Kabar RELAWAN Edisi November - Desember
REDAKSI
Kabar RELAWAN
Tahun baru akan segera tiba, tak terasa tahun 2016 pun akan berganti. Tahun ini menjadi tahun yang begitu menyedihkan bagi Indonesia, pasalnya banyak ben cana yang terjadi dan mengusik mereka yang terdampak. Koran Jakarta edisi Jum’at (30/12) menulis angka kejadian bencana tahun ini merupakan rekor tertinggi dalam pencatatan kejadian bencana sejak tahun 2002 yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Ben cana (BNPB). Pada tahun 2016 terjadi 2.342 bencana. Sekitar 92 persen di antaranya merupa kan bencana hidrometeorologi yang didominasi oleh banjir, long sor dan puting beliung. Dampak yang ditimbulkan dari bencana
itu 522 orang meninggal dunia dan hilang, 3,05 juta jiwa me ngungsi dan menderita, 69.287 unit rumah rusak dan 2.311 unit fasilitas umum rusak. Hal ini tak berbeda jauh dari satu tahun yang lalu, di 2015 pun kita menghadapi tantangan be sar berupa kebakaran asap yang menganggu banyak jiwa. Menjadi pertanyaan besar bagi kita, kira-kira masalah apa yang akan menghadang kita di tahun 2017? Dan baiknya, kita bersiap untuk menghadapi atau bahkan mencegah masalah-ma salah yang mungkin timbul di ta hun 2017 nanti. Hasil proyeksi penduduk oleh Badan Pusat Statistika (BPS), pada 2016 ini, jumlah manusia
Bagi Relawan yang ingin mengiklankan project-nya di Kabar Relawan bisa mengirimkan file poster berukuran 17,8 cm x 25,6 cm tanpa dipungut. biaya ke email :
relawan@turuntangan.org Redaksi juga menerima tulisan berbentuk opini, artikel, essay, puisi, cerpen dan karya tulis lainnya. Tema tulisan bebas. Redaksi memprioritaskan tulisan yang mengangkat topik aktual dan terstruktur. Silahkan kirimkan tulisan Anda ke email: yus.naeni@turuntangan.org Redaksi berhak mengedit tulisan sepanjang tidak merubah substansi dan isi tulisan. Bagi tulisan yang dimuat akan mendapat kenang-kenangan dari redaksi. Silahkan kirimkan saran dan kritikan Anda untuk kemajuan media ini ke :
relawan@turuntangan.org
pada usia produktif mencapai 86 juta. Dengan jumlah sebanyak itu, tahun 2017 menjadi tahun yang begitu cerah. Pasalnya ban yak hal yang bisa kita lakukan un tuk memperbaiki juga membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di sekitar kita. 2017 menjadi awal yang baru, dan semua dari kita menu tup tahun ini dengan kebaikan, juga menyiapkan resolusi untuk menyambut tahun yang baru. Besar harapannya tahun 2017 menjadi sebuah tahun di mana kita semua bisa turun tangan dan ikut ambil bagian sebagai dalam mencipta perubahan. Salam Redaksi
Kabar Relawan TurunTangan Editor-in-chief Yusnaeni Editor Neildeva Despendya Putri Designer Ahmad Syauqi TurunTangan Head of Operational Aida Fitri ( aida.fitri@turuntangan.org ) Head of Programme Chozin Amirullah ( chozin@turuntangan.org ) Operational Manager Jeni Firmansyah S ( jeni.firmansyah@turuntangan.org ) Admin and Finance Abu Nadzir ( abu.nadzir@turuntangan.org ) Public Relation Angga Putra Fidrian ( angga.fidrian@turuntangan.org ) Programme Manager Herry Dharmawan ( herry.dharmawan@turuntangan.org ) Programme Management Politic Gusti Raganata ( gusti.raganata@turuntangan.org ) Programme Management Environment Dimitri Putra ( dimitri@turuntangan.org ) Media Officer Yusnaeni (yus.naeni@turuntangan.org ) Graphic Designer Ahmad Syauqi ( syauqi@turuntangan.org ) Social Media and Campaign Neildeva (neildeva.despendya@turuntangan.org ) Alamat TurunTangan Rumah Relawan TurunTangan, Jalan AUP Barat 2 No. 24 Rt. 09, Rw. 06 Kelurahan Jatipadang Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan 12540 Telpon 021 22001374 e-mail relawan@turuntangan.org Website http://turuntangan.org/ Twitter @turuntangan Facebook TurunTanganOrg Instagram @turuntangan Line Official @uys4767e Youtube turuntangan
| KABAR RELAWAN
Cerita Relawan
H
ari Relawan Sedunia atau International Volunteer Day (IVD) dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bang sa atau United Nations pada 5 Desember 1985, sebagai uca pan terima kasih kepada re lawan atas usaha mereka dan untuk menyadarkan masyarakat tentang kontribusi mereka.
Andini Wibowo Turuntangan Binjai
S
D
udah dua tahun aku menggeluti dunia kerela wanan, dunia partisipasi nol rupiah ini. Dan sekarang aku ditanya “bagaimana kesan selama menjadi relawan?” Jadi relawan itu, sesuatu. Banyak banget manfaat yang bisa didapatkan. Susah untuk dijelaskan. Kalau bahasanya orang karo sih ‘laterkataken’ atau ‘payah bilang lah’. Banyak banget hal-hal positif yang aku dapat selama jadi relawan. Mulai dari mendapatkan ilmu apalagi tentang sosial, lebih tahu kondi si sosial masyarakat Indonesia, meningkatkan rasa simpati, bisa kemana-mana, dan dapat teman baru. Hal-hal itu, bikin hati jadi lebih bahagia. Dan yang terpent ing, mengajarkan aku untuk leb ih bersyukur dan bertanggung jawab dengan kewajiban sendiri. Jadi relawan itu banyak memberi, baik materi, tenaga, bahkan waktu. Tapi kalau dira sakan, sepertinya malah aku
Peringatan Hari Relawan Se dunia kemudian diperingati oleh mayoritas penduduk dunia, termasuk Indonesia. Menyam but hari penting bagi relawan tersebut, TurunTangan Jakarta membuat challenge untuk para relawan berbagi cerita unik dan kesannya ketika menjadi rela wan di Instagram. Ada puluhan
relawan yang berbagi ceritanya, namun hanya beberapa yang kam pilih untuk masuk kabar re lawan edisi ini.
yang banyak menerima. Senang rasanya saat melihat orang lain tertawa karena kita. Ada pengalaman paling berkesan saat menjadi relawan. Saat mengunjungi pengung si bencana Sinabung, ketemu anak umur 4 tahun namanya Desti. Melihat dia ketawa dan dia memelukku erat di gendong an, membuat aku terharu sekali. Jadi sebenarnya pepatah “ta ngan diatas lebih baik dari tan gan dibawah” itu benar. Dan aku sudah membuktikannya. Jadi, giliran kamu kapan? Yuk, jadi relawan. Karena rela wan tidak dibayar bukan karena tidak bernilai, namun karena tak ternilai.
“Senang Rasanya Saat Melihat Orang Lain Tertawa Karena Kita.”
NOVEMBER - DESEMBER |
1
CERITA RELAWAN
H
Christian Herlando TurunTangan Malang
M
enjadi relawan merupa kan salah satu cara agar kita bersyukur. Ikut kegiatan kerelawanan be rarti kita berinteraksi langsung untuk menolong orang lain. Kita belajar bahwa hidup tidak seke dar untuk membahagiakan diri sendiri. Bergabung dengan teman – teman TurunTangan Malang menyadarkan saya bahwa ma sih banyak orang baik yang mau peduli terhadap sesamanya. Menjadi relawan bukan suatu hal yang mudah, tetapi dengan bersama - sama, kita dapat membuat sebuah perubahan be
Lia Maisarah
TurunTangan Lhokseumawe
B
L
erawal dari keisengan dan rasa penasaran, saya mencoba mendaftar menjadi relawan, yang saat itu memang sedang oprec. Awalnya saya berpikir untuk apa saya bersusah payah ha nya demi jadi seorang relawan yang hanya buang-buang waktu saya saja. Seiring berjalannya waktu saya akhirnya paham bahwa menjadi relawan adalah pilihan, bukan paksaan. Menjadi relawan juga me nguatkan saya saat mengha dapi permasalah. saya memi liki pengalaman baru dari adik-adik yang saya temui saat mengajar. Hal ini mendorong saya untuk pantang menye rah. Sesuai dengan semboyan TurunTangan: pejuang bukan? hadapi!. Saya sadar, bahwa di luar sana banyak anak-anak yang mengalami keterbatasan dalam pendidikan, namun tak
2
| KABAR RELAWAN
“Menjadi relawan bukan suatu hal yang mudah, tetapi dengan bersama - sama, kita dapat membuat sebuah perubahan besar.” sar. Karena kami generasi yang tidak tinggal diam dan mendiam kan adanya sebuah permasala han. Ini kami, pemuda yang terus TurunTangan, bergerak dan ber juang untuk Indonesia yang lebih baik.
pernah mengeluh dan padam semangat nya. Mereka selalu terlihat ceria dan gembira dan dengan bangga menceritakan cita-citanya. Semangat-semangat yang terpancar tersebut memberikan energi positif dalam diri saya. Sehingga, niat awal saya yang cuma-cuma kini bisa menjadi berguna dan terarah. Saya pu nya tujuan dan punya mimpi untuk bisa membantu adik-adik yang memiliki keterbatasan pen didikan, untuk terus berjuang. Saat ini, demi bisa berbagi den gan adik-adik hujan badai dan panas terik sekalipun bahkan tak lagi menyurutkan semangat saya. Relawan adalah mereka yang dengan sukarela memban tu orang tanpa mengharapkan imbalan sepersenpun. Dengan pengalaman yang luar biasa, yang bahkan belum tentu mam
pu kita dapatkan di bangku perkuliahan ataupun ketika ke hidupan sehari-hari. Karena bagi relawan mampu mendapatkan senyum saja dan doa dari orang yang mereka bantu adalah hal yang sangat luar biasa, yang bahkan takkan mampu jika kita menilainya dalam bentuk rupiah.
“Relawan adalah mereka yang dengan sukarela membantu orang tanpa mengharapkan imbalan sepersenpun.”
M
CERITA RELAWAN
Al-Maidah
TurunTangan Medan
P
“pengalaman dan cita-cita itu ditumbuhkan bukan dicari.”
Fauzan Martak TurunTangan Jakarta
“Kalau
engalamanku ketika men jadi relawan Kelas Inspira si Deli Serdang. Awalnya tidak pernah menyangka bah wa sekolah yang akan menjadi target Hari Inspirasi adalah se kolah "marginal" yang jaraknya lumayan jauh dari kota Medan. Yakni, SDN 106156 Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Perjalanan menuju sekolah benar-benar butuh perjuangan, kondisi hujan rintik-rintik sehing ga mengakibatkan jalanan licin dan sebagian banjir. Sampai di sekolah, pandangan kami dike jutkan dengan halaman sekolah yang banjir. Siswa-siswi sekolah banyak yang tidak hadir. Walau situasi dan kondisi tidak mendukung, tetapi kami
tetap bersemangat untuk masuk kelas, berbagi cerita, pengala man, inspirasi untuk mewujud kan mimpi anak negeri. Hari Inspirasi "Sehari menga jar, seumur hidup menginspirasi" adalah momen yang tak akan pernah terlupakan karena sepertinya bukan anak-anak yang terinspirasi tetapi kami para relawan yang sangat terinspira si dan terharu dengan kondisi anak-anak di sekolah tersebut. Bahkan, jika diberi kesempatan untuk kembali diamanahkan pada Hari Inspirasi, kami para relawan akan melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kare na pengalaman dan cita-cita itu ditumbuhkan bukan dicari. Pe juang bukan? Hadapi!
erbicara mengenai rela wan hari ini, menurut saya, relevan dengan gaya hidup anak muda Indonesia masa kini. Banyak anak muda Indone sia yang mulai sadar akan cerita perjuangan para pahlawan yang dulu memperjuangkan bangsan ya, yaitu Indonesia. Alasan para pejuang memi lih untuk berjuang, karena mer eka sadar, bahwa bangsanya sedang dijajah. Hanya, mereka tidak memilih untuk berdiam diri atas permasalahan bangsanya. Mereka memilih untuk menjadi relawan tanpa pamrih dan ikh las dan menjadi bagian sejarah perubahan untuk kemerdekaan bangsanya.
Kalau anak muda sudah berikhtiar untuk menjadi bagian dari solusi dengan niat tulus, komitmen untuk tetap bergerak tidak akan dihitung lagi, kita ti dak akan merasa rugi karena waktu terasa begitu produktif. Bahkan, menjadi pengalaman dan cerita yang berharga yang mungkin bisa kita bagikan ke anak cucu kita. Jangan takut un tuk menjadi pejuang masa kini. Menjadi seperti para pendahulu kita yang siap berjuang untuk bangsa dan negara. Pejuang bu kan? Hadapi!
FB
anak muda sudah berikhtiar untuk menjadi bagian dari solusi dengan niat tulus, komitmen untuk tetap bergerak tidak akan dihitung lagi.”
NOVEMBER - DESEMBER |
3
FOKUS
Sudahkah Kita ‘Memanusiakan’ Manusia? oleh: Neildeva Despendya P
S
ebagai makhluk sosial, kerap kali kita dihadapi oleh berbagai problemati ka kemanusiaan yang ada di In donesia. Mulai dari pencemaran lingkungan, rendahnya kualitas guru, minimnya jumlah sekolah, kekerasan dan ketidakadilan so sial, sampai pelanggaran HAM. Memang sudah mulai banyak anak muda yang peka akan ma salah kemanusiaan ini, namun kedepannya kebutuhan akan partisipasi unsur Civil Society Organization (CSO) akan sangat dibutuhkan. Masyarakat men jadi kunci utama dalam penge lolaan isu kemanusiaan. Mas yarakat menjadi first responder yang mengatasi fase awal krisis kemanusiaan (Humanitarian Fo rum Indonesia, 2016). Seman gat kerelawanan menjadi modal sosial kita untuk mencegah dan menyelesaikan krisis kemanu siaan, karena ini merupakan gerakan ‘dari rakyat untuk rakyat’. Di Indonesia sendiri, ma salah kemanusiaan masih men jadi isu yang patut diperhatikan. Menurut Human Rights Watch selama masa pemerintahan Presiden Jokowi belum ada pening katan penegakkan HAM yang kuat. Kaum minoritas aga ma Indonesia masih diviktimi sasioleh kelompok Islam yang ekstremis dan hukum yang diskriminatif. Kita sebagai warga negara Indonesia menghadapi tantangan: menguatnya potensi intoleransi sosial keagamaan di antara warga Indonesia. Jika dibiarkan, potensi ini akan menciptakan aksi radikalisme atas nama agama — yang tentu,
4
| KABAR RELAWAN
mengecam nilai kemanusiaan bangsa. Berdasarkan data dari Se tara Institute, sampai Novem ber 2015, ada 194 insiden ke kerasan pada kaum minoritas agama yang terjadi di Indonesia. Angka tersebut sama dengan total kekerasan agama yang ter jadi sepanjang 2014. Ini menun jukkan bahwa kekerasan ag ama merupakan masalah yang sangat serius di Indonesia dan menjadi konsentrasi yang perlu kita perhatikan sebagai manusia yang ingin berbuat baik kepada sesama Tahun 2016, Amnesty In ternational mencatat adanya serangan di gereja oleh sebuah kelompok berjumlah sekitar 200 orang di Aceh Singkil setelah pemerintah setempat memerin tahkan pembongkaran 10 gereja di wilayah tersebut pada bulan Oktober. Kurang lebih 4,000 umat Kristiani melarikan diri ke Sumatera Utara, sementara pemerintah Aceh Singkil tetap melanjutkan pembongkaran rumah-rumah ibadah Kristen di sana. Ironisnya, kaum Mus lim Syiah di Madura mengalami situasi yang lebih parah. Sejak 2012 mereka diserang oleh leb ih dari 1000 militan Sunni yang menyerang desa mereka. Ratu san warga termasuk anak-anak terpaksa mengungsi di gelang gang olahraga karena kelompok militan Sunni. Sistem pendidikan Indone sia juga tidak luput dari mas alah. Padahal, kualitas manusia salah satunya ditentukan oleh pendidikan. Data menunjukkan
bahwa kualitas pendidikan Indo nesia masih rendah kualitasnya. Penelitian dari Boston Consul tant Group tahun 2014 menge mukakan bahwa dari 100 anak yang bersekolah, hanya 25 yang berhasil mencapai standar mini mum berhitung dan kecakapan aksara internasional. Anak-anak umur 15 tahun Indonesia empat tahun tertinggal dalam bidang sains dan matematika dari anakanak Singapura. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kuatitas dan kualitas guru, serta mental anak-anak yang masih seringkali mencontek — bahkan sampai membeli kunci jawaban UN. Untuk menanggulangi ma salah pendidikan, pola pikir pendidik juga perlu di ubah. Kita tidak lagi berbicara jam kerja pendidik, seperti yang dikatakan oleh mantan Menteri Pendidikan RI, Anies Baswedan, bahwa seo rang pendidik dikatakan berhasil bukan dari seberapa banyak ia telah mengajar, namun sebera pa bagus performa seorang mu rid. Krisis kemanusiaan dalam bidang pendidikan bisa diatasi lewat kualitas performa pendidik di kelas untuk mendorong murid berpikir kritis. Laporan World Bank (2015) memperkuat pemikiran tersebut. Bahwa bukan sertifikasi guru yang menjadi standar keberhas ilan pendidik, namun indikator keberhasilan pendidik harus di lihat dari seberapa banyak hal yang dipelajari seorang murid di sekolah. Kepekaan kita sebagai ma nusia atas isu-isu kemanusiaan
seperti di atas jelas dibutuhkan oleh Indonesia dan juga dunia. Namun, apakah ‘sekedar’ tahu dan peka saja perlu? Kita masih memiliki tena ga dan waktu, potensi kita un tuk membantu menyelesaikan semua masalah kemanusiaan agar semua orang mendapat kan porsi yang setara dan adil tentang kualitas hidup sangat besar. Organisasi masyarakat sipil atau seringkali di sebut sebagai Non-Government Organization (NGO), bisa menjadi tempat kita untuk berkarya lewat gerakan kerelawanan. NGO adalah ruang publik yang menjadi salah satu organ vital dalam pelembagaan dan gerakan Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam banyak kasus pe langgaran Hak Asasi Manusia, banyak NGO telah menginisiasi sekaligus memberi energi dalam rangka pemenuhan dan perlind ungan HAM oleh institusi-institu si negara. Menjadi relawan di berbagai organisasi yang bergerak untuk menyelesaikan masalah sosial merupakan salah satu bentuk kontribusi kita sebagai manusia yang memanusiakan. Posisi kita yang ‘hanya’ ber status masyarakat sipil inilah yang justru memudahkan kita untuk melakukan pendekatan kemanusiaan. Salah satunya adalah dengan melakukan dia log yang bersifat grass root (dari akar rumput). Pendekatan ala rakyat ini menjadi pendekatan utama untuk memahami ma salah apa yang terjadi di mas yarakat, apa yang diinginkan
Murid-murid SD Lentera Harapan di Mamit village, Tolikara, Papua, bermain di halaman saat istirahat sekolah (Jakarta Globe Photo/Donny Andhika Mononimbar, 2016)
dan dibutuhkan masyarakat. Pemetaan ini perlu agar kegia tan sosial yang kita lakukan tepat sasaran dan membawa dampak nyata. Dengan begitu, kita tidak melulu mengandalkan apara tur atau institusi legal negara karena pendekatan elitis (top to down) seperti itu hanya meli batkan tokoh-tokoh elit. Akibat nya, tidak ada keterlibatan ma syarakat sipil di sana dan hanya akan menelurkan solusi parsial dan sesaat saja. Konsensus per damaian hanya terjadi pada level elitis dan tidak menyentuh level akar rumput yaitu masyarakat itu sendiri. Kita sebagai bagian dari warga negara Indonesia harus berpartisipasi aktif dalam menciptakan dan membangun
perdamaian. Inilah kontribusi yang bisa kita lakukan dengan ikut ambil bagian dengan terli bat di berbagai kegiatan sosial. Produktif dengan aksi sosial; mungkin ini yang bisa dijadikan filosofi hidup milenial di masa depan. Menjadi agen perubahan untuk menyelesaikan masalah krisis kemanusiaan. Untuk kita, untuk Indonesia.
NOVEMBER - DESEMBER |
5
PROFIL PROJEK
TRIP
4 CARE
SEJUTA A LANGKAH
SEJUTA DONASI Oleh: Yusnaeni
6
| KABAR RELAWAN
lam Indonesia menawar kan kebebasan penuh untuk berpetualang tan pa akhir. Mengarungi hutan, gunung, laut yang seakan tak bertepi. Masyarakat Indonesia telah banyak yang menyadari. Sehingga geliat traveling di alam bebas semakin diminati akhirakhir ini. Tak hanya untuk menguji adrenalin, menikmati alam In donesia dan mengabadikannya
dalam lensa kamera, kegiatan alam bebas juga bisa menjadi sarana fundraising (penggalan gan dana) untuk kegiatan sosial. Hal itu dibuktikan oleh Komu nitas TurunTangan Ta ng- erang Raya yang belakangan ini beru bah menjadi TurunTangan Bant en. Mereka melakukan kegiatan traveling sekaligus donasi yang diberi nama “Tripforcare” atau disingkat “Trip4Care”.
Trip4Care diinisiasi tahun 2015 oleh tiga relawan peng gerak TurunTangan Banten yai tu Kushendra Tarwana, Angger Sutawijaya, dan Fauzan Arrasyid. Ide ini muncul ketika mereka sedang membahas sistem fundraising Gerakan Banten Menga jar (GBM) yang merupakan project TurunTangan Banten untuk mengajak semua pihak agar ambil bagian menyelesaikan ma salah pendidikan di Banten. Ke tiga penggerak tersebut memi liki hobi yang sama, traveling di alam bebas, sehingga terpikir membuat trip pendakian seka ligus fundraising untuk GBM. Pada 25 – 27 Desember 2015 mereka bertiga menda ki Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. Konsep pendakian adalah sharing cost yang sudah termasuk dengan donasi. Tak ha nya donasi, mereka juga memu ngut sampah di sepanjang jalur
pendakian Gunung Papandayan. Usai mendaki, mereka melaku kan evaluasi lalu menyepakati bahwa kegiatan tersebut tak ha nya dilakukan sekali dan dibuka untuk masyarakat luas. Tak han ya mendukung GBM, tetapi juga mendukung gerakan sosial lain nya. Mereka percaya, semakin Trip4Care sering melaksanakan open trip, akan semakin banyak orang yang terlibat dan berpar tisipasi aktif dalam mendukung program-program gerakan so sial. Selama satu tahun Trip4Care berkembang. Kushendra yang akrab dipanggil Hendra menga takan hampir 200 orang dari berbagai daerah dan profesi ikut dalam trip bareng Trip4Care . Seluruh peserta mendapat pengalaman baru sebab setiap kegiatan selalu ada acara sharing session. Yaitu sebuah ajang memperkenalkan program ger
akan sosial yang didukung oleh Trip4Care dan momen saling memperkenalkan diri. Harapan nya, dari sharing session terse but terjalin silaturahmi antara peserta dan terjalin sinergi an tara komunitas atau gerakan so sial yang mereka ikuti. Selama perjalanannya Trip 4Care sudah melaksanakan tujuh kali open trip yang men dukung tujuh program gera kan sosial. Yaitu Pendakian ke Gunung Papandayan (support GBM Batch 1), Campoengan (Camping di Kampung) Situ Gin tung (support SDI Ruhul Amin), Backpacker ke Gunung Pulosari & Pantai Carita (support Indone sian Share), Nanjak Bareng ke Gunung Cikuray (support GBM Batch 2), Explore Taman Nasio nal Ujung Kulon (Pulau Peucang) (support Iuran Guru), Cultural Trip ke Baduy Dalam (support
TurunTangan Banten), dan Ex ploring Papandayan (support GBM Batch 3). Trip4Care juga melakukan aksi sosial lainnya seperti meng galang donasi untuk Korban Banjir Garut dan menyalurkan nya secara langsung ke lokasi beberapa waktu lalu. Rencana ke depan, Trip4Care akan mem bentuk struktur pengurus yang di dalamnya ada biro bisnis. Unit bisnisnya tidak hanya open trip, tetapi penyewaan alat menda ki, membuka store equipment pendakian, percetakan/sablon t-shirt, topi, dan sebagainya. “Kami berharap, konsep Trip 4Care dapat diduplikasi oleh para pecinta alam dan semakin banyak anak muda yang mau terlibat dalam kegiatan fundrais ing dengan cara yang asyik,” ujar Hendra.
NOVEMBER - DESEMBER |
7
KOLABORASI
Kolaborasi TurunTangan dan Rakapare Ajak Pemuda Selesaikan Masalah Sekitar
P
ada tanggal 3 Desember lalu, Yayasan Turun Tangan diwakili oleh Dimitri Dwi Putra (Program Officer Environment), Gusti Raganata (Program Officer bidang Politik), dan Lu luk (Koordinator TurunTangan Semarang), diundang sebagai pembicara dalam Urban Social Forum (USF) di Semarang, Jawa Tengah, yang diadakan oleh Yayasan Kota Kita. TurunTangan berkesempatan mengisi panel “Gerakan Kesukarelawanan dan Aktivisme Pemuda Untuk Kota Lebih Baik” bersama Komunitas rakapare. Dihadapan kurang lebih 100 orang, TurunTangan berbagi pengalaman dalam menjalank an aktivitas kerelawanannya selama ini. TurunTangan juga mengajak pemuda untuk ikut terlibat aktif menyelesaikan ma salah yang ada di sekitarnya. Bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti membuat gerakan mem buang sampah pada tempatnya, mendaur ulang sampah, gera kan membaca, dan lain-lain. “Se
8
| KABAR RELAWAN
tiap orang bisa terlibat menyele saikan masalah yang ada di lingkungannya,” ujar Dimitri. Gusti mengatakan peran pemerintah yang semakin ter batas dalam menyelesaikan masalah kota membuat gerakan kerelawanan menjadi relevan dan penting saat ini. Partisipasi masyarakat kini tidak hanya se bagai pemberi input tetapi juga sebagai problem solver. Namun, gerakan kerelawa nan butuh gerakan yang terstruk tur, sistematis dan masif untuk memiliki dampak signifikan. Untuk itu TurunTangan sebagai salah satu gerakan kerelawa nan mendorong kolaborasi antar komunitas dan relawan untuk menyelesaikan masalah perko taan di tiga bidang pendidikan, politik, dan lingkungan. (YSN)
NOVEMBER - DESEMBER |
9
Penutupan Ruang Sinau TT BERGERAK
T
ahun 2016 sebentar lagi akan berakhir. Turun Tangan Malang menu tup kegiatannya dengan acara Penutupan Ruang Sinau di SD Donowarih 02 Karangploso, Malang, Sabtu (17/12). Ruang Sinau adalah satusatunya project TurunTangan Malang saat ini yang fokus pada masalah pendidikan di Malang. Selama satu tahun, relawan ter
jun ke beberapa SD di Malang, untuk menumbuhkan semangat, bakat dan minat para siswa. Adapun bakat dan minat yang ditampilkan Penutupan Ruang Sinau adalah paduan suara, tari, dan puisi. Tak hanya itu kegiatan juga diisi dengan english club dan pengumuman pemenang kompetisi olahraga sepak bola dan voli. (YSN)
Cimahi Memilih Siap Kawal Pilkada
P
emilihan Kepala daerah (Pilkada) akan digelar se rentak pada 15 Februari 2017. Relawan TurunTangan Bandung yang tergabung dalam project Cimahi Memilih siap mengawal pilkada di Cimahi agar kondusif. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Gerakan Cimahi Memilih Rima Damayanti dalam kegiatan Cimahi Speak dan Care di Lapangan Brigif 15 Kujang, Minggu (18/12). “Kami sudah belajar mengenai pelanggaran
10
| KABAR RELAWAN
yang dilakukan paslon (pas angan calon) selama kampanye. Jadi, kami siap mengawal pilka da Cimahi biar kondusif,” ujarn ya. Dalam kegiatan Cimahi Speak dan Care, relawan men gadakan kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis, galang dona si ‘Get LOLLIPOP, Donate as u can!’, lomba suwa foto, men jaring aspirasi masyarakat dan berbagi info pilkada Cimahi. Dari kegiatan menjaring as pirasi masyarakat, relawan me
nerima banyak laporan terkait pelanggaran yang dilakukan paslon. Relawan menghimbau masyarakat untuk melaporkan pelanggaran yang ditemui den gan cara memfoto dan mengi rimkannya kepada Cimahi Memi lih. “Kami akan mengkaji jenis pelanggarannya dan laporkan ke Panwaslu (panita pengawas pemilu),” kata Risma. “Juga berusaha mengedukasi mas yarakat agar tidak menerima uang dari paslon.” (YSN)
Bangun Jakarta Gencar SOSIALISASI URBAN FARMING
TT BERGERAK
G
erakan Bangun Jakarta (Bajak) semakin gencar mensosialisasikan pro gram urban farming kepada masyarakat. Setelah mengada kan pelatihan di Lenteng Agung, Bajak memberikan pelatihan ke
pada karyawan Panasonic yang tergabung dalam Federasi Seri kat Pekerja Panasonic Gobel. Pelatihan pertanian perko taan tersebut dilaksanakan di halaman Federasi Serikat Pana sonic Gobel, Pasar Rebo, Jakarta
Timur, Sabtu (10/12). Kegiatan diikuti oleh 50 peserta. Mereka diberikan pemahaman menge nai pertanian perkotaan, penye maian benih, pembuatan media tanam, dan pindah tanam oleh relawan. (YSN)
Tidak hanya teori peserta juga diajak untuk mempraktekan langsung. Mereka dibagi delapan kelom pok dan setiap orang mendapat kesempatan yang sama untuk menyemai benih cabai, sawi, pokcoy dan selada di polybag, serta memindahkan bibit cabai yang sudah disemai sebelumnya. Kegiatan ini direncanakan akan berjalan sebanyak tiga kali pertemuan, untuk pertemuan kedua akan dilaksanakan pada Januari 2017 dan pertemuan ketiga pada Februari 2017.
M
inimnya minat baca masyarakat di Kota Banjarmasin, membuat relawan TurunTangan Banjar masin tergerak untuk melaku kan sesuatu. Mereka kemudian menggagas project “Tikar Baca” di mana relawan menggelar buku yang disusun di atas tikar di Kawasan Menara Pantau, Jalan Piere Tendean, Banjarma sin, Minggu (18/12). Aksi tersebut mendapat res pon positif dari pengunjung Kawasan Menara Pantau, khu susnya anak-anak. Mereka ra mai mendatangi Tikar Baca dan memilah-milah buku bacaan yang disediakan secara gratis itu. Salah satu relawan Turun Tangan Banjarmasin Anugerah
Yanti mengatakan Tikar Baca tel ah dilakukan sebulan yang lalu, sekali dalam sepekan. Awaln ya kurang banyak diminati, la ma-kelamaan animo masyarakat cukup bagus. Anak-anak sema kin ramai berkunjung. “Sekarang pengunjung mencapai 50 orang, didominasi anak-anak,” ujarnya. Buku-buku yang digelar mer upakan koleksi buku para rela wan yang terdiri dari komik, buku cerita anak-anak, buku pengeta huan dan dongeng. Saat ini jum lah buku sekitar 200. Relawan membutuhkan banyak buku lagi agar pengunjung tidak bosan. “Kami membuka kesempatan bagi masyarakat yang mau men donasikan buku-buku bekas,” tutup Yanti.
TurunTangan Banjarmasin
Gelar Buku di
Tikar Baca
NOVEMBER - DESEMBER |
11
EK DH I U SS I U S
KABAR KOMUNITAS
TurunTangan Peduli Aceh Gotong Royong Galang Donasi
G
empa berkekuatan 6,5 Skala Richter (SR) meng guncang Provinsi Aceh pada Rabu (07/11) pagi. Ratu san meninggal dunia dan pulu han rumah rusak. Sementara warga yang selamat mengungsi di beberapa lokasi. Tak ingin berpangku tangan, relawan TurunTangan seluruh Indonesia melakukan aksi sosial dengan menggalang dana. Aksi yang dilakukan setiap daerah berbe da-beda dari membuka reken ing donasi melalui sosial media, menggalang donasi di Car Free Day, mengamen sampai berjua lan es dan puding.
Buka Rekening Donasi
1
Aksi membuka rekening do nasi di lakukan oleh TurunTangan pusat dan hampir TurunTangan di tiap daerah. Seperti TurunTan gan Aceh, Lhokseumawe, Med an, Jakarta, Malang, Yogyakarta, Banjarmasin, dan Tanah Bumbu. Informasi fundraising untuk Aceh tersebut disebarkan melalui sosial media. Masing-masing daerah berhasil mengumpulkan jutaan rupiah dari para donatur.
12
| KABAR RELAWAN
Turun ke Jalan dan Mengamen
2
Selain membuka dona si melalui rekening, beberapa TurunTangan daerah juga turun ke jalan. TurunTangan Malang misalnya, mereka menggalang donasi di depan Dieng Plaza Malang dengan menghampiri para pengunjung taman dan menyodorkan kotak donasi. Se mentara TurunTangan Bandung menggalang donasi di Car Free Day. Lain halnya dengan Turun Tangan Aceh mereka memilih menggalang donasi dengan cara mengamen di sekitaran warung kopi Lampineng, Banda Aceh. Hal itu juga dilakukan oleh TurunTangan Banjarmasin yang mengamen di Kawasan Menara Pandang Banjarmasin.
Berjualan Minuman Dingin dan Puding
3
TurunTangan Medan dan Lhokseumawe memilih meng galang donasi dengan cara ber beda dari lainnya. Mereka ber jualan makanan dan minuman yang 100 persen hasil penjua lannya di donasikan untuk kor ban gempa. Relawan TurunTangan Med an berjulan minuman dingin di sekitaran Lapangan Merdeka Medan. Mereka menjualnya ke pada pengunjung. Sementara relawan TurunTangan Lhokseu mawe membuat puding kemu dian di jual di halaman Masjid Jamik Kota Lhokseumawe. (YSN)
Berhasil Kumpulkan Puluhan Juta Rupiah
D
ari hasil penggalangan dana yang dilakukan, TurunTangan berhasil mengumpulkan puluhan juta rupiah. Berdasarkan laporan TurunTangan pusat, jumlah do nasi yang terkumpul di reken ing Yayasan TurunTangan Rp. 15.026.000. Donasi tersebut be rasal dari TurunTangan Malang, TurunTangan Banjarmasin dan TurunTangan tanah Bumbu. Sementara itu Koordina tor TurunTangan Aceh Maisal Rahmadi Aka mengatakan do nasi yang masuk ke rekening
TurunTangan Aceh sekitar Rp. 22.337.000. “Donasi itu kes eluruhan dari TurunTangan, Be bas Asap dan Komunitas Jalan Bareng Indonesia,” kata Maisal. Koordinator TurunTangan Peduli Aceh, Neildeva Despen dya sangat berterima kasih ke pada semua pihak baik relawan maupun donatur yang telah berkontribusi untuk membantu korban gempa di Aceh. “Mung kin tidak seberapa jumlahnya, namun semoga niat baik kita bermanfaat bagi mereka,” ujar nya. (YSN)
Semangat Salurkan Donasi dan TRAUMA HEALING
S
emangat membantu para korban gempa tak hanya sampai donasi. Puluhan relawan TurunTangan Lhokseu mawe dan Aceh sangat berse mangat ke lokasi bencana guna menyalurkan donasi dan mem berikan trauma healing. Relawan TurunTangan Lhok seumawe tiba di lokasi gempa pada Minggu (11/12). Di sana mereka menyalurkan bantu an ke tiga posko sekaligus dan melakukan kegiatan trauma healing bagi anak-anak selama beberapa jam. “Trauma Hea ling-nya berupa pengetahuan tentang evakuasi gempa melalui sarana lagu,” ujar Koordinator TurunTangan Lhokseumawe, Heru Tesar Ichsan. Menurutnya lagu merupakan bahan ajar anak-anak bahwa
gempa adalah fenomena alam yang seharusnya dilihat dengan tenang. “Anak-anak Aceh san gat panik jika ada gempa,” kata Heru. Satu minggu kemudian, puluhan relawan TurunTangan Aceh juga ke lokasi bencana. Mereka menyalurkan donasi berupa sembako kepada mas yarakat dan uang tunai kepada masjid. “Banyak masjid yang retak dan perlu dana untuk per
baikan. Untuk itu sebagian do nasi kami serahkan ke masjid,” jelas Maisal. Relawan TurunTangan Aceh juga menggunakan donasi untuk membeli alat-alat gambar dan mainan untuk keperluan trauma healing. “Bantuan untuk para korban sudah melimpah yang paling penting adalah mengem balikan senyum anak-anak,” tutupnya. (YSN)
NOVEMBER - DESEMBER |
13
KABAR KOMUNITAS
TURUNTANGAN MEDAN SOSISALISASI HARI ANTI KORUPSI *Peringatan Hari Anti Korupsi Internasional 2016
K
asus korupsi yang pernah menjerat dua mantan Gu bernur Sumatera Utara (Sumut) dan beberapa anggota DPR Sumut membuat Turun Tangan tergerak untuk melaku kan sosialisasi anti korupsi ke pada masyarakat. Sosialiasi dilakukan relawan TurunTangan Medan dengan membagi-bagi bunga anti korup si di depan kantor Gubernur Su mut bertepatan dengan Hari Anti
Korupsi Internasional, Jum’at (9/12). Relawan memberikan setangkai bunga mawar yang bertuliskan tentang nilai-nilai anti korupsi kepada pegawai bi rokrasi atau pejabat negara yang bertujuan mengingatkan mereka untuk tidak melakukan korupsi. Keesokan harinya, Minggu (10/12), TurunTangan Menga dakan aksi funwalk “Anak Me dan Kejar Koruptor”, sosialisasi anti korupsi dan tanda tangan petisi anti korupsi masyarakat di Lapangan Merdeka Medan. Tujuan diadakan kegiatan terse but untuk mengajak masyarakat agar terlibat aktif dan berpartisi pasi dalam memberikan dukun gan terhadap pencegahan ko rupsi. (YSN)
*Peringatan Hari HAM
TurunTangan Lhokseumawe: Tuntaskan Kasus HAM
R
elawan TurunTangan Lhok seumawe menuntut kepa da penegak hukum untuk menuntaskan kasus Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di Indonesia. Tuntutan tersebut di sampaikan pada aksi diam da lam rangka memperingati hari HAM sedunia di depan Tugu Ren cong, Kuta Blang, Kota Lhokseu mawe, Sabtu (10/12). Dengan memakai kostum serba hitam, belasan relawan TurunTangan Lhokseumawe membawa papan yang bertu liskan “Melawan Lupa Kasus HAM Aceh” dan tuntutan lainnya. Hal itu menerangkan ada
14
| KABAR RELAWAN
kekerasan dan pelanggaran HAM yang dilakukan sejak dulu hingga saat ini tetapi belum sele sai. “Hitam bukan berarti kelabu. Hitam bukan berarti berduka. Hi tam bukan berarti penindasan! Tetapi hitam adalah bentuk ke pekaan kami terhadap keadaan negeri ini yang padam,” ungkap relawan TurunTangan Lhokseu mawe. Koordinator TurunTangan Lhokseumawe Heru Tessar ber harap dengan aksi diam yang dilakukan dapat menginfor masikan kepada masyarakat tentang pentingnya penegakan
HAM. Kepada penegak hukum Indonesia, Heru, berharap untuk segera mengatasi kasus HAM yang terdahulu dan diselesaikan dengan baik. “Banyak lemba ga yang telah memutar ulang kejadian di Aceh namun tidak banyak diselesaikan, ada kasus yang pergi begitu saja tanpa ada landasan hukum,” ungkap Heru. (YSN)
IDE PROJEK
BERBAGI BERSAMA LOPER KORAN Oleh: Deshandra Yusuf, TurunTangan Yogyakarta
B
erbagi bersama Loper Ko ran merupakan project Ko munitas TurunTangan Yog yakarta. Kegiatannya berbentuk memberikan bantuan sembako dari beberapa donatur dan diber ikan kepada para loper koran yang memang membutuhkan. Berbagi Bersama Loper Ko ran pertama kali dicetuskan oleh salah satu relawan TurunTangan Yogyakarta, Atika Maysaroh. Ide ini muncul ketika Atika yang diberi secarik koran oleh loper koran yang sudah putus asa un tuk menjual koran tersebut. Dalam membantu loper ko ran, relawan TurunTangan Yogya karta membuka donasi melalui media sosial. Donasi pertama
dilakukan pada 4 Desember 2012 dan berhasil mengumpul kan Rp. 450 ribu dan pakaian layak. Dana yang terkumpul dibelikan lima paket sembako yang diberikan kepada lima lop er koran yang telah mereka cari informasinya sejak tiga minggu sebelum kegiatan berjalan. In formasi yang dicari mengenai kondisi fisik, kondisi keluarga, dan posisi penjualan. Donasi tersebut diserah kan pada 10 Desember 2012 bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) se-dunia. Relawan TurunTangan Yogyakar ta Deshandra Yusuf berharap dengan adanya kegiatan ini,
menyadarkan masyarakat ada banyak orang yang membutuh kan uluran tangan mereka untuk menjalani kehidupan. “Memang tidak seberapa bantuan ini, tapi dengan langkah ini kami men gajak orang lain untuk berbuat baik dan sedikit berbagi dengan mereka yang membutuhkan,” ujarnya. Yusuf menambahkan Ber bagi bersama loper koran me rupakan kegiatan yang berke lanjutan. Untuk sasaran bisa jadi berubah. Misalnya untuk selan jutnya, akan difokuskan pada tukang becak. “Bisa jadi besok tukang ojek, pedagang kaki lima, dan sebagainya,” tutup Yusuf.
NOVEMBER - DESEMBER |
15
LAPORAN KHUSUS | GATHNAS RELAWAN TURUNTANGAN 2016
KOLABORASI UNTUK NEGERI Oleh: Yusnaeni dan Juang Akbar Magenda
S
ejak 2014, setiap tahun, TurunTangan mengada kan Gathering Nasional (Gathnas), acara akbar yang ber tujuan mempertemukan relawan TurunTangan se-Indonesia untuk menularkan semangat, ide, dan pergerakan di setiap daerah. Tahun ini Medan menjadi tuan rumah. Itu sesuai kesepakatan pada Gathnas relawan Turun
Tangan di Yogyakarta tahun lalu. Gathnas 2016 dilaksanakan di LPMP Medan, Jalan Bunga Raya No. 96 Asam Kumbang. Selama empat hari dari 23-27 November. Mengangkat tema, “Semangat Kolaborasi, Sehati untuk Negeri”, acara ini terbu ka untuk umum dan terdiri dari diskusi panel dan pengabdian masyarakat.
mahasiswa, seharusnya sadar kepada siapa kita harus berpi hak,” ujar Antonio. Lalu dia mengutip pendapat Tan Malaka tentang pemuda. “Bila kaum muda yang belajar di sekolah menganggap dirinya ter lalu tinggi dan pintar untuk mele bur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan ha nya memiliki cita cita sederhana, maka pendidikan itu lebih baik tidak diberikan sama sekali.” Bersamaan dengan kelas itu, Head of Programme Turun Tangan Chozin Amirullah mem beri wawasan mengenai peran pemuda sebagai agen peruba han sosial, untuk ikut ambil ba gian, terlibat menyelesaikan ma salah yang ada di negaranya. Usai kelas itu, dilanjutkan dengan seminar “Barat Timur Tetap Bergerak”. Pada sesi ini perwakilan dari lima daerah memaparkan project-nya. Proj
ect yang dipresentasikan telah dikurasi sebagai contoh project sosial yang berleanjutan dan berdampak, sehingga dihara pkan dapat memberi motivasi dan inspirasi bagi tiap relawan TurunTangan. Adapun projectproject itu adalah Kelas Nega rawan Muda (TurunTangan Ja karta), Swara DPR (TurunTangan Bandung), Olimpiade Sekolah Rakyat (TurunTangan Surabaya), Banjarmasin City Scale Mapping (TurunTangan Banjarma sin), Ruang Sinau (TurunTangan Malang), dan Science, Technology, Engineering and Mathematic, disingkat STEM (TurunTangan Pusat) . Karena terbuka untuk umum, seminar Barat Timur Tetap Bergerak dihadiri oleh pu luhan pemuda dari berbagai ko munitas yang ada di Medan. Dan seluruh peserta merasakan ban yak manfaat mengikuti seminar
Jum’at 25 November 2016 Kira-kira satu jam setelah sholat subuh, panitia memban gunkan peserta satu per satu. Mereka bawa sarapan sembari mengingatkan untuk segera ber siap-siap karena acara segera dimulai. Pagi itu ada kelas wa wasan lingkungan dari Antonio Sipayung SP, seorang research and advocacy staff for foresty and plantation sector Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). Pukul 08.00 WIB kelas di mulai. Antonio menjelaskan ten tang kebijakan pemerintah yang harus memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar. Dia tidak sepakat dengan konsep pembangunan yang merusak ekosistem, seperti reklamasi di Jakarta dan Bali. “Pembangunan yang merusak lingkungan sebe narnya pembangunan untuk sia pa, pemerintah berpihak kepada siapa. Para pemuda khususnya
16
| KABAR RELAWAN
Kamis 24 November 2016 Hari ini adalah hari kedatan gan para relawan. Informasi dari media sosial, relawan TurunTan gan Aceh dan Lhokseumawe berangkat pada Rabu malam menggunakan bus. Jumlah mer eka cukup banyak, ada puluhan. Setelah menempuh perjalanan semalaman, mereka tiba pada Kamis siang dan langsung digi ring oleh panitia menuju Wisma
LPMP. Selama tiga hari mereka akan menginap di sini. Semen tara itu relawan dari luar Med an lainnya menggunakan jalur udara dengan waktu tiba yang beragam. Ada yang sehari se belum acara, Kamis pagi, siang dan malam, bahkan keesokan harinya. Malam hari, relawan yang su dah datang dikumpulkan di aula.
Acara pun dimulai dengan sesi perkenalan antar relawan den gan cara unik. Sebuah games yang diiringi dengan dentuman musik. Semua tampak menik mati dan gembira. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai agenda kegiatan dan tata tertib Gathnas.
ini sebab mereka jadi tahu bah wa banyak cara untuk berkontri busi bagi negeri salah satunya membuat gerakan sederhana untuk menyelesiakan perma salahan di sekitarnya. Acara kemudian dilanjut kan dengan kelas tranparansi dan gerakan media online. Ke las transparansi disampaikan oleh Lia Toriana yang menjabat sebagai Manajer Youth Department Transparency International Indonesia. Lia mengatakan ka sus korupsi di Indonesia cukup memprihatinkan. Harus banyak orang yang mau turun tangan untuk memberantasnya. “Kalau korupsinya berjemaah, melawa nnya tidak bisa sendiri. Untuk itu butuh komunitas,” kata Lia. Kelas media online dis ampaikan oleh Alfatih Timur, Founder dan CEO Kitabisa. Ia sempat menjadi relawan Turun Tangan, kemudian menggagas crowdfunding platform KitaBisa.
com. Relawan belajar menge nai bagaimana menggerakkan orang melalui media online. Da lam membuat kampanye gera kan diperlukan pengetahuan yang baik agar bisa menggerak kan orang. Dari pemaparan Alfatih, relawan tahu bahwa, hal yang menarik donatur untuk berdona si adalah kasus di bidang kese hatan seperti orang sakit dan perlu segera dilakukan pengo batan atau operasi. Serta kasus pendidikan seperti mahasiswa yang terancam DO karena tidak mampu membayar uang SPP lantaran tidak ada biaya. Bidang kerelawanan yang bersifat sosial memang kurang menarik donator. Diperlukan strategi dalam membuat kam panye: membuat narasi gerakan semenarik mungkin, singkat, padat dan jelas. “Jangan terlalu panjang, gunakan gambar dan
video yang menarik simpati para donator. Cantumkan gerakan sosial tersebut ditujukan kepa da siapa, lebih baik tertuju jelas seperti alumni kampus, warga kota Jakarta, alumni himpunan mahasiswa, atau lembaga yang terafiliasi dengan gerakan kita,” papar Alfatih. Siapa penyelenggara kegia tan pun menjadi penting, maka nama baik komunitas harus di jaga agar donatur percaya dan mau tergerak untuk mendo nasikan dananya disetiap kegai tan sosial relawan. Menjelang sholat maghrib, kelas selesai. Peserta dipersi lahkan kembali ke kamarnya masing-masing. Acara kemudi an dilanjutkan dengan refleksi TurunTangan 2016. Setiap rel awan diberi kesempatan untuk menyampaikan kritik dan saran nya kepada TurunTangan pusat untuk kemajuan TurunTangan selanjutnya. NOVEMBER - DESEMBER |
17
LAPORAN KHUSUS | GATHNAS RELAWAN TURUNTANGAN 2016
Sabtu 26 November 2016
18
Pagi ini seluruh relawan melakukan senam pagi. Me lenturkan otot-otot yang kaku sebelum melakukan perjalanan menuju Gunung Sinabung. Se suai jadwal, peserta akan diba wa ke lokasi kamp pengungsian korban erupsi Gunung Sinabung untuk melakukan pengabdian masyarakat. Gunung Sinabung adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo. Memiliki ketinggian 2.451 meter. Gunung
ini tidak pernah meletus sejak tahun 1600. Tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada 2010. Letusan terakhir ter jadi sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini. Pusat Vulkanologi dan Mi tigasi Bencana Geologi sampai sekarang masih menetapkan status siaga terhadap Sinabung. Pemerintah menghimbau warga untuk meninggalkan zona merah dalam radius 4 km dari kawah yang dinyatakan sebagai wilayah
tertutup. Ribuan warga terpaksa meninggalkan rumah dan men gungsi di beberapa lokasi kamp pengungsian. Salah satunya war ga Desa Mardinding yang men gungsi di kamp pengungsian di Desa Terong Peren, Kecamatan Inderket, Kabupaten Karo. Dua tahun lalu, relawan
TurunTangan Medan sempat melakukan aksi sosial di Desa Mardinding. Tidak hanya menya lurkan bantuan berupa sem bako, mereka juga membuat rumah belajar dan rumah jamur untuk membantu perekonomi an warga. Kegiatan tersebut akhirnya berhenti. Pemerintah merelokasi Desa Madinding lan taran Gunung Sinabung terus batuk-batuk. Pengabdian masyarakat ini menjadi contoh bagi relawan TurunTangan lainnya untuk ikut terlibat aktif menyelesaikan ma salah yang ada di daerahnya seperti yang dilakukan oleh rela wan TurunTangan Medan. Perjalanan menuju Gunung Sinabung cukup lancar. Ka bupaten Karo menyambut pe serta dengan pemandangan alam yang memukau. Hutan lebat, sungai, dan perkebunan. Angkuhnya Gunung Sinabung yang masih mengeluarkan abu vulkanik nampak dari kejauhan. Menurut, relawan TurunTangan Medan, Azhar, saat itu status Gunung Sinabung memang se dang awas.
Setelah menempuh perjala nan selama dua jam, akhirnya peserta tiba di lokasi kamp pe ngungsian. Anak-anak pengung si keluar berhamburan, seolah menyambut kedatangan peserta saat itu. Rupanya, mereka se dang menunggu mobil jemputan yang akan membawa mereka ke rumah belajar di desa sebelah. Setiap sore, anak-anak Desa Mardinding mengikuti les tamba han. Pendidikan menjadi nomor satu bagi warga Desa Mardin ding. Meski kondisi yangsangat terbatas, tak pernah menyurut
kan semangat belajar anakanak. Peserta dibagi ke dalam tiga tim: medik, trauma healing anakanak dan orang tua. Seluruh rela wan sangat semangat mengikuti kegiatan ini. Mereka membawa niat tulus membantu pengungsi untuk bisa bangkit dari penderi taan yang mereka alami. Warga pun menyambut kedatangan mereka. Tim Medik membuka pemer iksaan kesehatan dan pengo batan gratis. Tim trauma healing anak-anak, mengajak anak-anak
| KABAR RELAWAN
KOLABORASI UNTUK NEGERI
bermain dan bernyanyi bersama. Tim trauma healing orang tua berbaur dengan para orangtua, mendengar keluhnya, sesekali memijat kaki dan tangannya. Dari mengobrol dengan warga, terkuak masyarakat mulai stres dalam menjalani kehidupan di kamp pengung sian. Satu tahun lebih, mereka tinggal di barak-barak seada nya. Pemerintah daerah pernah menjanjikan Hunian Sementara (Huntara). Namun, sampai saat ini pembangunan Huntara be lum juga dimulai. “Sosialisasin ya sudah lama, tapi sampai sekarang Huntara belum juga di mulai,” ujar Devianti Boru Sem biring. Kepala Desa Mardinding Jepri Sangat berharap segera mendapat kabar soal hunian tersebut. Jepri mengatakan jumlah
warga Desa Mardinding yang mengungsi ada sebanyak 940 jiwa yang terdiri dari 268 kepala keluarga. Selain hunian, warga Desa Mardinding membutuhkan dermawan yang bersedia menja di orangtua asuh bagi anak-anak mereka agar tidak putus seko lah. “Semangat belajar anakanak di sini tinggi. Kami sangat mendukung tapi kami tidak ada biaya, sehingga kami berharap ada orang yang bersedia men jadi orangtua asuh agar mereka bisa sekolah tinggi,” kata Jepri. Cuaca Karo sore itu sedang tidak baik. Langit tertutup awan tebal dan gerimis. Sahdu dan haru, itu kesan yang dirasakan. Pengabdian masyarakat mem bekas di hati relawan. Mereka pun pulang dengan membawa rasa syukur dan tergerak untuk terus turun tangan membantu sesama. Sekembalinya dari Karo, acara dilanjutkan dengan pen tas seni, pemilihan tuan rumah Gathnas 2017 dan api unggun.
Minggu 27 November 2016 Di hari penutupan Gathnas 2016, Founder Nyvara Founda tion, Adri, datang dan berbagi cerita kepada seluruh peserta tentang bagaimana membuat dan menjalankan gerakan yang pernah ia inisiasi. Setelah itu, ada pemberian penghargaan kepada peserta terbaik dan penyerahan ser tifikat kepada perwakilan rela wan dari setiap daerah. Relawan juga diminta mengungkapkan ke san-kesannya ikut Gathnas selama empat hari.
“Sebelum ke sini, di perjala nan benar-benar ingin cari ilmu dan pengalaman dari temanteman relawan. Sepanjang per jalanan berdiskusi apa yang ha rus terjawab di sini. Pertanyaan kami harus terjawab. Karena kami merintis sehingga perlu. Di Gathnas ini, saya dapat hampir 90 persen jawaban atas per tanyaan itu seperti media so sial. Sampai ketemu di Gathnas 2017,” kesan relawan TurunTan gan Binjai, Andini Aprilia. NOVEMBER - DESEMBER |
19
SWARA RELAWAN
SINABUNG YANG TERLUPAKAN Oleh: Juang Akbar Magenda, TurunTangan Jakarta
S
abtu, 26 November 2016 menjadi hari yang berse jarah bagi saya. Pada hari itu saya menjadi bagian dari ratusan relawan TurunTangan dari seluruh Indonesia menuju Desa Terong Peren, Kecamatan Tiga Inderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut). Kami melakukan kegiatan bakti sosial peduli korban Sinabung, yang merupakan serangkaian acara Gathnas TurunTangan 2016. Perjalanan menuju kamp pengungsian Gunung Sinabung dilakukan dengan menggunakan mini bus selama lebih dari dua jam. Dari kaca bus kami meli hat betapa “angkuhnya” Gunung Sinabung. Info dari panitia, Gunung Sinabung pada saat itu sedang awas. Meskipun begi tu tak menyurutkan semangat para relawan TurunTangan untuk peduli terhadap sesama. Sesampainya di lokasi, para relawan dibagi menjadi tiga tim: medis, trauma healing anak – anak dan trauma healing orangtua. Tim medis berkolab orasi dengan Fakultas Kedok teran Universitas Islam Suma tera Utara (UISU) membuka pelayanan kesehatan gratis. Tim trauma healing anak – anak ber inisiatif bermain, bernyanyi dan bergembira bersama anak-anak. Tim trauma healing orangtua santai duduk bersama beralas kan terpal, sesekali memijat kaki dan tangan, sedikit mendekat kan telinga, berempati dan men dengar keluh para orang tua yang merasakan sakit baik fisik maupun psikis.
20
| KABAR RELAWAN
Saya sempat memijit salah satu dari orang tua. Nenek Lait siah Sembiring namanya. Usia nya kini 80 tahun. Mengeluh sakit pinggang, batuk dan pu sing kepala. Lebih dari satu ta hun tinggal di pengusian, ia ber cerita bahwa bupati Kabupaten Karo baru sekali datang. Sempat berjanji, korban erupsi Gunung Sinabung akan diberi hunian, tapi hingga kini tak jua nampak pembangunan. Gubernur dan presiden pun belum datang, ternyata lokasi yang kami datan gi saat itu adalah lokasi yang terpencil dan pengungsi adalah warga Desa Mardinding yang memiliki radius 2,4 km dari Gunung Sinabung. Keluh Nenek Laitsiah juga keluh semua pengungsi. Di sini bantuan jarang sekali datang. Sungguh sedih melihat ke nyataan yang terjadi. Sinabung terlupakan. Kabarnya seolah selesai, padahal masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Saat itu kami membawa ban tuan berupa beras, mie instan, dan bahan sembako. Namun rupanya itu belum cukup. Pe ngungsi butuh lebih dari sekedar bantuan yaitu kepastian. Kepa stian akan adanya hunian baru yang laik untuk mereka tempati, pekerjaan untuk para orang tua dan pendidikan untuk anak anak mereka di masa depan. Hubungan antara mas yarakat Sumut dengan pemimp in daerahnya memang belum baik. Pemimpin daerah seolah tak peduli dengan kondisi war
ganya. Pun dengan warganya seolah tak peduli siapa pemi mpin yang memimpin daerahn ya. Saya dapat informasi dari relawan TurunTangan Medan, Azhar, angka partisipasi politik di Sumut sangat rendah. Bah kan berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) tahun 2015, di Medan angka partisi pasi politik hanya 26,88 persen saja. Padahal saya yakin, kalau saja masyarakat mau memilih, niscaya akan hadir pemimpin daerah yang peduli akan kese jahteraan warganya. Terlebih kalau masyarakat memilih dari track record-nya. Dalam kasus Sinabung, se baiknya relawan TurunTangan Medan mau bergerak lebih aktif lagi. Tak hanya gerakan sosial dengan memberikan bantuan kepada korban Sinabung, tetapi juga melakukan gerakan vertikal advokasi ke pemerintahan. Perjuangan ini harus dilaku kan secara bersamaan, ajak semua elemen masyarakat dan pemerintahan Medan bergerak. Sekarang saatnya berkolabora si, tak zaman hanya bergerak sendiri – sendiri. Sambil terus berupaya melakukan perubah an untuk korban Sinabung, rel awan TurunTangan daerah lain bisa membantu dengan dana dan propaganda sebanyak-ban yaknya. Kita perlihatkan kepada dunia, kalau Sinabung belum selesai, masih butuh bantuan, seraya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Sinabung terus dilindungi dan dirahmati.
MOTHER’S DAY Pada 22 Desember 2106 diperingati sebagai Hari Ibu Nasional. TurunTangan Jakarta kembali mem buat challange untuk para relawan TurunTangan seluruh Indonesia untuk mengunggah karya tentang ibu di Instagram. Karya yang menarik mendapatkan kesempatan di publikasikan di Kabar Relawan edisi ini. Selamat kepada para pemenang. Puisi dari: @ajayusranfadhilahputri Dari Princess-nya Mamah Mah ... Kita akan sampai pada saat dimana kulitmu yang dulu kencang mulai mengendur. Badanmu yang kuat perlahan membungkuk. Rambutmu memutih dan kau akan memintaku menca butinya satu demi satu. Jika tidak ada kau dalam hidupku. Tidak akan ada jemari yang bersedia melakukan banyak hal demi aku. Yang masih mau menyuapiku makan jika aku sudah me rajuk. Yang ikhlas memijat punggungku ketika aku mengeluh lelah, padahal malam sudah larut dan seharusnya kau sudah pejam. Tidak akan ada lengan yang kuat, yang menjagaku setiap saat. Memelukku ketika berada dalam keramaian, mendekap ku siang dan malam. Tidak akan ada mata yang rela terjaga sampai pagi ketika badanku panas. Tidak akan ada senyum yang mematahkan amarahku jika aku temui kegagalan. T idak akan ada hidup untukku jika tanpa kau. Aku menyukai nada cemburumu, kalau aku lebih sering menghabiskan waktu bersama temanku. Jika aku sibuk dengan duniaku. Walau kadang celotehmu menyebalkan, walau sesekali suara omelanmu begitu mengganggu. Karna kemarahanmulah, airmataku sering taksengaja berlinangan. Karya dari: @rifaikr
Betapa aku seringnya lupa dirimu ketika aku sedang bersenang-senang, padahal dirumah, bibirmu tak lantas berhenti mengucap do’a agar Tuhan jagakan aku selalu. Hhhh! Aku membuatmu kecewa berkali-kali. Namun kau tetap merengkuhku dengan cinta bertubi-tubi. Mah ... Apa ada yang lebih putih dari kapas? Atau yang lebih bening dari mata air pegunungan? Atau mungkin yang lebih halus dari sutra? Tidak ada umpama yang pantas kusematkan untuk meng gambarkan betapa suci kasihmu, bagai air wudhu yang membasuh jiwaku. Bahkan kau selalu membawa syurga disetiap langkah ka kimu. Mah ... Ini hanyalah karangan bebas hatiku. Lantaran cinta tak sanggup lagi berbicara untuk utarakan cinta tentangmu. Kau terlalu indah jika hanya kutuliskan lewat puisi. Kau terlalu merdu jika kusuarakan bersama syair dengan sajak yang teduh. Dirimu; Napasku. Ridhomu; Syurgaku. Princessnya Mamah
Kabar RELAWAN
Generasi muda, Menurut kamu, pemimpin yang baik itu seperti apa? Kalau dikasih kesempatan untuk jadi salah satu pemimpin Indonesia, perubahan apa yang ingin kamu buat?
Yuk, isi survey-nya disini!:
http://bit.ly/9orangbaik Aspirasi anak muda tentang politik, jangan sampai ha nya masuk hitungan, namun harus diperhitungkan #DampingiMereka agar tidak sendirian, karena orang baik tumbang karena orang baik lainnya mendiamkan.