STUDIO TUGAS AKHIR Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya Dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD) Di Cilacap, Jawa Tengah
Vinky Nailia Rahma I0216087
1
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
Studio Tugas Akhir Program Studi Arsitektur, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2020
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD) Di Cilacap Jawa Tengah
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD) merupakan sebuah perencanaan dan perancangan stasiun kereta api dengan mengembangkan kawasan menjadi area berbasis transit yang mampu mewadahi dan memenuhi kegiatan mobilisasi baik orang, barang maupun jasa. Pembimbing: Dr. Ir. Hardiyati, M.T. Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani, S.T., M.T.
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
2
3
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
LATAR BELAKANG Kereta api merupakan salah satu moda transportasi umum yang menjadi moda favorit masyarakat di Pulau Jawa. Pemilihan moda transportasi kereta api ini dikarenakan harga tiket yang relatif murah dengan durasi perjalanan yang cepat. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS dan PT.KAI, sejak tahun 2016, moda transportasi kereta api mengangkut 352,3 juta penumpang, tahun 2017 mengalami kenaikan penumpang sebanyak 12 persen yaitu 394,1 juta penumpang, tahun 2018 naik sebanyak 8 persen yaitu 425 juta dan pada tahun 2019 kenaikan sebanyak 429 juta penumpang. Stasiun kereta api di Kabupaten Cilacap dengan kegiatan perjalanan terpadat adalah Stasiun Kroya. Stasiun ini merupakan stasiun utama pemberhentian dan pemberangkatan kereta api ekonomi maupun eksekutif di jalur selatan Pulau Jawa. Kondisi yang terjadi di Stasiun Kroya saat ini menimbulkan titik kepadatan penumpang, dapat dilihat dari grafik perjalanan kereta api yang dikeluarkan oleh PT.KAI tahun 2019. Fasilitas ruangan yang tersedia didalam Stasiun Kroya tidak cukup untuk menampung tiap lonjakan penumpang akibat padatnya jadwal perjalanan kereta api, hal ini dapat menjadi permasalahan yang cukup serius apabila lonjakan penumpang kereta api terus bertambah.
RUMUSAN MASALAH Bagaimana merancang kawasan Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya yang mampu mewadahi kegiatan moda transportasi kereta api, serta dapat terintegrasi dengan moda transportasi umum lain dan fungsi campuran kawasan.
TUJUAN Kegiatan jalur kereta api pada Stasiun Kroya merupakan pertemuan antar jalur kereta dari arah BandungTasikmalaya dan Cirebon-Purwokerto. Stasiun Kroya ini menggunakan trek pengoperasian jalur ganda, dimana palang pintu kereta yang berada di Jalan Ahmad Yani lebih sering dioperasikan karena padatnya kegiatan jalur kereta api. Kawasan sekitar Stasiun Kroya terdapat Pasar Tradisional Kroya dan juga simpang pertigaan jalan yang merupakan jalur utama dari arah Cilacap-Banyumas dengan Cilacap-Kebumen. Hal tersebut menunjukkan banyaknya titik kepadatan yang apabila terjadi bersamaan dengan penambahan jumlah penumpang dan kendaraan, maka akan mengakibatkan antrian panjang kendaraan dari arah utara maupun selatan Jalan Ahmad Yani. Disisi lain, Stasiun Kroya saat ini masih belum bersinergi dengan moda transportasi umum lain dikarenakan letak dari stasiun tidak berhubungan langsung dengan jalan raya utama. Belum adanya hal tersebut mengakibatkan penumpang lebih memilih menggunakan transportasi pribadi. Walaupun sebenarnya di stasiun terdapat moda transportasi umum seperti taksi, becak dan ojek, beberapa masyarakat yang memiliki tujuan jauh dari stasiun jarang menggunakan moda ini. Berdasarkan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) Kabupaten Cilacap tahun 2012-2017, pemerintah merencanakan untuk mengembangkan sistem transportasi terpadu antar dan intra moda transportasi dengan fokus untuk mensinergikan pengembangan di perkotaan dan pedesaan. Dengan rencana tersebut, Stasiun Kroya memiliki potensi lebih dibandingkan dengan stasiun lain karena merupakan stasiun terbesar dan berada di tengah pusat Kecamatan Kroya untuk dikembangkan menjadi stasiun yang bersinergi dengan moda transportasi umum dan ruang publik. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat Kabupaten Cilacap, dimana kegiatan mobilisasi dalam kota, masyarakat masih memilih untuk menggunakan bus sebagai moda transportasi. Selain itu, pengembangan stasiun dengan sistem antar dan intra moda ini dapat membantu dalam berkembangnya kawasan industri dan perekonomian di Cilacap dimana penumpang maupun barang dapat memiliki akses cepat untuk berpindah dari moda kereta api ke moda transportasi umum menuju ruang publik ataupun menuju tempat tujuan yang lain.
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
Menghasilkan rancangan kawasan pengembangan Stasiun Kereta Api yang mampu mewadahi kegiatan transportasi kereta api dan dapat terintegrasi dengan moda transportasi umum lain serta fungsi campuran dalam kawasan pengembangan.
BATASAN Perancangan ini meliputi tapak eksisting dari Stasiun Kereta Api Kroya serta tapak pada bagian barat dan selatan tapak yang berbatasan dengan Jalan Jend. A. Yani. Perancangan ini juga dibatasi pada rumusan masalah dan strategi desain yang telah ditentukan.
4
5
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
Transit Oriented Development (TOD)
PENGGUNA Pada perancangan Kawasan Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya, pengguna atau pelaku kegiatan dibagi menjadi 2 jenis yaitu pengguna tetap dan pengguna sementara. Pengguna tetap terdiri dari pengelola Stasiun, pedagang tenant, dan pengelola Kawasan Pengembangan (terdiri dari pengelolaan Ruang Publik, Terminal Intermoda, Hall Transit dan Ruang Komersial). Sedangkan, pengguna sementara terdiri dari penumpang moda dan pengunjung kawasan (terdiri dari pengunjung Stasiun, Ruang Publik, Terminal Intermoda, dan pengunjung Ruang Komersial).
Calthrope (1992) dalam “Transit-Oriented Development Design Guidelines in City Of San Diego” menjelaskan bahwa TOD merupakan sebuah lingkungan mixed-use dalam area 160 ha yang berada di sekitar transit stop dan pusat komersial. Kawasan TOD merupakan daerah yang harus berada didalam area 600 m untuk kemudahan dalam berjalan kaki disekitar transit maupun lahan campuran lainnya.
Menurut Urban Land Institute (1995) dalam “The New Green Line Chicago, Illinois” kawasan TOD pada umumnya mengacu pada pengembangan area transit stop maupun stasiun dalam jangkauan 400-800 m (1/4 sampai 1/3 mil).
Pembentuk Kawasan Berbasis Transit Oriented Development (TOD)
Pengguna Tetap
Pengguna Sementara Berikut merupakan dasar pembentuk dari sebuah kawasan yang berbasis Transit Oriented Development (TOD).
Pengelola Stasiun Pengelola Kawasan Pedagang tenant
Penumpang kereta api Penumpang moda Pengunjung Kawasan
Core Commercial Pusat Komersial
Kegiatan Kawasan Pengembangan Stasiun Pada proses perencanaan konsep Kawasan Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya, terdapat 6 jenis kelompok kegiatan yang diwadahi oleh desain objek rancang bangun ini. 6 jenis kelompok kegiatan tersebut yaitu kegiatan pengelolaan stasiun, kegiatan perjalanan dengan kereta api, kegiatan pengelolaan kawasan pengembangan, kegiatan perjalanan transit dengan transportasi umum, kegiatan pengelolaan servis, dan kegiatan di area ruang publik
Pengelolaan Stasiun
Perjalanan dengan Kereta Api
Berupa kegiatan pengelolaan operasional didalam stasiun
Berupa kegiatan penumpang maupun ex-penumpang didalam stasiun sebelum atau sesudah melakukan perjalanan
Public Uses Fungsi Publik
Secondary Area Area Sekunder
Residential Area Area Pemukiman
Other Functions Fungsi-fungsi lain
Prinsip Transit Oriented Development (TOD) Berikut merupakan Prinsip TOD yang digunakan menjadi parameter dalam perencanaan kawasan TOD menurut Institute forTransportation & Development Policy (ITDP) dalam buku TOD Standard (2013).
Walk
Cycle
Transit
Connect
Densify
Shift
Mix
Kegiatan di Area Ruang Publik Berupa kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di area ruang publik
3 prinsip ini dipilih untuk digunakan dalam perancangan
Pengelolaan Kawasan Pengembangan
Perjalanan Transit dengan Transportasi Umum
Berupa kegiatan pengelolaan operasional kawasan yaitu pengelolaan Terminal Intermoda, Ruang Komersial, Hall Transit, Shelter, dan Ruang Publik.
Berupa kegiatan penumpang maupun ex-penumpang yang transit dari moda transportasi satu ke yang lain.
Pengelolaan Sevis Berupa kegiatan pengelolaan pelayanan servis kawasan
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
Prinsip connect menciptakan jaringan jalan pejalan kaki yang langsung menuju satu tujuan dengan waktu yang singkat tanpa harus memutar dari moda transportasi satu menuju moda transportasi yang lain.
Prinsip transit menciptakan integrasi dalam kawasan yang menyediakan dan menghubungkan angkutan umum dengan jarak yang tidak terlalu jauh apabila ditempuh dengan berjalan kaki dalam satu kawasan pengembangan.
Prinsip mix menciptakan pengembangan kawasan yang mengkombinasikan beberapa fungsi kawasan seperti residensial, komersial, kultural dan sebagainya. Hal ini memudahkan pengguna beraktivitas didalam kawasan maupun sekitarnya.
6
7
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
POTENSI SITE
SITE PERANCANGAN
Berikut merupakan beberapa potensi site dari objek rancang bangun: Stasiun Kroya merupakan stasiun besar yang berada di Kabupaten Cilacap dengan kegiatan perjalanan terpadat di jalur selatan Pulau Jawa
Indonesia
Jawa Tengah
Site berada di kawasan pusat perekonomian dan pendidikan,serta strategis dengan area perkantoran, industri, dan wisata.
Cilacap
Pemilihan lokasi objek rancang bangun ini berada pada eksisting Stasiun Kereta Api Kroya di Kecamatan Kroya, Cilacap. Lokasi eksisting ini kemudian akan dikembangkan pada sisi utara dan selatan sebagai pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD). Tapak yang terpilih sebagai kawasan pengembangan dari Stasiun Kroya ini adalah berupa lahan kosong milik PT.KAI dan hunian penduduk setempat seluas 49.900 m².
Site berada di lokasi yang dilewati oleh transportasi umum dan berada di jalan yang menghubungkan Kabupaten Cilacap dengan Kabupaten yang berada di bagian timur Cilacap. Site berada pada area pengembangan PKN perkotaan Kroya yang meliputi pengembangan dan peningkatan fasilitas dan prasarana perkotaan, pengembangan fasilitas perhubungan dara, kawasan industri dan pergudangan. (Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang RTRW dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJMPD) Kabupaten Cilacap)
ANALISIS SITE SITE
Analisis Matahari
Site terpilih dan kawasan sekitar
Utara Selatan Barat Timur
: Jalan Merpati, Pemukiman warga, Pasar Kroya : Jalan Stasiun, Pemukiman warga : Jalan Jendral A.Yani : Pemukiman warga
Batas Utara
Batas Selatan
Luas Tapak : 49.900 m² KDB : 80% KLB : Maks. 8 Lantai KDH : 40% GSB : Min. 1.5 m
Batas Barat
Batas Timur
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
Bangunan eksisting sekitar merupakan rumah penduduk dengan ketinggian rata-rata 6-12 m, sehingga pencahayaan pada kawasan tidak terhalang oleh bangunan yang ada di sekitarnya. Pencahayaan dari matahari ini akan direspon dengan memberikan vegetasi pada tapak untuk meminimalisir suhu panas matahari. Selain itu, pada bangunan didalam kawasan akan dirancang dengan menggunakan bukaan serta secondar y skin untuk tetap memanfaatkan pencahayaan alami.
Analisis Angin
Tapak berada di dataran rendah pada ketinggian +11 m diatas permukaan laut, dimana tidak terdapat barr ier berupa pepohonan sehingga angin mengarah langsung menuju tapak kawasan. Berdasarkan analisis tersebut, respon desain yang diperlukan dalam kawasan pengembangan ini adalah dengan menambahkan vegetasi barrier pada kawasan.
Analisis Kebisingan
Tapak berada di timur Jalan Ahmad Yani dan utara Jalan Stasiun yang memungkinkan akan memperoleh kebisingan karena kendaraan di jalanan maupun kereta api. Untuk memberikan kenyamanan kawasan, diperlukan perancangan dengan memperhitungkan jarak sempadan bangunan, mengatur zoning kawasan, dan menambahkan vegetasi sebagai barrier kebisingan.
8
9
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
ZONING KAWASAN
ANALISIS SITE Analisis Pola Pencapain Akses jalan untuk menuju tapak stasiun merupakan jalan kolektor yaitu Jalan Stasiun dan jalan arteri sebagai akses untuk menuju kawasan pengembangan stasiun yaitu Jalan Ahmad Yani dan Jalan Merpati. Akses jalan menuju tapak yang telah ditentukan ini tidak memiliki jalur khusus untuk pejalan kaki ataupun jalur khusus sepeda.
Pada proses perencanaan konsep, zona kawasan Pengembangan Stasiun disusun berdasarkan pola kegiatan yang mempertimbangkan sirkulasi dan pola pencapaian dalam area kawasan. Terdapat 7 zonayang terbagi atas zona Stasiun, zona Terminal Intermoda, zona Ruang Komersial, zona Hall Transit, zona Shelter, zona Ruang Publik, dan zona Shelter.
Keterangan: Zona Stasiun
Analisis Sirkulasi
Zona Terminal Intermoda
Sirkulasi untuk menuju eksisting kawasan dapat melewati Jalan Ahmad Yani yang berada dibagian barat tapak, ataupun dari bagian selatan di Jalan Jendral Gatot Subroto. Sedangkan, untuk sirkulasi didalam kawasan akan direncanakan dengan membuat titik temu antara stasiun, ruang publik, terminal intermoda dan ruang komersial berupa hall transit yang akan diisi dengan informasi mengenai kawasan dan signage penunjuk arah.
Zona Ruang Komersial Zona Hall Transit Zona Shelter Zona Ruang Publik Zona Park & Ride
G Sirkulasi eksisting
Diagram jalur sirkulasi kawasan
F
AnalisisView dan Orientasi
H
C
I J
A
B
D E
Perencanaan view dari tapak pada bangunan stasiun memiliki satu opsi yaitu menghadap kearah selatan di Jalan Stasiun karena merupakan jalan utama yang digunakan sebagai akses untuk menuju stasiun. Sedangkan, pengembangan kawasan stasiun berupa Ruang komersial dan Terminal Intermoda direncanakan memiliki dua opsi view, view pertama menghadap kearah barat yang merupakan Jalan Protokol yaitu Jalan Ahmad Yani dan View kedua menghadap kearah utara di Jalan Stasiun. Kemudian, untuk ruang publik akan direncanakan menghadap kearah utara di Jalan Merpati.
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
Keterangan: A
Gedung Stasiun
F
Shelter Becak, Ojek dan Taksi Online
B
Skywalk
G
Shelter Angkutan Umum
C
Gedung Hall Transit
H
Mushola
D
Gedung Terminal Intermoda
I
Ruang Publik
E
Gedung Ruang Komersial
J
Park & Ride
10
11
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
IMPLEMENTASI PENERAPAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMET
Transit Merancang ruang yang berfungsi sebagai simpul transit dengan menyediakan informasi dan signage mengenai kawasan
Connect
Mix Merancang pengembangan kawasan dengan fungsi campuran seperti Ruang Komersial, Moda transportasi umum lain, area Park & Ride, dan Ruang Publik.
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
Merancang jaringan jalan bagi pejalan kaki dengan jalur khusus tanpa harus memutar dari moda transportasi satu menuju moda transportasi lain dan dapat juga ditempuh dengan waktu yang singkat
12
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
8 6
9
10
7
3
5
4
11
2
1
Keterangan: 1. Gedung Stasiun
7. Hall Transit
2. Skywalk
8. Shelter Angkutan Umum
3. Park & Ride
9. Mushola
4. Gedung Ruang Komersial
10. Ruang Publik
5. Gedung Terminal Intermoda
11. Skyway Train
6. Shelter Becak, Ojek dan Taksi Online
Sirkulasi Pengunjung
Sirkulasi Kendaraan Pengunjung
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
Sirkulasi Angkutan Umum
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
13
14
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
SITEPLAN KAWASAN SKALA 1:2000
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
POTONGAN KAWASAN
Gedung Ruang Komersial Sebagai wadah kegiatan jual-beli, dimana lantai 1 digunakan untuk retail barang dan lantai 2 digunakan untuk resto makanan maupun minuman
Gedung Stasiun Sebagai wadah kegiatan transportasi dengan menggunakan kereta api.
Skywalk
Gedung Terminal Intermoda
Sebagai jalur pedestrian yang digunakan untuk menghubungkan Stasiun dengan Hall transit dalam kawasan pengembangan
Sebagai wadah kegiatan transportasi dengan menggunakan bus, dimana terdapat fasilitas ruang tunggu dan retail pada lantai 1
Hall Transit Shelter Angkutan Umum Musholla
Digunakan sebagai area tunggu bagi calon penumpang dengan Angkutan Umum
Sebagai wadah untuk melaksanakan ibadah dalam kawasan pengembangan
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
Sebagai wadah kegiatan transit dan pusat informasi mengenai fasilitas kawasan pengembangan
Sky Walk Sebagai jalur pedestrian yang digunakan untuk menghubungkan Hall transit dengan Ruang Komersial dan Terminal Intermoda
15
16
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
TAMPAK KAWASAN
TAMPAK SELATAN KAWASAN
TAMPAK UTARA KAWASAN
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
TAMPAK KAWASAN
TAMPAK TIMUR KAWASAN
TAMPAK BARAT KAWASAN
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
17
18
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
PERSPEKTIF AREA KAWASAN
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
19
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
Boarding Area (Lantai 1)
Bangunan stasiun merupakan bangunan utama didalam kawasan pengembangan ini. Bangunan ini terbagi menjadi 2 lantai, dimana lantai 1 digunakan sebagai area kegiatan publik, semi publik, semi private dan servis seperti loket tiket, customer service, ruang tunggu, toilet, musholla, pusat informasi, retail, check-in counter, dan boarding area, serta beberapa ruang pengelola stasiun. Lantai 2 stasiun digunakan sebagai area kegiatan private dan servis seperti ruang tunggu calon penumpang, peron, ruang PPKA, dan ruang bongkar muat barang.
Check-in Counter (Lantai 1)
STASIUN KROYA Bangunan stasiun merupakan massa utama yang berada dalam kawasan pengembangan. Massa stasiun ini terdiri dari 2 lantai, dimana massa bangunan lama akan tetap dipertahankan dengan mengacu pada konsep adaptive reuse. Konsep adaptive reuse digunakan untuk dapat membedakan antara bangunan lama stasiun dengan bangunan baru. Kemudian, pada bagian atap bangunan yang berbentuk curve gelombang ini mengadaptasi dari eksisting site yang berada dekat dengan laut selatan.
Area Peron (Lantai 2)
Ruang Tunggu (Lantai 2)
Tampak Depan
Atap Zincalum Struktur Space Frame Tampak Belakang Denah lantai 1
Lantai aspal beton Struktur rigid frame Plat Beton
Lantai vinyl kayu Bangunan lama stasiun Lantai beton expose Denah lantai 2
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
20
21
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
Area Loket (Lantai 1)
Terminal intermoda merupakan bangunan yang berada di bagian barat kawasan. Untuk menuju area Terminal Intermoda, pengunjung dapat mengaksesnya melalui pintu utama yang berada di bagian depan gedung, pintu belakang yang terhubung dengan parkir yaitu berada di bagian belakang bangunan, dan pintu masuk skywalk yang menghubungkan Terminal Intermoda dengan Ruang Komersial dan Hall Transit. Setiap pintu masuk didalam bangunan ini, terdapat signage yang berfungsi sebagai informasi penunjuk arah dalam bangunan maupun kawasan.
Ruang Tunggu (Lantai 1)
TERMINAL INTERMODA Terminal intermoda berfungsi sebagai wadah transit penumpang maupun calon penumpang untuk menggunakan moda transportasi bus.Terminal ini mewadahi bus dalam kota yang akan mengantarkan penumpang menuju tujuan yang berada di dalam kota Cilacap. Bangunan Terminal Intermoda terbagi menjadi 2 lantai. Lantai 1 terdiri dari ruang tunggu, retail, toilet, mushola, ruang pengelola, costumer service, dan loket tiker. Sedangkan, lantai 2 terdapat hall, ruang staff pengelola dan ruang manajer. Lantai 2 dari bangunan ini, terhubung dengan skywalk yang menghubungkan hall transit dengan Terminal Intermoda dan Ruang Komersial.
Hall (Lantai 2)
Ruang Pengelola (Lantai 2)
Tampak Depan
Denah lantai 1
Atap Zincalum
Tampak Belakang Dak Beton Struktur rigid frame
Denah lantai 2 Lantai vinyl kayu Guiding blok Lantai keramik Tangga
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
22
23
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
Tenant barang (lantai 1)
Tenant dan retail makanan minuman (lantai 2)
Ruang Pengelola
Bangunan ini memiliki jumlah 2 lantai. Lantai 1 terdapat ruang staff dan manajer pengelola, tenant dan retail barang, cafe, toilet dan gudang. Sedangkan, pada lantai 2 terdapat tenant dan retail minuman dan makanan, hall, dan toilet. Pada lantai 2 Ruang Komersial ini akan terhubung dengan skywalk pada bagian utara gedung yang menghubungkan Ruang Komersial dengan Hall Transit dan Terminal Intermoda. Letak Ruang Komersial berada di bagian selatan kawasan. Untuk menuju area ini, pengunjung dapat mengakses 3 pintu masuk. Pintu masuk utama yang berada di depan bangunan, pintu masuk samping yang berada di sisi depan bagian kiri bangunan, dan pintu masuk dari skywalk. Setiap pintu masuk didalam bangunan akan disediakan signage yang berfungsi sebagai informasi penunjuk arah dalam bangunan maupun kawasan.
RUANG KOMERSIAL Ruang komersial berfungsi sebagai wadah kegiatan komersial atau jual beli barang berupa retail maupun tenant. Bangunan ruang komersial ini merupakan salah satu bangunan pendukung kawasan transit Stasiun Kroya. Bangunan ini didesain dengan banyak bukaan agar dapat memperoleh penghawaan dan pencahayaan alami. Selain itu, bukaan pada bangunan akan memberikan kesan yang luas. Pada bagian depan bangunan, terdapat ramp yang mengitarinya, ramp ini difungsikan sebagai akses bagi penyandang disabilitas untuk menuju ke lantai 2.
Tampak Depan
Denah lantai 1
Atap Dak Beton
Tampak Belakang Guiding blok Secondary Skin Lantai beton expose
Lantai vinyl kayu Ramp Lantai beton expose
Denah lantai 2
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
24
25
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
Entrance bangunan (Lantai 1)
Ruang pengelola (lantai 1)
Hall Transit utama (lantai 2)
Hall transit memiliki2 lantai. Lantai 1 digunakan sebagai ruang pengelola dan staff hall transit serta kawasan pengembangan dari stasiun. Pada lantai 2 terdapat hall yang menghubungkan skywalk dari arah Stasiun, Ruang komersial, dan Terminal Intermoda. Pada lantai 2 ini terdapat layanan informasi mengenai kawasan dan juga dilengkapi dengan signanege petunjuk arah dan papan informasi mengenai peta kawasan. Letak bangunan Hall transit ini berada di bagian barat kawasan, berdekatan dengan shelter becak, ojek dan taksi online, park & ride, dan ruang publik.
HALL TRANSIT Hall transit berfungsi sebagai wadah kegiatan transit didalam kawasan serta penghubung antar bangunan yang berada di dalam kawasan. Selain itu, hall transit juga merupakan pusat informasi mengenai kawasan dimana terdapat layanan informasi, papan informasi kawasan, dan signage menuju bangunan dari dalam bangunan hall transit.
Atap dak beton
Tampak Depan
Lantai keramik Lantai keramik motif Informasi kawasan Guiding blok Lift Secondary skin
Tampak Belakang Lantai keramik Tangga Lantai beton ekspose
Denah lantai 1
Denah lantai 2
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
26
27
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
MUSHOLLA
Musholla difungsikan sebagai wadah kegiatan beribadah bagi pengunjung kawasan maupun sekitar kawasan. Letak dari Musholla ini berada didalam area Ruang Publik yaitu bagian utara kawasan pengembangan. Untuk menuju Musholla maupun Ruang Publik, pengunjung dapat menggunakan 2 akses yaitu akses dari bagian utara kawasan di Jalan Merpati dan akses dari dalam kawasan melalui area park & ride. Denah Musholla
Ruang Publik
Park & Ride
Shelter Becak, Ojek dan Taksi Online
Shelter Angkutan Umum
Skyway (bagian timur kawasan)
Skyway (bagian barat kawasan)
Tampak depan
Atap dak beton
Tampak belakang
Dinding beton ekspos Roster Pintu kaca Lantai keramik
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
Skyway (interior 1)
Skyway (interior 1)
28
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
UTILITAS AIR BERSIH & AIR KOTOR Sumber air bersih yang akan dialirkan kedalam kawasan diambil dari saluran PDAM dan sumur. Sumber yang diambil kemudian akan dikumpulkan pada ground tank kemudian menuju roof tank pada masing-masing bangunan. Kemudian pada roof tank pada tiap bangunannya akan didistribusikan menuju ruang-ruang yang membutuhkan air. Air limbah/black water (air limbah kakus) akan dialirkan menuju ke septictank terlebih dahulu sebelum sumur resapan. Kemudian dari sumur resapan tersebut akan dialirkan menuju riol kota. Grey water (air limbah non kakus) akan dialirkan menuju ke bak pengolahan kemudian bak kontrol dan nantinya akan dialirkan menuju riol kota. Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
29
Vinky Nailia Rahma (I0216087)
SISTEM KELISTRIKAN Sumber listrik yang digunakan dalam kawasan berasal dari PLN. Selain itu, digunakan juga genset sebagai sumber listrik tambahan yang kemudian akan dialirkan menuju MDP dan MBP pada setiap bangunan. Selanjutnya akan disalurkan ke MCB dan didistribusikan pada ruangan maupun area yang membutuhkan jaringan listrik.
Pengembangan Stasiun Kereta Api Kroya dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD)
30