Kabar Relawan Edisi 5

Page 1

Kabar RELAWAN

YOUTHDEV SUMMIT 2016

REGENERASI REGIONAL TURUNTANGAN

IDE PROJECT

Medan Lhokseumawe Surabaya Aceh

Pendidikan Keluarga Berbasis Gender

TURUNTANGAN

Kunjungi booth TurunTangan di YoutDev Summit 2016 Sabtu, 20 Februari 2016


EDITORIAL

ED. 1|16

Redaksi

Redaksi

“Gerakan kerelawanan yang mendorong masyarakat untuk peduli dan terlibat aktif untuk mewjudkan Indonesia yang dipenuhi pemimpin bersih dan kompeten.�

Penasehat

Roni Pramaditia Aida Fitri

Tim Redaksi

Yusnaeni

Herry Dharmawan

Anggun Piputri

Darul Syahdanul

Angga Putra Fidrian

Fenty Asnath

Desainer Kritik & Saran

Dinda Veska

Artikel, Saran & Kritik Jln. AUP Barat II No. 24, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Website: turuntangan.org Email: relawan@turuntangan.org

Tahun berlalu dari 2015 memasuki 2016, apa yang telah terjadi menjadi sejarah dan yang akan terjadi menjadi cita-cita. Berbagai momentum yang telah terjadi tahun sebelumnya kiranya harus dijadikan refleksi dan perbaikan untuk dijadikan amunisi guna mempersiapkan berbagai aktivitas masa depan. 2016 rakyat Indonesia dihadapkan pada tantangan yang lebih nyata, Masyarakat Ekonomi Asean. Asean akan menjadi lebih terbuka bagi siapapu. Semua masyarakat memiliki kesempatan yang sama dalam berkarya dan menunjukaan jati dirinya. Apakah kita sudah siap menghadapi hal tersebut? Perubahan tidak akan terjadi jika masyarakat tidak siap untuk berubah. Jika perubahan datang tapi masyarakat tidak siap untuk berubah maka perubahan tidak akan akan menghasilkan apapun. Oleh karena itu, Masyarakat harus dipersiapkan untuk berubah, sehingga ketika yang ditunggu itu datang maka perubahan hanya akan bergerak menjadi lebih cepat dan lebih maksimal. Jika pada 2015 kita bersandar dan berpegang pada momentum tahun 2016 sudah seharusnya kita tidak lagi bersandar pada momentum, kita yang menciptakan momentum. TurunTangan di berbagai daerah saat ini sedang mempersiapkan diri untuk menciptakan momentum. Bersiap menjemput perubahan. TurunTangan Aceh, Medan, Bandung, Surabaya baru selesai melaksanakan regenerasi dan rekrutmen relawan baru. Para relawan mempersiapkan diri untuk menjadi poros perubahan dan akan menjemput perubahan yang akan datang padanya. Dalam edisi Kabar Relawan akan memberikan sudut pandang tentang mengapa relawan masih mau bergerak bersama TurunTangan. Jadi masihkan kita berdiam diri dan menuggu perubahan atau kita bersiap menjemput perubahan atau bahkan kita yang menjadi perubahan itu sendiri? Salam Redaksi

1


FOKUS

ED. 1|16

2

Relawan TurunTangan Bandung

PERUBAHAN YANG ABADI 26

Abad yang lalu, ada seorang dari Yunani yang terkenal dengan pemikirannya tentang perubahan. “Kau tidak akan menginjakan kaki pada sungai yang sama” begitu kata Heraklitos. Air sungai yang terus bergerak dan berpindah adalah sebuah alasan bahwa sungai akan terus berubah. Panta rhei kai uden menei, “Semua mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap”. Begitupun dengan kondisi yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari, tidak akan ada yang selalu sama dari setiap harinya. Apel yang kita simpan di meja, lama kelamaan akan menghitam, karena unsur-unsur di dalamnya yang berubah. Tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri. Begitu juga dalam organisasi, perubahan harus selalu terjadi atau dilakukan. Program yang maju dan berhenti, anggota yang datang dan pergi. Semuanya telah menjadi sesuatu yang pasti. Tidak ada yang perlu disesali. Hal yang harus dilakukan adalah melalukan evaluasi, mencari cara untuk memanfaatkan perubahan-perubahan yang akan kita alami. Seperti yang juga pernah disampaikan oleh Winston Churchill, there is nothing wrong with change, if it is in the right direction – “Tidak ada yang salah dengan perubahan, jika perubahan itu berada di jalur yang seharusnya”. Evaluasi harus tetap dilakukan untuk memastikan perubahan yang terjadi tetap mengarahkan organisasi menuju tujuan akhirnya. Beberapa waktu lalu beberapa regional turuntangan daerah mengadakan regenerasi, mengganti pengurus lama dengan yang baru, merekrut relawan dan berbagai kegiatan lainnya. Sebuah kutipan yang sering disampaikan oleh Herry Dharamawan, Inisiator Kelas Negarawan Muda, “Orang boleh datang dan pergi tapi idenya tetap disini”. Hal ini yang harus bisa kita ingat dan amini, ide besar yang selalu ada di dalam sebuah organisasi harus bisa dijaga oleh orang-orang yang ada di dalamnya. Semangat TurunTangan adalah semangat melihat masalah dan terlibat, ambil bagian untuk jadi solusi, untuk lunasi janji kemerdekaan. TurunTangan memiliki cita-cita untuk mewujudkan Indonesia yang dipenuhi pemimpin-pemimpin yang bersih dan berkompeten. Kita semua membayangkan Indonesia yang memiliki pemimpin tempat menggantungkan harapan, mau mendengarkan, dengan rekam jejak yang bersih, pemimpin yang mau turun tangan. Tidak ada pemimpin yang tercipta secara instan, setiap pemimpin pasti mengalami prosesnya masing-masing. Layaknya sebuah batu yang ditempa dan menjadi berlian, maka pemimpin yang baik pasti akan muncul dari orang-orang yang punya rekam jejak karena pernah melakukan sesuatu. Proyek sosial di TurunTangan diharapkan untuk menjadi tempat relawan ditempa, mengalami proses, menjadi calon pemimpin di masa depan, pada akhirnya menjadi pemimpin yang berkompeten untuk Indonesia masa depan. TurunTangan berharap akan menjadi wadah dari pemimpin-pemimpin masa depan Indonesia. Pemimpin yang bersih karena berada di lingkungan yang juga ingin melakukan sesuatu secara terhomat, untuk itulah komunitas TurunTangan di dorong untuk tetap ada dan hidup. Ekosistem yang bersih akan menjaga orang-orang yang ada di dalamnya untuk tetap bersih. (APF)


PROFILE PROJECT

ED. 1|16

3

MENGAWAL JANJI POLITIK MELALUI RADIO

Relawan TurunTangan Bandung

Pernah

dengar kata reses? Reses adalah suatu waktu dimana para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia berkunjung ke daerah pemilihannya untuk bertemu dengan konstituennya. Fungsi dari reses ini adalah untuk menggali aspirasi untuk penyusunan Rancangan Undang-Undang dan Sosialisasi tentang hasil kerja selama masa siding di DPR-RI. Hal ini menjadi sesuatu yang penting, karena melalui reses ini terjadi interaksi antara anggota dewan yang mewakili rakyat dan rakyat yang memberikan mandat kepada anggota DPR tersebut. Berdasarkan Undang-Undang no 27. Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD( UU MD3). Masa Reses ditetapkan sebanyak 5 kali dalam satu tahun. Jadi setiap anggota DPR diwajibkan untuk hadir minimal 5 kali dalam satu tahun ke daerah pemilihan. Oleh karena itu diperlu-

kan satu metode penyampaian aspirasi dari konstituen yang efektif dan efisien sehngga proses penyampaiannya menjadi lebih baik. TurunTangan Bandung memiliki sebuah ide yang menarik tentang bagaimana menyikapi masa reses terhadap para anggota DPR yang berasal dari wilayah Bandung. Berangkat dari keresahan bahwa para pemilih tidak boleh tinggal diam terhadap para anggota DPR yang mewakilinya, maka disusunlah sebuah program Swara DPR (Sapa Wakil Rakyat di DPR). Swara DPR adalah sebuah program yang disiarkan melalui radio, RRI Pro 1 FM Bandung, dimana para wakil rakyat berdiskusi secara langsung dengan para pemuda yang punya ketertarikan untuk mengetahui apa saja yang sedang dilakukan para wakilnya di DPR. Pada tahun 2015 telah dilaksanakan 5 kali swara DPR diantaranya terkait dengan dana

aspirasi, Sosialiasi Undang-Undang Penyiaran, dan RUU Disabilitas. Pada tahun 2016 ini diharapkan akan tetap konsisten dengan penyelenggaraan Swara DPR ini. TurunTangan Bandung akan mengubah konsepsi acara tidak hanya melalui Radio tapi juga akan turun ke sekolah-sekolah dan kampus yang ada di Bandung untuk menyebarkan semangat peduli terhadap politik dan mendekatkan rakyat dengan wakilnya. (APF)


PROFILE RELAWAN

H eru Tesar Ichsan adalah Koordinator Lhokseumawe. Lahir di Lhokseumawe, 4

November 1994, dia bergabung dengan TurunTangan pada saat mengikuti “Travelling dan Berbagi” yang diadakan oleh TurunTangan Aceh, 2 Mei 2015 lalu. Heru, demikianlah dia biasa dipanggil, merasakan kedamaian ketika mengikuti kegiatan tersebut. Seperti motonya “Berguna bagi orang banyak”, dia senang bisa berbagi dengan orang banyak. “Ada rasa bahagia ketika berbagi dengan orang banyak,” kata finalis Duta Mahasiswa Generasi Berencana (GenRe) Provinsi Aceh 2015 ini. Setelah kegiatan itu, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh ini, masuk ke dalam kepengurusan TurunTangan Aceh. Karena terkendala jarak yang cukup jauh, dari Lhokseumawe ke Banda Aceh, tepat 17 Agustus 2015, dia memberanikan diri membentuk TurunTangan Lhokseumawe. “Saya tidak pernah mengira bisa membentuk TurunTangan Lhokseumawe. Usaha saya mengajak dan merangkul teman-teman terdekat saya berbuah hasil,” kata Delegasi Aceh untuk Dream Maker Youth Camp 2015 ini. Saat itu, TurunTangan Lhokseumawe memiliki komite yang jumlahnya 10 orang. Ke-10 orang ini langsung memilihnya menjadi Koordinator TurunTangan Lhokseumawe. Kini, TurunTangan Lhokseumawe memiliki empat divisi yakni Divisi SDM,

ED. 1|16

4

Divisi ADM, Divisi PUBDOK, dan Divisi Humas, dengan dibantu oleh tiga Project Officer (PO), yakni PO Lhokseumawe Cerdas, PO Lhokseumawe Sehat, dan PO Lhokseumawe Bergegas. “Sampai saat ini jumlah anggota TurunTangan Lhokseumawe ada 40 relawan dan beberapa simpatisan,” ujarnya. Di bawah kepemimpinan Heru, TurunTangan Lhokseumawe sudah menjalan kan berbagai program. Diantaranya Lhokseumawe Berbagi di Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Pidie yang pada saat itu terkena musibah banjir, Lhokseumawe Cerdas di SDN 9 Kota Lhokseumawe, Lhokseumawe Sehat di MTS Muhammadiyah, dan Lhokseumawe Bergegas yang nantinya akan ke SMA sederajat untuk mempromosikan budaya. “Kami punya program prioritas, mengunjungi kediaman salah satu relawan untuk mempererat. Program itu kami beri nama Sawee Relawan dan akan jadi program rutin bulanan,” papar Heru. Meskipun sudah banyak program yang dibuat, Heru mengatakan masih banyak yang harus diperbaiki. Mulai dari sistem kepengurusan, administrasi relawan, dan pembenahan kapasitas relawan. “Di tahun 2016, Insya Allah TurunTangan Lhokseumawe akan lebih giat lagi berbuat kebaikan untuk orang banyak,” demikian Heru berharap. (YSN)

HERU TESAR ICHSAN Koordinator Baru TurunTagnan Lhokseumawe

MUHAMMAD ARSYAD SIREGAR B

ergabung dengan TurunTangan sejak Januari 2014. Pada 23 Januari kemarin, dia terpilih menjadi Koordinator TurunTangan Medan. Arsyad tidak pernah menyangka akan mendapatkan amanah ini. Ada perasaan bahagia bercampur sedih. Mengingat koordinator sebelumnya cukup baik dalam membawa TurunTangan Medan hingga sekarang. “Ada beban berat dikarenakan harus menjaga gerakan ini tetap berkembang maju,” katanya. Arsyad lahir di Medan, 15 Desember 1990. Merupakan alumni Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara (USU) dan kini telah bekerja di salah satu perusahaan swasta di Medan. Meskipun kini tengah sibuk bekerja, dia sangat bersemangat memajukan TurunTangan Medan.

Koordinator Baru TurunTagnan Medan

Banyak rencana yang telah disiapkan yaitu menjalankan project yang belum terlaksana pada periode sebelumnya dan menjaga Gerakan TurunTangan Medan tetap konsisten di rel edukasi politik dan sosial. “Ada lebih dari 20 project yang rencanaya bakal dilaksanakan dan saat ini masih dalam tahap seleksi,” Tuturnya. Untuk edukasi internal relawan sendiri, lanjut Arsyad, TurunTangan Medan berencana mengadakan diskusi internal secara berkelanjutan. Setidaknya sebulan sekali dengan materi dan pembicara


PROFILE RELAWAN mengenai korupsi dan transparansi anggaran. Bulan depan mengenai isu HAM, dan lain-lain,” ujarnya. Arsyad menilai, TurunTangan Medan cukup dikenal di Kota Medan. Bahkan, semakin hari jumlah relawannya semakin banyak. Total jumlah relawan TurunTangan saat ini telah mencapai 120 orang. Sayangnya, jumlah project masih sedikit dan banyak

project yang tidak tepat sasaran. “Ke depannya perlu dievalusi mengenai pematangan konsep sebuah project, tidak hanya asal eksekusi, tetapi harus memiliki indikator kesuksesan sebuah project sebelum project tersebut dijalankan,” ungkapnya. Dia sangat berharap semakin banyak pemuda di Kota Medan yang bergerak dan bergabung dengan TurunTangan Medan.

ED. 1|16

5

Semantara untuk TurunTangan sendiri, dia berharap semakin berkembang di berbagai kota di seluruh Indonesia. “Semoga dapat terjalin komunikasi dan kerjasama yang baik antar TurunTangan di setiap kota. Sehingga muncul project-project atau aksi mengenai isu nasional yang dapat dikerjakan secara bersama sama seperti aksi "Indonesia untuk KPK" kemarin,” tutupnya. (YSN)

Koordinator Baru TurunTangan Aceh

MAISAL RAHMADI AKA

Seperti yang kita ketahui, TurunTangan Aceh fokus bergerak di bidang pendi-

dikan. Mayoritas kegiatannya yakni mengajar ke sekolah-sekolah. Justru karena ini, membuat Maisal Rahmadi Aka, bisa bergabung dengan TurunTangan Aceh. Maisal, demikian biasanya dia dipanggil, bergabung dengan TurunTangan Aceh tepatnya pada pertengahan 2014 lalu saat TurunTangan Aceh membuka Program TurunTangan Aceh Mengajar. “Saat dicari tenaga pengajar pada program TurunTangan Aceh Mengajar 1, saya ikut interview untuk menjadi pengajar bahasa inggris,” tutur Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris Universitas Islam Negeri Ar-Raniry (UNIAR) ini.

Selama ini Maisal juga aktif di sanggar tari dan musik tradisi di Sanggar Geunaseh, Aceh, sehingga TurunTangan Aceh meluluskannya sebagai pengajar budaya. Kecintaannya terhadap dunia mengajar, pria yang gemar membaca ini, tidak mempermasalahkan tidak diterima menjadi pengajar bahasa inggris. “Saya ingin mengajar. Mau dibayar atau pun tidak yang penting mengajar,” katanya. Pria kelahiran, Banda Aceh, 28 Mei 1996 ini mengaku belajar banyak hal ketika bergabung dengan TurunTangan. Seperti mengerti arti kepedulian dan tidak diam begitu saja melihat permasalahan di sekitar. “Kepedulian itu soal aksi, sekecil apapun aksi itu. Dan itu yang selalu para relawan TurunTangan lakukan,” ujarnya. Satu kalimat yang sangat memotivasinya, “Jangankan tanyakan apa yang bisa saya dapat dari tanah kelahiran saya, tapi tanyakan apa yang dapat saya berikan untuk tanah kelahiran saya.” Pada November lalu, Maisal terpilih menjadi Koordinator TurunTangan Aceh menggantikan Rahmad Hidayat Munandar. Anak keempat dari empat bersaudara ini bercerita, sebelumnya, dia sudah dipercaya untuk meng-handle beberapa acara sampai diberi amanah untuk menjadi Ketua Divisi SDM. Hingga kemudian diutus menghadiri Gathering Nasional (Gathnas) di Jogja tahun lalu. Di acara tahunan ini, dia bertemu dengan orang-orang hebat dan merasa minder. Sehingga ketika ditunjuk menjadi koordinator TurunTangan Aceh, dirinya sempat menolak. Salah seorang sahabatnya mengatakan, “Jangan pernah menolak saat ditunjuk sebagai pemimpin, yang membuat seorang pemimpin itu hebat bukan karena dia hebat, tapi orang-orang dibelakangnya.” “Akhirnya saya menerima amanah ini dan terus membenahi diri untuk menjadi pemimpin yang berintegritas,” tuturnya. Maisal mempunyai banyak rencana, agara TurunTangan Aceh semakin maju. Dia akan meningkatkan SDM melalui capacity building, menampung ide-ide relawan dan menjadwalkan untuk dilaksanakan setiap rinci. Sehingga, kegiatan TurunTangan Aceh akan lebih terstruktur dalam pelaksanaannya. “Sebelumnya TurunTangan Aceh tidak ada sistem divisi. Jadi, pembagian kepanitian diatur saat aksi. Sekarang ini sudah ada divisi SDM, sekretariat, humas, dan tim kreatif. Sehingga, segala tugas lebih terstruktur,” paparnya. (YSN)


PROFILE RELAWAN

ED. 1|16

6

WIWIT TRI RAHAYU Koordinator Baru TurunTangan Surabaya

M enjadi satu-satunya Koordinator TurunTangan daerah perempuan saat ini. Perjalanan Wiwit menuju puncak di TurunTangan Surabaya bisa dibilang cukup singkat. Dia baru saja bergabung dengan TurunTangan pertengahan 2015 lalu dan terpilih menjadi Koordinator TurunTangan Surabaya pada November 2015.

Pada pemilihan Koordinator TurunTangan Surabaya saat itu, Wiwit bersaing dengan dua calon lainnya. Semua calon diminta untuk berkampanye. Perempuan kelahiran Trenggalek, 8 Juni 1995 ini, mengusung visi, “Terwujudnya relawan yang solid sebagai penguat dalam kontrol perubahan, pengenalan, dan pemberdayaan Surabaya.” Dan misi, “Menumbuhkan kapabilitas dan solidaritas melalui kaderisasi relawan, memberikan memberikan kajian yang berhubungan dengan arah gerakan (sosial, pendidikan, politik), mengadakan agenda berorientasi Surabaya, dan membangun hubungan internal dan eksternal ntuk memenuhi kepentingan.” Visi dan misi itu berhasil mengantarkan Wiwit pada tampuk kepemimpinan. Berdasarkan hasil musyawarah mufakat anggota TurunTangan Surabaya, ia terpilih menjadi Koordinator TurunTangan Surabaya selama satu tahun kedepan.

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Airlangga ini, menceritakan awal mula bergabung dengan TurunTangan. Dimatanya, TurunTangan adalah komunitas yang memiliki concern menyelesaikan masalah yang sesuai dengan minatnya. Selain itu, TurunTangan adalah komunitas yang terbuka untuk siapapun yang ingin menyelesaikan permasalahan lingkungan. “TurunTangan membuat saya bisa bergerak lebih luas dalam membantu menyelesaikan permasalahan di lingkungan sekitar,” katanya. Sehingga saat terpilih menjadi koordinator, Wiwit langsung menyiapkan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Poin pengenalannya, TurunTangan Surabaya mampu menumbuhkan rasa cinta dan mengangkat Surabaya sebagai kota yang layak untuk dikunjungi. “Nanti Insya Allah akan ada sambang Surabaya, yaitu kegiatan yang mengajak relawan dan beberapa anak jalanan untuk mengunjungi beberapa tempat penting atau bersejarah di Surabaya. Mirip dengan edu wisata,” jelasnya yang memiliki motto “every star has its own light.” Agar rencananya terlaksana, banyak hal yang mesti dibenahi. Menurutnya, saat ini TurunTangan Surabaya butuh pelatihan tentang leadership, personal branding relawan, dan team work. Solusinya, setiap tahun minimal sekali akan mengadakan workshop terkait hal tersebut. “Ini penting banget karena banyak sekali sebenarnya relawan yang ingin gabung dan kami TurunTangan Surabaya ingin memberikan bekal-bekal substansial kepada para relawan agar tidak hanya gabung namun juga turut berkontribusi,” paparnya. (YSN)

“pelatihan tentang leadership, personal branding relawan, dan team work”


TT BERGERAK

ED. 1|16

7

TAHUN BARU, GENERASI BARU, SEMANGAT BARU Pergantian kepengurusan suatu organisasi atau regenerasi merupakan hal yang sangat mutlak untuk dilakukan. Tujuannya, peremajaan bagi organisasi dan ajang pembelajaran bagi anggota-anggota yang akan menjadi pengurus nantinya. Proses regenerasi biasanya dilakukan dengan perekrutan anggota baru. Perekrutan anggota merupakan langkah awal dalam mempersiapkan generasi selanjutnya. TurunTangan di beberapa daerah menyadari pentingnya regenerasi. Ada empat daerah yang melakukan regerenasi dengan membuka pendaftaran anggota baru dan memilih koordinator baru. Keempat daerah itu adalah Aceh, Medan, Surabaya, Malang dan Bandung.

TurunTangan Malang dan Bandung Open Recruitment TurunTangan Malang percaya gerakan TurunTangan adalah sebuah gerakan kesadaran nasional bahwa semua permasalahan ditiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja. Untuk itu, TurunTangan Malang membuka kesempatan kepada masyarakat Malang untuk ikut serta turun tangan dengan membuka open recruitment relawan baru yang dimulai sejak 4 Januari dan berakhir pada akhir Februari 2016. Pendaftaran dilakukan secara online. Bagi yang ingin mendaftar dapat mendaftar di bit.ly/UkirRelawan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Muna di 085736281969 atau Pebri di 085299782479. Tak hanya Malang, TurunTangan Bandung juga melakukan open recruitment relawan baru yang telah dibuka sejak 1 Januari 2016 dan telah ditutup pada 17 Januari 2016. Untuk menyambut relawan-relawan yang baru bergabung, TurunTangan Medan mengadakan gathering relawan pertama di

Digilife, Dago, Bandung, Minggu (24/01). Penyambutan yang hangat membuat acara ini menjadi lebih akrab, padahal beberapa dari mereka adalah wajah-wajah baru. Sejumlah 24 orang relawan yang hadir, mereka berasal dari berbagai latar belakang. Beberapa dari mereka adalah mahasiswa, karyawan swasta, bahkan ada juga Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ini membuktikan, bahwa TT adalah sebuah gerakan yang di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin bergerak untuk negeri ini, sekecil apapun hal yang mereka lakukan. Tidak peduli usia dan latar belakang. “Komunitas adalah kumpulan orang-orang bak, sehingga tercipta ekosistem calon pemimpin yang bersih, ini sudah tersurat di visi TurunTangan,” ujar perwakilan TurunTangan pusat, Angga Putra Fidrian. Koordinator Baru TurunTangan Aceh, Medan, dan Surabaya Terpilih Sabtu (23/01), TurunTangan Medan memperingati Ulang Tahun (Ultah) ke-2. Acara yang diikuti oleh sekitar 45 orang relawan ini digunakan untuk saling mengenal antar relawan lama dan relawan baru serta memilih koordinator baru. Dari hasil

musyawarah, terpilihlah Muhammad Arsyad Siregar sebagai Koordinator TT Medan yang baru dan Chantika Gita sebagai Wakil Koordinator TT Medan. Sebelumnya, TurunTangan Aceh dan Surabaya juga melakukan pemilihan koordinator baru pada November tahun lalu. Untuk TurunTangan Aceh terpilihlah Maisal Rahmadi Aka dan TurunTangan Surabaya terpilihlah Wiwit Tri Rahayu. Peringatan ulang tahun TurunTangan Medan juga diisi dengan workshop dan diskusi yang membahas tentang kebudayaan Indonesia yang diisi oleh peminat kebudayaan, Irwansyah. Dia mengisi materi tentang “Pancasila sebagai ideologi terbuka”. “Saya berharap setiap generasi muda tetap mempertahankan nilai-nilai pancasila dalam kehidupannya sehari-hari dan semakin banyak anak-anak muda yang terlibat di dunia gerakan sosial serta tetap menjaga idealisme ketika terjun ke dunia profesional,” ujar Irwansyah. Relawan juga diberi kesempatan untuk berdiskusi dan mengevaluasi project 2015 yang dipimpin oleh Azhar. Relawan bersama-sama melakukan evaluasi berbagai kegiatan di tahun 2015 dan saling bertukar pikiran mengenai kelebihan dan kekurangan dari setiap project yang telah dilaksanakan. (YSN)


NEXT EVENT

ED. 1|16

8

YOUTHDEV SUMMIT 2016 Masih ingat dengan semarak booth TurunTangan di acara Hari Komunitas Nasional (Harkonas), Indonesian Youth Conference (IYC), dan Urban Social Forum (USF) 2015 lalu? Saat itu TurunTangan membuat pameran foto aktivitas relawan TurunTangan se-Indonesia dan memberikan informasi project-project TurunTangan kepada pengunjung. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk menyampaikan idenya dan bergabung dengan TurunTangan. Mengawali tahun 2016, TurunTangan kembali membuka booth di YouthDev Summit 2016 yang akan dilaksanakan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Gedung II, Lantai 3, Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta Pusat, Sabtu (20/02). YouthDev Summit 2016 diselenggarakan oleh Youth Corps Indonesia, yaitu konfirmasi pemuda yang didedikasikan untuk menjadi wadah pemuda berdialog dan berkontribusi untuk pembanguna di Indonesia. Program ini akan mempertemukan pemuda (melalui Youth NGO) dengan elemen-elemen lain dalam pembangunan yaitu pemerintah dan private sector. Acara ini dilaksanakan dari pukul 8.00 WIB hingga 17.30 WIB dan akan dihadiri oleh ratusan Youth NGO, ribuan peserta, dan puluhan institusi pemerintah dan non-pemerintah. Selain membuka booth, TurunTangan akan ikut serta dalam NGO Discussion Panel dan NGO Kontribusi Award. Pada NGO Discussion Panel, TurunTangan memilih topik pendidikan dan berbicara mengenai project Kelas Negarawan Muda (KNM) dan TurunTangan Mengajar. TurunTangan dan KNM juga diikutkan dalam NGO Kontribusi Award dan masuk nominasi sebagai “Most Favorite Awards 2016�. (YSN)

HARI BEBAS SAMPAH NASIONAL Kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan di Indonesia masih memprihatinkan. Bisa dilihat dengan sampah yang mudah ditemui di Tanah Air. Padahal sampah bisa menimbulkan kematian, seperti yang terjadi dalam tragedi longsornya sampah di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005. Tragedi ini memicu dicanangkannya Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi. Berbagai gerakan mengatasi sampah di Indonesia terus dilakukan seperti gerakan 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Bahkan baru-baru ini Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH) membuat peraturan kantong plastik berbayar. Greeneration Indonesia bersama sejumlah kolaborator juga terus mengkampanyekan aksi bergerak untuk #IndonesiaBebasSampah2020 di seluruh Indonesia melalui portal online BebasSampah.ID. Tahun ini, BebasSampah.ID menyelenggarakan Gerakan Kerja Bakti Nasional yang akan diselenggarakan pada 21 Februari 2016 serentak di Indonesia. Mulai dari Car Free Day (CFD) kota, pelabuhan, sekolah-sekolah, rumah penduduk, rel kereta api, kawasan wisata, pesisir pantai, sungai hingga gunung. Acara ini diikuti oleh 465 komunitas di 104 kota/kabupaten. TurunTangan menjadi bagian dari ratusan komunitas tersebut, yaitu TurunTangan Jakarta, Aceh, Lhokseumawe, Medan, Kendari, Bali, Banjarmasin, Palembang, dan Makassar. Untuk di Jakarta, peringatan Hari Bebas Sampah Nasional 2016 akan dilaksanakan di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. TurunTangan Jakarta akan mengajak masyarakat dan relawan memungut sampah di sekitaran wilayah tersebut dan menukarkan sampah yang berhasil dikumpulkan dengan bibit pohon. Sampah yang terkumpul akan dibawa ke Bundaran Hotel Indonesia (HI) untuk ditimbang dan diserahkan kepada Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Kami siap bergerak untuk mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020, kamu? (YSN)


IDE PROJECT

PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER Tak banyak yang melakukan kegiatan sosial namun bertujuan mengubah kebijakan, Hendra Kusuma dari Nusa Tenggara Barat adalah satu dari yang sedikit itu. Lelaki kelahiran 22 Februari 1971 ini seakan ingin menekankan bahwa tugas mendidik tidak hanya terbatas di lingkungan sekolah tapi juga di rumah. Berangkat dari pengamatannya di sekolah mengenai biasnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan, Hendra berpendapat bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan mulai dari pendidikan keluarga berwawasan gender sejak awal. Hendra yang pernah menjabat sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan di SMP YADINU Masbagik, Lombok Timur, mengamati bahwa bias gender itu sering ditemui di dunia pendidikan. Contohnya, pemilihan jurusan. Dalam proposal project-nya Hendra mengungkap pemilihan jurusan bagi anak perempuan lebih dikaitkan dengan fungsi domestik. Sementara itu, anak laki-laki diharapkan berperan dalam menopang ekonomi keluarga sehingga harus lebih banyak memilih keahlian-keahlian ilmu keras seperti teknologi dan industri. Penjurusan pada pendidikan menengah kejuruan dan pendidikan tinggi menunjukkan masih terdapat stereotip dalam sistem pendidikan di Indonesia yang mengakibatkan tidak berkembangnya pola persaingan sehat menurut gender. Berdasarkan penelitiannya, pada tahun ajaran 2000/2001, persentase siswa perempuan yang mengambil program studi teknologi industri di SMK baru hanya mencapai 18,5 persen, sementara untuk bidang studi bisnis dan manajemen mencapai 64,6 persen. Artinya, bidang ilmu sosial pada umumnya didominasi siswa perempuan, sementara bidang ilmu teknis umumnya didominasi siswa laki-laki. Dari keresahannya itulah Hendra memutuskan untuk turun tangan dengan pendidikan keluarga berbasis wawasan gender. Menurutnya pendidikan sejak dari keluarga akan memotong perilaku bias gender yang biasa ditemui dalam keseharian masyarakat, seperti pengambilan keputusan dalam keluarga yang sangat didominasi kaum lelaki, prioritas dan alokasi sumber daya dalam memperoleh pendidikan yang tidak ramah pada perempuan serta legitimasi budaya yang meninggikan salah satu jenis kelamin dari yang lainnya. Melalui metode dialog, advokasi dan pembiasaan dalam keluarga project ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman orangtua mengenai kesetaraan gender dan mewujudkan perilaku adil dalam keluarga. Dalam lingkup yang lebih luas project ini menargetkan adanya peraturan daerah mengenai kesetaraan gender di masing-masing daerah. Rencananya, project ini akan dilaksanakan selama tiga bulan. Persiapan yang dilakukan yaitu, identifikasi dan seleksi sebagai lokasi program, identifikasi dan seleksi keluarga sebagai peserta program, membuat materi dan silabus pembelajaran dan pelatihan, serta menyiapkan alat, bahan, media pembelajaran dan pelatihan. Hendra membutuhkan tujuh relawan untuk menjalankan project ini. Apa pendapatmu mengenai project ini? Apakah kamu tertarik bergerak bersama Hendra mewujudkan project ini? Sampaikan pendapat dan jawabanmu di email TurunTangan, relawan@turuntangan.org. Kami tunggu email dari kamu ya. (YSN)

ED. 1|16

9


ED. 1|16 10

SWARA RELAWAN

REFLEKSI: RUH INOVASI DAN INKONSISTENSI GERAKAN Oleh: Rizka Amalia Shofa

Semangat yang kita bawa untuk bergerak sendiri, justru kadang membuat kita lupa bahwa ide yang inovatif itu bisa saja luntur karena ada orang atau gerakan lain yang mengelaborasi dan mau lebih konsisten dan komitmen dalam bergerak, sedangkan kita masih belum mau berkomitmen untuk terus mengupayakan perkembangan gerakan. Hanya karena kita merasa sudah cukup berinovasi dalam membuat konsep. Hanya sampai situ saja. Senyatanya, konsistensi dan perkembangan gerakan butuh ditinjau dari seberapa besar dampak positif yang masyarakat rasakan dari gerakan yang kita buat dan jalankan. Mengawali dampak positif yang hendak kita berikan, hal yang tentu ingin kita dapatkan dari masyarakat adalah kepercayaan. Tentang bagaimana masyarakat bukan hanya sepakat dengan gerakan yang kita jalankan, tetapi juga mereka memilih untuk berpartisipasi tanpa diminta, apalagi dikejar-kejar. Yang perlu kita pahami adalah, kita tak cukup membangun kepercayaan orang lain untuk ikut bergerak. Yang harus kita bangun juga adalah bagaimana kita mengajak orang lain merasa punya keterikatan dan bertekad menyelesaikan gerakan yang telah dimulai, bahkan berpikir siapa generasi yang akan melanjutkannya. Semakin berumur suatu gerakan, ia belum dapat dikatakan gerakan yang sehat jika tak ada pergantian penggerak.

Kata kunci ruh inovasi dalam konsistensi sebuah gerakan adalah tentang pengaruh dan keberlangsungan. Pertanyaan yang rasanya perlu kita jawab bersama adalah, “Bagaimana jika kita sudah berhasil memengaruhi, tetapi kita merasa tak lagi memiliki energi dan cara untuk melanjutkan gerakan?�. Sebelum kita terlanjur menghadapi fase ini, jangan lupa bahwa sinergitas tak dapat dihilangkan untuk mengokohkan konsistensi. Saat kita sibuk memengaruhi publik namun melupakan tanggungjawab untuk menjaga sinergi, keinginan untuk memberi dampak positif pada masyarakat tentu tidak akan kita capai. Sinergitas akan membantu kita mempengaruhi lebih banyak orang, dan melenyapkan kita dari kalangan yang ingin bergerak demi popularitas dan kompetisi. Pada titik tersebut, tanpa kita sadari tujuan awal sebuah pergerakan mulai bergeser. Bukan lagi ingin memberi manfaat kepada masyarakat, tetapi hanya ingin lebih baik dari gerakan lainnya, tanpa berpikir untuk berkolaborasi, memengaruhi dan menggerakkan lebih banyak orang. Virus menutup diri dan ingin menjadi yang terbaik ini sejatinya harus kita jauhkan dari jangkauan dinamika pergerakan. Asasnya bukanlah untuk menjadi yang terbaik, tetapi melakukan yang terbaik. Berkomitmen untuk terus bergerak dan menggerakkan, bukan justru bergerak agar dipuji hingga terbang, ruh inovasi yang berubah menjadi eksistensi dan kompetisi. Jika memang tujuan awal dari sebuah gerakan adalah untuk memengaruhi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, kita tak boleh merasa cukup dengan inovasi tanpa konsistensi, dan tak perlu berbangga diri jika hanya bergerak sendiri. Menyatukan ide itu mudah, tapi komitmen untuk melangkahkan kaki bersama adalah senjata agar tidak pecah. Selamat meluruskan niat untuk memberi dampak, semoga tidak lelah bergandengan dalam bergerak.

SWARA RELAWAN

2015 hampir berakhir dan makin banyak anak muda yang memilih membuat gerakan untuk mengajak banyak orang melakukan banyak hal. Hari ini, kita tentu berlomba melakukan inovasi untuk bergerak dan menggerakkan banyak orang. Banyak ide mati-matian digarap untuk melahirkan konsep yang belum ada sebelumnya, sebagai upaya mengajak khalayak ramai lebih peduli dan mau ikut serta bergerak di bidang yang kita jadikan sasaran pergerakan. Sayangnya, kadang kita lupa bahwa kita tidak dapat berhenti saat ide inovatif itu sudah lahir sebagai konsep, dan mulai dijalankan. Kita lupa bahwa inovasi harusnya mendorong kita untuk lebih konsisten dan sinergis dalam bergerak.


GALLERY

ED. 1|16 11

Semarak Booth TurunTangan di USF 2015

Pada 19 Desember lalu, Turun Tangan membuka booth pada acara Urban Social Forum (USF) 2015 di Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG), Surabaya, Jawa Timur, yang diadakan oleh Solo Kota Kita. Booth didesain oleh TurunTangan Surabaya yang bertemakan ‘Lingkaran Sinergi’. Desain booth terlihat semarak dengan nuansa merah putih. Puluhan foto dan poster mengenai aktivitas TurunTangan juga dipajang sehingga pengunjung dengan mudah mendapatkan informasi tentang TurunTangan. Selama acara, booth TurunTangan ramai dikunjungi oleh peserta USF dari berbagai latar belakang dan daerah. Tampak, seorang warga asing turut mengunjungi booth TurunTangan.

Foto: TurunTangan Surabaya Text: Yusnaeni


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.