Berkah Ramadan 1442 H 3
SABTU PON 17 APRIL 2021
Memudahkan Difabel untuk Beribadah Renovasi Masjid Al Mustaqim Memperhatikan Kebutuhan Penyandang Disabilitas YOGYA, TRIBUN - Bangunan bergaya indies berwarna abu-abu dan putih menjadi wajah baru Masjid Al Mustaqim. Masjid yang dahulu berwarna hijau dan hanya memiliki satu lantai itu berlokasi di Jalan Parangtritis Nomor 124, Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Kini, sejak dibangun ulang dan diresmikan pada 2 April 2021, masjid tersebut memiliki basement, dua lantai tempat salat, serta rooftop. Satu hal yang berbeda dari masjid ini dibanding masjidmasjid pada umumnya ialah fasilitas yang dimiliki sangat ramah pada lansia dan difabel. Di lantai basement-nya, tersedia toilet khusus difabel. Sementara, di lantai satu, terdapat ruang salat yang bisa dimasuki para pengguna kursi roda hingga ke dalam. Terdapat ram sebagai jalan masuk. Bagi jemaah yang membutuhkan kursi roda, tinggal meminta diambilkan oleh satpam yang berjaga. Masjid Al Mustaqim menyediakan 1 unit kursi roda bagi jemaah yang membutuhkan. Heru Budi Setiawan, Takmir Masjid Al Mustaqim, mengatakan pembangunan ulang masjid dimulai sejak 1 Juni 2020. Namun, Masjid Al Mustaqim sendiri sudah berdiri sejak sekitar 1970. “Dulunya milik warga, setelah (tanah) sekeliling masjid dibeli untuk hotel semua, untuk parkir repot, untuk kegiatan kurban repot, untuk lain-lain repot sekali. Sementara, hampir 60-70 persen yang salat di sini itu
Jarang sekali ada yang seperti itu kecuali masjid-masjid besar. musafir. Mereka butuh parkir, toilet, kadang-kadang mereka juga ada yang lansia, difabel, harus terfasilitasi,” ujar Heru kepada Tribunjogja.com, Kamis (15/4). Menurutnya, masjid-masjid lain saat ini tidak begitu memikirkan kebutuhan difabel. Sehingga, seringkali orang dengan kursi roda bingung cara masuk ke dalam masjid. Heru mengaku, dirinya mengenal beberapa pihak lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mengatakan difabel seringkali kesulitan jika ingin masuk masjid. “Jarang sekali ada yang seperti itu kecuali masjid-masjid besar,” bebernya. Sebab itulah, Masjid Al Mustaqim dibangun dengan konsep melayani para musafir, termasuk kaum lansia dan difabel. Lantai basement masjid ini memiliki 1 toilet khusus difabel, 4 toilet umum, ruang serba guna, ruang marbot, dan tempat parkir motor. Adapun parkir mobil terdapat di halaman depan masjid. Di lantai 1, tersedia tempat salat dan tempat wudu bagi jemaah umum dan lansia/difabel. Lantai 2 memiliki tempat salat, tempat wudu, dan kamar mandi. Sementara, rooftop untuk
meletakkan AC dan tangki air. Heru menuturkan, dalam kondisi normal atau tanpa pembatasan, masjid ini mampu menampung 225 orang di lantai 1 dan 200 orang di lantai 2. Dilayani satpam Tak hanya dari sisi sarana dan prasarana, seluruh satpam di masjid ini juga diikutkan pelatihan melayani jemaah difabel. Pengurus takmir bekerja sama dengan sebuah LSM difabel untuk memberikan pelatihan tentang cara menangani tunanetra, tunarungu, dan tunawicara. Ia menjelaskan, contohnya kepada tunanetra, ada etika ketika menggandeng, berbicara kepada tunarungu harus berhadapan dan cara bicara harus pelan.”Mereka di-training, jika ada jemaah yang seperti itu paling enggak sudah tahu,” ucap Heru. Untuk membangun ulang masjid ini, menurut Heru, dibutuhkan biaya 5 miliar lebih. “Pembangunan sekitar Rp5 miliar. Kami mendapat bantuan dari donatur masyarakat, CSR, LSM. Pengumpulan dana dilakukan dari 2 tahun yang lalu. Semua pengurus masjid berusaha dengan caranya masing-masing,” bebernya. Di bulan puasa ini, Masjid Al Mustaqim juga menyediakan menu berbuka gratis bagi para jemaah setiap hari. Disediakan 150 nasi kotak pada hari biasa dan 200-an pada Ahad. “Di sekitar jalan ada tukang ojek, tukang becak, mereka butuh. Konsep kami kan memang melayani musafir,” tandas Heru. (uti)
MEGAH - Tampak depan Masjid Al Mustaqim di Jalan Parangtritis, Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
Capaian Zakat dan Wakaf Masih Minim YOGYA, TRIBUN - Zakat dan wakaf memiliki nilai strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Namun kenyataannya, realisasi zakat di Indonesia masih sangat rendah. Menurut data Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI pada 2019, potensi zakat mencapai Rp230 triliun tiap tahun. Sementara, data Badan Wakaf Indonesia menunjukkan potensi wakaf per tahun mencapai Rp188 triliun. Hanya saja, realisasi penerimaan zakat selama 4 tahun terakhir di Indonesia baru mencapai Rp8 triliun atau 3,5 persen. Hal tersebut mengemuka saat Tim
Manajemen Sekolah Edukasi dan Literasi Zakat Wakaf (SEZWa) Yayasan Fastabikhul Khoirot Bahrul Ulum Yogyakarta melakukan audiensi ke Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) DIY, Kamis (15/4). “Merujuk data yang ada tentu sangat potensial, akan tetapi realisasi penerimaan zakat selama empat tahun terakhir baru mencapai Rp8 triliun atau 3,5 persen,” ungkap Direktur Manajemen SEZWa, Misbahrudin. Menurut Misbahrudin, rendahnya realisasi penerimaan zakat salah satunya karena minim edukasi dan literasi zakat wakaf. SEZWa disebutnya muncul sebagai wujud ikhtiar untuk
Ayam Masak Kemangi Asam RESEP ayam masak kemangi asam ini selain enak, juga punya aroma yang begitu nikmat. Keluarga pasti jadi lebih semangat bersantap sahur begitu mencium aroma lezat dari masakan ini.
SAJIAN SEDAP/GRID.ID
AYAM MASAK KEMANGI ASAM
Waktu: 30 Menit Sajian: 4 Porsi Bahan: 375 gram paha ayam fillet, dipotong kotak kecil 2 buah tomat hijau, dibagi 4
bagian 25 gram daun kemangi 1 batang serai, dimemarkan 3 buah belimbing wuluh, dipotong-potong 1 sendok teh garam 1/2 sendok makan gula pasir 150 ml air 2 sendok makan minyak untuk menumis Bumbu halus: 3 buah cabai merah besar 6 siung bawang merah
3 siung bawang putih Cara membuat: 1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus dan serai hingga harum. Masukkan ayam . Aduk sampai berubah warna. 2. Tambahkan tomat, belimbing wuluh, air asam, garam, dan gula pasir. Aduk rata. 3. Tuang air. Masak sampai mendidih. Tambahkan kemangi. Aduk rata. Masak sampai matang. (Sajian sedap/grid. id/amg)
Tips
Cara Mencegah Bau Mulut BAGAIMANA cara untuk menghilangkan bau tak sedap pada mulut saat berpuasa? Berikut bisa jadi pilihan caranya: 1. Menyikat gigi Untuk lebih maksimal, kita disarankan menyikat gigi setelah makan sahur dan berbuka puasa. Ini bertujuan untuk mengurangi tumpukan sisa makanan dan bakteri di rongga mulut, sehingga risiko bau tak sedap pada mulut saat berpuasa bisa berkurang. Jangan lupa juga membersihkan permukaan lidah dan sela-sela gigi. 2. Menggunakan obat kumur Obat kumur dapat membantu menyingkirkan bakteri berlebih. Gunakan obat kumur dua kali sehari, setelah sahur dan berbuka.
tribunjogja.com
3. Memperbanyak minum air putih Mulut yang kering karena kekurangan cairan bisa memicu aroma tak sedap. Untuk itu, perbanyak minum air putih saat sahur dan buka puasa agar rongga mulut tetap lembab dan melarutkan bakteri maupun kotoran yang menempel di lidah dan gigi. 4. Mengonsumsi makanan sehat Jangan lupa mencukupi asubah buah dan sayur untuk tubuh. Direkomendasikan mengonsumsi buah jeruk dan apel saat sahur atau pun berbuka puasa. Jeruk mengandung vitamin C yang bisa merangsang produksi air liur, sehingga risiko mulut menjadi kering akan berkurang. Sedangkan di dalam buah apel terkandung zat yang mampu menetralkan bau mulut.
@tribunjogja
TRIBUN JOGJA/MARUTI A HUSNA
5. Hindari merokok dan makanan berbau Saat berpuasa, ada baiknya kita juga menahan diri untuk tidak asal mengonsumsi makanan. Ada baiknya menghindari mengonsumsi petai, jengkol, bawang bombai, dan bawang putih karena baunya menyengat. Merokok juga bisa menyebabkan kerusakan pada gusi dan gigi, serta menyebabkan bau mulut ketika puasa. 6. Rutin membersihkan gigi palsu Jika menggunakan gigi palsu lepasan, kita perlu untuk rutin melepas dan membersihkannya dengan baik dan benar selama berpuasa. Gigi palsu yang tidak dirawat dan dibersihkan bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri penyebab bau mulut. (kpc/ nto)
@tribunjogjafanspage
mendorong masifnya edukasi dan literasi zakat wakaf kepada masyarakat. “Untuk itu kami mohon masukan, arahan, dan bimbingan agar dalam mengemban amanah dapat dijalankan sesuai dengan ketentuan syar’i dan regulasi,” sambungnya. Menanggapi hal itu, Kakanwil Kemenag DIY, Edhi Gunawan, mengapresiasi dan menyambut baik sekaligus memberikan dukungan kepada SEZWa. “Kami sangat berharap SEZWa turut andil mendorong terwujudnya kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat dan wakaf yang dibangun melalui edukasi dan literasi,” tandas Kakanwil. (uti)
Salam Sapa Rindu Suara Azan dari Masjid
RAMADAN tahun ini sangat dinanti oleh Zakia El Muarrifa (29). Setelah dua tahun merantau di Melbourne, Australia, dirinya akhirnya dapat kembali berkumpul bersama keluarga di Indonesia. Perempuan yang pernah mengenyam studi Sastra Inggris Universitas Gadjah Mada ini baru saja kembali ke Indonesia seusai merampungkan studi master di Monash University. Zakia, sapaan akrabnya, mengaku kangen dengan suasana ramadan di Indonesia. “ Kali ini bisa puasa Ramadan dengan keluarga kembali. Kemarinkemarin harus ZAKIA EL MUARRIFA Rama-
dan sendiri,” ujarnya. Saat berada di perantauan, ia sebenarnya tak kesulitan mendapatkan kuliner khas Indonesia, seperti rendang, martabak, bakso, hingga mi ayam dan lainnya. Komunitas orang Indonesia di sana memang banyak yang membuatnya. Namun begitu, harganya tentu jauh lebih mahal dibanding di Indonesia. Ia juga kangen suasana pasar sore Ramadan di pinggir jalan di Indonesia. Selain kuliner, Zakia juga punya pengalaman beribadah tarawih dan salat id di Melbourne yang berbeda dari Indonesia. Jarak antara rumah tinggalnya di Australia dengan lokasi penyelenggaraan salat tarawih berjemaah terbilang jauh dan ia harus berjalan kaki beberapa kilometer. Namun begitu, lamanya waktu berpuasa di sana lebih singkat dari Indonesia. Ini karena Ramadan tiba saat Australia masuk musim dingin. Subuh datang pukul 05.30 dan Magrib sekitar pukul 17.00. “Yang tidak ada di sana mungkin suara azan dr pengeras suara masjid ya. Jadi, denger azannya hanya dari aplikasi di ponsel,” kelakarnya. (amg)
ISTIMEWA
tribunjogja
tribunjogjatv