IMPLEMENTASI PRIORITAS PENTING PENGEMBANGAN SUSTAINABLE TRANSPORTATION DI INDONESIA BERKACA DARI NEGARA SINGAPURA Yuda Ulinuha (15419093) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung
Abstrak Rendahnya penggunaan transportasi umum (5-20% dari total perjalan) di Indonesia disebabkan karena kendaraan umum tidak dapat diandalkan dan kurang nyaman bagi masyarakat. Akibatnya terjadi peningkatan populasi kendaraan bermotor yang berdampak buruk bagi lingkungan. Berbeda halnya dengan Negara Singapura yang telah mengembangkan sustainable transportation, sustainable transportation merupakan kemampuan untuk mendukung kebutuhan mobilitas masyarakat dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengganggu kebutuhan mobilitas generasi mendatang. Rumusan masalah dari paper ini adalah bagaimana program transportasi berkelanjutan dikembangkan di Singapura dan bagaimana sustainable transportation dapat dikembangkan di Indonesia. Tujuan paper ini yaitu mengidentifikasi program transportasi berkelanjutan di Singapura dan prioritas yang harus dilakukan untuk menciptakan transportasi berkelanjutan di Indonesia. Metode dalam tulisan ini yaitu analisis deskriptif kualitatif. Setelah dilakukan analisis, program sustainable transportation yang dikembangkan Singapura diantaranya: peningkatan efisiensi sumber daya yang ada, cleaner transport untuk menciptakan lowering carbon emission dan peningkatan kualitas udara, strategi efisiensi transportasi melalui peningkatan kualitas transportasi umum, motoring (membatasi penggunaan kendaraan pribadi), penerapan Electronic Road Pricing (ERP), Traffic Management Technologies. Transportasi berkelanjutan di dapat dikembangkan di Indonesia dengan prioritas seperti perluasan dan modernisasi jaringan transportasi wilayah kepulauan di Indonesia, mempromosikan penerapan standar emisi kendaraan yang lebih ketat, serta meningkatkan peran masyarakat, swasta, BUMN dalam menciptakan transportasi berkelanjutan. Kata Kunci: kendaraan umum, Singapura, sustainable transportation, Indonesia I.
PENDAHULUAN Indonesia memiliki jaringan jalan sekitar 538.000 km dengan 47.000 km merupakan jalan nasional dan 1.000 km adalah jalan bebas hambatan. Masalah kemacetan menjadi permasalahan di sektor transportasi di negara ini padahal kemacetan yang parah dan kecepatan lalu lintas yang rendah menyebabkan waktu perjalanan yang terlalu lama dan tidak efisien. Indonesia memiliki 15 kota besar dengan lebih dari 1 juta penduduk. Transportasi umum di kota-kota ini langka dan tidak dapat diandalkan, dengan tingkat penggunaan yang rendah (5%-20% dari perjalanan). Hampir tidak ada pertimbangan yang diberikan untuk transportasi tidak bermotor. Kota perlu meningkatkan keahlian teknis mereka untuk merencanakan, merancang, menerapkan, dan mengoperasikan sistem transportasi umum; meningkatkan dana untuk mengembangkan sistem angkutan massal; dan memperkuat kapasitas kelembagaan untuk mengintegrasikan transportasi dan perencanaan tata ruang lebih dekat.
Indonesia telah mengalami peningkatan drastis dalam transportasi bermotor selama dua dekade terakhir disebabkan oleh bahan bakar bersubsidi, pendapatan yang meningkat, dan suku bunga pinjaman kendaraan yang rendah. Dikombinasikan dengan infrastruktur yang terbatas, motorisasi yang cepat memperburuk dampak lingkungan yang merugikan dari transportasi. sektor ini saat ini menyumbang 70%-80% dari semua polusi udara luar ruangan di negara ini (termasuk partikel), dan 23% emisi gas rumah kaca. Kinerja dan kapasitas infrastruktur transportasi yang rendah merupakan salah satu hambatan paling kritis yang menghambat daya saing Indonesia dan memicu ketimpangan sosial di seluruh nusantara (Thomas Herrero, 2018). Berbeda dengan Singapura yang telah menerapkan berbagai program sustainable transportation dan menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Sistem transportasi berkelanjutan yang ada telah direncanakan dalam program pembangunan negara tersebut.