Giant Sea Wall

Page 1

PL3001 DISASTER ASPECT IN PLANNING

GIANT SEA WALL STUDI KASUS BELANDA DAN PEMBATALAN GSW DI JAKARTA ABSTRAK

Banjir menjadi bencana tahunan di Kota Jakarta yang belum terselesaikan hingga saat ini. Berdasarkan data Jakarta Open Data, pada tahun 2020 sebesar 151.337 jiwa terdampak banjir dan 25 orang korban meninggal akibat bencana banjir. Pembangunan Giant Sea Wall (GSW) merupakan salah satu cara mengatasi banjir seperti yang dilakukan oleh Negara Belanda. Sea wall merupakan bentuk pertahanan pesisir yang dibangun untuk melindungi daerah konservasi, habitat manusai, dari kekuatan pasang surut dan gelombang. Proyek Giant Sea Wall memang direncanakan dibangun di Kota Jakarta sebagai upaya untuk mengatasi banjir akibat naiknya permukaan air laut, tetapi proyek ini dibatalkan karena dikaji dari sisi teknis, ekonomi, sosial, lingkungan, dan politik proyek ini justru memiliki risiko yang besar bahkan dapat memperparah kondisi banjir di Jakarta. New Approach (pendekatan baru) dan pencegahan banjir dapat dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta untuk mengatasi banjir yang ada serta mencontoh bagaimana Negara Belanda dalam mengatasi banjir menggunakan metode-metode tertentu.Pemerintah harus memperhatikan pencegahan banjir yang tepat dan ramah lingkungan serta melibatkan masyarakat dan kerjasama internasional untuk mengatasi banjir. Kata Kunci: Banjir Jakarta, Proyek Giant Sea Wall, New Approach

DAFTAR ISI PENDAHULUAN

PAGE

1

RUMUSAN MASALAH

PAGE

2

PEMBAHASAN

PAGE

2

KESIMPULAN

PAGE

6

I.PENDAHULUAN BANJIR JAKARTA

Banjir merupakan peristiwa sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang melebihi kapasitas pembuangan air disuatu wilayah dan menimbulkan kerugian fisik, sosial dan ekonomi (Rahayu dkk, 2009). Banjir menjadi bencana tahunan di Kota Jakarta yang belum terselesaikan hingga saat ini. Beerdasarkan data Jakarta Open Data, pada tahun 2020 sebesar 151.337 jiwa terdampak banjir dan 25 orang korban meninggal akibat bencana banjir. Sejak tahun 1918, Pemerintah Provinsi Jakarta telah melakukan upaya pembangunan infrastruktur pembangunan banjir,banjir ini memang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. skenario penanganan banjirpun telah dilakukan oleh pemda Jakarta seperti drainase vertikal, pompa air, grebek lumpur. Namun, belum mampu mengatasinya. 15419093-YUDA ULINUHA

Gambar Peta Genangan Banjir Kota Jakarta source: Jakarta Open Data luas genangan : 114.306, 698 ha PENYEBAB BANJIR JAKARTA

secara geografis Kota Jakarta berada di dataran rendah , 13 aliran sungai, hulu sungai dan wilayah pesisir. Banjir yang terjadi secara umum merupakan banjir hujan lokal (curah hujan yang tinggi, banjir kiriman dari Jawa Barat, serta banjir rob (pasang air laut). PAGE 1


GIANT SEA WALL GAMBAR SEA WALL DI BELANDA

II. RUMUSAN MASALAH

source: interesting engineering

Mengapa Pembangunan GSW di Jakarta untuk mengatasi banjir kurang tepat? Bagaimana Negara Belanda yang memiliki geografis seperti Jakarta dalam mengatasi banjir? Bagaimana Solusi yang sebaiknya dilakukan untuk Kota Jakarta bencana banjir ?

III. PEMBAHASAN GIANT SEA WALL Sea wall merupakan bentuk pertahanan pesisir yang dibangun untuk melindungi daerah konservasi, habitat manusai, dari kekuatan pasang surut dan gelombang (Kamphuis, 2010). Sea wall juga dapat dikatakan sebagai dinding banjir yang berfungsi sebagai pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang. Seawall pada umumnya dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap bajal kayu, pasangan batu atau pipa beton, sehingga sea wall tidak meredam energi gelombang, tetapi gelombang yang memukul permukaan seawall akan dipantulkan kembali dan menyebabkan gerusan pada bagian tumitnya. Bahan konstruksi tambahan seawall antara lain: vinil, kayu, aluminium, fiberglass komposit, dan karung pasir biodegrable besar yang terbuat dari rami dan sabut (Clark, 1994). 15419093-YUDA ULINUHA

DAMPAK PEMBANGUNAN SEA WALL dampak positif solusi jangka panjang Secara efektif meminimalkan korban jiwa daJam kejadian ekstrem dan kerusakan properti yang disebabkan oJeh erosi. tahan lama Dapat digunakan untuk rekreasi dan wisata Bentuk pertahanan pesisir keras dan kuat.

DAMPAK NEGATIF sangat mahal mengurangi fungsi pantai merusak pemandangan tidak alami Energi gelombang yang memantul dapat menyebabkan gerusan Dapat mengganggu proses alami pantai dan menghancurkan habitat pantai seperti lahan basah dan pantai intertidal. Terhambatnya proses transportasi sedimen dapat mengganggu gerakan pasir yang dapat menyebabkan peningkatan erosi bawah pergeseran dari struktur. source: short (1999)

PAGE 2


IMAGE SOURCE: HENRI CORMONT: DIKE WALL

GIANT SEA WALL DI BELANDA IMAGE SOURCE: ENVIRONMENTAL HISTORY RESOURCES]

Belanda terkenal dengan banjir, hal ini dikarenakan secara geografis sebagian wilayah Belanda berada di bawah permukaan air laut dan hanya satu meter di atas permukaan laut. Setiap fluktuasi atau perubahan besar di kedalaman laut akan menyebabkan banjir yang luas ke sejumlah besar daratan. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan membangun tanggul , yang secara efektif meningkatkan ketinggian punggungan sungai untuk memungkinkan variasi yang lebih besar dalam sungai dan kedalaman laut. Namun, tebing tinggi menyebabkan lebih banyak air menumpuk, yang perlahan mengikis tanggul atau meluap selama gelombang, melepaskan sejumlah besar air ke tepi dan mendatangkan malapetaka.

Ukuran pilar 30-40 meter dengan berat 18.000 ton. Sungai (dan seluruh wilayah pesisir) tetap terbuka sehingga kapal yang datang dari barat dapat masuk ke pelabuhan. Pemerintah Belanda telah merevolusi pengelolaan air laut selama ratusan tahun dari tanggul pertama yang diterapkan hingga pompa kincir angin besar, dan kemudian ke bendungan besar saat ini yang menahan laut.

Bendungan yang dirancang revolusioner yang menggabungkan gerbang yang dapat dilepas yang berlubang dan memiliki kemampuan untuk mengapung dan dipindahkan. Gerbang memungkinkan ikan untuk berenang bebas menjaga lingkungan yang relatif sama. Namun, ketika gelombang badai datang, gerbang dapat dengan cepat diisi dengan air, menenggelamkan dan menahannya di tempat sebagai bendungan yang dibentengi melindungi jutaan orang dari potensi banjir.

15419093-YUDA ULINUHA

PAGE 3


GIANT SEA WALL (GSW) PEMBATALAN PROYEK Giant Sea Wall merupakan sebuah konstruksi yang dibangun sebagai upaya perlindungan wilayah habitat maupun aktivitas manusia dari pengaruh gelombang air laut. 40 persen wilayah Jakarta berada di bawah permukaan air laut dan berisiko adanya banjir rob (air pasang), terjadi penurunan permukaan air tanah 10-20 cm per tahun.

sistem GSW dilakukan dengan mendorong sistem polder ke arah laut sehingga wilayah akan terhindar dari genangan air. Proyek GSW ini, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Gambar Peta Pembangunan GSW Pemerintah Belanda. Untuk source: kementrian PUPR mencegah banjir dan Jakarta

tenggelam diperlukan solusi jangka panjang. Skenario pertama dipasang di teluk Jakarta untuk mengurangi penurunan tanah, sedangkan skenario kedua berjalan di tepi lahan reklamasi. Sementara itu, skenario ketiga Giant Sea Wall berada di perairan laut dalam yang berjarak 6 km dari lahan reklamasi.Lapisan ketiga ini menciptakan lubang muara bagi kota dan berfungsi sebagai perlindungan dari laut banjir. tiga lapisan dinding laut, dengan lapisan luar berfungsi sebagai bendungan dan pemecah gelombang. Bendungan akan digunakan sebagai resapan air dari 13 sungai yang melintasi kota tersebut. Air instalasi pengolahan ditempatkan untuk memastikan kualitas air di kolam.

Design GSW berbentuk Garuda membentang dari Bekasi hingga Pelabuhan Tanjung Prior. Pelabuhanmemiliki perpanjangan sendiri ke laut dalam yang terintegrasi dengan Garuda Raksasa. lahan reklamasi terletak dalam bentuk Garuda dan bekerja sebagai CBD baru. Sea Wall berfungsi sebagai tol jalan sepanjang 43 kilometer dari Tangerang ke Bekasi. Di tembok laut luar ini akan ada akses kereta cepat yang menghubungkan Jakarta ke Cilegon dan Banyuwangi. Jalur MRT akan memiliki akses ke CBD dan terintegrasi dengan jalur eksisting.

Source: Kemenkoekuin dan National Capital Integrated Coastal Development, 2014).

15419093-YUDA ULINUHA

source: asahi.com

source: Agung Wiyono, dkk (2016)

PAGE 3


NEW APPROACH BY MARY THOMAS

Perubahan sistem Beberapa perubahan skala besar pada sistem air harus dilakukan di masa depan. Kita harus melihat seluruh sistem air, sistem ekologi dan tanggul. Hambatan gelombang badai dan tindakan berbasis alam dapat menjadi bagian dari solusi. Tantangan yang paling penting dan (kadang-kadang langsung) adalah masalah kualitas air, intrusi air asin di muara, kenaikan permukaan laut, peningkatan curah hujan, dan peningkatan debit, kekeringan dan debit yang lebih rendah di musim panas, penurunan tanah (Robert Slomp, 2018).

Awareness; warga kurang menyadari masalah yang terkait dengan air. Pemerintah harus meningkatkan komunikasi tentang sifat dan ruang lingkup risiko ini dan, di samping upayanya sendiri, akan menawarkan kesempatan kepada individu untuk berkontribusi dalam pengurangan risiko. Three-step-strategy; perlunya pendekatan baru untuk memastikan keamanan dan mengurangi masalah terkait air yang didasarkan pada sejumlah prinsip dasar; - mengantisipasi bukannya menanggapi; - tidak mengalihkan masalah pengelolaan air kepada pihak lain, dengan mengikuti strategi tiga langkah (menahan, menyimpan, dan menguras) dan tidak mengalihkan tanggung jawab administratif kepada pihak lain; - mengalokasikan lebih banyak ruang untuk air selain menerapkan langkah-langkah teknologi. More room for the river; selain menerapkan langkahlangkah teknologi, diperlukan alokasi lebih banyak ruang untuk penyimpanan air (sesekali). Jika memungkinkan, ruang ini juga harus melayani tujuan lain yang sesuai dengan penyimpanan air.

Knowledge ; pendekatan pengelolaan air yang baru memberikan tuntutan baru pada koordinasi dan distribusi pengetahuan dan pendidikan yang berkaitan dengan pengelolaan air dan sungai. Responsibilities ; pemerintah, otoritas provinsi, dewan air dan otoritas kota semuanya bertanggung jawab untuk memastikan keamanan dan membatasi masalah terkait air. Perjanjian administratif tentang pembagian tugas dan kerja sama harus memastikan pelaksanaan tindakan yang cepat dan efektif. Tinjauan telah dilakukan untuk menilai kesesuaian undang-undang saat ini yang relevan untuk implementasi proyek “ruang untuk sungai” yang cepat dan untuk melihat apakah undang-undang ini perlu diadaptasi. Investments ; perkembangan dalam hal perubahan iklim dan penurunan tanah, serta pendekatan baru, memerlukan investasi tambahan berulang baik dalam sistem pengelolaan air nasional dan regional. International co-operation; kerjasama internasional dalam perlindungan banjir dan pengelolaan air harus diintensifkan. (smits, 2002)

spatial planning ; tujuan utamanya adalah mempertahankan kapasitas debit sungai dengan undang-undang yang mencegah aktivitas manusia yang tidak terkait sungai di dataran banjir dan dengan mengadaptasi skema zonasi kota. Selain itu, dalam konteks perencanaan tata ruang, “uji air” harus mencegah penurunan bertahap ruang yang dialokasikan untuk air yang disebabkan oleh penggunaan lahan, infrastruktur, perumahan dan proyek lainnya.

15419093-YUDA ULINUHA

PAGE 5


IV. KESIMPULAN Pembangunan GSW sebagai solusi untuk mengendalikan banjir di Kota Jakarta memerlukan biaya sangat tinggi, dapat mengganggu ekosistem laut, dan mengganggu alur pelayaran. Adanya GSW dapat menimbulkan pendangkalan yang akan mengurangi kemiringan muka air sehingga kecepatan air sungai berkurang. Kecepatan air bergantung pada kemiringan muka air.Jika kemiringan Makin besar, air akan mengalir lebih cepat, demikian juga sebalikya. Muka air laut merupakan titik terendah untuk mengalirkan air, sehingga jika jarak ke titik terendah tersebut Makin jauh, maka kemiringan muka air berkurang dan menyebabkan kecepatan air akan menurun. Jika kecepatan air menurun, butiran padat daJam air atau dikenal sebagai sedimen akan lebih cepat mengendap. Akibatnya, sungai-sungai di Jakarta harus lebih sering dikeruk untuk mengatasi pendangkalan yang dapat mengakibatkan banjir. Nida (2013). Pembangunan GSW untuk mengatasi banjir di Jakarta perlu kajian yang mendalam seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda yang telah melakukan kajian selama bertahun-tahun serta belajar dari bencana yang terjadi, menggunakan teknologi yang memadai sehingga mampu mengatasi bencana banjir akibat naiknya permukaan air laut tetapi tetap ramah lingkungan pembatalan proyek pembangunan GSW di Jakarta merupakan hal yang cukup tepat mengingat risiko yang tinggi. Pemerintah dapat melakukan pendekatan awareness, three step strategy, spatial planning, investement , kerjsama internasional, dan memilih alternatif lain untuk mengurangi dampak dari banjir yang terjadi yang ramah lingkungan dan dapat dilakukan jangka panjang seperti menanam pohon, memperbaiki sistem drainase perkotaan, pengorganisasian sampah yang efektif, pembuatan biopori.

15419093-YUDA ULINUHA

REFERENSI

Clark, JR. 1994. Integrated Management of Coastal Zones. Fao Corporate Document Repository, USA: 167 p. Short, A. 1999. Handbook of Beach and Shoreface Morphodynamics. John Wiley and Sons Ltd. Ch 7 Jakarta Open Data diakses pada 11 November 2021 https://pantaubanjir.jakarta.go.id/peta-skenariobanjir Karnphuis, W J. 2010. Introduction to Coastal Engineering and Management. World Scientific Publishing Co Ltd. Singapore: 564pp. Nida. 2013. Muslim Muin Ph.D.: 'Jakarta Tak Periu Bangun Giant Sea Wall. DR.Arif Zulkifli Nasution.2013. TanggulLaut Raksasa (Giant Sea Wall). https://bangazul.com/tanggul-laut-raksasa-ataugiant-sea-wall/ diakses pada 11 November 2021 Slomp, R. 2018. Netherlands Approach to Flood Control, – Policies and Implementation Challenges, Including Room for the River Program. USSD Conference in Miami. Smits, A.J,M. 2002. Flood defense in The Netherlands: a new era, a new approach. Ministry of Transport, Public Works & Water Management, Division East, Gildemeesterpleint. Surinati, D. 2014. Paradigma Giant Sea Wall. Oseana, Volume XXXIX, No.4,

PAGE 6


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.