Buletin Sidogiri Edisi 67

Page 1

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

1


Daftar Isi TOPIK UTAMA 13

Dari Balik Tabir Yakjuj Makjuj

YAKJUJ MAKJUJ adalah salah satu misteri akhir zaman. Mereka adalah komunitas yang nyata adanya, akan tetapi tampil sebagai misteri. Itu sebabnya, sekalipun mereka selalu diperbincangkan, tampaknya perbincangan-perbincangan itu malah semakin menambah kemisteriusannya.

14

Makhluk Sejarah di Dinding Misteri

BANYAK sekali penafsiran tentang siapa sebenarnya Yakjuj Makjuj. Namun demikian, sebagaimana ramalan orang tentang Kiamat, berbagai penafsiran tersebut memiliki banyak sisi lemah.

23

WAWANCARA

KH M. Najih Maimoen, Dewan Pembina PP. Al Anwar

Ada Upaya Pendangkalan Keimanan JELAS BUKAN! Yakjuj Makjuj belum keluar. Menurut saya, usaha-usaha pentakwilan terhadap perkara-perkara yang ghaib seperti Yakjuj dan Makjuj, ini mempunyai tujuan supaya orang-orang muslim semakin dangkal keimanannya terhadap hal-hal yang ghaib.

36 Cinta Mereka Cinta Tak Terbayangkan 39 Bukti Cinta Sejati 42 Generasi Kaca Mata Kuda 45 Cinta Keluarga Nabi, Refleksi Cinta Nabi ď Ľ

35-54

CAKRAWALA Inilah Hakikat Cinta 2

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

48 Mengenal Tidak Harus Berjumpa 52 Lebih Dekat dengan Nabi Kita 54 Fiqh Muwazanah dalam Fatwa Keuangan Syariah


08

31

 Takdir Masuk Neraka

 Minum Kopi Luwak  Apakah Niat Harus Dilafadzkan?

SOWAN

SALAM REDAKSI SURAT PEMBACA SOWAN KATA MEREKA EDITORIAL TOPIK UTAMA WAWANCARA BAHTSUL MASAIL CAKRAWALA KHANIQAH SUFI KOLOM FUQAHA PESANTRENKU ALBUM-AGENDA REUNI SILATURAHIM SIDOGIRIDOTNET MUALAF HADHARAH RIHLAH RIJALUDDIN KLINIK PESANTREN TIPS PESANTREN SAKINAH KASYKUL SYAIR PENGAJIAN ISTIJABAH KUIS PENDIDIKAN

BAHTSUL MASAIL

4 5 8 10 11 13 23 31 35 58 61 64 68 70 73 77 81 85 89 92 96 99 102 104 106 108 110 112

70

REUNI H. Abd. Karim Romli Manfaat Dekat dengan Kiai Hasani

73

SILATURAHIM LPI Al-Hamidy, Banyuanyar Optimalkan Program dengan Spesifikasi Asrama

77

SIDOGIRIDOTNET

MALAYSIA Setelah Kereta-Bus, Kini Taksi Khusus Perempuan

81

MUALAF Malcolm X Saat Aktivis Kulit Hitam Menemukan Islam

85

RIHLAH Menelusuri Jejak Yakjuj-Makjuj

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

3


Salam Redaksi Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Alhamdulillâh, hanya berkat kerja keras, doa dan pertolongan dari Allah, BS bisa kembali hadir menyapa pembaca sekalian, tentu saja tepat pada tanggal 1 bulan hijriah. Memang, terbit on time menjadi prioritas utama kami, karena begitulah semestinya watak dan jiwa orang-orang pesantren. Bahkan ke depan, kami menginginkan perbaikan tidak saja berputar-putar di jajaran redaksi saja, akan tetapi juga bisa memberikan nilai lebih terhadap pembaca sekalian. Dan, kini langkah kami sudah sampai di garis ini: memberikan garansi 100% bagi pembaca yang menjadi pelanggan setia Buletin SIDOGIRI. Artinya, jika pelanggan menerima BS di atas tanggal 1 hijriah, maka kami akan mengembalikan 100% uang pelanggan untuk edisi tersebut. Setahu kami–semoga saja tidak keliru–belum ada majalah yang berani memberikan garansi 100% kepada pelanggan setianya. Paling tidak, hal yang mereka tawarkan adalah menyampaikan keluhan kepada call center yang mereka sediakan. Jadi dengan demikian setidaknya Buletin SIDOGIRI telah menjadi pionir dalam hal ini. Perbaikan lain yang kami lakukan adalah pada kuis undian berhadiah. Mulai edisi 66 kemarin, kami menambah hadiah Rp 250.000 plus t-shirt untuk 5 orang pemenang, di mana sebelumnya hanya ada 4 pemenang yang masing-masing hanya mendapatkan t-shirt saja. Akhirnya, selamat menikmati suguhan dengan topik utama yang tak biasa dari kami: Yakjuj Makjuj! Redaksi

4

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Diterbitkan oleh Pondok Pesantren Sidogiri dengan nomor SK: 08/BPP/A08/1429 sebagai Wahana Aktualisasi Pemikiran Salaf

Pondok Pesantren Sidogiri berdiri sejak 1745 M. Didirikan oleh Sayid Sulaiman, cicit Sunan Gunungjati. Pesantren ini berkomitmen mendidik umat dengan akidah, syariah, dan akhlak Ahlusunah wal Jamaah.

PENDIRI  Majelis Keluarga PP. Sidogiri PENASEHAT  Pengurus Harian PP. Sidogiri KOORDINATOR  d. Nawawy Sadoellah PEMIMPIN UMUM  HM. Masykuri Abdurrahman PEMIMPIN REDAKSI  Moh. Achyat Ahmad WAKIL PEMIMPIN REDAKSI  Moh. Yasir REDAKTUR SENIOR  H Ahmad Baihaqi, M. Sholeh Romli, Ahmad Dairobi, A. Qusyairi Ismail REDAKTUR  M. Masyhuri Mochtar, A. Fadoil Khalik, Ahmad Muntahal Hadi. STAF REDAKSI  Alil Wafa, Ahmad Biyadi, M. Husni Mubarok, Badrus Sholeh SH, Ali Wafa Yasin, Abdurrahman Wahid, Anwar Sholeh, Zainuddin Rusdy. DESAIN GRAFIS  M. Ali Hafidz (redaktur), Abdul Faqih M.R., Muhyidin, Dwy Sadoellah SEKRETARIS REDAKSI  Muhyidin PERPUSTAKAAN & WEBSITE  Zainuddin Rusdi RUMAH TANGGA  Noer Kholis, M Afifi PEMIMPIN PERUSAHAAN  HM. Aminulloh Bq. TATA USAHA PERUSAHAAN  Ali Wafa SIRKULASI & DISTRIBUSI  M. Thoha (Kepala), M. Qosim, Moch Sibro Mulisi Chamim, A. Sa’dullah IKLAN & PROMOSI  Ach. Edy Amin (Kepala), Muhammad Ali, M. Halibi BENDAHARA  Ach. Edy Amin ALAMAT REDAKSI  Gedung MMU an-Nawawie, Pondok Pesantren Sidogiri, Sidogiri Kraton Pasuruan Jatim, PO. Box 22 Pasuruan 67101 Email: buletinsidogiri@yahoo.co.id Website: http://www.sidogiri.net buletinsidogiri

buletinsidogiri

KONTAK Redaksional  0343 7750000 Iklan dan Promosi  08111112246, 081515592867 Sirkulasi dan Distribusi  087856906174, 081515747636 Berlangganan  0811338358 Faximile  0343 431010 NOMOR REKENING BCA : 0890891748 a.n. Akhyad Mandiri : 900-00-0218234-4 a.n. Akhyad BNI : 0242978052 a.n. Akhyad BRI : 0065-01-039668-50-2 a.n. Akhyad Redaksi menerima karya tulis dari pembaca sesuai rubrik yang telah disediakan. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah substansinya. Tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan.

Terdapat Tulisan al-Quran dan Hadis, Mohon Tidak Diletakkan di Sembarang Tempat!


Saran, kritik dan komentar, kirim melalui SMS ketik: SP#namaAnda#kotaAnda# atensiAnda (contoh: SP#Ahmad Mujib#Pasuruan#isi atensi), ke 081330440000, email: buletinsidogiri@yahoo.co.id atau surat ke alamat Redaksi

Seragam Karyawan Kopontren Sidogiri

Kenapa karyawan Kopontren SIDOGIRI tidak memakai seragam lengan panjang? Apa ada ketentuan dari Ketua Kopontren?

Mawar Hm, Bangkalan, 087850777xxx 18.11.2011 08.50

Ketentuan yang berlaku saat ini seperti itu. Terimakasih masukannya.

Tanya Hukum Langsung Dijawab

Bagaimana kalau Pondok Pesantren Sidogiri menerima pengajuan masa’il fiqhiyah (permasalahan seputar fikih) yang langsung dijawab?

Zakaria, Bondowoso, 082139550xxx 16.11.2011 19.51

Surat Pembaca Pertanyaan seputar Pesantren dijawab oleh: Pengurus Pondok Pesantren Sidogiri

Sidogiri mengenai adanya qira’atulQur’an bit-taghanni (berlagu).

GT tidak Diperbolehkan Pulang

Bagaimana kalau pada hari raya Idul Adha Guru Tugas dilarang pulang?

Mawar Hm, Bangkalan, 087850777xxx 17.11.2011 12.10

Memang ketentuan pada hari raya Idul Adha Guru Tugas tidak diperbolehkan pulang.

Kopontren, Adakan Jam Khusus untuk Acara IASS

Bagaimana kalau Kopontren Sidogiri memberi jam khusus untuk acara yang bersangkutan dengan kegiatan IASS?

Ezy, Madura, 081934697xxx 30.11.2011 09.58

Kalau bertanya ke Buletin SIDOGIRI memang aturannya harus menunggu terbitnya.

Sudah diinstruksikan. Syukran wajazakumullâh

Pelatihan Qiraah untuk Santri Berbakat

Perekrutan Karyawan Kopontren Sidogiri

Bagaimana kalau di Pondok Pesantren Sidogiri diadakan kursus Qiraah, mengingat banyak dari temanteman santri yang mempunyai bakat dalam bidang tersebut.

Umar Faruk Ms, Kedungdung Sampang, 087750970xxx 16.11.2011 07.15

Sampai saat ini masih tidak dizinkan oleh Majelis Keluarga Pondok Pesantren

Saya merasa bangga atas perkembangan Kopontren Sidogiri. Namun sayang sekali yang tercium oleh alummi dalam perekrutan karyawan masih terkesan kerabat sendiri. Mohon penjelasannya

Ahmad, Pasuruan, 085233317xxx 29.11.2011 03.47

Rekrutmen karyawan dalam prosedur yang ada tidak ada istilah BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

5


Surat Pembaca nepotisme/kerabat sendiri, kita tetapkan arah profesionalitas dan kualitas SDMnya. Syukran koreksinya.

Penerapan Sujud Tilawah dan Salat Tasbih di PPS

Bagaimana Pengurus PPS mewajibkan semua santri untuk mempraktikkan Sujud Tilawah dan Salat Tasbih minimal satu minggu sekali mengingat tujuan dari PPS adalah mencetak santri ibadillah ash-shalihin?

Ihya Ulumiddin, Sampang, 081913506xxx 30.11.2011 22.41

Keduanya adalah pekerjaan sunah dan pengurus telah menghimbau kepada semua santri untuk melakukan ibadah-ibadah sunah.

Manajemen IASS Banin & IASS Banat Disamakan

Saya salah satu Alumni Sidogiri Banat 2. Kenapa manajemen IASS Banin saja yang kuat kok tidak Banat? Apa tidak sebaiknya disamakan saja?

Hj. Siti Choiriyah, Surabaya, 03170834xxx 02.12.2011 10.39

Ketentuan dari Majelis Keluarga PPS memang seperti itu. Syukran.

GT Pinjam Handphone

Apa boleh Guru Tugas (GT) Sidogiri meminjam handphone sampai 10 hari? Apakah itu termasuk pelanggaran bagi GT?

Mahsus RHM, Bangkalan, 087850777xxx 04.12.2011 06.24

Guru Tugas memakai handphone adalah pelanggaran terhadap peraturan yang telah ditetapkan pengurus.

6

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Pertanyaan Langsung Dijawab dengan SMS

Bagaimana kalau semua surat pembaca yang tidak termuat, baik di rubrik SP atau yang lain dijawab dengan SMS saja. Agar pengirim tidak merasa kecewa. Syukran semoga Buletin SIDOGIRI semakin sukses.

Nuria, Sumenep, 087850174xxx 04.12.2011 11.01

Syukran atas masukannya, akan kami bicarakan lagi dengan pimpinan.

Seragamkan Tata Bahasa Media PPS

Sebagai santri pecinta dan pembaca setia karya santri Sidogiri -baik buku, buletin majalah, dll. Kami berharap ada penyeragaman pedoman transliterasi Arab-Latin yang dipatuhi secara konsisten. Di samping itu diperlukan editor bahasa yang berkompeten guna meminimalisasir kesalahan bahasa yang berakibat pemahaman yang keliru, terlebih menyangkut bahasa hukum. Terimakasih.

Abi_Sania, Jember, 085257098xxx 04.12.2011 12.45

Terimakasih atas perhatian Anda. Sejauh ini kami sudah menyeragamkan pedoman transliterasi untuk media yang ada di Pondok Pesantren Sidogiri melalui Badan Pers Pesantren.

Rijaluddin & Nisauddin

Selama ini yang saya tahu di BS ada Rubrik Rijaluddin saja. Bagaimana kalau diadakan pula rubrik Nisauddin, soalnya sementara ini yang dibahas hanya kaum adam saja. Agar kaum hawa seperti saya juga bisa tahu keteladanan orang-orang salehah. Terimakasih.

D. Fithri, Sumenep, 087863265xxx 23.11.2011 03.27


Surat Pembaca Tokoh perempuan sudah pernah kami muat pada edisi-edisi sebelumnya. Silakan Anda baca kembali.

Bonus Edisi 65 Mengecewakan

Kalau bisa Bonus di edisi bulan Muharam untuk kalendernya jangan seperti edisi 65. Karena pelanggan banyak yang kecewa. Mohon pertimbangannya di tahun depan. THEVIC (dist, NJ), Bondowoso, 081933315xxx 30.11.2011 06.48

Terimakasih atas saran Anda. Kami akan terus berusaha untuk memberikan yang terbaik lagi untuk pembaca.

Tambah Syair Arab di Rubrik Syair

Saya punya usulan, BS ini kan salaf bagaimana kalau di rubrik Syair tidak hanya memuat puisi & sastra saja, tapi juga menerima karya syair arab yang sesuai dengan kaidah ‘Arudh seperti bahar rajaz, bâsith, thâwil, dll. agar semangat belajar ilmu syair itu lebih termotivasi.

Chozin Esom, Sumenep, 081913635xxx 30.11.2011 23.36

Usulan yang bagus sekali. Akan kami bicarakan di rapat redaksi.

Jempol untuk Tim Rubrik Kajian

Saya sangat bangga sekali pada rubrik Kajian Buletin SIDOGIRI, khususnya di edisi 65 yang mengkaji masalah dai-dai yang sering salah

dalam menyampaikan dakwahnya, sebagaimana yang sedang marak di TV. Kalau perlu Sidogiri terjun ke televisi juga.

Muslim, Guluk-Guluk Sumenep , 081703020xxx 01.12.2011 21.27

Terimakasih. Kami akan terus berkomitmen untuk selalu menyajikan yang terbaik buat para pembaca.

Cover Mata Satu

Kenapa cover BS kok sering menampilkan gambar yang bermata satu? Apa tidak ada gambar yang relevan dengan topik utama, Karena mata satu selama ini identik dengan Dajjal?

Moemied, Pasuruan, 081553110xxx 02.12.2011 11.34

Terimakasih atas koreksinya, selama ini kami sudah memilihkan ilustrasi gambar yang kami nilai sudah relevan dengan topik utama, seperti cover pada edisi 64 dengan judul “Ancaman Budaya Global”. Di situ kami memakai ilustrasi gambar wajah dengan kulit peta dunia bagian Indonesia yang menggambarkan bahwa ancaman budaya Barat kini telah mencakup negara Indonesia. Wajah yang hanya setengah dan otomatis hanya satu mata yang terlihat, menggambarkan bahwa ancaman global oleh sebagian orang masih dipandang sebelah mata dan dianggap hal yang remeh. Mata satu di situ juga bisa berarti bahwa ancaman global yang ada didominasi oleh orang-orang Barat utamanya orang-orang Yahudi.

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

7


Buletin SIDOGIRI menerima konsultasi masalah akidah dan ushuluddin. Kirim melalui SMS ketik: SW#nama Anda#kotaAnda#pertanyaan Anda (contoh: SW#Ahmad Mujib#Pasuruan#isi pertanyaan), ke 081330440000, email: buletinsidogiri@yahoo.co.id atau surat ke alamat redaksi.

Kiat Sukses Belajar

Bagaimana cara seseorang bisa mendalami ilmu Tauhid? Apa dengan muthala’ah atau dengan musyawarah seperti ilmu fikih, atau dengan tirakat, atau dengan apa? Mohon penjelasan Kiai karena ini dibutuhkan di saat orang sudah banyak tidak menghiraukan ilmu Tauhid. Musthofa, Sampang Madura, 081728xxx Orang itu bisa mendalami ilmu Tauhid atau Ilmu lainnya adalah harus memenuhi enam syarat-syarat berikut: 1. Dzaka’, yakni cerdas, 2. Hirsh, yakni keinginan yang tinggi

8

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Sowan

diasuh oleh: KH. A. Nawawi Abd. Djalil (Khâdimul-Ma‘had Sidogiri)

dengan berusaha ber-muthala’ah yang giat, 3. Ishthibar, sabar, tabah, tekun belajar, tidak mengenal payah, dan waspada terhadap rintangan-rintangan, 4. Bulghah, biaya apa saja untuk kepentingan ilmu-ilmu yang dituntut, 5. Irsyâdu Ustâdz, yakni guru yang mendidik dan mengajar ilmu-ilmu itu. Jangan sampai belajar sendiri tanpa ada guru yang mengajar dan mendidik. 6. Thûluz-zamân, yakni masa mengaji dan menuntut ilmu itu yang lama. Bahkan salah seorang Masyayikh Sidogiri berkata, “Mondok di Pondok Sidogiri itu paling sedikit tiga belas tahun.”


Sowan ditakdirkan olehNya untuk berbuat dosa? Mohammad, Bondowoso, 081559706xxx

Ajalnya Orang Mati Suri

Idzâ jâ’a ajaluhum lâ yasta’khirûna sâ`atan wa lâ yastaqdimûn. Ayat ini menjelaskan bahwa ajal itu pasti tepat waktu dan tidak akan salah. Lalu bagaimana dengan ajalnya orang mati yang hidup kembali? Apakah ada kesalahan teknis pada malaikat pencabut nyawa? Abdurrahman, PPS Kematian adalah rahasia Ilahi yang sudah ditentukan kapan dan di mana nyawa akan direnggut. Ayat di atas menegaskan bahwa tidak ada mainmain dalam penentuan Allah, sehingga tidak mungkin ada kesalahan teknis. Umpama ada yang diistilahkan orang “hidup kembali” maka dia berarti belum sampai ajalnya. Lihat: Fî Zhilâlil-Qur’ân, IV/180, Tafsîr Sa’di, I/150.

Takdir Masuk Neraka

Allah menentukan baik dan buruk untuk manusia. Tapi mengapa jika dia bersalah masih disiksa, padahal dia

Datangnya kebaikan dan kejelekan dari Allah adalah hal yang harus diimani (diyakini) oleh setiap mukmin. Allah berfirman yang artinya, “… dan Allah menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan.” Pekerjaan manusia yang baik maupun yang jelek, semuanya diciptakan dan atas takdir Allah. Kemudian, orang yang berbuat kebaikan (beriman dan beramal saleh), akan dibalas dengan surga. Sedangakan orang yang berbuat kejelekan (kafir dan melakukan maksiat) dibalas dengan neraka. Ini wajar karena dipandang dari Syariat. Sedangkan takdir baik dan jelek ditinjau dari segi hakikat. Kesimpulannya, jika pekerjaan manusia ditinjau dari segi takdir yang Allah tetapkan (hakikat) maka tidak ada pembalasan. Sebab, orang yang masuk surga semata-mata karena mendapatkan anugerah (fadhal) dari Allah. Dan orang masuk neraka karena keadilan-Nya. Sedangkan jika ditinjau dari segi Syariat maka Allah telah menetapkan undang-undang (Syariat); bahwa Allah menjanjikan surga kepada mereka yang beriman dan beramal saleh, dan Allah mengancam dengan neraka kepada mereka yang kafir dan melakukan maksiat. BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

9


Kata Mereka Ini kan Abraham melawan Raja Namrud... Kalau Ibrahim lawan Raja Namrud, biar dibakar hidup-hidup tetap saja dia melawan Mantan Menteri Hukum dan HAM, Yusril Ihza Mahendra, menunggu gebrakan ketua KPK yang baru terpilih, Abraham Samad, untuk menuntaskan kasus Century. Menurut Yusril, lawan yang akan dihadapi tidak main-main. Yusril menganalogikan lawan yang akan dihadapi Abraham dengan Raja Namrud, seorang raja zalim pada masa Nabi Ibrahim. Itu disampaikan Yusril dalam diskusi bertajuk “Solusi dan Komitmen Mengurai Skandal Century Rp 6,7 Triliun, Keterlibatan SBY-Boediono dan Penuntasannya” di kampus UKI Jakarta, Senin, 05/11. (republika.co.id)

Apa ada negara atau peradaban hancur karena pornografi? Setahu saya tak ada Demikian kicauan Ulil Abshar Abdalla, koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL) di situs jejaring sosial Twitter, awal Nopember kemarin. Sebuah kicauan yang membuat miris hati umat Islam, karena terkesan mendukung pornografi yang bertentangan dengan ajaran Islam. JIL saat ini tengah terpuruk setelah sempat berjaya di awal tahun 2000an. Menurut Artawijaya, pengamat Yahudi dan Zionisme, dalam salah satu presentasinya di Kajian Zionisme Internasional (KaZI), itu karena aliran dana dari organisasi-organisasi internasional Yahudi ke JIL memang dihentikan. Alasannya, JIL gagal masuk ke masjid-masjid untuk mengkampanyekan pemikiran mereka. (eramuslim.com)

Saya sampaikan duka cita. Namun pemuda pejuang seharusnya berani hidup, bukan membakar diri. Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyesalkan kasus bakar diri di depan Istana yang dilakukan Sondang Hutagalung, Rabu (7/12) dan berharap agar tak ditiru oleh pemuda dan mahasiswa lainnya. Dengan membakar diri, menurut Dipo, berarti perjuangannya selesai sampai di situ. Padahal, perjuangan bisa terus dijalankan jika aktifis dalam keadaan hidup. “Banyak cara yang lebih efektif dilakukan untuk memperjuangkan aspirasi, tidak perlu dengan aksi membakar diri,” imbuhnya. Dipo juga berharap agar mahasiswa tak perlu berlebihan menganggap aktifis yang bakar diri sebagai pahlawan. Ahad, 11/12. (republika.co.id; liputan6.com)

Jadi di perguruan tinggi itu tidak hanya tridharma perguruan tinggi, melainkan empat dharma perguruan tinggi yang terdiri dari pendidikan, penelitian, pengabdian, dan moral Di sela peluncuran buku ulama dan tokoh Muhammadiyah Asjmuni Abdurrachman, Sabtu (10/12), Prof Ahmad Syafi’i Maarif mengusulkan perguruan tinggi seharusnya menjadi pusat moral. ”Sekarang kita merasakan akibatnya: korupsi terjadi dengan mudah; penyalagunaan kekuasaan; narkoba sampai ke desa-desa; tawuran tidak hanya di kampung, melainkan di perguruan tinggi,” ungkpanya. ”Sekarang terasa sekali anak-anak didik etikanya sudah kurang.” (republika.co.id)

10

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433


Editorial

Mencinta Seutuhnya

B

ERSUALAH kita dengan bulan yang istimewa, bulan yang di dalamnya terselip hari paling istimewa bagi seluruh alam, karena pada hari itu, pemuka para nabi yang menjadi rahmat bagi seluruh alam terlahir ke dunia ini, Rasulullah Muhammad bin Abdillah . Nabi Muhammad  adalah manusia yang tak seperti manusia (biasa). Cukuplah bagi kita untuk memahami akan kemuliaan beliau, bahwa nama beliau adalah satusatunya nama anak manusia yang bersanding dengan Asma Allah, Sang Pencipta alam semesta. Nama inilah yang harus disebut setiap seseorang melakukan persaksian tulus untuk memeluk Islam. Nama inilah yang kita baca berulang-ulang dalam tujuh belas rakaat salat wajib yang kita lakukan setiap hari. Betapa mulia dia, yang ‘hanya’

Tapi jutaan sanjung-madah itupun seakan tak bisa usai, sampai kapanpun, seperti usaha orang untuk menggarami air laut.

dengan menyebut namanya seseorang mendapatkan pahala yang berlipat-lipat, dijanjikan untuk mendapatkan pertolongan (syafa’at) di hari kiamat, bahkan janji akan keindahan surgawi yang tak terbayangkan. Alhasil, hanya akan ada kekaguman yang tak berkesudahan di hadapan sosok yang super istimewa ini. Telah ada jutaan puisi, jutaan pujian dan sanjungan yang dipersembahkan oleh para pecintanya dari generasi ke generasi. Tapi jutaan sanjungmadah itupun seakan tak bisa usai, sampai kapanpun, seperti usaha orang untuk menggarami air laut. BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

11


So, marilah momentum Rabiul Awal ini kita jadikan sebagai wahana untuk start berbuat hal yang lebih dari sekadar katakata. Berupaya untuk mengekspresikan kecintaan kita kepada Nabi  Ya, karena dia yang dipuji adalah keindahan di atas keindahan. Itulah sebabnya kenapa para pemuka pujangga sekalipun malah seakan kebingungan di hadapan kemuliaannya yang tak berhingga; bagaimana harus mengekspresikan keindahan di atas keindahan ini? “Kaulah matahari”, “Kaulah bulan purnama”, “Kaulah cahaya di atas cahaya”. Pada akhirnya siapapun akan terdiam dari kata-kata, karena pujangga terhebat sekalipun tidak akan bisa mengeksperesikan keindahannya dengan samudera kata-kata yang dimilikinya. So, marilah momentum Rabiul Awal ini kita jadikan sebagai wahana untuk start berbuat hal yang lebih dari sekadar kata-kata. Berupaya untuk mengekspresikan kecintaan kita kepada Nabi  tidak hanya sebatas sanjungansanjungan, akan tetapi bagaimana sekiranya sanjungan-sanjungan ini bisa mengguncang sanubari, hingga tidak hanya mulut kita yang berdecak kagum, tapi seluruh jiwa-raga kita bisa tergerak mengagumi beliau dalam segenap aspek hidupnya. Bagaimanapun harus dikatakan, bahwa sanjung madah kepada Sang Nabi dalam peringatan-peringatan maulid adalah kebaikan seutuhnya. Akan

12

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

tetapi jika kebaikan ini kemudian bisa menggerakkan kita untuk memperoleh kebaikan yang lebih, maka betapa beruntungnya kita. Inilah keberuntungan yang lebih daripada dunia dan seisinya. Maka, inilah saatnya kita mengekspresikan cinta kita kepada Nabi  lebih dari sekadar berkatakata. Sudah saatnya kekaguman kepada Nabi  dilanjutkan dengan meneladani sikap dan kepribadian beliau seutuhnya, dalam segenap aspek hidupnya. Kita harus segera memulai mencontoh beliau dari hal-hal yang sifatnya sangat pribadi, untuk diterapkan dalam kepribadian kita masing-masing. Seperti apakah gaya hidup Nabi  dalam kesehariannya? Bagaimana cara beliau bangun tidur, mandi, gosok gigi (bersiwak), memotong kuku, bersikap kepada anak dan istri, kepada tetangga, kepada sesama, dan seterusnya. Jika ekspresi kecintaan yang bersifat personal ini sudah bisa dijalani, dan bahkan bisa menjadi tradisi yang telah dilakukan banyak orang, maka betapa kita akan merasakan atmosfir yang seakan sama dengan suasana hidup dan kehidupan Nabi  di Madinah bersama dengan para sahabat. Itulah kehidupan bersosial dan bernegara yang paling ideal yang pernah ada dalam sejarah kehidupan ini. Dan, karena itulah setiap masyarakat muslim hari ini selalu mengimpikan hadirnya kembali negeri Madinah. Tapi bagaimana itu bisa terwujud jika kecintaan kita terhadap Baginda masih sebatas kata-kata? Yâ asafâ... BS


Topik Utama

Dari Balik Tabir Yakjuj Makjuj YAKJUJ MAKJUJ adalah salah satu misteri akhir zaman. Mereka adalah komunitas yang nyata adanya, akan tetapi tampil sebagai misteri. Itu sebabnya, sekalipun mereka selalu diperbincangkan, tampaknya perbincangan-perbincangan itu malah semakin menambah kemisteriusannya. Tak ada jalan lain untuk mengetahui hakikat akan Yakjuj Makjuj kecuali dengan berbicara dari balik tabir supra natural yang menyembunyikan Yakjuj Makjuj itu sendiri. So, apakah kali ini kami sedang membicarakan mereka dari balik tabir itu, sehingga bisa memberikan informasi pasti, yang bukan sekadar penafsiran? Tentu saja tidak begitu. Telah banyak pihak yang mencoba menerjemahkan hal-ihwal komunitas Yakjuj Makjuj secara riil, namun penafsiran mereka masih diragukan. Akhirnya kita harus kembali pada patokan awal: bahwa keberadaan Yakjuj Makjuj benar adanya, sebagaimana diinformasikan oleh al-Qur’an dan Hadis. Itu saja dulu. Selamat membaca! BS BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

13


Makhluk Sejarah di Dinding Misteri Analisis mengenai identitas detail mereka hanyalah asumsi yang tidak bisa dijadikan penafsiran pasti mengenai Yakjuj Makjuj yang dimaksud di dalam al-Qur’an.

B

ANYAK sekali penafsiran tentang siapa sebenarnya Yakjuj Makjuj. Namun demikian, sebagaimana ramalan orang tentang Kiamat, berbagai penafsiran tersebut memiliki banyak sisi lemah. Umumnya, analisis mengenai identitas detail mereka hanyalah asumsi yang tidak bisa dijadikan penafsiran pasti mengenai Yakjuj Makjuj yang dimaksud di dalam al-Qur’an. Misalnya pendapat dua ulama tafsir kontemporer, Syekh alMaraghi dan Thahir bin Asyur. Mereka meyakini bahwa yang

14

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

dimaksud Yakjuj Makjuj dalam al-Qur’an adalah bangsa Tartar dan Mongol. Sedangkan tembok pengurungnya adalah tembok China. Pendapat ini banyak dibantah, karena terdapat banyak sekali ketidaksesuaian dengan penjelasan al-Qur’an. Pertama, dalam al-Qur’an disebutkan bahwa tembok Yakjuj Makjuj terbuat dari besi yang dikuatkan dengan timah. Sementara tembok China tidak demikian. Kedua, tembok Yakjuj Makjuj dibangun oleh seorang raja yang mendapat gelar Dzul Qarnain. Sedangkan tembok China dibangun oleh beberapa raja secara turun temurun, mulai dari Dinasti Han, Dinasti Ming, dan seterusnya. Jauh sebelum kedua ulama tersebut, Imam Fakhruddin ar-


Razi dan mayoritas ulama yang lain, berpendapat bahwa Yakjuj Makjuj adalah bagian dari bangsa Turk (Khazaria-Rusia). Sedangkan yang dimaksud Dzul Qarnain adalah Iskandar (Alexander) dari Yunani-Macedonia. Lokasi tembok Yakjuj Makjuj diperkirakan berada di pegunungan Kaukasus (Azerbaijan). Alexander mengurung mereka di gunung tersebut ketika dia sukses menaklukkan wilayah super luas, terbentang dari Yunani hingga India dan China. Pendapat ini juga memiliki kelemahan, terutama mengenai sosok Alexander yang notabene adalah seorang Aristotelian, bukan raja saleh seperti yang digambarkan dalam kisah al-Qur’an. Mengenai pendapat ini, para sejarawan menuturkan bahwa pada tahun 22 Hijriah Abdurrahman bin Rabiah pernah mengutus ajudannya untuk meneliti pegunungan Yakjuj Makjuj. Ajudan Abdurrahman berhasil menemukan lokasi tersebut dan menceritakan ciri-cirinya kepada beliau. Abdurrahman bin Rabiah adalah panglima perang yang diutus oleh Sayidina Umar bin al-Khatthab untuk menaklukkan Armenia dan Azerbaijan. Pada tahun 272 Hijriah, Khalifah al-Watsiq mengutus rombongan penjelajah yang dipimpin oleh Sallam at-Tarjuman untuk mencari tahu keberadaan Yakjuj Makjuj saat itu. Para penjelajah itu berhasil menemukan lokasi tersebut di pegunungan Kaukasus. Mereka juga sempat melakukan pengintaian dan

Pegunungan Kaukasus salah satu tempat yang diyakini sebagai tempat ya’jud ma’jud di kurung

menyimak gemuruh suara Yakjuj Makjuj yang terdengar dari balik tembok besi. Para ulama, sejarawan, geografer, arkeolog dan penjelajah Muslim Abad Pertengahan umumnya memang memiliki asumsi bahwa penjara Yakjuj Makjuj terdapat di Pegunungan Kaukasus. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya tembok yang terbuat dari balok besi di pegunungan tersebut. Namun demikian, kebenaran pendapat ini juga masih belum bisa dipastikan, karena tidak ada bukti apapun yang ditemukan saat ini mengenai keberadaan sebuah kaum yang terkurung di balik tembok besi itu. Akhir-akhir ini di dunia maya, mulai ada yang berasumsi bahwa Yakjuj Makjuj itu adalah suku Mole. Asumsi ini berangkat dari berita yang dirilis Weekly World News bahwa NASA berhasil mengidentifikasi keberadaan sebuah suku primitif yang hidup di terowongan bawah tanah. Konon, NASA merahasiakan penemuan tersebut, tapi akhirnya BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

15


NASA juga menemukan pintu rahasia ke dunia bawah tanah di sekitar Washington dan gua Mammoth di Kentucky.

bocor melalui salah satu staf yang pernah bekerja di sana. Suku Mole, katanya, memiliki struktur tubuh yang lebih keras daripada manusia pada umumnya, sehingga memungkinkan menjadi manusia pemangsa yang ganas. NASA juga menemukan pintu rahasia ke dunia bawah tanah di sekitar Washington dan gua Mammoth di Kentucky. Kemungkinan besar berita ini hanyalah hoax atau berita sampah yang dibuat oleh pihak tertentu untuk membuat heboh. Hingga saat ini, alih-alih membeberkan bukti ilmiah, NASA justru tidak memberikan respon apapun terhadap berita Weekly World News tersebut. Di sisi lain, Kaum Yahudi dan Evangelis Kristen membuat analisis bahwa Gog Magog (Yakjuj Makjuj) adalah gabungan negara-negara Islam. Saat ini, menurut mereka, orang-orang Islam merupakan kaum perusak di akhir zaman yang melancarkan teror besar terhadap kepentingan Barat dan Yahudi. Bangsa Gog Magog, menurut keyakinan Yahudi, pernah menghancurkan negeri mereka pada tahun 587 SM. Gog Magog merupakan salah satu unsur dari pasukan Nebukadnezar yang menghancurkan Jerusalem. Menurut Yahudi, menjelang kiamat, Gog Magog akan muncul kembali untuk menghancurkan negeri Yahudi dan dunia. Merekalah umat Islam.

16

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Bertolak belakang dengan tuduhan tersebut, analisis beberapa peneliti Muslim modern. Mereka berhasil menemukan beberapa data sejarah dan keterangan dari berbagai inskripsi Yahudi-Kristen yang justru memberikan sinyal bahwa keturunan Gog Magog saat ini adalah Eropa, Amerika dan Yahudi. Asumsi tersebut bertebaran di internet dengan merujuk pada beberapa data sejarah perkembangan bangsa-bangsa di dunia. Data pertama, Flavius Josephus, sejarawan berdarah Yahudi dari Abad I Masehi, menjelaskan, bahwa kitab agama Yahudi dan Kristen menggambarkan Gog-Magog sebagai suku barbar yang dikenal dengan sebutan Scythia. Mereka turut serta dalam penghancuran Nineveh dan Jerusalem di bawah pimpin Nebukadnezar. Data kedua, beberapa penelitian menyebutkan bahwa bangsa Scythia ini ternyata merupakan keturunan dari 10 suku Bani Israil yang tergabung dalam Kerajaan Israil Utara pasca wafatnya Nabi Sulaiman. Saat Assyria menyerbu Israil Utara pada tahun 722 SM, mereka membawa tawanan 27 ribu Bani Israil ke Assyria untuk dijadikan budak. Mereka tidak pernah kembali ke Palestina sehingga disebut sebagai 10 suku yang hilang (Ten Lost Tribes). Yang mendiami Palestina hanya suku Yehuda dan Benyamin, dua suku yang menjadi pendukung Kerajaan Selatan (Yudea) yang dipimpin oleh Rahba’am, putra Nabi Sulaiman.


Selanjutnya, Bani Israil buangan ini mendiami kawasan kaki pegunungan Kaukasus, berdekatan dengan Armenia saat ini. Lalu, keturunan mereka tersebar dari Eropa Timur hingga ke Mongolia. Daerah-daerah penyebaran suku Scythia tersebut, dalam sejarah Islam, dikenal dengan nama Khazar dan Turk. Beberapa penelitian lain juga menyebutkan bahwa di antara keturunan 10 suku tersebut adalah bangsa AngloSaxon yang membentuk kerajaan Persemakmuran Inggris Raya dan Amerika Serikat. Termasuk juga, Belanda, Irlandia, Jerman, Denmark, Swedia, Norwegia, dll. Data ketiga, al-Mas’udi dan beberapa sejarawan yang lain menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan Harun arRasyid (Abbasiyah), kerajaan Khazar secara resmi menyatakan menganut agama Yahudi. Fakta ini semakin memperkokoh adanya kaitan erat antara Scythia dan Yahudi. Data keempat, 7 dari 8 perdana menteri Israel yang pernah berkuasa di tanah Palestina sejak 1948, mereka lahir di negaranegara yang menjadi bagian dari kekaisaran Rusia, atau negeri Turk-Khazar yang disebut-sebut sebagai wilayah Yakjuj Makjuj oleh para sejarawan. Sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Khaldun, bangsa Yakjuj Makjuj hidup secara nomaden di wilayah China, Rusia, hingga Asia Kecil. Data kelima, dalam Hadis alBukhari dan Muslim disebutkan bahwa jumlah Yakjuj Makjuj pada masa Rasulullah  adalah 999 banding 1 jumlah umat Islam saat

itu. Ini juga memiliki korelasi yang lumayan sesuai jika Yakjuj Makjuj diarahkan kepada bangsa Khazar dan Turk yang hidup di Armenia, Azerbaijan, Georgia, Rusia, dan Mongolia pada saat itu. Bertolak dari beberapa fakta tersebut, ada yang berkesimpulan bahwa sebelum kemunculan terakhirnya menjelang Kiamat, Yakjuj Makjuj sudah muncul dalam beberapa gelombang. Kemunculan terbaru bangsa pemusnah tersebut adalah pada saat Eropa yang notabene keturunan ScythiaYahudi melakukan penjajahan besar-besaran terhadap negaranegara Islam di seluruh dunia. Atau, juga penyebaran paham komunis yang mengacaukan dunia di pergantian Abad 19-20 Masehi. Sebagaimana kita tahu, pusat gerakan komunis adalah Uni Soviet (Rusia) yang ditengarai sebagai wilayah huni Yakjuj Makjuj. Masih Tersembunyi di Balik Tirai Sebagaimana umumnya kontekstualisasi penafsiran terhadap sebuah misteri, berbagai asumsi dan analisis di atas memang sangat menarik. Akan tetapi, jika dinilai secara ilmiah tentu saja memiliki banyak problem. Ada beberapa kelemahan data, kerancuan dan problem kesesuaian di sana sini. Oleh karena itu, dalam menyikapi Kiamat dan segenap misterinya, hal pertama yang harus dikedepankan adalah keimanan penuh terhadap segenap data yang sahih dari al-Qur’an dan Hadis. Menurut dalil-dalil yang sahih dari al-Qur’an dan Hadis, Yakjuj Makjuj memiliki beberapa

Dalam menyikapi Kiamat dan segenap misterinya, hal pertama yang harus dikedepankan adalah keimanan penuh terhadap segenap data yang sahih dari al-Qur’an dan Hadis.

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

17


ciri, di antaranya: bangsa pemusnah manusia dan perusak alam; dikurung oleh Dzul Qarnain di antara dua gunung yang ditutup dengan tembok besi-timah; mereka tidak mampu memanjat dan melubangi tembok tersebut; Dzul Qarnain yang mengurung Yakjuj Makjuj adalah orang saleh; pada waktu yang ditentukan mereka akan keluar dari kurungan ini seperti air bah; saat keluar dari kurungan ini, mereka akan menghabiskan air danau Thabariah (Tiberias); orang-orang Islam tidak mampu menandingi mereka sehingga Allah memerintahkan Nabi Isa untuk membawa kaum Muslimin mengungsi ke pegunungan Sinai; Yakjuj Makjuj musnah karena wabah ulat yang diturunkan oleh Allah. Selebihnya dari itu, bolehboleh saja menerka atau membuat asumsi, asal tidak bertentangan dengan dalil yang sahih, dan tidak sampai meyakininya sebagai penafsiran final. Sebab bagaimanapun, akan lebih aman jika kita menempatkan Yakjuj Makjuj sebagai makhluk sejarah yang saat ini masih berada di balik dinding supranatural yang tidak kasat mata. Setiap jengkal tanah di bumi ini sudah teridentifikasi oleh teknologi manusia, dan tidak ditemukan keberadaan sebuah kaum yang terisolir secara fisik di balik dinding besi. Kalau kita mengimaninya sebagai sesuatu yang masih gaib, maka selesailah semuanya. Akan tetapi masalahnya, rasa penasaran membuat setiap orang jadi gatal dan kesemutan. Ahmad Dairobi/BS

18

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

B

ANGSA Quraisy di Makkah tidak tahu bagaimana caranya menghadapi fenomena baru yang muncul dari salah seseorang yang hidup dengan cara yang sama sekali berbeda dengan mitos-mitos mereka, yang telah hidup bersama mereka selama 40 tahun, yang tidak pernah berkata bohong, yang kini ia berkata: “Aku adalah Nabi”. Orang ini bernama Muhamad . Suku Quraisy itu akhirnya memustuskan untuk mengirimkan delegasi kepada Rabi Yahudi di Madinah. Rabi Yahudi Madinah ditnya oleh delagasi Quraisy dari Makkah itu: “Bagaimana kita bisa tahu bahwa Muhammad itu adalah benar-benar Nabi?” Akhirnya si Rabi menyuruh mereka untuk menanyakan tiga hal yang hanya


Inilah Dia, Yakjuj Makjuj (?) (Pandangan Syekh Imran N. Hossein)

dapat dijawab oleh seorang Nabi, dan salah satu pertanyaan itu adalah, “Tanyakan kepada dia mengenai seorang petualang hebat yang telah berjalan ke dua ujung dunia”. Namun sesungguhnya target dari pertanyaan itu adalah tentang Yakjuj dan Makjuj. Mereka ingin tahu apakah Nabi  tahu tentang Yakjuj dan Makjuj, yang merupakan salah satu tanda utama hari akhir. Jadi pertanyaan ini pada dasarnya ditujukan untuk mengetes Nabi . Sebagai jawaban bagi pertanyaan yang diajukan kepada Rasul  itu, bersamaan dengan dua pertanyaan lain, turunlah ayat al-Qur’an dalam surat al-Kahfi, mulai dari ayat 83 hingga 98. Dan, sekalipun tidak ditanyakan, alQur’an juga menjelaskan tentang

Yakjuj dan Makjuj, karena itulah targetnya: “Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).” (QS. Al-Kahfi [18]: 92). “Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. (QS. Al-Kahfi [18]: 93). Ketika Dzul-Qarnain menempuh jalan yang ketiga, itu maksudnya dia sedang berjalan ke arah utara. Dia menempuh jalan yang merupakan celah di antara dua pegunungan, yang kemudian hari diketahui bahwa pegunungan itu adalah pegunungan Kaukasus. Di pegunungan ini Dzul-Qarnain mendapati kaum yang bahasanya nyaris tidak bisa dipahami, padahal BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

19


Yakjuj-Makjuj, sebagaimana diterangkan dalam banyak Hadis, adalah termasuk keturunan Nabi Adam. Jadi mereka juga manusia, seperti halnya kita juga. dia adalah penjelajah dunia. Pasti dia dapat memahami bahasa setiap kaum, terkecuali jika kaum itu tidak pernah berinteraksi dengan kaum lain di dunia, dengan melakukan aktivitas perdagangan atau yang lain. Mereka kemudian berbicara kepada Dzul-Qarnain setelah dia mampu memahami bahasa mereka: “Mereka berkata: ‘Hai DzulQarnain, sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” (QS. AlKahfi [18]: 94). “Dzul-Qarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka’. (QS. Al-Kahfi [18]: 95). “‘Berilah aku potonganpotongan besi’. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzul-Qarnain: ‘Tiuplah (api itu)’. Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu’.” (QS. AlKahfi [18]: 96).

20

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

“Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya.” (QS. Al-Kahfi [18]: 97). “Dzul-Qarnain berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar”. (QS. Al-Kahfi [18]: 98). Yakjuj-Makjuj, sebagaimana diterangkan dalam banyak Hadis, adalah termasuk keturunan Nabi Adam. Jadi mereka juga manusia, seperti halnya kita juga. Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana Yakjuj-Makjuj dilepaskan, kita beralih pada Hadis: Suatu hari, Nabi  masuk ke rumah Sayyidah Zainab dengan terkejut dan beliau bersabda, “La ilaha illallah, kecelakaan bagi orang-orang Arab, akan keburukan yang telah mendekat. Hari ini telah terbuka tembok yang menyumbat Yakjuj dan Makjuj seperti lubang ini” – dan Nabi  menggambarkan lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jari beliau... (HR. Al-Bukhari). Jadi, saat Yakjuj dan Makjuj dilepaskan, mereka akan membuat kerusakan di muka bumi, melakukan penindasan, ketidak-adilan, dan membasmi orang-orang yang tak bersalah, karena tidak sebagaimana DzulQarnain, power saat ini tidak lagi bersemayam dalam keimanan, akan tetapi berada di tangan masyarakat yang zalim, bahkan masyarakat anti-Tuhan (Godless). Dan, yang akan menjadi sasaran pertama dari Yakjuj-Makjuj adalah orang-orang Arab, sebagaimana petunjuk dari Hadis di atas.


Demikian pula, Hadis di atas menunjukkan bahwa Yakjuj Makjuj sudah dilepaskan sejak zaman Nabi . Dan bahwa yang ditunjukkan oleh Nabi dengan membuat lingkaran jari itu hanya simbol. Jadi lebih tepatnya dikatakan bahwa Yakjuj Makjuj sudah dilepaskan pada zaman Nabi . Selanjutnya, untuk mengetahui perjalanan Yakjuj-Makjuj lebih lanjut, mari kita beralih ke QS. Al-Anbiya’ [21]: 95-96, sebagai berikut: “Sungguh tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali.” (QS. AlAnbiya’ [21]: 95) “Hingga apabila dibukakan (tembok) Yakjuj dan Makjuj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (QS. Al-Anbiya’ [21]: 96). Di sini, Allah  menjelaskan tentang sebuah negeri yang telah dihancurkan oleh Allah , yang penduduknya diusir dari negeri itu, dan tidak boleh kembali untuk mengklaim negeri itu, hingga saatnya tiba tembok Yakjuj dan Makjuj dibuka, dan mereka menjadi penguasa dunia. Dan kini, kita akan melihat kaum tadi dibawa kembali ke kota itu untuk mengklaimnya sebagai milik mereka. Jadi, Yakjuj Makjuj terhubung dengan sebuah kota, dan terhubung dengan kaum tertentu. Pertanyaannya, kota apakah itu? Saat saya (Imran N. Hossein) membaca ayat ini sepuluh tahun lalu, seperti ada cahaya yang melintas menghampiri saya,

dan ada intuisi yang datang: ini adalah Jerusalem. Ini adalah Tanah Suci. Dan ternyata, dalam semua Hadis yang saya teliti tentang Yakjuj Makjuj, di sana hanya ada satu kota yang disebutkan sehubungan dengan itu, yaitu Baitul-Maqdis, yang tak lain adalah Jerusalem. Maka, saya sampai pada kesimpulan bahwa kota yang ditunjuk oleh ayat itu adalah Jerusalem. Jadi, saat kalian melihat Yahudi dibawa ke Tanah Suci, ke Jerualem, untuk mengklaimnya sebagai milik mereka, 2.000 tahun setelah Tuhan mengusir mereka, kalian harus tahu bahwa ini hanya bisa terjadi karena tatanan dunia Yakjuj Makjuj. Jadi sekarang kita bisa mengenali mereka yang hari ini menguasai dunia dengan powernya yang tak terkalahkan, di mana power mereka berdiri di atas pondasi yang pada dasarnya tak bertuhan. Dan, di sini kita bisa menjelaskan hubungan yang misterius, membingungkan dan penuh teka-teki antara pemerintahan dunia kulit putih dan Negara Israel. Bahwa tatanan Dunia Kulit Putih-lah yang memungkinkan Tanah Suci bebas pada tahun 1917 oleh pasukan Inggris. Mereka pula yang membawa Yahudi kembali masuk ke Tanah Suci sebagai milik mereka. Mereka pula yang menyebabkan Negara Yahudi berdiri, dan pada dasarnya itu bukanlah Negara Yahudi. Israel saat ini adalah negara kaum kulit putih Eropa yang menyamar sebagai Yahudi. Itu adalah negara Yahudi Eropa. Yahudi yang semitik yang masih sepupu bangsa Arab

di sini kita bisa menjelaskan hubungan yang misterius, membingungkan dan penuh tekateki antara pemerintahan dunia kulit putih dan Negara Israel.

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

21


TOPIK UTAMA

Mereka akan memerintah dunia dari Palestina, menjadi super power dunia. Pada saat itu, Masjid al-Aqsha sudah hancur, kuil sudah dibangun kembali, lalu Dajjal akan muncul dan memimpin dunia dari sana bukanlah keturunan Eropa. Yahudi semitik malah menjadi warga kelas dua di Israel, yang terus menerus mengeluhkan soal diskriminasi rasial yang dilakukan oleh Yahudi Eropa. Identitas asli mereka sebenarnya adalah bangsa Khazar. Merekalah yang mengubah identitasnya menjadi Yahudi. Merekalah orang kulit putih yang bahkan tak memiliki darah semit setetes pun di tubuh mereka. Merekalah kaum yang menyebar ke Eropa, Eropa Timur, kemudian Eropa Barat dan kemudian menguasai seluruh Eropa, lalu mereka menyeberang samudera dan menguasai Amerika, dan mereka pulalah yang membentuk gerakan Zionis. Pada akhir kisah, sebagaimana diisyaratkan dalam banyak Hadis, Yakjuj Makjuj akan menguasai dunia. Dan berdasarkan penelitian saya, mereka akan memerintah dunia dari Palestina, menjadi super power dunia. Pada saat itu, Masjid al-Aqsha sudah hancur, kuil sudah dibangun kembali, lalu Dajjal akan muncul dan memimpin dunia dari sana, karena sejatinya Yakjuj Makjuj adalah kaki-tangan Dajjal. Akan tetapi Hadis mengisyaratkan bahwa kekuasaan Dajjal tidak akan lama. Saat itulah Allah akan membangkitkan salah satu keturunan Nabi Muhammad , yang dikenal sebagai Imam

22

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Mahdi, dan bersama dia DarulIslam ditegakkan kembali. Dan, pemerintahan Imam Mahdi inilah yang akan menjadi ancaman yang paling berbahaya bagi Dajjal. Lalu Dajjal akan menyerang, sehingga terjadilah pertempuran antara Imam Mahdi dan Dajjal, dan saat itulah Nabi Isa  turun membunuh Dajjal. Selanjutnya, Nabi Isa  akan berdoa kepada Allah  untuk menghancurkan Yakjuj Makjuj. Lalu Allah  mengirimkan makhluk kecil, semacam serangga, untuk menyerang Yakjuj Makjuj, sehigga mereka akan musnah bertumbangan. Hanya manusia dari golongan Yakjuj Makjuj yang musnah oleh makhluk kecil itu, sedangkan manusia yang lain tidak. Mengapa bisa demikian? Saat saya memberikan kuliah ini di Massachusetts, seorang dokter medis menegaskan kepada saya bahwa memang pernah ada sebuah konferensi mengenai Yahudi ini. Mereka menyebutnya Yahudi Ashkenazi, Yahudi kulit putih, dan pada konferensi medis itu muncul fakta bahwa kaum ini secara genetik sama sekali berbeda dengan ras lainnya di dunia. Mereka secara genetik berbeda dengan seluruh ras manusia. Dan, bisa jadi mereka semua tidak tahan terhadap serangan serangga itu karena susunan gen mereka, dan bukan karena lumpuhnya sistem kekebalan tubuh mereka. Dan dengan musnahnya Yakjuj Makjuj, umat Islam akan menghabisi orang-orang Yahudi. Transkip: Moh. Achyat Ahmad/BS


KH. M. Najih Maimoen, Dewan Pembina PP. AL ANWAR Sarang Rembang

Ada Upaya Pendangkalan Keimanan

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

23


Dalam sebuah Hadis Sahih riwayat Imam Muslim dijelaskan bahwa Yakjuj dan Makjuj datang dalam dua gelombang. Gelombang pertama melewati Danau Thabariyah (Galilea) lalu meminum airnya. Ketika gelombang kedua melewatinya mereka mengatakan, “Dulu di sini pernah ada air”. Dari ini Imran N. Hossein menyimpulkan bahwa, Yakjuj dan Makjuj adalah orang Yahudi Eropa yang berimigrasi ke Israel. Hal ini diperkuat dengan keterangan bahwa orang-orang Khazar (Turk) adalah keturunan Nabi Adam dari Yafits bin Nuh, sama dengan Yakjuj dan Makjuj dalam beberapa keterangan para penafsir. Dan, sekarang Danau Galilea dijadikan PDAM oleh pemerintah Israel, sehingga debit airnya semakin berkurang, mirip dengan kronologi dalam Hadis itu. Benarkah analisis itu? Berikut hasil wawancara eksklusif Alil Wafa dan Muntahal Hadi dari Buletin SIDOGIRI dengan KH. M. Najih Maimoen, Dewan Pembinan PP. AL ANWAR Sarang Rembang Jawa Tengah

Bagaimana pandangan Kiai mengenai analisis dan kesimpulan yang dimunculkan ulama-ulama kontemporer semacam Imran N. Hossein terkait Yakjuj Makjuj? Jelas bukan! Yakjuj Makjuj belum keluar. Menurut saya, usaha-usaha pentakwilan terhadap

24

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

perkara-perkara yang ghaib seperti Yakjuj dan Makjuj, ini mempunyai tujuan supaya orang-orang muslim semakin dangkal keimanannya terhadap hal-hal yang ghaib. Jadi agama itu selalu dibikin rasional. Hal yang ghaibiyah (abstrak dan tidak kasat mata, red) dijadikan mâdiyah mahsûsah (konkrit dan kasat mata, red). Sepertinya pula mereka itu sudah ada yang nyuruh untuk melakukan interpretasiinterpretasi seperti itu supaya hal yang ghaib itu dimusuhi. Kalau saya kok lebih merasa itu sebagai gerakan-gerakan modern, agar umat Islam bangkit melawan Israel. Lalu, dibikinlah interpretasiinterpretasi seolah-olah Israel adalah Yakjuj Makjuj. Husnuzzhan saya ini lebih merupakan pelampiasan dari kekecawaan terhadap bangsa Israel, kenapa mereka masih bercokol di bumi Palestina. Memang sekarang Buhairah Thabariyah itu dikuasai Israel, tapi sebagian kecil juga dikuasai Syiria. Yang kasihan itu Yordania, mereka dekat sekali dengan danau ini tapi tidak dapat apa-apa.


Contoh juga seperti halhal yang berbau keramat. Saya lihat hal-hal seperti itu maunya dinafikan. Karamah yang dimiliki Wali Songo: Sunan Kalijogo, Sunan Drajat, dls. Mereka gak mau dengan cerita-cerita karamah semacam itu. Pikiranpikiran seperti Ini dipelopori oleh pemikir-pemikir Muhammadiah yang sekarang sudah mulai menyusup ke orang-orang NU dan juga santri. Mereka tidak mau membesar-besarkan hal-hal yang tidak kasat mata. Maunya menonjolkan hal-hal yang berbau keilmuan (ilmiah, red). Dalam usaha-usaha interpretasinya, mereka punya banyak argumen rasional dan dikorelasikan dengan data-data dalam al-Qur’an dan Hadis. Menurut Kiai? Menurut saya itu dhâllah, sesat. Saya analogkan dengan Mahammad Abduh yang menafsiri “Thairan abâbîl tarmîhim bihijâratîn min sijjîl,” dalam ayat alQur’an ditakwili dengan penyakit malaria, penyakit cacar, dls. Menurut ulama salaf itu dhâllah. Ini seperti tharîqun ilâ inkârilghaib ( jalan menuju pengingkaran hal ghaib, red). Menurut mereka tidak rasional jika ada thair dari langit, terus menurunkan hijârah dari sijjîl, tidak ma’qûl. Ulama kita kan mangklaim hal semacam itu dhalâl. Kalau mencoba mengira-ngira tempat yang sudah disebutkan dalam al-Qur’an dan Hadis? Kalau hanya mengira-ngira ya boleh-boleh saja, asalkan

Pikiran-pikiran seperti Ini dipelopori oleh pemikir-pemikir Muhammadiah yang sekarang sudah mulai menyusup ke orangorang NU dan juga santri.

gak mengatakan sudah muncul. Cuma tetap gak bisa diyakini dan gak bisa dipastikan. Tapi kalau mengatakan sudah keluar, ini menurut saya paham bid’ah. Kalau memang Yakjuj dan Makjuj sudah keluar, Dajjalnya mana? Seingat saya dalam Hadis-Hadis disebutkan bahwa mereka keluar setelah Dajjal. Terus Nabi Isa-nya di mana? Imam Mahdi-nya mana? Dalam al-Qur’an surah al-Kahfi sudah jelas sekali disebutkan bahwa kedatangan Yakjuj dan Makjuj itu sangat dekat dengan kiamat. Seharusnya yang kita imani terkait Yakjuj dan Makjuj? Ya seperti yang ada dalam Hadis-Hadis sahih Imam Muslim dan lain sebagainya. Kita iman setelah Dajjal ditumbangkan oleh Nabi Isa , kemudian umat Islam hidup bersama Nabi Isa  dengan penuh berkah. Lalu Yakjuj Makjuj datang, akhirnya Nabi Isa  berkumpul dengan umat Islam dan berlindung di tempat yang dikelilingi gunung. Harga makanan, daging, bahkan kepala sapi menjadi sangat mahal. Setelah itu Allah  mengirim kepada Yakjuj dan Makjuj semacam hewan kecil yang membunuh mereka semua, hingga bangkai-bangkai mereka yang jumlahnya ribuan, bahkan jutaan BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

25


Kita memang hidup di era modern, kita tidak bisa menghindar, tetap kecipratan. Tapi janganlah pemikiran-pemikiran modern sampai mempengaruhi kita.

mungkin, berserakan. Lalu Allah  mengirimkan sail, semacam hujan atau banjir dan menyapu mereka semua ke laut. Setelah itu Nabi Isa  kembali hidup dengan penuh berkah. Intinya yang harus kita imani itu seperti apa yang sudah tercantum dalam Hadis saja. Kita iman bil-ghaib bahwa asyrâthus-sâ’ah al-kubrâ (tandatanda besar hari kiamat, red) itu belum terjadi. Hari akhir itu kan sesuatu yang harus diimani. Sebelum hari akhir itu ada asyrâthus-sâ’ah al-kubrâ; Dajjal, Yakjuj Makjuj, matahari keluar dari barat, dan lain sebagainya, itu semua belum terjadi. Adapun asyrâthus-sâ’ah yang shughrâ (kecil, red) seperti orang laki-laki menyerupai orang perempuan, banyak penindasan, berlombaberlomba dalam meninggikan bangunan, itu sudah mulai terjadi. Lalu untuk menghadapi pemikiran-pemikiran modern yang muncul, apa yang mesti kita lakukan?

Kita umat Islam ini, khususnya di zaman seperti ini, penuh cobaan, penuh ujian, dengan menjamurnya berbagai paham menyimpang, termasuk liberal, sekuler dan lain sebagainya, dan tak kalah menyesatkannya adalah paham Islam modern. Kita harus punya hablun minal-i’tikâd shahîh. Memang sih pahampaham Islam modern itu tidak kelihatan penyesatannya, karena hanya dianggap gerakan modern saja. Tapi sebetulnya, modern itu kan berarti ada perubahan, ini sering tidak disadari oleh umat Islam. Perubahan itu berarti ada pergeseran dari mâ ana ‘alaihi wa ashhâbî, dari salafus-shâlih. Kita memang hidup di era modern, kita tidak bisa menghindar, tetap kecipratan. Tapi janganlah pemikiran-pemikiran modern semacam yang dibawa Muhammad Abduh, Ikhwanul Muslimin dan lain sebagainya yang biasanya lewat pemikir-pemikir Barat sampai mempengaruhi kita. Anggap sajalah itu berita yang tak perlu dihiraukan. Kita berpegang teguh pada fatwa-fatwanya ulama-ulama salaf, qawaid-qawaid mereka. Kita perkuat akidah kita, dan kita tunjukkan idealisme kita sebagai orang pesantren, kita berpakaian dengan akhlakul karimah.

“Kalau yang membuatnya indah adalah pakaian, maka hakikat dari pedang hanyalah sarungnya.” ~Abul Ala’ al-Ma’arri

26

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433


KH Qoimuddin (Qismut-Tarbiyah PP Darul Lughah Wad-Da’wah)

Mereka Keluar Karena Mengucapkan “Insya-Allah” BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

27


Mendengar Yakjuj-Makjuj, barangkali yang terlintas di benak kita adalah setumpuk pertanyaan: siapa sebenarnya mereka? Kapan mereka keluar dan melakukan kerusakan di bumi? Di mana lokasi tembok besi yang dibangun oleh Dzul-Qarnain sebagai penjara untuk mereka? Dan beberapa pertanyaan lain yang membuat kita makin penasaran. Pada Edisi kali ini, KH. Qoimuddin menyuguhkan penjelasan seputar makhluk yang kemunculannya menjadi tanda hari kiamat tersebut. Saat ditemui oleh Muntahal Hadi dan Alil Wafa dari Buletin SIDOGIRI di kediamannya, beliau menyimpulkan bahwa yang wajib kita imani dan percaya hanya Yakjuj-Makjuj akan keluar di akhir zaman dan menjadi alâmah kubrâ bagi ending dunia. Bagaimana kita harus menyikapi hal-hal ghaib, seperti Yakjuj-Makjuj? Kita wajib iman dan percaya bahwa ada makhluk bernama Yakjuj-Makjuj, karena itu sudah di-nash dalam al-Quran. Di surat al-Kahfi disebutkan yang artinya, “Sesungguhnya Yakjuj-Makjuj melakukan kerusakan di bumi”. Begitu juga di surat al-Anbiya. Di sana disebutkan, “Hingga ketika dibuka pintu Yakjuj dan Makjuj...”. Maka wajib bagi setiap mukmin meyakini bahwa ada makhluk yang disebut Yakjuj-Makjuj dan mereka pernah dibendung oleh DzulQarnain. Siapa sebenarnya mereka? Yakjuj-Makjuj itu yang jelas manusia. Sudah ada penegasan dari Hadis maupun ijma ulama, bahwa mereka masih keturunan Nabi Adam . Bahkan, sebagian ulama menyatakan mereka masih keturunan Yafits bin Nuh . Tentang bentuk fisiknya, itu termasuk alam ghaib. Tidak harus diimani. Kalau menemukan keterangan tentang bentuk Yakjuj-Makjuj, bahwa mereka fisiknya kecil, dan telinganya lebar,

28

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

sehingga bisa dibuat selimut oleh mereka, itu semua Isrâiliyât. Keterangan itu bisa benar, bisa tidak. Di mana tempat yang diyakini sebagai lokasinya? Ini juga tidak wajib diyakini dengan detail, karena termasuk sesuatu yang ghaib. Sekarang ini, lokasinya memang tidak ditemukan. Tapi bukan berarti tidak ada. Kalau di kitab alHushûn al-Hamîdiyyah, dijelaskan kemungkinan-kemungkinannya saja. Setelah dibendung antara dua gunung oleh Dzul-Qarnain dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena terhalang oleh ketinggiannya, maka kemungkinan mereka tertutup es. Sekarang, bumi yang tertutup es abadi masih luas, baik di kutub utara maupun kutub selatan. Nah, bisa jadi lubangnya penghalang mereka tertutup di situ, sampai mereka menjadi padat. Itu penjelasan yang ada di alHushûn al-Hamîdiyyah. Jadi, tidak ada penjelasan detail di mana tempatnya. Di sebagian kitab tafsir ada penjelasan bahwa Yakjuj-Makjuj


nanti akan keluar di Armenia (negara di selatan Rusia, red). Dan bagaimana mereka keluar, kita tidak tahu dan tidak harus tahu urusan itu. Kemudian dalam tafsir alJawâhir, karya Syekh Thanthawi (Syaikhu al-Azhar, red), disebutkan bahwa Yakjuj-Makjuj adalah Mongolia dan Tatar. Tafsir alJawâhir ini termasuk tafsir ilmiah (tafsir modern, red). Beliau kemudian menguraikan sebuah Hadis al-Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah  ketika berada di rumah Ummi Habibah, beliau kaget dari tidurnya, lalu beliau mengatakan, “Lâ ilâha illâ Allâh, sudah dekat kehancuran bangsa Arab, karena sudah dilubangi bendungan Yakjuj-Makjuj itu – dan beliau membentuk angka 90 di tangannya”. Seperti juga dalam Hadis yang lain, Rasulullah  memberi isyarat adanya lubang sekian di temboknya Yakjuj-Makjuj. Menurut Syekh Thanthawi, maksudnya Hadis itu adalah serangan Mongolia dan Tatar dulu yang sampai merobohkan Khilafah Islamiyah di Baghdad. Bagaimana proses munculnya mereka di akhir zaman? Tentang masalah ini, ulamaulama dahulu tidak mau mengurai lebih jauh. Sebab, apa yang dijelaskan di dalam Hadis mengenai Yakjuj-Makjuj, itu urusan ghaib. Mereka berpandangan bahwa îmân bil-ghaib itu sudah cukup. Syekh Thanthawi mengatakan bahwa kehadiran Yakjuj-Makjuj yang pertama itu bukan seperti

yang diterangkan Rasulullah , bahwa Yakjuj-Makjuj akan keluar setelah Nabi Isa . Jadi pasukan Tatar bukan itu. Tapi mereka sudah menguasai dunia dan menghancurkan Arab dan kekhalifahan Islam. Kehadiran Yakjuj-Makjuj yang pertama ini sebenarnya hanya pelajaran bagi kaum muslimin supaya persiapan menghadapi keluarnya YakjujMakjuj yang kedua. Tapi memang ada keterangan, seperti di kitab Fathul-Bârî, bahwa Yakjuj-Makjuj keluar beberapa kali. Sekalipun di kitabnya orang-orang yang dahulu juga ada isyaratisyarat begitu. Makanya, kita tidak tahu yang sebenarnya. Terserah orang mau ikut pandangan yang mana. Yang penting dia harus iman bahwa apa yang ada dalam Hadis itu benar dan tidak boleh menyalahkan Hadis tanpa berdasarkan sistem muhadditsîn. Tidak boleh meragukan Hadis hanya karena tidak masuk akal dan lain sebagainya, atau mentakwil seenaknya hanya karena Hadis ini tidak masuk akal. Seperti menakwil sosok Dajjal dengan Amerika. Penakwilan seperti ini tidak bisa dibuat keyakinan, karena tidak berlandasan. Sebab di zaman Rasulullah  sudah ada sahabat yang bertemu dengan Dajjal. Dia benar-benar manusia dan cuma satu orang. Hadis ini tidak bisa ditolak karena ada dalam sahih Muslim. Dan juga seperti penakwilan Yakjuj-Makjuj dengan Cina, dengan alasan negara mana saja pasti ekonominya dikuasai Cina. Itu berarti seluruhnya dimakan.

Yang penting dia harus iman bahwa apa yang ada dalam Hadis itu benar dan tidak boleh menyalahkan Hadis

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

29


Kita tidak mengerti. Tapi yang jelas tidak harus kita yakini. Kalau kita sampai meyakini dan memastikan, maka akidah kita dalam bahaya.

Penafsiran seperti ini berbahaya bagi akidah. Kita tidak harus menafsiri yang seperti itu. Kita hanya wajib mengimani saja. Secara tidak langsung, berarti Yakjuj-Makjuj itu sudah keluar? Itu masalahnya. Kita tidak tahu pasti. Tapi seperti tadi, memang ada yang mengatakan gelombang yang pertama sudah keluar. Sedangkan gelombang terakhir akan keluar di zaman Nabi Isa  dan beliau tidak mampu melawan mereka. Kata Syekh Thanthawi, sekarang ini sudah zaman nuklir. Coba bayangkan, bagaimana kalau nanti terjadi perang dunia ketiga. Ketika Cina, Mongol, dan Rusia bergabung maka akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Rusia ini bergabung dengan Cina dan Mongol karena mereka akan menguasai Rusia lebih dulu. Kalau seperti itu, maka pendapat ini cocok dengan keterangan di sebagian kitab tafsir bahwa mereka akan keluar dari Armenia. Armenia kan masuk kawasan Rusia. Makanya, memang seperti ada hubungan dan kedekatan. Kita tidak mengerti. Tapi yang jelas tidak harus kita yakini. Kalau kita sampai meyakini dan memastikan, maka akidah kita dalam bahaya. Tapi, berdasarkan kemungkinan-kemungkinan tadi, mereka sudah berada di sekitar kita? Ya, “kemungkinan” gitu saja. Maka yang perlu diwaspadai adalah Yakjuj-Makjuj yang kedua (terakhir) ini. Kata-kata

30

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

“min syarrin qad iqtarab” dalam Hadis harus diperhatikan. Berarti sebentar lagi. Khilafah Islamiyah di Baghdad yang hancur itu bangsa Arab. Arab sudah hancur padahal bendungannya cuma berlubang sedikit. Makanya, jadikan sebagai pelajaran. Hanya berlubang sekian saja, umat Islam sudah tidak mampu menghadapi mereka. Besok-besok kalau sudah dakkâ’, betul-betul terbuka total atau bergerak kemudian hancur dan melebur dengan tanah, apa yang bisa kita selamatkan? Bisa dijelaskan, bagaimana mereka bisa keluar dari Radm yang dibuat oleh Dzul-Qarnain? Mereka akan keluar kalau bendungannya sudah terbuka. Di surat al-Kahfi dijelaskan bahwa kalau sudah tiba waktunya (akhir zaman) bendungan itu akan mengalami dakâ’. Di Hadis dijelaskan bahwa dakkâ’ itu tidak hancur tiba-tiba. Tapi, memang hasil usaha mereka. Tiap hari mereka melubangi itu. Ketika sudah malam, mereka pulang dan berkata, “Besok kita kembali dan lanjutkan lagi.” Keesokan harinya, ketika mereka kembali, ternyata bendungannya utuh lagi seperti semula. Sehingga mereka memulai dari awal lagi, terus seperti itu. Ketika sudah tiba waktunya, mereka memakai kata masyî’ah. Mereka mengatakan, “Insya-Allah, besok kita kembali lagi.” Nah, sejak saat itu, apa yang mereka lubangi tetap dan tidak kembali seperti semula. Akhirnya mereka terus melubangi, sampai akhirnya berhasil.


Buletin SIDOGIRI menerima konsultasi masalah keagamaan. Kirim melalui SMS ketik: bm#namaAnda#kotaAnda# pertanyaanAnda (contoh: BM#Ahmad Mujib#Pasuruan#isi pertanyaan), ke 081330440000, email: buletinsidogiri@ yahoo.co.id atau surat ke alamat redaksi

Minum Kopi Luwak

Boleh apa tidak minum kopi luwak? Dan, bagaimana hukumnya memelihara luwak untuk menjadikan kopi luwak, sedangkan itu sudah jadi kotoran luwak?

Imah, Pakisan, 085859481xxx

Biji-bijian yang ditelan atau tertelan oleh manusia atau hewan dalam kaitan hukumnya dipilah; jika bijibijian tersebut setelah keluar menjadi kotoran tetap keras maka hanya dihukumi mutanajjis, tidak dihukumi najis sehingga cukup disucikan dengan cara yang sesuai dengan aturan dalam penyucian najis; jika kondisi biji sudah berubah yang ditandai dengan lembek, maka dihukumi najis yang tidak bisa disucikan. Keras dan tidaknya biji-bijian yang keluar setelah menjadi kotoran ditandai oleh kondisi biji tersebut. Tandanya, jika masih dimungkinkan untuk tumbuh saat ditanam, biji tersebut hanya dihukumi mutanajjis, jika tidak bisa ditanam maka sudah najis. Bagaimana dengan biji kopi yang ditelan oleh luwak? Jika kondisi

Bahtsul Masail Masail dijawab oleh Lajnah Murajaah Fiqhiyah (LMF)Kuliah Syariah Pondok Pesantren Sidogiri dan dikoordinir oleh Ust. H. Ahmad Baihaqi

kopi setelah keluar menjadi kotoran masih keras dan bisa dimungkinkan tumbuh jika ditanam, maka biji kopi hanya mutanajjis yang cukup dicuci saat menyucikannya. Adapun mengonsumsinya, juga diperbolehkan karena bukan benda najis. Berbeda jika kondisi kopi sudah berubah yang tidak bisa dimungkinkan tumbuh jika ditanam. Kopi dengan kondisi demikian adalah najis yang jika dikonsumsi sama dengan hukum mengonsumsi kotoran najis lainnya; haram jika dalam kondisi tidak darurat. Adapun memelihara luwak dengan tujuan dimaksud, diperbolehkan, sama dengan memelihara hewan lain. Lihat: Hawâsyi asy-Syarwânî IX/210, Fathul-Mu’în, 7.

Cara Memandikan Mayat Bertato

Bagaimana cara memandikan mayat muslim yang di seluruh badannya terdapat tato yang ke dalam tubuhnya?

Sudahri Efendi, Pamekasan 087750488xxx

Bertato merupakan perbuatan yang diharamkan dalam Islam, sebab termasuk perbuatan yang dianggap mengubah ciptaan Allah (taghyîru khalqillâh) yang dilarang dalam al-Qur’an, demikian sebagaimana dijelaskan oleh Imam Hasan al-Bashri. Meski demikian tato tidak termasuk sesuatu yang dapat mencegah sampainya air ke dalam anggota tubuh saat wudhu, sehingga wudhunya orang BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

31


yang bertato hukumnya sah. Sedangkan ketidak-sahan shalat orang yang bertato bukan berangkat dari wudhu yang tidak sah, akan tetapi disebabkan orang yang bertato dianggap membawa najis di tubuhnya. Jadi mengacu pada rumusan jawaban ini, maka dapat diketahui bahwa cara memandikan mayat yang terdapat banyak tato di sekujur tubuhnya adalah sebagaimana memandikan mayat yang lain yang tidak bertato. Lihat: al-Majmû‘, I/296; Tafsîr Ibni Katsîr, II/415; I‘ânatuth-Thâlibîn, I/127.

Demikian sebagaimana disampaikan oleh Syekh Amin al-Kurdi dalam Tanwîrul-Qulûb. Namun kemudian Beliau mencantumkan pendapat Malikiyah yang menentukan keharaman pada gambar yang ada bayangannya. Sedangkan gambar yang tidak ada bayangannya hukumnya tidak haram. Dan pendapat ini merupakan sebuah kelonggaran bagi pelakunya. Lihat: Tanwîrul-Qulûb, 99-100

Bacaan Tambahan dalam Yasin Fadhilah, Bolehkah?

Dalam Yasin Fadhilah ada penambahan bacaan, bagaimana hukum menambah bacaan tersebut?

Muhyiddin, Sumenep, 098175222xxx

Hukum Melukis

Bagaimana hukumnya menggambar atau melukis sesuatu yang bernyawa, seperti banyak lukisan-lukisan yang beredar? Ahmad Bassam Syamil, Sumenep, 087850390xxx

Melukis sesuatu yang bernyawa dengan organ yang bisa hidup hukumnya haram bahkan termasuk dosa besar. Nabi Muhammad  bersabda:

Sesungguhnya orang yang paling pedih siksanya di hari kiamat adalah orang-orang yang menggambar. (HR Bukhari Muslim)

32

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Penambahan bacaan dalam Yasin Fadhilah bukan penambahan bacaan al-Quran yang telah ditetapkan, akan tetapi merupakan tulisan doa-doa yang dimaksudkan untuk memandu pembacanya agar membaca doa pada titik bacaan yang pantas membaca doa, dan seperti ini dianjurkan dan dicontohkan oleh Rasulullah  saat beliau membaca al-Qur'an baik di dalam shalat maupun di luar shalat. Lihat: Riyâdush-Shâlihîn, bab Mujâhadah.

Berjabat Tangan dengan Ipar Lain Jenis

Bagaimana hukumnya berjabat tangan dengan kakak ipar lain jenis, apakah sama dengan wanita ajnabiyah, mengingat dia dapat membatalkan wudhu bila disentuh dan haram dinikahi?

Tomi, Blega, 087780031xxx

Kakak ipar lain jenis merupakan perempuan lain yang tidak mahram (ajnabiyah), karena itu menyentuhnya


hukumnya tidak diperbolehkan dan dapat membatalkan wudhu. Haramnya dinikahi karena akan terjadi berkumpulnya dua mahram dalam naungan seorang suami yang dilarang dalam agama (al-Jam’u bainalUkhtaini). Lihat:Fathul-Mu’în, 206

Qaul Qadim dan Qaul Jadid

Bagaimanakah tentang dua pendapatnya Imam Syafii yang dinamakan dengan Qaul Qadim dan Qaul Jadid, manakah yang harus diambil? Tomi, Blega, 087780031xxx Qaul Qadim merupakan pendapat Imam Syafii yang pertama kali difatwakan ketika pertama kali Beliau tinggal di Baghdad (th 195 H) setelah diberi wewenang untuk berfatwa oleh dua gurunya yaitu Muslim bin Khalid azZinji, seorang ulama besar yang menjadi mufti di Makkah, dan Imam Malik pendiri Mazhab Maliki. Sedangkan Qaul Jadid merupakan hasil pemikiran Beliau yang menggabungkan antara dua mazhab besar yaitu Mazhab Maliki sebagai Madzhabul-Hadîts dan Mazhab Hanafi sebagai Madzhabur-Ra’yi. Hal ini Beliau lakukan setelah mengembara menuju Mesir dan mempelajari pilar-pilar Mazhab Hanafi. Menurut al-Isnawi, pendapat Imam Syafii yang tertuang dalam Qaul Qadim merupakan mazhab di luar Mazhab Syafii yang diakui, terkecuali jika pendapat itu sama dengan yang ditetapkan di Qaul Jadid. Hal ini dikarenakan kedudukan Qaul Qadim sudah dihapus (mansukh) oleh Qaul Jadid. Kendati Qaul Qadim yang telah dicabut ini dianggap sebagai

pendapat di luar mazhab, akan tetapi ada sebagian pendapat yang boleh digunakan karena dalilnya dianggap kuat. Menurut Ashhâbusy-Syâfii, Qaul Qadim yang bisa digunakan terdapat 17 permasalahan. Bahkan menurut al-Kurdi setelah diteliti dengan seksama ada 30 permasalah yang masih bisa diikuti. Lihat: Mengenal Istilah dan Rumus Fuqaha’, 112-114

Shalat Disentuh Anak Kecil

Apakah batal shalatnya seorang lakilaki yang ketika sedang shalat jamaah ada anak kecil perempuan yang lewat di sampingnya dan menyentuh kakinya? Alif Athoillah, Lamongan, 085733059xxx Persentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan dapat membatalkan wudhu jika sama-sama besar. Yang dimaksud sama-sama besar di sini adalah sampai pada batas disyahwati menurut ukuran akal yang normal secara umum. Jadi apabila anak perempuan kecil yang menyentuh laki-laki tersebut masih kecil dan belum sampai pada batas disyahwati hukum shalatnya tidak batal. Lihat: I’ânatuth-Thâlibîn, I/79

Apakah Niat Harus Dilafadzkan?

Niat merupakan landasan dalam beramal. Apakah niat itu harus dilafadzkan atau cukup di dalam hati?

Moh. Abu Zairi, PP. Annuqayah Lubangsa, Sumenep, 082131334xxx

Niat dalam madzhab Syafi’i merupakan rukun yang harus dikerjakan bersamaan dengan awal rukun dalam suatu ibadah, seperti shalat bersamaan dengan Takbiratul Ihram. Sedangkan tempat niat ada di dalam hati. Akan tetapi, disunahkan untuk melafadzkan BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

33


niat, dengan tujuan membantu gerakan hati dalam menata niat. Imam Ibnul-Muqri mengatakan, pelafadzan niat ini secara pelan (sirr) yang dibersamakan dengan niat di hati. Jika kemudian hanya di hati saja, sudah dinilai cukup, atau pelafadzan saja maka tidak cukup. Dari itu, jika antara lafadz dan niat bertentangan maka yang dianggap adalah niat yang ada di dalam hati. Catatan: Niat adalah maksud hati yang bersamaan dengan perbuatan, dan bukan suara hati. Lihat: Al-Iqnâ’ lisy-Syarbîni, I/52.

Muazzin Plus Khatib

Bolehkah muazzin sekaligus menjadi khatib dalam shalat Jumat? Zainal Arif, Krai Yosowilangun, 085335899xxx

Orang yang menjadi khatib tidak ada ketentuan harus tidak menjadi muazzin, jadi sah-sah saja muazzin kemudian menjadi khatib. Namun ada aturan yang sebaiknya diperhatikan, seperti sebisanya khatib dari penduduk setempat (ahlul-jum’ah) dan merangkap menjadi imam.

Hukum Mengerik Alis

Bagaimana hukumnya mencukur alis?

Ghazali, Probolinggo, 085258733xxx

Masih ada perdebatan di antara ulama mengenai hukum mencukur alis. Ada yang mengharamkan dan ada yang memperbolehkan dengan beberapa catatan. Mayoritas ulama berpendapat bahwa mengerik alis bagi wanita yang sudah bersuami diperbolehkan, asalkan mendapat izin dari suaminya, atau ada indikasi yang menunjukkan bahwa sang suami memberinya izin.

34

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Sebab, mengerik alis merupakan bagian berhias yang memang tujuannya untuk menyenangkan hati suami. Adapun bagi wanita yang tidak bersuami mayoritas ulama tidak memperbolehkan mereka mengerik alisnya. Namun, sebagian ulama yang lain memperbolehkannya asalkan ada hajat, semisal untuk pengobatan atau alisnya bila dibiarkan menjadi aib. Kebolehan mencukur bagi wanita tak bersuami tersebut ini, asalkan tidak ada unsur pengaburan (tadlîs) kepada orang lain. Mengenai alis yang panjang, menyukurnya adalah makruh. Namun, menurut sebagian ulama dari kalangan madzhab Hanbali hukumnya boleh secara mutlak. Akan tetapi, juga menurut madzhab Hanbali, tidak boleh mencabut alis, meskipun mendapat ijin dari suami. Lihat: Al-Majmû’ SyarhulMuhadzdzab, I/290; al-Mausû’ah alFiqhiyah, XV/69.

Jabat Tangan Guru dan Murid

Bagaimana hukum berjabat tangan antara guru dengan murid/siswi yang rata-rata sudah dewasa? A. Sabilillah, Bekasi, 087806868xxx Berjabat tangan dengan lain jenis yang bukan mahram dan tidak ada ikatan suami isteri hukumnya haram, meskipun itu antara murid dan guru. Niat memuliakan tidak bisa dijadikan alasan untuk memperbolehkannya. Jika pun harus terpaksa, maka dengan cara memakai kaos tangan atau sesamanya. Ini pun dengan catatan harus tidak ada syahwat antara keduanya. Lihat: Hâsyiah al-Bâjûri, II/99, Qurratul-’Ain bi Fatawa asy-Syeikh Ismâ’îl az-Zain, 229, Fiqhus-Sîrah, 383.


Kajian

Inilah Hakikat Cinta Siapapun, dari golongan, kelompok, dan aliran apapun, boleh mengklaim dirinya cinta Nabi . Ia boleh mengklaim cinta yang dimilikinya adalah cinta sejati yang hakiki. Namun, cinta sejati dan hakiki butuh bukti. Harus ada parameter jelas dan tanda-tanda yang mesti diwujudkan, agar bisa diidentifikasi manakah sebenarnya cinta yang sejati dan mana pula cinta yang palsu. Dalam sebuah Hadis, “Seandainya manusia diberikan (diterima) semua pengakuannya, tentulah ramai orang yang menuntut darah dan harta orang lain.” (HR Al-Bukhari). Di sini, kami mencoba menyelami arti cinta kepada Rasulullah  yang sesungguhnya. Inilah hakikat cinta yang mesti dipancarkan. Dan, marilah bulan ini kita jadikan sebagai momentum yang tepat untuk memulainya. Tim Kajian Buletin SIDOGIRI (Alil Wafa, Ahmad Biyadi, Badrussoleh, Ali Wafa Yasin) BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

35


CAKRAWALA

ARTIKEL

Cinta Mereka Cinta Tak Terbayangkan “Tidak, hamba sama sekali tidak sakit, hanya saja saat hamba tak bersamamu hamba begitu rindu. Dan saat hamba teringat akhirat, hamba khawatir tak akan melihat tuan lagi di sana.”

S

AAT itu, seorang pemuda berada dalam gundah gulana. Rasa risau yang tak terelakkan begitu mencekamnya, bahkan raut muka pemuda itu pucat pasi. Dialah Tsauban mantan budak Nabi Muhammad . Melihat hal itu, Nabi  pun bertanya, “Ada apa denganmu, wahai Tsauban (apakah engkau

36

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

sakit)?” Dia menjawab, “Tidak, hamba sama sekali tidak sakit, hanya saja saat hamba tak bersamamu hamba begitu rindu. Dan saat hamba teringat akhirat, hamba khawatir tak akan melihat tuan lagi di sana.” Lalu turunlah ayat berkenaan dengan hal itu, “Dan siapapun yang taat pada Allah dan rasul-Nya, maka mereka (akan) bersama dengan orangorang yang Allah beri nikmat...” (QS. An-Nisa [4]: 69). Ayat itu merupakan kabar gembira yang tak terkira bagi Tsauban dan para sahabat. Mereka khawatir di akhirat tak dapat berkumpul kembali bersama


Nabi . Cinta mereka kepada Nabi melebihi cinta mereka pada orang lain, bahkan pula melebihi cinta mereka pada diri sendiri. Karena yang sedemikian itu adalah bagian dari syarat kesempurnaan iman seseorang. Seperti halnya saat Umar  berkata pada Nabi , "Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih kucintai dari pada apapun kecuali diriku sendiri." Beliau ditegur oleh Rasulullah , "Tidak, demi Dia yang diriku dalam kekuasaan-Nya, sampai aku lebih kau cintai daripada dirimu sendiri," Mendengar hal itu, sontak Umar  pun berkata, "Maka sungguh, demi Allah , sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri." Maka Rasulullah  pun bersabda, "Sekaranglah Umar (imanmu telah sempurna)." Itu menggambarkan betapa dahsyatnya cinta para sahabat kepada Nabi . Cinta mereka jauh lebih dari sekadar menghormati, seperti layaknya masyarakat kepada seorang presiden. Cinta mereka jauh lebih dari sekadar takzim, seperti seorang murid pada guru. Hingga kita bisa katakan, cinta mereka memang benar-benar tak terbayangkan. Dalam sebuah Hadis riwayat Imam Muslim dijelaskan saat Nabi  bercukur pada seorang pencukur rambut, para sahabat berada di sekeliling Nabi  berebutan mengambil rambut beliau, hingga tak ada satupun rambut beliau yang sempat jatuh menyentuh tanah. Begitu pula saat beliau berwudhu, para sahabat langsung berebutan mengambil sisa air wudhu beliau lalu mengusapnya pada diri mereka

(HR. Bukhari). Itu semua mereka lakukan sebagai bentuk tabarruk mereka pada beliau. Melihat ‘kegilaan’ cinta mereka yang seperti itu, maka jelas tak mengherankan kisah-kisah dalam banyak peperangan. Ketika perang sedang berkecamuk, para sahabat malah menjadikan dirinya sebagai perisai pelindung Rasulullah . Mereka khawatir serangan pedang, panah, dan tombak orang kafir akan mengenai beliau . Semisal Thalhah bin Ubaidillah yang menahan laju anak panah yang mengarah pada Rasulullah  dengan tangannya, sehingga jari-jarinya terputus. Syammas bin Utsman menjadi perisai Rasulullah  yang terjatuh hingga akhirnya Syammas pun terbunuh. Sepulang dari Uhud kaum muslimin menyambut Rasulullah . Seorang wanita dari Bani Dinar diberitahu bahwa suami, bapak, dan saudaranya gugur dalam perang ini. Dia justru bertanya, “Bagaimana kabar Rasulullah ?" Orang-orang menjawab, “Wahai Ibu fulan, beliau baik-baik saja, alhamdulillah, beliau seperti yang engkau harapkan.” Wanita pun tersebut berkata, “Mana beliau, tunjukkanlah beliau padaku. Aku ingin melihatnya.” Orang-orang menunjuk ke arah Rasulullah . Pada saat itu wanita tersebut berkata, "Musibah apa pun tidak berarti bagiku asalkan Anda selamat." Sungguh tak terbayangkan seperti apa rasa cinta mereka kepada beliau. Cinta yang mendorong pemiliknya untuk memberikan segalanya pada sang kekasih. Cinta yang membuatnya

Cinta mereka jauh lebih dari sekadar menghormati, seperti layaknya masyarakat kepada seorang presiden. Cinta mereka jauh lebih dari sekadar takzim, seperti seorang murid pada guru. Hingga kita bisa katakan, cinta mereka memang benarbenar tak terbayangkan.

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

37


CAKRAWALA

ARTIKEL

melakukan apapun demi sang kekasih. Bahkan membuat mereka selalu ingin melakukan apapun yang sang kekasih lakukan. Seperti diriwayatkan dalam sebuah Hadis Imam Ahmad. Suatu saat Ali  menunggang kendaraan seraya membaca bacaan tertentu kemudian beliau tersenyum. Ketika beliau ditanya mengapa tersenyum, beliau menjawab aku pernah melihat Rasulullah  melakukan seperti itu kemudian saat aku bertanya kenapa beliau tersenyum, beliau menjawab "Allah kagum pada hamba-Nya yang berdoa, “Ya Allah ampuni aku,” dan Allah berkata, “HambaKu tahu bahwa tak ada yang bisa mengampuninya selain Aku." Semua itu dilakukan oleh Ali  karena ingin meniru Rasulullah , bahkan juga ingin meniru kapan beliau tersenyum. Ini juga dilakukan oleh para sahabat lainnya. Mereka senantiasa meneliti dan memperhatikan segala hal terkait dengan Rasulullah  lalu menirunya. Seperti juga yang dilakukan oleh Abdullah bin Umar , beliau salat di tempat di mana dia melihat Rasulullah  salat di tempat itu. Kecintaan yang besar itu tak hanya dimiliki oleh satu-dua orang sahabat saja. Tapi seluruh sahabat merasakannya. Terbukti saat Rasulullah  wafat, seluruh Kota Madinah kelam. Mereka benar-benar kehilangan. Bahkan beberapa sahabat ada yang hijrah ke luar kota, karena tak tahan selalu teringat kenangan bersama Rasulullah , seperti Bilal bin Rabbah  yang hijrah ke Syam. Hingga suatu saat Bilal bermimpi

38

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

diminta berkunjung ke Madinah oleh Rasulullah . Maka ketika berada di makam, Bilal pun tak kuat menahan rasa rindunya hingga dia menangis dan nyeracau seraya mengusap-usap makam Nabi . Pun juga saat Bilal diminta adzan oleh Hasan dan Husein, kedua cucu Nabi . Di mana sebelumnya Bilal menolak permintaan Abu Bakar dan Umar untuk adzan, karena dia sudah tak bisa lagi mengumandangkan adzan setelah wafatnya Rasulullah . Tapi saat Hasan dan Husein memintanya, dia tak bisa menolak. Maka Bilal pun adzan. Dan saat adzan dikumandangkan, Madinah menjadi gempar, seluruh orang berhamburan keluar dari pasar, dari rumah-rumah. Mereka saling bertanya, “Apakah Rasulullah  dibangkitkan kembali?” Mereka teringat masa-masa bersama beliau. Saat Bilal mengucapkan “Asyhadu annâ Muhammad Rasûlullâh”, lidahnya pun kelu, kata-katanya tersedak di kerongkongan, Bilal tak bisa meneruskan adzannya, dia menangis tersedu-sedu, dan seluruh kota menangis menjadi, hingga kata perawi cerita tersebut, Madinah tak pernah terlihat pilu dengan tangisan seperti saat Bilal mengumandangkan adzan itu. Itulah gambaran betapa besar cinta para sahabat kepada Nabi . Cinta mereka bukanlah cinta nafsu atau sekadar hormat biasa. Cinta mereka adalah cinta iman, cinta yang lillâhi ta’alâ. Maka, cinta mereka pun cinta yang tak terbayangkan dahsyatnya. Ahmad Biyadi/BS


CAKRAWALA

ARTIKEL

Bukti Cinta Sejati

C

INTA, sebuah kata yang indah didengar, manis diucapkan, nikmat dirasakan. Cinta adalah karunia dan rahmat Allah  yang Dia bagikan kepada hamba-hamba-Nya. Dia lah yang menjadikan cinta bercorak dan bercitawarna, membagikan cinta kepada para manusia, memberikan pilihan kepada mereka apa dan siapa yang harus dicinta; ada cinta yang mulia, ada cinta yang hina, ada cinta harta, wanita, tahta dan segala yang nista. Namun, cinta yang paling mulia dan paling sempurna adalah cinta kepada Allah  Sang Pencipta cinta, dan kepada Rasululullah  yang di utus-Nya sebagai bentuk cinta kepada alam semesta.

”Tidaklah seorang hamba beriman hingga aku menjadi orang yang lebih ia cintai daripada keluarganya, hartanya, dan manusia semuanya.”

Keharusan Mencintai Rasulullah  Allah  berfirman (artinya): “Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudarasaudara kalian, isteri-isteri kalian, keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan tempat-tempat tinggal yang kalian sukai, itu lebih kalian cintai daripada Allah dan BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

39


CAKRAWALA

ARTIKEL

Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sehingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang yang fasik.’” (QS at-Taubah [9]: 24) Dalam ayat lain: ”Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri.” (QS alAhzab [33]: 6). Rasulullah  bersabda: ”Tidaklah seorang hamba beriman hingga aku menjadi orang yang lebih ia cintai daripada

beliau  bersabda, ”Sekaranglah wahai Umar! (imanmu sempurna).” (HR al-Bukhari) Diceritakan juga dari Anas bin Malik  bahwa Rasulullah  bersabda, “Ada tiga hal yang barangsiapa memilikinya niscaya ia akan merasakan manisnya iman; 1) Allah dan Rasulullah lebih ia cintai daripada yang lainnya, 2)…… (HR al-Bukhari) Dari beberapa kutipan ayat dan hadis di atas, maka tak terbantahkan lagi jika mencintai Rasulullah  merupakan kewajiban bagi siapapun yang

Tak terbantahkan lagi jika mencintai Rasulullah  merupakan kewajiban bagi siapapun yang mengaku beriman. Bahkan cinta kepada Baginda Rasul  menjadi barometer dari kualitas keimanan seseorang.

keluarganya, hartanya, dan manusia semuanya.” (Muttafaq ‘Alaih) Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Hisyam , ia berkata, “Kami bersama Nabi , ketika itu beliau  menggandeng Umar bin al Khattab , lantas Umar berkata kepada Beliau , ”Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Maka Nabi  bersabda, ”Tidak, demi Dzat yang jiwaku dalam kekuasaan-Nya, hingga aku menjadi orang yang lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka Umar  pun berkata kepada beliau, ”Sesungguhnya sekarang, Demi Allah, engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” Maka

40

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

mengaku beriman. Bahkan cinta kepada Baginda Rasul  menjadi barometer dari kualitas keimanan seseorang. Cinta Sejati Butuh Bukti Cinta butuh bukti untuk bisa diakui sebagai cinta sejati. Karena siapapun bisa saja mengklaim cinta, namun tidak semua klaim cinta itu hakiki. Maha suci Allah  yang menjadikan ketaatan dan ketundukan kepada-Nya sebagai bukti atas kebenaran cinta. Allah  memberikan sebuah parameter untuk mengetahui hakikat pengakuan cinta seseorang. Ukuran dan bukti cinta seorang hamba kepada Allah  adalah sejauh mana dia ber-ittiba’ (mengikuti) Rasulullah . Allah  berfirman (artinya):


”Katakanlah: ’Jika kamu (benarbenar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosa kalian’. Allah Maha Pengampun dan Penyanyang” (QS Ali Imran [3]: 31) Ayat ini juga menunjukkan bahwa ittiba’ kepada Nabi  merupakan bukti dan realisasi pengakuan cinta seseorang kepada Rasulullah . Cinta kepada Allah  dan Rasulnya merupakan dua hal yang tak terpisahkan, bagai pohon dan ranting. Cinta kepada Allah dan rasulnya hampir selalu disebutkan bergandengan. Rasulullah  bersabda: “Cintailah Allah karena telah melimpahan nikmatNya kepada kalian, cintailah aku karena cinta kalian kepada-Nya, dan cintailah keluargaku karena mencintaiku.” (HR Tirmidzi). Bukti lain kecintaan seseorang kepada Rasulullah  adalah senantiasa banyak mengingat dan menyebut beliau. Seseorang yang mencintai sesuatu tentu akan sentiasa mengingat dan menyebutnya. Ia selalu berharap dan rindu untuk melihat dan berjumpa dengannya, berapapun harga yang harus dibayar. Senantiasa ingat dan menyebutnya merupakan sebab kesinambungan cinta dan rindu padanya. Dan salah

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bersalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” satu cara untuk selalu mengingat Baginda Rasulullah  adalah senantiasa membaca salawat dan salam kepada beliau , apalagi salawat dan salam memang diperintahkan oleh Allah  dan Rasulullah . Allah  berfirman (artinya): “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS al-Ahzab [33]: 56) Rasul  bersabda, “Di antara umatku yang paling mencintaiku adalah orang-orang yang hidup selepasku, salah seorang dari mereka sangat ingin melihatku walaupun terpaksa menebus dengan keluarga dan harta.” (HR Muslim) Beliau  juga bersabda, “Barangsiapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” (HR Muslim). Alil Wafa/BS

“Tak sedikit orang pintar yang suka di belakang karena ilmunya Dan tak sedikit orang bodoh yang gemar di depan karena kebodohannya...” ~ Ibnu Duraid

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

41


CAKRAWALA

ARTIKEL

Generasi Kaca Mata Kuda Tidak salah bila dikatakan bahwa generasi saat ini, rasa cintanya pada Allah  dan rasul-Nya  turun drastis dibanding dengan generasi-generasi sebelumnya,

S

AAT ini kata cinta begitu banyak disebut. Kata cinta laris-manis di media dan obrolan sehari-hari, seolah cinta adalah agama kedua yang disepakati oleh banyak orang. Bila anda mengetik kata ‘cinta’ di google searching, maka akan ada lebih dari 290.000.000 hasil yang

42

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

anda dapatkan. Padahal pengguna internet di Indonesia hanya sekitar 55 juta orang saja. Hanya saja, kata cinta yang dimaksud sangat jarang yang berkaitan dengan cinta pada Allah  atau cinta pada Nabi  atau juga cinta tulus pada orang tua. Justru kata cinta dalam arti nafsu yang lebih banyak disebut-sebut. Sehingga tidak salah bila dikatakan bahwa generasi saat ini, rasa cintanya pada Allah  dan rasulNya  turun drastis dibanding dengan generasi-generasi sebelumnya, meski kata cinta sangat sering diungkapkan.


Mengapa? Ada banyak alasan mengapa generasi saat ini tak memiliki kecintaan besar pada Allah  dan rasul-Nya  seperti cinta para ulama masa silam. Alasanalasan itu terakumulasi pada satu faktor besar yang menjadi kendala utama Islam saat ini. Said Ramadan al-Bouti, ulama sufi Syiria mengungkapkan bahwa, ancaman utama Islam itu adalah Islam sedang kehilangan jati diri. Dengan artian banyak umat Islam tidak mengerti betul tentang Islam itu sendiri. Hal itu diakibatkan kebanyakan muslim tidak mendalami khazanah keilmuan, sejarah, dan perilaku para ulama salaf. Mereka lebih disibukkan dengan berbagai keilmuan di luar memahami Islam. Dampaknya Islam akan kian tak dikenal oleh umatnya sendiri, padahal Islam memiliki akhlak dan fikih sebagai panduan perilaku seharihari, dan memiliki tasawuf serta akidah sebagai tuntunan hati dan keyakinan. Semua itu seharusnya diketahui secara mendalam oleh seluruh umat Islam agar tak mudah diombang-ambingkan oleh orang lain yang mengatasnamakan dirinya sebagai pemikir. Selain itu, beberapa faktor lain juga mempengaruhi. Misalnya, – yang terparah – minimnya pengajaran sejarah kenabian sejak dini. Anak-anak sejak duduk di bangku SD lebih banyak disibukkan dengan belajar 1 + 1, belajar IPS, Bahasa inggris, dls. Sangat sedikit porsi waktu untuk menceritakan kisah-kisah Nabi , para sahabat, dan para ulama salaf. Plus dalam kehidupan

Mereka lebih mencintai para artis itu. Seperti saat seorang artis yang dipenjara lantaran kasus perzinahan, banyak muslimah muda berjilbab menangis meronta-ronta meminta sang artis dibebaskan. Ironis. sehari-hari mereka juga minim mendapatkan kisah-kisah itu. Justru yang lebih banyak mereka dengar adalah tentang orangorang yang sebenarnya tak begitu penting mereka ketahui, seperti artis dan penyanyi. Maka tak heran bila ketika anak itu telah dewasa, mereka lebih mencintai para artis itu. Seperti saat seorang artis yang dipenjara lantaran kasus perzinahan, banyak muslimah muda berjilbab menangis meronta-ronta meminta sang artis dibebaskan. Ironis. Padahal, seperti yang diungkapkan Zainudin alMalibari, hal pertama kali yang wajib dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya -bahkan sebelum memerintah sang anak untuk salat- adalah menceritakan tentang sekilas sejarah Nabi Muhammad . Informasi yang banyak didengungkan di telinga anak saat ini berputar-putar pada tema yang hampir sama. Televisi, surat kabar, radio, bahkan pula pelajaran di sekolah sangat minim menjelaskan bagaimana seharusnya seorang muslim berperilaku seperti ulama salaf, bagaimana para sahabat menghormati dan mencintai Nabi , bagaimana menghormati ilmu dan guru, dan perilakuperilaku luhur lainnya. Palingpaling informasi seperti itu hanya BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

43


CAKRAWALA

ARTIKEL

Solusi dari semua masalah ini bukanlah mencari kambing hitam, seperti menyalahkan pemerintah karena kurang peduli, menuding tokoh agama karena kurang becus mengajar, atau menyalahkan perilaku anak yang kurang bergairah dalam menuntut ilmu. diadakan sebulan sekali pada acara pengajian massal atau setahun sekali pada acara peringatan maulid Nabi . Sangat tidak sebanding dengan informasi yang sejatinya tidak begitu penting dalam kehidupan Islam anak di masa mendatang. Langkah Kita Bila kita bicara aturan, tak terbilang aturan syariat yang saat ini tak dijalankan, termasuk juga rasa takzim dan cinta kepada sang junjungan . Jutaan kendala dan problem menghadang, bertambah waktu demi waktu. Tentu saja, solusi dari semua masalah ini bukanlah mencari kambing hitam, seperti menyalahkan pemerintah karena kurang peduli, menuding tokoh agama karena kurang becus mengajar, atau menyalahkan perilaku anak yang kurang bergairah dalam menuntut ilmu. Kunci utama dalam memperbaiki umat Islam saat ini adalah dengan mengembalikan pada apa yang membuat generasi awal menjadi gemilang. Dalam sebuah Hadis

riwayat Imam Malik, Rasulullah  bersabda, “… bahwa tak ada yang bisa membuat akhir umat ini menjadi baik kecuali apa yang membuat awal umat ini baik” sahabat pun bertanya, “Apa itu?” Rasul  menjawab,”Ketakwaan.” Hal yang paling realistis yang bisa kita lakukan adalah upaya membuat generasi saat ini memiliki pengetahuan Islam dan memiliki sikap dan akhlak yang Islami. Salah satunya adalah melalui kisah-kisah luar biasa tentang cinta dan hormat para sahabat pada Nabi . Siapapun yang mendengar bagaimana para sahabat mencintai Rasulullah , pastilah hatinya bergetar dan sedikit demi sedikit mereka akan mencintai Rasulullah , keluarga Rasul, para sahabatnya, serta ulama salaf saleh. Menceritakan kisah-kisah Rasulullah  dan para sahabat sejak dini itu untuk mengimbangi informasi-informasi media yang minim menginformasikan hal-hal yang berbau keislaman. Ali Wafa Yasin/BS

“Semakin bertambah ilmu yang ku miliki, semakin bertambah pula kesadaranku akan kebodohanku...” ~ Imam asy-Syafi’i

44

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433


CAKRAWALA

ARTIKEL

Cinta Keluarga Nabi, Refleksi Cinta Nabi 

CINTAILAH Allah karena telah melimpahan nikmatNya kepada kalian, cintailah aku karena cinta kalian kepadaNya, dan cintailah keluargaku karena mencintaiku.” (HR. Tirmidzi). Demikianlah ungkapan Nabi ketika memberikan penjelasan tentang bagaimana seharusnya menempatkan keluarga beliau di hati kita. Seorang pecinta sejati, tanpa perintah sekalipun, akan senantiasa mencintai setiap apa dan siapa saja yang dicintai oleh kekasihnya, sebagai bukti akan kesungguhan cintanya. Apalagi jika

Seorang pecinta sejati, tanpa perintah sekalipun, akan senantiasa mencintai setiap apa dan siapa saja yang dicintai oleh kekasihnya, sebagai bukti akan kesungguhan cintanya. ada himbauan langsung dari sang kekasih untuk mencintai sesuatu atau orang tertentu. Karena itu sudah seharusnya bagi siapa saja yang mengaku mencintai Nabi  untuk mencintai Ahlul-Bait, orangorang kesayangan Nabi , sebagai bukti akan kesungguhan cinta mereka terhadap Nabi . Lebihlebih ada himbauan langsung BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

45


CAKRAWALA

ARTIKEL

“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. al-Ahzab [33]: 33)

dari Rasulullah  untuk mencintai keluarganya sebagaimana Hadis di atas. Selain alasan-alasan ini, sebenarnya masih banyak alasan lain yang mengharuskan kita untuk mencintai Ahlul-Bait. Pertama, karena hubungan kekerabatan mereka dengan Nabi . Mereka adalah orang-orang terdekat yang mendampingi Nabi  dalam menghadapi pahit getirnya menyebarkan agama. Kedua, karena mereka termasuk orangorang terdahulu yang masuk Islam. Ketiga, karena keistimewaan yang diberikan Allah kepada mereka sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an yang artinya, “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersihbersihnya.” (QS. al-Ahzab [33]: 33) Para sahabat merupakan orang-orang yang terkenal begitu mencintai Nabi . Bahkan kecintaan mereka terhadap Nabi  mengalahkan rasa cinta terhadap diri mereka sendiri. Karena itu mereka juga sangat mencintai Ahlul-Bait, baik ketika Nabi  masih hidup atau setelah Nabi  wafat. Bahkan keluarga Nabi  jauh lebih mereka cintai daripada keluarga mereka sendiri. Ada banyak kisah dan pernyataan sahabat yang menggambarkan

46

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

betapa cinta mereka begitu besar terhadap keluarga Nabi . Di antaranya yang paling terkenal adalah sahabat Abu Bakar. Dalam kitab Sahihnya Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Abu Bakar  berkata, “Perhatikan Muhammad dalam keluarganya.” Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar, perkataan Abu Bakar ini merupakan himbauan dan wasiat kepada umat islam agar mereka senantiasa menjaga Ahlul-Bait dan jangan sampai menyakiti atau berbuat jelek kepada mereka. Abu Bakar  suatu ketika juga pernah berkata kepada Ali bin Abi Thalib , “Sungguh aku lebih senang menyambung tali kekerabatan kepada keluarga Rasulullah  daripada keluargaku sendiri.” (HR. Bukhari) Selain Abu Bakar , sahabat lain yang juga terkenal sangat mencintai keluarga nabi adalah Sayyidina Umar . Suatu ketika Umar bin Khattab  berkata kepada Sayyidina Abbas , paman nabi, “Demi Allah, sungguh keislamanmu di hari engkau masuk Islam, bagiku jauh lebih membahagiakan daripada keislaman al-Khattab (ayahnya) seandainya ia masuk Islam. Sebab aku tahu, bagi Rasulullah  keislamanmu jauh lebih membahagiakan daripada keislaman al-Khattab.” Diceritakan dari Jabir , ia berkata, “Ketika Umar menikahi putri Sayyidina Ali, Ummu Kultsum, aku mendengar ia berkata, ‘Tidakkah kalian mengucapkan selamat untukku? Aku pernah mendengar Nabi berkata, ‘Pada hari kiamat nanti setiap sebab dan


nasab akan terputus, kecuali sebab dan nasabku.’” Selain itu ketika Umar bin al-Khattab  memberi anaknya, Abdullah, 3000 Dinar, dan Usamah bin Zayd 3500 Dinar, Abdullah bertanya, "Mengapa dia diberi lebih? Demi Allah, dia tidak berperang melebihiku." Umar menjawab,"Karena Zayd lebih dekat kepada Rasulullah dibanding ayahmu, dan Usamah lebih dekat kepadanya dibanding kamu, sehingga aku lebih menyukai kecintaan Nabi dibanding kecintaanku." AdzDzahabi juga menceritakan, “Jika Abbas berpapasan dengan Umar atau Utsman, sementara mereka menunggangi kendaraan, maka mereka akan turun dari kendaraannya sehingga Abbas melewati mereka. Hal itu mereka lakukan sebagai bentuk pengagungan terhadap paman Nabi.” Selain Abu Bakar  dan Umar  masih banyak sahabatsahabat lainnya yang juga sangat mencintai keluarga Nabi , Zaid bin Tsabit adalah salah satunya. Asy-Sya’bi berkata, “Suatu ketika Zaid bin Tsabit pergi untuk menghadiri salat jenazah. Seusai salat, maka untanya didekatkan agar ditungganginya. Ibnu Abbas

lantas datang mendekat dan mengambil tali kekang untuk Zaid. Melihat hal itu, Zaid berkata, “Biarkan, wahai anak paman Rasulullah.” Ibnu Abbas menimpali, “Demikianlah seharusnya kita bersikap kepada seorang ulama”. Maka Zaid mencium tangan Ibnu Abbas dan membalas, “Demikianlah kita diperintahkan untuk bersikap kepada Ahlul-Bait Nabi. Demikianlah sekelumit kisah tentang kecintaan para sahabat Nabi kepada Ahlul-Bait yang membuktikan betapa besar cinta mereka terhadap Nabi. Bagi para sahabat, mencintai keluarga Nabi berarti menghormati, menjaga hak-hak, serta meniru suri tauladan mereka. Mereka mengamalkan sabda Nabi  yang artinya, “Aku tinggalkan kepadamu yang jika kamu berpegang kuat kepadanya, kamu tidak pernah sesat sesudahku. Yang satu lebih besar dari yang lain, yaitu Kitab Allah, tali yang memanjang dari bumi ke langit, dan (yang kedua) ‘itrahku (ahlul-bait). Keduanya tidak akan pernah berpisah hingga mereka datang kepadaku di hari pembalasan. Maka ikuti bagaimana kamu berbuat bersama mereka sesudahku.” (HR. Tirmidzi) Badrus Sholeh SH./BS

Bagi para sahabat, mencintai keluarga Nabi berarti menghormati, menjaga hakhak, serta meniru suri tauladan mereka

“Salah satu kelebihan yang paling terpuji pada diri manusia, kalau dia lebih banyak berpikir daripada berbicara...” ~ Abdullah as-Saburi

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

47


CAKRAWALA

WAWANCARA

Al-Habib Abu Bakar Assegaf

Mengenal Tidak Harus Berjumpa Orang bilang, “tak kenal maka tak sayang”. Kita tidak pernah mengenal Nabi , bertemupun juga tidak, lalu adakah kiat-kiat tertentu agar kita dapat mencintai beliau? Pertanyaan semacam ini, mengingatkan saya pada sebuah matan Hadis, “Min asyaddi ummatî lî hubban nâsun yakûnûna ba’dî yawaddu ahaduhum la raânî bimâlihî wa âhlihî.” Dalam Hadis tersebut Nabi  menggambarkan

48

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

bahwa sebagian dari umatnya yang sangat besar rasa cintanya pada beliau, adalah mereka yang datang setelah beliau sebagai umat Nabi di akhir zaman, otomatis kita juga masuk di dalamnya, yang mana mereka punya rasa rindu dan keinginan untuk berjumpa dengan Nabi , walaupun harus mengorbankan harta dan keluarganya. Hadis ini tentunya merupakan kabar gembira bagi seluruh umat Nabi


 yang patut untuk disyukuri dan berharap agar kita termasuk dalam golongan orang-orang itu. Maka mengenal itu tidak harus berjumpa. Kita bisa mengenal Nabi  melalui mendengar dan membaca sejarah hidup dan perjuangannya atau syama’il dan ahwal yang berkaitan dengan Nabi . Juga, tentang bagaimana besarnya kasih sayang Nabi  kepada umatnya, baik itu dengan mendengarnya dari para guru atau dengan cara membaca kitab-kitab sejarah. Hal-hal yang demikian itu bisa membangkitkan rasa mahabbah (cinta, red) dan syauq (rindu, red) kita pada Nabi Muhammad . Tebukti, banyak yang hidup di setelah Nabi dari para auliya’ dan shalihin yang mereka juga tidak pernah bertemu dengan beliau, tapi memilik rasa cinta yang begitu besar pada beliau. Ini adalah bukti bahwa seseorang bisa mencintai tanpa perlu berjumpa. Jangankan kepada Nabi, sekarang kita ambil contoh, secara logika bagaimana seseorang bisa mencintai seorang artis padahal dia belum pernah bertemu dengannya? Jadi berawal dari mengenal, dan dari mengenal itu akan menjadi sebuah pintu masuk pada rasa cinta sehingga nantinya akan mengidolakannya. Perhatian Nabi  kepada umatnya begitu besar, sehingga sebelum wafatpun beliau masih sempat menyebut umatnya sebanyak tiga kali, menurut Habib? Sudah menjadi sebuah ketetapan dari Allah  bahwa Nabi Muhammad  dijadikan sebagai

Maka mengenal itu tidak harus berjumpa. Kita bisa mengenal Nabi  melalui mendengar dan membaca sejarah hidup dan perjuangannya atau syama’il dan ahwal yang berkaitan dengan Nabi .

seorang rasul yang sangat besar rasa cintanya kepada umatnya melebihi apapun di dunia ini, juga melebihi cinta nabi-nabi terdahulu kepada umatnya, bahkan melebihi cinta kita pada diri kita sendiri. Dalam surah at-Taubah Allah  menyandangkan dua asma-Nya kepada Nabi (Ra’uf & Rahîm). Karena itulah beliau memiliki rasa cinta yang besar pada umatnya. Karena yang diinginkan beliau hanya satu, yaitu ingin agar umatnya menjadi umat yang selamat. Kalau bisa jangan sampai ada satupun dari umatnya yang masuk neraka. Dalam ayat lain Allah  menyatakan, "Wamâ arsalnâka illâ rahmatan lil-âlamîn.” Kalimat “Rahmtan lil-‘âlamîn” inilah yang tidak dimiliki oleh selain beliau. Jadi, kalau kita berbicara tentang cinta Nabi kepada umatnya, rasanya tidak akan cukup waktu kita untuk menggambarkannya, dan cinta beliau tidak bisa tertandingi dan tidak akan bisa dibalas. Apakah suatu saat akan ada yang bisa membalasnya? Tidak ada! Tidak ada orang yang bisa menandingi cinta Nabi, dan tidak ada orang yang bisa membalas cinta beliau. Paling tidak, kita ini hanya bisa sekadar mengimbangi kecintaan BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

49


CAKRAWALA

WAWANCARA yang taat. Dalam konteks ini, taat itu berarti mencintai Nabi dengan sepenuh hati. Dan kita juga berharap dengan sebab cinta itu, kita mendapatkan syafaat beliau kelak di hari kiamat dan semua itu merupakan janji yang diberikan Allah dan Rasulnya.

50

beliau dengan sesuatu yang bisa membuat beliau bahagia. Dan itulah yang paling maksimal yang bisa kita kerjakan, “Wahal jazâulihsân illal-ihsân.”

Apa yang sebenarnya membuat orang-orang yang seperti Syekh al-Bushiri tenggelam dalam lautan cinta kepada Nabi? Adanya sebuah kesadaran bahwa rasul menjadi pintu untuk sampai kepada Allah. Dan memang benar, Allah menjadikan beliau sebagai perantara utama untuk bisa wushul pada-Nya. Betapa banyak dalam al-Qur’an ayat-ayat yang digandeng antara taat pada Allah dan taat pada Nabi Muhammad. Dan Allah sendiri yang menyatakan kepada Nabi, “Warafa’nâ laka dzikraka,“ yang maksudnya adalah setiap kali Allah disebut maka Nabi pun akan disebut pula, sehingga nantinya tidak ada orang yang dapat wushul kepada Allah tanpa melalui cinta kepada Nabi.

Balasan apa bagi orang yang sudah berusaha sepenuh hati mencintai Nabi ? Bertanya tentang ini sama seperti bertanya tentang matahari di siang hari. Itu sudah jelas, karena cinta kepada Nabi adalah perintah dari syarak. Dan setiap ada perintah tentu saja ada balasannya. Balasan itu bukan dari Nabi, tapi dari Allah yang memerintah, dan Allah juga yang akan membalas terhadap siapapun

Disamping dianjurkan mencintai Nabi, kita juga dianjurkan mencintai keluarga dan sahabat beliau? Mencintai keluarga dan sahabat Nabi itu merupakan bagian dan tanda kecintaan kita kepada beliau. Bagaimana mungkin seseorang mengaku cinta pada Nabi, tapi tidak mencintai keluarga dan sahabatnya. Karena mereka adalah orang-orang yang dicintai oleh Nabi, sehingga kalau

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433


kita mengaku cinta Nabi, maka kita harus mencintai orang yang dicintai Nabi itulah cinta hakiki. Selain itu, juga ada perintah dari Allah bahwa kita harus mencintai keluarga dan kerabat Nabi. Adapun para Sahabat, jelas mereka itu adalah santri Nabi, Orang-orang yang hidup bersama beliau, berjuang, menjaga, dan membantu beliau. Jadi, mereka adalah orang-orang yang sangat harus, bahkan wajib, dicintai dan dimulyakan. Dalam hal ini, kita Ahlussunah wal Jama’ah berpendapat bahwa, para sahabat itu adil dan wajib dicintai. Dalam satu ayat dijelaskan, “Radhiyallahu ‘anhum wa radhû ‘anhu.” Kalau Allah sudah meridai mereka, maka wajib bagi kita untuk juga meridai dan mencintai mereka yang diridhai Allah. Sedangkan dalil dari Hadis di antaranya adalah sabda Nabi yang artinya, “Janganlah kalian caci-maki satupun dari sahabatku, karena sendainya salah seorang dari kalian menginfakkan mas sebesar gunung Uhud, itupun belum cukup untuk menyamai satu mud yang diinfakkan oleh sahabatku.” Kadang ada Dzurriyah Nabi (Habaib) yang tidak beridiologi Ahlussunah wal Jama’ah, bagaimana sikap kita? Kita harus bisa membedakan antara dzat seseorang dan amaliahnya. Misalnya, kita menjumpai seseorang yang berkelakuan tidak benar atau beraliran tidak benar, maka yang wajib kita benci adalah perbuatannya. Jadi, kalau kita menjumpai seorang Sayyid yang

Cinta itu tidak cukup hanya dengan pengakuan. Cinta itu butuh sebuah bukti. Cinta itu tempatnya di hati, jadi tidak dapat diketahui kecuali dengan cara diekspresikan. Dalam bentuk apa? beraliran di luar Ahlussunah wal Jama’ah, Syiah misalnya, maka kita tetap wajib mencintainya sebagai keluarga Nabi atau keturunan Nabi, tapi amaliahnya wajib kita benci dan tidak boleh diikuti. Banyak orang mengklaim cinta Nabi namun enggan untuk mengikuti sunah-sunahnya, tanggapan Habib? Allah menyatakan “Qul in kuntum tuhibbûna Allâha fattabi’unî…,“ jadi, cinta itu tidak cukup hanya dengan pengakuan. Cinta itu butuh sebuah bukti. Cinta itu tempatnya di hati, jadi tidak dapat diketahui kecuali dengan cara diekspresikan. Dalam bentuk apa? Kalau konteksnya cinta kepada Nabi, maka dengan cara mengikuti sunah-sunahnya. Keduanya tak ubahnya lâzim dan malzûm. Jadi, mahabbah itu malzûm, sedangkan lâzimulmahabbah adalah ittibâ’ dan taat. Dalam al-Quran Allah lebih sering menyebutkan lâzimul-mahabbah dari pada malzûm-nya. Misalnya, “Man atha’anî faqad athâ’ Allâha” dan “Qul in kuntum tuhibbûna Allâha fattabi’unî…,“ Jadi sangat naif kalau orang mengaku cinta kepada Nabi namun pengakuan itu tidak dibarengi dengan ittibâ’ dan ketaatan kepada orang yang dicintainya. Ali Wafa Yasin/BS BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

51


CAKRAWALA

BEDAH KITAB

Lebih Dekat dengan Nabi Kita Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal Peresensi

N

: Asy-Syifâ bi Ta’rîfi Huqûqil-Mushthafâ : al-Qhadi Abu al-Fadhl ‘Iyadh al-Yahshubi : Dar el Kutub al-Ilmiyah : Ketiga, 2006 M. : 424 hlm. : Badrus Sholeh SH

ABI Muhammad  adalah sosok yang hidup pada empat belas abad yang silam. Namun demikian informasi lengkap tentangnya masih bisa dilacak dengan mudah sampai saat ini melalui referensi buku-buku. Baik buku yang ditulis khusus untuk menceritakan lengkap hal-ihwal Nabi, atau yang hanya menceritakannya sekilas dalam suatu pembahasan. Salah satunya adalah buku yang berjudul Asy-Syifâ bi Ta’rîfi Huqûqil-Mushthafâ ini. Buku yang ditulis pada abad ke-5 Hijriah ini berisi banyak data otentik dan ulasan ilmiah yang memungkinkan kita untuk mengenal Nabi lebih dekat dan mengetahui siapa beliau sesunguhnya. Penulisnya, al-‘Allamah al-Qadhi Abi Fadl ‘Iyadl al-Yahshubi (w. 544 H.), adalah seorang ulama terkenal kelahiran

52

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Andalus. Buku ini kemudian diberi catatan pinggir (hâsyiah) oleh al‘Allamah Ahmad bin Muhammad bin Muhammad asy-Syumunni (w. 876 H). Dalam karyanya ini al-Yahshubi tidak sekedar menjelaskan biografi Nabi . Tapi lebih dari itu ia juga menjelaskan banyak hal terkait hakhak Nabi yang menjadi kewajiban umatnya. Seperti keharusan untuk mengimani, mengikuti sunah, mentaati, mencintai, memuliakan, dan membaca salawat untuknya. Pada bagian pertama buku ini, konsentrasi penulis sepenuhnya diarahkan terhadap ulasan tentang biografi Nabi . Agar lebih sistematis, bagian ini masih dibagi menjadi beberapa bab. Bab pertama membahas tentang pengagungan Allah  terhadap Nabi, baik yang berupa ungkapan (qaul) atau tindakan


(fi’l). Di sini penulis banyak menampilkan ayat-ayat al-Qur’an yang bernada pujian terhadap Nabi . Bab kedua merupakan uraian tentang kesempurnaan perangai (khuluq) dan penciptaan (khalqu) Nabi . Ada banyak kisah tentang keindahan Nabi  yang dilampirkan dalam pembahasan ini, sehingga pembaca dapat membayangkan dengan jelas betapa Nabi  adalah sosok manusia sempurna yang sulit ditemui padanannya. Bab ketiga berisi keterangan sejumlah hadisHadis sahih tentang keagungan dan posisi Nabi  di sisi Allah  serta keutaman-keutamaannya di dunia dan akhirat. Sedangkan bab keempat khusus mengkaji berbagai macam mukjizat yang Allah  tampakkan melalui tangan Nabi . Pada bagian kedua buku ini, fokus kajian penulis tidak lagi terarah pada biografi Nabi . Ia justru memilih untuk membahas secara detail macam-macam hak Nabi  yang seharusnya dipenuhi oleh umatnya. Semisal kewajiban untuk mengikuti segala sunahnya. Diceritakan bahwa suatu ketika Abdullah bin Umar memutar-mutar untanya di suatu tempat. Ketika ditanya tentang tindakan anehnya tersebut ia menjawab “tidak tahu”. Menurutnya hal itu dilakukannya karena ia pernah melihat Nabi  melakukannya. Tidak ada alasan lebih. Mencintai Nabi  sepenuh hati juga merupakan hak Nabi yang tidak boleh diabaikan. Dalam pembahasan ini penulis juga menerangkan pahala yang akan didapat oleh orang-orang yang dengan tulus mencintai Nabi .

Selain itu Nabi  juga harus dihormat dan dimuliakan. Bahkan meskipun telah wafat penghormatan dan pengagungan terhadapnya tetap harus dipelihara sebagaimana ketika beliau masih hidup. Abu Ibrahim atTajibi berkata, ”Bagi setiap orang mukmin, ketika menyebut Nabi  atau disebutkan padanya, berkeharusan tunduk, khidmat, menghormat, tenang, dan membayangkan seolah-olah dirinya berada dihadapan Nabi langsung. Penulis juga memaparkan sejumlah kisah orang-orang yang begitu menghormat Nabi , sekalipun beliau sudah wafat. Mush’aib bin Abdillah berkata, “Aku pernah menemui Amir bin Abdillah bin azZubair. Jika disebutkan Rasulullah  padanya, maka ia akan menangis sehingga air matanya kering. Aku juga pernah melihat Imam az-Zuhri, dia adalah orang yang sangat terkenal di masanya. Jika disebutkan Nabi  padanya, maka seakan-akan dia tidak mengenalmu dan engkau tidak mengenalnya pula.” Demikianlah sepintas gambaran tentang isi buku ini. Walhasil, buku ini sangat penting dibaca oleh setiap umat Nabi Muhammad  agar mengetahui hak-hak Nabi  yang harus mereka penuhi. Selain itu yang tidak kalah penting adalah agar dapat mengenal Nabi Muhammad  lebih dekat. Karena hanya dengan mengenalnyalah kita bisa mencintainya. Buku ini akan membuat siapapun yang membacanya jatuh cinta kepada Nabi dan merindukannya. Jadi, selamat membaca dan bersiapsiaplah jatuh cinta. BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

53


CAKRAWALA

OPINI

Fikih Muwazanah dalam Fatwa Keuangan Syariah Oleh: Mohammad Mahbubi Ali * Fikih Muwazanah Ide tentang urgensi fikih muwazanah sudah banyak disinggung oleh sederet ulama terdahulu, seperti Ibnu Taimiyyah, al-Ghazali dan Ibnu Qayyim. Dalam Manhaj Ibn Taymiyyah fil-Fiqh, Ibnu Taimiyyah mengatakan: Syariah diwahyukan untuk menciptakan manfaat

54

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

dan menghilangkan mafsadah. Eksistensinya ditujukan untuk memberikan skenario terbaik dari dua pilihan maslahah yang tidak bisa dicapai secara bersamasama dan mengeliminasi kondisi terburuk dari dua mafsadah yang tidak bisa dihindari secara bersama (Athishan, 1999). Konsep ini lalu dikembangkan dengan lebih komprehensif oleh Yusuf Al-Qaradhawi dalam


karyanya “Aulawiyatul-Harakah al-Islamiyah”. Menurutnya, fikih muwazanah meletakkan konsentrasi pada tiga area: (i). konflik antara maslahah dengan maslahah lain; (ii) antara mafsadah dengan mafsadah lain; dan (iii) antara maslahah dan mafsadah (Al-Qaradhawi, 2001). Ketika proses penetapan hukum berhadapan dengan salah satu tiga skenario di atas, para ulama dituntut untuk ekstra hati-hati dalam meletakkan skala prioritas dan level urgensinya. Parameter berikut mesti dijadikan sebagai titik pijak dalam menetapkan prioritas dan preferensi. Pertama, jika maslahah bertentangan dengan maslahah yang lain, maka prioritas diberikan kepada maslahah yang lebih besar. Ini sejalan dengan kaidah fikih: jika terjadi konflik antara satu manfaat dengan yang lainnya maka diambil manfaat yang paling tinggi. Dalam perspektif maqashid syariah, maslahah terkategorikan dalam tiga hirarki: dharuriyyah, hajiyyah dan tahsiniyyah. Level dharuriyyah adalah tingkatan tertinggi yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, terkandung dalam pemeliharaan lima kebutuhan dasar: agama, jiwa, akal, harta, dan keturunan. Sementara tingkatan hajiyyah akan menciptakan kesulitan jika tidak terpenuhi, level tahsiniyyah terkait dengan kesempurnaan dan perbaikan kualitas hidup. Dalam perspektif fikih muwazanah , prioritas mesti diberikan kepada level yang lebih tinggi. Jika terjadi konflik antara dharuriyyah dan hajiyyah, maka dharuriyyah mesti

“Jika terdapat pertentangan antara dua mudharat maka diambil mudharat yang paling ringan”, dan kaidah fiqh: “Mafsadah yang lebih besar dihilangkan dengan mengambil mafsadah yang lebih ringan”.

didahulukan, tetapi jika level hajiyyah bertentangan dengan tahsiniyyah, maka hajiyyah akan mendapatkan prioritas (Kamali, 2000). Selanjutnya, apabila dua maslahah dalam tingkatan yang sama bertentangan, maka pemeliharaan terhadap agama didahulukan, lalu pemeliharaan jiwa, akal, keturunan, dan harta secara berurutan. Jika konflik terjadi pada maslahah yang sama dan pada aspek yang juga setara, maka kepentingan publik didahulukan daripada kepentingan pribadi. Kedua, jika terjadi konflik antara sesama mafsadah, maka mafsadah yang lebih besar harus dihilangkan dan mengambil mafsadah yang lebih ringan. Ini sesuai dengan bunyi kaidah fikih: “Jika terdapat pertentangan antara dua mudharat maka diambil mudharat yang paling ringan”, dan kaidah fikih: “Mafsadah yang lebih besar dihilangkan dengan mengambil mafsadah yang lebih ringan”. Ketiga, apabila terjadi konflik antara maslahah dengan mafsadah, maka penetapannya berdasarkan dua skenario: jika dampak mengambil maslahah lebih besar daripada menghilangkan mafsadah, maka BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

55


CAKRAWALA

OPINI

mengambil maslahah lebih diutamakan, tetapi jika efek maslahah lebih rendah atau sama dengan dampak mafsadah, maka menghilangkan mafsadah lebih didahulukan daripada menciptakan maslahah. Ini berdasarkan kaidah fikih: “Menghilangkan bahaya lebih didahulukan daripada menciptakan manfaat”. Fatwa Keuangan Syariah Fatwa-fatwa keuangan syariah di dunia, termasuk juga fatwa DSN MUI Indonesia, tidak hanya didasarkan pada pemenuhan ketentuan mekanik fikih an-sich, tetapi juga pendekatan fikih muwazanah . Tidak heran, jika kita temukan sederet resolusi dan fatwa memperbolehkan sebuah

takaful sangat diperlukan, maka beberapa lembaga fatwa (seperti Shariah Advisory Council (SAC) Bank Negara Malaysia) memperbolehkan berbagi risiko dengan reasuransi konvensional dengan beberapa syarat: (i) prioritas mesti diberikan kepada perusahaan retakaful; (ii) tidak ada retakaful, baik lokal maupun non-lokal, yang mampu menyerap risiko perusahaan takaful; dan (iii) keberadaan retakaful diragukan kemampuannya untuk menanggung risiko perusahaan takaful. Contoh lain dari penerapan fikih muwazanah dalam fatwa keuangan syariah adalah pengenaan denda atau penalti dengan uang terhadap nasabah

Tetapi jika efek maslahah lebih rendah atau sama dengan dampak mafsadah, maka menghilangkan mafsadah lebih didahulukan daripada menciptakan maslahah. Ini berdasarkan kaidah fiqh: “Menghilangkan bahaya lebih didahulukan daripada menciptakan manfaat” kasus atas dasar pertimbangan maslahah dan mafsadah, padahal secara prinsip menyalahi ketentuan dasar fikih. Salah satu contohnya adalah fatwa tentang perusahaan takaful yang berbagi risiko dengan asuransi atau reasuransi konvensional. Menurut ketentuan dasar fikih, lembaga keuangan syariah tidak diperkenankan berbagi risiko dengan lembaga asuransi berbasis riba. Akan tetapi, ketika keberadaan retakaful tidak memadai untuk meng-cover risiko perusahaan takaful, sementara keberadaan lembaga penunjang yang mampu menanggung risiko perusahaan

56

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

bank syariah yang menundamenunda pembayaran padahal dalam kondisi mampu. Mayoritas ulama empat madzhab berpendapat bahwa pengenaan denda dengan uang terhadap debitor tidak diperkenankan. Akan tetapi, ketiadaan denda di lembaga keuangan syariah akan membuat nasabah mampu dengan mudah menunda-nunda kewajiban pembayarannya. Kondisi ini akan sangat merugikan depositor dan mengancam masa depan Bank Syariah karena akan menciptakan risiko sistemik dan multiplier effect. Atas dasar pertimbangan mafsadah inilah, DSN MUI dalam


fatwa No: 17/DSN-MUI/IX/2000 memperkenankan pengenaan denda dengan uang yang didasarkan pada prinsip ta‘zîr, yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya. Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial. Ini juga sejalan dengan resolusi SAC BNM dalam fatwa no. 81 tahun 2010 tentang dibolehkannya pengenaan ta’widh (kompensasi) atau gharamah (penalti) terhadap nasabah yang terlambat melakukan pembayaran. Sementara pengenaan ta’widh didasarkan pada actual loss (kerugian aktual) yang boleh diakui sebagai pemasukan bank syariah, maka gharamah adalah sanksi atas keterlambatan pembayaran yang tidak bisa diakui sebagai pendapatan bank, tetapi mesti dialokasikan untuk kepentingan sosial. Alhasil, penetapan fatwa keuangan syariah, tidak hanya didasarkan pada aspek-aspek pemenuhan ketentuan akad dalam fikih, tetapi juga melalui seperangkat metodologi ushul fikih dan pendekatan fikih muwazanah. Ini untuk memastikan bahwa produk-produk lembaga

Penetapan fatwa keuangan syariah, tidak hanya didasarkan pada aspekaspek pemenuhan ketentuan akad dalam fiqh, tetapi juga melalui seperangkat metodologi ushul fiqh dan pendekatan fiqh muwazanah.

keuangan syariah tidak hanya sesuai syariah dari sisi ketentuan mekanik akad, tetapi juga menjadi jembatan tercapainya tujuan tertinggi dari syariah (maqashid syariah), yaitu menciptakan maslahah dan menghilangkan mafsadah. Wallahu A’lam

* Penulis adalah Santri Sidogiri dan Peneliti pada International Shariah Research Academy for Islamic Finance (ISRA), Malaysia

“Sedikit, tapi membuatmu bahagia, jauh lebih baik daripada banyak tapi membuatmu terpenjara...” ~Ali al-Bassami

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

57


KHANIQAH SUFI

Keunikan ‘Tafsir’ Sufistik di Jagat Pengetahuan Islam (1)

Di Balik Cerapan Makna yang Mendalam “Adapun ucapan tokoh-tokoh sufi mengenai al-Qur’an, semua itu termasuk bagian dari isyarat terhadap rahasia-rahasia yang tersingkap di hadapan orang-orang yang menjalani suluk. Ucapan mereka itu bisa dikompromikan dengan tafsir-tafsir zhahir yang dimaksudkan dari ayat tersebut.” - Sayyid Syihabuddin al-Alusi dalam Tafsir Rûhul-Ma’âniKalangan sufi kadang menggunakan kacamata yang berbeda dengan umumnya para mufasir.

58

K

ETIKA menguraikan maksud dari sebuah ayat, kalangan sufi kadang menggunakan kacamata yang berbeda dengan umumnya para mufasir. Sehingga, kesimpulan yang mereka ungkapkan kadang juga agak berbeda. Misalnya, ketika berbicara mengenai QS al-Baqarah: 22 yang melarang umat manusia membuat andâd (sekutu) bagi Allah, maka Imam Sahl at-Tustari menyatakan, “Sekutu yang paling besar adalah nafsu yang selalu memerintahkan

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

keburukan, mengupayakan kepentingan dan hasratnya, tanpa bimbingan dari Allah.” Secara zhahir jelas sekali bahwa maksud dari andâd itu adalah sekutu yang disembah, semisal berhala dan semacamnya. Namun, tokoh sufi Basrah dari Abad Ketiga Hijriah itu mengambil cerapan makna sufistik yang lebih dalam lagi. Ucapan beliau mengisyaratkan bahwa mengikuti perintah buruk hawa nafsu, secara tidak langsung, menjadikan nafsu


sebagai sekutu Allah. Menurut kaidah tafsir, tidak mungkin memaknai andâd itu dengan nafsu buruk karena tidak memenuhi kriteria penafsiran terhadap kata tersebut. Oleh karena itu, cerapan makna seperti yang dilakukan Imam Sahl atTustari itu, bukan termasuk bagian dari tafsir, melainkan termasuk isyarat atau pengambilan inspirasi dari lafal-lafal yang terdapat di dalam al-Qur’an. Imam Sahl atTustari tetap meyakini bahwa maksud sesungguhnya dari ayat tersebut tetaplah makna zhahir seperti yang lumrah diungkapkan oleh para mufasir. At-Tustari cuma menjadikan ayat tersebut sebagai simbol atau perumpamaan untuk nasehat sufistik yang beliau sampaikan. Tautan makna semacam itu dapat diserap oleh at-Tustari karena keterikatan yang sangat erat dengan tauhid melalui penyelaman yang mendalam. Bagi orang yang sampai ke tingkat ini, semua hal bisa menjadi inspirasi tauhid. Semua hal juga akan mengingatkannya pada akhirat. Sebab, setiap rangsangan yang menyentuh indera atau pikiran seseorang akan membentuk tautan menuju apa yang memenuhi jiwanya. Ibaratnya, seperti kisah Qais al-Majnun ketika melihat ruas-ruas jalan, puing-puing rumah, desiran angin, lambaian daun dan gemericik air. Semua benda itu justru mengingatkannya kepada Laila. Sebab, ia senantiasa berpikir dan merasa, bahwa setiap ruas jalan bisa mengantarkannya ke rumah Laila, setiap desiran angin bisa menyejukkan tubuh

Laila, dan seterusnya. Fokus yang luar biasa terhadap tauhid dan ahwâlul-qalb (gerakan hati), secara kejiwaan, akan mengikat segenap potensi jasmaniyah-ruhaniyah para sufi untuk terfokus pada titik tersebut, termasuk ketika mereka membaca al-Qur’an dan menghayati kandungan isinya. “Mereka mengucapkan itu berangkat dari kesempurnaan iman dan kemurnian makrifat. Mereka sama sekali tidak meyakini bahwa makna zhahir bukan merupakan maksud, dan yang menjadi tujuan hanyalah makna batin, sebagaimana yang terdapat dalam keyakinan orang-orang kebatinan yang tak beragama,” jelas Sayyid Syihabuddin al-Alusi. Al-Alusi menegaskan demikian, karena memang ada kalangan tententu yang menyatakan bahwa berbagai cerapan dan isyarat para sufi mengenai ayat al-Qur’an tak ubahnya tafsir batin yang dilakukan oleh para pengikut aliran sesat Batiniyah. Meski sama-sama memiliki hubungan erat dengan kata “batin”, isyarat sufi dan tafsir batiniyah sangatlah bertolak belakang. Aliran kebatinan tidak mengakui makna zhahir, lalu mereka melakukan takwil yang benar-benar jauh, merusak makna al-Qur’an, dan bertentangan dengan syariat. Misalnya, seperti disebutkan oleh Imam al-Ghazali dalam Fadhâ’ihul-Bathiniyah, aliran Batiniyah menyatakan bahwa yang dimaksud “Tongkat Musa” adalah hujah-hujahnya; Manna dan Salwâ adalah ilmu yang turun dari langit; Thûfân adalah bencana ilmu yang

ada kalangan tententu yang menyatakan bahwa berbagai cerapan dan isyarat para sufi mengenai ayat alQur’an tak ubahnya tafsir batin yang dilakukan oleh para pengikut aliran sesat Batiniyah.

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

59


perlu diketahui bahwa mereka tidaklah menyatakan itu sebagai tafsir terhadap ayat alQur’an. Maksud mereka, ayat itu bisa dijadikan simbol untuk maksud tersebut.

60

menenggelamkan orang-orang yang memegang makna zhahir; Iblis yang disuruh sujud kepada Adam maksudnya adalah Abu Bakar yang disuruh sujud kepada Ali. Tafsir aliran kebatinan seperti tersebut di atas jelas tidak memiliki kesamaan sedikitpun dengan isyarat batin tokohtokoh sufi mengenai ayat alQur’an. Yang pertama, aliran kebatinan mengklaim bahwa itulah yang dimaksudkan dari ayat al-Qur’an, bukan yang lain. Kedua, mereka membuat tautan makna dengan nalar yang amat menggelikan. Ketiga, isi tafsir mereka bertentangan dengan ajaran al-Qur’an, Hadis, dan paham Ahlusunah wal Jamaah. Keempat, tujuan mereka membuat tafsir-tafsir tersebut adalah untuk menghilangkan syariat, lalu menggantinya dengan apa yang mereka klaim sebagai “hakikat”. Kelima, mereka adalah orangorang buruk yang bergelimang dengan paham-paham kesesatan. Berbagai kesesatan tafsir Batiniyah tersebut sama sekali tidak terdapat dalam isyaratisyarat sufi mengenai ayat alQur’an, sehingga tidak mungkin disamakan. “Mengenai ucapan para ahli isyarat dari kalangan sufi tentang sebuah ayat—dengan menyebutkan makna takwil yang tidak lumrah dari lafal al-Qur’an— maka perlu diketahui bahwa mereka tidaklah menyatakan itu sebagai tafsir terhadap ayat al-Qur’an. Maksud mereka, ayat itu bisa dijadikan simbol untuk maksud tersebut. Oleh karena itu, mereka menyebutnya sebagai

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

isyarat, bukan makna dari ayat. Ini jelas berbeda dengan tafsir Batiniyah,” demikian kata Syekh Thahir bin Asyur al-Maliki, ulama tafsir yang masyhur di Abad 13 Hijriah. Syekh Thahir mengumpamakan itu dengan isyarat yang disebutkan oleh Imam al-Ghazali dalam Ihyâ’ mengenai Hadis, “Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar atau anjing.” Isyarat sufistik dari Hadis tersebut, hati itu ibarat rumah, sedangkan penyakit hati dan sifatsifat tercela tak ubahnya anjing. Hati yang dipenuhi penyakit tak ubahnya rumah yang dipenuhi anjing. Malaikat sangat enggan masuk ke sana. Sehingga, hati yang kotor tidaklah mendapatkan limpahan cahaya dari Allah, sebab nur tersebut hanya dilimpahkan melalui perantara para Malaikat. Mengenai cerapan makna tersebut Imam al-Ghazali menegaskan: Bukan berarti aku menyatakan bahwa makna kata “rumah” itu adalah hati, dan makna kata “anjing” itu adalah sifat-sifat tercela. Aku hanya menyatakan bahwa Hadis tersebut mengingatkan terhadap kesimpulan itu. Jadi, intinya beliau tidak mengalihkan Hadis tersebut dari makna asli tekstualnya. Beliau hanya mengambil inspirasi dari makna Hadis tersebut untuk membuat kesimpulan yang menyentuh hati. Dan, seperti itulah yang terjadi jika terdapat maknamakna ‘asing’ dari para mufasir sufi yang diakui kredibilitas ilmiahamaliahnya oleh para ulama. Ahmad Dairobi/BS


KOLOM FUQAHA

Membaca Al-Qur’an Saat Haid

M

ENGALAMI pendarahan haid memang lumrah dan biasa bagi kaum hawa, karena haid merupakan ketetapan dari Allah. Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyatakan, “Ini (haid) adalah sesuatu ketetapan Allah bagi putri-putri keturuan Adam.”. Dalam kaitan dengan agama, haid tidak hanya dipandang sebagai siklus bulanan, lebih dari itu haid sebagai persoalan penting karena juga terkait dengan aktivitas ibadah. Sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab fikih bahwa di antara hal yang diharamkan bagi wanita haid adalah membawa dan membaca al-Qur’an. Termasuk juga bagi

penyandang hadats besar. Namun kemudian, hukum ini menjadi dilema ketika wanita yang mengalami pendarahan haid adalah seorang hafidzah ‘penghapal al-Qur’an’. Juga ketika ia adalah seorang guru guru al-Qur’an bagi anak-anak kecil atau seorang pelajar agama yang di dalam kitab pelajarannya terdapat ayat-ayat suci al-Qur’an. Sebab, jika aktivitas itu ditinggalkan, tentunya telah mengabaikan kewajiban menjaga hapalan dan belajar agama. Pada dasarnya seorang muslim/muslimah dianjurkan untuk membaca al-Quran, karena membaca al-Quran merupakan bagian dari ibadah (al-muta’abbad bi tilawatihi). Hanya saja, untuk membaca al-Quran disyaratkan

haid tidak hanya dipandang sebagai siklus bulanan, lebih dari itu haid sebagai persoalan penting karena juga terkait dengan aktivitas ibadah.

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

61


Jika tidak ada niatan membaca al-Qur’an, seperti niat berdzikir maka baginya tidak diharamkan.

62

untuk bersuci terlebih dahulu dari hadats, baik hadats kecil maupun hadats besar. Nah, orang yang sedang haidh atau nifas adalah termasuk orang yang sedang menanggung hadats, oleh karenanya tidak boleh membaca al-Quran. Dalam sebuah Hadis disebutkan, “Orang yang sedang haidh atau junub tidak boleh membaca sesuatu dari al-Quran” (HR. at-Tirmidzi dan al-Baihaqi). Pada dasarnya, keharaman membaca al-Qur’an bagi penyandang hadas besar, termasuk wanita haid, ketika ada niatan membaca al-Qur’an. Jika tidak ada niatan membaca al-Qur’an, seperti niat berdzikir maka baginya tidak diharamkan. Dari kata kunci inilah dari beberapa pembahasan dalam bab haid disebutkan tentang kebolehan membaca al-Qur’an bagi wanita haid ketika diniati Dzikir. Dengan demikian, bagi pengajar al-Qur’an, seperti guru TPQ diperbolehkan mengajarkan alQur’an bagi anak didiknya. Asalkan ketika membaca tidak berniatan membaca al-Qur’an dan tidak menyentuhnya. Juga diperbolehkan ketika bahan mengajar dengan cara memutus-mutus antar kalimat (taqthi’) atau mengeja (TuhfatulMuhtâj: 6/160). Ini pun jika mengikuti pendapat dari kalangan madzhab Syafi’i. Berbeda dengan madzhab Maliki yang memperbolehkan bagi wanita yang sedang haid nifas membawa, menyentuh dan membaca alQur’an ketika dalam rangka

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

mengajar atau belajar. Menurut mereka, karena kondisi ini dalam keadaan darurat. Juga dengan alasan bahwa Sayyidatina Aisyah r.a. pernah membaca al-Qur’an dalam keadaan sedang haid. Akan tetapi, pendapat tersebut ditentang oleh sebagian besar (jumhur) ulama. Sebab, apa yang dilakukan oleh Aisyah r.a. tersebut—jika riwayatnya dianggap shahih—bukan otomatis menunjukkan bolehnya membaca al-Qur’an bagi orang yang sedang haid, karena bertentangan dengan sabda Nabi di atas. Selanjutnya, bagaimana dengan siswi yang sedang mengalami haid? Bukankah ada buku pelajaran atau kitab yang di antara isinya adalah ayat-ayat al-Qur’an? Untuk hal ini, status hukumnya dipilah meninjau keadaan buku pelajarannya; jika hanya buku pelajaran yang di dalamnya terdapat ayat al-Qur’an menurut pendapat shahih (benar) diperbolehkan membawa dan menyentuhnya, asalkan bukan hanya pada ayat al-Qur’annya. Oleh karena itu, jika sedang menulis al-Qur’an harus menghindari jangan sampai menyentuh tulisannya. Kebolehan menyentuh buku pelajaran yang berisikan al-Qur’an ini sebagaimana disampaikan oleh Imam Nawawi. Menurut beliau, orang yang hadas, junub, haid dan nifas menyentuh kitab-kitab fikih atau lainnya yang berisikan ayat-ayat suci al-Qur’an menurut madzhab yang shahih diperbolehkan. Meskipun, Imam an-Nawawi sendiri tidak mengingkari ada ulama yang


tetap mengharamkannya. Hukum ini berbeda dengan kitab tafsir yang memang lebih banyak al-Qur’annya daripada penafsirannya. Jika demikian maka menyentuh dan membawanya adalah haram. Jika lebih banyak keterangannya daripada ayat alQur’annya maka ulama khilaf dan menurut ashah hukumnya boleh dan yang lain menyatakan haram. Ada pula yang memilah; jika antara al-Qur’an dan lainnya ditulis secara tersendiri atau dibedakan dengan warna maka hukumnya haram dibawa dan disentuh oleh orang yang menyandang hadas; jika tidak dibedakan maka hukumnya boleh. Hukum lain yang terkait adalah wanita yang sedang haid dan ia adalah seorang yang hapal al-Qur’an (hafidzah), padahal ia dituntut untuk terus men-takrar hapalannya. Juga sama dengan persoalan di atas yang berhubungan dengan niat. Ia diperkenankan untuk membaca al-Qur’an, meskipun dalam keadaan haid, asalkan tidak diniatkan membaca al-Qur’an atau berniatan hanya untuk melekatkan hapalannya. Atau hanya membaca di dalam hati, tidak sampai mengeluarkan suara yang dapat didengar sendiri. Hal yang perlu diketahui bahwa pengertian membaca di sini adalah mengucapkan ayat-ayat alQuran melalui mulut, baik dengan melihat mushhaf ataupun dengan mengucapkan ayat-ayat yang sudah dihafalkan. Ukurannya, seseorang disebut membaca jika dari mulutnya terdengar suara yang bisa didengar

sendiri. Apabila orang yang sedang haid/nifas tersebut hafal ayat-ayat al-Qur’an kemudian membacanya dalam hati, maka yang demikian itu dibolehkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Ibn Hajar bahwa Ibn Mundzir, ad-Darimi dan dan ulama lainnya memilih pendapat Ibn ‘Abbas yang memperbolehkan bagi wanita haid dan orang yang junub untuk membaca keseluruhan alQur’an. Menurut Ibn Hajar, itu adalah salah pendapat dari Imam Syafi’i. Adapun Imam Zarkasyi menyatakan, yang benar itu adalah pendapat Jadid dari Imam Syafi’i. Sebagian Mutaakhkhirin mensinyalir merupakan pendapat dari Dawud adz-Dzahiri (Tarsyîhul-Mustafîdîn: 29). Sementara itu, Habib Ahmad bin ‘Umar asy-Syathiri mengatakan bahwa perempuan haid diperbolehkan membaca al-Qur’an, dan hukum ini hanya berlaku bagi perempuan yang hafidzah dengan alasan mempermudah mereka untuk menghapal al-Qur’an dan biar hapalannya tidak lemah (SyarhulYâqût an-Nafîsah: 121). Sampai di sini kita ketahui bahwa hukum wanita haid terdapat perbedaan ulama terkait dengan hukum membaca al-Qur’an. Kita anggap perbedaan ini sebagai rahmat sehingga dapat dijadikan solusi ketika merasa kesulitan karena ingin menjaga hapalan, belajar agama atau mengajarkan al-Qur’an. Semoga bermanfaat. M. Masyhuri Mochtar/BS

Hukum lain yang terkait adalah wanita yang sedang haid dan ia adalah seorang yang hapal al-Qur’an (hafidzah), padahal ia dituntut untuk terus men-takrar hapalannya.

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

63


Madrasah Miftahul Ulum Istidadiyah

Kelas Orientasi MMU PPS

`

`

Meski hanya berstatus sekolah persiapan, MMU Istidadiyah tetap dikelola secara serius dengan manajemen profesional dan program yang mapan sebagaimana di tingkatan lain.

S

EPERTI halnya di lembaga lain, sistem pendidikan madrasiyah (klasikal) di Pondok Pesantren Sidogiri terdiri dari tiga tingkatan. Yaitu Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Namun di Pondok Pesantren Sidogiri masih ada satu tingkatan lagi yang dikenal dengan sebutan Istidadiyah atau sekolah persiapan. Sesuai dengan namanya, tingkatan

64

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Istidadiyah ini dikhususkan untuk santri atau murid baru yang tidak bisa masuk ke tingkatan Ibtidaiyah atau Tsanawiyah. Di Pondok Pesantren Sidogiri ada ketentuan bahwa semua santri baru yang hendak masuk ke Madrasah Miftahul Ulum diharuskan terlebih dahulu masuk ke tingkat Istidadiyah kecuali murid yang berasal dari Madrasah Miftahul Ulum ranting dan yang masuk ke MMU tingkat Aliyah. Jadi, jenjang ini menjadi kelas persiapan bagi mereka untuk masuk ke tingkat Ibtidaiyah atau Tsanawiyah. Madrasah Istidadiyah berdiri pada 14 Syawal 1409 H / 21 Mei 1989 M. Kegiatan


belajar di tingkatan ini hanya ditempuh dalam waktu satu tahun. Untuk selanjutnya, murid Istidadiyah melanjutkan ke tingkat Ibtidaiyah atau Tsanawiyah sesuai dengan hasil ujian akhir tahun pelajarannya. Sistem pembelajaran di MMU Istidadiyah dibagi menjadi dua semester dan di setiap akhir semester diselenggarakan ujian kenaikan kelas. Sehingga dalam setahun kenaikan kelas di Istidadiyah adalah sebanyak dua kali. Karena target pendidikan di MMU Istidadiyah adalah untuk mempersiapkan murid baru untuk masuk ke tingkat Ibtidaiyah atau Tsanawiyah, kurikulum pun disusun secara khusus. Hanya fan-fan khusus yang diajarkan di masing-masing kelas. Seperti fikih, nahwu, tauhid, dan akhlak. KBM di tingkat Istidadiyah sejak tahun pelajaran 1428-1429 dilaksanakan di pagi hari mulai pukul 07.30 WIS hingga 12.10 WIS dengan waktu istirahat dua kali. Sebelumnya, KBM dilaksanakan pada malam hari. Pada pertengahan semester tahun ini jumlah murid Istidadiyah sebanyak 784 murid yang tersebar di 18 ruang dari 5 kelas mulai dari kelas II sampai kelas VII dengan jumlah total 25 guru baik wali kelas maupun wali fan. Meski hanya berstatus sekolah persiapan, MMU Istidadiyah tetap dikelola secara serius dengan manajemen profesional dan program yang mapan sebagaimana di tingkatan lain. Seperti musyawarah yang dilaksanakan tiap pukul 05.00 sore kecuali hari Jumat, pembinaan baca kitab, pembinaa qiraah al-

Qur’an dan kegiatan olahraga. Bahkan untuk kriteria kenaikan kelas di tingkat Istidadiyah terbilang ketat dibanding tingkatan lain. Sebab semua pelajaran harus sampai pada nilai rata-rata minimum yaitu 60 dan baca kitab menjadi persyaratan kenaikan kelas untuk kelas 5. Di Istidadiyah semua pelajaran menjadi fan pokok yang harus diperhatikan apabila ingin naik kelas. Masuk MMU Istidadiyah ibarat sebuah proses orientasi santri baru yang dikonsep dengan sistem salaf. Hal ini dengan melihat latar belakang pendidikan dan sosial santri baru yang berbedabeda yang tentunya memerlukan penanganan khusus. Menangani santri baru sangat berbeda caranya dibanding dengan santri lama. Santri baru masih memerlukan penanganan yang persuasif dan kekeluargaan demi berhasilnya masa adaptasi untuk lingkungan barunya di Pesantren. Istidadiyah menjadi salah alternatif kreatif di dalam masalah ini. Sebab proses KBM di sini bukan hanya berlangsung untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Selain itu, ada langkah pemantapan dan transfer nilai-nilai salaf yang akan menjadi pondasi awal santri baru hidup di pesantren. Layaknya menyelam sambil minum air, murid baru yang masuk di tingkat Istidadiyah selain memperoleh tambahan keilmuan, mereka akan memperoleh pengetahuan ekstra yang berkaitan dengan kehidupan barunya di Pesantren. Zainuddin Rusdy/BS BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

65


Jika Telat, 100% Uang Kembali

S

AAT ini Buletin SIDOGIRI (BS) berkomitmen kuat untuk terbit on time tiap tanggal 01 bulan Qamariyah. Komitmen ini kemudian melahirkan kebijakan baru berupa memberikan jaminan 100% uang kembali untuk para pelanggan yang menerima Buletin SIDOGIRI di atas tanggal 01. Sebuah kebijakan yang sangat menguntungkan pelanggan sekaligus membuktikan komitmen Buletin SIDOGIRI untuk terbit tepat waktu. “Ini merupakan komitmen bersama seluruh pimpinan dan kerabat khidmah BS,” jelas Pemimpin Redaksi Buletin SIDOGIRI, Moh. Achyat Ahmad. “Jadi misalnya pelanggan baru menerima Buletin SIDOGIRI pada tanggal 02 (bulan Qomariyah, red), maka kami akan berikan BS-nya disertai amplop berisi uang. Yakni Rp 10.000 untuk harga satu edisi yang telat, yang mestinya dibayar pelanggan,” tambah Bendahara Buletin SIDOGIRI, Edi Amin.

66

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Guna memberikan sajian yang terbaik untuk pembaca, Buletin SIDOGIRI juga berniat untuk bersolek dengan mengubah desainnya menjadi lebih elegan. Mengingat tajaddud merupakan hal penting yang tidak mungkin dihindari. Sekadar untuk diketahui, sejak pertama terbit hingga saat ini, Buletin SIDOGIRI memang selalu melakukan perbaikan-perbaikan dan inovasi-inovasi. Sebab sebagai buah karya dari seorang anak manusia, BS tidak mungkin menggapai kesempurnaan, betapapun optimalisasi upaya yang sudah dilakukan. Untuk itu, Buletin SIDOGIRI membuka pintu lebar-lebar untuk menerima aspirasi dan apresiasi dari seluruh pembaca, baik berupa kritikan, saran, atau uneg-uneg lainnya yang sifatnya membangun, demi kemajuan dan perbaikan Buletin SIDOGIRI ke depan. M. Husni Mubarok/BS


1.000 Anak Yatim Terima Santunan Laziswa

B

ERSAMA Kopontren Sidogiri, BMT MMU, BMT UGT, Pustaka Sidogiri, AMDK SANTRI, Yatim Mandiri, PT Rosana, BRI Syariah, BNI Syariah, CV Litera Jannata Perkasa, dan relawan lainnya, LAZISWA Sidogiri memberikan santunan kepada 1.000 anak yatim dari 10 kecamatan wilayah Pasuruan. Acara dilakukan di Beujeng, Beji Kabupaten Pasuruan, Ahad (09/01). Hadir pada acara yang bertajuk “Semarak Muharam 1433 H. Doa Bersama dan Santunan 1000 Anak Yatim dan Duafa� ini anggota Majelis Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri, KH. Fuad bin Noerhasan dan KH Abdullah Syaukat Siradj. Hadir pula dari jajaran Pengurus Yayasan Bina Saadah Sidogiri (YBSS), HM. Masykuri Abdurrahman (Ketua), HM Aminullah Bq (Sekretaris), dan Abullah Karim (Bendahara). Turut hadir memeriahkan acara tersebut Wakil Bupati Pasuruan Drs H Edy Paripurna, Direktur

Empowering Yatim Mandiri M. Rudi Mulyono, Ketua Kopontren Sidogiri H. Baihaqi Juri, Manajer BMT MMU M Dumairi Noor, Manajer BMT UGT M Abd Majid Umar, jajaran Kapolres Pasuruan, segenap pengurus LAZISWA serta tokoh masyarakat Beujeng. Sebelum acara dihelat, dengan diiringi group drumband seluruh anak yatim yang hadir melakukan jalan santai bersama-sama menuju lokasi acara. Prosesi ini sengaja direncanakan oleh panitia pelaksana, selain agar acara lebih meriah, dengan diadakan jalan santai ini diharap dapat menarik simpatik dan rasa peduli masyarakat terhadap keberadaan anak yatim. Oleh karena itulah kegiatan rutin yang tahun lalu diselenggarakan di Sidogiri, kali ini ditempatkan di desa Beujeng. Dan acara semacam ini untuk ke depan akan dilaksanakan di berbagai wilayah lainnya. M. Husni Mubarok/BS BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

67


Bagian Ubudiyah PPS menggelar ijazah salawat Simthud-Durar, Ahad malam (02/01), dengan menghadirkan Habib Ali bin Alwi bin Ali al-Habsyi (cicit Shahib Simthud-Durar) dari Solo Jawa Tengah. Selain memberikan ijazah Habib juga memberikan mawâ‘izhul-husnâ kepada para santri.

Kuliah Syariah menyelenggarakan Diklat Manasik Haji, Jumat Malam (07/01). Selain santri PPS, kursus yang ditempatkan di Gelora desa Sidogiri itu dibuka juga untuk umum. Peserta kursus kali ini terdapat + 165 orang. Menurut rencana, kursus ini juga akan diselenggarakan pada bulan Rabiuts Tsani mendatang.

Sidogiri kembali kedatangan tamu dari Yogyakarta. Jumat (07/01) lalu FKPP (Forum Konsultasi Pondok Pesantren) Bantul Yogyakarta berkunjung ke PPS guna studi komparatif kewira-usahaan. Rombongan itu ditemui oleh Ketua Kopontren Sidogiri, Ust. H. Ahmad Baihaqi Juri serta pengurus manajerial lainnya.

Malam Jumat (07/01) Perpustakaan Sidogiri menyelenggarakan kegiatan sosialisasi kepustakaan kepada anggota Kuliah Syariah di Ruang Fikih Perpustakaan. Kegiatan yang berlangsung selama tiga malam Jumat ini bakal dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi kepada murid-murid Tsanawiyah ke bawah dan dewan guru MMU.

Ahad malam (16/01) OMIM MMU Aliyah melalui UKPI-nya menghelat diskusi panel tahap ke-2: “Memperdalam Pemahaman Baca Kitab”. Ust. Muhibbul Aman Aly (Katib PCNU Pasuruan) hadir sebagai narasumber. Selain memberikan teori, beliau juga memberikan sugesti kepada hadirin untuk memperdalam baca kitab.

Selain pengembangan dan pendalaman khazanah keislaman, program yang digalakkan Kuliah Syariah adalah pembelajaran ilmu fikih melalui pelatihanpelatihan, seperti kursus falak, manasik haji, dan kursus haid. Ahad (16/01) lalu diadakan kursus haid dengan menghadirkan Ust. A. Qusyairi Ismail sebagai pemateri.

68

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433


Rabu malam (18/01) Pimpinan Pusat ISS masa khidmah 1432-34 resmi dilantik. Sekretaris Umum PPS, Ust A. Saifulloh Naji, yang sekaligus sebagai koordinator ISS hadir melantiknya dengan pemberian SK No: 156/ PPS.600/Kep-B/I.1433 H dan pembacaan al-Fatihah. Usai itu Sekum memberi arahan kepada mereka.

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

69


H. Abd. Karim Romli

Manfaat Dekat dengan Kiai Hasani

B

ELIAU adalah alumni PPS. Mondok di PPS selama 18 tahun, sejak usia 10 hingga 28 tahun (1968 s.d. 1986) di bawah kepengasuhan KH Cholil Nawawie (w. 1972) dan KH Abd. Alim (w. 2005). Bilâ madrasah bilâ SD, Karim kecil berangkat ke Sidogiri dengan pendidikan akhir ngaji alQur’an langgaran. Di Sidogiri beliau masuk kelas 3 Ibt. dan berdomisili di Pondok I— istilah sekarang Daerah I. Duduk di bangku Ibt. 4 tahun dan di Ts. juga 4 tahun—waktu itu Tsanawiyah sampai kelas 4. Menjadi guru tugas (GT) pada 1975-1976, lalu menjadi staf pengajar di MMU PPS sejak 1978. Beliau sempat duduk satu kelas dengan Ust. Qoimuddin, guru senior MMU Aliyah PPS.

70

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

1979 beliau menjadi Kepala Madrasah (KM) MMU Ibtidaiyah selama tiga tahun, lalu menjadi KM Tsanawiyah tiga tahun (19821984). 1985 beliau menjadi Kabag Ma’hadiyah—bagian ini sekarang telah terbagi menjadi beberapa bagian kepengurusan. Pengalaman organisasinya di PPS selain yang disebutkan di atas masih banyak, namun tidak bisa disebutkan secara mendetail di sini. 1986 beliau boyong dan menikah. Selama menjadi pengurus di PPS, beliau memiliki banyak pelajaran dan pengalaman. Prestasi kepengurusan juga didapatkannya. Di antaranya, beliau adalah salah satu pencetus baca kitab menjadi fan pelajaran


Nama: H. Abd. Karim Romli Tempat dan Tahun Lahir: Bangkalan, 1957 Alamat: Asam Darma Karangnangka Blega Bangkalan Ayah: H. Romli Ibu: Cholifah Istri: Mamlu’ah Bilhikmah PutraPutri : Hikmatul Karimah Syarifah, A. Munjil Anam, Muktafi Kafi, Zamzamiyatush Shofiyah Pendidikan: PP. Sidogiri Aktivitas: Pengasuh PP. Miftahul Ulum Asam Darma, Mustasyar NU Blega, Pengurus Perwakilan BMT Blega, Galis, dan Modung

madrasah yang nilainya juga ikut rekapan nilai untuk menentukan kenaikan kelas. Dalam hal menjadi santri, beliau juga memiliki sejarah likaliku seorang penuntut ilmu. Namun dari sekian pengalamannya di PPS, dekat dengan Hadratussyekh KH. Hasani Nawawie adalah kenyataan hidupnya yang paling bermanfaat dan tidak dapat dilupakan sepanjang hidupnya. Beliau baru dekat dengan Kiai Hasani setelah menjadi pengurus. Kedekatan beliau terutama terjadi empat tahun menjelang beliau boyong. Dalam hal menghadap Kiai Hasani, beliau bersikap apa adanya. Tak ada yang beliau tutuptutupi dari Kiai. Beliau juga tidak bersikap bagaimana-bagaimana yang dibuat-buat, meski beliau tetap rikuh di hadapan haibah Kiai Hasani. Mengapa demikian? Beliau memiliki prinsip begini, “Kun ma‘a abnâ’id-dunyâ bil-adab, wa ma‘a abnâ’il-‘âkhirah bil‘ilmi, wa ma‘a abnâ’il-‘ârifîn kaifa syi’ta” (Bersikaplah kamu dalam menghadapi orang awam dengan tatakrama, menghadapi orang berilmu dengan ilmu, dan menghadapi orang-orang arif dengan cara apa adanya). “Kaifa syi’ta” di sini tidak diartikan

“sekehendakmu”. “Kaifa syi’ta” ay “al-mukhlish”, yaitu bersikap apa adanya. Sebuah prinsip yang beliau dapatkan dari gurunya, Ust. Mannan Amin (alm.), Areng-Areng. Dari itu beliau sering membawa buku dan bulpen ketika dipanggil oleh al-‘Ârif Billâh Kiai Hasani. Beliau juga pernah tanpa segan-segan membawa tape recorder untuk merekam apa yang didawuhkan dan dipesankan oleh Kiai. Beliau bersikap apa adanya. Hasilnya, beliau banyak mendapatkan wasiat yang beliau jadikan sebagai pegangan sejak berada di PPS hingga saat ini. Pesan-pesan Kiai ini misalnya ketika beliau dan Kiai mendengar suara santri di spiker yang membaca nadzam al-Imrithiy: … Fîhi Jawâban ba’da nafyin aw thalab * Ka lâ tarum ilman wa tatrukat-ta‘ab. Kalimat “lâ tarum ilman wa tatrukat-ta‘ab” biasa dijadikan pesan oleh guru-guru dan kiai-kiai dengan mengartikannya, Jangan kamu menuntut ilmu jika kamu takut payah. Kepada Ust. Karim, Kiai menafsiri kalimat itu dengan arti yang sebelumnya tidak pernah beliau dengar dari siapapun. Kiai menafsiri, “jangan kamu menuntut ilmu jika kamu takut payah untuk mengamalkannya.” “Olaopo gole’ ilmu akehakeh le’ wedhi payah seng kate BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

71


Kiai bahkan mengatakan, lebih baik punya santri 10 yang semuanya menjadi kiai (baca: mengamalkan ilmunya) daripada punya 1000 santri yang tidak mengamalkan ilmunya.

ngelakoni!? (Untuk apa mencari ilmu banyak-banyak kalau takut payah untuk mengamalkannya!?)” kata beliau menirukan dawuh Kiai Hasani Nawawie. Lebih lanjut Ust. Karim melanjutkan, dalam hal kesantrian, Kiai Hasani memang selalu menekankan amal. Kiai bahkan mengatakan, lebih baik punya santri 10 yang semuanya menjadi kiai (baca: mengamalkan ilmunya) daripada punya 1.000 santri yang tidak mengamalkan ilmunya. Ini adalah pandangan Kiai soal santri yang searti dengan takrif santri sebagaimana yang sudah kita kenal. Oleh karenanya, Ust. Karim tidak pernah berambisi untuk memperbanyak santrinya. Tapi yang penting, seperti pesan Kiai, mereka mengamalkan ilmunya.

72

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Ternyata tidak hanya menakrifi santri, Kiai Hasani juga menakrifi “kiai”. Menurut Kiai Hasani, al-Kiyâyi huwal-qâni‘ bil-yâsir minad-dunyâ (Kiai adalah orang yang qana’ah terhadap anugerah duniawi yang sedikit). Takrif kiai dari Kiai Hasani ini beliau padukan dengan sebuah keterangan, tamak adalah sifat yang banyak membuat ulama tergelincir. Tamak adalah perlawan sifat qana’ah. Maka pas jika Kiai Hasani menakrifi kiai seperti di atas. Dari pesan ini, suatu ketika, saat menjabat sebagai Rois Syuriah PACNU Blega, Ust. Karim menerima dana KUT (Kredit Usaha Tani) sebesar Rp. 400 juta. Meski ada kesempatan untuk menyunat dana itu, tak sejimpit senyaripun beliau ambil, beliau tidak mengambilnya sepeserpun. Bahkan, waktu itu Kiai Hasani sempat rawuh dalam mimpi beliau dan memperingati beliau untuk tetap kuat dan teguh diri. Itu semua adalah barakah kedekatannya dengan Kiai Hasani. Berbicara soal barakah, menurut Ust. Karim, masyarakat kita saat ini terlalu sempit mengartikan kata barakah. Seseorang yang baru boyong dari pesantren, lalu dia hidup miskin, meski kesehariannya selalu sesuai dengan syariat Islam, maka akan dikatakan tidak mendapatkan barakah. Kalau yang kaya, secara otomatis akan dikatakan dapat barakah dari pondok. Padahal arti barakah tidaklah sesempit itu. “Masyarakat kadang salah kaprah,” katanya. A. Fadoil Khalik/BS


Nama: LPI Al-Hamidy Banyuanyar Alamat: Bujudan Potoan Daya Palengaan Pamekasan Pendiri: KHR. Itsbat bin Ishaq Pengasuh sekarang: KHR. M. Rofi’i Baidlowi Tahun berdiri: 1840 M/1259 H

LPI Al-Hamidy, Banyuanyar Pamekasan

Optimalkan Program dengan Spesifikasi Asrama

L

ANGIT muram, mendung meruang di angkasa. Tak seperti wajah ceria para santri pesantren yang kami kunjungi. Sebagian sedang bersekolah di madrasah, ada pula yang sedang asyik mempelajari Amtsilati, dan ada pula yang sedang bersantai ria. Benar kata orang, mondok itu enak, tempat tanpa stres. Haha. LPI Al-Hamidy begitu pesantren ini disebut. Al-Hamidy adalah nama dari salah satu pengasuh pesantren

generasi awal. Masyarakat juga mengenalnya dengan nama Pondok Banyuanyar. Banyuanyar adalah nama kampung di mana pesantren Al-Hamidy berada. Konon, nama itu berasal dari kisah Kiai Itsbat, pendiri pesantren. Saat beliau membabat daerah itu, beliau menemukan sebuah mata air yang sangat jernih. Spontan beliau pun berkomentar, “banyu anyar� yang berarti air baru. Sejak didirikan pada 1840, LPI BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

73


Kiai Hamid Itsbat Pengasuh kedua LPI AL-Hamidy

Kiai M. Rofi’i Baidlowi pengasuh sekarang.

Al-Hamidy telah berganti pengasuh sebanyak lima kali. Dimulai dari Kiai Itsbat sang pendiri, Kiai Abd. Hamid Itsbat, Kiai Abd. Majid Abd. Hamid, Kiai M. Baidlowi Abd. Hamid, dan Kiai M. Rofi’i Baidlowi sebagai pengasuh sekarang.

selama enam tahun. Marhalah ini setara dengan Madrasah Ibtidaiyah di beberapa pesantren lainnya. Kemudian Marhalah Wustha tiga tahun, setara dengan Madrasah Tsanawiyah. Lalu Dirasatul Muallimien al-Islamy atau disingkat DMI atau juga disebut Marhalah Ulya, ditempuh selama tiga tahun dan setara dengan Madrasah Aliyah. Setelah menyelesaikan DMI, para murid diwajibkan mengikuti program penugasan pengajar ke masyarakat selama dua tahun. Pada tahun kedua mereka bisa saja kembali ditugaskan di masyarakat atau bisa juga ditugaskan di LPI Al-Hamidy sebagai pengurus, tergantung kebijakan pengurus pesantren. Karena itulah marhalah tersebut dinamakan Dirasatul Muallimien al-Islamy yang tujuannya adalah mencetak para pengajar. Terakhir adalah Ma’had Aly yang hanya memiliki satu kelas ajaran sebagai wadah pendalaman

Majelis Dirasah wal Muhawarah Tak seperti di kebanyakan pesantren, di LPI Al-Hamidy lembaga yang menangani pendidikan tidak disebut dengan madrasah, akan tetapi disebut Majelis Dirasah wal Muhawarah (forum pendidikan dan diskusi). Nama ini mengindikasikan bahwa dalam lembaga ini yang menjadi prioritas pendidikan tidak hanya taklim atau pengajaran, tetapi muhawarah juga merupakan bagian dari program pendidikan utama dan tidak hanya sekadar kegiatan penunjang saja. Terdapat empat marhalah dalam Majelis Dirasah wal Muhawarah ini. Diawali dengan Marhalah Ula yang ditempuh

74

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433


dan pengembangan ilmu keagamaan, misalnya fikih empat mazhab. Di dua marhalah terakhir, ada beberapa kegiatan yang mengarah pada diskusi ilmiah, tentu saja selain dirasah yang merupakan pengajaran di kelas. Kegiatan tersebut adalah: Pertama, Halakah, seminar ilmiah dengan menunjuk anggota sebagai narasumber. Di Ma’had Aly kegiatan ini disebut dengan Munaqasyah Ilmiah yang bertemakan masalah fiqhiyah. Sedangkan di DMI bertemakan ilmu gramatika Arab dan disebut FKMD (Forum Kajian Masalah Adabiyah). Hasil diskusi pada kegiatan ini nantinya akan dipublikasikan di khalayak ramai. Kedua, Muhawarah, musyawarah materi pelajaran madrasah yang meliputi fikih, ushul fikih, dan nahwu. Kegiatan ini dilaksanakan pukul sembilan malam. Ketiga, Musyawarah, musyawarah materi non pelajaran dengan Fathul-Mu’în sebagai materi Ma’had Aly dan FathulQarîb sebagai materi DMI. Selain beberapa kegiatan diskusi ilmiah di atas, ada pula kegiatan yang disebut dengan tathbîq amali, yakni penugasan anggota Ma’had Aly ke masyarakat sekitar dalam beberapa hari. Kegiatan yang dilaksanakan di bulan Syaban ini bertujuan memberikan pengajaran dan pemahaman kepada masyarakat luas sekaligus memberikan jawaban masalah keagaman yang banyak terjadi pada mereka.

Spesifikasi Asrama Salah satu hal yang menarik untuk diketahui adalah LPI AlHamidy mendirikan asramaasrama khusus untuk menunjang optimalnya program pendidikan. Asrama khusus tersebut adalah: Pertama, asrama khusus anakanak. Asrama ini didirikan pada tahun 2006 lalu dan bertujuan untuk memberikan bimbingan lebih bagi santri yang masih kecil, sehingga di setiap kamar terdapat satu atau dua pembimbing yang mengontrol segala sesuatu terkait hal ihwal mereka, mulai dari keuangan, tatakrama hingga kegiatan sehari-hari. Asrama ini hanya dikhususkan bagi murid Marhalah Ula yang dianggap masih

Asrama pemukiman santri

Asrama khusus anak-anak BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

75


Surau tempat santri melaksanakan kegiatan ma’hadiyah

belum dewasa dengan mengacu pada nilai di kelas dan perilaku sehari-hari. Beberapa kegiatan khusus diadakan untuk santri-santri kecil ini. Semua kegiatan itu menuju pada pengajaran baca-tulis dan pemberian pemahaman akidah dasar dan beberapa ilmu terkait. Kedua, asrama khusus peserta Amtsilati yang baru didirikan pada tahun 2009. Pesertanya adalah murid Marhalah Ula yang berminat mengikuti program percepatan membaca kitab. Beberapa kegiatan tambahan diadakan. Setidaknya dalam satu hari ada lima kali kegiatan yang berkaitan dengan program ini. Selain itu, bila mereka telah menyelesaikan program Amtsilati, mereka akan mengikuti program pengembangan. Pada program ini mereka tidak lagi mempelajari metode baca kitab tapi sudah memasuki ranah memahami teksteks kitab kuning. Ketiga, asrama khusus tahfizh al-Qur’an yang disebut Markaz Tahfidz dan baru diadakan sejak tahun 2006. Program tahfizh alQur’an ini tidak hanya terfokus pada menghafal al-Qur’an saja tapi

76

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Madrasah tempat santri melaksanakan kegiatan Madrasiyah

juga memiliki kegiatan mengkaji beberapa disiplin ilmu terkait alQur’an, semisal ulum al-Qur’an, tafsir, dan ilmu tafsir. Ada banyak kegiatan bagi mereka, di antaranya: lima kegiatan harian, dua kegiatan per pekan, dua hari kegiatan mudarasah bulanan, dan satu kali kegiatan mudarasah tahunan. Keempat, asrama khusus anggota Ma’had Aly yang kegiatannya banyak berupa diskusi ilmiah. Dengan adanya spesifikasi asrama seperti ini, programprogram itu menjadi kian optimal. Terlebih musyawarah yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan lembaga, membutuhkan kontinyuitas kajian dan fokus dalam berpikir. Begitu pula dengan tahfizh al-Qur’an dan program Amtsilati. Akan sulit jadinya bila sebuah kajian atau program hanya dipikirkan sepotong-sepotong dan bercampur baur dengan memikirkan kajiankajian yang lain. Karena itulah spesifikasi asrama ini berperan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di LPI Al-Hamidy. Ahmad Biyadi/BS


BELANDA

PALESTINA ARAB SAUDI AMERIKA SERIKAT MALAYSIA INDONESIA

PALESTINA Ulang Tahun ke-24, Hamas Tegaskan Perlawanan terhadap Penjajah Israel

HAMAS memperingati ulang tahun ke-24 pada Rabu (14/12), di Al-Katiba Square, Jalur Gaza. Alunalun kota Gaza itu pun berubah menjadi lautan hijau karena berkibarnya bendera Hamas. Pemimpin Hamas yang menjabat PM Palestina, Ismail Haniyeh, berdiri di atas sebuah panggung raksasa berbentuk perahu dengan latar belakang replika Masjid al-Aqsha berukuran 16 m. Hal itu melambangkan perjalanan warga Palestina yang kembali ke kampung halaman mereka, yang terletak di antara Sungai Jordan dan daratan Mediterania. Termasuk wilayah yang saat ini dikenal sebagai negara Israel. Dalam pidatonya di depan puluhan ribu penduduk Palestina, Haniyeh bersumpah untuk terus melakukan perlawanan hingga akhir pendudukan Islael. Menurutnya, perlawanan

bersenjata adalah satusatunya opsi yang tersisa untuk kemerdekaan Palestina, karena cara lain–termasuk negosiasi–telah gagal. “Gerakan Hamas dilahirkan oleh Intifadah Pertama. Dan dengan Intifadah Kedua, Hamas akan memimpin seluruh rakyat membebaskan Palestina dari penjajahan dan kungkungan Israel,” kata Haniyeh. Dalam peringatan ini, Brigade Ezzedine al-Qassam–sayap bersenjata Hamas–merilis prestasi mereka sejak berdiri 24 tahun silam. Mereka mengklaim telah menembakkan 11.093 roket dan proyektil lainnya ke Israel Selatan. BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

77


Selain itu, Hamas mengklaim telah melakukan 1.117 serangan. Itu termasuk 87 kali aksi intifadah. Sebanyak 1.365 tentara Israel telah tewas karena serangan mereka dan sekitar 6.411 yang mengalami luka-luka. Hamas, didirikan pada tanggal 14 Desember 1987, tak lama setelah dimulainya Intifadah Pertama terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Oleh Barat, Hamas dianggap sebagai kelompok teroris karena menolak untuk mengakui Israel. Namun popularitas Hamas terus meningkat, sebagian karena sistem kesejahteraan sosial yang mereka usung, sehingga dalam pemilu parlemen tahun 2006 kemarin, Hamas mengalahkan kelompok Fatah yang dipimpin Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang didukung Barat. (republika.co.id; metrotvnews. com; eramuslim.com)

MALAYSIA Setelah Kereta dan Bus, Kini Luncurkan Taksi Khusus Perempuan KAUM hawa di Malaysia kini tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan mereka jika ingin

78

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

bepergian dengan taksi. Sebab Pemerintah Malaysia meluncurkan taksi khusus untuk perempuan. Wakil Menteri Wanita, Keluarga, dan Pembangunan Masyarakat Malaysia, Datuk Heng Seai Kie, mengatakan wanita pengguna taksi kini bisa menikmati kenyamanan dan keamanan dengan taksi khusus wanita tersebut. “Taksi-taksi ini bakal dikemudikan sopir wanita dan diperuntukkan wanita yang bepergian sendirian atau bersama anak-anak dan manusia lanjut usia,� ujar Heng setelah peluncuran taksi tersebut di Terminal Transportasi Terintegrasi Bandar Tasik Selatan, Sabtu, 26/11/2011. Menurut Heng, untuk mendapat layanan taksi tersebut pengguna bisa langsung menelepon nomor perusahaan taksi. Ada tiga perusahaan yang ikut dalam program tersebut: Destination Transport, Zalnas Sdn Bhd, serta Koperasi Pengangkutan Putrajaya dan Cyberjaya. Heng berharap perusahaan taksi lainnya bisa ikut memberikan layanan taksi khusus untuk wanita. Taksi khusus wanita kini telah memiliki lebih dari 50 armada. Taksi ini menggunakan tanda khusus, yaitu tulisan mencolok “Taksi Wanita� di bagian depan. Pemerintah Malaysia pun berencana akan menambah armada taksi itu hingga mencapai 400 mobil. Di Malaysia, kini ada 20 ribu taksi yang digunakan oleh enam juta penduduknya. Program taksi khusus wanita tersebut diluncurkan untuk mengurangi angka kekerasan terhadap wanita. Menurut Heng,


di Malaysia, 10 wanita perhari menjadi korban kekerasan. Sebelumnya, pada tahun 2010 Malaysia juga meluncurkan gerbong khusus di kereta serta bus khusus untuk wanita selama jam sibuk untuk membantu mengurangi kasus pelecehan seksual di jalur transportasi umum. Kapan Indonesia? (tempo.co; metrotvnews.com; okezone.com; republika.co.id)

Tashqandi. Tak ada bukti sejarah atau arkeologi yang menandai masjid ini dibangun di atas kuil Hindu. Zeena menyayangkan diskriminasi yang diperlihatkan 19 tahun lalu itu masih berlanjut hingga sekarang. “Muslim (India) masih dilecehkan, disiksa, dan ditahan atas tuduhan palsu terorisme. Hanya rekonstruksi

INDIA Dituding Berdiri di Atas Tanah Kelahiran Dewa Rama, Masjid Bersejarah India Dihancurkan

PILU. Itulah yang dirasakan Muslim India saat memperingati 19 tahun dihancurkannya Masjid Babri. Mereka masih belum bisa melupakan tragedi itu. “Sudah 19 tahun, Muslim India telah pindah (dari masjid itu), tapi bekas luka yang pernah ada akan tetap segar,” kata Ketua Dewan Muslim IndiaInggris (CIM), Sitohang Zeena, dalam sebuah pernyataan, Selasa (6/12). Ia mengatakan, kejadian itu melambangkan identitas masyarakat India telah dimanfaatkan secara politis oleh negara. Masjid Babri dihancurkan oleh kelompok fanatik Hindu, didukung oleh partai nasionalis Bharatiya Janata Party (BJP). Masjid Babri dihancurkan oleh Hindu fanatik pada 6 Desember 1992. Mereka mengklaim masjid itu berdiri di lokasi tempat kelahiran dewa Hindu, Rama. Masjid ini dibangun pada tahun 1528 oleh Gubernur Jenderal Kaisar Mughal Babar, Baqi Beg

masjid di lokasinya akan menyembuhkan luka kami,” ujar dia seperti dikutip Giligazette. Pernyataan Zeena tak jauh berbeda dengan hasil survei terbaru di negeri Bollywood tersebut, yang menunjukkan bahwa sepertiga Muslim India harus berjuang keras untuk bertahan hidup. Jajak pendapat ini diikuti oleh 9.500 responden, 1.197 di antaranya beragama Islam. 47% responden Muslim mengatakan bahwa sulit untuk bertahan hidup dengan pendapatan mereka. Dari agama Hindu, keluarga yang mengalami kesulitan keuangan sekitar 39%. “Kami kehilangan kelompok kelas BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

79


menengah ke atas,” kata direktur Pusat Kebudayaan India Arab di Jamia Milia Islamia, Zikrur Rahman. Ada sekitar 140 juta Muslim hidup di negara mayoritas Hindu ini. Mereka telah lama mengeluhkan didiskriminasi dalam segala bidang kehidupan. Salah satu indikatornya, taraf pendidikan Muslim India yang masih rendah. “Identitas Muslim mempengaruhi kehidupan seharihari. Mereka sulit mengakses sekolah yang baik bagi anakanak mereka.” Demikian kutipan hasil studi tahun 2006 yang dipimpin mantan ketua Pengadilan Tinggi Delhi, Rajindar Sacher. (republika.co.id)

PALESTINA Penjajah Israel Larang Adzan di Masjid-Masjid Palestina

PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendukung usulan pelarangan suara adzan dengan pengeras suara dan pengenaan denda bagi setiap pelanggarnya. Usulan ini disampaikan oleh partai sayap kanan Yisrael Beiteinu dan akan berlaku untuk semua tempat ibadah, meskipun sebenarnya hanya ditargetkan pada masjidmasjid. “Kita tidak perlu lebih liberal dari Eropa,” ujar Netanyahu, seperti dikutip dari laman berita Ma’an News. Anggota parlemen Anastassia Michaeli mengatakan, larangan tersebut diberlakukan karena ratusan ribu warga ‘Israel’ terganggu oleh suara adzan. Partai sayap kanan yang diketuai oleh Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman ini

80

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

memang dikenal sebagai partai yang mendukung sejumlah kebijakan yang menyudutkan warna Palestina yang dijajah Israel. “Saya melihat hal ini (pelarangan adzan dengan pengeras suara) dilakukan di Swiss, dan tentang jilbab di Prancis,” ujar Lieberman. Selama Februari lalu, penjajah Zionis ini telah melarang kumandang adzan di Masjid Ibrahimi sebanyak 44 waktu dengan alasan yang tidak masuk akal. Lalu pada April, mereka meminta agar suara adzan di masjid-masjid Yerusalem dipelankan, dengan dalih mengganggu Zionis pemukim pendatang, yang sebetulnya ilegal. RUU ini tentunya dikecam oleh pihak Palestina melalui Kementrian Wakaf dan Urusan Agama Palestina. Kementrian Wakaf memperingatkan penjajah Israel bila sampai menyetujui undang undang seperti ini. “Dengan menyetujui draft UU ini, penjajah Zionis Israel telah melanggar kebebasan beribadah yang dijamin oleh aturan agama samawi dan UU dan konvensi internasional,” ujar Kantor Biro Penerangan Kementrian Wakaf dikutip Pusat Informasi Palestina. Kantor Biro Penerangan Kementrian Wakaf juga menyerukan bangsa Arab dan umat Islam, khususnya para pemimpinnya untuk melawan penjajah Zionis Israel dan mencegahnya melaksanakan keputusan tersebut. (sahabatalaqsha.com; hidayatullah.com; republika.co.id) Moh. Yasir/BS


Malcolm X, Pejuang Hak Asasi Afro-Amerika

Saat Aktivis Kulit Hitam Menemukan Islam

D

EKADE 1920-an merupakan periode mengerikan bagi ras berwarna di Amerika Serikat. Periode tersebut menandai puncak diskriminasi ras yang telah berlangsung sejak negeri itu didirikan. Sentimen antar ras menjadi isu sensitif di negeri Paman Sam, mengiringi krisis ekonomi yang mencekik karena ulah busuk Federal Reserve (Bank Sentral AS) Pada masa itulah, lahir seorang pahlawan ras hitam Afro-Amerika. Malcolm namanya. Malcolm lahir dari keluarga Little pada 19 Mei 1925 di Omaha,

�Perjalanan haji telah membuka cakrawala berpikir saya dengan menganugerahkan cara pandang baru selama dua pekan di Tanah Suci. Saya melihat hal yang tidak pernah saya lihat selama 39 tahun hidup di Amerika Serikat. Saya melihat semua ras dan warna kulit bersaudara dan beribadah kepada satu Tuhan tanpa menyekutukannya.� Nebraska. Ayahnya, Earl Little, adalah pendeta baptis sekaligus aktivis UNIA (Universal Negro Improvement Association), organisasi yang mewadahi perbaikan hidup bagi orang orang Afro-Amerika. BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

81


terlantar dan berpisah satu sama lain. Mereka terpisah dalam pantipanti asuhan dan rumah-rumah singgah. Untungnya, Malcolm masih bisa bersekolah. Ia termasuk murid yang cerdas. Tapi ia tak melanjutkan setelah gurunya menyebut cita-citanya menjadi pengacara bukanlah tujuan realistis bagi seorang negro. Malcolm frustasi. Tahun 1941, ia pindah ke Boston. Dua tahun kemudian ia tinggal di Harlem, New York, pusat kelompok kulit hitam. Sejak saat itu ia terjebak narkotika, free sex, dan kriminalitas. Karisma dan kepandaian berorasi yang dimiliki Malcolm membuat NoI semakin besar. Malcolm pun diangkat menjadi juru bicara NoI dan menjadi figur terkenal di dunia, mengalahkan popularitas Elijah. Media massa pun menyebut Malcolm X sebagai simbol kebencian rasial. Sasaran Teror Lantaran ayahnya anggota UNIA yang militan, keluarga Little harus pindah dari Omaha karena teror orang-orang kulit putih. Mereka pun tinggal di sebuah ladang di Lansing, Michigan, dengan kondisi memprihatinkan. Tapi itu belum membuat keluarga Little aman. Tahun 1929, rumah mereka dibakar musnah. Dua tahun kemudian, jasad ayahnya, Earl Little, ditemukan terpotong-potong di lintasan trem listrik. Ibu Malcolm, Loise, stres dan akhirnya masuk rumah sakit jiwa. Keluarga Little pun berantakan. Malcolm dan 8 saudaranya hidup

82

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Bibit Hidayah di Balik Jeruji Besi Tiga tahun kemudian ia kembali ke Boston dan menjarah rumah orang kulit putih. Pada tahun 1946, Malcolm pun dihukum 10 tahun penjara. Tinggal di penjara Chalestown hingga tujuh tahun kemudian (1952) menjadi titik balik dalam kehidupan Malcolm. Ia sering menyendiri dan–berkat teman satu selnya, John Elton Bembry, Malcolm menjadi kutu buku. Surat-menyurat antara Malcolm dan saudaranya Philbert, serta diskusi dengan saudara kandungnya Hilda yang sering menjenguknya selama di penjara mengenalkan Malcolm kepada Islam dan gerakan The Nation of Islam (NoI) atau Black Muslims, organisasi kulit hitam militan yang bercita-cita mendirikan negara sendiri yang terpisah dari negara berpenduduk kulit hitam. Dari sinilah Malcolm lalu masuk Islam dan mengadakan kontak melalui surat-menyurat dengan


Elijah Muhammad, pendiri NoI. Tahun 1952 Malcolm bebas bersyarat. Ia segera menuju Detroit untuk menemui Elijah Muhammad dan bergabung dengan NoI. Malcolm belajar Islam dan ajaran NoI langsung dari sang pendiri. Setelah masuk NoI, Malcolm Little mengganti namanya menjadi Malcolm X, yang menandakan asal-usul keluarga yang hilang. Karisma dan kepandaian berorasi yang dimiliki Malcolm membuat NoI semakin besar. Malcolm pun diangkat menjadi juru bicara NoI dan menjadi figur terkenal di dunia, mengalahkan popularitas Elijah. Media massa pun menyebut Malcolm X sebagai simbol kebencian rasial. Haji dan Islam Sebenarnya Perjuangan NoI membela hak kulit hitam diselingi pandanganpandangan rasis yang radikal, sehingga mereka menolak bantuan apapun dari kalangan kulit putih yang sebenarnya antidiskriminasi. Bahkan mereka meyakini bahwa orang kulit putih adalah “iblis” dan Elijah Muhammad adalah “utusan Allah”. Karena itu Malcolm pun keluar dari NoI pada Maret 1964, di samping karena perselisihannya dengan Elijah yang merasa terancam oleh popularitas Malcolm yang terus menanjak. April 1964, Malcolm X menunaikan ibadah haji. Momen inilah yang akhirnya mengubah paradigmanya tentang perbedaan ras, juga mengubah namanya menjadi El Hajj Malik El Shabazz. Semuanya berawal dari rasa terkejut ketika melihat

Goncangan hati Malcolm semakin hebat ketika di Masjidil Haram, ia berthawaf bersama dengan berbagai macam ras yang tidak pernah ia temukan, mengenakan pakaian yang sama dan mengumandangkan kalimat yang sama “Labbaikallahummâ labbaik, labbaika lâ syarika laka labbaik.” pemandangan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Di pesawat ia bertemu dengan orang berkulit putih, cokelat, merah dan kuning; orang bermata biru, berambut pirang, dan yang keriting (seperti dirinya). Semuanya menyatu, menjadi saudara, dan semuanya memuji dan mengagungkan Tuhan yang sama. Goncangan hati Malcolm semakin hebat ketika di Masjidil Haram, ia berthawaf bersama dengan berbagai macam ras yang tidak pernah ia temukan, mengenakan pakaian yang sama dan mengumandangkan kalimat BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

83


Malcolm x saat bersama Elijah Muhammad sosok yang pernah dinaggap nabi olehnya. yang sama “Labbaikallahummâ labbaik, labbaika lâ syarika laka labbaik.” Saat kembali ke Amerika, ia tampil dengan perspektif berbeda dari sebelumnya. Ia menyerukan kebenaran sejati yang ditemukannya di Makkah. Malcolm menyimpulkan, “Kebencian yang timbul antara kaum negro dan kaum kulit putih di Amerika bukanlah masalah perbedaan warna, tetapi karena kesalahan sikap dan perilaku. Karena itu, satu-satunya cara mengatasi pertikaian rasial adalah dengan menerima prinsip kesamaan derajat manusia dan keesaan Tuhan. Inilah kebenaran yang diabaikan oleh bangsa kulit putih Amerika.” Bila sebelum menunaikan haji Malcolm–sepertihalnya aktivis kulit hitam lain–berpikiran bahwa diskriminasi yang dilakukan ras kulit putih harus dilawan secara

84

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

radikal, maka haji telah membuka mata Malcolm untuk melihat dan menyadari bahwa semua manusia pada dasarnya sama, semuanya berasal dari Adam, dan tak ada yang lebih unggul di sisi Allah kecuali dengan takwa. Inilah yang diperjuangkan Malik El Shabazz sekembalinya dari Tanah Suci. Pada 28 Juni 1964, Malcolm mendirikan Organization of Afro-American Unity (Organisasi Persatuan Afro-Amerika [OAAU]) yang lebih moderat. Malcolm juga membuat semacam surat kabar yang bernama Muhammad Speaks (Muhammad Bericara) yang pada akhirnya diganti menjadi Bilalian News (Kabar Kaum Bilali [Muslim Kulit Hitam]). Dicap Pengkhianat Perjuangan tahap baru yang dilakukan Malcolm bukan tanpa risiko. Ia dicap pengkhianat oleh pejuang hak ras hitam yang lain, karena pandangan-pandangannya yang melawan arus. Ia bahkan dibayang-bayangi upaya pembunuhan, khususnya dari NoI. Seminggu sebelum peristiwa penembakan, rumah Malcolm di New York dibom oleh orang tidak dikenal. Puncaknya, Ahad, 21 Februari 1965, saat saat berpidato di hadapan ratusan pendukungnya di distrik Harlem, New York, Malcolm ditembak tiga orang Afro-Amerika, dua di antaranya anggota NoI. Malcolm tewas dengan lima belas luka tembakan sesaat setelah tiba di rumah sakit. Tiga orang pembunuh Malcolm akhirnya dijatuhi hukuman seumur hidup, sebulan kemudian. Abdurrahmman Wahid/BS


HADHARAH

Yakjuj-Makjuj dalam Lintas Sejarah

T

IDAK seperti Dajjal yang sama sekali tak disinggung secara eksplisit, al-Qur’an menyebut Yakjuj-Makjuj sebanyak dua kali: QS al-Kahfi (18): 83-98 dan QS al-Anbiya’ (21): 95-96. Dua ayat ini pastinya memberikan informasi yang sangat berharga, sebab segala sesuatu dijelaskan alQur’an, tibyânan likulli syai’. Usut Asal Yakjuj Makjuj Sebelum mendalami lebih jauh tentang siapa Yakjuj-Makjuj, kesampingkan terlebih dahulu

Kesampingkan terlebih dahulu anggapananggapan bahwa Yakjuj-Makjuj adalah makhluk aneh nan misterius, bukan manusia, memiliki kekuatan luar biasa, dst anggapan-anggapan bahwa Yakjuj-Makjuj adalah makhluk aneh nan misterius, bukan manusia, memiliki kekuatan luar biasa, dst. Sebab, banyak riwayat Hadis dengan jelas menyebut bahwa Yakjuj-Makjuj adalah keturunan Adam dari Yafits bin Nuh. Yafits BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

85


Mengetahui siapa sebenarnya Dzul Qarnain adalah kunci awal untuk menyingkap identitas Yakjuj-Makjuj. Sayangnya, sosok Dzul Qarnain juga tak kalah misterius. bin Nuh, dalam banyak Hadis juga dikatakan sebagai nenek moyang bangsa Turk, yang hidup mendiami wilayah Cina bagian barat, Rusia, hingga Asia Kecil. QS al-Kahfi ayat 83-98 menginformasikan kisah perjalanan Dzul Qarnain, seorang raja adikuasa yang kemudian membangun tembok besi yang menghalangi Yakjuj-Makjuj dari dunia luar. Dari kisah Dzul Qarnain ini paling tidak kita bisa menggali beberapa poin penting yang menjadi titik tekan tulisan ini: Pertama, sosok Dzul Qarnain. Mengetahui siapa sebenarnya Dzul Qarnain adalah kunci awal untuk menyingkap identitas YakjujMakjuj. Sayangnya, sosok Dzul Qarnain juga tak kalah misterius. Namun pemaparan al-Qur’an menunjukkan dengan jelas bahwa Dzul Qarnain adalah seorang raja saleh yang kekuasaannya membentang dari barat sampai timur. Menurut Mujahid, ada empat penguasa dunia: dua orang mukmin (Nabi Sulaiman ď ľ dan Dzul Qarnain), dua lainnya kafir (Namrudz dan Nebukadnezar) Banyak teori berbeda mengenai siapa sosok Dzul Qarnain, namun mayoritas pendapat cenderung mengarah kepada tiga nama: Iskandar atau Aleksander Agung dari Makedonia (336-323 SM). Pendapat ini sangat populer

86

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

namun banyak ditentang sebab Aleksander tidak saleh dan jelas bukan penyembah Allah. Khosru atau Cyrus I (559-529 SM), pendiri Dinasti Akhemeniyah Persia (559-330 SM). Cyrus adalah penganut Zarathustra, sosok yang ajarannya kemudian dikembangkan menjadi agama Zoroaster (Majusi). Beberapa ulama berpendapat bahwa Zarathustra, sebagaimana Buddha, Konghucu, dan mungkin juga Aristoteles; bisa jadi merupakan nabi, hanya saja ajarannya diselewengkan oleh para pengikutnya. Cyrus juga menyatukan kerajaan Persia dan Media. Ini nampaknya cocok jika Dzul Qarnain diterjemah sebagai Penguasa Dua Kerajaan. Darius I (521-486 SM), juga dari Dinasti Akhemeniyah dan penganut Zarathustra yang taat. Darius yang juga memerintah dua kerajaan Persia dan Media, dikenal sebagai pembangun temboktembok pertahanan di wilayahwilayah perbatasan. Banyak faktor yang menguatkan teori bahwa Dzul Qarnain adalah Cyrus I. Dalam Perjanjian Lama, nama Dzul Qarnain disinggung sebagai penguasa dua kerajaan Media dan Persia. Di samping itu, selama pemerintahannya Cyrus memperluas wilayahnya ke tiga arah: barat, timur, dan utara, seperti tiga rute perjalanan Dzul Qarnain dalam al-Qur’an. Cyrus tidak melakukan ekspansi ke arah selatan. Ekspansi ke selatan baru dilakukan oleh para penerusnya. Namun ketiga teori di atas menjadi simpang siur jika dikaitkan dengan riwayat-riwayat ulama


tafsir yang menyatakan bahwa Dzul Qarnain hidup pada masa Nabi Ibrahim  dan pernah berinteraksi dengan beliau . Padahal, Nabi Ibrahim  diperkirakan hidup sekitar 2.000 tahun SM atau berselisih 1.500an tahun dari masa hidup ketiga raja di atas, dan pada waktu itu tak ada kerajaan yang betul-betul menguasai wilayah yang demikian luas. Mengenai hal ini, para ahli tafsir pendukung teori Iskandar menjawab bahwa Dzul Qarnain adalah Iskandar I, raja yang berasal dari Romawi yang hidup masa Nabi Ibrahim , sedangkan Aleksander Agung adalah Iskandar II.

bisa menemukan lokasi tembok Yakjuj-Makjuj. Jalur pertama, arah matahari terbenam. Laut berlumpur hitam yang dimaksud dalam al-Qur’an kemungkinan adalah Laut Hitam, atau Laut Aegea, bukan Laut Mediterania yang airnya bening. Jalur kedua, tempat terbitnya matahari, kemungkinan Laut Kaspia. Dan jalur ketiga, suatu tempat di antara dua bukit. Kemungkinan Dzul Qarnain menuju arah utara dan sampai ke wilayah pegunungan Kaukasus. Dan Ketiga, Pegunungan Kaukasus, tembok besi, dan bangsa yang terisolasi. Dalam perjalanannya yang ketiga, Dzul

Jika dikaitkan dengan riwayat-riwayat ulama tafsir yang menyatakan bahwa Dzul Qarnain hidup pada masa Nabi Ibrahim  dan pernah berinteraksi dengan beliau . Padahal, Nabi Ibrahim  diperkirakan hidup sekitar 2.000 tahun SM atau berselisih 1.500-an tahun dari masa hidup ketiga raja di atas, Pendapat Ismail Haqqi dalam Rûhul-Ma‘ânî–yang mengutip dari sumber-sumber kuno Bani Israel–juga bisa menjawab kesimpang-siuran itu. Menurutnya, Dzul Qarnain menjadi raja menggantikan Namrudz pada masa Nabi Ibrahim  dan hidup selama 1.600 tahun. Ini sesuai jika Dzul Qarnain dimaknai penguasa yang hidup di dua masa/generasi, sehingga dimungkinkan Dzul Qarnain adalah salah satu dari tiga penguasa di atas. Kedua, rute perjalanan Dzul Qarnain. Penelitian terhadap tiga jalur perjalanan yang ditempuh oleh Dzul Qarnain penting dilakukan, sebab dari rute ini kita

Qarnain menemukan suatu bangsa yang digambarkan dalam alQur’an lâ yakâdûna yafqahûna qaula (kaum yang hampir tak mengerti pembicaraan). Mengenai hal ini, Syekh Imran N. Hossein menganalisis bahwa mereka adalah bangsa yang terisolasi, sehingga tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan dunia luar; serta tidak berperadaban. Syekh Imran meyakini bahwa Yakjuj-Makjuj yang terisolasi di balik pegunungan tersebut adalah bangsa Khazar, yang sepak terjangnya tidak terdengar hingga abad ke-7 M. Bangsa Khazar adalah bagian dari bangsa Turk, dengan demikian berarti mereka BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

87


Yakjuj-Makjuj yang sebenarnya adalah Yahudi Ashkenazi yang mengendalikan negara Israel dan Amerika Serikat–bahkan dunia–saat ini. adalah keturunan Yafits bin Nuh. Untuk menghindari kejahatan bangsa Khazar, Dzul Qarnain lantas membangun tembok dari besi yang dituangi tembaga. Perlu diketahui, wilayah pegunungan Kaukasus menyimpan kandungan besi terkaya di dunia. Kemunculan Yakjuj-Makjuj Yakjuj-Makjuj akan keluar ketika tembok besi yang mengisolasi mereka telah runtuh. Mereka yang meyakini bahwa Yakjuj-Makjuj hanya akan keluar di akhir zaman tentu berpendapat bahwa tembok itu masih berdiri kokoh. Padahal, keruntuhan tembok itu sudah disinggung oleh Rasulullah  dalam HR al-Bukhari: “Lâ ilâha illallâh, celaka (binasa) bagi bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka dari dinding YakjujMakjuj seperti ini.” Rasulullah mempertemukan ujung jari dan ujung jari telunjuk beliau, membentuk sebuah bulatan. Menurut Syekh Imran N. Hossein–eskatolog yang selama 15 tahun meneliti subjek YakjujMakjuj, terbukanya lubang kecil di tembok besi tersebut mengindikasikan dimulainya interaksi bangsa Khazar dengan dunia luar. Terbukti beberapa saat setelah Rasulullah  wafat, bangsa Khazar mendirikan kekaisaran, dan tak lama setelah itu mereka

88

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

memeluk agama Yahudi. Negara Israel & Yahudi Ashkenazi Bangsa Khazar kemudian melanglang buana ke Eropa, membaur dengan masyarakat Eropa dan mengaku-ngaku sebagai bangsa Yahudi. Merekalah yang kelak dikenal sebagai Yahudi Eropa atau Yahudi Ashkenazi. Meski bukan keturunan Bani Israel, bangsa pewaris agama Yahudi, namun kelompok ini lebih dominan daripada kelompok Yahudi lain, yaitu Yahudi Sefardim (Spanyol) dan Yahudi Mizrahim (Arab). Sejak abad pertengahan, Yahudi Ashkenazi muncul sebagai tokoh-tokoh berpengaruh yang mengendalikan perekonomian dan politik dunia. Dinasti konglomerat paling berkuasa Rothschild, adalah Yahudi Ashkenazi. Mereka juga menguasai bidang-bidang lain. Ilmuwan dan filsuf ternama seperti Albert Einstein, Charles Darwin, Karl Marx, dan Sigmund Freud juga berasal dari kelompok ini. Begitu pula Theodore Hertzl, bapak Zionisme. Jika kita sepakat bahwa Yakjuj-Makjuj adalah bangsa Khazar, tentu kita setuju bahwa Yakjuj-Makjuj yang sebenarnya adalah Yahudi Ashkenazi yang mengendalikan negara Israel dan Amerika Serikat–bahkan dunia– saat ini. Itulah mengapa Syekh Imran menyebut dunia kita hari ini–yang jauh dari nilai-nilai agama dan penuh dengan kerusakan moral–sebagai Dunia Yakjuj & Makjuj. Wallahu A’lam. Moh. Yasir/BS


RIHLAH

Menelusuri Jejak Yakjuj-Makjuj Peta Wilayah Kekuasaan Dzul Qarnain Berikut perkiraan luas wilayah kekuasaan Dzul Qarnain, tentunya mengacu kepada tiga pendapat yang kami singgung dalam tulisan sebelumnya (hal 83-86). Wilayah kekuasaan tiga pengasa beda generasi ini mencakup sebagian besar dunia yang dikenal oleh bangsa Yunani Kuno (ekumene). Wilayah kekuasaan Khosru I atau Cyrus The Great, 559-529 SM.

Wilayah kekuasaan Darius I, 521486 SM. Pada masanya, Dinasti Akhemeniyah menginvasi benua Eropa dan memperkuat wilayah perbatasan dengan membangun benteng-benteng.

Wilayah kekuasaan Aleksander, 336–323 SM. Tak sampai menjangkau pegunungan Kaukasus.

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

89


Lokasi Tembok Dzul Qarnain Perkiraan lokasi tembok Dzul Qarnain berikut–sekali lagi–tetap mengacu kepada pendapat yang kami kutip di depan. Tentunya dengan asumsi bahwa arah barat yang dituju oleh Dzul Qarnain adalah Laut Hitam (atau Laut Aegea) dan arah timur yang ia tuju adalah Laut Kaspia, sedang arah ketiga tujuan perjalanannya adalah arah utara, di mana ia menemukan kaum yang lâ yakâdûna yafqahûna qaula.

Pegunungan Kaukasus, dibatasi Laut Hitam di sebelah barat dan Laut Kaspia di timur.

Darial Gorge di Georgia. Tempat ini diperkirakan merupakan lokasi tembok yang dibangun Dzul Qarnain. Darial Gorge terletak di 8 km di selatan perbatasan Georgia-Rusia.

Bangsa Khazar dan Yahudi Ashkenazi Bangsa Khazar merupakan bagian dari bangsa Turk yang hidup semi nomaden di sekitar pegunungan Kaukasus. Mereka merintis peran politik internasional mereka dengan menjadi sekutu bangsa Romawi dalam perang melawan Persia di abad ke-7. Tumbangnya kekuasaan Romawi dan Persia di tangan Islam memberi mereka peluang untuk mendirikan sebuah pemerintahan yang mandiri. Mereka lantas mendirikan Kekaisaran Khazaria yang eksis hingga abad ke-10 M. Sejak abad ke-8, mereka mulai memeluk agama Yahudi. Menurut Peta wilayah kekuasaan Kekaisaran Khazaria. Ibnul Faqih al-Hamadzani, sejarawan Persia dari abad ke-10 M, bangsa Khazar semuanya memeluk Yahudi. Beberapa abad setelah Kekaisaran Khazar runtuh, mereka hijrah ke Eropa dan menguasai perekonomian dan politik. Mereka di kemudian hari dikenal sebagai Yahudi Ashkenazi atau Yahudi Eropa. Sekadar tambahan informasi, sekitar 90% Yahudi saat ini adalah Yahudi Ashkenazi.

90

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433


Danau Tabaria/Laut Galilee Danau Tiberias, Laut Galilee, atau Laut Kinneret, merupakan sumber mata air tawar yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan penduduk Israel. Lokasinya berada di timur laut wilayah Palestina jajahan Israel yang berbatasan dengan Syria, 50 km sebelah utara Jerusalem. Dalam Shahih Muslim dijelaskan, bahwa Yakjuj- Makjuj akan melewati danau ini dalam perjalanan mereka menuju Jerusalem. Rombongan pertama akan melewati danau tersebut dan meminum habis airnya. Ketika rombongan terakhir melewatinya, mereka berkata, “Dulu di sini terdapat air.” Menurut Syekh Imran N. Hossein, rombongan pertama Yakjuj-Makjuj adalah Yahudi Ashkenazi yang datang dari Eropa untuk mendiami wilayah Palestina dan mendirikan negara Israel. Sedangkan rombongan terakhir adalah rombongan Yakjuj-Makjuj yang akan menyerang dan mengepung Nabi Isa  di Jerusalem kelak di akhir zaman, setelah beliau berhasil membunuh Dajjal. Sampai dekade 1990-an, danau seluas 166 km2 itu masih berada dalam level ketinggian air normal (di atas -209 m bsl/below sea level atau di bawah permukaan laut). Namun setelah itu, level permukaan air Laut Galilee terus menurun hingga mencapai level kritis atau “black line” (-214,4 bsl) untuk kali pertama pada tahun 2008 lalu. Keringnya Danau Tiberias juga telah diramal oleh Dajjal yang bertemu dengan rombongan Tamim ad-Dari di sebuah pulau, seperti disebutkan dalam Shahih Bukhari. Wallahu A’lam. Moh. Yasir/BS

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

91


RIJALUDDIN

Jika memerintahkan, maka dialah orang pertama yang melaksanakan. Jika melarang, maka dialah yang pertama yang meninggalkan. ~ Khalid bin Shafwan

Al-Hasan al-Bashri (21-110 H./642-728 M.)

Imam Sufi yang Berlisan Pedang

S

pertengahan abad I Hijriyah, Masjid Jamik Basrah menjadi poros penggerak kegiatan-kegiatan keilmuan. Di tempat ini, para intelektual Muslim belajar, mengkaji, dan mendiskusikan berbagai disiplin pengetahuan agama yang waktu itu baru tumbuh dan berkembang. Semarak kegiatan halakah yang digelar di dalam maupun di hala-

92

EKITAR

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

man masjid merefleksikan sebuah semangat tak lekang yang terus hidup bersama suasana khusyuk dan khidmat ala tempat ibadah. Dua Khalifah Dinasti Abbasiyah, Harun ar-Rasyid dan al-Ma’mun, tercatat pernah menghadiri halakah di masjid ini. Di antara pimpinan halakahhalakah itu, terdapat seorang ulama yang suka mengenakan


pakaian tebal, kasar dan lusuh. Ia selalu menangis tatkala membaca al-Qur’an. Berkat Doa Sahabat Tokoh itu, al-Hasan al-Bashri, adalah seorang tabiin senior yang terkenal. Nama lengkapnya Abu Said al-Hasan bin Abil-Hasan Yasar al-Bashri. Lahir di Madinah, dua tahun sebelum wafatnya Khalifah Umar bin al-Khaththab. Ayah alHasan adalah tawanan perang yang dijadikan budak oleh Zaid

di Wadil Qura, di dekat Madinah. Pada masa ini ia belajar berbagai ilmu agama. Di samping itu ia juga sering mendengarkan perkataan Sahabat, termasuk ketika Sayyidina Utsman  menyampaikan khutbah pada hari Jumat. Al-Hasan pada akhirnya menjadi seorang mujtahid muthlaq dan pemuka kaum Sufi. Konon, itu karena barakah doa dari banyak Sahabat Rasulullah kepadanya. Di antaranya adalah doa yang diucapkan oleh Umar bin Khaththab

Sejak kecil al-Hasan memiliki semangat belajar nan tinggi. Tak heran ia berhasil menghafal al-Qur’an sebelum usia 14 tahun. Sejak kecil, tempat yang selalu didatanginya adalah masjid.

bin Tsabit, salah satu Sekretaris Nabi  yang kemudian masuk Islam. Sedangkan ibunya adalah Khairah, budak Ummu Salamah, istri Rasulullah . Mendengar bekas budaknya melahirkan bayi laki-laki, Ummul Mukminin Ummu Salamah sangat gembira dan rasa gembira itu beliau ungkapkan dengan memberikan nama al-Hasan untuk bayi tersebut. Beliau limpahkan kasih sayang pada bayi ini layaknya anak sendiri. Pada satu kesempatan, ketika Khairah tidak ada di sisi al-Hasan, Ummu Salamah mendengar al-Hasan menangis. Spontan beliau mengambil al-Hasan dan menggendongnya. Bahkan Ummu Salamah sempat mengalirkan air susu pada mulut al-Hasan. Al-Hasan menghabiskan masa kanak-kanaknya bersama keluarga

, ”Semoga Allah menjadikannya alim agama dan dicintai umat manusia.” Imam Sufi Kota Bashrah Sejak kecil al-Hasan memiliki semangat belajar nan tinggi. Tak heran ia berhasil menghafal alQur’an sebelum usia 14 tahun. Sejak kecil, tempat yang selalu didatanginya adalah masjid. Al-Hasan pernah bertemu sekaligus meriwayatkan Hadis dari 70 veteran Perang Badr. Beliau juga rajin men-talaqqi bacaan al-Qur’anya kepada Sahabat sekaligus pemahaman kandungannya. Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa al-Hasan pernah bertemu 500 Sahabat Nabi. Sekitar tahun 36 H, al-Hasan pindah ke Basrah, Irak dan terus menetap di sana. Sehingga ketika beliau telah tersohor dan mengaBULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

93


RIJALUDDIN

Al-Hasan menjadi hakim Bashrah pada tahun 102 H. Beliau tidak pandang bulu dalam memutuskan masalah. Yang kaya maupun miskin, pejabat maupun rakyat jelata, semuanya diperlakukan sama di depan hukum. jar di Masjid Jamik Bashrah, nama beliau dinisbatkan kepada kota tersebut. Di Basrah, beliau intensif belajar. Kepada Abdullah bin Abbas beliau belajar Tafsir, Hadis, halalharam, dan Qiraat. Kepada Hattan bin Abdullah ar-Riqashi beliau belajar al-Qur’an. Sedangkan kepada Ibnu Surayyi at-Tamimi–seorang penyair–al-Hasan belajar ilmu hikmah. Al-Hasan juga pernah berguru kepada Anas bin Malik. Dan

94

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

melalui proses belajarnya kepada Huzdaifah bin al-Yaman, al-Hasan banyak memahami sekaligus mempraktekkan ajaran tasawuf. Di samping itu beliau juga mempelajari tasawuf dari kehidupan Ali bin Abi Thalib  sekaligus menjadikannya idola karena tidak tanduk khalifah keempat itu yang kental dengan nuansa tasawuf. Di Masjid Jamik Basrah, alHasan memimpin halakah yang dibuka untuk umum. Dalam halakah ini beliau mengajar al-Qur’an, Hadis, bahasa, retorika dan tidak jarang pula beliau mengganti halakah dengan pengajian umum. Selain itu beliau juga membuka kelas khusus di rumahnya yang khusus membahas tasawuf. Dari halakah itulah beliau menjadi publik figur dan imam dalam tasawuf. Konsep tasawuf yang paling mendasar dan utama pada diri al-Hasan adalah zuhud, kemudian khauf dan hazn. Gambaran khauf beliau yang sangat luar biasa adalah, beliau berpikir bahwa neraka hanya diciptakan untuknya. Semua konsep tasawuf yang beliau bawa sangat kental dengan dalil al-Qur’an dan Hadis. Lisannya Melebihi Tajamnya Pedang Sosok yang hanya mencukupkan dengan kurma dan air dalam kesehariannya ini memiliki perhatian besar dalam menegakkan hukum Allah. Al-Hasan menjadi hakim Bashrah pada tahun 102 H. Beliau tidak pandang bulu dalam memutuskan masalah. Yang kaya maupun miskin, pejabat maupun rakyat jelata, semuanya diperlakukan sama di depan hukum.


Beliau tidak pernah takut menegur secara langsung atau mengkritik seseorang yang menyimpang dari Syariat, meskipun, yang dikritik itu berpangkat tinggi. Sebab yang harus ditakuti dalam benaknya adalah Allah, bukan makhluk. Pernah suatu ketika al-Hasan mendapati al-Hajjaj bin Yusuf atsTsaqafi, gubernur Irak, bertindak sewenang-wenang. Semua orang– termasuk ulama yang tinggal di Bashrah–enggan mengingatkan, lebih-lebih mengecam kezaliman yang dilakukan oleh al-Hajjaj. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Imam al-Hasan. Ketika semua orang menghadiri acara yang digelar oleh al-Hajjaj, pada saat itulah al-Hasan berdiri dan berkhutbah seraya melancarkan kritik pedas secara bertubi-tubi hingga membuat alHajaj kebakaran jenggot. Al-Hajjaj marah besar dan keesokan harinya, ia memerintahkan prajuritnya agar menangkap al-Hasan. Al-Hajjaj bahkan bersumpah akan membunuhnya. Tapi anehnya, ketika al-Hasan berada di hadapan al-Hajjaj, seketika nyali al-Hajjaj ciut melihat sikap dan wibawa al-Hasan. Bahkan, al-Hajjaj menampakkan wajah ceria dan berkata manis seraya mempersilahkan al-Hasan duduk. Mereka lalu berbincangbincang soal agama. Usai dialog tersebut, al-Hajjaj mengantarkan al-Hasan pulang hingga di depan pintu istananya seraya berkata, “Wahai Abu Sa’id, Anda benarbenar tokoh ulama yang hebat.” Kemudian al-Hajjaj memeluk alHasan.

“Aku bermimpi melihat seekor burung mengambil tongkat dari masjid.” Lantas Ibnu Sirin menjawab, “Kalau memang mimpimu itu benar, tidak lama lagi al-Hasan al-Bashri akan meninggal.“

Beliau juga pernah diminta menasihati Umar bin Hubairah, gubenur Khurasan pada masa pemerintahan Yazid bin Abdul Malik. Laki-laki yang selalu mengumpulkan antara ilmu dan amal ini tidak jarang mengkonsultasikan masalah kenegaraan dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz dengan berkirim surat. Begitu juga sebaliknya. Beliau mengkonsultasaikan hal tersebut lantaran kedudukan yang diembannya sebagai hakim Basrah. Mengenai kehebatannya menyampaikan kalam hikmah, Abu Jakfar Muhammad bin Ali bin al-Husain berkata, “Begitulah perkataan al-Hasan yang menyerupai sabda Nabi.” Burung dan Tongkat Suatu ketika seorang lelaki mendatangi Ibnu Sirin dan berkata, “Aku bermimpi melihat seekor burung mengambil tongkat dari masjid.” Lantas Ibnu Sirin menjawab, “Kalau memang mimpimu itu benar, tidak lama lagi al-Hasan al-Bashri akan meninggal. Tidak lama kemudian, tepatnya Kamis malam, Rajab 110 H, al-Hasan alBashri wafat pada usianya yang ke-89 tahun. Abdurrahman Wahid/BS BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

95


KLINIK PESANTREN

Obati Demam dengan Air Sejuk “Sesungguhnya demam itu atau demam yang berat itu berasal dari uap api Jahanam. Maka dinginkanlah dengan air.” (HR. Bukhari-Muslim)

D

EMAM adalah salah satu penyakit yang sering dialami oleh banyak orang, terutama anak-anak. Kehadiran penyakit ini sering membuat penderitanya berubah menjadi “anti air”. Tiba-tiba dia takut mandi dan menyentuh air karena khawatir panas tubuhnya menguap sehingga menyebabkan penyakitnya bertambah parah.

96

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Padahal asumsi itu tidak benar, baik dari sisi medis maupun tinjauan Syariah. Hal itu berdasarkan hadis riwayat Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya demam itu atau demam yang berat itu berasal dari uap api Jahanam. Maka dinginkanlah dengan air.” (HR. Bukhari-Muslim) Hadis ini begitu tegas mengisyaratkan metode terapi air terhadap penyakit demam. Terapi


ini bisa dilakukan dengan dua cara yang saling melengkapi: 1. Mandi dengan air sejuk 2. Minum air sejuk, untuk mendinginkan suhu tubuhnya dari dalam. Tapi tidak semua penyakit demam bisa diobati dengan terapi air sejuk, seperti yang dijelaskan dalam Hadis di atas. Sebab, demam bisa saja berupa reaksi atau gejala dari berbagai penyakit lain seperti malaria, tifus, bahkan mag atau lainnya. Jadi penyakit demam sendiri bermacam-macam. Ada yang muncul sendirian tanpa disertai penyakit yang lain. Ada yang muncul bersamaan dengan beberapa penyakit lain yang sama parahnya, atau bahkan lebih parah dari demam itu sendiri. Ada jenis demam yang bisa hilang sendiri tanpa diobati, dan ada yang memerlukan perawatan medis yang serius. Dalam kitab at-ThibbunNabawi, Ibnul Qayyim memberi penjelasan sebagai berikut: “Dawuh-nya beliau dalam Hadis ini khusus untuk penduduk Hijaz dan sekitarnya. Karena kebanyakan penyakit demam yang terjadi di sana termasuk demam sehari, yakni yang terjadi karena panas terik matahari. Demam semacam itu bisa diatasi dengan air dingin, dengan cara diminum atau dibuat mandi. Terkadang demam juga bisa sangat bermanfaat bagi tubuh, bahkan bisa lebih berfungsi dari pada obat. Seringkali demam sehari dan demam itu menjadi faktor pematangan berbagai unsur berat dalam tubuh yang hanya

Demam juga bisa sangat bermanfaat bagi tubuh, bahkan bisa lebih berfungsi dari pada obat. Seringkali demam sehari dan demam itu menjadi faktor pematangan berbagai unsur berat dalam tubuh yang hanya bisa matang dengan demam tersebut.

bisa matang dengan demam tersebut. Terkadang juga berguna untuk membongkar sumbatansumbatan pada saluran darah dalam tubuh atau pada organ tubuh lainnya yang tak bisa diatasi dengan obat-obat pelarut. Selain itu, penyakit mata klasik maupun jenis-jenis penyakit mata yang muncul belakangan ini, juga seringkali bisa disembuhkan oleh demam secara ajaib dan cepat. Demam juga berguna mengatasi penurunan stamina dan konvulsi berat, serta berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh kotorankotoran berat dalam tubuh.� Apa yang diungkapkan oleh Ibnul Qayyim semenjak lebih dari 700 tahun lalu ini ternyata diamini oleh banyak pakar medis modern. Sementara ini, demam menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat umum, terutama orang tua. Ketika anak mereka terserang demam, mereka terburu-buru untuk menurunkan panasnya. Padahal keberadaan demam justru berperan penting dalam proses penyembuhan penyakit. Bahkan pemberian obat penurun panas ketika anak demam terbukti lebih banyak menimbulkan dampak negatif dari pada positif. Menurut Hillary Buttler, BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

97


Larangan mandi bagi orang yang sakit demam itu keliru. Sebab, merunut pengamalan hadis di atas, orang yang menderita demam biasa justru dianjurkan untuk membasahi tubuhnya dengan air sejuk.

seorang peneliti dari Selandia Baru, demam memang diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh ketika terjadi infeksi. Sebaliknya pemberian obat penurun panas akan memberikan pengaruh negatif. Selain itu, semakin sering memberikan obat penurun panas pada anak karena penyakit infeksi, ternyata malah akan memperparah dan memperpanjang masa sakitnya. Meski demikian, demam pada suhu yang sangat tinggi juga dikhawatirkan mengakibatkan step, yang seringkali berujung pada kematian, terutama pada anak-anak balita. Oleh sebab itu, bila sudah sedemikian parah harus ada penanganan medis segera. Dalam hal ini, cara yang diajarkan Rasulullah sangat efektif untuk menurunkan suhu tubuh ke batas yang tidak dianggap berbahaya lagi. Sehingga jelas, bahwa demam yang bisa disembuhkan dengan

terapi air sejuk hanya demam murni. Biasanya demam seperti ini muncul akibat sengatan panas matahari yang terlalu terik, perubahan suhu udara secara tibatiba, atau seseorang tidak terbiasa dengan temperatur udara di lingkungan yang baru. Walhasil, larangan mandi bagi orang yang sakit demam itu keliru. Sebab, merunut pengamalan hadis di atas, orang yang menderita demam biasa justru dianjurkan untuk membasahi tubuhnya dengan air sejuk. Di samping itu, kehadiran penyakit demam perlu disyukuri. Bukan hanya karena bermanfaat menambah sistem kekebalan tubuh, tapi juga karena Rasulullah bersabda, “Jangan kau mencaci demam, karena sesungguhnya ia menghilangkan dosa seperti api menghilangkan karat di besi.� (HR Ibnu Majah) Muntahal Hadi/BS

“Semakin rendah wawasan seseorang, semakin sedikit pula masalah yang menghadang...� ~ Al-Aiburi

98

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433


TIPS PESANTREN

Mengenal Tipudaya Setan

S

EBAGAI musuh abadi manusia, tidak ada kata menyerah dalam “kamus” setan untuk memperdaya manusia. Setiap saat, setiap detik yang menitik, setan terus berupaya untuk menjerumuskan setiap bani Adam ke dalam jurang kesesatan. Selama matahari masih belum terbit dari arah barat, setan dan para sekutunya akan terus berusaha memperdaya manusia. Hal ini tak mengherankan. Sebab Iblis, selaku induk semang para setan, telah berjanji kepada Allah  bahwa ia benar-benar akan menghalangi bani Adam dari jalan Allah yang lurus (al-A‘râf [07]:16). Meski pada dasarnya tipu dayanya lemah (an-Nisâ’ [04]:76), setan tidak akan mudah menyerah dalam upayanya menjerumuskan manusia dalam kubangan dosa. Semua intrik dan cara setan lakukan guna mencegah manusia dalam menjalankan setiap ketaatan. Segala arah dan sisi yang ada dicobanya untuk mencari kesempatan menyesatkan manusia. Lantas, apa dan bagaimana sebenarnya upaya setan dalam

menghalangi dan merusak amal ibadah seorang hamba? Dalam kitab Minhâjul‘Âbidîn, terdapat pembahasan perihal tipudaya setan terhadap manusia. Kitab yang dikarang oleh Hujjatul Islâm Imam al-Ghazali ini memberikan sebuah ulasan akan upaya-upaya yang dilakukan setan untuk memperdaya bani Adam, baik yang akan atau ketika melaksanakan sebuah ketaatan. Setidaknya ada tujuh upaya yang dilakukan setan dalam memperdaya manusia. Pertama, ketika seorang hamba akan melaksanakan sebuah ketaatan (ibadah), setan akan datang dan menggodanya dengan melarangnya agar tidak mengerjakan ibadah tersebut. Akan tetapi, bila hamba itu dijaga oleh Allah , hamba itu akan berkata, “Sesungguhnya diriku sangat butuh untuk melaksanakan ketaatan. Karena di dunia yang sementara ini aku harus mencari bekal untuk kehidupan akhirat kelak yang tiada berakhir.” Kedua, setelah usaha pertamanya gagal, setan akan BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

99


kembali mencoba memperdaya dengan memerintahkan hamba itu untuk menunda-nunda mengerjakan ibadah tersebut. Jika hamba itu dipelihara oleh Allah , maka ia akan menjawab, “Ajalku tiadalah berada dalam genggamanku. Lagipula, jika aku menunda-nunda untuk mengerjakan pekerjaanku hari ini untuk aku kerjakan esok hari, lantas kapan pekerjaan esok akan aku kerjakan? Padahal, setiap hari itu memiliki pekerjaan tersendiri.” Ketiga, setan pun lantas memerintahkan hamba itu untuk bersegera (terburu-buru) dalam mengerjakan ibadahnya. “Cepatlah, cepat… kamu masih harus begini dan begitu”, bisik setan agar hamba itu bersegera dalam menyelesaikan ibadahnya karena alasan kesibukan atau kegiatan yang lain. Apabila hamba itu dalam penjagaan Allah , maka ia akan menolaknya dan beralasan, “Sesungguhnya sedikitnya amal perbuatan yang sempurna itu lebih baik daripada banyaknya amal perbuatan tapi penuh kekurangan.” Keempat, dengan licik setan kemudian memerintahkan hamba itu untuk menyempurnkan amal perbuatan ibadahnya karena riak pada manusia. Jika Allah menjaganya, hamba itu akan berujar, “Apalah artinya perbuatan yang kulakukan hanya karena riak dan ingin dilihat oleh manusia? Apakah tidak cukup bagiku dengan perhatian dan pengawasan dari Allah Sang Penguasa Langit dan Bumi?” Kelima, dalam upayanya kali ini, setan bermaksud untuk menjerumuskan hamba itu dalam

100

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

sifat ujub (sombong) atas amal ibadahnya tersebut. Setan pun berbisik, “Kamulah yang paling mulia… Kamulah yang paling taat… Kamulah yang paling utama…” Hamba yang dilindungi oleh Allah  akan menolaknya dan berkata, “Anugerah hanyalah milik Allah semata, bukan aku. Dialah yang menentukanku dengan taufik-Nya dan menjadikan amalku bernilai agung dengan anugerah-Nya. Jika bukan karena anugerahnya, apalah artinya amal perbuatan ini di sisi nikmat Allah atas diriku dan di sisi semua maksiatku padanya.” Kemudian setan datang dengan triknya yang keenam. Ini adalah trik yang paling jitu dari ketujuh tipudayanya dan hanya orangorang yang waspada hatinya yang akan menyadarinya. Dalam caranya yang keenam ini, setan berkata: “Bersungguh-sungguhlah kamu (beribadah) ketika tidak ada orang saja. Maka sesungguhnya Allah-lah yang akan menampakkan segala amalmu itu.” Setan berusaha mencampuradukkan segala amal perbuatan hamba tersebut dengan maksud agar terjerumus dalam salah satu dari macam-macamnya riak. Jika dalam penjagaan Allah , hamba itu akan menolaknya dan berkata, “Hei makhluk yang terlaknat, engkau senantiasa datang guna merusak amalku. Dan sekarang engkau datang dengan beralasan memperbagus amalku agar rusaklah amalku ini. Aku hanyalah hamba Allah dan Allah adalah tuanku. Terserah Allah mau menampakkan atau merahasiakan amal perbuatanku.


Dan terserah Allah mau menjadikanku orang yang mulia atau orang yang hina. Aku pasrah akan semua itu, aku tidak peduli. Allah hendak menampakkan hal itu pada manusia atau tidak, maka tidaklah berdampak apa-apa pada mereka.” Ketujuh, setan lantas berbisik kepada hamba itu, “Tidak ada gunanya kamu mengerjakan semua ini. Karena, kalau kamu memang sudah ditakdirkan menjadi orang yang beruntung (selamat), maka kamu tidak apa-apa meninggalkannya. Dan, jika kamu memang ditakdirkan menjadi orang yang celaka, maka semua yang kau lakukan ini tidak akan bermanfaat kepadamu.” Bila hamba itu dilindungi oleh Allah , ia akan beralasan, “Aku hanyalah seorang hamba. Dan kewajiban seorang hamba adalah menuruti perintah karena menyembah Allah . Allah lebih tahu akan ketuhanannya. Dia menghukumi yang dikehendakinya dan melakukan apa pun yang diinginkan-Nya. Lagipula, sesungguhnya amal perbuatanku akan bermanfaat padaku bagaimana pun keadaanku. Karena, jika memang aku ditakdirkan menjadi orang yang beruntung, maka aku butuh pada amalku agar pahalaku semakin bertambah. Dan jika pun aku ditakdirkan menjadi orang yang celaka, maka aku juga butuh kepada amalku agar aku tidak menghujat diriku sendiri. Meskipun, sesungguhnya Allah  tidak akan pernah menyiksa dan membahayakanku atas sebuah ketaatan.

Pun juga, jika memang aku nantinya masuk neraka sedangkan diriku adalah orang yang taat, itu lebih aku sukai daripada diriku masuk neraka dalam keadaan diriku mendurhakai-Nya. Bagaimanapun juga, janji Allah itu pasti dan firman-Nya adalah benar. Sungguh Allah  telah menjanjikan pahala atas ketaatan. Barangsiapa yang berjumpa dengan Allah  dalam keadaan iman dan taat, maka ia tidak akan pernah masuk neraka dan dia akan masuk surga. Bukan ia berhak masuk surga karena semua amalnya, tapi memang karena janji Allah  yang pasti dan benar.” Begitulah langkah-langkah yang dilakukan setan untuk mencegah dan merusak amal ibadah seorang hamba. Dengan ulet segala arah dan cara digunakannya untuk menyesatkan manusia. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh ba‘dhushShâlilhîn, bahwasanya setan itu seperti halnya anjing hutan (adzdzi’b). Ketika kamu menolak dan mengusirnya dari satu arah, maka ia akan datang dari arah yang lainnya. Dan begitu seterusnya, terus mencoba memperdaya manusia. Oleh karena itulah, selain dengan sekuat tenaga menolaknya, hendaknya kita juga memohon perlindungan kepada Allah . Karena, setan adalah anjing yang telah diberi kuasa untuk menggoda kita. Sedangkan yang telah menguasakannya adalah Allah . Oleh karenanya, adalah sebuah keharusan bagi kita untuk meminta pertolongan kepada yang telah memberi setan kuasa untuk menggoda kita. Wal-iyâdzu billâh…. Anwar Sholeh/BS

Begitulah langkahlangkah yang dilakukan setan untuk mencegah dan merusak amal ibadah seorang hamba. Dengan ulet segala arah dan cara digunakannya untuk menyesatkan manusia.

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

101


SAKINAH

Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga Bahtera rumah tangga takkan bisa berlayar dengan tenang dan lancar jika komunikasi yang dilakukan antar-awak kapal tidak baik atau bahkan tidak terjadi. Bahkan bisa-bisa bahtera tersebut akan mudah karam meski hanya karena deburan ombak kecil.

D

ALAM menjalani kehidupannya, manusia sangatlah butuh untuk berkomunikasi dengan yang lain. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial menuntutnya untuk dapat terus berkomunikasi guna menjalin sinergi dan memenuhi segala keperluan dan kebutuhannya. Hal tersebut tidak dapat ditinggalkan dan terjadi dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam berkeluarga. Dalam kehidupan berumah tangga memang perlu adanya komunikasi. Bahkan bisa dikatakan sangat diperlukan dan tidak boleh

102

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

ditinggalkan. Bahtera rumah tangga takkan bisa berlayar dengan tenang dan lancar jika komunikasi yang dilakukan antar-awak kapal tidak baik atau bahkan tidak terjadi. Bahkan bisa-bisa bahtera tersebut akan mudah karam meski hanya karena deburan ombak kecil. Telah banyak kita jumpai di sekitar kita akibat dari kurangnya komunikasi dalam keluarga. Kesenjangan terasa menyekat di antara individu-individu yang ada di dalamnya. Meski dekat mereka terasa tak begitu mengenal yang lainnya. Karena memang, seringnya berinteraksi tidak menjamin akan terjadinya komunikasi. Inilah yang kemudian membuat keadaan dalam keluarga tidak menjadi harmonis. Hingga akhirnya perselisihan mudah terpantik seperti halnya tumpukan sekam kering di musim kemarau. Sebenarnya hal tersebut dapat dinetralisir dengan mengadakan


waktu untuk berkumpul dan bercengkrama dengan keluarga. Ketika berkumpul itulah lebih mudah terjalinnya komunikasi. Inilah yang perlu kita usahakan untuk selalu diadakan. Karena seharusnya, kesibukan yang menumpuk sekalipun tak harus menjauhkan kita dari keluarga. Oleh karena itulah, komunikasi yang terjalin haruslah komunikasi yang baik dan sehat, baik dengan komunikasi yang formal ataupun tidak. Bukan komunikasi yang hanya menimbulkan persangketaan. Untuk mencapai komunikasi yang sehat haruslah ada keterbukaan dan kepercayaan di setiap individunya. Yang mana komunikasi yang baik tersebut akan menjadi jembatan untuk menggapai keharmonisan dalam berumah tangga hingga keutuhan keluarga akan jadi lebih terjaga. Terutama bagi pasangan suami istri. Komunikasi merupakan menu wajib yang harus dilakukan di antara mereka. Hal itu harus terus terjaga karena dengannya mereka akan dapat membagi rasa dalam suka dan duka. Hingga setiap kerikil yang bertebaran di alur kehidupan dapat dihadapi dengan bersama-sama. Kurangnya komunikasi antara suami istri hanya akan menimbulkan perasaan timpang sebelah. Persoalan dan beban hidup yang dipikul seakan ditanggung sendiri, tidak ada yang membantu dan meringankannya. Yang ada kemudian hanyalah berselisih dan saling menyalahkan. Maka di sinilah perlunya ada komunikasi hingga kemudian tumbuhlah rasa saling mengerti.

Selain antara suami istri, komunikasi antara orang tua dan anak juga jangan sampai diabaikan atau ditinggalkan. Harus ada komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak. Hal ini akan mengantisipasi ketidaktahuan anak akan apa yang diharapkan oleh orang tua dan ketidaktahuan orang tua akan apa yang sebenarnya diinginkan oleh anak tersebut. Hingga tidak ada istilahnya orang tua yang tidak mengerti anaknya atau sebaliknya. Seperti yang telah dicontohkan oleh Sayyidina Umar bin Khattab ď ´. Meski sebagai pemimpin tertinggi umat Islam waktu itu, beliau tidak mengabaikan pentingnya berkomunikasi dengan buah hati tercinta. Beliau tidak lupa untuk menjalin komunikasi dengan anak-anaknya. Tentunya komunikasi yang beliau lakukan tidak sama dengan komunikasi yang dilakukan dengan para prajuritnya. Yaitu dengan bercanda dan bermain-main dengan sang buah hati. Selain menjaga agar tidak terjadinya celah kesenjangan, komunikasi yang baik sejatinya adalah manifestasi dari rasa kasih sayang kita terhadap keluarga kita. Dari itulah penting sekali untuk menjalin komunikasi yang baik dalam berkeluarga. Jika kita tidak mengusahakan dan mengkondisikannya, maka hal tersebut takkan pernah terjadi. Seperti yang telah dijelaskan di muka, seringnya berinteraksi tidak menjamin akan terjadinya komunikasi. Inilah yang mungkin selama ini jarang kita sadari. Anwar Sholeh/BS

Kurangnya komunikasi antara suami istri hanya akan menimbulkan perasaan timpang sebelah. Persoalan dan beban hidup yang dipikul seakan ditanggung sendiri,

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

103


KASYKUL

Orang Bodoh Jadi Imam

Abul Aina’ berkata, “Ketika sedang salat berjamaah saya berdiri di saf pertama di belakang imam. Lalu imam mengucapkan sesuatu yang tidak jelas dan kemudian meninggalkan tempatnya. Lalu seorang penduduk setempat maju menggantikannya menjadi imam. Akan tetapi ia berdiri sangat lama, ketika orang-orang merasa kelelahan mereka mengucapkan “Subhanallah”. Namun orang itu tidak juga bergerak. Lalu seorang didorong untuk maju dan menggesernya. Setelah selesai salat orang-orang pun menegur si imam pengganti pertama tersebut. Maka ia berkata, “Saya kira imam pertama tadi berkata, ‘jagalah tempatku ini hingga aku kembali’.” Ibtasim, Karya Aidh al-Qarni.

tiba datang seorang Yahudi yang bekerja sebagai penjual minyak, pakaiannya kotor karena minyak dan penampilannya sangat buruk dan kumal. Lalu ia mengambil tali pelana bighal dan berkata, “Wahai Syaikhul Islam, engkau mengatakan bahwa Nabimu bersabda, ‘Dunia itu bagaikan penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.’ Penjara jenis apa yang engkau rasakan saat ini dan surga apa yang kunikmati saat ini?” Al-Hafizh Ibnu Hajar menjawab, “Benar. Kamu dalam kesengsaraan dan kemelaratanmu ini bagaikan di surga dilihat dari balasan dan azab yang hina yang akan kamu dapatkan di akhirat. Dan aku, walaupun dengan kemewahan yang aku rasakan saat ini, bagaikan di neraka dilihat dari surga yang akan aku peroleh ketika Allah memasukkanku ke dalamnya.”

Ibnu Hajar vs Yahudi

Argumen Anak Kecil

Diriwayatkan bahwa suatu hari, al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani keluar rumah dengan penampilan yang bagus dalam suatu rombongan besar. Ketika ia sedang mengendarai bighalnya, tiba-

104

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

Ketika baru diangkat menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz didatangi oleh para utusan untuk menyampaikan ucapan selamat. Lalu para utusan dari Hijaz datang menghadapnya kemudian seorang


anak remaja yang usianya tidak lebih dari sebelas tahun berdiri sebagai juru bicara mereka. Umar berkata, “Duduklah kamu dan biarlah orang yang lebih tua yang berbicara.” Maka anak itu berkata, “Semoga Allah mendukungmu wahai Amirul Mukminin. Sesungguhnya seorang ditunjukkan oleh dua anggota badannya yang paling kecil, yaitu hati dan lidahnya. Jika Allah memberi seorang hamba lidah yang lancar dan hati yang kuat, maka ia berhak untuk bicara. Dan jika kekhalifahan karena umur, pasti dari umat ini ada yang lebih berhak darimu untuk posisi ini.”

mereka. Lalu seorang memberi tahunya tentang penulis besar yang bernama Jahizh. Ketika khalifah bertemu dengannya, khalifah merasa tidak suka melihat penampilan Jahizh. Maka, khalifah pun menyuruh pembantunya untuk memberinya sepuluh ribu dirham dan menyuruhnya pergi. Maka Jahizh pun berkata, “Saya bersyukur kepada Allah karena buruknya rupaku. Sebab rupaku inilah, aku mendapatkan uang yang tidak didapatkan oleh orangorang yang rupawan.”

Bantahan bagi Koruptor

Suatu hari seorang penguasa daerah tertentu berpidato, “Sesungguhnya Allah berfirman dalam surat al-Hijr ayat 21, ‘Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi kamilah khazanahnya; dan kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu’. Maka mengapa kalian mencela saya jika hanya saya beri sedikit pemberian?” Mendengar pidato itu al-Ahnaf berkata, “Demi Allah, kami tidak mencelamu karena sedikitnya bagian kami dari Allah. Akan tetapi, kami mencelamu karena bagian kami dari Allah kau masukkan ke dalam gudangmu, lalu engkau halangi kami untuk mendapatkannya!”

Berkah Buruk Rupa

Khalifah al-Watsiq berkeinginan untuk menyerahkan anak-anaknya kepada seorang penulis besar untuk mendidik

Senjata Makan Tuan

Ketika Ismail bin Hammad bin Abi Hanifah datang ke Bashrah, ia berkata, “Saya ingin menghukum orang yang pendapatnya bertentangan dengan pendapat Abu Hanifah walau dalam satu masalah!” lalu seorang berkata, “Apakah dulu Abu Hanifah pernah menghukum orang yang bertentangan dengannya?” Ismail menjawab, “Tidak”. Orang tersebut pun berkata, “Kalau begitu hukumlah dirimu, karena engkau telah bertentangan dengannya!” Zainuddin Rusdy/BS BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

105


SYAIR

Tuhan di Tengah-tengah Insan Mahmudah membaca Qur’an Di bawah kudungnya sutera hijau membayang kehidupan remaja Mengumandang Ali Imran. cahaya atas cahaya dengan suara mengimbau

Bahrum Rangkuti, lahir 7 Agustus 1919 di Pulau Tagor, Galang, Sumatera Timur, meninggal 13 Agustus 1977 di Jakarta. Dia menulis puisi, sandiwara radio, dan banyak menerjemahkan karya asing. Bahrum dikategorikan sebagai salah seorang pengarang dari periode Pujangga Baru. Sejumlah puisinya ada dalam Gema Tanah Air (1948) susunan H.B. Jassin. Ada 30 lebih buku puisinya yang sudah terbit. Sajak-sajaknya yang sudah diterbitkan antara lain: “Tuhanku” Pandji Poestaka (1943), “Langit dan Bumi Baru” Pandji Poestaka (1944), “Peperangan Badar” Pandji Poestaka (1944), “Prajurit Rohani” Pandji Poestaka (1944), “Akibat” Pantja Raja (1946), “Laila” Gema Suasana (1948), “Syuhada” Hikmah (1952), dan “Nafiri Ciputat” Horison (1970). Sedangkan sajak-sajaknya yang belum diterbitkan antara lain: “Tao Toba” (1970), “Ka’bah” (1971), “meluruskan bahtera” (1973), “Mi’raj” (t.th.), “Isa a.s.” (1969), “Muhammad s.a.w.” (1969), dan “Laut Lepas Menanti” (t.th.) (PDS. H.B. Jassin).

106

turun dan naik atas irama pendek dan panjang kadang berhenti pada tanda waqaf sejenak lalu mendengung sangsai pada ‘Ilahi Maha Penyayang’ Aku diam bening tak mampu bergerak Tahukah engkau, anakku Alun suara ini kata Tuhan terakhir pada insan seluruh dunia. Turun berabad-abad lalu

Pasar Ikan Senja sepoi melingkung Pasar Ikan, sinar lembut membuai tebaran kolam. Di sepanjang pantai dan pematang lena mengapung jung, tongkang, sekonar dan lancang kuning, letih pulang dari laut Dan di ujung pandang mata kemilau langit Tanjung di mana kapal dan gudang berpaut murni alam antero, pudar melengkung ke gaib langit dan laut Dan nun di kapal Mangkasar anak laut bernyanyi bermain gitar lagu langit dan laut: pantai Paso, malam pualam... Kumandang mendengung, hilang mengalun dalam getar dan aku mengayuh biduk: terbang burung camar dipeluk langit. Dan mentari mulai terbenam... 1948

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433


“Jadilah Hias Bajuku” Gunung… Kau tinggi menjulang ke putih awan Besar berhias hijaunya pepohonan Teguh paku bumi kelemahan Kau… jadilah aku Angin… Kau berhembus harum Menyapa gelapnya malam Terbang melintasi perihnya mentari Kau… jadilah aku Kalam sunyi ilahi… Alurmu tiada tertandingi Keindahanmu tiada terlukis Kuffar setan bersujud kepadamu Kau… jadilah hias bajuku

Jiwa-Jiwa yang Pulang Aku akan pulang Pada saat embun merentaskan pagi Pada saat senja menuntaskan siang Aku akan pulang Bukan hanya untuk beristirahat Meski jiwa ragaku berasa penat Kuharap dikau nantikan daku di depan pintu Menyiapkan rengkuhan rindu Pada segenap pelukan rumah rasaku Aku akan pulang! Khoirul Hikmah, PPS D-5, Pasuruan

A. Saifuddin el-Syadiri, PPS H-26, Bangkalan

TANYA MENARI Di pelataran hati, sebuah tanya menari-nari Sesungging senyumkah yang kau tuang pada Lengkung ba` di ujung basamalah tadarrusmu Atau tegar yang kau sepuh pada tegak alif Di tiap-tiap takbiratul ihrammu Terlalau banyak Sedang dosa-dosa berceceran Seperti bekas tetes-tetes kopi yang mengering di lantai sisa obrolan se malam dan abu-abu rokok yang beterbangan

Sapa Tanya siapa Siapa yang di percaya Percaya yang di siapa Aaaakh... Ada yang diharap Harap siapa Siapa harap Harap siapa Semua bertanya Tanya siapa Harapan siapa Semua siapa Kosong, hanya dirimu Yag ku temukan Dalam tanyaku... 09-02-33 Auditorium, PPS B-06

Zainullah Yesha PPS E-04

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

107


PENGAJIAN

Biasakan Diri dengan Muhasabah “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS: alHasyr [59]: 18)

“Hisablah diri kalian semua sebelum kalian dihisab. Lihatlah, amal baik apa yang kalian simpan untuk bekal di hari kembali pada Tuhan kalian.”

108

S

URAT al-Hasyr di atas cukup untuk dijadikan dalil terhadap pentingnya melakukan muhasabah setelah beramal. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan maksud ayat di atas, “Hisablah diri kalian semua sebelum kalian dihisab. Lihatlah, amal baik apa yang kalian simpan untuk bekal di hari kembali pada Tuhan kalian.” Muhasabah atau introspeksi diri oleh ulama diartikan sebagai proses perenungan terhadap segala amal perbuatan yang telah atau akan dilakukan. Sebab, jiwa manusia kerap dipenuhi dengan hal-hal yang dapat membelokkan dirinya dari tujuan hidup yang sebenarnya. Sehingga diperlukan adanya waktu tertentu yang digunakan untuk bermuhasabah terhadap apa yang selama ini dikerjakan. Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulûmiddîn menyamakan muhasabah diri dengan pedagang yang menghitung kerugian dan laba yang dihasilkan dalam satu rentang waktu tertentu. Ketika

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

keuntungan yang didapat, ia mensyukuri dan berusaha meningkatkannya, pun juga ketika rugi yang didapat ia akan mencari penyebab dan berusaha untuk tidak mengulanginya pada masa yang akan datang. Pembagian Muhasabah Ibnu Qayyim dalam kitab Ighâsatul-Lahfân membagi muhasabah menjadi dua: Pertama, muhasabah sebelum beramal. Yakni, seorang hamba tidak segera mengerjakan sesuatu sebelum mempertimbangkan sebab akibatnya. Hingga jelas baginya dampak positif dan negatif dari tindakan tersebut. Imam Hasan berkata, “Allah merahmati hamba yang berpikir sebelum bertindak. Apabila karena Allah dilanjutkan dan apabila karena yang lain mengurungkannya.” Ibnu Qayyim melanjutkan setidaknya orang mukmin bertanya kepada dirinya sebelum melangkah mengerjakan sesuatu, apa kebaikan yang akan


didapat dari perbuatannya? Apa keburukan yang akan didapat ketika tidak mengerjakannya? Ketika semuanya sudah jelas hendaknya ia mengambil keputusan yang terbaik. Kedua, muhasabah setelah beramal. Bagian ini dibagi menjadi tiga. Pertama muhasabah terhadap ketaatan yang sudah dikerjakan. Apakah sudah sesuai dengan syariat atau belum. Kedua, muhasabah terhadap pekerjaan yang telah ditinggalkan dan waktu yang disia-siakan. Ketiga, muhasabah terhadap kebiasaan-kebiasaan mubah kenapa hal itu dikerjakan? Tindakan terpenting setelah bermuhasabah adalah adanya kesadaran dalam diri manusia terhadap kualitas amal perbuatannya. Ketika dirinya menganggap telah banyak mengerjakan kebaikan, maka ia bersyukur dan memohon semua amalnya diterima oleh Allah. Sebaliknya, ketika dirinya menganggap telah banyak mengerjakan dosa dapat bersegera bertaubat dan mengikrarkan dalam dirinya untuk mengerjakan kebaikan pada masa selanjutnya. Faedah Muhasabah Ibnu Qayyim menjelaskan setidaknya ada tiga faedah dari muhasabah: Pertama, mengetahui hak-hak Allah yang harus dipenuhi. Dengan muhasabah kita menjadi sadar terhadap kelalaian yang dilakukan dan kewajiban yang ditinggalkan, sehingga ada tekad dalam diri untuk memperbaikinya. Kalaupun hak itu sudah terpenuhi, tetap ada hasrat untuk meningkatkannya pada masa selanjutnya. Imam Atha’illah as-Sakandari berkata, “Usahamu untuk mengenali berbagai kekurangan yang tersembunyi

dalam dirimu adalah lebih baik ketimbang usahamu mengetahui bermacam perkara gaib yang terhalang darimu.” Kedua, mengetahui aib diri. Ketika aib diri sudah diketahui akan ada usaha untuk memperbaikinya. Hal ini sulit terlaksana apabila tidak ada kesadaran terhadap kekurangan diri itu. Imam Atha’illah asSakandari dalam kalam hikmahnya berkata, “Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas kesempatan beramal yang engkau lewatkan dan tidak adanya penyesalan atas kesalahan yang engkau lakukan.” Ketiga, terbukanya tipu daya setan pada dirinya. Musuh abadi umat manusia adalah setan, sehingga berbagai cara dilakukan untuk menggoda dan menipu umat manusia agar menjadi temannya di neraka. Dengan muhasabah, kita sadar bahwa selama ini kita terperangkap dalam jaringjaring tipu dayanya.

“Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas kesempatan beramal yang engkau lewatkan dan tidak adanya penyesalan atas kesalahan yang engkau lakukan.”

Waktu Muhasabah Tidak ada ketentuan waktu khusus untuk bermuhasabah. Seorang mukmin lebih mengetahui terhadap kondisi dirinya dibanding orang lain. Sehingga ia bisa bertindak kapan saja untuk bermuhasabah. Tetapi ulama menganjurkan untuk bermuhasabah pada malam hari ketika hendak tidur. Karena pada waktu tersebut yang paling pas untuk menghitung amal yang dilakukan pada hari itu. Imam Mawardi dalam kitab Adâbad-Dunyâ wad-Dîn berkata, “Seorang mukmin hendaknya bermuhasabah pada malam hari terhadap pekerjaan yang dikerjakan pada siang hari. Karena waktu malam lebih menenangkan pikiran.” Zainuddin Rusdy/BS BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

109


ISTIJABAH

6 Ayat Penuh Khasiat Serta melegakan hati orang-orang yang beriman. (QS at-Taubah [9]: 14)

Dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada. (QS Yûnus [10]: 57)

Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. (QS an-Nahl [16]: 69)

Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS al-Isrâ’ [17]: 82)

Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku (QS asy-Syu’arâ [26]: 80)

Katakanlah, Ia (al-Qur’an) adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. (QS Fushshilat [41]: 44)

E

PENJELASAN nam ayat di atas di kalangan umat Islam atau para ahli medis Islam dikenal dengan sebutan ayat Syifâ’. Ayat Syifâ’ ini terbukti manjur dalam menyembuhkan penyakit. Terbukti ketika buah hati al-Imam Abil Qâsim al-Qusyairi mengalami sakit parah dan Abil Qâsim hampir putus asa mengenai obat apa yang akan diberikan kepada anaknya, lantas beliau bertemu dengan Nabi  di dalam mimpi dan mengeluhkan perihal sakitnya sang anak. Lantas Nabi memberitahukan tentang ayat Syifâ’. Kemudian al-Imam Abil Qâsim al-Qusyairi menulis enam ayat tersebut pada piring dan memudarkannya dengan air. Setelah air itu diminumkan kepada yang sakit, ia pin sembuh, seakan terbebas dari belenggu yang mengikat (sakit). Sumber: Abwâbul-Faraj, Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani Abdurrahman Wahid/BS

110

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433


PASURUAN: BMT-MMU Pusat Abd.Hamid Sanusi, Jl.Raya Sidogiri No 09 Sidogiri Kraton 419273. Luqman Hakim, Tidu Pasuruan Pohjentrek 03437783502/085648157125 M.Nasrullah Suham, Watestani Nguling 085755611443 H.Abdullah Faqih Pasrepan 081515115054 A.Bazzar PP.Al Yasini SIDOARJO: Syamsul Hidayat, PP.Al-Hidayah Ketegan Tanggulangin 03172133963. Abd. Hakim Bulang Permai B.5 Klopolo Sukodono 61258 085931110750 H.Abdullah Ahmad 03170106799 SURABAYA: A.Zaini Alwi, Jl.Banowati No 35 03170768090/08175096090 M A L A N G : A b d . H a l i m , Banyulegi Gg I RT 33 RW 04 Ketawang Gondanglegi 03415458637/081233479965. Zubairi, Maron Sebaluh Pandesari Pujon 03417679146 B L I TA R : H. A b d u l l a h M u k t i , P P A s ySyukur Satriyan Sembon Kanigoro 085736627949/0342441569 BANGKALAN: Nur Hasyim S.Anam, Sumur Nangka Modung 081803237654. Yazid Busthomi Blega 087780031741 Nurul Anam Durbuk Batangan Tanah Merah 087754373788 PAMEKASAN: Al-Farisi Musleh, Panempan 0818377466. SUMENEP: M. Utsman AM, Manding Timur, Manding 081803111817. PROBOLINGGO: Solihan, PP. Al-Islahiyah RT 03 RW 01 Polotan Jorongan Leces 085257973224 Ahmad Fauzi, Alas Sumur Kulon RT 02 RW 01 Kraksan 081336265017. Ach.Taufiq, PP. Nurul Jadid Paiton 085230103115. LUMAJANG: M.Thomar Sakwan, Krajan I RT 06 RW 01 Pandanwangi Tempeh 081937425675/085321219922 A.Choiri Abd. Salam Krajan (Buntoh) Jatiroto Lor RT 02 RW 05 081515155844 SITUBONDO: Agus Salim Sufyan, PP. Darul Ulum Jl Cermee 12 Kapongan 0338675161/081358052780. BONDOWOSO: Moh.Kakbatullah Chafidz, Petung Curadami Bondowoso 085233587878 H.Abdulloh Barsid, Bataan Jebung Kidul Tlogosari 085236629565 A.Rofiq Zakariya Jl Balai Desa Wonosuko Tamanan 082139550245 JEMBER: Rasul Baidha’ie, Jl Tegalsari Lembengan 04 Krajan Ledokombo 08179671713. Moch. Fadhil Azizi, Jl.Imam Bonjol 29 Kaliwates 085232323699. Zainal, Kalisat 081946691983 Nur Cholid Jl Metro 50 RT 01 RW 03 Sumbersari Kemuningsarilor Panti 087757643401 BANYUWANGI: Zainal Arifin, Genteng 087852419797. Khoiril Anwar, Jl.Raya Situbondo

No.16 Wongsorejo 081336147964 GRESIK: A.Zabidi Junaidi, BMT-UGT Cab. Bawean Jl. Umar Mas’ud 82 Sangkapura 081332846684/0325422748. LAMONGAN:Taufiqurrahman PP.Matholi’ul Anwar Sungelebak Karanggeneng 62254 087753271400 MOJOKERTO: A.Safi’uddin Jl:Raya Pohjejer No 11-A Gondang 0321512947/085648909360 KEDIRI: Dwy Andryanto, JL.Karang Anyar I RT 05 RW 01 no 39 Ngronggo Kota Kediri 081335150036 JAWA TENGAH: Abd.Malik, Jl.Kiai Mojo Pasar Besi Tua (Dabag Sari) RT/RW 02/06 Semanggi Pasar Kliwon Solo 08170449559 JAKARTA: Ad.Muiz Ali, Yayasan Darul Ma’arif IKAMA Jl.Kebantenan No.14 Semper Timur Cilincing Jakarta Utara 087885813249. BEKASI:H.Andrian Aziz, (Ihram Agency) Jl.Niaga 1 F/1 Rawalumbu Bekasi 17114 02193356040/08121076840 BANTEN: Rahmatullah, UD Jaya Makmur Abadi RT 18/07, Jalan Raya Serang KM. 20 C i b a d a k C i k u p a Ta n g g e r a n g 1 5 7 1 0 087852182449/081288679369 BALI: H. Musleh, Jl. Gunung Batu Karu X no. 16 A Denpasar 085237616509. Noer Djalil Hasan, Jl.A.Yani RT 03 Wanasari No 25 Denpasar, 80111 081237937281. M.Saliman, Jl.Pantai Selatan no. 4A Cupel Negara Jembrana 085238908938. A.Marzuki MM, PP.Thariqul Mahfudz Sumbersari 081236133799 M.Fuadi Melaya Jembrana Jl.A.Yani Gg 01 No 20 RT 04 Wanasari Denpasar 03619243233/087861360331 BATAM: Moh.Maktub, Kantor BAZ Kota Batam Graha Kadin Blok F-05 Batam Centre 081364534447. K A L I M A N TA N T E N G A H : M . S l a m e t Arsyadi Kel.Madurejo RT 16 Pangkalan Bun 085249173689/085246618483 KALIMANTAN TIMUR: Abd.Rohim Kholil, Jl.Pandansari RT 23 RW 08 No 87 Margasari Balikpapan Barat 085553000011. M. Muksin, Jl. APT Pranoto No. 30 RT 39 Gunung Sari Ilir Balikpapan Tengah 087812272299 KALIMANTAN SELATAN: Mansur Subahri, Batu Tanam Sambung Makmur Banjarmasin 085651061122 KALIMANTAN BARAT: Musawwir (IASS KalBar) Jl Gusti Situt Machmud Siantan Pontianak 78242 081257200555 SULAWESI BARAT:Yanto Wijaya PP.Salafiyah Parappe Campalagian Polewali Mandar 91353 081332440779 BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

111


KUIS PENDIDIKAN Rebut hadiah

Rp 250.000 + T-shirt Salah satu syarat diperbolehkannya musafir tidak berpuasa adalah:

untuk 5 orang pemenang

a) Memulai perjalanan sebelum Subuh b) Memulai perjalanan setelah Subuh c) Memulai perjalanan waktu Dhuha Temukan jawabannya pada Buletin SIDOGIRI edisi sebelumnya (BS edisi 66)

Kirimkan jawaban Anda disertai kupon KUIS PENDIDIKAN ke redaksi Buletin SIDOGIRI, PO. Box 22 Pasuruan 67101 paling lambat tanggal 10 Rabiul Awal1433 H. Jawaban yang benar akan diundi dan pemenangnya akan diumumkan di edisi berikutnya.

Jawaban Kuis Pendidikan Buletin SIDOGIRI Edisi 66 Shafar 1432 H B. Tidak Sah

Hadiah bisa diambil di Kantor Buletin SIDOGIRI, Gedung MMU An-Nawawie Lantai I Pondok Pesantren Sidogiri dengan membawa kartu tanda pengenal pada Jam Kerja (Pagi: 09.00-12.00 Wis; Malam: 07.00-09.00 Wis). Untuk pemenang dari luar, Hadiah akan dikirimkan.

112

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 67.R. AWAL.1433

PEMENANG EDISI 66 1. Syaifullah, C-05, PP Al-Usymuni Jl. Pesantren No 11 Tarate Pandean Sumenep 2. Hares Ilyasi, PPS E:07 Gili Ketapang Probolinggo 3. M. Zakiyatul Mahbub, PPS J-16, Sekar Putih Gondangwetan Pasuruan 4. Aziz Zamzami, PPS C-25, Taman Arum Bondowoso 5. Nur Halimah, PP. Salafiyah Safiiyah


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.