.

Aku segera beranjak pergi menuju kamar kecil ibu untuk mengambil baju ganti adekku. Di kamar ibu tidak ada siapa-siapa, ayahku sudah berangkat setelah subuh untuk mencari barang-barang bekas dan memberiskan perumahan elit dekat rumahku.

“Oh iya bu. Ara dataaaaaang,” jawabku sambil berlari.

“Terima kasih nak, apa Ara masih ingin tau jawaban mengapa pejabat yang kaya masih korupsi?” sahut ibu dengan

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 95


nada tenang sembari mengganti baju adekku.

“Masih dong bu…. Apa Bu, apa?” Jawabku antusias

sambil merengek menarik-narik baju ibu. Ya maklum aku masih anak kelas empat SD yang serba ingin tau dengan berbagai hal. “Jawabannya adalah….” jawab ibu dengan lirih, “pulang sekolah nanti ya anak kepo. Ini sudah jam tujuh kurang seperempat, lho! Segera berangkat dan jangan lupa pesanan koran ibu di Bang Mamat,” pinta ibu sembari mengecup keningku. Aku membalas kecup ibu dengan raut sedikit geram, bukan karena aku marah dengan ibu namun karena aku belum mendapat jawabanya. Kulangkahkan kakiku menuju sekolah yang tidak jauh dari rumahku. Sebelum sampai ke sekolah aku mengambil koran pesanan ibu ke Bang Mamat. Ibuku suka sekali membaca koran disela kesibukan mengurus keluarga. Ibu juga suka sekali menulis berbagai tulisan untuk dikirim di kolom cerita maupun berita di berbagai koran. Ibu selalu menyisihkan waktu dimalam hari untuk menuulis, selain menunggu adekku tidur salah satu alasan lainya adalah menghindari listrik rumah mati karena tidak kuat menahan daya dari komputer, TV, lampu, dan magic com. Ya, ibu mendapatkan komputer itu empat tahun yang lalu dari Koh Atu majikan ibu saat dulu ibu masih bekerja membereskan rumah dan mengasuh anak laki-lakinya. Tet…tet… Bel sekolah berbunyi dan aku dengan antusiasnya segera berlari pulang untuk menemui ibu meskipun cuaca yang terik menyengat. “Ibu.. ibu… aku pulaaaaaaang!” Teriakku sambil berlari membawakan koran untuk ibu lalu bergegas ganti baju dan menuju meja makan.

“Ibu, Ara sudah nggak sabar pengen tau jawaban dari

96 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


ibu,” pintaku sedikit merengek sembari melahap nasi dan sayur bayam masakan ibu. “Jadi mengapa pejabat yang kaya itu masih korupsi? karena mereka adalah orang-orang yang merasa kaya di depan mata banyak orang namun dan merasa miskin di depan diri sendiri. Mengapa miskin? Karena definisi kaya bagi mereka adalah mempunyai banyak harta meskipun dengan cara merampas harta milik rakyat. Namun bagi ibu definisi kaya yang sebenarnya adalah ketika kita banyak berbagi. Bukan hanya uang ataupun barang namun berbagi ilmu dan kebaikan lainya adalah salah satu contoh berbagi,” jawab ibu dengan nada yang begitu tenang. “Kau tahu, Ara, mereka seringkali bersorak-sorak di media masa maupun di media sosial bahwa mereka cinta Indonesia. Tapi kau harus tau juga, bahwa saat kita mencintai sesuatu terkadang kita tak perlu mengucapkannya,” jawab ibu dengan nada yang lemah lembut seakan ia adalah malaikat yang memberikan sinar terang pada kepalaku yang masih terlalu gelap dan riuh. “Lalu, bagaimana caranya mencintai Indonesia bu?” Aku kembali bertanya. “Habiskan nasi dan lauk dipiringmu tanpa sisa, Nak. Itu merupakan sikap yang bijaksana sebagai bentuk rasa cintamu selain kepada ibu juga kepada Indonesia,” ayah menjawab sembari berjalan menuju kursiku. “Dengarkan ayah. Saat ini Indonesia harus mengimpor beras dari luar karena beras dalam negeri tidak mencukupi. Nah salah satunya adalah kebiasaan orang Indoneisa yang makan nasi tidak habis lalu membuangnya,” sahut ayah sembari mengusap lembut rambutku. “Betul kata ayahmu, Nak. Selain itu cara mencintai Indoneisa adalah dengan belajar berungguh-sungguh dan berPEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 97


prestasi. Mengapa begitu? Karena pemerintah setiap tahunnya selalu berkorban dengan hutang ke luar negeri untuk pendidikan demi terciptanya generasi muda penerus bangsa yang mampu diandalkan. Jangan pernah malas, karena setiap kau malas ada lelah yang harus kau bayar lunas. Saat kita bersenang-senang ada susah payah yang sebenarnya harus diperjuangkan,� jawab ibu sembari memelukku. []

Profil Penulis Sonya Nurcahya. Mahasiswi semester enam yang sedang menempuh studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Perpajakan.

98 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Kisah Pemulung dan Dua Pemuda [ Yuniar Putri ]

Seperti botol-botol yang terbuang dari kumpulannya. Begitulah rasaku...

B

***

agaimana bisa anak-anak jadi pemulung kalau memang presiden sudah sukses dalam memimpin negeri ini?” Pemuda itu melirik tajam kepada seorang anak kecil yang sedang memungut botol-botol kosong di tempat sampah kantin siang itu. Lawan bicaranya menghembuskan napas berat. “Mengapa selalu menyalahkan satu orang saja? Yang menjalankan negeri ini kan bukan hanya presiden.” “Ya kau memang selalu berpihak kepada...” pemuda itu urung melanjutkan kalimatnya. Ia memandang tangan dekil yang akan meraih botol air mineral di hadapannya.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 99


“Eh Dik, ini masih mau diminum!” Ungkapnya dengan perasaan dongkol. Sepersekian menit ia menatap anak lelaki berbadan kerempeng itu. Kulitnya hitam, baju dan celananya selalu lusuh, dan selalu membawa karung setiap kali memasuki wilayah kantin Fakultas Sastra. Karung itu selalu terisi oleh botol-botol atau gelas plastik yang isinya sudah dikonsumsi oleh mahasiswa. Anak kecil itu hanya mengangguk, kemudian hendak pergi. Akan tetapi pertanyaan kawan si pemuda mencegah kaki bocah pemulung itu untuk melangkah. “Kamu tidak sekolah, Dik?” Yang ditanya hanya diam sambil menggeleng pelan. Kemudian menatap bergantian dua orang yang ada di hadapannya. “Apa kalian bisa membuatku baca tulis?” Ia bertanya.

“Bisa.” Pemuda itu menjawab dengan enteng.

“Apakah teman-temanmu juga bisa?”

“Tentu saja bisa!”

“Mengapa harus pergi ke sekolah yang mahal, jika banyak orang di sini yang bisa membantuku?” Teman pemuda itu berdehem. Pemuda itu menelan ludah. Tidak ada yang boleh mengalahkan pemikirannya! Pemulung kecil itu telah menyenggol kontruksi otaknya. “Pergi ke sekolah berarti kau mencintai negerimu!” Pemuda itu berucap dengan tidak sabaran. Ia berpikir bahwa pemulung kecil itu tak tahu apa-apa. Selama ini ia telah meneriakkan hak-hak rakyat kepada para pejabat di negaranya, ia telah berusaha. Namun, mengapa ia malah minta yang lain lagi? “Cintaku sudah masuk dalam botol-botol ini. Membersihkan sampah kalian apakah belum cukup untuk menjaga sebuah negara dari bencana alam?” Pernyataan itu sungguh po-

100 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


los! Keluar dari mulut bocah pemulung, namun berhasil membungkam mulut dua pemuda itu. Bocah pemulung itu beranjak dari tempatnya berdiri, tapi kalimat- kalimatnya tak beringsut dari dalam kepala dua pemuda itu. Terus menggema dan mungkin akan membuat kepala mereka berdenyut-denyut untuk beberapa minggu ke depan, kemudian kepala mereka akan meledak dan isinya akan berburai di meja-meja warung kopi atau barangkali di meja kantin ini (lagi). []

Profil Penulis Yuniar Putri. Mahasiswi semester empat yang sedang menempuh studi Fakultas Ilmu Budaya, jurusan Sastra Indonesia.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 101


102 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Negara Ajaib [ Ely Rahmawati ]

M

entari mulai meninggi, sekitar pukul sembilan pemuda pemudi baru membuka matanya. Begitulah adat Desa Sekayu, yang muda berhura-hura jika tua barulah bekerja. Seorang pemuda desa, namanya Tomo kulitnya hitam, rambutnya kriting, perawakannya tinggi kurus dengan hidung yang cukup mancung. Berdiri di depan rumah dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, setelah mencuci muka dengan air keran depan rumah, tanpa mandi ia menyalakan motornya menuju sebuah warung di depan pintu masuk desa.

Di warung mpok Narti, Tomo biasa nongkrong. Desa Sekayu adalah salah satu desa wisata. Tak jarang para turis datang hanya untuk menikmati keindahan alamnya. Ada-ada saja tingkahnya untuk menarik perhatian bule-bule itu. Mulai sok akrab, hingga menunjukkan akrobat konyol bak penari balet tetapi hasilnya banyak pengunjung warung ingin muntah ditempat melihat

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 103


tingkahnya. Tomo memang sedikit sombong, merasa tampan dan paling benar. Mungkin memang Tuhan sengaja menciptakan orang semacam dia di dunia untuk menguji kesabaran manusia sekitarnya. Dengan lagaknya Tomo memasuki warung mpok Narti, matanya langsung tertuju pada dua wanita bule yang sedang menikmati lontong sayur sembari asyik mengambil gambar. Langsung saja Tomo mengeluarkan aksinya, dia duduk di depan dua wanita tadi dengan matanya yang berkedip-kedip. Bahasa Inggris Tomo terbatas, meski ia berusaha keras logat jawanya tetap saja medhok. “Hello girls,” “Hii...” “What are you from?” “Kita dari Korea,” pungkas si bule dengan bahasa Indonesia yang belum fasih sepenuhnya. Tomo sedikit kaget melihat bule itu bisa berbahasa Indonesia “Wow, wow, wow. Eh, kalian mau tahu gak apa yang membuat Indonesia berbeda?” Tomo mulai mengeluarkan jiwa sok taunya “Apa???” Tutur dua bule bersamaan, Tomo langsung berdiri berceramah layaknya presiden lengkap dengan gerakan tangan seperti pembaca puisi profesional. “Katanya kita itu kaya raya, itu tipuan belaka. Pemerintah itu sibuk numpuk harta, nah kita yang di desa ya begini-begini saja. Kalau di Korea orang salah diapakan?” Tanyanya lagi.

“Ya dihukum”

“Sampai mati gak?” lanjutnya

104 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


“Tergantung salahnya, kalau besar ya iya”

“Di sini, orang salah bukan dihukum sampai mati, tapi dibela setengah mati.” Dua bule tadi cekikikan

“Lihat ini,” dia mengambil tisu yang ada di meja.

“Cuma di Indonesia, tisu toilet aja sampai jadi tisu di meja makan, sangking miskinnya kita.” Tomo geleng-geleng kepala. Hardi yang juga sarapan di warung mpok Narti mulai gerah mendengar ocehan Tomo. “Tau gak, gak ada negara yang ingin masyarakatnya susah, ya kecuali Indonesia ini. Kita itu para pemuda juga bingung mau kerja apa, nyari kerja susah. Rokok mahal, apa coba maunya.” Dua cewek tadi hanya diam saja. “Kalau gak percaya, cari tau aja sendiri. Keajaiban-keajaiban negara ini masih banyak lagi dan itu cuma ada di Indonesia.” Akhirnya Hardi bangkit dari kursinya, kemudian menghampiri mereka. “Bener mbak,”cetus Hardi. Tomo manggut-manggut merasa dibela “Ada lagi keajaiban Indonesia, karena cuma ada di Indonesia anak bangsa sibuk menjelek-jelekkan negara sendiri,” lanjutnya lalu langsung pergi. Kedua bule akhirnya ikut pergi sambil menahan tawa. Tomo hanya menggaruk-garuk kepala sambil memasang muka beloonnya. []

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 105


Profil Penulis Ely Rahmawati. Mahasiswi semester dua yang sedang menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Fisika. Selain “Negara Ajaib”, puisi miliknya yang berjudul “Selamat Datang di Indonesia” juga masuk dalam 10 puisi terbaik Orde Literasi 2018.

106 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Prajurit Bangsa yang Tak Bersenjata [ Latifatul Ilmi Fitriah ]

G

lobalisasi mampu mengubah seluruh dunia namun tak akan mampu mengubah semangat generasi bangsa Indonesia untuk mempertahankan eksistensi bangsanya. Di tengah hiruk pikuk masyarakat yang sibuk dengan segala ambisi dan obsesinya ada seorang anak yang memegang nasionalisme pada negeri sebagai pegangan dalam kehidupannya. Faisal tumbuh seperti anak-anak pada umumnya. Setelah pulang sekolah seperti anak-anak pada umumnya Faisal bermain dengan teman-teman sebayanya. Tak ada hal yang istimewa, dan membedakan Faisal dengan anak-anak pada umumnya. Namun di saat Faisal berusia 18 tahun terjadi perubahan besar dalam dirinya. Perubahan tersebut berawal dari beasiswa yang diterima oleh Faisal. Beasiswa tersebut memberikan kesempatan kepada Faisal untuk belajar ke luar negeri. Inilah titik awal ujian bagi jiwa nasionalisme Faisal.

Pada tahun ajaran baru sekitar bulan Agustus Faisal

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 107


berangkat untuk menempuh pendidikan ke Amerika Serikat. Meskipun terdapat kebanggaan karena ia dapat menjalani pendidikan ke luar negeri, namun dalam hati kecilnya Faisal merasa sangat berat harus meninggalkan Indonesia. Negara yang begitu luar biasa dan telah memberinya banyak kenangan dan pengalaman. Faisal berangkat sekitar pukul 05.00 WIB, ia berpamitan kepada seluruh keluargannya. Seluruh keluargannya berpesan agar Faisal harus berhati-hati, jangan lupa beribadah, jangan lupa belajar yang giat, jangan lupa makan, dan pesan-pesan yang mengisyaratkan kekhawatiran keluarga Faisal kepada Faisal karena inilah kali pertama bagi Faisal pergi ke tempat yang jauh tanpa ada satupun keluarganya yang mendampingi dan menemaninnya. Dari semua pesan yang diterima oleh Faisal, pesan dari kakeknyalah yang paling diingingat oleh Faisal. “Sal, jok lali bek negoromu (Sal jangan pernah kamu lupa dengan negaramu).� Itulah pesan dari kakek Faisal. Meskipun pesan itu sangat singkat dan sederhana namun di balik pesan itu mengandung makna yang begitu besar. Meskipun hatinya berat meninggalkan keluargannya namun Faisal tetap berusaha tegar dan menunjukkan bahwa ia semangat untuk menjalani pendidikan ke luar negeri. Setelah menempuh perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan akhirnya Faisal sampai di negara adidaya Amerika Serikat. Pada saat hari pertamanya masuk ke Universitas. Faisal sangat kaget, karena setiap orang yang ada di Amerika Serikat sibuk dengan rutinitasnya masing-masing, antara satu orang dengan orang lain seakan-akan tidak saling mengenal. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi di desa Faisal, di sana antara satu orang dengan orang lain sudah seperti keluarga meskipun tidak ada ikatan darah yang mengikat. Meskipun kehidupan yang begitu jauh berbeda namun Faisal tetap berusaha untuk bisa beradaptasi agar cita-citanya untuk membuat keluargannya

108 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


bangga bisa tercapai.

Satu tahun berlalu Faisal sudah mulai terbiasa dengan

gaya hidup masyarakat yang ada di Amerika Serikat, namun Faisal tidak terbawa arus dengan gaya hidup masyarakat yang ada di sekitanya. Budaya dan gaya hidup bangsa Indonesia tetap ia pegang teguh, meskipun banyak yang mengatakan bahwa ia norak dan kampungan. Namun Faisal tidak pernah memperhatikan hal tersebut, baginya budaya Indonesia adalah budaya yang baik dan sesuai dengan setiap manusia sehingga selagi apa yang dilakukannya tidak merugikan pihak lain maka Faisal dengan sekuat tenaga akan tetap mempertahankan budaya dan gaya hidupnya tersebut.

Kejadian yang paling menguji jiwa nasionalisme Faisal yaitu di saat Faisal berhasil memenangkan suatu kompetensi yang berhubungan dengan pembuatan suatu produk yang solutif untuk masyarakat. Sebagai bentuk penghargaan atas kemenangan Faisal dalam kompetisi tersebut, pihak Universitas berencana membeli hak cipta dari produk yang telah dibuat oleh Faisal, dan setelah Faisal lulus Faisal akan dipekerjakan sebagai staf ahli di sebuah perusahaan yang ada di Amerika Serikat. Tawaran tersebut memang sangat luar biasa selain Faisal mendapatkan royalti yang lumayan besar masa depannya pun juga sudah bisa dipastikan cemerlang. Namun hal yang tak terduga dilakukan oleh Faisal, ia menolak semua tawaran itu. Banyak orang yang berfikir bahwa Faisal bodoh karena sudah menolak tawaran sebesar itu. Namun Faisal memiliki alasan mengapa ia menolak tawaran tersebut. Alasan terbesar Faisal adalah Indonesia. Jika Faisal menerima tawaran tersebut maka ia akan berkontribusi besar untuk kemajuan negara lain padahal negaranya sendiri masih sangat membutuhkan orang-orang seperti Faisal. Meskipun dianggap bodoh Faisal PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 109


tetap pada pendiriannya, NKRI adalah harga mati dan ia akan menjadi pembela negara yang berada di barisan terdepan demi eksistensi bangsa Indonesia tercinta. []

Profil Penulis Latifatul Ilmi Fitriah. Mahasiswi semester empat yang sedang menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Ekonomi.

110 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Sang "Silent Reader " [ Icananda Fransiska ]

S

iang itu, ketika aku berangkat ke kampus, aku terjebak di dalam suasana nostalgia. Pasalnya, siswa SMA kelas dua belas sedang melakukan aksi konvoi di jalanan merayakan hari kelulusan. Benar, tentu itu membuat jalanan macet mengular ditambah cuaca yang sangat terik. Seperti biasa, hal itu membuat orang- orang saling membunyikan klakson kendaraannya sebagai isyarat kejengkelan mereka terhadap aksi para siswa, kecuali aku. Aku justru tersenyum geli, sambil berharap agar mereka tidak terciduk oleh aparat, sepertiku dulu. Berlebihan menurutku, seorang aparat justru menciduk aksi seperti ini, bak tahanan, dijemur di bawah terik matahari sambil diberi “wejangan� menurut mereka, tetapi justru lebih terdengar seperti amukan di telingaku waktu itu. Padahal ini hanya perayaan kebahagiaan bagi siswa yang baru saja lulus. Kalaupun dibilang mengganggu kenyamanan pengendara lain,

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 111


lebih mengganggu lagi menurutku, para koruptor yang merajalela lalu-lalang tapi tidak terciduk oleh aparat. Bukan maksudku membela aksi konvoi dan mendukung mereka untuk melakukan aksi seperti ini. Justru potret kelulusan siswa yang melakukan sujud syukur yang di-share di media sosial dengan dibanjiri sanjungan oleh komentar netizen, tentu lebih baik menurutku. Hanya saja, terlalu berlebihan jika yang dipermasalahkan hanya siswa yang seperti, toh ini hanya setahun sekali, tidak setiap hari. Masih banyak masalah lain yang memang ingin dipermasalahkan dari pada ini. Untungnya jariku tidak sekejam jari netizen. Aku hanya berperan menjadi “silent reader” yang hanya membaca miris berita-berita seperti itu. Bahkan sampai aksi mengolok-ngolok presiden di media sosial pun, aku tetap menahan diriku untuk menjadi “silent reader”. Walaupun sebenarnya, jariku waktu itu sudah tak tahan lagi ingin mengecam jari para netizen yang lain dengan menulis komentar, “Tidakkah netizen yang berkomentar mengolok-ngolok presiden itu juga layaknya dicicuk oleh aparat?” Sayangnya, masih bisa kutahan. Pikirku, memberikan komentar atas prilaku mereka tidak akan membawa dampak apapun untuk bangsa ini, yang ada justru semakin ricuh. Semakin miris pula, karena justru yang memberi komentar mengolok-ngolok pemimpin bangsa ini adalah sebagian anak-anak muda yang notabene bisa dibilang “terdidik”. Yang pendidikannya tinggi, tapi mental berbahasanya bobrok, tidak tau sopan santun. Bayangkan, kalau yang “terdidik” saja sudah seperti itu, apalagi yang yang tidak pernah “terdidik”, ironis bukan? Benar, kalau beberapa orang bilang, ancaman hancurnya bangsa tidak dari penjajah, tetapi justru dari anak muda bangsa yang

112 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


terdidik, tetapi tidak mempunyai rasa nasionalisme.

Rasa nasionalisme saja mereka tidak punya, pemimpin negeri

diolok- olok, apalagi cinta tanah air? Kataku yang terus kupikirkan. Hingga aku mengambil keputusan untuk tetap menjadi “silent reader� yang mencoba mengubah diri sebisa mungkin agar tidak menambahi beban ancaman pada negeri ini. Meskipun tidak berpengaruh banyak, tetapi setidaknya merubah diri terlebih dahulu, meningkatkan rasa nasionalisme, itu lebih baik daripada menjadi netizen pemburu kolom komentar. []

Profil Penulis Icananda Fransiska. Mahasiswi semester enam yang sedang menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Biologi.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 113


114 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Seberangi Batas Negeri [ Lailatul Izza ]

T

imur menyeruak segala macam batasan. Laku-lakunya hanya debu yang bisa di hentakkan. Bulir-bulir kesejukan terisolir dalam buaian malaikat di atas awan. Tumpahan datang sesekali saja. Jarang terlihat pemandangan di belahan bumi lain Indonesia. Gunung, bukit, punggungan, kering berwarna kecokelatan merata sejauh mata memandang. Musim panas sekarang lebih panas dan panjang dibanding tahun sebelumnya. Beberapa bulan pada penghujung tahun terasa begitu berat bagi masyarakat desa terakhir di beranda Indonesia. Desa dengan 1500 jiwa. Letak sangat terpencil menorehkan wajah beranda jauh dari menyenangkan. Kekeringan di batas negeri yang mungkin tak terdengar hingga ibukota. Kasyapi si anak lelaki yang hidup di Desa Loonuna. Melakoni berbagai cobaan hidup di tanah sana. Menyusuri peningnya kepala yang selalu di bawa ke mana-mana. Kuda piaraan

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 115


bersama Kasyapi melangkah setiap pagi mencari sumber air. Tentengan jerigen bersusah payah Kasyapi dan kuda bawa saat pergi dan saat pulang nanti. Berjalan bersama, berirama bersama. Berpapasan semak belukar di sepanjang jalan tepi. Menempuh 3 km dalam pencarian air yang begitu berharga. Benar-benar tak mudah. Bukit-bukit kering menggambarkan tenggorokan Kasyapi yang ikut mengering. Lamanya mencari padahal telah berjalan sampai ke desa terakhir batas negeri. Menjelang siang warga desa mulai berkelompok menuju mata air. Perjalanan yang melelahkan. Tidak hanya medan sulit, tantangan panasnya langit bumi menyengat sejak menjelang siang. Tua, muda, laki-laki ataupun perempuan punya kewajiban yang sama, yaitu mencari air. Kasyapi dan orang-orang bingung kepalang, begitupun kuda Kasyapi. Lembah di seberang bukit itu sudah bukan milik Indonesia. Tak tahu apa yang harus diperbuat. Tak boleh sembarang memasuki negara orang. Namun kerongkongan sudah menggeliat meminta tak hanya sekedar air ludah. Tuhan mengehendaki bulan Desember ini menjadi waktu yang tertakdir untuk mengambil air di negeri seberang. Kasyapi tersenyum mendapati air terisi penuh pada 4 jerigennya. Senyum Kasyapi ciut kembali lataran mengingat perjalanan pulang yang sama jauhnya dan beda beratnya. Berbanding terbalik dengan tenaga yang semakin habis. Hidup di garis terdepan negeri yang justru terbelakang. Kebutuhan air berbeda dengan yang lain. Berbondong-bondong mengantri air. Orang-orang pun semakin miskin karena pekerjaannya sekarang menanti air. *** Beberapa pasukan berbaju loreng telah bersiap sedia. Medan landai dan curam semakin sulit harus dilewati dengan

116 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


jalan yang jarang dilewati warga. Tidak bisa tutup mata melihat kesulitan warga yang dijaganya. Mereka adalah satuan tugas pengaman Republik Indonesia patroli perbatasan. Bukan sekedar menjaga perbatasan dari para pelintas batas dari negara tetangga. Tetapi masuk ke sekolah-sekolah untuk mengajar menggantikan peran guru yang kekurangan serta memberikan pengobatan gratis gantikan peran dokter yang hampir tidak ada.

Saat itu... Di sekolah...

Beberapa tentara mengajak bernyanyi lagu kebangsaan. Kasyapi terlihat tidak semangat seperti teman yang lain. Kasyapi kelelahan dan beranjak berbicara di sela perhentian nyanyian. “Tak ada air di negeri ini. Saya harus ambil air sampai Timor Leste sana. Saya mau pindah negara saja!” Sontak seluruh denyut nadi tentara-tentara 5 detik terhenti. “Sadarkah apa yang kau katakan?” “Apa lagi yang harus saya cintai pada negeri ini? Tak ada,” ungkap Kasyapi sambil pergi menggandeng tas sekolahnya. *** Raut wajah-wajah gelap berganti lesu memucat. Terkulai lemas hingga menusuk cita dan harapan jiwa raga. Seluruh pasukan terpukul hatinya. Perjuangan dan pengorbanan seperti belum merata upayanya. Tidak boleh ada yang sampai berkeinginan hati keluar dari batas NKRI. Keadaan dan kondisi mendukung tercapainya niatan untuk pergi.

Jangan... Tidak akan...

Kobaran api membara perintahkan untuk segera lakukan dan tindakkan. Mengupayakan berbagai cara mempermudah dapatkan air kembali. Janji yang terbakti akan selalu ada untuk

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 117


negeri sampai mati.

Peralatan telah disiapkan meski usang dan hanya ditam-

bal sulam. Pipa 2 km akan dipasang untuk mengairi seluruh desa. Bahu membahu andil melakukan pembangunan. Sebarkan pipa memanjang dari titik terdalam sumber yang masih disediakan oleh Tuhan. Pencarian sumber tidak lagi sampai ke negeri seberang karena air masih terselip di sudut tersulit lembah yang curam. Musim kemarau, setetes air menjadi sangat penting. Kini... Semua berhasil akibat kerja keras TNI dan seluruh warga demi negeri. Warga Loonuna detik ini merasakan rangkulan kehangatan, merasa diperhatikan dan menjadi bagian dari rakyat Indonesia yang diperjuangakan TNI. Selalu dan selalu tanamkan rasa kesetiaan yang mendalam terhadap negeri. Semua kesulitan dan ketidaknyaman itu bukan kendala bagi kami... Karena kami bangga dengan tugas negara yang tidak semua orang diberi kesempatan itu... *** Raut wajah-wajah yang terlihat tak merasa kelelahan lagi. Menggambarkan bentuk syukur karena masih bisa mendapatkan air. Memang tak mudah hidup di pelosok Indonesia dengan segala kekurangannya.

Begitu pula Kasyapi... []

Profil Penulis Lailatul Izza. Mahasiswi semester empat yang sedang menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

118 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Tentang Buang Sampah, Sudah Cintakah Pada Negerimu ? [ Ypriliansi Nora Evita ]

B

us baru melaju sekitar tiga ratus kilometer dari Terminal Tawang Alun, masih dengan kecepatan sedang, dikarenakan kondisi lalu lintas yang lumayan ramai. Kusibakkan tirai bus yang berwarna coklat muda, bermotif lingkaran yang indah. Tepat di sampingku, duduk dua orang temanku, Lyza dan Mila. Kebetulan kami duduk di bangku yang paling belakang, selain karena bangku deretan depan sudah banyak yang terisi, bangku deretan paling belakang juga memberikan jarak yang lebih lebar untuk kaki kami. Baru kali ini aku mengajak teman-temanku pergi ke Probolinggo, dengan menggunakan bus, tepatnya bus kelas ekonomi atau yang biasa disebut bumel. Kami hendak mengunjungi teman kami yang sedang sakit, rumahnya dekat dengan Terminal Kota Probolinggo atau Terminal Banyuangga. Sesaat kemudian, entah kenapa aku merasa sangat lapar. Rasa lapar itulah yang kemudian memberiku inisiatif untuk melahap tiga butir telur puyuh yang kubeli di pedagang asongan di terminal PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 119


tadi.

“Ishyta,” tiba-tiba Mila menepuk pelan lenganku, “kamu

kok sempat-sempatnya sih menyimpan kulit telur puyuhnya?” “Nggak sekalian dibuang di bawah saja?” Lyza menimpali, “capek juga kan kalau sampahnya harus dibungkus lagi.” Mendengar tanggapan mereka, aku malah sedikit geli. “Memangnya kenapa sih? Wajar ‘kan kalau begini?” Mila semakin heran tampaknya. “Lho, justru aku yang heran sama kamu, Ishyta. Kulit telur puyuh nggak dibuang saja di bawah, kok malah dibungkus disimpan lagi di tas.” Aku tahu, mungkin apa yang aku lakukan, bukan merupakan hal yang biasa mereka lakukan atau mereka temui. Namun entahlah kenapa, risih rasanya jika aku membuang sampah begitu saja di lantai bus yang sebenarnya sudah kotor karena debu.

“Sudahlah, nanti kalian juga tau kok,” jawabku santai.

Tak terasa, bus sudah tiba di gerbang Terminal Banyuangga. Aku bersama dua temanku turun, kemudian berjalan kaki sekitar dua ratus meter menuju rumah Tania, teman kami yang sedang sakit. Kabarnya ia menderita demam berdarah, namun syukurlah sudah bisa pulang dari rumah sakit. Hanya menjalani masa pemulihan saja di rumah. Keadaan Tania tampaknya sudah semakin membaik. Sedikit banyak, mungkin juga karena semangat yang timbul karena kehadiran kami bertiga ke rumahnya. Bahkan Tania berkata, bahwa ia akan kembali kuliah dalam waktu tiga hari ke depan. Menjelang sore, kami memutuskan untuk pulang. Seperti waktu berangkat tadi, kami pulang menggunakan bus, dan menunggu di Terminal Banyuangga. Hanya saja kami memutuskan untuk

120 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


naik bus patas saja, agar waktu tempuhnya menjadi lebih cepat. Sesampai di terminal, kami berjalan melewati beberapa bus yang berbaris menunggu jadwal keberangkatan. Tapi entah kenapa, sepertinya perhatian Mila tertuju kepada seorang pria paruh baya yang sedang membawa satu ember sampah dari dalam bus. Ketika aku turut melihatnya, aku baru sadar kalau pria itu adalah ayah dari Tania, temanku yang sakit tadi. “Pak Amin,” sapa Lyza. Ternyata ia juga masih ingat. “Pak Amin, bapaknya Tania kan?” Pak Amin tersenyum, “Iya, Dik. Temannya Tania, ya? Kalian mau kemana?” “Kami baru membesuk Tania, Pak. Sekarang kami mau pulang ke Jember. Mau naik bus patas saja, Pak,” jawab Mila. “Pak, lagi bersih – bersih bus, ya?” Pak Amin tertawa renyah. “Iya ini, Dik. Aduuh, sampahnya makin banyak aja,” entah kenapa wajah Pak Amin tiba-tiba menjadi kusut. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. “Orang itu bilang, kalau naik bus nggak enak. Yang kotor, bau lah. Tapi nggak tau juga, kok ya susah kalau nggak buang sampah di bus. Apalagi kalau bus ekonomi seperti tempat kerja saya ini,” cerita Pak Amin. “Iya sih, Pak,” timpal Mila, “nggak seperti di luar negeri ya, busnya bersih,” Pak Amin hanya tersenyum. “Membandingkan boleh saja. Tapi kalau kita sendiri nggak inisiatif buat berbenah, dari yang kecil saja, seperti buang sampah, kita nggak akan bisa cinta sama bus sendiri, negeri sendiri. Adanya ‘yang luar negeri’ bagus terus.”

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 121


Seketika Mila dan Lyza terdiam, seperti sudah mengerti maksudku tadi. []

Profil Penulis Ypriliansi Nora Evita. Mahasiswi semester empat yang sedang menempuh studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Ilmu Hubungan Internasional.

122 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Toilet [ Jatra Saputra ]

A

bu ini mahasiswa aktif, sering ikut demo, dia generasi milenial yang tak lepas dari gawai kesayangannya, tiap hari ngetwit, sering juga edit-edit video amatiran, contohnya, video Ahok, kasus penistaan agama itu, dia ikut menyumbang kayu bakar, bara api pun membesar, dan jadilah Ahok di penjara. Sekarang, dia lagi di toilet umum, dengan tangan masih memegang gawai, membaca komentar netizen, tentang video yang dia pos. “Ente, edit video puisi tusuk konde, Bu?” tanya sekaligus teriak oleh Abi, teman Abu yang santri itu, dia berada di toilet sebelah. “Yoi, lumayan, buat subscribe gue nambah, biar tuh orang di penjara juga,” balas Abu dengan santainya, sambil menarik celana dalamnya, agar tidak terkena siraman air korslet.

“Ente tuh, hobinya adu domba terus. Kemarin, kasus

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 123


Habib Rizieq ente ikut pojokin dia, sekarang tusuk konde juga, kasus Ahok juga ikut-ikutan. Ente tuh pro ke yang mana sih, Bu?” Komentar panjang lebar Abi, terdengar suara kentutnya yang kencang. Abu diam sesaat, merasakan perutnya yang sakit, sebab semalam banyak makan cabai, aroma tak sedang menyeruak, masuk ke pori-pori hidungnya, di saat ia sedang berpikir tentang pertanyaan Abi tadi. Abu masih diam, begitu pun dengan Abi, dia juga masih merasakan sakit perutnya. Semalam, dia dan abu makan gorengan dengan cabai super banyak, ditambah makan bakso dengan level kepedasan tingkat tinggi. Kembali ke Abu, dia masih diam atas pertanyaan, temannya itu, kejadian demi kejadian muncul begitu saja layaknya layar bioskop, ia ingat saat ia mengedit video amatir tentang penistaan agama yang dilakukan Ahok, ia ingat saat dirinya menambahkan komentar kotor video itu, ia ingat tentang semuanya, hal-hal yang ia lakukan, justru semakin memecah belah bangsa. “Gue salah, Bi,” hanya komentar itu yang muncul, wajah Abu seketika menysal, tepat ketika, dia menatap tulisan di tembok toilet, yang berbunyi, KITA INDONESIA, KITA BERSAUDARA. “Serius ente menyesal, Bu? Dapat ilham dari mana?” tanya Abi cukup kaget. Ia sudah beres dengan urusan buang air besar, kini ia mengguyur kloset, memakai celananya, dan kembali mengenakan sarung, lalu keluar mengetuk pintu toilet Abu. “Bu, ente sehat?” sebelum Abi menggedor pintu, Abu sudah terlebih dulu membuka pintu, sembari tersenyum kecil. “Gue nyesel, Bi, sering jadi netizen yang hobinya adu domba. Gue baru nyadar bahwa gue juga bagian Indonesia, gue malah memecah belah bangsa,” kata bijak itu terlontar begitu saja di

124 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


mulut Abu, dia tersenyum sambil berjalan meninggalkan Abi yang masih keheranan. []

Profil Penulis Jatra Saputra. Mahasiswa semester dua yang sedang menempuh studi Fakultas Ilmu Budaya, jurusan Sastra Indonesia. Selain “Toilet”, puisi miliknya yang berjudul “Rekonstruksi Moral” juga masuk dalam 10 puisi terbaik Orde Literasi 2018.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 125


126 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


[

O R D E

Puisi

L I T E R A S I

2 0 1 8

]



Cinta Untuk Negeriku [ Ilfiana Alfi Majidah ]

Pernah ada duka bengis yang terkubur di tanah ini Lautan jasad suci tertikam kejamnya debu juang Disini, disinilah pijakan masa lepas berkobar diperaduannya Kumandangkan seruan-seruan yang tak sudi terkecundang Memenangkan negeri bukan untuk mati Diperbudak koloni juga bukan untuk menindaskan diri Sebab tak pandang hitam atau putihnya kulit manusia Bertekad keras bertaruh nyawa hanya untuk Indonesia Bumi Pertiwi! Bumi Pertiwi inilah kehormatan nenek moyangku Berbekas derai hujan, berpelangi keberagaman Terus! Teruslah! Terus gaungkan gema lagu perjuangan Hingga telinga tak disibukkan riuhnya senapan-senapan PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 129


Dahulu begitu, katanya Kata guruku, juga warta sejarah media Wahai Engkau yang disana! Tak tahukah Engkau pengembara senja kesumba Pengusung denyut waktu bermuara budaya Wahai Engkau yang disana! Bagaimana aku tak cinta Indonesia Bila eksistensinya sekokoh Pancasila Menjelmakan toleransi semegah cakrawala Pertahankan Garuda mengakar di setiap dada Tetapi tidak detik ini saja, namun selama dunia bernyawa

Profil Penulis Ilfiana Alfi Majidah. Mahasiswi semester enam yang sedang menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

130 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Jangan Salahkan Aku [ Teguh Santoso ]

Aku hanyalah darah rakyat Aku tak dibesarkan layaknya anak raja Mengapai pendidikanpun aku tak mampu Bermimpi apalagi Pantas Aku tak paham Pantas Aku tak mengerti Pantas Aku tak mengaplikasikan Jiwa nasionalisme dalam gubuk negara Apalagi cinta tanah air, sangat sulit bagiku Dapat rezeki sudah alhamdulillah Hidup di negeri merdeka tapi terjajah, sudah alhamdulillah Meski kadang Aku iri pada darah bangsawan Hidup dalam rumah beralaskan emas permata tapi aku bisa apa?... PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 131


Aku ingin tahu makna nasionalisme Aku ingin tahu makna cinta tanah air tapi siapa yang akan mengajariku?.. Apakah bapak, ibu, tetangga, raja, atau hewan?... Orang tuaku senasib denganku Tetanggaku apalagi, miskin iya, tak berpendidikan iya Raja?.... ah orang itu sudah kuanggap tidak ada Saat kampaye berorasi akan mensejahterakan warganya, tapi‌ Ataukah hewan yang mengajariku?... Atau Aku yang terlalu bodoh?... Negeri merdeka tapi terjajah Apakah Aku harus bertanya pada rumput yang bergoyang?... Hemmmn Maaf, Aku tak mengerti dengan hal itu Maaf, Aku hanya bisa membuatmu menangis Maaf, Aku tak bisa berbuat apa-apa Maaf, Aku hanya sampah di negeri sendiri Maaf‌. sekali lagi‌. maaf

Profil Penulis Teguh Santoso. Mahasiswa semester dua yang sedang menempuh studi di Fakultas Hukum, jurusan Ilmu Hukum.

132 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Kesemsem Mesem [ Marentina Hayuning Putri ]

aku adalah saksi! ketika darah mengairi tanah, mengucur diantara nadi yang pecah membawa pada kesuburan yang suram pada kemakmuran yang buram pada dendam yang curam, jalan hidup yang mengambang, terombang dari penindasan yang biadab, pada suramnya sebuah abad, dicekal pula martabat dengan jalan laknat sungguh pertiwi tersedu oleh nanar yang berbau memamah, menggerogoti yang tertanam dalam manah negeri ini sempat dinodai! sampai kita menggebrak dan berontak. sampai merdeka menggema, seruan para pemenang yang terlepas dari perzinaan kaum koloni mebawa pada orde demokrasi,dimana tak ada lagi jeritan pasrah PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 133


lumbung-lumbung yang kosong, ataupun goni yang bolong aku masih menjadi saksi! kala negeri ini melakukan pembenahan pada tiang – tiang yang na’as tumbang pada puing-puing yang diluluh lantahkan semua bergerak‌ cepat, tangap, sigap tak masalah berkulit kencang atau kendor, berambut hitam atau beruban, bergigi tepak atau ompong, sungguh tak ada yang peduli, mereka hanya menyatukan visi, membangkitkan pertiwi saling berkolaborasi sana sini berargumentasi, mengkritisi, memberi solusi, dan berdedikasi aku tetap menjadi saksi! kesemsem mesem pada negera kertagama negeri makmur tanpa embelan kencur panjang langkah tak berujung. terus menelusur mengejar anak busur sedikit linglung tak dibebatkan banyak bingung tak dikecam asal,pada negeri loh jinawi kalian kembali jember, 4 april 2018

Profil Penulis Marentina Hayuning Putri. Mahasiswi semester dua yang sedang menempuh studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Administrasi Bisnis.

134 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Penerus yang Hilang [ Bagas Okta Perdana ]

Dek jaman berjuang Njur kelingan anak lanang. Ribuan prajurit berbaris membawa tangis anak istrinya. Tak ada lagi sajak manis yang bisa merayunya Bara dalam dada telah berkobar membawanya ke medan pertempuran Seribu peluru mereka telan dengan garang. Darah mengucur di dada kirinya mereka sumbat dengan bayangbayang anak lelakinya. Yang tumbang bersumpah pada senyuman, Yang berdiri bersumpah pada air mata, Yang telah tertidur di pangkuan Sang Kekasih menunjuk ke segala arah, lalu berucap, “Hai angin masa! kabarkan padaku tanah dan anak lelakiku!� PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 135


“O, para pejuang girang-gemirang di bawah nisan, tanahmu kini berbuah bocah-bocah kumal pinggir selokan. Di sampingnya berbaris para pelacur jalanan. dan dari dalam tanahmu muncul orang makan orang Itulah tanah yang kau beli dengan darah dan air mata. Kini penerusmu diburu uang Mereka ditembak kepalanya Mereka jadi tuli dan buta Mereka tak lagi berjuang karena bara telah padam Mereka, penerusmu. Mereka adalah tikus-tikus kotor yang nangkring di atap-atap gedung bertingkat. Mereka adalah serigala yang mencabik-cabik sayap kiri Burung Garuda. Mereka itu ular yang doyan makan anak-anaknya Mereka hamba duwit yang setia. Time is money, not time to syukur. Lihat itu sepanduk-sepanduk! Bertuliskan, Politik adalah uang, bukan politik adalah kesejahteraan. Sial sungguh sial nasibmu kini O, pejuang yang terkubur dalam qalbu Bangunlah! Berikan bara pada penerusmu Supaya tanahmu berbuah senyuman dan anak lelakimu tidak hilang dalam rumahnya sendiri.� Biyen tak openi, nanging saiki ana ngendi?

136 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Profil Penulis Bagas Okta Perdana. Mahasiswa semester enam yang sedang menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 137


138 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Perjuangan Belum Berakhir [ Diana Syarifa Zahra ]

Semilir angin menyapa diri Setapak kaki terhenti di persemayaman tenang sang patriot pribumi taman bakti tenang nan tentram Taman Makam Pahlawan terima kasih kami ucapkan, kemerdekaan dirasakan Napak tilas tambo sang patriot pribumi Bumi nusantara kami, Indonesia Syahid wafat mereka namun tidak dengan nama Tak hilang ditelan masa Tak lekang dalam kenangan juang patriot yang ada Masihkah menyia-nyiakan syahid mereka? Menyiahkan apa yang mereka perjuangkan,Bumi Indonesia? Lalu, Dimana Perangai Diri? PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 139


Sungguh, Bukalah Mata seluas Cakrawala Memandang haluan tambo kejayaan Melanjutkan yang sempat tertunda Meski berbeda namun sama Membawa nama harum negeri tercinta Indonesia Tunjukkan dengan ilmu dan prestasi Bukan dengan degradasi moral seperti kini

Jember, 10 Mei 2018

Profil Penulis Diana Syarifa Zahra. Mahasiswi semester dua yang sedang menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

140 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Rekonstruksi Moral [ Jatra Saputra ]

Jember, 07 Mei 2018 Kita lahir dari rahim yang sama Bernama Indonesia Namun cara kita mendewasa tak pernah sama Bahasa Warna kulit Hingga agama Jangan pernah meminta untuk sama Meski rahim kita serupa Tak sama bukan berarti tak bersaudara Tak seagama bukan berarti tak seirama Tak sebahasa bukan berarti tak kan bisa bersama Dan tak sewarna bukan berarti kita berbeda

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 141


Suara penguasa Atribut serba sama Bahkan sajak dijadikan pembawa luka Api kecil itu menyebar Membakar tanah Indonesia juga isinya Mereka yang mengadu domba tertawa Moralitas harus dijaga Meski tak seagama Tak sewarna Dan tak sebahasa Namun kita harus percaya Bahwa kita saudara Jangan mau jadi boneka Jangan terlalu sibuk dengan dunia maya Padamkan api yang telah menyebar Jangan mau jadi gosong, bodoh!

142 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Selamat Datang di Indonesia [ Ely Rahmawati ]

Si mungil mengais receh bergemerincing Menahan pangkuan ranjau ibu pertiwi Kulitnya kusam hitam menjelma lekam Tak lagi peduli wangi kasturi Yang ia tau bising jalan ajarinya menjalang Binar mata petani mulai redup Memikul pacul yang setia menjadi teman hidup Ia tak mengerti bekerja untuk apa Ia tak paham bekerja untuk siapa Baginya setiap keringat yang jatuh dibumi persada adalah cinta pada negara juga sekerumpun orang di dalamnya Para menteri siapkan dekorasi negeri Jika khilaf janjinya hanya alibi Hiruk priuk negeri bak ilusi PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 143


Dilabuhi koloni bersayap globalisasi Selamat datang di Indonesia Dimana perbedaan sudah menjadi bumbu makan Ketika negeri lain sibuk mengasuh strategi Kami hanya menumpahkan resah pada kidung belantara Kadang kami lupa, kadang kami terlena Tontonlah pertunjukkan menakjubkan di negeri kami Kami memang tak serupa Tapi derap langkah kami berjalan berdampingan Hingga kelak membujur dipemakaman Dipelukan erat ibu pertiwi, tetap teguh teriakkan NKRI HARGA MATI!!!

144 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Senandung Ibu Pertiwi [ Venanda Kharisma Premana ]

Tegap berderap Semangat lanyah terkecap Ku bersanding Di haluanmu tanah airku Bukti elok pesonamu Luluhkan pikir egoku Berima berirama Kuhadirkan kau di relung hatiku Ku berjanji kan menjagamu Dari hamparan problematika kehidupan Ku menyeru ku berderu Jiwa raga ini turut karenamu Lantunan syair-syair perjuangan Mendamaikan rasa persatuan dan kesatuan Diriku dirimu Untuk masa depanmu Indonesiaku

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 145


Profil Penulis Venanda Kharisma Premana. Mahasiswa semester dua yang sedang menempuh studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Administrasi Bisnis.

146 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Tanah Air Negeriku [ Rahmad Hidayat ]

Adakah panas terik menyengat hingga kulit tersayat-sayat Adakah badai kencang buatku lupa sesaat Adakah hasutan yang buatku mati tanpa mengingat Sekarang aku seperti binatang yang menggeliat-liat Di setir hawa nafsu muslihat Aku hanya bersandar di tiang yang kuat Berpedoman pada Pancasila serta iman rohani yang kuat Oh Tuhanku, Kau ciptakan aku di tempat ini Dikerumuni oleh orang-orang negeri ini Hingga aku dewasa sampai dulu bayi Inilah skenario yang Kau ridhoi Cerita panjang penuh rahmat yang kau kasihi Aku bersyukur dan tak sedikitpun kuberalih Jangan buat aku terseok kesana kemari Hingga aku lupa diri PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 147


Bahkan aku mati tanpa mengingat negeri ini Berilah kesadaran atas karuniaMu Menggugah semangat hingga tuntaskan harapan ini Wahai kawan ! Lihatlah peradaban yang mencengangkan Negeri yang penuh perlawanan dan pengorbanan Perjuangan mati-matian para pahlawan Hingga titik darah penghabisan Bukan sedikit 350 abad mereka sembunyi dengan gerilya Bukan sedikit orang melawan gerakkan persatuan gugurkan nyawa sekarang berbeda sudah merdeka saudara menjarah katanya berpolitik malah kobarkan api masalah katanya memperbaiki malah nestapa hancur tak terarah wahai saudaraku ! ayolah bersama-sama ciptakan asa yang sesuai norma bukalah harapan yang nyata bukan pribadi namun bersama meski presiden yang mengatur semua jangan berpasrah hasilnya hampa biarlah negeri ini mekar sejahtera bagai kamboja mekar bersemi indah bersahaja

148 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Profil Penulis Rahmad Hidayat. Mahasiswa semester enam yang sedang menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 149


150 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Tunas Muda [ Dwi Ekasari ]

Aku dengar teriakanmu dengan lantang Aku tahu jiwamu selalu ingin menang Aku tahu kau mampu bersikap tenang Meski banyak yang menantang Aku tahu semangatmu masih membara Kemudikan dirimu dari huru-hara Kini pasang telinga Dengarkan aku, jiwa yang mulai renta Dengarkan aku, jiwa yang ingin meronta Aku panggil kau tunas muda Gengamlah rasa percaya dalam dada Tumbuhlah menjadi tunas muda Tunas muda yang berjiwa. Yang cinta bangsa tanpa pandang usia Yang cinta bangsa tanpa pandang kasta Tunjukan pada mereka yang mencerca PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 151


Bahwa kau adalah milik bangsa Bersama dalam satu rasa Berbagi dengan sesama Tembuslah bilik-bilik pemutus asa Percayakan hati pada semesta Bawa terbang mimpimu menjadi nyata Bersama langkah seluas angkasa Bulatkan tekadmu sampai tak ada sudut di sana Sudut yang bisa membuatmu berhenti pada satu titik Titik yang kehadiranya menimbulkan kepatahan Kepatahan yang membawa keterpurukan Tulisan ini ku sampaikan bukan sekedar pesan Juga bukan sekedar susunan kalimat yang puitis Aku ingin kau jadi tunas perintis Tunas yang mampu bangkit dari kegagalan Tunas yang siap maju dari kemunduran Tunas yang tumbuh kuat dalam perubahan Jangan hanya bertameng dalam pencitraan Jangan kau puas dan terlelap nikmat sesaat Karena kau tunas yang harus tetap semangat Ingatlah setiap cucuran air keringat Buktikan kau membawa nama negara dalam martabat Menggapai mentari dengan budi pekerti Dengan semangat jiwa raga yang terpatri Untuk kemajuan sang Negeri

Jember, 7 Mei 2018

152 | Badan Eksekutif Mahasiswa UNEJ


Profil Penulis Dwi Ekasari. Mahasiswi semester empat yang sedang menempuh studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Anak Usia Dini.

PEMUDA & PROBLEMATIKA KEBANGSAAN | 153




Pemuda dan Problematika Kebangsaan [KOMPILASI

ESAI,

CERPEN,

DAN

PUISI

]

Orde Literasi merupakan salah satu kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jember yang bertujuan untuk memberikan apresiasi terhadap karya-karya terbaik mahasiswa terkait dengan literasi.

Sepuluh tulisan esai, cerpen dan puisi terpilih dari peserta Orde Literasi terangkum di dalam buku ini. Dengan mengangkat tema besar “Kebangsaan�, buku ini merekam tulisan-tulisan terbaik dari mahasiswa/i Universitas Jember.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.