a Guide to be a Roadbikers
Albert Einstein
Published in 2011 by ELSE-PRESS Jatinegara Barat 54 E , Jakarta Ciumbuluit 42 A/ A 05, Bandung +62 21 85 900 788 +62 22 203 80 49 www.elsepress.com
Copyright 2011 ypurwaka The moral right of the author has been asserted. All right reserved. No part of this publication may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any information storage and retrieval system, without prior permission from the publisher.
Introduction
Gear One
Origins
Anatomy
20
History
2
Frameset
22
Timeline
4
Wheelset
33
Seatparts
44
Roadbike Roadbike Growth
8
Groupset
48
Roadbike Type
11
Crankset
62
Cogset
74
Control
77
Accessoris
82
Gear Two
Miscellaneous
Bike Fitting
86
Law & Support
102
Riding Position
92
Workshop
104
Gear Ratio
98
Bike Porn !
105
Sepeda sekarang sudah menjadi bagian dari gaya hidup para remaja dikebanyakan kota besar di Indonesia, khususnya di Jakarta, tiba-tiba saja dua tahun belakangan ini sepeda jenis roadbike menjadi urban hype dan gaya hidup sendiri bagi remaja. Buku ini akan menjelaskan tentang jenis, part, dan setting sepeda roadbike. Pada dasarnya bersepeda adalah hal yang menyenangkan, selain itu banyak sekali manfaat dari bersepeda, namun untuk mendapatkan kesenangan dalam bersepeda terlebih dahulu kita harus mengenali sepeda itu sendiri. Ketika sudah mengetahui sepeda dan bersepeda yang benar, maka kesenangan dalam bersepeda akan mudah didapatkan karena kita dapat bersepeda dengan nyaman. Buku ini akan membahas tentang part sepeda dan setting sepeda agar para remaja dapat lebih memahami Roadbike, sehingga makin banyak lagi remaja yang bersepeda dan misi untuk meredam pemanasan global bukan lagi obrolan hangat ketika makan siang. Salam bike-bike saja. Ciao! ypurwaka
S
ejarah tentang penemu sepeda terbagi menjadi beberapa versi, karena banyak pihak yang saling claim dan saling membantah tentang siapa penemu sepeda pertama kali. Dari beberapa tokoh dan versi yang pernah dianggap sebagai penemu sepeda salah satu diantaranya adalah Leonardo Da Vinci, beberapa versi menyebutkan bahwa Leonardo Da Vinci pada tahun 1490 telah membuat sketsa mesin beroda yang sangat mirip sekali dengan versi sepeda modern lengkap dengan pedal dan rantai pengendali. Sketsa ini ditemukan oleh beberapa pendeta Italia pada tahun 1966 saat merestorasi manuskrip kuno Da Vinci. Sayangnya banyak pihak masih menyangsikan hal ini, karena seperti sketsa-sketsa yang telah dibuat oleh Da Vinci sebelumnya, gambar tentang sepeda itu tidak pernah melampaui kertas gambar. Dari versi-versi yang beredar cukup membuktikan bahwa sejarah tentang sepeda ini ternyata masih samar, namun salah satu sumber yang dinilai cukup valid adalah temuan dari Baron Karl Drais von Sauebronn seorang pria keturunan Jerman pada tahun 1817 dan temuannya itu dengan resmi dipatenkan pada 17 Februari 1818. Temuannya ini terbuat dari kayu dengan dua roda dalam satu sumbu dan bisa dikendalikan karena sudah dilengkapi dengan setir namun karena belum dilengkapi pedal, satu-satunya cara untuk menggerakan kendaraan ini adalah dengan menjejakan kaki ke tanah. Temuan dari Karl Drais ini juga dikenal dengan sebutan draisine atau dalam versi Inggris sering disebut hobby horse yang merujuk pada arti “kuda-kudaan� karena tujuan awal dibuatnya alat ini untuk mengantikan fungsi kerja kuda. Karl Drais sebenarnya sudah merintis temuannya ini sejak tahun 1812, namun fenomena alam waktu itu memaksanya bergegas untuk menyempurnakan temuannya ini. Pada kisaran tahun 1816 di Eropa
2
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
dikenal sebagai musim panas tanpa matahari, sehingga ladang-ladang pertanian gagal panen karena diselimuti oleh salju, sehingga manusia bahkan kuda pun pada saat itu kesulitan untuk mencari makanan. Hal ini jelas menyulitkan, karena pada masa itu alat transportasi utama adalah kereta kuda, sehingga alat transportasi yang bergantung pada kuda ini pun terpaksa terhenti. Itulah yang membuat Karl Drais terobsesi untuk meyempurnakan alat temuannya itu, yaitu sebuah alat transportasi yang dapat digerakan tanpa tenaga kuda. Penemuan ini pun merupakan titik awal prinsip keseimbangan sepeda modern. Lalu sekitar tahun 1839 seorang pandai besi kelahiran Skotlandia, Kirkpatrick Macmilan menambahkan pedal yang dihubungkan dengan roda belakang sehingga pengendara Hobby Horse tidak perlu menjejak tanah untuk melaju. Sepeda ini digunakan Macmilan untuk mengunjungi saudaranya di Glasgow dengan jarak kurang lebih 110 km dan ditempuh dengan kecepatan rata-rata 13 km/jam. Akan tetapi sepeda yang sebenarnya baru diproduksi pada tahun 1855 oleh Ernest Michaux seorang pelatih Hobby Horse, yang menyempurnakan kembali desain dari Draisine dengan ditambahkannya sistem pedal pengayuh yang dihubungkan langsung pada roda depan dan pemberat engkol, sehingga laju sepeda menjadi lebih stabil. Lalu pada tahun 1865, penemuan ini disempurnakan kembali oleh Pierre Lallement yang memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi disekelilingnya atau yang sekarang lebih dikenal sebagai velg. Penemuan Pierre dan Ernest Michaux ini diberi nama Velocipede (Fast Foot) pada tahun 1866-1867, kemudian sepeda ini mulai dibuat secara industri dengan roda depan yang sedikit lebih besar. Perkembangan sepeda mulai mengalami kemajuan yang pesat, setelah ditemukannya teknologi baja berlubang dan teknik penyam-
bungan besi, hingga sekitar tahun 1870 Velocipede berevolusi menjadi Ariel atau yang popular disebut Penny Farthing sepeda dengan roda depan yang sangat besar, versi terakhir dari kendaraan ini memiliki roda depan dengan ukuran mencapai lima kaki. Kendaraan ini ditemukan oleh James Starley pria kebangsaan Inggris. Penemuan ini merubah kendaraan tersebut menjadi mesin transport yang lumayan cepat, akan tetapi menjadi sangat berbahaya karena sulit untuk menurunkan kecepatannya selain itu kendaraan ini juga dianggap benarbenar tidak nyaman. Pada tahun 1885 John Kemp Starley yang berkebangsaan Inggris membuat pabrik sepeda pertama di Conventry, Inggris ia membuat kendaraan bernama sepeda menjadi kendaraan yang relatif aman. Dengan bentuk yang lebih proporsional dan ukuran ban yang tidak terlalu ekstrim. John Kemp Starley juga membuat sistem penggerak roda belakang dengan sistem rantai dan gir atau gigi yang bisa diganti-ganti sehingga lebih mudah untuk dikendalikan, bentuk sepeda ini sudah mendekati sepeda yang ada sekarang. Hingga akhirnya pada tahun 1888 John Byod Dunlop asal Skotlandia, menemukan roda berbahan karet yang bisa diisi dengan angin, yang semakin menyempurnakan sepeda. Karena temuan sebelumnya masih menggunakan roda dari kayu lalu berkembang menggunakan roda dari karet mati, hingga akhirnya menggunakan ban dengan tekanan angin yang memberikan kenyamanan bagi pengendaranya. Sepeda ini akhirnya diberi nama Rover Safety Bicycle, yang kemudian berkembang pesat menjadi salah satu industri manufaktur yang membanjiri dunia. Hingga mulai tahun 1895, Negara-negara Eropa mulai mengembangkan teknologi rangka yang ringan dan mematenkan sistem pemindai gir dan gigi belakang, serta rem dengan kualitas yang baik dan semenjak itu jutaan orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya.
Baron Karl Drais von Sauebronn
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
3
1866
Pierre Lallement
Velocipede / Fast Foot Perancis
1839
Kirkpatrick Macmilan Skotlandia
1818
Baron Karl von Drais
Draisinne Jerman
4
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
1870 James Starley
Ariel / Penny Farthing Inggris
1885
John Kemp Starley
Safety Bicycle Inggris
1960 Racing Bike USA / Inggris
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
5
P
ada saat sepeda telah berkembang dengan begitu pesatnya, butuh waktu tak lama bagi manusia untuk menunjukkan kekuatannya. Di sinilah sifat alami manusia untuk berkompetisi menunjukkan giginya. Dengan kendaraan bertenaga manusia, sepeda pun kemudian menemukan jati dirinya dan menjadi bagian dari sebuah kompetisi adu gengsi. Dan balap sepeda pun turut menjadi populer. Balap sepeda pertama kali yang berhasil dicatat terjadi pada 31 Mei 1868 di Parc de Saint-Cloud, Paris. Jarak yang ditempuh pada saat itu adalah 1,2 km dan dimenangkan oleh James Moore, pebalap asal Inggris yang saat itu masih menggunakan sepeda kayu dan teknologi ball-bearing. Hingga kemudian, balap sepeda pun menjadi bagian dari ajang olimpiade yang digelar pada 1896 di Athena, Yunani. Balap sepeda semakin jauh lebih populer sehingga dibangunlah beberapa stadion khusus untuk mereka di daratan Eropa maupun Amerika. Salah satunya yang terkenal adalah Madison Square Garden yang kemudian beritanya makin menyebar dengan adanya teknologi radio. Jarak lintasan balap pun juga semakin berkembang hingga kemu-
8
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
dian dikenal dengan balap sepeda antarkota yang pertama kali diadakan antara kota Paris dan kota Roubaix, juga antara kota Liege dan kota Bastogne. Tour de France Sejarah pun mencatat tentang ajang balap sepeda legendaris Tour de France yang dimulai pada 1903, yang merupakan bagian dari promosi surat kabar Prancis, L’Auto. Kaos kuning yang disematkan pada pengendara yang memimpin ajang Tour de France sebenarnya dimaksudkan sebagai simbol kertas kuning surat kabar yang bersangkutan. Perkembangan sepeda pun tidak berhenti begitu saja, tetapi terus berkembang dan semakin jauh lebih baik lagi. Tidak hanya penggunaan material yang lebih efisien, tetapi juga dari segi bobot yang semakin jauh lebih ringan. Penggunaan material seperti titanium dan serat karbon pun membuat sepeda tidak hanya lebih ringan tetapi juga lebih kuat. Begitu pula dengan beberapa penemuan seperti shifter dan derailleur yang memudahkan pengendaranya untuk jalur tanjakan ataupun jarak jauh. Dan jenis sepeda pun juga makin berkembang, hingga akhirnya muncul jenis sepeda roadbike.
Roadbike di Indonesia Sepeda Roadbike awalnya dikenal dengan sepeda balap, di Indonesia sendiri perkembangan sepeda balap cukup pesat. Balap sepeda sebetulnya sudah cukup lama dikenal di Indonesia, bahkan jauh sebelum Perang Dunia II sudah ada beberapa pembalap sepeda yang dibiayai oleh kaum pengusaha : seperti perusahaan Tropical, Triumph, Hima, Mansonia dan lain-lain. Mereka dapat dikategorikan sebagai pembalap sepeda profesional. Padahal waktu itu masih jaman penjajahan Belanda. Memang perkembangan olahraga Balap Sepeda cukup menguntungkan waktu itu, khususnya di kota Semarang dimana di kota ini menjadi pusat kegiatan Balap Sepeda. Oleh arsitek Ooiman dan Van Leuwen didirikanlah sebuah velodrome. Velodromen dalam bahasa Belanda disebut Wielerband, atau “Pias� dalam bahasa Indonesia. Pada jaman Jepang boleh dikatakan kegiatan Balap Sepeda terhenti. Baru ketika kemerdekaan diproklamasikan, para penggemar Balap Sepeda kembali mencoba mempopulerkan. Meski belum terorganisir dalam satu wadah, tetapi secara perseorangan kegiatan olahraga Balap Sepeda nampak berkembang kembali.
Sebagai contoh terbukti ketika PON II/1951 berlangsunng di Jakarta, Balap Sepeda termasuk cabang olahraga yang dilombakan. Ikatan Sport Sepeda Indonesia atau disingkat ISSI baru didirikan tepat pada hari peringatan Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 1956 di kota Semarang. Sebelum itu di tahun 1951, beberapa daerah sudah memiliki perkumpulan-perkumpulan Balap Sepeda, seperti : Yogyakarta, Solo, Surabaya, Semarang, Jakarta, Medan, Manado dan Bandung. Terbentuklah perkumpulan-perkumpulan Balap Sepeda, yaitu : ISSS Ikatan Sport Sepeda Semarang PBSD Persatuan Balap Sepeda Djakarta ISSJ Ikatan Sport Sepeda Jogjakarta IPSS Ikatan Pembalap Sepeda Solo PSBS Perkumpulan Sepeda Balap Surabaya PBM Perkumpulan Balap Sepeda Medan Super Jet Perkumpulan Balap Sepeda dari Bandung PSBM Perkumpulan Sepeda Balap Manado Jawa Tengah yang sejak semula memang menjadi pusat kegiatan olahraga Balap Sepeda di tanah air, terutama di kota Semarang dengan Ikatan Sport Sepeda Indonesia,
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
9
merupakan sumber inspirasi kelahiran ISSI. Hal ini bertitik tolak atas keinginan untuk mempersatukan perkumpulan yang ada di seluruh Indonesia, agar pembinaan Balap Sepeda secara nasional dapat lebih mudah dilakukan. gerakan ini didahului dengna lahirnya ROSBADT, kependekan dari Rombongan Sepeda Balap Djawa Tengah. Impian dan harapan mereka menjadi kenyataan, ketika menjelang bulan Mei 1956 di kota Semarang terbentuklah Panitia Penyelenggara Kongres dan Kejuaraan Nasional yang pertama. Kegiatan ini mendapat dukungan pejabat, baik di kalangan sipil maupun militer, yang sanggup berperan serta dalam Kongres maupun Kejurnas ISSI. Pada tanggal 20 Mei 1956, selama empat hari penuh diadakan sidang yang dihadiri oleh organisasi-organisasi Balap Sepeda dari Semarang, Jakarta, Solo, Surabaya, Bandung,
10
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Medan dan Manado yang menetapkan Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) merupakan organisasi pusat dari seluruh perkumpulan Balap Sepeda di Indonesia, yang berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta Amatirisme. Hingga akhirnya pada masa sekarang ini sepeda roadbike menjadi sebuah gaya hidup tersendiri dikalangan remaja. Sepeda yang awalnya dikhususkan untuk balap kini dapat digunakan sebagai sarana transportasi. Sepeda roadbike adalah sepeda yang fungsinya lebih untuk medan jalan aspal (road) , jadi sepeda ini diperuntukan untuk dijalan raya. Ciri khas yang sangat terlihat jelas yaitu dari penggunaan ban kecil, tipis dan besar, sehingga sangat cocok untuk medan jalan yang halus seperti aspal dan beton. Namun sepeda roadbike pun dibagi menjadi beberapa jenis tergantung fungsi dan kebutuhannya.
K
arena pada dasarnya sepeda ini adalah sepeda kompetisi jadi ada beberapa jenis dari sepeda roadbike yang memang dikhususkan untuk kompetisi dan tidak cocok digunakan harian selain itu sepeda khusus kompetisi ini juga memiliki range harga yang mahal, jadi dibutuhkan pengetahuan khusus tentang jenis dari sepeda roadbike ini. Jenis sepeda roadbike dibedakan menjadi lima jenis, yaitu
Competitive Road Time Trial Touring & Commute Endurance Road Single Speed
Dari kelima jenis roadbike ini hanya tiga jenis saja yang dapat digunakan sehari-hari, yaitu Competitive Road, Touring & Commute dan Single Speed sedangkan untuk Time Trial dan Endurance lebih dikhususkan kepada jenis roadbike untuk kompetisi.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
11
M
erupakan jenis sepeda balap untuk kompetisi balap, dengan berat yang sangat ringan Karena total berat sepeda bisa mencapai 5kg. Jenis competitive road inilah yang paling sering digunakan oleh para remaja, karena selain cepat, jenis competitive road ini kapasitasnya masih dapat digunakan sebagai gaya hidup, dan bersosialisasi berbeda dengan jenis time trial atau pun endurance road yang sifatnya memang benar-benar untuk kompetisi atau prestasi. Jenis competitive road ini pun terbagi menjadi dua tipe yaitu vintage dan modern.
12
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
S
epeda ini adalah jenis sepeda balap yang sesungguhnya, karena bobotnya yang sangat ringan, desain sepeda pun dibuat dengan sangat teliti dan khusus untuk melawan terpaan angin. Sepeda ini khusus untuk digunakan kompetisi Time Trial / Thriatlon yang menuntut kecepatan dan waktu. Jenis sepeda ini dikhususkan untuk atlit dan kompetisi namun beberapa komponennya masih dapat digunakan, namun harganya pun terbilang mahal.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
13
S
epeda jenis ini adalah jenis sepeda gabungan dari sepeda balap kompetisi dan kebutuhan sehari-hari. Termasuk dalam jenis ini juga adalah sepeda touring, yang biasa digunakan khusus untuk perjalanan jarak jauh dengan rangka yang lebih
14
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
kuat dan penggunaan parts yang membuat nyaman berkendara jauh, jenis seperti ini biasanya digunakan untuk backpacking,dan berkemah. Berdasarkan perkembangan kebutuhan, para vendor mulai memproduksi sepeda roadbike untuk commute dan jarak
jauh dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para konsumen, hingga akhirnya muncul sepeda jenis hybrid yaitu penggabungan ciri antar satu jenis sepeda dengan jenis sepeda yang lain, yang sifat penggabungannya sengaja dikaburkan. Artinya ketika dua jenis sepeda ini digabungkan, hasil yang ada sulit dikenali kembali jenis yang sebelumnya, hybrid biasanya menggabungkan jenis sepeda MTB dan Roadbike dengan geometri MTB yang kuat dan nyaman, penggunaan jenis ban halus, tipis dan besar yang cocok dengan tekstur medan jalan raya, serta sistem percepatan roadbike yang memungkinkan pengendara sepeda mencapai kecepatan maksimum .
S
epeda touring adalah sepeda jarak jauh, geometri dari sepeda ini berbeda dengan geometri vintage roadbike, meskipun dengan proses produksi yang sama, sepeda touring lebih mengutamakan kenyamanan pada geometrinya. Namun, peminat sepeda touring ini tidak terlalu banyak, karena pada dasarnya di Jakarta sendiri jarang sekali pesepeda yang touring atau bersepeda jarak jauh. Biasanya sepeda ini dilengkapi dengan
fender dan rack, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengendara dalam membawa perlengkapan touring. Biasanya sepeda ini memiliki tempat sendiri untuk meletakan pompa, selain itu pada sepeda touring posisi berkendara tidak seagresif jenis roadbike yang lain, karena ukuran top tube yang lebih pendek, namun jenis sepeda touring adalah jenis sepeda dengan geometri yang paling stabil diantar jenis roadbike yang lain.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
15
J
enis ini adalah jenis roadbike yang lebih kuat, karena framenya lebih tahan terhadap jalan yang tidak halus seperti paving blok, selain cepat jenis roadbike ini cocok untuk kondisi jalan non aspal ataupun aspal dengan kualitas yang kurang baik. Jenis endurance road ini biasanya digunakan dalam perlombaan cyclocross.
16
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
S
epeda dengan gir tunggal, sepeda ini tidak memiliki pengaturan kecepatan, menjadikan sepeda ini lebih simple dan praktis untuk wilayah perkotaan. Namun kekurangannya sepeda jenis ini, adalah dengan gir tunggal yang memaksa kita kuat
menghadapi segala medan tanpa mengganti sistem percepatan seperti tanjakan. Jenis single speed ini terbagi menjadi beberapa jenis, freewheel dan fixed gear atau dolltrap yang sekarang ini sedang menjadi trend dikalangan remaja.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
17
Saddle
Seat rails Seat post Seat clamp
S
pesialisasi atau pengkhususan dalam tipe dan jenis sepeda telah terbagi menjadi berbagai jenis, tetapi semua jenis sepeda pada dasarnya adalah sama, walaupun beberapa komponennya dibagi dalam kelompok yang berdasarkan pada kualitas, desain, berat (bobot), dan metode dalam pemakaian. Pada dasarnya, sepeda terdiri dari beberapa bagian penting yaitu frame, stem, handlebar, dan saddle. Sepeda memiliki terminology dan sebutannya sendiri, berikut ini adalah anatomi sederhana sebuah sepeda roadbike.
Rear Brake Spoke Wheels
Rear Brake Shoes
Front Derailleur (FD)
Rims
Spoke Nipple
Cassette
Derailleur Hanger
Adjusting Barrel Rear Derailleur (RD) Chain Derailleur Pulley
20
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Chainring Bolt
Cable Housing
Stem
Brake Hood
Headset
Brake Lever
Housing Stop
Bartape
Brake Cable
Handlebar Adjusting Barrel
Shifter
Front Brake Front Brake Shoes
Spoke
Spoke Nipple
Wheels
Rims
Front Hub Crank Set
Chainring
Crank Arm
Pedal Valve
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
21
F
rame adalah jantung dari sepeda,frame menentukan kualitas dan penampilan dari sebuah sepeda, pemilihan frame yang salah akan berakibat fatal bagi kenyamanan bersepeda. Meskipun komponen sepeda yang lain dapat diganti, namun jika mengganti frame kita sama saja dengan membeli sebuah sepeda yang baru. Pada sepeda roadbike sendiri terdiri dari dua jenis frame yaitu, vintage roadbike dan modern roadbike perbedaannya terdapat pada lugs, lugs adalah bagian dalam frame yang berfungsi sebagai sambungan disetiap sudut geometri frame. Oleh karena itu pada pembahasan
22
pertama ini, kita akan membahas tentang frame pada sepeda roadbike. Seiring teknologi, pembuatan bahan dasar frame sepedapun semakin lama semakin berkembang, namun pada dasarnya bahan dasar dari frame ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu metal dan komposit. Bahan metal contohnya besi, aluminium, dan titanium, dan komposit fiber struktural, seperti karbon, kaca, aramid, atau spectra, dengan perekat plastik atau lem. Metal bersifat isotropik, artinya selain kuat bahan ini juga lebih stabil namun dan dapat menahan bobot yang cukup berat. Sedangkan bahan komposit bersifat anisotropik yaitu kokoh dan teratur di sepanjang sumbu fiber dan fibernya dapat dibentuk dalam hampir semua bentuk yang diinginkan, dengan keunggulan yang dapat ditempatkan pada posisi yang dibutuhkan.
High Tensile Steel (Hi-Ten) Material yang paling banyak digunakan di frame sepeda yang banyak kita jumpai, jenis ini sangat lentur dan baik untuk digunakan disegala medan karena fleksibilitasnya, akan tetapi jenis material ini memiliki kendala dengan bobot yang berat. Jenis material ini sangat kuat untuk kalian yang menggemari endurance (kekuatan). Namun sekarang jenis material ini sudah banyak ditinggalkan karena selain berat, bahan ini tidak tahan terhadap karat (korosi). Meski sudah lama ditinggalkan, frame besi ini masih banyak kita temui karena harganya yang cukup murah dan banyak diburu kolektor sepeda. Chromoly Lebih ringan dibandingkan dengan High Tensile Steel, karena sudah merupakan campuran antara besi dan carbon, frame ini lebih dikenal dengan Chromoly Frame. Frame Roadbike jenis ini masuk kategori Basic Level
Bikes (pemula), harganya termasuk murah dan tahan lama, dan lebih tahan terhadap karat dibandingkan Full Steel (besi), jenis ini juga sangat cocok untuk berlatih kecepatan dan manuver disegala medan. Alloy Alloy atau yang lebih kita kenal sebagai Allumunium merupakan jenis frame yang paling banyak dijadikan pilihan karena beratnya yang ringan dan tahan terhadap korosi akan tetapi jenis ini lebih kaku (rigid). Frame ini paling banyak digemari. Selain harganya yang murah, kualitas frame alloy lebih ringan dibanding steel atau chromoly, Roadbike banyak mengaplikasi frame ini. Frame ini termasuk dalam kategori Mid Level (menengah). Para vendor sepeda mengkombinasi dengan bahan carbon untuk komponen fork depan dan seatpost. Carbon Fiber Termasuk frame kategori Top Level, kare-
na frame ini dibuat dengan teliti tiap sambungan antar main tube, side tube dan top tube yang nyaris tidak terlihat. Jenis material ini sangatlah lentur, fleksibel,ringan dan tidak korosif, namun kelemahan frame dengan bahan dasar ini adalah tidak tahan terhadap goresan, karena akan mengakibatkan keretakan pada frame. Saat ini, beberapa vendor telah menerapkan teknologi “monocoque construction�, yaitu dengan cara di cor. Pembalap sepeda profesional banyak yang menggunakan frame jenis ini. Titanium Frame Jenis material ini pada prinsipnya hampir sama dengan serat karbon, yaitu memiliki bobot yang ringan dan tidak korosif. Material ini merupakan jenis top level (atas), biasa digunakan untuk pembalap sepeda profesional, berat frame bisa mencapai hanya 700 gram, karena jenis frame ini sangat ringan sehingga harganya tergolong sangat mahal.
23
Top Tube
Top Tube Lug
Steering Tube
Stay Ends
Seat Lug
Seat Stay
Head Tube
Down Tube Lug
Fork Crown
Seat Tube Brake Bridge
Bottom Bracket Lug
Fork Blade Tube
Chain Stay
Dropout
Down Tube
Top Tube : Batang penghubung head tube dengan bagian atas dari seat tube Down Tube : Batang penghubung down tube dengan bottom bracket Seat Tube : Penyangga seat post yang terpasang antara top tube dan bottom bracket Seat Stay : Batang rangka yang mendukung roda belakang dan terhubung dengan seat tube Chain Stay : Batang rangka yang menghubungkan bottom bracket dengan dropout 24
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Tips
Fork Crown
Lugs Down Tube Lug
Top Tube Lug
Seat Lug
Bottom Bracket Lug
K
ekuatan lug disusun dengan menyediakan permukaan lebih untuk area penyambung material, dan untuk penyerapan penumpukan beban. Titik lug melekat pada kulit tabung, titik ini berfungsi untuk menyalurkan beban ke sepanjang tabung, dan untuk membantu mengurangi bobot. Jenis frame vintage roadbike yang menggunakan sistem lug, bentuk dari lug ini pun beraneka ragam karena setiap vendor terkadang memiliki ciri khas tersendiri pada lug produksi mereka. Terkadang pada lug dicantumkan logo dan nama vendor itu sendiri, kekuatan frame vintage ini justru terdapat pada lug, lug memberikan keindahan sendiri pada frame, tidak hanya pada frame, di bagian fork pun terdapat lug, dan bentuk dari crown fork frame vintage dibagi menjadi tiga jenis yaitu Full Sloping, Semi Sloping dan Flat. Sedangkan untuk seat end pada dasarnya terdiri dari empat jenis seat end, selain memperindah masing-masing bentuk berpengaruh pada kekuatan seat stay.
Fully Sloping
Semi Sloping
Flat
Seat End
16 mm. Flat
16 mm. Concave Curve
12 mm. Concave Curve
12 mm. Flat
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
25
D
ropout adalah jenis garpu yang terdapat pada ujung frame yang berfungsi untuk memegang hub belakang, sehingga roda belakang dapat dilepas tanpa harus melepas rantai. Untuk sepeda jenis single speed atau fixed gear tidak memiliki derailleur atau perangkat rantai sehingga dibutuhkan sebuah tensioner yang berfungsi sebagai pengatur ketegangan rantai.
26
Pada dasarnya frame khusus single speed ini tidak memiliki dropout dan sering disebut dengan istilah track end, track end sangat cocok untuk sepeda single speed karena dapat dengan mudah mengatur ketengangan rantai, sehingga rantai tidak mudah putus atau lepas. Vertikal dropout memiliki slot menghadap kebawah, keuntungannya adalah poros
roda atau axle hub tidak dapat slip dan maju dibandingkan dengan jenis horizontal dropout, sedangkan kerugiannya adalah sepeda yang tidak memiliki derailleur belakang tidak dapat menyesuaikan ketegangan rantai, karena posisi axle hub tidak dapat maju atau pun mundur.
Horizontal Dropout
Semi Vertical Dropout
Horizontal Dropout dengan hanger
Horizontal 3-Speed
Horizontal Dropout Short
Vertical Dropout
Horizontal Dropout tanpa Hanger
Track Fork End
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
J
enis frame yang beredar dipasaran sekarang ini semakin hari semakin beragam, salah satu jenisnya adalah frame mixte dan pursuit. Untuk frame mixte pada dasarnya lebih dikhususkan untuk wanita oleh karena itu kebanyakan frame mixte yang beredar dipasaran sekarang rata-rata berukuran 26, frame ini terbilang unik dan jarang.
Mixte Frame
Pursuit frame pada dasarnya adalah jenis track frame, geometri frame ini berbeda karena terkesan agresif biasanya frame ini dikombinasikan dengan wheelset depan berukuran 650c yang memungkinkan posisi berkendara lebih agresif
Pursuit Frame
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
27
F
ork adalah parts yang berfungsi untuk “memegang� roda depan, yang berfungsi untuk mengarahkan dan menyeimbangkan sepeda, fork terdiri dari dua blade fork yang disatukan dengan fork crown dan berfungsi untuk “memegang� hub depan, dengan tube steerer yang melewati headtube dan disambung dengan stem yang nantinya dapat digunakan untuk mengendalikan sepeda. Fork sepeda mengalami perkembangan sebagaimana juga perkembangan pada jalanan. Pada masa-masa awal Tour de France bentuk fork sangatlah besar, rapuh dan tidak dapat diandalkan, karena jalanan yang bertanah dan berkerikil. Ini berarti pesepeda harus menggunakan sepeda beroda besar dengan ukuran ban yang besar pula, jadi di saat sepeda masa kini semakin menjadi nyaman, kala itu, seperti mountain bike yang pertama, sepeda pada umumnya amat berat dan lamban saat dikendarai. Bentuk fork memberikan pengaruh yang besar pada pengendalian (controlling), pada
28
masa sekarang ini, dimana jenis-jenis material bahan dasar sudah sangat beragam fork dapat dibuat lebih ringan dan responsif. Jenis sepeda roadbike umumnya menggunakan fork rigid (kaku) fork rigid adalah fork yang tidak menggunakan sistem suspensi sehingga tidak bisa meredam guncangan. jenis fork ini cocok dengan medan jalanan aspal yang halus dan berkerikil, selain itu fork jenis ini tidak perlu menggunakan perawatan khusus dan relatif lebih ringan. Untuk jenis fork dapat dibedakan menjadi dua jenis dengan tube steerer yang memiliki ulir dan tube steerer tanpa ulir, hal ini dikarenakan karena jenis headset. Namun pada masa sekarang ini para vendor sudah mulai meninggalkan fork dengan tube steerer yang memiliki ulir, karena fork dengan tube steerer tanpa ulir dianggap lebih rigid dan kuat, selain itu proses pemasangan fork ini pun lebih mudah dibanding jenis fork dengan tube steerer yang memiliki ulir.
H
ead set adalah bagian dari parts sepeda yang terletak diantara head tube dan fork, fungsi dari headset ini sebenarnya untuk menyambung fork dan headtube dan menjepit stem, selain itu headset juga sangat berpengaruh pada controlling pada saat bersepeda, head set sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu headset berulir (threaded) dan headset tidak berulir (threadless) atau sering dikenal juga dengan sebutan Aheadset. Fork steerer road bike tradisional berdiameter 2.5cm (1 inci), jadi sebelum fork tanpa ulir, fork steerer pada road bike terpasang dan terhubung langsung ke frame dengan headset. Stem handlebar berfungsi menyambung steerer tube dengan sebuah sistem quill atau wedge stem, yang sederhana tapi efektif. Headset dan quill-fitting stem yang standar saat ini langka adanya – bekerja dengan baik tapi membutuhkan kunci headset khusus untuk pengaturan. Quill stem kurang tahan lama dibanding Aheadset karena sulit melepaskan bar tanpa melepaskan juga semua bar tape dan break lever. Akan tetapi, quill stem menawarkan jangkauan yang lebih lebar daripada sistem Aheadset dan terlihat sangat se-
rasi terhadap sepeda retro. Tipe headset ukuran 2.5cm (1 inci) saat ini jarang digunakan dan kebanyakan road bike sekarang menggunakan Aheadset ukuran 2.8cm (1 1/8 inci), yang telah menjadi ukuran standar industri. Bentuk head tube frame terintegrasi yang terkini, di mana head tube melebar ke atas dan ke bawah untuk dapat dipasangkan bagian-bagian bearing ke frame, berarti diameter head tube dapat dibuat lebih besar lagi. Saya tidak pernah membayangkan bahwa hal-hal tersebut bisa saja terbuat, tapi tidak begitu kenyataannya dan saya merasa bagian-bagian tersebut berubah, karena tidak berfungsi dengan baik dibanding variasi standar dan bagian-bagian tersebut juga membutuhkan frame yang dibuat dengan banyak modifikasi tambahan pula. Sangat sulit apabila merubahnya setelah frame selesai dibuat. Saat ini banyak perusahaan pembuat frame aluminium yang seringkali menggunakan headset terintegrasi dan mereka menyebutkan ini untuk membuat frame yang lebih kokoh dan lebih ringan daripada pola perakitan head tube standar yang ada. Menurut pendapat saya ini tidak dapat dibuktikan
kebenarannya, meskipun lebih pendek, head tube yang lebih ramping secara langsung memberikan ikatan yang lebih kuat pada bearing daripada head tube yang lebih besar, inilah sesuatu yang dipertanyakan dari sistem yang bekerja dengan sangat baik dan sangat mudah diatur. Headset terintegrasi yang pertama, khususnya pada frame titanium, membuat berbagai macam permasalahan pada mekanika sepeda, sebagian besarnya dikarenakan titanium adalah bahan yang kuat. Bearing race tidak dapat dipasang secara paksa, khususnya kepada bahan bermaterial titanium yang tidak dapat dikerjakan dengan mudah menggunakan peralatan pemotong sederhana. Perusahaan yang menggunakan unit terintegrasi juga mengatakan hal tersebut dapat mempengaruhi karakter kendali dan kemudi. Ini adalah omong kosong dan lebih daripada mempertahankan cara mereka untuk tetap menyatukan frame dan fork. Meskipun headset terintegrasi terlihat lebih gagah dan lebih kekar dan dapat dibentuk menjadi sesuatu yang enak dilihat, akan tetapi sulit sekali menggunakannya, perawatannya dan pemilihan komponen
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
29
Lock nut dipasang pada bagian atas kolom steering dan mengunci bagian bearing Washer Biasanya memiliki gerigi yang dipasang pada ulir slot kolom steerer, berfungsi untuk menahan susunan bearing bagian atas. Top Bearing Cup Bagian atas ball bearing Top or Head Race Ini adalah bagian yang menekan frame dan menahan bearing terhadap head tube
Crown Race Cup Bagian ini juga menekan ke frame dan menahan bearing bagian bawah kolom. Crown Race (bagian bawah) Bagian ini menekan ke fork crown dan menjaga bearing tetap pada fork
30
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Threaded Headset Threaded headset ( headset berulir) memiliki 8 bagian yaitu crown race, lower bearings, crown race cup, top or head race, top bearing cup, upper race or cone, washer dan locknut. Untuk headset jenis ini, membutuhkan jenis fork dengan tube steerer yang memiliki ulir, biasanya para vendor memproduksi jenis fork dengan tube steerer yang panjang, sehingga pada saat proses pemasangan headset akan terpasang dengan baik, dan jika terlalu panjang biasanya tube steerer akan dipotong mengikuti ukuran headset. Namun sekarang headset jenis ini sudah mulai ditinggalkan karena beberapa alasan, yaitu : produksi yang mahal * Biaya (karena para vendor harus membuat ulir disetiap tube steerer pada fork) pemasangan yang rumit * Proses Secara marginal headset threaded lebih * berat dibanding headset threadless Tube steerer yang tidak berulir lebih kuat * dan sangat rigid sehingga sangat cocok untuk medan jalan aspal
Threadless Headset Headset threadless yaitu cara pemasangan fork pada frame tidak menggunakan ulir atau pengencangan ulir. Sebagai gantinya dipakai baut pengunci pada penutup ujung fork yang disebut star locknut. Stem disini juga sangat berperan sebagai pengikat fork dan headset pada head tube frame. Headset ini juga sering dikenal dengan istilah Aheadset, Dia Compe adalah vendor yang menemukan teknologi ini pada akhir tahun 1980. Aheadset adalah komponen yang sangat sederhana dan sangat mudah dalam pengaturan dan perbaikan, biasanya memakai kunci L daripada headset spanner besar yang telah dipakai tahunan saat industri memakai headset berulir. Sistem Aheadset terdiri dari dua buah bearing race yang dipasang pada tiap ujung head tube. Race ini tergantung pada bearing tersebut dan ditempatkan di fork crown di ujung yang satu dan stem pada ujung yang lain. Dibuat dengan sebuah penutup terkompresi yang mengamankan steerer handlebar stem menyatukan sistem bersamaan dan mencegah terlepasnya sistem ini.
Cap Bolt
Top Cap
Seal
Compression Ring Cartridge Bearing
Upper Headtube Race Star Nut
Lower Headtube Race
Cartridge Bearing Crown Race
Ukuran headset threadless roadbike : Headset berdiameter 1 inch menurut (JIS) Japanesse Industrial Standard Column OD 25.4mm * Fork Head Race OD 30.0mm * Head Cup tube ID 29.75-29.9mm * Fork crown ID 27.0mm * Fork crown race seat OD 27.1-27.2mm * Threadless stem diameter 25.4mm * Headset berdiameter 1 inch menurut “Modern European� Standard * Fork Column OD 25.4mm * Head Cup Race OD 30.2mm * Head tube dengan ID 29.9-30.2mm * Fork crown race ID 26.4mm * Fork crown seat OD 26.5-26.7mm * Threadless stem diameter 25.4mm Headset berdiameter 1-1/8� Oversized * Fork Column Outside diameter 28.6mm * Head Cup Race Outer diameter 34mm * Head tube ID 33.75-33.9mm * Fork crown race ID 30.0mm * Fork crown seat OD 30.1-30.2mm * Threadless stem diameter 28.6mm ID (inner diameter) OD (outer diameter) ukuran yang tercantum hanya ukuran yang dapat digunakan pada jenis sepeda roadbike
31
S
elama hampir satu dekade para pembalap sepeda professional pada umumnya telah menyertakan wheelset komplit (vendor menyebutnya sebagai part siap pakai) sebagai bagian utama mereka. Roda yang pertama kali mencapai suksesnya adalah model yang dibuat oleh produsen terkemuka, Campagnolo. Model roda Shamal dengan rim deep-section berbahan aluminium dilepas ke pasaran sekitar 15 tahun yang lalu dan dipakai oleh Miguel Indurain untuk menjuarai Tour de France 1994 (pada satu etape). Selama 1990-an muncul beberapa variasi wheelset di luar standar, misalnya roda dengan palang berbahan karbon yang di antaranya dibuat oleh vendor asal Amerika, Spinergy. Roda berpiringan karbon dan trispoke telah digunakan pada kelas time trial dan track event, namun hal tersebut bukanlah sebuah pilihan untuk penggunaan di jalanan, di mana kenyamanan pengguna dan berat sepeda membutuhkan perhatian lebih daripada aerodinamika sepeda itu sendiri. Satu rangkaian roda komplit mulai mendapat sorotan para pemerhati profesional, dikarenakan pinalti atas beban sepeda yang mempersulit pendakian di pegunungan, dan mereka ma-
sih belum menemukan “racikan� yang tepat untuk itu, dan beberapa dari mereka beranggapan mereka masih belum menyanggupinya. Wheelset komplit versi awal sangat berat, dengan performa rata-rata yang tidak memuaskan. Kerugian-kerugian ini semakin bertambah dengan fakta bahwa beberapa wheelset ini memiliki tingkat kestabilan yang jauh dari harapan, ditambah lagi dengan desain rim cross-section yang buruk dan spoke yang terlalu banyak semakin memperburuk keadaan. Pada tahun 1995 dikabarkan bahwa Mavic, sebuah vendor asal Perancis, menyatakan akan memusatkan perhatian mereka pada pengembangan wheelset. Dan seiring dengan pernyataan Campagnolo dan Shimano yang mengalihkan perhatian mereka pada gear shifter, Mavic kemudian menjadi pemecah kebuntuan dalam pengembangan wheelset. Mereka mengadakan perbaikan pada pembuatan rim mereka dan meluncurkan wheelset komplit mereka yang pertama, Cosmic. Walau dengan bobotnya yang besar, namun dengan penambahan spoke linear, mengartikan bahwa hub bisa dibentuk ulang dan lengkungan spoke dapat dihilangkan. Mavic menyadari bahwa penggunaan spoke
yang sedikit pada pola roda tradisional yang standar berarti mereka harus lebih mengarahkan perhatian ke spoke, oleh karena itu roda menjadi lebih bertumpu pada spoke, yaitu kelengkungan spoke itu sendiri. Spoke baru Mavic yang dibuat lurus memberikan lebih banyak tekanan dan lebih sedikit penghambat, dan mereka juga dapat menambahkan sebuah spoke cross-section aero tanpa membuat ulir pada hub, yang juga didesain ulang oleh mereka. Hasilnya, Cosmic berotasi dengan baik dan tidak ada masalah pada bagian-bagiannya, dan mereka dapat membuatnya lebih ringan, dan rim deep-section aluminium mereka pun terabaikan. Menjelang akhir 1990-an Mavic meluncurkan Helium, sebuah wheelset pertama yang benar-benar ringan, dan membuktikan kepopulerannya di kalangan pesepeda profesional, khususnya pesepeda track pegunungan. Inilah set komplit pertama dengan berat kurang dari 2kg (4lbs 8oz). Faktanya beratnya sekitar 1,500g (3lbs 3oz). Lagi-lagi, permasalahan terletak pada keawetan produk, dan apabila berat badan anda lebih dari 80kg (176lb), maka anda tidak dapat mengharapkan sepasang wheelshet yang tahan lama. Rim tubular dengan profile standar serta ban
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
33
tubular yang direkatkan juga memiliki batas masa pemakaian apabila digunakan untuk balapan. Kabar baik untuk para konsumen sepeda adalah, teknologi ban clincher menjadi amat berkembang selama ratusan tahun belakangan ini, dan membuat ban clincher menggeser ban tubular dalam hal kepuasan alternatif para pembalap amatir. Namun, penggunaan bahan karbon untuk rim clincher terasa kurang pas mengingat bentuk dari rim clincher yang terbatasi, namun bahan aluminium masih banyak digunakan untuk rim clincher, meskipun bahan karbon lebih ringan. Vendor roda pun mulai mengurangi penggunaan spoke untuk membuatnya lebih ringan, akan tetapi hal ini mengakibatkan struktur roda menjadi lemah dan menimbulkan masalah pada keseimbangan roda, apalagi dengan spoke yang sedikit dan diberi tekanan yang ekstrim. Solusi untuk hal ini adalah penggunaan rim yang lebih ringan lagi yang ditambah dengan jumlah spoke yang sesuai, sehingga mampu mengurangi bobot rim. Roda Cosmic Carbone buatan Mavic adalah salah satu yang mengedepankan beban yang ringan, dan deep-section aero spoke
34
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
berbahan karbonnya yang membuat bersepeda menjadi nyaman. Pada tahun 1997, dengan diluncurkannya jenis roda deep-section karbon bagi para pesepeda profesional, namun bentuk rim ini pada dasarnya masih tidak layak dengan spoke standar. Pada masa itu, hanya sedikit sekali vendor yang menguasai seni pembuatan rim deep-section, dengan esensi aluminium tradisional, di mana aero section pada rim bertindak sebagai bagian struktural dari roda itu sendiri. Wheelset aluminium Ksyrium adalah sebuah kisah sukses Mavic di segmen amatir, yang menggunakan spoke lebih besar berbahan aluminium (yang dapat mengurangi penggunaan spoke pada rim) dan menjadikannya rim aluminium yang lebih kuat dan ringan. Hasilnya adalah roda yang lebih baik dari versi sebelumnya, namun, masih terdapat kekurangan pada segi ketahanannya. Bagaimanapun juga, Ksyrium adalah sebuah terobosan baru, bila dibandingkan dengan seluruh roda buatan pabrik yang ada pada masa itu. Spoke seringkali menjadi permasalahan dalam menjaga putaran roda dan kerapuhannya memaksa setiap vendor mengubah spesifikasinya untuk membuat konstruksi
roda yang lebih kokoh dan memperbaiki titik lemah yang teridentifikasi oleh Mavic. Campagnolo memperoleh keuntungan besar dari hasil yang telah dicapai oleh Mavic melalui Cosmic dan mendesain ulang nipple buatan mereka agar lebih menahan tekanan spoke yang bertambah. Mereka menambahkan washer yang cekung dan sebuah lengkungan cembung pada nipple, yang mampu menghasilkan porsi yang pas pada rim dan memberi ruang untuk spoke di saat roda diberi beban. Roda Neutron mereka selanjutnya menjadi wheelset yang benar-benar kompetitif di pasar. Menemukan rim karbon yang dapat diandalkan untuk ban berkompresi tinggi masih merupakan suatu hal yang sulit untuk para vendor, meskipun beberapa dari vendor tersebut telah membuat banyak pilihan bentuk rim karbon yang bisa dibuat hanya dengan menyertakan sedikit spoke bertekanan tinggi. Perkembangan braking pad yang disematkan pada rim menjadikannya semakin kuat dan mampu melakukan peredaman di situasi basah. Opini perihal kemungkinan tentang permukaan rem karbon pun banyak bermunculan bersamaan dengan mulai digunakannya
rim karbon oleh pesepeda pro – beberapa di antaranya berpendapat bahwa muncul lebih banyak peluang akan terjadinya tubrukan di waktu basah akibat permukaan rem yang dianggap kurang efektif dengan brake pad yang kurang tepat. Bagaimanapun juga, banyak yang harus dilakukan untuk menambah kecepatan pada kelompok pembalap yang lebih besar. Apapun kebenaran dari masalahmasalah tersebut, tidak diragukan lagi bahwa daya rem pada rim aluminium lebih prediktif daripada rim karbon sebagai bandingannya. Banyak dari tim-tim profesional menyediakan rim karbon dalam persediaan mereka. Mengapa? Karena mereka telah memiliki keuntungan yang jelas pada segi keaerodinamisan, akan tetapi mereka masih membutuhkan sesuatu yang bisa menambah kecepatan di lintasan panjang saat balapan (di permukaan yang lebih halus) dan dapat memangkas sedikit beban dari set standar, mampu mengatasi lintasan yang menanjak, saat sprint dan dapat berakselerasi dengan luar biasa sempurna. Jadi banyak vendor (Zipp, Shimano, Campagnolo, Fulcrum, Easton, FSA, HED, Bontrager, Rolf, Reynolds, dan lainnya) memiliki pilihan atas beberapa pasang rim un-
tuk rangkaian mereka. Dan harga dari rim-rim ini tentu saja mahal, tapi anda mendapatkan spoke yang terpasang dengan aman pada rim edge (lebih dari sebuah ‘faring’ pada rim aluminium), membuat bersepeda semakin nyaman, menambah usia pemakaian roda, dan mengurangi bobot. Penjualan wheelset adalah sektor penjualan suku cadang sepeda yang terbesar di dunia sepeda, mungkin hal ini disebabkan karena permintaan konsumen yang begitu tinggi. Frame mampu bertahan dalam waktu yang begitu lama, namun roda memiliki kekurangan, yaitu tidak awet, yang berarti bahwa wheelset harus selalu diganti beberapa kali selama bersepeda. Bagaimanapun juga, wheelset berpengaruh pada performa dalam event yang berbeda dan aplikasinya, di mana hanya ada satu keputusan yang harus dibuat untuk memilih roda standar yang akan anda gunakan. Road wheelset modern saat ini mengedepankan performa itu, bukan untuk digunakan pada saat hujan atau untuk menjelajah di track off-road, jadi lebih bijaklah dalam setiap keputusan dan simpanlah rim karbon untuk musim panas. Wheelset terdiri dari hub,spoke,rims,dan ban
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
35
R
oda single speed dan roda track memiliki perbedaan kinerja pada road wheel bergerigi, menghasilkan roda yang jauh lebih kuat dan mengurangi kerusakan yang cenderung terjadi pada spoke, hub pun menjadi lebih sempit dari road wheel standar – 120mm (41/2inci), dibanding dengan 130mm (5inci) untuk sepeda dengan gear deraillur – penempatan spoke menjadi lebih
simetris dan axle yang lebih pendek terbukti lebih kuat. Ada dua ulir pada tiap sisi hub: sprocket pada ulir sisi kanan dengan mode pemasangan seperti pedal; lockring yang ditambahkan dengan sebuah ulir yang lebih kecil dan ramping – apabila dikencangkan berlawanan arah dengan sprocket dapat membuatnya tidak terpasang sempurna. Pesepeda track kala itu
Track nuts
Sprocket Threads Track nuts Lockring
Flange
Hub Body
Flange
Lock nut Cone
36
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
memindahkan lockring sepenuhnya dari hub belakang. Ini kemudian menyebabkan sprocket berputar tak menentu dan membuat rantai keluar dari gear dan menjadi kusut, yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Penggunaan lockring sangat direkomendasikan untuk menambahkan keamanan dan mampu bertindak sebagai rem belakang. Track hub bisa berupa sisi tunggal (single-sided) atau ganda (double-sided). Penggunaan dua sprocket amat dianjurkan untuk tipe jalanan beraspal, apabila ingin mengganti tipe roda dengan variasi double-sided maupun pada pemakaian single freewheel.
Quick-Release
S
epeda mengalami banyak perubahan besar dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Dengan penambahan sprocket pada roda belakang, menambah kemudahan pada sistem kemudi sepeda, di mana banyak hal tersebut banyak memberi beberapa dampak langsung pada roda belakang dan umumnya roda sepeda secara keseluruhan. Awalnya, Hub belakang memiliki ulir yang bisa menjadikan freewheel block yang tadinya terpisah digabung menjadi satu bagian. Itu artinya bentuk axle menjadi lebih menonjol, tidak seperti bentuk axle pada gear hub single-speed saat ini, posisinya menggantung dan tanpa adanya bearing pada locking nut diujungnya, dan jauh dari sisi hub body. Hasil dari komposisi tersebut adalah munculnya titik lemah dan alur putaran yang konstan dari susunan yang kadang mengakibatkan axle bengkok atau mungkin patah. Selama tahun
1980-an, dengan diciptakannya pilihan tujuh dan delapan kecepatan, harus ada sesuatu yang dilakukan untuk membuat roda belakang menjadi lebih awet dan tahan lama, sebagaimana mountain bike yang menempatkan beberapa bagian baru untuk daya tahan komponen-komponen sepeda itu sendiri. Dengan sprocket gear yang membutuhkan lebih banyak ruang di bagian belakang, membuat para vendor kemudian menciptakan hub flanged yang lebih dekat, dan menambah kerumitan dalam pembuatan roda belakang yang “tegak�. Rims dirancang ulang dan dibuat semakin kokoh, tetapi hub yang kemudian menimbulkan masalah karena menjadi titik lemah roda, meskipun spoke-spoke yang mudah rusak telah menjadi masalah utama yang membutuhkan perhatian lebih dan semakin menambah kebutuhan akan ruang yang lebih pada sisi perlengkapan roda belakang.
Hollow Hub Axle Setiap quick-release road hub memiliki sebuah hollow axle agar poros tuas dapat dilepas dengan cepat melalui titik tengah hub. Bearing Position Pada roda belakang bearing terletak sejauh mungkin mendekati axle untuk menahan keseluruhan road hub.
Hub Body Hub yang bagus dibuat dengan satu tempaan dalam satu bagian, untuk menghasilkan bobot yang ringan dan kekuatan tinggi. Flanges Flange yang kuat dibutuhkan agar dapat menjepit spoke dan bisa memberi jarak antar spoke yang lebih renggang agar spoke bisa melindungi cassette sprocket serta menahan struktur roda. Free Hub Body / Cassette Carrier Sisi tengah cassette terdapat lubang dengan pola cassette yang berbeda di setiap brand, dengan mekanisme freewheel yang terintegrasi di dalamnya
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
37
D
ahulu, spoke double-butted berbahan stainless-steel menjadi salah satu tambahan yang luar biasa pada roda sepeda, namun saat ini hal tersebut menjadi sesuatu yang biasa. Spoke yang di chrome memang menambah kecemerlangan pada sepeda, namun banyak vendor yang menemukan kekurangan padanya; rapuh dan juga rawan karat. Perkembangan pun silih berganti, dengan para vendor yang bereksperimen dengan menggunakan aluminium, titanium,
38
atau bahkan serat karbon, namun semua itu ditampik oleh para perakit roda, yang menyadari bahwa stainless-steel dengan segala kekuatan, fleksibilitas, dan sifat anti karatnya, adalah bahan yang sesuai untuk spoke. DT, sebuah vendor roda asal Swiss, membuat salah satu spoke stainless-steel yang terbaik yang pernah ada, bersama dengan vendor asal Belgia, Sapim, yang juga membuat beberapa spoke yang berbobot ringan (CX Ray misalnya). Aero spoke dikenal karena keistimewaan dari wheelset aero-nya, tapi cukup mahal untuk para perakit sepeda, jadi saya lebih memilih spoke double-butted dari DT yang berbahan stainless-steel, karena ringan, kuat, dan kualitasnya yang konsisten. Saya selalu memakai brass nipple dan hanya menggunakan alloy nipple khusus untuk roda depan – karena nipple jenis alloy ini mudah rusak dan tidak tahan terhadap tekanan apabila saya menggunakannya pada roda belakang, dan apabila digunakan pada sepeda musim dingin, nipple menjadi gampang menimbulkan karat pada eyelet rim.
P
esepeda harus memutuskan tipe roda seperti apa yang mereka inginkan sebelum memilih rim. Para perakit roda cenderung untuk menggunakan variasi profile yang dangkal, daripada profile yang dalam seperti yang terdapat pada jenis aero rim, ini dikarenakan profile yang dangkal dapat menimbulkan kombinasi antara keringanan dan kualitas berkendara. Ini mengakibatkan rim dengan profile yang dalam (deep-section rims) dibuat dengan spoke berjumlah sedikit, untuk menjaga keringanan serta membuat diameter rim tidak bertambah. Oleh karena itu, tidak direkomendasikan untuk membuat deep-section rim dengan banyak spoke. Perakit roda memiliki pilihan yang mereka sukai dan saran dari mereka sangat berguna karena mereka dapat membuat roda berdasarkan berat badan, tipe berkendara, dan keuangan anda. Rim dengan doule-eyelet, mengikat spoke terhadap rim, tertanam mulai dari tepi ke profile rim, bila dibandingkan dengan single-eyelet yang hanya terpancang pada tepian rim dan tidak sampai ke profile rim. Eyelet dibuat dari bahan aluminium atau stainlesssteel, tergantung dari vendor itu sendiri. Rim road-bike membutuhkan permukaan rem yang halus dan tepat. Salah satu pen-
emuan terbesar dalam efisiensi pengereman timbul saat para vendor menyadari bahwa penggunaan anodize untuk melapisi seluruh permukaan rim, termasuk permukaan rem, terlalu menyita waktu. Hal tersebut memberi penjelasan, bahwa rim seperti ini berdaya rem sedikit saat basah – brake block mudah terlepas – jadi mereka memilih untuk memindahkan anodize yang keras dan rem di antaranya pada bahan aluminium yang tidak terlalu keras di bawahnya, yang memberikan gesekan yang pas. Susunan yang rumit terdapat pada rim clincher. Tidak diragukan lagi bahwa ban clincher mudah untuk digunakan, tapi rim clincher lebih kaku daripada rim tubular, dan tidak begitu kuat. Sambungan antar ujung bulatan rim yang kurang kuat pada rim clincher generasi pertama – disebabkan
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
39
karena metode penyambungan yang hanya dijepit dan dilem atau hanya ditekan saja – dipasang bersama. Selalu saja ada sebuah sesuatu hal pada permukaan rem yang bisa menimbulkan bunyi yang mengganggu saat pengereman. Lebih buruknya lagi, dapat mengakibatkan kerusakan. Saat ini, profile pada rim clincher cenderung lebih dalam dibanding dengan rim clincher sebelumnya dan rim tubular sekarang telah dilas untuk menghasilkan sambungan yang kuat. Rim tubular (atau ’sprint’) adalah rim dengan bentuk yang sederhana. Hanya terdapat satu profile dan eyelet berada di tengah rim dan tertanam sampai ke luar rim. Rim jenis ini lebih kuat, lebih fleksibel, dibandingkan dengan rim clincher. Rim ini biasa digunakan oleh para peserta di ajang balapan di lintasan berbatu di Prancis dan Belgia pada musim semi, terutama karena rim tubular nyaman dipakai pada medan kasar, sehingga dapat dengan mudah melintas di jalan yang berlubang dan, tentu saja, berbatu. Dengan dikombinasikan bersama ban tipe yang sama (tubular) yang berat, dapat meredam goncangan keras dan tidak mudah bocor. Sedikit sekali tim yang ikut serta yang menggunakan rim deep-section, dengan konsekuensi mereka harus menam-
40
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
bahkan shock pada handlebar. Itulah mengapa saya lebih memilih untuk merakit sendiri, dengan spoke 32, roda three-cross, untuk perjalanan jauh dan balapan di lintasan yang permukaannya kasar, menggunakan rim tipe tubular atau clincher, agar lebih nyaman dan puas dalam bersepeda. Ambrosia telah membuat rim yang cocok untuk tipe ban tubular maupun clincher. Rim Ambrosio Nemesis tetap menjadi yang terbaik sebagai rim tubular yang paling dipilih untuk balapan berbatu klasik. Meskipun terbungkus sepenuhnya oleh anodize, tapi permukaan remnya rata, kuat, dan juga ringan. Ambrosia tetap membuat rim tubular Montreal, yang banyak digunakan oleh tim-tim profesional periode 1980-1990. Kekurangannya pada permukaan rem masih membuatnya menjadi pilihan untuk digunakan pada roda track dan retro. Seluruh rim berkualitas buatan Ambrosio mampu mengurangi beban tambahan yang ada pada sisi rim yang berlawanan saat rim digabungkan. Dengan memakai eyelet stainless-steel ganda dan anodize yang dalam serta grafik laser-etch, membuatnya terlihat bagus dan tahan lama.
T
ire atau ban merupakan lapisan terluar komponen wheelset, berfungsi membungkus rims, ketika ban mengalami kontak langsung dengan jalan (road). Untuk ban ada beberapa macam, ada ban yang pakai kawat baja (steel bead/wire bead ) ada ban yang dapat dilipat (folding bead). Roadbike pada umumnya menggunakan 2 jenis ban, yaitu clincher dan tubular.
TUBULAR semua pilihan jenis ban (tire), tubu* Dari lar memiliki daya hambatan paling rendah ketika bersentuhan dengan road (lowest rolling resistance). tire lebih ringan dibandingkan je* Tubular nis lain. rims lebih ringan dibandingkan * Tubular clincer rims. * Tekanan ban Tubular lebih besar dibandingkan ban jenis Clincer. kasus ban kempis (flat tire), stability * Pada dan safety rider lebih aman dengan ban jenis tubular. rider mengalami ban kempis, tu* Ketika bular tire lebih mudah pengendaliannya ketika riding. lem atau perekat ketika pemasan* Perlu gan pada rims. * Memerlukan rims jenis tubular. sebagian besar pembalap * Digunakan profesional.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
41
CLINCHER semua pilihan jenis ban (tire), jenis * Dari clincher merupakan paling berat. tire menggunakan ban dalam, * Clincher sehingga menambah beban wheelset dan menambah daya hambatan gelinding roda (rolling resitance). adanya rims liner (sabuk rims), me* Perlu nambah berat wheelset. jenis clincher memiliki berat lebih * Ban dibandingkan dnegan jenis tubular. resistance (hambatan daya ge* Rolling linding) lebih besar di bandingkan jenis tubular. * Pada kasus ban kempis, penggantian tidak secepat jenis tubular. perlu menggunakan lem, ketika * Tidak pemasangan pada rims. langsung digunakan setelah sele* Dapat sai instalasi pada rims dan penambahan angin. Tidak perlu menunggu perekat melekat sempurna, seperti pada Tubular Tire. kasus ban kepis (flat tire), berdam* Pada pak langsung pada stability dan safety rider.
42
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Untuk kebutuhan race ataupun training race, tubular tire merupakan pilihan yang tepat. Berat yang ringan, daya hambat yang rendah merupakan penunjang utama untuk meraih hasil maximal ketika race. Pro Tour seperti Tour de France, bobot seringan mungkin pada komponen wheelset sangat berpengaruh. Tidak hanya ringan, instalasi yang cepat ketika mengalami ban kempis (flat tire) merupakan hal pokok pada event pro tour. Rims wheelset khusus digunakan untuk tubular tire, Rims jenis clincher tidak bisa digunakan untuk Tubular tire. Saat ini sudah banyak beredar tubular tire yang bisa dipasang pada rims clincer (misal TOFU tubles bicyles tire). Tire jenis ini dapat dipasang di rims clincher, memiliki fitur yang tidak kalah dengan tire yang murni tubular. Tofu tubular bahkan tidak memerlukan perekat ketika instalasi, tidak perlu adanya linner rims, lebih ringan dan dapat langsung digunakan setelah instalasi pada wheelset selesai. Untuk stability dan safety sesuaikan rims dengan jenis yang kita pakai, harga jenis ban tubular tentunya lebih mahal di bandingkan jenis clincher. Wheelset rims jenis tubular
juga lebih mahal dibandingkan clincher rims. Untuk sekedar hobi, clincher tire sudah cukup layak kita gunakan, tapi tidak ada salahnya mencoba tubular tire untuk merasakan perbedaannya.
S
ebuah ban dalam berbahan butyl standar saat ini kuat dan ringan. Ban dalam yang lebih ringan tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap bobot total ban. Ban latex yang lebih fleksibel daripada ban butyl mampu berotasi serta berakselerasi lebih cepat. Ban jenis ini juga mampu meredam benturan terhadap benda tajam lebih sempurna namun lebih mahal dan tidak dapat menahan tekanan angin lebih baik dibanding jenis ban berbahan butyl, jadi titik tekanan harus dipindahkan ke arah atas terus-menerus.
Valve extensions Variasi pada rim section yang melebar tidak membuat ukuran panjang valve (pentil) ban dalam berubah atau keluar dari rim agar memberi ruang terhadap ban yang mengembang. Jadi, seluruh ban jenis clincher saat ini dibuat dengan pilihan ukuran valve yang lebih panjang. Panjang valve jenis presta berukuran standar 36mm atau 40mm untuk rim pendek dan lebih dari 60mm untuk rim yang lebih lebar. Bagi anda pengguna rim yang lebih lebar, pada beberapa kasus, anda mampu menambahkan valve sambungan ke valve ban standar dan membiarkan valve terbuka untuk memberi ban lebih banyak ruang. Ban tubular biasanya dibuat dengan valve berukuran pendek dan inilah tipe yang cocok untuk ditambahkan valve sambungan apabila anda menggunakan rim yang lebih lebar. Beberapa set roda yang bagus memberikan panjang valve sambungan yang sesuai
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
43
P
arts ini sebagai penopang dan pengatur ketinggian dan posisi sadel serta posisi duduk pengendara terhadap sepedanya. Saddle dipasangkan ke sepeda dengan bantuan seat post, yang bisa menjadi pengatur ketinggian dan kelandaian saddle sesuai dengan keinginan dan kenyamanan pesepeda. Shaft seat post biasanya berupa sebuah tabung dengan adanya cradle di atasnya, dijepit oleh saddle rail dengan satu (single-bolt) atau dua pengait (twin-bolt), tergantung desain dari cradle itu sendiri. Seat post dengan single-bolt, seperti yang dibuat oleh Campagnolo, lebih mudah digunakan, akan tetapi penggunaan dua pengait bisa jadi lebih kuat dan tidak mudah slip. Bagaimanapun juga, keduanya bekerja dengan baik apabila dipasang berdasarkan rekomendasi pangaturan yang diberikan oleh vendor terkait.
44
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Diameter seat post biasanya bergantung pada ukuran tabung seat frame. Frame dengan sisi tabung yang tipis biasanya berdiameter 27.2mm, 27mm, atau 26.8mm, meskipun ada begitu banyak ukuran tergantung dari spesifikasi tabung frame itu sendiri. Beberapa frame aluminium generasi awal bah-
kan menggunakan diameter post yang kecil, 25mm, kemudian ukuran yang lebih lebar (31.6mm) menjadi begitu banyak digunakan, seiring dengan berkembangnya frame aluminium dan karbon, dan beberapa frame juga ikut berkembang dalam segi ukuran. Tabung dengan diameter yang lebih besar semakin sering digunakan pada frame yang didesain landai atau lurus. Dibanding tabung dengan diameter yang lebih kecil, sepeda dengan tabung yang lebih “gemuk� terlihat begitu proporsional dan tentu saja menambah kekuatan dan kekokohan pada sepeda itu sendiri, terlebih lagi pada frame dengan ukuran yang lebih panjang. Bagaimanapun juga, diameter 27.2mm adalah yang paling populer saat ini. Panjang seat post berkisar antara 200mm sampai 450mm dan memiliki titik pemasangan tersendiri untuk setiap ukuran, biasanya sekitar 70mm ke dalam tabung seat frame. Itu berarti, semakin panjang seat post, maka semakin panjang bagian seat post yang dibenamkan ke dalam seat tube.
Layback Seat Post Setback, offset dan layback adalah sebutan bagi jenis-jenis bentuk seat post yang ada, memberikan ruang pemasangan saddle yang terklem pada ujung shaft. Pemilihan jenis seat post dapat menjadi penegas karakteristik dari pesepeda. Pesepeda yang berkaki lebih panjang biasanya akan memilih jenis layback. Lengkungan layback dapat dibuat dengan panjang batang yang melengkung antara 2mm sampai dengan 50mm. vendor terkenal seperti Campagnolo menggunakan ukuran 25mm untuk layback mereka.
In-Line Seat Post Pesepeda dengan postur tubuh pendek lebih memilih mengunakan in-line seat post untuk sepeda mereka. Di mana saddle bisa dipasang lebih ke depan, dengan pengaturan cradle sampai dengan 25mm ke depan. Seat post ini sering kali digunakan oleh pesepeda time-trial dan track-trial, yang membutuhkan posisi dengan performa lebih, dengan posisi duduk yang lebih maju dari bottom bracket, yang mampu membuat pesepeda mengayuh pedal lebih kuat lagi.
In- Line Seat Post
Layback Seat Post
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
45
S
addle adalah tempat duduk pengendara selama mengendara, komponen ini harus diposisikan senyaman mungkin bagi para pesepeda, dan disain dari sadel ini sangat inovatif dan ergonomis,sehingga kembali mempengaruhi harganya. Secara tipikal saddle sepeda akan menopang langsung di tiga bagian/titik pada Pelvis (panggul) kita. Yaitu satu titik di bagian depan di daerah Perineum (jaringan lunak diantara kaki) dan dua titik dibagian belakang, di daerah Ischial Tuberosities (daerah tulang duduk) Tiga titik inilah yang membentuk bidang kerja, sehingga menjadikan kayuhan stabil dan bertenaga untuk otot-otot bagian pinggul kebawah. Rasa tidak nyaman pada kemaluan saat duduk disebabkan adanya gangguan peredaran darah pada pembuluh darah dan saraf yang menuju bagian itu, karena telah terjadi tekanan pada jaringan lunak dimana terdapat jalur pembuluh darah dan saraf halus yang keberadaanya terjepit di antara Pubic Bone dan Perineum yang menekan pada bagian tengah sadel. Sebetulnya bisa saja bagian hidung sadel dihilangkan agar bagian Perenium tidak tertekan tetapi dengan menghilangkan bagian hidung maka keseimbangan kita diatas
46
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
sepeda akan berkurang terutama untuk para pesepeda yg bersepeda dalam jangka waktu yang lama. Kita bisa memberikan beban sebesar yang kita inginkan pada tulang duduk, ini karena tulang duduk memang dibuat untuk itu, tetapi beban yang terlalu besar pada jaringan lunak adalah masalah lain, karena pada jaringan lunak ini terletak pembuluh darah dan saraf yang mengarah ke kemaluan, jadi apabila terjadi tekanan yang besar pada bagian ini maka aliran darah dari pembuluh darah ke saraf akan sangat tergangu yang mengakibatkan rasa tidak nyaman pada saat duduk di saddle. Jadi bagi pesepeda jarak jauh merasakan rasa tidak nyaman itu sebetulnya hal biasa, tapi hal ini tidak terjadi pada setiap orang atauatlit, hanya sekitar 20% saja, rasa tidak nyaman karena terlalu lama duduk sehingga pembuluh darah dan jaringan saraf tertekan, dan akan kembali normal bila disudahi tekanan terhadap bagian itu. Untuk pemula mungkin akan sering mengalami hal ini, apa lagi bila posisi sadelnya atau posisi tubuhnya tidak tepat, hal tidak nyaman ini bisa berlangsung beberapa saat bahkan ada yang mengalami sampai be-
berapa hari. Sekarang yang harus dijaga dan dihindari adalah jangan sampai terjadi cidera serius pada pembuluh darah atau saraf-saraf di daerah ini, cidera bisa terjadi karena terkena benturan yang sangat keras hingga terjadi kerusakan di sistim pembuluh darahnya atau sistim sarafnya, bila ini terjadi maka akibatnya bisa mengalami ganguan ereksi ringan sampai parah. Selagi bersepeda coba sekali-sekali geser posisi pada sadlle atau berdiri sejenak sekalian melakukan streching, bila melakukan touring jarak jauh coba lah istirahat sejenak, sebaiknya menggunakan celana sepeda dengan padding yang tepat, padding yang kurang tepat posisinya justru kadang malah akan menimbulkan tekanan tambahan pada saraf-saraf yang sensitif. Saat ini sudah dibuat sadel dengan lubang atau cekungan berbentuk huruf v disepanjang bagian hidung sadelnya, dan ada yang dikombinasikan dengan lapisan gel sedemikian rupa sehingga beban bisa disalurkan dengan merata dengan tujuan mengurangi tekanan pada bagian jaringan lunak. Apa yang dirasakan setelah beberapa lama bersepeda bukan sesuatu yang tidak ada artinya, bersepedalah dengan benar, beri perhatian cukup terhadap
apa yang diduduki, dan jangan abaikan pada peringatan dini tubuh, semua ini akan membuat semuanya berjalan normal dan safety
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
47
D
erailleur gear adalah sebuah sistem transmisi rasio-variabel yang umum digunakan pada sepeda, terdiri dari chain (rantai), multi-sprocket dengan ukuran yang berbeda, dan sebuah mekanisme untuk memindahkan rantai dari sprocket yang satu ke sprocket yang lain. Meskipun disebut sebagai gear pada dunia sepeda, namun gear sepeda ini teknisnya adalah gabungan dari beberapa sprocket yang dikendalikan atau yang mengendalikan rantai, dan tidak dikendalikan oleh satu sama lain. Front derailleur dan rear derailleur terdiri dari sebuah chain-guide yang dapat diatur yang pengaturannya dilakukan dengan menggunakan kabel Bowden yang terpasang ke sebuah shifter yang terletak pada down tube, stem handlebar, atau handlebar. Saat seorang pesepeda mengoperasikan lever saat mengayuh, perubahan tegangan kabel mengubah chain-guide dari sisi-sisinya, “mengeluarkan� rantai dari sprocket awal ke sprocket yang berbeda
48
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
R
ear derailleur berfungsi untuk melakukan dua tugas menggerakkan rantai di antara rear sprocket dan mengurangi rantai terlalu kendur yang disebabkan oleh perpindahan ke sprocket yang lebih kecil di bagian belakang atau perpindahan ke sebuah chainring yang lebih kecil pada front derailleur. Untuk menyelesaikan tugas yang kedua itu, kuncinya ada di posisi bawah, yang menyesuaikan porsi ketegangan rantai. Construction Meskipun ada beberapa eksistensi variasi, mayoritas rear derailleurs memiliki komponen umum yang berbeda. Ada sebuah cage yang menahan dua buah pulley yang mengatur rantai tetap pada posisi bentuk huruf S. Pulley dikenal sebagai jockey pulley atau guide pulley (atas) dan tension pulley (bawah). Cage berotasi di tempatnya dan terdapat pegas untuk mengatur kekencangan rantai. Posisi cage berada di bawah sprocket yang digunakan menempel pada sebuah arm (lengan) yang dapat bergerak maju atau mundur di bawah sprocket. Arm biasanya diimplementasikan dengan sebuah mekanisme parallelogram untuk menjaga cage tidak menyimpang dari rantai apabila digerakkan maju
maupun mundur. Ujung lain arm mengarah ke sebuah pivot point yang berada pada frame sepeda. Pivot arm berfungsi untuk mengatur cage tetap pada jarak yang konstan pada posisi sprocket yang berbeda-beda. Ada lebih dari satu baut pengatur yang digunakan untuk mengendalikan kemiringan cage dan tekanan pegas. Komponen-komponennya dapat terbuat dari bahan aluminium, baja, plastic, atau fiber karbon. Pivot point dapat berupa beberapa bushing atau ball bearing. Dan tentu saja, ini membutuhkan pelumasan yang sesuai. Relaxed position Rear derailleur high normal atau top normal mengembalikan rantai ke posisi sprocket terkecil pada cassette saat tidak adanya tegangan kabel. Inilah skema umum yang biasa dipakai pada seluruh tipe derailleur buatan Shimano (tipe mountain dan road bike), SRAM, dan Campagnolo. Pada kondisi ini, tekanan pegas memudahkan pergantian posisi ke sprocket terkecil. Pergantian posisi gear yang cepat dibutuhkan pada balapan di saat meluncur kencang menuju garis finish, dengan tipe high-normal. Rear derailleur low normal atau rapid rise mengembalikan rantai pada posisi sprocket
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
49
yang terbesar pada cassette saat tidak ada tegangan kabel. Dulu rear derailleur tipe ini umum digunakan, namun saat ini hanya menjadi pilihan relatif beberapa pesepeda. Pada mountain biking dan off-road cycling, seluruh perpindahan gear yang kritis dibutuhkan pada saat menanjak, di mana pesepeda harus mampu mengatasi hambatan dan kesulitan pergantian posisi gear pada saat mengayuh dengan beban yang berat. Tipe derailleur ini memberikan keuntungan lebih dibanding tipe high normal dikarenakan perpindahan posisi gear ke yang paling rendah bergantung kepada tekanan pegas, membuat shift mudah digunakan saat mengayuh dengan beban berat. Cage length Jarak antara pulley upper dan lower rear derailleur dikenal dengan sebutan cage length. Cage length menentukan kapasitas derailleur untuk mengatur tegangan rantai. Cage length juga menentukan kapasitas total derailleur, yaitu perbedaan ukuran antara chainring ter-
50
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
besar dan terkecil, dan perbedaan ukuran antara sprocket terbesar dan terkecil pada cogset yang ditambahkan bersama. Jumlah yang besar membutuhkan cage length yang lebih panjang pula. Mountain bike dengan tiga chainring depan akan menggunakan sebuah cage yang panjang untuk rear derailleur. Sebuah road bike yang hanya menggunakan dua chainring depan dan rasio sprocket yang dekat dapat menggunakan baik cage derailleur yang pendek maupun panjang, namun akan lebih berfungsi lebih baik apabila menggunakan cage pendek. Vendor biasanya menggunakan kapasitas derailleur sebagai berikut: Shimano long = 45T; medium = 33T SRAM long = 43T; medium = 37T; short = 30T Cage positioning Setidaknya ada dua metode pengaturan pada rear derailleurs untuk mengatur jarak yang tepat antara upper jockey wheel dan rear sprocket agar mempermudah pergerakan derailleur antara sprocket besar dan
sprocket kecil. Metode pertama, digunakan oleh Shimano, memanfaatkan tegangan rantai untuk mengatur posisi cage. Ini memberikan keuntungan dalam penggunaan pada seluruh set sprocket yang ada, apabila rantai memiliki panjang yang proporsional. Kekurangannya adalah apabila pergantian shift dari sprocket kecil ke besar dilakukan dengan cepat melalui banyak sprocket dalam satu periode maka akan menyebabkan cage akan menarik sprocket sebelum rantai berpindah ke sprocket yang lebih besar dan menarik cage seperlunya. Metode lainnya, seperti yang digunakan SRAM, adalah untuk memberikan ruang kepada mekanisme parallelogram derailleur. Keuntungannya adalah tidak ada perpindahan gear yang cepat, karena pergantian shift multi-sprocket dapat menyebabkan cage menarik sprocket. Kekurangannya adalah pilihan yang terbatas untuk ukuran sprocket yang akan digunakan dengan derailleur tertentu. .
Hanger Bolt Limit Adjusting Screw
Pivots
Cable Adjustment Barrel
Cable Anchor Bolt Jockey (Upper) Pulley
Cage plate
Pulley bolt
Idler (Lower) Pulley
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
51
F
ront derailleur hanya berfungsi untuk mengubah posisi rantai pada chainring depan, namun sebelumnya harus ada yang dilakukan pada bagian atas, atau porsi taut rantai. Perbedaan ukuran tiap chainring yang dipakai juga dibutuhkan: dari 53 gigi sampai ke 20 gigi. Construction Sebagaimana rear derailleur, juga terdapat cage pada front derailleur yang dilalui oleh rantai. Pada posisi derailleur yang dipilih, rantai hanya akan menyentuh cage apabila posisi shift diganti. Cage dipasang dengan arm yang mampu bergerak yang mengimplementasikan mekanisme parallelogram untuk menjaga cage tetap berada pada posisi yang sama dengan rantai saat berubah ke belakang atau ke depan. Biasanya terdapat dua baut pengatur yang mengatur rantai.
52
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Hanger Bolt Low Stop
High Stop
Arm
Cage Outer Nose Inner Nose
Outer Plate
Inner Plate Tail Bolt
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
53
S
54
istem pemindah gigi ini ada bermacam-macam,ada yang memakai sistim Rapid Fire, ada yang memakai Rapid Rise, ada pula Thumb Shifter, dan ada pula yang memakai sistem Grip Shift, dan juga Dual Control, sistem yang terakhir ini biasa digunakan pada sistim pemindah gigi pada sepeda balap, kini diadaptasi ke sepeda gunung, yaitu pemindah gigi dan lever/tuas rem bersatu dalam satu control, dan sistem yang sudah mulai ditinggalkan adalah sistem Thumb Shifter, karena dirasakan kurang praktis mungkin. Pada Roadbike terdapat 3 jenis shifter, yaitu downtube shifter, flatbar shifter dan bar end controls
Down Tube Shifters Meski beberapa pembalap akan memilih menggunakan Ergopower, Double Tap atau STI, namun masih banyak pesepeda yang mengharapkan kesederhanaan dan manfaat yang diperoleh dari brake lever tunggal dan sebuah down tube-mounted shift lever. Keuntungannya adalah perkiraan pemilihan posisi gear yang semakin tepat, dan tampilan yang ringkas karena lebih sedikit kabel yang digunakan – untuk itulah shift dengan bentuk yang lebih panjang dibuat. Down tube shifter adalah jenis yang mudah sekali digunakan, karena bentuknya yang lebih panjang dan terlihat lebih tradisionil. Gear shifter ini memberikan sensasi yang lebih jika digunakan pada sepeda commuter atau pada rute pendek – dan “mudah digunakan� adalah hal yang sangat pas untuk penggunaan harian.
Flat Bar Shifter
Flat Bar Shifter Road bike dengan bar flat membutuhkan shifter khusus yang mampu bekerja seperti shifter yang terdapat pada mountain bike. Biasanya shifter jenis ini dibuat terpisah dari brake lever, namun Campagnolo telah mengkombinasikan kedua hal tersebut. Flat bar control memberikan tambahan kenyamanan
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Down Tube Shifter
pada saat melakukan perjalanan jauh maupun dekat, dan shifter jenis ini telah digunakan oleh banyak vendor pada groupset tercanggih mereka, menunjukkan bahwa flat bar control adalah solusi yang tepat untuk gear dan rem.
Bar End Controls Dirancang pertama kali oleh Campagnolo dan mulai digunakan secara umum oleh pesepeda profesional pada periode 1950-an membuat ‘bar-cons’ menjadi fitur wajib bagi sepeda cyclo-cross dan pesepeda trek tanah. Shift lever ini membuat pengendalian gear semakin mudah karena posisinya yang berada di ujung drop bar dan dekat dengan tangan. Selama sepuluh tahun belakangan penemuan ini menjadi pencerah dalam dunia sepeda, apalagi jika digabungkan bersama dengan aero bar. Pesepeda kerap menambahkan pre-cut pada bar seperti halnya control memberikan ruang ekstra pada handlebar dan aero bar extension. Kabel-kabel direkatkan dibawah bar atau bisa juga dimasukkan ke dalam bar untuk memaksimalkan keaerodinamisan sebaik mungkin.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
55
B
rakes atau rem sepeda berfungsi untuk menurunkan kecepatan atau membuat sepeda berhenti. Ada beberapa jenis rem sepeda yang pernah muncul sepanjang sejarah, dan beberapa darinya masih digunakan sampai saat ini. Tiga jenis utama dari rem sepeda adalah: rim brake, disc brake, dan drum brake. Kebanyakan sistem pengereman sepeda terdiri dari tiga bagian (komponen) utama, sebuah mekanisme yang membuat pesepeda dapat menggunakannya saat bersepeda, seperti brake lever atau bahkan pedal, sebuah mekanisme untuk mengirimkan “sinyal� pengereman, seperti kabel Bowden, rod, atau rantai sepeda; dan mekanisme pengereman itu sendiri, sebuah callpier atau drum, untuk menekan dua permukaan atau lebih secara bersamaan untuk merubah energi kinetik dari sepeda dan pesepeda, dengan friksi tertentu, menjadi energi panas yang selanjutnya menjadi tidak teratur.
56
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
B
rake levers biasanya dipasang pada handlebar pada jarak yang mudah dijangkau oleh tangan pesepeda. Brake lever juga dapat diintegrasikan ke mekanisme pemindahan gear (shifting). Brake lever memancarkan tegangan yang diinginkan pesepeda melalui sebuah mekanisme mekanik maupun hidrolik. Bisa saja terdapat lebih dari satu brake lever pada sepeda yang menggunakan dropbar untuk setiap remnya yang memudahkan penggunaan rem dari berbagai posisi tangan saat bersepeda. Lever yang membuat pesepeda dapat menggunakan rem dari atas bar, mulai diperkenalkan pada tahun 1970an, disebut sebagai extension levers atau safety levers. Lever yang sama dengan lever tersebut saat ini disebut interrupt brake lever dan menjadi unggulan yang patut dipertimbangkan. Keuntungan mekanis brake lever harus dihubungkan ke rem dengan cermat untuk memudahkan pesepeda mendapatkan tingkat pengereman yang tepat dan menjalankan sepeda agar mendapat efek pengereman. Dengan menggunakan rem dan lever yang berbeda pesepeda akan mendapatkan keuntungan yang terlalu berlebih dan menyebab
kan kekurangan pengendalian rem (v-brake dengan lever konvensional) atau keuntungan mekanis dengan kualitas sebaliknya, dengan tarikan yang kuat agar dapat mengerem dengan keras (lever vbrake dengan tipe rem lain). Mekanika brake lever (cable) terbagi dalam dua variasi yang berdasar pada panjang kabel rem yang ditarik untuk memberikan pergerakan lever yang tepat. Pull lever standar bekerja dengan mayoritas desain rem, termasuk calliper brake, cantilever brakes tradisional, dan disc brake merk “Road�.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
57
Standard Aero Levers
Standard Aero Levers Aero levers generasi pertama membuat pesepeda dapat menghilangkan gangguan dari kabel yang menghubungkan lever ke brake strirrup. Kemunculannya pertama kali terjadi die tape jalan aspal di tahun 1980-an dan dengan segera mendorong para pesepeda profesional, yang menginginkan kenyamanan ekstra saat bersepeda dengan tangan yang dekat ke brake lever, untuk ikut menggunakannya. Dan hal ini kemudian menjadikannya populer pada road bike kelas fixed-gear dan single-speed.
Time Trial Brake Levers
Time Trial Brake Levers Brake lever pada ujung bar adalah hasil revisi dari desain gaya lama untuk kelas timetrial. Brake lever ini juga menyembunyikan kabel di bawah tape atau dimasukkan ke dalam handlebar, dan dengan bentuknya yang minimalis, memberikan keuntungan aerodinamis maksimal.
58
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
S
eperti halnya ban dan rantai, kabel brake memiliki sejarah yang dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu. desain dasarnya pun tetap sama sampai saat ini. Adalah Raleigh Cycle dari Nottingham yang termasuk sebagai pengembang dan penemu penggunaan sistem kabel pada sepeda untuk pertama kalinya. Kabel Bowden (dinamakan sesuai nama penemunya, Ernest Bowden) terdiri dari gulungan kawat berbahan metal (outer cable) sebagai lapisan terluar (outer casing), membungkus kulit (casing) yang terbuat dari bahan plastik atau nilon sebagai lapisan kedua, dengan inner cable (atau inner wire) di dalamnya yang dapat digerakkan pada rongga lapisan kabel. Sistem ini menggantikan peran rod brake pada sepeda dan memberikan hasil pengereman yang lebih baik, yang dapat dikendalikan dari handlebar. Beberapa penemuan penting selama hampir 60 tahun bahkan masih belum tergantikan sampai saat ini, seperti pemakaian kabel untuk mengaktifasi brake dan derailleur menggunakan down tube lever dan sebuah sistem kabel Bowden yang lebih pendek pada front derailleur. Pada akhir periode 1980an, sistem pengereman SLR buatan Shimano memberikan
perkembangan signifikan terhadap lapisan terluar kabel, dengan menambahkan gulungan Teflon ke dalam outer cable dan sebuah pintalan kabel yang lebih halus pada inner wire. Hasilnya sangat mengesankan, setiap kabel pun kemudian dibuat dengan standar tersebut sejak saat itu. Brake cable pada sepeda modern memliki ukuran ketebalan 1.6mm dengan sebuah nipple berbentuk agak bulat di ujungnya. Bahan plastik yang keras saat ini digunakan sebagai bahan pembuatan cable casing.
Gear cables Seiring dengan perkembangan komponen gear yang semakin rumit dengan penggunaannya yang menjadi semakin dibutuhkan dewasa ini, gear cable pun dibuat dengan beberapa kriteria tertentu yang dapat mendukung komponen gear lainnya. Pada masa perkembangan sistem gear SIS, Shimano melakukan pengembangan lebih lanjut pada outer gear housing dengan membuat cable yang hanya terdiri dari sebuah kawat tunggal yang tebal untuk menggantikan kabel berbahan kawat yang dipilin, karena kawat pilinan tidak mampu memberikan posisi gear yang akurat pada saat shifting. Shimano juga membuat outer cable mereka lebih kecil dan lebih fleksibel dibanding dengan ukuran yang ada saat itu. Walaupun perkembangannya amat pesat sejauh ini, pada dasarnya seluruh gear cable masih memiliki kecenderungan terhadap kerusakan. Diameter ukuran setiap gear cable adalah 1.2mm, dengan sebuah nipple kecil terletak di ujung kabel.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
59
P
ada sepeda, bottom bracket berfungsi sebagai penghubung crankset pada frame sepeda dan membuat crankset dapat berotasi dengan bebas. Pada crankset terdapat spindle (kumparan) yang menjadi bagiannya yang paling utama, dan bearing yang membantu spindle dan crank di kedua sisi dapat berputar. Chainring dan pedal juga termasuk bagian dari crankset. Bottom bracket dipasang pada bottom shell shell, yang menghubungkan seat tube, down tube, dan chain stay, dan menyatukannya menjadi frame sepeda yang sempurna. Ada beberapa pendapat yang bertentangan, apakah “axle” atau “spindle” yang harusnya digunakan dalam konteks yang sesung-
60
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
guhnya pada bottom bracket. Perbedaannya terletak pada, pergerakan axle atau spindle itu sendiri, perannya sebagai pusat putaran, gerakan rotasinya, mengingat posisinya sebagai bagian dari bottom bracket. Dahulu Amerika menyebut bottom bracket sebagai “hanger”. Ini biasanya digunakan sebagai penghubung jenis crank Ashtabula, yaitu crank dengan satu bagian atau “one piece” crank sebagai alternatif. Ukuran Terdapat beberapa parameter ukuran kunci berbeda: spindle length, shell width, and shell diameter. Beberapa ukuran standar shell untuk
bottom bracket (68, 70 atau 73 mm). Roadbike biasanya menggunakan ukuran 68 mm, Roadbike Italia menggunakan ukuran 70 mm. Spindles dibuat dengan ukuran panjang yang variatif (102 – 140 mm), selain terpasang dengan sempurna pada lebar shell, tipe atau jenis crankset yang akan digunakan (lebih panjang untuk triple, lebih pendek untuk single, dan lain sebagainya.) juga menjadi dasar dari desain dan ukuran pembuatannya. Panjang spindle, termasuk bentuk crank, menentukan faktor Q atau faktor penentu kenyamanan bersepeda. Ada beberapa ukuran standar untuk diameter shell (34.798 – 36 mm) dengan thread pitch penghubung (24 - 28 tpi). Mayoritas desain (kecuali dari Italia dan desain Prancis kuno) menggunakan thread
(ulir) right-hand (normal) untuk tipe kemudi tangan kiri dan thread left-hand (terbalik) untuk tipe kemudi tangan kanan. Ini adalah kebalikan dari kebanyakan thread pedal dan dibuat dengan alasan yang sama yaitu untuk menjaga bottom bracket cup agar tidak terlepas keluar dari bottom bracket shell selama berada pada proses yang disebut sebagai presesi. Dengan berkembangnya desain bearing eksternal, diameter standar shell menjadi semakin terbatas, yang juga memberi pengaruh terhadap diameter spindle bottom bracket dan ukuran bearing balls yang digunakan untuk balapan. Akibatnya, desain-desain bearing eksternal ini menjadi kurang tahan lama (tidak awet) dibandingkan dengan desain bearing internal sebelumnya. Untuk mengatasi maslah tersebut beberapa vendor mengusulkan sebuah standarisasi untuk diameter shell bottom bracket yang lebih lebar, yaitu standar BB30 yang dipromosikan oleh Cannondale yang dikenal dengan baik. Nama BB30 diambil dari diameter spindle ukuran 30mm, bukan dari ukuran diameter shell.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
61
C
rankset (di Amerika Serikat) atau chainset (di Inggris), adalah komponen pada sepeda yang mengubah gerak kayuhan kaki pesepeda menjadi gerak rotasional untuk memberikan putaran kepada rantai dan menggerakkan roda belakang untuk kemudian menghasilkan gerak maju (atau mundur) pada sepeda. Terdiri dari komponen seperti satu atau banyak sprocket, disebut juga chainring atau chainwheel yang tersambung ke crank, arm, atau crank arm yang menjadi tempat untuk memasang pedal. Crankset terhubung kepada pesepeda melalui pedal, memanfaatkan bottom bracket agar terhubung kepada frame sepeda, dan rantai yang berfungsi sebagai penghubung crankset kepada rear sprocket, cassette, atau freewheel.
62
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Crank bolt
Chainring Teeth
Chainring Bolt
Dust Cap
Outer Chainring
Inner Chainring Spider
Crank Arm Pedal Hole
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
63
C
hainring terhubung langsung kepada rantai untuk mentransfer energy (gaya dorong ke depan atau ke belakang) ke roda (biasanya ke roda belakang). Terdapat banyak gerigi pada chainring yang berfungsi sebagai pengait ke mata rantai dan membuat rantai berotasi terhadap roda; namun, pada zaman dulu, beberapa desain (disebut skiptooth atau inch-pitch) memiliki satu gerigi untuk setiap satu mata rantai. Bolt Circle Diameter (BCD) Banyak sepeda modern memiliki chainring bongkar-pasang, untuk memudahkan penggantian saat dibutuhkan, atau pada saat penggantian rasio gear (meskipun penggantiannya dibatasi). Lubang pada spider arm berfungsi agar chainring mendapatkan dimensi yang variatif, yaitu kaitannya dengan bolt circle diameter, yang umumnya dikenal sebagai BCD. Ukuran spider arm ini kadang ada kaitannya pula dengan pitch-circle diameter (PCD). Crank yang didesain sebagai tempat satu atau dua chainring terpasang biasanya selalu menggunakan single bolt circle diameter. Sedangkan crank yang menggunakan tiga chainring sela-
64
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Bolt Circle Diameter Chart Bolt Circle Diameter (BCD) 56 mm 58 mm 74 mm 86 mm 94 mm 110 mm 118 mm 130 mm 135 mm 144 mm
lu menggunakan dua tipe bolt circle diameter yang berbeda yang terbesar untuk dua ring yang paling luar dan yang terkecil untuk ring dalam. Kebanyakan crank dengan chainring ganda saat ini menggunakan bolt circle diameter ukuran 110mm atau 130mm.
Bolt Circle Diameter
Bolt Center to Center 32.9 mm 34.1 mm 43.5 mm 50.3 mm 55.3 mm 64.7 mm 69.4 mm 76.4 mm 79.4 mm 84.6 mm
Bolt Center to Center
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
65
T
erdapat sebuah lubang berulir pada crank arms atau “mata� pada setiap ujungnya sebagai tempat untuk memasang spindle pedal. Ulir lubang pada crank arm sebelah kanan (biasanya sisi tempat rantai berada) dibuat berulir ke kanan, dan ulir pada crank arm sebelah kiri (sebaliknya) dibuat berulir ke kiri untuk mencegah pedal terlepas dari crank arm saat penggunaan yang disebabkan oleh sebuah efek yang disebut presesi. Spindle pedal terbuat dari bahan baja yang keras, yang secara perlahan tertanam kuat ke dalam crank arm saat dipasang, akibat adanya proses pengikisan material crank arm yang diakibatkan oleh bahan penyusun
66
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
spindle pedal itu sendiri. Ini yang kemudian menjadi penyebab dari kerusakan crank, yang umumnya bersumber dari pedal eye (lubang spindle pedal pada crank arm). Beberapa vendor menganjurkan penggunaan ring baja yang tipis untuk digunakan di antara pedal dan crank, namun hal ini terbukti kurang efektif karena ring yang keras dapat mengikis permukaan crank. Solusinya, seperti yang dianjurkan oleh Jobst Brandt, adalah penggunaan taper 45 derajat pada permukaan tempat pedal terpasang pada crank, yang akan mengeliminasi induksi-presesi pengencangan dan pengenduran (masalah ini telah terpecahkan pada seluruh lug nut untuk beberapa alas an selanjutnya). Bagaimanapun,
hal ini membuat vendor mengganti standarisasi yang membuat setiap model pedal dapat terpasang ke setiap jenis crank. Solusi dari masalah yang berkembang tersebut adalah dengan menggunakan pelumas anti-rusak khusus untuk bahan metal; tersusun dari campuran antara bahan aluminium, tembaga, grafit, dan serbuk nikel sebagai bahan dasar pelumas – yang membantu proses pengencangan dan pengenduran tanpa memakai dan mengeliminasi korosi pengencangan saat penggunaan.
S
epeda balap membutuhkan set crank lengkap daripada road bike, meskipun kelihatannya sederhana, chainwheel single pada crank menciptakan berbagai masalah tersendiri. Track biasanya tersusun bertingkat, yang berarti pedal berada pada posisi terdekat dengan permukaan track pada kecepatan terendah. Untuk alasan inilah sepeda didesain dengan bottom bracket yang lebih tinggi dengan posisi crank lebih pendek untuk memberi pedal jarak yang terbaik. Bagaimanapun juga, crank dengan posisi lebih pendek juga digunakan untuk menambah akselerasi, membuat sepeda dapat meluncur dengan lebih cepat. Track crank memiliki spider yang berbeda dari double crank dan memposisikan chainline dengan sempurna, yang membuat penggunaan bottom bracket dan crank yang tepat menjadi hal yang penting. Menariknya, Campagnolo tetap membuat track crank mereka dengan sebuah bottom bracket dengan square taper dan Shimano
menggunakan bracket Octalink, jadi kedua vendor tersebut hanya terpaku pada teknologi yang sederhana untuk membuat sistem kemudi yang tersimpel. Hanya SRAM yang membuat track crank dengan bearing eksternal. Seluruh track crank yang tersedia berbahan aluminium tempa. Ada pula beberapa pilihan lain di pasar track bike, seperti Sugino, Miche, dan Pauls Component
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
67
R
antai sepeda adalah sebuah rantai roler yang dapat mentransfer energi dari pedal ke roda, dan membuatnya berputar. Setiap rantai sepeda terbuat dari bahan karbon atau logam campuran, tapi beberapa ada yang dibuat dari bahan plat nikel untuk mencegah karat, atau untuk faktor estetika. Bahan nikel juga mampu mengurangi pemakaian pelumas karena keunggulannya yang dapat berperan melumasi permukaan komponen yang dilewatinya.
Buitenschalmen
Pen
Bus
Roll
Buinenschalmen
68
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Size Rantai yang digunakan oleh sepeda modern memiliki pitch sebesar ½ inch, atau berdasar pada standarisasi ANSI #40, di mana angka 4 mengindikasikan pitch pada rantai berukuran seperdelapan inci, dan metric #8, di mana angka 8 mengindikasikan bahwa pitch berukuran seperenambelas inci. Width Lebar rantai berkisar antara 3/32”, 1/8”, 5/32” atau 3/16” dengan lebar roler: 5/32” yang digunakan pada sepeda kargo dan trike, 1/8” pada sepeda coaster brake (back pedal) berharga murah, hub gear dan sepeda fixed gear, dan juga pada track bike. (Fixed cog dan freewheel juga tersedia dengan lebar 3/32”; fixed gear dan sepeda single-speed dapat juga menggunakan rantai ukuran 1/8” atau 3/32”.) Sepeda yang menggunakan derailleur seperti jenis racing, touring, dan mountain bike menggunakan rantai 3/32”. Lenght Rantai baru biasanya tersedia dengan panjang yang sesuai, cukup panjang untuk setiap jenis sepeda. Jumlah link yang akan dilepas sebelum instalasi harus tepat agar
tidak ada gangguan pada pemakaian. Pin yang menghubungkan link-link rantai dapat ditekan keluar menggunakan perkakas rantai untuk memendekannya, dan link bisa juga ditambahkan untuk membuat rantai lebih panjang. Biasanya digunakan rantai yang cukup panjang pada derailleur gear agar pergantian posisi ke chain ring depan dan cog belakang yang lebih besar tidak mengalami gangguan, begitu juga sebaliknya, saat pergantian posisi ke chain ring depan dan cog belakang yang lebih kecil, derailleur depan tidak mengalami pengenduran rantai. Melihat kondisi tersebut maka penggunaan rear derailleur harus dengan range gear yang kompatibel seperti yang telah biasa digunakan. Pada sepeda single-speed dan hub gear, panjang rantai harus sesuai dengan jarak antara crank dan hub belakang serta ukuran chain ring depan dan cog belakang. Terdapat beberapa mekanisme pada sepeda jenis ini yang mengatur bagian-bagian seperti horizontal dropouts, track ends, atau sebuah mekanisme eksentrik pada hub belakang atau pada bottom bracket. Pada kasus yang lebih ekstrim, sebuah rantai half-link mungkin dibutuhkan.
69
P
edal adalah bagian dari sepeda yang dipakai dengan cara dikayuh menggunakan kaki oleh pesepeda untuk membuat sepeda bergerak (atau berhenti). Berfungsi sebagai penghubung antara kaki pesepeda dan crank yang membuat kaki dapat memutar spindle bottom bracket dan membuat roda sepeda berputar. Pedal terdiri dari beberapa bagian seperti spindle yang terpasang di ujung crank dan sebuah pedal itu sendiri, tempat kaki berpijak baik di saat mengayuh maupun tidak, yang dapat berotasi dengan bebas dengan bantuan bearing dan spindle. Pedal pada mulanya dipasang pada crank yang letaknya berada di roda depan. Selanjutnya, seperti yang kita tahu, pedal dan crank kemudian berada di titik pertemuan antara beberapa tube frame dan menggunakan sprocket untuk menyalurkan energi dorong ke roda belakang melalui rantai.
70
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Quill Pedal Quill pedal adalah sistem pedal yang umum terdapat pada sepeda. Tersusun dari sebuah axle section utama yang dipasangkan ke crank arm sepeda dan mengandung ekstensi (tambahan) dari axle ke cage plate paralel yang dipasangkan ke bagian depan dan belakang pedal. Untuk menambah performa quill pedal maka perlu untuk menambah toe clip. Toe clip terbuat dari bahan metal tipis atau plastik yang ditambahkan di depan pedal. Bentuknya seperti ujung sepatu dan berfungsi sebagai pencegah slip saat pesepeda mengayuh pedal dengan kekuatan penuh saat pergerakan pedal kearah depan (maju). Clip biasanya terbuat dari bahan metal atau plastik tebal. Tambahan lain pun mulai bermunculan dan quill pedal semakin termodifikasi dengan baik seperti penambahan strap pada toe clip dan buckle di sekeliling atau hanya di bagian atas pedal untuk menjaga agar kaki pesepeda tidak tergelincir dari pedal saat bersepeda. Strap biasanya terbuat dari kulit atau nilon. Untuk menambah efisiensi dari quill pedal maka ditambahkanlah sebuah “cleat�. Cleat ini berbahan metal berukuran kecil atau plastik yang dipasangkan ke sepatu pesepeda.
pesepeda harus melepas strap dengan tangan secara manual untuk melepaskan sepatu dari pedal atau meninggalkan toe strap yang terlepas pada pedal dan mengurangi keefisienan. Tipe pedal seperti ini umum di-
Cleat dapat dikunci dan diatur sedemikian rupa agar dapat memaksimalkan quill section pada pedal. Meskipun quill pedal dapat diaplikasikan bersama sepatu khusus bersepeda smoothed-soled atau sepatu biasa, namun quill pedal memang khusus didesain untuk penggunaan bersama sepatu khusus bersepeda dengan shoeplate slot yang ada pada sole. Kekurangan dari sistem ini adalah
71
gunakan pada balapan sepeda dari pertengahan sampai akhir periode 1980an. Quill pedal kadang ditempatkan pula di bagian belakang quill dan disebut sebagai “pick up tab�. Berat dari toe clip dan strap dapat juga membuat pedal bergantungan dan berputar, dan pesepeda harus menjejakkan sepatu mereka pada quill untuk membalikkan pedal ke posisi semula agar sepatu dapat dimasukkan pedal. Perbedaan utama antara track, road, dan touring quill pedal adalah ukuran lebarnya. Track pedal berbentuk menyempit dan front plate cage terpisah dari rear plate cage-nya, tipe road sedikit lebih lebar dengan cage satu bagian dan berbentuk huruf “U� jika dilihat dari samping, dan tipe touring yang paling lebar agar pesepeda lebih nyaman saat mengayuh, dengan sepatu non-racing di saat pemakaian jarak jauh.
72
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Clipless Pedal Clipless pedal (juga clip-in atau step-in) membutuhkan sepatu yang khusus dengan sebuah cleat yang tertanam pada sole, yang terkunci dalam sebuah mekanisme pada pedal dan juga menahan sepatu tetap pada pedal. Kebanyakan clipless pedal akan terkunci ke cleat saat mejejak pedal dan akan terlepas saat tumit diputar ke sisi luar, meskipun pada beberapa kasus sistem penguncian ditanamkan ke cleat daripada ke pedal. Clipless pedal ditemukan oleh Charles Hanson pada tahun 1895. Ini dapat membuat pesepeda hanya memutar pergelangan kaki untuk mengunci atau melepaskan sepatu mereka dan kebebasan sepatu untuk berotasi pada pedal.
T
oe Clip adalah komponen yang ada pada pedal. Biasanya digunakan bersama dengan strap berbahan dasar kulit atau kain. Sebenarnya, fungsi strap lebih penting daripada clip, tapi tanpa clip tidak mungkin rasanya menggunakan strap, karena clip menahan strap terbuka, dan membuat pesepeda dapat menggunakannya untuk kaki mereka.
Single Strap
Double Strap
Toe Clip Overlap Pada banyak sepeda, khususnya yang menggunakan frame kecil dan roda full-sized, fender depan atau ban mungkin saja menghantam kaki pesepeda atau toe clip. Inilah yang menjadi kekhawatiran banyak pesepeda, tapi ini hanyalah masalah yang signifikan pada saat penggunaan. Ini dapat terjadi saat posisi handlebar terlalu membelok ke sisi sepeda, dan sepeda berada pada kecepatan rendah. Banyak orang yang bersepeda dengan kasar dan tidak menemukan kendala yang berarti, beberapa dari mereka bahkan tidak memperhatikan cara mengayuh pada kecepatan yang sangat rendah. Pada sepeda berukuran kecil dengan roda full-sized, rasanya tidak masuk akal untuk menghilangkan overlap ini tanpa mengakibatkan ketidaknyamanan handling.
Toe Strap
73
P
ada sepeda Roadbike, cogset atau disebut juga cluster adalah set multisprocket belakang yang dipasangkan ke hub pada roda belakang. Sebuah cogset bekerja dengan sebuah rear derailleur sebagai bagian dari sistem kemudi yang memberikan pesepeda rasio gear yang lebih variatif. Cogset dibuat dalam dua tipe, cassette sebagai hasil penemuan terbaru, dan freewheel. Walaupun di antara keduanya memiliki fungsi yang sama dan sekilas terlihat mirip setelah dipasang ke sepeda, terdapat perbedaan mekanis pada keduanya yang tidak dimiliki satu sama lain. Cassettes Cassettes lebih terkenal dibandingkan dengan freewheels karena cassette memiliki bermacam jenis spline lurus yang membentuk hubungan mekanik antara sprocket dan hub cassette kompatibel, disebut juga freehub, yang mengandung mekanisme roda bergerigi (ratcheting mechanism). Keseluruhan cassette dipasang pada hub dan dikunci oleh lockring berulir. Beberapa sistem cassette yang berasal dari akhir 1980an dan awal 1990an menggunakan sprocket kecil berulir untuk menahan sprocket spline yang lebih be-
74
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
sar, dimana keseluruhan set saling terhubung dan menjadi sebuah cluster. Cassette sangat mirip seperti freewheel saat dipasang, tapi sangat jauh berbeda saat dilepas dari roda karena perbedaan mekanisme di antara keduanya. Sprocket pada cassette biasanya digabung bersama dengan tiga buah bolt kecil untuk memudahkan pemasangan. Peran bolt atau rivet ini sebenarnya tidak terlalu penting, karena hanya menjaga sprocket dan spacer tetap pada posisinya saat dipindahkan dari freehub. Saat sprocket akan diganti saat pemakaian atau pesepeda ingin mengganti rasio gear yang sudah ada, hanya sprocket saja yang diganti, dan bukan mekanisme ratchetnya. Mekanisme ratchet, dikenal dengan sebutan freehub, tetap dapat diganti-ganti pada hampir seluruh hub, tapi masih membentuk bagian struktural dari hub. Sistem cassette memiliki sebuah kelebihan utama yaitu posisi bearing axle drive-side dapat keluar mendekati frame, dan tidak berbalik terhadap pusat axle di belakang freewheel. Hal ini tentu saja mampu mengurangi tekanan pada axle belakang, yang dapat mengakibatkan kerusakan axle.
Sejak dikenalkan ke khalayak ramai pada akhir 1970an cassette telah digunakan pada berbagai macam sepeda, dimulai dari kelas menengah ke atas dan lambat laun menjadi umum digunakan pada sepeda-sepeda yang tidak begitu mahal. Saat ini seluruh sepeda dengan derailleur berkualitas tertinggi menggunakan desain terbaru ini.
75
Lockring
Khusus untuk track bike atau fixed gear menggunakan COG mati atau fix pada sistem sepeda nya. COG ini pun dibagi menjadi dua jenis, yaitu COG 6 bolt dan COG ulir. pada dasarnya COG 6bolt adalah COG yang diberikan 6 lubang mengikuti hub dengan 6 lubang dan lubang pada hub ini awalnya digunakan sebagai discbrake, jadi COG 6 bolt ini dapat lebih kuat berbeda dengan jenis ulir yang hanya dikunci dengan lockring. Untuk material yang digunakan rata-rata sama mulai dari besi hingga hi-ten tersedia dipasaran.
6 Bolt Cog
76
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
S
tem adalah komponen sepeda yang menghubungkan handlebar ke steerer tube pada fork sepeda. Dengan nama lain yaitu goose neck, stem didesain berdasarkan sistem yang digunakan sepeda (quill atau threadless), dan setiap sistem tersebut dapat digunakan bersama dengan headset dan bentuk fork yang tepat. Quill: stem dibenamkan ke steerer tube yang berulir dan tidak menjulur di atas headset. Threadless: stem menjepit selongsong steerer tube yang tidak berulir dan dapat menjulur dari headset.
Quill Stem Tipe stem quill adalah yang paling awal dari tipe stem yang ada, dan sudah tidak lagi diproduksi oleh industri standar sepeda balap. Bagaimanapun juga, quill stem pernah menjadi standar perlengkapan sepeda baik itu sepeda balap yang tidak begitu mahal sampai yang mahal dan mutakhir kala itu. Quill stem dimasukkan ke dalam sisi atas steerer tube pada fork dan direkatkan dengan kuat menggunakan baji dan baut atau dengan nut berbentuk kerucut dan baut. Dengan menggunakan quill stem, steerer tube tidak akan menonjol keluar dari headset. Quill stem membutuhkan fork berulir yang sedikit keluar dari headset.
77
Threadless Stem Threadless stem, tipe stem yang terbaru, perlahan menggeser quill stem dari standar produksi sepeda balap. Threadless stems didesain untuk dapat terpasang pada fork stereer tube tanpa ulir. Dengan threadless stems, sebuah “starnut� dipasang ke threadless steerer tube bersama dengan dua buah flange berkait. Sumbat atas dipasang dengan baut, dan ditekan, sehingga star-nut menggantikan posisi bearing headset. Fork model terbaru, dengan stereer tube berbahan serat karbon, menggunakan sumbat yang lentur daripada star nut, dengan fungsi yang sama seperti star nut, namun tidak akan merusak serat karbon stereer tube fork apabila dibandingkan dengan star nut (Star-nut sengaja didesain agar terpasang menembus tube, yang hanya dapat diaplikasikan pada fork berbahan aluminium, dan akan membuat kerusakan pada stereer tube fork berbahan serat karbon) Adapter khusus harus ditambahkan agar threadless stem dapat dipasang ke fork berulir.
78
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
H
andlebar sepeda merupakan bagian dari mekanisme sistem kendali pada sepeda; yang sama seperti roda stir. Disamping untuk pengendalian, handlebar juga menyumbangkan porsi beban pesepeda yang berbeda, bergantung kepada posisi bersepeda, dan juga sebagai tempat yang tepat untuk brake lever, shift lever, cyclocomputer, bell, dan lain-lain.
Handlebar Type Handlebar terdiri dari beberapa tipe variatif yang didesain untuk beberapa tipe bersepeda yang berbeda pula. Drop Drop handlebar, seperti yang digunakan pada track bike, berbentuk shallow atau deep drop. Drop bar bisa juga memiliki satu atau dua lekukan longitudinal sehingga kabel rem dan shifter tidak terlalu menonjol keluar saat direkatkan di bawah lapisan bar tape. Terdapat juga top section yang lurus (flattened) pada drop bar.
Track Track drop bar adalah bentuk variasi dari bar yang didesain untuk beberapa tipe posisi bersepeda para pembalap track bike. Karakter track drop berdasar pada lebar bar, sweeping ramp, beserta posisi top hood dan hood rem tangan, tapi beberapa pesepeda memilih untuk menggenggam ujung bar, atau disebut juga “hooks�. Track bar didesain untuk pemakaian tanpa brake lever, yang menjadi semakin populer digunakan pada sepeda fixed gear.
Track Bar
Drop Bar
79
Pursuit / Bullhorn Pursuit bar, atau Bullhorn handlebar, melengkung ke atas dan ke depan. Biasanya digunakan untuk etape triathlon, dan juga populer digunakan, pada sepeda jenis track, single-speed, dan fixed-gear. Gaya handlebar ini muncul untuk pertama kalinya setelah peraturan baku tentang track racing dibuat, dan mendapat julukan “Bullhorn bar”. Bullhorn bar dibuat secara sederhana dengan menggabungkan memotong drop dari drop bars dan menyambung potongan tadi pada ujung bar sehingga titik sambungan dari drop menjadi melengkung sebagai tempat tangan beristirahat, meskipun tidak memberikan banyak tambahan jangkauan untuk tangan. bullhorn tersebut kadang disebut bar “Flopped & Chopped” atau “Flipped & Clipped”, dan jika memang dibentuk seperti itu, harus dilakukan penanganan yang tepat untuk tepian potongan bar yang tajam, menutupnya dengan tape dan member penyumbat di ujungnya untuk kemanan bersepeda.
Pursuit Bar / Bullhorn
80
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Ergo / Anatomic Bentuk drop bar amat sederhana, dengan lengkungan yang tradisional, atau dapat berbentuk lurus (straight section) yang nyaman untuk beberapa pesepeda. Bar tersebut disebut juga dengan bar ergo atau anatomic. Ergo Bar
K
omponen ini bukan hanya sekedar pelengkap, akan tetapi juga menentukan keamanan dan kenyamanan, karena komponen ini merupakan tumpuan setengah badan pesepeda, sebaiknya dipilih yang tidak terlalu berat akan tetapi nyaman serta tidak lengket dan mudah menyerap keringat, agar tidak mudah selip. Mantan bintang dan juara World Pursuit Champion, Tony Doyle,
menyatakan bahwa bartape yang tidak membungkus handlebar dengan baik dapat membuat tangan menderita. Para pesepeda profesional juga melakukan hal yang sama – bar harus terbungkus dengan sempurna, bersih, dan seimbang di setiap sisinya. Hanya ada tape berbahan kain yang tersedia sebelum tahun 1980an, yang sangat tidak nyaman digunakan. Tape jenis tersebut cukup tahan lama, pergantian tape hanya dilakukan setahun sekali, bahkan oleh seorang profesional sekalipun. Lalu kemudian mucul ledakan produk perlengkapan sepeda balap, dan Benotto memegang andil besar dalam hal bartape. Dengan tampilan kain berserat campuran (metallic cellophane) yang sangat menarik, sehingga menjadi pemisah antara pesepeda pro dengan pesepeda amatir, yang biasanya hanya menggunakan tape berbahan kain biasa, atau tape berbahan karet berpori. Bagaimanapun juga, sejauh perkembangan bantalan dan grip, hasil temuan Benotto lambat laun menjadi tidak banyak bermanfaat
lagi. Tape buatan Benotto tidak mampu mengatasi tangan yang tergelincir yang diakibatkan oleh keringat, maka penggunaan sarung tangan sangatlah dianjurkan untuk menghindari masalah pada bar. Tape Benotto pun akhirnya tidak digunakan lagi karena handlebar tape harus benarbenar “membungkus� bar control secara keseluruhan. Bantalan (cushioning) pun semakin banyak dipakai, dan membuat reputasi tape Benotto pun tidak lebih baik dari sebelumnya. Pada tahun 1986 Cinelli meluncurkan sebuah pita tape berbahan busa yang terlihat lebih mewah dengan tekstur busa untuk membantu tangan lebih nyaman menggenggam handlebar. Tape ini masih diproduksi sampai sekarang, sebagai warisan dari kepopulerannya. Saat ini handlebar tape memiliki beragam tekstur yang berbeda-beda, sebut saja dalam hal ketebalannya, dan harganya pun relatif terjangkau. Tape yang baru memberikan perbedaan yang signifikan pada sepeda – dan anda tidak akan menemukan pembalap pro menggunakan tape yang kotor atau usang. Pemilihan bar tape sangat personal dan itulah yang menyebabkan bar tape dibuat dalam beragam pilihan warna.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
81
Lampu Sepeda Lampu pada sepeda digunakan di saat tertentu saja, misal di malam hari, baik di medan off road,maupun on road akan tetapi kalau tali lamp/lampu belakang yang selalu berkedip, sangat diperlukan untuk pesepeda di jalan raya karena sebagai penanda, baik di siang hari maupun malam hari.
82
Helm Helm menjadi bagian terpenting saat bersepeda, namun sekarang ini selain fungsinya untuk melindungi kepala, helm sepeda juga dbuat sedemekian rupa dengan bentuk dan warna yang beraneka ragam.
Bell Fungsinya untuk memberi tanda bahwa pesepeda di belakang mau lewat, dan untuk meminta jalan. Ada yang berbunyi ting sekalisekali, ada pula yang klasik yaitu yang berbunyi kring-kring.
Gloves ( Sarung Tangan) berfungsi untuk memberikan kenyamanan dalam bersepeda, karena sarung tangan sepeda pada umumnya memiliki padding pada telapak tangan yang memungkinkan pengendara dapat nyaman bersepeda, dan mengurangi efek sakit pada telapak tangan pada saat memegang handlebar. Cycling Cap Selain untuk bergaya topi ini dapat digunakan sebelum menggunakan helm agar kepala pengendara dapat lebih nyaman.
Messenger Bag Tas jenis ini sangat diminati, selain karena modelnya, jenis tas ini sangat nyaman ketika bersepeda selain itu kapasitas dari tas ini cukup besar sehingga pesepda dapat membawa peralatan ataupun perbekalan ketika riding dengan jarak yang cukup jauh.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
83
Pengukuran Frame (Frame sizing) Step 1 Ukur panjang inseam anda (panjang tulang kaki sampai tumit). Jangan mengukur mulai dari atas inseam, karena hal itu tidak termasuk dalam batas pengukuran yang sebenarnya. Untuk hal ini, anda membutuhkan seseorang asisten; karena akan sulit rasanya apabila melakukannya seorang diri, dan lakukanlah di dekat tembok. Selanjutnya, regangkan jarak antar tumit anda sekitar 9-10 inci (23-25 cm) dan regangkan kembali pada jarak sekitar 2-3 kaki (61-91 cm) dengan menggunakan waterpass (carpenter’s level) dengan tebal 2-3 inci (50-76 mm) untuk mempermudah dalam pengukuran. Beri ruang yang cukup antara anda dengan tembok pada saat pengukuran dilakukan agar anda dapat menahan inseam anda pada dua titik tadi, dan asisten anda pun mendapatkan ruang yang cukup untuk memberi menandai tembok dengan hasil pengukuran. Pastikan kedua posisi inseam anda tegak lurus terhadap tembok. Mintalah asisten anda untuk menandai titik atas dari tulang kaki anda dalam posisi tadi pada tembok. Kemudian lakukan pengukuran dari lantai ke
86
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
titik pada tembok tadi untuk mendapatkan nilai pengukuran inseam anda. Step 2 Menentukan panjang seat tube dan top tube anda. Kalikanlah nilai inseam anda (dalam centimeter) dengan 0.655, di mana 1 inci adalah 2.54 cm. Dari hasil perkalian tersebut anda akan mendapatkan nilai center-to-center seat tube yang tepat untuk sepeda dengan level top tube geometri tradisional (jenis sepeda produksi masal). Pengukuran ini juga dapat memberikan anda panjang center-to-center top tube yang tepat. Pesepeda bertubuh tinggi maupun pendek memiliki perhitungan dengan beberapa syarat khusus. Kemiringan geometri top tube dapat disesuaikan, apabila panjang seat tube yang sebenarnya berbeda jauh dengan hasil formula perhitungan di atas. Mengetahui nilai dari standar pengukuran seperti XS, S, M, L serta XL dapat membantu anda untuk mendapatkan ukuran frame yang sesuai.
Inseam
Step 3 Menentukan ukuran frame apabila tubuh bagian atas dan bawah anda proporsional. Jika tubuh bagian atas anda proporsional terhadap tubuh bagian bawah, maka panjang top tube anda harus sama dengan panjang seat tube, berdasar kepada rumus yang ada pada step 2. Pertama, anda harus mengetahui tinggi badan anda. Orang lain biasanya menduga berapa tinggi badan mereka berdasarkan usia mereka. Saya juga mendapatkan banyak orang yang tinggi badannya dipengaruhi oleh intensitas penggunaan sepatu, sebab banyak orang yang ternyata lebih pendek dari yang mereka duga. Yang harus anda lakukan adalah mengetahui berapa tinggi badan anda sebenarnya, bagi tinggi badan anda dengan nilai inseam dalam centimeter, catat hasilnya, dan gunakan petunjuk di bawah ini: hasilnya antara 2.0 dan 2.2, maka * Apabila tubuh bagian bawah anda proporsional terhadap tubuh bagian atas, dan panjang top tube anda harus sama dengan panjang seat tube. hasilnya berada di luar kisaran di * Apabila atas (2.0-2.2), atau jauh di atas 2.2, itu berarti tulang torso anda lebih panjang
dari inseam anda. hasilnya mendekati 2.0, itu berarti * Apabila anda memiliki kaki yang panjang dan kemungkinan anda membutuhkan top tube yang 1-2cm lebih pendek dari seat tube. hasilnya mendekati 2.2, itu berarti * Apabila anda memiliki torso yang panjang dan anda membutuhkan top tube yang 1-2cm lebih panjang dari seat tube. * Nilai-nilai yang melebihi kisaran di atas dapat menjadi pedoman yang tepat untuk pemilihan frame yang akan dibuat. Apabila anda memiliki lengan yang panjang, anda juga dapat menambahkan panjang top tube, serta memberikan nilai tambah untuk drop saddle-to-handlebar, atau mengurangi stem spacer. Apabila anda memiliki lengan yang pendek, anda dapat melakukan hal yang sebaliknya. Bagaimanakah cara untuk mengetahui panjang atau pendeknya tangan anda? Rentangkan lengan anda, dan lakukan pengukuran jarak antara kedua ujung jari tengah. Apabila hasilnya ≥ 3 cm (1.25 inci) lebih panjang dari tinggi anda, maka itu berarti anda memiliki tangan yang panjang. Namun apabila hasilnya ≤ 3 cm lebih pendek dari tinggi anda, maka itu berarti anda memiliki tangan yang pendek.
Menentukan Panjang Top Tube Penggunaan ukuran yang ada terkadang tidak cukup membantu untuk menentukan panjang top tube dengan tepat. Penggunaan ukuran dan rumus adalah langkah awal semata, sedangkan tingkat kebugaran, tipe bersepeda, fleksibilitas, usia, dan riwayat cedera juga dapat menjadi bagian pertimbangan. Oleh sebab itu saya membuat “5F” di bawah ini untuk membantu dalam menentukan panjang top tube: Fit (Kebugaran) – Berapa besar intensitas bersepeda? Pengurangan – Bersepeda * Tanpa sekurangnya 3x seminggu. 0.5 cm – Bersepeda 2x * Pengurangan seminggu (dengan satu kali bersepeda di tengah pekan). 1 cm – Bersepeda hanya * Pengurangan sekali dalam seminggu. Fast (Kecepatan) – Berapa besar kecepatan tetap yang dihasilkan oleh pesepeda pada permukaan rata, dalam waktu satu jam? Pengurangan – sekitar 18+ mph * Tanpa (27+ kph). 0.5 cm –15-18 mph(23-27 * Pengurangan kph).
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
87
1 cm – kurang dari 15 mph * Pengurangan (23 kph).
Fairly young (Usia muda) – Berapa umur pesepeda? Pengurangan – Kurang dari 40 ta* Tanpa hun. 0.5 cm – 40-60 tahun. * Pengurangan * Pengurangan 1 cm – 60+ tahun. Flexibility (Fleksibilitas) – dapatkah pesepeda menyentuh permukaan tanah dalam posisi membungkuk, dengan kaki rapat, dan lutut yang lurus terkunci? Pengurangan – pesepeda dapat * Tanpa menyentuh permukaan dengan mudah. 0.5cm – pesepeda hanya * Pengurangan dapat menyentuh tumit saja. 1 cm – pesepeda hanya * Pengurangan dapat menyentuh lutut. Free of pre-existing conditions (Bebas dari riwayat cedera) – Apakah pesepeda pernah mengalami cedera/sakit/kecelakaan/kondisi kesehatan (termasuk obesitas) yang dapat mempengaruhi kebugaran? Tanpa Pengurangan – tidak ada/belum pernah. Pengurangan 0.5 – pernah, namun tidak berpengaruh besar dan telah lama berlalu. Pengurangan 1 cm – sedang mengalami/
88
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
belum lama ini (sekitar setahun lalu). Saya mendapati banyak pengguna roadbike kelas pemula yang membutuhkan pengurangan sekitar 1 cm terhadap panjang top tube mereka, karena mayorias dari mereka yang menggunakan sepeda dengan top tube yang terlalu panjang.
Kemiringan Seat Tube Kemiringan seat tube tidak hanya berperan untuk menentukan posisi lutut yang relatif terhadap bottom bracket, tetapi juga berpengaruh terhadap posisi anda dalam memegang handlebar. Apabila anda sedang melakukan perbandingan antara dua sepeda dengan
panjang top tube yang sama, tapi dengan kemiringan seat tube yang berbeda, maka sepeda dengan kemiringan seat tube yang lebih tinggi memiliki posisi gapaian bar efektif yang lebih panjang. Konsep ini sangat sulit pada mulanya sangat tidak masuk akal, tapi memang begitulah kenyataannya. Bayangkan anda sedang memposisikan lutut anda dengan posisi relatif terhadap bottom bracket yang sama di atas kedua sepeda yang berbeda, di mana salah satunya adalah sepeda anda sendiri dengan kemiringan seat tube sebesar 73°, sedangkan yang lainnya adalah sepeda baru dengan kemiringan seat tube sebesar 74°. Kedua sepeda tersebut memiliki panjang top tube yang sama, dan anda sudah merasa nyaman dengan pengaturan posisi fore/aft dari sepeda yang anda gunakan. Apabila anda membeli sebuah sepeda baru, anda akan mengubah posisi saddle menjadi lebih jauh ke belakang sebagai kompensasi terhadap kemiringan seat tube yang lebih besar (untuk kebanyakan orang perubahan total derajat kemiringan seat tube menghasilkan pergantian posisi fore-aft sekitar 1.3 cm [1/2”]). Apabila anda mengubah posisi saddle menjadi lebih ke belakang, maka hal tersebut akan membuat top tube berada lebih jauh
di depan ujung saddle, mengakibatkan posisi gapaian efektif yang lebih panjang sekitar satu centimeter yang sangat signifikan. Jadi, apabila anda sedang melakukan perbandingan antara dua sepeda dengan ukuran top tube yang sama, ingatlah bahwa salah satu sepeda dengan derajat kemiringan seat tube yang lebih besar juga memiliki posisi gapaian efektif yang lebih panjang. Hal tersebut juga berlaku pada keadaan sebaliknya. Jika anda sedang mencari sebuah sepeda dengan seat tube yang lebih pendek dari seat tube sepeda yang anda gunakan, maka itu berarti posisi gapaian efektif anda terhadap bar menjadi lebih pendek (anda harus mengubah posisi saddle lebih ke depan untuk mendapatkan posisi lutut/bottom bracket yang sama). Kesimpulan yang dapat diambil, perubahan kemiringan seat tube, dikombinasikan dengan pergantian panjang top tube, dapat memberikan implikasi yang serius terhadap posisi anda dalam menggapai handlebar. Kecuali seseorang yang memiliki ukuran tulang paha yang tidak biasa, saya tidak menganjurkannya untuk mengubah kemiringan seat tube menjadi lebih besar atau kecil (lebih besar dari 75° atau kurang dari 72°) untuk penggunaan roadbike tradisional. Banyak
orang menggunakan kemiringan seat tube 73°- 73.5° pada frame mereka. Umumnya, pesepeda dengan intensitas pedaling yang besar (100+ rpm) lebih memilih posisi yang sedikit ke depan, dengan seat tube yang lebih miring, sementara pesepeda dengan intensitas pedaling yang tidak terlalu besar (≤ 90 rpms) memilih posisi yang agak ke belakang, dengan seat tube yang tidak terlalu miring.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
89
Pesepeda Tinggi dan Pendek Wanita (juga pria, biasanya yang tinggi badannya kurang dari 5 kaki 6 inci/167.6 cm) harus memperhatikan beberapa hal sebelum membeli sebuah frame. Hindari sepeda dengan top tube yang panjang; hal itu akan membuat anda kesulitan dalam menjangkau handlebar. Saat melihat sepeda dengan tulisan 50 cm yang tertera pada labelnya, bukan berarti anda juga mendapatkan panjang top tube yang sama pula. Sepeda dengan ukuran lebih kecil biasanya memiliki panjang top yang tidak proporsional. Perhatikan juga seat tube dengan kemiringan yang besar, yang umum terdapat pada sepeda berukuran lebih kecil; terkadang menyulitkan anda untuk mengubah posisi saddle cukup jauh dari rail apabila sudut seat tube sebesar 75°, atau lebih dari itu. Masalah yang biasanya muncul terhadap pesepeda yang lebih pendek adalah ujung kaki yang bersinggungan dengan roda depan, dan jika ini yang terjadi pada anda,
90
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
pilihlah frame sepeda yang memang didesain untuk kompatibel dengan roda berukuran 650, dibanding dengan roda 700c, terlebih lagi pada frame yang seat tubenya kurang dari 50 cm. Posisi berdiri di atas sepeda yang memadai dapat juga menjadi masalah untuk pesepeda berbadan pendek untuk berada di atas sepeda yang menggunakan dua roda 700c dan level geometri top tube tradisional, jadi sebuah frame yang sesuai bisa menjadi alasan tambahan sebagai penunjang untuk bersepeda dengan nyaman. Pria dengan postur badan yang lebih tingi (juga wanita, biasanya yang tinggi badannya lebih dari 6 kaki 1 inci/185.4 cm) harus memperhatikan kombinasi antara top tube/ seat tube. Sudut seat tube yang renggang (sekitar 72°) biasa terdapat pada frame besar, dan seperti yang terdapat pada pembahasan sebelumnya, hal ini dapat memudahkan dalam mengubah posisi saddle jauh ke
depan agar menghasilkan posisi fore/aft yang sesuai, yang membuat jangkauan ke bar lebih pendek dengan efektif. Pesepeda yang lebih tinggi akan menemukan kesulitan dalam menemukan frame dengan panjang dan tinggi yang cukup. Mereka yang bertinggi badan 6 kaki 5 inci atau lebih (195.6 cm) akan dapat terpuaskan apabila menggunakan frame rakitan, karena hasilnya tidak akan maksimal apabila mereka menggunakan stem dengan panjang yang tidak biasa untuk mengimbangi top tube dengan ukuran yang tidak sesuai untuk mereka, dan hal tersebut akan menyulitkan mereka saat mengendalikan sepeda. Kontrol yang buruk dan goncangan pada lintasan menurun adalah dua hal yang paling menjadi masalah yang kerap muncul. Panjang crank juga membutuhkan perhatian lebih untuk pesepeda yang tinggi dan pendek.
Panjang Head Tube Banyak pesepeda tidak terlalu memperhatikan hal ini. Masalah utamanya disebabkan karena pengukuran postur badan tidak dapat menjadi acuan untuk menentukan panjang head tube yang sesuai. Jika head tube terlalu pendek bagi anda, maka steerer tube akan terpotong terlalu pendek, dan jarak saddle ke handlebar pun menjadi semakin pendek pula. Sekali pemotongan dilakukan,
maka hal tersebut tidak akan dapat dibuat kembali seperti semula, dan satu-satunya pilihan yang tersisa adalah anda harus menggunakan stem yang dapat ditinggikan dengan mudah, atau membeli sebuah fork baru. Jadi berapakah panjang yang tepat? Perhatikan sepeda milik anda. Apabila anda merasa puas dengan posisi antara saddle dan handlebar, nilai pada spacer antara stem dan headset, dan tinkat ketinggian stem anda,
maka pastikanlah frame yang akan anda miliki nanti memiliki head tube dengan panjang yang sama dengan sepeda anda saat ini. Kebanyakan pesepeda pada usia mereka yang keempat puluh, atau lebih dari itu, merasa nyaman menggunakan head tube yang lebih panjang pada sepeda mereka. Banyak vendor saat ini menawarkan desain yang spesifik untuk mengatasi kebutuhan akan bersepeda dengan posisi upright ini.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
91
Ketinggian Saddle Sayangnya, tidak ada rumus khusus untuk menentukan tinggi saddle. Lutut anda haruslah bersudut sekitar 25-35° dari segala posisi terhadap pedal, dengan posisi crank yang sejajar terhadap seat tube. Pesepeda yang kompetitif lebih menyukai penggunaan saddle yang sangat rendah. Pesepeda dengan fleksibilitas yang kurang, atau yang pernah mengalami cedera tertentu, disarankan untuk meninggikan posisi saddle mereka. Saya mengukur tingkat kelenturan lutut dengan menggunakan pengukur sudut yang disebut goniometer. Bagian yang berfungsi sebagai penentu tingkat kelenturan lutut adalah tulang panggul, titik poros yang ada di tengah lutut, dan pergelangan kaki. Metode yang dikembangkan oleh Lemond/Guimard untuk menemukan ketinggian saddle sangat populer digunakan, dengan mengalikan in-
92
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
seam anda dengan 0.883 untuk menemukan ukuran jarak antara titik pusat bottom bracket sampai ke titik atas saddle (sejajar dengan seat tube). Metode ini terkadang memberikan hasil perhitungan di luar batas yang ada. Untuk mendapatkan posisi saddle dengan ketinggian yang sesuai, letakkan tumit anda pada pedal dan tambahkan/kurangi ketinggian saddle sampai kaki anda dapat berada pada posisi yang lurus sejajar dengan seat tube. Metode lain yang dapat diaplikasikan
adalah dengan menghitung perbandingan ketinggian cleat, ketinggian arch (telapak kaki), penempatan cleat, atau ketinggian tumit saat pedaling. Jika anda harus menggunakan sebuah rumus perhitungan, maka kalikan inseam anda dengan 1.11. gunakan hasil dari perkalian tersebut untuk mengatur ketinggian saddle anda dengan mengukur dari bawah spindle pedal, dengan crank yang sejajar terhadap seat tube, sampai ke atas saddle.
Panjang Crank Panjang crank harus sesuai dengan panjang inseam anda. Terdapat banyak rumus perhitungan untuk menentukan panjang crank, dan selalu menjadi bahan perdebatan, namun saya mengalikan panjang inseam (pada milimeter) dengan 0.21, yang nantinya akan sesuai dengan hasil di samping ini:
Inseam 28-30” / 71-76 cm (711mm - 760mm) = panjang crank 149-160 mm Inseam 31-33” / 79-84 cm (790mm - 840mm) = panjang crank 166-176mm Inseam 34-36” / 86-91cm (860mm - 910mm) = panjang crank 181-191mm Seperti yang anda dapat lihat, apabila anda memiliki panjang rata-rata inseam pria, anda akan memilih menggunakan ukuran tradisional – 170-175 mm. Apabila anda lebih pendek atau lebih tinggi dari rata-rata, anda harus menghubungi seorang yang berkompeten di bidang pembuatan crank. Apabila anda membutuhkan sebuah crank yang panjang,
anda juga harus menyesuaikannya dengan menggunakan frame custom, karena posisi shell bottom bracket harus lebih tinggi daripada shell bottom bracket pada frame yang sudah tersedia. Gaya Pedaling juga bisa menjadi faktor yang menentukan penggunaan crank yang lebih panjang atau lebih pendek – dengan spinner yang lebih pendek, dan masher yang lebih panjang. Pesepeda criterium dengan postur badan yang lebih tinggi lebih memilih untuk menggunakan crank yang lebih pendek, yang dapat membuat mereka mampu untuk menghindarkan pedal dari gesekan terhadap permukaan pada saat melintasi belokan yang tajam.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
93
Posisi Fore-Aft Saddle KOP (knees over pedal, atau posisi lutut terhadap pedal) adalah metode yang menghimpun variasi posisi lutut terhadap crank relatif terhadap garis lurus, di waktu pedal berada pada posisi arah jam 9 dan jam 3. Anda dapat menggunakan jangka berbandul untuk mengukurnya, kecuali apabila sepeda anda telah diatur oleh seorang pelatih, dan crank anda telah sesuai dengan anda, maka metode ini tidak harus anda gunakan. Tidak ada metode yang sederhana untuk memberikan posisi fore-aft tanpa menentukan gaya pedaling dan titik keseimbangan anda, yang sangat dipengaruhi oleh berat tubuh bagian atas, kemiringan seat tube, dan tingkat gapaian bar. Kemiringan saddle Anda harus melakukan pengaturan pada saddle. Secara berkala. Jika tidak, maka hal tersebut akan mempengaruhi kenyamanan anda bersepeda, kemungkinan terbesar adalah posisi anda dalam menggapai bar.
94
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Panjang stem Jika panjang top tube dan kemiringan seat tube anda telah sesuai, maka panjang stem anda harus sekitar 70 mm-130 mm. Pesepeda yang lebih pendek tentu saja memilih panjang stem di batas bawah dari ratarata (70 mm), sebaliknya dengan pesepeda berbadan lebih tinggi (130 mm). Apabila anda membutuhkan stem yang lebih panjang atau lebih pendek lagi, hal tersebut mungkin disebabkan oleh frame yang tidak proporsional. Mayoritas pesepeda menggunakan kisaran 90-110. Perbedaan posisi saddle ke handlebar terhadap bar (jarak vertikal antara bagian atas saddle dan bagian atas handlebar) Perbedaan posisi saddle ke handlebar terhadap bar harus berada pada kisaran 2-10 cm. Apabila terdapat perbedaan yang teramat besar, itu menandakan anda menggunakan frame yang terlalu kecil, atau posisi saddle anda yang terlalu tinggi. Apabila anda mengatur sepeda anda agar terlihat sesuai dengan gambar yang ada di majalah, seperti
sepeda kelas profesional, maka hal tersebut dapat mengakibatkan posisi saddle terhadap handlebar yang tidak sesuai dan menimbulkan ketidaknyamanan saat anda bersepeda. Apabila anda tidak dapat menaikkan stem, dan posisi saddle telah sesuai, yang anda butuhkan adalah stem dengan yang ketinggian/ kemiringan yang positif (10-12 derajat, atau lebih dari itu). Beberapa pesepeda berpendapat bahwa stem yang terlalu tegak selain tidak enak dilihat, kurang estetis, juga mampu mengakibatkan cedera punggung yang kronis. Saat usia anda 20 tahun, anda dapat menggunakan nilai diferensial saddle terhadap handlebar yang besar, namun fleksibilitas anda akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia; langkah terbaik adalah jangan membiarkan keegoisan pribadi untuk mendapatkan posisi nyaman yang lebih. Lagi-lagi, sepeda dengan head tube yang lebih panjang, atau dengan sebuah fork satu bagian (yang memudahkan penggunaan spacer tambahan), dapat memberikan solusi terbaik.
Lebar handlebar Ukuran bar center-center harus sesuai dengan lebar bahu anda. Bukan lebar dari ujung luar kedua sisi bahu anda, namun lebar antara dua tulang menonjol yang ada di atas bahu (proses akromialis) yang diukur dari belakang. Untuk alasan apapun, banyak orang yang sepertinya menggunakan bar yang lebih lebar beberapa centimeter di setiap sisinya. Brake lever hood Mayoritas mekanik memasang brake lever agar dasar brake lever berada sejajar dengan drop bar. Hal ini membantu anda untuk dapat memutar bar sehingga terjadi transisi level dari atas handlebar ke bagian permukaan hood yang rata. Terdapat hood yang panjang yang digunakan oleh produk Campy, SRAM, dan Shimano versi terbaru, yang terlihat seperti sebuah papan, sebagai tempat untuk mengistirahatkan tangan. Hood juga harus diposisikan agak miring terhadap stem. Bayangkan anda sedang berjabat tangan dengan seseorang; posisi seperti itulah yang anda butuhkan untuk menentukan letak hood yang sesuai.
Bentuk Handlebar Anda ingin memastikan tangan anda menggenggam bar dengan nyaman, dan tangan anda harus pas pada bar tanpa membuat kulit antara ibu jari dan telunjuk terpelintir. Pada saat yang sama, anda tidak menginginkan adanya jarak yang berlebih, sebagaimana yang dapat anda temukan apabila jangkauan tangan ke bar lebih besar, dan selanjutnya mempengaruhi anda untuk menggunakan drop saat bersepeda. Saya tidak begitu menyukai beberapa desain anatomi yang baru, karena hal tersebut sangatlah sulit untuk menempatkan hood seperti yang direkomendasikan pada sesi sebelumnya. Kemiringan Bahu Bahu anda harus membentuk sudut sebesar 90° terhadap torso saat anda menggenggam brake hood, dengan siku yang ditekuk sebesar 15°. Apabila kemiringan bahu anda lebih dari 90°, itu berarti anda harus lebih meregangkan tubuh anda.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
95
Kemiringan Torso Lagi-lagi, ini adalah salah satu pengukuran yang dapat menjadi lebih sulit dalam melakukannya tanpa menggunakan pengukur sudut atau goniometer. Yang saya maksudkan di sini adalah sudut yang dibentuk oleh bahu, pinggang (tulang panggul), dan garis datar hipotesis yang dibuat sejajar dengan pinggang anda. Panjang top tube, ketinggin stem, panjang stem, kenaikan stem, dan posisi fore-aft saddle, semua itu berpengaruh terhadap kemiringan torso. Pada dasarnya, kombinasi antara kemiringan torso dan bahu yang membentuk gapaian total tangan. Terdapat tiga posisi dasar handlebar yang mempengaruhi besaran gapaian tangan: top, hood, dan drop. Tidak ada set tertentu untuk menentukan gapaian yang
96
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
sesuai pada posisi hood dan drop, karena adanya banyak hal yang mempengaruhi: kekuatan bahu, punggung, dan leher; fleksibilitas; panjang lengan dan torso; cedera; tipe handlebar; tipe brake hood; dan tipe bersepeda (misalnya touring, racing, dan lain-lain.). Tentu saja, yang terpenting adalah preferensi personal anda. Perakit sepeda tidak dapat mengatakan kepada anda apa itu deinisi kenyamanan, hanya anda sendiri yang dapat menilainya. Untuk penggunaan yang santai (bersepeda untuk berkeliling taman, misalnya), saya menganjurkan agar torso anda membuat kemiringan yang tidak kurang dari 30° dengan tangan pada hood dan siku yang ditekuk. Pada lintasan yang belok, posisi torso anda sebesar 15-25° dengan posisi tangan pada tipe drop. Posisi punggung yang lurus dalam bersepeda pada tipe drop hanya anda dapatkan dengan latihan bertahun-tahun dan fleksibilitas yang ekstrim, dan ini bukan sebuah posisi yang baik untuk ditiru. Saat berada pada lintasan menanjak, kemiringan torso pada bar harus tidak kurang dari 42-45°.
MASALAH
PENJELASAN
SOLUSI
Selalu tergelincir ke arah depan seat.
Stem mungkin terlalu panjang dan membuat anda terdorong ke depan, ujung seat terlalu menunduk.
Gunakan stem yang lebih pendek, atur seat anda senyaman mungkin.
Selalu tergelincir ke arah belakang seat.
Stem mungkin terlalu pendek dan membuat anda tergelincir ke belakang dalam posisi membungkuk, ujung seat terangkat terlalu tinggi, posisi seat mungkin terlalu ke depan dari rail.
Gunakan stem yang lebih pendek, atur seat anda menjadi datar dan posisikan seat berada di tengah rail.
Punggung bagian bawah terasa sakit.
Stem terlalu pendek atau terlalu panjang, punggung terlalu terentang ke depan untuk menggapai bar, atau seat terlalu tinggi, menyebabkan guncangan saat pedaling.
Atur posisi stem/handlebar, perhatikan ketinggian seat dan ketinggiannya.
Leher terasa sakit.
Stem terlalu rendah, leher harus terangkat untuk melihat ke depan.
Atur posisi stem/bar menjadi lebih tinggi.
Tangan terasa sakit.
Stem terlalu rendah, badan bertumpu pada tangan; seat mungkin terlalu rendah.
Atur posisi stem/bar menjadi lebih tinggi, atur seat menjadi datar.
Rasa sakit pada lutut bagian depan.
Seat terlalu rendah dan/atau terlalu ke depan, lutut terlalu menekuk.
Ubah posisi seat lebih tinggi, posisi seat pada rail harus diatur ulang.
Seat terlalu tinggi, kaki terlalu menjulur.
Rendahkan posisi seat.
Rasa nyeri dan kaku.
Terlalu banyak beban yang bertumpu ke seat; harus menggeser posisi duduk sedikit ke belakang seat. Usahakan untuk duduk pada posisi yang baik untuk menjadi titik tumpu beban tubuh.
Posisi handlebar dibuat lebih rendah, perhatikan apakah seat menjulur terlalu panjang.
Rasa sakit pada otot tendon.
Anda terlalu sering menggunakan ujung kaki untuk pedaling, cleat yang terlalu maju dari sepatu, kaki tidak berada pada posisi yang benar pada pedal.
Posisi tumit harus tetap berada di atas pedal saat anda melakukan pedaling, pindahkan cleat kembali ke posisinya.
Rasa sakit pada lutut bagian belakang.
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
97
Crank COG BAD RECOMMENDED
98
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Crank COG BAD RECOMMENDED
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
99
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Pasal 25 (1) Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan Jalan berupa: g. fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang cacat; Pasal 45 (1) Fasilitas pendukung penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan meliputi: b. lajur sepeda; Pasal 62 (1) Pemerintah harus memberikan kemudahan berlalu lintas bagi pesepeda. (2) Pesepeda berhak atas fasilitas pendukung keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran dalam berlalu lintas. Pasal 106 (2) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda.
102 Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Pasal 122 (1) Pengendara Kendaraan Tidak Bermotor dilarang: dengan sengaja membiarkan kendaraannya ditarik oleh Kendaraan Bermotor dengan kecepatan yang dapat membahayakan keselamatan; mengangkut atau menarik benda yang dapat merintangi atau membahayakan Pengguna Jalan lain; dan/atau menggunakan jalur jalan Kendaraan Bermotor jika telah disediakan jalur jalan khusus bagi Kendaraan Tidak Bermotor. (2) Pesepeda dilarang membawa Penumpang, kecuali jika sepeda tersebut telah dilengkapi dengan tempat Penumpang. Pasal 123 Pesepeda tunarungu harus menggunakan tanda pengenal yang ditempatkan pada bagian depan dan belakang sepedanya. Pasal 284 Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan tidak mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki atau pesepeda sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 106 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah). Pasal 310 (1) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan Kendaraan dan/ atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan/ atau denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). (2) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan Kendaraandan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).
(3) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yangkarena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). (4) Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) Pasal 311 (1) Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah). (3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)tahun atau denda paling banyak Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah). (4) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)m engakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat(4), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
(5) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengakibatkan orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas)tahun atau denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). Pasal 312 Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang terlibat Kecelakaan Lalu Lintas dan dengan sengaja tidak menghentikan kendaraannya, tidak memberikan pertolongan, atau tidak melaporkan Kecelakaan Lalu Lintas kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 231 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c tanpa alasan yang patut dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah). www.setneg.go.id
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
103
SvD Shop Dahon Authorized Reseler Indonesia Jl. Tebet Barat Dalam I No.37Jakarta 121810 www.svdshop.multiply.com 0811 858 750 Sinar Bangka Kencana Komp. Ruko Roxy Mas Blok C3/31 Jakarta Pusat. (021) 633 166 PD Mini Komp. Ruko Roxy Mas Blok C2/15 Jakarta Pusat (021) 632 0277 PD Sinar Baru – Giant Distributor Jln. Taman Sari No. 7 Jakarta Pusat (021) 649 0009 / 659 6887 Yerikho Jl. Raya Bogor No.21 Kramat Jati (021) 809 7034 / 0813 112 11110 Happy MTB Jl. RS Fatmawati Blok E/36 (021) 750 8531
104 Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
D’ Best Fatmawati – Polygon Counter Jl. R.S Fatmawati D’Best Departement Store Cilandak. Lantai II Build A Bike Jl. Anggrek Neli Murni No. 114,Jakarta Barat (021) 535 6333 Roda Jaya - Ciledug Jl. Ciledug Raya No 2 (021) 726 5476 – 726 5481 ACIN Jl. Cipinang Muara II Jakarta Timur (021) 850 4507 www.Sepedamtb.com Ruko Malibu Blok D5 Komp Ruko ITC-BSD, Jakarta (021) 531 56711 / 7000-1900 Rodalink – Pondok Indah Arteri Pondok Indah Jl. Sultan Iskandar Muda 30C Ph. (021) 729 2465
ATEK Pasar kaget Kebayoran Lama Rodalink – Kelapa Gading Square Kelapa Gading Square Blok C 23 - 24 Jl. Raya Boulevard Barat (021) 458 66224 Rodalink – Pesanggrahan Meruya Jl. Raya Pesanggrahan No. 35C Jakarta Barat 021-585 3703 Rodalink – Mall Artha Gading Mall Artha Gading, Zona Persia Lt. 1 Blok A2 No. 19 - 20 (021) 458 64518 Rodalink - Karawaci Supermal Karawaci UG. 79 (021) 546 9132 Rodalink - Kalimalang K.H. Noer Ali Ruko Tunas Plaza no. 8J, Bekasi 021-888 54 368
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
105
106 Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
107
108 Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
109
110 Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
111
112 Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
113
114 Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
115
www.handmadebicycleshow.com www.fixedwheel.co.uk www.hubjub.co.uk www.bicyclebearing.com www.weightweenies.starbike.com www.framebuilders.org www.dtswiss.com www.competitivecyclist.com www.sapim.be www.campagnolo.com www.colnago.com www.frameforum.org www.velo-retro.com www.velobase.com www.campyonly.com www.serottacyclinginstitute.com www.sepedaku.com www.sheldonbrown.com www.retrobike.co.uk www.pezcyclingnews.com www.uci.ch www.disraeligears.co.uk www.speedplay.com www.thehortoncollection.com www.memoire-du-cyclisme.net www.shimano.com www.classicrendezvous.com
Pedal Junkie - a Guide to be a Roadbikers
Andrews, Guy, The Custom Road Bike, Lawrence King, London, 2010
Arif, Ahmad, Melihat Indonesia dari Sepeda, Kompas, Jakarta, 2010
J.Kolin, Michael and Denise M. dela rosa, The Custom Bicycle, Rodale Press, Hilliard, 1979
Anugrah, Prie, Gowes Yuk Cara yang Benar dan Sehat, Dian Rakyat, Jakarta, 2010
Peveler, Will, The Complete Book Of Road Cycling & Racing, McGraw Hill, New York, 2009
Nugros, Afian, Kupas Tuntas Sepeda, Dunia Buku Publisher, Yogyakarta, 2011
Heine, Jan and Jean Pierre Praderes, The Golden Ages Of Handbuilt Bicycle, Rizolli, New York, 2009 Edward, Andrews and Max Leonard, Fixed Global Fixed-Gear Bike Culture, Lawrence King, London, 2010 Glowacz, Dave, Urban Bikers Tips and Tricks, Wordspace Press, Chicago, 2004 Balantine, Richard and Richard Grant, Ultimate Bicycle Book, Dorling Kindersley, London, 1998 Pavelka, Ed and Matheny Fred, 29 Pro Cycling Secret for Roadies, RBR Publishing, S. Royalton, 2005
Wiyancoko, Dudy, Desain Sepeda Indonesia, KGP (Kepustakaan Populer Gramedia), Jakarta, 2010
Bar End Biasanya disebut tanduk, karena letaknya yang ada di sisi luar kanan dan kiri dari pada stang atau handle bar, trend bar end, fungsi bar end ini adalah untuk posisi relaksasi, sehingga tenaga yang dihasilkan efektif untuk mendaki. Bearings Bola besi baja kecil yg biasa disebut pelor, berputar didalam dinding hub, bottom bracket, dan headset. Bottom Bracket Terletak pada cangkang botom bracket, ini adalah bearing tempat dimana crank berputar. Carboloading Meningkatkan kandungan karbohidrat sebelum perjalanan cukup berat agar tenaga mencukupi biasanya dengan makan lebih banyak karbohidrat minimal sehari sebelumnya. Tubuh hanya bisa menyimpan karbohidrat untuk sekitar 90 menit, lebih dari itu perlu asupan tambahan baik selama perjalanan ataupun istirahat. Cardio exercise Latihan otot-otot jantung. Carrier / Boncengan Adalah tempat tas yang dipasang secara kit
kepada rangka, letaknya bisa dibelakang, bisa di depan, bisa juga di tiang saddle, gunanya untuk membawa carrier bag atau trunk atau storage yang memuat banyak keperluan. Chainstays Batang rangka yg dimulai dari cangkang bottom bracket sampai anting2 rd (rear dropout). Chainring/Chainwheel Piringan bergerigi yg berada pada Chainset (komponen crank),. Chainset Satu set unit termasuk crank, chainring dan bottom bracket. Crank Lengan ayun sepanjang/dari pedal hingga as pada bottom bracket . Crank Arm Batang yang menghubungkan antara pedal dengan bottom bracket. Cyclo Computer Alat kecil dipasang disepeda bisa mencatat kecepatan maksimum, rata-rata, jarak tempuh, odometer, timer dan sebagainya. Derailleur Sebuah mekanis apa bila shifter digerakan, drailleur akan mendorong rantai searah as gigi/gir.
Disc Brake Rem yang berkerja pada piringan yg terpasang pada hub, bukan pada rim. Dortrap Sepeda yang sistem pengeremannya ada pada gir, dilakukan dengan mendorong pedal kearah sebaliknya. Front Derailleur Sebuah mekanis yg membuat rantai perbindah searah as chainwhell (3 buah gigi/gir depan). Fender/Mud Guard Fender ini diperlukan saat menempuh harihari hujan atau lintasan yang sangat berlumpur, gunanya agar air genangan, atau lumpur yang menyepret tidak mengganggu pandangan pesepeda. Atau melindungi rangka sepeda dan muka pengendara dan kerikil yang melenting. Flange Bagian hub yg menyerupai piringan (di kiri/ anan) berlubang-lubang dimana jeruji roda terkait. Fork Komponen yang berfungsi untuk menggenggam wheelset bagian depan. Frame Rangka sepeda.
Freewheel Sebuah mekanis yg terpasang pada hub belakang, mekanis ini memungkinkan roda tetap berputar walaupun kayuhan berhenti. Grip Shift Ditemukan oleh SRAM pada thn 1987, shifter ini terpasang pada handle bar, pengendara cukup memuntir shifter kedepan/kebelakang untuk memilih posisi gir. Groupset Front and rear brakeset, Front and rear deraillure, Chain, Sprocket, Crank. Hub Sebuah mekanis yg ditempati bearing dan jari-jari, terletak pada pusat roda. Hollowtech Adalah konstruksi crank arm yang dibuat berongga agar menjadi lebih kuat dengan material lebih sedikit. Long Cage Salah satu jenis RD yang tensionernya panjang, ada juga jenis yang pendek RD long cage digunakan biasanya untuk yang crank yang triple chairing, terutama untuk chairing yang besar . Rear Derailleur Sebuah mekanis yg membuat rantai perbindah searah as caset (8-11 buah gigi/gir belakang). Rim Velg sepeda. Rotor Piringan cakram yang dijepit menggunakan karet kampas yang berfungsi saat dilakukan pengereman.
Sadel Tempat duduk pengendara selama mengendara, komponen ini harus diposisikan senyaman mungkin bagi para pesepeda. Seat Stay Tergabung dengan frame antara poros roda belakang dengan seatpost. Short Cage Digunakan untuk dual chairing atau bahkan single chainring. Spoke Jeruji sepeda. Stem Komponen yang berfungsi sebagai fine atau konektor antara steering sistim atau kendali roda depan dengan handlebar. Thule rapid system Thule adalah produsen rak diatas mobil, salah satunya rak untuk sepeda. rapid system adalah salah satu cara mengikat rak tersebut pada atap mobil. Trackstand Teknik menjaga keseimbangan badan saat naik sepeda dalam posisi berhenti Trigger Shifter Satu jenis shifter, yg terpasang pada handle bar, dan pengendara harus menggunakan jari jempol dan telunjuknya untuk memilih posisi gir. V-brake Salah satu jenis rem yang berkerja pada rim. Wheel Set Satu kesatuan komponen secara utuh yang berisi spoke, rim , hub/free hub.
Yoke Fitting yang menghubungkan kabel rem ke brake lever ke transverse cable / kabel di rem, biasa digunakan di cantilever brake atau centerpull caliper brake.
A aero 43 Aero spoke 48 Aheadset 39, 41 Alloy 33 aluminium 32, 39, 43, 44, 45, 48, 49, 54, 59, 76, 77, 88 Ambrosio Nemesis 50 anatomic 90 anisotropik 32 anodize 49 ANSI 79 aramid 32 Ariel 13 Ashtabula 70 axle 36 B ball-bearing 18 bar 65 bar-cons 65 bar end 64 bartape 91 bead 51 bearing axle drive-side 85 Bearing race 39 Benotto 91
bolt 54 bolt circle diameter 74, 75 bottom bracket 55 Bowden 58 brake block 49 brake lever 64, 66, 67, 68, 89, 105 brass 48 Bullhorn 90 butyl 53 C Cage 60 Campagnolo 43 Cannondale 71 carbon 33 Carbone 44 cassette 60 chain 58 Chainring 70 Chain Stay 34 Chopped 90 chrome 48 Chromoly 33 Cinelli 91 Cleat 81 clincher 44 Clipless 82 Clipped 90
cluster 84, 85 cog 79 commute 24 competitive road 22 crankset 70 cross-section 43 crown fork 35 crown race cup 40 CX Ray 48 cyclocomputer 89 cyclocross 26 D derailleur 19, 36, 58, 59, 60, 62, 69, 79, 84, 85 Dia Compe 41 disc brake 66, 67 dolltrap 27 double-butted 48 Double Tap 64 Down Tube 34 drop bar 65, 89, 90, 105 dropout 36 drum brake 66 DT 48 Dual Control, 64
E
groupset 64
Ksyrium 44
Endurance Road 21 ergo 90 Ergopower 64 eyelet 48
H
L
handlebar 30, 39, 41, 50, 58, 65, 67, 68, 69, 83, 87, 89, 90, 91, 97, 99, 100, 101, 104, 105, 106, 107 head race 40 headset 38, 39, 40, 41, 87, 88, 101 Helium 43 High Tensile Steel 33 Hobby Horse 12 hood 105 hooks 89 hub 36, 38, 43, 45, 46, 47, 79, 84, 85 hybrid 24
laser-etch 50 latex 53 layback 55 locknut 40 lockring 46 lower bearings 40 lug 35, 76 lug nut 76
F fender 25 fixed gear 27 flatbar 64 Flipped 90 Flopped 90 fore-aft 104 fork 33, 35, 38, 39, 40, 41, 87, 88, 101, 104 frame 30, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 54, 59, 70, 72, 80, 83, 85, 96, 97, 99, 100, 101, 103, 104 freewheel 27 Full Sloping 35 G gear 69 goniometer 102 goose neck 87 grafit 76 Grip Shift 64
M
in-line 55 inseam 96 isotropik 32
main tube 33 Mavic 43 metallic cellophane 91 Miche 77 mixte 37 modern 22 monocoque construction 33
J
N
jockey 59
nipple 48
K
O
KOP 104
Octalink 77
I
overlap 83 P padding 57 parallelogram 60 Pauls Component 77 pedal 12, 46, 55, 66, 70, 71, 72, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 102, 103, 104, 107 Pelvis 56 Penny Farthing 13, 15 Perenium 56 Perineum 56 pick up tab 82 pitch-circle diameter 74 Pivot 59 pre-cut 65 Pubic Bone 56 Pulley 59 pursuit 37 Q quill 39 R rack 25
Raleigh 69 Rapid Fire 64 rapid rise 59 Rapid Rise 64 ratchet 85 rigid 33, 38, 40 rim brake 66 Rims 30, 31, 47, 52 rivet 85 roadbike 10, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 30, 32, 35, 38, 41, 98, 99 rod 66, 69 Rover Safety Bicycle 13 S saddle 30, 54, 55, 56, 57, 97, 99, 100, 101, 102, 104, 106 Sapim 48 seat end 35 seatpost 33 seat stay 35 Seat Stay 34 seat tube 97 Seat Tube 34 Semi Sloping 35 Shaft 54 shifter 19 Shimano 43
shoeplate slot 81 side tube 33 SIS 69 smoothed-soled 81 spacer 101 spider arm 74 spindle 70 Spinergy 43 spoke 43 sprocket 46, 59 square taper 77 SRAM 59 stainless-steel 50 stem 30, 38, 39, 41, 58, 87, 88, 97, 100, 101, 104, 105, 106, 107 STI 64 Sugino 77 T Teflon 69 Threadless stems 88 Thriatlon 23 Thumb Shifter 64 Time Trial 21, 23, 68 titanium 19 toe clip 81, 82, 83 toe strap 81 top bearing cup 40
top tube 25, 33, 34, 96, 97, 98, 99, 100, 104, 106 Top Tube 34, 35, 97 torso 106 Tour de France 19 Track drop bar 89 track end 36 Tuberosities 56 tube steerer 38, 40 tubular 43, 49 U upper race 40 V valve 53 velg 12 Velocipede 12, 13, 14 vendor 24, 33, 35, 38, 40, 41, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 54, 55, 64, 71, 76, 77, 101 vintage 22 W washer 40 wedge stem 39 wheelset 43
wire 51 X Y Z