www.cusawiran.org
Ungkapan dari
Terima Kasih
Orang Sederhana
“Saya ini tidak pandai bicara”, demikian pengakuan pak Warno anggota CU Sawiran, “Tapi Kalau dipikir-pikir sebagai orang sederhana sebenarnya saya ingin bertanya... apakah CU Sawiran pernah merugikan anggotanya? Saya merasa nggak pernah dirugikan. Malah sebaliknya. Seperti saya ini yang cuma karyawan harian. Kalau boleh jujur saya hitung-hitung udah banyak manfaat yang telah saya dapatkan. Buktinya saat ini saya bisa punya rumah, 2 tanah pekarangan, ternak, membiayai anak sekolah, berobat kalau sakit bahkan saat saya menikah dulu, biaya pinjam di CU Sawiran. Itulah kenangan saya yang tidak akan saya lupakan seumur hidup. Padahal sebagai buruh harian lepas bayaran saya itu cuma berapa? Saya bersyukur punya CU Sawiran sehingga saya bisa begini. Kalau nggak dibantu (akses, red) kredit oleh CU Sawiran saya tidak bisa membayangkan saat ini saya bisa punya apa?! Apalagi nabung, bagaimana saya mengatur gaji saya yang cuma sebesar itu?” saya berharap CU Sawiran terus ada di sepanjang jaman sehingga anak cucu saya dapat merasakan manfaatnya Inilah komentar Pak Warno terhadap kesan sebagian kecil anggota terhadap kinerja CU Sawiran, “Saya ngelus dada mas kalau ada anggota yang nggak pernah bantu CU tapi ngomong seenaknya tentang CU. Padahal kalau mereka mau jujur pasti sudah banyak yang didapatkan dari CU. Orang seperti ini apa boleh dibilang ‘tidak pernah bersyukur’ ya? Nggak pernah lego, ya mas? Gak pernah nrimo sebagai barokah ya? Lho dia itu kalau nggak cocok di CU bisa keluar dan cari lembaga lain khan. Jadi anggota CU nggak ada yang maksa? Kan masih ada lembaga lain seperti bank, BPR, KSP yang bisa dia gunakan? Tapi aneh ada beberapa anggota yang sering sekali bilang nggak cocok dengan kebijakan CU Sawiran tetapi kok senang sama fasilitasnya. Saya setuju kita harus tegas terhadap orang seperti ini, maunya apa?”. Pak Warno merasakan betapa pentingnya memiliki rasa syukur setelah bergabung dengan CU Sawiran dan merasakan manfaatnya yang tidak kecil. “Saya menghimbau temen-temen yang senasib atau tingkat pemahamannya selevel dengan saya supaya lebih jujur pada diri sendiri tentang apa saja yang telah mereka peroleh dari CU Sawiran dan apa yang telah dibuat oleh CU Sawiran selama ini buat anggotanya. Apakah kita tidak pernah
berpikir bagaimana andaikan CU Sawiran tidak pernah ada?? Bisa-bisa keinginan saya memiliki rumah, tanah, dan sebagainya hanyalah mimpi belaka. Orang seperti saya ini mau pinjem duit ke bank, bank mana yang percaya? Belum lagi bila minta jaminan, jaminan apa yang bisa saya berikan? Sedangkan jaminan yang saya berikan di CU Sawiran adalah perkejaan saya lewat potong gaji. Mau pinjem duit kepada upaya lebih jujur pada saudara, saudara keadaannya diri sendiri tentang tidak jauh beda dengan saya. apa saja yang telah mereka peroleh dari CU Mau pinjam duit ke temen, Sawiran dan apa yang temen-temen malah banyak telah dibuat oleh CU yang sumpek juga. Alhamduliah Sawiran selama ini buat mas saya bahagia bersama CU anggotanya. Apakah kita tidak pernah berpikir Sawiran.” bagaimana andaikan CU Begitulah sepenggal Sawiran tidak pernah kisah yang ingin diungkapkan ada?? Bisa-bisa keinginan saya memiliki rumah, oleh pak Warno di sela-sela tanah, dan sebagainya kesibukan RAT yang lalu di hanyalah mimpi belaka. Sawiran. “Saya mengharap semua anggota untuk mau melihat ke belakang apa yang sudah berubah dengan hidup kita. Agar kita mampu memberikan penilaian yang obyektif terhadap lembaga dan mampu membawa lembaga kita ke depan dengan lebih baik lagi. Kita harus bisa menilai secara jujur bagaimana pengurus dan manajemen sudah bersusah payah memberikan yang terbaik buat anggota. Contoh saja lihat manajemen di TP Dinoyo pagipagi jam 06.30 sudah keliling pasar menjemput tabungan dari bedak ke bedak mulai dari uang receh Rp 5000-an. Coba juga lihat manajemen di TP Tosari dan TP Ngadisari misalnya, hingga jam 9 malam masih nyisir naik turun lembah sekedar bisa melayani anggotanya. Semua ini buat siapa? Buat mereka sendiri? Jelas tidak! Lebih baik kan mereka pulang dan tidur di rumah kongkokongko dengan anak istri. Namun Itu semua dilakukan agar anggota dilayani dengan baik dan menyenangkan. Saya berpesan agar pengurus dan manajemen tetap bersemangat, saya berdoa supaya anda selalu dilindungi Tuhan di dalam tugas anda dan diberi kesehatan dan panjang umur. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Saya kadang mengkawatirkan karyawan yang bekerja sampai larut malam dengan medan yang cukup mengerikan naik turun gunung.” Dan inilah ungkapan jujur dan sederhana dari Pak Warno terhadap CU Sawiran, “Saya termasuk anggota yang selama ini tidak pernah mengucapkan terima kasih pada CU Sawiran. Dan pada kesempatan ini, saya ingin berterima kasih untuk semua yang telah CU Sawiran lakukan buat saya dan keluarga saya. Maaf, hanya ini yang bisa saya sampaikan kepada CU Sawiran.” (Elang)
S
bulletin sawiran
Maret 2008