Meusapat Magazine

Page 1

Membangun untuk Masyarakat Aceh Barat

KEC. SUNGAI MAS

KEC. PANTE CEUREUMEN

KEC. WOYLA TIMUR KEC. PANTON REU

KEC. WOYLA BARAT

KEC. WOYLA KEC. ARONGAN LAMBALEK

KEC. BUBON KEC. KAWAY XVI

KEC. SAMATIGA

KEC. JOHAN PAHLAWAN

KEC. MEUREUBO

Kesuksesan Pembangunan Aceh Barat



1


Meusapat, dalam bahasa Aceh berarti berkumpul yang menjadi filosofi bersatunya berbagai unsur dalam satu kesatuan. Majalah Meusapat kami hadirkan sebagai media cetak resmi Pemerintah Daerah yang dikelola oleh Bagian Humas Setdakab Aceh Barat. Majalah Meusapat mengulas tentang program Pemerintah Kabupaten Aceh Barat serta keberhasilan yang dicapai dalam masa periode 2012-2017 dibawah Kepemimpinan Bupati Dr. (Hc) HT. Alaidinsyah dan Wakil Bupati Drs. H. Rachmat Fitri HD, MPA. Dalam kurun waktu lebih kurang lima tahun ini, telah banyak torehan prestasi yang diraih Pemkab Aceh Barat. Predikat tersebut datang dari Pemerintah Provinsi Aceh, Nasional dan bahkan Internasional. Begitupun dengan dengan program pembangunan yang menyentuh masyarakat, telah diwujudkan dengan menjalankan dan melaksanakan program-program yang tertuang dalam Reencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2012-2017. Di era kepemimpinan Bupati H.Tito dan H. Nanda, yang mengusung Visi “Mewujudkan Aceh Barat yang Makmur Sehat dan Berwawasan� telah memberi nuansa baru dalam perjalanan daerah yang dikenal dengan sebutan Bumi Teuku Umar ini. Maka, Meusapat hadir menjadi bacaan bagi Besar harapan kami, semoga majalah ini dapat masyarakat luas dengan sajian informasi dan visual memberikan sesuatu yang bermanfaat sehingga mamyang dikemas dalam majalah ini. pu meningkatkan wawasan pembaca khususnya bagi Sebagai pengelola, kami menyadari masih ban- masyarakat luas. Tak lupa kami mengucapkan terima yak hal yang kurang dalam penyajian informasi yang kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam terangkum dalam majalah ini, namun kehadiran media penerbitan majalah ini. Saran dan kritik pembaca selalu cetak ini setidaknya dapat menghadirkan sebuah mem- kami nanti agar kedepannya majalah ini bisa hadir kemory bahwa Kebersamaan semua pihak telah menghan- bali dengan lebih baik, tarkan Kabupaten Aceh Barat menjadi daerah yang diunggulkan dan menjadi contoh dalam beberapa hal bagi Selamat membaca dan terima kasih. Kabupaten/Kota di Indonesia. Akhirnya redaksi mengucapkan terima kasih kepada segenap, partisipasi dalam majalah Meusapat ini, diantaranya Sekdakab beserta jajaran, HT.Dadek dkk sebagai penyusun Buku 45 Keberhasilan Pemkab Aceh Barat, Jopi D Saputra dkk sebagai inisiator lahirnya majalah Meusapat dan peran serta tokoh-tokoh lainnya

Susunan Redaksi Pembina/Pengarah : Bupati/Wakil Bupati Aceh Barat Penanggung jawab : Sekdakab Aceh Barat Koordinator : Asisten Pemerintahan, Asisten Keistimewaan dan Kesra, Asisten Administrasi Dewan Redaksi : Kepala Bappeda Aceh Barat (TA.Dadek) Pemimpin Redaksi : Kabag Humas Setdakab (Drs. Muharir) Redaktur : Jopi D Saputra Sekretaris Redaksi : Suharny Qadriati Penulis : TA. Dadek, Jopi D Saputra, Rizwan, Dedi Iskandar, Lola Alfira Layoter : Wahyu Andhika Fadwa Foto : Safrial Putra, Bustami, Firmansyah, Wahyu Andhika Fadwa, M. Juanda Annggota Redaksi : Adi Wijaya, Dedi Jefernal, Zafrianti, Armayana, Nyi Mas Ratu Intan, Alamat Redaksi : Bagian Humas Setdakab. Jl. Gajah Mada Meulaboh Sumber Naskah : Buku 45 Capaian Bupati Aceh Barat, Buku Potensi Ekonomi Aceh Barat

2


Bupati dari Masa ke masa 1. H. IBNU SA’DAN

(1945 - 1947)

7. MAYOR HAMIDI, HS

(1962 - 1964)

2. ABDUL WAHAB

(1945 - 1947)

8. OESMAN NOERDIN

(1964 - 1966)

3. ABDUL GAFUR AKHIR

4. TUANGKU ABDULLAH

(1945 - 1947)

(1958 - 1959)

9. AK ABDULLAH

10. DRS. A. R. ISHAK

(1966 - 1967)

14. MALIK RIDWAN BADAI, SH

15. DRS. TEUKU ROSMAN

16. DRS. NASRUDDIN, M.Si

(1978 - 1983)

(1983 - 1988)

(1988 - 1998)

(1998 - 2003)

18. DRS. SOFYANIS

19. H. ALAMSYAH BANTA

Pejabat (2006-2007)

20. H. RAMLI, MS

(2007 - 2012)

(1959 - 1961)

(1967 - 1972)

13. DRS. T. USMAN MAHMUD

Pejabat (03-2006 s/d 10-2006)

5. H. DAUD DARYAH

21. RIDWAN HASAN, SH, MM

6. T. RADJA MAHMUD

(1961)

11. A. RANI

12. DRS. SYAMSUNAN MAHMUD

(1972 - 1973)

(1973 - 1978)

17. SAHBUDDIN BP

16. DRS. NASRUDDIN, M.Si

Pejabat (2004 - 2005)

Pejabat (2005 - 2006)

22. DR. HC. H. T. ALAIDINSYAH

Pejabat (04-2012 s/d 10-2012)

(2012 - Sekarang)

Wakil Bupati 1. FUADRI, S.Si, M.Si 2. Drs. H. RACHMAT FITRI HD, MPA

(2007 - 2012)

(2012 - Sekarang)

3


Mendulang Prestasi

4


Pemerintah daerah kabupaten aceh barat di bawah kepemimpinan bupati HT Alaidinsyah dan wakil bupati Drs.H.rachmat fitri HD.MPA telah berhasil meraih beberapa pen hargaan bergengsi tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Penghargaan tersebut di antaranya : 1. Terbaik I Se-Aceh Anugerah Prof. A. Madjid Ibrahim Tahun 2015 (Perencanaan Pembangunan) dari Gubernur Aceh 2. Terbaik I Se-Indonesia Anugerah Pangripta Tahun 2015 dari Menteri Bappenas 3. Satya Lancana Wirakarya dari Presiden R.I 4. Piagam Adipura Menteri Lingkungan Hidup 5. Terbaik III Penyusun Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013 dari Gubernur Aceh 6. Penyelengaraan Pelayanan Penerapan e-KTP dari Kemendagri 7. Anugerah Bintang Dharma Bakti Pramuka dari Kwarnas Pramuka

14. Anugerah Apresiasi Pendidikan Islam dari Menteri Agama R.I 15. Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tahun 2014-2015 dari BPK R.I 16. Juara II Keterbukaan Informasi Publik dari Komisi Informasi Aceh 17. Daerah Berprestasi Penerima Dana Insensif Daerah (DID) T.A 2016 dari Menteri Keuangan 18. Peringkat Pertama Se-Aceh atas Kinerja Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Tahun 2015 dari Gubernur Aceh dari Gubernur Aceh 19. Apresiasi Kepatuhan Terhadap Pelayanan Publik dari Ombudsman R.I tahun 2016 20. Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016 dari Kementerian PAN RB 21. Predikat Sangat Memuaskan pada Pelaporan Target Aksi Daerah Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi AD-PPK Tahun 2015 dari Gubernur Aceh

8. Juara Harapan II Lomba Desa Tingkat Nasional dari Menteri Dalam Negeri

22. Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2016 dari Kementerian PAN RB

9. Penegerian Universitas Teuku Umar dari Presiden R.I

23. Terbaik I Se-Aceh Anugerah Prof. A. Madjid Ibrahim Tahun 2016 (Perencanaan Pembangunan) dari Gubernur Aceh

10. Penegerian STAIN Teungku Dirundeng dari Menteri Agama R.I 11. Penegerian Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat dari Kemendikbud R.I

24. Pilot Project Grand Desain Pembangunan Kependudukan Tahun 2016 dari BKKPN Pusat 25. Juara Umum Jambore PKK Se-Aceh Tahun 2015

12. ICT Pura dari Meneteri Kominfo R.I 13. Pingat Jambori Antar Bangsa Perak Malaysia dari Pramuka Negara Malaysia

5


Profil Kecamatan

Suangai Mas

6

Bubon

Panton Reu

Mereubo

Kawai XVI

Samatiga

Ibukota Kecamatan Luas Kecamatan Jumlah Mukim Jumlah Desa/Gampong Jumlah penduduk

: Kajeung : 781,73 km : 2 mukim : 18 Desa/gampong : 3.725 jiwa

Batas Kecamatan : Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

: Kab. Pidie : Kec. Woyla Timur : Kab. Nagan Raya : Kab. Aceh Jaya

Ibukota Kecamatan Luas Kecamatan Jumlah Mukim Jumlah Desa/Gampong Jumlah penduduk

: Layung : 129,58 km : 3 mukim : 17 Desa/gampong : 7.206 jiwa

Batas Kecamatan : Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

: Kec. Woyla : Kec. Samatiga : Kec. Arongan Lambalek : Kec. Kaway XVI

Ibukota Kecamatan Luas Kecamatan Jumlah Mukim Jumlah Desa/Gampong Jumlah penduduk

: Meutulang : 83,04 km : 3 mukim : 19 Desa/gampong : 6.260 jiwa

Batas Kecamatan: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

: Kec. Sungaimas : Kec. Kaway XVI : Kec. Woyla Timur : Kec. Pante Ceuremen

Ibukota Kecamatan Luas Kecamatan Jumlah Mukim Jumlah Desa/Gampong Jumlah penduduk

: Meureubo : 112,87 km : 2 mukim : 26 Desa/gampong : 29.645 jiwa

Batas Kecamatan : Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

: Kec. Pantee Ceuremen : Samudera Indoensia : Kec. Johan Pahlawan : Kab. Nagan Raya

Ibukota Kecamatan Luas Kecamatan Jumlah Mukim Jumlah Desa/Gampong Jumlah penduduk

: Peuremeue : 510,18 km : 3 mukim : 44 Desa/gampong : 21.241 jiwa

Batas Kecamatan : Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

: Kec. Pantee Ceuremen dan Panton Reu : Kec. Johan Pahlawan : Kec. Bubon dan Samatiga : Kab. Nagan Raya

Ibukota Kecamatan Luas Kecamatan Jumlah Mukim Jumlah Desa/Gampong Jumlah penduduk

: Suak Timah : 140,69 km : 6 mukim : 32 Desa/gampong : 14.895 jiwa

Batas Kecamatan : Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

: Kec. Bubon : Samudera Indoensia : Kec. Arongan Lambalek : Kec. Johan Pahlawan


Johan Pahlawan

Woyla Barat

Woyla Timur

Woyla

Pante Ceureumen

Arongan Lambalek

Ibukota Kecamatan Luas Kecamatan Jumlah Mukim Jumlah Desa/Gampong Jumlah penduduk

: Meulaboh : 44, 91 km : 3 mukim : 21 Desa/gampong : 61.606 jiwa

Batas Kecamatan Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

: : Kec. Kaway XVI : Samudera Indoensia : Kec. Samatiga : Kec. Meurebo

Ibukota Kecamatan Luas Kecamatan Jumlah Mukim Jumlah Desa/Gampong Jumlah penduduk

: Pasie Mali : 44, 91 km : 2 mukim : 24 Desa/gampong : 7.599 jiwa

Batas Kecamatan : Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

: Kec. Woyla Timur : Kec. Arongan Lambalek : Kab. Aceh Jaya : Kec. Woyla

Ibukota Kecamatan Luas Kecamatan Jumlah Mukim Jumlah Desa/Gampong Jumlah penduduk

: Tangkeh : 132, 60 km : 2 mukim : 26 Desa/gampong : 4.553 jiwa

Batas Kecamatan : Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

: Kec. Sungaimas : Kec. Woyla : Kec. Woyla Barat : Kec. Kaway XVI

Ibukota Kecamatan Luas Kecamatan Jumlah Mukim Jumlah Desa/Gampong Jumlah penduduk

: Kuala Bhee : 249, 04 km : 3 mukim : 26 Desa/gampong : 13.321 jiwa

Batas Kecamatan: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

: Kec. Woyla Timur : Kec. Bubon : Kec. Woyla Barat : Kec. Kaway XVI

Ibukota Kecamatan Luas Kecamatan Jumlah Mukim Jumlah Desa/Gampong Jumlah penduduk

: Pante Ceuremeun : 487, 55 km : 4 mukim : 25 Desa/gampong : 11.378 jiwa

Batas Kecamatan: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

: Kec. Sungaimas : Kec. Kaway XVI : Kec. Panton Reu : Kab. Nagan Raya

Ibukota Kecamatan Luas Kecamatan Jumlah Mukim Jumlah Desa/Gampong Jumlah penduduk

: Drien Rampak : 130, 06 km : 2 mukim : 27 Desa/gampong : 11.708 jiwa

Batas Kecamatan: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

: Kec. Woyla Barat : Samudera Indonesia : Kab. Aceh Jaya : Kec. Samatiga

7


Profil SKPK SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INSPEKTORAT

DINAS DAERAH DINAS KOMUNIKASI, INFORMASI & PERSANDIAN

DINAS KELAUTAN & PERIKANAN

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

DINAS PARIWISATA, KEBUDAYAAN, PEMUDA & OLAH RAGA

DINAS KEPENDUDUKAN & PENCATATAN SIPIL

DINAS PERTANIAN TAMANAM PANGAN & HOLTIKULTURA

DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT & GAMPONG

DINAS PERKEBUNAN & PETERNAKAN

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA & WILAYATUN HISBAH DINAS PENANAMAN MODAL & PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DINAS PERPUSTAKAAN & KEARSIPAN

DINAS PERDAGANGAN DINAS TRASMIGRASI & TENAGA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA & WILAYATUN HISBAH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

8


BADAN-BADAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BADAN PENGELOLA KEKAYAAN DAERAH BADAN KEPEGAWAIAN & PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT NYAK DHIEN MEULABOH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT NYAK DHIEN MEULABOH DEWAN PENGURUS KABUPATEN KORPRI ACEH BARAT

LEMBAGA KEISTIMEWAAN & KEKHUSUSAN ACEH DINAS SYARIAT ISLAM & PEMBERDAYAAN DAYAH SEKRETARIAT PERMUSYAWARATAN ULAMA SEKRETARIAT MAJELIS ADAT ACEH SEKRETARIAT MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH SEKRETARIAT BAITUL MAL KABUPATEN

9


Pelantikan Bupati 08 Oktober 2012

Dr. (H.C) H. T. Alaidinsyah Meulaboh, 08 Oktober 1964

10

Drs. H. Rachmat Fitri HD, MPA Banda Aceh, 05 Mei 1966


Pemerintahan Drs. BUKHARI, MM Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Barat

T. NOFRIZAL, S.STP

Asisten I

PEMERINTAHAN

Drs. T. MUSLIM RADEN, M.Si

Asisten II

KEISTIMEWAAN ACEH & KESEJAHTERAAN RAKYAT

Drs. TABRANI USMAN, MM

Asisten III

ADMINISTRASI

11


KEMITRAAN LEGISLATIF LAHIRKAN QANUN Kemiteraan dan kerjasama Pemkab Aceh Barat dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) dimasa kepemimpinan HT. Alaidinyah cukup harmonis sehingga berbagai kebijakan pembangunan dapat disepakati bersama yang terwujud dengan lahirnya Qanun Daerah, tercatat 34 qanun telah dihasilkan dalam berbagai sektor yang menjadi landasan pembangunan dan kemaslahatan masyarakat luas di daerah ini. Qanun Unggulan Aceh Barat 2013-2015 1. Qanun Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah 2. Qanun Hari Jadi Kota Meulaboh dan Kabupaten Aceh Barat 3. Qanun Bantuan Hukum bagi masyarakat miskin 4. Qanun Pembentukan Mukim 5. Qanun Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (CSR) 6. Qanun Kawasan Tanpa Rokok 7. Qanun Rencana Detail Tata Ruang dan Zonasi Kawasan Perkotaan Meulaboh

APBK MENINGKAT Dalam kurun waktu 2012-2016, Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK)Aceh Barat meningkat tajam dari Rp. 597 M pada tahun 2012 menjadi Rp. 1,12 T pada tahun 2015. Bahkan anggaran tersebut terus menaik pada tahun 2016 menjadi Rp. 1,3 T sebagaimana tertuang dalam Qanun Aceh Barat Nomor 1 Tahun 2016 yang disahkan pada bulanNovember 2015 lalu.Peningkatan terutama berasal dari PAD dan dana dukungan dari pusat. Rata-rata capaian serapan anggaran dari Tahun 2012-2015 sebesar 90,42 persen dengan angka prediksi capaian di tahun 2016 sebesar Rp. 1.271.497.500.000,00 atau 94,5%. Peningkatan Anggaran yang signifikan tersebut telah menjadi warna baru bagi daerah dan masyarakat Aceh Barat karena menjadi landasan untuk pelaksanaan pembangunan yang nyata diberbagai sektor seperti sarana dan prasarana publik serta program peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program tersebut telah dan akan terus di lakukan demi terciptanya kemakmuran masyarakat yang lebih baik.

Tabel 1 Pertumbuhan APBK

2017 12

1.408.303.395.071


Anugerah Pangripta Nusantara adalah suatu penghargaan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang memiliki perencanaan pembangunan terbaik dan dinilai sukses meningkatkan kualitas pembangunan daerah. Penilaian mengenai perencanaan pembangunan tersebut dilakukan Kementerian Badan Perencanaan pembangunan Nasional (Bappenas) setelah mengikuti seleksi dan penilaian bertahap dan berjenjang oleh tim independen yang dibentuk Bappenas RI. Pada tahun 2014, 2015 dan 2016, tiga tahun berturut-turut, Kabupaten Aceh Barat memperoleh predikat terbaik kesatu dalam perencanaan untuk Tingkat Aceh.AnugerahProf. Madjid Ibrahim tersebut diserahkan oleh Gubenur Aceh dr. Zaini Abdullah di Banda Aceh pada saat pelaksanaan musrenbang Tingkat Propinsi. Selain itu, dua tahun berturut-turut pula Kabupaten Aceh Barat memperoleh predikat berlabel nasional, yaitu terbaik ketiga (2014) dan terbaik kesatu (2015)tingkat nasional dengan menyabet penghargaan Pangripta yang diberikan langsung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dihadapan Presiden Republik Indonesia.

Penerimaan Penghargaan Pangripta Oleh Bupati Aceh Barat.

Penandatanganan MoU kerjasama Pemkab Aceh Barat dengan Yayasan Bantuan hukum bagi masyarakat miskin

13


Kunjungan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Ir. Azwar Abubakar

Kunjungan MenterI Agama R.I Surya Dharma Ali

Kunjungan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi

Tabligh Akbar Mamah Dedeh

14 Kunjungan Menristek Dikti Prof. Muhammad Nasir


Pejabat Hingga Mubaligh Singgah ke Aceh Barat Kunjungan Menteri BUMN Dahlan Iskan

Kunjungan Presiden RI Joko Widodo

15


Tabligh Akbar Ust. Maulana

Kunjungan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar

Tabligh Akbar Ust. Soleh Mahmud (Solmed)

Kunjungan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman

16


Kunjungan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmi Faishal

Kunjungan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi

17 Kunjungan Menteri Pertahanan Singapore


BUPATI H T. ALAIDINSYAH TERIMA DOKTOR KEHORMATAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT Hari Sabtu 17 Oktober 2015 menjadi hari istimewa bagi daerah dan masyarakat Aceh Barat khususnya bagi HT. Alaidinsyah. Pemimpin Bumi Teuku Umar ini di anugerahi gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dari Universitas Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Terengganu Malaysia. Menurut UniSZA gelar kehormatan yang berjudul Ijazah Kehormat Doktor Pembangunan Komuniti Sempena ini diberikan kepada Bupati H.T Alaidinsyah atau akrap disapa Haji Tito atas jasanya menjalankan program pembangunan masyakarakat di wilayah ini. Disamping itu UnisZA menilai sosok bersahaja ini berhasil melakukan perubahan status tiga perguruan tinggi menjadi negeri yaitu Universitas Teuku Umar (UTU), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng dan Akademi Komnnitas Negeri (AKN) dan juga prestasi meraih Terbaik Pertama seluruh Indonesia dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2014, kemudian berhasil meningkat produksi pangan sehingga menerima Satya Lencana Wirakarya dari Presiden R.I serta dalam masa kepemimpinannya Pemkab Aceh Barat berhasil meraih Opini WTP dari BPK untuk pertama kalinya. Pemberian gelar Honoris Causa tersebut dilakukan dalam Majlis Konvokesyen Ke-7 Universitas Sultan Zainal Abidin yang diserahkan oleh Yang Mulia Sultanah Nur Zahirah Selaku Tuanku Canselor UniSZA di kampus UniSZA Terengganu Malaysia.

18

Selain Bupati HT. Alaidinsyah, anugerah gelar kehormatan ini juga diberikan kepada dua orang tokoh Malaysia lainnya yaitu Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Doto Seri Utama Abdullah Bin Haji Ahmad Badawi dan Prof. Emiritus Tan Sri Dr. Mohammed Saleh Bin Mohammed Yasin yaitu Ketua Spectrum Education Grup. Bupati Haji Tito mengakui, dirinya tidak pernah bermimpi memperoleh anugerah ini, selaku Bupati ia hanya menjalankan tugas sebagai pemimpin daerah dengan baik. “Alhamdulillah ini sebuah kehormatan yang luar biasa yang diberikan warga Malaysia kepada kami, saya berterimakasih kepada keluarga besar UniSZA yang telah memilih saya untuk menerima gelar kehormatan ini, penghargaan ini akan kami emban dan memiliki tanggung jawab besar untuk menjalankan dengan baik atas kepercayaan yang diberikan” paparnya. Dalam melaksanakan pembangunan, Bupati Tito memiliki prinsip “yang tidur diajak berjalan, yang berjalan diajak berlari” yang memiliki makna pembangunan akan berjalan baik bila dilakukan oleh sumber daya manusia yang handal, maka perlu tahapan sesuai kemampuannya agar mencapai pembangunan yang tepat sasaran. Baginya sektor pendidikan merupakan kunci utama untuk mencapai kesuksesan.


19


Catatan Pengabdian Untuk Aceh Barat 1. Dana Untuk Penanggulangan Kemiskinan Terbesar mencapai Rp. 245 M setiap tahun yang bersumber dari dana APBN, APBA, APBK, CSR 2. Memasang listrik sebanyak 1142 rumah dhuafa dan membayar Listrik gratis dua ampere untuk 2.780 Rumah Kaum Dhuafa. 3. APBK Meningkat Tajam dari Rp. 597 M pada tahun 2012 menjadi Rp. 1,12 T pada tahun 2015. Bahkan anggaran tersebut terus menaik pada tahun 2017 menjadi Rp. 1,4 T 4. Pembangunan Sarana Olah Raga paling banyak seperti Gedung Olah Raga dan Seni di Pasi Piang, Stadion Mini di beberapa kecamatan serta lapangan Volly, Futsal serta penyelenggaraan evan olah raga paling banyak. 5. Percepatan Pembangunan Lhok Guci secara Masif yang hanya Rp. 14 M/ pertahun rata-rata berkat bantuan Bapak Presiden dikucurkan Rp. 300 M tahun 2015 sudah dimulai. 6. Pembangunan Irigasi Terbanyak dimana 2012 - 2015 telah dibangun sepanjang 13.304,70 meter dengan kucuran dana sebesar Rp. 51.193.478.000. 7. Pembangunan Jembatan Pertamina Yang Sudah Lama Didambakan Nelayan agar memudah-

20

kan keluar masuk boat nelayan ke Krueng Meureubo. 8. Paling Banyak Memasang Lampu Jalan sebanyak 1439 titik di delapan ruas jalan penting di Aceh Barat. 9. Pembangunan Jalan Usaha Tani Paling Banyak dengan panjang 73,713 Km (2012 sd 2015) di 12 kecamatan di kebun kebun masyarakat. 10. Meninggikan Jalan Ateung Teupat yang sering dilanda banjir dan Alhamdulilah sudah sedikit mengurangi gangguan tranportasi. 11. Membebaskan Isolasi Desa Pungki di Sungai Mas yang sebelumnya dilewati dengan menyeberang sungai 12. Berhasil Membagi Rumah Nelayana BI yang sudah disiap dibangun tapi hampir dua tahun belum juga didistribusikan karena adanya konflik penempatan rumah nelayan Meureubo yang dipindah lokasi. 13. Pembangunan Rumah Dhuafa Dhuafa sebanyak 749 unit dan yang direhab 286 unit (2013 – 2016) 14. Kebun Plasma Terbanyak, 2015, 3 perusahaan perkebunan sawit dan karet yang telah melakukan kewajibannya untuk 240 KK. 2016 menyediakan lahan seluas

8.623 hektar diiharapkan mampu memberi pendapatan baru bagi 4.000 kepala keluarga yang tersebar di 10 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Barat. 15. Mendanai Kegiatan Keagamaan Terbesarseperti menyelenggarakan even keagamaan yang berskala nasional seperti mendatangkan penceramah kondang dari Jakarta, seperti Mama Dedeh, Syekh Ali Jaber, Ustadz Maulana, Ustadz Solmed dan lain sebagainya. Selain itu juga membangun Balai Seumeubeut, Bilik Santri, Ruang Belajar Santri, sarana belajar, LPTQ, Rukyatul Hilal sehingga mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari Menteri Agama Republik Indonesia 16. Peningkatan Produksi Padi Dalam kurun waktu 4 tahun (20122015) telah berhasil meningkatkan produktivitas padi dari 4,3 ton (2012) menjadi 6,7 ton (2015). 17. Pembangunan Sarana Kesehatan paling banyak diantara Puskesmas Ranap Inap di Woyla, Posyandu di berbagai gampong, Balai Zaintu sebagai pusat rehabilitasi jiwa dan Gedung Napza di Kaway XVI 18. Paling banyak memberikan bantuan modal usaha Kube dan lain sebagainya yang mencapai 8.192.000.000,serta dari dana desa mencapai Rp. 9.000.000.000,- dan ini tidak termasuk bantuan alat kerja..


19. Paling Banyak mengalang Zakat, infaq dan shadaqah mencapai 37 Miliar selama 4 (empat) tahun terakhir, ini berarti jumlah masyarakat penerimanya juga semakin meningkat. Sementara itu jumlah hewan qurban yang disembelih salama 4 tahun terakhir (2013-2016) telah mencapai 182 ekor dimana setiap tahunnya bertambah. 20. Pilot Project Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) bersama dengan Kabupaten Sleman yang ditetapkan oleh BKKBN Republik Indonesia 21. Membangun Jalan dan Jembatan Paling Banyak dimana Pemkab Aceh Barat mengelola jalan sepanjang 677,24 Km dimana sepanjang 300,34 km sudah beraspal, Masa pemeritahan ini jalan yang sudah dibangun mencapai 194 Km, yaitu 55 km (2013), 44 km (2014), 49 km (2015) dan 46 km pada tahun 2016. Sementara itu jumlah jembatan yang dibangun sebanyak 50 unit. 22. Paling Banyak Membangun Jalan Lingkungan mencapai 32,41 Km dengan angka yang terus meningkat setiap tahunnya yaitu 5,3 km (2013), 6,10 Km (2014), 9,46 Km (2015) dan direncanakan pada tahun 2016 sepanjang 11,55 km. 23. Paling Banyak Membangun MCK yaitu sebanyak 85 MCK bagi keperluan warga. 24. Gerakan Pemberdayaan Posyandu di setiap gampong sudah berjalan Posyandu dan sudah ditempatkan dana rata rata 10 juta per gampong serta membangun dan menrehab posyandu.

25. Pertumbuhan Dana Desa Terbesar, awal tahun 2012 dana desa untuk Kabupaten Aceh Barat masih tergolong minim yaitu sebesar Rp 32 M, namun meningkat hampir 8 kali lipat atau menjadi Rp. 252 M pada tahun 2016. Peningkatan dana desa yang signifikans tersebut mulai dirasakan mulai tahun 2015 dengan anggaran mencapai Rp.143 M (Rp. 59.100.000.000,-APBK dan Rp. 84,4 M ADD-APBN).. 26. APBK Empat Tahun Tepat Waktu (sebelum Januari) sehingga Aceh Barat mendapat dana insentif sebanyak Rp. 39 M Tahun 2016. 27. WTP Pertama dalam sejarah Kabupaten Aceh Barat sebagai pembuka untuk mendapatkan dana insentif daerah dan tahun 2016 kembali mendapat WTP 28. Perencanaan Terbaik 1 dan III (Pangripta Nasional) dan Terbaik I sebanyak 3 kali Berturut-turut (Anugerah Prof. A Majid Ibrahim) 29. Melantik Keucik Definitif Paling Banyak sehingga hampir 94 % dari jumlah 322 keuchik yang ada di Aceh Barat telah definitif. Hal ini berarti hanya 20 keuchik saja yang masih berstatus Pjs. Selain itu, jumlah keuchik yang diberhentikan selama tahun 2013-2016 hanya berjumlah dua orang. 30. Kabupaten Dengan Status Sangat Memuaskan Dalam Pencegahan Korupsi. 31. Akuntabilitas Tertinggi Di Aceh (DD tahun 2012 menjadi CC di Tahun 2014 dan 2015).

32. Pemerintahan Gampong Paling Stabil setiap aduan selalu dilakukan croscek sehingga tidak ada yang dirugikan. 33. Menaikan Upah Aparatur Gampong Paling Besar sebesar 50% 34. Sangat Memperhatikan Peranan Perempuan, Anak dan Disablitas mengikut sertakan dalam Musrenbang serta penempatan anggaran yang jelas. 35. Paling Banyak Membangun Kantor Desa sehingga seluruh gampong di Aceh Barat sudah memiliki kantor desa 36. Paling Terbuka Masalah Informasi 37. Patuh Terhadap Pelayanan Publik 38. Menerima Kunjungan Studi Banding Terbanyak dari berbagai Kabupaten/Kota seperti Banyuwangi, dan lain sebagainya 39. LPPD Terbaik I 40. K2 terima SK 41. Paling Sedikit Melakukan Mutasi 42. Rekruitmen Lelang Jabatan 43. Paling banyak menyelenggarakan even kebudayaan Seperti PKAB, Tahun Budaya dan lain sebagainya. 44. Paling banyak Mengalang Dana CSR. 45. Paling banyak mengeluarkan Qanun.

21


22


23


Menekan Kemiskinan Lewat Program Pro Rakyat Dalam menekan angka kemiskinan Pemkab Aceh Barat terus melakukan upaya serius yang prorakyat untuk mengurangi beban masyarakat miskin dan memandirikan masyarakat. Alahmdulillah tahun 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka kemiskinan tahun 2015 dimana Aceh Barat satu satunya kabupaten menekan angka kemiskinan tertinggi yaitu 1 persen lebih atau mencapai 1,5 persen sehingga menjadikan Aceh Barat turun menjadi peringkat keempat. Bagi Aceh Barat ini prestasi disyukuri dan kerja keras selama kepemimpinan Bupati Aceh Barat, Dr (HC) HT Alaidinsyah dan Wakil bupati Drs H Rachmat Fitri HD MPA. Banyak program yang telah direalisasikan sejak 2012 hingga saat ini sepertipemberdayaan ekonomi masyarakat miskin dalam bentuk Kube (Kelompok Usaha Bersama), bantuan modal melalui APBK dan dana gampong, pembangunan dan rehabilitasi rumah dhuafa, listrik gratis dan serta beras gratis kepada masyarakat miskin. “Kita berusaha untuk memwujudkan program yang prorakyat, dengan memobilisasi dana pembangunan secara tepat program dan sasaran,� ujar Bupati Alaidinsyah.

24

Bupati yang akrab disapa Haji Tito menyatakan, program-program yang prorakyat secara bertahap terus direaliasikan pihaknya sehingga masyarakat melalui bantuan yang dibantu pemerintah baik dari kabupaten, provinsi hingga pusat dapat terus berkembang dan meningkatkan perekonomian. “Kita juga fokus terhadap rumah tidak layak huni mendapat perhatian secara bertahab dibantu,� ungkap Haji Tito. Aceh Barat selama kepemimpinan Bupati Haji Tito dan Wabup H Nanda melaksankan program rehab rumah dhuafa dengan rincian tahun 2014 sebanyak 40 unit (Rp 10 juta/unit) (dengan anggaran Rp 400 juta). Berikut tahun 2015 sebanyak 40 unit(Rp 12,5 juta/unit) (Rp 500 juta) serta tahun 2016 sebanyak 40 unit (Rp 12,5 juta/unit) (Rp 500 juta) dan direncanakan tahun2017 sebanyak 100 unit (Rp 14,73 juta/unit) sumber dana Otsus/ APBK dengan anggaran Rp 1,473 miliar. Pemkab Aceh Barat melakukan usaha ekonomi produktif (UEP) dengan rincian tahun 2015 disalurkan kepada 100 kepala keluarga (KK) di Johan Pahlawan, Meureubo dan Kaway XVI, tahun 2016


memberikan bantuan stimulan UEP, Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dan Sarana Lingkungan (Sarling) sejumlah 400 KK dengan total anggaran Rp 1,55 miliar dan tahun 2017 akan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat melalui UEP 40 orang Rp 2 juta/orang. “Kita berharap dengan sejumlah kegiatan termasuk bantuan PKH kepada masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Aceh Barat,” jelas Wabup Rachmat Fitri HD

Latih Pencari Kerja

Upaya meningkatkan kemampuan kerja, Aceh Barat melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja pada Balai Latihan Kerja (BLK) dengan anggaran Rp 1 miliar. Berikutnya tahun 2015 dilaksanakan 13 paket pelatihan dengan peserta 208 orang anggaran Rp 1 miliar. Selanjutnya 2016 sebanyak 13 paket dengan peserta 208 orang anggaran Rp 1,5 miliar,sedangkan dari APBN 7 paket dengan peserta 112 orang dan APBA sebanyak 2 paket dengan peserta pelatihan 40 orang. Direncanakan tahun 2017 Pemkab Aceh Barat melalui Dinsosnakertrans Aceh Barat akan melaksanakan kegiatan serupa dengan anggaran Rp 1 miliar.

Magang ke Jepang

Tahun 2016 Pemkab Aceh Barat melalui Dinsosnakertrans Aceh Barat melaksanakan pembinaan fisik dan mental calonpeserta magang luar negeri dengan anggaran swadaya tokoh masyarakat dan para insan peduli magang kerja di Jepang. Seban-

yak 11 orang lulus tingkat provinsi mengikuti training di BLKI Banda Aceh, training tingkat nasional pada Pusdiklat Kementerian Ketenagakerjaan di Bekasi untuk selanjutnya magang selama 3 tahun di perusahaan di Jepang (kerjasama IMM Jepang-Kemenaker RI). Direncanakan tahun 2017 Pemkab akan melaksanakan kegiatan serupa diikuti 322 orang dari seluruh gampong di Aceh Barat dengan anggaran Rp 188,9 juta sumber APBK setempat. Besar harapan akan menyerap ilmu dan pengalaman kerja pada perusahaan yang berada di Jepang dan membuka peluang usaha di daerah dalam rangka penyerapan tenaga kerja dan dapat mengurangi jumlah pengangguran di Aceh Barat.(*)

“Kita berusaha untuk mewujudkan program yang prorakyat, dengan memobilisasi dana pembangunan secara tepat program dan sasaran,” #Bupati Alaidinsyah.

25


Safari Subuh

Memakmurkan Masjid & Memperkuat Silaturrahmi

Salah satu upaya Pemkab Aceh Barat dalam memakmurkan masjid dengan melaksanakan kegiatan safari subuh digagas Bupati Aceh Barat, HT Alaidinsyah dan Wakil Bupati Drs H Rachmat Fitri HD MPA terbentuk pada tahun 2013 tepatnya 1 Muharram 1434 Hijriah. Kegiatan safari subuh meliputi shalat subuh berjamaah di masid-masjid dengan penyelenggaranya SKPK (Satuan Kerja Perangkat Kabupaten) yang

26

ditunjuk pada setiap hari Jumat dan Mnggu. Dalam setiap tiga bulan sekali dilaksanakan safari subuh akbar di Masjid Agung Baitul Makmur dengan mengundang penceramah agama dari dalam dan luar Aceh, namun sebelumnya setiap hari Sabtu dilaksanakan di kecamatan.


Mendanai Kegiatan Keagamaan Terbesar

Dalam upaya memperkuat pelaksanaan Syariat Islam, Bupati Alaidinsyah bersama Wakil Bupati Drs Rachmat Fitri HD MPA sejak kepemimpinannya telah memfokuskan diri pada kegiatan amar makruf nahi mungkar dan membangun sarana dan prasarana masjid serta dayah sebagai pusat tammaddun Islam untuk meningkatkan aklak dan sumber daya manusia di Aceh Barat.

tuk kelancaran proses belajar mengajar sebanyak 8.843 santri dan 942 guru pada 81 dayah di Aceh Barat. “Kedepan tahun anggaran 2017 untuk dayah akan kita tingkatkan lagi, dimana setiap dayah akan mendapatkan minimal Rp 5 hingga Rp 100 juta/tahun. Ini tergantung jumlah santri dengan total anggaran Rp 4 miliar,� ujar Bupati Alaidinsyah yang akrab disapa Haji Tito.

Kegiatan amar makruf diantaranya pelaksanaan majelis taklim di sekolah, seluruh gampong serta lembaga pemerintah, nahi mungkar berupa penegakan peraturan daerah tentang Syariat Islam mulai dari berbusana hingga ke tempat keramaian serta fokus pada pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dayah seperti bilik santri, balai drah dan MCK. Kalau di sekolah tersedia dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di Aceh Barat sejak 2013 atau selama kepemimpinan pasangan ini di Dayah diberikan Dana Operasional Dayah (DOD) yang telah diprogramkan dengan anggaran Rp 1,2 miliar un-

27


Membebaskan Daerah Terisolir Keberadaan 10 desa terisolir di Aceh Barat yang belum dapat dilalui kendaraan roda empat pada awal masa pemerintahan DR (HC) HT Alaidinsyah dan Drs H Rachmat Fitri HD MPA, tentu merupakan sebuah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan demi peningkatan ekonomi rakyat desa tersebut dan pemerataan pembangunan. Mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan daerah untuk membangun infrastuktur jalan maupun jembatan guna mengakses daerah tersebut, hal ini tentunya menjadi tidak semudah yang dibayangkan. Namun keseriusan Pemkab Aceh Barat dibawah kepemimpinan HT Alaidinsyah dan H Rachmat Fitri HD beserta perangkat dan seluruh masyarakat Aceh Barat dapat terwujud, sehingga dari 10 desa yang terisolir pada tahun 2012, saat ini hanya tinggal 4 desa lagi yang belum dapat diakses kendaraan roda empat. Enam desa tersebut adalah Gampong Pungki, Lawet, Alue Keumang, Babah Lueng dan Sipot. Sementara desa yang masih belum dapat dilewati kendaraan roda 4 adalah Canggai, Ujong Raja, Antong dan Sikundo. “Namun hal ini akan diatasi dalam waktu mendatang. Kita serius dalam melakukan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan sebagai akses untuk menghubungkan daerah terisolir,� ujar Wabup Aceh Barat, H Rachmat Fitri HD yang akrab disapa Haji Nanda. Beberapa instrastrukur memperbaiki daerah tertinggal dan terisolir meliputi jembatan Gantung Gunong Buloh-Pungki di Desa Gunong Buloh Sungai Mas sepanjang 120 meter merupakan

28

jembatan gantung yang dapat dilalui kendaraan roda empat. Keberadaan jembatan ini telah membebaskan Desa Pungki Sungai Mas dari kondisi terisolir yang difungsikan tahun 2014. Jembatan rangka baja Lango di Kecamatan Pante Cermin, menghubungkan Keude Pante Cermin dengan Desa Lango. Keberadaan jembatan ini, Desa Lango, Lawet, Babah Lueng dan Alue Keumang terbebas dari isolir dan kini sudah dapat dilalui kendaraan roda empat yang mulai difungsikan tahubn 2015. Sama halnya dengan jembatan gantung Gunong Buloh-Pungki, jembatan ini merupakan jembatan gantung yang dapat dilalui kendaraan roda empat. Dengan fungsionalnya jembatan gantung tahun 2015 dan selesainya pembangunan jalan Tamping-Cot Mangi, maka Desa Cot Manggie, Babah Iseung, dan Alue Keumang dapat terhubung dan dilalui kendaraan roda empat. Sikundo merupakan desa terpencil di Kecamatan Pante Ceureumeen. Untuk mencapai desa ini harus melintasi medan berat dan belum ada akses jembatan yang menghubungkan ke desa tersebut, sehingga tidak dapat dilalui dengan menggunakan kendaraan roda empat. Setelah melakukan kunjungan kerja Bupati Aceh Barat Haji Tito ke Desa Sikundo beberapa bulan yang lalu, Haji Tito berencana untuk membangun jembatan gantung yang dapat dialui kendaraan roda empat yang pembangunannya secara bertahap diharapkan dapat dimulai pada tahun 2017.


Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Mulai tahun 2014 melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Aceh Barat memberikan bantuansosial kepada masyarakat melalui Kube sebanyak 12 kelompok menerima Rp 10 juta/kelompok (Rp 120 juta) berupa bantuanusaha dalam bentuk barang serta pelatihan/pendampingan penerima hibah bantuan tersebut. Bantuan serupa direalisasikan tahun 2015 melalui Kube-Fakir Miskin (Kube-FM) untuk 15 kelompok anggaran Rp 150 juta di 12 kecamatan sumber APBK. Disamping itu 20 kelompok di Samatiga, Arongan Lambalek, Sungai Mas dan Bubon sumber dana APBA. Demikian juga Kube-Program Keluarga Harapan (Kube-PKH) kepada 32 kelompok di Johan Pahlawan, Arongan Lambalek, Kaway XVI dan Bubon dana APBA. Selanjutnya Kube-PKH untuk 206 kelompok (Rp 4,1 miliar) untuk Woyla,Woyla Timur, Woyla Barat, Panton Reu dan Pante Ceureumen sumber APBN dalam bentuk transfer dana tunai. Kube-Perkotaan 50 kelompok menerima Rp 20 juta (Rp 1 miliar) tersebar di Johan Pahlawan sumber APBN. Berikutnya Kube-Komunitas Adat Terpencil (Kube-KAT) untuk 7 kelompok di Woyla Timur dan Pante Ceureumen sumber APBA. Selanjutnya Kube-Eks Kombatan (Kube-Eks Kombatan) 2 kelompok pesertanya dari mantan kombatan di Aceh Barat. Sementara 2016 bantuan sosial kepada masyarakat Kube-FM untuk 15 kelompok menerima Rp 10 juta (Rp 150 juta) di Bubon, Samatiga dan Woyla. “Tahun 2017 juga akan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat melalui Usaha Ekonomi Produktif (UEP) sebanyak 40 orang dan menerima Rp 2 juta/orang,� ujar Kadisosnakertrans Aceh Barat, Ir Shah Triza Putra Utama.(*)

29


Membangun Jalan Dua Jalur, Mengembangkan Ekonomi

30


31


32


Menggelorakan kembali

“Aceh Barat Berbudaya” Dimasa kepemimpinan HT. Alaidinsyah dan H.Rachmat Fitri selaku Bupati dan Wakil Bupati kerap melakukan gebrakan yang menarik minat masyarakat luas. hal ini bertujuan menggelorakan kembali Slogan daerah ini sebagai Aceh Barat Berbudaya, Salah satunya adalah dengan penyelenggaraan even-even kebudayaan seperti PKAB, seminar budaya (Syareh budaya), lomba puisi perjuangan,temu penyair nusantara dan asia tenggaradan lain sebagainya. Tujuannya tidak lain untuk menaruh kembali marwah Kabupaten Aceh Barat akan budayaagar tidak luntur ditelan waktu dan tergerus oleh zaman sehingga tetap dikenaloleh generasi mendatang. Sejumlah even budaya yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dalam rentang waktu 2013-2017 dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tahun 2013 sd. 2017

Kegiatan Peringatan syahidnya Teuku Umar Johan pahlawan

2013 dan 2015 Pelaksanaan Tahun Budaya Aceh Barat 2013 sd. 2017

Lomba Paduan Suara Gita Bahana Nusantara 2013 sd. 2017 Lomba Qasidah Gambus Tingkat AnakAnak 2013 sd. 2017 Lomba Pemilihan Duta Wisata 2014 dan 2016 Pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh Barat

2015 sd. 2015 2013 sd. 2017

Even Lomba puisi perjuangan dan lomba paduan suara “Himne Teuku Umar dan Lagu-Lagu Perjuangan, drama tewasnya Teuku Umar, Napak Tilas dan pamenran foto perjuangan Lomba-lomba seni tradisional, antara lain: Tari Lanup Lampuan, Dalail Khairat, Zikir Maulid, Rebana, Rapai Geleng, Seudati Tunang, Rapai Debus, Serune Kale, dan Rateb Meuseukat Lomba lagu-lagu Perjuangan (solo) Lomba lagu-lagu nuansa Islami (solo)

Pengetahuan Umum, wawasan, kepribadian dan talenta, kemampuan baca Al Qur’an dan Bahasa Inggris Pelaksanaan pawai budaya, lomba tari tradisional, kenduri Rakyat, Karnaval, Meulaboh Expo, Pameran Budaya, lapak Buet Jaroe, Anugerah Budaya, Lomba Masak Tradisional, Permainan Rakyat, Pameran Pembangunan, Eksebisi Teumpen Seni, Syareh Budaya, pameran foto dan lukisan, baca puisi nusantara, pagelaran adat, dll Peringatan HUT Kota Festival Meulaboh Band Aceh dan Lomba Tari Tradisional Meulaboh Pembinaan Kesenian Lomba seni tradisional

33


& Penginapan di Meulaboh

Hotel Meuligoe

Losmen Mustika Sari

Hotel Tiara

Losmen Padang Raja

lokasinya di Jalan Iskandar Muda, Ujong Kalak. 0655 7551550 / 0851 0239 7171

Jalan T Umar, Ujong Kalak. 0655 7551458 / 0851 0900 9968

Beringin Familiar Hotel Jalan Beringin Jaya Seuneubok. 0655 7551322

Losmen Aiva

Jalan Nasional, Ujong Baroh. 0655 7018689

Losmen Montela

Jalan Gajah Mada, Drien Rampak. 0852 7777 1119

Losmen Lisa

Jalan Singgahmata II, Kuta Padang. 0655 7551988

Losmen Abadi

Jalan Tgk Chik Dirundeng, Ujong Baroh.

34

Jalan Blang Meuria, Ujong Baroh. 0655 7007486

Lorong Manggis, Ujong Baroh.

Losmen Pelita Jaya

Jalan Singgah Mata No. 118 Desa Ujong Baroh 0655 7031479

Wisma Anggrek

Jalan Gajah Mada, Drien Rampak.

Wisma Permata Ibunda Jalan Iskandar Muda, Kuta Padang. 081377182830

Wisma Syariah

Jalan Nasional No. 207 Desa Rundeng 085277806462

Wisma Putroe Cut

Jalan Iskandar Muda Desa Kuta Padang


Seuneubok

Jl. Imam Bonjol Mesjid Agung Baitul Makmur Sp. Kisaran

Rundeng

Jl. Gajah Mada Jl Nasional

Jl. Iskandar Muda

Sp. Pelor

Ujung Kalak Jl. Teuku Umar

Jl. Samudera II Bundaran taman Nurul Huda

Paggong Suak Indrapuri Ujung Karang

35


36


3.1. 3.1.1.

Hutan Lindung Luas

: 102.558,47 ha

Persentase : 35,03 %

Penggunaan Lahan

3.1.2.

Hutan Produksi Luas

: 4586,97 ha

Persentase : 1,57 % 3.1.3.

Pertanian Lahan Basah Luas

: 21.563,95 ha

Persentase : 7,36 % 3.1.4.

Pertanian Lahan Kering Luas

: 12.713,87 ha

Persentase : 4,34 % 3.1.5.

Perkebunan Besar Luas

: 51.421,35 ha

Persentase : 17,56 % 3.1.6.

Perkebunan Rakyat Luas : 64.269,20 ha Persentase : 21,95 %

3.1.7.

Permukiman Perkotaan Luas : 102.558,47 ha Persentase : 35,03 %

3.1.8.

Permukiman Pedesaan Luas : 4586,97 ha Persentase : 1,57 %

3.1.9.

Industri Luas : 21.563,95 ha Persentase : 7,36 %

3.1.10. Pertambangan Luas : 12.713,87 ha Persentase : 4,34 % 3.1.11. Perikanan Tangkap Luas : 51.421,35 ha Persentase : 17,56 % 3.1.12. Perikanan Budidaya Luas : 64.269,20 ha Persentase : 21,95 %

37


Mengukir Prestasi bersama Pramuka Musyawarah Cabang Kwartir Gerakan Pramuka Aceh Barat yang digelar pada 31 desember 2015 lalu, diikuti pengurus 12 kwartir ranting atau camat seluruh kecamatan secara aklamasi menunjuk kembali Kakak Drs. H. Rachmat Fitri HD, MPA, sebagai Ketua Kwartir Gerakan Pramuka Aceh Barat untuk masa jabatan 2016 – 2021 dengan pengesahan pada sidang paripurna musyawarah cabang. Di masa jabatan lima tahun yang lalu, kakak Drs.H Rachmat Fitri HD, MPA atau akrab di sapa kak Nanda telah banyak menorehkan keberhasilan dan membuahkan prestasi gemilang bagi organisasi kepanduan di Aceh Barat. Ada beberapa penghargaan bergengsi dari kepramukaan yang dicari dan diharapkan oleh para pemimpin daerah di Indonesia, namun Kabupaten Aceh Baratlah yang dipilih dan dianggap layak untuk menerima dua penghargaan Lencana Darma Bakti tahun 2014 yang disematkan langsung oleh ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka kakak Adyaksa Dault

38

bertepatan dengan HUT Kemerdekaan R.I ke 69 di Jakarta. Lencana Darma Bakti pertama diberikan kepada Kakak HT Alaidinsyah yang menjabat sebagai Ketua Pembina Cabang Gerakan Pramuka Aceh Barat yang dinilai telah berhasil memberikan spirit, membantu memberikan dukungan dana dan berbagai kemudahan fasilitas penunjang terlaksananya kegiatan Kepramukaan di Aceh Barat. Dari Provinsi Aceh penghargaan ini hanya diberikan kepada dua kepala daerah selaku Kamabicab yaitu Aceh Barat dan Kota Subulussalam. Lencana Darma Bakti kedua diberikan kepada Kakak Drs.H Rachmat fitri HD,MPA atau Kak Nanda yang menjabat sebagai Ketua Kwartir Gerakan Pramuka Aceh Barat dinilai telah berhasil memimpin kegiatan kepramukaan yang dulunya sempat vakum kemudian bangkit dengan membentuk kwartir ranting diseluruh Kecamatan serta mengaktifkan kembali gugus depan disekolah-sekolah.

Penghargaan yang diterima kak Nanda ini merupakan satu-satunya penghargaan bagi Kakwarcab di Provinsi Aceh. Selain itu, penghargaan lainnya juga diterima organisasi ini yaitu dari Pramuka Negera Malaysia berupa Pingat yang merupakan medali bagi pembina dan pemimpin gerakan pramuka berprestasi, penghargaan ini secara khusus ganya diberikan untuk Gerakan Pramuka Aceh Barat. Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Aceh Barat. Di bawah kepemimpinan kak Nanda telah melantik ketua pembina ranting di dua belas Kecamatan, dalam 12 ranting tersebut terdapat 180 gugus depan di tingkat siaga (sekolah dasar) 59 gugus depan tingkat penggalang (SMP) dan 35 gugus depan tingkat penegak (SMU) Seluruh gugus depan di seluruh kwartir ranting kini telah mendapat nomor dan memliki papan nama. Disamping itu, secara rutin tingkatan sekolah mengadakan jambore dan mengeglar pesta siaga sebagai pengasahan ketrampilan dan kecekatan praja dalam berbagai perlombaan.


Akuntabilitas Tertinggi Di Aceh Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintahsaat ini. Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan akuntabilitas serta sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome). Maka pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas dan teratur dan efektif yang disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Akuntabilitas merupakan kata kunci dari sistem tersebut yang dapat diartikan sebagai perwujudan dari kewajiban seseorang atau instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban dan berupa laporan akuntabilitas yang disusun secara periodik. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah atau disingkat dengan SAKIP tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahyang mana didalamnya menyebutkan SAKIP merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklarifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat merespon positif intruksi yang ditujukan kepada setiap Pemerintah Daerah, dengan mempersiapkan dan menyusun laporan kinerja pemerintah, dimana sebelumnya pada tahun 2012 nilai yang didapat untuk laporan kinerja adalah DD mengalami peningkatan dengan meraih predikat Akuntabilitas Tertinggi se-Aceh yang dicapai pada tahun 2014 dan 2015 dengan predikat CC.

39


Menebar Bibit Hingga Pembangunan Jembatan Sektor Kelautan dan dan Perikanan mulai 2013 hingga 2016 telah dilaksanakan pendistribusian benih ikan, pakan kepada petani pembudidaya dengan jenis ikan kepada petani pembudidaya antara lain ikan mas, lele, nila, bandeng dan udang windu dengan jumlah total benih mencapai 500.000 ekor lebih. Untuk pakan ikan telah terdistribusi hampir 20 ton selama empat tahun terakhir ini. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Barat, M Ikbal SP menjelaskan, pembangunan kolam rakyat berupa kolam terpal, pengadaan keramba tancap, dan pengembangan kepiting soka. Sebanyak 11 paket atau 13 hektare kolam rakyat telah terbangun selama kurun waktu empat tahun terakhi. Sedangkan pengadaan kolam terpal dan keramba tancap masing-masing 23 unit (83 petak), 40 unit, pengadaan keramba jaring apung, jumlah yang tersalurkan adalah 9 unit (50 petak). Kegiatan pengembangan kepiting soka dimulai tahun 2016 diharapkan memberikan contoh budidaya dengan komoditas baru. Kegiatan pembangunan TPI telah terlaksana sebanyak 2 unit, pembangunan tambatan kapal 3 unit, pembangunan lapak 1 paket dan pengadaan sarana air bersih 1 paket. Terdapat kegiatan normalisasi muara Krueng Ujung Drien untuk lalu lintas boat dan penting mengingat telah terjadinya pendangkalan sungai sehingga lalu lintas boat kembali lancar. Untuk perikanan tangkap berupa pengadaan sampan 128 unit, pengadaan perahu motor 8 unit, pengadaan jaring udang 400 set, pengadaan Gill Net 600 set, pengadaan Fish Finder 20 unit, pengadaan GPS 5 unit, pengadaan bubu sungai 220 unit, pengadaan pancing 2.200 unit, pangadaan pukat pantai 2 unit dan pengadaan jala 212 unit. Untuk pengawasan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan (trawl) dengan melaksanakan patroli Dinas Kelautan dan Perikanan dibantu satuan TNI dan Polisi di-

40

harapkan dapat menjaga kelestarian sumber daya Kelautan dan Perikanan. Pengadaan dapur pengasapan ikan 12 unit, lemari pajangan 24 unit, Cold Box dengan berbagai ukuran 592 unit, mesin pengemas vakum 3 unit, pengadaan tikar jemur 46, para-para 209 unit dan timbangan duduk 35 unit. Demikian juga kegiatan peningkatan kapasitas pengolahan hasil perikanan diharapkan pelaku usaha dengan produk olahan hasil perikanan dibekali ilmu untuk mendapatkan produk baru dari olahan ikan. Diharapkan peserta dari ibu-ibu merupakan istri nelayan dibekali cara mengolah hasil perikanan, packing hingga strategi pemasaran. Demikian juga saat ini Pemkab Aceh Barat sedang diselesaikan pembangunan jembatan Pertamina untuk memudahkan lalu lintas boat nelayanan ke Krueng Meureubo.(*)


Potensi Jeureunang Jernang merupakan salah satu diantara buah hasil tanaman hutan bukan kayu yang memiliki penamaan ilmiah Daemonorops sp. Bahan baku ini di dunia perdagangan lebih dikenal dengan istilah “Dragon blood” dan di Indonesia ditemukan dari hutan Kalimantan, Sumatera, Jambi, Bengkulu dan Aceh.Hasil jernang dari Aceh merupakan produsen terbesar dengan kualitas bahan baku terbaik. Kebutuhan untuk pasar ekspor yang selama ini seperti negara Malaysia, China dan Singapura. Ketiga negara tersebut merupakan produsen barang jadi berbagai produk mengunakan bahan baku getah jernang Kondisi harga bahan baku buah rotan jernang di Aceh ditampung seharga Rp. 300.000 per kilogram, sementara apabila sudah diolah produksi resin/getah menjadi bahan ekspor maka harganya mencapai Rp. 5 juta/kilogram Getah buah jernang diincar dunia untuk dijadikan bahan baku pewarna didalam industri sebagaimana marmer, alatalat batu, keramik, kayu, cat, kepentingan industri farmasi, kertas, serbuk untuk pasta gigi, serta ekstrak tanin. Sehingga tidak mengherankan apabila komoditas getah jernang diyakini tak pernah sepi dari permintaan pasar. Potensi Area Dalam wilayah Aceh Barat budidaya jernang tersebar di beberapa tempat dan sangat dibutuhkan pengelolaan yang profesional agar menghasilkan resin/getah jernang berkualitas ekspor. Berikut data potensi areal perkebunan rakyat komoditi jernang. 

Kecamatan Meureubo

 - - -

Kecamatan Pante Ceureumen Luasan  20 ha Gampong Suak Awe, koordinat 04°22’10.67” LU dan 096°13΄49.89˝ BT Gampong Menuang Kinco, koordinat 04°23’09.15” LU dan 096°14΄52.75˝ BT

 - -

Kecamatan Bubon Luasan  5 ha Gampong Layung, koordinat 04°19`22.8``LU dan 096°05`22.6`` BT

 - -

Kecamatan Woyla Luasan  5 ha Gampong Alue Sikaya, koordinat 04°23`49.97`` LU dan 096°04`19.58`` BT

 - -

Kecamatan Woyla Timur Luasan  5 ha Gampong Alue Bili, koordinat 04°28`50.08`` LU dan 096°03`45.3`` BT

 - -

Kecamatan Woyla Barat Luasan  5 ha Gampong Blang Luah, koordinat 04°17`25.2`` LU dan 096°00`48.4`` BT

 - - -

Kecamatan Sungai Mas Luasan  20 ha Gampong Geudong, koordinat 04°30`59.60`` LU dan 096°06`56.82`` BT Gampong Tungkop, koordinat 04°32`06.98`` LU dan 096°06`34.50`` BT

 - - -

Kecamatan Panton Reu Luasan  10 ha Gampong Mugo Cut, koordinat 04°24`52.1`` LU dan 096°11`00.3`` BT Gampong Mugo Rayeuk, koordinat 04°25΄33.6˝ LU dan 096°11΄39.9˝ BT

- -

Luasan  5 ha Gampong Bukit Jaya, koordinat 04°08’36.2”LU dan 096°15΄14.4˝ BT

41


Pembangunan Sarana Olah Raga Dalam upaya peningkatan sarana dan prasarana olahraga, Pemkab Aceh Barat membangun stadion mini di setiap kecamatansecara bertahap dan merata yang dimulai dengan membangun stadion mini di Gampong Tungkop untuk Kecamatan Sungai Mas, Menuang Kinco untuk Kecamatan Pante Cermen pada tahun 2015 dan tahun 2016 stadion mini untuk Woyla Barat,Panton Reu, Bubon, dan Arongan Lambalek. Selain itu menambah fasilitas pendukung seperti penimbunan lapangan sepakbola seperti Lapangan Bola Kaki Gampong Pasie Aceh, Alue Tampak, Ujong Tanjong, Lapangan Takraw, Bola Voli di Johan Pahlawan, Meureubo, Kaway XVI, Woyla Barat, Panton Reu dan renovasi pagar stadion lapangan Bola Kaki Keude Aron, SMK 2 Johan Pahlawan dan penimbunan Lapangan Bola Kaki Suak Seumaseh Samatiga serta sarana lainnya. Untuk tingkat kabupaten sedang dilaksanakan pembangunan Gedung Olahraga dan Seni (GOS) di Kecamatan Meureubo sertaLapangan Bola Standar di Kecamatan Johan Pahlawan. Pembinaan cabang olahraga prestasi di tingkat daerah antara lainkompetisi olahraga usia dini (Danone), pengembangan olahraga rekreasi (kompetisi antarinstansi Pemkab Aceh

42


Gedung Olah Raga & Seni

di Gampong Pasie Pinang, Kec. Meureubo

43


PROFIL SKPK

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG MERATA

Sampai dengan saat ini panjang jalan di Kabupaten Aceh Barat telah mencapai 897,77 Km yang terdiri dari jalan yang dikelola Pusat sepanjang 56,28 Km, yang dikelola Provinsi sepanjang 146,25 Km dan yang dikelola Pemerintah Daerah sepanjang 677,24 Km. Dari panjang jalan yang dikelola Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, yang telah beraspal sepanjang 300,34 km dan yang masih belum beraspal sepanjang 376,90 km.

44

Jalan ini sangat dibutuhkan bagi masyarakat dalam menjalankan aktivitas produksinya sehari hari. Dengan tersedianya jalan yang berkualitas akan berdampak secara tidak langsung bagi perekonomian di Kabupaten Aceh Barat. Apalagi kini hampir semua Gampong yang ada di Kabupaten Aceh Barat selama Pemerintahan HT. Alaidinsyah dan Haji Nanda sudah dapat dilalui kendaraan roda 4 sehingga sangat memudahkan akses distribusi barang dan jasa.


Salah satu pembangunan nyata yang dapat dirasakan masyarakat Aceh Barat selama empat tahun kepemimpinan Bupati Alaidinsuah dan Wabup Rachmat Fitri, kebe hasilan pembangunan insfrastruktur dan sarana publik tersebar di kec matan dan perkotaan. Pembangunan jalan dan jembatan telah memberi kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan aktifitasnya. Pembangunan lain berupa rumah dhuafa, Pasar Bina Usaha, Jembatan Krueng Cangkoi untuk meningkatkan pemanfaatan Krueng Meureubo, Jembatan Pasi Masjid untuk mengurai lalu lintas supaya tidak terkonsentrasi di kota, Jembatan Lango serta membuka akses ke Pante Ceureumen dan Panton Reu serta pembangunan Gdung Seni dan Olah Raga di Pasi Pinang yang sedang pengerjaan fisik. Bupati dan Wabup juga akan membangun sport center di Geunang Geudong, Kecamatan Kaway XVI untuk bidang kepemudaan dan olahraga. Tekad tersebut, mendapat duku gan pemerintah pusat. Menteri Pemda dan Olahraga (Menpora) RI, ImamNahrawi berjanji akan mengalokasikandana dalam APBN untuk pembangunan pusat olah raga terpadu tersebut di Aceh Barat(*)

45


Pembangunan Rumah Masyarakat

RUMAH DHUAFA Sepanjang Tahun 2013 – 2016 jumlah rumah dhuafa yang dibangun telah mencapai 749 unit dan yang direhab sebanyak 286 unit. Pembangunan dan rehabilitasi rumah ini tersebar di 12 Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Barat. Pemberian rumah dhuafa dilakukan berdasarkan verifikasi tim Pemerintah Daerah yang di bentuk berdasarkan Surat keputusan Bupati Aceh Barat. Hasil verifikasi administrasi dan cek lapangan, hanya pemohon yang dianggap layak dan memenuhi kriteria saja yang di berikan rumah dhuafa tersebut. Membayar Listrik 3.323 Rumah Kaum Dhuafa Untuk meringankan beban masyarakat ekonomi lemah, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2015 telah melaksanakan pembayaran listrik gratis bagi masyarakat miskin yang menempati rumah dhuafa. Program ini disambut baik oleh masyarakat sasaran karena telah meringankan pengeluarannya sehari-hari. Mereka sangat berharap program ini terus berlanjut hingga mereka mapan dalam berusaha menghidupi kebutuhannya secara mandiri. Adapun jumlah rumah yang telah dibayardan dipasang instalasinya selama tahun 2015 sebanyak 3.922 rumah

46


KELANCARAN TRANSPORTASI LAUT Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Aceh Barat dalam agenda pembukaan pelaksanaan Pendidikan/ Sekolah Vodkasi Program Pemberdayaan Masyarakat (BPSDMP/ BP2IP Malahayati pada jumat 9/12 bertempat di aula gedung terminal Pelabuhan Penyeberangan Meulaboh, di Desa Gampong Tengoh, Kecamatan Samatiga . Menhub menyampaikan Provinsi Aceh adalah salah satu tempat yang potensial, banyak

orang pintar, orang energik yang sudah semestinya mendapat kesempatan yang baik untuk dunia kerja di bidang perkapalan. Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu daerah yang terkena tsunami pada tahun 2004 lalu yang kini telah bangkit dengan berbagai program pembangunan.pelabuhan penyeberangan yang merupakan salah satu wujud perhatian Pemerintah Pusat kepada daerah kami sebagai sarana transportasi antar daerah di barat selatan Aceh

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Perhubungan bersama Wakil Bupati Aceh Barat Drs. H. Rahcmat Fitri HD yang keduanya yang merupakan alumni Universitas Gajah Mada Yogyakarta berkesempatan meninjau kondisi dermaga pelabuhan penyeberangan Meulaboh dan menaiki KMP Teluk Sinabang yang sedang memuat penumpang.

47


TAMAN KOTA Ruang terbuka hijau kota pada jalur median jalan berupa koridor hijau jalan merupakan salah satu program penghijaun pada jalur jalan, yang penataannya dapat menciptakan kenyamanan bagi pengguna jalan. Salah satu elemen pembentuk ruang terbuka kota yaitu pohon-pohon yang ditanam disepanjang jalan. Penanaman pohon peneduh seperti Pohon Angsana (Pterecarpus indicus) pada koridor hijau jalan tidak hanya berfungsi sebagai peneduh, namun juga dapat menyerap polusi disekitar areal penanaman, sehingga penguna jalan yang melintas dapat merasakan langsung suasana nyaman, aman dan bersih. Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Aceh Barat, Adi Yunanda SE mengatakan, pada tahun 2016, telah dilakukan kegiatan penanaman pada koridor hijau jalan terutama pada ruas jalan Nasional. Berikutnya tahun ini, juga diprogramkan pembangunan pedestrian walk atau jalur pejalan kaki yang merupakan bagian dari ruang terbuka kota di sepanjang simpang pelor hingga mall Meulaboh. Diakuinya, dalam kegiatan ini juga tidak luput dalam rangka menciptkan iklim yang nyaman, aman dan bersih pada lingkungan sekolah, badan, dinas, kantor serta fasilitas umum, pemerintah juga memprogramkan penghijauan pada lokasi yang dimaksud.(*)

48

PIALA ADIPURA

PIAGAM ADIPURA


Selain membangun infrastruktur jalan dan jembatan di desa terpencil dan terisolir, Pemkab Aceh Barat terus bekerja sama dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh dalam melakukan pembangunan infrastruktur pendukung perokonomian di pusat kota di Meulaboh. Menurut Kadis Bina Marga Aceh Barat, Oskar Muda Dilaga ST, beberapa kegiatan pembangunan pendukung perekonomian pada Kota Meulaboh di antaranya pembangunan jalan dua jalur di Jalan Gajah Mada untuk memberikan akses yang lebih luas untuk RSU Cut Nyak Dhien Meulaboh dan pusat Pemerintahan Kantor Bupati Aceh Barat terhadap perdagangan. Pelebaran jalan nasional Meulaboh hingga ke perbatasan dengan Nagan Raya menjadi dua jalur. Demikian juga pemeliharaan dan peleb-

aran jalan Meulaboh – Geumpang (Pidie) dan pembangunan jembatan Pasie Mesjid, pembangunan jembatan Pertamina, rencana pembangunan jalan lingkar kota Meulaboh. Keberhasilan Pemkab Aceh Barat dalam pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan dalam rangka meningkatkan perokonomian masyarakat ini, tidak terlepas dari dukungan masyarakat terhadap setiap kebijakan HT Alaidinsyah selaku kepala daerah di Aceh Barat. Pemkab Aceh Barat juga fokus dalam pembangunan jalan menuju ke kampus Universitas Teuku Umar (UTU) yang dibangun secara bertahap menjadi jalan dua jalur,. Dukungan Pemkab terus dilakukan sehingga jalan menuju sejumlah kampus negeri di Aceh Barat meliputi UTU, STAIN, dan AKN semakin lancar.(*)

49


Rumah Sakit Regional dan Puskesmas Rawat Inap P e m e r i n t a h Pusat dan P e m e r i n t a h Aceh telah menetapkan Aceh Barat sebagai salah satu daerah akan dibangun Rumah Sakit (RS) Regional untuk melayani kesehatan bagi masyarakat di wilayahh barat Aceh meliputi Aceh Barat, Aceh Jaya, Abdya dan Nagan Raya. Untuk mendukung komitmen tersebut Pemkab Aceh Barat telah menyediakan lahan seluas 8,2 hektare di Meulaboh. Tahun 2016 dilakukan pematangan lahan dan Pemerintah Aceh menyiapkan Detail Engineering Design (DED)-nya. Sementara pusat menyatakan RS Regional mulai dibangun tahun 2017 yang manajemennya ke depan akan dikelola RS Cut Nyak Dhien Meulaboh. Keberadaan pembangunan RS Regional bertujuan menyediakan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan akses yang merata serta berkeadilan bagi masyarakat Aceh Barat dan kabupaten dalam wilayah regional tersebut. RS Regional itu dengan jumlah tempat tidur 350 unit dengan luas bangunan sekitar 24.208 m2 dengan tipe B. Selain RS Regional yang mendapat perhatian serius selama kepemimpinan Haji Tito dan Haji Nanda, juga keberadaan Puskesmas, Pustu, Posyandu dan pos layanan kesehatan di Aceh Barat. Untuk saat ini, Puskesmas Woyla sudah ditingkatkan status menjadi rawat inap sehingga warga di wilayah kecamatan sekitar tidak perlu ke pusat kota di Meulaboh kecuali tidak dapat ditangani di Puskesmas tersebut. Secara bertahap Puskesmas yang berjumlah 13 unit di Aceh Barat terus ditingkatkan termasuk SDM, dan sarana sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat terus baik.(*)

50


51


Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Model Pelayanan Islami Dalam upaya menerapkan pelaksanaan Syariat Islam secara kaffah, Pemda Aceh Barat, Kamis, 29 September 2016 meresmikan model pelayanan keseharan islami di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh. Penerapan layanan berbasis islami ini tentunya diharapkan mampu meningkatkan peran rumah sakit daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat, baik dari segi kesehatan serta dari segi pelayanan saat berada di rumah sakit dengan layanan prima, bersahabat serta sesuai syariah. Bupati Aceh Barat, HT Alaidinsyah dalam sambutannya berharap dengan adanya pelayanan islami ini RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh terus melakukan pembenahan pelayanan dan inovasi. “Saya berharap RSU Cut Nyak Dhien terus melakukan inovasi dan pengembangan di segala bidang, minimal dapat mengurangi stigma di masyarakat bahwa, masuk rumah sakit bukanlah hal yang menyeramkan. Namun dengan penerapan karakteristik sifat kekeluargaan, bahwa rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang bersahaja dan menyenangkan,” ujar bupati yang akrab disapa Haji Tito ini. Menyangkut penerapan model pelayanan islami, Bupati HT Alaidinsyah mengingatkan seluruh jajaran di BLUD RSU Cut Nyak Dhien agar menjadikan tata cara ini sebagai karakteristik dalam melayani, bukan hanya dalam masa-masa tertentu, namun harus berkesinambungan dan menjadi ciri khas, “Berikan citra yang positif dari sebuah pelayanan kesehatan yang dijalankan,”ujar bupati yang mendapatkan sambutan hangat dari seluruh petugas medis.

52

Tak hanya itu, dalam tahun 2016 ini Aceh Barat juga sedang melaksanakan pembangunan Balai Zaitun untuk menampung penanganan kejiawaan dan Gedung Rehabilitasi Narkoba yang berlokasi di Kecamatan Kaway XVI. Bupat juga berkeinginan menjadikan Aceh Barat sebagai pusat jasa pengobatan di wilayah barat selatan Aceh.


Aplikasi Pelayanan Kesehatan Islami berfokus pada Pelayanan Kesehatan Islami dalam prilaku melayani, seperti mengucapkan salam saat memasuki ruangan pasien, setiap memulai pekerjaan mengucapkan basmallah dan mengakhirinya dengan hamdallah, mengingatkan pasien dan keluarga untuk shalat lima waktu tepat pada waktunya, menganjurkan pasien untuk selalu berdzikir, mendoakan pasien pada setiap akhir pelayanan, pemisahan ruangan pasien laki-laki dan perempun, menganjurkan pasien untuk menutup Aurat.

Pelayanan Kesehatan Islami bentuk pengelolaan asuhan medik dan keperawatan kepada pasien dengan kaidah-kaidah Islam untuk mewujudkan tata laksana yang khas rumah sakit dan dapat terciptanya sinergi yang baik antara fungsi rumah sakit dan pribadi (para karyawan dan pasien), dengan menjadikan semangat bekerja sebagai bagian dari ibadah.

Melakukan doa bersama setiap apel pagi dan setiap melalukan operan pagi diruangan, Majelis Taklim setiap 2 minggu sekali di Mushallah Rumah Sakit, Shalat Lima Waktu Berjamaah di Mushallah rumah sakit, Tausiah setiap pagi oleh rohaniawan melalui pengeras suara yang dapat didengar oleh seluruh ruangan, kunjungan Rohaniawan ke Ruangan rawat inap.

53


TIGA KALI RKPD TERBAIK SE-ACEH, TERBAIK I DAN III NASIONAL Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Barat, HT Ahmad Dadek SH menyampaikan bahwa anugerah Pangripta Nusantara adalah suatu penghargaan diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang memiliki perencanaan pembangunan terbaik atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan dinilai sukses meningkatkan kualitas pembangunan daerah. Penilaian mengenai perencanaan pembangunan dilakukan Kementerian Badan Perencanaan pembangunan Nasional (Bappenas) setelah mengikuti seleksi dan penilaian bertahap dan berjenjang oleh tim independen yang dibentuk Bappenas RI sehingga Aceh Barat berhasil mengukir prestasi sebagai terbaik I dan terbaik III.

Dedek menambahkan, Pemkab Aceh Barat dalam memacu dana desa turut mengelar lomba pemberian anugrah Daud Dariyah II dengan total hadiah Rp 172 juta yang sudah diberikan hadiah pada Maret 2016 silam. Desa peraih juara berhasil menyusun Rencana Kerja Pemerintahan Gampong (RKPG). “Saat ini di Aceh Barat semua desa sudah memiliki kantor keuchik dan setiap desa juga sudah dibangun pintu gerbang,” ungkap Kepala Bappeda Aceh Barat.

Perolehan Terbaik dalam Bidang Perencanaan

No 1 2 3. 4. 5.

Tahun Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Tingkat RKPD 2014 Terbaik 1 Tingkat Propinsi Aceh. RKPD 2015 Terbaik 1 Tingkat Propinsi Aceh, RKPD 2014 Terbaik III Tingkat Nasional RKPD 2015 Terbaik 1 Tingkat Nasional RKPD 2016 Terbaik I Tingkat Propinsi Aceh

PEROLEHAN JUARA PEMBANGUNAN GAMPONG - Juara I lomba gampong tingkat provinsi, Gampong Langung Kecamatan Meureubo dan mewakili Aceh ke tingkat Nasional. - Juara Harapan II tingkat Nasional lomba gampong, Gampong Langung Kecamatan Meureubo. - Pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong dan hari Kesatuan Gerak PKK Tingkat provinsi di Aceh Barat Tahun 2016 - Lomba Gampong Tahun 2016 Tingkat Provinsi mendapat Juara Harapan 2 diraih Gampong Suak Indrapuri Kecamatan Johan Pahlawan - Pembangunan Balai Musyawarah yaitu Kecamatan Arongan Lambalek, Bubon dan Pante Ceureumen - Pembangunan Gapura Kecamatan Tahun 2016 yaitu Kecamatan Johan Pahlawan dengan Kaway XVI dan Kecamatan Samatiga dengan Johan Pahlawan - Realisasi Dana Desa Tahun 2016 yang bersumber dari APBN yaitu 80.37% - Mengikuti Gelar TTG di Sabang Tahun 2016.

54


Pioner Pembentukan

Pemerintah Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat sebagai kabupaten induk merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Aceh yang dalam proses pembangunannya mengalami kemajuan dan perkembangan cukup signifikan, baik dari aspek ekonomi, sosial budaya, dan politik. Namun demikian, pada tingkat lapangan masih banyak masyarakat yang belum menikmati secara proporsional dampak pembangunan daerah. Sebagai daerah yang dikatakan tua dan sukses melahirkan daerah pemekaran diantara Kabupaten Simeulue, Kabuapten Nagan Raya dan Kabuupaten Aceh Jaya, maka Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dibawah kepemimpinan Bupati HT.Alaidinsyah dan Rahmat Fitri HD, dan didukung sepenuhnya oleh unsur legislatif menyetujui dan mengesahkan usulan pembentukan Daerah Otonomi Baru Pemerintah Kota Meulaboh. Secara umum pembentukan Kota Meulaboh bertujuan untuk mempercepat pemerataan di semua sektor pembangunan, tidak hanya untuk kawasan Meulaboh tetapi juga untuk Aceh Barat secara keseluruhan agar tujuan pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dapat terwujud. Selain itu, sebagai upaya strategis dalam rangka mensejajarkan hasil pembangunannya dengan daerah lain dalam wilayah Provinsi Aceh dan nasional, sehingga kesenjangan pembangunan antar wilayah dapat diminimalisir dan yang lebih penting lagi kawasan Kota Meulaboh harus ditangani secara perkotaan sudah tidak dapat lagi ditangani secara per kecamatan. Proses usulan pembentukan DOB Kota Meulaboh, telah menempuh dan memenuhi persyaratan yang memadai seperti rekomendasi Bupati dan DPRK Aceh Barat, rekomendasi DPRA dan Gubernur Aceh. Serta telah dilaksanakan seminar dan lokakarya yang melibatkan unsur terkait beserta lapisan masyarakat di Kabupaten ini serta telah mendapat pertimbangan dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

55


Mewujudkan Swasembada Pangan Dalam upaya membangun perekonomian, Pemerintahan Bupati Aceh Barat, DR (HC) HT Alaidinsyah dan Wakil Bupati Aceh Barat, Drs H Rachmat Fitri HD MPA berkeyakinan sektor pertanian terutama tanaman pangan menjadi fokus pengembangan. Saluran irigasi dalam skala besar dan tecil terus dipacu, penyuluhan pertanian diintensifkan, bantuan saprotan dan alat mesin pertanian diperbanyak melalui dana APBK, APBN, APBA, serta dana gampong. Pembangunan sarana dan prasarana pertanian seperti jalan usaha tani, irigasi dan saluran testier sangat penting. “Sekarang kita harapkan agar saluran irigasi yang dapat mengaliri sawah semakin banyak sehingga sawah kita semakin kecil ketergantungan pada tadah hujan, termasuk percepatan pembangunan irigiasi Lhok Guci,� ujar Bupati Aceh Barat, Alaidinsyah yang akbrab disapa Haji Tito. Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Barat sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa produksi padi semakin baik, di tahun 2013 target produktifitas 4.48 hektare/ton dengan realisasi 4.79 ton/hektare terjadi kenaikan sebesar 0.31 hektare/ton dengan produksi 65.501 ton (meningkat 28,8% dari target 50.847 ton). Tahun 2014 tar-

56

get produktifitas 4.73 hektare/ton dengan realisasi 5.22 ton/hektare terjadi kenaikan 0.49 hektare/ton dengan produksi 81.146 ton (meningkat 56,5% dari target 51.847 ton). Tahun 2015 target produktifitas 4.98 hektare/ton dengan realisasi 5.34 ton/hektare terjadi kenaikan 0.36 hektare/ton dengan produksi 138.044 ton (meningkat 161 % dari target 52.847 ton). Hasil panen dicapai merupakan upaya berbagai cara seperti pola pengembangan kawasan existing dengan metode SLPTT (2012 s/d 2014), GPTT (2015) dan jajar Legowo (2016), pengembangan dan rehab jaringan irigasi testier, optimasi lahan,metoda tanam SRI, pompanisasi, distribusi hand trraktor, distribusi pompa air. Demikian juga pola pengembangan kawasanbaru dijadikan fokus pengembangan di antaranya perluasan areal melalui cetak sawah baru tahun 2015 seluas 33hektare dengan rincian di KecamatanWoyla Barat seluas 13 hektare di WoylaTimur seluas 20 hektare. Sementara tahun 2016 hingga 2017 melalui Kementerian Pertanian Dirjen PSP Kabupaten Aceh Barat menargetkan cetak sawah baru seluas 10.000 hektare secara bertahap.(*)


Memperkuat Lembaga, Memperbanyak Plasma dan Membangun Jalan Produksi Selama empat tahun terakhir kepemimpinan Bupati Tito dan Wabup H Rachmat Fitri yang biasa dipanggil Haji Nanda, salah satu komponen sangat penting dalam pembangunan perkebunan dan pertanian adalah jalan produksi, bantuan bibit dan kebun plasma dari perusahaan perkebunan di Aceh Barat. “Sedangkan mekanisme pasar juga harus dibenah supaya pekebun mendapatkan keuntungan yang layak,� ujarnya.

dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumber daya lainnya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya. Sedangkan peningkatan kemampuan lembaga petani merupakan wahana bagi petani untuk menguji pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan usaha taninya, baik di sektor tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan.(*)

Sementara pemberdayaan kelompok tani juga sangat penting. Kelompok tani merupakan wadah kelas belajar, wadah unit produksi dan wadah kerja sama dalam membangun pertanian yang berkelanjutan. “Kelompok tani harus profesional dan trampil,� ujar Haji Tito. Dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian dilaksanakan lomba asah terampil sebagai kegiatan penyuluhan dan pembelajaran bagi pelaku utama supaya lebih giat

57


Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Upaya memperbaiki kawasan lindung pantai serta membuka peluang usaha masyarakat sekitar dan peningkatan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) telah direhabilitasi mangrove penanaman kembali sejak pascabencana tsunami 2004 seluas 50 hektare dengan jumlah ditanam sebanyak 200.000 batang. Kadis Kehutanan dan Perkebunan Aceh Barat, Ir Said Mahjali MM menjelaskan, penghijauan pesisir pantai dampak bencana tsunami telah menimbulkan kerusakan hutan pantai yang cukup parah, penghijauan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan dengan melakukan penanaman kembali pesisir pantai yang dimulai dari Kecamatan Johan Pahlawan hingga Arongan Lambalek dengan jumlah tanaman 66.500 batang. Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan dilakukan dengan kegiatan pembangunan kebun bibit rakyat sebanyak 525.000 batang terdiri bibit karet dan jabon, penghijauan lingkungan dengan memberikan tanaman kayu dan tanaman buah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Jumlah tanaman yang telah diberikan dalam kegiatan penghijuan lingkungan sebanyak 98.500 batang.

58

Pembangunan hutan rakyat dilakukan pada desa sekitar hutan dengan melakukan budidaya tanaman jernang dan gaharu dengan jumlah tanaman sebanyak 50.000 batang. Sedangkan upaya pelestarian hutan dilaksanakan program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan dengan kegiatan pokok antara lain sosialisasi peraturan daerah (Qanun) mengenai pengelolaan industri hasil hutan, pengawasan dan penertiban Qanun mengenai pengelolaan industri hasil hutan dan perluasan akses layanan informasi pemasaran hasil hutan.(*)


Pembangunan CRU Gajah Bupati Aceh Barat, DR (HC) HT Alaidinsyah mengatakan untuk mengatasi konflik gajah dengan manusia yang sering terjadi di Aceh Barat maka dibangunlah sebuah Conservation Rescue Unit (CRU) gajah yang bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh di Desa Alue Kuyun Kecamatan Woyla Timur dengan luas 2 hektare. Gajah Jinak telah didatangkan oleh BKSDA Aceh sebanyak 4 ekor Senin (24/10) dan telah diresmikan penggunaan oleh Bupati Haji Tito. Keberadaan pembangunan CRU bertujuan bukan semata untuk menangani konflik semata akan tetapi sebagai upaya untuk menjaga supaya gajah Sumatera tidak punah. “Seluruh lapisan masyarakat termasuk perusahaan perkebunan harus bersama melindunginya. Jangan bunuh gajah, terlebih untuk diambil gadingnya. Kita harus menjaga gajah agar keseimbangan alam tetap terjaga,� pinta Alaidinsyah.

59


Buah Tangan khas Aceh Barat 60


Juara Umum Jambore PKK Se-Aceh Dan Lomba Masakan Tradisional Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Aceh Barat dibawah kepemimpinan Hj. Herliyani Alaidinsyah mengukir prestasi dalam setiap event yang digelar baik ditingkat Provinsi maupun Nasional. Seperti yang adalah keluar sebagai Juara Umum dalam Jambore Kader PKK Se Aceh yang digelar pada bulan juni 2015 di taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh. “Syukur Alhamdulillah PKK Aceh Barat meraih juara umum, ini berkat dukungan dan kerjasama yang erat antar seluruh pengurus, kader dan masyarakat khususnya ibu-ibu yang ada di Aceh Barat, semoga ini menjadi motivasi untuk terus berkarya� ungkap Hj. Herliyani

Dalam Jambore ini, Aceh Barat unggul dalam beberapa katagori lomba diantaranya Pameran UP2K sebagai Juara I, Lomba Akhakulkarimah Juara I, Lomba Desain Pakaian Juara Harapan III dan Lomba Cerdas Cermat Juara Harapan III. Disamping itu, PKK Aceh Barat juga meraih prestasi dalam lomba masakan tradisional tingkat Provinsi Aceh sehingga mewakili Aceh ke tingkat nasional.

Prestasi PKK Aceh Barat 1. Juara III Gammawar Tingkat Provinsi Aceh yang diwakili oleh gampong Gunong Panah Kecamatan Bubon. 2. Juara I Lomba Pameran Foto kegiatan PKK Tk. Provinsi Aceh. 3. Juara I Lomba Pentas Seni Kader PKK Tingkat Provinsi Aceh. 4. Juara III Lomba Pameran Hasil Kerajinan Daerah pada Jambore Kader PKK Tingkat Provinsi Aceh. 5. Juara Harapan II Lomba Penyuluhan 10 Program Pokok PKK Tingkat Provinsi Aceh. 6. Juara I kategori menu keluarga pada Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Provinsi Tahun 2013. 7. Juara III kategori menu balita pada Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Provinsi Tahun 2013 8. Sebagai Juara Umum Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Provinsi Tahun 2013. 9. Juara I Festival Kuliner Se-Aceh Tahun 2013. 10. Juara Harapan I Gammawar Tingkat Provinsi Aceh yang diwakili oleh gampong Pasi Pinang Kecamatan Meureubo Tahun 2013. 11. Juara II Lomba Posyandu Plus seProvinsi Aceh yang diwakili oleh Posyandu Plus Gampong Panton Makmu Kecamatan Arongan Lambalek Tahun 2013. 12. Mewakili Provinsi Aceh pada Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Nasional Tahun 2013. 13. Juara III Lomba Masak Makanan dan Minuman Khas Daerah Regional II Purwokerto Tahun 2014. 14. Mewakili Provinsi Aceh pada Lomba Masak Makanan dan Minuman Khas Daerah Tingkat Nasional Tahun 2014

61


ORASI ILMIAH WISUDA ALMUSLIM

Bupati Aceh Barat Dr. (H.c) HT. Alaidinsyah dengan hormat mendapat undangan dari Rektor Universitas Almuslim Bireuen Dr. Amiruddin Idris, SE, M.Si guna menyampaikan orasi ilmiah pada wisuda program sarjana pendidikan guru dalam jabatan (SKGJ) angkatan VI yang berlangsung pada hari sabtu 16/4 di Gedung ACC Ampon Chiek Peusangan Birueun. Program Sarjana dalam jabataban, merupakan program kuliah bagi guru sekolah dasar guna mendapat pendidikan sarjana strata satu sebagai tuntutan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang mengharuskan setiap guru harus berpendidikan sarjana sebagai tenaga pendidik di seluruh jenjang pendidikan.

62

Universitas Al Muslim sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang ditunjuk Kemendiknas yang menyelenggarakan program SKGJ saat ini memiliki 14.223 mahasiswa aktif yang terdiri dari 6 fakultas yang salah satunya adalah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan yang menjadi wadah para guru untuk berkuliah menyelesaikan sarjana S1 di di 10 kabupaten/kota di Aceh. Wisuda khusus program SKGJ tahun 2016 ini akan mewisuda sebanyak 554 sarjana, terutama bidang pendidikan sekolah dasar dan jurusan mata kuliah pendidikan lainnya. Dipilihnya Bupati Aceh Barat Dr. (H.c) HT. Alaidinsyah sebagai orator, merupakan sebuah penilaian positif, terhadap Pemerin-

tah Aceh Barat karena dinilai berhasil dalam mendukung program pendidikan di daerah tersebut, hal ini dibuktikan bahwa Kabupaten Aceh Barat mendapat Penghargaan Apresiasi Pendidikan Islam tahun 2015 dari Kementerian Agama R.I. “Keberhasilan pembangunan di Aceh Barat, merupakan wujud partisipasi seluruh komponen masyarakat di daerah ini, kami sangat apresiasi karena warga dengan antusias mendukung program pemerintah� ungkap Bupati.


Perguruan Tinggi di Aceh Barat

Universitas Teuku Umar (UTU) – Alue Peunyareng Kec. Meurebo Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh – Gampa Kec. Johan Pahlawan Akademi Komunitas Negeri (AKN) - Alue Peunyareng Kec. Meurebo Politeknik Kesehatan (POLTEKKES) Suak Ribee Kec. Johan Pahlawan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Gp. Langung Kec. Meurebo Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Bina Generasi Bangsa Gp. Peunaga Kec. Meurebo Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Medika Seuramoe Barat Gp. Seunebok Kec. Johan Pahlawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Teuku Umar Gp. Suak Raya Kec. Johan Pahlawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) PHMN Jl. Sentosa Nibong Kec. Johan Pahlawan Akademi Kebidanan (AKBID) Meuligoe Jl. Cendrawasih Kec. Johan Pahlawan

63


Kupi Khop Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Duis ut imperdiet est. Sed in lobortis augue. Praesent neque odio, pulvinar porta lacus et, auctor sollicitudin lectus. Praesent tincidunt eros vitae justo consectetur, et dignissim ipsum rutrum. Nam ullamcorper quam tellus, ac congue sem accumsan sit amet. Fusce ut dolor nisi. Donec sagittis tellus laoreet lacus tincidunt feugiat eu a enim. Vestibulum scelerisque, eros sed hendrerit laoreet, arcu urna posuere sem, id lobortis leo massa id eros. Praesent eu tempus velit, non malesuada orci. Nulla nec laoreet felis. Suspendisse nec pellentesque velit, vel rhoncus magna.

64


Si Dalupa

Warisan Seni Budaya Dalupa merupakan salah satu warisan seni budaya yang lahir dari Aceh Barat tepatnya di Kecamatan Bubon. Kesenian ini sudah tidak terlihat lagi disetiap pertunjukan budaya Aceh yang mulai dilupakan. Dalupa sebenarnya adalah teater rakyat dengan mengandalkan rupa boneka yang terbalut dengan bulu ijuk aren yang digunakan pemerannya. Ini adalah sandiwara rakyat dengan lakon pada kekuatan karakter pemainnya pada kostum yang ada. Tidak diketahui kapan pertama kali si Dalupa muncul, namun kata Dalupa ada kaitannya dengan rupa yang dipakai pelakon. Teater rakyat ini diperkirakan sudah ada sejak abad XVIII dan kemudian perannya sedikit bergeser dengan tumbuhnya teater rakyat yang berbentui sandiwara dengan adegan yang lebih elegan dan property yang lebih lengkap.

Ide awal dari cerita si Dalupa ini adalah kaitannya dengan kehidupan di hutan belantara, yakni kehidupan masyarakat tani di Aceh Barat. Dalupa ini sudah lama berkembang di Aceh Barat, hingga kini dapat dijumpai di sekitar Bubon dan Woyla. Kesenian ini merupakan hiburan rakyat yang dimainkan pada malam hari dan merupakan seni teater. Jumlah pemainnya terkantung pada cerita yang dibawakan. Dalam pemunculan pemain-pemainnya memakai topeng ataupun mengubah rupa sesuai ceritanya.

65


Senja di Nurul Huda

www.acehbaratkab.go.id

Mengenal Gampong Lewat Gapura 66


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.