Laporan Studio Analisis Kota Kudus

Page 1


Laporan Studio Analisis Kota Kudus 2017


PENDAHULUAN

Sepatah Kata dari Kudus Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan bimbingan, tuntunan, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Studio Analisis Kota Kudus dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Studio Analisis Kota Semester 3 Tahun Ajaran 2017/2018. Shalawat serta salam tidak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan serta pengikutnya hingga akhir zaman. Selebihnya ada rasa berhutang budi kami kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan kami ini. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada: Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memudahkan kami untuk menuntaskan laporan ini: •

• •

• •

Ibu Dr. Yori Herwangi ST.,M.URP.,Ph,D, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan wawasan waktu dan motivasi dalam proses penyelesaian tugas akhir Kelompok Studio Analisis Kota Purwodadi. Bapak M.Sani Roychansyah, S.T.,M.Eng.,D.Eng., Bapak A. Eko Heri,ST.,MT., Bapak Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., yang telah memberikan ilmu-ilmu baru yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian laporan akhir studio ini. Orang tua yang selalu mendukung kami walaupun dalam jarak yang jauh. Jajaran instansi pemerintahan Kabupaten Kudus, Kecamatan Kota Kudus, dan Kota Kudus yang telah banyak membantu dalam proses pengumpulan dat untuk keperluan analisis. Teman-teman PWK 2016 atas ilmu, wawasan, dan semangat yang ditularkan. Seluruh pihak yang turut membantu kami yang belum dapat kami sebutkan satu per satu.

• Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi secara spasial dan non-spasial serta mampu memberikan gambaran kondisi eksisting di Kota Kudus. Kami pun menyadari dalam hasil analisis kami masih terdapat kekurangan, namun kami harap segala usaha kami dalam penyusunan laporan ini dapat diapresiasi dengan baik. Tak lupa kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun kedepannya. Semoga laporan analisis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi proses rencana kota Kudus selanjutnya.

Desember, 2017 Kelompok 9 Studio Analisis Kota Kudus

Latar Belakang

Tujuan Metodologi

Ruang Lingkup

Sistematika Penulisan

GAMBARAN UMUM

Peta Administrasi

Batas Wilayah

Image of the City

KONSTELASI

FISIK DASAR

Curah Hujan

Jenis Tanah & Kelerengan

Analisis Kesesuaian Lahan

FISIK RUANG

KDB dan KLB

Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang

Kondisi Lingkungan

Arah Perkembangan Kota

Daya Dukung dan Daya Tampung

SARANA DAN PRASARANA Sarana Pendidikan Peribadatan Kesehatan Perniagaan

Dafta


1

Jasa

37

2

Instansi

38

2

Industri

40

3

Prasarana

41

4

Jaringan Jalan

42

4

46

Jaringan Air Bersih

Jaringan Persampahan

49

5

Jaringan Drainase

51

8

Jaringan Telekomunikasi

52

9

Jaringan Listrik

52

10

Jaringan Transportasi

53

54

Infrastruktur Air Limbah

11 KEPENDUDUKAN

56

15

Jumlah Penduduk per-Kelurahan

60

16

Pertumbuhan Penduduk

61

17

Kepadatan Penduduk

62

18

Komposisi Penduduk

64

Dinamika Penduduk

72

Proyeksi Penduduk

76

19 20 22

EKONOMI

78

24

Pengaruh Industri bagi Perekonomian

81

26

dan Pendapatan Daerah

28

Jumlah Serapan Tenaga Kerja di Sektor

81

industri 29

Besaran PDRB per-Sektor

12

30

PDRB Kota Kudus

82

31 33

PROFIL KOTA KUDUS

83

34

MASALAH KOTA KUDUS

90

36

POTENSI KOTA KUDUS

94

ar Isi


Jesita Billyana 16/399845/TK/44859

Varrel Vendira 16/394905/TK/44197

M.Yusuf Zaky 16/394894/TK/44186

Nabilah Inas Z. 16/399851/Tk/44865

Raden Roro Intan 16/399856/TK/44870

Irsyad Abdul A. 16/394887/TK/44179

Deby Rosiananda 16/394878/TK/44170

Hanna Audita 16/399843/TK/44857


Masalah

Pendahuluan

Potensi

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

1


2

Latar Belakang Kota merupakan pusat kehidupan yang dapat dipandang dari berbagai aspek. Aspek-aspek ini memberikan gambaran bahwa kota menjadi sarana manusia berperilaku dan menjalani kehidupan. Pergerakan dan pembangan manusia menjadikan kota bersifat dinamis, hal ini pada akhirnya akan berpengaruh pada perkembangan serta pertumbuhan kota. Melalui perkembangan dan pertumbuhan kota akan terbentuk identitas dari kota tersebut. Identitas ini muncul akibat berbagai macam aspek yang terdapat dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu kota. Identitas suatu kota menjadi sangat penting karena menjadi alasan penduduknya untuk menetap di suatu kota. Eksistensi penduduk akan menempati tiap-tiap ruang yang ada di kota dan menjadi kunci utama dalam kehidupan kota. Identitas kota juga diperlukan agar perkembangan kota menjadi lebih dinamis dan selalu bernilai positif. Identitas kota dapat terlihat dari profil kota, adanya profil kota diperlukan agar peran dan fungsi dari suatu kota dapat tergambarkan sehingga dapat menjadi pembeda dari kota lainnya. Selain profil, diperlukan analisis yang ditinjau dari berbagai aspek. Mulai dari aspek fisik, aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek lingkungan. Keempat aspek ini akan dianalisis satu persatu dan berintegrasi antara aspek satu dengan aspek lainnya. Selain analisis mengenai keempat aspek ini, dilakukan pula analisis mengenai potensi dan masalah yang pada

akhirnya akan menghasilkan pengetahuan tentang apa yang harus dihindari dan juga apa yang harus diprioritaskan dalam mengembangkan suatu kota menjadi lebih baik. Tidak semua kota dapat ditinjau potensi dan masalahnya secara konkrit. Maka dari itu diperlukan proses analisis lanjutan terkait perumusan profil serta penjabaran hasil analisis potensi dan juga masalah. Hasil dari semua analisis akan didokumentasikan dan diarsipkan menjadi laporan tertulis yang menjadi acuan dalam melakukan perencanaan pengembangan kota. Laporan ini akan memuat data dan informasi dari profil, peran, fungsi, potensi dan masalah, serta hasil analisa terkait kota amatan. Kota yang menjadi amatan dalam hal ini adalah Kota Kudus yang menjadi Ibukota Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Tujuan Tujuan dari studi analisis Kota Kudus adalah untuk mengetahui profil dari Kota Kudus, yang lalu membawa kita kepada kajian potensi dan masalah Kota Kudus. Studi analisis kemudian dijadikan acuan dasar untuk merumuskan perencanaan terhadap Kota Kudus. Sedangkan penulisan laporan mengenai analisis Kota Kudus ini adalah bertujuan untuk menjadi wadah representatif analisis yang sudah dilakukan terhadap Kota Kudus.


Pendahuluan

Metode Analisis Analisis dilakukan dengan cara yaitu mengolah data-data primer dan sekunder untuk kemudian disajikan dalam bentuk peta, grafik, tabel, dan juga dalam bentuk narasi. Setelah disajikan dalam bentuk-bentuk tadi, data yang ada dikaitkan satu sama lain untuk kemudian dibandingkan dengan standar regional atau nasional yang berlaku.

Masalah

Pada penulisan laporan ini, metode yang kami gunakan untuk merumuskan hasil analisis terbagi menjadi dua tahap yaitu:

Potensi

Metodologi

Pada tahap ini kami mengumpulkan seluruh data-data yanng kami butuhkan unntuk proses analisis, baik data primer maupun sekunder. Data primer kami dapat dari hasil survey dan observasi secara langsung ke lapanga. Sedangkan data sekunder kami dapat dari instansi-instansi pemerintahan terkait analisis perkotaan serta hasil tinjauan-tinjauan pustaka.

Profil

Metode Pengumpulan Data

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

3


4

Ruang Lingkup Ruang Lingkup Spasial

Ruang Lingkup Substansial

Kawasan amatan kami merupakan Kota Kudus yang diambil sesuai dengan batas fungsional kota. Kota Kudus merupakan ibukota dari Kabupaten Kudus. Kawasan amatan kami, yaitu Kota Kudus secara fungsional, memiliki luas 22,69 KM2. Di dalamnya terdapat 5 kecamatan dan 46 desa/kelurahan. Kawasan kami didominasi oleh permukiman, namun juga terdapat lahan perkebunan serta industri berbagai skala yang tersebar. Berikut merupakan batas-batas amatan kawasan Kota Kudus secara fungsional:

Ruang lingkup substansial atau non-spasial dari Kota Kudus meliputi aspek fisik dasar, kependudukan, kegiatan kota, serta sarana dan prasarana Kota Kudus.

Utara

Jalan Lingkar Utara

Timur

Jalan Desa Jepangpakis, Jalan Kampus UMK

Selatan

Jalan Raya Agil Kusumadia, Jalan Pasuruan

Barat

Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan Madya Utama

Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN

BAB III: Kompilasi Data

Mencakup latar belakang, tujuan, metodologi, sistematika penulisan, dan ruang lingkup

Mencakup data-data yang sudah dikumpulkan seperti fisik dasar, fisik ruang, kependudukan, ekonomi, sarana-prasarana, profil kota, masalah kota, dan potensi kota

BAB II: Konstelasi Kota Kudus Mencakup kedudukan Kota Kudus terhadap desa dan kelurahan di dalamnya. Selain itu juga mencakup Kota Kudus terhadap kecamatan, kabupaten, maupun provinsi di atasnya

BAB IV:Analisis Data Mencakup analisis-analisis terhadap data-data yang sudah dikumpulkan

BAB V: Potensi dan Masalah Mencakup potensi kota dan masalah-masalah yang terdapat di Kota Kudus


Masalah

Profil

Gambaran Umum

Potensi

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

5


6


2

Luas Wilayah Terbangun

5,4%

Rata-Rata Laju Pertumbuhan Penduduk

Kota Kudus merupakan kota fungsional dari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Kota ini terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Kota, Jati, Kaliwungu, Gebog, dan Bae, serta terdiri dari 46 kelurahan yaitu Purwosari, Janggalan, Demangan, Sunggingan, Panjunan, Wergu Kulon, Wergu Wetan, Mlati Kidul, Mlati Norowito, Mlati Lor, Nganguk, Kramat, Demaan, Langgar Dalem, Kauman, Damaran, Kerjasan, Kajeksan, Krandon, Singocandi, Glantengan, Barongan, Kaliputu, Burikan, Rendeng, Bakalankrapyak, Prambatan Kidul, Prambatan Lor, Pasuruhan Kidul, Pasuruhan Lor, Ploso, Jati Kulon, Getaspejaten, Loram Kulon, Loram Wetan, Jepangpakis, Tumpangkrasak, Dersalam, Gondangmanis, Pedawang, Bacin, Panjang, Peganjaran, dan Gribig. Kota Kudus adalah kota yang berperan sebagai ibukota kabupaten, memiliki identitas utama berupa kegiatan industri dan terletak di jalur Pantura dan kota ini merupakan kota sedang karena memiliki penduduk sebanyak 166.834 jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk 5,4%. Kota Kudus memiliki luas wilayah 22,69 km2 dan luas wilayah terbangun 1.666 ha. Kota kudus dibatasi oleh Jalan Arif Rahman Hakim dan Jalan Madya Utama di sebelah barat, Jalan Raya Agil Kusumadia dan Jalan Pasuruan di sebelah timur, dan Jalan Lingkar Utara di sebelah utara. Selain itu, kota Kudus berbatasan dengan kecamatan Bae pada bagian utara, kecamatan Kaliwungu pada bagian barat, dan kecamatan jati pada bagian selatan dan timur.

Pendahuluan Gambaran Umum Konstelasi Fisik Dasar Fisik Ruang

16,66 km

Sarana Prasarana

Luas Wilayah

Kependudukan

2

Ekonomi

22,69 km

Profil

Jumlah Penduduk

Masalah

166.834 Jiwa

Potensi

7


8

Peta Administrasi


Masalah

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

Batas Wilayah

Potensi

9


10

Image of The City Landmark Nodes

Setiap kota memiliki gambaran yang diinterpretasikan melalui lima elemen dasar yaitu landmark, nodes, edges, path, dan district. Lima elemen dasar tersebut menjadi informasi yang digambarkan melalui mental map. Hal ini sering disebut dengan image of the city.

Landmark merupakan elemen solid maupun void dalam suatu kota yang menjadi ikon atau ciri khas dan dapat menjadi tinjauan arah. Landmark Kota Kudus adalah Masjid Menara Kudus, Makam Sunan Kudus, dan Museum Kretek. Nodes merupakan titik temu dimana terjadi aktiitas masyarakat secara terus menerus. Titik temu tersebut biasanya dapat berupa elemen solid terbuka yang memungkinkan seluruh elemen masyarakat bisa datang dan berkunjung seperti halnya. Nodes Kota Kudus yaitu Simpang 7 Kudus.

Path

Path merupakan jalur-jalur sirkulasi yang digunakan oleh orang untuk melakukan pergerakan. Kota Kudus memiliki path yaitu seluruh jalan dalam kota seperti

Edge

Edge merupakan pembatas antar ruang yang dapat menjadi pemisah aktivitas hingga sebagai pembeda karakter ruang. Edge Kota Kudus adalah sebagai berikut: Utara : Jalan Lingkar Utara Timur : Jalan Desa Jepangpakis dan Jalan Kampus UMK Selatan : Jalan Raya Agil Kusumadia dan Jalan Pasuruan Barat : Jalan Arif Rahman Hakim dan Jalan Madya Utama

District

District adalah kawasan atau daerah yang memiliki karakter dan aktivitas yang cenderung sama. District yang terdapat di Kota Kudus Kawasan Pemerintahan (Terletak di daerah langgar dalem), Kawasan Komersil (Terletak di Jl. Sunan Kudus), Kawasan Permukiman (Terletak di daerah Pasuruhan Lor), dan Kawasan Industri di daerah Rendeng


Masalah

Konstelasi

Potensi

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

11


12

Terletak di Jalur Pantura Kudus terletak di Pulau Jawa bagian Utara tepatnya di Jawa Tengah bagian Utara sehingga Kota Kudus dilalui oleh Jalur Pantura dan berada di wilayah Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus, dan Pati) yang membuat Kota Kudus berada di daerah yang cukup strategis.

Pati

Jepara Kudus sebagai PKW

Bregas Malang


Pendahuluan

Kedung Sepur

Profil

Namun, Kudus sendiri menurut RTR Pulau Jawa-Bali merupakan Pusat Pelayanan Wilayah dari wilayah Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus, dan Pati) sehingga Kota Kudus tidak hanya menjadi pusat kegiatan Kabupaten Kudus namun menjadi Pusat Kegiatan skala Regional yang menjadi Pusat kegiatan daerah-daerah sekitarnya yang termasuk dalam Wilayah Wanarakuti yaitu Juwana, Jepara, Kudus, dan Pati.

Masalah

Kota Kudus merupakan Ibukota Kabupaten Kudus yang tentunya menjadi pusat kegiatan lokal Kabupaten Kudus.

Potensi

Kudus sebagai Pusat Kegiatan Wilayah

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Petang Long

Banglor

Fisik Dasar

Wanarakuti

Konstelasi

Gambaran Umum

13


14

Kudus terhadap Pusat Kegiatan Nasional Terdapat 3 Kota yang menjadi Pusat Kegiatan Nasional yang berada dekat dengan Kudus yaitu Semarang, Solo, dan Yogyakarta. Jarak antara Kudus-Semarang sendiri yaitu 58 KM, untuk Jarak Kudus-Solo yaitu 114 KM, dan jarak antara Kudus-Yogyakarta adalah 174 KM

Kudus PKW

Semarang PKN 58 KM

Solo PKN 114 KM Yogyakarta PKN 174 KM


Masalah

Fisik Dasar

Potensi

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

15


16

Curah Hujan

Curah Hujan di Kota Kudus berkisar antara 2.000 – 3.000 mm/tahun, dimana kisaran tersebut berarti tergolong rendah. Terdapat dua pembagian curah hujan, untuk Kota Kudus bagian utara memiliki curah hujan 2.500-3.000 mm/tahun sedangkan Kota Kudus bagian selatan memiliki curah hujan 2.000-2.500 mm/tahun.


Pendahuluan Gambaran Umum Fisik Dasar

Konstelasi Fisik Ruang Sarana Prasarana Kependudukan Ekonomi

Sedangkan untuk kelerengan, Kota Kudus memiliki kelerengaan 0-15% sehingga kelerengan Kota Kudus tergolong landai bahkan datar. Kondisi ini sendiri mendukung aktivitas perkotaan, baik dari segi akses dan distribusi mendukung, pemukiman juga cocok di daerah ini karena memiliki kelerengan < 15%.

Profil

Jenis tanah di Kota Kudus terbagi menjadi dua jenis. Untuk Kota Kota Kudus bagian utara memiliki jenis tanah latosol, sedangkan Kota Kudus bagian selatan memiliki jenis tanah aluvial. Keduanya merupakan jenis tanah yang memiliki daya rekat yang tinggi dan kepekaan yang rendah sehingga jenis tanah di Kota Kudus tergolong aman dari erosi dan tanah longsor

Masalah

Jenis Tanah & Kelerengan

Potensi

17


18

Analisis Kesesuaian Lahan

Dapat ditarik kesimpulan, bahwa Kota Kudus terbagi menjadi 3 bagian dengan skor yang berbeda. Namun ketiga daerah tersebut masih dibawah skor 125 dan memiliki kelerengan ≤15% sehingga dapat dikatakan seluruh Kota Kudus cocok dijadikan pemukiman kecuali daerah sempadan sungai yaitu daerah kanan-kiri sungai yang memang harus steril dari bangunan apapun sejauh 15m dari sungai


Masalah

Fisik Ruang

Potensi

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

19


20

KDB & KLB

Koefisien Dasar Bangunan

Kota Kudus merupakan ibukota kabupaten dari Kabupaten Kudus. Kota Kudus terletak di Jawa Tengah dan kota ini dilalui oleh jalur Pantura. Keberadaan Kota Kudus yang dilalui oleh jalur pantura ini menyebabkan KDB dan juga KLB terbesar berada pada area yang dilalui oleh jalur Pantura hingga ke tengah kota. Namun untuk KDB dan KLB yang lokasinya berada jauh dari tengah kota dan jauh dari jalur pantura memiliki variabel yang bereda dan bervariasi.

KDB atau yang sering dikenal dengan Koefisien Dasar Bangunan ini memperlihatkan keseimbangan antara lahan terbangun dan lahan tidak terbangun (UU No. 28 Tahun 2002). Pada Kota Kudus KDB dominan berkisar antara 81–100% yang berada pada sekitar jalur pantura dan tengah kota dari Kota Kudus. Sedangkan pada bagian pinggir kota variabel dari KDBnya adalah bervariasi. Berdasarkan dari dominasi KDB ini dapat disilmpulkan bahwa Kota Kudus memiliki tingkat kepadatan bangunan yang dapat digolongkan sebagai kategori cukup tinggi. Sudah terlihat dari peta yang telah disajikan KDB dengan variabel 81-100% sangat dominan di Kota ini.


Pendahuluan Fisik Ruang Sarana Prasarana Kependudukan Ekonomi Profil

Di Kota Kudus bangunan yang jumlah lantainya mendominasi adalah bangunan dengan lanta sebanyak 1 dan 2. Karena jumlah lantai yang ada berkisar antara 1 dan 2 dan pada Kota Kudus ini memiliki KDB yang cukup tinggi ini variabel KLB yang mendominasi adalah 1–1,4. Maka berdasarkan data ini kebutuhan tiap persil lahan terhadap air, listrik, dan daya topang tanah relatif tinggi.

Masalah

KLB (Koefisien Lantai Bangunan) memiliki tujuan untuk melakukan analisis terkait dengan daya dukung pada suatu lahan seperti, kebutuhan air, listrik, dan ketahanan tanah untuk dapat menopang serta memenuhi kebutuhan manusia diatasnya. Apabila variabel KLB semakin tinggi maka akan diperlukan daya dukung yang tinggi pula. Tingginya KLB ini juga dapat menyebabkan semakin tingginilai ekonomis suatu bangunan dan tingkat penggunaan ruang dikawasan tersebut.

Potensi

Koefisien Lantai Bangunan

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

21


Struktur 22 & Pola Pemanfaatan Ruang

Struktur Ruang

Struktur ruang memiliki hubungan yang kierarkis antara pusat permukiman dengan fasilitas yang mendukung kegiatan dan perekonomian masyarakatnya. Struktur ruang Kota Kudus berpusat pada area sekitar alun-alun, dapat terlihat sangat banyak fasilitas penunjang kegiatan dan perekonomian yang berada disekitar alun-alun Kota Kudus. Dari peta struktur ruang yang ada persebaran fasilitas sudah merata, namun ada beberapa kendala mengenaipersebaran fasilitas di Kota Kudus ini, seperti; • SD yang bersebelahan dengan perindustrian, hal ini dapat menyebakan proses belajar mengajar terganggu karena suara-suara bising yang dihasilkan oleh industri tersebut. • SD dan SMP yang berada di jalan kolektor, penempatan sekolah diare sekitar jalan kolektor dapat menimbulkan masalah. Jalan kolektor termasuk jalan yang kendaraannya bergerak dengan kecepatan yang cukup tinggi, hal ini akan menyebabkan suara kendaraan yang bising dapat mengganggu proses belajar mengajar. Selain itu keberadaan sekolah ini dapat mengancam keselamatan dari siswanya. • SMA yang terletak dijalan lingkungan, hal ini menyebabkan sekolah tersebut akan sulit untuk diakses. Pada jam-jam tertentu area sekitar sekolah pasti akan mengalami kemacetan. • Perkantoran di Kota Kudus sudah terlokalisasi, hal ini sudah merupakan salah satu hal yang baik namun yang menjadi masalah adalah lokasi yang dipilih ada pada pinggiran kota dan berada pada jalan lingkungan. Hal ini yang menyebabkan kawasan perkantoran ini menjadi sulit diakses.


Pendahuluan Fisik Ruang Sarana Prasarana Kependudukan Ekonomi Profil Masalah Potensi

Pola Pemanfaatan Ruang

Pola pemanfaan ruang di Kota Kudus ini berfungsi sebagai kawasan Industri. Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Daerah No. 16 Tahun 2012. Peruntukan lahan dikudus memang sebagai kawasan industri, namun selain itu lahan di Kota Kudus juga diperuntukan sebagai kawasan Perkebunan, kawasan permukiman, kawasan komersil, dan lain-lainnya. Untuk kawasan komersil dan juga jasa mengambil area pada tengah Kota hingga koridor Jalur Pantura. Dengan kondisi eksisting seperti saat ini masyarakat Kota Kudus sudah dapat dengan mudah menjangkau tempat-tempat layanan yang ada.

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

23


24

Kondisi Lingkungan


Pendahuluan Fisik Ruang Sarana Prasarana Kependudukan Ekonomi Profil Masalah

Kriteria yang digunakan pada analisis kondisi lingkungan adalah kebersihan lingkungan yang ada di lokasi tersebut. Semakin bersih lingkungan tersebut maka semakin baik kondisi lingkungannya. Baiknya kondisi lingkungan dikarenakan oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang baik. Sarana prasarana penunjang kebersihan lingkungan di Kota Kudus ini adalah tersedianya tempat sampah yang disalurkan dari pemerintah. Tempat sampah yang ada sudah tertata dengan baik.

Potensi

Kondisi Lingkungan

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

25


26

Arah

Perkembangan

1984-1991 Arah Perkembangan

1992-1999 Perkembangan Kota Kudus terjadi sangat signifikan. Perkembangan di Kota Kudus ini bergerak menjauh dari pusat Kota. Sifat dari perkembangan ini pada umumnya disebut sebagai perkembangan yang desentris. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh yaitu mulai dari tahun 1984 – hingga saat ini. Mulai tahun 1984 pembangunan yang terjadi di Kota Kudus ini bergantung pada eksistensi dari aksesibilitas dan juga letak geografis dari kota ini. Dari hasil analisis kesesuaian lahan dapat diketahui semua lahan yang ada di Kota Kudus ini cocok untuk dijadikan kawasan pemukiman, kecuali area pinggiran sungai. Pada awalnya pembangunan memang dominan terjadi pada area sekitar koridor jalan pantura. Seiring berjalannya waktu pembangunan pada akhirnya merata keseluruh area perkotaan. Pembangunan ini juga diiringi dengan pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan dan juga perekonomian masyarakatnya.

200


Masalah

Profil

Ekonomi

Kependudukan

2009-2017

Potensi

00-2008 Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

27


Daya Dukung 28 & Daya Tampung

Perhitungan Daya Dukung dan Daya Tampung Perhitungan daya dukung dan daya tampung berguna sebagai pertimbangan proyeksi penduduk. Perhitungan dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut: đ??žđ??žđ??žđ??žđ?‘Ąđ?‘Ąđ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’đ?‘’ đ??żđ??żđ??żđ??żâ„Žđ?‘Žđ?‘Žđ?‘Žđ?‘Ž 9đ?‘šđ?‘š2 /đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—

dengan luas lahan kota Kudus 22,69 km2 , maka didapatkan: 22.690.000 = 2.521.111 đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝ 9đ?‘šđ?‘š2 /đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—

Jika asumsi semua lahan dapat dijadikan sebagai tempat tinggal, maka kota Kudus dapat menampung hingga 2.521.111 jiwa. Namun, apabila pertimbangan kebutuhan ruang hijau diterapkan, maka 30% peruntukan lahan sebagai ruang terbuka hijau dan 70% sebagai lahan terbangun. Perhitungannya sebagai berikut: • •

Luas lahan untuk ruang hidup : 70% x 22.690.000 m2 = 15.883.000 m2 Rincian lahan terbangun: o Tempat tinggal : 50% x 15.883.000 m2 = 7.941.500 m2 o Fasilitas umum dan sosial : 20% x 15.883.000 m2 = 3.176.600 m2 o Lainnya (non perumahan) : : 20% x 15.883.000 m2 = 3.176.600 m2

Dengan beberapa pertimbangan diatas, maka jumlah penduduk yang dapat ditampung berdasarkan perhitungan tempat tinggal sebagai berikut : 7.941.500 = 882.388 đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝ 9đ?‘šđ?‘š2 /đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—đ?‘—

Dapat disimpulkan dari semua perhitungan di atas, dengan beberapa asumsi dan pertimbangan bahwa kota kudus dapat menampung hingga 882.388 jiwa. Bila dikaitkan dengan proyeksi penduduk 20 tahun mendatang yaitu tahun 2036 sebanyak 347.015 jiwa. 347.015 < 882.388 Proyeksi < Daya Tampung Maka hingga 20 tahun ke depan kota Kudus masih dapat menampung pertumbuhan jumlah penduduk bila pertumbuhan sesuai dengan proyeksi yang telah dilakukan.


Masalah

Profil

Sarana Prasarana

Potensi

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

29


30

Sarana


Jumlah TK yang ada di Kota Kudus sangatlah sedikit, ditambah persebaran TK yang tidak baik, hanya terpusat di bagian Barat Laut Kota Kudus saja. Hal ini menyebabkan sulitnya warga untuk mencapai sarana TK di Kota Kudus

Sarana pendidikan SD dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Kudus karena jumlahnya yang cukup banyak serta persebarannya yang cukup merata.

Pendahuluan Gambaran Umum Konstelasi Profil Masalah

Persebaran SD di Kota Kudus sudah cukup baik, hanya saja masih ada kekosongan di beberapa titik lokasi.

Potensi

SD

Ekonomi

Kependudukan

Sarana TK di Kota Kudus belum dapat menjangkau keseluruhan wilayah Kota Kudus karena jumlahnya yang sedikit, persebaran tidak merata, serta jangkauan TK yang hanya 500m2.

Fisik Dasar

TK

Fisik Ruang

Pendidikan

Sarana Prasarana

31


32

Pendidikan

SMP Persebaran SMP di Kota Kudus dapat dikatakan belum baik karena masih banyak SMP yang jaraknya sangat berdekatan, padahal masih banyak titik-titik lokasi yang belum memiliki sarana pendidikan SMP Sarana pendidikan SMP tdak menjangkau keseluruhan wilayah Kota Kudus dikarenakan persebarannya yang tidak merata. Beberapa SMP letaknya masih sangat berdekatan sehingga jangakuannya pun tidak bertambah.

SMA Persebaran SMA di Kota Kudus sudah cukup baik hanya saja masih bisa dimaksimalkan dengan memindahkan lokasi SMA yang terlalu berdekatan Sarana pendidikan SMA di Kota Kudus sudah dapat menjangkau keseluruhan wilayah Kota Kudus karena persebarannya yang cukup merata serta jangkauannya yang luas yaitu 3000m2


Pendahuluan Profil Masalah

Jangkauan sarana peribadatan sudah dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Kudus karena Kota Kudus memiliki masjid warga yang jumlahnya banyak serta persebarannya juga cukup merata.

Potensi

Persebaran tempat ibadah di Kota Kudus sudah sangat baik karena persebarannya sudah sangat merata sehingga tidak sulit bagi warga untuk mencari tempat latihan terdejat dari tempat tinggalnya.

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Peribadatan

Gambaran Umum

33


34

Kesehatan

Rumah Sakit Terdapat 4 rumah sakit di Kota Kudus (umum, swasta, RSIA/RSB). Jika dilihat dalam peta, terlihat bahwa fasilitas rumah sakit hanya tersebar di bagian selatan Kota Kudus. Di bagian utara kota tidak ada rumah sakit terlihat. Dapat disimpulkan bahwa rumah sakit di kota kudus masih kurang tersebar dengan baik. Namun apabila dilihat jangkauannya berdasarkan standar yang ditetapkan oleh SNI, rumah sakit-rumah sakit tersebut sudah mencakupi keseluruhan dari Kota Kudus (secara fungsional) itu sendiri.

Puskesmas Terdapat 5 puskesmas tersebar di kota kudus. Persebaran puskesmas sudah cukup baik karena tidak hanya memusat di pusat kota. Jika dilihat jangkauan berdasarkan SNI, puskesmas-puskesmas tersebut sudah mencakupi keseluruhan dari Kota Kudus.


Pendahuluan Gambaran Umum Profil Masalah

Apotek di Kota Kudus sudah cukup banyak tersebar. Namun, apabila dilihat dari peta jangkauan apotek di Kota Kudus, terlihat bahwa masih ada beberapa sudut pinggiran kota yang masih tidak ter-cover. Apotek banyak tersebar sepanjang ruas jalan utama namun jarang berada di tengah-tengah kawasan permukiman.

Potensi

Apotek

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Klinik-klinik tersebar di banyak bagian dari Kota Kudus. Namun dapat dilihat bahwa di bagian Timur Laut Kota Kudus, terdapat sangat sedikit klinik. Klinik di Kota Kudus lebih banyak tersebar di wilayah Barat kota. Dan apabila dilihat dari peta jangkauannya, masih terdapat beberapa sudut pinggiran kota yang belum dapat dijangkau.

Konstelasi

Klinik

Fisik Dasar

Kesehatan

Fisik Ruang

35


36

Perniagaan

Persebaran perniagaan Kota Kudus terpusat di tengah kota dengan pola mengikuti jalan kolektor. Persebaran di sekitar pusat kota pun masih cukup banyak dan merata terutama di jalan yang sering dilalui kendaraan. Namun, semakin Jauh dari pusat kota, persebaran perniagaan pun semakin sedikit terutama di jalan yang jarang dilalui kendaraan. Kebutuhan sarana perniagaan di Kota Kudus sudah terpenuhi dengan baik karena dapat menjangkau hampir keseluruhan bagian Kota Kudus. Namun masih ada sebagian kecil kawasan yang belum terjangkau yaitu pada bagian barat daya dan timur laut.


Pendahuluan Profil Masalah Potensi

Persebaran sarana Jasa Kota Kudus masih sangat belum baik karena hanya terpusat pada bagian selatan sedangkan bagian utara masih sangat kekurangan sarana jasa yang menyebabkan penduduk bagian utara kesulitan untuk menjangkau sarana jasa karena jaraknya yang jauh.

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Jasa

Gambaran Umum

37


38

Instansi

Persebaran sarana Instansi di Kota Kudus sudah merata, hanya saja masih ada beberapa instansi yang sulit di jangkau dikarenakan lokasinya yang jauh dari pusat kota ataupun terdapat di jalan lingkungan


Pendahuluan Profil Masalah

Salah satu RTH yang menjadi paling sering dijadikan tempat berkumpul masyarakat adalah Alun-Alun Kota Kudus. Namun mungkin dikarenakan cuaca yang terik dan hawa panas kota pada siang hari, alunalun tidak menjadi pilihan utama masyarakat sekitar untuk berkumpul. Kota Kudus fungsional amatan kami memiliki luas area 22,69 km2. Jumlah keseluruhan RTH di Kota Kudus adalah 3.560.878,81 m2. Apabila dihitung, maka jumlah RTH di Kota Kudus hanya 15% dari keseluruhan luas amatan. Sementara menurut Permen PU 05/ PRT/M/2008, proporsi minimal RTH sebuah kota adalah 30% dengan 20% merupakan RTH publik dan 10% RTH privat. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah RTH di Kota Kudus masih dibawah angka batas minimal.

Potensi

RTH di Kota Kudus masih cukup minim. RTH di Kota Kudus didominasi oleh jenis lahan terbuka hijau yang tersebar dan terpencar. Sabuk hijau membentang sepanjang jalan kolektor. Kota Kudus tidak memiliki banyak fasilitas taman. Di daerah pusat kota hanya terlihat adanya Alun-alun sebagai RTH publik.

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Ruang Terbuka Hijau

Gambaran Umum

39


40

Industri

Industri di Kota Kudus lebih banyak terdapat di bagian utara Kota Kudus. Meskipun banyak industri di bagian utara tapi warga tidak terganggu karena karyawanyang bekerja pada pabrik pada kawasan tersebut adalah warga sekiarnyadan juga pabrik tersebut tidak mengeluarkan asap yang dapat mengganggu permukiman sekitarnya. Untuk bagian Selatan Kota Kudus hanya terdapat industri-industri kecil dan menengah


Masalah

Prasarana

Potensi

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

41


42

Jaringan Jalan

Klasifikasi Jalan Jalan Kolektor

Ruas jalan di kota kudus yang tergolong ke dalam jalan kolektor adalah Jl Jend. Ahmad Yani, Jl Sunan Kudus, Jl Sunan Muria, Jl Raya Tuban Semarang dan Jl Dr, Lukmono hadi yang ditunjukkan dengan warna merah pada gambar klasifikasi jalan. Hal ini sesuai dengan UU no 38 tahun 2014 tentang jalan yang menyebutkan bahwa jalan kolektor merupakan jalan yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan kolektor yang ada di kota kudus menjadi akses utama menuju kota kudus karena jalan kolektor yang ada berfungsi untuk menghubungkan kota kota yang ada di sekitar kota kudus seperti Kota Jepara, Kota Pati, dan Kota Demak.

Jalan Lokal

Ruas jalan di kota kudus yang tergolong ke dalam jalan lokal ditunjukkan dengan warna biru pada gambar, terlihat pada gambar klasifikasi jalan bahwa jalan lokal mendominasi ruas jalan yang ada di kota kudus. Jalan lokal yang ada di kota kudus menghubungkan kawasan kawasan yang ada di kota kudus dan merupakan akses uta-


Panjang Jalan : 330.869 Luas Wilayah (Ha) : 2269 Ha

Indeks : 330.869 : 2269 = 0.14

Mobilitas merupakan ukuran kemudahan individu dalam melakukan perjalanan, untuk itu dilakukan pengukuran indeks mobilitas di kota kudus untuk mengetahui tingkat mobilitas yang ada di kota kudus, indeks mobilitas yang ada di kota kudus menunjukkan angka 0.33 yang tergolong sangat rendah.

Indeks Mobilitas :

Panjang Jalan : 330.869

Indeks : 330.869 : 1000 penduduk = 0.33

Indeks aksesibilitas dan indeks mobilitas di kota kudus tersebut mengindikasikan bahwa jaringan jalan yang ada di kota kudus tidak mudah diakses oleh masyarakat dan belum mampu menampung mobilisasi masyarakat di dalamnya.

Kinerja Ruas Jalan Kondisi jalan merupakan resultante dari seluruh konstruksi jalan, jalan yang rata cenderung diindikasikan memiliki konstruksi jalan yang baik. Kondisi jalan diukur melalui nilai IRI, nilai IRI yang ada di kota kudus berkisar antara 2-5, niai tersebut menujukkan bahwa kondisi jalan di kota kudus tergolong baik dan permukaannya umumnya rata, penentuan nilai tersebut dilakukan melalui survey lapangan dan merujuk kepada Penentuan nilai IRI yang dikeluarkan oleh PUPR. Melalui nilai tersebut mengindikasikan bahwa kondisi jalan yang ada di kota kudus tergolong baik dan telah memenuhi SPM kondisi jalan karena nilai IRI yang kurang dari syarat maksimal IRI yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan, kondisi jalan yang ada pada kota kudus didominasi oleh jalan yang tergolong dalam keadaan sedang hingga baik dikarenakan konstruksi jalan yang rata rata telah menggunakan bahan aspal. Kondisi jalan dalam keadaan rusak hanya ditemukan di beberapa tempat di sekitar pemukiman padat penduduk.

Pendahuluan Gambaran Umum Konstelasi Fisik Dasar

Indeks Aksesibilitas :

Fisik Ruang

Sarana Prasarana

Aksesibilitas adalah ukuran kemudahan bagi pengguna jalan untuk mencapai pusat kegiatan, dievaluasi dari keterhubungan jalan diantara pusat pusat kegiatan yang ada di kota kudus dapat dikatakan bahwa seluruh pusat kegiatan telah memiliki akses jalan yang saling menghubungkan. Namun diukur berdasarkan indeks aksesibilitas jalan yang ada di kota kudus, indeks aksesbilitas menunjukkan angka 0.14 yang tergolong sangat rendah,

Kependudukan

Kinerja Jaringan Jalan

Ekonomi

Ruas jalan di kota kudus yang tergolong ke dalam jalan lingkungan ditunjukkan dengan warna kuning pada gambar, jalan lingkungan yang ada di kota kudus adalah ruas jalan yang ada di sekitar pemukiman padat penduduk dan tidak menjadi akses utama hal ini sesuai dengan UU no 38 tahun 2014 tentang jalan yang menyebutkan bahwa jalan lingkungan berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata rata rendah

Profil

Jalan Lingkungan

Masalah

ma yang sering dilalui oleh masyarakat di kota kudus, hal ini sesuai dengan UU no 38 tahun 2014 tentang jalan yang menyebutkan bahwa jalan lokal merupakan jalan yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi

Potensi

43


44

Kinerja Layanan Jaringan Jalan Salah satu indikator penetuan kinerja layanan jaringan jalan adalah derajat kejenuhan yang telah diukur pada beberapa jalan di kota kudus, 3 sampel jalan tersebut ditentukan berdasarkan klasifikasi jalan nya yaitu Jalan Sudirman dan Jalan Sunan Kudus. Perhitungan derajat kejenuhan sebagai berikut:

Jalan Sudirman

Ekuivalensi Sepeda Motor = 2.310 Ekuivalensi Kendaraan Ringan = 263 Ekuivalensi Kendaraan Berat = 6,5 Q = ESM + EKR + EKB = 2.579,5 Kapasitas dasar (Co) = 6000 Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas (FCw) = 4,36 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCsp) = 1 Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping (FCsf) = 1 Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCcs) = 0,9 C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs = 23.544 DS = 0,438 Jalan Sunan Kudus Ekuivalensi Sepeda Motor = 866 Ekuivalensi Kendaraan Ringan = 109 Ekuivalensi Kendaraan Berat =5 Q = ESM + EKR + EKB = 980 Kapasitas dasar (Co) = 2900 Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas (FCw) = 0,87 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCsp) = 1 Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping (FCsf) = 0,92 Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCcs) = 0,9 C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs = 2.089 DS = 0,469 Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa Derajat kejenuhan pada jaringan jalan yang ada di kota kudus menunjukkan angka DS < 0,60 nilai tersebut mengindikasikan bahwa jaringan jalan yang ada pada kota kudus tidak bermasalah karena masih tergolong arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi, selain itu pengemudi juga dapat memilih kecepatan yang dikehendaki.


Ekonomi

Jalan Lokal

Profil

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Jalan Lingkungan

Masalah

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

Jalan Kolektor

Potensi

45


46

Jaringan Air Bersih

Sumber air bersih di Kota Kudus terdiri dari beberapa wilayah. Untuk wilayah pusat kota, kuantitas dan kualitas air bersih tidak mengalami kendala. Warga di daerah ini cenderung terlayani air bersih melalui perpipaan. Untuk pinggir kota, dari segi kuantitas terdapat beberapa kendala mengingat banyak industri yang kemungkinan limbahnya mencemari air tanah.


Potensi

Masalah

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

47


48

Menurut data yang tertera di atas menjelaskan bahwa ada sekitar 78% rumah tangga yang belum mendapatkan layanan air bersih. Hanya 21% yang terlayani air bersih dengan perpipaan. Warga yang menggunakan air sumur pompa mencapai 42%, sementara yang menggunakan air sumur galian 26%, dan 11% masih menggunakan mata air. Hal ini belum memenuhi Sustainable Development Goals yang menyatakan bahwa cakupan pelayanan ditargetkan mencakup 80%

Proyeksi kebutuhan Air Bersih

Proyeksi kebutuhan air juga didasari oleh beberapa asumsi yang diambil dari kriteria dan standar kebutuhan air dalam SK-SNI air minum - Kota kudus tergolong kota sedang sehingga konsumsi SR yang digunakan 150 L/org/hr - Jumlah orang setiap sambungan diasumsikan sama dengan jumlah orang/KK yaitu 4 jiwa per sambungan - Kebutuhan air non domestik diasumsikan sebesar 20% dari jumlah kebutuhan domestik - Kehilangan air ditargetkan dapat diturunkan secara berkala hingga pada tahun 2036 kebocoran mencapai 20% - Cakupan pelayanan ditingkatkan berdasarkan SDG’s, yaitu 80% No.

Uraian

2016

2021

2026

2031

2036

1

JUMLAH PENDUDUK (jiwa)

2

CAKUPAN LAYANAN (%)

3

PENDUDUK TERLAYANI (jiwa)

166.834 20,77 34.651

217.014 30,0 65.104

282.287 50,0 141.143

367.192 70,0 257.035

477.636 80,0 382.109

4

PENDUDUK TERLAYANI DG SAMBUNGAN RUMAH - SR (%)

80

80

80

80

80

5

PENDUDUK TERLAYANI DG SAMBUNGAN RUMAH - SR (jiwa)

27.721

52.083

112.915

205.628

305.687

6

JUMLAH SR YANG HARUS DIBUTUHKAN (unit)

5.544

10.417

22.583

41.126

61.137

7

JUMLAH SR YANG HARUS DIBANGUN (unit)

-

4.872

12.166

18.543

20.012

8

KEBUTUHAN AIR LEWAT SR (L/hari)

4.158.171

7.812.502

16.937.212

30.844.165

45.853.027

9

PENDUDUK TERLAYANI DG SAMBUNGAN RUMAH - HU (%)

20

20

20

20

20

10

PENDUDUK TERLAYANI DG SAMBUNGAN RUMAH - HU (jiwa)

6.930

13.021

28.229

51.407

76.422

11

JUMLAH HU YANG DIBUTUHKAN (unit) (1 HU utk 20 kk)

69

130

282

514

764

JUMLAH HU YANG DIBANGUN (unit)

-

61

152

232

250

12

KEBUTUHAN AIR LEWAT HU (L/hari)

277.211

520.833

1.129.147

2.056.278

3.056.868

13

TOTAL KEBUTHAN DOMESTIK (L/hari)

4.435.382

8.333.335

18.066.359

32.900.442

48.909.896

14

TOTAL KEBUTHAN DOMESTIK (L/det)

51

96

209

381

566


Pendahuluan Masalah Potensi

Kota Kudus memiliki 6 TPS tipe A yang dapat menampung 10 – 20 m3/hari, 4 TPS tipe B yang dapat menampung > 20 m3/hari, 1 TPS yang dapat menampung < 20 m3/hari, dan 1 insenerator. Sistem pengelolaan sampah di kota Kudus menggunakan sistem modul, yaitu petugas sampah mengambil sampah dari sumber sampah domestik dan non domestik kemudian dikumpulkan di TPS menggunakan becak sampah atau sebagian langsung diangkut menggunakan truk kemudian diangkut ke TPA menggunakan dump truk / truk arm roll. Kota Kudus mempunyai 1 TPA yang berlokasi di Desa Tanjungrejo (berada di luar delineasi amatan). Metode pengolahan sampah di TPA Tanjungrejo saat ini menggunakan metode open dumping / semi controlled landfill. Teknik pengolahan sampah yang dilakukan adalah daur ulang limbah plastik dan pengomposan.

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Jaringan Persampahan

Gambaran Umum

49


50

Jenis TPS TPS TPS A TPS B

Kapasitas Jumlah TPS Standar (m3/hari) 1 5 6 10 4 20 Total Kapasitas

Total Kapasitas (m3/hari) 5 60 80 145

Kota Kudus hanya 79% timbunan sampah yang dilayani untuk diangkut dan diolah. Dari grafik di atas juga mengindikasikan bahwa baru 18% sampah yang ditangani dengan pengolahan sampah yang sesuai standar. Selain itu, kapasitas dan jumlah TPS yang ada di kota Kudus masih tergolong belum mencukupi untuk menampung timbunan sampah yang ada di kota Kudus karena kapasitas TPS hanya 145 m3/hari, sementara yang dilayani adalah 333,114 m3/hari. Hal ini menjadi permasalahan yang serius karena kota Kudus setiap harinya memproduksi limbah padat berbahaya bagi masyarakat terutama dari sektor industri dan jika tidak segera diangkut dan diolah akan menurunkan kualitas lingkungan.


Pendahuluan Masalah Potensi

Kota Kudus sudah memiliki beberapa prasarana drainase yaitu saluran drainase, bangunan pelengkap, dan pembuangan akhir. Sistem jaringan drainase dibagi menjadi dua yaitu drainase utama (macro drainage) dan drainase lokal (micro drainage). Drainase mikro berupa saluran-saluran dari satu kawasan. Saluran drainase mikro yang ada di kota Kudus terdiri dari saluran tertutup (terbuat dari koker/ducting) dan terbuka (terbuat dari beton ). Sementara sistem drainase utama yaitu Sungai Gelis. Di kota Kudus tidak terdapat genangan yang mengindikasikan bahwa saluran air hujan yang tersedia bekerja dengan baik dan kapasitas dari fasilitas yang disediakan sesuai dengan yang harus ditampung.

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Jaringan Drainase

Gambaran Umum

51


52

Jaringan Telekomunikasi Perkembangan teknologi komunikasi di Kota Kudus telah berkembang sangat cepat dan mendorong lahirnya lingkungan telekomunikasi yang baru. Keberadaan sektor telekomunikasi menjadi sangat penting setelah dikeluarkannya peraturan menteri komunikasi dan informatika no 2 tahun 2008 tentang pembangunan dan penggunaan menara bersama telekomunikasi. Regulasi ini menjadi intrumen hukum bagi pemerintah pusat dan daerah khususnya di Kota Kudus dalam penataan tower telekomunikasi yang komprehensif. jaringan telekomunikasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam persebaran infromasi di kota kudus sehingga seluruh area yang ada di Kota Kudus dipastikan sudah terjangkau oleh jaringan telekomunikasi yang dilayani oleh PT. Telkom. Tercatat sambungan telepon rumah yang ada di kota

kudus meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 5.748 sambungan nilai tersebut mengindikasikan bahwa persebaran informasi dan komunikasi melalui sambungan telepon diminati dan menjadi yang utama di Kota Kudus. URAIAN

2013

2014

2015

TELEPON

5245

5021

5784

Radio komunikasi juga menjadi perangkat utama dalam persebaran informasi di Kota Kudus, radio penyiaran mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam menjaga keseimbangan informasi yang bersifat positif kepada masyarakat di Kota Kudus sehingga mampu mendukung program program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Saat ini tercatat terdapat 8 saluran radio komunikasi aktif yang ada di Kota Kudus.

Jaringan Listrik Dalam menjalankan aktivitas sehari hari masyarakat di Kota Kudus sangat bergantung terhadap listrik, energi listrik digunakan baik untuk kegiatan industri ataupun aktivitas rumah tangga. Energi listrik di Kota Kudus dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok pelanggan yaitu jenis pelanggan rumah tangga dengan tarif R, pelanggan Industri dengan tarif I, dan pelanggan lainnya dengan tarif B.

Persebaran dan pengelolaan listrik di Kota Kudus dilayani oleh PT. PLN yang berpusat di kecamatan Kota Kudus, Tercatat pada tahun 2015 jumlah masyarakat di Kabupaten Kudus yang tercakupi oleh jaringan listrik sebanyak 272.758 pelanggan, nilai tersebut menunjukkan sudah 94% masyarakat di Kabupaten Kudus terlayani oleh jaringan listrik, untuk kecamatan Kota Kudus sendiri seluruh masyarakat nya telah terlayani dan terjamin oleh jaringan listrik. Penggunaan listrik yang cukup besar di Kota Kudus didominasi oleh keperluan aktivitas rumah tangga, tercatat pada tahun 2015 sebesar 90% konsumsi listrik di kudus digunakan untuk keperluan aktivitas rumah tangga.


kereta tersebut dan mengalihfungsikan stasiun kereta api sebagai pasar unggas, kereta api yang ada di Kota Kudus saat ini hanya digunakan untuk keperluan industri tebu yang mengangkut barang produksi dari kebun ke pabrik

Pendahuluan Masalah

Bus kota yang ada di Kota Kudus umumnya melayani perjalanan antar kota yang masih berada dalam satu provinsi. Kedua transportasi umum tersebut berpusat di terminal tipe B yaitu terminal getas pejaten yang skala pelayanan nya untuk melayani angkutan antar kota yang masih berada dalam satu provinsi, angkutan kota, dan angkutan pedesaan. Di Kota Kudus terdapat terminal tipe B yang difungsikan sebagai terminal wisata, terminal wisata berfungsi untuk menampung kendaraan besar seperti bus yang berada disekitar komplek wisata Masjid Sunan Kudus.

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Jaringan Transportasi

Gambaran Umum

53

Potensi

Kota Kudus sudah tidak memfungsikan jalur kereta api untuk masyarakat umum dan kini menonaktifkan jalur


54

Infrastruktur Air Limbah

Sistem pengolahan air limbah domestik yang banyak digunakan di setiap rumah tangga di Kabupaten Kudus dengan menggunakan sistem on site system. Sedangkan untuk pengolahan dengan sistem off site yaitu pengolahan air limbah dengan sistem perpipaan hanya ada di beberapa wilayah, hasil kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kudus melalui Kantor Lingkungan Hidup. Teknologi yang digunakan untuk off site system adalah instalasi pengolahan air limbah (IPAL) biodigester yang digunakan untuk melayani kurang lebih 25 orang/unit.Di Kota Kudus telah memiliki IPLT di Desa Tanjungrejo, satu lokasi dengan lokasi TPA di Kecamatan Jekulo (di luar delineasi amatan). Jumlah truk tinja yang dimiliki Pemerintah Kabupaten

Kudus sebanyak 2 unit dengan volume masing-masing 3 M kubik dan 4 M kubik. Frekuensi pembuangan truk tinja ke IPLT sebanyak 3 truk per bulan. Ada beberapa sistem sanitasi di kota Kudus yaitu sanitasi berbasis masyarakat, IPAL komunal, dan MCK umum. Sanitasi berbasis masyarakat adalah suatu konsep penyelenggaraan sanitasi air limbah rumah tangga atau domestik yang dibuat berdasarkan berdasarkan kebutuhan masyarakat itu sendiri melalui perencanaan, pemilihan teknologi, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan oleh masyarakat dengan pendampingan dari fasilitator. Pengolahan ini terdapat di Desa Nganguk. MCK umum adalah


38

30

2

pH

-

6,0 - 9,0

5,5

3

TSS

mg/L

100

664

4

BOD5

mg/L

150

720

5

COD

mg/L

275

853

Pada data tersebut, dapat diketahui bahwa kadar BOD, COD, TSS, pH, dan suhu dalam limbah cair tahu belum memenuhi standar baku mutu yang telah ditentukan. Hal ini akan mengakibatkan air sungai tercemar karena bersifat korosif, semakin sedikit jumlah oksigen yang terlarut, kadar zat tersuspensi tinggi (keruh), dan memicu perkembangan mikroorganisme.

Pendahuluan Gambaran Umum

oC

Konstelasi

Suhu

Fisik Dasar

1

Fisik Ruang

Nilai

Sarana Prasarana

Baku Mutu

Kependudukan

Satuan

Ekonomi

Parameter

Profil

Kota Kudus yang terkenal dengan kota industri harus memperhatikan pengolahan air limbah dari industri sesuai dengan baku mutu. Pedoman yang digunakan dalam hal tersebut adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Nomor 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah. Industri besar seperti Industri rokok telah memiliki pengolahan air limbah sendiri. Sementara untuk home industri belum terdapat pengolahan air limbah yang memenuhi baku mutu. Hal tersebut dibuktikan dengan data di bawah ini.

No.

Masalah

sarana umum yang digunakan untuk mandi, mencuci dan buang air oleh beberapa keluarga di lokasi pemukiman yang berpenduduk dengan kepadatan sedang sampai tinggi (300-500 orang/ha) (SNI 032399-2002). Pengolahan ini terdapat di Desa Bacin. IPAL Komunal adalah sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah secara komunal atau terkordinir atau terpusat disatu lokasi atau titik pengumpul. Pengolahan ini terdapat di Desa Prambatan Kidul, Desa Jaggalan, Desa Singocandi, Desa Pedawang, Desa Rendeng, Mlati Norowito, Desa Wergu Wetan, dan Desa Barongan. IPAL komunal basis masyarakat berada di Desa Mlati Lor. Sementara IPAL komunal MCK umum berada di Desa Ploso. Sanitasi lingkungan basis masyarakat berada di Desa Pasuruhan Lor. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak desa yang belum memiliki pengolahan limbah domestik.

Potensi

55


56


Masalah

Kependudukan

Potensi

Profil

Ekonomi Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

57


58

Mengapa Kependudukan?

Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam sebuah kota, kependudukan memegang peran yang sangat penting karena dinamika penduduk di suatu kota akan menentukan dinamika Yang terjadi di kota tersebut. Sebagai contohnya


Pendahuluan Masalah

Penduduk di suatu kota yang jumlahnya ideal serta memiliki talenta akan memberikan kontribusi nyata di suatu kota dalam meningkatkan kualitas kota tersebu. Ini akan meningkatkan perekonomi-

an kota sekaligus memberikan inovasi kota dalam bentuk pemikiran dan karya kreatif yang kemudian akan sangat berpengaruh dalam perkembangan suatu kota.

Potensi

adalah jika terjadi ledakan penduduk di suatu kota akan membuat kota tersebut sulit untuk memenuhi daya dukung dan dan daya tampung yang diperlukan dan akan timbul permasalah di kota tersebut seperti kurangnya lapangan pekerjaan dan sarana prasarana.

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

59


60

Jumlah Penduduk per-Kelurahan Jumlah penduduk di kota kudus adalah 166.843 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak berada di kelurahan Pasuruan Lor dan kelurahan Purwosari dengan jumlah 10.966 jiwa dan 10.799 jiwa. Jumlah penduduk terendah berada di kelurahan Tumpangkrasak dengan jumlah penduduk 348 jiwa.


Pendahuluan Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Pertumbuhan Penduduk

Gambaran Umum

61

Profil Masalah

Pada petumbuhan penduduk 4 tahun belakangan, kenaikan paling signifikan terjadi pada tahun 2015 menuju tahun 2016. Rasio laju pertumbuhan penduduk sebesar 4,5% yang terbilang tinggi. Pertumbuhan penduduk dengan daya tampung yang masih memadai akan mendukung perkembangan kota pada sektor industri, perdagangan dan sektor lainnya. Selain itu peningkatan jumlah penduduk mempengaruhi ketenagakerjaan dan butuh dukungan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan

Potensi

Keterangan : Pt = Proyeksi jumlah penduduk pada t tahun Po = Jumlah penduduk tahun awal r = Laju pertumbuhan penduduk t = Selisih tahun proyeksi dengan tahun awal

Ekonomi

Dengan menggunakan jumlah penduduk pada tahun 2013 dan 2016, di dapat laju pertumbuhan penduduk:


62

Kepadatan Penduduk Netto Kepadatan penduduk netto merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas area terbangun. Analisis kepadatan penduduk netto di kecamatan Kota Kudus dilakukan sesuai dengan pembagian desa atau kelurahan dalam kota. Dapat dilihat dari peta yang tertera di atas, kepadatan penduduk netto tertinggi di kecamatan Kota Kudus berada di bagian barat daya yaitu kelurahan Pasuruan Kidul, kelurahan Pasuruan Lor, kelurahan Ploso, kelurahan Sungingan, desa Demangan, Kelurahan Purwosari dan Janggalan dan beberapa kelurahan di bagian tenggara. Hal ini berhubungan dengan arah perkembangan Kota Kudus yang bergerak ke arah selatan dan sekitarnya. Pada data kepadatan penduduk netto paling tinggi di bagian barat daya karena area terbangunnya lebih luas apabila dibandingkan dengan area tidak terbangunnya.

Kepadatan Penduduk Brutto Kepadatan penduduk brutto merupakan kepadatan yang terjadi akibat dari perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan. Kepadatan penduduk brutto Kota Kudus dibagi sesuai dengan jumlah desa atau kelurahan. Pada peta terlihat kepadatan penduduk brutto di bagian selatan lebih tinggi daripada kepadatan di bagian utara. Hal ini berhubungan dengan arah perkembangan kota Kudus yang bergerak ke arah selatan. Penyebab lainnya adalah area utara terdapat beberapa bangunan sektor industri yang menyebabkan sedikitnya permukiman karena sesuai dengan syarat kriteria pembangunan permukiman yang sebaiknya berada jauh dengan perindustrian (Budihardjo ed, 2009). Dapat dilihat kepadatan penduduk brutto tertinggi di bagian barat daya. Jika mengacu pada SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, kepatan penduduk brutto kota kudus rata-rata termasuk ke dalam kategori rendah yaitu <250 jiwa/ha. Jadi dapat disimpulkan kepadatan penduduk di Kota Kudus masih rendah.


Pendahuluan Kependudukan Ekonomi Profil Masalah

Kepadatan agraris di dapat dari perbandingan jumlah petani dengan luas lahan pertanian. Angka yang dihasilkan dari perhitungan menyatakan jumlah petani yang mengolah lahan pertanian per hektar. Dapat dilihat dari peta diatas, rata-rata dari seluruh kecamatan memiliki kepadatan agraris rendah. Secara keseluruhan dengan indikator yang ditampilkan dapat dikatakan rendah karena jumlah luas lahan pertanian dan profesi sebagai petani sudah sangat berkurang di bagian perkotaan.

Potensi

Kepadatan Penduduk Agraris

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Peta kepadatan fisiologis dibuat berdasarkan pembagian kelurahan/desa dengan menggunakan perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan pertanian. Secara keseluruhan dapat dilihat kepadatan fisiologis terbilang tinggi karena lahan pertanian yang sudah sangat berkurang seiring dengan perkembangan kota.

Gambaran Umum

Kepadatan Penduduk Fisiologis

Konstelasi

63


64

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan


Tahun 2015

Tahun 2016

116,30 90,17 84,42

117,36 79,73 107,47

APM SD/MI tahun 2016 sebesar 97,31 persen dan APK SD/MI tahun 2016 sebesar 117,36 persen. Artinya terdapat sebesar 20,05 persen anak SD/MI usia kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun yang duduk di bangku Sekolah Dasar. Banyaknya penduduk yang memasuki SD/MI tidak sesuai usia yang dianjurkan pada tahun 2016 menunjukkan penurunan jika diperbandingkan dengan tahun sebelumnya yang mununjukkan angka 22,44 persen. Hal ini menunjukkan bahwa adanya anjuran agar anak sekolah SD/MI yang mendaftar sesuai dengan kelompok umur pendidikan ternyata sudah menjadi acuan bagi para orang tua.

Pendahuluan Gambaran Umum Konstelasi Fisik Dasar Kependudukan

Jenjang Pendidikan SD/MI SMP/MTs SM/MA

Angka Partisipasi Sekolah Kasar

Fisik Ruang

Pada tabel, dapat dilihat pada tahun 2015 penduduk umur 13-15 tahun yang sedang bersekolah sebanyak 96,71 persen dan penduduk yang berusia 16-18 tahun yang sedang bersekolah sebanyak 67,30 persen. Pada tahun 2016 angka partisipasi sekolah penduduk dari kelompok usia 13-18 tahun mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Kenaikan tertinggi ada pada kelompok usia sekolah 16-18 yaitu dari 67,30 persen menjadi 75,74 persen. Sedangkan partisipasi sekolah kelompok penduduk usia 7-12 tahun mengalami penurunan dari 100 persen tahun 2015 menjadi 99,71 persen tahun 2016.

Sarana Prasarana

Angka Partisipasi Sekolah

Ekonomi

Tahun 2016 99,71 97,26 75,74 25,45

Profil

Tahun 2015 100,00 96,71 67,30 29,07

Masalah

Kelompok Umur 7-12 13-15 16-18 19-24

Potensi

65


66

Jenjang Pendidikan SD/MI SMP/MTs SM/MA

Tahun 2015

Tahun 2016

93,86 75,63 56,67

97,31 73,01 65,26

Angka Partisipasi Sekolah Murni Angka partisipasi murni menunjukkan proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. Selama kurun waktu 2015-2016 angka partisipasi murni di Kudus mengalami beberapa perubahan. Tabel menunjukkan bahwa pada tahun 2015 ada 93,86 persen penduduk berumur 7-12 tahun sedang bersekolah di Sekolah Dasar. Sementara itu, penduduk umur 13-15 tahun yang bersekolah di SMP/ MTs sebesar 75,63 persen, penduduk umur 16-18 tahun yang sekolah di SM/MA sebesar 56,67 persen. Dibanding dengan tahun sebelumnya angka partisipasi murni pada tahun 2016 di jenjang pendidikan SD/MI dan SM/MA sama-sama mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa ada kenaikan jumlah siswa yang masuk ke sekolah sesuai usia yang tepat pada kedua jenjang pendidikan tersebut. Angka partisipasi murni untuk SMP/MTs mengalami penurunan yaitu dari 75,63 persen menjadi 73,01 persen.

Sesuai dengan metode baru yang ditentukan oleh UNDP pada tahun 2014, perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menggunakan indikator AHH (Angka Harapan Hidup), HLS (Harapan Lama Sekolah), RTS (Rata-rata Lama Sekolah) dan Pengeluaran per Kapita. IPM kota kudus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukan sumber daya manusia di kota Kudus mengalami peningkatan kualitas seiring berjalannya waktu.

Indeks Pembangunan Manusia


Pendahuluan Kependudukan

Sarana Prasarana Ekonomi Profil Masalah

Jika dilihat dari komposisi penduduk maka dapat dilihat bahwa penduduk Kota Kudus rata-rata berusia produktif yakni 71% dari jumlah keseluruhan penduduk dengan beban tanggungan (dependency ratio) sebesar 69,23 artinya dari 100 penduduk usia produktif menanggung 69 penduduk usia tidak produktif.Dari piramida tersebut menunjukkan bahwa Kota Kudus memiliki tenaga kerja produktif yang berasal dari Kota Kudus itu sendiri dengan jumlah yang tinggi. Piramida Kota Kudus menunjukkan piramida stasioner. Piramida tersebut menggambarkan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan kerap terjadi di negara berkembang. Perkembangan penduduk dengan model tersebut akan menimbulkan dua kemungkinan. Pertama, keuntungan karena banyak usia produktif yang akan meningkatkan perekonomian kota tersebut dan membuat perkembangan lebih pesat. Kedua, kerugian apabila tingkat pendidikan tidak ditingkatkan. Hal ini akan mengakibatkan jumlah penduduk yang menganggur meningkat dan menambah beban kota.

Potensi

Piramida Penduduk

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

67


68


Pendahuluan Fisik Ruang

81570 85264

đ?‘Ľđ?‘Ľ 100 = 95,67

Profil Masalah

đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝â„Ž đ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒ đ??żđ??żđ??żđ??żđ??żđ??żđ??żđ??ż − đ??żđ??żđ??żđ??żđ??żđ??żđ??żđ??ż đ?‘Ľđ?‘Ľ 100 đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝â„Ž đ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒ đ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒ

Potensi

Berdasarkan perhitungan sex ratio, bahwa Kota Kudus memiliki perbandingan sebesar 95,67 artinya 100 penduduk perempuan terdapat 96 laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan di kota Kudus lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki terutama di Desa Barongan.

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Perhitungan Sex Ratio

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

69


70

Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Jumlah penduduk angkatan kerja ialah 62.928 jiwa atau 48% dari total 131.806 penduduk produktif. 21.761 jiwa diantaranya belum bekerja/pengangguran. Pada diagram diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk angkatan kerja yang bekerja di Kota Kudus lebih banyak daripada jumlah penduduk angkatan kerja yang belum bekerja. Walaupun jumlah pengangguran lebih sedikit, kota Kudus tetap memerlukan pembukaan lapangan kerja baru.


Pendahuluan Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

71

Masalah

pengemasan, pengecekan dan pemasaran dengan kebutuhan ketrampilan tertentu yang biasanya dikuasai perempuan.

Potensi

Pada grafik di atas, masyarakat lebih cenderung bekerja menjadi buruh industri dan bangunan. Hal ini berhubungan dengan identitas kota Kudus sebagai Kota Industri dan tentunya menyerap tenaga kerja sebagai buruh dengan jumlah yang besar. Tenaga kerja yang diserap untuk menjadi buruh industri / bangunan lebih dominan perempuan. Hal ini dikarenakan Industri Kretek memerlukan jumlah buruh perempuan lebih banyak dalam proses produksi dalam bidang


72

Dinamika Penduduk Kelahiran dan Kematian


đ??śđ??śđ??śđ??śđ??śđ??ś =

đ??śđ??śđ??śđ??śđ??śđ??ś =

đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝â„Ž đ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žâ„Žđ?‘–đ?‘–đ?‘–đ?‘–đ?‘–đ?‘–đ?‘–đ?‘– đ?‘‡đ?‘‡đ?‘‡đ?‘‡â„Žđ?‘˘đ?‘˘đ?‘˘đ?‘˘ đ?‘‹đ?‘‹ đ?‘Ľđ?‘Ľ 1000 đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝â„Ž đ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒ đ?‘‡đ?‘‡đ?‘‡đ?‘‡â„Žđ?‘˘đ?‘˘đ?‘˘đ?‘˘ đ?‘‹đ?‘‹

đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝â„Ž đ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??žđ??ž đ?‘‡đ?‘‡đ?‘‡đ?‘‡â„Žđ?‘˘đ?‘˘đ?‘˘đ?‘˘ đ?‘‹đ?‘‹ đ?‘Ľđ?‘Ľ 1000 đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝đ??˝â„Ž đ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘ƒđ?‘›đ?‘›đ?‘‘đ?‘‘đ?‘‘đ?‘‘đ?‘‘đ?‘‘đ?‘‘đ?‘‘đ?‘‘đ?‘‘ đ?‘‡đ?‘‡đ?‘‡đ?‘‡â„Žđ?‘˘đ?‘˘đ?‘˘đ?‘˘ đ?‘‹đ?‘‹

CBR= (Jumlah Kelahiran Tahun X)/(Jumlah Penduduk Tahun X) x 1000 CDR= (Jumlah Kematian Tahun X)/(Jumlah Penduduk Tahun X) x 1000

Pendahuluan Gambaran Umum

Tingkat kelahiran dan kematian suatu daerah sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan suatu kota. Untuk mengetahui hal tersebut dapat kita ketahui dari angka CBR (Crude Birth Rate) dan CDR (Crude Death Rate) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Konstelasi

73

Kependudukan Ekonomi Profil Masalah

Tingkat kematian di Kota Kudus tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan. Angka CDR pada tahun 2016 menunjukkan angka 8 yang memiliki arti bahwa setiap 1000 penduduk terdapat 8 orang yang meninggal dalam 1 tahun. Tren yang terjadi antara kelahiran dan kematin cukup berimbang sehingga penduduk kota Kudus dapat dikatakan tidak bertabah cukup banyak tiap tahun. Namun karena sifat tren yang tidak beraturan maka harus ada antisipasi terjadinya ledakan populasi.

Potensi

Dari hasil di atas, dapat diketahui perkembangan angka CBR dan CDR kota Kudus dari tahun ke tahun. Angka CBR menunjukkan kenaikan menjadi 13 pada tahun 2016. Ini dapat diartikan bahwa pada tiap 1000 penduduk, terdapat sekitar 16 kelahiran. Jumlah ini termasuk dalam kriteria rendah. Hal ini baik bagi perkembangan kota karena pertumbuhan penduduk yang rendah akan mengurangi beban kota. Jumlah ini mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini masih baik selama tingkat kenaikannya tidak melampaui standar (untuk CBR kategori tinggi yaitu lebih dari 40 jiwa, sementara CDR kategori tinggi yaitu lebih dari 30 jiwa)

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Melalui rumus tersebut, kita dapat mengetahui tingkat perkembangan kelahiran dan kematian kota Kudus.


74

Dinamika Kependudukan Migrasi


�������������� ���������� = �������������� ���������� =

đ?‘–đ?‘– đ?‘Ľđ?‘Ľ đ?‘˜đ?‘˜ đ?‘?đ?‘? đ?‘–đ?‘– đ?‘Ľđ?‘Ľ đ?‘˜đ?‘˜ đ?‘?đ?‘?

Pendahuluan Gambaran Umum Profil Masalah Potensi

Angka pada grafik tersebut menunjukkan penduduk bermigrasi dari setiap 1000 orang penduduk. Tren yang terjadi pada migrasi masuk dan keluar adalah cenderung menurun. Secara umum, jumlah migrasi di kota Kudus tidak seimbang baik keluar maupun ke dalam kota. Hal ini merupakan hal yang kurang baik untuk menjaga daya tampung dan daya dukung kota tersebut. Selain itu, angka migrasi keluar yang lebih tinggi daripada angka migrasi masuk dapat diakibatkan oleh daya tarik kota yang tidak dapat menjanjikan kehidupan yang lebih baik di kota tersebut.

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Migrasi Masuk= i/p x k Migrasi Masuk= i/p x k Melalui perhitungan menggunakan rumus tersebut maka kita akan mengetahui tingkat perpindahan penduduk di kota Kudus yang ditunjukkan oleh grafik dibawah ini.

Konstelasi

Perpindahan penduduk atau biasa disebut migrasi salah satu faktor yang mempengaruhi dinamika kependudukan di kota. Migrasi dapat dihitung tingkatannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Fisik Dasar

75


76

Proyeksi Penduduk

Proyeksi jumlah penduduk adalah metode untuk memperkirakan jumlah penduduk suatu kota di tahun-tahun mendatang. Dalam proyeksi jumlah penduduk kota Kudus.


Jumlah Penduduk Tahun 2013

Model Agregat Campuran

Pt

= Po(1+r)t = 142.164(1 +5,4 x 10-2)3 = 166.460

Model Agregat Eksponensial

Pt

=Po x 2,7182818rt =142.164x2,7182818((5,4x 10-2x3)) =167.164

= Po (1+rt) =142.164[1+(5,4x10(-2)x3)] =165.194

Model ini memiliki hasil yang mendekati jumlah penduduk tahun 2016

Pendahuluan Potensi

Pada proyeksi penduduk tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan yang diharapkan dapat mengoptimalkan daya dukung dan daya tampang kota dan mendukung pertumbuhan fasilitas umum dan sosial bagi masyarakat.

Masalah

Profil

Proyeksi yang kami lakukan berentangan waktu sampai 20 tahun dan tahun 2016 sebagai tahun awal. Dengan model agregat geometri, maka hasil proyeksi penduduk kota Kudus adalah sebagai berikut.

Kependudukan

Pt

Sarana Prasarana

Model Agregat Aritmatika

Ekonomi

Laju Pertumbuhan Penduduk

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Jumlah Penduduk Tahun 2016

Gambaran Umum

142.164 Penentuan Proyeksi 166.834 Penduduk

Konstelasi

77


78


Masalah

Ekonomi

Potensi

Profil Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

79


80


2014

2015

2016

PERUSAHAAN

2159

2180

2182

1931

JUMLAH TENAGA KERJA

137213

138585

138689

139904

NILAI PRODUKSI (JUTA)

31617568,52 31933744,21 32891757,53 34207428,00

Fisik Dasar Fisik Ruang Masalah

2013

Potensi

TAHUN

Profil

Ekonomi

Penyerapan tenaga kerja secara besar ini memberikan pengaruh positif bagi kesejahteraan masyarakat. Pendapatan masyarakat yang stabil dalam setahun menjamin angka konsumsi masyarakat tidak mengalami penurunan drastis dan menjamin stabiltas kondisi pasar.

Sarana Prasarana

Jumlah 16.077 Jiwa 5.335 Jiwa bekerja di bekerja di 14 INDUSTRI BESAR INDUSTRI KECIL Serapan 25 INDUSTRI SEDANG 414 913 INDUSTRI RT Tenaga Kerja di Sektor Industri

Kependudukan

Besarnya basis industri di Kota Kudus memberikan pengaruh besar bagi perekonomian Kota Kudus. Berdasarkan data perkembangan jumlah tenaga kerja dari tahun ke tahun dapat dilihat bahwa industri di Kota Kudus terus berkembang dan menyerap tenaga kerja semakin besar tiap tahunnya. Berdasarkan Kudus dalam Angka 2017, jumlah serapat tenaga kerja di sektor industri mencapai:

Konstelasi

Gambaran Umum

Pengaruh Industri bagi Perekonomian dan Pendapatan Daerah

Pendahuluan

81


82

Besaran PDRB Per Sektor 3% 2%

2%

Industri Pengolahan

6%

Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil dan Motor

6%

Konstruksi Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

81%

Jasa Keuangan dan Asuransi

PDRB Kota Kudus 2012-206 100000000 50000000 0

1

Tahun 2012 PDRB 63448329,66

2

3

4

5

2013 70325525,77

2014 78810084,96

2015 84617116,93

2016 90150643,91

Industri menjadi seekotr terbesar dalam PDRB Kota Kudus. Terlebih industri kretek yang turut menyumbang pemasukan Kudus melalui Dana Bagi Hasil Tarif Cukai (DBHTC). Seiring dengan berkembangnya industri Kota Kudus dari tahun ke tahun, PDRB Kota Kudus turut mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan positif dari segi pendekatan pendapatan Kota Kudus.

Rp. 153 miliar 2017 Rp. 136 miliar 2016 Rp. 118,2 miliar 2015 Rp. 104,5 miliar 2014 Rp. 90,2 miliar 2013


Masalah

Profil

Potensi

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

83


84

Kota Kudus merupakan ibukota Kabupaten Kudus dengan nilai historis perkembangan Islam berbasis kegiatan industri rokok. Hal ini menjadi sebuah rumusan profil yang diperoleh melalui proses analisis, olah data, diskusi, dan interpretasi secara bertahap. Kemudian, di dalam kesimpulan profil ini juga mencakup fungsi dan peran Kota Kudus. Kota kudus terletak pada Provinsi Jawa Tengah lebih tepatnya berada di Jalur Pantura, Hal ini membuat posisi Kota Kudus di Pulau Jawa sangat strategis. Letak Kota Kudus yang berada di pusat

Bregas Malang

Wanarakuti Petang Long

Kedung Sepur

Banglor


Pendahuluan Fisik Ruang Sarana Prasarana Kependudukan Profil

Ekonomi Masalah

Keberadaan sektor industri di Kota Kudus membuat perekonomian Kota Kudus terus hidup karena berdasarkan jumlah tenaga kerja yang ada dominasi pekerja paling banyak berada pada sektor buruh industri sebanyak 21063 penduduk, selain itu sektor industri di Kota Kudus juga menjadi penyumbang terbesar PDRB Kota Kudus sebesar 81% dari total keseluruhan. Sektor industri yang ada di kota kudus terbukti sudah mampu menunjang kehidupan masyarakat kota kudus serta menjadi sektor basis bagi kota tersebut.

Potensi

Kegiatan perekonomian di Kota Kudus didominasi oleh sektor industri, Skala Industri yang ada di Kota Kudus tersebar mulai dari tingkat Industri besar hingga industri rumah tangga. Melalui sektor industri besar, Industri rokok yang paling mendominasi dengan kontribusi terhadap komoditas ekspor sebesar 36,24%, keberadaan industri rokok membuat kota kudus dikenal sebagai kota kretek karena Kota Kudus merupakan pelopor pengembangan rokok kretek di Indonesia, bahkan Kota Kudus menjadi penyokong utama bea dan cukai rokok di Indonesia. Selain industri rokok, terdapat 2 Industri besar lainnya di kota kudus yang turut mendominasi komoditas ekspor di kota kudus yaitu industri elektronik (33,50%) dan industri kertas (14,56%).

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

85


86

Fungsi Kota

‘Fungsi Kota Kudus adalah sebagai kota industri. Hal ini dapat dilihat pada persentase penduduk Kota Kudus yang sebagian besar bekerja pada sektor industri (buruh).’


Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Peran Kota

Pendahuluan

87

Kependudukan Profil

Ekonomi

Industri adalah faktor pendukung utama untuk perekonomian Kabupaten Kudus. Hal ini dikarenakan adanya komoditas ekspor. Kota Kudus memiliki tiga komoditas ekspor dengan kontribusi yang besar berturut-turut adalah rokok kretek (52,28 persen), kertas dan produk kertas (28,03 persen) serta elektronik (10,81 persen). Maka dari itu, pelayanan sektor industri tergolong pada skala regional (melayani kebutuhan kota lain selain kota Kudus)

Masalah

Industri

Potensi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kudus No. 16 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kudus tahun 2012-2032, kota Kudus merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota (Pusat Kegiatan Wilayah). Pelayanan yang tersedia untuk skala tersebut adalah pelayanan :

Sarana Prasarana

Kota Kudus merupakan daerah perlalu-lintasan yang menghubungkan daerah-daerah sekitarnya. baik daerah di sebelah timur, seperti misalnya daerah Pati, Tayu, Juwana, Rembang, Lasem, dan Blora, maupun daerah-daerah sebelah barat seperti Mayong, Jepara dan Bangsri mempergunakan kota Kudus sebagai daerah penghubung yang menghubungkan daerah-daerah tersebut dengan kota Semarang, sebagai pusat pemerintahan tingkat provinsi.


88

Perdagangan

Wisata

Kota Kudus memiliki pasar terbesar di wilayah Karesidenan Pati yaitu Pasar Kliwon. Hal ini dikarenakan Pasar Kliwon terdiri dari 2.355 kios dengan 75 % merupakan kios grosir konveksi dan tekstil. Selain itu, segala macam dagangan tersedia lengkap yaitu dari tekstil, konveksi, sepatu, tas, aksesoris, barang rumah tangga, dan kebutuhan pokok sehari-hari dengan harga grosir dan letak los/kios yang cukup teratur sehingga mudah untuk mendapatkannya. Pasar ini merupakan pasar yang selalu didatangi oleh pembeli dan pedagang eceran dari masyarakat kota Kudus maupun masyarakat dari kota lainnya.

Pariwisata yang tersedia di kota Kudus menjadi daya tarik untuk masyarakat di luar kota Kudus untuk berkunjung ke kota Kudus. Jumlah wisatawan yang berkunjung setiap tahunnya meningkat. Hal ini dapat dibuktikan melalui tingkat hunian kamar hotel di kota Kudus dan jumlah pengunjung objek wisata di kota Kudus. Obyek Wisata di Kabupaten Kudus tercatat sebanyak 6 tempat wisata, dari sisi jumlah pengunjung di tahun 2015 Colo adalah obyek wisata yang paling diminati sebesar 55,01 persen dari total pengunjung, disusul oleh Menara Kudus (35,87 persen), Museum Kretek (6,25 persen) dan Taman Krida Wisata (2,71 persen).

Kebijakan nasional yang diemban Kota Kudus ialah UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Kota Kudus juga menerapkan Perda Kabupaten Kudus No. 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kudus, Perda Kabupaten Kudus No. 4 tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus dan Peraturan Daerah Kabupaten Kudus No. 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.. Peraturan-peraturan ini yang melingkupi kecamatan Kota Kudus.


Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Pohon Masalah

Masalah

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pohon Potensi

Potensi

Pendahuluan

89


90

Masalah


Menurut Permen PU 05/PRT/M/2008, proporsi minimal RTH sebuah kota adalah 30% yang terdiri dari 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Luas Kota Kudus fungsional adalah 22,69 km2. Sedangkan jumlah keseluruhan RTH di Kota Kudus adalah seluas 3.560.878,81 m2. Apabila dihitung, maka jumlah RTH di Kota Kudus hanya sebesar 15%, yang berarti kurang dari standar. Dapat disimpulkan bahwa salah satu permasalahan Kota Kudus adalah minimnya keberadaan ruang terbuka hijau.

Pendahuluan Kependudukan Ekonomi Masalah

Selain itu, kapasitas dan jumlah TPS yang ada di kota Kudus masih tergolong belum mencukupi untuk menampung timbunan sampah yang ada di kota Kudus karena kapasitas TPS hanya 145 m3/hari, sementara yang dilayani adalah 333,114 m3/hari. Hal ini menjadi permasalahan yang serius karena kota Kudus setiap harinya memproduksi limbah padat berbahaya bagi masyarakat terutama dari sektor industri dan jika tidak segera diangkut dan diolah akan menurunkan kualitas lingkungan.

Profil

Di Kota Kudus hanya 79% timbunan sampah yang dilayani untuk diangkut dan diolah. Dari grafik di atas juga mengindikasikan bahwa baru 18% sampah yang ditangani dengan pengolahan sampah yang sesuai standar.

Potensi

Sampah

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

RTH di Kota Kudus didominasi oleh lahan terbuka hijau. Tidak banyak terdapat taman yang dapat dijadikan tempat berkumpul dan berinteraksi masyarakat.

Gambaran Umum

Ruang Terbuka Hijau

Konstelasi

91


92

Air Bersih

Air Limbah

Menurut data yang tertera di atas menjelaskan bahwa ada sekitar 78% rumah tangga yang belum mendapatkan layanan air bersih. Hanya 21% yang terlayani air bersih dengan perpipaan. Warga yang menggunakan air sumur pompa mencapai 42%, sementara yang menggunakan air sumur galian 26%, dan 11% masih menggunakan mata air. Hal ini belum memenuhi Sustainable Development Goals yang menyatakan bahwa cakupan pelayanan ditargetkan mencakup 80%

Kota Kudus yang terkenal dengan kota industri harus memperhatikan pengolahan air limbah dari industri sesuai dengan baku mutu. Pedoman yang digunakan dalam hal tersebut adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Nomor 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah. Industri besar seperti Industri rokok telah memiliki pengolahan air limbah sendiri. Sementara untuk home industri belum terdapat pengolahan air limbah yang memenuhi baku mutu. Hal tersebut dibuktikan dengan data yang tertera di atas. Pada data tersebut, dapat diketahui bahwa kadar BOD, COD, TSS, pH, dan suhu dalam limbah cair tahu belum memenuhi standar baku mutu yang telah ditentukan. Hal ini akan mengakibatkan air sungai tercemar karena bersifat korosif, semakin sedikit jumlah oksigen yang terlarut, kadar zat tersuspensi tinggi (keruh), dan memicu perkembangan mikroorganisme.


98 %

JATI - BARENG

99

100 %

BARENG - COLO

30

100 %

BARENG - KALIOMPO

32

100 %

JATI - KARANGMALANG

12

86 %

JATI - BRAYUNG

18

90 %

JATI - SUDIMORO

78

100 %

JATI - GONDANGMANIS

53

100 %

JATI - COLO

36

100 %

JATI - GEBOG

24

92 %

GETAS - BABALAN

49

96 %

DAWE - SOCO

15

54 %

DAWE CRANGGANG

10

42 %

DAWE - TERNADI

8

40 %

JATI - BAE

0

0%

JATI - HONGGOSOCO

0

0%

JAI - PASAR DORO

0

0%

JATI - BARENG - CRANGGANG

0

0%

JATI PADURENAN

0

0%

JATI - SINGOCANDI

0

0%

DAWE - KEDUNGSARI

0

0%

BRAYUNG - BARENG

0

0%

Keberadaan kedua transportasi umum yang dapat digunakan di Kota Kudus berupa angkutan umum dan bus kota di Kota Kudus dinilai masih kurang untuk menampung mobilitas masyarakat di kota kudus saat ini dan waktu mendatang,

Pendahuluan Gambaran Umum Konstelasi Fisik Dasar Masalah

105

Fisik Ruang

OPERASI

JATI - JETAK

Sarana Prasarana

TINGKAT

Kependudukan

JUMLAH KENDARAAN

Sedangkan transportasi umum eksternal yang dapat menjangkau ke luar Kota Kudus hanya dapat menggunakan bus kota, Bus kota yang ada di Kota Kudus umumnya melayani perjalanan antar kota yang masih berada dalam satu provinsi. saat ini Kota Kudus sudah tidak memfungsikan jalur kereta api untuk masyarakat umum dan mengalihfungsikan stasiun kereta api sebagai pasar unggas, kereta api yang ada di Kota Kudus saat ini hanya digunakan untuk keperluan industri tebu yang mengangkut barang produksi dari kebun ke pabrik

Ekonomi

TRAYEK

Transportasi umum yang dapat digunakan di Kota Kudus hanya terdapat transportasi darat berupa angkutan dan bus kota yang khusus melayani perjalanan jarak jauh. Angkutan kota memiliki total 14 trayek aktif yang wilayah cakupannya hingga 1 kabupaten, angkutan kota tersebut mengalami jumlah penurunan trayek dari tahun ke tahun sebelumnya sehingga saat ini banyak area terutama di Kecamatan Kota Kudus yang tidak dilalui trayek angkot, penurunan trayek disebabkan oleh sepinya pengguna angkutan umum di Kecamatan Kota Kudus yang saat ini beralih menggunakan kendaraan pribadi terutama motor dan juga terkait pelayanan transportasi umum yang dinilai masih kurang.

Profil

Transportasi Umum

Potensi

93


94


Potensi

Potensi

Masalah

Profil

Ekonomi

Kependudukan

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

Fisik Dasar

Konstelasi

Gambaran Umum

Pendahuluan

95


96


Pendahuluan Gambaran Umum Konstelasi Fisik Dasar Fisik Ruang Sarana Prasarana Kependudukan Ekonomi Potensi

Sejarah yang dimiliki oleh Kota Kudus menjadi sebuah daya tarik tersendiri untuk para wisatawan lokal maupun mancanegara. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya akulturasi budaya Hindu dan Budha dalam dakwah Islam yang dilakukan Sunan Kudus pada arsitektur dan konsep bangunan Masjid Menara Kudus. Selain itu, pengunjung dapat melakukan ziarah ke makam Sunan Kudus yang terletak di sisi barat kompleks masjid. Kebudayaan kota Kudus seperti Festival Dhandhangan yang diadakan warga Kudus pada saat bulan suci juga menjadi keunikan tersendiri. Potensi-potensi wisata tersebut didukung dengan adanya aksesibilitas yang baik (memiliki kualitas jalan yang baik) dan letak Kota Kudus yang strategis (berada di jalur pantura). Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan agama menunjukkan bahwa 87% merupakan pemeluk agama Islam. Hal ini juga mendukung peningkatan jumlah pengunjung wisata Masjid Menara Kudus dan Menara.

Profil

Daya Tarik Pariwisata

Masalah

97


98


Pendahuluan Gambaran Umum Konstelasi Fisik Dasar Fisik Ruang Sarana Prasarana Kependudukan Ekonomi Potensi

Dari piramida tersebut menunjukkan bahwa Kota Kudus memiliki potensi tenaga kerja produktif jumlah yang besari. Piramida Kota Kudus menunjukkan piramida stasioner yang mengindikasikan adanya bonus demografi. Dengan ketersediaan lapangan kerja, bonus demografi merupakan potensi dalam bidang ketenagakerjaan. Potensi ini didukung dengan tren perkembangan jumlah tenaga kerja Industri di Kudus. Terjadi peningkatan di setiap tahunnya, yaitu : 137.213, 138.585, 138689 dan 139.904. Kemungkinan peningkatan ketersediaan lapangan pekerjaan mendukung kebutuhan dari penduduk usia produktif. Potensi ketenagakerjaan paling dominan ditampung oleh sektor industry terbukti dari data kependudukan 2016, 51 persen dari jumlah angkatan kerja yang sedang bekerja merupakan buruh industri.

Profil

Ketenagakerjaan

Masalah

99


100


Pendahuluan Gambaran Umum

101

Potensi Ekonomi

Konstelasi

Dari perkembangan PDRB dari tahun 2012-2016, terlihat adanya kenaikan yang konstan. Hal ini ditunjang dari besarnya pendapatan Kota Kudus dari sektor Industri dan perdagangan.

Fisik Dasar

Dikarenakan sebagian besar penduduk adalah buruh/ pekerja pabrik, stabilitas kondisi pasar dalam satu tahun cenderung baik. Terutama bila dibandingkan dengan daerah dengan basis agrikultur.

Sarana Prasarana

Fisik Ruang

PDRB di Kota Kudus ditunjang dari industri pengolahan. Tren positif dari perkembangan industri pengolahan memberikan pengaruh besar bagi perekonomian Kota Kudus karena menjamin pendapatan masyarakat yang berdampak pada daya beli.

Kependudukan

Industri Pengolahan Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil dan Motor Konstruksi

Ekonomi

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jasa Keuangan dan Asuransi Sektor Lainnya

90150643,91 78810084,9684617116,93 70325525,77 63448329,66

Profil

100000000

0

2012

2013

2014

2015

2016

Potensi

T‌

Masalah

50000000


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.