Mata Kuliah Metode dan Teknik Perencanaan Wilayah
ANALISIS KETERKAITAN
NERACA SUMBER DAYA ALAM DENGAN EKONOMI WILAYAH Studi Kasus: Sektor Pertanian Hortikultura Sayuran Kabupaten Boyolali
Oleh Wida Rosyidah (14/367171/TK/42378)
DAFTAR ISI PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang B. Landasan Perundang-Undangan C. Tujuan Penilitian D. Ruang Lingkup Penelitian
METODE PENELITIAN
4
A. Metode Analisis NSDA Pertanian Hortikultura Jenis Sayuran B. Metode Analisis Ekonomi Kabupaten Boyolali C. Metode Analisis Keterkaitan NSDA Pertanian Hortikultura Jenis Sayuran terhadap Perekonomian Kabupaten Boyolali D. Kerangka Berpikir
GAMBARAN UMUM
7
A. Letak GeograďŹ s B. Kondisi Fisik C. Kondisi Sosial dan Ekonomi
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
A. Analisis Kesesuaian Lahan B. Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian Hortikultura Sayuran C. Kondisi Eksisting Sumberdaya Pertanian Hortikultura Sayuran D. Neraca Sumberdaya Pertanian Hortikultura Sayuran E. Keterkaitan Perkembangan Perekonomian dengan NSDA Sektoral
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
20
DAFTAR PUSTAKA
21
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan wilayah adalah upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan wilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Menurut Prod'homme dalam Alkadri (2001) mendeďŹ nisikan pengembangan wilayah sebagai program yang menyeluruh dan terpadu dari semua kegiatan dengan memperhitungkan sumber daya yang ada dan kontribusinya pada pembangunan suatu wilayah. Menurut Ir. Dedi Masykur, selaku Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan BAPPENAS, perencanaan pembangunan wilayah ditujukan untuk mengupayakan keserasian dan keseimbangan pembangunan antar daerah sesuai dengan potensi alamnya dan memanfaatkan potensi tersebut secara eďŹ sien, tertib, dan aman. Pembangunan wilayah dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan wilayah yang mencakup aspek-aspek pertumbuhan, pemerataan, dan keberlanjutan yang berdimensi lokasi dalam ruang dan berkaitan dengan aspek sosial ekonomi wilayah. Pengembangan wilayah sangat diperlukan karena kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan geograďŹ s yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Indikator pengembangan wilayah juga tiap daerah berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dari target yang akan dicapai daerah itu sendiri. Salah satu indikator perkembangan ekonomi yang utama adalah sektor ekonomi. Analisis ekonomi wilayah ini dilakukan untuk mengetahui karakter suatu wilayah terkait perekonomiannya yang kemudian dijadikan dasar dalam mengidentiďŹ kasikan potensi dan masalah wilayah tersebut. Analisis ekonomi yang dilakukan pada umumnya yaitu dengan menggunakan analisis Produk Regional Domestik Bruto (PDRB). PDRB merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu (provinsi dan kabupaten/kota) dalam kurun waktu tertentu. Dalam pembangunan ekonomi, Indonesia yang merupakan negara berkembang masih menggunakan sektor primer yaitu sumber daya alam sebagai modal utamanya. Namun, dalam pelaksanaannya pemerintah Indonesia masih menggunakan PDRB coklat atau PDRB konvensional yang merupakan perhitungan PDRB dengan tidak memperhitungkan nilai depresiasi (deplisi sumberdaya alam dan degradasi lingkungan). PDRB Coklat hanya mengukur kegiatan ekonomi bukan kesejahteraan ekonomi. Berkurangnya sumber daya alam dan rusaknya lingkunganpuntidak tampak dalam nilai PDRB Coklat ini.
1
Maka dari itu diperlukan perhitungan Neraca Sumber Daya Alam (NSDA) untuk mengkaji lebih jauh potret ketersediaan setiap jenis sumber daya alam, volume yg ada, tingkat penggunaan dan pengambilannya sebagai salah satu upaya analisis dampak lingkungan secara ekonomi untuk mencapai PDRB hujau. Bagi seorang perencana, disusunnya NSDA ini membantu dalam hal penyusunan kebijakan dan program pembangunan dalam mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam agar berkelanjutan dan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Tanaman hortikultura sayuran merupakan salah satu sumber daya alam di sektor pertanian yang memiliki kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan akan pangan guna menunjang kehidupan masyarakat. Selain itu, komoditas hortikultura juga memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian di sektor pertanian dalam PDRB. Jika dikelola dan dimanfaatkan dengan benar, agribisnis hortiluktura dapat dijadikan sebagai salah satu sumber utama pendapatan suatu wilayah.
2. Landasan Perundang-Undangan B. Landasan hukum yang menjadi acuan dalam penyusunan NSDA pertanian hortikultura sayuran Kabupaten Boyolali: 1. SNI -19-6728-3-2002 tentang pedoman penyusunan Neraca Sumber Daya 2. Peraturan Menteri Pertanian No.41/Permentan/OY.1409/2009 tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukkan Pertanian 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2010 tentang Hortikultura jenis sayuran jenis sayuran. 4. SK Mentan No. 837/KPTS/UM/11/1980 5. UU No 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan 6. Peratuan Menteri Pekerjaan Umum No. 41/PRT/M/2007 tentang
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
2
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
C. Tujuan Penelitian Tujuan analisis Neraca Sumber Daya Alam tanaman hortikultura jenis sayuran Kabupaten Boyolali meliputi: 1. Mengetahui potensi sumber daya pertanian hortikultura jenis sayuran di Kabupaten Boyolali 2. Mengetahui seberapa banyak sumber daya pertanian hortikultura jenis sayuran yang sudah digunakan atau dimanfaatkan di Kabupaten Boyolali 3. Mengetahui cadangan sumber daya pertanian hortikultura jenis sayuran di Kabupaten Boyolali yang meliputi cadangan lahan pertanian hortikultura beserta produksinya. 4. Mengetahui keterkaitan perkembangan perekonomian Kabupaten Boyolali dengan Neraca Sumber Daya Alam (NSDA) pertanian hortikultura jenis sayuran. 5. Mengetahui tingkat disparitas yang terjadi pada pertanian hortikultura jenis sayuran di Kabupaten Boyolali. 6. Mengetahui komoditas unggulan yang akan dikembangkan Kabupaten Boyolali sebagai rekomendasi guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Boyolali.
D. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam analisis Neraca Sumber Daya Alam tanaman hortikultura jenis sayuran Kabupaten Boyolali meliputi: 1. Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup analisis NSDA pertanian hortikultura jenis sayuran berupa tanah lahan basah, tanah lahan kering yang berupa pekarangan, tegalan/lading, dan pertanian hortikultura jenis sayuran negara/swasta yang produk atau hasilnya digunakan sebagai pendukung makanan utama penduduk. 2. Ruang Lingkup Areal Area amatan dalam perhitungan NSDA pertanian hortikultura jenis sayuran serta analisis ekonomi mencakup seluruh wilayah Kabupaten Boyolali. 3. Ruang Lingkup Temporal Analisis NSDA pertanian hortikultura jenis sayuran Kabupaten Boyolali menggunakan data dengan rentang waktu 2011-2015. Sedangkan data yang sudah diperoleh, dianalisis pada bulan September guna memenuhi tugas mata kuliah Metode dan Tenik Perencanaan Wilayah.
3
METODE
PENELITIAN A. Metode Analisis NSDA Pertanian Hortikultura Jenis Sayuran Data yang digunakan untuk analisis NSDA pertanian hortikultura jenis sayuran ini didapatkan dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder. Data NSDA ini diolah dengan menghitung luas lahan yang cocok untuk pertanian hortikultura berdasarkan analisis kesesuaian lahan menggunakan software ArcGIS.
Penggunaan
potensi
cadangan fisik
ton
hektar
moneter rupiah
Setelah mendapatkan data mengenai luas lahan yang sesuai untuk pertanian hortikultura, dibandingkan dengan kondisi eksisting di lapangan. Kedua data tersebut kemudian dianalisis menggunakan standar yang ada dalam SNI-19-6728-3-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya, sehingga didapatkan seberapa besar cadangan sumber daya pertanian hortikultura (lahan dan produksi) yang ada di Kabupaten Boyolali baik dari segi ďŹ sik maupun moneter. Hasil analisis menggunakan metode NSDA ini juga mendapatkan lokasi mana saja yang memiliki cadangan komoditas sehingga dapat dijadikan sebagai basis komoditas unggulan di Kabupaten Boyolali. Penyajian data dan neraca sumber daya disajikan dalam bentuk peta, tabel, dan graďŹ k.
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
4
Untuk memperoleh hasil NSDA peratanian hortikultura jenis sayuran, maka kerangka yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Kelerengan b. Jenis tanah c. Curah hujan d. Ketinggian e. Guna lahan
Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian Hortikultura Sayuran
Potensi Penyediaan
Sumberdaya Pertanian Hortikultura
Analisis Neraca Sumberdaya
Cadangan Sumberdaya Pertanian
Hasil Produksi Sumberdaya Pertanian
Analisis Komodit as
Komoditas Unggulan Sumberdaya
Keterangan: Input Proses Output
B. Metode Analisis Ekonomi Kabupaten Boyolali 1. Analisis Ekonomi Makro Analisis ini dilakukan dengan menggunakan data PDRB untuk dapat mengetahui struktur ekonomi wilayah, pola keruangan wilayah, dan pertumbuhan ekonomi wilayah. 2. Analisis Sekor Unggulan Wilayah Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sektor-sektor unggulan berdasarkan potensi ekonomi di Kabupaten Boyolali. Analisis tersebut menggunakan metode Tipologi Klassen Sektoral, Location Quotien (LQ) dan Shift-Share. 3. Analisis Disparitas Pendapatan Wilayah Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pola perkembangan ekonomi wilayah di Kabupaten Boyolali melalui analisis Tipologi Klassen, metode Indeks Williamson, dan Indeks Entropi-Theil.
C. Metode Analisis Keterkaitan NSDA Pertanian Hortikultura Jenis Sayuran terhadap Perekonomian Kabupaten Boyolali Analisis ekonomi wilayah merupakan dasar pemaparan perkembangan ekonomi Kabupaten Boyolali yang dijadikan salah satu indikator untuk mengetahui perkembangan wilayah tersebut. Sedangkan analisis NSDA sebagai alat untuk mengetahui dan memprediksi potensi dan cadangan komoditas tertentu. Maka dari itu, NSDA memiliki peran sebagai perangkat analisis pendukung yang dapat menjelaskan hasil analisis perekonomian, khususnya pada analisis kinerja ekonomi wilayah, identiďŹ kasi sektor unggulan dan prospek besaran pertumbuhan ekonomi wilayah.
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
5
D. Kerangka Berpikir a. Kelerengan b. Jenis tanah c. Curah hujan d. Ketinggian e. Guna lahan
Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian Hortikultura Sayuran
Potensi Penyediaan Lahan Pertanian Hortikultura Sayuran
Sumberdaya Pertanian Hortikultura Sayuran Eksisting
Analisis Neraca Sumberdaya -Fisik -Moneter
Cadangan Sumberdaya Pertanian Hortikultura Sayuran
Hasil Produksi Sumberdaya Pertanian Hortikultura Sayuran
Analisis Komoditas Unggulan
Komoditas Unggulan Sumberdaya Pertanian Hortikultura Sayuran
Analisis Kinerja Ekonomi PDRB Kabupaten Boyolali
Analisis Sektor Unggulan Analisis Disparitas Pendapatan
Keterangan:
Rekomendasi dan Arahan Pengembangan
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
6
gambaran
umum
A. Letak GeograďŹ s
Kabupaten Boyolali terletak antara 110"22"-110"50" Bujur Timur dan 7"36"-7"71 Lintang Selatan. Luas Kabupaten Boyolali sebesar 1.015,10 km2. Kabupaten Boyolali Terdiri dari 19 Kecamatan. Sementara secara geograďŹ s memiliki batas-batas diantaranya sebagai berikut. Utara : Kabupaten Grobogan dan Semarang Timur : Kabupaten Karanganyar, Sragen, dan Sukoharjo Selatan : Kabupaten Klaten dan Provinsi DIY Barat : Kabupaten Magelang dan Semarang Kabupaten Boyolali juga memiliki posisi strategis yaitu berada di dalam segitiga joglosemar (Yogyakarta, Solo, dan Semarang) yang merupakan kota utama di Jawa Tengah dan DIY. Posisi tersebut menguntungkan Boyolali dari segi aksesibilitas dan kestrategisan lokasi. Boyolali juga dikenal sebagai kota susu. Hal ini dikarenakan Kabupaten Boyolali menjadi salah satu sentra terbesar penghasil susu sapi segar di Jawa Tengah.
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
7
B. Kondisi Fisik Struktur Tanah
Iklim Kabupaten Boyolali memiliki iklim tropis. Suhu rata-rata tahunan sebesar 24,4 C. Curah hujan tahunan rata-rata sebesar 244 8mm.
Struktur tanah wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas tanah lempung, galih, pasir, dan kapur.
TopograďŹ
Jenis Tanah
TopograďŹ Kabupaten Boyolali bergradasi dari arah barat ke timur. Bagian barat lebih tinggi dibandingkan wilayah Boyolali Timur dan Utara. Kecamatan Ampel memiliki ketinggian sekitar 1.300-1.500 mdpl dan menjadikannya wilayah tertinggi di Kabupaten Boyolali. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh keberadaan bentang alam Gunung Merapi dan Merbabu.
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Boyolali adalah tanah asosiasi litosol, grumosol, litosol cokelat, regosol kelabu, regosol cokelat, andosol cokelat, andosol kelabu tua, grumosol kelabu tua, mediteranian cokelat tua.
Kelerengan KlasiďŹ kasi kemiringan lahan terbagi menjadi enam kelas yaitu 0-2%, 2-8%, 815%, 15-25%, 25-40%, >40% dengan kelerengan tertinggi di Kecamatan
C. Kondisi Sosial Ekonomi Jumlah penduduk Kabupaten Boyolali sebesar 967.215 jiwa dengan penduduk terbanyak berada di Kecamatan Ngemplak. Ketergantungan angkatan tidak produktif terhadap penduduk usia produktif tinggi dengan depedency ratio sebesar 84,09.Penduduk yang bekerja di bidang pertanian, tanaman pangan menempati presentase paling besar dalam komposisi penduduk yang dibedakan berdasarkan jenis pekerjaan. Total penduduk pra sejahtera sebesar 40%. Hal ini menyatakan masih banyak penduduk miskin di Kabupaten Boyolali. Jika dilihat dari pendidikan, penduduk Boyolali sebagian besar merupakan tamatan SD, sehingga tingkat pendidikan Boyolali masih rendah disertai oleh kepedulian warganya akan pendidikan yang juga masih minim. Berdasarkan PDRB ADHK 2015, lapangan usaha yang menyumbang pendapatan Kabupaten Boyolali terbesar yaitu sektor industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali uktuatif. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali cenderung menurun. Penurunan terbesar terjadi pada periode 2010-2011 menuju 2011-2012 sebesar 1,01%. Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ) yang memperbandingkan tiap sektor dalam PDRB antara Kabupaten Magelang dengan Provinsi Jawa tengah, sektor unggulan Kabupaten Boyolali yang tertinggi adalah pertambangan dan penggalian. Kabupaten Boyolali yang terdapat Gunung Merapi dan Gunung Merbabu merupakan salah satu penyebab kabupaten ini sebagai penghasil pasir atau pertambangan dan penggalian jenis lainnya. Kegiatan ekonomi Kabupaten Boyolali mulai bergeser dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Hal ini sesuai dengan visi Kabupaten Boyolali yaitu Pro Investasi.
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
8
Hasil
dan
Pembahasan A. Analisis Kesesuaian Lahan Kabupaten Boyolali
Peta Curah Hujan
Peta Jenis Tanah
Peta Kelerengan
skoring &
Peta Kesesuaian Lahan Kabupaten Boyolali
Hutan Produksi Tetap/ Hutan Produksi Konversi Tanaman Semusim dan Permukiman Lindung Penyangga
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
9
B. Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian Hortikultura Sayuran
Peta Budidaya
Peta Permukiman
Peta Hutan
Peta Sawah
25.476,101 + 31,963 + 61.565,440
98.948,420
Luas Potensi Lahan Pertanian Hortikultura Sayuran
11.874,916 ha
Berdasarkan SK Mentan No. 837/KTPS/UM/11/1980 dan kriteria teknis penataan ruang kawasan budidaya, faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan penentuan kawasan budidaya pertanian hortikultura sayuran antara lain: 1. Ketinggian <1000 meter 2. Kelerengan <40% 3. Curah Hujan >1500 mm per tahun 4. Jenis tanah yang memenuhi adalah alluvial, grumosol, dan latosol.
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
10
C. Kondisi Eksisting Sumberdaya Pertanian Hortikultura Sayuran Kabupaten Boyolali Tabel Luas Panen dan Produksi Pertanian Hortikultura Sayuran Kabupaten Boyolali
Sumber: Boyolali Dalam Angka 2015
Kondisi eksisting sumberdaya pertanian hortikultura sayuran Kabupaten Boyolali dihitung dari jumah luas lahan panen dan produksi komoditas sayuran pada tahun terakhir, yaitu data Kabupaten Boyolali Dalam Angka Tahun 2015. Dari tabel diatas, didapatkan bahwa lahan yang telah terpakai untuk panen pertanian hortikultura sayuran Kabupaten Boyolali pada tahun 2014 seluas 6.884 ha.
D. Neraca Sumberdaya Pertanian Hortikultura Sayuran Kabupaten Boyolali
NERACA FISIK Cadangan lahan pertanian hortikultura dapat diperoleh melalui perbandingan antara luas lahan panen eksisting dengan luas lahan yang sesuai. Tabel Neraca Cadangan Lahan Pertanian Hortikultura Sayuran Kabupaten Boyolali Tahun 2014
Sumber: Olah Data Boyolali Dalam Angka 2015
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
11
Berdasarkan data tersebut, dapat juga diperoleh cadangan produksi sumberdaya pertanian hortikultura sayuran, seperti pada tabel dibawah ini. Tabel Neraca Cadangan Produksi Pertanian Hortikultura Sayuran Kabupaten Boyolali Tahun 2014
Sumber: Olah Data Boyolali Dalam Angka 2015
Dari tabel-tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Boyolali masih memiliki cadangan lahan sebesar 4.991 hektar dan cadangan produksi pertanian hortikultura sayuran sebesar 384.730 kwintal. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Boyolali masih memiliki lahan yang belum dioptimalkan secara maksimal. Neraca sumber daya pertanian hortikultura sayuran dapat memperlihatkan komoditas unggulan sayuran yang ada dalam Kabupaten Boyolali. Kabupaten Boyolali memiliki 14 komoditas sayuran seperti bawang merah, bawang daun, kentang, wortel, kobis, sawi, cabe, tomat, terung, buncis, mentimun, labu siam, kangkung, dan bayam. Komoditas tersebut memiliki luas panen dan produktivitas yang berbeda-beda. Tabel Neraca Luas Panen Pertanian Hortikultura Sayuran Kabupaten Boyolali
Sumber: Olah Data Boyolali Dalam Angka 2015
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
12
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa luas panen pertanian hortikultura sayuran Kabupaten Boyolali mengalami penurunan sebesar 17,5 % atau 1.460 hektar dalam kurun waktu lima tahun. Pengurangan lahan panen paling drastic terjadi pada lahan labu siam sebesar 58,29% atau 116 hektar dari lahan labu siam yang tersedia sebelumnya. Sedangkan pertambahan lahan panen atau pertumbuhan positif yang terbesar terlihat pada komoditas bayam yaitu sebesar 102,08% atau 49 hektar dari lahan bayam sebelumnya. Luas panen pertanian hortikultura sayuran dapat mempengaruhi jumlah produksi pertanian hortikultura sayuran yang dihasilkan di Kabupaten Boyolali. Untuk itu diperlukan analisis produksi sumber daya pertanian hortikultura komoditas sayuran Kabupaten Boyolali, sebagai berikut. Tabel Neraca Produksi Pertanian Hortikultura Sayuran Kabupaten Boyolali
Sumber: Olah Data Boyolali Dalam Angka 2015
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa hasil produksi pertanian hortikultura sayuran Kabupaten Boyolali mengalami kenaikan sebesar 42,06 % atau 270.523 kwintal dalam kurun waktu lima tahun. Pengurangan produksi paling drastis terjadi pada hasil produksi bayam sebesar 74,01% atau 5.582 kwintal dari hasil produksi bayam yang tersedia sebelumnya. Hasil ini sangat berbanding terbalik dengan jumlah luas lahan panen bayam yang memiliki peningkatan terbesar. Sedangkan pertambahan hasil produksi atau pertumbuhan positif yang terbesar terlihat pada komoditas cabe yaitu sebesar 476,29% atau 254.978 kwintal dari hasil produksi cabe sebelumnya.
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
13
Peningkatan produksi dan luas panen belum tentu menunjukkan terjadinya peningkatan produktivitas pertanian. Hasil produktivitas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Neraca Produktivitas Pertanian Hortikultura Sayuran Kabupaten Boyolali
Sumber: Olah Data Boyolali Dalam Angka 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa Kabupaten Boyolali telah mengalami kenaikan produktivitas pertanian hortikultura sayuran sebesar 109,31%. Pertambahan tersebut terjadi pada hampir semua komoditas sayuran kecuali bawang merah, bawang daun, kentang, dan bayam. Penurunan produktivitas tertinggi berada pada bayam yaitu sebesar 87,14% dari produktivitas sebelumnya. Sedangkan produktivitas tertinggi terjadi pada komoditas sayur labu siam sebesar 1.004,87% atau 1.258 kw/ha dari jumlah produktivitas sebelumnya. Apabila data luas lahan panen, produksi, dan produktivitas ini saling dihubungkan, maka dapat diketahui bahwa pertanian hortikultura sayuran Kabupaten Boyolali dalam kurun waktu lima tahun mengalami penurunan luas lahan panen sebesar 17,5 %, kenaikan hasil produksi sebesar 42,06 %, serta kenaikan produktivitas sebesar 109,31%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa luas lahan panen tidak begitu berpengaruh pada hasil produksi dan produktivitas pertanian hortikultura sayuran. Tentunya ada faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh dan membantu meningkatkan produksi seperti penggunaan teknologi pertanian terbaru, bibit unggulan, intensiďŹ kasi lahan, penyuluhan, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Jado, dapat disimpulkan bahwa program-program yang dibuat antara pemerintah dan petani dalam pertanian ini sudah berhasil tanpa adanya penambahan lahan.
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
14
NERACA MONETER Neraca moneter digunakan untuk mengetahui cadangan pendapatan dari sumber daya pertanian hortikultura sayuran di Kabupaten Boyolali. Untuk menghitung neraca moneter maka perlu melihat standar biaya yang dihasilkan setiap satu hektar lahan pertanian hortikultura dalam bentuk uang. Menurut sumber www.jombangkab.go.id/e-gov/Sembako/Daftarsembako2.asp dalam Alifan Cahyana, 2014, satu hektar lahan pertanian hortikultura sayuran mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp12.550.000/ha. Tabel Neraca Moneter Sumber Daya Pertanian Hortikultura Sayuran Kabupaten Boyolali 2014
Sumber: Olah Data Boyolali Dalam Angka 2015
Dari perhitungan neraca moneter diatas, Kabupaten Boyolali memiliki cadangan moneter sebesar Rp 62.637.050.000 dengan nilai lahan yang sesuai/maksimum sebesar Rp149.031.250.000. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Boyolali belum mengoptimalkan pemanfaatan dan produksi sumberdaya pertanian hortikultura sayuran.
E. Keterkaitan Perkembangan Perekonomian dengan NSDA Sektoral Keterkaitan NSDA dan Kinerja Ekonomi
struktur ekonomi Pada graďŹ k struktur ekonomi di samping dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir terdapat tiga lapangan usaha yang merupakan penyumbang terbesar untuk pendapatan Kabupaten Boyolali, yaitu sektor industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan. Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian benar-benar memiliki peran di Kabupaten Boyolali. Selain itu, berdasarkan analisis cadangan ďŹ sik dan moneter juga pertanian khususnya sayuran memiliki potensi yang besar untuk lebih dikembangkan lagi.
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
15
┼┴┴ ╗╓ ╗┴ ╖╓ ╖┴ ╕╓ ╕┴ ╔╓ ╔┴ ╓╓ ╓┴ ╒╓ ╒┴ ║╓ ║┴ ═╓
Grafik Struktur Perekonomian Kab.
═┴
Boyolali Tahun 2010-2015
┼╓
Sumber: Olah Data Boyolali Dalam
┼┴
Angka 2015 ╓ ┴ ═┴┼┴
═┴┼┼
═┴┼═
═┴┼║
═┴┼╒
═┴┼╓
pertumbuhan ekonomi Grafik Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Boyolali
Perikanan Kabupaten Boyolali
6,60 6,40
7,00
6,34
6,20
6,08
6,00
5,00
5,83
4,00
5,80 5,60
3,00
5,42
5,33
5,40
6,59
6,35
6,00
2,01
2,00
5,20
1,00
5,00
0,00
4,80
1,98
-0,18
-1,00
2010-2011
2011-2012
2012-2013
2013-2014
Pertumbuhan Ekonomi
2014-2015 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Sumber: Olah Data Boyolali Dalam Angka 2015
Berdasarkan grafik di atas, pertumbuhan ekonomi Kabupayen Boyolali dari tahun 2010-2015 sangat fluktuatif. Pada tahun 2014-2015 mengalami kenaikan 0,66% dari pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan juga mengalami fluktuatif. Pada periode 2014-2015 mengalami kenaikan drastis sebesar 6,77%. Hal ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali yang meningkat pada periode yang sama. Jika dilihat dari struktur ekonomi tahun 2015 yang sudah dibahas sebelumnya juga sektor pertanian ini merupakan sektor unggulan.
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
16
Keterkaitan NSDA dengan Sektor Unggulan Tabel Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2014
Sumber: Olah Data Boyolali Dalam Angka 2015
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sektor unggulan di Kabupaten Boyolali adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan serta sektor pendidikan. Sektor pertanian termasuk golongan unggulan berdasarkan metode LQ, Shift-Share, dan Tipologi Klassen II, serta golongan potensial pada Tipologi Klassen I. Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian sangat membantu dalam pendapatan daerah Kabupaten Boyolali.
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
17
Tabel Analisis Sektor Unggulan Pertanian Hortikultura Sayuran 20102014
Berdasarkan tabel di samping, dapat disimpulkan bahwa sektor unggulan pada pertanian hortikultura sayuran di Kabupaten Boyolali berdasarkan Tipologi Klassen Sektoral adalah Cabe dan Labu Siam. Hal ini juga dibuktikan dari analisis aktiva-passiva produksi dan produktivitas sebelumnya bahwa cabe dan labu siam yang memiliki pertumbuhan tertinggi daripada jenis komoditas lainnya.
Keterkaitan NSDA dengan Disparitas Pendapatan
Sumber: Olah Data Boyolali Dalam Angka 2015
Disparitas pendapatan suatu wilayah berkaitan erat dengan faktor distribusi pendapatan, dimana distribusi pendapatan menggambarkan bagian dari pendapatan yang diterima oleh para pemilik faktor produksi dan juga menggambarkan variablilitas atau dispersi (penyebaran) pendapatan di wilayah tersebut. Secara u m u m , d i s p a r i t a s p e n d a p a t a n t e r j a d i k a re n a a d a n y a ketidakmerataan dalam kepemilikan kekayaan, pendapatan tenaga kerja, dan property income. Kepemilikan kekayaan terdiri dari tangible assets (rumah, mobil, tanah, dan barang tahan lama lainnya) sertia ďŹ nancial assets (uang tunai, tabungan, dan surat berharga lainnya). Pendapatan tenaga kerja dipengaruhi oleh faktor kemampuan dan keahlian, intensitas kerja, bidang bekerjaan, dan lainnya. Property income dipengaruhi oleh faktor life cycle saving, kewirausahaan, warisan dan lainnya. Disparitas pendapatan antar wilayah di Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari beberapa faktor, diantaranya adalah pola perkembangan ekonomi
Tabel Analisis Tipologi Klassen Pola Perkembangan Ekonomi Kabupaten Boyolali Tahun 2007-2011
Sumber: Olah PDRB ADHK antar Kecamatan di Kabupaten Boyolali Tahun 2007-2011
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
18
Dari tabel tipologi klassen pola perkembangan ekonomi, dapat dilihat bahwa terdapat tiga kecamatan yang masuk ke dalam karakteristik daerah cepat maju dan cepat tertinggal di Kabupaten Boyolali, diantaranya Kecamatan Boyolali, Simo, Karanggede. Disisi lain, masih terdapat enam kecamatan yang tergolong daerah relatif tertinggal.
Indeks Williamson 0 ,0 5 8
Peta Pola Perkembangan Ekonomi Antar Wilayah
0 ,0 5 6
0 ,0 5 6 0 ,0 5 4
0 ,0 5 4
0 ,0 5 4
0 ,0 5 2 0 ,0 5 0
Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh
0 ,0 4 9
0 ,0 4 8
Daerah Maju Tertekan
0 ,0 4 6
Daerah Cepat Berkembang
0 ,0 4 4
2007
2008
2009
2011
Daerah Relatif Tertinggal
Entropi Theil 1,350
1,344
1,342
1,345
1,340 1,330 1,320 1,310 1,300
1,292
1,290 1,280 1,270 1,260
2007
2008
2009
2011
Berdasarkan GraďŹ k Indeks Williamson dan Entropi Theil diatas menunjukkan bahwa ketimpangan daerah di Kabupaten Boyolali mengalami ďŹ&#x201A;uktuatif. Rata-rata Indeks Williamson sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Boyolali PDRB per kapita relatif merata karena nilai indeksnya mendekati nol. Disparitas pendapatan antar wilayah di Kabupaten Boyolali ini cukup terkait dengan potensi sumber daya yang ada. Guna lahan pertanian mendominasi lahan Kabupaten Boyolali, sehingga akan mempengaruhi besaran tenaga kerja yang bermata pencaharian sebagai buruh tani. Sehingga sektor pertanian memiliki kontribusi besar dalam perekonomian Kabupaten Boyolali, sesuai dengan struktur ekonomi eksisting dan analisis sektor unggulan. Selain itu, sumber daya lahan pertanian, khususnya hortikultura sayuran di Kabupaten Boyolali belum dimanfaatkan secara optimal di beberapa kecamatan. Kabupaten Boyolali masih memiliki cadangan lahan pertanian hortikultura sayuran sebesar 1.874,916 hektar yang tersebar di berbagai kecamatan. Hal ini akan berpengaruh pada ketidakmerataan pendapatan tenaga kerja, khususnya buruh tani di Kabupaten Boyolali. Jika potensi sumber daya tersebut dimanfaatkan lebih optimal, maka secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan tenaga kerja yang akan mengurangi disparitas pendapatan wilayah di Kabupaten Boyolali. Dari segi sumber daya pertanian hortikultura sayuran, jenis sayuran yang memiliki potensi menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Boyolali adalah cabe dan labu siam. Optimalisasi komoditas unggulan ini akan membantu dalam peningkatan pendapatan di sektor pertanian khususnya hortikultura sayuran. Selain itu, komoditas unggulan ini diharapkan juga dapat dikembangkan di wilayah-wilayah tertinggal di Kabupaten Boyolali.
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
19
kESIMPULAN
& REKOMENDASI
Berdasarkan analisis neraca sumberdaya pertanian hortikultura sayuran dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Boyolali masih memiliki cadangan lahan untuk sayuran yang cukup banyak sebesar 4.991 ha dari 11.875 ha lahan yang sesuai, serta cadangan moneter yang mencapai Rp62.637.050.000 untuk pengembangan hortikultura. Selain itu, analisis kinerja ekonomi dan sektor unggulan dalam perekonomian Kabupaten Boyolali mendapatkan sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki struktur ekonomi tinggi dan termasuk komoditas unggulan. Tenaga kerja yang bermata pencaharian sebagai buruh tani pun sangat banyak. Sehingga berpengaruh pada pendapatan penduduk tersebut. Kabupaten Boyolali sebaiknya makin memperhatikan sektor pertanian sebagai sektor unggulan dan berkontribusi besar pada PDRB Kabupaten Boyolali. Usaha-usaha yang dapat dilakukan berupa peningkatan kapasitas produksi melalui perluasan lahan pertanian, mengingat masih banyak cadangan lahan yang tersedia. Penerapan dan perbaikan teknologi di bidang pertanian khususnya sayuran pun perlu dilakukan guna menghasilkan produksi yang berkualitas dan maksimal dengan modal lahan dan ďŹ nansial yang seminimal mungkin. Penyediaan dan peningkatan kualitas infrastruktur penunjang kegiatan pertanian juga perlu dilakukan untuk mempermudah dalam hal pengelolaan dan distribusi hasil produksi. Pemerintah juga perlu melakukan pemberdayaan kaum petani untuk meningkatkan produktivitas kerja dan mendorong inovasi mereka dalam bertani.
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
20
DAFTAR PUSTAKA SNI-19-6728-3-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya Peraturan Menteri Pertanian No. 41/Permentan/OT.140/9/2009 tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian. Undang-undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Undang-undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2010 tentang Hortikultura. Masykur, Dedi. (2009). Pembangunan Daerah Melalui Pengembangan Wilayah. [Online]. Tersedia: http://www.bappenas.go.id/ďŹ les/2913/5228/1449/bangdabangwil1__20091008103033__2165__1.pdf (Diakses tanggal 23 September 2016) Boyolali Dalam Angka Tahun 2016. Angelica. (2016). Pendapatan Regional [Tersedia dari Universitas Gadjah Mada untuk mahasiswa]. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31697/4/Chapter%20II.pdf (Diakses tanggal 23 September 2016).
nsda pertanian hortikultura sayuran kab. boyolali
21
Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada