P ! 2013

Page 1

a

PORT FOLIO .

by nyoman agastyasana





greetings 01

.

02

My name is Nyoman Agastyasana, i was born on 4th July 1991

...

I have a passion and love to work according to my joy, namely design. I like to try something new and not afraid to take risks. I am a honest and hardworking person, able to work under pressure and really appreciate the time. Perfectionist, always pay attention to every detail. Personally i am a young man who adores music so much and enjoying interact with people. Thank you, and this is my Portfolio.


Personal Detail

+

Full Name

nyoman agastyasana

Date and Place of Birth Gender

jakarta, 4 juli 1991

male

ADDRESS

komp. bintara jaya permai blok a no. 151 rt 007/011 bekasi barat 17136

Mobile eMail

08561359069 agastyasana@gmail.com

Interest

music, sports, arts, travelling, movies, toys


Identity

+

Educational info

03

.

04 1995 - 1997 TK mutiara indonesia

1997 - 2003 SDN 010 pagi jakarta

2003 - 2006 SMPN 252 jakarta

2006 - 2009 SMAN 71 jakarta

2009 - 2013 Universitas Bina Nusantara

... Abilities

+

another

. .

speaking english ( fluent ) microsoft word, excel, powerpoint


March 2011 - Septe january 2012 - dec

June 2012 - Septem

September 2012 - d


Identity 05

.

06

ember 2011 .

security comitee at DKV Binus Temu Keakraban Himpunan : Marcapada

ember 2012 .

activist in Himpunan Mahasiswa DKV Binus

experience

mber 2012 .

graphic designer at Lensa Creative Yearbook (intern)

december 2012 .

illustrator and graphic designer at JWT Jakarta (intern)

+



the

.

works


01

. project

fiesta condoms print ad : bed time stories

. type group work as an art director

T

his task was to changed the mood of a product, so we changed the condom fiesta mood products that are identical with maturity, into a children with a fairy tale illustrations like little red riding hood, three little pigs and aladdin.


works 09

.

10



works 11

.

12


02

. project

gilette print ad : magazine ad

. type individual work


works 13

.

14

T

he task was to made an ads for gilette’s product. The concept was “be the spotlight” (jadilah pusat perhatian) and it’s very clearly visible in the execution. I used Gestalt theory for the hierarchy.


Bersiaplah menjadi pusat perhatian


works 15

.

16



works 17

.

03

. project

greensands print ads : original

. type student work : creating ads with full vector using mesh tools

A

t first i made a can of drink using mesh tool in illustrator. When it finished, eventually my lecturer demanded to make a poster using that can, so i decided to make an ad with “ no alcohol contained � as a concept.

18


04

. project

illegal ad : plumber promotion

. type group work as an art director.

T

he brief was so simple, its how you promote a service without a persuasive words. My team choose plumber service to be promoted and we had some research for the execution.


works 19

.

20


W

e made a simple leaked sewer, and just put the number of the plumber service on it. We paste it above the faucet, so it would gave the see-through effect to the faucet.


works 21

.

22


05

. project

illegal ad :

b

lood for Life is a social community that cointains people who cares each other, in the field of blood donation. The community was formed in March 2009 and did not collect

plumber promotion

any fees.

. type group work as an art director.

original logo

The concept for the new Blood for Life logo are “humanity” and “cheers up”. Humanity represents the people who giving help, and “cheers up” represents the people who get the help.


works 23

.

24

+

I am using a hand-written typography for representing “humanity” and the cheer up human in between “Blood” and “Life”.



works 25

.

26


06

. project

editorial : Jiffest booklet layout

. type individual work


works 27

.

28

t

his task was to made a booklet and must do layout on my own. The typography at the cover and its elements was made by me. I presents dynamic layout and modern by diagonal elements.



works 29

.

30

07

. project

website re-layout : shave for hope

. type individual work with HTML and CSS

S

have for hope was a social charity to help children with a cancer. The charity was unique, just shave your hair and you’re a part of the charity.



works 31

.

32


08

. project

website re-layout : shave for hope

Senin 20 Juni 2011

MEMPERTANYAKAN KONSEPSI KITA TENTANG

CONTENT

2

5

Musikalitas Tipografi

. type individual work

EDISI 3 TAHUN KE 1

Harga : Rp 8.000,- // Online : www.artandtype.com // E-mail : artandtype@indonesia.com

Desain Komunikasi Digital Dalam Era Kedua Revolusi Komputer

7

Pengaruh Beberapa “isme” Desain Modern (1920 - 4960)

PENGARUH BEBERAPA ‘ISME’ DESAIN MODERN (1920 - 4960) Sebelum berangkat lebih jauh, kita perlu menyamakan persepsi mengenai arti istilah modern. Dalam artikel ini, modern bukanlah masa kini melainkan sebuah periode dalam kebudayaan Barat yang dimulai sejak Renaissance pada abad ke-15 dan mencapai puncaknya pada masa revolusi industri abad ke - 18. Menurut banyak pendapat, mulai ditutup pada sekitar tahun lima puluh sampai enam puluhan. Ciri utama kebudayaan modern Barat adalah dominannya rasio, sains, dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa semangat zaman pada era modern adalah rasionalitas yang ditandai oleh berpalingnya orang Barat dan kepercayaan, mitos, tradisi ke logika rasional dan fakta ilmiah. Periode sepanjang lima abad itulah yang telah menghasilkan berbagai ... ( Bersambung ke halaman 7 )

DESAIN GRAFIS YANG IDEAL

Beberapa ‘isme’ desain Barat tidak dapat dipungkiri telah masuk ke alam pikiran kita akibat adanya proses globalisasi. Artikel ini membahas pengaruh beberapa ‘isme’ desain grafis Barat yang mempengaruhi konsepsi desain kita dalam lingkup pendidikan maupun profesi. Konsepsi tersebut sebetulnya adalah ‘versi sadar’ dan apa yang biasa kita sebut sense dan taste desain. Namun perlu ditegaskan, di sini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mencurigai atau mengkritik desain Barat. Artikel ini ditujukan untuk merangsang sikap kritis, menerangi bahkan mengangkat ke tahap paling sadar sense don taste desain kita masing-masing yang telah terpengaruh beberapa ‘isme’ desain Barat tersebut. Dengan disadari, keuntungan yang dapat diambil adalah konsepsi desain kita menjadi lebih jelas dan tidak cuma bersfat intuitif atau tidak sadar sehingga lebih dapat dijabarkan dikembangkan, Tidak ada satu desainer pun yang dengan sengaja ingin membuat karya yang buruk karena ia pasti memiliki sense dan taste tentang bagaimana desain yang ideal, Namun, kita semua tahu bahwa sense atau taste tentang desain yang ideal itu bukan ilham yang sekonyong-konyong turun dan langit melainkan sama dengan konsepsi desain milik sang desainer. Bedanya, sense bersifat intuitif dan tidak sadar sedangkan konsepsi bersifat logis dan sadar. Sense dan taste memang sering menjadi ‘senjata’ andalan desainer untuk menyelesaikan problem desain. Akan tetapi, perlu diingat bahwa ‘senjata’ itu sebetulnya berasal dan konsepsi tertentu yang setelah sekian lama dipelajari dengan sadar akhirnya mulai mengendap dalam pikiran bawah sadar. ‘Konsepsi bawah sadar’ itulah yang penulis maksud sama dengan sense atau taste. Desainer yang sudah ‘jadi’ jarang memikirkan lagi seluruh konsepnya secara sadar setiap kali ia bekerja karena memang sudah melewati semacam proses ‘pengendapan’ yang membuatnya memiliki sense dan taste. Namun, pernahkah sang desainer kini mempertanyakan asal-usul sense dan taste-nya? Konsepsi desain Barat apa saja yang sudah mempengaruhinya? Itu bukan pertanyaan yang mengada-ada melainkan hal wajar untuk dijelaskan seorang desainer atas konsepsi desain miliknya. Tanpa pertanyaan kritis seperti tadi, mungkin tidak akan pernah ada konsepsi desain yang dapat dijelaskan secara sadar melainkan hanya ada sense atau taste. Belum lagi jika kita menghubungkan hal ini dengan metode pendidikan desain. Adakah yang tahu cara mengajarkan sesuatu yang intuitif, samarsamar, dan tidak dapat dijelaskan itu ke orang lain? Taste juga dapat membuat orang mudah menerima desain tertentu dan menolak yang lain tanpa sadar. “Saya tidak tahu kenapa suka sekali melihat desain anu” adalah ungkapan umum yang membuktikan hal itu.Desainer yang tanpa sadar memiliki taste yang terpengaruh kuat Swiss Style akan lebih sulit menerima desain berkonsep Vernacular karena jauh berbeda karakternya. Jika desainer itu berpraktek profesional, mungkin

tidak terlalu masalah karena ia hanya berurusan dengan satu atau dua klien pada saat bersamaan. Mungkin ia hanya menderita rasa jengkel jika sang klien tak dapat menerima tastenya. Masalah menjadi lebih luas jika sang desainer berperan sebagai pengajar. Ia tanpa sadar cenderung menekankan satu paham misalnya Swiss Style tadi kepada puluhan mahasiswa yang punya bakat, minat, dan kecenderungan berbeda-beda. Maka, yang mungkin terjadi adalah suasana kelas yang dogmatis. Pekerjaan mahasiswa yang tidak ala Swiss Style sama saja dengan tidak ideal. Namun, sang pengajar tidak menyadari bahwa dirinya sebetulnya cuma terpengaruh. Belum lagi perdebatan antara sang pengajar dengan pengajar lainnya yang tanpa sadar terpengaruh New York School Ceritanya akan lain jika keduanya menyadari status masing-masing sebagai orang yang sama-sama kena pengaruh. Intinya bukan pada apa dan seberapa ‘benar’ taste masing-masing tetapi pada apa yang mempengaruhi sehingga taste-nya menjadi sedemikian rupa. Menyadari pengaruh suatu ‘isme’ sebenarnya membantu untuk mengungkap ‘jati diri desain’ kita. Bukankah itu hal yang menguntungkan? Sebagai komunitas desain gratis di Indonesia, kita pasti ingin mengembangkan wacana dan identitas grafis sendiri yang suatu saat akan setara dengan Barat seperti yang sudah dilakukan Jepang. ldentitas itu tidak dapat tercapai jika hanya memindahkan lalu menaruh gambar ukiran tradisional karena siapa pun dapat melakukan itu. Kita masih perlu berproses dan berdialog Iebih jauh lagi.

( Bersambung ke halaman 7 ) // 1


33

.

34

EDISI JUNI TAHUN 2011

ASAL-USUL TIPOGRAFI

TIPOGRAFI KONTEMPORER

Ingatan merupakan medium penyimpanan terbesar manusia sebagai tempat dialokasikannya ilmu pengetahuan yang diperoleh sepanjang hidupnya. Pemikiran serta pengetahuan manusia itu kemudian dituturkan turun-temurun dan mulut ke mulut melalui bahasa verbal. Di kala itu juga, manusia telah menyuarakan kata-kata terucap ke dalam lambang-lambang, tanda-tanda atau bahasa visual. Pengetahuan tidak lagi hanya berdasarkan ingataningatan perorangan, tetapi manusia telah menemukan medium penyimpanan barunya melalui gambar-gambar, simbol, dan lambang serta tanda-tandanya. Manusia kemudian menyempurnakan peradabannya itu sebagai medium baca dan belajar dan masa ke masa sampai sekarang ini hingga kita mengenal peradaban sejarah tulisan, sebagaimana perkembangan sejarah manusia itu sendiri.

Melalui perkembangan desain grafis dewasa ini, tipografi semakin dirasakan penting dalam pengolahan komunikasi visual. Keistimewaan kekuatan visual sekaligus verbal yang ada pada huruf-huruf dirasakan manakala tipografi bukan lagi sekadar desain dan abjad dan pengaturannya dalam bidang. Hampir dalam semua komunikasi visual baik di jalan-jalan, ruangan-ruangan, media cetak maupun media elektronik digital, tipograti berkembang menjadi begitu mandiri selayaknya tulisan tangan pribadi tiap-tiap individu.

TULISAN SEBAGAI AWAL BERKEMBANGNYA TIPOGRAFI Tipografi pada dasarnya mengakarkan dirinya pada perkembangan peradaban baca tulis. Bahasa tulis mempunyai posisi unik di antara bahasa verbal dan visual dan merupakan perkembangan mendasar dan bahasa gambar dan tanda yang dibunyikan berupa piktograf (simbol yang menggambarkan obyek) dan ideograf (simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks)

Makin besarnya pemakaian komputer personal, perangkat lunak yang terus-menerus disempurnakan dan kecepatan mikroprosesor yang terus meningkat, maka memilih dan mengatur huruf dengan sebuah software grafis dirasa semakin mudah saja. Tinggal meng-install, pilih, dan aturlah huruf-huruf kesukaan Anda. Setelah selesai, cetak atau kirim secara digital pada partner kerja atau orang yang Anda sukai. Sifat tipografi kini menjadi begitu personal. Kalau dahulu kita hams tergantung dengan ketersediaan huruf pada mesin cetak, sekarang tidak lagi, asalkan kita menguasai perangkat lunak grafis, maka segala sesuatu rnenjadi begitu mudah, singkat, dan cepat, baik bagi yang amatiran hingga yang profesional. Narnun dibalik segala kemudahan itu, sesungguhnyalah tipografi menyimpan ebuah kekuatan komunikasi visual yang menanti untuk digali kembali ke akar dan dasar dalam mendesain sebuah

serta fonograf (tanda atau huruf yang menandakan bunyi)’. Tulisan yang kita gunakan sekarang ini merupakan sistem alfabet yang disempurnakan oleh bangsa Romawi, yang mulanya diadaptasi dan alfabet Phoenician dan oleh bangsa Yunani dijadikan sistem alfabet dengan struktur anatomi huruf yang lebih teratur dengan penerapan bentuk-bentuk geometris. Jadi, pada hakikatnya tipografi adalah sebuah upaya menyampaikan gagasan berkenaan dengan huruf dan tulisan. Huruf dalam tulisan mempunyai nilai fungsi dan estetik yang dengan desain dan bahasa yang baik dan tepat, akan dapat melahirkan sebuah komunikasi yang interaktif antara penyampai pesan dan penerimanya. Tipografi atau desain rancangan huruf, dalam perjalanan sejarahnya, tidak pernah lepas dan pengaruh faktor kebudayaan dan kemajuan teknologi. Berangkat dan awalnya manual di atas berbagai permukaan seperti kulit, batu, kertas, mesin cetak Gutenberg, hingga teknologi digital seperti desktop publishing dan internet, dalam hal ini tipografi menyimpan catatan perjalarian sejarah tersendiri. Bagaimana sebuah huruf dan tulisan didesain menurut tuntutan dan kebutuhan zamannya masing-masing, hingga munculnya genregenre desain huruf yang spesifik pada kurun waktu tempat tertentu serta ditujukan bagi khalayak tertentu, tipografi adalah subyek yang dengan setia mengikuti perubahan-perubahan itu tanpa kehilangan esensi dan eksistensinya sendiri.

( Sambungan dari halaman 1 ) MEMPERTANYAKAN KONSEPSI KITA TENTANG DESAIN GRAFIS YANG IDEAL.

dimulai sejak aliran Art Deco (1918) dan yang paling menonjol sebetulnya adalah Bauhaus (1919). Selanjutnya, muncul ‘isme’ New York School tahun dua puluhan disusul Swiss Style tahun lima puluhan. Beberapa aspek paham desain modem yang disebutkan tadi masuk ke dunia pendidikan dan praktek desain di Indonesia. Untuk itu, perlu dibahas beberapa pengaruh paham atau ‘isme’ desain Barat modem tersebut pada konsepsi desain kita .

BAUHAUS DAN PENGARUHNYA Bauhaus adalah sebuah institusi pendidikan di Jerman yang meletakkan dasar-dasar konsep desain dan tipografi barat modern. Lewat filosofinya, Bauhaus berusaha menggabungkan antara seni, kerajinan, dan desain dengan sains dan teknologi serta menolak pembedaan antara seni murni dan seni terapan. Suatu karya desain dapat bernilai estetis dan ilmiah. Desain yang memenuhi prinsip-prinsip Bauhaus, karena sudah dibebaskan dan berbagai ornamen yang bernuansa ‘sentimen borjuis’, diklaim bersifat universal, rasional, dan komunikatif untuk sernua sasaran. Pada masa perang dunia II, para pendiri Bauhaus yang dikejar oleh Nazi berimigrasi dan membuka New Bauhaus di Chicago, Amerika Serikat. Di tempat baru itu, mereka berbaur dengan komunitas desain Amerika dan memberi pengaruh kuat pada karakter visual tokoh desain modern seperti Paul Rand dan Saul Bass. Prinsip dasar desain Bauhaus banyak diadopsi ke dalam silabus pendidikan dasar desain grafis di berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Tokoh-tokohnya adalah Laszlo Moholy-Nagy, Herbert Bayer, Wassily Kandinsky, dan Josef Albers. Ciri-ciri pengaruh Bauhaus :

( Sambungan dari halaman 1 ) PENGARUH BEBERAPA ‘ISME’ DESAIN MODERN (1920 - 4960)

Karna Karna Mustaqim Mustaqim

Dalam perkembangan desain grafts dewasa ini, tipografi dirasakan semakin penting dalam wujud olahan komunikasi visual Sesungguhnya, huruf-huruf itu sendiri bukanlah sekadar tampakan visual belaka, entah di jalan, toko-toko, buku, dan setiap sudut ruang perkotaan yang kita lalul. Huruf berguna untuk memenuhi berbagai keperluan hidup dan lebihjauh lagi mewakili wajah budaya

// 2

t

Desainer harus benar-benar mengerti bagaimana orang berpikir dan membangun sebuah arti pada waktu mereka bertemu dangan informasi, baik berupa obyek maupun situasi. Dalam domain digital interaktif, sebuah pengertian atau maksud terbangun melalui partisipasi aktif dan setiap user yang menginterpretasikan pesanpesan nonlinear multivalent tersebut. Timothy Druckerry, dalam makalahnya di Siggraph, menyebutkan bahwa dalam media interaktif, teori komunikasi visual harus dipadu padankan dengan teori percakapan.

Namun, mungkinkah hal itu dapat dilakukan jika kita tidak sadar akan pengaruh-pengaruh desain Barat pada konsepsi desain kita? Jangan-jangan kita bukannya menggali identitas sendiri malahan dengan senang hati, sukarela, dan tanpa sadar menjadi ‘agen-agen isme’ New York School misalnya. Selama belum menyadari apa dan siapa saja yang mempengaruhi desain kita, mungkin saja kita Cuma jadi pengekor. Namun perlu ditekankan sekali lagi, sadar sama sekali bukan anti melainkan mampu melihat dengan lebih netral, kritis, dan analitis. Kesadaran memungkinkan kita untuk menganalisis berbagai aspek dan paham atau ‘isme’ tertentu yang mempengaruhi sense dan taste masingmasing, Analisis sadar atas sense dan taste desain merupakan modal bagi semacam dialog desain yang mutlak diperlukan jika kita ingin menggali identitas desain grafis lokal. Bagaimana sebuah dialog dapat berlangsung jika para pesertanya cuma bicara sense dan taste yang tidak dapat dijelaskan dan subyektif itu? Subyektivitas memang defacto sumber kekayaan dan keanekaragaman dalam desain grafis namun harus dapat dijelaskan jika ingin dibawa ke dalam sebuah dialog.Akhirnya, kita akan mulai membahas pengaruh desain Barat pada wacana pendidikan maupun profesi desain grafis di tanah air. Pembahasan akan disusun secara kronologis disertai gambaran mengenai kecenderungan suatu masa dalam kebudayaan Barat tanpa maksud untuk menjadi semacam karangan sejarah atau analisis kebudayaan karena penulis bukanlah ahlinya. Cara penyusunan tersebut hanyalah untuk memahami situasi dan semangat zaman yang mempengaruhi tiap paham desain pada eranya masingmasing.

MUSIKALITAS

TIPOGRAFI

pemikiran-pemikiran lain seperti budget jangka panjang (long term budgeting) dan integritas desain (menjaga keutuhan desain secara keseluruhan). Di sini, desainer mendapat kesempatan untuk mengevaluasi secara dinamis kesuksesan sebuah produk on line melalui feedback dan banyaknya dan lamanya user/audience mengunjungi situs on line tersebut. Sekarang, kita dapat mengukur apa yang menarik buat audience dan siapa yang tertarik agar terjadi lingkaran interaksi yang berkesinambungan, testing, dan juga redesign. Sebuah karya desain menjadi semacam prototype yang terbuka untuk diperbaiki dan ditingkatkan dan segala segi. Pada akhirnya, reaksi audience/user ikut memberi pengaruh pada hasil desain. Keputusan yang dibuat user dan feedback yang aktif menjanjikan tingkat yang Iebih dalam lagi dalam komunikasi interaktif.

his task was to made a layout of newsletter including the logo that i made on my own. The layout using typography knowledge such as hierarchy and consistency on each page.

perubahan dan penemuan dalam bidang mulai dan filsafat, sains, teknologi, seni, desain dan industri sampai ke bentuk masyarakat modern yang kita kenal pada masa sekarang. Indonesia yang terletak di belahan Timur dunia pun merupakan tempat yang tidak luput dan pengaruh modernitas Barat akibat terjadinya proses globalisasi. khususnya Constructivism (1913), Dada (1915) dan De Stijl (1917). Desain modern

1.

Penggunaan modul geometris sebagai struktur sebuah gambar, lay-out atau desain.

2.

Penggunaan golden section, grid berbagai sarana matematis lainnya untuk mencapai proporsi yang ideal.

3.

Penerapan prinsip-prinsip dasar seni rupa.

4.

Penerapan teori warna secara rasional.

5.

Penerapan abstraksi (Bauhaus sendiri sangat dipengaruhi beberapa aliran Modern Art).

6.

Penekanan pada prinsip legibility, clarity, dan hirarki typografI.

7.

Penekanan pada desain yang metodologis dan rasional/fungsional

Ciri-ciri pengaruh New York School 1.

Kecenderungan pada proyek-proyek perikianan dan gratis korporasi.

2.

Pengintegrasian berbagai teori atau metode marketing massal.

3.

Desain bersifat research-based dan ditujukan untuk menjual.

4.

Lebih mementingkan ide-ide yang bersifat ‘nakal’ atau witty ketimbang eksperimen gratis.

5.

Penerapan berbagai metode berpikir kreatifdalam mencari ide.

6.

Kecenderungan abstraksi (New, York School terkena pengaruh New Bauhaus).

7.

Kecenderungan pada lay-out dan lypografi yang fungsional.

SWISS STYLE DAN PENGARUHNYA Paham terakhir era modern tahun lima puluhan adalah International Typography Style atau Swiss International Style dan Swiss yang banyak dipengaruhi aspek rasionalitas desain Bauhaus. Hampir sama seperti pendahulunya tadi, para desainer dan pengajar dan Swiss juga mengklaim telah menemukan bahasa visual yang universal dan diperkuat argumen-argumen ilmiah Awalnya, paham ini hanya berkutat.di seputar Eropa namun akhirnya berskala internasional setelah masuk dan diterima di Amerika Serikat kemudian disebarkan ke berbagai penjuru dunia lewat korporasi besar. Gaya Swiss International Style kerap menjadi pakem standar untuk corporate graphics dan information graphics. Swiss Style juga memberi kesan profesi desain sebagai intelek dan ‘tinggi’

NEW YORK SCHOOL DAN PENGARUHNYA Pada periode tahun dua puluh sampai lima puluhan, desain grafis Amerika Serikat didominasi The New York School of Advertising dengan metode “The Big Idea” yang sangat menonjol. Mereka sering menyebut desain grafis sebagai Commercial Art karena paham dan pekerjaan mereka yang berkisar pada dunia perdagangan komersial. Kalangan desain grafis dan New York (East Coast) yang dipengaruhi New Bauhaus dalam beberapa aspek ini memberi warna kental pada desain gratis dan perikianan modern seluruh Amerika Serikat setelah pengaruhnya sampai ke daerah Pantai Barat (West Coast). Di sisi lain, New York School juga memancarkan semacam aura akan profesi desain yang ‘berkelas tinggi’ dan mahal. Hal itu merupakan cermin kondisi Amerika Serikat yang bangkit dar krisis ekonomi pasca perang dunia lewat cara industri kapitalis. Industri yang mencapai sukses finansial mengganjar desainernya dengan sukses yang sama Pengaruh New York School di Indonesia masuk lewat literatur, perusahaan perikianan, dan pendidikan desain yang mengacu pada periklanan. pendidikan desain yang mengacu pada periklanan. Pengaruh New York School di Indonesia masuk lewat literatur, perusahaan perikianan.

// 7

Swiss Style poster exhibtion. 1919 Switzerland


09

. project

music video :

S

ajama cut is a band from Jakarta with indie rock, noise pop, lo-fi styles of music. The song, Less Afraid tells about betrayed love,

sajama cut - less afraid

. type individual work manual draw

affair, and revenge.


works 35

.

36


the girl

The character was manual-made, i scanned them after i drew it, and turn it into vector. The style was urban art style, my lovely style since high school.


works

the affair guy 37

.

38

the guy



works 39

.

40

10 . project

event poster : keluarga mahasiswa Hindu Binus

. type individual work : digital painting

T

his was my experiment according to the cover of STEFAN SAGMEISTER’s book. I wonder how to make that cool covers, so this is the result of my curiosity. I pick HANOMAN as an object.



works 41

.

42


b

ewildered is my instrumental band. The concept was simple, the emotion. The red one is an anger, and the blue one is a calmness. The point of this poster was to show the playground of both emotion, just like their song.

11 . project personal : Bewildered poster

. type individual work : digital drawing


works 43

.

44



works 45

.

46

12 . project personal : childhood

. type individual work -

G

anesha is one of my Gods. As a Hindu, i’ve learn a lot about the life from him. So i made some appreciation for him by paint a picture of him in a flying-kid body by

digital painting

photoshop.



the

final

Project .



works 49

.

50

13 . project

final project : weda bhatara

. type individual work illustrations book

w

eda Bhatara was my final project in University. This book revealed the 33 Hindu gods based by Veda. This is an illustration book with about 40-50 illustration in Bali style with semi digital method.

The function of the book is to giving a knowledge to people who interested in gods and for the Hindu’s itself. A lot of Hindu people just know a few common gods, but not their roots.


The typeface was handlettered-made. It used Bali characteristic, dynamic. The font kinda like Balinese aksara but in the modern way.


works 51

.

52


Weda Bhatara Nyoman Agast yasana Hak Pener bitan pada KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) KPG 901 15 9069 Cetakan Per tama, 4 Juli 2013

I lustrasi

Nyoman Agast yasana Perancang Sampul

Nyoman Agast yasana Penata L etak

Nyoman Agast yasana

AGAST YASANA, NYOMAN WEDA BHATARA Jakar ta: KPG 2013 150 Halaman : 19.5cm x 25.5cm ISBN : 978-979-91-2535-5

1

2


Tra yam baka Mer upakan nama lain dar i de wa yang dipuja hingga sekarang, yaitu de wa S iwa, penguasa ter tinggi dar i selur uh kehidupan manusia. Termasuk dalam Tr i Mur ti, de wa ini sangat ber pengar uh dalam r itual pemujaan agama Hindu.

145

146

Tra yam baka

De wa ini digambarkan persis seper ti de wa S iwa, yaitu bermata tiga, ber badan bir u dengan memakai pakaian dar i kulit macan. Tar ian Tandava mer upakan tar ian penghancur, apabila ia melakukan tar ian tersebut, maka itu isyarat untuk semua de wa, untuk mengakhir i kehidupan di dunia, dan menggantinya dengan yang bar u.

De wa Trayambaka mer upakan jelmaan de wa S iwa pada jaman dahulu. Ia mer upakan hakim ter tinggi dalam kehidupan. Di India, banyak umat Hindu yang menganut paham monotheisme, yaitu hanya memuja pada satu de wa saja. Dan yang paling banyak dipuja disana ialah de wa S iwa, karena de wa tersebut mer upakan de wa ter tua dalam ajaran agama Hindu.

Di Indonesia sendir i, de wa S iwa sudah dipuja pada jaman majapahit, yaitu masa dimana penyebaran agama Hindu dimulai di Indonesia

147

148


The posters came with two colors, white and red. The white one just for a display and the red one just for a merchandise.


works 55

.

56



works 57

.

58

The process was not quite hard. I finished it first by manual drawing, then scanned it into the computer. In computer, there goes coloring process and layout.


this is of my po


the end ortfolio


“call and hire m


l me� e of course


thank you

copyright c nyoman agastyasana


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.