3 minute read
Pentingnya Peran Lintas Sektor dalam Menciptakan Generasi Berkualitas untuk Mencapai SDgs 2030
Pentingnya Peran Lintas Sektor dalam Menciptakan Generasi Berkualitas untuk Mencapai SDgs 2030
Kesehatan merupakan suatu aspek yang sangat penting, sehingga masalah kesehatan sangatlah kompleks dirasakan dimasyarakat yang mencakup seluruh komponen. Sehat Bukan hanya terhindar dari segala penyakit, namun bagaimana seorang individu bebas dari masalah mental dan spiritual serta sosial untuk mencapai tujuan hidup sebagai manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut WHO, terdapat enam masalah kesehatan dunia dimana masalah ini sangat relevan di Indonesia yang masih merupakan negara berkembang. Selain tuntutan penyelesaian agenda kesehatan MGDs, Indonesia masih dalam masa transisi atau penyakit ganda artinya penyakit tidak menular semakin tinggi namun penyakit menular masih dirasakan oleh sebagian besar penduduk sehingga negara kita membutuhkan kerja yang cukup ekstra dalam mengatasi masalah ini. Menurut Hendrik L.Blum di AS perilaku kesehatan memiliki urutan ke 2 sebagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Penyakit tidak menular disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat serta masalah lingkungan.
Advertisement
Seiring perkembangan zaman yang modern ini perilaku tidak sehat sudah menjadi kebiasaan ditengah masyarakat. Kebanyakan masyarakat cenderung untuk memakan makanan instan atau cepat saji untuk menghemat waktu. Kebanyakan makanan instan merupakan produk luar yang malah dijadikan suatu trend dan gaya hidup masa kini. Dalam waktu yang lama akan berdampak terhadap outcome yang kurang baik yaitu menciptakan generasi yang tidak sehat dan menimbulkan masalah stunting semakin meningkat di negara kita. Stunting adalah kegagalan pertumbuhan pada anak baik secara fisik maupun otak akibat kekurangan gizi pada waktu yang lama. Stunting merupakan suatu permasalahan yang sangat serius dan prioritas untuk ditangani. Hal ini sangat mempengaruhi generasi bangsa dan pembangunan keberlanjutan negara kedepannya. Pada saat ini, pemerintah melakukan upaya dalam penanganan dan pencegahan stunting. Tidak terlepas dari masalah ini, gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi stunting. Seorang ibu hamil yang tidak mencukupi gizi yang sesuai dapat melahirkan bayi dengan BBLR/ Berat Badan Lahir Rendah, begitu juga dengan pemenuhan asupan makanan yang bergizi dimulai lahir hingga tumbuh dan berkembang. Tidak hanya itu saja, pencegahan stunting juga harus dimulai dari wanita usia remaja. Hal ini sangat menunjukkan bahwa masalah gizi begitu penting untuk
menunjang pembangunan negara menuju kualitas sumber daya manusia yang lebih baik lagi.
Meskipun pemerintah telah mencanangkan program 1000 hari pertama kelahiran dimana asupan ibu harus diperhatikan agar kebutuhan janin terpenuhi secara optimal hingga umur 1000 hari. Penelitian mengatakan bahwa janin yang asupan gizinya kurang akan berpengaruh dalam adaptasi lingkungan setelah lahir. Standar dalam pencegahan stunting yaitu bayi dengan lahir panjang minimal 48 cm dan berat badan 2500 gram. Peran kerjasama lintas sektor sangat dibutuhkan dalam menangani isu dan permasalahan ini. Adanya upaya sektor pertanian dalam menciptakan kualitas pangan yang baik menjadi suatu hal yang diharuskan untuk menjadikan suatu kualitas makanan menjadi lebih baik lagi. Mendukung mutu agar nilai gizi dapat terjaga adalah peran besar dari sektor pertanian. Adanya kualitas tanaman yang baik, pengelolaan pangan yang sesuai dengan standar kesehatan merupakan upaya yang harus dilakukan. untuk menciptakan pangan atau bahan makanan yang berkualitas perlu dimulai dari petani yang memiliki kemampuan yang baik dalam penanaman. Petani harus tahu cara penanaman yang baik serta selalu mengupdate dan mengupgrde ilmu. Dibentuknya kelompok tani merupakan suatu upaya dan strategi untuk menciptakan petani yang
berkualitas. Adanya persepsi dan rasa kesamaan golongan pekerjaan serta memiliki tujuan yang sama membuat ide-ide dalam membangun tujuan bersama.
Saat ini, kasus balita yang mengalami stunting masih tinggi pada tahun 2017 dilakukan pemantuan gizi dengan prevalensi 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Sebuah penelitian tahun 2013 yang dikutip melalui departemen kesehatan mengatakan bahwa “balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita di dunia dan menyebabkan 55 juta anak kehilangan masa hidup sehat setiap tahun”. Akankah kita berdiam diri dalam menciptakan generasi bangsa yang baik? Untuk pembangunan berkelanjutan perlu adanya kerjasama lintas sektor untuk mengambil alih masing- masing pekerjaan menciptakan tujuan bersama. Dimulai dari bahan pangan yang berkualitas, cara pemilihan dan pengolahan makanan yang baik, kandungan makanan yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, pemberdayaan masyarakat sangat penting. Peran ibu dalam memperhatikan cara memasak agar tidak hilang zat serta kandungan gizi didalamnya. agar terciptanya rasa sadar dalam diri masyarakat dan mau serta mampu, memiliki rasa memiliki terhadap masalah dan solusinya, sehingga untuk ikut berperan aktif menggalakkan segala upaya dalam menjamin hidup sehat dan mendukung kesejahteraan
sehingga menghasilkan pendidikan yang berkualitas, pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang mumpuni untuk mencapai SDGs 2030.
Referensi
[1] http://www.depkes.go.id/article/view/18052800006/inipenyebab-stunting-pada-anak.html
[2] https://www.uclg.org/sites/default/files/tujuansdgs.pdf
[3] Maksoud.2017. “Evaluation of pro-inflammatory cytokines in nutritionally stunted Egyptian children”; Egyptian
Pediatric Association Gazette(65)’ 80-84
[4] Himaz, Rozana.2018. “Stunting later in childhood and outcomes as a young adult: Evidence from India”; World
Development (104)’ 344–357