
10 minute read
Gelombang Kedua Corona Di AS
Terkait Pandemi Covid-19 Sejumlah Negara Tuntut China
AFP PRESIDEN China Xi Jinping (tengah) saat meninjau lokasi penanganan pasien virus corona di Provinsi Hubei.
Advertisement
Media Korut Bungkam Soal Kondisi Kesehatan Kim Jong Un
PYONGYANG, Korea Utara (Waspada): Di tengah spekulasi soal kondisi kesehatan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, media setempat sama sekali tak menyebutkan tentang dirinya.
Kim menjadi sorotan dunia setelah media yang dikelola sebagian pembelot menyatakan dia menjalani perawatan seusai operasi kardiovaskular. Laporan dari CNN menyatakan bahwa Amerika Serikat memantau laporan intelijen bahwa Kim sempat kritis setelah menjalani operasi jantung itu.
Baik sumber di Korea Selatan maupun China mengatakan, mereka tidak bisa mengonfirmasi, dan menekankan tidak ada informasi penting mengenai Kim. Presiden Donald Trump, yang selama dua tahun terakhir berusaha membujuk Kim agar menyerahkan senjata nuklirnya, juga tak membenarkan kabar itu.
“Saya hanya berharap dia baik-baik saja,” kata dia dalam konferensi mengenai perkembangan Covid-19 di Gedung Putih Selasa 921/4/2020) waktu setempat. “Saya punya hubungan baik dengan Kim Jong Un. Saya ingin dia baik-baik saja. Mari kita lihat perkembangannya. Hanya, saya tak yakin laporan itu benar,” ujar Trump.
Spekulasi mengenai kesehatan Kim muncul ketika dia tak hadir pada perayaan ulang tahun mendiang kakeknya, Kim Il Sung, pada 15 April. Kantor Kepresidenan Korea Selatan kemudian menerangkan, mereka meyakini sang pemimpin itu saat ini sudah menangani urusan negaranya.
Dilansir Al Jazeera, kantor berita Korut, KCNA, dan surat kabar Rodong Sinmun tak merilis kabar apapun terkait Kim. Sementara Daily NK, yang dikelola sejumlah pembelot Korut mengabarkan, pemimpin yang berkuasa sejak 2011 itu dibawa ke rumah sakit pada 12 April sebelum menjalani operasi kardiovaskular.
Dikatakan, pria yang diyakini berusia 36 tahun itu kesehatannya menurun sejak Agustus karena kebanyakan merokok, obesitas, hingga kelelahan bekerja. Mengutip salah satu sumber internal Korea Utara, Kim kini berusaha memulihkan kondisinya di sebuah vila yang berlokasi di resor Gunung Myohyang.
Terakhir kali Kim muncul ke pemberitaan ketika memimpin rapat pejabat pemerintah guna membahas penanganan wabah virus corona pada 11 April. Selain itu, Kim Jong Un juga merekomendasikan adiknya, Kim Yo Jong, sebagai anggota pengganti di politbiro Partai Buruh.
Tidak jelas apa yang bakal terjadi dengan Korea Utara jika saja Kim terpaksa menepi karena alasan kesehatan, atau yang lebih buruk, meninggal. Dengan tidak ada informasi mengenai anak-anaknya, analis memprediksi sang adik kemungkinan akan menggantikan Kim jika terjadi hal buruk, hingga penerusnya dianggap cukup umur.
“Asumsi dasarnya tentunya adalah orang yang masih ada hubungan keluarga,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O’Brien kepada Fox News. O’Brien kemudian menjelaskan, asumsi itu masih sangatlah liar karena tak ada yang tahu bagaimana kondisi Kim sebenarnya, sehingga mereka harus wait and see.
Cheong Seong-chang, analis di Institut Sejong berujar, pergolakan politik tak akan terjadi karena si adik sudah mulai mempersiapkan dirinya. Selain itu, para pejabat Korut masih menaruh kepercayaan kepada Keluarga Kim untuk melanjutkan tampuk kepemimpinan di negara komunis tersebut.
Namun Koh Yu-hwan, penasihat Presiden Korsel Moon Jae-in sekaligus pakar di Universitas Dongguk, berujar gejolak masih dimungkinkan. Meski nantinya Kim yo Jong bakal naik menggantikan kakaknya, anggota elite lain bakal berusaha mengurangi pengaruhnya dari balik layar. (al Jazeera/And)
BEIJING, China (Waspada): Sejumlah negara seperti Inggris, Jerman, Australia dan Amerika Serikat mulai mengajukan gugatan dan menuntut ganti rugi terhadap China atas penyebaran virus corona (Covid-19).
Di Florida, AS, firma hukum Berman Law Group menangani gugatan class action ribuan warga yang menuntut pemerintah Negeri Tirai Bambu memberikan ganti rugi. Dalam keterangannya, firma hukum tersebut menyebutkan gugatan ini ingin menuntut ganti-rugi miliaran dolar bagi para korban Covid-19 akibat kelalaian China.
Mereka menyebut Pemerintah China telah gagal mencegah penyebaran Covid-19 sehingga kini sudah menimbulkan masalah di seluruh dunia. “Padahal, mereka memiliki kemampuan untuk menghentikan penyebaran virus ini di tahap awal,” ujar juru bicara firma tersebut seperti dilansir ABC Australia (Rabu (22/4/2020).
Firma hukum ini bertekad untuk “memperjuangkan hakhak rakyat dan pengusaha di Florida serta di AS yang kini sakit atau harus merawat orang sakit, mengalami kesulitan keuangan, dan terpaksa mengalami kepanikan, pembatasan sosial dan isolasi” akibat Covid-19. Gugatan terpisah atas nama pengusaha di Las Vegas juga sudah didaftarkan. Mereka menuntut gantirugi miliaran dolar ke Pemerintah China.
Tuntutan dari Eropa
Sementara itu, Henry Jackson Society, sebuah lembaga pemikir di Inggris, menyatakan rezim Presiden Xi Jinping harus bertanggung jawab atas pandemi virus corona jenis baru ini karena adanya upaya menutupnutupi masalah pada tahap awal. Mereka berpendapat, negara-negara G-7 bisa menggugat ganti-rugi ke China sebesar 3,2 triliun pound.
Mantan bos badan intelijen Inggris MI6 John Sawers mengungkap adanya informasi yang menyebutkan bahwa Pemeritah China menutupi permasalahan ini selama periode Desember 2019 dan Januari 2020.
Sebelumnya tabloid Bild di Jerman yang paling banyak pembacanya di Eropa, menerbitkan ‘surat tagihan’ sebesar
Iran Sukses Luncurkan
Satelit Militer Pertama
TEHERAN, Iran (Waspada): Di tengah pandemi virus Covid19, Garda Revolusi Iran (IRGC) mengumumkan pihaknya berhasil meluncurkan satelit militer pertama negeri itu.
Peluncuran ini dilakukan di tengah ketegangan baru dengan pasukan Amerika Serikat di kawasan Teluk. AS sebelumnya menuduh program satelit Iran sebagai dalih untuk pengembangan rudal-rudalnya. Namun pemerintah Iran bersikeras bahwa aktivitas luar angkasanya sejalan dengan kewajiban internasionalnya.
Ketegangan kedua musuh lama itu meningkat pekan lalu, dengan Departemen Pertahanan AS menuduh kapal-kapal Iran telah mengganggu kapal AS di kawasan Teluk. Korps Garda Revolusi Islam menyebut peluncuran satelit itu sebagai sebuah “keberhasilan besar”.
“Satelit pertama Republik Islam Iran telah berhasil diluncurkan ke orbit oleh Korps Garda Revolusi Islam,” demikian diberitakan situs milik Garda Revolusi Iran, Sepahnews seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (22/4/2020).
Disebutkan bahwa satelit yang dijuluki sebagai “Nour” itu telah diluncurkan dari gurun pasir Markazi, hamparan luas di dataran tinggi Iran tengah. (afp/And)


24 miliar euro sebagai gantirugi pendapatan pariwisata selama Maret dan April tahun ini. Selain itu, Bild juga meminta ganti rugi 50 miliar euro bagi usaha kecil-menengah, serta 149 miliar euro lainnya jika GDP Jerman anjlok di bawah 4,2 persen tahun ini.
Dalam surat terbuka kepada Xi Jinping, suratkabar menyebut, “Pemerintahan dan ilmuwan Anda telah lama mengetahui bahwa virus corona sangat menular, namun Anda membiarkan seluruh dunia tidak mengetahuinya. Para ilmuwan utama Anda tidak merespon ketika para peneliti Barat ingin mengetahui apa yang terjadi di Wuhan.” Abaikan Peringatan Dokter
Seperti diberitakan berbagai media, pada 2 Januari lalu, pihak berwenang di China ‘mempermalukan’ delapan orang dokter dalam siaran TV nasional dengan tuduhan penyebar hoaks
Menurut laporan investigasi kantor berita Associated Press pekan lalu, Kepala Komisi Kesehatan Nasional China Ma Xiaowei telah memaparkan adanya ‘situasi parah dan kompleks’ dalam sebuah rapat bersama pejabat medis tingkat propinsi pada 14 Januari.
Ma Xiaowei bahkan membandingkan situasi ini dengan penyebaran virus SARS tahun 2003. Namun baru pada tanggal 20 Januari Presiden Xi Jinping mengumumkan kemungkinan adanya pandemi virus corona yang diketahui mulai menyebar dari Kota Wuhan di Provinsi Hubei ini. (abc/And)
61% Pasien Corona Malaysia Sembuh
KUALA LUMPUR, Malaysia (Waspada): Otoritas kesehatan Malaysia melaporkan 57 kasus baru infeksi virus corona dalam sehari di negeri itu. Dengan demikian, sejauh ini jumlah kasus infeksi Covid-19 di Negeri Jiran mencapai 5.482 kasus.
Kenaikan jumlah kasus harian di negeri itu tetap dua digit dalam lima hari berturut-turut. “Selama beberapa hari terakhir, jumlah kasus baru harian menunjukkan tren menurun, ini membesarkan hati,” ujar Dirjen Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah dalam konferensi pers seperti dilansir The Star, Rabu (22/4/2020).
Pejabat kesehatan Malaysia itu juga melaporkan sebanyak 54 pasien telah sembuh dan meninggalkan rumah sakit dalam waktu 24 jam terakhir.
Hingga kini jumlah pasien yang telah sembuh mencapai 3.349 orang. Noor Hisham mengatakan, ini artinya angka kesembuhan sebesar 61,1 persen dari total kasus infeksi di negeri jiran tersebut.
“Jumlah kasus aktif adalah 2.041 dan mereka telah diisolasi dan dalam perawatan. Dari 57 kasus baru, 18 kasus merupakan kasus impor dari warga Malaysia yang kembali dari luar negeri dan 39 kasus lainnya merupakan penularan loka,” tutur Noor Hisham.
Ditambahkannya, sebanyak 43 pasien saat ini dirawat di unit perawatan intensif (ICU), dengan 27 orang di antaranya membutuhkan ventilator.
Adapun jumlah kematian terkait COVID-19, sejauh ini Malaysia telah mencatat total 92 kematian termasuk tiga kematian yang dilaporkan dalam waktu 24 jam terakhir. (the star/And)

Reuters PETUGAS di Kuala Lumpur, Malaysia, berdoa sebelum melakukan operasi desinfeksi sebagai upaya mengendalikan penyebaran virus corona.
Cita Citata Terharu
Calon Suaminya Jadi Mualaf

PENYANYI dangdut Cita Citata mengungkapkan rasa harunya saat calon suaminya, Roy Geurts, memutuskan untuk memeluk agama Islam dengan menjadi mualaf. Melalui unggahan di akun YouTube pribadinya, Senin (20/4), Cita Citata menjelaskan bahwa calon suaminya memeluk Islam atas keputusannya sendiri tanpa ada paksaan.
“Perasaan ku terharu ya, bahagia dan bangga dengan kamu. Kamu memilih menjadi seorang muslim bukan karena aku, bukan gara-gara siapapun juga, bukan karena kita mau menikah juga, tapi memang dari dalam hati kamu. Harapan ku semoga pernikahan kita nanti lancar,” ujar Cita Citata kepada

CITA Citata-ant/YouTube
Roy Geurts.
Setelah memeluk Islam, Cita Citata mengatakan calon suaminya itu mengubah namanya menjadi Roy Maher yang terinspirasi dari salah satu nama penyanyi religi terkenal Maher Zain. “Jadi ini lucu, dia menemukan nama islam lebih dari tiga bulan. Dan dia memilih nama ini dalam satu hari. Yang dua bulan lalu kamu lupa,” tanya Cita Citata.
“Kamu udah tahu lagu itu setiap Ramadhan selalu play ya, yang nyanyi lagu ‘Insyaallah’,” kata Cita Citata. Sementara itu, Roy Maher yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat juga mengungkapkan rasa bahagianya setelah menjadi mualaf. “Aku merasa senang, sangat senang. Ini adalah pengalaman yang sangat mengesankan,” jelas Roy Maher yang mulai mendalami shalat.
Roy yang sudah lima tahun berada di Indonesia mengatakan bahwa Islam merupakan agama besar di sini. Meski banyak teman-temannya beragama Islam, namun keputusannya untuk menjadi mualaf merupakan keinginan sendiri. “Semua teman saya banyak memberikan informasi dan mereka tidak memaksa sama sekali, mereka bilang aku harus menentukan sendiri,” imbuhnya. (ant)
FILM bergenre thriller asal Korea Selatan, “Time to Hunt” akan tayang perdana di Netflix pada Kamis pekan ini, setelah mengalami penundaan sebulan lalu. Pihak Netflix, seperti dilansir The Korea Herald, Senin mengungkapkan film akan tayang secara bersamaan di sekitar 190 negara pukul 16.00 waktu setempat.
Perusahaan streaming awalnya menjadwalkan perilisan film ini pada 10 April lalu. Namun, rencana harus ditunda karena pengadilan melarang distribusi film di luar negeri setelah distributor film luar negeri Contents Panda berselisih dengan distributor lokal film Little Big Pictures.
Kedua perusahaan akhirnya mencapai kesepakatan dan film “Time to Hunt” bisa diluncurkan secara global di Netflix. “Time to Hunt” karya sutradara Yoon Sung-hyun, dan dibintangi sederet aktor ternama bergabung dalam film ini antara lain Lee Je-hoon dan Park Jeong-min, yang membintangi “Bleak Night” pada tahun 2011, lalu Ahn Jae-hong, Choi Woo-shik dan Park Hae-soo.
Film ini awalnya diharapkan bisa tayang di bioskop Korea Selatan pada akhir Februari lalu, mengikuti pemutaran perdana di Festival Film Internasional Berlin 2020. Film ini akhirnya menjadi film Korea pertama yang membatalkan jadwal rilis setelah wabah COVID-19. (ant)
Personel SM*SH Tak tahu Akan Reuni Dengan Morgan Oey
BOYBAND SM*SH mengejutkan para penggemar dengan video reuninya dengan Morgan Oey membawakan lagu “I Heart You” yang diunggah melalui akun Instagram resmi SM*SH beberapa waktu lalu. Kehadiran Morgan dalam video proyek perayaan satu dekade perjalanan itu ternyata tak hanya mengejutkan penggemar, namun juga para anggota SM*SH yang tersisa saat ini.
“Memang enggak tahu sama sekali kalau Morgan bakal join di proyek ini. Kami kan ngirim video satu persatu ke tim SM*SH dan mereka yang edit sendiri. Kami enggak tahu bahwa Morgan mau ikutan,” kata Rafael Tan saat dikonfirmasi, Selasa.
“Begitu pas lihat performance terakhir lagu “I Heart You”, tiba-tiba ada satu space yang di-blur, ini siapa ya? Terus kita langsung kaget, heboh sendiri, benar-benar speechless dan surprise banget,” tambah Rafael yang terkejut dengan hadirnya Morgan Oey.
Rafael mengatakan bahwa rupanya semua itu sudah diatur tim manajemen SM*SH untuk memberikan kejutan kepada para personel dan penggemar di tengah suasana pandemi virus corona yang terjadi saat ini.
“Ternyata memang dari tim SM*SH juga mau ngasih surprise ke anak-anak dan karena pandemi ini juga planning kita untuk satu dekade dirombak abis. Jadi tim SM*SH mikir apa yang bisa bikin anak-anak semangat,” ujarnya.
Momen reuni kecil SM*SH dan Morgan Oey pun sempat menjadi trending dan viral di media sosial. Menanggapi hal itu, Rafael mengaku sangat senang dengan antusiasme penggemar atau Smashblast yang masih tinggi.
“Pasti ini akan jadi momen sejarah setelah tujuh tahun Morgan enggak gabung di proyek apapun sama SM*SH akhirnya kemarin muncul lagi. Dengan vibes yang enak banget kita juga akhirnya bisa silahturahmi lagi, bikin terharu lah semua,” imbuhnya. (ant)
