Kabar RELAWAN Edisi 1 - 2017
Fokus
RANGKUL KANAN KIRIMU Edisi Khusus
TURUNTANGAN PEDULI SAMPAH Special Guest
GITA SAVITRI Vlogger
Kabar Relawan
1
Redaksi
Mari Berkolaborasi, “Rangkul Kanan Kirimu” Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah Nasional untuk pertama kalinya. Peringatan ini muncul atas ide dan desakan dari sejumlah pihak untuk mengenang peristiwa longsornya sampah di TPA Leuwi Gajah tahun 2006 silam, di mana sampah menjadi pembunuh yang merenggut ratusan nyawa. Pemerintah kemudian menargetkan Indonesia bebas akan sampah pada 2020. Nyatanya, tiga tahun menuju target permasalahan sampah di Indonesia tak kunjung selesai. Pada 2015, para relawan dari berbagai komunitas gelisah dengan hal ini dan menginisiasi Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020. Inisiatif gerakan ini terbentuk atas semangat dan kolaborasi dari berbagai masyarakat yang peduli untuk mewujudkan cita-cita tersebut tanpa adanya kepentingan suku, agama, ras, golongan dan politik apapun. Sejak tahun 2016, TurunTangan juga ikut terlibat. Pun dengan tahun ini, para relawan di 13 daerah yaitu Lhokseumawe, Aceh, Pidie, Langsa, Subulussalam, Banten, Jakarta, Bandung, Malang, Surabaya, Banjarmasin, Tanah Bumbu, dan Palu, turun tangan melakukan aksi nyata membersihkan lingkungan dan memberikan edukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat. Dalam aksinya, mereka berkolaborasi dengan banyak komunitas dan mengajak masyarakat untuk bergerak bersama. Baik relawan TurunTangan, sejumlah komunitas dan organisasi maupun pemerintah saling berkolaborasi. Mereka sadar bahwa gerakan ini harus dilakukan bersama-sama agar dampaknya semakin meluas. Ibarat sapu lidi jika sendiri akan mudah patah tapi jika bergabung akan menjadi lebih kuat, mampu membersihkan kotoran dalam jumlah banyak sekalipun. Kolaborasi, inilah pesan yang ingin kami sampaikan dalam Kabar Relawan edisi satu tahun 2017 ini. Selamat membaca, mari kita ajak orang-orang di sekitar mengerjakan kebaikan, “Rangkul Kanan Kirimu!”.
Editor-in-chief Yusnaeni Editor Neildeva Despendya Designer Ahmad Syauqi, Puji Rahajeng TurunTangan Head of Operational Aida Fitri
(aida.fitri@turuntangan.org) Head of Programme Chozin Amirullah (chozin@turuntangan.org) Operational ManagerJeni Setiawan (jeni.setiawan@turuntangan.org) Head of Admin and Finance Abu Nadzir (abu.nadzir@turuntangan.org) Programme Management Officer
Gusti Raganata (gusti.raganata@turuntangan.org) Dimitri Putra (dimitri@turuntangan.org) Fauzan Ar-Rasyid (fzrasyid@gmail.com) Sidqyah (kikisidqyah@gmail.com) Media Officer Yusnaeni (yus.naeni@turuntangan.org) Designer Ahmad Syauqi (syauqi@turuntangan.org) Social Media and Campaigner
Neildeva Despendya (neildeva.despendya@turuntangan.org)
Salam Redaksi
Redaksi menerima tulisan berbentuk opini, artikel, essay, puisi, cerpen, dan karya tulis lainnya. Tema tulisan bebas. Redaksi memprioritaskan tulisan yang mengangkat topik aktual dan terstruktur. Silahkan kirimkan tulisan Anda ke email: yus.naeni@turuntangan.org
Kabar Relawan TurunTangan
Redaksi berhak mengedit tulisan sepanjang tidak merubah substansi dan isi tulisan. Bagi tulisan yang dimuat akan mendapat kenangkenangan dari redaksi. Silahkan kirimkan saran dan kritik Anda untukkemajuan media ini ke: relawan@turuntangan.org
Alamat TurunTangan Rumah Relawan TurunTangan, Jalan AUP Barat 2 No. 24 Rt. 09, Rw. 06 Kelurahan Jatipadang Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan 12540 Website: http://turuntangan.org/ Blog: http://blog.turuntangan.org/ Twitter: @turuntangan Facebook: turuntangan Instagram: @turuntangan Youtube: turuntangan
Komik TurunTangan
“Kejahatan merjalela, bukan karena banyaknya orang jahat tetapi karena banyaknya orang baik yang diam dan mendiamkan.� — Anies Baswedan
Kabar Relawan
1
Fokus
Bariskan Pemuda,
Rangkul Kanan Kirimu!
“Jikalau aku melihat gunung-gunung membiru, aku melihat Indonesia. Jikalau aku mendengar lautan membanting di pantai bergelora, aku mendengar suara Indonesia. Jikalau aku melihat awan putih berarak di angkasa, aku melihat keindahan Indonesia.” — Bung Karno
Oleh Sidqyah
Kalimat tersebut diucapkan oleh Bung Karno dihadapan istrinya Inggit yang menanyakan apa arti Indonesia bagi Soekarno. Kecintaan Soekarno terhadap Indonesia seperti kecintaan terhadap dirinya dengan kehidupan dan alam, kecintaan yang sulit dipisahkan dari kesehariannya. Di Ende, Soekarno di buang ke pengasingan bersama seorang istrinya Inggit, anak angkatnya Ratna Djoeami, mertuanya Ibu Amsi dan dua orang asisten rumah tangganya Muhasan dan Karmini. Dalam pengasingan tersebut Soekarno pernah menyebut sebagai “ujung dunia” , tetapi kemudian Ende menjadi tempat yang mengubah dan menggerakan banyak hal menuju
2
Edisi 1 - 2017
pergerakan Indonesia merdeka. Ende menjadi tempat merenung sekaligus mencari strategi untuk tetap bergerak, tak ayal setiap sehabis Subuh, Soekarno sering berjalan keliling kampung hanya untuk mengenal kehidupan rakyat sekitar. Kemudian mengadakan perkumpulan dan pengajian di rumah, sampai pada akhirnya membuat pementasan, yang disebutnya Grup Tonil Kelimutu sebagai salah satu strategi menebarkan semangat revolusi masyarakat. Selain itu lahirnya Sumpah Pemuda juga menjadi tonggak hadirnya pergerakan oleh para pemuda beruntung memanfaatkan
pendidikan dalam dan luar negeri, sehingga dengan kecerdasan dan ilmu yang mereka miliki, lahirlah organisasi pergerakan keluar dari penjajahan. Berawal dari 15 November 1925, di Belanda para pemuda dari berbagai daerah seperti Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Ambon, Pekajar Minahasa dan lain-lain berkumpul untuk mempersiapkan dan membentuk Kongres Pemuda I. Pada saat Kongres Pemuda I tahun 1926 disepakati untuk meleburkan semua organisasi kepemudaan dileburkan menjadi satu. Kongres tersebut terselenggara dua kali dan pada Kongres yang kedua 27 – 28 Oktober 1928 Jalan
“Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri.” — Pramoedya Ananta Toer
Kramat 106 Jakarta, pada saat itu dikumandangkan lagu Indonesia Raya ciptaan WR. Soeratman dan juga menjadi pencetus lahirnya Sumpah Pemuda. Pertengahan tahun 1997 terjadi pergerakan pemuda untuk menggulingkan pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Mahasiswa dari berbagai aliansi berkumpul memulai demonstrasi untuk menurunkan harga dan menurunkan Soeharto. Tetapi demonstrasi tersebut diacuhkan pemerintah karena pada 10 Maret 1998 Soeharto tetap dilantik kembali menjadi Presiden RI. Kerusuhan demi kerusuhan terjadi karena rakyat dan mahasiswa mempunyai tujuan yang sama, yaitu menumbangkan rezim yang diktator. Puncaknya ketika terjadi peristiwa tewasnya mahasiswa Trisakti oleh aparat penegak hukum, serta terjadinya kerusuhan di Jakarta dan Solo. Setelah itu pergerakan para pemuda dan masyarakat mulai menunjukan hasil saat Ketua DPR∕MPR Harmoko meminta Soeharto untuk turun dari kursi kepemimpinan dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengajukan surat pengunduran diri, dan pada tanggal 20 Mei 1998 Soeharto resmi mengundurkan diri, disambut kemeriahan oleh
masyarakat Indonesia. Pergerakan selepas tahun 90-an adalah melalui pergerakan kerelawanan. Kemunculan gerakan ini tak lepas dari peran media sosial yang saat ini sedang trend. Media selalu mengikuti teknologi dan sesuai dengan pergerakan zaman. Perubahan sifat dan jenis ini kemudian mempengaruhi pola pergerakan pemuda. Adanya gerakan #SAVEKPK menjadi salah satu bukti timbulnya sifat kerelawanan kolektif melalui media sosial. Selain itu timbulnya gerakan kerelawanan lainnya seperti adanya Indonesia Mengajar (IM) yang mengirimkan pemuda-pemudi terbaik bangsa untuk mengajar di daerah pedalaman selama satu tahun. Dengan pola yang sama terbentuk gerakan kerelawanan lain seperti Sabang-Merauke dan Kelas Inspirasi. Di bidang lain ada gerakan kerelawanan TurunTangan yang mengajak orang baik untuk tergerak menciptakan kegiatan positif untuk lingkungan sekitar, selain itu juga ada Wiki DPR, Kitabisa.com dan lainnya. Semangat untuk tetap bergerak dan merangkul bersama tersebut menjadi “nyali” dari perubahan yang harus diciptakan, dari tangan para pemudalah semua dimulai. Berbagai peristiwa tersebut merupakan
gambaran untuk menyatukan perbedaan tempat, suku, agama untuk menjadi Satu Indonesia. Indonesia Merdeka merupakan impian kebebasan dari penindasan, keterpurukan, kemelaratan, kolonialisasi menjadi bentuk suatu negara yang bebas. Merdeka, makmur dan berhak menentukan jalan hidup tanpa diawasi oleh negara lain. Ada perbedaan perjuangan atara masa dulu dengan sekarang,. Dahulu pemuda berjuang dengan tenaga dan darah untuk mewujudkan kemerdekaan. Tetapi tentunya pemuda masa kini sudah tidak lagi berjuang untuk merdeka tetapi berjuang untuk tetap merdeka dengan mewujudkan esensi dari kemerdekaan yang sesungguhnya. Waktu telah memperlihatkan bawa inti dari kemerdekaan yang sesungguhnya hanya ada dalam persatuan; persatuan untuk mengalahkan ego pribadi, persatuan untuk mengalahkan kepentingan suku serta agama masing-masing, persatuan untuk memiliki tujuan yang sama, yaitu Indonesia yang lebih baik. oleh karena itu Bariskanlah para pemuda, rangkul kanan-kirimu!
Kabar Relawan
3
Cerita Relawan Dapat Jodoh Baik
Alvi Kusuma Wardani TurunTangan Jakarta
Awalnya gabung di kegiatan kerelawanan hanya sesederhana “aku harus cari kesibukan, biar bisa secepatnya move on dari mantan.” Kata “kerelawanan” emang jauh dari duniaku yang notabene ma ha siswi farmasi dengan rute kelas-laboratorium-indekos, kelaslaboratorium-indekos. Tapi, setelah menerjunkan diri ke dunia ini, ada pertanyaan yang muncul, “Kemana saja aku selama ini?” Kegiatan kerelawanan memberi kanku banyak hal. Ya, ilmu baru, teman baru, keluarga baru. Di sini aku tahu bahwa ternyata masih banyak orang yang mau peduli sama orang lain. Di kala banyak pemuda lain yang hanya mikirin dirinya sendiri “asal aku happy“, putus asa sama bangsanya lalu memaki, di dunia kerelawanan aku menemukan orang-orang luar biasa yang mau
repot-repot mikirin dan bertindak sesuatu untuk memperbaiki nasib orang lain pun mencerahkan masa depan bangsanya. Yang terpenting, dari sekian banyak manfaat menjadi relawan yakni dipertemukan dengan orangorang yang baik. Terlebih jodoh yang baik. Tanggal 15 Agustus 2015, tepatnya saat mengikuti kegiatan Gathering Nasional TurunTangan, aku dipertemukan dengan sese orang bernama Gendewa Tunas Rancak. Kala itu dia membawai project-nya bernama Delta Api (Desa Ekologis Tangguh Adaptif Perubahan Iklim) yang bergerak di beberapa daerah di Indonesia bagian Tengah dan Timur. Tak disangka-sangka dari pertemuan yang hanya tiga hari tersebut membawa manfaat bagi kehidupan kami setelahnya. Tepat di tanggal 30 Desember 2016, kami
“Yang terpenting, dari sekian banyak manfaat menjadi relawan yakni dipertemukan dengan orang-orang yang baik. Terlebih jodoh yang baik.”
berdua menikah. Ada banyak cara Tuhan untuk mempertemukan jodoh manusia, dan kami beruntung dipertemukan dalam kegiatan yang baik dan kegiatan yang membawa kebaikan bagi banyak orang.
Terhindar dari Depresi
Dini Rahmafathi
TurunTangan Malang Relawan? Volunteer? Konsep relawan bagi saya itu bukanlah se-RELA-nya ataupun seSUKA-nya melainkan ia yang RELA waktu, tenaga, pikiran maupun materinya diberikan secara utuh karena ada rasa memiliki dan kesamaan visi di dalamnya. Tiga tahun tergabung diberbagai kegiatan sosial kerelawanan mengajarkan pada saya bahwa bukan mereka yang butuh kita, tetapi kitalah yang membutuhkan mereka. Percaya enggak percaya, menjadi relawan menghindarkan kita dari depresi loh. Ada yang pernah mengatakan “Jangan tanyakan apa yang telah
4
Edisi 1 - 2017
“ …menjadi relawan menghindarkan kita dari depresi” negara berikan kepadamu, tetapi tanyalah apa yang telah kau berikan pada negara.” Relawan? Ia haruslah hadir di tengah-tengah permasalahan yang sejatinya belum mampu di selesaikan pemerintah kita. Sosial, Pendidikan, lingkungan, budaya, anak jalanan. Apapun itu, semoga menjadi ladang amal bagimu kawan.
Cerita Relawan Keluarga Baru
Anindya Dyah
Kelas Negarawan Muda Kelas Negarawan Muda pernah menyelenggarakan Olimpiade Negarawan Muda (OSM). Ide OSM muncul dari seorang relawan yang memiliki keresahan melihat krisis negar-
“Sebutan relawan itu tidak bisa dibeli, kalian harus melewati dan merasakannya langsung dan itu luar biasa!”
awan di Indonesia. Tercetuslah untuk membuat miniatur project yang mampu diaplikasikan oleh adik-adik SMA, dan akhirnya didukung oleh seluruh teman-teman yang lain atas idenya. Ada yang rela menginap di lokasi atau menumpang rumah kawan. Ada pula yang datang pagi buta hingga mengagetkan yang sedang tertidur, padahal baru tidur, barangkali satu jam, dua jam. Ada yang rela mondar-mandir mencari peralatan yang jauh dari pinggir kota ke tengah kota. Bahkan ada yang rela mencutikan diri dari kegiatannya. Canda tawa tangis marah, kesal, repot, lelah, bahagia, dan lega menghiasi perencanaan juga saat kegiatan ini berlangsung. Kesempatan berharga dan tak ternilai seperti ini, bisa aku dapatkan karena berkum-
pul dengan mereka. Mereka, yang bahkan sering tak mau disebut-sebut, sebab mereka melakukan semua karena hati yang tergerak, pakai hati dan memang senang melakukannya tanpa pamrih. Tapi mereka itulah, yang sering kalian sebut relawan. “Relawan yang tidak ternilai bukan karena tidak berharga, tapi karena memang tidak ternilai.” Sebutan relawan itu tidak bisa dibeli, kalian harus melewati dan merasakannya langsung dan itu luar biasa! Ada kepuasan tersendiri saat kalian bisa melakukan kegiatan positif di luar kegiatan rutinitas yang beragam latar belakangnya yang terkadang membuat jengah. Kegiatan yang independen tanpa lembaga kantor atau kampus, bebas, asik, seru, penuh kreasi dan yang paling penting ada manfaatnya.
Relawan Itu Candu
Latifah Hanim Lubis TurunTangan Binjai
Relawan bagiku bukan hanya status yang dinobatkan pada aktivitas yang tak pernah mapan. Justru bagiku relawan adalah status kemapanan sosial karena ke luasannya bergerak dan berbuat lebih banyak dari pada profesi mana pun. Selama 12 tahun menggeluti dunia kerelawanan membuat “candu kerja sosial” yang disebut orang-orang dengan kerja ‘nol rupiah’. Kalau enggak bergerak pasti uring-uringan, kalau enggak berbuat sesuatu pasti ngerasa enggak berguna apa-apa. Kegiatan kerelawanan membuatku menjadi pribadi yang lebih empati, pribadi yang
lebih bersyukur dengan keadaan, lebih peka terhadap stimulus respon dari alam, lingkungan, maupun manusianya. Coba kamu menjadi relawan selama tiga bulan saja. Bandingkan diri kamu ketika menjadi relawan dan tidak. Pasti berbeda dan kamu akan kecanduan. Bermanfaat itu asik. Bermanfaat itu keren. Ya... itulah relawan! “Kegiatan kerelawanan membuatku menjadi pribadi yang lebih empati, pribadi yang lebih bersyukur dengan keadaan, lebih peka terhadap stimulus respon dari alam, lingkungan, maupun manusianya.”
Kabar Relawan
5
Ide Projek
Kampung Inovasi Jika kalian mengikuti Gathering Nasional (Gathnas) TurunTangan 2016 di Medan lalu, pasti tak akan asing lagi dengan project STEM (Science, Technology, Enginering, and
Meningkatkan Daya Saing Global dalam Inovasi IPTEK
Mathematic). Project ini pernah dipaparkan oleh Fauzan Ar-rasyid, relawan TurunTangan Banten sekaligus project leader gerakan STEM. Agar mudah diimplementasikan
di daerah-daerah, pada awal 2017 Fauzan bersama timnya mengkaji ulang project ini. Hingga tercetuslah ide mengganti nama project STEM menjadi Kampung Inovasi.
Tujuan dan Target Penerima Manfaat
Penerima manfaatnya ada dua yaitu masyarakat sebagai relawan dan anak-anak tingkat SD. Tim Yang Terlibat
Kampung Inovasi dan Tujuannya Kampung Inovasi merupakan kegiatan yang mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di Indonesia dalam bentuk peningkatan daya saing global dalam inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Pelaksanaan program Kampung Inovasi menyentuh masyarakat akar rumput sampai pada tingkat dusun/ Rukun Warga (RW). Diharapkan melalui program ini, anak-anak jadi senang belajar dan mempelajari ilmu-ilmu eksak. Target Dampak Sosial yang diharpakan
Interaksi, sinergi dan kolaborasi masyarakat Indonesia untuk memajukan kualitas daya saing global dalam inovasi IPTEK yang bersifat sukarela dan terlibat langsung.
6
Edisi 1 - 2017
Dalam pelaksanaan project Kampung Inovasi ada beberapa tim yang akan terlibat, diantaranya: 1. Relawan Penggerak Relawan TurunTangan yang mendedikasikan diri dan waktu untuk memastikan program ini berjalan sesuai dengan perencanaan yang ada. Jumlah yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan tim masing-masing daerah. 2. Relawan pengajar Masyarakat Indonesia yang mendaftarkan diri menjadi relawan TurunTangan dan mendedikasikan diri menjadi fasilitator dalam kelas untuk mencapai tujuan program. Jumlah tim pengajar sebanyak dua orang per kelas atau 20 siswa dan akan melakukan delapan kali pertemuan untuk menyampaikan seluruh silabus. 3. Anak-anak tingkat SD Penerima manfaat dari program untuk meningkatkan minat dan keinginan siswa dalam ilmu-ilmu eksak. Minimal dalam satu kelas terdapat 20 siswa untuk dua orang fasilitator. Proses Pelaksanaan Project
Ada enam proses pelaksanaan project ini yaitu sosialisasi program Kampung Inovasi, rekrutmen rela-
wan pengajar, menghubungi pihak pemerintah setempat/RT/RW, brie fing dan pembekalan relawan pengajar, persiapan dan pelaksanaan program, evaluasi dan monitoring. Durasi Waktu Pelaksanaan Project
Untuk satu angkatan relawan pengajar pelaksanaannya sebanyak 12 minggu atau tiga bula Bagaimana Cara Pembiayaan Project
1. Swadaya relawan pengajar dan penggerak Penghimpunan pendanaan dari para relawan yang terlibat dengan model patungan. 2. Retail Fundraising Penghimpunan pendanaan dari setiap individu masyarakat melalui kampanye publik untuk meningkatkan partisipasi dan keterlibatan yang dilakukan. 3. Corporate Fundraising Penghimpunan pendanaan dari perusahaan melalui proposal yang disusun. Saat menghimpun bantuan materi/non-materi dari keterlibatan perusahaan harus diperhatikan tata cara penyusunan proposal yang lengkap dan spesifik dalam menjelaskan program. Bagi yang tertarik dan ingin mengetahui lebih banyak mengenai ide proÂject ini bisa menghubungi Fauzan di 085288776466 dan Kiki di 08158127783. (YSN)
Tips and Trick
Tunjukan Dampak Nyata dengan
“
Inisiasi Sosialmu Oleh Dimitri Dwi Putra
Nama TurunTangan sebenarnya merupakan ajakan kepada mereka semua yang percaya akan nilai/semangat ambil bagian untuk menciptakan dampak nyata terhadap lingkungan sekitarnya. Namun memang selama ini saat kita bicara mengenai dampak nyata, yang ada di benak kita selalu berbicara masalah-masalah yang besar dan makro ketimbang berbicara masalah yang sederhana dan mengena langsung di masyarakat. Kali ini saya akan berbagi bagaimana sih caranya kita untuk TurunTangan langsung tanpa perlu menunggu-nunggu orang banyak, atau dalam istilah TurunTangan bagaimana caranya kita buat project sosial sederhana?
Lihat Masalah di Sekitarmu
1
Sebelum memulai sesuatu hal tentunya kita harus melihat dan mencari tahu terlebih dahulu ada masalah apa disekitar kita? Caranya dengan bertanya dengan anggota keluarga, teman sebaya, ataupun mungkin tokoh masyarakat seperti RT/RW di sekitar lingkungan rumahmu, catatkan semua insight yang kamu dapatkan dan kumpulkan menjadi poin-poin utama yang mung kin dapat kamu selesaikan. Dari pengetahuan kita terhadap masalah inilah seringkali muncul ide-ide yang dapat menjadi solusi dan berbuah menjadi sebuah project sederhana.
Mulai dengan yang Paling Sederhana
2
Setelah kamu memiliki daf tar masalah di lingkungan sekitar, coba kamu cari masalah apa yang paling sederhana dan mungkin cu kup kamu seorang saja masalah itu sebenarnya bisa diselesaikan, dari masalah paling sederhana inilah biasanya kita mulai bisa memetakan
”
Ajak Orang di Sekitarmu untuk Bergerak solusi-solusi apa saja sih yang sebenarnya dibutuhkan? Atau peran apa saja yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Catatkan idemu dan jangan sampai menguap begitu saja!
Atur Waktu dan Tempat
3
Waktu dan tempat menjadi hal yang paling penting! Kenapa? Karena project yang kamu inisiasi akan berjalan sukses jika diadakan di tempat yang tepat dalam waktu yang pas. Mengatur waktu juga akan membuat kamu dapat bersiap-siap terlebih dahulu.
4
Rangkul kanan dan kirimu. Kenapa? Karena bergerak sendirian itu kadang kurang asyik. Yakinlah bahwa orang-orang disekitarmu akan tertarik untuk bergabung dengan project yang kamu inisiasi, jangan pernah ragu untuk bercerita mengenai gagasan dan project yang akan kamu lakukan, karena dari berbagi cerita inilah akan menemukan banyak masukan dan atau mungkin menemukan makin banyak orang yang ingin terlibat. Pelajaran penting untuk membuat kamu berhasil menginisiasi dan menjalankan project-mu adalah jangan pernah menyerah meskipun pada akhirnya hanya kamu seorang yang bergerak, teruslah bergerak dan sebarkan kabar baiknya, karena pada akhirnya orang lain akan membaca ceritamu dan ikut tergerakan.
Kabar Relawan
7
Profil Projek
Lhokseumawe Clean City
Oleh Yusnaeni
Isu sampah di Indonesia cukup kompleks. Menyadari hal tersebut, relawan TurunTangan Lhokseumawe membuat gerakan bersih-bersih yang diberi nama “Lhokseumawe Clean City”. Tidak hanya turun tangan membersihkan Kota Lhokseumawe, relawan juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya sampah bagi kehidupan.
Berdasarkan informasi yang didapat di National Geographic Indonesia, setiap tahunnya, kota-kota di dunia menghasilkan sampah hingga 1,3 miliar ton. Diperkirakan oleh Bank Dunia, pada tahun 2025, jumlah ini akan bertambah hingga 2,2 miliar ton. Manajemen sampah yang buruk, terutama di negara-negara berkembang menjadi salah satu pemicunya. Di Indonesia contoh nya, angka pendaurulangan sampah termasuk rendah yaitu di bawah 50 persen. Kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya masih cukup rendah. “Buanglah sampah pada tempatnya” hanya menjadi slogan yang tumpul untuk meyadarkan masyarakat pentingnya membuang sampah pada tempat nya. Padahal bahaya sampah cu kup mengerikan. Pada 21 Februari 2005, sampah menyebabkan bencana longsor besar di TPA Leuwi Gajah, Cimahi, Jawa Barat. Sebanyak 114 orang meninggal dunia, 68 rumah warga hancur tertimbun sampah dan kerugian material yang terjadi mencapai Rp. 65 Miliar. Untuk mengingatkan pada peri stiwa tersebut pemerintah menetapkan 21 Februari sebagai Hari Peduli
8
Edisi 1 - 2017
Sampah Nasional (HPSN). Momen ini dijadikan oleh para relawan dari berbagai organisasi dan komunitas untuk mengkampanyekan Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020 sejak 2015 lalu. Tahun 2016, 1024 komunitas di 155 kota/kabupaten melakukan kerja bakti seperti di pantai, sungai, laut, gunung, kawasan wisata dan daerah perkotaan. Salah satunya adalah TurunTangan Lhokseumawe. Para relawan melakukan kegiatan bersih-bersih di Pantai Ujong Blang dan mengajak keterlibatan masyarakat dalam proses kebersihan akan sampah di Kota Lhokseumawe melalui Gerakan Lhokseumawe Clean City (LCC). Awalnya nama project ini adalah Lhokseumawe Bebas Sampah. Saat itu para relawan melaksanakan kegiatan bersih-bersih pantai yang notabenenya pantai tersebut menjadi tempat wisata dan ramai pengunjung. “Tahun lalu ada sebanyak 10 komunitas atau lembaga yang
Informasi mengenai LCC dapat dilihat di media social TurunTangan Lhokseumawe: instagram @turuntangan_lsm, facebook @Turun Tangan Lhokseumawe, dan twitter @ turuntangan_lsm.
bergabung untuk bersama-sama membersihkan pantai dari sampah,” ujar Koordinator TurunTangan Lhokseumawe, Heru Tesar Ichsan kepada Kabar Relawan. Mengikuti perkembangannya, fenomena bahaya sampah semakin meluas dan masyarakat perlu tahu. TurunTangan Lhokseumawe kemudian berupaya menjadikannya project jangka panjang dengan fokus pada penanganan sampah di Kota Lhokseumawe. Pada peringatan HPSN 2017, kegiatan bersih-bersih kembali dilakukan di Pantai Ujong Blang , Minggu (26/02). Yang berbeda dari tahun ini, konsep acaranya di buat baru. TurunTangan Lhokseumawe menyediakan panggung untuk komunitas/ organisasi yang ingin menunjukkan bakat atau sesuatu yang dapat menarik minat masyarakat untuk tujuan tertentu, khususnya menyadarkan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. LCC dijalankan oleh 13 orang relawan. Tahun ini dipimpin oleh Ories Katon Yoanda. Rencananya, LCC akan melebarkan sayapnya ke sekolah-sekolah guna menyosialisasikan sampah dan pengelolaannya kepada siswa dan guru.
Kolaborasi
Kampanye ‘Cegah Api’ Melawan Kebakaran Hutan Kebakaran hutan hebat kerap kali melanda hutan Indonesia. Hasil Studi Universitas Harvard dan Universitas Columbia tahun 2015 mencatat sebanyak 91.600 jiwa meninggal dunia akibat krisis kebakaran hutan Indonesia. “Kebakaran hutan membuat anak-anak saya dan ribuan anak di Kalimantan, Sumatera dan Pa pua sesak nafas setiap tahunnya.” tutur Nilus Kasmi, pria asli Dayak yang juga pernah menjadi korban bencana asap. “Kebakaran hutan adalah krisis yang merenggut hutan kami, menghabisi satwa yang dilindungi, mengancam kebudayaan lokal. Membuat anak-anak saya dan ribuan anak di Kalimantan, Sumatera dan Papua sesak nafas setiap tahunnya.” lanjutnya. Pengalaman Nilus tidak membuatnya tinggal diam. Nilus dan rekan-rekannya akhirnya turun tangan demi melindungi keluarga dan masa depan hutan Indonesia
dengan bergabung ke Tim Cegah Api. Namun, Tim Cegah Api hanya mampu menggunakan peralatan seadanya seperti selang dan pompa air yang sudah usang. Padahal, asap yang mereka lawan tidaklah cukup dilawan dengan menggunakan alatalat tersebut. Atas dasar inilah, Fundraiser. ID — sebuah agensi yang membantu lembaga non-profit memaksimalkan penggalangan dana secara online — mengajak TurunTangan untuk ikut membantu Nilus dan Tim Cegah Api Greenpeace mendapatkan peralatan yang layak agar bisa menangani api dari hutan yang terbakar. Penggalangan dana ini dikumpulkan lewat link: ktbs.in/turuntangancegahapi Kamu bisa menunjukkan kepedulian terhadap keberlangsungan hidup hutan Indonesia dengan berdonasi lewat link tersebut. Tidak hanya berdonasi saja, perjuangan kita menjaga hutan Indonesia tentu perlu kita terapkan bersama khu-
PESTA PENDIDIKAN 2017:
Berkarya Melintasi Batas TurunTangan kembali ikut memeriahkan Pesta Pendidikan yang digagas oleh beberapa organisasi pendidikan Indonesia. Kali ini, TurunTangan menjadi salah satu komunitas penggerak yang berkontribusi dalam merealisasikan visi Pesta Pendidikan 2017. Bagi yang belum tahu apa itu Pesta Pendidikan, kegiatan ini me rupakan gerakan yang didorong untuk mewujudkan otonomi publik yang mandiri. Tujuan dari gerakan ini tentu agar masyarakat menjadi berdaya dan mampu menggerakkan perubahan terutama bagi pendidikan
Indonesia. Memasuki kali kedua setelah kesuksesan Pesta Pendidikan 2016 lalu, tahun 2017 Pesta Pendidikan mengusung tema “Berkarya Melintasi Batas”. Tidak hanya komunitas atau organisasi non-profit seperti TurunTangan yang berkontribusi, namun pemerintah juga ikut memeriahkan kegiatan ini mulai dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Rangkaian Pesta Pendidikan 2017 berupa roadshow ke beberapa
susnya dalam kehidupan sehari-hari. Sesederhana tidak menggunakan kertas secara berlebihan atau tidak membuang sampah sembarangan di lingkungan hutan. Peduli lingkungan, peduli masa depan hutan Indonesia!
kota yaitu Bandung, Ambon, Jogja, dan Makassar, diikuti oleh Pekan Seni pada tanggal 2 Mei 2017 di Ciputra Artpreneur Jakarta. Puncak Pesta Pendidikan 2017 jatuh pada 21 Mei 2017 di fX Sudirman. Akan ada diskusi “Gerakan Cinta Batik” dari Bekraf, ngobrol bareng KPK soal pendidikan anti korupsi, sampai demo masak sehat dari ikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. (NEILDEVA)
Kabar Relawan
9
Profil Komunitas
TurunTangan
Banjarmasin Oleh: Neildeva Despendya P
U
ibubuhan, Pejuang! (Halo, Pejuang!). Kali ini, Kabar Relawan akan mengulas tentang komunitas TurunTangan daerah yang cukup produktif pergerakannya sepanjang 2016 lalu. Dengan berbagai inovasi sosialnya, komunitas ini menjadi hidup dan semakin berkibar semangatnya untuk membawa perubahan di kota Banjarmasin. Siapa tahu kita bisa mendapatkan inspirasi untuk membuat project sosial dengan mengenal TurunTangan Banjarmasin lebih. dalam, kan?
Sejarah Terbentuk TurunTangan Banjarmasin mulai berdiri sejak tanggal 20 Agustus 2015 setelah pelaksanaan Gathering Nasional Relawan TurunTangan 1 di Yogyakarta. Rupanya, ajang pertemuan nasional relawan TurunTangan ingin menginspirasi mereka untuk segera membuat inovasi sosial. Selang beberapa waktu, lahirlah project berbasis lingkungan dan budaya bernama “Banjar Archaic”. Banjar Archaic awalnya diinisiasi oleh tujuh orang yang kemudian menjadi cikal bakal TurunTangan Banjarmasin.
Semakin Berkobar Untuk Kalimantan Regenerasi kedua TurunTangan Banjarmasin terjadi pada Agustus 2016 dalam sebuah rapat besar. Kepengurusan baru ini dinamakan “Generasi Hanyar” (hanyar berarti baru) dengan Iqlima sebagai koordinatornya. Generasi Hanyar diharapkan dapat menjadi tumpuan dan fondasi baru bagi eksistensi dan gerakan TurunTangan di Kota Banjarmasin hingga kedepannya. Saat ini, TurunTangan Banjarmasin terus bergerak dengan relawan sejumlah 50 orang dan akan terus bertambah, mengingat sistem perekrutan TurunTangan Banjarmasin dilakukan secara fleksibel.
10
Edisi 1 - 2017
Peduli
Masyarakat Adat Banjar Archaic sendiri merupakan kegiatan pendokumentasian adat budaya masyarakat adat Meratus (Suku Dayak Meratus). Suku Dayak Meratus dirasa perlu mendapat kan perhatian mengingat wilayah pegunungan tempat mereka tinggal kini terancam. Perusahaan sudah masuk di mana-mana. Sebagian wilayah hutan adat ini sudah terbagi-bagi kepada perusahaan, baik HPH (hak pengusahaan hutan), sawit sampai tambang. Bayak tanah adat yang dirampas begitu saja tanpa ganti rugi. Laporan dari Mongabay Indonesia tahun 2014 mencatat ada satu warga yang tewas karena ditembak aparat. Warga ini dituduh melakukan penebangan liar di Baturaya, Kecamatan Menteweh, Tanahbumbu, Kalimantan Selatan. Perusahaan tersebut telah menghabiskan kampung mereka sendiri. Atas dasar kepedulian inilah, Banjar Archaic menelusuri pedalaman pegunungan Meratus dan mendokumentasikan kehidupan masyarakat asli sana. Tim Banjar Archaic memiliki harapan supaya publik bisa tahu agar peka untuk bersama melindungi Suku Dayak Meratus.
Profil Komunitas TurunTangan Banjarmasin juga tetap bergerak membuat inovasi sosial konkret. Berikut adalah aksi-aksi mereka:
Merupakan gerakan untuk mempercantik rumah-rumah warga Kampung Sasirangan. Beautification ini berkolaborasi dengan prodi Arsitektur FT ULM dan Relawan Cinta Banjarmasin. Para penggerak mengecat rumah warga dengan warna-warna cerah dan motif sasirangan khas Kalimantan Selatan.
Dalam project ini, diharapkan tidak seluruh daerah pinggiran ‘dipercantik’ dengan cara betonisasi. Namun, ada cara sederhana dan murah untuk mempercantik tempat tinggal pinggiran sungai seperti dicat dengan warna-warna cerah dan motif khas daerah setempat.
Beautification Kampung Sasirangan (2016)
Banjarmasin City Scale Mapping (2016-sekarang) Gerakan pemetaan permasalahan di bidang pendidikan, kependudukan, kesehatan, kesejahteraan dan insfratuktur di Kota Banjarmasin yang berlangsung hingga Februari 2017. Diharapkan, hasil pemetaan ini bisa menjadi bahan bagi Pemerintah Kota Banjarmasin, Pemerintah Ke-
camatan, sampai tingkatan Pemerintah Kelurahan untuk penyelesaian masalah di wilayahnya serta sebagai bahan perencanaan pembangunan jangka menengah kelurahan serta menghasilkan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Tikar Baca (sedang berlangsung) Tikar Baca bermula dari kecintaan para relawan di TurunTangan Banjarmasin kepada buku. Namun, mereka juga sangat prihatin akan kondisi rendahnya minat baca Indonesia saat ini. Tikar Baca menghadirkan konsep yang berbeda dari rumah-rumah baca pada umumnya. Yap, cara ‘bergerilya’ mereka cukup unik yaitu menggunakan tikar-tikar yang digelar di jalan-jalan atau ruang
publik yang ramai dikunjungi orang seperti Taman Siring Piere Tendean Menara Pandang Banjarmasin. Anak-anak sampai dewasa dapat membaca buku gratis. Ditambah lagi, relawan TurunTangan Banjarmasin memberikan konsultasi berupa motivasi dan inspirasi kepada masyarakat khususnya anak-anak di usia dini. Tentunya agar anak-anak kecil tersebut bisa terus bersemangat menempuh pendidikan tinggi.
Kabar Relawan 11
GITA GITA sa vit ri
devi
Tren video blog (vlog) akhir-akhir ini menggeliat. Banyak orang yang aktif di dunia maya dan mengunggah aktivitasnya di YouTube. Menjadi terkenal bak selebritis menjadi sangat mudah dilakukan kini. Tak heran jika kemudian bermunculan para YouTuber dan Vlogger yang namanya sangat terkenal di ranah sosial. Gita Savitri Devi adalah salah satunya.
Yang Muda Yang Berkarya
Ciptakan Dampak Positif melalui Vlog Latar belakangan membuat vlog?
Saya mulai aktif di YouTube itu sekitar tahun 20092010. Saat itu saya sedang mengambil gap year sembari menunggu keberangkatan ke Jerman. Selama itu channel saya cuma berisi dengan video cover lagu. Februari 2016 saya memutuskan untuk ikut membuat vlog. Sebenarnya saya hanya ingin memberikan pilihan yang lebih variatif kepada viewers. Saya pikir, karena saya tinggal di Jerman saya bisa menunjukkan bagaimana kehidupan mahasiswa di sini. Viewers jadi bisa menikmati konten yang lebih informatif dibanding sekedar hura-hura atau jalan-jalan. Persiapan apa saja sebelum membuat vlog?
Tidak banyak. Untuk vlog biasa saya biasanya tidak pernah mempersiapkan script atau semacamnya. Cukup bawa iPhone dan merekam apa yang mau saya tunjukan. Kalau untuk video tentang Jerman prosesnya lebih panjang. Saya mesti memikirkan apa yang akan dibahas di sana dan dengan siapa kira-kira saya ingin mengobrol tentang tema tersebut. Biasanya narasumbernya saya sesuaikan dengan tema obrolannya. Bagaimana mencari ide vlog yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat?
Kebetulan tidak sulit buat saya untuk cari ide vlog yang bermanfaat. Karena semua itu diawali dengan niat ngevlog itu sendiri. Kalau niatnya memang mau memberikan konten positif, ide-ide yang muncul pasti akan menjurus ke sana. Viewers vlog kamu telah mencapai 10 ribu saat ini. Apakah
Gita – sapaan akrab Gita Savitri Devi – merupakan mahasiswi semester akhir Jurusan Kimia di Freie Universitat Berlin, Jerman. Ia berasal dari Jakarta dan terbang ke Jerman pertama kali pada 30 Oktober 2010. Kesukaannya di dunia tarik suara, membuatnya sering melakukan kegiatan menyanyi dan meng-cover lagu yang diunggahnya di media sosial seperti YouTube dan Soundcloud. Dia juga terlibat dalam pembuatan vlog milik temannya yang bernama Coolyah. Seiring waktu, Gita tergerak membuat vlog pribadi yang bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi anak muda di dunia, khususnya Indonesia. MenurutÂnya meskipun jauh berada di Jerman, ia akan tetap bisa berkontribusi bagi Indonesia melalui dunia maya.
12
Edisi 1 - 2017
ada rencana melanjutkan karir ke entertaintment?
Kalau dikasih kesempatan, selama itu positif dan banyak berkahnya buat diri sendiri dan orang lain, kenapa tidak? Setelah nge-vlog, apa lagi hal yang akan dilakukan Gita untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat khususnya anak muda?
Beberapa waktu yang lalu saya bersama pacar saya, Paul mengadakan fundraising di YouTube. Sepertinya itu akan saya lakukan lebih sering, tidak sesekali saja. Karena saya pikir tidak cukup hanya dengan vlog, saya juga harus menyebarkan kebaikan dengan cara lain. Walaupun platform yang digunakan masih sama. Saya juga masih rutin menulis di blog pribadi saya. Di sana saya sering menulis tentang concern saya ter-
hadap negara dan generasi muda. Selain itu sekarang saya juga lagi membuat sesuatu yang saya harap bisa memberikan dampak positif lebih besar lagi untuk anakanak muda. Saat ini masih rahasia dulu. Menurutmu hal sederhana apa yang bisa dilakukan anakanak muda Indonesia dalam memberikan kontribusi pada Indonesia?
Cukup dengan bertanggung jawab atas apa yang harus dikerjakan saja sudah bisa disebut kontribusi. Pelajar tugasnya belajar dengan baik. Mahasiswa juga begitu. Selain itu menjaga lingkungan, menjadi pengguna jalan yang patuh, menjadi masyarakat yang suportif dan mematuhi peraturan yang ada pun juga bentuk kontribusi. Tidak perlu muluk-muluk harus jadi orang besar untuk ikut serta.
Sebelumnya, pernah punya pengalaman ikut kegiatan sosial?
Saya hanya pernah mengikuti pertukaran pelajar di Eropa yang di dalamnya ada program yang berhubungan dengan kegiatan sosial, tergantung dengan tema pertukaran pelajar tersebut. Contohnya di Stradonice, saya dan teman-teman membuat konser untuk orang lokal di area tersebut. Selain itu kami juga melakukan proyek kecil-kecilan bernama The World, A Giant Poem. Di kertas panjang kami dan orang-orang lokal menuliskan puisi dalam bahasa masing-masing.
Kapan Kembali ke Indonesia?
Belum tahu. Setelah selesai bachelor, rencananya saya akan melanjutkan pendidikan master. Tapi kalau dikasih jalan untuk pulang ke tanah air, ya saya pulang. Seandainya diberikan kesempatan kembali ke Indonesia,
Apa pendapatmu mengenai Gerakan TurunTangan?
kontribusi apa yang akan kamu lakukan untuk membangun
Saya rasa inkubator seperti TurunTangan ini harus dijaga dan diperbanyak. Virus positif harus disebarkan supaya bisa menular juga ke orang lain. Pada akhirnya akan makin banyak anak muda yang berlomba-lomba untuk lebih proaktif dan pastinya ikut berpartisipasi dalam membangun negara.
negeri?
Lihat bagaimana nanti saja. Yang jelas, di mana pun saya berada akan selalu berusaha untuk berkontribusi. Tidak harus berada di Indonesia. Tapi kalau saya di Indonesia, saya tetap bergelut dengan concern saya sekarang yakni menggerakan anak muda untuk proaktif. Mungkin nanti kalau ada jalan saya ingin membuat suatu organisasi atau gerakan yang bisa men-trigger anak muda untuk bisa dan siap bersaing dengan anak muda dari negara lain. Kalau ada kesempatan saya juga ingin sekali volunteering ke desa-desa.
Apa harapan Gita untuk anak-anak muda Idnonesia?
Semoga kita bisa terus berjuang dan tidak pernah lelah untuk melakukan apapun demi terciptanya generasi muda yang positif. Semangat terus, ya!
Kabar Relawan 13
TT Bergerak
Warga Lenteng Agung dan Karyawan Panasonic
Nikmati Panen Sayur Hasil Urban Farming
TurunTangan mendorong warga perkotaan untuk mengembangkan perkebunan mandiri di perumahan masing-masing yang dikelola secara kelompok melalui gerakan Bangun Jakarta (Bajak). Program urban farming yang dilaksanakan sejak dua bulan lalu di Kelurahan Lenteng Agung dan kantor Federasi serikat Panasonic Gobel, Pasar Rebo telah menghasilkan sayur-sayuran organik siap panen.
Ada dua macam sayur organik yang dipanen, yakni sawi dan salada. Cabai dan tomat yang ditanam sebentar lagi juga akan panen. Koordinator Bajak Ajeng mengatakan warga Lenteng Agung dan karyawan Panasonic tak dibiarkan begitu saja setelah pelatihan. Para relawan melakukan pendampingan secara offline maupun online. Antusias peserta untuk menanam sendiri di rumah masing-masing memang
sangat tinggi. Terbukti dari ramenya grup whatsapp di mana peserta berbagi foto hasil tanaman mereka dan saling berbagi solusi tentang hambatan mereka pada saat menanam di rumah. “Kami terus memantau perkembangan tanaman jangka panjang. Mereka juga tertarik buat belajar teknik penanaman lain seperti hidroponik dan vertikultur,” kata Ajeng. (YSN)
Passioniversity,
Bangun Passion Anak Indonesia
14
Sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan di Indonesia. TurunTangan Binjai membuat pro ject Passioniversity, sebuah program yang bertujuan menggali, membentuk, dan mengasah passion (minat dan bakat) anak. Passioniversity dilaksanakan satu kali dalam seminggu di sekretariat TurunTangan Binjai yang ber-
menjadi tangga satu-satunya mencari lapangan pekerjaan. “Dengan passion-nya mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri,” Kata Hanim. Nantinya mereka akan didorong untuk mampu tampil di depan dan menamkan nilai-nilai bahwa anak muda harus berada di depan bukan menjadi followers. Di akhir tahun,
TurunTangan Binjai yakin melalui project ini bisa memaksimalkan potensi anak-anak Binjai. “Kami sadar ini bukan kerja singkat, tapi kami yakin bisa,” ujar Hanim. Selain itu, TurunTangan Binjai juga membuat project Creative Women yang rencananya akan dimulai pada 11 Maret ini. Kalau Passioniversity untuk anak-anaknya,
lokasi di Jalan Mt. Haryono No. 235 Pasar V Jati Karyawa Tandem.
mereka juga akan diberikan ruang dan panggung Passioniversity un-
Creative Women diperuntukkan untuk ibu-ibunya. Para ibu akan diber-
Koordinator TurunTangan Binjai Latifah Hanim Lubis mengatakan setelah minat dan bakat anak tera-
tuk menunjukkan passion yang sudah dipelajari kepada masyarakat. “Panggung Passioniversity bertujuan
ikan capacity building untuk menjadi ibu yang hebat bagi anak-anaknya. “Kalau cita-cita si anak sudah keren
sah, mereka akan mengembangkan passion personality profesional. Yang nantinya bisa menjadi profesi alternatif ketika akademis tidak bisa
untuk menyadarkan para orang tua bahwa anak-anak mempunyai cita-cita yang harus diwujudkan dan usaha yang harus diapresiasi,” jelas Hanim.
tapi orang tuanya tidak sejalan dengan mereka, tetap tidak akan terea lisasi mimpinya. Makanya orang tuanya harus keren,” tutup Hanim. (YSN)
Edisi 1 - 2017
Next Event
Cara Santai Ngobrolin
Politik
Jika kita berbicara politik sebenarnya tidak hanya sekedar Pilkada atau Pemilu saja. Menurut Heywood (2000), politik juga berbicara soal kehidupan masyarakat — mengenai bagaimana cara membimbing dan mengelola urusan-urusan yang ada di dalamnya. Politik juga berbicara soal resolusi konflik, di mana pejabat publik berusaha memecahkan konflik dengan negoisasi, konsiliasi, serta menemukan strategi lainnya. Yang menarik, politik juga memiliki arti adanya civic engagement — yaitu keterlibatan masyarakat termasuk anak muda dalam melayani masyarakat misalnya dengan men-
jadi relawan atau membuat gerakan sosial yang memberdayakan. Jadi, politik bukan hanya bicara soal pendekatan ‘atas-bawah’ yang membuat politik seolah menjadi jauh terpisahkan dari anak muda maupun masyarakat. Pandangan politik bukan sekedar bicara kekuasaan birokrasi, politik merupakan ranah bermain semua orang dan semua orang bisa terlibat. Politics is everything! Sebagian dari kita mungkin menganggap politik itu bukan urusan anak muda. Padahal, anak muda memiliki potensi besar sebagai sumber daya yang berkontribusi membangun bangsa.
Atas dasar ingin memberikan pemahaman akan potensi dan pentingnya kontribusi anak muda di ranah politik, maka TurunTangan menginisiasikan diskusi politik santai yang diharapkan dapat menggugah anak muda untuk ‘melek’ politik. Diskusi ini bernama Diskusi Generasi Melek Politik dengan tema “Ready to Get Political: Why Is It Matters To You?” dan akan digelar sekitar Maret atau April 2017. Ini saatnya anak muda berbicara dan berani peduli akan isu-isu politik disekitar nya. Karena masa depan Indonesia ada di tangan kita! (NEILDEVA)
i a i a o s G s l b l Rumah Perantara2:
Menjawab Tantangan Globalisasi Bagi Indonesia
Sukses melaksanakan Rumah Perantara 1, kini TurunTangan Semarang kembali melanjutkan aksi sosial mereka lewat Rumah Perantara 2. TurunTangan Semarang yang belum genap berusia satu tahun ini berhasil menggerakkan anak muda Semarang untuk ikut menyelesaikan tantangan Indonesia dalam menghadapi globalisasi. Beberapa waktu lalu, TurunTangan Semarang membuka rekruitmen terbuka untuk memilih pengurus tetap project Rumah Perantara 2. Antusiasme anak-anak muda untuk menciptakan dampak baik tersebut patut kita apresiasi.
“Dari sekian banyak alasan mengapa anak muda tertarik ikut TurunTangan, kesimpulannya hampir sama; Karena panggilan hati mereka untuk menjadi relawan sehingga bisa bermanfaat bagi orang lain.” terang Heru Nugroho, selaku humas TurunTangan Semarang. Rumah Perantara dilandasi oleh keresahan dalam menghadapi tantangan globalisasi. Kita dan generasi mendatang dituntut untuk bersaing di kancah internasional. Keterbukaan kebijakan ekonomi misalnya, membuat kita harus bisa menyamakan standar kompetensi yang kita miliki sesuai pasar internasional.
Untuk itulah, TurunTangan Semarang ingin mengabdikan diri mengajar anak-anak SD yang tinggal di Rumah Susun Pekunden Semarang agar anak-anak tersebut menguasai bahasa internasional, yaitu Bahasa Inggris. Namun, tidak lupa para bibit masa depan bangsa tersebut diajarkan nilai-nilai nasionalisme agar kedepannya mereka turut memperkenalkan budaya Indonesia ke ranah global. Rencananya, anakanak SD ini akan dilatih kesenian khas Jawa yang kemudian ditampilkan ke publik lewat Pentas Seni. (NEILDEVA)
Kabar Relawan 15
Khalisa, Kabar Komunitas
Balita Pengidap Kanker Mata Butuh Bantuan Kita
A
nak pasangan Abu Bakar dan Sri Wahyuni ini divonis mengidap kanker mata oleh dokter 10 bulan lalu. Awalnya mata memerah, terjadi pembengkakan dan semakin membesar. Kini sel-sel kanker itu telah menjalar ke otak, sehingga dokter menyatakan penyakit Khalisa sudah sulit untuk di sembuhkan. Meskipun begitu, kedua orang tua Khalisa tetap optimis. Anaknya masih bisa sembuh. Mereka membawa Khalisa ke Rumah Sakit Murni Teguh Memorial Hospital Medan untuk menjalani pengobatan. Tahun lalu, pengobatan Khalisa ditanggung oleh sebuah yayasan budha. Sempat membaik, tetapi akhir tahun lalu kambuh lagi dan langsung mengganas dua kali lipat. Saat ini, satu-satunya pengobatan yang bisa dilakukan adalah kemoterapi. Seperti yang diketahui biaya untuk sekali kemo cukup besar. Sehingga Khalisa membutuhkan bantuan kita semua. Sepupu Khalisa merupakan
16
Edisi 1 - 2017
relawan TurunTangan Binjai. Mengetahui hal tersebut, TurunTangan Binjai tergerak membantu Khalisa dengan membuka donasi dan sampai sekarang masih dibuka. “Kanker bukan penyakit seperti demam yang sekali berobat bisa sembuh. Butuh banyak biaya jadi tidak bisa hanya sekali bikin penggalangan dana lalu selesai. Jadi tidak akan berhenti sampai ada vonis Khalisa sembuh,” ujar Koordinator TurunTangan Binjai, Latifah Hanim Lubis. Menurut Hanim, beberapa relawan TurunTangan Binjai adalah pendamping anak-anak penderita kanker. Sehingga tak hanya membuka donasi, mereka pun sering menjenguk Khalisa di rumah sakit. “Dokter bilang Khalisa sulit disembuhkan. Tapi orang tuanya tetap berusaha. Siapa yang tega membiarkan semangat orang tua yang punya ikhtiar sebesar itu,” ujarnya. Hanim melanjutkan, sejak lima tahun mendampingi anak-anak penderita kanker, banyak penderita yang
meninggal dunia karena usaha yang dilakukan belum maksimal. Banyak orang tua yang langsung pasrah padahal anak-anak juga punya hak untuk diperjuangkan. “Bertemu dengan orang tua Khalisa yang berjuang seperti ini, membuat kami tergerak untuk berjuang juga,” kata Hanim. Bagi yang tergerak ingin membantu Khalisa dapat menyalurkan bantuan ke Rekening Mandiri Syariah 7710203037 atas nama Sara Desfi Siregar. Untuk perkembangan kesehatan Khalisa dapat dilihat di instagram @turuntangan_binjai. Kepedulian para relawan TurunTangan Binjai terhadap penyakit kanker terus berlanjut. Bersama Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM), mereka melakukan kegiatan menghibur anak-anak penderita kanker di RSUP. H. Adam Malik, Sabtu (18/2). Selain itu juga menggelar talkshow edukasi deteksi dini kanker bagi masyarakat Binjai. (YSN)
TurunTangan Banten
Peduli Bencana Meluapnya sejumlah aliran sungai akibat tingginya curah hujan di Kabupaten Pandeglang Banten, Kamis (9/2) lalu menyebabkan ribuan rumah terendam banjir dan banyak sawah yang gagal panen. TurunTangan Banten tergerak untuk membantu dan melakukan penggalangan donasi. Donasi dibuka selama satu minggu dan terkumpul Rp. 1 juta dari para donatur dan dialokasikan untuk membeli sembako sebanyak
40 paket. TurunTangan Banten juga berhasil mengumpulkan pakaian laik, seragam sekolah dan mukena. Semua bantuan telah didistribusikan kepada korban banjir di Desa Munjul, Kecamatan Munjul, Pandeglang Banten, Sabtu (18/2). (YSN)
Kabar Komunitas
Selamatkan Pohon dengan
Razia Paku
S
eringkali kita menjumpai paku yang menancap di pohon. Padahal penggunaan paku, sekrup atau baut untuk me nempelkan sesuatu di pohon dapat menggangu pertumbuhan pohon. Dalam jangka panjang, pohon-pohon tersebut bisa melemah, akan mudah tumbang dan cepat mengalami kematian. Kematian pohon di ruang publik yang tidak segera ditangani akan membahayakan manusia yang beraktivitas di sekitarnya. Menyelamat-
kan pohon dari paku bukan hanya menyelamatkan pohon dari kematian, tapi juga akan menyelamatkan kehidupan, mengingat pohon menghasilkan oksigen bagi makhluk hi dup. Menyadari hal tersebut TurunTangan Medan rutin melakukan razia paku pohon di sekitaran Jalan Juanda Medan. Aksi yang sudah dilakukan sebanyak tiga kali ini juga dalam rangka memperingati Hari Pohon Sedunia yang jatuh pada 21 November. Razia ini menyisir seluruh pohon sepanjang jalan itu. Para relawan mencabut paku liar bekas papan kampanye maupun reklame. “Mari sama-sama lestarikan Kota Medan dengan tidak memasang spanduk/ brosur di pohon,” begitu caption yang tertulis di Instagram TurunTangan Medan beberapa waktu lalu. (YSN)
Galeri Amal TurunTangan Palu
Belanja Sambil Beramal Tingginya curah hujan mengakibatkan banjir hebat di Kabupaten Buol Sulawesi Tengah, Kamis (26/1). Ratusan warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam banjir. TurunTangan Palu berupaya memberikan bantuan kepada korban banjir. Mereka mengadakan Galeri Amal dengan berjualan makanan dan minuman di Anjungan Depan TVRI, Minggu (12/2). Masyarakat diajak berbelanja sambil beramal. Setiap pengunjung yang membeli telah ikut dalam membantu para korban banjir. Sebab, hasil penjualan makanan dan minuman tersebut akan didonasikan kepada korban banjir. (YSN)
TurunTangan Pekanbaru
Berhasil Mengantarkan SMA Negeri 1 Pekanbaru Juara Lomba Debat Turun tangan tidak harus dengan aksi di jalan. Bisa dilakukan banyak cara salah satunya mendampingi para pelajar sekolah agar berprestasi dan melakukan kegiatan positif. Seperti yang dilakukan oleh TurunTangan Pekanbaru yang melakukan pendampingan persiapan lomba terhadap siswa-siswi SMA Negeri 1 Pekanbaru. Sekolah tersebut mengikuti Pekan Kontitusi (Pekon) yakni suatu kegiatan yang dirancang oleh Pusat Study Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, program yang dilakukan ada-
lah melaksanakan kegiatan berupa debat konstitusi, cerdas cermat, karya tulis, pidato konstitusi berbahasa inggris antar SMA se-Sumatera. TurunTangan Pekanbaru mulai mendampingi SMA Negeri 1 Pekanbaru sejak November 2016 hingga Februari 2017, dimulai dari pelatihan sebelum keberangkatan dan pada saat perlombaan. “Proses pendampingan kami mulai dari substansi materi, etika komunikasi hingga mental psikologis,” ujar Relawan TurunTangan Pekanbaru Irhamni. TurunTangan Pekanbaru membuat klub debat di sekolah tersebut pada tahun 2013. Relawan mengajarkan debat kepada anggota
klub dengan pendekatan filosofi kekuatan kata-kata. Suatu kalimat akan berakhir di saat mulut mulut berhenti berbicara sebagai penegas tanda baca titik. Makna kalimat bergaung tanpa batas ruang dan waktu. Membuat orang lain belok ke kiri, ke kanan, jalan di tempat, mundur atau melakukan perubahan dalam hidupnya. Filosofi itulah yang akhirnya mengantarkan SMA Negeri 1 Pekanbaru menjadi juara 1 lomba karya tulis konstitusi, juara 2 lomba debat konstitusi dan juara umum pada Pekon. (YSN)
Kabar Relawan 17
TurunTangan
Edisi Khusus HSPN
Peduli Sampah oleh Yusnaeni
Pada 21 Februari diperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan menjadikan HPSN untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle) dalam pengelolaan sampah. Pemerintah juga mencanangkan program kerja bakti nasional untuk mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020. Sejalan dengan program pemerintah, tahun ini TurunTangan di 13 daerah menginisiasi berbagai kegiatan seperti bersih-bersih lingkungan sekitar, edukasi pengelolaan dan pemanfaatan sampah kepada masyarakat.
Kutip Sampah Yok! Seperti tahun lalu, para relawan TurunTangan Aceh memperingati HPSN 2017 dengan melakukan aksi pungut sampah. Tahun ini mereka tidak sendiri. TurunTangan Aceh berkolaborasi dengan 100 komunitas yang ada di Aceh melaksanakan kegiatan “Kutip Sampah Yok!” di Pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh, Minggu (26/2).
One People One Trash One People One Trash merupakan gerakan perdana TurunTangan Subulussalam dalam menyambut HPSN 2017. Kegiatannya berupa membersihkan sampah di sekitar Kota Subulussalam, Kamis (9/2). Mereka juga berkolaborasi dengan Duta Wisata Kota Subulussalam dan Lembaga Pemerhati Flora dan Fauna.
Lhokseumawe Clean City Pelaksanaan kegiatan aksi bersih-bersih pada HPSN 2016 tahun lalu, membuat TurunTangan Lhokseumawe berpikir untuk membuat aksi tersebut dijadikan kegiatan jangka panjang. Tahun ini, TurunTangan Lhokseumawe membuat project Lhokseumawe Clean City dengan mengajak puluhan komunitas dan ratusan relawan untuk terlibat. Mengusung tema, “Kotaku Bersih, Kotaku Bahagia, Kotaku Bebas Sampah 2020” aksi dilaksanakan di Pantai Ujung Blang, Minggu (26/2).
Aksi Pungut Sampah Masal di Palu Memperingati HPSN 2017, relawan TurunTangan Palu membuat Aksi Pungut Sampah Massal di sepanjang Teluk Palu, Selasa (21/2). Seperti TurunTangan di daerah lainnya mereka juga bekerjasama dengan komunitas dan organisasi lain di Kota Palu.
18
Edisi 1 - 2017
Bersih-bersih di Desa
Pusong Telaga Tujuh Relawan TurunTangan Langsa mengadakan aksi bersih-bersih di Desa Pusong Telaga Tujuh Kota Langsa, Minggu (26/2). Mereka berkolaborasi dengan komunitas yang ada di Pidie menyebrangi lautan untuk bisa ke lokasi aksi.
Aksi Pungut
Sampah Bukit Jalin
TurunTangan Pidie belum lama terbentuk. Relawannya masih sedikit tapi semangat untuk turun tangan mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020 sangat besar. TurunTangan Pidie berkolaborasi dengan Komunitas Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (Kopala) melakukan aksi pungut sampah di Waduk Rajui dan Bukit Jalin, Jantho, Aceh Besar, Sabtu (18/2).
Gerakan Pungut Sampah
di Situ Gintung TurunTangan Banten menggelar kegiatan Gerakan Pungut Sampah (GPS) di lokasi wisata Situ Gintung Tangerang, Minggu (26/2). Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat dan seluruh komunitas terlibat aktif dalam mengurangi sampah dan mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020. Dalam pelaksanaannya, TurunTangan Banten berkolaborasi dengan 10 komunitas yang ada di Banten yaitu Filantropi Volunteer, Gerakan Banten Mengajar, UntukNegeri, Trip4Care, SDI Ruhul Amin, Big Brother Adventure, Abang Nona Tangsel, PPI Tangsel, Situ Gintung Joging Club, dan Mr. Tourism Banten.
Aksi Bersih-bersih
di Pantai Pagatan
TurunTangan Tanah Bumbu berkolaborasi dengan pelajar SMA dan komunitas yang ada di Banjarmasin melakukan bersih-bersih di Pantai Pagatan dan Lapangan 7 Februari, Minggu (26/2).
Edukasi Anak, Sampahku Tanggungjawabku
Memperingati HPSN 2017 TurunTangan Bandung Raya mengadakan Edukasi Anak mengenai “Sampahku, Tanggung Jawabku� di Rumah Susun (Rusun) Sadang Serang, Jalan Sadang Serang Bandung, Minggu (26/2). Para relawan bersama anakanak berlomba membuat prakarya dari barang bekas. Kegiatan tersebut akan kembali dilakukan di Rusun Cingised, Minggu (5/2).
Ajak Murid SD
Bersih-Bersih
Pelaksanaan peringatan HPSN di Banjarmasin dilakukan dengan menyambangi SDN Kelayan Timur 3, Selasa (21/2). Relawan TurunTa ngan Banjarmasin memberikan materi tentang HPSN dan menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan. Usai memberikan materi dilanjutkan dengan aksi nyata yaitu bersihbersih di lingkungan sekolah.
Aksi Pungut Sampah
di Kota Malang
Peringatan HPSN di Malang dilakukan dengan aksi pungut sampah di sekitaran Kota Malang, Minggu (26/2). TurunTangan Malang berkolaborasi dengan komunitas-komunitas yang ada di Malang.
Bersih-bersih Sampah di Hutang Mangrove Wonorejo
TurunTangan Surabaya berkolaborasi dengan Komunitas Nol Sampah Surabaya melakukan aksi bersihbersih di Hutan Mangrove Wonorejo, Minggu (26/2). Perjalanan menuju Hutan Mangrove ditempuh menggunakan perahu sampan sejauh tiga kilometer.
Edukasi Lingkungan Anak-Anak Rumbelraw
TurunTangan Jakarta berpatisipasi dalam HPSN 2017 dengan cara edukasi lingkungan anak-anak Rumbelraw lewat media dongeng, Minggu (18/2). Kegiatan ini bekerjasama dengan Komunitas Kampung Dongeng. Selain itu juga melakukan aksi bersih-bersih pada Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (26/2) bersama Komunitas Indonesia Bersatu.
Kabar Relawan 19
Profil Relawan
Hermansyah Pane
Selalu Ada Waktu Untuk Berbuat Baik!
M
engikuti kegiatan kerelawanan memiliki banyak manfaat. Tak heran jika akhir-akhir ini banyak anak muda yang mau terlibat dalam berbagai kegiatan sosial sebagai relawan. Tak terkecuali dengan Hermansyah Pane (25) yang aktif di TurunTangan Medan sejak tiga tahun lalu. Saat ini Herman terdaftar sebagai mahasiswa STT Harapan Medan Jurusan Energi Listrik semester enam dan karyawan di PT Graha Sarana Duta sebagai Staf Teknik Gedung. Meskipun sibuk kuliah dan bekerja tidak pernah menghalangi nya untuk mengikuti kegiatan ke relawanan. Tak hanya TurunTangan, Herman juga aktif di Kelas Inspirasi sebagai relawan. Herman pandai mengatur waktu. Di antara kerja, kuliah dan komunitas, ia memprioritaskan mana yang lebih bermanfaat tanpa mengurangi nilai dari keduanya. “Kalau kegiatan TurunTangan di jam kerja, kelarin dulu kerjaannya baru ke TurunTangan,” ujarnya yang senang berorganisasi sejak di bangku SMA ini. Menurut pria yang gemar traveling ini, kegiatan kerelawanan yang ia jalani selama ini dilakukan atas dasar sukarela. Jadi tidak pernah merasa terganggu. Ia bahkan punya trik tersendiri untuk mengikuti Kelas Inspirasi yang kerap dilaksanakan pada hari kerja. “Saya harus bisa kejar target agar bisa ikut kegiatan. Meskipun hanya kegiatan kerelawanan, ada tanggung jawabnya juga, jadi dikerjakan benar-benar agar berjalan lancar dan aman,” papar
20
Edisi 1 - 2017
Herman yang juga aktif di Gerakan Pramuka dan pernah mengikuti kegiatan Pramuka hingga skala nasional. Selama mengikuti kegiatan kerelawanan, Herman merasakan banyak manfaat yang didapat. Selain menambah pengalaman, teman dan punya peluang untuk mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi, juga bisa menambah wawasan. “Karena kita bisa belajar di mana saja,” katanya. Ada suka dan duka yang dirasakan Herman. Sukanya, selain mendapatkan manfaat juga ada kepuasan yang tidak bisa dijelaskan ketika bisa bergerak dan berbuat untuk orang lain. “Banyak sukanya. Dukanya hanya kalau lagi bikin kegiatan tapi pemateri yang diundang berhalangan hadir,” ujarnya. Sudah banyak kontribusi yang diberikan Herman untuk bangsa ini melalui kerelawanan. Dia pernah menjadi koordinator Kelas Inspirasi Deli Serdang. Di TurunTangan dia pernah menjadi project leader pendidikan di Yayasan Dian Bersinar. Selain itu, bersama dua relawan TurunTangan Medan Jamson dan Mike Sipayung, dia pernah menginisiasi project Percepatan Global Network of National Geoparks (GGN) Kaldera Toba for UNESCO. Yaitu project untuk mempertahankan keindahan Danau Toba dan menjadikan Danau Toba sebagai GGN. Sayangnya, project ini terhenti karena kekurangan relawan dan terkendala di jarak. “Dalam menjalankan project memang tidak bisa sendiri. Kami butuh bantuan dari banyak orang,” tuturnya.
Ciptakan Opini
Dampak Sosial di Sekitarmu! Oleh Dzaki Yudi Ananda, Social Catalyst Intern TurunTangan
A
pa perbuatan baik yang sudah kita lakukan hari ini?, mungkin sebagian dari kita dapat menjawabnya dengan mudah. Seperti menyisihkan sedikit dari uang kita untuk membantu pembangunan sebuah rumah ibadah, atau sesederhana menemukan plastik kecil sisa makanan di pinggir jalan lalu membuangnya ke tempat sampah. Kebaikan dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun, selalu ada peluang untuk berbuat baik. Tentu rasanya menyenangkan setelah berbuat kebaikan. Saya meyakini bahwa semua manusia yang lahir dibekali dengan sifat baik. Bahkan manusia paling jahat di dunia pun pasti memiliki setidaknya satu kebaikan. Berbuat baik merupakan hal yang sederhana dan dapat disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki. Sebagai contohnya, sebagai seorang mahasiswa yang memiliki motivasi untuk memajukan pendidikan, tidak perlu sampai membangun sekolah untuk menampung anak-anak putus sekolah. Kebaikan dapat dilakukan sesederhana meluangkan waktu dan mengajari anak-anak yang sering kita temui di jalanan. Melakukan hal kecil untuk sebuah permasalahan besar. Namun terkadang kita terlalu “egois� untuk berbuat baik dan lupa untuk menyebarkan kebaikan tersebut ke lingkungan sekitar kita: keluarga, teman, tetangga, bahkan pada orang yang tidak kita kenal sekalipun. Menurut saya, kebaikan itu harus ditularkan. Apa yang kita
lakukan jika semua orang di sekitar kita melakukan perbuatan baik? Apakah kita diam aja? Tentu tidak! Secara tidak langsung kita juga akan tergerak untuk ikut melakukan perbuatan baik. Terlebih akan sangat menyenangkan berbuat kebaikan secara bersama dibanding dengan melakukannya sendirian. Lalu pertanyaan selanjutnya tidak lagi sebatas hanya “Apa perbuatan baik yang telah kita lakukan hari ini?�, akan tetapi “Sudah berapa banyak orang yang kita ajak untuk berbuat baik bersama?�. Bayangkan jika kita merangkul setidaknya satu orang di sekitar kita untuk berbuat baik, lalu orang tersebut mengajak kembali satu orang lainnya dan pola tersebut terus menerus berlangsung, maka perbuatan baik dapat ditularkan hingga ke orang yang tidak kita kenal sekalipun. Jika semua orang melakukannya, saya meyakini Indonesia akan lebih dipenuhi oleh orang baik yang akan menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada. Sebagai salah satu contoh jika kita memiliki motivasi untuk mengurangi tingkat buta huruf yang tinggi, kita dapat mengajak orang di sekitar kita untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mengajari orang-orang buta huruf untuk membaca. Jika sendiri saja kita mampu mengajar hingga 10 orang, maka dengan mengajak satu orang lainnya kita dapat mengajar 20 orang. Data menunjukkan bahwa 3,56% penduduk Indonesia tidak dapat membaca karena buta aksara. Jika
kita mengajak setidaknya lima orang di sekitar kita dan pola tersebut juga diikuti oleh mereka, maka dalam waktu bersamaan kita bisa mengajari 6.620 orang untuk bisa mem baca pada turunan ketiga orang yang kita ajak. Dengan mengajak orang di sekitar kita untuk berbuat kebaikan, permasalahan besar dapat diselesaikan dengan tindakan yang kecil. Dalam jangka panjang banyak permasalahan-permasalahan Indonesia yang bisa diselesaikan jika kita bergerak secara bersama-sama. Jangan menunda untuk mengajak orang lain berbuat baik, mulailah dari sekarang. Ajak mereka untuk menjadi bagian dari perubahan, di mana masa depan Indonesia yang akan dipenuhi oleh orang baik tidak menjadi optimisme semu. Tentukan apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Lalu ajak orang di sekitarmu untuk berbuat baik bersama-sama. Karena bersama lebih baik daripada sendirian, bukan?
Kabar Relawan 21
Supported by:
22
Edisi 1 - 2017