PENGENALAN PRESEDEN ARSITEKTUR
1.1 Pengertian Preseden Arsitektur
Sebagai seorang perancang pasti membutuhkan studi preseden karena apa yang dilakukan di arsitektur atau proses mendesain yang kita lakukan sebenarnya adalah proses perancangan yang telah dilakukan oleh orang lain Dengan adanya studi preseden kita coba belajar apa yang sudah dilakukan oleh para pendahuluatau para arsitek dan perancangsebelum kita. Mengutip penyair Amerika yaitu Ambrose Bierce yang menyatakan bahwa “There is nothing new under the sun but there are lots of old things we don’t know” yang artinya tidak ada hal yang baru di bawah di bawah matahari atau di dunia ini melainkan banyak hal hal lama yang justru tidak kita ketahui
Mungkin kita tidak memahami bahwa sebetulnya ide desain yang kita kerjakan sudah pernah dilakukan orang lain. Ada banyak hal yang di masa lalu yang kita tidak ketahui yang kemudian terkadang di masa sekarang kita melakukan klaim bahwa apa yang kita desain ini sebuah sesuatu hal yangbaru.Hal tersebutbisa jaditidakbenar karena desainkitasudahpernah dilakukan oleh orang lain.
Menurut KBBI preseden adalah hal yang terjadi dahulu dan dapat dipakai sebagai contoh. Menurut Siregar (2021), preseden arsitektur adalah metode penilaian terhadap arsitektur yang dilakukan secara mendalam yang meliputi tiga aspek utama diantaranya yaitu aspek konseptual, aspek programatik dan aspek formal. Proses penilaian tersebut dalam kaitannya dengan desain dapat digunakanuntuk mengetahui desain yang baik dan sesuai untuk diterapkan dalam proses perancangan kita.
1.2 Fungsi Preseden Arsitektur
Preseden arsitektur pada dasarnya berfungsi sebagai referensi dalam merancang. Preseden arsitektur digunakan dengan tujuan agar sebuah karya arsitektural dapat berfungsi dengan lebih baik sesuai dengan fungsi bangunan terkait. Hal ini dikarenakan banyaknya ide baru yang muncul seiring berkembangnya jaman dan kebutuhan manusia terhadap ruang semakin berkembang Merancang dengan kajian preseden arsitektur tidak hanya sekadar meniru sebuah karya saja namun melakukan analisis disertai dengan mengkaji apakah aspek aspek dalam sebuah karya dapat dijadikan contoh atau terdapat hal yang perlu dibenahi sesuai dengan kebutuhan dalam mendesain sebuah karya yang baru. Selain menjadi inspirasi dalam
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
4
pembuatan konsep, preseden arsitektur juga membantu mengatasi permasalahan ketika merancang denah, tampak, potongan dan detail.
Dapat dilihat pada Gambar 1 tentang tahapan perancangan arsitektur yang umumnya dilakukan. Hal pertama dalam melakukan perancangan adalah mengidentifikasi problem/permasalahan dengan mengetahui tujuan, fakta dan kebutuhan. Pada tahapan kebutuhan, aktivitas yang terkait dengan besaran ruang dan ruang gerak digunakan untuk menunjang dan mengakomodasi permasalahan permasalahan kebutuhan terutama kaitannya dengan kebutuhan ruang. Kebutuhan ruang yang telah ditentukan tersebut dilanjutkan pada tahapan analisis fungsional
Tahap analisis fungsional merupakan tahapan yang paling mendasar karena dari tahapan ini kita bisa memahami dan kemudian mengetahui kebutuhan luasan ruang untuk melakukan suatu aktivitas dan melakukan sebuah kegiatan. Dari informasi tersebut kita tahu persis kebutuhan ruang atau batasan perancangan dalam luasan meter persegi (m2). Hasil tahapan analisis fungsional ini kemudian yang mendasari tahapan tahapan analisis selanjutnya Analisis lanjutan berupa analisis geometri, enclosure, konteks/tapak dan ruang spasial ini tidak hanya berbicara tentang luasan ruang saja namun tentang bagaimana elemen elemen arsitektur dapat membangun sebuah suasana. Hal hal tersebut tidak dapat kita lakukan dengan baik tanpa melakukan studi preseden.
1.3 Tipologi pada Preseden Arsitektur
Secara harfiah tipologi merupakan ilmu mengenai segala sesuatu tentang tipe. Definisi tipologi dalam arsitektur adalah suatu kegiatan untuk mempelajari tipe dari objek objek
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
5
Gambar 1.1 Posisi Studi Preseden pada Tahapan Perancangan Arsitektur
Programming/ Perencanaan
Design / Perancangan
Tujuan Fakta Kebutuhan
STUDI Preseden
arsitektural dan mengelompokkannya ke dalam suatu klasifikasi tipe berdasarkan kesamaan atau keserupaan dalam hal hal tertentu yang dimiliki oleh objek arsitektural tersebut. Kesamaan kesamaan pada objek arsitektur tersebut dapat berupa tipologi geometri, tipologi fungsi dan tipologi langgam.
a. Tipologi geometri yaitu kesamaan bentuk dasar/sifat sifat dasar seturut dengan bentuk dasar
b. Tipologi fungsi bangunan yaitu kesamaan fungsi objek objek
c. Tipologi langgam yaitu kesamaan asal usul ataupun perkembangan dan latar belakang sosial masyarakat di mana objek itu berada
Terdapat beberapa tipologi yang seringkali ditemukan dalam dunia arsitektur diantaranya adalah tipe konstruksi dalam lingkup yang luas, tipe atap, tipe pondasi, tipe raut bangunan, tipe sirkulasi, tipe kualitas bangunan, tipe lahan, tanah dan topografi, tipe sistem utilitas bangunan, tipe bukaan pada bangunan, tipe pintu, jendela dan peranginan, tipe ketinggian bangunan, tipe organisasi ruang, tipe bahan bangunan, tipe peruntukan bangunan dan tipe ketahanan dan unsur bangunan.
Menurut Clark (1996) preseden arsitektur secara sadar mengidentifikasi pola dan tema suatu objek dengan tujuan untuk menemukan archtype yaitu tipe ide dasar yang setelahnya mungkin kita bisa menciptakan dan memproduksi bentukan baru. Clark juga mencoba menilai kamus desain yang teruji oleh waktu yang kompeherensif dipahami sebagai ide formatif yang kemudian mengkonsepkannya. Kajian studi preseden ini mengkaitkan tidak hanya masa lalu namun juga dengan desain. Mencoba memahami masa lalunya seperti dan apa yang bisa kita pelajari untuk yang bisa kita terapkan dan kita modifikasi untuk di masa kini dan masa depan. Studi preseden digunakan untuk memperkaya desain kita dan menginspirasi kita. Dapat disimpulkan bahwa tipologi dalam arsitektur atau tipe suatu objek arsitektural dapat didefinisikan sebagai kriteria tertentudalam bentuk,sifat dasar,fungsi danasalusul yang yang dimiliki oleh objek tersebut. Sehingga pada studi preseden kita mencoba melihat bagaimana tipologi bangunan yang berkaitan dengan aktivitas dan ruang. Setelah kita menemukan tipologi bangunan tersebut maka hal tersebut dapat kita manfaatkan pada rancangan kita.
1.4 Aspek Utama Preseden Arsitektur
Terdapat tiga aspek utama dalam metode penilaian terhadap arsitektur yang secara mendalam pada preseden arsitektur yaitu aspek konseptual, aspek programatik dan aspek formal.
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
6
1.4.1 Aspek Konseptual
Aspek konseptual bisa diartikan sebagai filosofi dan gagasan yang mendasari karya. Hal hal yang perlu dianalisis pada aspek konseptual adalah bagaimana implikasi konsep filosofis yang dimiliki, bagaimana arsitek merumuskan konsep dan bagaimana menanggapi tuntutan programatis, konteks dan berbagai gagasan yang muncul.
1.4.2 Aspek Programatik
Aspek programatik diartikan sebagai fungsi dan hubungan antar fungsi. Hal hal yang dianalisis pada aspek programatik diantaranya metode pembuatan zoning atau pengelompokkan fungsional, penataan dan mengaitkan ruang pakai dengan sirkulasi hingga pembentukan ruang dan massa dalam kaitannya dengan program dan fungsi yang diakomodasi.
1.4.3 Aspek Formatif
Aspek formatif adalah yang terkait ruang dan bentuk. Terdapat banyak hal yang perlu dianalisis diantaranya mulai dari menganalisis bentukan dan konstruksi geometris hingga secara detail menganalisis konfigurasi keruangan.
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
7
MELAKUKAN KAJIAN PRESEDEN ARSITEKTUR
2.1 Tahap Pertama: Identifikasi
2.1.1 Mencari Objek Bangunan yang Sesuai
Metode preseden arsitektur yang pertama adalah dengan mencari objek bangunan yang sesuai dengan objek yang akan kita rancang. Objek tersebut merupakan bangunan yang sudah terbangun. Objek yang akan digunakan sebagai studi preseden bisa didapatkan dari studi literatur,pencariandiinternet,hinggasurveilangsungkelokasiobjekbangunantersebut.Tidak semua objek harus merupakan desain yang ideal dan baik. Namun objek yang dianggap kurang baik juga bisa digunakan sebagai objek preseden arsitektur. Semakin banyak objek bangunan yang digunakan sebagai kajian preseden arsitektur maka akan semakin baik dalam mengidentifikasi tipologinya. Kelengkapan informasi objek bangunan akan mempermudah kita dalam melakukan kajian preseden arsitektur berupa siteplan, denah, tampak, dan potongan bangunan. Informasi lain berupa sketsa dan ide konsep juga diperlukan dalam membantu memahami dan menganalisis objek tersebut. Format pengerjaannya dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Daftar Objek Preseden Arsitektur [JENIS FUNGSI BANGUNAN]
Deskripsi kriteria fungsi bangunan pada TOR (Term of Reference)
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
8
Foto/gambar objek Objek 1: Bangunan dari Survey Lapangan Langsung Foto/gambar objek Objek 2: Bangunan di Indonesia Foto/gambar objek Objek 3: Bangunan di Indonesia Foto/gambar objek Objek 4: Bangunan Luar Negeri dengan Konteks yang Sama Foto/gambar objek Objek 5: Bangunan Luar Negeri dengan Konteks yang Sama
Tabel 2.2 Contoh Daftar Objek Preseden Arsitektur dengan Kasus Rumah MBR Rumah MBR
Rumah Masyarakat berpenghasilan rendah yang selanjutnya disingkat Rumah MBR adalah tempat tinggal bagi masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapatkan dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah
Per 26 Januari 2022, jumlah Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kota Surabaya mencapai 1.085.588 jiwa dengan jumlah keluarga sebanyak 383.208 kepala keluarga (KK). Jumlah itu setara dengan 30 persen dari jumlah penduduk Surabaya yang mencapai lebih kurang 3 juta jiwa berdasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2020.
2.1.2 Menggambar Kembali Objek
Menggambar kembali objek yang telah didapatkan yaitu siteplan, layout, denah, tampak, dan potongan bangunan. Akan jauh lebih baik bila terdapat sketsa tampilan eksterior, suasana interior, hingga detail bangunan. Dengan menggambar kembali objek maka kita juga akan memahami bagaimana cara arsitek mendapatkan suatu bentuk dan bagaimana usaha mereka menciptakan kualitas bangunan yang baik. Formatnya dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Identifikasi Objek Preseden Arsitektur
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
9
Objek 1: Rumah di Jl. Medayu Surabaya
Objek 3: Tetra Pod, Uluwatu, Bali
Objek 5: Affordable Low Cost House, South Korea
Arsitek: [Nama Arsitek] Area: [Luas lahan] m2 Tahun: [Tahun
Informasi
[Arsitek lansekap, Mechanical
dll.]
Gambar siteplan/layout Siteplan/layout
[NAMA BANGUNAN]
pembuatan]
lainnya:
Engineer,
Gambar potongan bangunan Potongan
Gambar tampak bangunan Tampak Gambar denah bangunan Denah
Tahun: 2017
Arsitek Lansekap: Delcoin Mechanical Engineer: Tritunggal Global Mahakarya Potongan
Siteplan Denah basement Tampak
Denah Lantai Dasar
Denah Lantai 1 Denah Rooftop
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
10
2.2 Tahap Kedua: Analisa/Kajian
2.2.1 Melakukan Analisis Aspek Konseptual
Aspek konseptual bisa diartikan sebagai gagasan ataupun filosofi yang mendasari sebuah karya arsitektur Konsep arsitektur adalah sebuah narasi terhadap cara berpikir yang memunculkan pengertian dan alasan untuk menciptakan suatu produk dalam hal ini menyelesaikan desain bangunan dan struktur. Dengan kata lain konsep arsitektur bisa dianggap sebagai ide, keyakinan, opini, abstraksi, filosofi, kepercayaan, inspirasi, pemikiran, intensi, teori, gambaran, perencanaan atau hipotesis. Konsep desain akan dan selalu mempengaruhi keseluruhan proyek yang meliputi:
a. Eksteriordaninterior orientasi,massa, bentuk, penutupatap, ketinggian,pencahayaan
b. Lansekap hardscape dan softscape, jenis vegetasi, skala tanaman, penataan vegetasi
c. Finishing bangunan warna, style, tekstur, material
d. Furniture hingga utilitas genre, style, skala, jumlah, material
e. Struktur ringan, berat, tradisional, modern, vernakular
f. Material warna, keras/halus, iklim dan cuaca, tipe, style, sumber lokal, vernakular Setiapaspekproyekharusmengacupadasebuahkonsepyangdigunakanuntukpendekatan konseptual global di keseluruhan proyek ataupun satuan aspek secara tunggal.
Ada beragam cara dan banyak pendekatan yang dilakukan oleh seorang arsitek dalam menenetukan konsep untuk melakukan perancanganan arsitektur. Hal hal yang dapat dianalisis pada aspek konseptual dari objek bangunan adalah bagaimana cara arsitek merumuskan konsep yangditinjaudari bagaimana implikasi konsepfilosofisyangdimiliki dan bagaimana arsitek tersebut menanggapi tuntutan programatis, konteks dan berbagai gagasan yang muncul. Formatnya dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Analisis Aspek Konseptual
Narasi konsep
Analisis konseptual: bagaimana gagasan yang mendasari sebuah karya arsitektur dan bagaimana konsep tersebut berpengaruh pada keseluruhan proses perancangan atau sebagian kecil dari proyek. Aspek yang dapat diperhatikan:
• Eksterior dan interior
• Lansekap
• Finishing bangunan
• Furniture hingga utilitas
• Struktur
• Material dan iklim
• Hal hal yang dianggap penting dan menarik lainnya
Gambar bangunan Sketsa/ilustrasi/foto
Analisis Konseptual (Dilengkapi gambar dan penjelasan)
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
11
Gambar 2.1. Contoh Aspek Konseptual dengan Gagasan Filosofis Karya Arsitektur yang Terinspirasi dari Hiu
Gambar 2.2. Contoh Aspek Konseptual dari Tuntutan Programatis
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
12
2.7
Sebagai seorang arsitektur kenamaan, Andra Matin memiliki karakter sendiri pada tiap karya karyanya. Karakter unik ini juga ia tunjukkan dalam hunian pribadinya, AMResidence. Terletak di lingkungan yang nyaman dengan pepohonan tinggi, arsitektur rumah minimalis modern ini dirancang menyatu dengan alam sekitarnya.
Hubungan site dan Massa bangunan
Suasana asri dan sejuk yang ingin diciptakan
Konsep yang digunakan Andra Matin meliputi: 1. Konsep Terbuka dengan Teras Luas 2. Arsitektur Rumah Minimalis Modern dengan Elemen Void
Ruangan Minim Sekat
Material Bata Hitam
Elemen Kayu
Cahaya Matahari yang melimpah
Sirkulasi Udara berupa Ramp
2.2.2 Melakukan Analisis Aspek Programatik
Aspek programatik diartikan sebagai fungsi dan hubungan antar fungsi. Hal hal yang dianalisis pada aspek programatik diantaranya metode pembuatan zoning atau pengelompokkan fungsional, penataan dan mengaitkan ruang pakai dengan sirkulasi hingga pembentukan ruang dan massa dalam kaitannya dengan program dan fungsi yang diakomodasi. Dapat dilihat pada Gambar 2.3 bagaimana analisis fungsional dan analisis spasial dalam perancangan arsitekur akan menghasilkan bagaimana kebutuhan ruang dan organisasi ruang yang terjadi. Penyajian organisasi ruang tidak sebatas diagram tapi juga dapat dihadirkan pada potongan bangunan hingga bentuk 3D.
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
13
Tabel
Contoh Pengerjaan Analisis Aspek Konseptual AM Residence Karya Andra Matin
Konsep dengan Sketsa secara Intuitif pada AM Residence Karya Andra Matin untuk Menghasilkan Perancangan Denah, Bentuk Bangunan dan Suasana Ruang
3.
4.
5.
6.
7.
Gambar 2.3. Analisis Fungsional dan Analisis Spasial dalam Perancangan Arsitekur yang Menghasilkan Identifikasi Kebutuhan Ruang hingga Organisasi Ruang
Gambar
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
14
2.4. Contoh Organisasi Ruang dengan Bubble Diagram di Maggie’s Royal Marsden karya Ab Rodgers
15
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
Gambar 2.5. Contoh Programatik Ruang pada Tampilan Potongan Bangunan
Gambar 2.6. Contoh Programatik Ruang dan Sirkulasi yang Terjadi pada Tampilan 3D
2.2.3
Melakukan Analisis Aspek Formal
Aspek formatif adalah yang terkait ruangdan bentuk. Banyak hal yang perlu dianalisis diantaranya mulai dari menganalisis bentukan dan konstruksi geometris hingga secara detail menganalisis konfigurasi keruangan Ide formatif dipahami sebagai konsep yang dapat digunakan oleh seorang desainer untuk mempengaruhi atau memberi bentuk pada suatu desain. Ide ide tersebut menawarkan cara untuk mengatur keputusan, untuk mendukung susunan dan secara sadar menghasilkan suatu bentuk.
Dapat dilihat pada Tabel bahwa analisis aspek formal dapat ditinjau dari beberapa hal. Diantaranya adalah Structure yaitu struktur hingga konstruksi, Natural Light yaitu pencahayaan,Massing yaitu gubahan massa, Planto Sectionyaitu denah hingga potongan, Circulation to use space yaitu sirkulasi hingga fungsi ruang terpakai, Unit to whole yaitu unit terkecil hingga keseluruhan bangunan, Repetitive to Unique yaitu perulangan hingga keunikan,Symmetry andBalance yaitu simetri dankeseimbangan, Geometry& Grid yaitu bentukan dasar dan grid , Additive & Subtractive yaitu penambahan dan pengurangan, Hierarkhi yaitu hirarki dan Parti yaitu konsep dasar. Format pengerjaannya dapat dilihat pada Tabel 2.8 dan penjelasan lebih lanjut untuk tiap aspek dapat dilihat pada halaman Lampiran.
Tabel 2.8. Pengerjaan Aspek Formal
Gambar&analisis
Structure / Struktur
Gambar&analisis
Gambar&analisis
Gambar&analisis
Gambar&analisis
Gambar&analisis
Circulation to use / Sirkulasi hingga fungsi ruang terpakai
Gambar&analisis
Gambar&analisis
Natural Light / Pencahayaan
Gambar&analisis
Massing / Gubahan massa
Plan to Section / Denah hingga Potongan
Gambar&analisis
Repetitive to Unique / Perulangan hingga Keunikan
Unit to whole / unit Terkecil Hingga Keseluruhan bangunan
Gambar&analisis
Symmetry and Balance / Simetri dan Keseimbangan
Additive and Substractive / Penambahan dan Pengurangan
Gambar&analisis
Hierarchy / Hirarki
Gambar&analisis
Geometry & Grid / bentukan dasar & grid
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
Gambar&analisis
Parti / konsep dasar
16
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
17
2.3 Tahap Ketiga: Kesimpulan Kajian
Setelah kita melakukan analisis maka kita dapat menarik kesimpulan dari apa yang sudah kita kerjakan. Kita bisa menyimpulkan tipologi geometri, tipologi fungsi bangunan hingga tipologi langgam Kita juga bisa melihat tipe konstruksi, tipe sirkulasi, tipe kualitas bangunan, tipe lahan, tanah dan topografi, tipe bukaan pada bangunan, tipe ketinggian bangunan, tipe organisasi ruang, tipe bahan bangunan, tipe peruntukan bangunan dan tipe ketahanan, unsur bangunan dan sebagainya Hal tersebut akan mendasari kita sebagai pengetahuan dasar dalam merancang sebuah fungsi bangunan.
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
18
DAFTAR PUSTAKA
Clark, Roger, 2005. Precedents in Architecture, John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey, Canada
Siregar, F.O., 2011. Penilaian Terhadap Arsitektur, Media Matrasain, 8(1).
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
19
LAMPIRAN
Elemen Analisis pada Aspek Formal
a. Plan to section or elevation (denah hingga potongan) Hubungan antara denah dengan tampak atau potongan, dimana terdapat korelasi yang teridentifikasi melalui konfigurasi horizontal dan vertikal bangunan. Keputusan di satu area (denah) mempengaruhi keputusan di area lain (tampak/potongan).
Tabel a. Contoh Kasus Plan to Section or Elevation Plan to Section or Elevation
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
20
Equal One to One Half Analogous Proportional Inverse
b. Unit to Whole
Ide formatif yang menghubungkan unit unit ke unit lain dan terhadap bentuk keseluruhan dengan menggunakan cara khusus untuk menciptakan suatu bentukkan. Tabel b. Contoh Kasus Unit to Whole Unit to Whole
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
21
Equal Whole Unite Contained in Whole
Greater
Units Units Aggregate
Unit Overlap Units Separate
Unit
Whole
Than Sum of the
to Form Whole
c. Repetitive to Unique
Ide formatif untuk merelasikan elemen perulangan dan elemen unik dengan membangun hubungan antar komponen yang memiliki manifestasi tunggal dan ganda. Tabel c. Contoh Kasus Repetitive to Unique Repetitive to Unique
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
22
Unique
by
Rectangle Overlapped by Circle Unique in Repetitive Field Unique Added to Repetitive Unique Defined by Repetitive
Surrounded
Repetitive
d. Additive & Substractive
Suatu ide formatif dimana ada bagian bagian yang dibentuk atau dihilangkan ketika menciptakan suatu bentukkan.
Tabel d Contoh Kasus Additive & Substractive Additive & Substractive
Additive Substractive
e. Symmetry & Balance
Keseimbangan tercipta di antara komponen yang menciptakan suatu bentukkan.
Tabel e. Contoh Kasus Symmetry & Balance Symmetry & Balance
Symmetry
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
23
Balance By Geometry Balance By Positive & Negative
Balance by Configuration
f. Geometry & Grid
Ide formatif dimana konsep dari bidang dan geometri solid digunakan untuk menentukan bentukkan bangunan.
Tabel f. Contoh Kasus Geometry & Grid Geometry & Grid
Basic Geometry (up) and Circle Square (down) Grid
Rectangle Overlapped By Circle (up) and Two Squares (down)
Nine square (up) and Four square (down)
Rotated, Shifted & Overlapped (up) and Pinwheel, Radial & Spiral (down)
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
24
1.4 & 1.6 Rectangle (up) and Geometric Derivatives (down)
g. Configuration Patterns
Menggambarkan disposisi relatif dari bagian bagian, dan merupakan tema ketika merancang ruang dan mengorganisasikan kelompok ruang dan bentuk.
Tabel g. Contoh Kasus Configuration Patterns Configuration Patterns
Linear:
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
25
Cluster Nested Cocentric Binuclear
use (up) and Linear: circulation (down) Central: use (up) and Central: circulation (down) Double Center
h. Progression
Progression adalah pola dari perubahan secara berkala yang menggambarkan pergerakan dari satu kondisi/atribut ke kondisi lain.
Tabel h. Contoh Kasus Progression Progression
Hierarchy Transition Transformation Mediation
i. Reductions
Miniatur dari keseluruhan atau bagian utama dari suatu bangunan. Komponen yang dikecilkan bisa merupakan bagian dari keseluruhan, atau merupakan elemen penunjang yang ditambahkan ke bagian utama.
Tabel i. Contoh Kasus Reductions Reductions
Large Plus Small Reductions
Part of Whole Reduction
Modul Pembelajaran: Preseden Arsitektur
26