ARSITEKTUR KOTA & PERMUKIMAN design report
2
KAMPUNG WISATA - SANGKAR BURUNG NGAMPON DOSEN PEMBIMBING: IR.
AJENG OKTAVIONA D. I0216006
CHIKA NOVINDA I0216017
FILIPUS KRISTYANTO I0216031
SYAFIRA NUR A. I0216082
VINKY NAILIA R. I0216087
ANA HARDIANA, M.T.
DATA & ANALISIS Lokasi Kawasan
Kec. Jebres
Historical Imagery
Kel. Mojosongo
Kampung Sangkar Burung Ngampon RT 04
Secara makro, lokasi proyek berada di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Lebih tepatnya, lokasi proyek ini berada di Kelurahan Mojosongo, dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan berada di wilayah urban fringe. Lokasi proyek berada di dekat kawasan pendidikan tinggi yaitu Universitas Setia Budi dan Politeknik Kesehatan Surakarta dengan luas kawasan kurang lebih sebesar 60.000m2. Lokasi terpilih memiliki cukup banyak lahan hijau serta dilewati oleh sungai yang sekaligus menjadi salah satu batasan wilayah kawasan ini.
Batasan Lokasi Kawasan Utara Pada bagian utara terdapat pembatas kawasan berupa sungai dan permukiman
Utara
Utara
Barat Bagian barat kawasan dibatasi oleh sarana pendidikan tinggi, yaitu Universitas Setia Budi dan Politeknik Kesehatan Surakarta. Selatan
Barat
Barat
Pada bagian selatan kawasan dibatasi oleh Jl. Letjend Sutoyo dan permukiman. Timur Batas timur kawasan berupa kali dan permukiman.
20
02
20
09
20
13
20
18
RW 04
Selatan
Timur
Sebuah kawasan pasti memiliki sejarah dalam rangka pembentukan kawasan tersebut. Perkembangan kawasan terpilih akan dibahas melalui citra satelit yang terkait dengan sarana dan prasarana yang terdapat pada kawasan tersebut. 2002 Terlihat dari gambar citra satelit, masih terdapat banyak lahan kosong dan keberadaan lahan hijau masih minim di kawasan tersebut. Keberadaan jalan masih belum dirancang secara maksimal, serta persebaran penduduk masih cenderung organik. 2009 Selang waktu 7 tahun, lahan hijau mulai mengalami perluasan namun masih dalam skala kecil dan infrastruktur jalanan kawasan sudah mulai menggunakan material aspal. Pertumbuhan hunian juga mulai terlihat di pinggiran sungai. 2013 Perluasan kawasan hijau sudah mulai terlihat pada tahun 2013. namun tidak terdapat perubahan yang signi ikan pada infrastruktur. 2018 Kawasan ini tidak mengalami perkembangan yang signi ikan dalam 5 tahun terakhir.
Data dan Analisis
S.W.O.T
Data Kependudukan dan Kondisi Masyarakat
strength
Kanak-kanak (5-11 tahun) Remaja (12-25 tahun) Dewasa (26-45 tahun)
Perempuan
Lansia (46-65 tahun)
Laki-laki
weakness
opportunity
threat
Ÿ Terdapat patung
Ÿ Tidak adanya
Ÿ Kawasan dapat
Ÿ Produktivitas
sebagai landmark sehingga kawasan dapat dikenali dengan mudah. Ÿ Penggunaan lahan masih bisa dioptimalkan.
signage di jalanan kawasan. Ÿ Bahu jalan digunakan sebagai ruang penyimpanan bambu, sehingga menghambat aksesibilitas distribusi bambu.
dijadikan kampung wisata sangkar burung.
pengrajin sangkar burung bambu kalah saing dengan pengrajin sangkar burung kayu karena bergantung pada cuaca.
Pengrajin sangkar burung Pegawai swasta Wirausaha
Tamat SD
Petugas sampah
Tamat SMP
Buruh
Tamat SMA
Pedagang
Tamat Universitas/Diploma
PNS
Kondisi Masyarakat mata pencaharian
sosial
budaya
Mata pencaharian dominan masyarakat kampung ini yaitu pengrajin sangkar burung. Beberapa lainnya memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta, buruh, serta pedagang.
Terdapat beberapa kegiatan sosial di kampung ini, antara lain perkumpulan RT, dasa wisma, PKK, dan Karang Taruna.
Masyarakat masih memiliki budaya gotong royong, salah satunya dapat dilihat dari budaya sinoman saat ada hajatan warga. Budaya lain yang terdapat di kampung ini adalah tirakatan.
hasil wawancara
1
Kepadatan penduduk sangat tinggi, dalam satu RT terdapat 160 KK dengan 860 jiwa yang tersebar pada 114 rumah. Sumber air bersih pada kawasan ini sudah dikelola secara mandiri tanpa PDAM, yaitu berupa adanya sumur yang dikelola bersama dalam satu RW.
hasil wawancara
2
Sarana dan prasarana kampung masih minim, kegiatan posyandu dilaksanakan di rumah warga. Selain itu, tidak terdapat balai warga sebagai gedung serbaguna kampung ini, sehingga kegiatan-kegiatan sosial warga, seperti arisan PKK dilakukan di sepanjang koridor jalanan kampung.
hasil wawancara
3
Anak-anak tidak memiliki tempat bermain khusus, sehingga mereka bermain di titik-titik pertemuan jalanan kampung.
Strategi S+O
Strategi W+O
Pengadaan fasilitas penunjang pada lahan kosong untuk mengembangkan kampung menjadi kawasan wisata.
Memetakan dan menambahkan signage pada setiap nodes di kampung.
Strategi S+T
Strategi W+T
Dibuat ruang komunal kerja sekaligus ruang penyimpanan bambu untuk meningkatkan produktivitas pengrajin.
Ruang komunal diletakkan pada site yang mudah diakses.
Data dan Analisis
Analisis Persebaran Fungsi Bangunan
Analisis Pemilihan Site
Perguruan Tinggi Warung Rumah Kost HBE Sangkar Burung Bambu Masjid
Persebaran penggunaan bangunan yang ada di kawasan ini dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni ekonomi, hunian, dan pendidikan. Terlihat dari persebaran tersebut, jumlah hunian dengan Home Based Enterprise industri sangkar burung bambu sangat mendominasi. Kemudian disusul dengan fasilitas pendukung berupa warung. Sarana pendidikan yang terletak di dalam kawasan terpilih adalah perguruan tinggi. Kemudian untuk sarana dan prasarana lainnya berupa masjid dan WC umum.
open space 1
open space 2
open space 3
open space 4 Merupakan lahan hijau Merupakan lahan hijau Merupakan lahan hijau Merupakan lahan hijau terbuka terbengkalai yang terbuka yang digunakan terbuka terbengkalai yang terbuka yang digunakan sebagai tempat dipenuhi dengan pohonsebagai tempat dipenuhi dengan pohonpembuangan sampah pohon dan semak yang pembakaran limbah pohon dan semak yang ilegal tumbuh secara liar bambu dan pembuangan tumbuh secara liar sampah ilegal
WC Umum
3 2 4 1 Analisis Tipe Jalan Jalan Lingkungan (lebar jalan: 5m) Mampu diakses 1 arah dengan kendaraan mobil, tetapi mampu diakses 2 arah dengan motor. Jalan lingkungan ini cukup baik dengan menggunakan bahan aspal, tetapi jalan kurang aman dan nyaman bagi pejalan khaki dikarenakan ketiadaan trotoar pada bahu jalannya.
Jalan Lokal(lebar jalan: 7m) Mampu diakses 2 arah dengan kendaraan mobil atau motor. Keadaan jalan lokal ini cukup baik dengan menggunakan bahan aspal, tetapi jalan ini kurang aman dan nyaman bagi pejalan khaki dikarenakan ketiadaan trotoar pada bahu jalannya.
Open space 1 akan dikembangkan menjadi parking area bagi wisatawan Kampung Ngampon.
Open space 2 akan dikembangkan menjadi inclusive public space yang terdiri atas tempat bermain, pergola, tempat duduk publik, dan ruang publik di atas sungai. Open space 2 juga akan dikembangkan menjadi suatu kawasan kecil homestay bagi para wisatawan Kampung Ngampon.
Open space 3 akan dikembangkan menjadi balai warga, untuk mewadahi aktivitas sosial masyarakat maupun pengrajin.
Open space 4 akan dikembangkan menjadi balai pengolahan limbah bambu.
KONSEP DESAIN KAMPUNG WISATA
MasterPlan Perguruan Tinggi
HBE Sangkar Burung Bambu
Public space
Double-Sided Pedestrian Ways
Warung
Masjid
Balai warga
Parking Area
Rumah Kost
WC Umum
Penginapan
Workshop EduDevelopment
Masterplan layers
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
Penyimpanan Bambu Membuat instalasi penyimpanan bambu dan penjemuran bambu agar lebih tertata rapi disetiap rumah pengrajin. Pedestrian Way Membuat fasilitas trotoar di bagian bahu jalan sebagai sarana untuk pejalan kaki dari warga maupun orang luar. Redesain Tipologi HBE Meredesain rumah pengrajin agar dapat membedakan antara ruang kerja dan ruang pribadi secara jelas.
Tujuan Memfasilitasi kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat maupun pengrajin di Kampung Sangkar Burung Ngampon. Menciptakan Kampung Sangkar Burung Ngampon menjadi ‘Kampung Inklusif’ dan mewadahi kegiatan sosial masyarakat kampung.. Meningkatkan perekonomian masyarakat Kampung Sangkar Burung Ngampon dengan menjadikan kampung sebagai ‘Kampung Wisata Edukatif’.
Public Space Memfasilitasi masyarakat dengan adanya ruang bermain dan tempat Kongkow yang strategis dengan rumahnya. Balai Warga Memfasilitasi masyarakat dalam berkegiatan sosial dan menjadikan basecamp dari paguyuban sangkar burung bambu. Map Installation Membuat instalasi map kampung sebagai sarana petunjuk mengenai titik-titik rumah pengrajin, workshop, dan fasilitas yang ada. Parking Area Memfasilitasi kendaraan pengunjung yang ingin berwisata Workshop Edu-Develoment Meredesain workshop Pak Pram sebagai tempat kerja sekaligus tempat pembelajaran pembuatan sangkar burung bagi wisatawan. Penginapan Bambu Mengembangkan fasilitas penginapan sebagai sarana pendukung dari kampung wisata edukasi bambu.
Konsep Desain
Konsep Desain
Pengadaan ruang penyimpanan bambu ini untuk merelokasi tempat penyimpanan bambu para pengrajin yang semula berada di sepanjang bahu jalan atau gang-gang yang mengganggu sirkulasi jalan. Selain untuk menyimpan bahan mentah sangkar burung yaitu bambu, ruang penyimpanan ini juga dapat difungsikan sebagai salah satu ruang display untuk sangkar burung yang sudah jadi, sehingga dapat digunakan sebagai sarana promosi sekaligus menambah visual appropriateness kawasan sebagai Kampung Sangkar Burung Bambu. Tempat penyimpanan bambu diletakkan di dinding luar masing-masing rumah para pengrajin.
Pedestrian Ways Penyimpanan Bambu
Pedestrian way yang dirancang merupakan jalan lingkungan yang kemudian didesain menjadi ‘doublesided pedestrian ways’ pada sisi kanan dan kiri jalan. Hal ini dikarenakan hunian di Kampung Ngampon ini tidak memiliki ruang batas dengan jalan, sehingga berbahaya jika berjalan di koridor jalan lokal kampung. Selain itu, double-sided pedestrian ways juga dirancang agar memiliki konektivitas dengan lingkungan sekitarnya. Jalan ini memiliki lebar jalan 5 meter dan pedestrian dengan lebar 1 meter di kedua sisinya. Bahan pedestrian ways menggunakan cor semen yang kemudian dilapisi dengan epoxy.
Konsep Desain
Konsep Desain
Tipologi HBE
Redesain tipologi HBE bertujuan agar zonasi rumah pengrajin dapat dibedakan, antara zona privasi sebagai hunian dan zona kerja pembuatan sangkar burung. Zonasi dibedakan agar kegiatan antara keduanya tidak saling terganggu. Rekomendasi desain tipologi HBE akan dikombinasikan dengan desain penyimpanan bambu pada zonasi kerja pembuatan sangkar burung.
Public Space
Balai Warga Balai warga digunakan untuk mewadahi kegiatan perkumpulan warga seperti PKK, karang taruna, dsb. Dengan adanya balai warga ini dapat mengakti kan kembali kegiatan-kegiatan bersama dan paguyuban sangkar burung di Kampung Ngampon. Upaya untuk menghidupkan kembali paguyuban sangkar burung didukung dengan pengadaan sistem menabung untuk menyelesaikan masalah modal para pengrajin sangkar burung agar tidak mengandalkan modal dari tengkulak lagi. Di balai ini juga diadakan kegiatan pertunjukan dan pelatihan instrumen musik bambu pada sore hari.
Desain public space dibuat untuk menghidupkan kembali lahan hibah dari Ketua RW, serta daerah pinggi sungai yang jarang digunakan untuk kegiatan warga. Dengan adanya rekomendasi desain public space ini, tercipta suatu titik kumpul baru yang inklusif. Tempat bermain anak-anak yang biasanya berada di koridor jalan kampung dipindahkan ke public space sebagai tempat bermain anak-anak yang aman. Public space ini juga dapat digunakan sebagai titik kumpul para orang tua sekaligus dapat mengawasi anak-anak yang sedang bermain. Public space ini dapat juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk membuat sangkar burung. Public space inklusif ini meliputi beberapa fungsi yaitu tempat bermain anak, gudang penyimpanan inventaris warga, tempat duduk, pergola, dan ruang publik di atas sungai.
Konsep Desain
Workshop Edu-Development Workshop Edu-Development merupakan redesain dari bengkel sangkar burung salah satu pengrajin yang diolah menjadi ruang pembuatan sangkar burung edukatif yang dapat didatangi oleh wisatawan yang ingin melihat maupun belajar proses pembuatan sangkar burung. Selain itu, Workshop Edu-Development juga difungsikan sebagai ruang display produk kerajinan bambu yang sudah jadi.
Konsep Desain
Homestay Homestay merupakan sarana penginapan bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana kehidupan di Kampung Ngampon. Desain homestay sendiri mengangkat lokalitas Kampung Ngampon dengan menggunakan material bambu yang diekspos alami sebagai material bangunannya untuk menarik perhatian wisatawan, dan meningkatkan visual appropiateness kawasan sebagai kampung sangkar burung bambu.
Mapping Board Installation Mapping Board Installation berfungsi sebagai panduan informasi Kampung Sangkar Burung Ngampon yang memuat informasi fasilitas, workshop produksi sangkar burung, ruang publik kampung, dan jalur sirkulasi yang dapat ditempuh di dalam kampung. Diharapkan mapping board ini dapat mepermudah pengunjung maupun orang dari luar kampung dalam menemukan titik tujuan yang ingin dikunjungi di Kampung Sangkar Burung Ngampon. Mapping Board Installation ini direncanakan akan dipasang di area-area perempatan jalan kampung, area publik kampung, dan juga di area sekitar gapura masuk kampung.
Parking Area Parking area merupakan rekomendasi desain yang berfungsi sebagai wadah parkir dari kendaraan pengunjung atau wisatawan yang akan berwisata ke Kampung Ngampon. Lokasi terpilih untuk parking area merupakan lahan kosong yang strategis, yaitu di sebelah utara Jl. Letnan Sutoyo yang merupakan jalan lokal.
Konsep Desain
Konsep Desain
Jalur Sirkulasi Kawasan dari arah Jl.Letjen Sutoyo
Alur Sirkulasi Wisata Jl.Brigjen Katamso-Jl.Letjen SutoyoGang Buto-Jalan Lokal NgamponJalan Inspeksi sungai-Jalan Lokal Ngampon
dari arah Jl.Brigjen Katamso
dari Nusukan
Alur Sirkulasi Distribusi Bahan Bambu 타 Nusukan-Jl.Letjen Sutoyo-Gang Kenari-Jalan Lokal Ngampon 타 Ngemplak-Jl.Letjen Sutoyo-Gang Buto-Jalan Lokal Ngampon
Balai Pengolahan Limbah Balai pengolahan limbah merupakan wadah bagi pengrajin maupun warga Kampung Sangkar Burung Ngampon untuk mengolah hasil limbah sisa pembuatan sangkar burung maupun kerajinan bahan bambu lainnya. Hasil olahan limbah ini kemudian dapat dijadikan sebagai aksesoris-aksesoris kecil seperti gantungan kunci ataupun boneka. Kegiatan dalam balai pengolahan limbah ini juga mewadahi wisatawan yang ingin merasakan bagaimana cara membuat kerajinan dari limbah bambu. Tujuan dari balai dan kegiatan pengolahan limbah ini adalah agar jumlah limbah bambu yang sebelumnya dibakar di dekat sungai yang menyebabkan kondisi daerah sekitarnya kotor dan berbau asap.
dari Ngemplak
ke Pasar Burung Depok Manahan
Alur Sirkulasi Distribusi Pemasaran Sangkar Burung Bambu 타 Rumah pengrajin-Jalan Lokal Ngampon-Gang Kenari-Jl.Letjen Sutoyo-Pasar Depok atau Pengepul 타 Rumah pengrajin-Jalan Lokal Ngampon-Gang Buto-Jl.Letjen Sutoyo-Tengkulak/Pengepul ke tengkulak/ pengepul