Bab 4_Bagaimanakah Cara Melestarikan Hutan Lambusango

Page 1

4 Bagaimanakah Cara Melestarikan Hutan Lambusango? Pada bab ini Anda akan kami ajak untuk mengetahui cara melestarikan kawasan konservasi, khususnya di Hutan Lambusango. Berbagai informasi mengenai pentingnya pendekatan beberapa bidang dalam menyukseskan program konservasi, akan Anda dapatkan. Bidangbidang tersebut adalah: ? penelitian; ? pendidikan; ? penyadartahuan masyarakat; ? pengembangan ekonomi penduduk sekitar kawasan konservasi; ? penegakan hukum. Selain itu, Anda akan kami ajak untuk ikut serta dalam Program Konservasi dengan melakukan aksi sesuai kemampuan Anda.

95


Pelestarian Hutan Lambusango harus memiliki pengertian yang meliputi pelestarian ekosistem isi hutan. Usaha pelestarian hutan tidak bisa hanya dilihat pada salah satu aspek saja, misalnya Anoa. Masing-masing komponen dalam hutan terkait satu sama lain dan saling membutuhkan. Untuk melestarikan Anoa, tidak cukup hanya melindungi satwa tersebut dari perburuan. Lebih dari itu, kita harus pula melestarikan kondisi habitatnya. Usaha konservasi Hutan Lambusango harus dilakukan secara terintegrasi sebagai upaya penyelesaian permasalahan dengan penduduk yang ada di Pulau Buton. Secara alami, Hutan Lambusango sebenarnya akan baik-baik saja jika tidak ada campur tangan manusia. Tumbuhan dan hewan akan tumbuh, berkembang, dan berkompetisi secara alami. Namun, kondisi ini tentu tidak mungkin terus statis karena penduduk di Pulau Buton akan terus bertambah. Kebutuhan penduduk akan semakin meningkat, termasuk kebutuhan akan lahan dan mencari sumber daya alam dari dalam hutan. Penelitian, pendidikan, penyadartahuan masyarakat, pengembangan ekonomi penduduk, dan penegakkan hukum merupakan hal-hal pokok yang harus segera dilakukan secara simultan untuk menyelamatkan ekosistem Hutan Lambusango.

A.

Bagaimana Penelitian Memberikan Kontribusi Bagi Usaha Konservasi?

Penelitian merupakan langkah awal untuk melakukan aksi konservasi di Hutan Lambusango. Hasil penelitian di lapangan akan menjadi salah satu bahan acuan untuk melakukan tindak lanjut usaha konservasi. Tanpa melalui penelitian terlebih dahulu, akan sulit untuk merancang strategi efektif menyelamatkan Hutan Lambusango. Melalui proyek penelitian, secara tidak langsung akan mengajak orang untuk berhenti menebang hutan. Contoh paling nyata, ada di kawasan Hutan Lambusango Blok Kakenauwe. Di blok hutan tersebut paling banyak dikunjungi turis yang bermaksud mengadakan wisata ilmiah dan penelitian. Selama proses penelitian ada suatu interaksi antara para ilmuwan dan masyarakat lokal. Dalam kesempatan itu, para peneliti dan wisatawan bisa memperkenalkan lebih jauh

96

Misteri Kekayaan Hayati Hutan Lambusango Singer dan Purwanto, 2006


keragaman hayati dan arti penting Hutan Lambusango untuk kelestarian hidup. Buktinya, sampai 2005 kondisi Hutan Lambusango Blok Kakenauwe masih terjaga cukup baik.

Sumber: www.opwal.com.

Gambar 4.1 Melalui penelitian, program aksi konservasi dapat diterapkan.

B.

Bagaimana Pendidikan Memberikan Kontribusi Bagi Usaha Konservasi?

Pendidikan adalah hal penting yang harus terus ditingkatkan. Melalui pendidikan, penduduk di Pulau Buton akan mendapatkan keterampilan yang lebih dan dapat berkompetisi antarpenduduk sehingga mereka memiliki beberapa alternatif cara untuk memperoleh nafkah. Penduduk pun tidak harus menebang kayu untuk mendapatkan uang. Namun, pendidikan saja tidak akan cukup, banyak para pejabat dengan pendidikan tinggi justru turut memperparah kerusakan hutan. Dengan ilmu, seseorang bisa saja melakukan hal-hal yang justru lebih cepat memperparah hutan karena mempunyai kekuatan politik, kekuasaan, dan sarana.

Bagaimanakah Cara Melestarikan Hutan Lambusango?

97


Kiat penting untuk membangun sebuah generasi yang sadar akan kelestarian hutan adalah dalam kegiatan pendidikan yang ditujukan kepada para pelajar sekolah. Mereka masih mempunyai cita-cita untuk membangun kehidupan yang baik pada masa mendatang. Mereka merupakan calon pemimpin di pemerintahan dan belum terikat langsung untuk mengambil hasil hutan untuk kebutuhan hidupnya.

Sumber: Milson, 2005.

Gambar 4.2 Melalui pendidikan, program aksi konservasi dapat diterapkan.

Oleh karena itu, kesadaran mengenai pentingnya hukum diharapkan dapat tertanam dalam diri penduduk sekitar kawasan konsevasi. Pelajar dan mahasiswa sebagai generasi mendatang (next generation) akan mempunyai kesadaran lebih awal untuk tidak merusak hutannya. Mereka akan berusaha untuk memikirkan alternatif lain guna mendapatkan penghasilan hidup saat dewasa tanpa harus merusak hutan.

C.

Bagaimana Penyadartahuan Masyarakat Memberikan Kontribusi Bagi Usaha Konservasi?

Penduduk juga harus tahu dan sadar akan pentingnya hutan bagi kehidupan. Permasalahan lingkungan mungkin tidak dapat dirasakan dalam waktu dekat, tetapi akan dirasakan pada waktu yang akan datang,

98

Misteri Kekayaan Hayati Hutan Lambusango Singer dan Purwanto, 2006


20–30 tahun mendatang. Sesaat setelah terkena dampak, baru kita menyadari akan kesalahan yang sudah dilakukan. Bencana alam dan penyesalan penduduk Pulau Buton akan dirasakan oleh generasi mendatang seandainya penyelamatan hutan tidak segera dilakukan. Dalam catatan yang dikumpulkan KLH (2004 dalam Putro 2004) menunjukkan telah terjadi kerugian material dan moril akibat kerusakan hutan. Selama periode 2003 telah terjadi 366 kali bencana banjir di 136 kabupaten di 26 provinsi serta 111 kali bencana tanah longsor di 48 kabupaten 13 provinsi. Dalam tahun yang sama juga tercatat 78 bencana kekeringan di 36 kabupaten di 11 provinsi. Jumlah lahan sawah yang terendam banjir dan gagal panen mencapai 263.071 ha dan sawah puso mencapai 66.838 ha, tersebar di 19 provinsi.

Sumber: Singer, 2005.

Gambar 4.3 Relawan Opwall sedang menikmati keindahan Hutan Lambusango.

Dampak kerusakan hutan telah dirasakan pula oleh para relawan ( volunteer) Operation Wallacea. Para relawan peserta ekspedisi Operation Wallacea, sejak 1995 hingga sekarang selalu datang ke Pulau Buton untuk melihat dan merasakan suatu surga kehidupan liar di Pulau Buton yang disebut Hutan Lambusango. Relawan Opwall tidak bisa melihat keindahan

Bagaimanakah Cara Melestarikan Hutan Lambusango?

99


alam di negerinya, seperti halnya di Hutan Lambusango. Hal ini karena hutan di negaranya sudah hancur sekitar 1.000 tahun yang lalu. Hutanhutan di Eropa telah ditebang habis-habisan saat terjadi revolusi industri. Beberapa jenis satwa yang dulu menjadi kebanggaan mereka sudah punah. Para relawan ini datang ke Hutan Lambusango hanya untuk menikmati sisa-sisa hutan alam di dunia ini agar terus dijaga kelestariannya. Selain itu, para relawan pun meyakinkan pentingnya hutan tropis, termasuk Hutan Lambusango sebagai bagian dari paru-paru dunia. Artinya, Hutan Lambusango pun ikut menyumbangkan oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup di Bumi ini, dan ikut memperlambat kerusakan lapisan ozon. Kerusakan pada hutan tropis, termasuk Hutan Lambusango merupakan kesedihan dan kerugian bagi dunia internasional.

D.

Bagaimana Pengaruh Pengembangan Ekonomi Penduduk Sekitar Hutan Dengan Usaha Konservasi?

Pengembangan ekonomi penduduk di sekitar kawasan konservasi merupakan sisi penting lain yang harus diperhatikan. Hutan tidak bisa dijaga begitu saja, tanpa memperhatikan keberadaan manusia di sekitarnya. Bagaimana pun juga masyarakat sekitar hutan perlu bertahan hidup. Untuk mempertahankan hidupnya berbagai cara tentu akan dilakukan, termasuk menebang kayu secara ilegal jika memang tidak ada pilihan untuk usaha lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat dengan cara pengembangan kemampuan masyarakat untuk mencari alternatif pendapatan, selain dari hutan. Misalnya, melakukan intensifikasi dan diversifikasi pada lahan yang sudah ada. Dalam kondisi masyarakat berdaya, diharapkan tidak ada suatu tuntutan lagi untuk merusak hutan. Hutan dapat dimanfaatkan penduduk secara arif dan bijaksana. Masyarakat berdaya, hutan pun terjaga. Konversi (alih-guna) hutan menjadi lahan pertanian disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan, dan bahkan perubahan lingkungan global. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatkanya luas areal hutan yang dikonversi menjadi lahan usaha lain.

100

Misteri Kekayaan Hayati Hutan Lambusango Singer dan Purwanto, 2006


Wana tani (agroforestry) merupakan salah satu sistem pengolahan lahan yang mungkin dapat ditawarkan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih-guna lahan tersebut. Aspek hutan dan pertanian dalam wana tani merupakan dua sisi yang harus diperhatikan. Di lahan perkebunan atau pertanian, penduduk dapat memperoleh keuntungan ekonomi dan pangan, tanpa harus merusak hutan lebih luas. Selain itu, lahan wana tani dan daerah perantaranya bisa menjadi tempat hidup berbagai satwa liar, seperti Mammalia, Aves, dan kelelawar. Wana tani dapat membantu usaha konservasi seandainya dilakukan dengan baik. Dalam mengonversi hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan, kita harus memperhatikan tata batas hutan agar wilayah yang dikonversi tidak masuk kawasan yang dilindungi oleh pemerintah. Petani juga lebih baik menanam secara polikultur (berbagai jenis tanaman). Sistem monokultur (menanam satu jenis tanaman) sangat rentan mendapat serangan hama. Selain itu, petani harus dapat memilih jenis tanaman tertentu yang tidak menimbulkan konflik kepentingan dengan satwa. Beberapa satwa akan menyukai tanaman pertanian tertentu sehingga petani tidak dapat memperoleh hasil pertanian yang optimal saat panen tiba. Jahe (zingiberaceae), digabungkan dengan tanaman lain merupakan contoh jenis tanaman yang cocok dikembangkan pada lahan pertanian di sekitar Hutan Lambusango. Tanaman ini tidak disukai oleh satwa Andoke dan Babi Hutan yang dianggap hama oleh para petani. Wisata ilmiah (industri ekowisata) seperti yang telah dikembangkan oleh Operation Wallacea juga cocok untuk dikembangkan di Hutan Lambusango. Dalam pelaksanaan programnya, masyarakat sekitar kawasan hutan sering dilibatkan untuk menjadi pemandu wisata, pembantu logistik, dan penyediaan akomodasi. Pada saat tersebut masyarakat akan memperoleh manfaat tambahan pendapatan akibat kedatangan para wisatawan dan peneliti.

Sumber: PKHL, 2005.

Gambar 4.4 Pemondokan wisata yang disediakan bagi turis yang datang ke Hutan Lambusango.

Bagaimanakah Cara Melestarikan Hutan Lambusango?

101


E.

Bagaimana Penegakan Hukum Memberikan Kontribusi Bagi Usaha Konservasi?

Dalam konsep konservasi, hutan tidak hanya dijaga begitu saja sehingga masyarakat tidak boleh mengambil manfaatnya. Hutan boleh diambil manfaatnya, tetapi harus sesuai dengan aturan undang-undang yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Pemanfaatan hutan harus mengacu pada pemanfaatan secara berkelanjutan (sustainable use) dan memikirkan efek samping yang akan timbul. Hutan Lambusango ini harus dilestarikan untuk kesejahteraan seluruh umat manusia baik untuk kepentingan saat ini maupun generasi mendatang. Seandainya ada oknum yang melanggar peraturan undang-undang, termasuk perburuan satwa yang dilindungi dan penebangan kayu secara liar, aparat yang berwenang wajib menindak tegas. Jika pelanggaran di lapangan terus dibiarkan, hal ini bisa menjadi suatu preseden buruk bagi masyarakat lainnya. Oknum lainnya tidak akan ragu-ragu lagi untuk melakukan tindakan serupa, memperluas wilayah perusakan hutan. Anoa sebagai satwa yang terancam punah merupakan flagship species yang dapat dijadikan sebagai entry point (titik masuk) dalam menyelamatkan Hutan Lambusango. Sebenarnya, konservasi kita tidak hanya menyelamatkan Anoa sebagai spesies langka. Namun, kita harus mempunyai paradigma berpikir menyelamatkan seluruh komponen hutan dan keragaman hayati di dunia ini, termasuk Anoa di dalamnya.

Gambar 4.5 Polisi hutan dengan senjatanya siap mengamankan Hutan Lambusango. Sumber: PKHL, 2005.

102

Misteri Kekayaan Hayati Hutan Lambusango Singer dan Purwanto, 2006


F.

Apa yang Dapat Anda Lakukan untuk Menjaga Kelestarian Hutan Lambusango?

Banyak cara untuk turut membantu menjaga kelestarian Hutan Lambusango. Anda dapat berpartisipasi dalam membangun gerakan pelestarian Hutan Lambusango. Kampanye pelestarian Hutan Lambusango tidak selalu identik dengan turun ke jalan-jalan untuk berdemo. Anda bisa bertindak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dengan cara memulai dari diri sendiri. Misalnya, tidak membuang sampah sembarangan di area hutan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu pelestarian Hutan Lambusango. a. Tidak memotong atau menebang pohon sembarangan. b. Menanam pohon di sekitar rumah Anda. c. Tidak memelihara satwa liar (terutama yang dilindungi) di rumah. d. Aktif dalam kegiatan kebersihan desa, membersihkan selokan atau sungai. e. Mendukung segala bentuk kegiatan untuk kelestarian lingkungan hidup. f. Menjalin hubungan atau terlibat aktif dalam kegiatan lingkungan hidup. Anda tertarik untuk aktif terlibat dalam pelestarian lingkungan hidup dan usaha konservasi Hutan Lambusango? Anda bisa menghubungi beberapa organisasi lingkungan hidup yang ada di Pulau Buton seperti berikut ini. 1. PKHL (Program Konservasi Hutan Lambusango) Jln. Labalawa No. 25, Kota Bau-Bau. Telp : +62-0402-25506 E-mail : pkhl@magnet-all.com 2. Lawana Ecotone (Ecology, Conservation, and Training Organization) Jln. Teuku Umar No. 14, Kota Bau-Bau. Telp : +62-0402-21329 E-mail : lawana_ecotone@yahoo.com 3. Prima (Pengembangan Rakyat Indonesia Madani) Jln. Perintis-Wanggangga, Kota Bau-Bau. E-mail : prima_ngo@telkom.net

Bagaimanakah Cara Melestarikan Hutan Lambusango?

103


4. Pelintas Jln. Latsitarda No. I, Kelurahan Lamangga, Kota Bau-Bau E-mail : pelintas_btn@telkom.net 5. Gecho (Global Environment, Conservation and Humanitarian Organization) Jln. Latsitarda No.44, Kelurahan Tanganapada, Kota Bau-Bau. 6. Elsain (Lembaga Suaka Alam Indonesia) Jln. Chairil Anwar No. 10, Kelurahan Tomba, Kota Bau-Bau. 7. YBH (Yayasan Buana Hijau) Jln. Erlangga (Pos I) Kel. Lanto, Kota Bau-Bau. 8. Sintesa-Buton Jln. Sijawangkati No. 6A, Kelurahan Tanganapada, Kota Bau-Bau Telp/fax : (0402) 26681 E-mail : sintesa_buton@yahoo.com 9. Lakamali (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan) Jln. Dayanu Ikhsanudin No. 9B, Kelurahan Lipu, Kota Bau-Bau. Telp/fax : (0402) 21601 E-mail : laksamali@telkom.net 10. JPKP (Jaringan Pengembangan Kawasan Pesisir) Jln. Chairil Anwar No. 10, Kelurahan Tomba, Kota Bau-Bau. Telp/fax : (0402) 22609 E-mail : pesisirbuton@telkom.net

104

Misteri Kekayaan Hayati Hutan Lambusango Singer dan Purwanto, 2006


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.