Pewara dinamika januari 2018

Page 1

Majalah ini dapat diakses pada laman issuu.com/unyofficial


IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA

Dan matahari berjalan di tempat peredarannya... Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan... Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (QS 36: 38-40)

IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA


PEWA RA D I N A M I K A / JA N UA R I 2 0 1 8

T R A N S F O R M AT I F D A N PA R T I S I PAT I F

Pena Redaksi SELAMAT datang kembali para pembaca Perwara Dinamika yang budiman. Selamat tahun baru dari redaksi kami. Tahun 2018 sudah menyambut bersamaan dengan datangnya Januari. Lembaran baru siap dibuka untuk selalu menghadirkan informasi dan menyediakan wadah aspirasi bagi seluruh civitas akademika UNY.

DESEMBER 2012

Pewara Januari enam tahun silam mencoba hadir menyajikan tema fotografi. Khususnya segala tentang UNY yang mampu direkam melalui sebuah lensafoto. Fotografi bukanlah hal baru namuntahun ini fotografi mempunyai peranpenting bagi kehidupan anak mudaapalagi mahasiswa. Kami mencoba menceritakan bagaimana fotografi berperan dalam segala hal pencitraan sivitasakademika. Merekam berbagai aktivitas yang mampu melecut semangat berkarya untuk yang lebih baik lagi.

UNY sekaligus tidak melupakan raihan prestasinya.

Agama Islam, November lalu. Selanjutnya, beberapa rubrik menarik lainnya bisa pembaca nikmati pada edisi kali ini.

Tentu saja perjalanan ini tidak lahir dalam satu malam. Menggeliatnya prestasi numerik UNY merupakan hasil urun peran dari banyak pihak. Tak melulu penggawa rektorat dan jajaran dosen, tapi juga dari mahasiswa.

Tiap rubrik memiliki keunikan yang mampu mendorong pembaca mampu mengeksplorasi oase informasi lebih intens. Penyajiannya pun didukung pula oleh ilustrasi artistik sebagai penambah gairah visual. Kesemuanya ini diracik sedemikian rupa guna menghadirkan Pewara Dinamika bagi civitas akademika lebih ciamik.

Peningkatan mutu setiap civitas akademika UNY terus digenjot. Misalnya saja lewat seminar, kunjungan kerja, pameran media pembelajaran, peningkatan mutu jurnaljurnal fakultas, juga perluasan jejaring.

2018 adalah pintu baru bagi UNY dalam mengembangkan sayap dan melejitkan performa untuk terus mampu berprestasi dalam kiprahnya di dunia kependidikan. Setelah hinggap di peringkat ketiga versi 4 Internal Colleges and Universities (4ICU) dan ranking 12 menurut Top 25 Universities in Southeast Asia 2018, UNY bersiap mengambil start untuk memenuhi resolusi menjadi PTNBH atau Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Untuk itulah para edisi kali ini, tim redaksi bermaksud meneropong target pencapaian

Akhirnya, kami dari redaksi Pewara Dinamika mengucapkan selamat menikmati suguhan tentang visi UNY dalam mewujudkan World Class University.

Tim redaksi kami menjahit edisi ini lewat usaha UNY menembus pagar PTNBH, raupan prestasi selama setahun belakangan serta usaha mempertahankan dan meningkatkannya. Tak lupa dalam rubrik Sosok, kami menampilkan Dr. Marzuki yang baru ditasbihkan sebagai Dosen PAI Terproduktif oleh Direktorat Pendidikan

Dengan memahami apa yang ingin diraih, harapannya seluruh civitas akademika tergerak untuk turut menggeliatkan semangat mencapai raihan prestasi yang lebih baik lagi. Tabik. ď Ž

SUSUNAN REDAKSI PENERBIT Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENASEHAT Sutrisna Wibawa (Rektor UNY) PENGARAH Margana (Wakil Rektor I)

Edi Purwanta (Wakil Rektor II) Sumaryanto (Wakil Rektor III) Senam (Wakil Rektor IV) Setyo Budi Takarina (Kepala Biro UPK) Sukirdjo (Kepala Biro AKI)

PEMIMPIN REDAKSI Sismono La Ode

PIMPINAN UMUM Anwar Efendi

REDAKTUR PELAKSANA Budi Mulyono

PEMIMPIN PERUSAHAAN Riska

REDAKTUR ARTISTIK Kalam Jauhari

unyofficial

REDAKTUR SENIOR Basikin, Else Liliani, Lina Nur Hidayati, Sigit Sanyata SEKRETARIS REDAKSI Nunggal Seralati

@pewara_uny l @unyofficial

3

Satya Perdana (FIK) Haryo Aji Pambudi (FT) Pramushinta Putri D (PPS) Muhammad Fadli (FE) Dwi Budiyanto (FBS) Binar Winantaka (LPPMP) Agus Irfanto (LPPM) Tusti Handayani (Kampus Wates)

REDAKTUR Rony K. Pratama Ilham Dary Athallah Ratna Ekawati Dedi Herdito Khairani Faizah Febi Puspitasari FOTOGRAFI M Arif Budiman, Prasetyo Maulana, Heri Purwanto REPORTER Anton Suyadi (FIP) Witono Nugroho (FMIPA) Nur Laily Tri Wulansari (FIS) @unyofficial

ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Laman: www.uny.ac.id.

unyofficial


Daftarisi

UNY mulai merintis mimpinya dimulai menjadi PTNBH di tahun 2018, lalu menjadi World Class University di tahun 2025. TANTANGAN universitas semakin keras. Persa­ ingan dihela dengan mengunggulkan keunikan masing-masing. Dimen­ si Tridharma Perguan Tinggi seperti Penelitian, Pengajaran, dan Pengabdian kepada Masyarakat menjadi parameternya. Di ranah global sebuah kampus diperhitungkan lewat prestasi. Sebagai kampus kependidikan dunia, Universitas Negeri Yogyakarta menorehkan rekam jejak yang membanggakan. Tak sekadar tingkat lokal, tetapi juga meliputi

nasional dan internasional. Ketercapaian ini patut menjadi kebanggaan bagii civitas akademia UNY. Tahun lalu, 2017, UNY menempati pringkat lima besar menurut 4ICU. Kabar harum ini memberi dorongan konstruktif bagi torehan prestasi selanjutnya. Dengan prinsip Smart and Smile yang dinarasikan Sutrisna Wibawa, UNY siap mewujudkan bejibun prestasi di hari depan. Kampus tanpa prestasi bagai hutan kehilangan wibawa. Ini prasyarat mutlak PTNBH 2018.

4 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

WAWANCARA KHUSUS

Keberadaan UNY sebagai PTNBH akan membuat kampus ini lebih otonom, lebih flexible, dan lebih mandiri » 26-29

3

PENA REDAKSI

8-36

REKTOR MENYAPA Catatan Prestasi 2017

5

LAPORAN UTAMA Sekali Dayung Selangkah Merengkuh PTNBH ∫ Menuju Internasional Lewat Digital

6

38-41

SURAT PEMBACA

31-37

BERITA Tampilkan Puluhan Ragam Koreografi ∫ Pembelajaran Untuk Anak Berkebutuhan Khusus ∫ Refleksi Kepahlawanan Lafran Pane ∫ Mentari Pagi di Bumi Wilwatikta

SOSOK Marzuki: Gemakan Syiar Islam

46

RESENSI Fazlur Rahman, Islam, dan Pancasila

47

BINA ROHANI Tak Menghina yang Tergelincir

48-49 CERPEN Pergi

42-45

Opini Rendahnya Minat Baca Pelajar ∫ Zina, LGBT, dan Putusan MK

50 PUISI Bilamana Esok Hari ∫ POJOK GELITIK Bingung Binti Gemes


Rektor Menyapa Prof. Dr. SUTRISNA WIBAWA, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta ¬ Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Jawa dan Filsafat Jawa Fakultas Bahasa dan Seni UNY

Tahun Tantangan 2018

T

ahun 2017 memberi catatan berarti bagi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Hasil pemeringkatan nasional Perguruan Tinggi Negeri (PTN) oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, UNY menempati peringkat 10 pada klaster I dengan skor: 2,86. Bila di­ bandingkan dengan LPTK lainnya, alhamdulillah UNY merupakan LPTK peringkat pertama. Sebagai informasi PT di Indonesia dikelompokkan dalam 5 klaster. Klaster 1 berjumlah 14 PT; klaster 2 berjumlah 78 PT; klaster 3 berjumlah 691 PT, klaster 4 berjumlah 1,989 PT, dan klaster 5 berjumlah 290 PT. Kampus eks-IKIP Yogyakarta ini juga berhasil meraih posisi ‘the best ten’ (10 besar) dalam kategori universitas terbaik di Indonesia versi direktori 4 International Colleges & Universities atau biasa disingkat dengan 4ICU (4icu.org). UNY berhasil meraih posisi 8 dari 513 universitas di Indonesia, meningkat dibandingkan pada edisi Agustus 2016 dengan posisi 11. dan pada Januari 2018, UNY sukses meraih prngkat 3 se-Indonesia, 12 se-Asean, dan 135 Asia. Pemeringkatan ini didasarkan pada popularitas PT berdasarkan keterkenalan dari laman (website). Lembaga 4ICU melakukan pemeringkatan terhadap 10.200 perguruan tinggi di 200 negara. Peringkat popularitas tersebut diukur berdasarkan lima parameter yaitu Moz Domain Authority, Alexa Global Rank,

SimilarWeb Global Rank, Majectis Referring Domains dan Majestic Trust Flow. Pada pemeringkatan Webometric UNY juga perlu bangga. Dari bulan ke bulan meng­alami pergerakan yang positf. Jika pada Juli 2017 UNY meraih peringkat 4014 dunia atau peringkat 31 di Indonesia, maka pada Januari 2018, alhamdulillah UNY meraih peringkat 3728 dunia atau 24 Indonesia, dengan komposisi presence rank: 82; impact rank: 1862; openness rank: 1844; dan excellence rank: 5777. Webometric adalah penilaian terhadap seluruh universitas terbaik di dunia melalui laman universitas. Ada empat komponen yang menjadi indikator utama dari penilaian Webometrics ini, yaitu: Presence (10 %), Impact (50%), Openness (10%), dan Excellence (30%). Data-data tersebut menunjukkan UNY telah memasuki tahapan baru Sebagai PT yang diperhitungkan di Indonesia. Kita tentu bahagia dan bersyukur atas kerja keras seluruh warga UNY, namun di saat yang sama UNY pun harus mawas diri. Mengapa begitu? Karena tantangan yang dihadapi semakin kuat dan kompetitif. Tantangan utama adalah tantangan era disrupsi. Suatu era dimana perubahan begitu cepat terjadi akibat lombatan teknologi informasi. Perubahan ini tidak hanya menggeser institusi yang mapan, namun juga mampu menghancurkannya. Kasus yang paling populer di Indonesia adalah bergesernya penggunaan taxi/motor konvensional ke penggunaaan taxi/motor on-

line ataupun menjamurnya toko-toko online yang merusak pasar mal. Di dunia PT telah menjamur sistem pembelajaran berupa kursus online yang dikenal dengan konsep Massive Open Online Course (MOOCs). Konsep ini memberi ruang partisipasi publik secara tak terbatas melalui akses laman. Di UNY sendiri sedang memacu diri mengenal dan akrab dengan dunia digital. Akhir 2017 Digital Library UNY hadir untuk memberi pesan kepada warga UNY bahwa dunia digital adalah dunia masa depan dan olehnya itu UNY harus siap menggunakannya. Tantangan berikutnya adalah SDM. Meskipun jumlah dosen UNY telah sesuai target yang ditetapkan, namun UNY tetap berpikir bagaimana terus meningkatkan kualitas dosen melalui fasilitasi publi­kasi jurnal internasional, percepatan guru besar, dan lain-lain. Pada tahun 2019, misalnya UNY memiliki target menjadi universitas berkelas di ting­kat ASEAN. Dua tahun berikutnya, di akhir jabatan saya menjadi Rektor UNY, UNY harus sudah masuk daftar 1.000 besar PT berkelas Dunia. Selanjutnya pada 2025 UNY menjadi Universitas Berkelas Dunia. Oleh karena itu, pada tahun 2018 adalah tahun bekerja keras. Tahun inovatif dan tahun tak kenal lelah membangkitkan institusi UNY menuju kampus yang semakin diperhitungkan. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di Asia Tenggara. Mohon doanya!  P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 5


 S U R AT P E M B A C A

Fitness Center UNY Mens sana in corpore sano. Siapa tidak setuju dengan jargon imporan ini? Mengusung betapa jiwa akan sehat saat tubuh juga berada dalam kondisi fit, tentu mahasiswa yang berkecimpung dalam pendidikan keolahragaan tidak akan merasa asing. Pun saat masih duduk di bangku sekolah, kita juga sering mendengar frasa Latin ini. UNY sebagai pabrik penerus bangsa yang terus berusaha memberikan support kepada mahasiswanya menolak tertinggal dalam pengaplikasian jargon ini. Terbukti dengan adanya beragam fasilitas keolahragaan yang disediakan UNY, termasuk Fitness Center.

perawatan dan pengecekan secara kontinyu dilakukan demi memangkas waktu antre sekaligus memaksimalkan waktu olahraga.

Mirip seperti pusat kebugaraan yang lain, Fitness Center UNY menawarkan kelebihan yang lebih mulus kepada para anggotanya. Saya yang turut ingin mencicipi kelebihankelebihan tersebut, langsung mendaftar, dan kini saya sudah tercatat sebagai member selama dua tahun terakhir. Tak banyak biaya yang harus dirogoh untuk menjadi member, sebab semua harga yang ditawarkan cukup kompetitif dibandingkan dengan fitness center lain. Fasilitas peralatan yang dimiliki pun tergolong bagus serta beragam. Namun, sayang sekali di antara

Selain itu, kondisi air di fitness center juga kurang bagus (tidak bening). Saya mengusulkan kepada pengelola Fitness Center UNY untuk menambah fasilitas kamar mandi, supaya member, khususnya wanita, akan merasa nyaman untuk menggunakan kamar mandi seusai latihan..

Oleh LALUNA Warga UNY

DENGAN tren yang berkembang, pusat kebugaran sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sadar tidak sadar akan terus dicari, sekalipun yang masih berstatus mahasiswa seperti saya. Beruntungnya, universitas tempat saya belajar juga menyediakan fasilitas pusat kebugaran sebagai bentuk kepedulian terhadap para mahasiswa. Tidak hanya itu, Fitness Center UNY juga memberikan harga miring yang sesuai dengan kocek. 6 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

tiga alat treadmill yang ada, salah satunya pasti selalu dalam perbaikan (baca: rusak). Kondisi ini kurang menguntungkan, karena ketika fitness center sedang dalam keadaan ramai dan peminat treadmill juga banyak, antre untuk memakainya akan mengular. Akan lebih baik jika

Ada satu lagi fasilitas yang masih kurang memadai, selain sering diperbaikinya treadmill, yaitu kamar mandi. Di Fitness Center UNY, fasilitas kamar mandi yang disediakan hanya satu. Kamar mandi ini juga tidak dibedakan untuk pria dan wanita, sehingga saat banyak yang ingin menggunakan kamar mandi, antre panjang tidak dapat terelakkan.

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Tulisan dikirim me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas Universitas Negeri Yogyakarta.


T I P S -T I P S

TRAVELANDLEISURE.COM

Oleh LINA Dosen Universitas Negeri Yogyakarta

J

ika disebut Zingiber officinale pasti orang akan bertanyatanya ini adalah jenis tanaman atau spesies apa? Namun jika diberikan nama Jahe atau Ginger orang pasti akan mengerti dengan mudah. Tanaman Jahe atau dalam Bahasa latin bernama Zingiber officinale merupakan jenis tanaman rimpang yang punya banyak manfaat bagi kesehatan. Berikut beberapa manfaat Jahe bagi kesehatan:

1

Menghilangkan Mual Rasa mual dapat timbul ketika kita sedang dalam perjalanan, mengalami masuk angin atau mual yang dialami ibu hamil atau dikenal dengan morning sickness. Kondisi mual menyebabkan rasa yang tidak nyaman di perut. Untuk mengatasi hal tersebut, sebelum beraktifitas di pagi hari atau melakukan perjalanan, dianjurkan mengkonsumsi minuman yang mengandung jahe. Ekstrak jahe, dipercaya dapat mengurangi rasa mual yang terjadi akibat mabuk perjalanan atau morning sickness yang dialami ibu hamil.

Lima Manfaat Zingiber officinale 2

Mengobati Sakit Kepala Sakit kepala seperti vertigo, atau migrain sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa pusing merupakan rasa nyeri atau tidak nyaman di kepala sampai leher bagian atas. Sakit kepala dapat disebabkan oleh zat yang namanya prostaglandin. Prostaglandin adalah zat yang dihasilkan oleh jaringan yang rusak untuk menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit di kepala biasanya akan reda setelah mengkonsumsi obat. Namun sebelum minum obat, kita dapat mencoba mengkonsumsi minuman jahe yang juga berkhasiat untuk meredakan sakit kepala. Jahe dapat membantu meredakan radang pada pembuluh darah yang menjadi penyebab sakit kepala.

3

Meredakan Batuk/sakit tenggorokan Batuk dan sakit teng­ gorokan adalah hal lazim yang

sering menyerang kese­­hatan kita. Meski bu­kan tergolong penyakit berbahaya namun batuk akan mengganggu aktivitas. Saat batuk atau sakit tenggorokan kita pasti merasakan gatal di tenggorokan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meredakan batuk dan rasa gatal di tenggorokan ialah mengkonsumsi permen atau minuman jahe yang menimbulkan sensasi hangat di tenggorokan. Dengan mengkonsumsi air rebusan jahe minimal 3x sehari dapat mengurangi batuk dan rasa gatal di tenggorokan.

4

Memperbaiki fungsi pencernaan

Menurut beberapa penelitian, tanaman jahe mengandung konsentrasi serat yang tinggi. Konsentrasi serat yang tinggi sangat baik untuk meningkatkan fungsi usus. Jika kondisi usus sehat maka penyerapan di usus juga akan semakin baik dalam menyerap nutrisi makanan. Disamping memperbaiki fungsi usus, jahe juga dapat menyerap racun yang menyebabkan pembengkakan usus dan perut.

5

Meremajakan Kulit Siapa yang tidak ingin terlihat awet muda? Jahe mengandung antioksidan yang berfungsi untuk mencegah kerusakan akibat radikal bebas dan melindungi tubuh dari proses penuaan. Mengonsumsi jahe atau mengoleskannya di kulit dapat memberikan manfaat sebagai antiaging. Namun, bagi yang memiliki kulit sensitive sebaiknya berhati-hati saat mengoleskan jahe secara langsung pada kulit karena dapat menimbulkan iritasi. P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 7


Laporan Utama

Program Prioritas UNY

8 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8


Laporan Utama

MENJADI PERGURUAN TINGGI YANG MANDIRI

S

elalu ada dua dilema besar yang dihadapi oleh perguruan tinggi negeri dibanding dengan swasta, dalam memberikan layanan pendidikan; tanggungjawab mencerdaskan anak bangsa tanpa melihat latar belakang sosial dan ekonomi, serta kebutuhan memberikan pelayanan terbaik yang didukung oleh sarana dan prasarana pendidikan yang baik pula tanpa harus membebani ekonomi mahasiswa. Andalannya tentu bantuan dari negara yang tentunya sangat bergantung dengan kondisi ekonomi dan political will dari pemerintah.

9 (sembilan) peringkat nasional dalam publikasi internasional dan paten, telah terakreditasi institusi "A" oleh BAN PT, opini keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 2 tahun berturutturut, serta prestasi kegiatan kemahasiswaan di tingkat internasional. Dengan syarat yang ketat ini tidak mengherankan jika sampai saat ini baru 11 perguruan tinggi yang telah berstatus PTNBH.

Sejak 21 April 2009, UNY telah ditetapkan sebagai institusi pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) secara penuh. Dengan status BLU, UNY diwajibkan memberikan penyediaan jasa (pendidikan) tanpa mengutamakan mencari keuntungan dengan didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas. Artinya, UNY telah menyandang status BLU selama 9 tahun dan sudah saatnya untuk “naik kelas” dengan mengejar level yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi Negeri Berstatus Badan Hukum (PTNBH). Tentu banyak kelebihan yang diperoleh dengan statsus PTNBH salah satunya adalah otonomi di bidang akademik maupun pengelolaan sumber daya manusianya.

UNY mempunyai modal yang cukup mumpuni untuk beralih ke level PTNBH, karena sebagian syarat telah diperoleh salah satunya akreditasi institusi “A”. Yang terbaru 4 International collages & Universities (4ICU) menempatkan UNY di peringkat 3 dalam peringkat website universitas di Indonesia serta 135 di posisi Asia. Sebelumnya di tahun 2017 lalu UNY juga masuk dalam 10 besar perguruan tingi terbaik versi Kemristekdikti, serta peringkat 5 klaster unggul dalam Pemeringkatan Perguruan Tinggi Berbasis Pengabdian Kepada Masyarakat. Dengan prestasi itu, ditambah dengan deretan prestasi mahasiswa di tingkat nasional maupun internasional, peningkatan level ke PTNBH untuk menjadi perguruan tinggi yang mandiri bukan isapan jempol belaka. Tentu hal ini harus didukung dengan perjuangan dan komitmen yang tinggi dari segenap sivitas akademika UNY sendiri.

Tidak mudah untuk memperoleh status PTNBH. Pemerintah menetapkan persyaratan yang sangat ketat bagi perguruan tinggi negeri yang ingin beralih status menjadi PTNBH. Menurut Permendikbud Nomor 88 Tahun 2014 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum, syarat yang harus dipenuhi diantaranya; PTN harus masuk

Tidak kalah penting juga dalam prsoses mengejar status PTNBH adalah komitmen UNY untuk tetap memberikan tanggungjawab mencerdaskan anak bangsa. Pemberian layanan pendidikan yang berkualitas tanpa memandang latar belakang kondisi sosial dan ekonomi mahasiswanya, kemudian menjadi kunci untuk mewujudkan hal tersebut. Tabik. BUDI MULYONO P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 9


Laporan Utama

PENINGKATAN CAPAIAN BERBASIS RENCANA STRATEGIS UNY GUNA MENEGUHKAN DIRI SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN BERBASIS VISI YANG TELAH DIGARISKAN UNIVERSITAS, SELALU MENJADI LANDASAN IDEOLOGIS SEKALIGUS FILOSOFIS DALAM SEGALA KERJA-KERJA YANG DILAKSANAKAN UNY. SEMUA ITU DILAKUKANNYA DALAM KERANGKA KEBERLANJUTAN, DENGAN CARA TERUS MENINGKATKAN SEKALIGUS MENTRANSFORMASI APA YANG BELUM OPTIMAL, SEKALIGUS MEMPERTAHANKAN YANG SUDAH BAIK.

pewara dinamika 10 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8


Laporan Utama

Program Kerja Prioritas 2018 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BIDANG AKADEMIK & KEMAHASISWAAN

A. PROGRAM PRIORITAS BIDANG AKADEMIK: 1. Peningkatan Kualitas Input Mahasiswa • Meningkatkan animo dan keketatan seleksi mahasiswa • Inisiasi test center di daerah • Meningkatkan jumlah mahasiswa asing • Mengembangkan analisis, kualitas soal serta tes CBT • Meningkatkan kemampuan bahasa inggris mahasiswa • Menggelar pelatihan ICT mahasiswa baru • Memetakan masalah psikologi • Menggelar layanan bimbingan konseling online • 2. Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Penguatan Iklim Akademik • Meningkatkan iklim akademik prodi dan merevisi kurikulum secara periodik • Meningkatkan dan mencetak penulisan buku ajar dan referensi berbasis prinsip one lecture one book • Mengembangkan model pembelajaran inovatif, berbasis penguatan pendidikan karakter berjati diri Indonesia • Mengembangkan tutorial pendidikan agama, pengembangan museum, dan pengembangan pendidikan ke-Yogyakarta-an melalui penguatan mata kuliah dasar umum (MDU) dan dasar kependidikan (MDK) • Menggelar produk hasil perkuliahan dan mengembangkan student journal • Merintis sertifikasi lulusan melalui kerjasama dengan lembaga kompetensi • Mengembangkan bantuan transfer kredit antar universitas • 3. Penguatan Kompetensi Dosen dan Tendik • Fasilitasi studi lanjut dosen maupun sertifikasi keahlian, termasuk mengikuti tes TOEFL dan IELTS • Fasilitasi sertifikasi dosen, kenaikan jabatan dosen/guru besar, pengembangan keilmuan guru besar • Penyelenggaraan professor goes to school, menghadirkan akademisi untuk masyarakat • Mengembangkan sistem informasi BKD • 4. Kelembagaan Akademik dan Akreditasi • Merintis program double degree • Mengembangkan kajian mewujudkan UNY sebagai pusat pengembangan pendidikan berbasis karakter, kejuruan, Pancasila, dan budaya • Mendampingi dan mengakselerasi akreditasi prodi, menyiapkan akreditasi institusi • Menguatkan prodi pendidikan profesi, mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi P-1 dan Tempat Uji Kompetensi • Sertifikasi asesor kompetensi an benchmarking • 5. Penelitian, Publikasi, dan HKI • Fasilitasi penerbitan, pendampingan internasionalisasi, dan indeksasi jurnal • Fasilitas Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) • 6. Peningkatan Layanan IT Terpadu (Cyber Campus) • Memantapkan layanan administrasi akademik berbasis TI • Ujian online mata kuliah MKU dan MDK • Bimbingan Tugas Akhir berbasis TI B. PROGRAM PRIORITAS BIDANG KEMAHASISWAAN • Pelaksanaan PKMB dan soft skills mahasiswa baru • Peningktan prestasi mahasiswa, mengikuti Pimnas, Peksiminas, kontes rekayasa teknologi, dan kontes mobil listrik • Menyelenggarakan kejuaraan nasional tenis lapangan antar alumni PT • Mengembangkan sistem layanan kemahasiswaan dan alumni • Meningkatkan sinergi dan kerjasama, serta optimalisasi Ormawa untuk pembinaan prestasi kemahasiswaan • Peningkatan kualitas dan kuantitas kesejahteraan mahasiswa

P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 11


Laporan Utama

Sekali Dayung Selangkah Merengkuh PTNBH Belum lama tahun 2018 meluncur, UNY telah menyiapkan strategi dan siasat. PTNBH menjadi resolusi penting untuk dimanifestasikan. Koneksi digalakan, visi diteguhkan.

Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. PP ini mendasari terbukanya perguruan tinggi seIndonesia agar memiliki kedaulatan akademik maupun nonakademik.

A

lmanak masih menunjuk bulan Januari. Tapi sederet resolusi telah tersusun rapi. Pagi itu Wakil Rektor I, Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A., mengecek ulang daf­ tar rencana setahun mendatang. “Tahun 2017 mengkaji, 2018 meru­ mus­kan dan mengakselerasi, tahun 2019 kita menargetkan UNY masuk Per­guruan Tinggi Negeri Ba­dan Hu­ kum (PTNBH),” jelasnya. Nada op­ timis tercurah jelas dari penjelasan verbalnya. Tahun lalu UNY sudah menyabet akreditasi A. Tanda hoki semakin terwujud nyata. Menurut Guru Besar bidang linguistik itu, prasyarat utama PTNBH, adalah 70% program studi harus berpredikat A. “Termasuk juga kuantitas doktor dan publikasi.” Tahun 2018 Margana memprioritaskan percepatan akreditasi Prodi, HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), dan pelbagai keunggulan universitas. Strategi dan siasat dilakukan Bidang Akademik. Terutama mengidentifikasi kelebihan UNY untuk bisa ditawarkan ke khalayak sasaran. “PTNBH,” menurut Margana, “sama dengan dewasa.” Istilah dewasa yang digunakan Margana merujuk pada otonomi universitas. PTNBH memungkinkan pengelolaan kampus lebih mandiri. Baik dari segi pembiayaan, sarana dan prasaranan, maupun orientasi kebijakan universitas. Universitas yang berstatus PTNBH lebih independen dalam menentukan kebijakan. Sisi positif ini sangat menguntungkan bagi kampus yang hendak membuka Prodi baru. “Kelak jika ingin mendirikan Prodi apa pun 12 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

Mekanisme pendanaan PTN BH didasarkan atas prinsip fleksibilitas dan akuntabilitas. Karenanya, menurut PP 26 Tahun 2015, terdapat lima ciri mekanisme PTNBH: (a) struktur organisasi yang handal sesuai dengan kebutuhan dan strategi pengembangan PTN.

DOKUMEN INFORMASI UNY

pakainya S.K. Rektor,” tutur Wakil Rektor IV, Dr.rer.nat. Senam. Menurut dosen ahli Biokimia lulusan Technische Universtaet Dresden itu, UNY dengan statusnya sekarang, harus menunggu setahun bila ingin membuka Prodi baru. “Kalau revisi bisa dua sampai tiga tahun. Sisi baiknya juga pada pengelolaan kerja sama luar negeri lebih fleksibel.,” ungkapnya. *** Secara yuridis PTNBH menginduk pada Peraturan Pemerintah Republik

Menurut Prof. Dr. Margana, M.Hum, M.A., prasyarat utama PTNBH, adalah 70% program studi harus berpredikat A, kuantitas doktor dan publikasi.

Berkaitan dengan poin sebelumnya, butir (b) dijelaskan: setiap struktur organisasi dikendalikan oleh pejabat yang sesuai dengan kompetensi dan kapasitasnya sehingga manajemen pen­didikan tinggi pada PTNBH dapat diselenggarakan secara dinamis de­ ngan inovasi dan kreativitas tinggi. Selain itu, dilanjutkan butir (c) mengenai kualifikasi sumber daya manusia untuk menempati jabatan didasarkan pada kebutuhan dan kompetensi yang mendukung efektivitas dan efisiensi pada PTN BH; (d) sarana dan prasarana yang digu­nakan sesuai kebutuhan PTNBH; dan (e) anggaran sesuai skala prioritas PTNBH. Ide futuristik PTN BH menuai beragam pandangan. Selain segi positif yang mencakup kebernilaian kampus dalam mengembangkan ilmu pengetahuan lebih berdikari, kritik demi kritik yang dialamatkan mahasiswa turut memperkaya dis­ kur­sus kebijakan PTNBH. Aktivis Orma­wa menilai PTNBH akan mem­ bu­ka keran komersialisasi kampus. Mahasiswa mempetisikan, salah satunya, biaya mahal pendidikan. PTNBH dianggap tak bersahabat bagi mahasiswa menengah ke bawah.


Laporan Utama

KALAM / PEWARA

ARYA DAN NABILA, panitia OSPEK FIS

HERYJUJUNG

Kegelisahan ini telah dijelaskan pada Pasal 9 Ayat 2: “Tarif biaya pendidikan PTNBH yang harus dikonsultasikan dengan menteri adalah tarif biaya pendidikan jenjang diploma dan jenjang sarjana.” Uraian eksplisit itu membuka ruang dialog supaya kedua belah pihak, baik pro maupun kontra, duduk bersama dengan kepala dingin. PTNBH justru awal dari otonomi akademik. Pihak kampus mempunyai kewenangan total terhadap pengelolaan kampus. Tentunya hal demikian disusun berdasarkan pertimbangan pim­pin­ an universitas dan masukan kons­ truk­tif dari civitas akademia. “Otono­ mi yang lebih luas inilah yang baik bagi pengelolaan akademik di UNY,” ujar Senam. *** Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor UNY periode 2009-2017,

merespons PTNBH lewat esainya bertajuk Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) Ditinjau dari Perspektif Filosofis dan Sosiologis. Profesor bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat ini meneroka PTNBH merupakan keniscayaan global sejak 90-an. Rochmat berangkat dari persaingan Sumber Daya Manusia (SDM) dan institusi yang semakin sengit di abad ke-21. Tanpa cetak biru yang penuh perhitungan, nasib universitas akan

Setiap sesuatu yang inovatif selalu menghadapi sikap bervariasi, karenanya perlu pemahaman dan pengkajian secara proporsional.

terhuyung-huyung. Akibatnya, kualitas lulusan kampus akan lemah bersaing di level internasional. Universitas dinilai Rochmat berperan penting dalam menyiapkan SDM. PTN, dengan demikian, perlu diberikan kemandirian dalam mengurus universitasnya berdasarkan rasa tanggung jawab. Perguruan Tinggi dipandang perlu menggeser manajemen pengelolaannya, yakni dari birokratis ke kooperatif. “Yang terakhir ini populer dengan PTNBH.” Rochmat memandang PTNBH masih mengundang silang pendapat. Ia menganggapnya wajar karena PTNBH berangkat dari inovasi manajemen perguruan tinggi. “Setiap sesuatu yang inovatif pada awalnya selalu menghadapi sikap yang variatif, dari yang pro dan kontra. Oleh karena itulah perlu pemahaman dan pengkajian secara proporsional terhadap PTNBH P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 13


Laporan Utama

sehingga tidak terjadi kontra produktif,” tulisnya. Menurut Rochmat, PTNBH lahir dari tiga kunci antara lain keadilan, otonomi, dan adaptabilitas. Keadilan di sini dimaksudkan agar PTNBH menjamin perlakuan adil bagi civitas akademia. Dalam konteks pembiayaan atau insentif, baik dosen maupun mahasiswa, diperlakukan seimbang sesuai dengan produktivitas (tenaga pendidik) dan latar belakang sosial (mahasiswa). Sementara itu, dimensi otonomi, Rochmat menyatakan, “PTN yang memiliki potensi besar akan lebih produktif, manakala PTN itu diberikan kemandirian dalam pengelolaan program, tenaga, keuangan, aset, dan pengawasannya, akan mudah untuk mencapai keunggulan akademik (academic excellence) yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan civitasnya.”Otonomi kampus mengimplikasikan kedewasaan manajerial. Kecenderungan 14 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

universitas untuk selalu bergantung ini, menurut Rochmat, perlu diubah agar lebih produktif. “Kondisi demikian tidak berarti pemerintah melepaskan tanggung jawabnya karena dalam batas tertentu pemerintah juga masih ikut bertanggung jawab dalam mengatasi persoalan yang dihadapi PTNBH dengan diwujudkan pada pemberian subsidi yang relatif masih cukup tinggi.” Nilai ketiga yang disodorkan Rochmat adalah adaptabilitas.

Rochmat Wahab berpendapat bahwa perubahan global menuntut kemampuan sumber daya manusia yang handal, adaptif, lentur, kreatif, inovatif, dan mampu bekerja sama.

Nilai ini berpaut erat dengan kesungguhan kampus dalam menghasilkan kualitas pendidikan maupun penelitian yang mampu bersaing di level internasional. “Tradisi kualitas dalam kondisi ini diharapkan menjadi bagian kultur kampus yang sangat penting,” paparnya. Diksi adaptabilitas bersinggungan dengan perspektif sosiologis, sebagaimana disebut Rochmat dalam tulisannya. PTNBH, menurutnya, merupakan transformasi perguruan tinggi yang mendapat dampak dari globalisasi. Sistem dan kebutuhan pendidikan universitas di seluruh dunia, karenanya, mengalami perubahan besar-besaran. Konsekuensi logisnya berdampak signifikan bagi atmosfer kampus di Indonesia. “Perubahan global sungguh menuntut kemampuan sumber daya manusia yang handal, adaptif, lentur, kreatif, inovatif, dan mampu bekerja sama,” tutup Rochmat.


Laporan Utama

Perjuangan Dihela Prestasi Tiba Bejibun torehan prestasi UNY merupakan hasil akumulasi perjuangan banyak pihak. Tahun 2018 terus berkomitmen melejitkan performa. Konsolidasi civitas akademia kunci utama

Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

rangking yang telah disabet terus dipertahankan.

10 masih B. Tahun ini semoga bisa semua,” ungkap Margana.

alender berganti, semangat baru, bukan hanya status media sosial yang acap dinarasikan generasi milenial. Bagi UNY, tahun baru membawa harapan anyar. Apalagi warta baik telah viral sebelum tutup tahun.

Tahun 2018 Bidang Akademik memiliki ketentuan bagi tiap lulusan agar menjadi sarjana plus. Selain punya ijazah, ia diharapkan memiliki sertifikasi kompetensi. “Misalnya sertifikat keterampilan khusus seperti tari, musik, rupa, jurnalistik, teknik, akuntansi, dan lain sebagainya,” ujar profesor linguistik ini. Sertifikat ini dikeluarkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

Bimbingan pra-Scopus yang dicetuskan Rektor UNY sejak tahun lalu akan terus digencarkan. Pembinaan artikel ilmiah terbaik, mulai dari penerjemahan hingga insentif, niscaya digenjot. Ini karena atensi dosen untuk publikasi internasional tahun 2017 semakin meroket tiap bulannya.

K

Kampus negeri berbasis kependidikan di Yogyakarta itu kini mentereng di peringkat ketiga versi 4 Internal Colleges and Universities (4ICU). Sedangkan menurut Top 25 Universities in Southeast Asia 2018, UNY rangking 12, mendahului Singapore Management University (13) dan Chulalangkorn University (14). Prestasi numerik, menurut Wakil Rektor I, Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A., perlu dimaknai lebih dalam. Di balik angka membanggakan itu tersirat rekam jejak perjuangan banyak pihak. Margana melihatnya sebagai kesungguhan UNY untuk terusmenerus meningkatkan kualitas akademiknya. “Tentunya kualitas yang dimaksudkan disesuaikan dengan standar internasional,” katanya. Sosialisasi program dan profesi bagi mahasiswa mancanegara menjadi prioritas UNY di kawasan ASEAN. Modal eksternal itu juga didukung kualitas sarana dan prasarana UNY yang mulai terstandardisasi internasional. Margana meneroka demikian sebagai perimbangan antara citra dan kualitas. “Di samping terus mengenalkan UNY, kita juga harus meningkatkan mutu pendidikan.” Eskalasi kualitas akademik masih diprioritaskan Margana pada 2018. Ia ingin UNY naik peringkat. Baik di level nasional maupun internasional. Setidaknya, bagi Margana,

Agar mendapatkan sertifikat itu mahasiswa harus lolos uji kompetensi. Masing-masing Prodi, karenanya, akan memiliki Tes Uji Kompetensi (TUK) bidang tertentu. Adanya sertifikat ini diharapkan lulusan UNY diakui secara profesional di dunia kerja. Terutama menyangkut keahlian khusus. Bila ijazah memberi pengakuan universal, sertifikat kompetensi mencitrakan kecakapan partikular. Akreditasi A yang disabet UNY belum lama ini menandakan hasil kerja keras civitas akademika. Tapi predikat demikian belum final. “Kita masih harus mempercepat akreditasi. Dari 102 Prodi, sebanyak 60 Prodi terakreditasi A,” ujarnya. Margana menargetkan tahun ini minimal lima Prodi naik predikat. “Sekalipun yang diakselerasi bisa 15 Prodi. Tapi kan semua butuh proses.” S-1 hingga S-3 samasama diutamakan. Margana tak menginginkan berat sebelah. Semua diprioritaskan dalam peningkatan akademik. Akreditasi berpengaruh terhadap penyelenggara PPG. Pemerintah mengutamakan Prodi berstatus A sebagai pelaksana PPG tiap bidang. “Tahun 2017 kami mengusulkan 37 Prodi pendidikan sebagai penyelenggara. Sekarang sudah ada 27 Prodi terakreditasi A. Yang

Senada dengan dorongan publikasi jurnal terindeks, tahun ini UNY mengadakan 28 seminar internasional yang terintegrasi. “Seminar ini diorientasikan untuk dosen, mahasiswa, peneliti, dan umum. Mereka diharapkan produktif usai mengikutinya,” harapnya. Margana menyebut strategi seminar dan publikasi ini sebagai kesungguhan UNY terhadap student mobility dan staff mobility. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) tak luput dari perhatian. HAKI berpaut erat dengan produktivitas dan kualitas publikasi dosen. Jika karya ilmiahnya mengandung kebernilaian empiris sekaligus kebaruan praktis, potensi dipatenkan semakin besar. “Selama tahun 2017 sudah terdapat 350 judul yang dipatenkan. Tahun ini kami menargetkan 350 judul,” tuturnya. Selama menjabat sebagai Wakil Rektor I, Margana optimis menggolkan 1000 HAKI dan 1000 buku. “Visi saya one lecture, one book. Kita kan punya 1060 dosen. Jadi, hal itu sangat mungkin,” ujarnya. “Tahun ini harus lebih kencang lagi risetnya supaya kita bisa dikenal di dunia internasional. Bukan sekadar membangun repurtasi dan popularitas, melainkan juga terkenal karena kontribusi kita bagi dunia akademik,” kata Prof. Dr. Sutrisna Wibawa. Kesenjangan antara produktivitas menulis dan beban mengajar bisa disiasati dengan jam mengajar maksimal 16 SKS. P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 15


Laporan Utama

Sinar World Class University dari 13 Gedung IDB Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

G

enderang perang menuju World Class University, telah ditabuh Menristekdikti M. Nasir bersama segenap civitas UNY ketika gelaran groundbreaking 22 Juli 2017. Tapi alih-alih menjadikannya sekadar susunan batu di tengah Karangmalang, tugas dan amanah dari sang menteri atas gedung-gedung tersebut telah menanti. Untuk menambah kapasitas layanan bagi 15.000 mahasiswa, peningkatan jumlah dosen doktor, peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian serta publikasi ilmiah, serta memperkuat penyelenggaraan Tri Dharma guna meningkatkan produktivitas dan daya saing setiap insan civitas akademik yang sejalan dengan Nawa Cita. “Yang tak kalah penting jaga dan pertahankan kearifan lokal juga dalam pembangunan gedung. Nanti saya juga akan tagih kepada UNY untuk peningkatan publikasinya, karena dengan adanya gedung nanti pasti proses riset juga akan lebih baik,” kata Nasir, dalam acara groundbreaking. Sebuah peringatan dari sang menteri, yang hendak dijawab UNY dengan kerja-kerja keras dalam target prioritas 2018. Karena September 2018 nanti, gedung tersebut ditargetkan sudah beroperasi, serta menanti kiprah segenap civitas di dalamnya dalam menggunakan fasilitas yang telah disediakan untuk kerja-kerja nyata. Pengembangan Mutu dari IDB Sejak diinisiasi pada tahun 2008 dan mengalami perjalanan panjang sebelum merekah pada Juli 2017 lalu, dua ruang lingkup tujuan proyek 7 in 1 dari IDB senantiasa menjadi inti dari pembangunan gedung-gedung ini. Yang pertama, peningkatan akses pendidikan tinggi untuk meningkatkan daya tampung melalui usaha peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Dan yang kedua, perbaikan relevansi dan kualitas 16 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

pendidikan untuk mening­katkan daya saing lulusan baik di bidang kependidikan maupun non kepen­ didikan di tingkat internasional. Di samping dua program utama tersebut, terdapat satu program pendamping yaitu manajemen proyek dalam program pembangunan gedung baru dan renovasi guna meningkatkan kualitas pembelajaran, infrastruktur serta laboratorium yang lebih baik.

Direktur IDB PIU UNY, Slamet Widodo mengungkapkan bahwa misi utama pembangunan fisik UNY adalah untuk perluasan akses supaya pembelajaran lebih optimal dan meningkatnya kualitas.

Senada dengan hal tersebut, Direktur IDB PIU UNY, Slamet Widodo mengungkapkan bahwa misi utama pembangunan fisik UNY adalah untuk perluasan akses. “Dengan adanya gedung ini targetnya memang perluasan akses. Gedung baru ini, yang dirobohkan kan gedung kecil atau berlantai satu dan dua. Dijadikan skala berlantai empat dan lima. Jadi pembelajaran lebih optimal, kualitas meningkat, karena ruangnya lebih luas. Jadi satu ini kualitas pendidikan S1 terutama di Karangmalang, meningkat,” ungkap Slamet. Selain itu peningkatan fasilitas menjadi agenda yang tidak kalah penting. Peningkatan fasilitas kampus, ungkap Wakil Rektor I, Prof. Margana, akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. Baik mahasiswa maupun dosen diharapkan akan memiliki better students’ learning capacity dimana peningkatan kapasitas pendidik,


ARIF / HUMAS UNY

Laporan Utama Rektor UNY membuka Festival Dalang Cilik sebagai bagian dari rangkaian acara Dies Natalis UNY 2017

kurikulum dan bahan ajar, iklim pembelajaran, media belajar, fasilitas belajar, dan materi belajar, akan mampu menyusun kemampuan mahasiswa sesuai kapabilitasnya. Hal tersebut kemudian akan disokong dengan penambahan laboratorium, yang memang menjadi fokus dari pembangunan IDB. Delapan dari 13 gedung IDB yang akan difungsikan sebagai laboratorium diharapkan dapat meningkatkan kualitas serta kuantitas riset dan publikasi sivitas akademika di tengah adanya fasilitas serta ruang untuk menambah sumber daya manusia. Sedangkan beberapa gedung lainnya yang digunakan sebagai gedung perkuliahan terpadu maupun memiliki beberapa bilik ruang kelas, akan digunakan untuk menambah daya tampung. “9 dari 13 gedung IDB itu kan laboratorium. Dukungan

unutk menghasilkan riset lewat laboratorium selama ini sangat vital, (sehingga dengan adanya fasilitas gedung IDB) pengembangan riset kita harapkan lebih baik (ditengah) kualitas lab yang disediakan IDB cukup bagus. Sehingga sangat berkontribusi bagi peningkatan universitas maupun peningkatan kompetensi lulusan,� sambung Sutrisna. Sedangkan salah satu gedung IDB lainnya, perpustakaan digital,

Delapan dari 13 gedung IDB yang akan difungsikan sebagai laboratorium diharapkan dapat meningkatkan kualitas serta kuantitas riset dan publikasi.

juga akan berperan sentral dalam pengembangan universitas. Di dalam perpustakaan yang kelak diproyeksikan tak memiliki buku konvensional sama sekali tersebut, buku elektronik, jurnal internasional, serta Skripsi, Tesis, dan Disertasi civitas UNY lintas zaman akan disediakan secara daring. Langganan jurnal UNY yang juga terus ditingkatkan seiring waktu, diharapkan dapat mendukung kualitas penelitian maupun tugas akhir para mahasiswa. Sehingga sebagai keluarannya lagilagi, ialah grand design universitas di tahun 2018 untuk meningkatkan kompetensi lulusan sekaligus memantaskan diri sebagai World Class University. “Perpustakaan dalam pandangan saya adalah jantung sekaligus urat nadi menuju World Class University. Karena disinilah lumbung ilmu kita, dan secara bertahap kita menyediakan untuk P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 17

ANONIM / WIKIPEDIA.COM / REPRO. KALAM


Laporan Utama

layanan sekitar 300-400 komputer sekaligus e-library. Sehingga dari mana saja, asal ada koneksi internet, mahasiswa bisa akses koleksi daring perpustakaan,” ungkap Dr. Zamtinah, Kepala UPT Perpustakaan UNY. Pengembangan SDM Jadi Kunci Kesemua hal tersebut kemudian disokong dengan dukungan IDB atas penyediaan dana untuk pengembangan riset serta kemampuan sumber daya manusia lewat degree training serta non degree training. Dua jenis pengembangan sumber daya manusia tersebut, akan memberikan dosen kesempatan untuk menempuh studi lanjut maupun sertifikasi kompetensi dengan kuota tertentu. Sehingga sebagai muaranya, UNY dapat mempersembahkan karya bagi pengembangan khasanah ilmu pengetahuan, menelurkan karya bagi kehidupan masyarakat, serta meningkat publikasi internasional sekaligus peringkat dunia UNY berdasarkan QS University. Sesuai dengan Visi UNY 2025 yang mengharapkan UNY untuk berada di peringkat 500 dunia. “Sehingga dengan program IDB ini, pembangunan gedung lab akan berdampak pada kualitas lulusan. 18 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

Menyesuaikan dengan pengalaman real life experience, dan pusat riset yang baru ini akan mendukung pencapaian world class university. Bukan hanya gedung bertaraf dunia, tapi juga jiwa yang bertaraf dunia lewat jiwa dan semangat riset,” pungkas Sutrisna. Walaupun demikian, pengembangan gedung IDB dan penambahan daya tampung mahasiswa menimbulkan problematika tersendiri. Kemristekdikti mempunyai rasio ideal jumlah dosen dengan mahasiswa adalah satu banding 30 untuk mata kuliah eksakta, dan satu banding 45 untuk sosial humaniora. Saat ini, UNY telah memenuhi persyaratan tersebut dengan rasio satu banding 27 untuk eksakta, dan satu banding 28 untuk sosial.

Pembangunan gedung lab diharapkan berdampak pada kualitas lulusan; bukan hanya gedung bertaraf dunia, tapi juga jiwa yang bertaraf dunia lewat jiwa dan semangat riset.

“Dan ada pula pesan dari Dikti, bisa menambah daya tampung. Walau memang pengadaan SDM itu tidak dibiayai IDB. Menambah mahasiswa itu kan juga menambah dosen, itu belum ada dananya,” ungkap Slamet. Untuk menjawab tantangan tersebut, otonomi akademik yang dihadirkan oleh PTNBH menurut Dr. rer. nat. Senam, Wakil Rektor IV UNY, dapat menghadirkan pemecahan. Selama ini, UNY mengangkat dosen kontrak untuk mengisi pospos sumber daya manusia yang dibutuhkan. Walaupun keberadaan dosen kontrak disebutnya sudah mampu memberikan ruang bagi UNY untuk mengembangkan diri, namun pengangkat dosen tetap non-PNS yang dapat dilakukan PTN Berbadan Hukum sebagai entitas yang beroperasi secara mandiri diharapkan mampu mengintensifkan percepatan program pengembangan universitas guna menjadi World Class University. “Jadi Surat Keputusan Rektor, nantinya (saat UNY menjadi PTNBH) bisa membuka prodi baru, bisa mengangkat dosen tetap nonPNS, dan pegawai-pegawai lainnya yang dibutuhkan universitas ini. Ini menarik, dan masa depan kita menuju kesana,” pungkas Senam.


Laporan Utama

P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 19


Laporan Utama

Ikut PKM, Bonus Hilirisasi Proses belajar telentang, duduk, dan merangkak para mahasiswa di dunia penelitian dapat dilakukan lewat penelitian-penelitian sederhana namun bermanfaat luas lewat Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

L

ayaknya bayi yang baru lahir, para mahasiswa yang mulai berkenalan dengan dunia penelitian diibaratkan Prof. Sumaryanto, Wakil Rektor III UNY, laksana sedang belajar terlentang, duduk, dan merangkak. Walaupun apa yang senantiasa dikejar universitas dalam mengejar world class university (WCU) adalah publikasi artikel jurnal internasional, yang diibaratkannya laksana orang yang sudah bisa berdiri dan sedang dipacu lari maraton, proses merangkak yang dapat dilakukan para mahasiswa dengan penelitianpenelitian sederhana namun bermanfaat luas lewat Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dapat menjadi sarana yang baik untuk mengembangkan diri. Karena jika mereka bisa menyabet ilmu yang bermanfaat serta pengalaman meneliti yang paripurna, maka melakukan hilirisasi hasil riset melalui publikasi internasional tentunya takkan sesulit jika mereka merintisnya dari nol. Sebagai komitmen atas hal tersebut, UNY sejak tahun lalu juga telah membuka ruang selebarlebarnya bagi dosen, mahasiswa, maupun gabungan dosen dan mahasiswa untuk menghilirisasi apapun riset yang dimilikinya menjadi artikel jurnal melalui penyediaan insentif sekaligus pembinaan. “Apalagi ini seperti lomba merangkak, ada yang mengajari, ada yang menyemangati, ada hadiahnya kalau menang, dan ada bimbingan 20 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

serta kasih sayang dari kami segenap pengajar untuk mereka yang hendak mengikuti PKM. Intinya sebagai awal membangkitkan semangat meneliti mahasiswa, sayang kalau tidak diikuti!,� ungkap Sumaryanto sembari menegaskan bahwa pengusulan PKM maupun keikutsertaan UNY dalam kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas), sebagai salah satu prioritas di bidang kemahasiswaan untuk terus meningkatkan prestasi yang sudah ada. Menyemai Budaya Penelitian Sebagai program tahunan yang secara rutin digelar oleh Kemristekdikti sejak tahun 1997, Pimnas sebagai kompetisi yang mengadu hasil riset dalam PKM, dikelompokkan menjadi dua kategori besar: PKM Berbasis Artikel Ilmiah, yang terdiri atas PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT), serta kategori PKM Lima Bidang, yang terdiri atas PKM-Penelitian (PKM-P), PKMKewirausahaan (PKM-K), PKMPengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M), PKM- Penerapan Teknologi (PKM-T), dan PKM-Karsa Cipta (PKM-KC).

UNY telah membuka ruang bagi dosen dan mahasiswa untuk menghilirisasi riset yang dimiliki menjadi artikel jurnal melalui penyediaan insentif sekaligus pembinaan.

PKM Lima Bidang berfokus pada bagaimana mahasiswa melakukan riset maupun menyelenggarakan kegitan sesuai kategori masingmasing, agar bisa menghadirkan solusi atas suatu problematika dalam tataran keilmuan maupun permasalahan di masyarakat. Dari situ, kombinasi atas karakter Tridharma dapat terasah sejak dini, dengan pelaksanaan program tersebut didanai oleh Dikti. Dan sejauh ini, hal tersebut dibuktikan dengan prestasi UNY yang merata dan bervariasi layaknya di bidang kewirausahaan, penelitian, teknologi. Termasuk pada 2017 lalu, berhasil menyabet dua emas, satu


Laporan Utama

DOKUMEN UNY

perunggu, dan tiga juara favorit sehingga menempatkan UNY sebagai peringkat ke-10 dalam ajang Pimnas ke-30 di Makassar. “(PKM) ada yang didanai 5 juta, didanai 10 juta, ini kan lumayan untuk mahasiswa mengasah diri untuk meneliti dan menyikapi tantangan yang ada di masyarakat, sekaligus mengaplikasikan ilmu serta manfaat dengan didanai oleh Dikti,� ungkap Sukinah, Dosen PLB FIP UNY yang juga juri PIMNAS. Khusus untuk PKM Artikel Ilmiah, karya tulis yang diproduksi oleh para mahasiswa berbasis pemikiran dan hasil-hasil kegiatan ilmiah yang

PARA PEJABAT UNIVERSITAS berpose di tangga rektorat.

telah dilakukan ke dalam bentuk sebuah artikel ilmiah sesuai kriteria standar penulisan jurnal ilmiah, dapat memperoleh tempat di Jurnal prosiding yang diterbitkan oleh Kemristekdikti. Perbedaan dari kedua jenis tulisan yang ada dalam kategori tersebut adalah, jika PKM-AI lebih menekankan pada research-based article, PKM-GT memberikan ruang bagi opinion-based article yang ditelurkan mahasiswa untuk mendapatkan ruang. Insentif 3 juta rupiah telah menanti mahasiswa untuk setiap artiel yang dipublikasikannya. Hal inilah

yang dipandang oleh Sumaryanto dapat berkontribusi positif dalam mengasah budaya meneliti dan menulis dalam diri mahasiswa. Karena jika dalam semester awal saja para mahasiswa sudah mampu menulis sekaligus meneliti maupun beradu gagasan di prosiding Kemristekdikti, maka jurnal internasional sebenarnya takkan jauh di masa depan mereka. Asalkan, ungkap Sumaryanto, para mahasiswa senantiasa terus merunduk layaknya padi, serta tak kenal lelah untuk belajar di tengah dunia keilmuan yang kini berkembang begitu pesat. P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 21


Laporan Utama

FREEPIK.COM

“Intinya seperti padi, semakin tua, semakin berisi, semakin menunduk. Dan untuk yang PKM 5 Bidang juga bisa dihilirisasi maupun dikembangkan apabila sesuai bidang keilmuannya masingmasing, tidak harus sama persis tapi bisa berkaitan. Intinya, ini baik dan langkah awal untuk menyemai budaya penelitian,” ungkap Sumaryanto.

upaya UNY untuk menggelar seminar internasional on the spot di kampus. Ada banyak seminar kita gelar di UNY tahun lalu, laris manis dan berkualitas top. Sehingga tahun ini kita tingkatkan lagi, sembari memprioritaskan civitas UNY untuk turut serta sekaligus masuk dalam prosiding internasional terindeks,” ungkap Prof. Margana, Wakil Rektor I UNY.

Semua Harus Menulis Dalam tahun 2017, jumlah artikel jurnal internasional yang dipublikasikan oleh UNY telah meningkat sebesar 300%. Motornya selama ini adalah para dosen, yang selama ini telah memiliki banyak riset dan gagasan yang belum sempat dipublikasikan. Dengan kebijakan insentif dan pengurangan beban SKS menjadi maksimal 16 SKS tiap semesternya, hasil riset yang selama ini kebanyakan hanya menjadi catatan penelitian ataupun makalah presentasi di seminar-seminar dapat bertransformasi menjadi artikel jurnal internasional. Nama UNY pun kian harum dengan tuntasnya empat batch pembinaan artikel jurnal internasional yang digelar UNY tiap triwulan.

Para mahasiswa S3, mulai akhir tahun 2017, bahkan juga diwajibkan untuk menulis setidak-tidaknya satu artikel jurnal internasional sebagai syarat kelulusan. Sedangkan mahasiswa S2, dianjurkan dan direkomendasikan untuk mengikuti langkah tersebut. Para

“Hal itu kemudian didukung dengan 22 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

Dalam tahun 2017, jumlah artikel jurnal internasional yang dipublikasikan oleh UNY telah meningkat sebesar 300% yang bergerak dengan dimotori para dosen.

guru besar pun juga dituntut oleh Kemristekdikti untuk lebih giat menulis, karena ada peninjauan ulang gelar guru besar yang diselenggarakan rutin. Dari situ, Tahun 2018 diharapkan dapat menjadi pembuktian kontribusi mahasiswa dalam mewujudkan misi besar UNY untuk menggapai pemeringkatan internasional, sekaligus menunjukkan bahwa budaya penelitian yang disebut Prof Suyanto, Ketua IKA UNY, sebagai upaya Publish or Perish (Publikasikan atau Hilang), dapat diwujudkan dalam tataran praktis. “Jadi batch (penulis artikel jurnal internasional) ini isinya bukan hanya dosen-dosen dan guru besar. Tapi juga mahasiswa S3 dan S2. Ada juga mahasiswa S1 yang sudah joint dengan dosen menulis artikel, atau memang suka-suka atas motivasi sendiri menulis paper berkelas. Jadi memang ada tuntutan kita berkontribusi aktif, dan kita fasilitasi secara komplit dan konstruktif. Kami terus berharap budaya menulis artikel jurnal berkembang di seluruh civitas, tak terkecuali anak S1,” pungkas Burhan Nurgiyantoro, Kepala Pusat Berkala Ilmiah UNY. 


Laporan Utama

Jangan Mau Kalah dengan Samsung! Produktivitas vendor telepon genggam Samsung tiap tahunnya, mendorong Prof. Sutrisna Wibawa menggoyang jagat netizen lewat tulisannya yang berbunyi, “Samsung saja udah S8, masa kamu S1 pun belum lulus?"

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

idealnya ditempuh dalam masa studi masing-masing dua dan tiga setengah tahun.

M

emperpendek masa studi bagi setiap mahasiswa, bagi Prof. Sutrisna Wibawa bukan sekedar perkara menggenjot pencapaian akademik para mahasiswa dengan lebih optimal agar dapat segera mengaplikasikan ilmunya bagi kemajuan bangsa. Dalam sentilan candanya di media sosial, sang rektor juga mengungapkan bahwa hal tersebut adalah upaya pembuktian diri agar tak kalah dari produsen teknologi terkemuka Samsung.

Walaupun belum terpenuhinya target ideal tersebut diiringi dengan peningkatan rerata IP lulusan, dimana D3 memperoleh rata-rata 3,37, S1 sebesar 3,55, S2 sebesar 3,72, dan S3 sebesar 3,77, hasil tersebut diungkapkan oleh Sutrina selayaknya membuat segenap civitas UNY merefleksikan diri. Karena tantangan dunia kerja di abad 21, menuntut semua yang terlibat didalamnya selalu sigap atas perubahan di dunia yang saling berkaitan, khususnya globalisasi dan perkembangan sains dan teknologi.

Karena jika kini Samsung telah merilis handphone versi S8 dan terus mengeluarkan serial “S” terbaru tiap tahunnya, maka mahasiswa UNY yang belum tuntas juga menempuh studi S1 nya bertahun-tahun selayaknya mengintropeksi diri. “Samsung saja udah S8, masa kamu S1 pun belum lulus?,” demikian tulis Sutrisna yang disambut riuh netizen di Instagram maupun Facebook pribadinya pada Juni 2017 lalu. Dari sentilan itu, Sutrisna sebagai nakhoda UNY tak hanya hendak menggelorakan semangat mahasiswa untuk menuntaskan studinya dengan penuh gairah keilmuan. Tapi juga menjadikan fasilitasi percepatan studi menjadi salah satu program prioritas universitas di tahun 2018, agar menghantarkan setiap mahasiswa mencapai puncak kesuksesannya di kampus: diwisuda, dan menuntaskan pencarian ilmu pengetahuan sesuai jenjang. Membanggakan Orang Tua Dirumah Wisuda keempat UNY yang digelar pada penghujung November tahun lalu, menunjukkan bahwa ratarata mahasswa UNY menempuh studi dengan lama yang masih relatif panjang dibanding apa yang selama ini ditargetkan universitas dan menjadi standar ideal masingmasing jenjang. 3,21 tahun untuk

DOKUMEN UNY

REKTOR UNY, Prof. Sutrisna Wibawa

program Diploma 3, yang idealnya diungkapkan oleh Sutrisna ditempuh dalam waktu tiga tahun. 4,48 tahun untuk program Sarjana Strata 1, yang idealnya ditempuh dalam waktu empat tahun. Serta 2,45 tahun untuk program Magister dan 3,77 untuk program Doktoral, yang

Dicandai kalah dengan Samsung, mahasiswa UNY yang bertahuntahun belum menuntaskan studi S1-nya disarankan mengintropeksi diri.

“Sehingga penting bagi mahasiswa untuk membuktikan diri menjadi cekatan, dengan cara mewujudkan wisudawan memiliki kemampuan berfikir kritis dan pemecahan masalah, kreatif dan inovatif, kemampuan komunikasi dan kolaborasi yang baik, fleksibilitas dan adaptasi yang tinggi, berinisiatif dan penguatan tujuan hidup, kemampuan berinteraksi sosial dan komunikasi antar budaya, produktif, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Itu semua bisa dibuktikan dengan kiprah selama studi di UNY,” ungkap Sutrisna dalam sambutan rektor pada wisuda UNY, Sabtu (25/11/2017). Pengembangan kecakapan hidup dan karakter sejak dalam kampus tersebut, tambah Wakil Rektor III UNY Prof. Sumaryanto, dapat diwujudkan serta ditunjukkan dengan empat hal. Yang pertama, kuliah dengan cepat selesai. Kedua, kuliah dengan IPK tinggi. Ketiga, studi lanjut, bekerja, maupun mengembangkan kapabilitas diri sesuai kompetensi, minat, dan juga pendapatannya. Dan keempat, memiliki masa tunggu yang rendah ketika kelak lulus dan hendak bekerja atau berkuliah kembali. “Makanya wajib mahasiswa merencanakan karir dan berjuang P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 23


Laporan Utama

kuliah dengan cepat selesai. Sehingga keempat pelaksanaan itu, nantinya akan membuat mahasiswa supaya tidak gelagapan kalau menjawab pertanyaan klasik yang sering ditanyakan: Kapan Lulus, Kerja Dimana, Kapan Nyusul? Kalau jawabnya bisa tegas dan yakin kan, anda sebagai mahasiswa juga bangga, orang tua anda bangga!,� ungkap Sumaryanto. Transformasi Studi Untuk mewujudkan hal tersebut, Wakil Rektor I UNY Prof. Margana mengungapkan bahwa pihak akademik universitas mengupayakan percepatan lewat segala jalur mulai dari hulu, distribusi, hingga hilir. Di hulu, UNY mendorong dan memfasilitasi setiap program studi untuk menyusun kurikulum dan program pembelajaran yang padat dan komprehensif. Dengan demikian, setiap SKS yang dibebankan pada mahasiswa untuk pembelajaran dapat benar-benar digunakan 24 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

secara maksimal serta mewujudkan mahasiswa yang mampu lulus cepat sekaligus memiliki kemampuan akademik optimal. Dorongan dan fasilitasi setiap program studi tersebut kemudian diimplementasikan juga dalam bentuk otonomi bagi masingmasing fakultas dan program studi untuk menentukan harihari apa saja entitas tersebut akan menyelenggarakan studi. Secara

Didorong untuk cepat menyelesaikan studi bukan berarti mengurangi pelajaran. Namun, justru memadatkan pelajaran dan memberikan hak otonomi kepada prodi.

sederhana, hal tersebut dapat diartikan sebagai kewenangan bagi Prodi untuk menyelenggarakan kelas di luar jadwal pakem lima hari kerja. Fakultas Teknik misalnya, juga menggelar kuliah di hari Sabtu seiring dengan masih dibangunnya gedung baru IDB. “Jadi bukan berarti kalau cepat, pelajarannya kita kurangi. Justru kita padatkan dan prodi punya otonomi untuk mengambil langkahlangkah yang diperlukan agar pembelajaran dapat berlangsung optimal dan komprehensif,� ungkap Margana. Penyediaan di hulu juga dilakukan UNY dengan cara menyediakan akses langganan jurnal maupun perpustakaan elektronik sehingga mampu mempermudah kebutuhan para mahasiswa dalam mencari rujukan. Di tengah kenyataan bahwa mahasiswa pada saat ini cukup aktif mengunjungi perpustakaan hanya di kala pengerjaan tugas akhir maupun


Laporan Utama

PRESSFOTO.RU

kebutuhan publikasi internasional yang telah disyaratkan UNY untuk mahasiswa S3, fasilitas tersebut juga dapat bermanfaat untuk mengembangkan cakrawala yang dimiliki mahasiswa. “Jadi tidak benar anggapan bahwa studi makin mudah atau maknanya terkikis karena tuntutan cepat lulus. Standar kita tetap tinggi, dan kita dorong kapabilitas mahasiswa untuk memenuhi itu dengan penyediaan fasilitas yang sekaligus mendukung program publikasi internasional yang digalakkan oleh Pak Rektor,” ungkap Margana. Dalam segi distribusi, UNY ungkap Margana juga telah menyelenggarakan sistem pembimbingan tugas akhir berbasis online dan akan mengintensifkan hal tersebut di tahun 2018. Dalam sistem tersebut, mahasiswa dan dosen dapat saling berkomunikasi layaknya fitur chatting di media sosial, dan dapat secara real time melakukan

LAFRAN PANE bersama dosen IKIP Negeri Yogyakarta.

revisi dokumen layaknya aplikasi Google Docs. Alih-alih membuat janji bertemu antara mahasiswa dengan dosen, sistem yang terintegrasi dalam portal Siakad tersebut menyediakan fitur upload dokumen bagi mahasiswa untuk langsung mengumpulkan hasil tugas akhirnya kapan saja. “Dan hal tersebut juga tetap kita dampingi dengan pertemuan tatap muka antara dosen pembimbing

UNY juga telah menyelenggarakan sistem pembimbingan tugas akhir berbasis online dan akan mengintensifkan hal tersebut di tahun 2018.

akademik dengan siswa, sehingga online dan tatap muka saling melengkapi,” ujar Margana. Sedangkan di hilir, akselerasi untuk mendorong mahasiswa segera menuntaskan tugas akhir berlangsung dengan cara pemberian motivasi melalui pertemuan maupun sarana komunikasi populer layaknya whatsapp. Dosen pembimbing akademik maupun pembimbing skripsi pada umumnya memiliki grup whatsapp dengan anak didiknya, sehingga bisa berkomunikasi dan berhubungan dekat. Hal tersebut kemudian diperkuat dengan adanya email rutin dari sistem akademik UNY kepada para mahasiswa, untuk mengingatkan batas masa studi mereka dengan sistem early warning. “Saya selalu ingatkan para Kajur dan Kaprodi. Dan saya yakin di UNY ini, semua mahasiswa pasti dianggap oleh dosen layaknya anak sendiri,” pungkas Margana yakin. P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 25


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS Dr. rer. nat. SENAM

Sudah Saatnya UNY menjadi PTNBH! Dr. rer. nat. Senam mengibaratkan otonomi serta kemandirian yang dihadirkan oleh Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH), laksana olahraga yang mampu menguatkan tubuh. Di satu sisi, ia memang mengisyaratkan tugas berat bagi universitas untuk bekerja keras tanpa kenal berhenti walaupun raga mungkin terlelah, untuk memacu jantung lebih kencang lagi. Tapi demi bentuk tubuh yang bagus serta kondisi fisik prima layaknya dihasilkan dari proses berolahraga tersebut, PTNBH juga mampu memberikan otonomi dan kemandirian yang makin luas bagi UNY, sehingga dapat terus mengembangkan diri dengan kapabilitas yang makin luas.

KEPADA Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, Senam mengisahkan betapa keras kerja-kerja yang telah diinisi­ asi dan dilaksanakan UNY selama ini untuk menggapai visi menjadi PTNBH di tahun 2018. Sekaligus, bagaimana perubahan secara konkrit yang mampu dihadirkan PTNBH dibanding status UNY saat ini sebagai Badan Layanan Umum (BLU), serta prospek kedepan dalam menjadikan PTNBH sebagai batu loncatan untuk mewujudkan UNY sebagai World Class University di tahun 2025. Apa saja yang telah dilakukan UNY pada tahun lalu untuk mengajukan PTNBH? Sejak awal menjabat sebagai rektor (pada April 2017), Prof. Sutrisna Wibawa senantiasa memacu segenap keluarga UNY dengan concern beliau untuk mewujudkan kampus ini sebagai PTNBH di tahun 2018. Apa yang beliau lakukan ini berada dalam kerangka keberlanjutan, mengingat UNY sendiri sejak lama telah menetapkan grand design untuk menjadi World Class University di tahun 2025. Sehingga kalau ditanya apa persiapan UNY pada tahun lalu untuk mengajukan PTNBH, sebenarnya bukan hanya tahun lalu, sepanjang hayat kampus ini senantiasa memperjuangkan status PTNBH. Dan tahun ini, sudah saatnya UNY menjadi PTNBH! Untuk itu, kita semua terus mengembangkan apa yang telah ada, serta hendak menanamkan fondasi untuk menindaklanjuti pemrosesan status sebagai PTNBH dalam rangka mengakselerasi dan mewujudkan target grand design tersebut. Dalam satu tahun kemarin, seiring dengan kesungguhan Pak Rektor dalam meneguhkan gerakan publika26 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

si, artikel ilmiah UNY yang terindeks Scopus melesat 300%. Akreditasi program studi juga sudah mendekati 70%, seiring dengan akredi­ tasi institusi A yang telah digapai UNY pada awal 2017 lalu. Itu semua pencapaian yang baik untuk mengawali target kita guna menjadi PTNBH. Tapi perjuangan itu belum sele­ sai, dan tahun inilah kita harus menggiatkannya kembali. Bagaimana kemudian cara UNY mengintensifkan proses perolehan status PTNBH di tahun 2018? Tentu dengan mengejar syarat-syarat yang telah tercantum dalam landasan hukum PTNBH, yaitu PP 4/2014 tentang pengelolaan perguruan tinggi serta peraturan turunannya. Beberapa syarat kita telah penuhi, layaknya akreditasi institusi A sebagai bukti bahwa UNY sebagai sebuah kesatuan telah memiliki kualitas nomor wahid. Hal tersebut kemudian disokong oleh fakta bahwa Kemristekdikti mengkategorikan UNY sebagai universitas dalam klaster satu, atau jajaran universitas terbaik di negeri ini. Seiring dengan peringkat tiga 4ICU se-Indonesia, dan tingginya pemeringkatan UNY di lansekap Indonesia bahkan ASEAN, hal ini bisa menjadi bukti bahwa kita sudah siap dan perlu kerja-kerja keras agar mewujudkan status UNY sebagai PTNBH. Terlepas dari status ragam pemeringkatan tersebut yang tidak bersifat formal dan disyaratkan PTNBH, hal itu tetap menarik karena kualitas kita sudah diakui. Dan guna semakin mengintensifkan proses

perolehan status PTNBH, UNY akan membentuk tim khusus untuk mengawal program utama universitas tersebut. Dalam waktu dekat, Pak Rektor akan mengesahkan nama-nama dalam tim khusus tersebut lewat SK Rektor, dan akan siap bekerja dengan giat sejak hari pertama tim tersebut dilantik. Ibaratnya orang olahraga, UNY kalau ingin menjadi PTNBH ini ya harus membuktikan dirinya hebat dan tak kenal lelah, supaya se­ perti orang yang sering berolahraga, bentuk badannya bagus. Dalam pandangan bapak, apa persyaratan paling sulit dalam proses PTNBH? Saya orang yang yakin bahwa dengan kerja-kerja keras, tidak ada hal yang sulit. Walaupun memang cukup menantang. Misal­ nya, evaluasi terkait dokumen yang memang begitu banyak dan intensif serta komprehensif. Rencana-rencana kerja, segala administrasi universitas, semua dicocokkan. Ini pen­ting karena PTNBH mengisyaratkan kita untuk optimal dan mandiri, berbeda dari status saat ini sebagai BLU, yang mengisya­ ratkan Kemristekdikti yang mengayomi kita bila terjadi suatu masalah. Ibaratnya orang berobat, kalau dulu kita dipilihkan obat oleh Kementerian, dengan PTNBH kita kalau sakit harus bisa memilih obat sendiri. Sedangkan kalau diibaratkan anak, PTNBH itu anak yang sudah dewasa dan harus tak lagi dipandu oleh orang tua karena dipandang sudah bisa memilah mana yang baik dan yang tidak. Itulah mengapa, untuk memproses sebagai PTNBH, kita harus mempersiapkan dokumen evaluasi diri yang nantinya dicocokkan Kemristekdikti. Proses


Laporan Utama ini akan mendewasakan kita sehingga siap dengan status sebagai PTNBH. Salah satu yang juga menjadi syarat PTNBH adalah akreditasi A untuk 80% prodi, bagaimana kemudian UNY menyikapi hal tersebut? Seperti yang sudah saya sampaikan tadi, itu juga akan kita kejar, dan tidak ada yang sulit asalkan kita bekerja keras. Memang menantang, mengingat untuk mencapai 70% akredi­ tasi A saja kerja kami sudah begitu intensif. Dan untuk itu, kini UNY memiliki apa yang kita sebut sebagai Pull Accessor. Mereka

serta melakukan semacam simulasi penilaian menggunakan syarat-syarat yang ada. Sehingga karena sudah sering latihan, ketika kita benar-benar mengirimkan dokumen untuk akreditasi, program studi tersebut sudah siap dan pasti dapat A! Pull Accessor tersebut juga sangat konstruktif membantu kerja-kerja kami, dalam pengusulan proses reakreditasi program-program studi yang selama ini terakreditasi B dan kami pandang bisa menjadi A. Mereka yang kami pandang potensial tersebut, kami bimbing dan dorong untuk ikut akreditasi

kita konsisten dengan kerja-kerja keras dan kolaboratif. Lalu setelah memperoleh status sebagai PTNBH, apa nantinya keuntungan yang bisa diperoleh UNY? Sesuai penekanan PTNBH itu sendiri, keberadaan UNY sebagai PTNBH akan membuat kampus ini lebih otonom, lebih flexible, dan lebih mandiri. Selama ini dalam menginisiasi program-program, termasuk ketika menerima mahasiswa internasional maupun membuka program studi baru, kita masih tergantung dengan Kemristekdikti. Bahkan

DOK. UNY

Dr. rer. nat. SENAM Lahir: Kulon Progo, 06 Maret 1967 ∫ Pendidikan: S1 Pendidikan Kimia UNY, 1991 ∫ S2 Biokimia ITB, 1996 ∫ S3 Biokimia TUD Dresden, 2004 ∫ Karir: 1992-sekarang, Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY ∫ 2016-sekarang, Wakil Rektor IV UNY

adalah asesor di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), yang kami perbantukan dan berdayakan untuk membina program-program studi dalam meningkatkan kualitasnya. Karena mereka memiliki pengetahuan atas persyaratan akreditasi, serta pandangan tentang seperti apa universitas yang berkualitas selayaknya beroperasi, mereka dapat urun rembug dan menjadi masukan konstruk­tif bagi kita untuk saling bersatu padu membentuk UNY menjadi lebih baik. Mereka juga dapat mereview pekerjaan serta doku­mendokumen yang dilakukan program studi,

ulang agar nilainya bisa makin baik meskipun masa berlaku akreditasinya masih panjang. Misalnya, diakreditasi 2016 kemarin dapat B, dan masih berlangsung sampai 2021. Tapi karena kita optimis dan ingin kejar PTNBH, ya kita ikut ujian akreditasi lagi, dan itu boleh menurut peraturan yang ada. Kami telah mengidentifikasi ada beberapa prodi unggulan yang bisa kita dorong untuk melakukan demikian. Sehingga jika tak ada halang­ an yang berarti dan rahmat dari Tuhan yang Maha Kuasa, syarat akreditasi A untuk 80% Prodi akan ada dalam genggaman selama

kementerian membatasi (universitas) hanya boleh membuka prodi baru di bidang sains dan eksakta. Padahal tantangan di lapangan kan beragam, Pak Rektor telah menyebutkan bahwa nanti dengan adanya Bandara Kulonprogo, UNY harus ambil peluang untuk buka prodi pariwisata dan vokasi misalnya. Keberadaan UNY sebagai PTNBH akan memberikan keleluasaan untuk mewujudkan misi tersebut. Bidang-bidang humaniora dan pemindahan vokasi ke Wates, maupun pembukaan prodi baru lainnya, dapat dilakukan hanya dengan SK Rektor, karena kita memiiki otonomi dan dipandang sudah P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 27


Laporan Utama

KALAM / PEWARA

28 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8


Laporan Utama

DOK. HUMAS UNY

SENAM SAAT diskusi akademik dengan Zhejiang University Of Technology

mandiri. Kapabilitas kita yang sudah dinilai layak seiring dengan pengembangan yang kita laksanakan, juga pastinya akan menajamkan universitas ini untuk memenuhi visinya sebagai kampus yang hendak mewujudkan generasi taqwa, mandiri, dan cendekia. Lalu dalam kaitannya dalam mewujudkan World Class University? Justru lebih cepat, dan sangat konstruktif karena berkaitan dengan fleksibilitas tadi. UNY dapat mengarahkan kemudinya sendiri, se­ suai dengan prioritas-prioritas yang kita miliki. Pemeringkatan yang telah membuktikan kita sebagai salah satu kampus unggulan di negeri ini dan di ASEAN, beserta pengintensifan penerbitan artikel jurnal internasional, akan menjadi modal dasar yang dapat semakin berkembang dengan adanya PTNBH. Kerjasama dengan universitas-universitas dari luar negeri, maupun institusi di sektor apapun baik di dalam maupun di luar negeri juga dapat berlangsung fleksibel dan makin intensif dengan kemandirian yang kita miliki. Selama ini dengan repurtasi yang dimiliki UNY, kita sudah diajak kerjasama oleh berbagai universitas internasional maupun di dalam negeri. Diajak lho, bukan kita yang

mengajak untuk kerjasama, maupun nembung lebih dulu. Saya punya pandangan bahwa reputasi UNY pasti juga akan meningkat seiring perolehan status sebagai PTNBH. Berkaitan dengan status PTNBH, ada beberapa pihak yang memandang bahwa perolehan status tersebut akan menaikkan UKT mahasiswa. Tanggapan bapak? Saya kira kok tidak, hakikat PTNBH itu sendiri bukanlah untuk menaikkan UKT maupun melakukan komersialisasi pendidikan. Itu bukanlah tujuan PTNBH. Karena sesuai namanya, PTNBH itu tetaplah Perguruan Tinggi Negeri, yang menjadi bagian dari tugas-tugas pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Boleh jadi itu mungkin terjadi di perguruan tinggi lain, dan kenaikan UKT itu sendiri memang bisa naik atau tidak terlepas dari statusnya karena telah ada formulasi yang ditetapkan secara konsensus sesuai dengan kebutuhan universitas dan kemampuan mahasiswa. Tapi bukan itu maksud dan hakikat utama dari PTNBH. Yang perlu kita pahami bersama, adalah karakter otonomi akademik yang diinisiasi PTNBH. Dengan adanya PTNBH, UNY memiliki

kemudahan untuk membuka program studi, mengangkat dosen, dan otonomi lain yang lebih luas terhadap pengelolaan akademik demi menjawab kebutuhan masyarakat. Kita nantinya juga akan memiliki Majelis Wali Amanat, yang melibatkan segenap komponen publik sebagai penentu kebijakan di universitas. Dan yang perlu dicatat pula, adalah kewenangan PTNBH untuk nantinya mengembangkan usaha-usaha profit yang bisa menjadi pengembangan universitas. Data keuangan UNY menunjukkan bahwa dana dari mahasiswa hanya berkontribusi sebesar 40% dari pendapatan universitas. Di kampus-kampus PTNBH lainnya, angka itu justru lebih rendah lagi, bahkan mencapai 10-25%. Pendapatan akan diintensifkan dari riset-riset maupun usaha produktif lainnya, yang dikelola secara profesional dan keuntungannya ber­ kontribusi bagi pengembangan kampus. Itulah mengapa kita harus terus positif dan semangat, menyukseskan PTNBH sesuai tugas kita masing-masing. Dosen terus publi­ kasi, dan mahasiswa belajar tekun dan terus berprestasi untuk menyokong akreditasi prodi. Insya allah dengan kerja bersama, PTNBH sebagai prioritas UNY ini bisa kita raih.  P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 29


Laporan Utama

Menuju Internasional Lewat Digital “Abad telah berubah. Manual ke daring menjadi keniscayaan. UNY gayung bersambut dengan modal fisik dan nonfisik. Semua diupayakan demi internasionalisasi kampus.”

Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

atau mengisi kuliah,” tuturnya. Di zaman keterbukaan ini batas-batas antarkampus menipis. Peluang mengundang pakar dari universitas terkemuka di luar negeri terbuka luas. Didatangkan secara fisik bisa, diundang lewat virtual apalagi.

K

elak di gedung baru itu,” sambil menunjuk arah barat dari rektorat, “kita bisa terkoneksi satu sama lain secara virtual.” Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd., Wakil Rektor II, memvisualkan kuliah daring di Digital Library. Gedung modern sarat motif artistik itu dibangun untuk menyambut Era Digital. Bangunan besutan IDB ini kelak mempertautkan dua orang beda benua dalam forum seminar internasional.

*** Wakil Rektor IV, Dr.rer.nat. Senam., mengupayakan perluasan partner internasional. Ia menggunakan strategi tebar jaring dengan pengintensifan komunikasi. “Apalagi peluang penelitian bersama sangat besar di sini. Dosen dan mahasiswa bisa terlibat,” ujarnya.

Edi melihat potensi Universitas Kelas Dunia melalui teropong konektivitas daring. Sebelum abad milenium kampus masih menggunakan pendekatan tradisional. Pelbagai perkuliahan berlangsung tatap muka. Tapi sekarang zaman telah berubah. Fisik bisa terpisah bermil-mil, namun kehadiran dapat ditampilkan secara digital. Terlepas dari polemik kuliah umum daring, Edi turut menarasikan internasionalisasi UNY. Kampus berbasis kependidikan itu kini diperhitungkan di dunia. Setidaknya di Asia Tenggara sebagaimana menempatkan UNY di peringkat ke-12 versi 4ICU. Kabar baik ini direspons melalui peningkatan kualitas pelayanan mancanegara. Terutama lewat program prioritas tahun 2018.

Kerja sama dengan Erasmus Mundus terbuka lebar. Senam memprogramkan gelar ganda di sana. “Joint degree, terutama S-3, di Jerman sudah bisa.” Senam mengharapkan agar peluang ini dimanfaatkan bagi mahasiswa doktoral UNY. Selain Eropa, gelar ganda di National Taiwan University (NTU) dan TU President University juga memungkinkan. “Tapi masih untuk S-2.” PERPUSTAKAAN DIGITAL UNY.

kesempatan sama. “Mereka bisa ambil mata kuliah dengan sekian SKS di luar negeri yang ditunjuk, lalu nilainya di sana diakui di sini,” tutur Profesor Filsafat Jawa ini. Program ini diorientasikan agar mahasiswa memiliki wawasan dan pengalaman internasional.

Rektor UNY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd., berkomitmen total untuk melanjutkan program tahun 2017. “Yang baik diteruskan, yang kurang baik diperbaiki,” jelasnya. Bila tahun sebelumnya kerja sama di Asia dan Asia Tenggara masih sebatas MoU, tahun 2018 ditingkatkan secara riil.

Mahasiswa luar negeri juga demikian. Mereka bisa mengambil SKS di UNY. Akumulasi kuliahnya kemudian dilegitimasi kampus induk. “Ini hakikat transfer kredit,” ungkap Sutrisna. Tegur sapa akademik tersebut menguntungkan kedua belah pihak. Di samping itu juga bukti empiris dari internasionalisasi yang digadanggadang UNY.

Sutrisna menjelaskan bukti kolaborasi itu lewat transfer kredit. Baik S-1, S-2, maupun S-3 mendapat

Selain mahasiswa, dosen juga memungkinkan ke luar negeri. “Entah dalam rangka pertukaran

30 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

Awal tahun ini Senam mengumpulkan Kaprodi unggulan guna membahas transfer kredit di Malaysia. “Sebanyak 12 Prodi diundang untuk membicarakan rencana transfer kredit di University of Malaya,” jelasnya. Bulan Maret, menurut Senam, pihak UNY akan ke negeri jiran. Perwakilan FMIPA sudah dijanjikan bertemu pada 8 Maret 2018. Penanggung jawab bidang kerja sama luar negeri ini mengatakan ketelatenan merupakan kunci utama relasi internasional. Sebagai contoh, manakala mahasiswa mancanegara ke UNY, beragam corak mereka bawa. Gondrong dan celana pendek biasa mereka kenakan. Mengubah kebiasaan itu, setidaknya menyesuaikan dengan kultur Yogya, butuh proses. “Tapi di sini sisi multikulturalnya.”


B E R I TA S i v i ta s a k a d e m i k a

DOK. HUMAS FBS

TAMPILKAN PULUHAN RAGAM KOREOGRAFI Mahasiswa Pendidikan Tari angkatan 2015 yang tergabung dalam Manaje­ men Seni Pertunjukan Bramanty Kalimalasan mengadakan pementasan Uji Koreografi 3 “Pigura Maheswari” selama tiga hari berturut-turut. Pentas puluhan penari ini diadakan di Gedung So­ cietet Militer Taman Budaya pada 19, 20, dan 21 Januari 2018. Per­ tunjukan tari yang mengangkat

tema “Mengikat Rasa Memadu Karya” ini diampu oleh dosen Manajemen Seni Pertunjukan, Wien Pudji Priyanto; menampil­ kan 12 judul tarian setiap harinya. Pentas produksi ini dinamai den­ gan Pigura Maheswari yang me­ rupakan doa agar proses produk­ si, pentas, hingga akhir produksi memperoleh hasil yang cantik (memuaskan). Sehingga kegiatan manajemen produksi tahun 2018

Berita-berita lain dapat diakses pada laman www.uny.ac.id

dapat menjadi kenangan yang in­ dah dan tak terlupakan. Karya ko­ reografi ini merupakan bimbingan Ni Nyoman Seri dan Endang Su­ tiyati, dosen koreografi yang me­ latih para mahasiswa dalam ber­ koreografi. Acara yang dibuka oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNY pada Jumat malam ini menerima respon positif dari para hadi­rin yang datang pada pementasan

ini. “Semoga pementasan ini suk­ ses sesuai dengan tema yang dibuat, anda mampu menjadi ahli, seniman, ilmuan, dan sekaligus pendidik yang memiliki kreatifit­ as dan kekolegaan”, ungkap En­ dang Nurhayati. Rektor Universi­ tas Negeri Yogyakarta, Sutrisna Wibawa turut serta memberi sambutan, beliau berharap aca­ ra ini dapat menampilkan pertun­ jukan yang terbaik dari seluruh mahasiswa. ANJARRH P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 31


Berita

MEDALI EMAS DAN TIGA PENGHARGAAN KHUSUS DALAM AJANG WIIF 2017 DI CHINA

DOKUM FE UNY

PERSPEKTIF MIKROEKONOMI

DOK. HUMAS FIS

Tim mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang tergabung dalam Departemen Pengembangan Kreativitas Mahasiswa BEM KM UNY berhasil meraih Medali Emas dan tiga penghargaan khusus yaitu dalam ajang The 2nd World Invention and Innovation Forum (WIIF) pada tanggal 22-25 November 2017 di Foshan, China. Adapun Penghargaan Khusus yang telah berhasil diraih diantaranya adalah Best Award yang diberikan oleh Women’s Inventors Association “NOVA” Bosnia dan Herzegovina, Gold Award yang diberikan oleh Manila Young Inventos Association, Philippines dan Appreciated Award yang diberikan oleh Indian Innovators Association, India. Kompetisi tahun kedua ini diadakan oleh China of Inventions (CAI) dan Foshan Municipal Government yang bekerjasama dengan International Federation of Inventors’ Associations (IFIA). Tim UNY tersebut tergabung dalam tim tersebut adalah Roni Marudut Situmorang (Pendidikan Geografi 2014), Singgih Bekti Worsito (Pendidikan Teknik Mekatronika 2014), Rifaldy Fajar (Matematika 2014), Debby Agustin (Biologi 2014), Riana Dwi Kurniawati (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2015), Prihantini (Matematika 2015), Kristian Bayu Ardianto (Pendidikan Kepelatihan Olahraga 2014) dan Lailatul Fitriyah (Pendidikan Biologi 2014). Kegiatan ini diikuti oleh beberapa inventor dari beberapa negara, di antaranya Jerman, India, Iran, Iraq, Lebanon, Malaysia, Mozambique, Maroko, Nigeria, Filiphina, Polandia, Serbia, Sudan, Swedia, Syria, Togo, Uni Emirat Arab (UAE), Uganda, USA, Vanuatu, Bosnia dan Herzegovina, Perancis, Japang, Singapura dan Korea. Para peserta terbagi atas beberapa topik yaitu Artificial intelligence, Civil-military integration, Commercialization of invention achievements as well as the international technological transfers, Policies for innovations of science and technologies, Youth innovative education dan Imagination of future science and technology. Tim UNY yang saat itu diwakili oleh Debby Agustin dan Roni Marudut Situmorang mempresentasikan karya yang berjudul “Volcansmart : Pre-Disaster Mitigation Volcano Eruption Android App”. Volcansmart merupakan teknologi untuk memprediksi erupsi merapi melalui suhu dan tekanan berbasis android. HUMAS FIS 32 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

Dewasa ini, masyarakat mulai mampu membaca berbagai situasi yang terjadi dalam kehidupan bernegara. Keleluasaan mengakses informasi serta berlimpahnya sumber pengetahuan semakin memberikan masyarakat pencerahan tentang apa yang terjadi di dunia ini, tak terkecuali dinamika politik dan ekonomi di tanah air. Guna melengkapi wacana tersebut, seorang dosen Fakultas Ekonomi (FE) UNY meluncurkan sebuah buku. Buku Ekonomi Publik merupakan buku ekonomi terapan edisi pertama, yang ditulis oleh Bambang Suprayitno. Bambang adalah salah satu dosen di Fakultas Ekonomi UNY yang mengampu mata kuliah Ekonomi, Ekonomi Publik, Ekonomi Internasional, Perekonomian Indonesia, dan Ekonometrika. Lulusan S2 UGM ini tidak hanya menulis buku Ekonomi Publik, melainkan juga karya tulisan akademis yang dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional. Buku Ekonomi Publik terdiri dari sembilan bab. Dalam setiap babnya berisi konsepkonsep serta dilengkapi dengan box perspektif kebijakan publik yang berisi tentang tinjauan literatur

berupa studi empiris dan data faktual yang berkaitan.“Buku Ekonomi Publik ini adalah salah satu buku ekonomi terapan. Buku ini berguna untuk menjadi referensi mata kuliah lanjutan yang sifatnya wajib bagi mahasiswa Ilmu Ekonomi dengan kompetensi prasyarat yang dapat diperoleh dalam mata kuliah Matematika Ekonomi dan Ekonomika Mikro,” ujar Bambang.Selain bisa menjadi rujukan dalam mata kuliah Ekonomi Publik, buku ini penting untuk menjadi bahan bacaaan bagi birokrat atau pengambil kebijakan untuk mengelola anggaran. Meski tidak membahas secara teknis anggaran, buku ini memberikan wawasan dan konsep agar kebijakan pendapatan (penarikan pajak) dan pengeluaran dapat memberikan dampak yang lebih baik terhadap kesejahteraan rakyat. “Fokus dari buku ini adalah bagaimana pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya yang ada dan melakukan redistribusi pendapatan. Selain itu, juga dibahas mengenai penyediaan, produksi, maupun penggunaan antara barang publik dan barang pribadi dipandang dari sisi mikroekonomi,” tutup Bambang. MAG/FADHLI


Berita

DOK. HUMAS FT

MENTARI PAGI DI BUMI WILWATIKTA Keilmuan tata rias memiliki banyak cabang dan tidak selalu identik dengan tampilan riasan wajah sehari-hari. Sebagai contoh adalah make up karakter yang digunakan untuk kepentingan dunia film, akting dan hiburan. Dengan semakin maraknya perkembangan industri perfilman tak ayal juga meningkatkan geliat bidang rias

karakter. Dari situ, mahasiswa (angkatan 2015) Program Studi Tata Rias dan Kecantikan atau sering dikenal dengan Srikandi Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta mencoba berkontribusi dengan menampilkan Pagelaran Proyek Akhir dalam bentuk Teater Tradisi “Mentari Pagi di Bumi Wilwatikta” bekerja sama dengan UKM Kamasetra UNY di

Auditorium UNY (19/01/2018). Cerita yang diangkat merupakan sebuah kisah tentang kerajaan Majapahit yang ditampilkan melalui cerita dan penampilan yang berbeda. Pagelaran ini juga dilangsungkan dengan sistem penjurian untuk menentukan beautician terbaik. Menurut Elok Novita, M.Pd., selaku dosen pembimbing menjelaskan bahwa dalam pementasan ini para mahasiswa menunjukkan kemampuan dan teknik rias dalam membentuk, mengubah dan menonjolkan sebuah karakter. “Tata rias disini adalah tata rias pentas dimana segala sesuatu ditujukan untuk membentuk artistik yang mendukung pemeran

dalam sebuah pementasan lakon. Sehingga, penekanannya adalah pada kreativitas dalam menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan wajah atau gambaran peran yang dimainkan,” terangnya. “Pementasan ini juga menjadi tonggak pengembangan minat dan kreativitas mahasiswa bidang rias karena mereka tidak hanya dituntut untuk menunjukkan kemampuan riasnya namun juga mengorganisir event seni pertujukan yang megah ini,” lanjut Elok. “Tentu setelah pementasan ini kami mengharapkan respon dan masukan dari dewan juri dan masyarakat luas, sebagai bahan perbaikan karya kami kedepannya,” tutup Agatha. HARYO P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 33


Berita

KADAL CILIK DAN TALKSHOW MEDIA PEMBELAJARAN, MAHASISWA PKNH Kadal Cilik (kreasi media pembelajaran cakrawala inspiratif ladang ilmu kewarganegaraan, Baki Panglima (Bangunan Pokok Pikiran Pembukaan undang undang dasar 1945), VIBER

(TV Keberagaman), MELABENCA (melangkah bersama pancasila),

mengadakan talkshow dan pameran media pembelajaran PKn. Acara talkshow sendiri mengambil tema "Pembelajaran Kewarganegaraan Kreatif & Ino­ va­tif" dengan tiga pembiacara Wuri Wuryandani (Dosen Pasca­ sar­jana UNY) Sutiyono, (Edi­ tor buku "Model-model Pem­

yang diselenggarakan di Ruang Ki Hadjar Dewantara FIS UNY tersebut, dimulai pada pukul 08:00 pagi. Para peserta talkshow yang terdiri dari guru PKn SMP SMA SMK se-Jogja dan mahasiswa, sangat antusias mengikuti jalannya acara. Salah satu peserta, Dra. Sumirahayu yang merupakan guru di SMK BINAWIYATA, Srandakan, Bantul mengatakan bahwa acara yang diselenggarakan mahasiswa PKnH sangat bagus dan menarik. "Acara semacam ini sangat bermanfaat bagi kami para guru, untuk menambah pengalaman dan pengetahuan, "imbuhnya. Sumirahayu juga berharap bahwa

Pesbuk, Pandang Indonesia, Instamuda (Instagram Sumpah Pemuda), JABAT TANGAN (Jendela Bergambar Tentang Materi Norma), Buku Pop Up Singa Ganas (kelas X semester 1). Ibnu Prayudha Pangestu selaku ketua panitia talkshow dan pameran mengatakan bahwa, tanggapan dari peserta sangat positif dan antusiasmenya sangat tinggi terhadap acara tersebut. Selain acara talkshow, juga digelar pameran media pembelajaran PKn. Pameran tersebut merupakan bagian dari mata kuliah Perencanaan Pembelajaran PKn. Menurut Mukhamad Murdiono, selaku dosen pengampu mata kuliah

DOK. HUMAS FIP

C-LAW Board (Civic and law board), Gagal Buat Baper Cie (game gaple buat bahan pembelajaran civic education) dan P3K (Puzzle Persegi Pendidikan Kewarganegaraan). Selain nama-nama media yang sangat unik dan kreatif, isi dari media tersebut juga sangat inovatif dan sarat akan ilmu tentang kewarganegaraan. Barang – barang tersebut pada Kamis (11/1) dipamerkan oleh mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum (PKnH), Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY), angkatan 2015. Selain menggelar pameran media pembelajaran PKn, panitia juga 34 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

Perencanaan Pembelajaran PKn, “Adanya pameran media pembelajaran ini diharapkan dapat membantu dan memberi­ kan kontribusi untuk mendorong guru melakukan inovasi dalam pembelajaran, khusus­nya PKn.” Ungkap Murdiono.

be­la­jaran PKn Inovatif") dan Ani Susi­lawati, (Guru Berprestasi Pemenang Konstitusi Award ). Masing-masing pembicara berbagi pengalaman bagaimana menghadirkan pembelajaran PKn yang inovatif, kreatif, dan tidak membosankan. Acara

acara semacam ini lebih sering dilaksanakan. Selain media yang disampaikan di atas, media hasil karya mahasiswa PKn lainnya seperti, Kadal Cilik (Kreasi Media Pembelajaran Cakrawala Inspiratif Ladang Ilmu Kewarganegaraan, Manud

Senada dengan yang disam­ pai­kan oleh Dr. Mukhamad Murdiono, S.Pd., M.Pd, Ibnu Prayudha Pangestu juga berharap kegiatan semacam ini agar sering diadakan. "Kita ingin kede­­pannya dapat berkolaborasi de­ngan jurusan lain sehingga lebih besar dan banyak referensi bagi guru, " pungkasnya. SARI & SINGGIH


Berita

LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH Tampil sebagai salah satu pembicara, yakni Dr. Ali Mustadi, M.Pd. (dosen Prodi PGSD FIP UNY), bersama timnya, yaitu Purnomo M.Pd (guru SDN Kretek Bantul) dan Nur Luthfi Rizqa Herianingtyas (mahasiswa S2 Pendidikan Dasar). Mereka bertiga berkolaborasi dengan pengurus Lesson Study Club (LSC SD Bantul) tahun 2014-2017. Mustadi dkk mempresentasikan The Implementation of School-based Lesson Study (SLBS) in Elementary Schools. Tulisan ini mengeksplorasi bagaimana LSBS dirintis dan dilaksanakan sampai pada tahap terbentuknya pengurus LSBS SD Bantul dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar. Mustadi mengungkapkan, open class LBSS dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Dukungan dan respon dari guru-guru, UPT, dan Dindikpora Bantul, membuat open class LSBS menjadi program reguler terjadwal. Dari DOKUMEN HUMAS FIP kegiatan ini pula, dihasilkan pengurus LSBS SD Bantul pada tahun 2015. LSBS secara alami terbangun secara bottomWorld Association of Lesson Studies (WALS) 11th Annual up. Open class LSBS meliputi PLAN, DO, and SEE. Selain itu, LSBS International Conference yang diadakan di Nagoya berorientasi pada collaborative learning agar guru menjadi reflective University, Jepang (24-27/11) bertujuan mengajak praktisi dan teacher yang saling belajar. Karya dari civitas akademika se-dunia yang peneliti seluruh dunia untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan terkait riset dan praktek Lesson Study diharapkan dapat dipaparkan di pandangan Lesson Study sebagai bentuk penelitian berbasis praktek. konferensi tersebut. ALI/ANT

LKTI NASIONAL DI UB DAN LOMBA ESAI DI UNEJ Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta memang tak pernah berhenti melahirkan prestasi.

Kali ini, Tim UNY yang beranggotakan mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin, Rizal Justian Setiawan (Pendidikan Teknik Mesin, 2017) dan Muhammad Agus Saparudin (Pendidikan Teknik Mesin, 2017) berhasil meraih Juara II pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Brawijaya, Malang. Event yang bertajuk Kreativitas Mesin Brawijaya 2017 ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Mesin UB pada tanggal 16-17 Nopember 2017. Acara ini terdiri dari serangkaian acara diantaranya Lomba Karya Tulis Ilmiah, Lomba kreasi Drone dan Seminar Nasional. Pada acara Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional, Panitia menjaring 15 Finalis dari 189 Pendaftar. Adapun ke-15 Finalis berasal dari berbagai Universitas

diantaranya Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Indonesia, Universitas Pembangunan Nasional, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Ciputra dan Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun Rizal dan Sapar menyatakan bahwa karya mereka yang berjudul “APLKAN: Alat Pengawet Ikan berbasis Solar Cell sebagai Optimalisasi Pengawetan Ikan bagi Nelayan di Pesisir Pantai Depok”. Inovasi ini merupakan alat baru mereka yang dibuat karena keluhan para nelayan yang menceritakan bahwa batu es sangat mudah mencair dikala musim kemarau/panas. “Sehingga, saat melaut, nelayan harus membawa banyak batu es agar tangkapan mereka tetap segar ketika sampai di pesisir/pantai, hal ini menyebabkan beban kapal

akan bertambah.” Cerita Rizal. Berdasarkan hal tersebut, Rizal dan Sapar membuat Kotak Box yang didalamnya berisi Peltier sebagai sarana untuk mendinginkan ikan, alat ini juga memiliki sensor suhu yang dapat dilihat pada monitoring LCD 16x2. Energi dari peltier tersebut didapatkan dari Energi Surya dan Energi Elektrolit air laut. Ketika ditemui tim Humas UNY, Rizal dan Sapar mengatakan bahwa sangat beruntung bisa juara pada event kali ini. “Para Finalis memiliki banyak karya yang bagus-bagus, dari 15 finalis ada 12 finalis yang inovasinya sudah jadi dan sudah diterapkan, hal tersebut membuat persaingan menjadi sangat ketat dan sulit di prediksi. Tapi alhamdulillah kami mampu meraih juara” tutur Rizal. Selang satu hari kemudian, Rizal seorang diri menuju kota Jember untuk melakukan presentasi Final pada Lomba

Esai Nasional ENOTECH di Universitas Jember. Event yang diselenggarakan oleh Hima Teknologi Pertanian UNEJ pada tanggal 1819 Nopember 2017 yang memiliki serangkaian acara berupa presentasi Esai dan Seminar Nasional. Rizal Justian Setiawan yang mewakili UNY mampu meraih Juara II dengan karya esai yang berjudul “ASMUS : (Automatic Sprinkler For Mushroom) : Mesin Penyiram Jamur Otomatis berbasis Atmega8 sebagai upaya Meningkatkan Produktivitas Budidaya Jamur Lingzhi Di Kabupaten Sleman”. Rizal bertanding dengan 10 finalis lainnya, 10 finalis tersebut disaring dari total 61 karya yang masuk ke panitia. Pada event ini juara I diraih oleh Universitas Jember dan Juara III diraih oleh Universitas Brawijaya. Rizal mengatakan bahwa melakukan presentasi dalam waktu yang sangat berdekatan di dua kota yang berbeda membutuhkan kosentrasi yang tinggi. RIZAL P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 35


Berita

HUMAS UNY

UNY SIAP SUKSESKAN SNMPTN-SBMPTN 2018 Universitas Negeri Yogyakarta siap menyukseskan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2018. SNMPTN dan SBMPTN adalah bentuk tanggung jawab pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan manusia Indonesia. Demikian sambutan Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, saat membuka acara Sosialisasi SNMPTN dan SBMPTN 2018 bersama Universitas Gadjah Mada, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional Veteran 36 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

Yogyakarta, dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta di auditorium UNY (16/01). Acara sosialisasi SNMPTN dan SBMPTN 2018 kali ini diikuti oleh 429 kepala sekolah dari SMA/ MA/SMK di Yogyakarta. Hadir dalam acara sosialisasi SNMPTN dan SBMPTN 2018 antara lain Wakil Rektor I UNY, Wakil Rektor I ISI Yogyakarta, Wakil Rektor I UGM, Wakil Rektor I UPN, dan Ketua Admisi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada kegiatan sosialisasi ini disampaikan dua materi pokok, yakni Kebijakan Umum SNMPTN – SBMPTN dan Penduan Pengisian PDSS. Materi kebijakan

Umum disampaikan oleh Peni Wastuningsih (UGM), sedangkan Panduan Pengisian PDSS disampaikan oleh Eko Marpanaji (UNY). Kuota SNMPTN dan SBMPTN memang telah ditentukan oleh panita pusat. Kuota untuk SNMPTN minimal 30%, SBMPTN minimal 30%, dan SM Maksimal 30%. UNY sendiri, lanjut Sutrisna, menyediakan kuota sebesar 35% untuk SNMPTN, 35% untuk SBMPTN, dan maksimal 30% untuk SM. Namun, soal pembagian kuota ini tentunya diserahkan ke PTN masingmasing. UNY bersama keempat PTN lainnya siap memberikan pendampingan kepada sekolahsekolah di Yogyakarta. UNY akan mendampingi sekolah-sekolah yang berada di Kulon Progo, sedangkan UGM mendampingi sekolah-sekolah di Sleman,

UIN di kota Yogyakarta, ISI di Bantul, dan UPN di Gunung Kidul. Sutrisna menghimbau kepada sekolah-sekolah untuk cermat dalam memasukkan data PDSS, “Pilihan program studi menunjukkan prioritas. Jadi, sebaiknya ketika siswa nantinya diterima di SNMPTN, pilihan itu diikuti. Ada konsekuensi bagi sekolah yang siswanya tidak mengambil program studi ketika yang bersangkutan telah dinyatakan diterima jalur SNMPT,” jelas Sutrisna Wibawa. Dalam kesempatan ini, Triana Purnamawati, Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi DIKPORA DIY berharap mendapat pengarahan dan bimbingan dalam pengisian PDSS di sekolah-sekolah. Kami sangat mengapresiasi kelima PTN di Yogyakarta yang bekerja sama dalam menyelenggarakan sosialisasi SNMPTN dan SBMPTN 2018.” ELSE


Berita

PSSI DAN INDONESIA SELECTION SILATURAHMI KE FIK UNY

INTERNATIONAL INNOVATION AND INVENTION COMPETITION 2017 DI TAIWAN Tim O’Chef yang diketuai oleh Intan Lisnawati (Matematika 2014), beranggotakan Titik Wulandari, Nana Indri Kurniastuti (Matematika 2014) dan Anjasmoro Adi Nugroho (Pendidikan Teknik Informatika 2014) berhasil mendapatkan medali emas dalam kegiatan International Innovation and Invention Competition (IIIC) ta­ hun 2017 yang diselenggar­ akan oleh Chinese Innovation and Invention Society, Mos­ cow International Inventions and Innovative Technology Sa­ lon (ARCHIMEDES) LLC “Innov­ Expo”(Moscow, Russia).

DOK. FIK UNY

Dalam rangka persiapan laga pertandingan melawan salah satu tim sepakbola yang spektakuler, Islandia, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) beserta empat pemain tim nasional yang saat ini tergabung dalam Indonesia Selection melakukan kunjungan silaturahmi ke Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY. Islandia menjadi spektakuler karena merupakan tim sepakbola Kluster A FIFA, yaitu kontestan Piala Dunia Russia tahun ini. Negara yang ‘hanya’ berpenduduk sekitar 330- an ribu ini diharapkan memberikan bekal pengalaman dan ilmu dengan tim Indonesia Selection PSSI menuju prestasi dunia. Bandung Saputra, Media Officer PSSI mengatakan bahwa kunjungan PSSI dan 4 pemain Indonesia Selection merupakan silaturahmi, perkenalan, dan mohon doa restu dengan sivitas akademika Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Selain itu, kunjungan tersebut semakin memperkuat hubungan FIK UNY dan PSSI yang sudah terjalin sejak beberapa saat yang lalu. Keempat pemain tersebut adalah I Made Wirawan (Persib), Alfin Tuasalamony (Sriwijaya FC), M. Abduh Lestaluhu, dan Manahati Lestusen (PS TNI) yang merupakan punggawa tim nasional sepakbola. Dekan FIK UNY, Wawan S. Suherman, didampingi para wakil dekan dan ketua program studi FIK menyambut baik kunjungan siang itu (10/1). “Selama ini FIK UNY dan PSSI telah beberapa kali bekerja sama dan ke depan akan terus ditingkatkan”, imbuh Wawan. Saat ini, kerjasama antara FIK UNY dan PSSI yang masih berlangsung adalah program kelas khusus bagi para punggawa eks Timnas U-19 yang mengambil Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Ke depan, Dekan FIK berharap agar Prodi PKO FIK UNY bersama PSSI bisa melakukan kerjasama dalam mendapatkan Lisensi C AFC (Asian Football Confederation) bagi lulusan jurusan kepelatihan. FADHLI

Acara yang berlangsung pada Rabu, 29 November 2017 bertempat di Ambassador Hotel, Taipei, Taiwan. Kompetisi tersebut memperlombakan karya/ produk yang diikuti oleh 11 negara, seperti Cina, Indonesia, Malaysia, Taiwan, Thailand, Romania, dan Ukraina. Menurut Intan, salah kunci keberhasilan tim ini adalah kekompakan dan kerjasama tim yang solid. Sehingga semua pembagian tugas dan target pengerjaan dapat terselesaikan. Di bawah bimbingan Dwi Lestari, M.Sc. (Dosen Prodi Matematika UNY) tim O’Chef dapat menciptakan inovasi baru dengan judul O’chef : Cook Helper Application for enjoyable Modern Living. Inovasi tersebut merupakan pengembangan aplikasi untuk membantu memudahkan pengguna dalam memasak. Menyediakan fitur pemesanan bahan makanan atau kebutuhan memasak secara online, selain itu terdapat

kumpulan resep memasak yang mudah dipahami. Aplikasi tersebut ditujukan untuk pengguna/masyarakat yang dituntut hidup di jaman modern serba instan dan mudah ini. Pembuatan aplikasi O’Chef melalui tahapan dan metode pengembangan perangkat lunak RUP (Rational Unified Process). Diharapkan dengan menggunakan metode pengembangan yang sesuai dapat menghasilkan karya yang berkualitas. Terdapat 4 tahapan yaitu Inception, Elaboration, Construction dan Transition. Tahap Inception merupakan tahap penggalian informasi kebutuhan pengguna (user requirements) dan pemodelan bisnis. Tahap

DOK. HUMAS FMIPA

Elaboration merupakan tahap pengolaan informasi yang telah didapat dan perencanaan pengembangan produk. Tahap Construction merupakan tahap pengerjaan atau pembuatan system. Tahap Transition merupakan tahap pengujian system yang akan digunakan oleh pengguna. Hasil pengujian nantinya akan dievaluasi. INTAN/WITONO P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 37


Marzuki GEMAKAN SYIAR ISLAM

38 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

KALAM / PEWARA


SOSOK DAI

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

N

ama Marzuki pada November lalu bergema di ICE BSD Serpong Tangerang Banten, selepas ditasbihkan sebagai Dosen PAI Terproduktif oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam. Anugerah tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Agama dan segenap jajaran kementerian, sebagai rekognisi negara atas kontribusi pendidik agama Islam untuk bangsa dan umat.

Kudus pada setiap sore di mushola kampungnya. Jiwanya sebagai anak kecil yang soleh sekaligus mampu mengaji secara fasih sesuai tajwid, kemudian terbentuk sejak berusia belia. “Berteman dengan orangorang pintar, orang-orang soleh, terinspirasilah Bapak agar anaknya ya pingin ikutan pintar. Kadang-kadang bahkan kalau ada sisa minuman milik kyai, saya diminta meminum. Dengan harapan memperoleh berkah, serta doa,” ungkap Marzuqi.

Tapi gema nama Marzuki tersebut, ungkap sang dosen yang ber-home base di Jurusan PKnH FIS UNY tersebut tak pernah diharapkannya untuk berkumandang lebih keras dari genderang yang selama ini ia tabuh: genderang syiar Islam untuk mewujudkan Indonesia yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbung Ghafur, yang berhembus merdu dari dakwah-dakwahnya di Kampus Karangmalang lewat tulisan, buku, serta wejangan dari mimbar ke mimbar.

Walaupun demikian, Marzuki mengaku tak pernah memiliki bakat kecerdasan dalam dirinya. Hal itu ia buktikan ketika mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Sraten. Jika hanya mengandalkan belajar ala kadarnya layaknya yang dilakukan oleh teman-teman Marzuki, nilai maupun peringkat kelas yang ia dapatkan juga standar-standar saja. Sehingga Marzuki memilih untuk berjuang lebih keras, dengan cara belajar giat.

Kumandangkan Islam Sejak Belia Terlahir di Banyuwangi, 21 April 1966, Marzuki lahir menjadi bagian dari keluarga besar Sahal. Disebut keluarga besar, karena Sahal memiliki 22 momongan. Termasuk Marzuki yang terlahir dari rahim Hatimatun, istri kedua Sahal. Di tengah kehidupan pedesaan di Sraten, Banyuwangi yang masih guyub dan bertetangga dengan sanak famili sendiri, dirawatlah Marzuki oleh sang Pakde bernama Achmad Siddiq bersama Akromah sejak ia berusia satu minggu

Namun, upayanya untuk belajar seorang diri itupun tidak mudah. Akromah adalah sosok yang buta huruf, sedangkan Achmad Siddiq juga hanya bisa membaca tullisan latin dengan terbata-bata. Sehingga Marzuki kecil tak punya pilihan selain belajar secara otodidak di tengah kesederhanaannya.

Dari sang pakdelah, Achmad Siddiq untuk pertama kalinya mengenal dan menggandrungi dunia keislaman lewat caracaranya yang sederhana. Sebagai jamaah tarikat pengajian kecilkecilan di desa, Achmad kerap mengajak Marzuki untuk ikut mengaji dalam pengajian tersebut. Dalam pengajian tersebut, Marzuki kemudian berjumpa dengan beberapa orang kyai yang membuat sang ayah terinspirasi sekaligus berharap agar sang putra bisa menjadi seperti sosok-sosok tersebut. Dari perjumpaan tersebut pula, Marzuki kecil tanpa lelah mendorong diri untuk belajar ngaji sorogan dengan seorang ustad dari

Sikap tak kenal lelah Marzuki tersebut juga kemudian menular pada usaha kerasnya mencari uang sendiri. Pada saat itu, Achmad Siddiq yang hanya berprofesi sebagai alim ulama di desa tidaklah memiliki penghasilan tetap ataupun melimpah. Achmad Siddiq biasanya memperoleh uang ketika ada warga desa maupun sekitar Banyuwangi yang meminta didoakan kepada Allah untuk diberikan kesembuhan. Walaupun tak mematok tarif, Achmad Siddiq biasanya diberi uang yang tak seberapa sehingga cukup untuk

Marzuki ditasbihkan sebagai Dosen PAI Terproduktif oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam.

sekadar menghidupi keluarga. Namun, Marzuki kecil kala itu tetap saja ingin memiliki uang yang sedikit berlebih, agar bisa membeli jajan yang biasa dinikmati teman-temannya. Marzuki akhirnya menyempatkan diri setiap sore untuk mencari uang sendiri dengan pekerjaan yang tak menentu. Mulai dari jualan roti hingga beberapa jajan, hingga mengais sisa-sisa padi di penggilingan dilakoninya agar memperoleh uang yang tak seberapa. Semua kegiatan tersebut dilakoninya dengan tetap menekuni pelajaran sekolah dengan rajin. Sehingga akhirnya berhasil menyabet gelar peringkat pertama atau kedua sekolah secara konsisten, mulai dari kelas satu hingga lulus. “Saya orangnya manutan saja dan tekun, disuruh belajar ya belajar, tidak ada motivasi lain. Kalau pintar sebenarnya tidak, saya sama saja dengan saudara-saudara saya dan anak kebanyakan, dan juga tekun bekerja, karena ingin punya uang dan bisa jajan saja,” kenang Marzuki. Ketekunan serupa juga ditunjukkannya di mushola kampung dalam setiap kesempatan dirinya mengaji. Kala temantemannya sekedar sorogan sebagai kewajiban, Marzuki menggunakan kesempatan tersebut untuk menghafal syair Islam maupun hafalan Qur’an. Sehingga Marzuki juga kerap memperoleh juara satu kala ada lomba hafalan tingkat musholla, maupun antar musholla di daerah Sraten. Dari lantunan ayat yang dilakoninya, syiar Islam kemudian teralun dalam setiap napasnya begitu sejuk. Menandakan kiprahnya meng­ kumandangkan Islam sejak belia. Perjalanannya belajar Islam dengan tekun, kemudian berlanjut di MTS Negeri Srono, Banyuwangi dan di MA Negeri Jember. Jika semasa MTs Marzuki masih tinggal di Sraten dan mengaji di musholla kampungnya, pengembaraannya mengenyam pendidikan Aliyah di Jember membuat Marzuki akhirnya menjadi bagian dari Pondok Pesantren Al-Fattah. Marzuki pun hidup sederhana disana, dengan bekal sepuluh ribu rupiah setiap bulannya, dan tinggal di rumah peninggalan kakak tingkatnya yang berfondasi bambu dan di beberapa bagiannya P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 39


SOSOK DAI

DOK. HUMAS UNY

berdinding kertas semen. Makan sehari-hari Marzuki juga begitu sederhana dan disantap bersama ketiga kawannya di asrama tersebut. “Tapi saya selalu bersyukur, karena saya diberikan kesempatan untuk sekolah. Banyak saudara dan teman saya yang tidak sekolah sampai aliyah, dan tidak seberuntung itu,� kenang Marzuki. Serupa dengan ketekunan yang ia tunjukkan pada jenjang pendidikan sebelumnya, Marzuki tak kenal lelah untuk mengaji nahwu walau tak ada yang menyuruh. Pada sore hari ketika teman-temannya sedang beristirahat maupun bermain, Marzuki justru tetap mengaji bersama beberapa teman dari IAIN Jember yang kebetulan kampusnya terletak di belakang pondok, sehingga Marzuki juga selalu memperoleh peringkat pertama. Walaupun ketika lulus, namanya tak ditasbihkan sebagai lulusan terbaik karena nilainya di ijazah tertukar dengan salah seorang saudaranya yang sama-sama bernama Marzuki. “Nilai di ijazah itu totalnya terpaut 30. Tapi karena nama kita samasama Marzuki, guru saya tertukar menuliskannya di ijazah. Dia yang 40 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

Dr. MARZUKI dalam seminar Peran Ibu dalam Mewujudkan Insan Unggul yang Memiliki Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual yang diadakan Dharma Wanita Persatuan Universitas Negeri Yogyakarta di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta.

dapat nilai bagus, nilai saya jadi berkurang 30 poin. Dan saya nangis betul itu,� kenang Marzuki lirih. Nekat Merantau Ke Yogyakarta Nilai rendah di ijazah tersebut alih-alih membuatnya minder, justru semakin mendorong Marzuki remaja untuk membuktikan diri. Ketika keluarga di kampung tak begitu ingin Marzuki kuliah, karena kemampuannya sebagai lulusan aliyah sebenarnya sudah cukup berpendidikan dan bisa bekerja dalam banyak hal, Marzuki justru ingin belajar lagi. Nekatlah Marzuki dengan modal 50 ribu untuk merantau ke Jogja dengan dua pilihan: melanjutkan ngaji di Pondok Pesantren Krapyak, atau kuliah di IAIN Sunan Kaljaga.

Kegigihan Marzuki untuk terus belajar juga diganjar dengan Beasiswa Supersemar yang diperolehnya sejak semester tiga, dan menduduki peringkat pertama di Fakultas Tarbiyah.

Dan sekali lagi, ketekunannya dalam belajar terbayar lunas. Ia dinyatakan diterima dalam jalur tes untuk menjadi bagian dari Sastra Arab IAIN Sunan Kalijaga. Dalam lima tahun menetap di kos kecil daerah batas kota, kegigihannya untuk terus belajar juga diganjar dengan Beasiswa Supersemar yang diperolehnya sejak semester tiga, dan menduduki peringkat pertama se-antero Fakultas Tarbiyah hingga akhirnya lulus. Juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Sastra Arab, dan aktif di PMII. Padahal, Marzuki kala itu tak memiliki cukup uang bahkan untuk sekedar membeli buku ataupun memfotokopi. Ia juga tak memiliki kendaraan bermotor maupun sepeda. Sehingga jika membutuhkan referensi bahan bacaan, Marzuki biasa jalan kaki maupun membonceng kawan ke perpustakaan ataupun Gramedia di daerah Sudirman, untuk membaca buku-buku yang ada di tempat tersebut. Jika ada yang dirasanya menarik, Marzuki akan mencatat bagian buku tersebut, di sobekan kertas kecil miliknya yang ia bawa dari kos. Dan selepas pulang dari perburuan jendela dunia tersebut, Marzuki biasa pulang ke kosnya


SOSOK DAI

lagi-lagi dengan berjalan kaki, sembari sesekali mampir ke warung dekat kos. Itupun hanya untuk membeli nasi sayur, dengan dua potong tempe.

KALAM / PEWARA

“Dapat enam juta waktu itu royalti pertama kali, sangat lumayan, buat bayar kuliah sambil momong,” kenang Marzuki yang sejak saat itu akhirnya memboyong keluarganya untuk mengontrak rumah di Yogya.

“Sampai penjual warungnya itu hapal, saya sekali makan pasti 150 rupiah. Gak pernah makan daging, pernahnya waktu ada Kenduri (pernikahan) saja, saya kadang menyusup,” kenang Marzuki. Dan kenekatan merantau ke Yogyakarta tersebut, kemudian juga berbuah manis ketika Marzuki mendaftar kerja. Tiga institusi: IKIP Yogyakarta, Departemen Agama, dan IAIN, semuanya menyatakan menerima Marzuki sebagai pegawainya. Namun pilihan kala itu jatuh ke IKIP Yogyakarta, karena IAIN maupun Depag hendak menempatkan Marzuki untuk bertugas di luar kota. Walaupun tak begitu jauh, layaknya IAIN yang hendak menempatkannya di Purwokerto, Marzuki merasa sudah nyaman dengan suasana Yogya. “Padahal SK di IAIN kala itu hampir turun. Dan ketika saya mundur, digantikan salah seorang teman saya juga yang berada di peringkat bawah saya, sekarang dia sudah jadi Dekan. Memang sudah rejeki beliau, dan rejeki saya di IKIP Yogya lah,” ungkapnya terkekeh seraya mensyukuri keputusannya untuk bergabung sebagai dosen IKIP Yogyakarta di tahun 1992 sebagai pengajar PAI. Tak butuh waktu lama bagi Marzuki di IKIP Yogyakarta, untuk menyesuaikan diri dan menemukan tantangan baru. Pada tahun 1993, Kementerian Agama menyelenggarakan beasiswa S2 bagi dosen PAI yang berminat untuk belajar di UI dan IAIN. Ikutlah Marzuki kemudian mendaftar dalam beasiswa tersebut, hingga akhirnya diterima dan menekuni studinya hingga lulus. Walaupun menerima bantuan SPP dan living cost, Marzuki yang masih hidup serba terbatas memilih untuk tinggal bersama saudara yang ada di Jakarta. “Jadi saya ga bayar, apalagi ditengah-tengah studi tersebut, saya menikah dengan istri (Sun Choirol Ummah) dan pada saat itu dikaruniai dua orang anak

kebahasaan Marzuki yang baik dan lihai menggunakan gaya selingkung.

Sejak saat itu, tujuh buku yang dituliskannya sendiri maupun sebelas buku kelompok, telah terbit dan mewarnai jagat dunia PAI Indonesia. Bersama dengan puluhan artikel jurnal yang telah ditulisnya, buku-buku tersebut memberikan perspektif Islam yang tak melulu dalam tataran akademis, tapi juga menyematkan dakwah dengan bahasa populer, agar dapat merangkul banyak kalangan.

(Ali Abdul Wahid Wafi di tahun 1996, dan Almas Nusrotul Milla di tahun 1997). Walau istri saya masih tinggal di Blitar (rumah mertua), saya tetap punya kewajiban untuk menafkahi,” kenang Marzuki. Dari kebutuhannya untuk membuat dapur tetap mengepul tersebut, akhirnya Marzuki menggandrungi dunia kepenulisan. Niatnya sederhana, melanjutkan syiar Islam yang senantiasa dilakoni dan dipelajarinya, sembari memenuhi kewajiban sebagai kepala keluarga. Buku pertama ditulisnya di tahun 2004 oleh penerbit Mediatama Solo, ketika Marzuki sedang menempuh studi doktoral. Buku tersebut berupa buku teks pelajaran PAI SMP, yang tak disangka laris manis di pasaran karena teknik

Sejak 2004, tujuh buku yang ditulis oleh Marzuki sendiri, maupun sebelas buku yang ditulis berkelompok, telah terbit dan mewarnai jagat dunia PAI Indonesia.

Buku Analisis Gender dalam Kajian-Kajian Keislaman misalnya, yang diterbitkan oleh UNY Press pada 2017 lalu. Buku tersebut mengisahkan bagaimana lakilaki dan perempuan dapat mengembangkan peran secara kontribusinya secara positif dan saling melengkapi, terlebih lagi di tengah perkembangan zaman yang memberi tantangan karena semakin mengaburkan batasan antar gender. Keaktifan Marzuki dalam dunia kepenulisan juga diabdikan dalam amanah yang diterimanya untuk menjadi tim penyusun kurikulum di Direktorat Pembinaan SMP Kemdikbud, maupun sebagai Chief editor Jurnal Pendidikan Karakter. Sebagai satu-satunya jurnal pendidikan karakter di negeri ini dan dimiliki oleh UNY, Marzuki menekuni tugas tersebut sebagai salah satu jalan dakwahnya untuk mencari solusi atas permasalahan moral yang dihadapi bangsa, dengan pemecahan interdisipliner. “Sehingga ketika seluruh curiculum vitae tersebut saya serahkan di PAI ketika ada pemberkasan dosen terproduktif, seakan berkas saya paling tebal dan sudah pasti dapat anugerah dosen terproduktif. Tentu saya bersyukur, walaupun niatan saya dalam berusaha tetaplah untuk mengembangkan Islam yang rahmatan lil’alamin, damai, toleran, serta menjunjung tinggi keadilan dan kesetaraan,” pungkas Marzuki. P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 41


» Opini

Rendahnya Minat Baca Pelajar Indonesia: Salah Siapa? Oleh M. FARUQ UBAIDILLAH Pegiat literasi dan saat ini tinggal di Denpasar, Bali.

S

ebelum menjawab pertanyaan tentang siapa yang salah terhadap rendahnya minat baca pelajar Indonesia, uraian singkat kali ini diawali de­ngan dua pertanyaan lagi dan fakta tentang budaya membaca di Indonesia. Apakah pelajar Indonesia memiliki budaya membaca? Buku apa yang biasanya banyak dibaca oleh mereka? Dua pertanyaan sederhana ini penting untuk memberi gambaran tentang apa sebenarnya yang terjadi di kalangan pelajar kita saat ini. Baru-baru ini penelitian mengenai minat baca dan peringkat literasi internasional yang dilakukan oleh UNESCO menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia (red, pelajar), dalam hal minat baca dan literasi, menduduki posisi ke dua paling rendah dari 61 negara yang diteliti. Tentu hasil penelitian ini cukup menyedihkan bagi semua kalangan. Banyak yang menerka-nerka apa sebetulnya penyebab rendahnya minat baca para pelajar Indonesia ini. Beberapa tulisan di media cetak dan online menyebut bahwa anak-anak Indonesia lebih senang bermain smartphone daripada membaca buku. Ada

juga yang menyebut bahwa wahana rekreasi yang terlalu banyak adalah sumber masalahnya. Beberapa juga berasumsi bahwa tradisi lisan lebih mendominasi di dalam proses kehidupan mereka. Tentang tradisi lisan, hal ini ternyata juga dibenarkan oleh Edy Buyani, editor seni­ or koran The Jakarta Post, yang menyebut fenomena ini dalam istilah ‘penyakit literasi’. Penyakit literasi merupakan kecenderungan kebiasaan mendengarkan orang lain berbicara dari pada memperoleh informasi dari kegiatan membaca. Penyakit rendahnya minat baca di Indonesia hampir dapat dikatakan ada di setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi. Akibatnya, budaya ‘kopasus’ (kopi paste sukses) sudah menjadi kebiasaan terutama di kalangan mahasisiwa perguruan tinggi. Sudah banyak tulisan yang secara langsung mengkritik budaya ini. Namun apa daya, kritikan itu bak ‘masuk telinga kanan lalu keluar telinga kiri’. Dalam tulisan kali ini dikenalkan konsep ‘Free Voluntary Reading/FVR’ atau juga dikenal dengan istilah ‘Extensive Reading, Read-

ing for Pleasure dan Light Reading’ yang ba­nyak dikupas dalam teori pemeroleh­an bahasa kedua (second language acquisition). Agar tulisan ini konsisten dan mudah dipahami, digunakan istilah pertama untuk penjabaran selanjutnya. Menarik dicatat tulisan opini di koran The Jakarta Post oleh Dr. Setiono Sugiharto, Dosen Senior di Jurusan Linguistik Terapan, Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, yang mengupas masalah literasi dan minat baca pelajar Indonesia. Salah satu konsep yang ditonjolkan adalah Free Voluntary Reading ini. Menurut Dr. Setiono, budaya atau kebiasaan membaca yang rendah yang dialami pelajar Indonesia adalah mitos belaka, yang juga tidak tepat dijadikan alasan permasalahan literasi di Indonesia saat ini. Namun, justru masalah kronisnya ada di jumlah buku yang terbatas dan juga isi buku yang membosankan serta sulit untuk dibaca dengan santai. Fakta di lapangan ternyata benar dan se­ suai dengan catatan tersebut. Jarang ada perpusatakaan di sekolah dan perguruan tinggi yang menyediakan buku-buku komik, cerita bergambar, cerpen-cerpen ringan. Perpustakaan sekolah lebih banyak diisi buku-buku materi pelajaran yang tebal dan ‘membosankan’. Dalam kegiatan pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, misalnya, kebanyakan dosen hanya memberikan foto kopi bacaan untuk mata kuliah tertentu yang tulisannya kecil dengan paragraf-paragraf panjang. Tentu hal ini sangat membosankan. Dalam hal di atas, dosen seharusnya dapat berinovasi memberikan sumber bacaan yang lebih menarik dan sederhana namun tetap e­ sensial. Misalnya, dengan menuliskan kembali intisari dari materi yang akan diajarkan atau juga memberi contoh materi otentik (authentic material) yang berhubungan dengan apa yang diajarkan. Dosen juga seharusnya mengarahkan mahasiswanya untuk melakukan free web surfing dalam membaca referensi tambahan. Dengan begini rasa bosan untuk membaca akan terhindar. Pada dasarnya, menurut Dr. Setiono, pelajar Indonesia suka membaca baik di dalam maupun di luar sekolah. Hanya saja mereka tidak menikmati kegiatan membaca ketika menemukan buku-buku tebal dengan tulisan-tulisan kecil di dalamnya. Bahkan, beberapa orang baik guru maupun dosen yang tidak paham malah melarang siswanya untuk membaca komik dengan alasan tidak memberi ilmu pengetahuan (science). Faktor ini yang sebetulnya penting dan perlu perhatian lebih. Secara logika, seseo-

Baru-baru ini penelitian mengenai minat baca dan peringkat literasi internasional yang dilakukan oleh UNESCO menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia (red, pelajar), dalam hal minat baca dan literasi, menduduki posisi ke dua paling rendah dari 61 negara yang diteliti. Tentu hasil penelitian ini cukup menyedihkan bagi semua kalangan. 42 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8


BLOG.EKRUT.COM

rang akan bersungguh-sungguh memahami dan melakukan sesuatu secara terus-menerus jika hal itu menarik baginya. Ini dapat terjadi dalam kegiatan membaca juga. Koran Kompas, misalnya, pada tanggal 19 Oktober lalu memuat berita bahwa Susi Pujiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, sewaktu menjadi siswi SD sering membaca buku-buku cerita ringan seperi Bobo, Kuncung, Intisari, dan Khong Ping Hoo. Itulah yang dimaksud dengan Free Voluntary Reading, yaitu kegiatan membaca apa saja yang menarik dan bisa dilakukan kapan sa-

ja tanpa adanya tekanan tugas dari guru atau dosen. Jika kegiatan membaca dimulai dari rasa senang dan tidak tertekan, sudah barang tentu seseorang akan dengan sendiri­ nya kembali membaca dan kemudian terbiasa. Finlandia dan Australia misalnya telah lama melakukan kegiatan seperti ini. Semenjak masih belajar di Pre-school, anak-anak di dua nagara ini mendapatkan buku bacaan yang menarik sehingga setelah dewasa mereka merasa terbiasa dan membaca sudah menjadi kebutuhan. Wajar jika minat baca para pelajar di sana sangat tinggi.

Para aktivis gerakan literasi juga dapat membuat jejaring lebih luas lagi untuk membantu pemerintah dalam proses penyediaan buku bacaan yang menarik. Bukankah gerakan civil society seperti ini juga berpengaruh besar dalam membuat terobosan baru?

Untuk merealisasikan hal di atas, peran berbagai macam pihak sangat krusial, di antaranya pemerintah dan para aktivis gerakan literasi. Pemerintah yang dalam hal ini merupakan pemegang dan pembuat kebijakan sudah saatnya menyediakan buku-buku bacaan yang menarik dan juga menyediakan perpustakaan lebih banyak lagi terutama di daerah-daerah pinggir kota. Para aktivis gerakan literasi juga dapat membuat jejaring lebih luas lagi untuk membantu pemerintah dalam proses penyediaan buku bacaan yang menarik. Bukankah gerakan civil society seperti ini juga berpengaruh besar dalam membuat terobosan baru? Jika sumber bacaan yang menarik, mudah dipahami, dan komunikatif sudah bisa dida­ patkan kapan saja dan di mana saja, maka peran orang tua sebagai penentu arah kebiasaan membaca anak-anak yang dimulai di rumah akan terlaksana secara maksimal. Tanpa sumber bacaan ini, mustahil orang tua dapat me­ laksanakan tugasnya dengan baiik. Mengakhiri tulisan ini, kiranya telah diuraikan jawaban singkat tentang tiga per­ta­ nyaan di awal tadi—dua di dalam paragraf pertama dan satu di judul. Jawaban ini sederhana untuk praktik yang rumit, bukan?  P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 43


» Opini

Zina, LGBT, dan Putusan MK Oleh SUMARSIH Staf peneliti Alwi Research and Consulting. Bermukim di Kulonprogo, Yogyakarta. Aktif menulis di media cetak lokal dan nasional.

M

ahkamah Konstitusi (MK) telah menolak secara keseluruhan uji materi (judicial review) perkara Nomor 46/PUU-XIV/2016 mengenai Pasal 284, 285 dan 292 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait norma kesusilaan di masyarakat. Sebelumnya, terjadi perdebatan yang cukup alot di antara ke sembilan hakim konstitusi tersebut. Empat hakim konstitusi dari pendapat yang dikemukakan secara tersirat setuju terhadap dalil permohonan uji materi yang diajukan. Sementara, lima hakim konstitusi menolak untuk mengabulkan permohonan yang diajukan. Dalam pertimbangan akhir­ nya, MK menganggap bahwa kewenangan untuk menambah unsur pidana baru dalam suatu undang-undang sebagaimana permohonan pemohon bukanlah kewenangan MK, melainkan kewenangan presiden dan DPR. Dampak ditolaknya permohonan uji materi tersebut tentu membuat norma-norma di dalam pasal-pasal yang diujikan, yakni Pasal 284, Pasal 285, dan Pasal 292 KUHP menjadi tidak berubah. Pada Pasal 284, pelaku zina hanya dapat dipidana apabila sudah terikat dengan pernikahan yang sah. Merujuk pasal tersebut, para pelaku zina atau pasang­ an kumbul kebo yang belum terikat dengan pernikahan, tetap tidak dapat dipidanakan. Pada Pasal 285, pelaku perkosaan dapat dipidana apabila ia seorang laki-laki. Sementara itu, pada Pasal 292 pencabulan dapat dipidana hanya apabila korban patut diduga masih anak-anak. Dengan demikian, pilihan gaya hidup

44 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

(sek­sualitas) yang “tak lazim”, seperti LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) pun tidak mempunyai landasan hukum untuk dapat dipidana. Tak heran, imbas dari putusan tersebut MK kemudian dicap seolah-olah tampak telah melegalkan zina dan LGBT. Apabila persepsi tersebut tidak segera diluruskan, tentu bisa membawa dampak yang buruk bagi MK. Bukan tidak mungkin, MK yang selama ini dikenal sebagai penjaga konstitusi (the guardian of the constitution) menjadi kehilangan kepercayaan dan kewibawaan­nya di mata publik. Putusan MK Jika cermat menyimak dan membaca putusan MK yang lebih kurang setebal 467 halaman itu, sejatinya tidak ada satu pun frasa yang secara tegas maupun tersirat menyata­ kan bahwa MK melegalkan zina dan LGBT. Faktanya, berdasarkan putusan MK itu pelaku perzinahan, perkosaan, dan pencabulan masih tetap dapat dipidana. Akan lain cerita misalnya bila imbas dari putusan MK mengenai perkara Nomor 46/PUU-XIV/2016 membuat pelbagai praktik perzinahan, perkosaan, dan pencabulan menjadi tidak dapat dipidana. Hal tersebut jelas baru dapat diartikan bahwa MK betul-betul melegalkan perbuatan asusila. Pun bila merujuk pertimbangan hukum MK (hlm. 439 putusan Nomor 46/PUUXIV/2016), dikatakan bahwa permohonan pe­mohon kepada MK untuk merumuskan suatu jenis pidana (norma) baru adalah hanya pembentuk UU yang berwenang untuk

melakukannya. Dalam perspektif ini, MK menolak permohonan pemohon jelas bukan karena bermaksud untuk melegalkan perzinahan, perkosaaan atau LGBT. Tetapi, MK menolak semata-mata karena merasa tidak memiliki kewenangan untuk membuat norma baru sebagaimana maksud dari permohonan yang diajukan. Boleh saja, terkait norma baru bisa diperdebatkan karena selama ini MK juga acapkali mengeluarkan putusan yang membuat lahirnya norma baru. Sementara itu, terkait putusan Nomor 46/PUU-XIV/2016, tidak ada kekosongan hukum yang tercipta imbas dari putusan MK. Ketentuan pada pasal-pasal yang diujikan ihwal perzinahan (Pasal 284), perkosaan (Pasal 285), dan pencabulan (Pasal 292) masih tetap berlaku. Berdasarkan hal tersebut, sudah sangat tepat apabila MK menyatakan bahwa tidak berwenang untuk membuat putusan yang mengandung norma baru. Faktanya, sejauh ini MK memang tidak pernah mengeluarkan putusan yang mengandung norma baru terhadap perkara-perkara yang ketentuannya masih berlaku (diatur) di dalam konstitusi. Bijak dan Cerdas Meski mengecewakan bagi sebagian pihak, putusan MK dalam perkara Nomor 46/ PUU-XIV/2016 tetap harus disikapi secara bijak dan cerdas. Dalam artian, siapa pun, terutama pihak-pihak yang kecewa terhadap putusan itu harus memahami putusan tersebut sebagaimana mestinya. Yakni, bahwa MK tidak melegalkan pelbagai praktik asusila, seperti zina, perkosaan, pencabulan, dan termasuk LGBT. Selain itu, tidak perlu pula membuat dan menyebarkan meme-meme yang seolah-olah menegaskan MK melegalkan zina, perkosaan, dan LGBT. Penyikapan yang serampangan terhadap putusan MK, selain merugikan MK, sejati­nya juga berpotensi menjebloskan diri sendiri ke dalam “hotel prodeo”. Pasalnya, dengan membuat dan menyebarkan meme yang berisi informasi palsu (hoax) terkait apa pun, termasuk putusan MK dapat dituntut ke jalur hukum. Harus dipahami, bahwa putusan MK Nomor 46/PUU-XIV/2016 tersebut bukanlah akhir dari upaya untuk menegakkan norma kesusilaan dan kesantunan di masyarakat. Kecuali tentunya, juga untuk mempersempit ruang praktik-praktik asusila, seperti zina, perkosaan, pencabulan dan LGBT. Opsi lainnya, ada jalur pendidikan yang masih bisa di kedepankan. Hanya, untuk hal yang satu ini publik patut bersungguh-sungguh untuk mendorong pemerintah agar terus berinovasi menciptakan sistem pendidikan yang berkarakter (sesuai adat ketimuran). Di bidang hukum pun masih ada jalan melalui revisi KUHP yang saat ini masih digodok oleh DPR melalui Panitia Kerja Revisi KUHP (Panja RKUHP). Oleh sebab itu, terhadap putusan MK Nomor 46/PUU-XIV/2016 harus dipandang sewajarnya saja. Harapannya, masya­ rakat tidak menimbulkan kerugian pada diri sendiri hanya karena terjebak pada pemahaman (baca: informasi) yang tidak benar. 


ALIBABA / KUMPAR.COM

P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R NETDNA-SSL.COM 2 0 1 7 45


Resensi

FAZLUR RAHMAN, ISLAM, DAN PANCASILA

G

ugatan terhadap Pancasila sebagai dasar neJika pun ada peraturan yang dirasa menyalahi ragara masih terus berdengung dalam kehidusa keadilan di masyarakat, negara ini memberi keJudul Buku: Islam: Sejarah Pemikiran dan Peradaban pan kebangsaan di Indonesia. Baik yang sesempatan untuk merubahnya secara baik-baik dan ∫ Penulis: Fazlur Rahman ∫ cara terang-terangan menolak Pancasila sesuai koridor hukum (seperti mengajukan judicial Penerbit: Mizan, Februari 2017 maupun implisit tidak mengakuinya. Sayangreview di Mahkamah Konstitusi). ∫ Tebal: 423 halaman nya, kaum Muslim –yang merupakan peFazlur Rahman melanjutkan, dalam kehidupan meluk mayoritas di negeri ini- banyak yang politik, fondasi utamanya adalah Muslim itu senditerpengaruh ikut-ikutan untuk menolak Pancasila. Lanri. Umat Islam memiliki identitas untuk menerima syariat dan kedasan utama yang kerap dijadikan alasan untuk “mengwajiban Islam sebagai tujuannya. Syariat dilakukan secara bergoyang” Pancasila adalah ketidaksesuaian Pancasila dengan tahap untuk pribadi dan masyarakat. Dalam sistem khalifah, dia Islam. Bahkan Pancasila diposisikan sebagai produk pemikiran tidak lebih dari pemimpin eksekutif yang melaksanakan kehendak manusia yang menggeser peran agama di masyarakat. Solusi yang umat berupa syariat. Tetapi perlu dicatat, pelaksanaan tugas khalidisodorkan adalah mengganti Pancasila dengan syariat Islam. Hufah saat ini sudah bisa digantikan oleh presiden atau perdana men­ kum Tuhan dianggap solusi terbaik karena pasti benar dan pasteri yang memperoleh mandat dari rakyat. Kaum Muslim memiliki ti berhasil. Nah, jenis pola pikir yang sangat sederhana ini perlu kebebasan untuk memilih wakilnya. Bagi Fazlur Rahman, sistem untuk dikoreksi, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan yang seperti ini pun sangat demokratis sehingga tidak memiliki alasan tidak produktif dalam kehidupan bernegara. untuk ditolak (halaman 390). Untuk mengatasi ketegangan antara Islam dan Pancasila, kita Paparan di atas merupakan kritik keras Fazlur Rahman terbisa merujuk pada pemikiran intelektual Muslim bernama Fazlur hadap kelompok yang masih ngotot ingin mendirikan khilafah Rahman. Salah satu karya monumentalnya adalah Islam yang diterataupun negara Islam yang kaku. Di Indonesia, kelompok ini mubitkan oleh The University of Chicadah ditemukan di berbagai tempat. go (edisi bahasa Indonesia yang ditBahkan terus-menerus memberi laerjemahkan oleh M. Irsyad Rafsadie bel demokrasi sebagai sistem yang terbit tahun 2017). Fazlur Rahman dilarang dalam Islam. Kita akui, de­ berargumen, Islam bukanlah sismokrasi bukanlah sistem terbaik. tem ekonomi atau politik yang mo­ Banyak kekurangan di sana-sini nolitik. Tujuan utama dalam Islam yang harus disempurnakan. Tetapi adalah menegakkan tatanan sosial bu­kan berarti demokrasi bertentanberdasarkan prinsip moral dengan gan de­­ngan Islam. Bukan juga bersasaran mewujudkan kesetaraan somakna hukum-hukum yang dipusial dan ekonomi masyarakat. Matuskan dalam iklim demokrasi batal ka apapun sistem yang digunakan, karena bertentangan dengan Islam. selama menerapkan nilai tersebut Sepanjang hukum tersebut tidak berdan bertanggung jawab atas keterlawanan dengan nilai Islam, atau batasan sumber-daya nasional, bibahkan justru menguatkan tujuan sa disebut sebagai sistem yang Islasyariat, maka wajib ditaati. mi. Termasuk pelanggaran hak asasi Oleh karena itu, kaum Muslim di manusia dan pengingkaran kewaIndonesia wajib merawat Pancasi­la jiban manusia juga bertentangan sekaligus menaati hukum-hukum de­ngan sistem Islam (halaman 388). yang telah berlaku di dalamnya. FaJika menggunakan pendapat Fazlur Rahman menegaskan, tidak zlur Rahman di atas, Pancasila dan ada alasan menolak hukum yang segala undang-undang yang ditertelah ditetapkan sesuai prosedur apkan di Indonesia sejatinya meru­ yang berlaku. Sebab, hukum tersepakan pengejawantahan nilai-nilai but bisa lebih Islami daripada huIslam., sehingga tidak perlu dito­ kum mazhab-mazhab tradisional. lak. Perhatikan seluruh sila dalam Alasannya, hu­kum madzhab dibuat da­sar negara kita. Adakah yang me­ oleh perseorangan. Sehebat apa­pun nyalahi prinsip-prinsip dalam Ispikiran individu yang membuatnlam? Tidak ada! Pengakuan atas ekya, tidak akan bisa mengalahkan pesistensi Tuhan, kemanusian yang mikiran secara kolektif (halaman adil dan beradab, persatuan, per393). Dalam lingkup Indonesia, Panmusyawaratan, dan keadilan sosial, casila telah dirumuskan secara kolesemuanya selaras dengan spirit Isktif oleh pendahulu bangsa ini. Maka lam. Jadi tidak pada tempatnya menganggap Pancasila berseberankaum Muslim di nusantara harus menjunjung tinggi dan menaati­ gan dengan Islam. Begitu pun dengan undang-undang di Indonenya sebagai konsesus demi terwujudnya masyarakat adil dan maksia. Semuanya dirumuskan untuk kepentingan keadilan sosial. mur. RACHMANTO

46 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2018


Bina Rohani

Tak Menghina yang Tergelincir

S

ejak dulu kami menyepakati,” demikian tulis Imam Ahmad ibn Hambal, “jika seseorang menghina saudara mukminnya atas suatu dosa, dia takkan mati sampai Allah mengujinya dengan dosa yang semisal dengannya.” Tidak menghina orang baik itu wajar. Akan tetapi, tidak meng­ hina mereka yang (sedang) tergelincir dosa jelas bukan pekerja­ an sederhana. Betapa sering kita memperolok orang lain yang sedang bersalah. Alih-alih menginstrospeksi diri, kita ma-

Oleh DWI BUDIYANTO Dosen Fakultas Bahasa dan Seni UNY

ri pada kesombongan. Jumawa bahwa diri­ nya lebih baik. Sungguh perkataan Sufyan bin Uyainah patut kita renungkan. “Siapa yang kemaksiatannya terletak pada syahwat, maka taubat bisa diharapkan dari­ nya. Sebab Adam a.s. bermaksiat karena kei­ngin­an syahwat, ia bertaubat lalu diampuni. Sementara jika kemaksiatannya terletak pada kibr (kesombongan), maka aku khawatir ia sebagai orang yang dilak-

K.HOFFMAN / LIFEOFDAMMY.COM

lah menyibukkan diri untuk menjadikan mereka yang tergelincir dalam kekhilafan sebagai pergunjingan. “Kok bisa dia berbuat sekerdil itu?” Seakan kita merasa sangat yakin bahwa kita akan mampu me­ lampaui ujian serupa. Ketika seseorang menghina saudaranya yang tergelincir kesalahan, pada saat bersamaan ia sedang menggelincirkan di-

nat. Iblis bermaksiat karena kesombongan, karenanya ia dilaknat.” Begitulah yang terjadi, ketika seseorang menghina saudaranya yang tertimpa kesalahan, ia sendiri tidak menyadari bahwa penghinaan yang dilakukannya adalah kesalahan yang lebih parah. Suatu hari Sufyan bin Al-Hashin duduk berbincang de­ ngan Iyas bin Mu’awiyah. Ketika melintas

P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2018 4 7

seorang anak muda, Sufyan menuturkan keburukan anak muda itu. Iyas bin Mu’awiyah lalu mencergahnya dan menga­takan, “Diamlah wahai Sufyan, apakah engkau pernah terlibat dalam pertempuran me­ lawan Romawi?” Sufyan menjawab tidak pernah. Kembali Iyas bin Mu’awiyah bertanya pada Sufyan bin Al-Hashin. “Ka­ lau begitu pernahkah engkau ikut dalam perang melawan pasukan Tatar?” Kembali Sufyan menjawab “Tidak,” sambil menggelengkan kepala. “Orang Romawi dan orang Tatar selamat dari keburukan lisanmu,” demikian kata Iyas bin Mu’awiyah, “tapi, seorang Muslim cedera karena lisanmu!” Sungguh ada banyak hal yang patut dibenahi dari diri kita hari-hari ini. Ke­ tika media mempermudah jangkauan untuk mengetahui ruang-ruang pribadi seseorang, seringkali kita menjadi latah untuk mengomentari. Kita pun menjadi tak sadar sedang digiring ke arah tradisi pergunjingan yang tiada manfaat. Kita mendadak menjadi gampang mencela dan mudah dibuat kecewa pada hal-hal yang tidak terlalu penting. Betapa hal-hal demikian sangat menguras energi dan mudah membelokkan orientasi; dari semangat beramal ke arah hasrat pergunjingan. Na’udzubillahi min dzalik. Alangkah menusuk nasihat Ibnu Atha­ illah As-Sakandary. “Betapa banyak kemaksiatan yang mewariskan rasa hina dan rendah di hadapan Allah ta’ala,” tuturnya. Beliau lalu melanjutkan, “Sungguh, itu lebih baik dari ketaatan yang mewariskan sikap merasa mulia dan sombong.” Begi­ tulah kearifan sikap dinasihatkan pada kita. Pada yang berdosa saja kita tak boleh mencela, apalagi pada mereka yang kesalahannya belum diputuskan benar tidaknya. Bukankah kita tak mengetahui jalan cerita kehidupan seseorang? Yunus pernah terjerat khilaf. Ketika ia berdakwah di Ninawa dan yang ia temukan hanyalah pembangkangan. Hilanglah sabar­nya­. Ia pergi meninggalkan kota itu de­ngan marah. Ia ditelan ikan. Setelahnya ia meng­ insyafi seluruh kesalahannya dengan doa (Qs. al-Anbiyaa’ [21]: 87). Setelahnya ia tak lagi dalam hina. Yunus berta­ bur kemuliaan. Kisah hidupnya menjadi teladan, maka Quran mengisahkan. Sungguh, tak akan terhina orang yang dimuliakan Allah karena taubatnya. Tak akan mulia orang yang dihinakan Allah bersebab jumawa. 


Cerpen

Pergi

P

Oleh ELSE LILIANI Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

ada awalnya, Ibrahim bersemangat menceritakan kembang api raksasa kepada anaknya, Fahd. Cerita yang dibuat-buat, sekadar menghilangkan rasa takut Fahd. Atau mungkin, ketakutannya sendiri. Setahun berlalu, kini Fahd sudah paham betul, bahwa kembang api-kembang api itu bukan untuk merayakan ulang tahunnya. Fahd juga sudah hafal, kalau langit di malam hari menjadi cerah dan berwarna-warni, selalu akan diiringi dentuman keras yang memekakkan gendang telinga. Lalu tanpa menunggu hari berlalu, para syahid yang dikebumikan. Akan ada tangis, dari ibu, ayah, atau anak, yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai.

tak terkendali. Pagi ini kita masih bernapas, bisa jadi sore nanti kita tinggal jasad tak bernyawa,” Ibrahim berkata dengan suara putus asa.

Ibrahim merebahkan tubuhnya di kursi reyot. Maryam memandang suaminya, sambil membersihkan ompol anaknya yang masih bayi. Fahd bermainmain di depan rumah.

“Fahd! Masuk ke dalam rumah!” teriak Ibrahim. Bayi yang digendongnya terkejut mendengar teriakan ayahnya, lalu menangis keras. Maryam buru-buru menggendongnya. Suaranya gusar, tampak tak senang.

“Jangan jauh-jauh, Fahd!” teriak Ibrahim penuh kecemasan. Maryam memberikan bayi kecilnya kepada Ibrahim, “Lihatlah anakmu ini. Dia tertawa bahagia. Semestinya ayahnya juga. Bukan begitu, Noura sayang?” sapa Maryam kepada bayinya. Bayi sepuluh bulan itu tertawa.

“Meninggalkan kota ini? Kemana? Kita tak ada uang untuk pergi kemana-mana,” Maryam menggelengkan kepalanya. “Abi, lihat. Di timur sana ada kembang api lagi. Kali ini suaranya keras sekali,” teriak Fahd dari luar. Telunjuk kecilnya mengarah ke timur. Langit belum lagi gelap, tapi sekarang rudal-rudal semakin sering menyasar. Tak peduli milik penduduk, atau milik sekelompok orang yang dituduh sebagai pengacau negara.

“Kau mengagetkannya!” tegur Maryam pelan. Ibrahim diam, lalu segera keluar rumah. Menyeret Fahd yang tengah bermain mobilmobilan plastik ke dalam rumah.

Ibrahim menyambut uluran Maryam, menimang bayi perempuannya, lalu menciuminya berkali-kali.

“Bagaimana pun caranya, kita akan meninggalkan kota terkutuk ini!” kata Ibrahim sambil membanting pintu keluar.

“Kita harus meninggalkan kota ini, Maryam. Situasi semakin

Ibrahim tak henti-hentinya mengutuk perang di negerinya.

48 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

Semestinya, dia mengikuti ajakan Hammad untuk meninggalkan kota itu. Namun apa daya, uang dia tak punya. Sementara, untuk mengangkut seluruh keluarganya ke Eropa, perlu ribuan dolar. Entah sekadar menjadi buruh kasar, bahkan gelandangan sekali pun di sana, lebih baik ketimbang berjudi dengan nyawa keluarganya. Toko Ilyas tempatnya bekerja sepertinya masih tutup. Ibrahim memaki dalam hati. Tubuhnya terasa lemas. Hilang sudah harapannya mendapatkan barang satu dua apel atau roti dari Ilyas. Selagi Ibrahim merutuki nasibnya, tiba-tiba pintu terbuka. Ilyas, lelaki tua yang punggungnya mulai bungkuk, berdeham. “Kau? Apa yang kau perbuat di sini, Ibrahim? Masuklah! Tidak aman berada di luar rumah begini,” ajak llyas, “Apakah anak-anakmu sudah makan? Istrimu?” tanyanya. Ibrahim menggeleng. Sebentar kemudian mengangguk. Ibrahim kepada Ilyas rasarasanya seperti pengemis saja setiap harinya. Betul, dia bekerja untuknya, tapi Ilyas selalu memberinya lebih. Ya uang, ya makanan. Memintanya? Mau di taruh di mana harga dirinya, keluhnya dalam hati. Yang dia perlukan hanya keluar dari kota ini. “Kau tak berniat keluar dari kota ini, Tuan?” tanya Ibrahim santun. Ilyas tertawa. “Aku? Kenapa aku harus

keluar dari tempat yang sangat kucintai ini? Kota ini tanah kelahiranku.” Ibrahim mengernyitkan keningnya, melihat Ilyas dengan tatapan keheranan. “Kenapa? Aku memang mencintai tanah kelahiranku ini. Sampai kapan pun, aku akan berdiri di sini,” kata Ilyas dengan bangga. “Meski mereka memburumu?” “Meski mereka memburuku.” Ilyas memegang rosarionya. Ibrahim memandangi lelaki tua berjanggut putih di depannya. Ilyas tampak menghayati setiap lantunan doa di mulutnya yang penuh keriput. “Kau tak berniat menyusul istrimu, Tuan?” Ilyas menggelengkan kepalanya. Ya, sudah lama Ibrahim mendengar cerita tentang keluarga Ilyas yang sekarang sudah berada di Yunani. Istri dan ketiga anaknya, semua telah selamat. Mereka bekerja sebagai buruh, tapi setidaknya mereka tak lagi khawatir dengan nasibnya. Istri Ilyas, Amina, juga sudah mengajaknya untuk segera menyusul. Tapi, Ilyas masih saja enggan. Sampai-sampai, istri Ilyas mulai bosan untuk mengajaknya. “Aku sudah ikhlas melepas istri dan anak-anakku. Aku sudah cukup bahagia mendengar mereka semua sekarang berada di Yunani dalam keadaan


selamat. Aku juga bahagia, di usiaku yang senja ini, masih berada di tanah kelahiranku,” begitu selalu kata Ilyas. “Kau tunggu sebentar, biar kucarikan roti untuk Maryam dan Fahd.” Tubuh Ilyas terhuyunghuyung, masuk ke dalam bilik. Entah setan mana yang ada di kepala Ibrahim, dia pun ikut bangkit, dan dengan diam-diam, mencari-cari kaleng tempat Ilyas menyimpan uang hasil penjualan. Hati Ibrahim mencelos. Di kaleng tempat biasanya, tidak ada uang sepeser pun. Kaleng itu malah terjatuh dan menimbulkan suara berisik. Dada Ibrahim bergemuruh. “Apa yang kau cari, Ibrahim?” tanya Ilyas dengan suara lembut. Ibrahim memucat. Dibuangnya pandangannya. Di sudut meja, tampak sebuah pisau yang tak lagi berkilat. Entah setan mana yang merasukinya, tangannya merengkuh dan tibatiba pisau itu sudah berada di genggamannya. “Serahkan uangmu padaku, Tuan!” bentak Ibrahim. Ilyas terlihat tenang. Tak ada sedikit pun gentar terlukis di wajahnya, atau suaranya. “Kau menginginkan uang? Untuk apa?” “Aku akan membawa Maryam dan anak-anakku keluar dari kota terkutuk ini! Serahkan uangmu, dan jangan coba-coba menceramahiku!” “Atau apa, Ibrahim?” “Atau… atau…” Ibrahim terlihat kebingungan. “Aku ini sudah tua, Ibrahim. Kini atau nanti tak menjadi masalah bagiku. Hanya soal waktu, dan cara bagaimana aku menemui Tuhanku. Bagaimana denganmu, Ibrahim? Dengan cara apa kau akan menemui Tuhanmu?” Ilyas tersenyum. “Diam!” Ibrahim belingsatan ketika

melihat Ilyas masuk lagi ke biliknya. Dia tidak mencegah, tapi mulutnya juga tak kuasa untuk mengeluarkan suara. Ilyas muncul lagi di hadapannya, sambil membawa sebuah bungkusan kain. Ilyas mendekat pada Ibrahim. “Ambillah, Anakku. Bawa isterimu dan anak-anakmu. Kau tak perlu menggunakan pisau itu.” Ibrahim merebut bungkusan itu. Pisau di tangan dilemparkan begitu saja. Tangannya membuka bungkusan dengan kasar, lalu menghitung lembar demi lembar dengan cepat. “Kau tak menunaikan tiga rakaat, seperti biasanya, Ibrahim?” tegur Ilyas pelan. Sayup-sayup terdengar orang tengah mengumandangkan adzan tanpa pengeras suara.

membuat orang menjadi beringas, kehilangan akal sehatnya. Banyak orang tak tahu apa-apa menjadi korban. Bayi dan kanak tak berdosa berkalang tanah, disabung nyawanya dengan bom dan mesiu. Bila aku menjadi engkau pun, sangat mungkin bagiku untuk berlaku khilaf sepertimu, Ibrahim. Aku memaafkanmu, Anakku,” suara Ilyas bergeletar. Masih di pelukan Ilyas, Ibrahim menangis tiada henti. Betapa malunya dirinya, berbuat khianat kepada orang yang telah membantu mencukupi kehidupan keluarganya. “Ambillah uang itu. Dengan nama Tuhanku yang penuh kasih, aku ikhlas memberikannya untukmu. Bawalah keluargamu keluar

Ibrahim berhenti menghitung uang. Tubuh Ibrahim seperti dilolosi tulangtulangnya oleh suara Ilyas yang lembut. Bungkusan itu terjatuh di lantai, isinya berserakan di mana-mana. “Kau tak menunaikan sholat maghrib? Bukankah Tuhanmu sudah memanggilmu?” Ilyas tersenyum. Tubuh Ibrahim merosot, bahunya berguncang-guncang. Tangisnya meledak. Bergegas, dia beringsut mendatangi Ilyas. “Maafkan aku, Tuan, aku khilaf. Allah! Allah! Sungguh, hina sekali hamba-Mu ini!” Ibrahim menampar-nampar pipinya. “Bangunlah, Anakku! Bangunlah! Aku memaafkanmu. Aku memaafkanmu... Perang ini memang sangat biadab. Perang membuat orang menjadi binatang buas atas nama agama. Tapi agama yang seperti apa? Masjid dihancurkan, gereja diluluhlantakkan, sinagoge tinggal pepuingan. Perang

berita gembira ini untuk istri dan anak-anakmu.” Ilyas mendorong pelan tubuh Ibrahim keluar pintu. “Tidak, Tuan. Jangan usir aku!” rintih Ibrahim. “Aku tidak mengusirmu, Anakku. Aku juga telah memaafkanmu. Aku hanya memintamu mengabarkan kepada Maryam, Fahd, dan Noura, bahwa besok kalian bisa mencari kehidupan baru. Pulanglah, Anakku. Dan jangan lupa, bawakan roti ini untuk kedua cucuku.” Ibrahim keluar dari rumah Ilyas, melangkah pulang dengan kaki tersaruk-saruk. Ilyas memang sudah memaafkannya, tapi entah mengapa, rasa malu masih saja menggayutinya. Seperti bayang-bayang yang selalu mengikutinya. Malam yang gelap tiba-tiba menjadi terang benderang. Disusul suara dentuman. Lagi. Dan lagi. “Ibrahim! Ibrahim! Anakanakmu!” orang-orang berteriak. Ibrahim menatap nanar. “Anakku?” tanyanya. Ibrahim seperti tersengat listrik jutaan volt. Serta merta, diayunkan kaki sekuatkuatnya, secepat-cepatnya. Bangunan luluh lantak terlihat dari kejauhan.

dari kota ini. Selamatkan mereka.” Ilyas bercucuran air mata, menciumi pipi Ibrahim. Ibrahim akan selalu mengingat, itu adalah momen di mana Ibrahim hancur lebur seperti terkena bom. Kerongkongannya terasa tersumbat reruntuhan pepuingan, air tak henti mengalir dari kedua sudut matanya. Rasa malu yang amat sangat dalam dirinya, membuncah dan menyebar ke semua sudut ruangan. Mengolok-oloknya dengan suara yang memekakkan telinga, jauh lebih memekakkan ketimbang suara ledakan yang biasa dia dengar. Ilyas terus saja memeluknya, “Pulanglah, Anakku. Kabarkan

“Maryam! Noura! Fahd!” Ibrahim berteriak-teriak kesetanan. Tangannya menggali-gali reruntuhan bekas tempat tinggalnya. Suara tangis dan jeritan orang-orang memenuhi seisi jagat raya. “Maryam!” Ibrahim berteriak ketika mendapati istrinya. Sebuah beton terlihat menimpa tubuh istrinya. Tubuh Maryamnya masih terasa hangat. Jilbab Maryam dipenuhi cairan pekat berwarna merah. Ketika membalikkan tubuh istrinya, didapatinya isterinya tengah memeluk Fahd dan Noura. Tangan Ibrahim ditempelkan ke leher istrinya. Tak ada denyut nadi. Begitu pula dengan bayinya dan Fahd. Ibrahim melolong. Krapyak, Januari 2018  P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8 49


PUISI TEMBANG G E G U R I TA N

Bilamana Kesetiaan Esok Hari pusaka itu, ajisaka. telah menusukku telah kujaga, telah kuamanatkan lalu perang datang dan menghadangmu di perjalanan penuh rimba dan hutan kau lupa kata-kata itu. kau ucapkan pada muridmu, pada saudaraku. ajisaka, pertarungan itu mulanya sudah kubayangkan. sebab ini adalah pusaka aku mengerti, cicak bertarung malam itu, seru dan sedan. dan amanatmu tak pernah kutafsirkan sebagai kesetiaan. hanya pada suatu hari, tibalah dua muridmu berseteru soal bakti dan abdi ajisaka, lupakan aku dan tulislah peristiwa yang mungkin suatu hari nanti akan abadi sebagai aku, sebagai pertukaran jiwa dengan kata april 2014

sungai itu semalam lewat di sela-sela tidur yang pulas gemuruhnya menakutkan mimpi yang akan terjadi cintaku, bilamana esok hari akupun menjadi sungai yang gemuruhnya terasa di dada mungkin aku sudah sampai pada setiap inci dingin pada angin-angin 2014

* MAWAIDI D. MAS Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni UNY

POJOK GELITIK

Bingung Binti Gemes Umarmoyo: Di, kamu ngapain kok seperti bingung binti gemes? Umarmadi: Bukan bingung, bukan gemes, Yo. Umarmoyo: Lalu? Umarmadi: Prihatin aja. Umarmoyo: Prihatin? Apa yang kamu prihatinkan, Di? Umarmadi: Prihatin melihat teman-teman

yang kelabakan. Umarmoyo: Kelabakan kenapa? Umarmadi: Harus menulis karya-karya ilmiah di jurnal internasional terscopus. Umarmoyo: Bagus! Apa masalahnya? Umarmadi: Jurnal-jurnal internasional terscopus itu adanya di luar negeri. Maka,

50 P E WA R A D I N A M I K A J A N U A R I 2 0 1 8

teman-teman harus berjuang, bersaing, dan berkompetisi untuk merebut peluang itu. Umarmoyo: Aneh! Umarmadi: Apanya yang aneh? Umarmoyo: Perguruan Tinggi tempat kamu itu kan terkenal gudangnya pakarpakar riset, ahliahli penelitian,

empu-empu evaluasi. Umarmadi: Terus? Umarmoyo: Lha mbok kerahkan para pakar, ekspert, ahli, dan empu di Perguruan Tinggimu untuk membuat jurnal internasional terscopus sendiri. Apa susahnya? Umarmoyo: ..................................... ............??? EMA R '18


#KonfrensiPers #SNMPTN-SBMPTN #2018

FOTO-FOTO: M ARIF BUDIMAN


Sedang dikerjakan

peRInGkaT

a i s e Indon peRInGkaT

peRInGkaT

#kamibagian #UNY #Smart&Smile

a r a g g n e AsiaT

HERGITA SYI VADILLA (kiri) Mahasiswa Psikologi UNY (angkatan 2015) Diajeng Kota Jogja 2017 ROMANDHA EDWIN (kanan) Mahasiswa Akuntansi UNY (angkatan 2015) Dimas Kota Jogja 2017

@unyofficial

FOTO: KALAM JAUHARI

Asia Versi

4icu

W W W . U N Y . A C . I D


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.