11 minute read
Mbah Maridjan dan Zaman Meleset (Malaise
Oleh: Reni Nuryanti
Icon selebriti Yogya bertambah satu. Dia bukan seorang wanita cantik bertubuh moiek, dengan kulit kuning langsat, dan bibir aduhai. Ataupun, pria ganteng bertubuh atletis semacam Anderw White, suami Nana Mirdad, Thomas JorgI, atau artis dan entertainer keren sekelas Feri Salim, Ferdi Hasan, dan Charles Bonar Sirait. Namanya sempat menduduki grade teratas dalam jajaran orang-orang elit di negeri ini. Bahkan, nama SBY-JK sebagai bapak negara pun agaknya tersingkir oleh kepopulerannya. Demikian pula, agaknya nasib yang sama - kalah tenar - juga dialami oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan permaisurinya, GKR Hemas. Dia adalah Mbah Maridjan, 'juru kunci' Gunung Merapi. Laki-laki tua yang kerap berkopiah hitam ini paling senang memakai batik. Corak ini seolah menjadi ciri sosoknya yang njawani. Demikian juga kopiah hitam yang tampak lusuh menjadi perlambang kebanggaan putra bangsa sejak
Advertisement
zaman sebelum merdeka.
Pertentangan Kaum Mistik dengan
Positivistik Sejak ditingkatkannya status Gunung Merapi dari 'siaga' menjadi 'awas', umumnya masyarakat- Yogya menjadi khawatir. Kekhawatiran itu diikuti dengan munculnya ultimatum dari BPPK (Badan Pengawas dan Pemantau Kegunungapian), yang sejak pertengahan 2005 teiah berjaga-jaga. Status penjagaan kemudian diperketat sejak Maret 2006. Seruan juga dilayangkan oleh Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X yang berisi imbauan agar warga yang berada di sekitar Gunung Merapi segera mengamankan diri. Untuk memberikan pelayanan tersebut, Pemerintah Propinsi DIY bekerjasama dengan
TIM SAR dan SATKORLAP membuat barakbarak pengungsian yang dilengkapi dengan sirinetandabahaya. Satu ha! yang justru menarik dan unik adalah Mbah Maridjan, 'Juru Kunci' Gunung Merapi itu justru memerlntahkan agar warga tenang dan tidak perlu mengungsi. Pernyataannnya yang polos disertal dengan guyonannya yang khas seolah menjadi magnet yang menarik masyarakat tetap tingga! di tempat. "Nek Mbah Maridjan dereng mandhap, kuia mboten badhe ngungsi" demikian beberapa warga menuturkan. Pernyataan dan
rumor yang beredar kemudian menunjuk lakilaki berumur 79 tahun jtu sebagal provakator. Berulangkali ia diperingatkan oleh BPPK, Sultan, bahkan tidak ketlnggalan SBY, si Mbah yang mempunyai gelar Raden Ngabehi Surakso Hargo ini tetap tidak bergeming. "Merapi era apa-apa," demikian ia berkilah saat ada kesempatan diwawancarai. Alasan lain Juga dikemukakan, "Kawuia netepi Ngendikanipun Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono IX supados njagiGunung Merapi." Di sini tampak jelas adanya pertentangan antara dua kelompok, kelompok Mbah Maridjan dan kelompok Pemerintah dengan jajarannya. Kelompok pertama yang didukung oleh Mbah Maridjan berpendapat bahwa Gunung Merapi tidak apa-apa. Beliau mengatakan bahwa Merapi itu seperti manusia. "Jangan diganggu dan dirusak lingkungannya. Apa yang terjadi selama ini adalah akibat kemarahan Gunung Merapi , akibat penambangan pasir yang berlebihan di sekitar Sungai Krasak. Karenanya, biarkan ia marah, jangan ikut campur, nanti juga reda sendiri," katanya. Warga masyarakat yang berada di dekat Merapi dlimbau untuk tenang dan dilarang mengeluarkan kata-kata seperti: Merapi meletus, Mbledhug, NJeblug, atau pun Wedhus Gembel. "Itu pamaii," katanya. Yang justru seharusnya dilakukan oleh masyarakat, menurutnya, adalah banyak berdoa memohon keselamatan kepada Tuhan, misalnya dengan wiridan. Untuk menjembatani ini, Mbah Maridjan mengajak warga sekitar Gunung Merapi sebanyak 40 orang untuk laku bisu, berjalan mengelillngi desa tanpa bersuara atau bercakap-cakap. Mereka ini yang kemudian dijuluki dengan Istilah kelompok mistis. Pandangan mereka didasarkan pada ajaran teosofi, yang secara historis berkembang di Jawa sejak 1991, dengan ditandai munculnya "The Pekalongan Teosophy"6\ Semarang. Sementara itu, di sisi lain, kelompok kedua yang menamakan dirinya elit akademik dengan dislplin ilmunya masing-masing memandang Mbah Maridjan telah melakukan pekerjaan yang berbahaya. Pandangan mereka ditopang oleh pemikiran positivistik yang empiris. Mereka mellhat aktivitas Gunung Merapi sebagai akitlvitas alam yang berbahaya dan membutuhkan penanganan secara cermat dengan keilmuan yang matang. Pihak BPPK
sendiri mengamati secara jelas tentang guguran lava pijaryang dalam bulan Juni telah mencapai 66 kail dengan luncuran awan panas {Wedhus Gembel) yang mematlkan. Dengan berpegang pada konsepsi pemlkiran itu, jelas pernyataan-pernyataan Mbah Maridjan dinilai tidak masuk akal, mengada-ada, tur njawani. Istilah 'njawani' terkalt dengan Istilah llmu Kejawen yang dimliiki oleh masyarakat Jawa. Umumnya mereka menjjuk pada konsep nujum dan primbon. Pada kenyataannya, apa yang selama in! diserukan Mbah Maridjan justru membuahkan hasll yang jauh dari harapan. Merapi tetap mengeluarkan awan panas, bahkan sejak 13 Mel kondislnya cukup mengkawatirkan. Ribuan pengungsi mulai menghuni barak-barak yang telah disediakan. Beberapa dari mereka telah kehilangan rumah akibat terbakar. Rumor Jawa menurun drastis, demiklan pula Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam pemberitaan Kompas, 14 Juni, mengatakan bahwa la percaya pada pandangan yang ilmlah tentang Gunung Merapi. Dengan demiklan, kelompok posltivistik berhak merasa unggul atas kemenangannya melawan kaum mistik.
Malaise Berulang
Istilah 'malaise' muncul secara mendunia pada 1929-1938 hingga menjeiang Perang Dunia II (1939-1945). Malaise dalam Istilah masyarakat Jawa dikenal dengan istilah
Zaman Meleset. Di AS Franklin Delano Roosevelt pernah menamakan era Inl dengan nama serupa, Malaise, yang kemudian ditandal dengan munculnya konsepsi New Deal sebagai upaya perbaikan kehidupan masyarakat dengan titlktekan bidang ekonomi.
Zaman Malaise pada saat itu ditandal terpuruknya kehidupan ekonomi dunia. Di Pulau Jawa hal Itu diawail oleh letusan Gunung Merapi pada 18 Desember 1930. Peristiwa Itu digambarkan dengan dramatis oleh John A. Garraty dalam bukunya The Great Depression, yang terbit pada 1987, sebagaimana ditullskan oleh Petrus Swantoro dalam "Dari Buku ke Buku Sambungmenyambung Menjadi Satu". Dikatakan bahwa akibat letusan dahsyat itu tidak kurang dari 1500 orang tewas dan 2500
hewan mati. Berhektar-hektar sawah dan ladang hancur dan ratusan rumah terbakar dan roboh. Leblh lanjut Swantoro menerangkan bahwa peristiwa dahsyat itu dapat dibaca di majalah bulanan Claverbond tahun ke-43. 1931, halaman 85-109 (2002:36). Akibat dari peristiwa. itu banyak kericuhan, politik maupun ekonomi, yang merambah pada skala naslonal, bahKan hingga dunia. Kondisi kesejahteraan penduduk Pulau
Jawa menurun drastis. Perekonomian mereka hanya bergantung pada ekspor, berupa upah buruh maupun penjualan. Kondisi iampau ini terjadi kemball pada abad XXI. Dengan meletusnya Gunung Merapi serta gempa berkekuatan 5,9 SR yang terjadi pada 27 Mel 2006 lalu, secara umum perekonomian penduduk, khususnya Yogya dan Jateng, boleh dikatakan 'lumpuh'. Ha! itu jika tidak dislkapi secara bijak dapat menimbulkan berbagai konfllk soslal yang berimbas pada menurunnya keamanan negara. Selama Inl Yogya dan Jateng boleh dikatakan sebagal salah satu 'organ panting' dalam 'tubuh' negara Indonesia. Jlka keduanya iumpuh, secara otomatis itu akan mempengaruhi kondisi bangsa ke depan. Sepertl yang terjadi pada 1997, Gunung Merapi juga mengalami hal yang sama. Slang hari, pk. 10.28 dan 10.33 aliran lava pljar menyembur dl sekitar wllayah Yogya dan Jateng, dllkuti 10 kali letusan. Kompas (18/1) mengabarkan bahwa kurang lebih sekitar 18.000 penduduk mengungsl. Memlnjam konsepsi Jawa, agaknya Merapi memang selalu mistis.- Setiap letusannya selalu membawa dampak, tidak hanya fisik, tetapi juga perubahan zaman yang kurang menguntungkan. Pada 1930 misalnya, meletusnya Merapi menimbulkan zaman kemiskinan (peceklik). Tidak berbeda ketlka pada 1997 gunung itu meletus, satu tahun kemudian terjadi huru-hara reformasi yang meminta banyak
korban. Peristiwa reformasi kaia Itu menyebabkan perekonomian Indonesia kelimpungan. Kondisi abad XXI ini tampaknya tidak jauh berbeda. Jlka Pemerlntah tidak menyikapi dengan makslmai, maka zaman
meleset akan kemball melanda Indonesia. Hal itu dibuktlkan dengan keresahan para petani yang diperkirakan gagal panen akibat lahan rusak oleh semburan. awal panas dan abu gunung Merapi.
Reni Nuryanti, mahasiswa Pendidikan Sejarah
'02.
Revitalisasi Gerakan Dakwah
Oleh: Agus Yuliyanto
Amar Makruf Nahi Munkar
Pendahuluan Salah satu prinsip yang menjadi ujung tombak dalam melaksanakan gerakan dalwah adalah amar makruf nahi munkar. Prinsip ini begitu terkenai dalam urusan yang berkaitan dengan upaya untuk mengajak setiap manusia, individu maupun kolektif, kepada perbuatan yang baik dan mencegah terjadinya kejahatan. Prinsip amar makruf, menyeru kepada kebajikan, dalam prakteknya lebih mudah untuk dijalankan. Sedangkan prinsip nahi munkar, mencegah perbuatan kebatllan, merupakan sesuatu yang sungguh berat. Untuk melaksanakan prinsip dakwah tersebut dibutuhkan stamina yang prima, di samping hams dikuasai metode yang tepat, guna meraih simpati yang memadahi dari sasaran gerakan dakwah amar makruf nahi
munkar. Perkembangan kehidupan era modern yang tidak mengena! sekat-sekat teritoriai maupun batas-batas agama telah mengubah paradigma peradaban kehidupan dunia dari yang beradab menjadi biadab. Kita sering melihat bagaimana kemunkaran berada di depan mata, kemunkaran teiah menjadi sebuah keiaziman, kemunkaran teiah menjadi fiiosofi kehidupan yang hedonis, dan kemunkaran telah dilakukan tIdak hanya sembunyi-sembunyi, tetapi sudah dilakukan secara terang-terangan. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa kita tetap saja diam seribu bahasa tanpa tergugah hatinya untuk mencegahnya.
Tugas Manusia: Ber-amar Makruf Nahi
Munkar Kaiangan umat Muslim telah mengenal amar makruf nahi munkar sejak ayat tersebut ditumnkan. Bagaimana doktrin langit tersebut menyuruh manusia berusaha menyebarkan ajakan kepada perbuatan baik dan mencegah
kemunkaran. Manusia telah disuruh untuk selaiu berlomba-iomba dalam kebaikan {fastabiqui khoirot), guna mencapai" tingkat derajat ketaqwaan yang tinggi. Umat Islam sudah seharusnya bahu-membahu dalam mengembangkan prinsip dakwah amar makruf nahi munkar. Kita teiah memahami bahwa prinsip
tersebut bukan diartikan dalam arti ibadah kepada Tuhan saja, tetapi hams diartikan dalam pengertian yang seiuas-iuasnya, khususnya dalam kehidupan nyata yang kita hadapi saat ini. Pada kehidupan dewasa ini telah terjadi pergeseran tata nilai kehidupan dari yang agamis menjadi yang iebih liar. Aturan agama dianggap teiah mengekang kebebasan berekspresi, agama dianggap sebagal hambatan dalam menikmati kehidupan yang menyenangkan, dan agama dianggap sebagal penghambat untuk menikmati kehidupan dunia. Kehidupan yang liar dan tanpa kontrol telah menciptakan insan-insan pendamba kesesatan nyata dan tindakan kemunkaran yang semakin menjadi-jadi. Manusia dalam melaksanakan prinsip gerakan amar makruf nahi munkar Harus mampu mamahami perkembangan dunia yang semakin canggih dan harus_ mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang semakin maju. Terkait dengan pelaksanan dakwah tersebut, berbagai macam metode harus dikuasai guna mencapai target yang diharapkan. Caracara tepat yang hams dimiliki di antaranya dengan menggunakan nash dan akai, pelajaran yang baik dan bantahan dengan cara yang baik pula. Tahapan dakwah juga hams dimiliki di antaranya tahapan penyampaian pesan {tabiigh), pengajaran {ta'lim), pembinaan {takwin), pengorganisasian {tanzhim), dan pelaksanaan {tanfiz). Kompetensi metodoiogis juga harus dimiliki oleh seorang pendakwah dalam melaksanakan gerakan dakwah, di antaranya kemampuan melakukan identifikasi permasalahan dakwah yang dimiliki, baik tingkat individu maupun tingkat masyarakat, kemampuan untuk mendapatkan informasi mengenal ciri-ciri objektif dan subjektif objek dakwah serta kondisi lingkungannya, kemampuan menyusun langkah •perencanaan yang benar-benar dapat diharapkan menyeiesaikan problem masyarakat atau menjawab permasalahan dakwah yang ada dan kemampuan untuk merealisasi perencanaan dalam pelaksanaan keglatan dakwah (Yunahar, 2003:187). Pelaksanaan tugas berdakwah yang diemban oleh manusia memang bukan suatu pekerjaan yang mudah, dibutuhkan energi yang prima dan memadahi. Keglatan ini harus tetap dimiliki oleh setiap manusia untuk mencapai suatu tatanan kehidupan yang lebih anggun, bermatabat, dan beradab. Rusaknya aiam dan iingkungan di muka bumi ini disebabkan ulah manusia yang sudah lepas kendali dan rakus terhadap hawa nafsu duniawi. Manusia yang sering terlihat akhir-akhir ini adalah manusia yang saling berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta permainan kotor dan menjijikkan daiam segala urusannya di dunia. Gerakan dakwah sudah hams ditingkatkan untuk menciptakan tujuan ke arah kehidupan yang lebih
baik.
Pergeseran Prinsip Dakwah AmarMakrufNahi
Munkar Ajaran agama untuk melaksanakan dakwah amarmakruf nahimunkarsungguh mulia arti dan maknanya untuk menciptakan kehidupan yang teratur. Keteraturan tersebut akan dapat dimiiiki dan dirasakan apabila kita saling berdakwah untuk terus-menerus saling mengingatkan. Untuk saling mengingatkan sesama manusia bukanlah perkara yang mudah, bahkan sering kali terjadi permasalahan baru akibat adanya perbedaan pendapat atau prinsip di antara keduanya. Saling kepercayaan dan keterbukaan akan menjadi senjata ampuh guna menghindari perbedaan pendapat, asaikan tetap dilaksananakan dengan pikiran yang jernlh dan hati yang sejuk. Memasuki zaman kemajuan seperti saat ini, kita sering kail melihat bagaimana berbagal macam konfiik muncui karena perbedaan tersebut. Bahkan, daiam kehidupan yang kita rasakan setiap hari sering diseiingi dengan konfiik, hal ini juga beriaku daiam melaksanakan prinsip dakwah. Daiam tataran skala yang lebih iuas, kita melihat bagaimana seseorang yang dianggap sebagai tokoh panutan teiah mengaiami perubahan daiam sikap hidupnya. Mereka meiakukan suatu perbuatan baik, tetapi juga meiakukan perbuatan yang diiarang oieh agama. Keadaan ini semakin diperparah dengan perkataan yang sering mereka iontarkan dengan menggunakan dalii-dalil agama. Pergeseran prinsip dakwah ini tentunya bukan tanpa sebab, tetapi pasti dllatarbelakangi oieh berbagai macam aiasan, seperti minimnya pengetahuan tentang agama, godaan yang ieblh kuat untuk meiakukan kebatiian, serta pengaruh iingkungan yang teiah membentuk kepribadian seseorang. Pada saat ini seseorang menjadi iebih bangga apabila bisa mengikuti perkembangan yang ada tanpa melaiul kontrol yang memadahi. Sehingga, yang terlihat saat ini ada orang rajin beribadah tetapi juga rajin maksiat. Mungkin iniiah yang dinamakan pergeseran prinsip dari Amar Makruf Nahi Munkar menjadi Amar Makruf Nyambi Munkar.
Kiat Melaksanakan Revitalisasi Dakwah
Daiam rangka meiakukan revitalisasi gerakan dakwah amar makruf nahi munkar yang akhir-akhir ini muiai redup, diperiukan berbagai iangkah tepat, guna meraih hasil yang maksimal dan optimal. Tanpa adanya perencanaan dan aksi yang tepat, prinsip gerakan dakwah akan semakin rapuh dan mudah dicabut dari akar persendian umat islam. Gerakan dakwah ini seharusnya mampu menjadi gerakan untuk
1
menciptakan agama islam sebagai agama rahmataniii alamin. Agama Islam sudah seharusnya menjadi solusi terhadap berbagai macam permasalahan yang kita hadapi daiam dunia modern seperti saat ini. Tetapi, penganutnya yang masih gagap mengimpiementasikan maksud yang terkandung daiam ajaran agama, termasuk di dalamnya prinsip dakwah amarmakrufna/?/mm/far. Upaya untuk meiakukan revitalisasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Pertama, memahami dengan sebenar-benarya mengenai makna dan tujuan dari peiaksanaan prinsip tersebut. Setelah kita mempunyai hakekat dari prinsip tersebut, kita akan semakin yakin akan arti sebenarnya hidup. Hal ini menjadikan hidup iebih bermakna dan berarti demi menegakkan panji-panji agama islam. Kedua, menumbuhkan semangat optimisme di tengah perguiatan yang sengit
antara makruf dan munkar. Kalau kita mudah putus asa terhadap berbagai hambatan yang ada, maka dakwah akan menjadi separo kualitas dan kuantitasnya. Ketiga, memperbanyak iimu dan pengaiaman daiam meiakukan gerakan tersebut. Ilmu dan pengaiaman merupakan dua pertautan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan iainnya. Iimu tanpa pengaiaman akan menjadi kemunafikan, sedangkan pengaiaman tanpa iimu hanyaiah pembodohan. Keempat, mempererat barisan guna memperkokoh posisi terhadap berbagai macam ancaman dan intimidasi yang
ada.
Suatu gerakan dakwah akan memperoleh hasil yang gemilang, sangat diperiukan konsuitasl. Kebaikan yang tidaj^;
terorganisasi akan digilas oieh kejahatan yang"~ terorganisasi. Kelima, mengetahui berbagai
macam metode daiam meiakukan dakwah. Metode ini akan membantu dakwah karena bisa mengetahui bagaimana sasaran dakwah, paham akan permasalahan yang dihadapi dan mampu memberikan solusi yang konkret demi kemasiahatan umat. Keenam, memiliki jiwa kearifan, kebijaksanaan, lapang dada terhadap
semua hal yang dihadapi daiam berdakwah. Tanpa adanya rasa ini maka gerakan dakwah dirasakan seperti sangat mengerikan bagi mereka yang beium memahami secara utuh tentang
dakwah. Semoga kita tetap diberi kekuatan menjadi insan pendakwah yang mampu mengembangkan prinsip dakwah amar makruf nahi munkar, bukan prinsip amar makruf nyambi
munkar. Waiiahualam.
Agus Yuiiyanto, mahasiswa Jurdik Sejarah FiSE