to create harmony with surroundings through sustainable growth
Corporate Social Responsibility
Agustus 2010
Produk CU Mitra Mandiri
PT. Swakarsa Sinarsentosa
Kesederhanaan & Kepemimpinan Selamat atas terselenggaranya
MTQ VI
di Kec. Muara Wahau PT. Swakarsa Sinarsentosa (Group)
Simpanan Saham
Khusus Anggota Simpanan Pokok Rp. 120.000,00 (1x setor)
Simpanan Wajib
Rp. 20.000,00 (tiap bulan)
Simpanan Umum
Tabungan Umum
SIBUHAR
Simpanan Bunga Harian
SISUKA
Simpanan Sukarela Berjangka
SIRAYA
Simpanan Hari Raya
SIDIKA
Simpanan Pendidikan Anak
Pinjaman
Khusus Anggota Pinjaman Umum Pinjaman modal kerja/usaha, membangun/renovasi rumah, investasi
Pinjaman Darurat
Pinjaman kebutuhan darurat: berobat, membayar uang sekolah/ kuliah
Pinjaman Investasi
Pinjaman untuk investasi jangka panjang Pendidikan anak/ pesiun
B
kebijaksanaan seperti Si Malim Batuah. Maka desa akan sangat maju dan penuh dengan kemakmuran dan ketentraman. Stevan Covey dalam bukunya Seven Habits (Tujuh Kebiasaan Efektif ) mengatakan kepemimpinan adalah faktor yang sangat kritis dalam membangun budaya perusahaan. Kepemimpinan dalam konsepnya adalah kemampuan seseorang dalam membangun lingkaran perngaruh positif yang besar di lingkungannya. Pemimpin bisa struktural tetapi kepemimpinan tidak mesti dan tidak harus dilakukan seorang pimpinan struktural. Bagi Stevan Covey seorang staff rendahan yang begitu jujur, penuh tanggung jawab dan berprestasipun serta setia pada pekerjaannya bisa membangun lingkaran pengaruh yang besar dari pada atasan atau pimpinannya. Menurut Stevan Covey inilah justru kepemimpinan yang sejati. Dia memberi pengaruh positif pada orang di sekelilingnya untuk melakukan hal serupa. Banyak orang mengagumi bahkan tergugah untuk mencontohnya. Stevan Covey bahkan mengungkapkan secara cukup ekstrem bagi kita, bagaimana seorang office boy (petugas kebersihan )telah memainkan peran kepemimpinannya. Si Ibu dari dusun pedalaman, Malim Batuah si kusir pedati dan office boy bukan pimpinan struktural di masyarakat tetapi mampu menjadi pemimpin yang sesungguhnya yakni pemimpin moriil dan teladan bagi kehidupan yang saat ini kita perlukan. Kita bisa melakukannya sesederhana mereka.
udaya memiliki kekuatan besar membentuk perilaku dan karakter manusia. Lalu dari mana budaya itu datang atau siapa yang membentuk budaya itu? Mesti ada “manusia-manusia hebat” yang menjadi penggugah terbangunnya nilainilai dalam budaya itu. Ada banyak nama-nama besar dunia yang mempengaruhi kehidupan di jamannya. Tetapi ketika memulai perjuangannya dahulu, mereka sesungguhnya adalah orang sangat biasa seperti kita. Mereka memulai dengan hal hal yang sederhana tanpa kekuatan apapun, kekuatannya adalah keinginan hatinya untuk berbuat yang baik untuk orang lain. Dahulu tentu, tidak ada kamera yang mewancarai, tidak ada media yang mewartakan pribadinya. Menurut Endratna, sekarang banyak orang menjadi hebat secara instan. Kampanye produk dan program, serta berbagai kampaye politik adalah bagian dari pembentukan budaya instan itu. Begitu selesai, hilang tanpa bekas. Di dalam kehidupan kita sehari hari ada orang orang sederhana yang mampu membawa pengaruh besar terhadap kehidupan suatu komunitas seperti keluarga, dusun, desa atau lingkungan kerja. Orang-orang tersebut dianggap sebagai “tokoh” di komunitas itu. Tokoh disini bukanlah orang ternama yang memiliki kedudukan ataupun kaya, melainkan benar-benar orang biasa. Mereka seperti bapak dalam sebuah keluarga yang sangat mewarnai kehidupan keluarganya. Ibu pun bisa menjadi tokoh sentral juga. Banyak anak berhasil justru karena kekuatan pengaruh seorang ibu dalam pendidikan. Sekalipun dia seorang ibu yang tinggal di pedalaman yang tidak memiliki pendidikan formal. Tetapi nilai-nilai kebaikan yang dihayati dalam kehidupannya mampu membangun kepribadian putra-putrinya. Demikian juga seorang ayah, seorang pemimpin atau tokoh juga demikian. Ketokohan tidak selalu melekat dengan jabatan. Seorang pejabat belum tentu memiliki sifat ketokohan. karena ketokohan banyak dinilai dari kebijaksanaan dan kearifannya. Masyarakatlah yang secara alamiah menilai dan memberi gelar ketokohan tersebut. Sedangkan jabatan bisa diberikan oleh pemerintah atau siapa yang lebih berwenang. Kita tentu ingat ketokohan dalam cerita dari Sumatra “Si Malim Batuah”. Seorang kusir pedati yang begitu dicintai masyarakat lebih dari cinta masyarakat kepada sang raja. Padahal dia hanyalah seorang kusir pedati. Banyak orang “Orang yang mau mengakui datang meminta nasihat kepadanya, demikian juga tamu-tamu dan memuji kebaikan orang lain tetangga kerajaan lebih banyak datang kepadanya dari pada datang menunjukkan bahwa ada bibit ke istana untuk meminta pendapat terkait kehidupan masyarakat. Tetapi dia tetap sederhana dan statusnya tetap sebagai seorang kebaikan di dalam hatinya” kusir pedati. Betapa hebat jika seandainya seorang pejabat memiliki
salam wehea
Memaknai Kesulitan Kita
S
ebuah acara talk show acara di Stasiun TV Swasta menampilkan seorang yang dulunya bocah dekil (rembes, seperti tidak pernah mandi) yang tidak diperhitungkan, nilai pelajaran biasa saja, lahir dari keluarga miskin, berasal dari daerah pinggiran tetapi kini tampil sebagai seorang ahli bedah syaraf terkemuka yang disegani oleh para ahli bedah internasional. Pembawa acara talk show tersebut bertanya, “anda dulu kan orang yang sangat miskin, kampungan dan tidak terlalu pintar, bagaimana ada bisa menjadi berhasil seperti ini?” jawabnya, “meskipun saya miskin saya memiliki mimpi besar, mimpi besar inilah yang memampukan saya berjuang dengan penderitaan dan susah payah sehingga saya bisa berhasil seperti sekarang ini. Kemiskinan saya tidak menjadikan hati dan pribadi saya miskin, kemiskinan justru memacu saya untuk berjuang dengan keuletan sehingga bisa menjadi orang berhasil”. Selanjutnya pembawa acara tadi bertanya, “apa yang membuat anda memiliki falsafah hidup sedemikian hebat,
apakah orang tua anda mengajarkannya?” kemudian dijawab “Orang tua saya tinggal di dusun terpencil, tidak sekolah, tidak pernah mengajarkan dengan nasehat, mereka tidak punya waktu untuk itu karena harus bekerja siang malam supaya kami dapat makan. Tetapi kondisi kehidupan sehari hari merekalah yang membimbing dan membentuk kami anak anaknya menjadi pribadi pribadi yang kuat dan tidak pernah kenal menyerah”. Hidup kita seakan tidak terlepas dari situasi sulit. Bahkan kesulitan jadi bagian dari hidup itu sendiri. Kondisi itu bahkan kita perlukan sesekali untuk belajar banyak dan melatih diri. Kesulitan datang sendiri, tidak perlu kita cari. Jangan hidari kondisi sulit, tapi hadapi dan pecahkan itu, kalau toh nantinya gagal, kita telah belajar tentang banyak hal. Setidaknya kita menjadi orang yang berani, kuat, tahan uji dan berjiwa besar. Jangan takut kesulitan, tetapi pahami kesulitan. Kesulitan itu sebagai pelatih kita.
kilas mentari
B
agus dan sangat menarik demikian ungkap salah seorang peserta studi banding dari kelompok tani “Suka Maju” Miau Baru setelah menggali banyak hal tentang perkebunan kelapa sawit dari petani sendiri. Salah seorang peserta menilai bahwa ada isu-isu negatif yang sengaja ditiupkan orang mengenai perkebunan kelapa sawit ternyata tidak benar. Dengan studi banding ini peserta studi banding bisa langsung mendapat jawaban dari masyarakat petani sawit sendiri. P. Parwadi menyampaikan bahwa kita dulu juga ragu tetapi keragu-raguan saya terjawab dengan hasil yang sekarang saya nikmati. Jika memang orang menilai berkebun sawit itu tidak untung. Mengapa dimana-mana di seluruh Indonesia, masyarakat berlomba-lomba menanam sawit dan mengapa pemerintah menggalakkan hal tersebut kepada masyarakat secara gencar. Coba kalo pada tahun 2002 masyarakat mau percaya terhadap imbauan pemerintah maka sebagian besar kita di Muara Wahau tinggal menikmati saja. Maka pak Parwadi menghimbau untuk selektif dalam menerima informasi, jangan mudah berprasangka nanti kita rugi sendiri. Apalagi lahan-lahan di sini banyak yang tidak produktif. Harusnya itu sudah bisa menghasilkan banyak uang daripada dibiarkan nganggur. Dibandingkan dengan jenis tanaman perkebunan lain, sawit lebih mudah pengelolaannya dan menjanjikan karena usia 1 musim tanam mencapai 25 tahun dan bisa dihitung dengan jelas nilai keuntungannya. PT. Swakarsa Sinarsentosa (Group) memfasilitasi studi banding ini dan pesertanya adalah 6 (enam) mentariwehea
Studi Banding
Calon Petani Kemitraan orang dari perwakilan kelompok tani dari desa Miau Baru. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 22 Februari 2010 ini dimaksudkan supaya masyarakat mendapatkan informasi yang jelas dan berimbang mengenai perkebunan kelapa sawit. Mereka dapat bertanya apa saja tentang kebun kelapa sawit kepada petani sawit langsung. Perusahaan telah melakukannya
secara maksimal supaya masyarakat punya kebun sendiri, yaitu berupa membangunkan kebun kemitraan. Perusahaan bahkan proaktif dengan membantu mengusahakan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk membangun kebun kemitraan antara masyarakat dan perusahaan tersebut.
kilas mentari Peresmian Tanam Perdana
Kebun Kemitraan KSU “Kele’an Blom Kejah� Sambutan Camat Muara Wahau, Abdurraman, BA
Demikian pesan yang ingin disampaikan camat Muara Wahau kepada warganya dan perusahaan.
amat Muara Wahau Abdurrahman BA menyampaikan, masyarakat saat ini makin memahami betapa penting kehadiran perusahaan dalam mendorong perkonomian daerahnya. Perusahaan memberi kesempatan bagi masyarakat untuk bekerja, memberi kesempatan untuk
Sambutan Ir. H. Isran Noor, M.Si Bupati Kutai Timur
C
memanfaatkan peluang peluang binis yang ada di seputaran bisnis perusahaan dan yang paling aktual saat ini adalah adalah membangun kemitraan dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Sehingga dari masyarakat yang dulunya harus didorong-dorong lebih dulu untuk menanaman sawit kini merekalah yang memintanya. Kini sudah banyak Masyarakat sudah merasakan manfaatnya. Dan mereka yang telah merasakan manfaatkan menularkan pengalamannya kepada saudara dan kerabatnya. Pembangunan daerah tidak mungkin dilakukan pemerintah atau masyarakat sendiri, untuk itu sangat penting menghadirkan perusahaan. Pembangunan harus dilakukan secara bersamasama atas dasar saling percaya. Sehingga daerah kita sekarang menjadi lebih maju, tidak tertinggal dari yang lain. Ini sudah kita lakukan dengan baik selama ini. Kebersamaan yang baik ini harus kita jaga dan kembangkan dengan baik ke depan demi kesinambungan pembangunan di wilayah kita.
“Kebersamaan adalah faktor penting dalam pembangunan suatu daerah. Dan kita semua telah mampu mewujudkanya�, demikian Bupati Kutai Timur, Ir. H. Isran Noor, M.Si mengawali pidatonya. Bupati mengucapkan terimakasih kepada para camat baik di Muara Wahau maupun Kong Beng atas kemajuan kemajuan pembangunan yang telah dicapai. Bupati juga menyampaikan rasa bangga kepada para kepala desa, kepala adat, tokoh masyarakat dan warga atas peran dan kebersamaan dalam membangun daerahnya. Tidak lupa Bupati juga menyampaikan pujian terhadap apa yang telah dilakukan oleh PT. Swakarsa Sinarsentosa (Group), berani melibatkan masyarakat dalam banyak kegiatan usaha didalam perusahaan melalui program program CSR-nya. Ada banyak program pemberdayaan yang telah dilakukan seperti pembangunan kebun kemitraan, penyediaan lapangan kerja, penyediaan kesempatan berwirausaha bagi pengusaha lokal, pembentukan lembaga keuangan (CU Mitra Mandiri di Nehes Liah Bing), pembuatan Taman Bacaan di 5 desa, program ikatan dinas kepada putra daerah dari 3 kecamatan, selain berbagai peran dalam pembangunan
infrastruktrur desa yang dilakukan selama ini. Apa yang dilakukan PT. Swakarsa Sinarsentosa sangat tepat yakni lebih kepada pembangunan sumber daya manusia dan pendidikan karena dengan sumber daya dan pendidikan yang baik maka orang akan memiliki kapasitas manajemen dan teknis yang tinggi dan mampu untuk berkarir setinggi-tingginya. Bahkan Bupati memberikan garansi jika memang tenaga tenaga lokal benar-benar hebat maka dia akan bisa menjadi manajer, GM bahkan Direksi. Bupati Isran Noor banyak memberikan motivasi pada kesempatan tersebut, terutama kepada adik-adik dari taman bacaan. Ikuti untuk segera mengikuti jejak kakak-kakaknya yang sekarang menjalani pendidikan di CWE. Tetapi jika ingin sukses maka semua kegiatan harus dilakukan dengan semangat, kemauan dan disiplin yang tinggi. Pada bagian akhir sambutannya Bupati mengajak para pengurus koperasi sebagai wadah pengusaha lokal untuk terus belajar meningkatkan profesionalisme karena akan banyak peluang ke depan. Apalagi bila program 500.000 Ha lahan sawit di Kutai Timur terealisasi setidaknya akan ada 1000 unit angkutan yang akan dibutuhkan. Dan beribu-ribu peluang tenaga kerja yang akan terserap. Maka masyarakat harus banyak bersiap-siap dengan belajar lebih giat agar pandai memanfaatkan peluang itu.
agustus2010
peluang bisnis
Saresehan Pembudidayaan
Kebun Kelapa Sawit
H
al menarik terjadi pada tanggal 28 Maret 2010 yang lalu di Desa Muara Wahau yakni Saresehan tentang Pembudidayaan Kelapa Sawit di kebun kelapa Sawit. Menariknya karena Kegiatan ini berlangsung di kebun milik keluarga Bp. Abdul Wahab dan dihadiri sekitar kurang lebih 20 orang warga Desa setempat. Saresehan yang sempat dialihkan dari kebun warga ke gedung “G-Centre” karena gerimis ini memiliki kesan tersendiri. Betapa tidak, baru selesai sesi I mendadak turun hujan rintik-rintik maka peserta sepakat untuk
memindahkan kegiatan tersebut ke gedung G-Centre. Tetapi setelah cuaca terang, maka kegiatan kembali ke kebun untuk kegiatan praktek di lapangan. Antusias dan semangat yang besar terlihat jelas karena cuaca tidak menjadi halangan untuk memperdalam ilmu dan ketrampilan. Semangat ini mengingatkan kata kata bijak yang diungkapkan Stevan Covey dalam bukunya Seven Habits bukan cuacalah yang mengendalikan kita, tetapi kitalah yang mengendalikan cuaca”. Hal yang tak kalah menarik adalah ketika sesi tanya
Peluang Besar
Bisnis Perikanan P
roduksi ikan yang dihasilkan oleh Petani atau nelayan Kutai Timur masih belum mampu memenuhi konsumsi masyarakat daerah itu sendiri. Ini disampaikan oleh Bupati Kutai Timur dalam LKPJ Anggaran 2009 kepada DPRD, bahwa produksi ikan Kabupaten Kutai Timur hanya mampu memenuhi 36,89% dari total kebutuhan masyarakat. Lalu dari mana kekurangannya? Tentu harus didatangkan dari luar Kutim. Padahal wilayah perairan Kutim yang luasnya lebih 53 km², sangat berpotensi dikelola baik dalam bentuk perairan umum, tambak maupun kolam rumah tangga. Mari kita tangkap peluang ini jangan sampai dilewatkan. mentariwehea
jawab. Banyak pertanyaan konkret dan relevan diajukan oleh warga, seperti misalnya pertanyaan Bp. Mustakim dari Muara Wahau “bagaimana melakukan perhitungan ekonomis berbinis kelapa sawit sehingga saya tahu nilai keuntungan menanam kelapa Sawit?”. Pertanyaan ini juga dilontarkan oleh para petani maupun calon petani di kecamatan Muara Wahau dan sekitarnya. Pertanyaan yang tidak kalah bobotnya muncul ketika petani diajak ke lapangan oleh moderator. Banyak petani bertanya tentang hal hal teknis dan kasus kasus tanaman yang terjadi di lapangan seperti misalnya menyangkut perawatan dari penyakit, pemupukan dan proses panen. Saresehan yang digelar setengah hari tersebut, berlangsung dinamis dan nyaman. Tetapi karena waktu yang sangat terbatas maka tidak semua hal dan rasa ingin tahu para petani petani dijawab dengan tuntas. Perlu program lanjutan untuk hal ini sehingga petani dapat dibantu untuk dapat memaksimalkan produksi kebunnya. PT. Swakarsa Sinarsentosa siap mendampingi para petani kelapa sawit agar menjadi petani kelapa sawit yang sukses di masa mendatang melalui program program CSR-nya. Demikian yang disampaikan oleh Bp. Imam Suparlan mewakili perusahaan. Saresehan yang dimoderatori oleh Bp. Kokok Budianto dari CSR tersebut, menghadirkan team pendamping lengkap antara lain P. Muslimin (Plantation Head Kemitraan) dan para Estate Head, antara lain P. Eko purwanto dari Estate ME-2 (DWT), P. Budi Santoso dari Estate JB-1 (SWA), P. Tho Zaini dari PU-2 (DAN), dan P. Hadi Rietanto dari LK-1 (DIN). Pihak Kecamatan, Desa dan tokoh adat (P. A.Gajali Akbar) serta para Petani berterima kasih atas kegiatan ini dan berharap kegiatan baik ini dapat berkelanjutan ke depan.
mentari konsultasi
Kenapa Kelapa Sawit Saya Daunnya Menguning?
P
ertanyaan itulah yang banyak muncul pada acara “ Saresehan Budidaya Kelapa Sawit” yang dilaksanakan beberapa waktu silam di Muara Wahau. Penyebab kenapa daun kelapa sawit menguning adalah kekurangan unsur N (nitrogen), dimana kekurangan nitrogen tersebut
menghambat pembentukan klorofil (hijau daun) pada daun terhambat sehingga daun tidak dapat berfotosintesis dengan baik. Pada umumnya, unsur nitrogen ini dapat diperoleh di pupuk dengan merek dagang UREA. Unsur N ini bisa dikatakan adalah unsur pembatas bagi unsur hara yang lain. Apabila unsur ini tercukupi, maka unsur hara yang lain akan mudah terserap, namun apabila unsur N ini kurang, maka unsur hara yang lain akan terhambat penyerapannya, walaupun tersedia cukup banyak. Akibatnya adalah tanaman menjadi kerdil dan produksi kurang. Bagaimanakah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangani keadaan tersebut? 1. Untuk areal tergenang, disarankan untuk membuat parit-parit sehingga tidak ada air yang menggenangi, dan pada areal yang tidak bisa kering maka disarankan untuk dibuat guludan/platform. 2. Hindari pemupukan pada cuaca kering atau tidak ada hujan, terutama untuk pupuk urea, karena pupuk tersebut mempunyai karakter mudah menguap, sehingga unsur hara yang ada dalam pupuk tersebut juga mudah menguap. 3. Hindari pemupukan pada cuaca terlalu basah atau curah hujan terlalu tinggi, karena bisa melarutkan unsur hara yang terkandung dalam pupuk 4. Pemupukan yang paling optimal adalah dilakukan pada saat lembab dan curah hujan sedang, dan tidak ada genangan air disekitar tanaman. (budi s. EH JB-1)
mentari inspirasi
Memimpikan Buah Jatuh Jauh dari Pohonnya
S
ebuah konsep yang selama ini masih tertanam di semua aspek nyata kehidupan, yaitu ungkapan “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Suatu hal yang terkesan menggelitik dan masih selalu diungkapkan dalam berbagai hal. Apabila kita kaji lebih jauh lagi, hal ini sangat kontras dengan kondisi yang ada disekitar kita. Hal ini sering terbukti dengan nasihat orang tua kepada anaknya “ nak, nanti harus lebih baik dari bapak ini ya, sekolah cuma tamat SMP, kerja juga serabutan”. Dalam prinsipnya semua orang tua berharap, anaknya akan menjadi lebih baik dari pada nasib orang tuanya. Terbukti, bagaimana orang tua kerja keras untuk dapat menghidupi keluarganya dan menjadikan anaknya agar lebih bermartabat serta menjadi lebih baik kehidupannya dari pada yang telah dicapainya sekarang.
agustus2010
D
emikian yang terlontar dari salah seorang tokoh asal Kec. Muara Wahau di sela sela acara tanam perdana kebun kemitraan. Kebanyakan para tetua desa dan Kecamatan di Muara Wahau mengenalnya. Apa yang membuat pria berusia 60 tahun tetapi masih gagah ini banyak di kenal orang? Beliau sosok yang ramah, suka bercanda dan merakyat. Dalam perbicangan malam yang sangat santai kami mencoba menggali pemikiran beliau tentang konsep kemitraannya. Bagaimana riwayat kemitraan kelapa sawit di Kalimantan Timur pak? Sebenarnya program kemitraan kelapa sawit secara nasional sudah diluncurkan sejak tahun 1982 tetapi masyarakat belum siap menerima program tersebut. Sehingga program tersebut tidak berjalan maksimal kecuali di beberapa daerah di Sumatra, khususnya di Riau. Maka mereka di sana lebih maju sekarang. Lalu pada th. 1992 ketika saya masih bertugas sebagai Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Dinas Perkebunan di Daerah Tingkat I Samarinda, saya bersama teman-teman diberi tugas oleh pimpinan untuk memulai kembali program PIR Swadaya kelapa sawit di Kab. Pasir. Waktu itu masyarakat masih ragu menyatakan tidak mau. Memang tidak mudah meyakinkan masyarakat apalagi program ini dibiayai oleh masyarakat sendiri. Namun seiring dengan perjalanan waktu mereka belajar dari petani sawit yang sudah berhasil, saat itulah mereka merasa sudah jauh tertinggal. Mereka akhirnya mau menanam sawit. Saat itu saya dan teman teman berpikir pemerintah tidak mungkin berjalan mentariwehea
sendiri. Harus melibatkan sektor swasta dalam hal ini perusahaan dan perbankan untuk saling membantu masyarakat. Maka kami melibatkan beberapa pihak untuk merealisasikan program PIR Swadaya ini dengan baik. Pemerintah meminta PTPN VI membangun pabrik dan untuk kredit meminta BRI untuk membantunya. Program berjalan lancar dan berhasil. Masyarakat Pasir berlomba-lomba menanam sawit dan hasilnya sangat mengagumkan seperti yang kita lihat sekarang ini. Bagaimana dengan sejarah kelapa sawit di Muara Wahau pak? Dulu Saya sering dimintai pendapat ke Sangata pada waktu bupatinya masih Pak Awang. Beberapa kali Pemerintah Kabupaten mencoba merintis program kemitraan aneka komoditi, seperti kelapa hibrida, kakao, dan karet tetapi hasilnya tidak memuaskan.
isi di luar tanggung jawab percetakan
Komoditas tersebut belum mampu dilakukan oleh masyarakat Wahau. Belajar dari pengalaman masyarakat kabupaten Pasir maka saya menilai bahwa kelapa sawit adalah komoditas yang cocok untuk masyarakat kecamatan Muara Wahau. Tidak sulit karena di sana sudah ada perkebunan sawit dan pabrik CPO milik perusahaan termasuk PT. Swakarsa Sinarsentosa dan lainnya. Saya yakin saat itu perusahaan ini akan mau membimbing dan membantu petani di dalam pengelolaan kebun dan menerima hasil kebunnya. Nah terjadilah seperti yang sekarang ini. Tapi tidak mudah meyakinkan masyarakat. Di Kabupaten Pasir perlu 7 tahun. Disinipun tidak mudah, perlu sosialisasi terus menerus. Harus ada contoh sukses, dan saya kira masyarakat Kec. Muara Wahau dan Kong Beng beberapa telah sukses dan mereka harusnya belajar dari situ.
Kutai Timur- Kaltim 081254550044 (Taufik) swa_csr@ymail.com AXA Creative Design, 0341 7712324 | 08155520124
Di Sini Siapa Tidak Kenal Pak Dudung?
Telepon: Email: layout cetak
Abdul Halim Djohar (P. Dudung), Pelopor Kemitraan
Redaktur Pelaksana: CSR MW Crew Alamat Redaksi: Dsn. Jabdan- Muara Wahau
mentari profile