Pewara dinamika februari 2018

Page 1

Majalah ini dapat diakses pada laman issuu.com/unyofficial


IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA

IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA


PEWA RA D I N A M I K A / FE B RUA RI 2 0 1 8

T R A N S F O R M AT I F D A N PA R T I S I PAT I F

Pena Redaksi

DESEMBER 2012

Pewara Februari tujuh tahun silam menyoal pencapaian UNY dalam satu tahun sebelumnya (2011). Sesuai dengan apa yang ditargetkan pada tahun lalu, segenap keluarga besar UNY telah menyelesaikan target tersebut dengan gemilang. Dalam arti target telah dicapai dan ini merupakan prestasi yang membanggakan.

BELUM lama narasi mengenai tahun baru digelorakan di mana-mana. Resolusi berisi harapan setahun mendatang di pidatokan. Media sosial, sebulan terakhir, terpenuhi dengan linimasa semacam itu. Bulan kedua di tahun ini resolusi tersebut kian termanifestasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Tak terkecuali majalah Pewara Dinamika sebagai pewarta kampus yang masih konsisten menyajikan informasiinformasi actual seputar Universitas Negeri Yogyakarta.

Kecerdasan buatan belum lama menginfiltrasi kehidupan manusia, bisnis daring berbasis startup juga membuat ketarketir. GoJek, Grab, Uber, dan aplikasi lain muncul tiga tahun belakangan. Khalayak gayung bersambut. Harapan dan kegelisahan datang bersamaan. Layanan manual lambat-laut gulung tikar. Arus ekonomi berpindah lekas di jagat maya. Potret Revolusi Industri 4.0 dan implikasinya secara sosial menarik diteroka lebih komprehensif. Pertimbangan inilah yang membuat redaksi memilih tema mengenainya. Bedanya, kami tak sekadar meneropong dari sisi feno­ meno­logis-historis, tapi juga mengorek posisi UNY dalam konstelasi itu. Sebagai kampus pendidikan negeri yang sedang naik daun, UNY mau tak mau berada di persimpangan za­ man. Posisinya di garda de­ pan untuk menyiapkan SDM agar lu­lusannya mumpuni di “universitas kehidupan” sede­ mikian krusial di abad disrupsi.

Kini dunia sedang dirundung persoalan global. Revolusi Industri 4.0 sebagai konsekuensi logis perkembangan teknologi mutakhir diperbincangkan sengit. Pro dan kontra saling berhadapan panas. Dampak ekstenal dari gelombang revolusi itu dapat ditengok di sekitar. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) menyerbu industri. Konon ia akan menggelias peran dan fungsi manusia. Dampak sosial itu ditengarai merugikan manusia.

Industri 4.0. Pada titimangsa ini UNY terus berbenah supaya posisi sentralnya tak ahistoris. Misi luhur ini patut disokong segenap elemen melalui militan­ si sesuai disiplin masingmasing. Untuk itu, Pewara Dinamika edisi Februari 2018 mencoba menarasikan UNY dan Revolusi Industri 4.0 sebagai dua variabel yang saling tarikmenarik. Rubrik lain, selain Laporan Utama, disajikan penuh dedi­ kasi kepada sidang pembaca. Berita bulanan yang terdiri atas momen-momen tiap fakultas dimuat sebagai bukti sejarah. Pembaca yang budiman bisa menengok apa dan bagaimana sebuah peristiwa di masingmasing fakultas. Tentu saja hal itu ditambah dengan pendapat personal di rubrik opini. Memberi kesempatan kepada penulis opini adalah upaya kami dalam memberikan ruang berpendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Di akhir, sastra dan anekdot disodorkan agar pembaca menikmati sebuah karya sarat estetika. Tabik. 

Pendidikan merupakan kunci utama menghadapi Revolusi

SUSUNAN REDAKSI PENERBIT Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENASEHAT Sutrisna Wibawa (Rektor UNY) PENGARAH Margana (Wakil Rektor I)

Edi Purwanta (Wakil Rektor II) Sumaryanto (Wakil Rektor III) Senam (Wakil Rektor IV) Setyo Budi Takarina (Kepala Biro UPK) Sukirdjo (Kepala Biro AKI)

PEMIMPIN REDAKSI Sismono La Ode

PIMPINAN UMUM Anwar Efendi

REDAKTUR PELAKSANA Budi Mulyono

PEMIMPIN PERUSAHAAN Riska

REDAKTUR ARTISTIK Kalam Jauhari

unyofficial

REDAKTUR SENIOR Basikin, Else Liliani, Lina Nur Hidayati, Sigit Sanyata SEKRETARIS REDAKSI Nunggal Seralati

@pewara_uny l @unyofficial

3

Satya Perdana (FIK) Haryo Aji Pambudi (FT) Pramushinta Putri D (PPS) Muhammad Fadli (FE) Dwi Budiyanto (FBS) Binar Winantaka (LPPMP) Agus Irfanto (LPPM) Tusti Handayani (Kampus Wates)

REDAKTUR Rony K. Pratama Ilham Dary Athallah Ratna Ekawati Dedi Herdito Khairani Faizah Febi Puspitasari FOTOGRAFI M Arif Budiman, Prasetyo Maulana, Heri Purwanto REPORTER Anton Suyadi (FIP) Witono Nugroho (FMIPA) Nur Laily Tri Wulansari (FIS) @unyofficial

ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Laman: www.uny.ac.id.

unyofficial


Daftarisi

WAWANCARA KHUSUS

Menyundul peluang dan kesempatan yang lebih tinggi lewat startup agar bisa berbagi “cendol” lebih banyak. » 24-25

SICKUSABLOG.COM

Perguruan tinggi yang masih bertahan dengan sistem yang konvensional tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing di era disrupsi. ABAD KE-21 melahirkan anak zaman bernama Revolusi Industri 4.0. Era ini jamak disebut era Disrupsi. Era dimana pergerakan dunia industri atau persaingan kerja tidak lagi linear. Klaus Schwab, pendiri sekaligus pimpinan eksekutif World Economic Forum (WEF), menyebut era ini seperti gelombang, di mana semua yang bergerak mengikuti tatanan lawas dan setia manut menunduk akan tergulung oleh kepung beliung modernitas. Teknologi baru kerap tak pandang bulu. Persaingan

usaha di dunia maya yang semakin sengit mengundang iklim pasar bebas. Siapa cepat dan cerdas siasat, dia niscaya meraup untung. Perguruan tinggi yang masih bertahan dengan sistem yang konvensional tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing di era disrupsi. Pada akhirnya mereka hanya akan menjadi tumbal dari kejamnya era ini. Sebagai lembaga pendidikan, UNY memiliki tugas besar untuk menghasilkan pendidik yang nantinya akan menghadapi peserta didik.

4 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

3

PENA REDAKSI

8-34

REKTOR MENYAPA Tantang PT di Era Disruption

5

LAPORAN UTAMA Ayunan Pendulum Revolusi Industri ∫ Ketika Kapal Pinisi Berlabuh Melampaui Makassar

6

42-45

SURAT PEMBACA

35-41

BERITA UNY Menuju WCU Tahun 2025 ∫ Presentasikan E-Learning di Barcelona ∫ Meneguhkan Identitas Melalui Fesyen ∫ Yudisium PPG Pra Jabatan

SOSOK Oby Zamisyak Hobi Berujung Hoki

50

RESENSI Potret Masyarakat Aceh dan Indonesia

51

BINA ROHANI Akhlak di Era Revolusi Industri 4.0

52-53

CERPEN Ayah, Mesin ATM...

46-49

Opini Trump dan Konflik Palestina-Israel ∫ Historis dan Sosiologis Valentine

54 PUISI Api dan Air ∫ Undangan ∫ POJOK GELITIK

GAMBAR COVER: ELECTRONICSOFTHINGS.COM (REPRO.)


Rektor Menyapa Prof. Dr. SUTRISNA WIBAWA, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta ¬ Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Jawa dan Filsafat Jawa Fakultas Bahasa dan Seni UNY

Tantang PT di Era Disruption

E

ra disrupsi telah tiba. Inovasi baru terutama di bidang teknologi informasi tumbuh pesat. Kehadir­ an­nya yang tak terlihat, tidak disadari oleh organisasi lama (petahana) yang telah merasa diri mapan. Tanpa disadari era disrupsi ini menjadi pengganggu roda organisasi petahana dan bahkan menghancurkannya. Kasus populer di Indonesia adalah keberadaan angkutan online yang tanpa diduga-duga mampu menggeser angkutan konvensional (taxi). Demikian halnya kehadiran kartu e-toll, AirBnB, ataupun toko online yang menggeser pekerja di pintu toll, sektor perhotelan, ataupun toko-toko/ mal-mal. Perlahan namun pasti, pergeseran ini juga mengubah kondisi sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Lantas apakah dunia perguruan tinggi (PT) mengalami era ini? Tentu ya! Karena disruption terjadi secara meluas, mulai dari pemerintahan, politik, ekonomi, budaya, hukum, penataan kota, konstruksi, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Dan yang pasti disruption bukan sekedar fenomena hari ini, melainkan juga fenomena hari esok. Perguruan tinggi harus siap dan kompetitif memasuki era ini. Adalah Clayton M. Christensen, Pro­ fes­­sor dari Harvard Business School yang memperkenalkan konsep Disruptive Inno­ vation. Secara sederhana konsep ini mengingatkan kepada pelaku bisnis untuk segera berubah seiring munculnya inovasi-inovasi baru yang tidak terlihat, tidak di­ sa­dari, dan secara cepat menyerang pelaku bisnis lama yang tak mau berubah. Rhenald Kasali menyebut disruption (disrupsi) di­ tan­dai dengan empat indikator, yakni: sim­ pler (lebih mudah), cheaper (lebih murah), accesible (lebih terjangkau), dan faster (le­ bih cepat). Saat ini di dunia PT telah mengenal konsep Massive Open Online Course (MOOCs). Yakni, sistem pembelajaran berupa kursus daring (online) secara besar-besar­an

dan terbuka dengan tujuan memberi ruang partisipasi publik secara tak terbatas melalui akses laman (website). Pengajaran daring ini memiliki daya jangkau yang luas, melewati batas-batas fisik kampus dan negara. Inovasi ini bisa diakses siapa pun dan di manapun secara daring bahkan gratis. Selain menyediakan meteri kursus tradisional seperti video, pembacaan dan pembahasan masalah, MOOCs juga menyediakan forum pengguna interaktif yang membantu dalam membangun komunitas untuk dosen, mahasiswa, ataupun asisten pengajar. MOOCs merupakan inovasi terbaru dalam hal pendidikan ja­rak jauh (e-learning). Jika di luar negeri telah mengenal PT daring yang bergerak lincah seperti udemy, coursera, futurelearn, edX, Udacity, Class2Go, maka di Indonesia pada tahun 2015 lahirlah lembaga IndonesiaX yang melibatkan pengajar perguruan tinggi ter­ kemuka. Lembaga-lembaga ini secara lin­ cah bergerak menawarkan program pembelajaran daring yang lebih efektif, murah, terjangkau, cepat, dan inovatif tanpa harus hadir secara fisik di ruang-ruang kuliah seperti selama ini. Inovasi yang lebih maju dikembangkan oleh Universitas Terbuka melalui Program Sertifikat Terbuka Online. Program ini di­ rancang dan dikembangkan untuk memungkinkan peminat (publik) agar terus belajar sepanjang hayat pada era digital saat ini dan di masa yang akan datang. Peserta pun dimungkinkan untuk “membeli eceran” mata kuliah, perguruan tinggi, dan profesor pengampu mata kuliah. Bagi peserta yang ingin mendapat sertifikat pengakuan atas kelulusan mengikuti program pembelajaran daring, ia tinggal membayarnya sesuai aturan yang telah ditetapkan. Keberadaan program MOOCs sesungguhnya telah memperkuat kedudukan “pembeli” (peminat) sehingga dapat meng­ ubah “pasar” PT dari “pasar penyedia” menjadi “pasar pembeli”. Tak heran, jika saat ini

kurikulum program studi dirancang oleh PT, maka pada masa yang akan datang bisa jadi “pembeli” yang akan menentukan mata kuliah yang ingin diikutinya. Jadilah pembeli membangun kurikulum pribadi yang tentunya sangat beragam. Inilah perubahan mendasar yang terjadi di dunia PT dan mengawali masuknya era disrupsi PT. Kesiapan Perguruan Tinggi Suka tidak suka, mau tidak mau PT harus siap menghadapi era ini. Era di mana PT harus mampu menggeser kemapanan yang selama ini dinikmati. Dalam urusan pendekatan pembelajaran dan penelitian, PT harus mulai menanggalkan corak monodisiplin dan beralih ke multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin. Dengan begitu segala persoalan yang sedang dihadapi oleh umat manusia perlu didekati, dianalisis, dan diselesaikan dari berbagai perspektif keilmuan secara terpadu-terintegrasi. Dalam metode pembelajaran, PT juga harus memberi ruang yang besar kepada dosen untuk menjadi fasilitator yang baik. PT tidak lagi menjadikan dosen seba­gai pusat ilmu pengetahuan, namun disebar ke mahasiswa. Pun dalam kebijakan kurikulum tidak lagi mengikuti mitos “Ganti Menteri Ganti Kurikulum”, karena ke depan akan dikenal Kurikulum Pribadi, yang ditentukan oleh mahasiswa tersebut. Dalam hal penelitian, PT harus berlomba untuk menghasilkan penelitian unggul yang memiliki dampak global. Riset adalah jantung PT dan PT Riset akan lebih mudah mendapat pengakuan global. Itulah me­ ngapa PT Riset tidak hanya membutuhkan dosen yang berkualitas tapi juga mahasiswa (termasuk tenaga kependidikan) yang berkualitas. Satu hal yang pasti PT harus segera ber­­ubah mengikuti gerak cepat zaman. Jika tidak, PT akan mengikuti jejak lesunya transportasi konvensional ataupun bisnis retail. Tentu fenomena ini tidak kita inginkan bersama.  P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 5


 S U R AT P E M B A C A

Taman Kulinerku Sayang, Taman Kulinerku Malang Apa yang akan melintas dalam benak kita ketika kata taman mampir? Sebuah tempat asri yang dihuni petak-petak cantik bunga? Lahan besar di mana para pengunjungnya bisa duduk-duduk santai menikmati hari? Bisa jadi. Namun, apa yang akan terbersit saat titel Taman Kuliner dilesatkan? Wadah kuliner UNY yang telah lama berdiri ini merupakan bangunan kandung rasa tiri yang kian tahun kian terpinggirkan. Perawatannya berbanding terbalik dengan pemberdayaannya. Oleh WISNU ADITAMA Alumnus FBS UNY

LAHAN di barat LPPMP UNY itu sudah lama didiami banyak penjaja makanan dengan beragam dagangannya. Dimulai dari jajanan kecil semacam cilok dan batagor, sampai panganan yang mengenyangkan seperti soto dan penyetan. Meski jualan makanan memang untunguntungan, tapi hampir tiap jam ada saja pembeli yang mampir. Terdengar menjanjikan, bukan, kalau saja keasrian Taman Kuliner dijaga seperti akar namanya. Sayang sekali, Taman Kuliner

tidak menjadi epitome dari kata taman itu sendiri. Ada bercandaan yang beredar: “Saya berani makan di Taman Kuliner kalau malam tok. Soalnya nggak kelihatan.” Hal ini menjadi miris bahwa makan di tempat makan harus ketika gelap supaya menyelerakan. Padahal, seyogyanya pembeli harus merasa nyaman menikmati santapan kapan pun, entah itu ketika terang maupun gelap. Di Taman Kuliner, air sebagai bahan baku bersih-bersih memang mengalir, dan sudah disediakan di masing-masing kavling. Namun, wastafel batu

6 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

yang membersamai keran air, entah karena sudah termakan usia, justru malah berlumut. Bukan itu saja, tapi tembok pada masing-masing kavling juga sudah berkalang kotoran hingga catnya menghitam, bahkan, sama kasusnya dengan wastafel tadi, berlumut. Agak kurang nyaman, tentu, bila kita makan

NUNGGAL / PEWARA

tapi lalu disuguhi pemandangan kurang menyenangkan seperti itu. Belum lagi, kebanyakan tempat cuci piring dan gelas adalah kavling dengan kerak berlebih. Akan lebih baik bila UNY sebagai pihak perelokasi dagangan kaki lima tidak lantas angkat tangan dalam pemeliharan Taman Kuliner setelah dibangun. Tidak hanya dicat secara berkala, tetapi juga dilakukan pembersihan supaya pelanggan di Taman Kuliner merasa nyaman bersantap di tempat. Pemberian pot-pot kecil berisi bunga juga bisa menambah keasrian Taman Kuliner, sehingga lebih representatif sebagai sebuah taman yang meneduhi para pencari obat kelaparan. Bukankah dengan terawatnya Taman Kuliner juga bisa menge­ levasi UNY sebagai rumah dari salah satu kandang kuliner di Ka­ rang­malang dan sekitarnya? 

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Tulisan dikirim me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas Universitas Negeri Yogyakarta.


T I P S -T I P S

SPICE4LIFE.CO.ZA

Oleh KHAIRANI Ibu Rumah Tangga

D

i era teknologi seperti zaman sekarang ini, atau “zaman Now” semua hal bisa dilakukan lewat media sosial, seperti facebook, whatsapp, line, BBM, Instagram, twitter. Tidak hanya untuk berko­ munikasi dengan orang lain, me­ laui medsos juga dilakukan ber­ ba­gai hal lain, misal membeli ba­rang atau secara online. Di zaman sekarang, banyak sekali orang –orang yang menjual berbagai macam barang secara online, baik itu berjualan baju, kosmetik, sepatu, bahakn berjualan hewan peliharaan pun bisa dilakukan secara online. Kita sebagai customer, harus jeli dan berhati – hati dalam memilih barang yang akan kita beli, yang didapat secara online. Berikut, adalah tips –tips bagaimana kita membeli barang secara online agar tidak mengalami kerugian.

Tips Aman berbelanja Online instagram, Whatsapp, BBM dan lain sebagainya. Kita harus jeli menyelidiki apakah benar akun itu nyata, dengan mencermati, kejelasan foto profil sang pemilik akun, kejelasan alamat domisilinya. Untuk mendukung keyakinan, kita bisa melihat apakah sudah banyak “testimony” dari pelanggan yang sudah pernah membeli barang di akun tersebut. Apakah merasa puas, merasa lancar transaksinya, dan tidak pernah ada keluhan mengenai penipuan.

2

Pastikan Barang yang Anda Beli adalah Barang Berkualitas Jangan sampai kita terttipu hanya dengan bentuk luar dari barang yang akan kita beli. Harus jelas seperti apa bahan dari barang tersebut,

1

Pastikan Akun Itu Bukan Akun Palsu Biasanya seseorang menwarkan barang daganganya secara online melalui Facebook,

mudah rusak atau tidak, bisa awet atau tidak, tanyakan langsung pada si penjual online kualitas barang tersebut. Informasi terperinci tentang barang yang akan kita beli menjadi bagian penting untuk mengetahui kualitas barang. Kita tidak perlu merasa segan dan enggan untuk berta­nya secara detail tentang barang tersebut. Bagi Penjual, perta­nyaan tentang detail barang terse­but akan dimaknai sebagai ben­tuk kesungguhan kita untuk membe­li barang yang dinginkan.

3

Pastikan Harga yang Ditawarkan Adalah Harga Sewajarnya Sesuai dengan Barang yang Akan Diperoleh

Tidak ada salahnya jika Anda memesan barang secara online, Anda menyelidiki terlebih dahulu harga pasarannya. Anda bisa melihat barang-barang yang ada di online shop lainya untuk perbandingan harga. Barang sejenis dengan varian yang relatif sama biasanya juga dijual di toko online lainya dan dapat dijadikan sebagai perbandingan.

5

Pastikan Kebenaran Alamat dan Nomer Rekening Ini juga sangat penting, jangan sampai anda tertipu dengan Alamat palsu yang diberikan penjual, bisa saja jika nanti barang tidak kunjung terkirim. Sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi, ada baiknya dicek kembali identitas penjual secara cermat. Apakah benar alamat yang tertera, no­ mor telepon, nomor reke­ ning yang dicantum­kan. Hal ini menjadi bagian penting jika kita akan melakukan complain atau penga­duan atas barang-barang yang kita beli.

P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 7 MONEY101.CO.ZA


Laporan Utama

DISRUPSI: ADAPTASI ATAU MATI

D

unia digegerkan dengan revolusi industri jenis baru yang masuk ke tahap revolusi industri 4.0. Era ini jamak disebut era Disrupsi. Era dimana pergerakan dunia industri atau persaingan kerja tidak lagi linear. Perubahannya sangat cepat, fundamental dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru. Begitu kejamnya era ini hingga siapa pun yang bertahan dengan cara-cara lama yang konvensional, ajeg, lambat, dan tidak inovatif, dengan kejam akan ditinggalkan. Segera. Revolusi Industri 4.0 merunut pada tahapan revolusi industri tahap pertama atau 1.0 yang terjadi pada abad ke 18 saat manusia mengenal mesin uap dan menciptakan mesin-mesin yang lebih efisien dan murah yang mampu menggantikan peran buruh. Era selanjutnya terjadi satu abad setelahnya ketika teknologi listrik ternyata mampu menggantikan mesin uap yang dianggap usang. Era ini dikategorikan revolusi industri 2.0. Usia revolusi industri selanjutnya terjadi semakin pendek, hanya berselang setengah abad dari era sebelumnya, penemuan komputer generasi pertama pada tahun 1960-an mampu mengubah cara kerja manusia secara revolusioner dan melahirkan revolusi industri 3.0. Saat ini, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, memaksa kita untuk menggelorakan revolusi industri jilid keempat atau 4.0. Laiknya gerakan revolusi, datangnya revolusi industri selalu memakan korban. Pihak yang akan digulung, dilindas tanpa

8 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

ampun dan digantikan karena dianggap kolot, lamban, ajeg, dan tidak mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman. Pada titik inilah pendidikan tinggi harus berbenah. Disrupsi akan mendorong terjadinya digitalisasi sistem pendidikan. Oleh karena itu, sistem pembelajaran, sarana dan sarana pendidikan, bahkan pendidiknya pun harus di“upgrade� guna menghadapai era disrupsi. Selangkah saja perguruan tinggi tertinggal dalam merespon era disrupsi, maka nasibnya akan sama seperti raja ponsel asal Finlandia, NOKIA, yang terpaksa harus bertekuk lutut pada pemain baru ponsel dengan sistem Android. Perguruan tinggi yang masih bertahan dengan sistem yang konvensional tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing di era disrupsi. Pada akhirnya mereka hanya akan menjadi tumbal dari kejamnya era ini. Sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) UNY memiliki tugas yang jauh lebih besar karena menghasilkan pendidik yang nantinya akan menghadapi peserta didik, calon generasi bangsa. Artinya, maju mundurnya sumber daya manusia Indonesia sangat bergantung dengan kualitas pendidiknya, sedangkan kualitas pendidik juga sangat bergantung pada lembaga pendidikan tinggi yang menaunginya. Untuk itulah UNY, harus mampu beradaptasi dengan era disrupsi. Jangan sampai UNY menjadi bagian dari lembaga pendidikan yang menciptakan generasi yang gagap. Karena efek dominonya akan menciptakan generasi yang gagal. Tabik. BUDI MULYONO


Laporan Utama

CDN.AUTOEVOLUTION.COM

P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 9


Laporan Utama

Ayunan Pendulum Revolusi Industri Akar disrupsi dari ketegangan yang modern dan yang tradisional. Empat gelombang telah terlewati. Tantangan semakin menguat. Perguruan tinggi harus bersiap.

Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

ENGINEERSJOURNAL.IE

P

anas dan dingin berhembus beriringan dari Barat. Temuan saintifik diperbincangkan sengit. Ilmuan lintas disiplin menggelar sarasehan ilmiah. Mereka sedang fokus, dengan perasaan cemas dan kagum sekaligus, menyoal kecerdasan buatan (artificial intelligence). Jurnalis menyingkatnya sebagai AI. Babak baru telah dimulai. AI menuai pro dan kontra. Jamak masyarakat dunia menyambut dengan girang. Sedangkan banyak pula yang ketarketir. Pekerjaan manusia kini lebih ringan. AI meneken di setiap sektor. Menawarkan prinsip cepat, efektif, dan efisien, AI bak dewa fortuna. Di balik ketercapaian itu manusia bertanya-tanya. Dia mengendalikan atau dikendalikan? Abad ke-21 melahirkan anak zaman bernama Revolusi Industri 4.0. Klaus Schwab, pendiri sekaligus pimpinan eksekutif World Economic Forum (WEF), menyebut era ini seperti gelombang. Istilah ini persis seperti apa yang acap dinyatakan Alvin Toffler, futurolog Amerika. Alvin pernah mengguncang dunia tahun 60-an lewat buku masyhurnya Future Shock (1960), The Third Wave (1980), dan Powershift (1980). Klaus dan Alvin hidup di dua zaman yang terpautkan oleh sebuah prediksi ilmiah. Keduanya samasama peduli terhadap situasi manakala teknologi berdampak signifikan terhadap kehidupan manusia. Alvin sudah wafat tapi karyanya masih hidup di benak khalayak. Sedangkan Klaus, di usia hampir berkepala delapan, terlihat segar-bugar dengan pemikiran cerdas di muka publik WEF. 10 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

bawah diskursus Revolusi Industri 4.0. Bila dekade lalu semua jasa dilakukan manual, kini berubah drastis hanya lewat navigasi telepon pintar. Cukup menatap layar, jemari menari, dan klik, semua masalah terpecahkan. Teknologi baru kerap membawa maut. Persaingan usaha di dunia maya yang semakin sengit mengundang iklim pasar bebas. Siapa cepat dan cerdas siasat, dia niscaya meraup untung. “Keadaan ini disebut disrupsi,” tegas Klaus. Dia benar. Yang ikut menggenjot jagat digital pasti diuntungkan. Yang masih bertahan di arus tradisional terseok-seok.

Revolusi Industri 4.0 dinarasikan oleh peran dan fungsi internet. The internet of things (IOT), diistilahkan Richard E. Crandall dalam tulisannya bertajuk Upgrading Smart Manufacturing with Industry 4.0 (2017), menjadi ciri khas Revolusi Industri 4.0 bekerja. Ini kemudian berpengaruh ke tiap multidisiplin ilmu. Gojek, Uber, Grab, HappyFresh, dan pelbagai startup lain bermunculan. Bisnis berbasiskan internet itu kian menjamur. Mereka menginduk di

Gojek, Uber, Grab, dan pelbagai startup lain bermunculan. Bisnis berbasis internet itu kian menjamur, menginduk di bawah diskursus Revolusi Industri 4.0.

Klaus mengingatkan bumerang teknologi. Richard menguatkan dengan menyibak rekam jejak historis Revolusi Industri. Gelombang pertama hingga keempat. Pada tiap linimasa, menurut Richard, “Menorehkan dampak positif dan negatif sesuai tantangan zaman.” Dia kilas balik ke zaman tatkala jelaga masih berteberangan lewat corongcorong pabrik. Eropa akhir abad ke-18. Revolusi Industri 1.0 pecah usai bangsa AngloSaxon bangkit dari kegelapan. Ilmuan bahu-membahu menciptakan iklim ilmiah. Penemuan dihela dalam rangka renaisans demi keluar dari belenggu pesimisme. “Masin berenergikan uap dikembangkan besar-besaran untuk membantu para buruh pabrik,” tulisnya, seperti dikutip apics.org. Jumlah produksi ditingkatkan seiring dengan melejitnya kebutuhan pasar. Bentuk pabrik pada masa ini belum sepenuhnya jumbo. Bisnis perseorangan, bahkan berskala keluarga, tumbuh pada tiap dusun di dataran Eropa. Friksi antarperusahaan tak jarang


Laporan Utama

IEEENITK.ORG

mengemuka. Kapitalisme dalam spektrum mikro lahir dari sini. Ilmuan tumbuh bersama denyut pertanyaan yang tak pernah usai. Selang seabad, Revolusi Industri 2.0 lahir menggantikan energi uap. Tenaga elektrik jaya di menara gading. Temuan ini heboh pada permulaan abad ke-20. Energi listrik dianggap lebih canggih ketimbang uap. “Bisnis tambah meroket karena temuan besar ini,” paparnya. Pada sektor industri, produksi massal mengepakkan sayap. Kantong-kantong ekonomi diviralkan ke penjuru dunia. Tak heran jika pada abad itu membentuk pola, “Dari pengumpulan modal menjadi distribusi modal.” Perusahaan banyak membuka cabang di luar Eropa. Asia, terutama, menjadi incaran empuk. Setengah abad kemudian terjadi perkawinan teknologi: perkakas

elektronik dan sirkuit cip. Komputer generasi pertama ditemukan di era ini—kemudian disebut Revolusi Industri 3.0. Sekitar tahun 60-an, di Barat, terutama Amerika Serikat, melegitimasikan diri sebagai negara adikuasa. Di tanah Paman Sam itu komputer dikembangkan. Perbincangan mengenai teknologi informasi dan komunikasi tumbuh subur. “Periode ini bisa dilihat dengan kuatnya pengembangan software

Sifat teknologi saling berpaut. Keadaan ini kemudian mengimplikasikan banyak hal, terutama dalam perkembangan zaman.

dan hardware,” tutur Richard. Peranti lunak difungsikan guna mengendalikan perkakas keras. Komputer model pertama, sebagai contoh, digerakkan lewat instruksiinstruksi kalkulatif di atas layar. Mekanisme ini banyak berutang budi terhadap ilmu matematika. Khususnya ranah algoritme. Tiga gelombang revolusi dijelaskan Richard secara ringkas. Dia menuturkan tak akan ada gelombang empat tanpa temuan sebelumnya. Sifat teknologi, bagi Richard, saling berpaut. Keadaan ini kemudian mengimplikasikan banyak hal, terutama dalam perkembangan zaman. Manusia diuntungkan atau dirugikan, kata Shakespeare, “That is the question.” *** Gelombang Revolusi Industri melesat dan menembus dindingdinding negara. Di hadapannya semua bangsa dianggap sama. P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 11


Laporan Utama

ATOM-LAB.ORG

Menerima atau menolak adalah dua pilihan dilematis. Mohamad Nasir, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, gayung bersambut. Dia melihat keadaan itu seperti ungkapan arkais Jawa: eling lan waspada. Selaku menteri Nasir menyiapkan strategi dan siasat menghadapi Revolusi Industri 4.0. Perguruan tinggi sebagai wilayah kebijakannya dipersiapkan matang. “Pendidikan tinggi harus sepenuhnya menyiapkan diri dari disrupsi teknologi,” ujarnya. Segala bentuk praktik pendidikan, menurut Nasir, harus relevan dengan iklim Revolusi Industri 4.0. Nasir menyentil tantangan ekonomi digital. Dia menjelaskan keterkaitan antara Revolusi Industri 4.0 dan atmosfer ekonomi dunia saling tarik-menarik. “Sebanyak 75-375 juta tenaga kerja global telah beralih profesi ke lapak internet,” paparnya. Transisi tenaga kerja dunia itu terus memuncak hingga 2030. McKinsey (2017) melihat munculnya teknologi baru yang sedang menggeliat itu menyebabkan perubahan besarbesaran. Terutama ekonomi dan industri. 12 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

Teknologi digital digunakan di seluruh sektor ekonomi. Keadaan ini dicatat The Economist, “Sebagian besar perusahaan menggunakan teknologi untuk menjual produk mereka secara online.” Media terprestius itu menyebut hybrid jobs untuk menyebut tiga komponen ekonomi digital: coding, big data/ data analyst, dan artifical intelligence. Ketiganya merupakan hasil persilangan ICT, digital media, dan content. Belum lama ini Presiden Jokowi berfatwa. “Pemimpin perguruan tinggi wajib mendukung inovasi untuk menghadapi perubahan global dan memenuhi kebutuhan sumber daya manusia Indonesia yang kreatif,

Selaku menteri, Nasir menyiapkan strategi dan siasat menghadapi Revolusi Industri 4.0. Segala bentuk praktik pendidikan harus relevan dengan iklim Revolusi Industri 4.0.

inovatif, dan kompetitif.” Pesan ini Nasir tafsirkan melalui terobosan sejumlah program antara lain rekonstruksi kurikulum. “Keterampilan yang lebih luas,” urai Nasir, “meliputi coding, big data, dan artificial intelligence.” Dia menambahkan pula agar pembelajaran diperluas. Tak sekadar klasikal seperti tatap muka, tapi juga virtual-daring. Keduanya, bagi Nasir, bisa juga dicampur setengahsetengah porsinya. Nasir melihat biaya kuliah semakin mahal. Jumlah dosen dan mahasiswa tak sebanding. “Kuantitas dosen terbatas, sedangkan jumlah mahasiswa semakin banyak tiap tahunnya,” katanya. Pada 15 Desember 2017, Litbang Kompas, melakukan survei terhadap 448 responden. Hasilnya menunjukan sebesar 79,5% mengatakan biaya universitas kian meroket. Forlap Dikti menambahkan warta itu. Menurutnya, sebanyak 4.570 universitas di Indonesia, terdapat kurang dari lima juta mahasiswa dan dua ratus tujuh puluhan ribu dosen. Citra ini sedemikian kontras.


PROTOCOLO.COM

Laporan Utama

P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 13


Laporan Utama “Solusinya memanfaatkan TIK untuk peningkatan produktivitas (efektivitas dan efisiensi) dengan tetap mempertahankan mutu,” ungkap Nasir. Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Amerika Serikat, Singapura, dan negara-negara lain di Eropa telah mulai menyelenggarakan kuliah daring. Prinsipnya tegas, “One professor, thousand students.” Kebijakan ini menuai pujian sekaligus kecaman. Dari efektivitas penyampaian pengetahuan hingga pengikisan ruh pendidikan. Semua itu masih diperdebatkan dan belum ditemukan titik temu. Nasir melihat peluang besar kuliah virtual. Yang jelas, baginya, pendidikan tinggi harus merespons disrupsi. “Perguruan tinggi wajib melaksanakan proses inovasi produk melalui inkubasi dan pembelajaran berbasis industri,” tegasnya. Senada dengan Nasir, Intan Ahmad, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, menitikberatkan pada relevansi pendidikan dan pekerjaan. “Di sini perlu disesuaikan dengan perkembangan era dan IPTEK. Harus tetap juga memberikan perhatian kepada aspek kemanusiaan.” Tentunya penyiapan ini merupakan manifestasi dari eling lan waspada. *** Nada optimis terpancar jelas dari status Facebook Rektor UNY, Sutrisna Wibawa. “InsyaAllah siap diluncurkan awal Maret 2018. Membuka cakrawala dunia melalui Digital Library,” sambil diikuti empat foto gres. Perpustakaan digital yang baru saja dibangun tepat di sebelah barat gedung rektorat itu tinggal diresmikan. Bangunan empat lantai bermotifkan batik ini adalah wajah UNY menatap hari depan. Gelombang Revolusi Industri 4.0 siap ditendang. Sutrisna optimis kampus negeri kependidikan di Yogya ini siap menerjang era disrupsi. Berbekal jargon smart and smile, dia menyinergikan segenap potensi UNY di muka internasional. Perpustakaan digital adalah salah satunya. “Yang lain seperti kebijakan paperless di wilayah administrasi terus kami galakan. Ini semua untuk menyambut revolusi industri 4.0,” ujarnya. Penyebaran informasi dan komunikasi, lanjut Sutrisna, kini 14 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

BLOG.PREDIE.COM

lebih efektif lewat media sosial. Itu kenapa dia aktif di dua portal komunikasi seperti Facebook dan Instagram. Dua aplikasi terbesar di dunia maya itu digunakan Sutrisna untuk sekadar menyapa warganet maupun klarifikasi informasi. Seperti secarik pengunguman yang viral di kalangan dosen, mahasiswa, dan pegawai UNY awal semester lalu. Surat palsu itu sempat menyebar dan dipercaya—terutama mahasiswa— itu langsung ditanggapi. “Ada yang usil bikin surat palsu. Kegiatan akademik tetap sesuai kalender akademik. Zaman now ana-ana wae,” tulis Sutrisna, sambil membubuhi ekspresi terkekeh. UNY periode kepimpinan Sutrisna terbuka lebar terhadap pembaruan. Keterbukaan ini, menurut Intan, menjadi faktor terpenting kesuksesan sebuah universitas. Baginya, perguruan tinggi perlu memahami reorientasi literasi baru.

Sutrisna optimis UNY siap menerjang era disrupsi. Berbekal jargon smart and smile, dia menyinergikan segenap potensi UNY di muka internasional.

Definisi literasi, antara era Revolusi Industri 4.0 dan 3.0, dengan kata lain, berbeda tegas. “Literasi tidak hanya cukup mengenai membaca, menulis, dan matematika sebagai modal dasar untuk berkiprah di masyarakat.” Mengacu pada definisi baru, terutama mahasiswa UNY, harus memiliki kecakapan literasi data, teknologi, dan manusia. Joseph E. Aoun, penulis buku berjudul Robot-Proof: Higher Education in the Age of Artificial Intelligence (2017), menjelaskan ketiganya secara bernas. Literasi data mendorong kemampuan membaca, analisis, dan menggunakan informasi (big data) di jagat digital. Literasi teknologi berkelindan dengan memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence, dan engineering principles). Literasi manusia berkaitan dengan kemanusiaan, komunikasi, dan desain yang melibatkan dimensi afeksi, kognisi, dan psikomotor. Ditjen Belmawa membuka peluang mahasiswa menempa kompetensi literasi digital. Belmawa meluncurkan Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA). Fasilitas ini terhubung melalui IdREN— sebuah platform hasil sinergi Telkom dan Kemenristekdikti. Aplikasi ini terbuka luas bagi mahasiswa untuk meneroka bejibun pengetahuan di dunia maya.


Laporan Utama

Mengantarkan Para Milenial

E

ra disrupsi digital bukan hanya menjadi problematika yang harus dihadapi para muda-mudi generasi milenial. Segenap civitas akademika Universitas Negeri Yogyakarta, utamanya dosen, punya peran sentral serta komitmen kuat untuk menghantarkan mereka ke pintu gerbang kesuksesan melalui penguasaan teknologi dan karya insan cendekia. Namun walau zaman dan teknologi bertransformasi begitu pesatnya, karakter kecendekian berbasis logika konstruktif dan nilai-nilai kebaikan, selalu menjadi kunci untuk berkompetisi secara arif dan bersahaja.Berikut petikan pendapat beberapa dosen lintas program studi, dalam bagaimana ia bersama mahasiswa UNY menyikapi sebuah tantangan disrupsi digital yang bahkan belum pernah diha­dapi sang dosen sendiri ketika dulunya belajar, lewat kerja keras dalam semangat ketaqwaan, keman­dirian, dan kecendikiaan.

Dr. MUMPUNIARTI, M. Pd. KETUA JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA, FIP Teknologi digital saat ini telah merambah, termasuk di bidang keguruan dan pendidikan khusus. Hal itu berlangsung seiring perkembangan zaman dan kemudahan dari teknologi digital. Mahasiswa harus terus mengembangkan diri melalui pengembangan media dan teknologi pembelajaran untuk menyikapi hal tersebut. Namun, kita tidak boleh lupa, kalau tidak mengikuti (perkembangan teknologi digital) ya kita ketinggalan, interaksi manusia dan karakter tetap harus sentral dalam upaya kita belajar dan mengabdi. Manusia sebagai makhluk sosial, seefisien dan semudah apapun teknologi, tetap membutuhkan dorongan dan motivasi berbasis sentuhan manusia. Interaksi langsung dan pendidikan humanity harus menjadi perhatian walaupun zaman tetap berubah. Sehingga kami di Pendidikan Luar Biasa, senantiasa mengembangkan keduanya secara beriringan. CH. FAJAR SRI WAHYUNIATI, M. Or. KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA, FIK Zaman semakin kesini, olahraga juga tak luput dari pengembangan teknologi digital. Sport science sebagai analisa data permainan maupun keolahragaan kini selalu kami tekankan sebagai skill yang harus dikuasai, setidaknya dipahami dan dikenal, oleh mahasiswa. Sepakbola misalnya, bisa dianalisa beragam aspeknya termasuk individu pemain sehingga bisa dapatkan hasil maksimal. Kombinasi praktek di lapangan dengan mencermati materi di IT, sembari tetap menanamkan karakter sportifitas dan giat berlatihm kemudian menjadi kunci untuk hal tersebut. Apa yang telah kita ajarkan di lapangan, kita pelajari dan analisis lebih lanjut, bahkan sampai gerakan per bagian secara detil dan terperinci, dapat dilakukan dengan teknologi digital. Sehingga seiring dengan penggunaan e-learning di prodi kami yang juga terus berkembang, mari menggunakan teknologi digital dengan sebaik-baiknya untuk mengembangkan pelajaran dan prestasi. Dr. KUSWARSANTYO, M. Hum. KETUA JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI, FBS Pada tahun 1990 saya berkunjung ke University of California, mereka sudah punya naskah tari dan karawitan lokal kita di digital library. Ini sebuah ironi, dan Indonesia perlu belajar untuk itu. Apalagi pengarsipan dan koleksi naskah kita masih begitu minim. Padahal keuntungannya sangat banyak karena selain dapat mengabadikan secara virtual, juga mempercepat kita untuk akses dan belajar. Sehingga kami di Pendidikan Seni Tari, sangat concern untuk mengembangkan keahlian tari yang memang jadi basis pembelajaran, sekaligus memulai rintisan karya dalam bentuk digital. Kemampuan teknologi digital juga membuat kita lebih mudah merintis proses hak kekayaan intelektual dengan cara membuat catatan deskriptif berbasis pengolahan data yang lengkap. Intinya, teknologi digital harus menjadi sarana kita memenangkan kompetisi, dan jangan sampai ketinggalan lagi.

P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 15


Laporan Utama

Ketika Kapal Pinisi Berlabuh Melampaui Makassar Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

K

DOK. HUMAS FMIPA

ala malam tiba dan gelap telah menyelimuti Yogya, salah satu sudut jendela di Wirobrajan kerap nampak masih bergelimang cahaya. Sang empunya rumah, Miftahudin Nur Ihsan, memang memutuskan untuk terlelap lebih larut dari teman-temannya. Namun alih-alih menikmati malammalam tanpa makna layaknya diperdendangkan Rhoma Irama dalam lagu begadang, tangannya justru masih menari dengan canting dan jumputan. Karena pada suatu hari di tahun 2015 itu, ia sedang mengubah kegemarannya pada batik menjadi kiprah akademik. Smart Batik Indonesia, kala itu berkiprah dalam hening. Batik yang diciptakan Miftahudin sejak 2015 itu, bukanlah batik biasa. Kemristekdikti lewat program PKM Kewirausahaan memberinya hibah riset untuk mengaplikasikan ilmu yang ia dapatkan dari Pendidikan Kimia FMIPA, untuk mengkolaborasikan pengetahuan lewat batik. Sehingga mulai dari molekul air, stray virus HIV/AIDS, hingga teori Atom Thompson, bisa terukir dengan manis layaknya mode fashion kekinian. “Motif-motifnya memang tematik, misalnya kesehatan atau pendidikan. Kalau yang ini molekul air,� ucapnya seraya menunjuk salah satu batiknya yang berwarna biru sembari mengaku bahwa seluruh batiknya buatan tangan. Gelar dan prestasi kemudian datang beriringan semenjak keheningan di Wirobrajan itu mulai menjelma menjadi sedikit ramai. Hiruk pikuk yang kemudian juga menggema secara daring, karena aktivitasnya yang juga menjamah toko daring. Lomba Inovasi Teknologi Mahasiswa tingkat provinsi DI Yogyakarta, Lomba Inovasi Bisnis Pemuda tingkat provinsi DI Yogyakarta, dan Penghargaan UKM Wow! 16 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

dari Kementerian Koperasi dan UKM menghadirkan karyanya ke penghujung negeri. Selepas lulus di tahun 2017, Smart Batik yang menghasilkan hingga 15 juta tiap bulannya itu mulai membuat dapur Miftahudin bersama beberapa karyawannya mengepul harum. Menjadikannya bukan sekedar kapal Pinisi yang berlabuh di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) untuk menggondol medali,

MIFTAHUDIN NUR IHSAN (paling depan, kanan), alumni FMIPA UNY, saat menerima penghargaan dari UNESCO.

Selepas lulus di tahun 2017, Smart Batik menghasilkan hingga 15 juta tiap bulannya itu mulai membuat dapur Miftahudin mengepul harum.

tapi juga kebermanfaatan bagi sesama lewat kerja keras sebagai anak sungai, dengan teknologi menjadi airnya dan semangat berwirausaha sebagai muara. Sebuah semangat yang terus dikehendaki tumbuh dalam PKM, serta menjadi basis UNY dalam mempersiapkan tiap civitasnya menghadapi era disrupsi digital. Jiwa Wirausaha, Jiwa Petarung Semangat dan kemampuan wirausaha, bagi Kemristekdikti, tak hanya dipandang sebagai kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa sebagai upaya survivalnya di era disrupsi digital yang begitu keras. Jiwa tersebut, diungkapkan oleh Staf Ahli Menristekdikti bidang Infrastuktur Hari Purwanto, sebagai langkah pembebasan bagi negeri ini yang sudah terlalu sering dikalahkan dalam berbagai persaingan sebelumnya. Pengembangan perekonomian berbasis teknologi


ARIF / HUMAS UNY

Laporan Utama Rektor UNY membuka Festival Dalang Cilik sebagai bagian dari rangkaian acara Dies Natalis UNY 2017

AAL-EUROPE.EU

layaknya tersembahkan dalam revolusi industri 4.0 hari ini, kemudian menjadi vital untuk membuktikan bahwa Indonesia tak boleh lagi melewatkan peluang ini. “Sebelumnya Pak Presiden meminta untuk mencetak 58 juta pelaku usaha kecil dan wirausahawan, karena Indonesia ini dari dulu sering ketinggalan, sekarang saatnya kita membalikkan keadaan. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) punya paket-paket untuk mendorong mahasiswa punya jiwa kewirausahaan,� ungkap Hari kepada Pewara Dinamika. Dia juga menjelaskan, saat ini jumlah wirausahawan di Indonesia hanya 3,1 persen dari jumlah penduduk. Jumlah ini masih jauh jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Sebagai contoh, China memiliki 10 persen wirausahawan dan Singapura

mencapai tujuh persen. Sedangkan Jepang sudah di level 11 persen dan Amerika Serikat sebesar 12 persen. Dari situlah Kemristekdikti kerap berupaya agar wirausaha dapat terus bermunculan dari kalangan generasi muda Indonesia untuk mampu menciptakan usaha kekinian berbasis sains dan teknologi. Sentralitas pembangunan jiwa kewirausahaan kemudian bertumpu pada dua hal. Yang pertama, ialah memulai membangun jiwa

Saat ini jumlah wirausahawan di Indonesia hanya 3,1 persen dari jumlah penduduk. Jumlah ini masih jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga.

kewirausahaan dimulai dari sisi kurikulum dengan mata kuliah kewirausahaan di hampir semua perguruan tinggi. Langkah keduanya, tak lain dilakukan dengan cara memberikan stimulan kepada mahasiswa untuk memulai berwirausaha. PKM Kewirausahaan sebagai salah satu program Kemristekdikti dalam PKM 5 bidang, kemudian menjadi paket komplit bagi dua hal tersebut. Basis pengembangan keterampilan mahasiswa untuk mengolah keahliannya demi orientasi pada laba (profit), dipadukan dengan kompetisi antar sejawat dalam bentuk pemerolehan pendanaan dari Kemristekdikti dan peluang untuk lolos maupun menjuarai Pimnas. Kemampuan menghasilkan komoditas barang atau jasa guna menghasilkan karya kreatif, inovatif, dan membuka peluang usaha yang berguna bagi mahasiswa setelah menuntaskan studi, juga di era P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 17

ANONIM / WIKIPEDIA.COM / REPRO. KALAM


Laporan Utama

DOK. RISTEKDIKTI

disrupsi digital sudah selayaknya makin berkembang selaras dengan kolaborasi teknologi. UKM hingga startup, kemudian mampu menjadi salah satu varian dalam pengembangan jiwa bisnis tersebut. “Karena jika tidak ada pembaruan sama saja dengan pasar tradisional. Dan untuk menjadi wirausahawan yang tangguh perlu jiwa wirausaha, mempunyai daya juang yang tinggi dan inovatif. PKM memberikan dia stimulus sekaligus daya juang itu, dan kita juga harapkan untuk terus menghadirkan kebaruan. Misal startup, bisa masuk sini (PKM-K),” ungkap Didin Wahidin, Direktur Kemahasiswaan Kemristekdikti. Untuk hal senada, PKM kemudian menjadi program prioritas banyak kampus. Tak terkecuali di UNY, dimana PKM tidak ditujukan sematamata untuk mengejar prestige ataupun medali. Lebih dari itu, PKM dikelola sedemikian rupa untuk membangun iklim akademik yang baik di UNY sekaligus kemampuan mahasiswa untuk menghadapi tantangan konkrit di lapangan. Termasuk diantaranya ungkap Prof. Sumaryanto, Wakil Rektor III UNY, ialah tantangan untuk berwirausaha dan membuka lapangan kerja. Keuntungan yang bisa diraih 18 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

mahasiswa untuk berpengalaman dalam membuat penelitian hingga membanggakan orang tua, adalah secuil dari torehan tinta emas yang tak jauh dari genggaman asalkan ada kerja keras. Tim PKM Center dibawah koordinasi Kemahasiswaan UNY dan berkolaborasi dengan PKM Center di tiap fakultas, kemudian menjadi garda terdepan untuk membimbing para civitas yang terpanggil hatinya untuk hal-hal tersebut.

STAF AHLI BIDANG INFRASTUKTUR MENRISTEK DIKTI, Ir. Hari Purwanto, M.Sc., DIC, (kiri) dalam pembukaan Expo Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia ke-8 2017 di Politeknik Negeri Pontianak.

“Di kemahasiswaan, sukses prestasi itu ada dan salah satu pilarnya adalah tim PKM Center. Mereka siap membimbing, dan sangat sigap. Saya bahkan menyebut mereka TKD, Tentara Karepe Dewe. Rela makarya kesel-kesel, nyambut gawe untuk sukses prestasi,” ungkap Sumaryanto.

Sumaryanto mengungkapkan, “Di kemahasiswaan, sukses prestasi itu ada dan salah satu pilarnya adalah tim PKM Center. Mereka siap membimbing, dan sangat sigap."

PKM Center Dibentuk secara resmi sejak tahun 2012/2013, PKM Center seakan menjadi melting pot dimana maahasiswa, tenaga IT, dan staf kemahasiswaan dari seluruh fakultas serta rektorat bersua. Pembinaan PKM yang sistematis semenjak tingkat program studi, fakultas, universitas, termasuk UKM, kini dibina secara terstruktur lewat badan tersebut. Namun layak disebut tempat bersua dan seakan penuh nostalgik, karena awal PKM Center terintis belumlah seperti sekarang. Nurtanio Agus Purwanto, M.Pd sebagai Staf Ahli Wakil Rektor III mengungkapkan bahwa dulunya PKM Center seke­dar beranggotakan perwakilan maha­ siswa di tingkat fakultas dan pem­ bina di tingkat universitas. Fung­­ sinya, untuk saling berbagi in­for­masi dan tukar kisah seputar PKM. “Ada anak, punya hobi yang sama, kumpullah dulu itu saling sharing. Kumpul dengan kami juga yang di kemahasiswaan. Seiring waktu kita lihat potensinya. PKM Center harus punya peran lebih besar dari itu. 2012/2013, kita bentuk PKM Center resmi, dengan harapan gayengnya tetap, prestasinya maju terus,” ungkap Agus.


STARTUPSUCCESSSTORIES.COM

Laporan Utama

P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 19


Laporan Utama

Sejak saat itu, PKM Center berkembang menjadi kelompok belajar mahasiswa pelaksana PKM dengan pendamping. Pendekatan berbasis saling asah, asih, dan asuh, kemudian menjadi karakter utama dalam beragam tantangan yang dihadapi mereka sepanjang proses pengusulan PKM hingga akhirnya didanai, lolos, bahkan juara dalam Pimnas. Unit Kegiatan Mahasiswa Penelitian di tingkat universitas maupun masing-masing fakultas, juga jadi kandang dalam menyongsong perhelatan tersebut. “Kelompok Studi Ilmiah MIPA Saintis misalnya di FMIPA, jagoan UNY kita punya ini,” ungkap Setiawan Pujiono MPd, Dosen Kimia dan salah satu pembimbing di PKM Center FMIPA UNY. Agenda forum pembinaan dan pendampingan, penyiapan proposal sampai pelaksanaan, serta proses review internal, unggah, dan pelaporan, menjadikan PKM Center garda terdepan mewujudkan PKM sebagai budaya dan tradisi berprestasi para sivitas UNY. Sebuah kehendak yang melahirkan kerja tanpa henti dari segenap keluarga PKM Center. Karena walaupun pendanaan PKM terseleksi di bulan 20 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

Maret dengan Pimnas digelar di pertengahan tahun, PKM Center tak pernah libur karena punya agenda bertajuk pra proposal. Dalam proses Pra proposal, September hingga Oktober satu tahun sebelum Pimnas tahun terkait digelar, menjadi awal UNY dalam persiapan review internal dan pengumpulan proposal. Walaupun biasanya mahasiswa sudah mulai berdiskusi dan memikirkan rumusan PKM-nya bersama dosen pembimbing sejak bulan Juli dan Agustus. Menandai setahun penuh kerja UNY untuk mempersiapkan gelaran Pimnas tiap tahunnya. Pengelolaan web khusus PKM oleh

PKM Center menjadi garda terdepan mewujudkan PKM sebagai budaya dan tradisi berprestasi para sivitas UNY dengan proses pembinaan, pendampingan, hingga pelaporan.

Kemahasiswaan UNY, membuat mahasiswa dapat mengunggah proposal mereka lebih dahulu ke universitas. Proses review dan kritik saran penyempurnaan, kemudian berlangsung seiring dengan ketatnya seleksi administrasi yang dijalankan dalam seleksi PKM di tingkat nasional. “Jadi di UNY sudah kami seleksi, karena tiap kampus kluster 1 ada kuotanya maksimal 700 proposal. Dan nanti diatas (tingkat nasional), diseleksi lagi. Kalau formatnya tidak pas, bahkan langsung dicoret dan tidak dibaca. Itulah mengapa PKM Center dan penyempurnaan administrasi dengan cara review dan kritik saran, jadi penting,” ungkap Sukinah MPd, Dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) UNY yang juga juri pimnas, dalam menggambarkan ketatnya kompetisi dalam pengulsulan PKM dan keikutsertaan Pimnas. “After” Pimnas Kepekaan atas masalah sosial, menelurkan sumbangsih pemikiran dalam tulisan, serta menghadirkan keunikan dan solusi bagi masyarakat dalam tugas Tridharma, diungkap oleh Sukinah serta Pujiono menjadi beberapa benefit yang timbul


STARTUPSUCCESSSTORIES.COM

Laporan Utama

dari keberadaan PKM Center dan keikutsertaan para mahasiswa di dalamnya serta di dalam kompetisi. 115 PKM didanai Kemristekdikti pada 2017, dengan 17 PKM lolos ke Pimnas Makassar dan lima medali digondolnya dari Makassar. Namun perjuangan setahun penuh itu sudah selayaknya dipandang tak sebanding jika harus ditinggalkan begitu saja selepas gelaran perlombaan usai. 24 PKM Kewirausahaan yang tahun lalu didanai oleh Kemristekdikti menjadi bukti atas komitmen UNY untuk menunjukkan bahwa prestasi tak menjadi akhir kebermanfaatan. Plaza UNY sebagai laboratorium kewirausahaan, kemudian menjadi langkah inkubasi untuk menjaga hangatnya kontribusi universitas ini bagi sesama. Lantai dua Plaza UNY yang nampak cukup sepi, menjadi saksi atas komitmen tersebut. Diresmikan lewat Soft Opening sebagai Gedung Laboratorium Kewirausahaan pada 13 Januari 2016, Prof. Rochmat Wahab dalam pidato pembukaannya menghendaki agar lantai dua plaza ini mampu menempa mahasiswa sebagai wirausahawan muda. Di samping Corporate Store Koperasi

Mahasiswa (Core Kopma) UNY yang berlokasi di lantai dasar, food court dan fashion di lantai empat, serta perkantoran mitra UNY di lantai 3, lantai 2 yang terdiri atas 21 ruang dengan sekat-sekat proporsional memang didedikasikan khusus untuk mahasiswa. Entah bagi yang praktek mata kuliah kewirausahaan, fasilitasi PKM, termasuk inkubasi bagi mereka yang berniat untuk mengembangkan kemampuannya berwirausaha. “Jadi praktek disitu gratis, dan mahasiswa yang setelah pembelajaran, seperti yang wirausahawan termasuk PKM, kita kenakan omzet sharing 7%. Harga per lantainya pun beda-beda.

Plaza UNY sebagai laboratorium kewirausahaan, kemudian menjadi langkah inkubasi untuk menjaga hangatnya kontribusi universitas ini bagi sesama. Ia menjadi saksi atas komitmen tersebut.

Namun intinya pemanfaatan aset ini untuk kegiatan akademik, praktek mahasiswa dan memfasilitasi industri inovatif adalah prioritas kami,� ungkap Dr. Endang Mulyani, Ketua Badan Pengelolaan dan Pengembangan Usaha (BPPU) UNY sembari menyatakan bahwa Plaza UNY pada 2017 lalu membukukan pendapatan sebesar 1,2 miliar rupiah. Dari fasilitasi tersebut, Indobot sebagai Robot Pendidikan Multifungsi maupun Sepeda Listrik Astrobike yang basis pengoperasiannya Android, dapat memperoleh panggung untuk disajikan kepada masyarakat. Duet antara kewirausahaan dengan teknologi aplikasi ala startup yang dapat diidentifikasi sebagai aksi teknopreneurship, sekaligus beragam UMKM yang dirintis mahasiswa dan diberi ruang untuk berkembang dari Plaza UNY, dipandang Endang dapat menjadi langkah awal untuk sejenak menepikan anggapan bahwa berwirausaha membutuhkan proses panjang, sulit, kerap berhutang, serta kendala teknis dan nonteknis lainnya. Apalagi kini, berwirausaha dianggapnya semakin mudah karena P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 21


Laporan Utama

SVB.COM

teknologi digital telah menghadirkan online shop. Sehingga peningkatan kemampuan promosi sekaligus pangsa pasar yang lebih besar, menjadi berkah dan tantangan para mahasiswa dalam berdagang. “Apalagi masih ada yang percaya diri kurang kalau berdagang. Itulah kenapa kita disini beri ruang bagi mahasiswa untuk berkreasi lalu menjual apa yang anda bisa. Termasuk menjual barang/jasa yang secara proyeksi di masa depan akan dibutuhkan konsumen. Itulah pentingnya basis startup dan teknologi,” ujar Endang. Praktek yang ada di luar kelas layaknya Laboratorium Kewirausahaan serta kompetisi dalam Pimnas, kemudian menjadi lengkap dengan pembelajaran kewirausahaan di dalam kelas. Mata kuliah kewirausahaan, walaupun tidak termasuk dalam mata kuliah universitas (MKU), tetap dilangsungkan secara sporadis sebagai wujud atas diskresi para pemangku kebijakan di program studi. Program Studi Bimbingan dan Konseling di FIP UNY misalnya, telah menggelar mata kuliah ini sejak 2005-an untuk menggenjot interalisasi nilai kewirausahaan yang ada di dalam iri tiap mahasiswa. 22 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

“Sekaligus mempersiapkan bekal mereka semua, karena jumlah wirausaha kita masih minim, dan lapangan kerja juga minim. Jadi kita turut berkontribusi dengan cara menghadirkan optimisme, sekaligus menihilkan contoh buruk seperti perklitihan karena wirausaha membentuk mental dan kesempatan hidup lebih baik bagi semua,” ungkap Fathur Rahman, M.Si, Dosen Bimbingan dan Konseling UNY. Kedepan, konsep new literacy yang saat ini sedang diinisiasi Direktorat Jenderal Belmawa Kemristekdikti ini akan menjadi satu lagi sarana para sivitas untuk mendidik karakter kewirausaha yang berbasis teknologi. Basis literasi data, literasi manusia, literasi teknologi, serta penumbuhan

Konsep new literacy akan menjadi salah satu sarana para sivitas akademika untuk mendidik karakter kewirausaha yang berbasis teknologi.

iklim akademik berbasis kejujuran dan karakter sportifitas, diharapkan akan mewarnai kurikulum baru yang hendak diinisiasi oleh Kemristekdikti tersebut. Walaupun hingga kini masih dalam proses pencarian format utamanya pada opsi apakah pemerintah hendak memberi strategi maupun peraturan baru yang mendukung penguasaan kemampuan teknologi yang diintegrasikan secara tersirat dalam setiap pembelajaran kuliah, maupun membentuk mata kuliah baru dengan jumlah SKS yang nantinya ditentukan. Dr. Wagiran, Staf Ahli Wakil Rektor I juga mengungapkan bahwa UNY siap untuk melaksanakan konsep tersebut jika nanti disahkan, ditengah ketat dan pesatnya era revolusi industri keempat yang membutuhkan warna baru kurikulum pada seluruh lapisan jenjang pendidikan dan masyarakat. “Intinya kita mengapresiasi terkait dengan wawasan teknologi yang akan dikembangkan oleh Ditjen Belmawa. Itu tuntutan masyarakat dan tuntutan zaman, ya sudah kita harus siap-siap. Siap belajar, siap berkarya, dan siap jadi startup! Tidak siap, maka digilas,” pungkas Wagiran.


Laporan Utama

Jumpa Virtual, Komunikasi Maya Efek Revolusi Industri 4.0. Pola tatap muka manual terganti total lewat digital. Jarak membentang ribuan kilometer bukan halangan. Mereka tertautkan secara daring

Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

dosen, dan koordinator skripsi terlibat.

aptop bermerek Acer itu baru saja dilipat. Mesinnya masih hidup dan menuju detik-detik padam. Kuranglebih empat jam dia menatap layar. Jemarinya terdengar tik-toktik-tok menari di atas papan ketik. Mimik wajah yang semula merengut, sontak berubah sumringah. Baru saja dia mendapat surel. Di sana tertulis persetujuan. Skripsinya diteken pembimbing. Minggu depan, 19 Februari 2018, bisa pendadaran. Dia bernama Tyas Agung Pamungkas. Mahasiswa Penidikan Bahasa Inggris angkatan 2013.

Mahasiswa baru bisa mengusulkan topik manakala telah mencapai 110 SKS (S-1) dan 90 SKS (D-3). Beragam topik bisa diajukan selama relevan dengan mayornya. Tapi tahap final berada di tangan koordinator skripsi. Dia pula yang menetapkan dosen pembimbing. Mekanisme ini dilakukan secara koordinatif. Mahasiswa hanya mengikuti prosedur.

L

“Sudah lama menunggu saat-saat ini,” ungkap Tyas. Dia sujud syukur atas pencapaian yang panjang dan melelahkan itu. Tugas akhir, baginya, adalah sebuah proses menempa diri. Di luar konten proses bimbingan skripsi Tyas relatif unik. Selama itu dia lebih banyak, bahkan sepenuhnya, bimbingan daring. Masukan dari dosen pembimbing disampaikan lewat surel. Seminggu satu kali surel itu mampir. Di antara ribuan mahasiswa UNY, Tyas, kelahiran Kulonprogo itu, cukup beruntung. Dia tak perlu bertemu fisik. Cukup menavigasikan laptop—juga smartphone—problem skripsi lekas tuntas. “Positifnya ya saya bisa cepat bimbingan. Negatifnya mungkin harus mengetik panjang di e-mail,” ungkapnya sambil terkekeh. Komunikasi virtual di antara mahasiswa dan dosen pembimbing menandai era baru. Barat mencatatnya sebagai konsekuensi logis Revolusi Industri 4.0. Semua serba digital. Universitas berangsur sedang menuju era itu. Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, melakukan terobosan di wilayah birokrasi. Bila sebelumnya dilakukan serba tradisional, kini menyesuaikan zaman.

***

ILUSTRASI pertemuan secara virtual dan komunikasi maya.

Yang dimaksudkan Sutrisna antara lain kebijakan komunikasi dan pelayanan lewat dunia maya. Dia memandang koordinasi melalui daring tak sepenuhnya buruk. Efektif dan efisien menjadi pertimbangannya. “Tapi kita tetap mempertahankan cara lama. Tatap muka langsung juga penting sebagai laku bebrayan,” katanya. Bagi Sutrisna, semua metode harus diterapkan seimbang. UNY telah memfasilitasi bimbingan skripsi daring. Portalnya sudah dipersiapkan lama. Wakil Rektor I, Margana, menuturkan aplikasi itu dikembangkan guna menjembatani pembimbing dan mahasiswa. Pelayanan ini bukan berarti memutus proses tradisional seperti tatap muka, melainkan merespons tantangan global. “Kita kan sudah masuk era disrupsi. Apa-apa serba online. Jadi, kita terus mengikuti yang terbaik,” tuturnya. Praktis menjadi pertimbangan utama kenapa sistem informasi bimbingan sedemikian penting. Dari proses administrasi hingga pembimbingan penyusunan skripsi terpaket lengkap. Setidaknya terdapat lima tahap. Tahap praproposal, pembimbingan proposal, proposal, tugas akhir, dan ujian. Mahasiswa,

Status UNY baru Badan Layanan Umum (BLU). Kini sedang menuju PTNBH. Meraihnya dibutuhkan segenap kerja sama total. Militansi antarsivitas akademika menjadi keniscayaan. Sejumlah prasyarat mesi dipenuhi. Antara lain fasilitas informasi yang terkoneksi internet. “Teknologi menjadi jawabannya. Empat elemen seperti mahasiswa, dosen, pegawai, dan sarana-prasara­ na harus menjadi sasaran utama,” papar Priyanto, Kepala UPT Puskom. Prinsip teknologi adalah mempermudah. Priyanto mengatakan pelayanan berbasis daring dari mahasiswa baru hingga wisuda telah terprogram. “Dari SBMPTN versi CBT, SIAKAD, ujian sertifikasi guru, dan PPG tergabung ke dalam sistem informasi berbasis online,” ujarnya. Pelayanan di abad ke-21 ini, komentar Priyanto, lebih dari enak. Dia mengomparasikan dengan dua sampai tiga dekade lampau. “Semuanya dulu serba manual.” Referensi cetak berada di senjakala. UNY menawarkan portal jurnal ilmiah secara cuma-cuma. Tinggal cari, klik, dan unduh, masalah terpecahkan. Jurnal Diksi, Litera, Cakrawala Pendidikan, Vokasi, Pendidikan Karakter, Economia, Harmoni Sosial, dan lain sebagainya tersedia gratis. Hanya berselancar di journal.uny.ac.id kegelisahan karena kering pustaka teratasi. P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 23


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS ANDREW DARWIS

Menyundul Peluang, Berbagi "Cendol"! Film Sundul Gan: The Story of Kaskus, telah mengisahkan bagaimana bilikbilik asrama berdebu menjadi saksi Andrew Darwis bersama Ken Dean, meluangkan waktunya kala mengenyam pendidikan di Seattle University. Tugas kuliah itu dibuatnya sekadar iseng guna menjadi forum diskusi yang melampiaskan kerinduannya pada Nusantara. Namun kerja keras, hoki, serta berkah dari Tuhan dan kedua orang tuanya, menghantarkan Kaskus tak sekadar berhenti sebagai nilai A dalam manuskrip. Tapi juga menjadi salah satu forum diskusi dan jual beli daring terbesar negeri ini, yang menghadirkan manfaat serta peluang tak terbayangkan sebelumnya.

Kepada Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, Agan Andrew kemudian bercerita secara le­ bih detil di sela-sela Seminar Startup TOP Coffee Next Generation di Ruang Sidang Utama Universitas Ne­geri Yogyakarta (UNY). Tentang bagaimana kerja keras, hoki, serta berkah itu bermuara, sekaligus meng­ungapkan bagaimana potensi UNY sebagai kampus berlandaskan karakter ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan, guna menjadikan startup sebagai landasan pacu dalam mencerdaskan kehidupan bangsa lewat setiap civitasnya. Atau dalam istilah Andrew, menyundul peluang dan kesempatan yang lebih tinggi lewat Startup agar bisa berbagi “cendol” lebih banyak. Dalam beberapa kesempatan maupun di film, anda kerap menyebutkan bahwa Kaskus ada DOK. HUMAS UNY karena hoki. Bagaimana bisa? Ya bagaimana tidak hoki, wong awalnya gue berkuliah di Seattle itu jusitu, gue membuat Kaskus sebagai situs web ga karena dibujuk oleh sahabat-sahabat gue, komunitas waktu deadline tanggal akhir pe­ dan karena dipinjami uang oleh paman yang ngumpulan tugas. berprofesi sebagai pedagang mabel. Waktu itu gue statusnya sudah kuliah, di Binus (BiWalaupun, bertatap muka dengan kedua­ na Nusantara). Tapi gue tergiur dengan Seatnya (Bill Gates dan Jeff Bazos), pun aku betle. Alasannya, karena dekat dengan kantor lum pernah. Tapi kalau gue tidak sempat ke Bill Gates (Microsoft) dan Jeff Bazos (AmSeattle, tidak akan dapat ide dari deadline azon), dan di sana ada internet cepat serta seperti ini kan. Termasuk bantuan dari saha­ gratis. Jelas gue kepingin, sehingga gue ya­ bat-sahabat yang gue temui di rantau untuk kin bahwa ada sepercik hoki yang datang sama-sama mengembangkan Kaskus. Itulah dari dua sosok orang terkaya di dunia itu, yang gue sebut bahwa hoki berperan disini. kepada gue sebagai mahasiswa. Hingga dari 24 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

Tapi apakah hoki semata yang berperan disini? Tentu tidak, jangan diputar balik kata-kata gue ya. Hoki berperan, tapi kerja keras juga jadi tugas kita. Gue tidak akan ketemu dan sampai berpikir berkongsi dengan Ken (CEO Kaskus, yang juga saudara Andrew), untuk mengembangkan Kaskus lagi, kalau gue gak sempet jadi pengi­ ris tomat dan kasir di restoran cepat saji. Waktu itu gue mahasiswa bokek (berkantong tipis), jadi perlu kerja part-time (paruh waktu). Tanpa kerja keras kita semua untuk dulu mengembangkan Kaskus, termasuk doa dan dukungan dari orang tua serta semua orang tersayang, hoki itu tidak akan tereksekusi. Lalu dari sudut pandang Gan Andrew, bagaimana mahasiswa selayaknya bersikap dengan peluang yang ditawarkan startup? Sikap mahasiswa, dan sikap kita anak muda, gue kira selayaknya sama terhadap apapun peluang yang tersaji di atas meja kita. Startup itu kan perkara zaman saja, ia saat ini menjadi peluang dan kesempatan yang besar dan menunggu kita sebagai anak muda untuk menyundul­ nya. Kalau sudah disundul, kita petik, kita bisa dapat berkah dan rezeki. Istilah Kaskus-nya, dapat cendol (reputasi positif dalam forum tersebut). Cendol yang bisa menyejah­ terakan kita, dan bermanfaat bagi orang lain. Tapi lagi-lagi, startup itu kan entitasnya saja. Karakter yang ada dalam jiwa, dan sikap


Laporan Utama mahasiswa, selayaknya tak boleh terganti. Apapun yang sedang dihadapi mahasiswa, mereka harus selalu lebih berani dan mendewasakan diri dengan pengalaman seiring waktu. Jangan pernah patah semangat, dan kalau ada ide langsung dijalanin. Juga, jangan pernah dipendam dan jangan pernah takut! Intinya tekad harus ada dan segera eksekusi, karena di era startup dan digitalisasi yang sangat cepat ini, tiada ampun bagi mereka yang pemalas dan peragu. Tidak siap berkompetisi, maka digilas. Kebetulan momentumnya, dengan perusahaan-perusahaan terbesar di dunia kini mulai dige­ ser dan diisi perusahaan teknologi berbasis

ton Bagaskara (Kla Project). Apalagi dengan adanya era digital yang sudah menggebu-gebu seperti saat ini, startup bercorak Yogya dan bernafaskan kearifan lokal sungguhlah sangat dinanti. Dan jangan dikira startup ini hanya dominasi milik kota besar atau negara maju. Gue tahu sendiri bagaimana banyak Startup saat ini memilih Yogyakarta, termasuk juga Bali, sebagai tempatnya beroperasi. Biaya hidup disini sangat murah dan kualitas lingkungan cukup baik. Programmer dari Jogja itu juga luar biasa potensinya. Kalau boleh gue akui, salah satu yang terbaik di negeri ini. Kita punya juga (di Kaskus), programmer asal

si dan hokinya. Tinggal kerja keras dan gali ilmunya! Apa yang kemudian dapat dilakukan sivitas UNY untuk menindaklanjuti potensi tersebut? Nah, namanya bisnis, kerap ada idealisme yang harus sedikit dikorbankan. Bukan ber­ar­ti menghilang, tapi apa yang kita produksi harus mendengarkan akar rumput. Sa­ma seperti anak KKN, kalau kamu membawa program sendiri, padahal warga tidak butuh, sulit juga kan? Mata kuliah kewirausahaan, dan inkubasi pendanaan dan pembinaan wirausaha, ju-

PPISAMSUN.BLOGSPOT.COM

ANDREW DARWIS Lahir: Jakarta, 20 Juli 1979 ∫ Pendidikan: S1 Multimedia & Web Design, Art Institute of Seattle, 1999 - 2003 ∫ S2 Master of Computer Science, City University, Seattle. 2004 - 2006 ∫ Karir: Pendiri & Chief Technology Officer Kaskus (1999 -2013) ∫ Chief Community Officer Kaskus (2013-sekarang)

daring dan big data, dunia digital sekarang jadi ladang kompetisi kita. Kalau dalam konteks Universitas Negeri Yogyakarta sebagai kampus kependidikan di kota pelajar, b agaimana Gan Andrew memandang potensi yang kita miliki untuk merintis startup? Inspirasi dan sumber hoki, kalau kita bahas yang awal tadi, jelas sudah banyak tersedia di sini. Jogja ini begitu luas peluang di bidang kesenian, pariwisata, dan kultural yang menghadirkan potensi tersembunyi. Suasana Jogja saja sudah dirindukan sejak zaman lampau seperti dinyanyikan sama Ka-

Jogja. Orang Jogja itu ulet dan berkarakter, dan sikap seperti itu selalu dibutuhkan lintas zaman dalam tantangan apapun. Apalagi, layaknya tadi disebutkan, UNY ini kan IKIP. Kampus guru. Bahkan telah melahirkan pahlawan nasional yang dulu membela tegaknya NKRI (Prof. Lafran Pane, Dekan FKIS UNY). Itu kurang inspirasi apa. Upaya kita mencerdaskan kehidupan bangsa butuh dobrakan startup dan nuansa teknologi untuk mengejar ketinggalan. Sehing­ga apa yang ada di UNY ini sudah siap tinggal landas saja. Kamu punya dasarnya. Kamu pu­nya semangatnya. Kamu punya inspira-

ga kemudian jadi penting. Berwirausaha ini memang soal karakter dan tahan banting. Tapi juga harus didampingi ilmu dan manajemen keuangan yang baik. Serta pendekatan psikologis, misalnya bagaimana memahami karakter kustomer, apa yang mereka sukai, dan bagaimana menghadirkan apa yang mereka sukai. Karena pelanggan itu susah yang loyal. Kalau ada yang lebih bagus, kita gagal mendengar mereka, ya mereka bakal pindah. Intinya peluang sudah ada di kampus ini. Karakter juga sudah ada. Tinggal semangat sundul gan!. P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 25


Laporan Utama

Mengolah Big Data, Menangkap Kesempatan Tak Terhingga Big data hadir di tengah revolusi industri keempat. Siapa yang menguasai data, akan mampu menggenggam dunia. Pembukaan program Studi Statistika pada tahun ajaran 2018/2019, resmi memasukkan UNY dalam arena pertandingan itu.

Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

P

residen Joko Widodo boleh saja diacungi kartu kuning dalam Dies Natalis Universitas Indonesia yang digelar pada awal Februari lalu. Tapi jauh sebelum kartu kuning itu diacungkan oleh Zaadit Taqwa, kartu kuning secara tersirat telah diacungkan terlebih dahulu oleh sang presiden kepada dunia perguruan tinggi negeri ini. Dalam sambutannya pada Rembuk Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), di Universitas Esa Unggul Jakarta, Rabu (29/11), Presiden Jokowi menekankan begitu lambatnya perguruan tinggi di tanah air dalam mengantisipasi perubahan global yang sangat cepat. Fakultas Ekonomi misalnya, di banyak universitas selama puluhan tahun hanya berisi prodi yang sama. Padahal, paradigma ke depan di tengah disrupsi digital menurutnya harus berubah jika Indonesia tak ingin ketinggalan. “Enggak ada yang berani membuka misalnya, jurusan meme,” ungkapnya. Itulah mengapa Fakultas MIPA pada 2016 lalu secara resmi mengajukan diri kepada Kemristekdikti untuk membuka program studi statistika. UNY yang secara historis dirintis sebagai perguruan tinggi keguruan (LPTK), merasa tetap perlu untuk mengepakkan sayapnya lebih luas lagi. Fokus kepada Matematika Keuangan dan terapan, di tengah pengolahan serta penghimpunan big data yang menjadi sentral dalam pengembangan startup maupun ekosistem berbasis digital, menjadi 26 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

ASTORIASOFTWARE.COM

ladang subur yang dipandang oleh UNY untuk mengembangkan kontribusinya bagi negeri lebih jauh. “Sehingga itulah makanya, pada 2018 ini kita mulai buka Prodi Statistika. Siapa menguasai data, maka ia menguasai dunia. UNY siap untuk turut berkontribusi sehingga berani keluar dari zona nyamannya untuk menghadapi era digital. Walau kalau jurusan meme, kita belum (memiliki

Siapa menguasai data, maka ia menguasai dunia. UNY siap untuk berkontribusi sehingga berani keluar dari zona nyamannya untuk menghadapi era digital.

rencana) lah,” ungkap Prof. Sutrisna Wibawa, Rektor UNY. Era “Big Data” Sebagai upaya untuk mengekstraksi, mengolah, menyimpan dan menganalisis data dalam beragam bentuk/format yang berjumlah besar serta memiliki pertambahan data dengan kecepatan masif, big data hadir sebagai tantangan sekaligus potensi dalam penguasaan kapabilitas teknologi informasi di tengah disrupsi digital layaknya hari ini. Sehingga membawa filosofi tersebut seiring dengan kebutuhan pasar pada analisa keuangan yang komprehensif, statistika keuangan dan matematika keuangan yang dulunya masuk dalam konsentrasi statistika dalam prodi Makematika Murni akan diboyong menjadi sebuah prodi tersendiri. Dr. Hartono sebagai Dekan FMIPA


Laporan Utama

KALAM / PEWARA

ARYA DAN NABILA, panitia OSPEK FIS

IEEENITK.ORG IMAGES.THE-LMJ.COM

UNY kemudian mengungapkan bahwa keputusan yang dilandasi dengan semangat menghadapi tantangan zaman tersebut telah dipersiapkan UNY dengan matang-matang. Selama ini, lima konsentrasi yang ada dalam prodi Matematika: Komputer, Analisis, Aljabar, Terapan, dan Statistika, telah memiliki basis dosen dan pendalaman keilmuan yang cukup mumpuni. Peminatan konsentrasi yang kerap disorongkan kepada mahasiswa menjelang tahun kedua dan tahun ketiga pun menunjukkan bahwa mahasiswa kerap secara matang mampu menunjukkan konsentrasi apa yang akan didalami untuk pembelajaran selanjutnya sekaligus tugas akhir. Sehingga ketika UNY mendapati bahwa pemilih konsentrasi Stastika cukup besar di tengah keberadaan beragam alumni Matematika UNY yang berkiprah di bidang seputar pengolahan

data, Hartono menganggap bahwa sudah saatnya UNY membuka prodi statistika tersendiri. Layaknya telah dilakukan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Makassar (UNM), dan beragam LPTK lainnya, yang telah berhasil membuktikan bahwa LPTK juga mampu untuk berkontribusi secara lebih mainstream di era disrupsi digital. “Kebetulan juga, pemilih Stastika cukup banyak. Sumber daya manusia dari dosen (Prodi) Matematika,

Menyikapi banyaknya peminat konsentrasi Stastika di bidang seputar pengolahan data, sudah saatnya UNY membuka prodi statistika tersendiri.

juga banyak yang latar belakang pendidikannya Statistika. Sehingga juga akan terbesit kalau kita bisa bikin prodi sendiri, akan lebih bagus, ungkap Hartono. Walaupun demikian, proses UNY untuk membentuk prodi Statistika tak berlangsung layaknya membalikkan telapak tangan. Sebagai PTN berstatus Badan Layanan Umum (BLU), wewenang untuk membuka program studi berada di tangan Kemristekdikti. Sehingga pada tahun ajaran 2016/2017, kehendak UNY untuk membuka prodi tersebut harus tertunda satu tahun karena belum memperoleh restu. Selama jeda satu tahun hingga akhirnya dibuka pada Juni nanti, penambahan dosen dan tenaga kependidikan yang berbasis keilmuan Statistika digalakkan. Rekrutmen Dosen Tetap non PNS P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 27


Laporan Utama

oleh UNY maupun pengusulan lowongan CPNS kepada Kemristekdikti, menjadi sarana untuk menjaring putra-putri terbaik negeri. Satu dosen berlatar belakang S2 Statistika dengan pendidikan S1 yang linier, telah diperoleh pada tahun 2017. Namun di tahun sebelumnya, UNY harus menerima pil pahit karena tidak menerima satupun pendaftar dalam lowongan yang dipublikasikannya. “Tahun sebelumnya (2016), tidak ada yang daftar (menjadi Dosen Tetap non PNS Statistika). Kelihatannya, lulusan S2 Statistika masih kurang. Sehingga solusi kami karena jumlahnya belum genap sesuai kebutuhan, adalah mengambil dari SDM internal sendiri. Bisa menyekolahkan lagi atau nanti kita 28 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

lihat perkembangannya bagaimana,� ungkap Hartono. Semua penyediaan fasilitas dan sumber daya manusia tersebut, diproyeksikan Hartono akan mampu menggaet peminat untuk

Walaupun pada tahun 2018 nanti Prodi Statistika direncanakan hanya membuka 40 kursi, Hartono tetap optimis prodi ini akan menjaring banyak pendaftar.

mendaftar secara cukup kompetitif. Walaupun pada tahun 2018 nanti Prodi Statistika direncanakan hanya membuka 40 kursi, Hartono tetap optimis bahwa pendaftar yang akan masuk di Prodi Statistika, akan lebih banyak dari Prodi Matematika selama ini. Popularitas statistika di kalangan orang awam dan proyeksi kebutuhan dunia industri, membuat Hartono yakin atas hal tersebut. Walaupun demikian, penerimaan mahasiswa baru bagi Hartono hanyalah awal dari perjuangan. Tantangan terbesar menurutnya adalah reakreditasi yang nantinya menentukan kualitas program studi sekaligus valuasi para lulusan di lapangan kerja. Kurikulum bagus, daya dukung laboratorium, program software, sumber daya manusia,


Laporan Utama

ELECTRONICSOFTHINGS.COM

hingga prestasi akan digenjot untuk itu. Karena masa depan mahasiswa akan menjadi taruhannya jika akreditasi dan kualitas perkuliahan yang dihadirkan prodi tak mampu memenuhi harapan. “Namun tantangannya tidak mudah karena akreditasi ada kriteria Poin Alumni. Kita belum akan punya alumni wong masih prodi baru, jadi belum punya poin. Namun kami menargetkan ketika meluluskan, minimal akreditasi B. Karena kalau C, itu mendzolimi mahasiswa yang telah susah payah belajar. Mereka tidak bisa cari pekerjaan, termasuk tidak bisa jadi PNS,” ungkap Hartono. Perjuangan lain yang telah menunggu kiprah prodi Statistika, adalah pengabdian pada masyarakat

layaknya tergaris dalam Tridharma. Ditengah begitu masifnya data dan upaya pengembangan Yogyakarta menghadap selatan dalam menyongsong Abad Samudera Hindia, kemampuan analisa dan pengolahan data menjadi sentral

Kemampuan analisa dan pengolahan data menjadi sentral untuk menjamin bahwa segala keputusan yang ditelurkan pengambil kebijakan senantiasa mengacu pada data.

untuk menjamin bahwa segala keputusan yang ditelurkan pengambil kebijakan senantiasa mengacu pada data. Kepiawaian mengolah, mendeskripsikan, serta melakukan kajian metodologis tertentu untuk memanfaatkan peluang yang ada, menjadi salah satu anak kunci kesuksesan. Sehingga selain membangun UNY yang lebih baik, penerapan keilmuan secara membumi di masyarakat akan mampu menghadirkan kontribusi dalam kolaborasi Kampung, Kampus, dan Kraton. “Harapannya ke arah situ, prodi ini berkembang baik, dan menghadirkan kebaikan bagi semua,” pungkas Hartono. P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 29


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS Prof. HERMAN DWI SUJONO

Satu Sendok Teknologi dalam Mangkok Karakter Cendekia Hakikat orang berkehidupan, dalam pandangan filsafat Jawa, kerap digambarkan dengan tuntunan menjadi sosok yang sakmadya ngelakoni. Walaupun bila secara literal sekadar diartikan bahwa hidup seyogyanya dilakukan dengan secukupnya dan tak berlebihan, ia menyimpan makna filosofis seputar hakikat setiap insan manusia, untuk menyeimbangkan kepentingan duniawi sembari tetap menaburkan kebaikan. Keberimbangan tersebut, kemudian diejawantahkan Prof. Herman Dwi Surjono dalam bentuk Blended Learning. Menggunakan “satu sendok” teknologi tanpa perlu memuja, serta tetap menyajikannya dalam mangkok karakter kecendekiaan yang senantiasa menjadi landasan UNY dalam mendidik setiap peserta didiknya sejak dulu kala.

Kepada Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, Herman kemudian berkisah bagaimana Blended Learning yang bertumpu pada portal e-learning bertajuk “Be-Smart,” sejak pertama kali dirintisnya sejak tahun 2006 sebagai Kepala UPT Pusat Komputer hingga dua kali berturut menyabet penghargaan dari Ditjen Dikti. Serta ber­bagai tantangan dalam memadukan teknologi tanpa menanggalkan kehangatan interaksi manusia dalam mendidik karakter, di tengah tantangan disrupsi digital yang telah hadir di depan mata. Bagaimana kisahnya ketika pertama kali Blended Learning dan e-learning tercetus? Blended learning awalnya bukan konsep resmi pada awal kita merintis e-learning. Blend­ ed learning adalah pelaksanaan pembelajar­ an berbasis daring yang secara alamiah kita lakukan seiring waktu, dan mulanya dimulai pada perintisan e-learning. Tepatnya saat itu, selepas selesai S3 di Australia, sesu­ai dengan bidang keilmuan saya (Teknologi Informasi), Almarhum Pak Sugeng (Sugeng Mardiyono, Rektor UNY 2006-2008) kala itu meminta saya menjadi Kepala Pusat Komputer. UNY pada tahun 2006 kala itu, sudah memiliki infrastuktur internet dan komputasi yang lumayan. Tapi pembelajaran berbasis TIK masih nihil, dan kami semua saat itu memandang bahwa potensi yang luar biasa ini tidak boleh dibiarkan sia-sia. Pak Rektor bilang, harus dimanfaatkan lah apa yang kita miliki ini, kan mahal tuh bayar internet. 30 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

Jadilah disitu e-learning kita rintis, dengan harapan bahwa fasilitas yang ada bisa menjadikan mahasiswa UNY jadi smart. Makanya kita namakan “Be-Smart”. Pendidikan ka­ rakter yang kemudian tetap kita teguhkan sembari mengenalkan pembelajaran da­ ring itulah, yang kita jadikan wujud Blend­ ed Learning. Lalu proses perintisannya? Be-Smart kita rintis menggunakan Modu­ lar Object-Oriented Dynamic Learning Envi­ ronment (MOODLE). Intinya, software untuk pengembangan media pembelajaran elektronik internet, yang berprinsip social con­ structionist pedagogy (cara terbaik untuk belajar menurut sudut pandang si pelajar itu sendiri). Ia kemudian dikembangkan dengan berlandaskan Learning Management System (LMS) sebagai sistem yang mampu mengelola database pendidikan secara online. Uniknya dalam proses ini ialah, selain tampilan Be-Smart yang akhirnya muncul seperti halaman web pada umumnya, MOODLE ini juga sifatnya open source. Jadi legal, gratis, bisa multi platform sistem operasi, dan yang paling penting, tidak perlu dana pengadaan tambahan untuk mengembangkan. Tinggal kerja-kerja keras kita untuk mengembangkan fitur-fitur. Apa saja fitur-fitur itu? Salah satu fitur utama MOODLE yaitu menyajikan kursus dimana dosen dapat mengunggah materi, soal, tugas, kuis dan lain-lain se-

dangkan mahasiswa dapat mengaksesnya dengan cara login ke MOODLE dan memilih kursus yang akan diikutinya. Namun sebe­ lumnya baik dosen ataupun mahasiswa harus memiliki sebuah akun. Beberapa fitur-fitur MOODLE lain yang telah diterapkan di be-smart adalah course catago­ ries (kategori materi berdasarkan fakultas, jurusan, dan prodi), online users (tampilan user yang sedang aktif ), calendar (menampilkan kalender acara), pengingat waktu, UNY site (link-link yang berhubungan dengan UNY), web link, jurnal berlangganan, berita dan lain sebagainya. Tampilan be-smart yang tertata secara sistematis dan interaktif ini sangat mudah digunakan. Untuk materinya pun bisa diunduh, sehingga semua bisa mempelajari materi tersebut dalam keadaan offline. Semua itu kemudian dipadukan dengan pendidikan karakter dan kedekatan humanisme berbasis tatap muka, yang kita tetap pertahankan. Sehingga alih-alih antara teknologi dan manusia saling menihilkan, teknologi e-learning dan tatap muka kita buat saling melengkapi. Keuntungannya kita padukan, dan kekurangannya kita saling tutup. Itulah yang kita sebut Blended Learning. Ditengah era disrupsi digital yang benar-benar sekarang sudah kita rasakan tantangannya, melek teknologi dan menggunakan teknologi itu untuk tujuan kita dalam mengembangkan keilmuan sekaligus pendidikan karakter, menjadi sangat vital.


Laporan Utama Walaupun sebenarnya kalau kita mau merefleksikan, waktu itu yang susah (dalam me­ rintis Be-Smart) bukannya mendesain beragam fitur itu. Gak sulit bikin itu, kira-kira satu bulan saja waktu untuk merintis.

lightment tentang betapa pentingnya hal ini untuk masa depan UNY dan anak-anak kita. Toh sesuatu yang dipaksa itu tidak baik, dan UPT Puskom memang tidak punya kuasa untuk memaksa.

Lalu, apa tantangan terbesarnya? Survei kecil-kecilan yang saya lakukan, memberi saya insight bahwa faktor penghambat dalam be-smart adalah ketiadaan intensif. Dosen dan mahasiswa yang memang sudah sama-sama nyaman kuliah tatap muka, belum mengetahui betapa luasnya kemungkinan baru yang bisa hadir dengan be-smart. Apalagi beberapa dosen juga ada yang agak

Bagaimana kemudian langkah persuasif itu berlangsung? Awalnya adalah mengajak teman-teman dosen yang sudah dekat, dan juga pimpinan. Karena membangun Be-Smart juga dhawuh dari Pak Rektor, pimpinan kemudian menjadi motor paling utama bagi kami untuk berkembang seiring waktu. Beliau beserta segenap pimpinan menjadi teladan yang

dan awal-awal kita merintis itu, UNY sudah berlangganan internet 24 jam dan WiFi tersedia lebar-lebar. Apa yang kemudian berubah di UNY seiring berlangsungnya blended learning? Yang paling utama dan menjadi kunci adalah menghadirkan kemudahan untuk mahasiswa. Ujian dan bimbingan skripsi makin gampang. Administrasi jarak jauh maupun paperless makin berlangsung, seiring Kemristekdikti menginisiasi Program Pendidik­ an Jarak Jauh (PJJ). Dan yang juga tak kalah penting, Kehendak

ILHAM / PEWARA

Dr. rer. nat. SENAM Lahir: Kulon Progo, 06 Maret 1967 ∫ Pendidikan: S1 Pendidikan Kimia UNY, 1991 ∫ S2 Biokimia ITB, 1996 ∫ S3 Biokimia TUD Dresden, 2004 ∫ Karir: 1992-sekarang, Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY ∫ 2016-sekarang, Wakil Rektor IV UNY

resisten dengan program teknologi, terutama dosen senior. Resistensi itu wajar, dan saya memahami betul karena yakin bahwa ini bukan hanya terjadi di UNY. Ini masalah klasik yang ada di seluruh negeri, dalam proses transformasi apapun. Berubah dari zona nyaman tidak pernah mudah. Apalagi banyak pihak yang memandang bahwa dulu gak ada e-learning aja mahasiswanya juga pintar-pintar, jadi orang, ngapain tiba-tiba mengganti yang sudah baik. Dan yang bisa kita lakukan memang persuasif serta en­

Prof. HERMAN DWI SUJON Lahir: Sidoarjo, 5 Februari 1964 ∫ Pendidikan: S1 Pendidikan Teknik Elektronika, IKIP Yogyakarta (1986) ∫ S2 Industrial Education and Technology, Iowa State University (1994) ∫ S2 Sistem Komputer dan Informatika, Universitas Gadjah Mada (2000) ∫ S3 Information Technology, Southern Cross University Australia (2006) ∫ Karir: Sekertaris Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FT UNY (1996-1998) ∫ Kepala UPT Puskom (2016-2011) ∫ Ketua Prodi S2 Teknologi Pembelajaran, PPs UNY (2012-sekarang) ∫ Ketua Tim E-Learning Project IDB 7in1, PMU IDB, Ditjen Belmawa (2015-2016)

menunjukkan kepada seluruh sivitas bahwa ini lho, kita punya potensi. Dan dengan pelatihan yang berlangsung tiap tahun,

UNY untuk muncul dalam percaturan kampus-kampus berkualitas dunia, yang juga didukung oleh Blended Learning ini.

Alhamdulillah secara gradual sivitas akademika bersatu padu untuk ber-blended lear­ ning ria. Dan uniknya adalah, mahasiswa justru tidak ada masalah dan langsung mengikuti dengan mulus setiap dosen menghendaki dilibatkannya e-learning dalam perkuliahan. Tinggal dikasih username dan password, mereka sudah paham bagaimana mengoperasikan interface-nya karena desain kita juga user friendly. Apalagi mereka sudah seneng banget karena di tahun 2006

Konsep ini saya presentasikan di Barcelona dan ke luar negeri, juga hadir dan menjuarai dua kali berturut-turut penghargaan e-learn­ ing terbaik bagi universitas se-Indonesia pada 2009 dan 2010, serta mendapat apresiasi yang beragam dari publik internasional. Mereka selama ini banyak menganggap bahwa kehadiran teknologi, revolusi industri keempat, itu menghabiskan peran manusia ditengah konsep pendidikan karakter yang sebenarnya masih jauh dari telinga mereka. P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 31


Laporan Utama

KALAM / PEWARA DOK. UNY

32 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8


Laporan Utama

DOK. PRIBADI HERMAN

HERMAN DWI SUJONO bersama istrinya.

Tapi yang ada di Blended Learning, justru sa­ ling melengkapi. Lalu bagi Prof. Herman, apa sebenarnya tujuan akhir dari Blended Learning ini sendiri? Pendidikan karakter tadi kunci untuk meng­ ha­dapi digital disruption. Dan karakter me­ mang begitu penting dalam kehidupan kita. Tapi ia satu hal, yang kita hadirkan lewat “satu sendok” teknologi, sembari tetap menyajikannya dalam mangkok karakter ke­cen­ dekiaan yang senantiasa menjadi landas­an UNY dalam mendidik setiap peserta didiknya sejak dulu kala. Mangkok karakter kecendekiaan itu kemudian isinya berma­cammacam. Termasuk aspek kognitif intelektual, emosional, dan spiritual. Misalnya dalam kaitannya dengan PJJ yang tadi saya sebutkan. Angka Partisipasi Kasar (APK) warga Indonesia yang mengenyam bangku kuliah itu kan masih sangat rendah. Padahal ilmu ini penting. Itulah mengapa kita harus menghadirkan kuliah bagi ma­sya­rakat yang lebih luas. Dan ini program ter­baru dari kementerian, dimana Januari lalu Menristekdikti meminta perguruan tinggi mulai merintis PJJ dengan tetap mengedepankan akuntabilitas serta kualitas yang selama ini kita hadirkan. Jadi itu tujuan

akhir kita yang paling utama, adalah memperluas kontribusi kampus ini untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, tantangan dunia internasional yang makin tak kenal batas juga jadi problem sekaligus peluang. Transfer kredit yang kini dibuka antar universitas berbasis PJJ, mengizinkan anak-anak kita untuk mendapat keilmuan baru yang dulu tak pernah terbayangkan. Mereka megang laptop­ nya masing-masing di rumah atau ikut video conference dari sebuah ruangan di Karangmalang sini, lalu terhubung dengan suatu kampus di China sana dan mereka bisa berdiskusi langsung tanpa halangan. Itu sedang dirintis oleh UNY, dan itu jadi tujuan kita semua saat ini, serta makin intensif ditengah program Pak Rektor yang menghendaki 2018 tanpa MoU. Semua kerjasama internasional harus konkrit! Sedangkan yang terakhir dan memang sekarang sedang rame, adalah tentang Startup. Di Prodi saya (Teknologi Pendidikan), kita kasih bekal pemrograman untuk bikin aplikasi android, dan sebagainya. Termasuk kewirusahaan dan beragam peluang di era digital itu kita sampaikan, ada mata kuliahnya. Banyak juga skripsi maupun tugas akhir mahasiswa

bikin aplikasi-aplikasi yang bernuansa start­ up. Sehingga kalau ditindak lanjuti apalagi sampai dibeli investor, bisa bagus. Setidaknya kita telah berhasil menumbuhkan embrio, semangat, serta basis keilmuan, dan kita terus mendorong teman-teman yang background-nya TI untuk buka startup. Tujuan akhirnya bagi saya, bukan startup itu. Tapi kemungkinan untuk mengharumkan nama bangsa, menghadirkan kesejahteraan bagi dirinya maupun komunitasnya, dan membuka peluang peluang baru sehingga bermanfaat, disitulah teknologi bisa menjadi sangat precious. Pesan Prof. Herman bagi civitas UNY dalam menghadapi era distrupsi digital? Potensi dan alat kita sudah punya. Sehingga untuk teman-teman dosen, saya kira sekarang saatnya untuk harus membuka diri dalam memanfaatkan teknologi yang ada. Dan ini juga menjadi pesan untuk para pemangku kebijakan, karena alangkah baiknya apabila pemanfaatan e-learning juga akan masuk remunerasi, sehingga mari bergerak bersama dengan teknologi. Dan mari para mahasiswa untuk memanfaatkan beragam peluang yang ada, dan terus membuka peluang baru dengan cara kolaborasi kerjasama antar Prodi dan dengan seluruh masyarakat!  P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 33


Laporan Utama

Smartphone dan Celetuk Milenial Kawula muda tanpa selancar maya bagai terpisah anak zaman. UNY memberi fasilitas serupa guna menjaga denyut kualitas pelayanan

M

ahasiswa UNY punya cerita. Bagi mereka internet sudah menjadi bagian primer. Dari subuh hingga larut malam telepon pintar berada di genggaman. Urusan rumah hingga tugas kuliah, kini, di era disrupsi, mustahil terlepas dari jagat maya. Berselancar lewat internet sudah dikategorikan sebagai kebutuhan. Demikian pula UNY. Di zaman Revolusi Industri 4.0 UNY kian memerbaiki kualitas layanan. Sekarang interaksi kuliah, bimbingan skirpsi, pembayaran kuliah, dan pengunguman resmi sepenuhnya lewat internet. Bagaimana mereka menyikapinya?

EKA OKTAVIANA S-1 PENDIDIKAN EKONOMI “Menurut saya smartphone berpengaruh besar dalam kehidupan, terutama dalam hal komunikasi dan informasi. Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang tinggal di mana pun dengan mudah dan cepat. Kita juga dapat mencari informasi di mana pun dan kapan pun dengan mudah dan cepat pula. Menurut saya fasilitas di UNY sudah berbasis online. Salah satu buktinya, yaitu mengenai PMB. Kita tidak usah bersusah payah datang ke tempat untuk menanyakan syarat-syarat ataupun lainnya. Dan sudah sangat mendukung kegiatan mahasiswa juga”

AHMAD MAHFUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA “Dalam berbagai aspek smartphone sangat berpengaruh. Terutama saat pembelajaran karena perkembangan iptek dari tahun ke tahun semakin berkembang pesat. Pengisian kartu rencana studi yang dilakukan secara online dinilai sangat efektif bagi mahasiswa. Terutama sangat membantu bagi mereka yang pulang kampung. Fasilitas berbasis online di Universitas Negeri Yogyakarta juga telah mendukung kegiatan-kegiatan yang diadakan mahasiswa. Seperti publikasi kegiatan yang diadakan setiap jurusan atau fakultas.”

FIDAH NIAR YUNIAR S-2 PENDIDIKAN GEOGRAFI, “Smartphone sangat berpengaruh dalam hidup saya karena melaluinya kita dapat mencari dan memperoleh informasi aktual terkait berbagai macam fenomena kehidupan dari penjuru dunia. Segala sesuatu harus seimbang karena jika kita berlebihan juga tidak baik. Termasuk menggunakan smartphone secara postif dan menunjang diri. Kenapa tidak? Dukungan UNY juga memuaskan. Tapi harus ditingkatkan lagi.”

34 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

GILANG ALFIAN RIZKI S-1 PENDIDIKAN IPS “Menurut saya internet sangat berpengaruh besar untuk memudahkan berkomunikasi, mencari informasi, mencari relasi, sampai berjualan lewat online. Saya merasa sangat terbantu dengan adanya smartphone ini. Segalanya bisa dengan mudah dan cepat. Saya rasa UNY sudah cukup membantu dalam sistem akademik berbasis online. Nilai mata kuliah mudah dipantau, baik oleh saya sendiri maupun orang tua saya. Ditambah adanya Digital Library yang semakin memudahkan pencarian buku di perpustakaan.”

NISA URIZKA FAYOGI S-1 ILMU KEOLAHRAGAAN “Telepon pintar sangat mempengaruhi kehidupanku. Apalagi dalam hal informasi. Karena dapat mempermudah mencari informasi, kabar, berita dan lain-lain. Tapi ia bukan satusatunya sumber informasi. Jika tidak ada smartphone, kita masih bisa mencari lewat buku-buku. Fasilitas internet dan pelayanan berbasis internet di UNY sudah bagus tapi kurang diperbarui.”


B E R I TA S i v i ta s a k a d e m i k a

DOK. HUMAS FBS

PRESENTASIKAN E-LEARNING DI BARCELONA Herman Dwi Surjono, menjadi pemateri dalam ajang “The 9th International Con­ ference on Education Tech­ nology and Computers (ICETC 2017)” yang dihelat di Barcelona 20 – 22 Desember 2017. Dalam kesempatan tersebut Herman menyajikan makalah berjudul “The Effects of Various Animation-Based Multimedia Learning in e-Learning Course”. Guru Besar FT dan Ketua Prodi S2 Te-

knologi Pembelajaran UNY tersebut menjelaskan bahwa makalah yang dipresentasikan merupakan hasil penelitian tentang pengaruh berbagai animasi dalam multimedia pembelajaran yang digunakan dalam e-learning. Animasi diser­ tai dengan narasi yang relevan terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman materi pembelajaran. Forum ICETC 2017 diselengga-

Berita-berita lain dapat diakses pada laman www.uny.ac.id

rakan atas kerjasama The International Association of Computer Science and Information Technology (IACSIT) dengan University of Barcelona dan University of Westminster serta University of Hertfordshire, UK. Kegiatan tahunan tersebut dimaksudkan sebagai sarana bagi para ilmuwan dan peneliti untuk bertukar pikiran dan menyajikan hasil penelitian, ide baru serta pengalaman yang berkaitan dengan teknologi

pembelajaran, aplikasi komputer dalam pendidikan dan e-learning. Paper yang lolos seleksi dan dipresentasikan dalam konferensi tersebut akan diterbitkan di International Conference Proceedings Series by ACM (ISBN: 978-1-4503-5435-6) yang diarsip dalam the ACM Digital Library. Di samping itu, paper akan diindex oleh Scopus, Ei Compendex, Thomson Reuters (ISI Web of Science) dan lain-lain. HERMAN DWI P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 35


Berita

BERKAT REOSQUIDO, RAIH 3 PENGHARGAAN DALAM AJANG IPITEX 2018 DI BANGKOK

DOKUM FBS UNY

DOK. UNY

Ketersediaan alat pengadaan air bersih yang tidak merata dan harganya yang cenderung sangat mahal, letak geografis, keterbatasan akses, pertumbuhan populasi manusia yang terus meningkat, serta pencemaran sumber air bersih, berdampak pada kesehatan dan ketersediaan air bersih. Kondisi inilah yang melatarbelakangi sejumlah mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta menciptakan inovasi alat penjernih air untuk mengatasi masalah ketersediaan air bersih yang sangat terbatas. Alat inovasi ini bernama REOSQUIDO. REOSQUIDO atau Reserve Osmosis Liquidov merupakan alat inovasi tenologi dalam proses produksi air bersih dan layak minum yang memanfaatkan bahan baku air laut melalui proses desalinasi. Alat ini menggunakan metode evaporasi dari sinar UV dan mikrokontroller yang dapat mengubah air laut menjadi air layak minum sekaligus kristal garam. REOSQUIDO diciptakan oleh tim mahasiswa UNY yang terdiri atas Ersyah Yulia Nur (Pendidikan Sejarah), Alsa Rizki Safitri (Kimia), Mia Isnaningrum (Pendidikan Kimia), Muhammad Abdul Azis (Teknik Elektronika), dan Dedi Nurohman (Pedidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) mendapat penghargaan dari ajang bergengsi ini. Berkat alat inovasi mereka inilah, bendera Indonesia berkibar di lomba inovasi karya IPITEX 2018 (International Intellectual Property, Invention, Innovation And Technology Exposition) di Bangkok, Thailand. Delegasi dari UNY berhasil meraih 3 penghargaan sekaligus dalam ajang IPITEX 2018 (International Intellectual Property, Invention, Innovation And Technology Exposition) di Bangkok, Thailand. Adapun penghargaan yang berhasil diraih antara lain adalah Gold Medal dan Innovation Award dalam katergori teknologi yang diberikan oleh Rektor University of Craiova Romania, dan Bronze Medal yang diberikan oleh National Research Council of Thailand (NRCT). Ersyah, ketua tim dari UNY, berharap alat yang mereka ciptakan ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan, khususnya untuk masyarakat daerah pesisir yang memiliki keterbatasan air bersih. ELSE 36 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

KERJA SAMA BIDANG BIPA DENGAN WISMA BAHASA Fakultas Bahasa dan Seni UNY menjalin kerja sama dalam negeri dengan Wisma Bahasa, yang merupakan salah satu lembaga pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Indonesia. Tidak hanya sebatas pengajaran bahasa indonesia, namun juga pengajaran bahasa dan budaya Indonesia lainnya. FBS melalui jejaring Beniati Lestyarini, dosen pengampu mata kuliah BIPA di prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; berhasil menjalin kerja sama bidang ke-BIPAan selama kurun waktu lima tahun per 18 Januari 2018 melalui Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Endang Nurhayati; dan Direktur Wisma Bahasa Yogyakarta, Agus Soehardjono. Kerja sama ini bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan

pembelajaran, penelitian, dan pengabdian Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang dilakukan oleh FBS UNY dan Wisma Bahasa baik secara lokal, nasional, maupun internasional. Pelaksanaan kerja sama melalui kegiatan penelitian dan pengabdian bahasa dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Mahasiswa dapat memanfaatkan kerja sama ini dengan berkontribusi melalui magang mahasiswa yang dilaksanakan dengan durasi magang setara dua SKS yakni 16 kali pertemuan atau 16 hari kerja. Pada tahun ajaran 2017/2018 ini, prodi PBSI mengirimkan beberapa delegasi mahasiswa untuk melaksankan magang di sana. Kedepannya, Maman Suryaman selaku Wakil Dekan I berharap agar jalinan kerja sama ini dapat terus terjalin dan saling menguntungkan kedua belah pihak. MAG/FADHLI


Berita

DOK. HUMAS FT

MENEGUHKAN IDENTITAS MELALUI FESYEN Manusia masa kini atau sering disebut dengan generasi milenial selalu ingin menunjukkan identitas matang dari hasil evolusi modern namun kadang apa yang ditampilkan hanya bersifat semu dan kenyataanya mereka masih mencari jati diri mereka yang sesumgguhnya. Isu ini diangkat oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Busana (S1) dan Teknik Busana (D3) angkatan 2015 Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta dalam peragaan busana bertajuk Illustration Mature Identity of

Modern Evolution-IL MIO ME (11/01/2017). IL MIO ME berasal dari bahasa Latin atau kalau dalam bahasa Inggris adalah It’s me. Hal ini diwujudkan dalam busana yang ditampilkan dengan menggunakan teknik Transformational Reconstruction (TR cutting) dan teknik jahit halus yang sebagian besar penyelesainnya dilakukan menggunkaan tangan atau handmade. Afif Ghurub Bestari, selaku dosen pengampu mata kuliah menjelaskan bahwa total ada 98 outfit busana karya mahasiswa yang diperagakan

mereka sendiri di atas catwalk. Selain itu, ditampilkan pula men’s wear hasil audisi model dengan koreografer mahasiswa yang menempuh mata kuliah Manajemen Peragaan Busana. “Tidak sesederhana yang orang sangka karena mahasiswa mesti menyatukan keahlian membuat busana, mengorganisir event sekaligus memeragakan hasil karyanya sendiri sehingga diperlukan pengetahuan, pembelajaran, keahlian serta kecermatan yang serius untuk mewujudkannya,” ungkap Afif. “Dengan tercapainya kompetensi di berbagai bidang keahlian tersebut, mulai dari mendesain dan membuat busana hingga promosi, publikasi, mencari sponsor serta mengatur jalannya acara peragaan diharapkan dapat menjadikan para mahasiswa sebagai insan profesional bidang fesyen,” imbuh Afif. “Acara ini juga dimeriahkan

dengan penampilan tim karnaval FT UNY yang telah meraih berbagai prestasi baik nasional maupun internasional seperti Juara I World Costume Festival di Filipina pada 2013 dan 2016. Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Widarto dalam sambutannya saat membuka peragaan ini menuturkan bahwa industri busana menghadapi banyak tantangan dengan masifnya produk-produk impor busana dari luar negeri maka event ini juga sebagai kontribusi pihak kampus dalam mengangkat marwah produk-produk fesyen lokal. Widarto menambahkan bahwa peragaan busana ini bukan peragaan biasa karena juga mendatangkan juri untuk menilai karya yang ditampilkan serta penampilan mahasiswa pada saat memeragakan busana mereka sendiri. HARYO P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 37


Berita

TUMBUHKAN PERILAKU BAIK MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR Perilaku yang baik pada anak tentu menjadi keinginan dari orang tua. Sejak anak usia dini anak harus diarahkan untuk meminimalisir perilaku buruk. Kebiasaan tersebut perlu diubah agar tidak melekat dan menjadi perilaku anak

Aknes Wahyuningtyas Fajarwati mengatakan bahwa media kartu bergambar merupakan salah satu media pembelajaran yang menarik perhatian anak-anak karena ilustrasi gambar yang menarik serta tingkat kemudahan gambar untuk dipahami. “Harapannya agar siswa akan

kata Nisa. Dalam setiap 1 set Mekar Pinter berisi 128 kartu yang dibedakan menjadi 4 warna, 32 kartu berwarna merah, 32 kartu berwarna biru, 32 kartu berwarna kuning dan 32 kartu berwarna hijau. Kartu-kartu tersebut terbagi atas 2 macam kartu, yaitu menggambarkan perilaku baik yang bertanda (+), perilaku buruk yang bertanda (-), termasuk panduan bermain dan papan mainnya. Cara bermainnya cukup mudah. Putri Siti Nadhiroh menjelaskan bahwa siswa sekelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 siswa. “Setiap kelompok mendapat sepaket kartu, dan tiap siswa

3 kotak hingga kartu habis. Kotak pertama untuk perilaku yang telah dilakukan, kotak kedua untuk yang tidak dilakukan dan kotak ketiga untuk yang akan dilakukan. Penentuan pemenangnya adalah menghitung jumlah kartu yang bertanda (+) di kotak pertama, dimana siswa yang memiliki kartu terbanyak bertanda (+) adalah pemenangnya. Pembelajaran menggunakan kartu ini telah dilaksanakan di SDN Klodangan Sleman Yogyakarta dengan hasil baik. Diungkapkan Dina Indah Widyawati bahwa luaran yang diharapkan setelah bermain Mekar Pinter adalah

DOK. HUMAS FIP

hingga anak dewasa, karena untuk mengubah tingkah laku anak yang buruk akan lebih sulit dilakukan apabila anak sudah dewasa. Hal ini menjadi perhatian mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNY yang membuat media kartu bergambar untuk menimbukan minat berperilaku baik pada anak. Aknes Wahyuningtyas Fajarwati, Nisa Muktiana dan Putri Siti Nadhiroh dari prodi teknologi pendidikan serta Dina Indah Widyawati prodi PGSD membuat media kartu bergambar sebagai alat permainan edukatif bagi siswa guna meningkatkan perilaku baik. Ketua kelompok 38 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

lebih tertarik untuk mempelajari kebiasaan baik yang seharusnya dilakukan dan kebiasaan buruk yang harus dihindari atau ditinggalkan” kata Aknes. Selain itu dengan menggunakan media ini, diharapkan berbagai kebiasaan yang seharusnya dilakukan ataupun dihindari dapat lebih tertanam pada diri anak. Menurut Nisa Muktiana, mereka menyebut media ini dengan Media Kartu Pendidikan Karakter (Mekar Pinter). “Media ini berupa alat permainan edukatif berupa kartu kata bergambar yang di dalamnya berisikan illustrasi perilaku baik dan perilaku buruk”

dalam kelompok mendapat 32 kartu yang berwarna merah, biru, kuning dan hijau” kata Putri. Papan main dibuka dan siswa menyesuaikan warna kartu yang dimilikinya dengan warna kotak papan main. Permainan dimulai dengan memilih kartu yang sesuai dengan keadaan siswa dan dimasukkan dalam

siswa mampu membedakan perbuatan mana yang baik dan buruk. “Harapannya siswa bisa menerapkan perilaku baik tersebut pada kehidupan sehari-hari” kata Dina. Media pembelajaran karya mahassiwa tersebut sedang diusulkan untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI). DEDY


Berita

UPGRADING DAN PELANTIKAN PENGURUS untuk mempererat rasa ke­keluargaan di HANCALA sambil duduk melingkari api unggun. Hari kedua dilaksanakan pen­ dakian ke Puncak Gunung Ungaran. Pendakian dimulai pada pukul 08.00 dan sampai di puncak sekitar pukul 12 siang. Malamnya, dilakukan upgrading oleh para pengurus sebelumnya untuk para calon pengurus baru HANCALA oleh DPO. Hari terakhir, Rabu, 17 Januari 2018, dilaksanakan praktik IMPK (Ilmu Medan Peta dan Kompas) bagi peserta. Peserta diminta untuk mencari titik yang sedang diduduki menggunakan metode resection. Acara dilanjutkan dengan pelantikan pengurus baru HANCALA yang dilakukan oleh DPO yaitu Umi Latifah dan Evi Margiyanti dengan menetapkan susunan pengurus HANCALA 2018 sebagai berikut: Ahmad Arif sebagai Ketua, Nurul Hidayatun sebagai Sekretaris I, Dian Qurotul sebagai DOKUMEN HUMAS FIP Sekretaris II, Wahyu Widiyati sebagai Bendahara, Luthfy Dwi Setiawan sebagai Kadiv Diklat, Septian Enggar sebagai Kadiv Climbing, Yunita Aryanti sebagai Kadiv Gunung Hutan, Vidayanti Upgrading dan pelantikan pengurus baru Mapala sebagai Kadiv Caving, Cita Puspa sebagai Kadiv Humas, Fajri Maghfirah HANCALA FMIPA UNY dilaksanakan bersamaan dengan rangkaian sebagai Staff Humas, Siti Faridatul Laelia sebagai Kadiv Penelitian dan acara camping ceria di Gu­nung Ungaran, Jawa Tengah, 15-17/1/18. Pengembangan, Rina Puspasari sebagai Kadiv Logistik, dan Pramita Hari pertama dilak­sa­nakan lomba memasak dengan bahan yang telah Ika sebagai Staff Logistik. HANCALA disiapkan oleh pani­tia, ke­mudian dilanjutkan sharing antar peserta

YUDISIUM PPG PRA JABATAN PASCA SARJANA Rektor UNY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd, mengyudisium sebanyak 298 orang Program Profesi Guru (PPG) Pra Jabatan Pasca Sarjana Mendidik Terdepan Terluar dan Tertinggal (SM3T) dan 41 orang, peserta Program Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan, baru-baru ini di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat UNY. Nama yang tercantum dalam SK Rektor: 1.29/UN.34/12/2017, dan selanjutnya mereka yang di Yudisium disebut Guru Profesional. Rektor UNY dalam sambutannya memberikan selamat karena sudah melewati proses pendidikan profesi guru di Univeritas Negeri Yogyakarta. Setelah melewati proses pendidikan yang tidak mudah itu, serta harus menempuh persyaratan tertentu, seperti mengikuti ujian, maka akan terlahirlah Anda semua sebagai calon guru dengan

sebutan Guru Profesional. “Meskipun belum tahu akan ditempatkan di mana, tetapi saya berharap komitmen sebagai guru profesional di Indonesia yang nanti akan mendidik anak-anak bangsa dengan penuh keikhlasan, kecerdasan, dan kerja keras”, tambah Sutrina Wibawa. Sutrisna Wibawa juga berharap semua proses pendidikan di UNY dijadikan sebagai bagian utama untuk melengkapi S1, karena program Profesi Guru dilaksanakan setelah melakukan S1, sehingga antara S1 dan Pendidikan Profesi Guru tidak dapat dipisahkan karena Sarjananya akan mendasari dan Pendidikan Profesi Guru yang akan mengimplementasikan profesi guru yang profesional yang memiliki potensi profesional (akademik), potensi pedagogik, potensi sosial, dan yang terakhir kepribadian. Selanjutanya dilakukan

penyerahan SK Rektor secara simbolis kepada masingmasing angkatan, oleh Rektor UNY didampingi Wakil Rektor 1 dan Kepala LPPMP. Ketiga Perwakilan tersbut adalah dari PPG SM3T Angkatan IV Sdri. Mia Amelia dari Prodi PBK; PPG SM3T Angkatan V Sdri. Siti Robingah dari Prodi PGSD FIP; PPG Dalam Jabatan Bersubsidi Sdr. Prabowo Dwi Kurniawan Prodi Pendidikan Teknik Elektronika FT. Kepala LPPMP, Prof. Anik Ghufron, M.Pd menjelaskan untuk PPG SM3T Angkatan V Tahun 2017 sebanyak 368 peserta mendaftarkan diri dan yang lolos seleksi PPG SM3T sebanyak 287 peserta. Mereka yang lolos PPG SM3T Angkatan V Tahun 2017 terdiri: Prodi BK 13 orang, Prodi Pendidikan PAUD 20 orang, Prodi PGSD 29 orang, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia 14 orang, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris 14 orang, Prodi Pendidikan Biologi 14 orang, Prodi Pendidikan Fisika 15 orang, Prodi Pendidikan IPA 12

orang, Prodi Pendidikan Kimia 23 orang, Prodi Pendidikan Matematika 4 orang, Prodi Pendidikan Geografi 18 orang, Prodi Pendidikan IPS 2 orang, Prodi Pendidikan Pnacasila dan Kewarganegaraan 18 orang, Prodi Pendidikan Sejarah 14 orang, Prodi Pendidikan Tata Boga 15 orang, Prodi Pendidikan Teknik Otomotif 15 orang, Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi 17 orang, Prodi Pendidikan Akuntansi 15 orang, dan Prodi Pendidikan Ekonomi 15 orang, total yang tidak lulus 77 orang. Sedang PPG SM3T Angkatan IV Tahun 2017 sebanyak 11 orang, terdiri dari Prodi BK 1 orang, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris 2 orang, Prodi Pendidikan Geografi 1 orang, Prodi Pendidikan Sosiologi 5 orang, Prodi Pendidikan Teknik Otomotif 2 orang. PPG Dalam Jabatan Pendidikan Vokasi sebanyak 41 orang. Terdiri dari Prodi Teknik Elektronika 1 orang, dan 40 orang dari Prodi Pendidikan Otomotif. ARIF P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 39


Berita

HUMAS UNY

UNY MENUJU WCU TAHUN 2025 Program prioritas UNY tahun 2018 diantaranya peningkatan kualitas pembelajar­ an dan iklim akademik, input mahasiswa, penelitian, publikasi, sumber daya manusia serta penguatan layanan IT kampus dan kompetensi lulusan untuk menuju universitas kependidik­ an unggul kreatif inovatif berlandaskan ketakwaan keman­dirian dan kecendekiaan. Orientasinya adalah sebagai rujukan mutu LPTK kelas dunia menuju LPTK bertaraf

internasional sebagai pusat inovasi dan rujukan mutu pendidikan karakter, program profesi guru, seni teknologi dan olahraga. Berdasarkan hal itu, maka UNY menargetkan masuk dalam 750 dunia pada 2021 dan tahun 2025 dapat masuk dalam posisi 500 sebagai universitas kependidikan kelas dunia. Demikian dikatakan Rektor UNY Sutrisna Wibawa dalam media gathering belum lama ini. Diungkapkan pula bahwa tahun 2017 UNY masuk klaster unggul

40 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

pemeringkatan Kemenristekdikti pada urutan 10 dan ditargetkan tahun 2018 minimal bertahan pada peringkat tersebut. “Pada pemeringkatan versi 4ICU capaian bulan Januari 2017 ada di peringkat 8 dan bulan Januari 2018 naik peringkat 3,” kata Sutrisna Wibawa “Target 2018 mempertahankan peringkat 3.” Keberhasilan ini tidak lepas dari reformasi birokrasi yang telah dilakukan UNY dengan merampingkan kelembagaan dan transparansi dalam memberikan masyarakat layanan yang cepat dan efisien. Rektor juga mencanangkan implementasi teknologi dalam semua lini seperti legalisasi ijazah, pembayaran melalui e-banking dan input nilai

mahasiswa menggunakan teknologi dengan sekali klik. Bahkan direncanakan bulan Maret akan diluncurkan digital library sebagai ikon world class university. Selain digital library juga tengah dibangun 14 gedung dengan 9 laboratorium baru. UNY juga sedang mengembangkan kampus vokasi di Wates sehingga semua pendidikan sekolah jen­ jang diploma akan pindah ke kam­­pus Wates secara bertahap, dan nantinya prodi lain juga akan dikembangkan sesuai kebutuhan. Media gathering dihadiri oleh wartawan media cetak dan elek­ tronik di DIY serta pimpinan redaksi. Dalam kesempatan ini Rek­tor menandatangani nota kesepakatan dengan beberapa media. DEDDY


Berita

UNY DAN UNILA GELAR LOKAKARYA TARI

MAHASISWA YALA RAJABHAT UNIVERSITY TRANSFER KREDIT Sebanyak 10 mahasiswa dari Yala Rajabhat University (YRU) mengikuti program transfer kredit periode Januari – Juni 2018 di FMIPA UNY. Para mahasiswa tersebut kuliah diprodi Biologi 7 orang dan prodi Kimia 3 orang. Acara penerimaan dilaksanakan dilaksanakan Jumat, (2/1/18) di ruang siding fakultas dengan dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan I, Kajurdik dan Kaprodi Kimia dan Biologi. Sedangkan dari YRU hadir Vice Dean of Research, Faculty of Science, Technology and Agriculture, Dr. Isma. Ae Chelong, dan Dr. Imron Meechai.

DOK. FBS UNY

Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Negeri Lampung bekerjasama selenggarakan program workshop tari pada Selasa (06/02/2018). Program ini merupakan kolaborasi antara Prodi Pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni UNY dengan Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP Universitas Negeri Lampung. “Kunjungan sekaligus program workshop ini diharapkan dapat menjadi jembatan di antara kedua lembaga untuk sama-sama berkarya, bermitra, dan melakukan penelitian di bidang Seni Tari,” Endang Nurhayati, selaku Dekan FBS UNY, dalam sambutannya. “Program ini diharapkan tidak hanya mempererat jejaring antar dua kampus tetapi juga mampu menambah wawasan bagi kedua pihak,” jelas Agung Kurniawan, Ketua Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP Unila. Program lokakarya ini merupakan bagian dari rangkaian Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Dalam kesempatan tersebut, tiga orang dosen dan 31 mahasiswa Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP Unila memberikan workshop tari Melinting dari Lampung. Mahasiswa Pendidikan Tari FBS UNY angkatan 2015, 2016, dan 2017 yang mengikuti program ini mendapatkan pengalaman baru, selain tambahan wawasan mengenai tarian dari daerah Lampung. Workshop tari antar universitas dengan latar belakang budaya berbeda akan menambah wawasan budaya nusantara bagi para mahasiswa. Ini sejalan dengan semangat Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta sebagai penjaga gawang kebudayaan. “Program ini merupakan rintisan yang berpaut dengan spirit untuk menempatkan FBS UNY sebagai penjaga kebudayaan,” ungkap Nuning Catur Sri Wilujeng, selaku koordinator kerjasama dan humas FBS UNY. ANJAR

Pada kesempatan tersebut Dekan mengucapkan selamat datang dan selamat belajar di FMIPA UNY. “Karena datangnya baru kemarin (Kamis) maka para mahasiswa untuk segera mengurus registrasi, ATM, dll. Silakan laptopnya diregistrasikan ke Pusat Komputer supaya bisa mengakses wifi untuk memperlancar pembelajaran”. Dekan menyampaikan “untuk perkuliahan di FMIPA menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Supaya lebih lancer belajarnya nanti bisa didiskusikan dengan dosen bahasa yang akan dipergunakan dalam perkuliahan”. “Kami menyelenggarakan beberapa seminar internasional diantaranya ada ICRIEMS yang akan diselenggarakan pada bulan Mei 2018. Silakan para dosen dan YRU untuk berpartisipasi dan mengirimkan artikelnya. Nanti artikel yang lolos dan dianggap layak oleh reviewer akan didaftarkan dan

terindeks Scopus”, tambah Dekan. Sementara itu, Isma Ae Chelong, dalam sambutannya mengatakan bahwa mahasis­ wa yang datang ini akan bela­jar Biologi dan Kimia. Beliau berpesan supaya para mahasis­wa belajar sungguhsungguh. Para mahasiswa juga bisa belajar budaya Indonesia. Mahasiswa dari YRU, Rawiwan Thiamthat dan Hawareen Samae setelah acara mengungkapkan kesannya dengan logat melayunya “Setelah sampai di UNY kami merasa senang. Saya belum bisa bercerita banyak karena baru datang kemarin. Tapi para mahasiswa pemandunya ramah dan mereka sangat membantu kami. Dan hari

DOK. HUMAS FMIPA

ini kami akan melakukan beberapa kegiatan untuk persiapan kuliah antara lain tes narkoba, registrasi mata kuliah, dll”. “Kami berencana mengambil 7 pelajaran (mata kuliah) diantaranya Immunology, Practical Immunologi, Industrial Microbiology dll”, tambahnya. WITONO P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 41


Oby Zamisyak HOBI BERUJUNG HOKI 42 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

KALAM / PEWARA


SOSOK TECHNOPRENEUR

DOK. INDOBOT

Mahasiswa berprestasi FT mengembangkan robot edukasi. Usahanya terus melejit seiring permintaan pasar. Targetnya sekolah dan komunitas luas.

F

Oleh RONY K. PRATAMA

ebruari, 2015. Masih hangat awal tahun, fakultas jawara, FT, UNY, dirubung cendekia perwakilan tiap universitas di Indonesia. Di antara bejibun orang itu, Oby Zamisyak, terdaftar sebagai peserta Technopreneur Academy. Usianya masih muda. Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektronika angkatan 2013 ini baru semester tiga. Dia bermodal antusias dan hobi. Bersama tim yang terdiri atas enam orang lintas fakultas mereka optimis. Yang muda, yang giat. Begitu ungkapan denotatif yang cocok melekat pada Oby dan tim. Kompetisi awal 2015 ternyata memboyong mereka ke tahap serius. Teknologi tepat guna yang dibawa manakala Technopreneur Academy membuahkan hoki. Bedanya dikembangkan ke konsep robotik. Lahirlah Indobot. Sebuah terobosan robot edukasi masa depan. “Pada tahun yang sama kami mengajukan PKM-K. Lolos. Dari

situ Indobot mulai dikembangkan,” kata Oby. Proposal itu akhirnya diteken Dikti. Dia mendapat bantuan finansial. Oby dan tim girang karena mendapatkan modal perdana dari sana. Bertempat di Jalan Flamboyan, Gang Nusa Indah, Karangasem Baru, Indobot dikembangkan dan diproduksi.

OBY ZAMISYAK, mengajari Pengunjung kios merakit Anami.

Indobot diikhtiarkan Oby dan kolega guna mengisi kekosongan. Dia melihat publik, terutama di bangku pendidikan menengah, absen kegiatan robotik. Padahal dunia sedang dihebohkan narasi Revolusi Industri 4.0. “Saya kira

Indobot diikhtiarkan Oby dan kolega guna mengisi kekosongan. Dia melihat publik, terutama di bangku pendidikan menengah, absen kegiatan robotik.

robot akan menjadi bagian penting di hari depan. Apalagi di sekolahsekolah,” tuturnya. Ekstrakurikuler robotika menjadi sasaran. Oby meneroka peluang ini sebagai sasaran pasar Indobot. Menurutnya, kini lagi tren kompetisi robot. Baik lokal maupun nasional niscaya membutuhkan persiapan matang. Di bawah komando Oby, Indobot, diarahkan untuk tak sekadar mengeruk duit, tapi juga sarana edukasi. Kunci utama bisnis robot multifungsi, bagi Oby, terletak pada komitmen dan kesolidan. Tim yang semula enam orang kini tinggal dua. “Kebanyakan teman-teman sudah lulus kuliah. Kecuali saya. Tahun ini mulai berjuang skripsi lagi,” paparnya sambil terkekeh. Seleksi alam boleh terjadi, namun Indobot kian meroket. Sekarang Indobot punya toko sendiri. Plaza UNY, lantai dua, nomor 2.18. Banyak pengunjung hilir bertandang untuk sekadar P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 43


SOSOK TECHNOPRENEUR

AWAN / PEWARA

konsultasi atau melihat robot di etalase. Kebanyakan mahasiswa dan pelajar SMA. Pencapaian itu disyukuri Oby. Tanpa program Inkubartor yang ditawarkan LPPM dan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi, Kemenristekdikti, dia meyakini tak akan sampai ke tahap ini. Sponsor utama Indobot dari sana. “Disepelekan itu hal biasa,” kenang Oby, “dulu awal-awal kami begitu.” Ingatan itu masih terpatri jelas di memorinya. Jamak kerabatnya sejurusan meremehkan tangan kreatif Oby dan tim. Teman-temannya menganggap biasa karena robot, betapapun bentuknya, lazim dikembangkan di kalangan mahasiswa teknik elektro. “Tapi mereka belum menyadari kalau hal ini dibutuhkan di masyarakat sebagai sarana pendidikan. Buktinya di pasaran tetap laku.” *** Fitur itu penting. Tapi penyajian tak kalah esensial. Oby meneropong, selera masyarakat lebih ditentukan pada aspek 44 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

OBY ZAMISYAK salah satu penggagas Indobot

eksternal. “Itu kenapa kami membikin variasi bentuk seperti Tamiya, Robokid 3, Arduino Uno R3, dan lain sebagainya,” ujar Oby. Sentuhan warna yang variatif juga sangat menarik pelanggan. Selain canggih, Indobot juga dipercantik oleh dimensi seni. Cara kerja Indobot cukup sederhana. Dia dikategorikan ke dalam tiga hal. Robot manual semi otomatis, dan otomatis. Robot manual itu seperti robot sepak bola, transporter, dan pemadam api. Sedangkan robot manual, ungkap Oby, dilengkapi

Indobot dikategorikan ke dalam tiga hal. Robot manual semi otomatis, dan otomatis. Yang sering dibeli mahasiswa adalah robot semi otomatis dan otomatis.

dengan sistem kendali. “Bagi anak ini sangat penting,” katanya. Yang sering dibeli mahasiswa adalah robot semi otomatis dan otomatis. Bedanya kalau robot otomatis memakai line follower, sedangkan semi otomatis menggunakan light follower. “Soal robot untuk anak kami ada perubahan. Kalau dulu robot untuk anak diperuntukkan bagi usia 10 tahun ke atas tapi sekarang jadi 15 tahun ke atas,” jelasnya. Batasan usia ini penting bagi kesesuaian teknologi dan perkembangan psikologi anak. Bila tak disamakan, menurut Oby, akan menggoyahkan tatanan pendidikan dasar. Bentuk edukasi Indobot disusun sistematis. “Anak-anak bisa diajarkan dari perakitan hingga pemrograman,” ucapnya. Kalau siswa sudah mahir Oby dan kolega siap membimbing sampai tahap kompetisi. Pola didikan ini membuat Indobot kini dikenal luas di Indonesia. “Kami ingin berkontribusi bagi siapa pun. Teman-teman mahasiswa juga bisa bergabung di Pasukan Indobot,” tutup Oby.


SOSOK DAI

KALAM / PEWARA

Sejak 2004, tujuh buku yang ditulis oleh Marzuki sendiri, maupun sebelas buku yang ditulis berkelompok, telah terbit dan mewarnai jagat dunia PAI Indonesia. DOK. INDOBOT

P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 7 45


» Opini

Trump dan Konflik Palestina-Israel Oleh PANGKI T. HIDAYAT Alumnus Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta dan Pegiat Forum Kolumnis Muda Jogja

P

ada 10 Desember 2017 lalu, Hari Hak Asasi Manusia HAM (HAM) Internasional memasuki peringatan yang ke-69. Ironisnya, di tengah su­ka cita perayaan Hari HAM Internasional tersebut, masyarakat dunia justru dikejutkan oleh kebijakan kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bebe­rapa hari sebelumnya. Bertempat di Diplomatic Reception Room, White House (Gedung Putih), Trump berpidato mengenai pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel (6/12/2017). “It is time to officially recognize Jerusalem as the capital of Israel”, ucap Trump. Pengakuan itu nantinya juga akan ditindaklanjuti ­de­ngan melakukan pemindahan kedutaan besar (Kedubes) AS di Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem (Al-Quds). Kebijakan Trump tersebut seakan-akan ingin mendobrak kebijakan mengenai Yerusalem (baca: Israel) yang ditempuh oleh para pendahulunya. Jamak disadari, di tahun 1995 Kongres AS meloloskan undang-undang (UU) mengenai pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel beserta pemindahan kedutaan besar (Kedubes)-nya ke Yerusalem

(Jerusalem Embassy Act). Namun begitu, ada celah yang bisa digunakan bagi setiap Presiden AS untuk menunda realisasi Jerusalem Em­ bassy Act tersebut. Celah yang dimaksud yaitu dengan mengeluarkan surat pernyataan (waiver) yang masa berlakunya hanya selama enam bulan. Presiden-presiden AS terdahulu, seperti Bill Clinton, George W Bush dan Barack Obama selalu meratifikasi waiver itu setiap kali masa berlakunya akan berakhir. Sayang­nya, Trump tidak lagi mau meratifikasi waiver itu setelah kali pertama ia mau meratifikasinya pada Juni 2017. Alhasil, munculnya kebijakan kontroversial Trump mengenai realisasi Jerusalem Embassy Act, yakni meng­akui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan segera memindahkan kedubesnya ke Yerusalem me­ mang sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Dengan upaya ini pula, Trump seakan ingin menasbihkan diri sebagai Presiden AS yang paling taat terhadap pemenuhan janji-janji di masa kampanyenya. Sebelumnya, Trump sudah merealisasikan janji kampanye untuk melarang warga muslim memasuki wilayah AS demi keamanan warga AS dari

ancaman terorisme. Tercatat, setidaknya ada warga muslim dari lima negara yang dilarang memasuki kawasan AS oleh pemerintahan Trump, meliputi Iran, Libya, Sudan, Suriah, Somalia dan Yaman. Sementara itu terkait Jerusalem Embas­ sy Act, faktanya hanya Trump yang berani merealisasikan kebijakan yang telah lama dimandatkan oleh UU godokan Kongres AS tersebut. Di lain sisi, para presiden AS terdahulu acapkali hanya menggunakan isu itu untuk mendulang suara di masa pemilu, tanpa pernah ada yang betul-betul berani merealisasikannya. Mencermati Kebijakan Trump Bagi Palestina dan Israel, kebijakan kontroversial Trump tersebut sudah tentu akan semakin memperuncing hubungan antara kedua negara yang memang dikenal mempunyai konflik abadi itu. Palestina sebagai negara yang berdasarkan Resolusi 58/292 Majelis Umum PBB memiliki hak kedaulatan atas Yerusalem Timur tentu merasa dirugikan. Sebaliknya, Israel yang sudah sejak lama ingin menguasai seluruh bagian dari wilayah Yerusalem tentu bersuka cita. Meski begitu, pada hakikatnya ada sejumlah hal penting yang patut untuk dicermati dengan seksama. Pertama, kebijakan klaim sepihak Trump atas Yerusalem tidak akan serta merta membuat Yerusalem menjadi bagian dari Israel sepenuhnya. Ini sama halnya semisal Indonesia membuat klaim bahwa Kuala Lumpur (Malaysia) adalah bagian dari Vietnam. Sudah tentu klaim sepihak Indonesia tersebut tidak membuat Kuala Lumpur menjadi betul-betul bagian dari wilayah Vietnam. Pada titik ini, sekali pun kebijakan kontroversial Trump mengenai klaim sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan membawa dampak politik tertentu, tetapi hal demikian kecil kemungkinan akan betul-betul mewujud nyata. Terlebih, pascapidato klaim sepihak Trump atas Yerusalem itu, hampir semua negara langsung bereaksi menolak kebijakan Trump tersebut. Kedua, kebijakan Trump tersebut akan memaksa semua pihak untuk segera berperan aktif “memperjelas” posisi Yerusalem. Selama ini, status Yerusalem tidak pernah jelas meski sejak 1948 telah dicanangkan adanya perundingan damai final antara Palestina dan Israel. Lebih buruk lagi, karena posisinya itu, banyak politisi di pelbagai belahan dunia yang kemudian malah mempolitisasi isu Pales­ tina untuk kepentingan politiknya pribadi. Tidak hanya di AS dan negara-negara di

Tidak bisa dibantah, kebijakan kontroversial Trump mengenai status Yerusalem memang menimbulkan gejolak di pelbagai belahan dunia. Tetapi, sejatinya dapat dibaca bahwa orientasi dari kebijakan Trump itu sedikit banyak hanyalah bernuansa pragmatis belaka. 46 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8


TRBIMG.COM

dunia lainnya, di Indonesia sendiri pun setali tiga uang. Realitas yang tidak bisa dimungkiri, bahwa di setiap kali kontestasi pemilihan umum (pemilu), baik pemilu presiden, legislatif maupun kepala daerah, isu mengenai Palestina acapkali diekspos. Nahasnya, ketika pempimpin baru telah terpilih, mereka justru tidak benar-benar menggunakan kewenangannya untuk mendukung penye­ lesaian konflik Palestina-Israel. Ketiga, berpotensi mempercepat terselesaikannya konflik abadi antara Palestina-Israel. Sudah lebih dari 70 tahun Palestina dan Israel berkonflik. Pun sudah puluhan resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan (DK) PBB terkait dengan konflik itu. Faktanya, hingga kini konflik antara Palestina dan Israel masih belum reda. Salah satu faktor krusial yang menyebabkan alotnya penyelesaian konflik itu ialah status Yerusalem yang baik oleh Palestina maupun Israel diklaim sebagai ibu kota masing-masing. Dengan tidak diratifikasinya surat pernyataan (waiver) atas penundaan realisasi Jerusalem Embassy Act oleh Trump, maka paling tidak ada ketegas­

an dari Trump yang bisa memicu kejelasan status (wilayah) dari Yerusalem. Bila tujuan ke arah itu tercapai, maka tentu perdamaian antara Palestina dan Israel akan menjadi le­ bih dekat bisa terwujud. Disikapi Secara Bijak Tidak bisa dibantah, kebijakan kontroversial Trump mengenai status Yerusalem memang menimbulkan gejolak di pelbagai belahan dunia. Tetapi, sejatinya dapat dibaca bahwa orientasi dari kebijakan Trump itu sedikit banyak hanyalah bernuansa pragmatis belaka. Yaitu, untuk memperkuat (kembali) basis dukungan politik bagi Trump di AS. Itulah sebabnya, ada baiknya bagi dunia internasional untuk tidak terlalu paranoid terhadap kebijakan kontroversial Trump mengenai status Yerusalem. Di lain sisi, lebih baik apabila kebijakan kontroversial tersebut digunakan sebagai momentum untuk mendorong (kembali) upaya memperjelas status Yerusalem bagi Palestina, Israel, dan dunia internasional. Namun, terlepas dari apa pun motifnya,

hendaknya dunia internasional tetap perlu untuk mengawal dengan cermat kebijakan Trump atas status Yerusalem itu. Pun de­ ngan Indonesia, sebagai komitmen terhadap UUD 1945 bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, Presiden Joko Widodo (Jokowi) wajib untuk mengambil peran mengawal dan mencermati kebijakan yang dilontarkan Trump. Dalam konteks itu, paling tidak Indonesia dapat berperan aktif untuk mendorong negara-negara lain, terutama Uni Eropa dan negara anggota OKI agar tidak gegabah mendukung kebijakan Trump. Akhirnya, kebijakan kontroversial Trump mengenai status Yerusalem harus di­si­­­ka­pi secara bijak oleh negara-negara di dunia, terutama juga Indonesia. Sebab, meski terbilang kontroversial, kebijakan itu sejati­ nya dapat dijadikan pula sebagai momentum untuk mewujudkan perdamaian hakiki antara Palestina dan Israel. Dengan demikian, tentu tidak mustahil sesungguhnya perdamaian Palestina-Israel yang selama ini menemui jalan buntu akan bisa terselesaikan. Semoga.  P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 47


» Opini

Historis dan Sosiologis Hari Valentine Oleh AGUS MAULUDDIN Anggota Research Cluster Urban Social Development LabSosio Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia

T

anggal 14 Februari seakan-akan menjadi momen yang ditunggu-tunggu dan dinanti-nanti, khu­ sus­nya para kaula muda zaman now. Momen tersebut ditunggu dan dinanti untuk dirayakan dengan berbagai seremonial, semisal saling bertukar kado atau ber­ tukar makanan seperti cokelat. Pada awal­nya hanya gandrung di dunia “barat”, namun kini, kita pun “Indonesia” ramai-ramai merayakannya. Momen itu adalah Hari Valentin atau Valentine Day. Kemudian muncul pertanyaan, bagi yang memperingati hari Valentine, atau yang sudah sejak dulu

48 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

memperingati. Apakah mereka secara historis mengetahui asal muasalnya atau ha­nya ikut-ikutan budaya barat an sich? Secara historis, ada beberapa pandang­ an yang membahas tentang Histories of Valentine. Salah satunya berkaitan dengan kisah Santo Valentine atau St. Valentinus, seorang pendeta yang mengemban tugas untuk menikahkan pasangan, kawula muda yang menggebu-gebu cintanya. Akan tetapi, tugas untuk menikahkan tersebut, mendapatkan halangan, aral melintang harus dilaluinya. Terkisah pada masa itu, ada seorang kaisar yang kejam. Kaisar tersebut mengingin-

kan sebuah tentara yang tangguh dari kalangan para pemuda. Kaisar menginginkan para pemuda itu untuk selalu mengabdi padanya menjadi seorang tentara. Apabila ingin menjadi seorang tentara, ada statement sang kaisar, yakni melarang para pemuda untuk menikah. Terkisah Pendeta Santo Valentinus yang mem­ punyai tugas atau kewajiban untuk me­­nikahkan menjadi bertolak belakang de­ ngan kebijakan sang kaisar. Akan tetapi, St. Valentinus tidak mengurungkan niat­nya untuk menikahkan para pemuda pemudi dan tetap menikahkan walaupun secara sembunyi-sembunyi. Suatu ketika, aksi atau tindakan yang dilakukan St. Valentine itu tercium oleh sang kaisar. Singkat cerita, Santo Valentinus dipenjarakan dan mendapatkan hukuman penggal. Eksekusi hukuman penggal tersebut dilaksanakan pada tanggal 14 Februari -yang tahunnya belum ada kisah yang jelas. Apa yang dilakukan St. Valentinus itu bukan menjadi suatu hal yang dibenci, malah dijadikan hari Valentine ‘hari bersejarah, hari yang penuh kisah kasih dan sayang’ dan diperingati oleh setiap orang di dunia serta menjadikannya suatu keharusan. Kemudian, pada tanggal 14 Februari diperingati-lah sebagai hari kasih sayang. Aspek Sosiologis Hari Valentine Secara sosiologis, fenomena valentine day dipandang sebagai interpretif atau simbol yang melekat (embedded) pada masyara­ kat Barat. Artinya, masyarakat Barat yang memiliki kebudayaan valentine day yang iden­tik dengan agama Kristen, walaupun ada pandangan valentine day ini sendiri bukan berangkat dari dogma agama (dalam hal ini Kristen), namun berasal dari kultur ma­ sya­rakatnya. Kemudian, Barat yang disimbolkan dengan modern, maju, gaul, dan lain sebagainya, menginspirasi masyarakat nonBarat, dalam hal ini Indonesia khususnya, untuk ikut merayakan kultur Barat. Thorstein Veblen (1899/2007) dalam buku “The Theory of the Leisure class” menjelaskan bahwa manusia dalam melakukan sesu­ atu hal ada unsur prestisius. Seperti dalam teorinya tentang “konsumsi” dalam leisure time, bahwa manusia dalam mengonsumsi sesuatu, ada keinginan untuk memamerkan kepada other people. Tanggapan terhadap fenomena valentine di Indonesia secara culture histories dikaitkan dengan budaya yang berasal dari barat. Barat secara interpretif bisa disebut memiliki nilai prestisius. Indonesia yang hanya ter-inspiring oleh Barat an sich, bisa jadi hanya ingin terlihat secara social class-nya. Dengan kata lain, perayaan valentine dalam budaya Indonesia hanya sebatas “konsumsi simbol”. Konsumsi simbol dengan mengikuti apa yang menjadi kebiasaan Barat atau yang menjadi kultur Barat. Perayaan valentine dapat dimaknai dalam rangka memamerkan kepada orang lain agar terlihat prestisius pada kelas sosialnya. Pertanyaanya kemudian, relevankah dengan budaya Indonesia atau apakah hanya konsumsi simbol semata? 


ALIBABA / KUMPAR.COM

P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E RKATE 2 0MANGOSTAR 1 7 49


Resensi

POTRET MASYARAKAT ACEH DAN INDONESIA KEKINIAN

T

anah Surga Merah karya Arafat Nur ini menrad ingin memperjuangkan masyarakat di sana lejadi pemenang unggulan sayembara novel wat Partai Jingga agar berdaya dan beretika baik. TANAH SURGA MERAH Penulis: Arafat Nur ∫ Dewan Kesenian Jakarta 2016. Konflik poliSaat kembali ke Aceh berbagai rintangan dialaPenerbit: Gramedia Pustaka tik di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) menmi Murad. Dia singgah di rumah Abduh, sahabatUtama, I 2017 ∫ Tebal: jadi latar sekaligus inti cerita. Menjadikan nya yang seorang guru dan penulis. Di sana ia di423 halaman politik lokal sebagai amunisi cerita. Penujamu baik, kenal dengan gadis SMA bernama Nanda lis menampilkan Murad sebagai tokoh utadan jatuh cinta, dan bertemu kucing bernama Bamma. Dia mantan tentara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) bang—kucing kesayangan keluarga Abduh yang gemar membaca. yang keluar dari Partai Merah dan berjuang menghidupSetelah itu, dia menemui sahabat lain: Mukhtar, Hadi Kriet, dan kan Partai Jingga. Imran. Murad seorang tentara gerilya yang menjabat Wakil Panglima Orang-orang Partai Merah semakin gencar memburu MuSagoe merangkap juru bicara. Dia terdakwa membunuh Jumadil, rad. Murad dihajar dan kakinya cedera. Imran melarikan Murad anggota dewan dan tokoh penting Partai Merah. Jumadil terlampau dan disembunyikan di rumah Usman, tukang urut (hal 169-170). rakus merampas uang proyek demi kepentingan pribadinya denAtas amanah Imran, Murad diantar Dahli, penarik kereta sewa. gan penekanan, sikap congkak, dan suka main perempuan. Murad Pada malam hari dia diungsikan ke tempat paling aman, di Klekmenembak Jumadil ketika suatu malam hendak memerkosa Fitri, klok, kampung terpencil yang terkesan horor. Agar tidak dikenagadis Buloh yang masih kerabat dekatnya. li orang-orang Partai Merah, dia di­ Murad menjadi buron­ samarkan sebagai Teungku Ghafar an yang diintai polisi dan Sabi, utusan pemerintah untuk di­bu­ru orang-orang Partai memberi pencerahan bagi warMerah. Dia menghilang ke ga Klekklok (hal 189-191). Murad Riau. Setelah lima tahun le­ tidak bisa mengelak dan terpaksa bih hidup dalam pelarian, menerimanya. Dia ditampung di dia kembali ke Aceh, tepat rumah seorang warga, hingga ia dua bulan lagi dilaksanakan dikultuskan sebagai pembawa kepemilu dewan. Wajahnya disberuntungan. amarkan dengan krim peronPada bagian ini cerita mulai tok bulu, namun masih sangat monoton dan kurang berkesan. dikenali anggota Partai Merah. Misi membungkam Partai Me­rah Murad sangat terkejut melihat seperti cerita di awal menjadi pugambarnya terpampang dalam dar. Di Klekklok, Murad meneukuran besar di halaman mumukan romantisme kala bertemu ka koran. Tertulis bahwa MuJemala—seorang gadis bertipikal rad, si penjahat kejam buronan laki-laki, anak dari Ampon, Kepapolisi, kini telah kembali berkela Kampung. Karena kondisi beliaran di Lamlhok. lum aman dari pemburu, Jema“Inilah kampung halaman la mengamankan Murad menuju yang kurindukan, Aceh yang hutan rimba. Murad berpeci dan kusayang, telah banyak darah berjubah, Jemala bercelana jins tumpah di sini, dan sepertinya dan berkemeja gelap. Keduanya akan terus tumpah. Dulu, temberpegangan tangan, berdiri di pat ini surga menawan yang medataran tinggi memandangi hamnenangkan, memberikan berparan luas tanaman ganja. Sungjuta harapan dan impian indah. guh pemandangan sangat ganjil di Sekarang dan sampai kapan pun, tengah rimba (hal 304). rasanya aku tidak bisa meningGaya cerita novel ini lugas galkan tanah ini, yang kini tetap tanpa basa-basi. Penulis memilisaja menjadi surga aneh bagiku; ki kepedulian dan cukup berani ya, tanah surga merah” (hlm 121). me­lancarkan kritik sosial, seperPascaperdamaian antara ti: “Bacalah buku sebelum Tuhan GAM dan pemerintah, kondisi mencabut nyawamu! Kucing saAceh masih memprihatinkan. Ke­ ja gemar membaca, kenapa orang hi­dup­an masyarakat di sana mengalami degradasi moral, perAceh tidak? Kadang manusia sulit sekali dididik. Masih lebih mugaulan bebas, budidaya dan mengonsumsi ganja, anak-anak sedah mendidik anjing. Di Belanda atau Eropa sana, pekerjaan makolah yang malas belajar dan lebih hobi pacaran, serta sikap nusia sering digantikan anjing. Tapi, di Indonesia maupun di Aceh orang-orang Partai Merah yang liar seperti predator. Kontradiktidak begitu. Manusia berperilaku suka-suka, melanggar aturan, tif Aceh sebagai bumi Serambi Mekah yang harusnya religius. Mumenerobos lampu jalan, dan merasa bangga.” TEGUH WIBOWO

50 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2018


Bina Rohani

Akhlak di Era Revolusi Industri 4.0

R

evolusi industri 4.0 telah menjadi keniscayaan. Era ini ditandai de­ ngan cepatnya perubahan piranti teknologi informasi. Perubahan yang cepat inilah yang kemudian memunculkan istilah disruption era. Dis­ ruption yang berarti gangguan ini memang cukup mengancam keber­ adaan barang/jasa mapan. Arti­ nya, era revolusi industri 4.0 telah meng­ ubah gaya hidup manusia. Seseorang semakin dimudahkan dalam berbe-

Oleh BENNI SETIAWAN Dosen PAI Universitas Negeri Yogyakarta

pat disebut juga sebagai era digital. Semua orang menggunakan piranti digital, misalnya, handphone untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan dapat selesai de­ ngan jari kita. Semua itu kini telah berjalan dengan pasti. Seseorang yang tidak dapat bera­ dabtasi dengan kondisi ini akan tergerus

NUFFOODSSPECTRUM.IN

lanja online sehingga mulai menggusur keberadaan toko dan atau mall. Kebiasaan berbelanja online pun memunculkan penyedia aplikasi pesan antar, seperti yang kini dikembangkan oleh Go Jek dengan go send dan atau go foodnya. Proses pembelajaran pun kini mulai diusahakan menuju pemanfaatan sistem pembelajaran elektronik (e-learning). Era ini da­

oleh perubahan zaman. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana seseorang dapat tetap mempunyai karakter (baca: akhlak) yang baik di tengah era “gangguan” ini. Revolusi industri 4.0 memungkinkan orang bersifat boros. Boros itu bisa dalam arti ia menghabiskan banyak uang untuk membeli barang-barang yang tidak terpa-

P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2018 5 1

kai. Mereka menghabiskan banyak uang untuk memuaskan nafsu pribadi. Menda­ pat pujian dari orang karena dapat membeli barang branded (bermerek). Tingginya tingkat konsumsi inilah yang kemudian seringkali tidak disadari oleh manusia. Ia hanya sekadar memuaskan nafsu tanpa memikirkan akibat dari kebiasaan buruk itu. Al-Quran dengan tegas telah memperingatkan manusia untuk dapat hidup hemat dan tidak berperilaku boros. Pasalnya, pemborosan adalah bagian dari aktivitas syaitan. Syaitan selalu mengajak manusia menuju jalan kesesatan dan kemungkaran. Sebagaimana dalam surat Al-Isra (17: 27). Allah berfirman, “Sesungguhnya pemborosan itu adalah saudaranya syetan, dan syetan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. Ayat ini dengan tegas melarang umat manusia untuk berbuat pemborosan. Pemborosan hanya akan mendorong manusia hidup dalam fantasi kesuksesan sesaat. Bahkan, pemborosan akan mendorong manusia ingkar kepada Allah. Pasalnya, mereka lupa bersyukur atas apa yang dianugerahkan Tuhan. Ketidaksyukuran itu terbukti dengan abainya mereka terhadap hak-hak anak yatim dan orang miskin. Salah satu ciri pendusta agama adalah mereka yang abai terhadap tumbuh kembang anak yatim dan mendorong orang miskin untuk menjadi muzakki. Sebagaimana dalam surat al-Maun (107: 1-7). Oleh karena itu era revolusi industri 4.0 selayaknya bukan mendorong manusia untuk bersifat boros. Era ini selayak­nya mendorong manusia untuk hidup kreatif dengan penuh ketundukan dan akhlak mulia. Salah satu akhlak mulia itu adalah giat bekerja (Q.S. Al-Insyirah, 94: 7-8). Be­ kerja keras berarti menggunakan potensi yang ada untuk hidup layak dan sejahtera. Pada akhirnya, era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan kecanggihan teknologi informasi (ICT) ini selayaknya mendorong manusia untuk tetap optimis. Artinya, mereka perlu membaca peluang dengan cepat dan cermat dan melakukan aksi nyata dengan giat dan trengginas. Kerja keras, cerdas, dan ikhlas menjadi mantra kehidupan di era ini. Jika tidak, manusia akan tergoda oleh bujuk rayu syaitan untuk berlaku boros. Semoga kita mampu membaca peluang dan menjadi pemenang (the winner) di era ini, bukan menjadi pecundang (the loosers). 


Cerpen

AYAH, MESIN ATM, DAN PERASAANPERASAAN YANG TAK TERBELI

M Oleh MUHAMMAD QADHAFI ALUMNUS SASINDO FBS UNY

[1] ENATAP ayahnya yang demikian, Jonat jadi seperti kehilangan suara dan tulangtulangnya. Ingin ia katakan sesuatu yang belum pernah sekali pun ia ucapkan kepada sang ayah seumur hidupnya. Namun, kejujuran selalu tidak mudah diungkapkan.

[2] SELAMA ini, ayah bagi Jonat adalah makhluk yang paling kikir dalam hal apa pun, terutama soal uang dan katakata. Lebih buruk lagi, ia umpamakan ayahnya mesin ATM tua: yang selalu tersendat saat mengeluarkan uang.

Jonat punya alasan yang (menurut dirinya sendiri) kuat untuk menyebut ayahnya demikian. Sebab, setiap kali ia pulang dan menyodorkan kertas berisi akumulasi pengeluaran sebulan, sang ayah yang jarang bicara itu selalu memberi uang di bawah angka permintaannya. Dan ketika ibunya bertanya, “Dikasih berapa?” Ia menjawab malas, “Ah, ATMnya rusak, Bu.” “Ya, minta tambah dong.”

“Sudah. Tapi Ayah tak bicara apa-apa. Sekarang malah purapura tidur. Kayaknya ayah

pengin anaknya makan rebusan kertas koran di perantauan.” Lalu ibunya memberi sedikit uang tambahan, buat bensin katanya. Tapi Jonat tetap saja menggerutu, “Seharusnya Ayah tahu uang sebegini tak cukup buat sebulan. Guru akuntasi kok nggak teliti sama anaknya sendiri.” Semenjak kejadian itu, Jonat jadi malas berlama-lama di rumah. Ayahnya tak banyak bicara. Memang tak ada mesin yang pandai bicara, begitulah kesan Jonat terhadap ayahnya. [3] RODYA menikah dengan kakak perempuan Jonat. Dia dikenal sebagai pebisnis muda yang sibuk ke luar kota. Karena banyak kliennya yang berasal dari Jogja, maka, dalam sebulan dia bisa tujuh hingga sepuluh kali ke sana. Sebanyak itu pula dia mampir ke tempat Jonat. Dari sanalah dia sering dengar keluhan Jonat soal mesin ATM tua. Tak jarang Rodya datang membawakan pizza, sushi, kepiting raksasa, atau makanan lain yang asing bagi Jonat. Kadang dia juga hadiahkan Jonat baju, celana, hingga sepatu impor. Dan yang paling Jonat puji adalah: dia selalu meninggali banyak uang—yang jika sebulan ditotal, itu jauh lebih banyak dari uang saku Jonat. Karena merasa hidupnya di

52 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

Jogja berkecukupan, Jonat jarang pulang rumah. Sekitar dua hingga tiga bulan sekali ia baru pulang. Hanya untuk minta jatah bulanan. Dengan begitu, ia semakin tidak mengenal siapa ayahnya. [4] PONSEL Jonat berdering. Ayahnya menelepon. Sebagaimana yang sudah-sudah, Jonat pun mengabaikannya. Paling-paling cuma ditanya bagaimana kuliahnya, sudah solat belum, atau pertanyaanpertanyaan klise yang menurut Jonat membosankan dan tidak perlu tanggapan. Beberapa saat kemudian ponselnya bergetar, tanda SMS masuk. Karena berharap pesan itu dari Rodya, maka ia pun segera membukanya. Namun, rupanya yang muncul adalah pesan dari ayahnya. Ia membaca dengan malas, “Nak, cinta orang tua adalah cinta yang paling tulus.” Jonat terkejut membacanya. Baru sekali ini ayahnya mengirim pesan semacam itu. Tiba-tiba jantungnya berdesir, seperti ada malaikat yang meniup seruling di dalam dadanya. Namun Jonat segera menampiknya. Ia anggap, mungkin ayahnya sedang melantur saja. [5] SEBULAN ini Rodya tidak ke Jogja. Uang saku Jonat menipis. Ia pun terpaksa mengingat lagi mesin ATM tua, ingat

rumahnya, lalu pulang. Di rumah ia bertemu kakak perempuan dan ibunya yang sedang mengobrol ringan sambil nonton tv di ruang tengah. Setelah bersalaman, ia diminta ibunya lekas-lekas cuci muka dan makan. Jonat makan. Ayahnya membuka pintu kamar, lalu duduk di sebelah Jonat. Sang ayah bertanya, “Bagaimana kabar nenekmu?” “Mungkin sehat,” jawabnya sambil mengunyah nasi. “Tidak mampir?” “Jonat buru-buru.” “Sesekali tengoklah nenekmu. Nenekmu di rumah sendiri. Kosmu tak terlalu jauh dari rumah nenek ‘kan.” “Lima belas kilo. Kalau bolakbalik, tiga puluh kilo. Kalau seminggu sekali ke sana, uang sakuku sebulan minus seratus ribu.” “Kalau kamu minta, ya Ayah kasih.” “Hmm…” Jonat bergumam, “Setiap Jonat minta jatah bulanan saja, Ayah langsung pura-pura tuli. Pura-pura tidur.” “Soalnya Ayah sudah hitung matang-matang, dan itu seharusnya cukup. Anak Bu Nita yang sama-sama merantau sepertimu saja


FREEPIK.COM

cukup kok dengan segitu. Padahal dia perempuan, tentu kebutuhannya lebih banyak darimu.” Jonat meletakkan sendok sebelum tuntas makan. Ia berdiri, menatap mata ayahnya tajam-tajam. Lalu bicaralah ia lantang-lantang. Ibu dan kakak Jonat menambah volume televisi, lalu beralih ke ruang tamu. Mungkin mereka pikir, perempuan tidak perlu ikut campur urusan laki-laki. Jonat ambil spidol dan kertas kosong. Ia sebutkan seluruh pengeluarannya dalam sebulan sambil menuliskannya. “Coba Ayah lihat! Sebulan aku harus tutup lubang dua ratus ribu ini. Dapat dari mana, kecuali aku kuliah sambil kerja.

Sedangkan, Ayah bilang kuliah itu yang utama.” “Siapa yang melarangmu bekerja? Boleh kerja, asal tidak mengganggu kuliah.” “Mustahil! Jonat mengalah makan sehari dua kali, kadang sehari sekali. Tapi Ayah ini egois. Setiap kali telepon, SMS, cuma tanyakan kuliah, tanyakan ibadah, apa semua itu lebih penting dari kesehatan Jonat? Ortodoks!” Ayahnya diam. Bibir lelaki tua itu gemetar. Jonat belum berhenti berapiapi, “Ya. Untung kakak menikah dengan Rodya. Setiap kali ke Jogja, dia selalu memberiku uang. Membelikan makanan dan pakaian yang jarang ayah berikan. Kesusahanku jadi berkurang.”

Sang ayah berbisik ke telinga Jonat, sengau, “Kau tahu, Nak? Yang dipakai Rodya untuk memberimu makanan, pakaian, dan uang—itu semua dari Ayah. Tahun lalu dia pinjam uang ayah. Dan karena kau jarang pulang, ayah sekalian titipkan uang padanya, untuk cukupi kebutuhanmu di Jogja. Dan sebagian gaji Ayah pun, setiap bulan kukirimkan nenekmu. Coba tanya ibumu, setiap bulan ayah dan ibumu ini punya uang berapa? Masih lebih banyak uang sakumu.”

tahun. Tapi, itu ayah sisihkan. Supaya kelak bisa kaupakai melanjutkan kuliah, buat modalmu kerja, sampai biaya pernikahanmu. Semua sudah ayah perhitungkan. Ayah tak akan pernah minta apa pun darimu. Ayah cuma ingin, kelak kau hidup sejahtera.” Suaranya semakin terbata. “Selama menjadi Ayah, baru kali ini aku tak bisa menahan air mata. Ya, boleh saja kau abaikan ayahmu, tapi selalu rawatlah Ibumu, sebagaimana Ayah merawat nenekmu.”

Jonat terpaku. Tak mampu berkata apa-apa.

Sang ayah berjalan lambat menuju kamar. Menatap ayahnya yang demikian, Jonat jadi seperti kehilangan suara dan tulang-tulangnya. Ingin ia katakan sesuatu yang belum pernah sekali pun ia ucapkan kepada sang ayah seumur hidupnya. 

Sang ayah merunduk, memejamkan mata. Tubuhnya gigil ketika berkata, “Sebenarnya ayah masih ada uang. Cukup untuk uang sakumu selama lima belas

P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8 53


PUISI TEMBANG G E G U R I TA N

Api dan Air Mataku terbentur tirai hujan Tubuhmu menjelma lukisan cat air Di dermaga, perahu-perahu menambatkan diri Kubah langit yang kelabu, hujan hanya tirai, Sebatas tirai yang melindungimu Dari kelana mataku yang liar Segalanya mengabur dan menjauh Seperti ikan-ikan berenang ke dasar sunyi. Berpalinglah sebagaimana ikan-ikan berpaling Dari kail dan jala, dari kaca air Yang memantulkan samar tubuhnya Demikian kuhayati takdir yang ditiup angin Pada paru-paru usia. Kutukan nasib Kau dan aku umpama api dan air, Pertemuan hanya akan memusnahkan Salah satu di antara kita.

Undangan Kau yang jalan sendiri di gurun waktu Datanglah ke tempat kami Datang dan bertanyalah pada orang-orang murung Mereka akan mengantarmu Ke sungai-sungai yang mengalirkan hikayat Penciptaan dan penghancuran Masuklah ke dalam rumah kami yang megah Sebagaimana kau masuki rumah jiwamu Pilar-pilar penyangga hampa langit-langit, Lantai marmer yang dingin, pualam, Dinding putih tanpa rak buku dan lukisan, Betapa kosong ruang ini Tanpa kata, miskin imajinasi, Asing dari dunia yang penuh warna. Menetaplah dalam keheningan ini Temani arwah kami yang berjalan Di antara kehidupan dan kematian. * IRWAN SEGARA Penyair

POJOK GELITIK

Pendidikan, Nasibmu Berubah? Umarmadi: Jagad pendidikan di tanah air selalu carut-marut, Yo. Umarmoyo: Mestinya pendidik­an itu memerdekakan, bukan sebaliknya! Umarmadi: Ada banyak kasus, satu di antaranya, gadis remaja dibully, disiksa, ditelanjangi, pun oleh teman-teman sekolahnya sendiri. Umarmoyo: Ada banyak kasus juga, satu di antaranya, pelajar laki-laki dipukuli,

ditendangi, dan dianiaya beramairamai, pun oleh teman-temannya sendiri. Umarmadi: Astaga ... bagaimana dengan nasib guru-guru di negeri ini, Yo? Umarmoyo: Saya pikir nasibnya bagus deh. Sangat dilindungi! Umarmadi: Maksud kamu? Umarmoyo: MA menegaskan bahwa guru tak bisa dipidana karena mendisiplin siswa.

54 P E WA R A D I N A M I K A F E B R U A R I 2 0 1 8

Umarmadi: Lalu? Umarmoyo: Ada PP No. 74 Tahun 2008 yang melindungi guru, khususnya pasal 39 ayat 1 dan 2, pasal 40, dan pasal 41 juga. Di samping itu, di negeri ini sedang digalakkan pendidikan karakter dan revolusi mental. Umarmadi: Tapi, kenyataannya? Umarmoyo: Kenyataan yang mana?

Umarmadi: Ada banyak kasus, satu di antaranya, hanya masalah sepele, ada murid menantang Kepala Sekolah untuk berkelahi. Umarmoyo: Iya ya. Umarmadi: Tidak hanya itu. Ada kasus benerbener gak bisa dimaafkan. Umarmoyo: Apa itu? Umarmadi: Hanya masalah sepele, ada murid memukuli gurunya hingga ..... tewas. Umarmoyo: ............??? EMA R '18


#StudiumGenerale #DjohanYoga #AuditoriumUNY

FOTO-FOTO: M ARIF BUDIMAN


Sedang dikerjakan

peRInGkaT

a i s e Indon peRInGkaT

peRInGkaT

#kamibagian #UNY #Smart&Smile

a r a g g n e AsiaT

HERGITA SYI VADILLA (kiri) Mahasiswa Psikologi UNY (angkatan 2015) Diajeng Kota Jogja 2017 ROMANDHA EDWIN (kanan) Mahasiswa Akuntansi UNY (angkatan 2015) Dimas Kota Jogja 2017

@unyofficial

FOTO: KALAM JAUHARI

Asia Versi

4icu

W W W . U N Y . A C . I D


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.