Carano II 2016/2017

Page 1

Carano

Buletin Triwulan UKM-ITB

Zoom In ITB 2017 Syukuran Wisuda Julio 2016 UKM-ITB Malam Pagelaran Ca UKM-ITB 2016 Terkikisnya Budaya Minangkabau

Edisi II


Syukuran Wisuda Julio 2016 UKM-ITB 4 Zoom In ITB 2017 6 Terkikisnya Budaya Minangkabau: Persoalan Adaptif atau Minimnya Pelestarian

8 Kunjungan Unit Seni Budaya UKM-ITB 11 Malam Pagelaran Ca UKM-ITB 2016 12 Selamat Datang UKM-ITB 2016 13 2


Daftar Isi

14 Ta’ lim 16 Training Softskill UKM-ITB 17 Kunjungan ke Alumni UKM-ITB Layouter Bona Muvid

Reporter Akhyar Hanif Dio Tri Eka Putra Hanifah Mardhiyah Intan Sabrina Novrisal Prasetya Sri Wahyu Ningsih Zhafir Mahdi

3


Syukuran Wisuda Julio 2016 UKM-ITB

Syukuran Wisuda Julio 2016 UKM-ITB

Carano Edisi II

4

Syukuran Wisuda adalah salah satu acara rutin UKM-ITB yang diadakan sebagai ‘pelepasan’ bagi anggota-anggota UKM-ITB yang telah menyelesaikan masa perkuliahannya. Syukuran Wisuda Juli-Oktober 2016 UKM–ITB kali ini dilaksanakan pada Sabtu, 15 Oktober 2016. Acara diawali dengan arak-arakan dan kato sambah, lalu wisudawan disambut dengan Tari Galombang Pasambahan dan lagu Malam Bainai. Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dari sari tilawah. Setelah itu, Ketua Syukuran Wisuda Juli-Oktober 2016, Uda Feri Irawan (UKM ‘15 TG ‘15) memberikan kata sambutannya kepada para anggota UKM–

ITB yang telah menghadiri acara ini. Kata sambutan juga disampaikan oleh Ketua UKM–ITB Uda Ihsanul Qolby (UKM ‘14 MG ‘15) yang diikuti dengan sambutan dari Uda Muhammad Ihsan (UKM ‘12 GD’12) yang mewakili uda, uni wisudawan lainnya.   Acara kemudian berlanjut dengan video perkenalan uda uni wisudawan yang telah dipersiapkan oleh panitia. Memasuki waktu sholat, acara dijeda dengan istirahat sholat dan makan. Hadirin yang datang dipersilahkan untuk sholat bergilir dan makan makanan yang disediakan oleh panitia sambil menyaksikan video parodi dari kenangan-kenangan uda, uni wisudawan selama masa bersenda gu-


rau dengan keluarga UKM–ITB dulu. Tidak lupa juga, pada syukuran wisuda kali ini ditampilkan Tari Piriang yang merupakan salah satu tari khas disetiap acara-acara UKM–ITB. Acara kembali dilanjutkan dengan ngejam yang merupakan suatu kegiatan penampilan seni bersama uda, uni wisudawan. Nge-jam ini bertujuan untuk melepaskan rasa rindu uda uni wisudawan yang telah lama tidak berseni di UKM–ITB. Uda, uni wisudawan menarikan beberapa tari yang dulu pernah mereka tampilkan dengan suka cita dan penuh antusias.   Dibagian akhir acara, uda uni wisudawan diberikan souvenir sebagai kenang-kenangan dan apresiasi dari

5

UKM–ITB. Acara kemudian diakhiri dengan persembahan angkatan 2015 selaku panitia acara Syukuran Wisuda Juli-Oktober 2016 dan closing dari MC.(Intan Sabrina, UKM’15 FKK’15)


6

Zoom In ITB 2017

Carano Edisi II

Zoom In ITB 2017    Pengenalan akan dunia perkuliahan serta motivasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh siswa-siswi SMA dan sederajat di Sumatera Barat. Hal ini dapat diwujudkan dalam suatu kegiatan yang selama ini dikenal dengan nama Zoom In ITB. Zoom In merupakan salah satu kegiatan UKM–ITB yang bertujuan untuk memperkenalkan dan menyosialisasikan tentang ITB dan dunia perkuliahan untuk pelajar SMA se-Sumbar. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang berbeda karena pada kegiatan ini melibatkan seluruh mahasiswa Sumbar ITB. Kegiatan ini dirancang langsung oleh panitia sejak awal, jadi apapun bentukan acaranya merupakan keinginan panitia berdasarkan hasil diskusi dengan berbagai macam pertimbangan. Kegiatan ini bukan hanya membawa nama UKM–ITB, tetapi juga ITB sebagai perguruan tinggi.    Zoom In merupakan salah satu agenda tahunan UKM–ITB. Pada tahun ini kegiatan zoom in disajikan dalam dua bentukan acara yaitu roadshow dan bedah kampus. Rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat memenuhi tujuan Zoom In keseluruhan yaitu memberikan informasi dan motivasi kepada siswa-siswi SMA dan sederajat untuk melanjutkan

pendidikan ke tingkat pendidikan selanjutnya.   Roadshow ini dilaksanakan dengan adanya koordinasi langsung dari kadiv roadshow kepada para penanggung jawab tiap kota. Roadshow ini biasanya dilakukan pada pagi hari yang meminta izin kepada pihak sekolah agar memberikan waktu untuk dilaksanakan roadshow pada jam pelajaran. Roadshow ini dilakukan untuk memperkenalkan tentang dunia perkuliahan secara umum juga memperkenalkan tentang ITB kepada para siswa SMA atau sederajatnya. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk memotivasi siswa-siswi SMA atau sederajatnya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya yaitu perguruan tinggi. Roadshow ini berlangsung sejak tanggal 3 sampai tanggal 8 Januari 2017 dan dilaksanakan serentak di beberapa kota atau kabupaten yang ada di Sumatera Barat.    Bedah kampus merupakan bentuk kegiatan selain roadshow dalam rangkaian kegiatan Zoom In ITB 2017. Bedah kampus ini merupakan suatu kegiatan terpusat yang dilaksanakan di Auditorium UNAND pada hari Minggu, 8 Januari 2017. Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB yang diawali dengan tari Ga-


lombang Pasambahan yang diiringi dengan musik talempong. Ayat suci Al-Qur’an dilantunkan setelah MC formal membuka rangkaian acara. Para hadirin lalu menyanyikan lagu Indonesia bersama-sama. Selanjutnya ketua Zoom In ITB 2017 Khariful Syukri UKM ‘15 TB ‘15 menyampaikan kata sambutannya yang kemudian disampaikan juga oleh salah seorang tamu. Acara puncak pun dimulai setelah diselingi oleh pemutaran video. Setelah itu acara berlanjut dengan talkshow motivasi pertama yang berisikan pemaparan dan motivasi untuk peserta lalu diselingi dengan Ice Breaking sebelum dilanjutkan dengan Talkshow kedua yaitu sesi tanya jawab bagi peserta dengan narasumber. Talkshow ditutup setelah salam ganesha secara bersama yang dipimpin oleh Yano Arenda (UKM 15 GD 15). Kegiatan bedah kampus belum berakhir setelahnya karena acara masih berlanjut dengan adanya presentasi pengenalan kampus. Setelah presentasi peserta memiliki waktu bebas untuk mengunjungi stand-stand fakultas dan pemutaran cinema dalam acara saat itu. Rangkaian acara bedkam ditutup dengan pengisian kuesioner oleh para peserta sebagai bentuk respon dari para peserta terhadap acara Zoom In ITB 2017.(Zhafir Mahdi, UIN SGD’15 UKM’15)

7


8

Terkikisnya Budaya Minangkabau: Persoalan Adaptif atau Minimnya Pelestarian?

Carano Edisi II

Terkikisnya Budaya Minangkabau:    Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. (Human Communication, red)    Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang tersebar terutama di wilayah Sumatera Barat. Negeri ini sangat dikenal dengan budaya nya yang sangat kental yang diwariskan secara turun-menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebab budayalah yang menjadikan bumi minangkabau ini sangat mentereng namanya sampai saat ini. Dengan kata lain, eksistensi minangkabau akan sirna tanpa budaya.    Namun dewasa ini, Budaya Minangkabau seperti telah kehilangan eksistensinya. Jangankan di daerah lain, di daerah Sumatera Barat yang mayoritasnya bersuku Minang pun mulai melupakan budaya mereka sendiri. Mereka seolah-olah malu akan budaya yang telah diwariskan turun-temurun oleh nenek moyang terdahulu. Generasi muda acuh tak acuh terhadap sejarah Minangkabau, apa saja budaya yang terkandung didalamnya, bagaimanakah uniknya budaya Minang, dsb. Para generasi muda cenderung lebih peduli dan bangga dengan kebudayaan asing yang mulai bebas masuk kemana saja, termasuk di daerah Minangkabau. Hal tersebut menjadi faktor utama yang

mempengaruhi moral, etika, gaya, pergaulan dan cara berperilaku generasi muda.    Lantas apa sajakah Budaya Minangkabau yang mulai hilang seiring berkembangnya zaman saat ini? Mari kita telaah beberapa diantara Budaya Minangkabau yang mulai hilang tersebut. 1.  Surau sebagai tempat belajar dan mengajar Anak laki-laki Minang dahulunya menjadikan surau sebagai tempat diskusi, mencari dan menuntut ilmu. Disana mereka belajar diajarkan mengaji dan silat bahkan tak jarang mereka tidur pun di surau. Kebiasaan seperti ini sudah sangat jarang kita jumpai saat sekarang ini. Sebagian dari mamak dan pemuda lebih mudah kita jumpai duduk di lapau (kadai) untuk sekedar minum kopi, bercengkerama atau bahkan main domino. 2.  Rumah Gadang sebagai tempat tinggal Orang-orang terdahulu bergotong royong mendirikan rumah gadang untuk dijadikan tempat tinggal. Rumah gadang terdiri atas sembilan ruang dengan fungsi yang berbeda-beda. Ada yang digunakan sebagai tempat tidur pribadi, kamar untuk anak yang baru menikah dan ada pula yang digunakan sebagai tempat tidur tamu. Di halaman rumah Gadang terdapat beberapa rangkiang yaitu tempat untuk menyimpan beras. Rangkiang digunakan pada saat kondisi sedang krisis pangan atau ada sanak saudara yang membutuhkan beras untuk dimakan. Fungsi sosial dan ekonomi sangat jelas terlihat disini. Namun, saat ini Rumah Gadang sudah beralih fungsi menjadi tempat pertemuan untuk menyelesaikan masalah, baik masalah antara anak dengan orangtua, antara suami dengan istri, mamak dengan kemenakan, dsb. Rumah


Artikel Budaya

9

Persoalan Adaptif atau Minimnya Pelestarian? Gadang tidak dijadikan sebagai tempat tinggal lagi. Orang Minang lebih memilih untuk membangun rumah baru dengan design menyerupai rumah orang Eropa. Di satu sisi sangat disayangkan kita tidak tinggal di rumah gadang lagi, tapi di lain sisi kita harus pindah dari rumah gadang karena bangunannya yang mulai rapuh. Fungsi rumah gadang tidak ada salahnya dialihkan sebagai tempat pertemuan dan diskusi untuk menyelesaikan suatu masalah, namun sejarah rumah gadang jangan sampai kita lupakan. 3. Talempong Talempong adalah alat musik pukul khas Minangkabau. Talempong terbuat dari bahan kuningan, tapi ada juga yang terbuat dari kayu dan batu. Talempong ini berbentuk bundar dengan bagian berlobang dibawahnya sedangkan bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagi tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada-nada yang berbeda. Bunyi dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya. Talempong biasanya digunakan dalam pertunjukan atau penyambutan seperti tari piring, tari pasambahan, dan tari gelombang, pada saat iring-iringan marapulai-anak daro (talempong pacik). Zaman sekarang pemuda-pemudi Minang lebih senang memainkan piano dibandigkan memainkan talempong. Padahal antara piano dan talempong memilki nada yang sama. Hanya cara memainkannnya saja yang berbeda, jika piano dipencet tutsnya, talempong dimainkan dengan memukul permukaannya. Yang lebih parahnya lagi bahkan ada pemuda Minang yang tidak mengetahui sama sekali apa itu talempong dan bagaimana bentuk talempong tersebut.

4. Randai Randai merupakan salah satu permainan anak nagari di Minangkabau. Randai dimainkan oleh beberapa orang sekitar 6-10 orang. Dalam randai ada seorang pendendang yang akan membuka cerita dan memberi salam kepada penonton yang diiringi oleh seorang pemain saluang. Pada saat randai dimulai, para pemain terlebih dahulu memberi salam kepada penonton. Setelah itu mereka melingkar dan memulai gerakan-gerakan silat dengan nada hep-tahtiah yang dipimpin oleh satu orang. Kemudian barulah kaba (cerita)dimainkan sampai selesai. Di zaman era globalisasi ini randai kalah bersaing dengan permainan anak modern, seperti band. Kebanyakan pemuda minang akan datang baramai-ramai menonton pertunjukan band, sebaliknya mereka enggan untuk menonton pertunjukan randai. Hal ini tentu saja akan membuat keberadaan randai berkurang karena untuk menontonnya saja banyak yang enggan, apalagi mengambil peran di dalamnya. 5.  Baju Kuruang Siapa sih yag tidak mengenal baju kuruang? Baju kuruang merupakan baju yang sering digunakan Gadih Minang dan merupakan baju khas pemudi Minang saat itu. Baju kuruang adalah baju yang longgar, tidak transparan, sopan, tertutup dari leher sampai mata kaki dan dilengkapi dengan tutup kepala (jilbab, selendang/kerudung) yang bentuknya beraneka ragam sesuai dengan daerahnya. Dikaitkan dengan zaman sekarang, jangankan generasi muda, perempuan yang sudah menikah pun kini telah jarang dijumpai memakai baju kuruang. Baju kuruang dinilai kuno, tidak fashionable,panas, dan berbagai alasan lainnya. Banyak kalangan yang menilai bahwa baju kuru-


10

Artikel Budaya

Terkikisnya Budaya Minangkabau: Persoalan Adaptif atau Minimnya Pelestarian? ang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Menurut saya pendapat ini tidak benar, buktinya dengan berpakaian muslimah kita tetap bisa merasa nyaman dan bebas beraktifitas. Bukankah baju kuruang hampir sama dengan baju muslimah? Inti dari baju kuruang adalah longgar, tidak transparan, sopan dan memakai kerudung. Hal ini sama dengan baju yang dipakai seorang muslimah dalam Islam karena budaya Minangkabau merupakan akulturasi budaya Islam. Pakaian ketat, transparan, tidak menggunakan jilbab bukanlah budaya orang Minangkabau. Budaya yang seperti itu merupakan budaya orang asing yang sangat bertentangan dengan budaya kita sendiri. Dari kelima budaya telah yang disebutkan di atas, kelimanya merupakan budaya-budaya yang sangat fundamental bagi masyarakat minangkabau. Apakah benar kelima budaya ini hilang ditelan zaman karena dinilai tidak adaptif dengan modernisasi zaman seperti saat sekarang ini? Atau problema utama nya adalah minimnya pelestarian budaya yang dilakukan oleh masyarakat minangkabau itu sendiri?    Budaya minangkabau memang sesuatu kebiasaan hidup masyarakat minangkabau yang diturunkan secara turun-temurun diwariskan sejak jutaan tahun lamanya. Dan memang kebanyakan orang berpendapat bahwa budaya ini berangsur hilang karena dinilai kuno jika dibandingkan dengan modernisasi pada saat sekarang ini. Namun jika saya menilainya dari perspektif diri saya pribadi, bahwa nilai yang terdapat dalam setiap budaya minangkabau tak akan lekang oleh waktu. Sebab budaya minangkabau berlandaskan dari “adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah”. Bu-

Carano Edisi II

daya minangkabau itu sendiri lahir dari alquran yang keaslian isinya terjamin hingga akhir zaman.    Dari penjelasan di atas, penulis berkesimpulan bahwa hilangnya budaya minangkabau di atas, disebabkan oleh minimnya upaya pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat minangkabau sendiri. Modernisasi zaman bukan berarti harus meninggalkan budaya yang selama ini telah kita anggap baik. Tetapi, jadikanlah modernisasi sebagai kekuatan dan opportunity baru untuk melestarikan budaya minangkabau yang selama ini kita miliki. Unit Kesenian Minangkabau Institut Teknologi Bandung (UKM-ITB) sebagai salah satu pionir pelestarian budaya minangkabau, harus mampu menanggung beban berat untuk melestarikan budaya tanah kelahiran mereka ditengah arus modernisasi yang berkembang sangat pesat ini. Melalui program kerjanya, UKM-ITB telah mampu memberikan bukti nyata kepada negeri minangkabau tercinta dalam melestarikan budaya minangkabau itu sendiri. Surau yang dahulunya dijadikan sebagai tempat diskusi, mencari dan menuntut ilmu agama. Sekarang di UKM-ITB, Sekretariat UKM-ITB lah yang dijadikan “surau” dan “Rumah gadang” bagi anggotanya dalam menuntut ilmu melalui program kerja Suluah Bendang, diantaranya : maghrib mengaji, ta’lim, forum gadih, rangkiang akhirat, dan sebagainya. Talempong dan randai pun masih bisa dilestarikan oleh UKMITB.(Novrisal Prasetya, UKM ’15 TM ’15)


11

Kunjungan UKM-ITB ke Unit Seni Budaya

Kunjungan Unit Seni Budaya UKM-ITB

Saling berbagi informasi dan menjalin silahturahmi antar unit sangat dibutuhkan dalam melatih softskill berorganisasi. Begitu juga di UKM-ITB diadakan program saling berbagi informasi dan menjalin silahturahmi dengan unit lain dalam bentuk kunjungan. UKM-ITB telah melakukan kunjungan ke sekretaria MBWG-ITB dan menerima kunjungan dari MUSI-ITB ke sekretariat UKM-ITB.    Kedua kegiatan tersebut dilaksanakan dalam hari kuliah pada sore hari setelah kegiatan perkuliahan selesai. Rangkaian kegiatan tersebut diawali dengan saling bertukar informasi mengenai keorganisasian dari dua unit tersebut baik dalam kepengurusan dan keanggotaannya. Tak lupa pula saling berbagi informasi mengenai rutinitas kegiatan yang dilaksanakan juga tentang kaderisasi yang diterapkan pada masing-masing organisasi. Pada kegiatan yang telah dilaksanakan kunjungan dilaksanakan dengan unit-unit yang memiliki rumpun seni dan budaya yang sama dengan UKM-ITB. Rangkaian kegiatan juga dilengkapi dengan saling bertukar informasi mengenai seni yang dilestarikan dari unit tersebut. Tak lupa juga tamu yang berkunjung men-

coba untuk mempelajari seni yang dilestarikan oleh tuan rumah. Seni yang dikembangkan dan dilestarikan tidak hanya untuk internal masing-masing unit saja melainkan juga ada kesempatan bagi pihak eksternal untuk menikmati seni yang dilestarikan oleh unit tersebut. Setiap unit rumpun seni memiliki suatu event untuk mempersembahkan seni agar bisa dinikmati oleh masyarakat umum.    Setelah puas saling berbagi informasi mengenai berbagai hal antar unit,para tamu pun pamit untuk kembali. Selesainya kunjungan ini dengan harapan dapat terus melanjutkan hubungan silahturahmi antaar unit dan tidak hanya saat kunjungan. Sebelum benar-benar berpisah tamu dan tuan rumah mengadakan foto bersama sebagai bentuk kenang-kenangan dari kunjungan kali ini.(Dio Tri Eka Putra, UKM ‘15 AS ‘15)

Carano Edisi II


12

Malam Pagelaran Ca UKM-ITB 2016

Malam Pagelaran Ca UKM-ITB 2016

Sebagai pembuktian terhadap apa yang telah diajarkan selama PPAB, ca UKM-ITB 2016 mengadakan malam pagelaran yang disingkat Mager untuk menampilkan seni serta membuktikan kemampuan organisasi dari ca UKM-ITB 2016. Acara malam pagelaran dengan tagline “Baleh Baleh Cinto Paubek Luko” ini diketuai oleh Fajar Indra (UKM ‘16 GL’15) yang terpilih sejak awal Desember.    Malam pagelaran ini ada setelah dilakukan persiapan selama 3 minggu dan 5 kali latihan yang sudah termasuk dengan gladi kotor dan gladi bersih. Persiapan yang dilakukan untuk acara ini pun beragam, mulai dari latihan seni, dekorasi untuk memperindah tempat, sampai mendanus untuk mempersiapkan dana acara.    Acara yang diadakan di selasar GKU Timur pada tanggal 22 Desember 2016 ini dimulai pada jam 18.30 dengan acara pertama adalah arak-arakan uda uni dari selasar elektro sampai depan selasar GKU Timur dilanjutkan dengan berbalas kato sambah antara uda uni dengan ca UKM-ITB 2016. Selanjutnya, uda uni yang telah datang dipersilahkan untuk duduk dan disambut dengan tari Galombang

Carano Edisi II

Pasambahan.    Dalam acara malam pagelaran ini terdapat juga penampilan lagu malam bainai, drama, serta penghargaan untuk uda uni. Acara ini ditutup dengan penampilan angkatan dari ca UKM-ITB 2016 yang menyanyikan lagu “Symphony yang Indah” ala ca UKM-ITB 2016. Acara malam pagelaran ini berlangsung dengan hangat dan meriah.(Akhyar Hanif, UKM ‘14 MT ‘14)


13

Selamat Datang UKM-ITB 2016

Selamat Datang UKM-ITB 2016

Di penghujung acara PPAB UKM-ITB 2016 diadakan acara akhir PPAB UKM-ITB 2016 sebagai ajang peresmian dari penerimaan keluarga baru di UKM-ITB. Acara akhir ini dilakukan di Lembang Asri pada 24 Desember 2016. Pada acara akhir yang diketuai oleh Maulana Asyraf Gituri (UKM ‘14 EP ‘14) ini dilantiklah 64 orang UKM-ITB angkatan 2016 yang sudah melalui proses penerimaan selama kurang lebih tiga bulan.    Acara akhir ini dimulai dari tanggal 23 Desember 2016 dengan antusiasme yang tinggi dari para peserta. Rangkaian kegiatan pada acara ini dimulai dari tahap persiapan di kampus ITB ganesha. Setelah itu para peserta dimobilisasi ke tempat pelantikan secara bersama-sama. Setelah tiba di lokasi, para peserta yang telah dibagi-bagi menjadi tiga kelompok lalu berkeliling mengunjungi berbagai pos yang berada disekitar area tersebut. Terdapat tiga pos yang ada saat itu, dengan penjelasan disetiap pos tentang seni, organisasi, dan kekeluargaan di UKM-ITB.    Setelah melalui pos-pos tersebut para pesertapun kembali dikumpulkan di satu tempat. Di tempat ini para peserta dihangatkan dan

dikobarkan semangatnya oleh api unggun dan orasi dari datuak UKM-ITB, Ihsanul Qolby (UKM ‘14 MG ‘14). Sebagai simbol peresmian, Uda Ihsan memasangkan jaket UKM-ITB kepada ketua angkatan UKM-ITB 2016, yang diikuti penjaketan dari anggota UKM-ITB ke UKM-ITB 2016 lainnya.    Usaha keras bersama untuk mewujudkan eksistensi UKM-ITB sebagai organisasi berbasis kesenian setelah penerimaan anggota baru telah dimulai. Kontribusi semua pihak sangat diharapkan, demi melanjutkan perjuangan para pendahulu kita agar UKM-ITB tetap ada untuk setia melestarikan budaya Minangkabau di tanah rantau.(Sri Wahyu Ningsih, UKM ‘15 ET ‘15)

Carano Edisi II


14

Ta’lim

Carano Edisi II

Ta’ lim

Jum’at, 25 November 2016 lalu di sekretariat UKM–ITB telah dilaksanakan Ta’lim yang kedua. Ta’lim kali ini menghadirkan pembicara dari salah satu unit salman bernama Afdhil MT’13. Ta’lim kali ini membahas tentang The Power Of Ikhlas. Hal yang paling susah untuk dilakukan adalah ikhlas, karena terkadang ikhlas sangat dekat dengan riya. Seperti kisah dibalik hadist innamal ‘amalu bin riyaat ketika hijrah dari Mekkah ke Madinah ada beberapa orang yang tidak berniat karena Allah SWT dan perintah Rasulullah SAW tapi hanya karena harta dan wanita. Jika orang tersebut berniat untuk Allah dan Rasul maka akan mendapatkan rasa ikhlas. Ikhlas yang kita harapkan adalah ridho Allah SWT. Ikhlas itu memiliki beberapa tingkatan, ketika kita

beribadah karena semata-mata ingin mengharapkan ridho Allah dan menambah kedekatan dengan Allah itu merupakan tingkat keikhlasan yang paling tinggi. Namun, jika ibadah karena takut akan neraka itu juga merupakan keikhlasan tapi itu tingkatannya rendah. Biasanya hal yang diharapkan seseorang dalam beribadah adalah ridho Allah, surga-neraka-pahala-dosa,materi dan juga riya. Ketika kita dihadapi dengan jadwal yang bentrok dan bingung akan mengambil keputusan dan terkadang kita terlupa kalau niatt awal bagaimana mengharap ridho Allah. Bagaimanakah caranya ? Pertama berdo’alah di setiap kegiatan, pahami esensinya supaya selalu ingat karena apapun kegiatannya niat awal hanyalah karena Allah minimalnya mengucapkan basmallah.


15 Bahasan ikhlas tidak hanya sebatas diawal kegiatan, tapi di awal,di tengah, di akhir, bahkan ke depan setelah kegitan itu dilakukan. Kedua seringlah untuk memperbaharui niat, saat di tengah – tengah di-refresh kembali. Seperti ketika ada hal yang terasa lebih di suatu kegiatan maka kembalilah mengingat niat awal kita. Ketiga berdo’a kepada Allah untuk bisa ikhlas dan terus ikhlas. Keempat perbanyaklah ilmu agama. Ketika kita mengetahui cerita nabi dan sahabat-sahabatnya bagaimana cara untuk ikhlas dapat membuat kita terinspirasi dan terus mengingat Allah. Sibuk? Masih mahasiswa saja kita sudah merasa sibuk sehingga tak bisa lagi menyempatkan waktu tuk mengingat Allah bagaimana keberjalanan hidup kita kedepannya? Janganlah pernah kita mengalasankan sibuk sehingga tidak sempat beribadah, karena kedepannya kita akan jauh lebih sibuk kecuali saat nanti setelah kita memasuki masa lansia. Apakah kita harus menunggu lansia dahulu saat kemampuan kita sudah sangat terbatas? Maka dari itu, marilah kita tinggikan parameter sibuk kita. Mulailah dengan melakukan hal-hal baik mulai dari sekarang. Ladang ilmu sangatlah banyak yang menjadi masalah bukannya kita tidak bisa atau tidak sempat tapi kita tidak mau dan tidak tergerak untuk berubah. Seperti Ta’lim sebelumnya, Ta’lim kali ini juga dimulai sejak ba’da ashar

hingga menjelang magrib. Ta’lim kali ini juga disajikan dalam bentuk penyampaian ceramah dari pemateri. Setelah penyampaian oleh pemateri di adakan sesi tanya jawab bagi anggota UKM–ITB yang ingin bertanya mengenai hal yang terkait. Acara berlangsung hangat karena antusias dari anggota UKM–ITB dalam bertanya karena rasa ingin tahu yang besar. Hingga waktu magrib menjelang ta’lim pun diakhiri. Sebelum ta’lim berakhir diadakan foto bersama antara anggota UKM – ITB dengan pemateri. (Intan Sabrina, UKM ’15 FKK ’15)


Training Softskill UKM-ITB

16

Training Softskill UKM-ITB

Pada hari Sabtu tanggal 5 november 2016 UKM–ITB telah mengadakan suatu event yaitu training softskill. Training softskill ini merupakan suatu kegiatan seperti pelatihan softskill yang diikuti oleh anggota UKM–ITB yang telah memasuki tahun akhir perkuliahan dan anggota UKM–ITB yang baru wisuda. Setiap tahunnya UKM – ITB melaksanakan satu kali training softskill,namun berbeda dengan tahun ini. Pada tahun ini UKM–ITB berencana melaksanakan training softskill sebanyak dua kali. Biasanya alumni yang menawarkan untuk memberikan training softskill pada anggota UKM–ITB tapi tahun ini anggota UKM–ITB berinisiatif untuk meminta training softskill kepada para trainer yang merupakan alumni UKM–ITB. Training softskill ini membahas banyak hal terkait cara dan strategi untuk mengembangkan softskill yang kelak akan berguna untuk dunia kerja dan juga untuk hidup ke depannya.    Materi-materi nya disampaikan oleh pemateri hebat yang sangat berpengalaman sehingga dapat memotivasi peserta untuk lebih mengembangkan softskill yang akan berguna untuk kehidupan selanjutnya. Acara dimu-

Carano Edisi II

lai dengan registrasi pada pukul 08.00–08.30 WIB. Kemudian acara dibuka dengan sepatah dua patah kata dari alumni yang telah mempersiapkan acara training softskill ini.    Acara pertama diawali dengan topik “Personal Communication & Personal Branding” yang disampaikan oleh Ibu Riri. Topik ini dibahas dalam dua sesi yang dibatasi dengan waktu rehat selama beberapa menit dan dilanjutkn hingga menjelang waktu ishoma tiba. Setelah ishoma acara dilanjutkan dengan topik baru yaitu “Softskill, Manfaat & Pengembangannya” yang disampaikan oleh Pak Lukman. Topik kedua ini berlangsung hingga ishoma selanjutnya. Setelah waktu ishoma selesai acara dilanjutkan dengan sharing “Bagaimana Memulai Usaha” bersama Pak Adrizal Azhar dan pak Andiko Prima. Setelah sharing berlalu materi dilanjutkan oleh Pak Rudy Travinos. Materi dari Pak Rudy merupakan materi penutup acara kali ini. Sebelum berakhirnya acara ada beberapa acara tambahan seperti pemberian sertifikat kepada pemateri dan peserta dan dilanjutkan dengan foto bersama.(Intan Sabrina, UKM’15 FKK’15)


Kunjungan ke Alumni UKM-ITB

17

Kunjungan ke Alumni UKM-ITB

Silahturahmi merupakan suatu hal yang harus dijaga oleh anggota UKM dengan dosen minang ITB dan juga dengan alumni UKM–ITB. Untuk menjaga hubungan tersebut, UKM–ITB melakukan beberapa kunjungan yang juga sekaligus sebagai sarana pemaparan kepengurusan UKM–ITB pada tahun 2016/2017. Hal tersebut berguna agar alumni mengetahui perkembangan dan keadaan UKM – ITB saat ini.    Seperti yang telah dilakukan pada hari Selasa, 27 September 2016 melalui kunjungan UKM–ITB ke salah seorang dosen minang ITB, pak Rinaldi Munir yang juga pembina UKM–ITB. Kunjungan ini dilaksanakan di ruangan beliau bertempat di Labtek 5 pada pukul 16.00 WIB. Setelah itu, pada hari Selasa, 1 November 2016 UKM–ITB melakukan kunjungan kedua dosen minang ITB selanjutnya. Dosen yang dikunjungi adalah pak Rhildova selaku ketua IA UKM–ITB. Kunjungan ini dilaksanakan di ruangan beliau bertempat di CC Barat lantai 2 pada pukul 16.00 WIB.    Kunjungan diawali dengan perkenalan dari anggota UKM–ITB yang hadir sekaligus memperkenalkan kepengurusan baru UKM–ITB. Setelah itu dilakukan pemaparan oleh pengurus tentang hal baru yang dibawakan dalam kepengurusan ini. Pengurus juga meminta tanggapan dari dosen yang sekaligus alumni UKM–ITB mengenai perihal kepengurusan. Namun, beliau tidak terlalu mempermasalahkan mengenai kepengurusan saat ini bahkan beliau sudah cukup berterima kasih karena masih ada yang melanjutkan keberjalanan UKM–ITB hingga saat ini. Beliau juga berharap besar agar UKM–ITB bisa selalu menjadi lebih baik lagi.    Setelah pembahasan mengenai kepengurusan bahasan pun berlanjut dengan bahasan mengenai perma-

salahan yang kini sedang beredar di UKM–ITB. Saat ini, problematika yang sedang dihadapi UKM–ITB yaitu dalam hal partisipasi anggota. Trend mahasiswa saat ini adalah malas untuk berorganisasi karena lebih terfokus pada akademik saja. Namun, menurut beliau seharusnya organisasi itu tidak berdampak buruk terhadap akademik. Di dunia kerja nanti misalnya, manfaat pembelajaran dari organisasi cenderung akan lebih berguna dibandingkan dengan yang didapat diperkuliahan.Beliau berharap para pengurus dapat mengatasi problematika tersebut dengan baik sehingga semua anggota UKM–ITB dapat merasakan manfaat organisasi sesungguhnya di masa depan kelak.    Beliau juga berbagi cerita tentang keadaan UKM– ITB saat beliau menjadi pengurus. pada zaman kepengurusan beliau juga ada kendala dalam hal keanggotaan yang diakibatkan mahasiswa lebih tertarik dalam hal kemasyarakatan daripada keorganisasian. Kegiatan UKM–ITB yang dulu hampir sama dengan kegiatan yang sekarang hanya saja kegiatan sekarang lebih intens dibanding dengan yang dulu meski saat itu belum ada batasan jam malam. Saat itu latihan UKM–ITB sering berkolaborasi dengan unit minang lainnya seperti UPBM dikarenakan minimnya peralatan yang dimiliki oleh UKM–ITB. Dulu UKM–ITB juga sering berkumpul dengan perkumpulan minang lainnya yang berada di Bandung seperti Forum Komunitas Minang.    Setelah menyampaikan beberapa masukan dan berbagi pengalaman dari beliau acara kunjungan pun diakhiri seiring dengan masuknya waktu magrib. Kunjungan diakhiri dengan foto bersama para pengurus dengan beliau sebagai bentuk kenang–kenangan dari kunjungan saat itu.(Hanifah Mardhiyah, UKM ‘15 KI ‘15)

Carano Edisi II


ukm.itb@gmail.com

@crq1037h

UKMChannel

Unit Kesenian Minangkabau Institut Teknologi Bandung

ukm.itb.ac.id

@UKM_ITB ukm.itb

Carano

Buletin Triwulan UKM-ITB

Sekretariat Unit Kesenian Minangkabau ITB Gedung CC Barat Lantai 2 Ruang 26C Jalan Ganesha 10 Bandung Adhitya Adjie P. N. (Manajer): 0818618785 | line id:manajer.ukm-itb


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.